Pada proyek LABTEK 1A, dibagi menjadi dua pekerjaan utama, yaitu Pekerjaan dengan struktur
beton dan baja. Berikut merupakan metode pelaksanaan konstruksi untuk masing – masing
pekerjaan yang menggunakan struktur beton (Gedung A dan Gedung B):
1. Pekerjaan Persiapan
a) Pekerjaan Pembersihan Lokasi Pekerjaan,
Pembersihan lokasi pekerjaan yaitu membersihkan areal pekerjaan sesuai dengan volume
yang ada dengan cara membersihkan tanaman semak belukar, pohon, sampah, dan bahan
lainnya yang mengganggu dan ada disekitar lokasi agar dalam pelaksanaan pekerjaan
nantinya tidak ada kendala. Dalam pelaksanaannya digunakan alat berat excavator.
f) Pekerjaan K3
Pekerjaan K3 yang merupakan salah satu bagian utama perlindungan tenaga kerja
sehingga proses kegiatan pembangunan berjalan dengan baik dan lancar. Pelaksanaannya
dilakukan dengan melakukan rangkaian program K3L seperti Safe Healthy and
Environment Induction pada setiap tamu atau pekerja yang baru memasuki wilayah
proyek, Safe Healthy and Environment Inspection secara rutin untuk memonitor
pelaksanaan K3L pada proyek, dan lainnya. Pada proyek juga disediakan air bersih, obat
-obatan, dan diwajibkan untuk mengenakan Alat Pelindung diri (APO) berupa safety belt,
safety helmet, masker/kedok las yang digunakan pada pekerjaan pemasangan kuda-kuda
baja dan pekerjaan yang beresiko tertimpa benda keras.
Tanah dipadatkan dengan stamper sampai mencapai ketabalan dan kepadatan sesuai
dengan spesifikasi teknik. Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis daan
dipadatkan sampai mencapai paling sedikit 90 % (modifield proctor) dari kepadatan
sampai kering maksimum seperti yang tertera dalam AASHTO T99. Pelaksanaan
pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik. Apabila hujan, pemadatan harus
dihentikan. Selama pekerjaan ini, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar dari 2%
kadar air optimum. Selanjutnya, melakukan pengujian timbunan, pengujian testpit dan
cbr untuk menentukan ketebalan dan kepadatan dari timbunan. Perapihan hasil pekerjaan,
setiap material sisa diangkut utuk dibuang pada area yang telah ditentukan.
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-benar bersih dari
kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan beton.
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan dengan pipa
tremi. Bucket tersebut diangkut dengan menggunakan Tower crane untuk memudahkan
pengerjaan. Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu
beton. Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beton menggunakan vibrator.
Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai
pemadatan yang maksimal. Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan
pembongkaran bekisting. Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah
dapat dibongkar.
Selanjutnya dilakukan pembesian tie beam dengan menyediakan tulangan besi sesuai
gambar rencana. Tulangan dipasang dilokasi didahului dengan tulangan pokok unruk
mempermudah. Senhkang dipasang dengan jarak 150 mm untuk seluruh tulangan.
Kemudian, tulangan pokok diikatkan pada Sengkang dengan kawat bandrat. Sambungan
tulangan harus dilakukan selang leing dan penempatan sambungan di tempat – tempat
dengan maksimum sedapat mungkin dihindari. Sambungan lewatan harus ada
overlapping antara tulangan atas dan tulangan bawah. Dipasangkan beton decking pada
tulangan sloof untuk membuat selimut pada beton sehingga tidak ada tulangan yang
tampak karena dapat menyebabkan pengkaratan. Selanjtnya dilakukan bekisting dengan
mengadakan marking posisi bekisting yang akan dipasang, setelahnya dilakukan
pemotongan papan kayu dan perakitan bagian bekisting yang akan dibuat sesuai ukuran
tie beam. Bekisting diolesi dengan mud oil agar tidak terjadi kesulitan pada saat
pembongkaran bekisting. Bekisting dipasang tegak lurus pada lokasi tie beam yang sudah
diberi tanda kemudian bekisting yang telah dipasang dikunci dengan menggunakan kayu
dan paku agar stabil.
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-benar bersih dari
kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan beton.
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan dengan pipa
tremi. Bucket tersebut diangkut dengan menggunakan Tower crane untuk memudahkan
pengerjaan. Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu
beton. Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beton menggunakan vibrator.
Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai
pemadatan yang maksimal. Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan
pembongkaran bekisting. Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah
dapat dibongkar.
Hampir semua hubungan dari konstruksi ini dengan las, baik las karbit ataupun
menggunakan las dengan elektrode. Pada awal tangga dipasang angker dan baja siku
yang dalam beton di bawah lantai. Baja siku sebagai anker tersebut dilas pada plat yang
mengelilingi anak tangga. Bentuk anak tangga menyesuaikan dengan besar dan ukuran
ruang. Di atasnya siku pada anak tangga dipasang papan sebagai anak tangga, yang
berbentuk segitiga
Balok ini disekrup dengan baja siku dari sebelah bawah, sedangkan memasang papan
digunakan baut-mur yang dipasang terbenam. Huhungan masing-masing anak tangga
dengan poros juga dengan las. Oleh karena itu sebelum pekerjaan ini dilaksanakan harus
diukur dengan teliti tempat di mana bagian - bagian itu dipasang. Pada akhiran tangga
atau juga pada bordes di samping gelagar dari baja kanal atau baja profil dapat dibuat dari
balok kayu, dengan maksud jika lantai bordes dibuat dari papan, huhungannya dapat
dilaksanakan lebih mudah. Kecuali jika dalam lantai beton bertulang dan bordes dan
beton bertulang balok ini tidak diperlukan.
