13
Bata Campuran 1 Pc : 4 Ps, plesteran campuran 1 Pc : 2 Ps, dan plesteran
campuran 1 Pc : 4 Ps.
7. Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela
Lingkup pekerjaan, persyaratan bahan, dan tata cara pelaksanaan.
8. Pekerjaan Atap;
Rangka atap baja ringan, penutup atap spandek.
9. Pekerjaan Plafond;
Gypsum board, alat sambung, rangka plafond, dan pemasangan plafond
gypsum.
10. Pekerjaan Lantai;
Lingkup pekerjaan dan persyaratan bahan.
11. Pekerjaan Pengecetan;
Refrensi, Persyaratan material, Pelaksanaan pengecetan
12. Pekerjaan GRC
Lingkup pekerjaan, persyaratan umum, persyaratan bahan.
13. Pekerjaan Aluminium Composite Panel;
Lingkup pekerjaan dan pemasangan.
14. Pekerjaan Listrk
Lingkup pekerjaan
15. Pekerjaan Instalas air dan santasi
Lingkup pekerjaan
14
3.1.2 Instalasi Air Bersih Dan Instalasi Listrik Sementara
Kontraktor Pelaksana atas biaya sendiri harus menyediakan Instalasi air
bersih dan Instalasi listrik sementara selama berlangsungnya masa pelaksanaan
pekerjaan untuk keperluan operasional dan keperluan pekerjaan-pekerjaan
konstruksi.
15
3.2.1 Pembersihan Lapangan
Pembersihan lapangan dilakukan bertujuan untuk membersihkan lokasi
pekerjaan dari segala sesuatu yang dapat menganggu pelaksanaan pekerjaan. Hal-
hal yang dapat mengganggu antara lain; seperti bangunan lama, hasil bongkaran
bangunan lama, pepohonan, semak belukar dan tanah humus. pengupasan terhadap
tanah humus setebal minimal 30 cm sebelum dilakukan pekerjaan konstruksi.
16
3.3.2 Urugan Galian Pondasi
Urugan galian pondasi dikerjakan setelah pengecoran pondasi selesai
dikerjakan. Pekerjaan urugan dilakukan selapis demi selapis dengan ketebalan tiap
lapisan 15–20 cm dalam keadaan padat, dibasahi dan dipadatkan dengan
menggunakan hand compactor sampai keadaan padat
17
3.4 Pekerjaan Pondasi
Pondasi merupakan struktur bagian bawah suatu konstruksi bangunan
gedung yang berfungsi untuk meneruskan beban pada konstruksi atas kedalam
tanah. Pekerjaan pondasi terdiri dari pekerjaan bored pile dan pondasi tapak.
18
2. Kontraktor harus membuang semua air tanah yang ada dalam galian
pondasi sebelum memulai pekerjaan pondasi tapak.
3. Pekerjaan pengecoran pondasi tapak tidak boleh dikerjakan dalam kondisi
galian pondasi tergenang air.
4. Pada bagian paling dasar pondasi dilapisi dengan pasir urug dengan
ketebalan minimal 5 cm. Lapisan pasir urug harus dipadatkan dengan
kepadatan yang cukup.
5. Diatas lapisan pasir urug dikerjakan pekerjaan lantai kerja (line concrete)
dengan ketebalan minimal 5 cm dari campuran 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr. Pekerjaan
lantai kerja tidak boleh dilakukan dalam kondisi galian pondasi tergenang
air.
6. Perakitan tulangan pondasi tapak dilakukan langsung diatas lantai kerja
atau dapat juga dilakukan di bengkel kerja Kontraktor pelaksana. Jumlah
dan diameter tulangan pondasi tapak sesuai dengan Gambar Bestek.
7. Bentuk dan dimensi pondasi tapak sesuai dengan Gambar Bestek.
8. Hasil pekerjaan pondasi tapak harus benar-benar tegak lurus dalam arah
horizontal dan tegak lurus arah vertikal hal ini dibuktikan dengan
pekerjaan theodolit atau pengukuran manual.
9. Semua pondasi tapak beton bertulang dibuat dari beton dengan mutu
K\250.
10. Hasil pekerjaan pondasi tapak beton bertulang harus disetujui oleh
Konsultan supervisi.
19
3.5.2 Peraturan – Peraturan.
Kecuali ditentukan lain di dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar
pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut :
1. Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK SNI T-
15-1991-03).
2. Pedoman Beton 1989 (SKBI – 1.4.53.1988).
3. Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung SNI 03-
1727-2002
4. Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur
Tembok Bertulang untuk Gedung 1983.
5. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)/NI-3.
6. Peraturan Portland Cement Indonesia 1972/NI-8.
7. Mutu dan Cara Uji Semen Portland (SII 0013-81).
8. Mutu dan Cara Uji Agregat Beton (SII 0052-80).
9. ASTM C-33 Standard Specification for Concrete Agregates.
10. Baja Tulangan Beton (SII 0136-84).
11. Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton (SII 0784-83).
12. American Society for Testing and Material (ASTM).
13. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
14. Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung (SKBI-2.3.53.1987 UDC :
699.81 : 624.04).
20
lambat 10 hari sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus mengusulkan metode
kerja dan harus disetujui oleh Konsultan pengawas.
21
- Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari
bahan-bahan organis, lumpur dan kotoran lainnya. Kadar lumpur harus
lebih kecil dari 4 % berat. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang
beraneka ragam besarnya dan apabila diayak harus memenuhi syarat sbb. :
Tabel 3.2. Ketentuan ayakan agregar halus
sisa di atas ( % berat )
Ayakan 4.00 mm ≥2
Ayakan 1.00 mm ≥10
Ayakan 0.25 mm 80 – 95
22
Bahan campuran tambahan yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air
pencampur, memperlambat atau mempercepat pengikatan dan/atau pengerasan
beton harus memenuhi “Specification for Chemical Admixtures for Concrete”
(ASTM C494) atau memenuhi Standar Umum Bahan Bangunan Indonesia.
6. Kualitas Beton.
Kualitas beton yang dipakai pada untuk bangunan Bertingkat adalah beton
dengan mutu K-250 untuk struktur utama seperti Pondasi Tapak, Kolom Pedestal,
Sloof, Kolom Utama, Balok Lantai, Plat Lantai, Plat Tangga, Bordes, dan Ring
Balok. Untuk memastikan bahwa kualitas beton rencana dapat tercapai, Kontraktor
harus melakukan percobaan sesuai dengan yang disyaratkan oleh peraturan yang
berlaku.
7. Disain Adukan Beton.
Proporsi campuran bahan dasar beton harus ditentukan agar beton yang
dihasilkan memberikan kelecakan (workability) dan konsistensi yang baik,
sehingga beton mudah dituangkan ke dalam acuan dan ke sekitar besi beton,
tanpa menimbulkan segregasi. Campuran beton harus dirancang sesuai dengan
mutu beton yang ingin dicapai, dengan batasan di bawah ini :
23
Untuk beton kedap air atau beton pada kondisi lingkungan khusus, maka
harus dipenuhi syarat pada table 3.4
Tabel 3.4. Ketentuan minimum untuk beton kedap air
Kondisi Faktor air Jumlah semen
Jenis Struktur berhubungan
lingkungan semen Minimum
dengan maksimum (kg/m3)
8. Pengujian bahan
Umum.
1. Ketentuan dan syarat yang tertulis di bawah ini merupakan ringkasan dari
Pedoman Beton 1989, sehingga jika terjadi perbedaan interpretasi atau hal
lain yang bertentangan harus dikembalikan kepada ketentuan dari Pedoman
Beton.
2. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melaksanakan segala pengujian
termasuk mempersiapkan contoh benda uji dengan jumlah sesuai yang
disyaratkan. Kontraktor harus menyerahkan hasil pengujiannya setelah hasil
uji diperoleh untuk persetujuan oleh Konsultan pengawas.
3. Jika pengujian dan pelaksanaan tidak memenuhi syarat, maka Kontraktor
harus melaksanakan pengujian ulang dengan campuran yang lain dan
selanjutnya mengevaluasi kembali hasil uji tersebut hingga diperoleh hasil
yang diinginkan.
4. Semua pengujian dan pemeriksaan di lapangan harus dilakukan sesuai dengan
pengarahan Konsultan pengawas.
5. Untuk semua bahan semen dan besi beton yang dikirim ke lapangan,
Kontraktor harus mendapatkan salinan sertifikat pengujian dari pabrik,
dimana pengujian dilakukan secara berkala, dengan cara pengujian sesuai
dengan spesifikasi ini.