5. Pekerjaan Arsitektural
a) Pekerjaan Dinding
Pekerjaan dinding dilakukan dengan pekerjaan pengadukan semen sebagai perekat
dengan perbandingan 1:3 antara semen dan pasir pada tempat lembab, dan 1:5 pada
tempat kering. Semua bahan kecuali air, diaduk dengan alat pengaduk semen sampai
adukan menghasilkan warna yang sama. Waktu pengadukan minimum harus 1 sampai 2
menit untuk aplikasi. Semua permukaan yang akan diberi adukan semen dan pengerjaan
acian harus bebas dari karbonat dan bahan – bahan yang tidak digunakan. Selanjutnya,
dilakukan penghalusan sehingga acian halus tanpa retak.
Setelahnya, melakukan pekerjaan dinding bata. Pada pekerjaan ini, dinding harus
diklasifikasikan sebagai pasangan bata setebal 150 mm. tahap pertama adalah
menyiapkan gambar shopdrawing yang digunakan sebagai acuan dan melakukan
pengecekan bata agar ukuran sesuai. Antara lapisan bata satu dengan yang lainnya harus
memilki jarak setengah dari panjang bata. Jarak rata-rata adalah 12.5 mm dengan
toleransi 2.5 mm.
Pemasangan bata dilakukan secara manual dengan tebal spesi yang dianjurkan ±3mm
dengan roskam gerigi. Batu bata dibasahi terlebih dahulu sebelum dipasang. Tulangan
harus digunakan sekurang – kurangnya setiap 400 cm panjang dinding dan pada semua
kolom, sudut, plat, balok, dan sebagainya. Setelah bata disatukan dengan spesi yang
disiapkan, pekerjaan dinding bata selesai, dilakukan pekerjaan acian. Pekerjaan
pemasangan dinding bata dikerjakan untuk bagian kamar mandi dengan langkah yang
sama.
Pekerjaan selanjutnya adalah pemasangan beton fasade yang dlakukan dengan pembuatan
bekisting menggunakan bahan kayu, melakukan pekerjaan pembesian sesuai dengan PBI
dan SNI, pembersihan permukaan, pembukaan bekisting beton yang dilakukan setelah
beton benar -benar kering, dan pemeriksaan serta pengetesan. Pada pemasangan metal
sheet, dibutuhkan metal sheet dengan tebal minimial 1 mm dan sudah melalui pengujian
ketahanan bahan terhadap api, larutan kimia, adhesi, pengapuran dan pengujian
fleksibilitas.
c) Pekerjaan Finishing
Pekerjaan finishing terdiri dari pekerjaan partisi dan plafond gypsum diperlukan marking
sebagai tanda elevasi plafond. Plafond dipasang dengan paku kait pada titik marking
yang telah ada. Selanjutnya, dipasang penggantung rangka plafond dan rangka tepi (steel
hollow) dengan ukuran 40 mm x 40 mm dan 40 m x 20 mm. Rangka terbuat dari lapisan
baja yang digalvanis sesuai dari standar produsen panel gypsum. Panel gypsum dipasang
ke rangka menggunakan pengait, sekrup using nail, screw, atau pengikat dengan diameter
dan panjang yang memadai. Selanjutnya dilakukan pengecatan dan pekerjaan GRC.
Dalam pengerjaannya, panel GRC terdiri dari bermacam – macam bentuk seperti
listplank, dome, kolom, dll. Bentuk panel sesuai dengan gambar. Cara pemasangannya
adalah dipasang besi – besi bracket, lalu dipasang rangka vertical dan horizontal. Panel
diangkat dengan alat angkat dan diikatkan ke bracket dengan sistem las. Selanjutnya,
disipat dengan waterpass dan lot gantung, lalu panel diatur baik arah horizontal maupun
vertikal
Sebelum pekerjaan lantai, dilakukan pekerjaan pelat tembaga dengan tebal minimal 2
mm. Pekerjaan lantai yang dilakukan dalam proyek ini meliputi pekerjaan cor lantai,
pekerjaan pemasangan keramik lantai, pekerjaan, pemasangan keramik dinding kamar
mandi, dan pekerjaan keramik homogenius. Proses pelaksanaan pekerjaan lantai adalah
dengan menyiangi permukaan tanah hingga jenuh, kemudian campuran beton lantai
diletakkan diatas permukaan tanah. Setelah beton mengeras barulah dapat dipasang
keramik. Sebelum dipasang keramik disiram/direndam di dalam air terlebih dahulu.