24
- Pengujian Agregat.
Pengujian Pendahuluan Agregat.
1. Kontraktor harus melakukan pengujian pendahuluan agregat sebagai berikut:
a. Sieve analysis
b. Pengujian kadar lumpur dan kotoran lain.
c. Pengujian unsur organis.
d. Pengujian kadar chlorida dan sulfat.
2. Hasil pengujian tersebut harus diserahkan kepada Konsultan pengawas
untuk mendapatkan persetujuan.
3. Pengujian a) dan b) dengan pengujian kadar air dari setiap jenis agregat
harus dilakukan terhadap setiap contoh untuk setiap trial mix.
- Benda Uji Agregat.
1. Kontraktor harus melaksanakan pengujian atas agregat yang akan
digunakan untuk menghasilkan beton seperti yang disyaratkan. Jumlah
minimum untuk pengujian agregat yang dipakai untuk pekerjaan beton
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.5. Jumlah minimum pengujian agregat
25
1. Benda uji harus diberi kode/tanda yang menunjukkan tanggal pengecoran,
lokasi pengecoran dari bagian struktur yang bersangkutan.
2. Benda uji harus diambil dari mixer, atau dalam hal menggunakan beton
readymix, maka benda uji harus diambil sebelum beton dituang ke lokasi
pengecoran, sesuai dengan yang disyaratkan oleh Konsultan pengawas.
- Jumlah benda uji beton.
1. Pada awal pelaksanaan, harus dibuat minimum 1 benda uji per 1.50 m3 beton
hingga dengan cepat dapat diperoleh 30 benda uji yang pertama. Benda uji
harus berbentuk kubus berukuran 15cm x 15cm x 15cm. Benda uji bentuk
lainnya dapat digunakan jika disetujui oleh Konsultan pengawa. Selanjutnya
pengambilan benda uji sebanyak 2 (dua) buah dilakukan setiap 5 m3 beton.
Benda uji tersebut ditentukan secara acak oleh Konsultan pengawas dan
harus dirawat sesuai dengan persyaratan.
2. Jumlah benda uji beton untuk uji kuat tekan dari setiap mutu beton yang
dituang pada satu hari harus diambil minimal satu kali. Pada setiap kali
pengambilan contoh beton harus dibuat dua buah spesimen kubus. Satu data
hasil uji kuat tekan adalah hasil rata-rata dari uji tekan dua spesimen ini yang
diuji pada umur beton yang ditentukan, yaitu umur 7 hari dan 28 hari.
3. Jika hasil uji beton kurang memuaskan, maka Konsultan pengawas dapat
meminta jumlah benda uji yang lebih besar dari ketentuan di atas, dengan
beban biaya ditanggung oleh kontraktor.
4. Jumlah minimum benda uji yang harus dipersiapkan untuk setiap mutu
beton adalah :
Tabel 3.6. Jumlah minimum benda uji
Jumlah
Waktu perawatan (hari)
Jenis Struktur minimum
benda uji 3 7 28
Beton Bertulang 4 - 2 2
Beton Pratekan 6 2 2 2
26
- Laporan hasil uji beton.
Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas hasil uji beton dari laboratorium
penguji untuk disahkan oleh Konsultan pengawas. Laporan tersebut harus
dilengkapi dengan perhitungan tekanan beton karakteristiknya
- Evaluasi Kualitas Beton berdasarkan Hasil Uji Beton.
1. Deviasi Standar - S Deviasi standar produksi beton ditetapkan berdasarkan
jumlah 30 buah hasil test kubus. Deviasi yang dihitung dari jumlah contoh
kubus yang kurang dari 30 buah harus dikoreksi dengan faktor pengali
seperti tercantum dalam tabel berikut :
fc fcr
2
S
N 1
Tabel 3.7. factor pengali
1.16
20 1.08
25 1.03
1.00
2. Kuat tekan rata-rata - f’cr Target f’cr yang digunakan sebagai dasar dalam
menentukan proporsi campuran beton harus diambil sebagai nilai yang
terbesar dari formula berikut ini :
f’cr = fc’ + 1.64 S atau f’cr = fc’ + 2.64 S - 40 kg/cm2.