Setelahnya, bersihkan permukaan lantai dari semua kotoran dan sampah organik lainnya
dan lantai diberikan campuran plastic nat. Untuk pemasangan lantai pada bagian finishing
harus memenuhi syarat uji keramik menurut SII 0583-81, dan menyediakan bahan
cadangan sebanyak 2,5% dari masing – masing jenis bahan keramik yang terpasang.
d) Pekerjaan Khusus
Pekerjaan khusus pada proyek ini meliputi pekerjaan louvre aluminium sebagai jalur
keluar masuknya udara. Jalusi besi dan rangka harus dipasang dengan tata cara yang
ditunjukan dalam gambar detail pelaksanaan yang telah disetujui. Dilanjutkan oleh
pekerjaan railing besi. Dalam pengerjaannya, dilakukan pengukuran dan penentuan titik
lokasi tiang railing, pemasangan tiang railing atas dan bawah, pemasangan hand railing
dan tiang tengah, pemasangan rangka pembagi, dan pengecatan dengan cat besi atau cat
duco.
Selanjutnya, pekerjaan sanitair yang dilakukan dengan tahapan awal pembuatan gambar
shopdrawing dan persiapan alat bantu kerja (bor, gerinda, waterpass, obeng, kunci pas,
gun sealant, dan lainnya) serta material kerja (monoblock, wastafel, soap dish, urinal, dan
lainnya). Setelahnya dilakukan pengukuran untuk titik penempatan dan ketinggian alat
sanitair yang kemudian dilanjutkan dengan pemasangan sanitair.
Pada proyek ini, dilakukan pula pekerjaan grassblock dengan kekuatan tidak kurang dari
350kg/cm, ketebalan 80mm dan harus berjumlah 7 buah untuk 1 m^3 nya dengan warna
natural. Pemasangan grassblock dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kepadatan
tanah dasar terlebih dahulu, kemudian dilakukan pekerjaan lapis pondasi diatas tanah
dasar dan memasang pasir alas sebagai alas perletakan grassblock. Subgrade dan subbase
minimal memilki kemiringan of 2% atau seperti pada gambar. Pemasangan grassblock
dilakukan dengan menentukan arah dan bentuk pola oleh benang pembantu.
Pekerjaan lainnya adalah pangadukan lantai beton yang terdiri atas semen dan pasir
dengan perbandingan 1:3 untuk tempat basah dan 1:5 untuk daerah kering. Pelaksanaan
pekerjaan terdiri dari pengadukan, persiapan dan pembersihan permukaan, pekerjaan
acian untuk permukaan beton dengan tebal minimum 10 mm, penghalusan, dan
pemeriksaan serta pengetesan.
Pekerjaan grill besi sebagai penutup saluran pembuangan air dipasang sesuai pada
gambar. Untuk pekerjaan saluran drainase, dilakukan pemasangan saluran drainase hujan,
curb inet dan catch pit, bak control, gorong – gorong.
Pekerjaan atap dilakukan sesuai shop drawing dengan bahan yang digunakan adalah
zincalume KR3 -800 dengan isulation ex polinum dan plexi glass. Selanjutnya pekerjaan
taman/lansekap dilakukan dengan membersihkan area dari tanaman liar dan pembentukan
tanah sesuai dengan ketinggian yang diinginkan.
Pekerjaan eksterior dan interior dilakukan sesuai shop drawing yang ada dan dilakukan
oleh tenaga ahli yang terampil.
6. Pekerjaan MEP
a) Pekerjaan Sanitasi
Pada pekerjaan sanitasi, semua perlengkapan dipasang sesuai dengan rekomendasi
produsen dan spesifikasi ini, dimensi verikal dan horizontal semua peralatan dan jumlah
tiap barang harus seperti pada gambar, dan pemasangan harus sesuai dengan petunjuk
produsen, fitting dan detail.
Pada proses pemasangan, semua sambungan harus rapat air dan udara. Perapatan
sambungan yang telah diperbaiki atau adanya celah tidak diperkenankan. Cat, vernis,
dempul dan sebagainya tidak diizinkan diberikan pada sambungan, sampai sambungan
dibuat benar-benar kencang dan telah diuji. Penyaring dan pipa-pipa yang diekspos untuk
semua peralatan dan perlengkapan harus dihubungkan ke pipa kasar pada dinding dengan
sambungan sesuai yang disyaratkan, kecuali bila ditetapkan lain. Sambungan air untuk
peralatan yang berdiri sendiri tidak boleh kurang dari yang ditetapkan dalam gambar.
Peryaratan pada pekerjaan ini sesuai dengan RKS adalah,
- Bak dan bak cuci tangan kamar mandi harus dipasang agar bagian atasnya adalah
800mm di atas finishing permukaan lantai.
- Urinal harus dipasang agar bagian atas pinggiran depannya adalah 530mm di atas
finishing permukaan lantai.
- Partisi harus dipasang pada ketinggian seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
- Cermin harus digantung pada ketinggian seperti yang ditunjukkan dalam gambar,
dan harus dipasang sesuai persyaratan dalam Spesifikasi Kaca dan Pemasangan
Kaca.
- Sistem penyangga dan penggantung harus sesuai dengan rekomendasi produsen
atau seperti yang disetujui oleh Pengawas.
Untuk pekerjaan pasangan kloset, WC duduk harus sistem close-coupled wash down, dan
harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas, dengan warna yang akan ditentukan
kemudian. Seluruh unit harus dilengkapi dengan semua peralatan yang dibutuhkan. Tiap
dudukan WC harus memiliki penutup. Peralatannya harus krom lapis kuningan.