3. Kuat tekan sesungguhnya. Tingkat kekuatan suatu beton dikatakan tercapai
dengan memuaskan, jika kedua syarat berikut dipenuhi :
a. Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji yang masing-masing terdiri
dari 4 hasil uji kuat tekan tidak kurang dari (fc’ + 0.82 S).
b. Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari 2 benda uji) mempunyai
nilai dibawah 0.85 fc’.
27
Bila salah satu dari kedua syarat di atas tidak dipenuhi, maka harus diambil
langkah untuk meningkatkan rata-rata hasil uji kuat tekan berikutnya atas
rekomendasi KP.
- Pengujian Tidak Merusak (Non Destructive Tests)
Jika hasil evaluasi terhadap mutu beton yang disyaratkan ternyata
tidak dapat dipenuhi, maka jika diminta oleh Konsultan pengawas, Kontraktor
harus melaksanakan pengujian yang tidak merusak yang dapat terdiri dari
hammer test, pengujian beban dan lain lain. Semua biaya pengujian ini
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Lokasi dan banyaknya pengujian akan
ditentukan secara khusus dengan melihat kasus per kasus.
- Pengujian Besi Beton.
1. Sebelum besi beton dipesan, Kontraktor wajib mengambil benda uji besi
beton masing-masing 2 buah dengan ukuran panjang 100 cm sesuai dengan
diameter dan mutu yang akan digunakan. Selanjutnya benda uji besi beton
harus diambil dengan disaksikan oleh Konsultan pengawas sebanyak 2 buah
untuk setiap 20 ton untuk masing-masing diameter besi beton. Uji besi beton
terdiri dari uji tarik dan uji lentur.
2. Pengujian mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana
dipandang perlu oleh Konsultan pengawas. Contoh besi beton yang diambil
untuk pengujian tanpa disaksikan Konsultan pengawas tidak diperkenankan
dan hasil uji dianggap tidak sah. Semua biaya uji tersebut sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3. Benda uji harus diberi tanda dengan kode yang menunjukkan tanggal
pengiriman, lokasi terpasang, bagian struktur yang bersangkutan dan lain-
lain data yang perlu dicatat.
4. Jika akibat suatu alasan, seperti hasil uji yang kurang memuaskan, maka
Konsultan pengawas berhak untuk meminta pengambilan contoh benda uji
lebih besar dari yang ditentukan di atas, dengan beban biaya ditanggung
oleh Kontraktor.
28
9. Acuan/Bekisting
Umum
1. Kontraktor harus membuat acuan yang dapat dipertanggung jawabkan secara
struktur baik kekuatan, stabilitas maupun kekakuannya serta layak untuk
digunakan. Acuan merupakan suatu bagian pekerjaan struktur yang berguna
untuk membentuk struktur beton agar sesuai dengan gambar rencana
2. Jenis acuan harus sesuai dengan yang disyaratkan di dalam spesifikasi ini.
Kontraktor dapat mengusulkan alternatif acuan dengan catatan bahwa harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Di dalam penawarannya, Kontraktor wajib
menawarkan sesuai dengan yang ditentukan di dalam spesifikasi.
3. Semua bagian acuan yang sudah selesai digunakan harus dibongkar dan
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan. Tidak dibenarkan adanya bagian acuan yang
tertanam di dalam struktur beton.
4. Pada struktur beton kedap air, cara pemasangan acuan dan bukaan pada acuan
harus dibuat sedemikian rupa, sehingga bukaan tersebut harus dapat ditutup
dengan sempurna, sehingga bebas dari kebocoran. Semua pengikat acuan (ties)
harus dilengkapi dengan material tertentu seperti water baffles sehingga pada
saat dicor akan menyatu dengan struktur beton.
29
5. Batu bata mempunyai Kuat Tekan minimal 30 kg/cm2.
6. Perubahan-perubahan pada dimensi dan ukuran batu bata karena
mengikuti dimensi dan ukuran yang berlaku pada daerah tertentu harus
disetujui oleh Konsultan supervise.
7. Toleransi hanya diperbolehkan untuk dimensi dan bukan untuk kualitas.
30
3.6.3 Pasangan Dinding Batu Bata ½ Bata Campuran 1 Pc : 2 Ps
- Proses Pelaksanaan
1. Pasangan batu bata ½ bata campuran 1 Pc : 2 Ps dikerjakan hanya pada
dinding-dinding yang langsung berhubungan dengan air seperti dinding
KM/WC, bak air, dan dinding tempat whuduk.