Pada pekerjaan pasangan wastafel, wastafel harus yang bertipe counter-top atau wall
hung sesuai dengan gambar detailpelaksanaan (shop drawing) dan harus disetujui terlebih
dahulu oleh Pengawas.
Pekerjaan Pasangan Keran air harus seperti yang ditetapkan dalam Spesifikasi Sistem
Pemipaan. Dan pekerjaan pasangan urinoir harus tipe unit tunggal yang dipasang di
dinding dengan katup penyiram, Moslem tipe dan aksesoris lain yang diperlukan, dan
harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas, dengan warna yang akan ditentukan
kemudian.
b) Pekerjaan Elektrikal
Sebelum pekerjaan elektrikal dilaksanakan, perlu ditunjukkan contoh-contoh material,
tipe dan juga merek yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan. Pengadaan
material untuk pekerjaan elektrikal disimpan di sekitar lokasi terdekat dengan area
pekerjaan dan melindungi diri dari kemungkinan kerusakan material menyebabkan
benturan perangkat keras, sedangkan material lain disimpan di gudang tertutup. Teknis
pelaksanaan pekerjaan ini sesuai dengan gambar desain, RKS dan spesifikasi teknis
pekerjaan elektrikal. Pelaksanaan pekerjaan elektrikal dan sesuai dengan perencanaan dan
membutuhkan kontrol yang lebih lanjut, sehingga dikerjakan oleh orang yang
berkompeten di bidangnya.
Untuk pekerjaan instalasi listrik, telepon, ducting, dan penangkal petir dilakukan sebelum
plesteran dan dinding dan pemasangan plafond. Instalasi stop kontak dan saklar -saklar
dipasang pada dinding dengan rapi sesuai penempatannya pada gambar-gambar rencana,
setelah semua instalasi titik api dan instalasi stop kontak dan saklar terpasang barulah
diberi lampu-lampu sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar-gambar rencana.
d) Pekerjaan Instalasi AC
Persiapan pelaksanaan pekerjaan, pelaksanaan Pengukuran / marking dan pemasangan
Unit AC sesuai shop drawing. Pemotongan pipa tembaga sesuai ukuran dilapangan pipa
dibersihkan dengan kain. Pemasangan isolasi pipa / harmaflek disesuaikan dengan
diameter pipa. Pengelasan fitting pipa sesuai kebutuhan di lapangan dengan
menggunakan elpiji dan oxygen. Pemasangan Instalasi listrik dari Indoor unit ke Outdoor
unit. Pemasangan instalasi pipa drain lengkap isolasi sesuai shop drawing approval.
Selanjutnya, dilakukan pengisian freon setelah pipa selesai divacum dan dilakukan
pemasangan kabel power AC serta exhaust fan. Testing commissioning dilakukan untuk
mengetahui apabila ada masalah yang perlu diperbaiki.
Berikut merupakan metode pelaksanaan konstruksi untuk masing – masing pekerjaan yang
menggunakan struktur baja (Gedung C):
1. Pekerjaan Persiapan
a) Pekerjaan Pembersihan Lokasi Pekerjaan,
Pembersihan lokasi pekerjaan yaitu membersihkan areal pekerjaan sesuai dengan volume
yang ada dengan cara membersihkan tanaman semak belukar, pohon, sampah, dan bahan
lainnya yang mengganggu dan ada disekitar lokasi agar dalam pelaksanaan pekerjaan
nantinya tidak ada kendala. Dalam pelaksanaannya digunakan alat berat excavator.
f) Pekerjaan K3
Pekerjaan K3 yang merupakan salah satu bagian utama perlindungan tenaga kerja
sehingga proses kegiatan pembangunan berjalan dengan baik dan lancar. Pelaksanaannya
dilakukan dengan melakukan rangkaian program K3L seperti Safe Healthy and
Environment Induction pada setiap tamu atau pekerja yang baru memasuki wilayah
proyek, Safe Healthy and Environment Inspection secara rutin untuk memonitor
pelaksanaan K3L pada proyek, dan lainnya. Pada proyek juga disediakan air bersih, obat
-obatan, dan diwajibkan untuk mengenakan Alat Pelindung diri (APO) berupa safety belt,
safety helmet, masker/kedok las yang digunakan pada pekerjaan pemasangan kuda-kuda
baja dan pekerjaan yang beresiko tertimpa benda keras.
2. Pekerjaan Civil Works
a) Pekerjaan Dewatering
Pekerjaan dewatering dilakukan untuk dapat mengendalikan air tanah agar tidak
menganggu proses pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi bangunan. Pada
pengerjaannya, digunakan jenis dewatering open pumping. Pekerjaan diawali oleh
pekerjaan persiapan yaitu penentuan segmen dan tahapan yang akan digali. Proses
penggalian dilakukan per segmen dengan menggunakan excavator. Selanjutnya dilakukan
penggalian untuk tempat penampungan air. Pada penampungan air dipasang pompa
submersible dengan kapasitas sesuai RKS. Pada proses pembuatan saluran sementara,
elevasi selokan yang menuju lubang penampungan air dibuat lebih rendah dari elevasi
dasar galian. Endapan lumpur akan tertampung pada lubang yang sudah direncanakan.