2. Perekat atau spesi yang dipakai adalah dari campuran 1 Pc : 2 Ps dengan
ketebalan maksimal 1,5 cm dan minimal 1 cm.
3. Batu bata harus disiram terlebih dahulu dengan air sebelum dipasang.
4. Batu bata harus dipasang dengan posisi lapis demi lapis saling bersilangan
dan tidak satu garis sambungan.
5. Untuk dinding selain kamar mandi dan tempat whuduk tinggi pasangan
batu bata ½ bata dengan campuran 1 Pc : 2 Ps minimal 40 cm.
6. Untuk dinding kamar mandi dan tempat whuduk tinggi pasangan batu bata
½ bata dengan campuran 1 Pc : 2 Ps minimal 150 cm.
7. Pasangan batu bata ½ bata dengan campuran 1 Pc : 2 Ps harus kedap air
(trasram).
8. Pasangan batu bata tidak boleh melengkung dalam arah vertikal dan dalam
arah horizontal.
9. Setiap tinggi 30 cm pemasangan bata harus disediakan benang-benang
untuk ketepatan elevasi dan kedataran permukaan.
10. Hasil pemasangan batu bata ½ bata dengan campuran 1 Pc : 2 Ps harus
disetujui oleh Konsultan supervise.
31
4. Batu bata harus dipasang dengan posisi lapis demi lapis saling bersilangan
dan tidak satu garis sambungan.
5. Pasangan batu bata tidak boleh melengkung dalam arah vertikal dan dalam
arah horizontal.
6. Setiap tinggi 30 cm pemasangan bata harus disediakan benang-benang
untuk ketepatan elevasi dan kedataran permukaan. Hasil pemasangan batu
bata ½ bata dengan campuran 1 Pc : 4 Ps harus disetujui oleh Konsultan
supervisi.
32
2. Plesteran dari campuran 1 Pc : 4 Ps .
3. Tebal plesteran dinding minimal 1,5 cm.
4. Plesteran campuran 1 Pc : 4 Ps dilakukan pada pasangan dinding bata
dengan campuran 1 Pc : 4 Ps.
5. Plesteran harus menghasilkan permukaan yang rata untuk semua bidang
dinding yang diplester.
6. Plesteran tidak boleh meninggalkan sambungan-sambungan antara
plesteran lama dengan plesteran baru yang tidak rata. Lama antara plesteran
lama dengan plesteran baru tidak boleh lebih dari satu hari kecuali
ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi.
7. Hasil pekerjaan plesteran harus benar-benar halus permukaannya sehingga
ketika dilakukan pekerjaan cat dinding tidak menimbulkan bekas.
8. Hasil pekerjaan plesteran harus disetujui oleh Konsultan supervisi.
33
- Kunci tanam double slag, merk akan ditentukan kemudian.
4. Daun pintu panel kayu bahan Pabrikan UPVC dengan kualitas baik yang
dibentuk sesuai gambar kerja.
5. Daun jendela terbuat dari panel kaca, rapi dan tidak ada celah, ukuran
sesuai gambar UPVC yang dipakai harus kualitas baik, lurus dan pabrikasi.
c. Pengunci dan Penggantung.
- Engsel 3 inchi, type dan merk akan ditentukan kemudian.
- Dilengkapi hak angin, pengunci dan tarikan, merk ditentukan
kemudian.
6. Kaca harus memenuhi specifikasi Sbb :
- Kaca harus mutu baik
- Ketebalan kaca 5 mm
- Warna akan ditentukan kemudian
34
3.8 Pekerjaan Atap
3.8.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan atap terdiri pekerjaan rangka atap Truss Alumunium (baja ringan)
untuk semua rangka atap dan penutup atap Selulosa Bitumen 0.3 mm untuk
semua penutup atap. Pekerjaan atap ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan
semua tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan perlengkapan dan hal lainnya
sehingga pekerjaan ini didapat hasil yang baik.
35
antara satu keping bubungan dengan keping bubungan lainnya harus sesuai
dengan persyaratan pabrik .
5. untuk pekerjaan rangka dan penutup atap rangka baja jumlah
pekerja yang dibutuhkan adalah lima sampai enam orang.
6. Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak
mengakibatkankebocoran.Apabilaterjadikebocoran setelapemasangannya,
maka bagian yang bocor tersebut harus dibongkar dan dipasang baru
36
3.9.3 Pemasangan Plafond Gypsum
Pemasangan Plafond Gypsum Board dilakukan langsung pada rangka furing
dengan alat sambung paku gypsum. Celah-celah yang terjadi akibat pemasangan
harus dirapikan dengan dempul Gypsum dan Stiker Gypsum untuk menghindari
penampakan sambungan. Pada sudut-sudut ruangan dipasang list profil gypsum
ukuran 9,5/15 cm. Pada posisi tertentu atau sesuai dengan Gambar Bestek dipakai
list plafond dari bahan Stainless Steel Siku ukuran 10x10x 5 mm. Cara pemasangan
harus mengikuti denah rangka plafond yang ada dalam Gambar Bestek.
37
3.10.2 Persyaratan Bahan
1. Mempunyai kwalitas baik, produksi dalam negeri dan memenuhi
standard SII. Warna akan disesuaikan berdasarkan petunjuk dari Direksi.
Ketebalan minimal 8 mm, dengan ukuran seperti yang tertera dalam
gambar bestek dan memenuhi standar berikut:
- PUBI:Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia - 1982 (NI-3)
- ANSI: American National Standard Institute.
- TCA : Tile Council of America, USA.
- TCA 137.1 - Recommended Standard Spesification for Ceramic Tile
2. Memenuhi standar mutu akan lebih memiliki ketahanan lebih kuat dan
tidak mudah pecah. Adapun syarat mutu keramik sebagai berikut :
- Hasil akhir setelah proses pembakaran harus sempurna, di
antaranya tidak boleh terlihat adanya badan melengkung, muncul
gelembung gelembung, retak-retak, glasir lepas, lubang-lubang pada
permukaan, noda-noda dari unsur glasir ataupun akibat lain, serta
permukaan depan tidak rata.
- Tekstur bagian belakang keramik berfungsi sebagai shear conector
(pengikat) antara ubin keramik sendiri dengan adukan semen-pasir
di bawahnya. Umumnya bagian belakang keramik bermotif seperti
pada gambar.
3. Spesifikasi dan ukuran keramik dan Granit Homogenius sesuai dengan
Gambar Bestek dan Bill of Quantity.
a. Keramik
- Keramik Ukuran : 20 x 20 Cm (Untuk Lantai KM/WC)
- Keramik Ukuran 20 x 25 Cm (Untuk Dinding KM/WC)
- Keramik Ukuran 40 x 40 Cm Polished (Untuk Ruangan)
- Keramik Ukuran 40 x 40 Cm Unpolished (Untuk Selasar, Teras
dan TrapTangga)
- Bahan dasar keramik pada umumnya terdiri dari kaolin, kuarsa
feldspar, dan tanah liat plastis dengan atau tanpa campuran bahan
lainnya seperti zat pewarna.
38
- Proses pembakarannya harus sempurna dengan panas 1.350 - 1.580
derajat Celsius.
- Ketebalan : Minimum 8 - 10 mm atau sesuai dalam gambar.
- Daya resap : 1 %
- Kekerasan : Minimum 6 skala Mohs
- Kekuatan tekan : Minimum 900 kb per Cm2
- Daya tahan lengkung : Minimum 350 kg/m2
- Mutu : Tingkat satu, Extruded Single Firing, tahan asam dan bas
- Chemical Resistance : Konsisten terhadap PVBB’70 NI-3 pasal
33D ayat 17-23
- Bahan pengisi : Grout semen berwarna /IGI grout Spesi 1 Pc : 3
Psr.Pasang, ditambah Perekat / Carofix 2.
- Warna : Disesuaikan berdasarkan petunjuk dari Direksi
39
3.12 Pekerjaan Instalasi Air Dan Sanitasi
3.12.1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan Instalasi air adalan :
- Saluran air buangan (mandi + air hujan)
- Saluran air kotor (KM/WC)
- Saluran air bersih
- Septic tank
40
3.14 Pekerjaan Grc
3.14.1 Lingkup Pekerjaan
Meliputi semua pekerja, peralatan dan bahan-bahan yang digunakan dan
berhubungan untuk pekerjaan dengan menggunakan bahan GRC sesuai dengan
Gambar Bestek. Ornamen jendela, ventilasi dan ornamen-ornamen lainnya
dengan bahan GRC Kerawangan. sesuai dengan Gambar Bestek.
41