Pompa yang sudah terpasang penampungan air, akan menyedot genangan dan akan
dibuang ke jalur saluran drainase kota. Setelah saluran sementara selesai, dilakukan
penggalian perzona sesuai dengan desain. Terakhir dilakukan penyedotan air pada lubang
galian penampungan air. Setelah kering dilakukan pengecoran dan pemasangan tulangan.
Tanah dipadatkan dengan stamper sampai mencapai ketabalan dan kepadatan sesuai
dengan spesifikasi teknik. Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis daan
dipadatkan sampai mencapai paling sedikit 90 % (modifield proctor) dari kepadatan
sampai kering maksimum seperti yang tertera dalam AASHTO T99. Pelaksanaan
pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik. Apabila hujan, pemadatan harus
dihentikan. Selama pekerjaan ini, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar dari 2%
kadar air optimum. Selanjutnya, melakukan pengujian timbunan, pengujian testpit dan
cbr untuk menentukan ketebalan dan kepadatan dari timbunan. Perapihan hasil pekerjaan,
setiap material sisa diangkut utuk dibuang pada area yang telah ditentukan.
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-benar bersih dari
kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan beton.
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan dengan pipa
tremi. Bucket tersebut diangkut dengan menggunakan Tower crane untuk memudahkan
pengerjaan. Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu
beton. Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beton menggunakan vibrator.
Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai
pemadatan yang maksimal. Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan
pembongkaran bekisting. Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah
dapat dibongkar.
5. Pekerjaan Arsitektural
a) Pekerjaan Dinding
Pekerjaan dinding dilakukan dengan pekerjaan pengadukan semen sebagai perekat
dengan perbandingan 1:3 antara semen dan pasir pada tempat lembab, dan 1:5 pada
tempat kering. Semua bahan kecuali air, diaduk dengan alat pengaduk semen sampai
adukan menghasilkan warna yang sama. Waktu pengadukan minimum harus 1 sampai 2
menit untuk aplikasi. Semua permukaan yang akan diberi adukan semen dan pengerjaan
acian harus bebas dari karbonat dan bahan – bahan yang tidak digunakan. Selanjutnya,
dilakukan penghalusan sehingga acian halus tanpa retak.
Setelahnya, melakukan pekerjaan dinding bata. Pada pekerjaan ini, dinding harus
diklasifikasikan sebagai pasangan bata setebal 150 mm. tahap pertama adalah
menyiapkan gambar shopdrawing yang digunakan sebagai acuan dan melakukan
pengecekan bata agar ukuran sesuai. Antara lapisan bata satu dengan yang lainnya harus
memilki jarak setengah dari panjang bata. Jarak rata-rata adalah 12.5 mm dengan
toleransi 2.5 mm.
Pemasangan bata dilakukan secara manual dengan tebal spesi yang dianjurkan ±3mm
dengan roskam gerigi. Batu bata dibasahi terlebih dahulu sebelum dipasang. Tulangan
harus digunakan sekurang – kurangnya setiap 400 cm panjang dinding dan pada semua
kolom, sudut, plat, balok, dan sebagainya. Setelah bata disatukan dengan spesi yang
disiapkan, pekerjaan dinding bata selesai, dilakukan pekerjaan acian. Pekerjaan
pemasangan dinding bata dikerjakan untuk bagian kamar mandi dengan langkah yang
sama.
Pekerjaan selanjutnya adalah pemasangan beton fasade yang dlakukan dengan pembuatan
bekisting menggunakan bahan kayu, melakukan pekerjaan pembesian sesuai dengan PBI
dan SNI, pembersihan permukaan, pembukaan bekisting beton yang dilakukan setelah
beton benar -benar kering, dan pemeriksaan serta pengetesan.
Pada pemasangan metal sheet, dibutuhkan metal sheet dengan tebal minimial 1 mm dan
sudah melalui pengujian ketahanan bahan terhadap api, larutan kimia, adhesi, pengapuran
dan pengujian fleksibilitas.
Dalam pengerjaannya, panel GRC terdiri dari bermacam – macam bentuk seperti
listplank, dome, kolom, dll. Bentuk panel sesuai dengan gambar. Cara pemasangannya
adalah dipasang besi – besi bracket, lalu dipasang rangka vertical dan horizontal. Panel
diangkat dengan alat angkat dan diikatkan ke bracket dengan sistem las. Selanjutnya,
disipat dengan waterpass dan lot gantung, lalu panel diatur baik arah horizontal maupun
vertikal
Sebelum pekerjaan lantai, dilakukan pekerjaan pelat tembaga dengan tebal minimal 2
mm. Pekerjaan lantai yang dilakukan dalam proyek ini meliputi pekerjaan cor lantai,
pekerjaan pemasangan keramik lantai, pekerjaan, pemasangan keramik dinding kamar
mandi, dan pekerjaan keramik homogenius. Proses pelaksanaan pekerjaan lantai adalah
dengan menyiangi permukaan tanah hingga jenuh, kemudian campuran beton lantai
diletakkan diatas permukaan tanah. Setelah beton mengeras barulah dapat dipasang
keramik. Sebelum dipasang keramik disiram/direndam di dalam air terlebih dahulu.
Setelahnya, bersihkan permukaan lantai dari semua kotoran dan sampah organik lainnya
dan lantai diberikan campuran plastic nat. Untuk pemasangan lantai pada bagian finishing
harus memenuhi syarat uji keramik menurut SII 0583-81, dan menyediakan bahan
cadangan sebanyak 2,5% dari masing – masing jenis bahan keramik yang terpasang.
d) Pekerjaan Khusus
Pekerjaan khusus pada proyek ini meliputi pekerjaan louvre aluminium sebagai jalur
keluar masuknya udara. Jalusi besi dan rangka harus dipasang dengan tata cara yang
ditunjukan dalam gambar detail pelaksanaan yang telah disetujui. Dilanjutkan oleh
pekerjaan railing besi. Dalam pengerjaannya, dilakukan pengukuran dan penentuan titik
lokasi tiang railing, pemasangan tiang railing atas dan bawah, pemasangan hand railing
dan tiang tengah, pemasangan rangka pembagi, dan pengecatan dengan cat besi atau cat
duco.
Selanjutnya, pekerjaan sanitair yang dilakukan dengan tahapan awal pembuatan gambar
shopdrawing dan persiapan alat bantu kerja (bor, gerinda, waterpass, obeng, kunci pas,
gun sealant, dan lainnya) serta material kerja (monoblock, wastafel, soap dish, urinal, dan
lainnya). Setelahnya dilakukan pengukuran untuk titik penempatan dan ketinggian alat
sanitair yang kemudian dilanjutkan dengan pemasangan sanitair.
Pada proyek ini, dilakukan pula pekerjaan grassblock dengan kekuatan tidak kurang dari
350kg/cm, ketebalan 80mm dan harus berjumlah 7 buah untuk 1 m^3 nya dengan warna
natural. Pemasangan grassblock dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kepadatan
tanah dasar terlebih dahulu, kemudian dilakukan pekerjaan lapis pondasi diatas tanah
dasar dan memasang pasir alas sebagai alas perletakan grassblock. Subgrade dan subbase
minimal memilki kemiringan of 2% atau seperti pada gambar. Pemasangan grassblock
dilakukan dengan menentukan arah dan bentuk pola oleh benang pembantu.
Pekerjaan lainnya adalah pangadukan lantai beton yang terdiri atas semen dan pasir
dengan perbandingan 1:3 untuk tempat basah dan 1:5 untuk daerah kering. Pelaksanaan
pekerjaan terdiri dari pengadukan, persiapan dan pembersihan permukaan, pekerjaan
acian untuk permukaan beton dengan tebal minimum 10 mm, penghalusan, dan
pemeriksaan serta pengetesan.
Pekerjaan grill besi sebagai penutup saluran pembuangan air dipasang sesuai pada
gambar. Untuk pekerjaan saluran drainase, dilakukan pemasangan saluran drainase hujan,
curb inet dan catch pit, bak control, gorong – gorong.
Pekerjaan atap dilakukan sesuai shop drawing dengan bahan yang digunakan adalah
zincalume KR3 -800 dengan isulation ex polinum dan plexi glass. Selanjutnya pekerjaan
taman/lansekap dilakukan dengan membersihkan area dari tanaman liar dan pembentukan
tanah sesuai dengan ketinggian yang diinginkan.
Pekerjaan eksterior dan interior dilakukan sesuai shop drawing yang ada dan dilakukan
oleh tenaga ahli yang terampil.
6. Pekerjaan MEP
a) Pekerjaan Sanitasi
Pada pekerjaan sanitasi, semua perlengkapan dipasang sesuai dengan rekomendasi
produsen dan spesifikasi ini, dimensi verikal dan horizontal semua peralatan dan jumlah
tiap barang harus seperti pada gambar, dan pemasangan harus sesuai dengan petunjuk
produsen, fitting dan detail.
Pada proses pemasangan, semua sambungan harus rapat air dan udara. Perapatan
sambungan yang telah diperbaiki atau adanya celah tidak diperkenankan. Cat, vernis,
dempul dan sebagainya tidak diizinkan diberikan pada sambungan, sampai sambungan
dibuat benar-benar kencang dan telah diuji. Penyaring dan pipa-pipa yang diekspos untuk
semua peralatan dan perlengkapan harus dihubungkan ke pipa kasar pada dinding dengan
sambungan sesuai yang disyaratkan, kecuali bila ditetapkan lain. Sambungan air untuk
peralatan yang berdiri sendiri tidak boleh kurang dari yang ditetapkan dalam gambar.
Peryaratan pada pekerjaan ini sesuai dengan RKS adalah,
- Bak dan bak cuci tangan kamar mandi harus dipasang agar bagian atasnya adalah
800mm di atas finishing permukaan lantai.
- Urinal harus dipasang agar bagian atas pinggiran depannya adalah 530mm di atas
finishing permukaan lantai.
- Partisi harus dipasang pada ketinggian seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
- Cermin harus digantung pada ketinggian seperti yang ditunjukkan dalam gambar,
dan harus dipasang sesuai persyaratan dalam Spesifikasi Kaca dan Pemasangan
Kaca.
- Sistem penyangga dan penggantung harus sesuai dengan rekomendasi produsen
atau seperti yang disetujui oleh Pengawas.
Untuk pekerjaan pasangan kloset, WC duduk harus sistem close-coupled wash down, dan
harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas, dengan warna yang akan ditentukan
kemudian. Seluruh unit harus dilengkapi dengan semua peralatan yang dibutuhkan. Tiap
dudukan WC harus memiliki penutup. Peralatannya harus krom lapis kuningan.
Pada pekerjaan pasangan wastafel, wastafel harus yang bertipe counter-top atau wall
hung sesuai dengan gambar detailpelaksanaan (shop drawing) dan harus disetujui terlebih
dahulu oleh Pengawas.
Pekerjaan Pasangan Keran air harus seperti yang ditetapkan dalam Spesifikasi Sistem
Pemipaan. Dan pekerjaan pasangan urinoir harus tipe unit tunggal yang dipasang di
dinding dengan katup penyiram, Moslem tipe dan aksesoris lain yang diperlukan, dan
harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas, dengan warna yang akan ditentukan
kemudian.
b) Pekerjaan Elektrikal
Sebelum pekerjaan elektrikal dilaksanakan, perlu ditunjukkan contoh-contoh material,
tipe dan juga merek yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan. Pengadaan
material untuk pekerjaan elektrikal disimpan di sekitar lokasi terdekat dengan area
pekerjaan dan melindungi diri dari kemungkinan kerusakan material menyebabkan
benturan perangkat keras, sedangkan material lain disimpan di gudang tertutup. Teknis
pelaksanaan pekerjaan ini sesuai dengan gambar desain, RKS dan spesifikasi teknis
pekerjaan elektrikal. Pelaksanaan pekerjaan elektrikal dan sesuai dengan perencanaan dan
membutuhkan kontrol yang lebih lanjut, sehingga dikerjakan oleh orang yang
berkompeten di bidangnya.
Untuk pekerjaan instalasi listrik, telepon, ducting, dan penangkal petir dilakukan sebelum
plesteran dan dinding dan pemasangan plafond. Instalasi stop kontak dan saklar -saklar
dipasang pada dinding dengan rapi sesuai penempatannya pada gambar-gambar rencana,
setelah semua instalasi titik api dan instalasi stop kontak dan saklar terpasang barulah
diberi lampu-lampu sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar-gambar rencana.
Berikut adalah daftar personil manajerial yang telah disusun oleh Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK),
No Tingkat Jabatan dalam Pengalaman Sertifikat
Pendidikan/Ijazah Pekerjaan yang Kerja Profesional Kompetensi
akan (tahun) Kerja
dilaksanakan
1 S1 Teknik Sipil Manajer Proyek 5 SKT Pelaksana
Lapangan
Pekerjaan
Gedung (TS 028)
/ SKT Pelaksana
Pekerjaan
Gedung (TS 045)
2 S1 Teknik Sipil Manajer Teknik 4 SKT Teknisi
Pekerjaan
Gedung (TS 024)
3 SLTA / SMK / Manajer 3 SKT Juru Hitung
Sederajat Keuangan Kuantitas (TS
047)/ SKT Juru
Ukur Pekerjaan
Gedung (TS048)
4 S1 Teknik Sipil Ahli K3 3 Sertifikat
Petugas K3/SKA
K3
5 D3 Teknik Juru Ukur 3 Sertifikat
Geodesi / Teknik Keterampilan
Sipil Kerja Juru Ukur /
Pemetaan
6 D3 Teknik Sipil Juru Gambar 4 Sertifikat
Keterampilan
Kerja Juru
Gambar /
Draftman Sipil
BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
KONTRAK (RK3K)
DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3 Proyek
B. Perencanaan K3
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, Program K3, dan Biaya K3
B.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C. Pengendalian Operasional K3
A. KEBIJAKAN K3
Kita, segenap jajaran PT. Odading Mang Oleh selalu mengemban kepercayaan dengan:
Direksi,
Ttd
Direktur Utama
B. PERENCANAAN K3
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, Program K3, dan Biaya K3
Tabel 1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab K3
Penilaian Risiko
Skala Penanggung
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dampak Tingkat Pengendalian Resiko
Kekerapan Keparahan Prioritas Jawab
Risiko
1 Pekerjaan Tanah dan Pondasi Pengawas
Melakukan pelatihan lapangan
Tertimbun
kepada pekerja
Luka ringan, luka
1.1 Pekerjaan Tanah 3 3 9 1 Menggunakan rambu
berat, meninggal
Longsor peringatan dan
barikade
Luka ringan, luka Melakukan pelatihan
1.2 Pekerjaan Pemancangan Pondasi Terjatuh ke lubang 2 2 4 2
berat, meninggal kepada pekerja
Luka ringan, luka Melakukan pelatihan
1.3 Pekerjaan Dewatering Pekerja terperosok 2 2 4 2
berat, meninggal kepada pekerja
2 Pekerjaan Struktur Pengawas
Penggunaan APD yang lapangan
2.1 Pekerjaan Bekisting Kejatuhan benda Luka ringan, luka berat 2 1 2 3
sesuai
2.2 Pekerjaan Pembesian Tertusuk ujung besi Luka ringan, luka berat 2 1 2 2 Ujung besi ditutup
Penggunaan APD yang
Kejatuhan benda
Luka ringan, luka sesuai
2.3 Pekerjaan Pengecoran 2 2 4 2
berat, meninggal Penggunaan APD yang
Terjatuh
sesuai
Penggunaan APD yang Pengawas
Kejatuhan benda
Luka ringan, luka sesuai lapangan
2.4 Pekerjaan Pemasangan Baja 2 2 4 2
berat, meninggal Penggunaan APD yang
Terjatuh
sesuai
Penggunaan APD yang Pengawas
Kejatuhan benda
Luka ringan, luka sesuai lapangan
2.5 Pekerjaan Pemasangan Atap 2 2 4 2
berat, meninggal Penggunaan APD yang
Terjatuh
sesuai
3 Pekerjaan Arsitektural Pengawas
Penggunaan APD yang lapangan
3.1 Pekerjaan Pintu dan Jendela Terjepit Luka ringan 2 1 2 3
sesuai
Penggunaan APD yang
Luka ringan, luka sesuai
3.2 Pekerjaan Finishing Gangguan pernapasan 2 3 6 1
berat, meninggal Melakukan pelatihan
kepada pekerja
4 Pekerjaan MEP Pengawas
Penggunaan pakaian lapangan
Luka ringan, luka isolatif
4.1 Instalasi Listrik Tersengat listrik 1 3 3 1
berat, meninggal Melakukan pelatihan
kepada pekerja
Luka ringan, luka Penggunaan APD yang
4.2 Instalasi Penangkal Petir Terjatuh 2 2 4 2
berat, meninggal sesuai
No. Undang-Undang
Judul Undang-Undang, Peraturan, Standar, Persyaratan,
No Peraturan, Standar, Kode,
Dsb
Dsb
1 UU No.1/1970 Keselamatan Kerja
2 UU No.18/1999 Jasa Konstruksi
3 UU No.13/2003 Ketenagakerjaan
4 UU No.14/1992 Lalu Lintas Jalan
5 UU No.23/1992 Kesehatan
6 Permenaker No.1/1980 Keselamatan & Kesehatan Kerja pada Konstruksi Banguan
Kpts. Bersama Menaker- Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Kegiatan
7 MenPU Konstruksi
No.Kep/174/MEN/1986
8 Pemenaker No.5/1996 Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMK3)
9 Permen PU No.9/2008 Pedoman Sistem Manajemen K3 Konstruksi
10 OHSAS 18001:2007 Occupational Health and Safety Assessment Series
11 KepMenKes No.1405/2002 Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
12 PP No.74/2001 Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
C. Pengendalian Operasional K3
1. Penetapan Kegiatan-Kegiatan Operasional yang Harus Dikendalikan Risikonya
Kegiatan operasional konstruksi yang harus dikendalikan risikonya ditetapkan berdasarkan
identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan pengendalian risiko:
Yang diidentifikasi meliputi:
a. Bahaya yang timbul dari jenis kegiatan/pekerjaan,
- Pekerjaan di ketinggian menimbulkan bahaya terjatuh
- Pekerjaan galian tanah menimbulkan bahaya longsor, tertimbun
- Pekerjaan di sungai, terancam bahaya hanyut
b. Bahaya yang timbul dari cara, metode, dan prosedur kerja,
- Prosedur pengangkatan barang secara manual menimbulkan cedera terkilir
- Penggunaan perkakas mekanis tanpa pelindung menimbulkan bahaya terpotong
c. Bahaya yang timbul dari kondisi lingkungan tempat pekerjaan,
- Bekerja di lingkungan sungai, menimbulkan bahaya tenggelam dan terhanyut
d. Bahaya yang timbul dari jenis dan mekanisme peralatan penunjang yang digunakan,
- Bekerja dengan alat berat, bisa terguling, terlindas
e. Bahaya yang timbul dari jenis dan sifat material yang digunakan,
- Material bahan kimia, BBM, tinner, cat dsb, bisa menyebabkan sakit akibat kerja
f. Bahaya yang timbul dari penggunaan tenaga kerja yang tidak kompeten,
- Tenaga tak kompeten bisa melakukan kesalahan fatal, membahayakan diri sendiri dan
orang lain
g. Bahaya yang timbul dari struktur penunjang yang tidak memadai/tidak kuat,
- Perancah dan penopang struktur yang tidak memadai menimbulkan bahaya runtuh
h. Bahaya-bahaya lain yang belum teridentifikasi
2. Kegiatan-Kegiatan Konstruksi yang Harus Dikendalikan Risikonya
Dalam paket pekerjaan pembangunan bangunan ini, maka kegiatan-kegiatan operasional yang
harus dikendalikan meliputi:
a. Pekerjaan persiapan, meliputi penyediaan fasilitas kerja di site konstruksi
b. Pekerjaan Tanah dan Pondasi,
(i) Pekerjaan pondasi spun pile
- Galian tanah
- Pemancangan spun pile
c. Pekerjaan Struktur,
(i) Pekerjaan kolom dan balok
- Pemasangan bekisting
- Pembesian
- Pengecoran
- Pemasangan baja
- Pemasangan atap
d. Pekerjaan Arsitektural, meliputi pekerjaan finishing gedung
e. Pekerjaan MEP, meliputi instalasi listrik dan sanitasi