Anda di halaman 1dari 51

DOKUMEN TEKNIS

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Pada proyek LABTEK 1A, dibagi menjadi dua pekerjaan utama, yaitu Pekerjaan dengan struktur
beton dan baja. Berikut merupakan metode pelaksanaan konstruksi untuk masing – masing
pekerjaan yang menggunakan struktur beton (Gedung A dan Gedung B):

1. Pekerjaan Persiapan
a) Pekerjaan Pembersihan Lokasi Pekerjaan,
Pembersihan lokasi pekerjaan yaitu membersihkan areal pekerjaan sesuai dengan volume
yang ada dengan cara membersihkan tanaman semak belukar, pohon, sampah, dan bahan
lainnya yang mengganggu dan ada disekitar lokasi agar dalam pelaksanaan pekerjaan
nantinya tidak ada kendala. Dalam pelaksanaannya digunakan alat berat excavator.

b) Pekerjaan Pemasangan Papan Nama Proyek


Papan nama proyek berukuran 120 cm x 72 cm yang berisi nama pemilik proyek, nama
proyek, nama konsultan, pengawas, nama kontraktor, nilai kontrak dan waktu
pelaksanaan. Papan nama ini berfungsi memberi informasi secara tertulis kepada
masyarakat sekitar bahwa tempat tersebut akan dibangun sebuah bangunan dan
ditempatkan pada tempat yang mudah dilihat sehingga dapat diketahui oleh semua orang.

c) Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank


Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pemetaan dan survey lokasi proyek tersebut meliputi
pengukuran terhadap lokasi proyek yang akan dikerjakan, seperti pengukuran batas luas
lahan, pengukuran batas bangunan, pengukuran as bangunan dan dilanjutkan dengan
pemberesan dan pembersihan lokasi proyek, untuk selanjutnya mengerjakan pekerjaan
civil works.

d) Pekerjaan Pengadaan Kebutuhan Kerja


Dalam pengadaan kebutuhan kerja terdapat pembuatan direksi keet (bangunan sementara
dari kayu yang dibangun sebagai tempat penyimpanan bahan/material yang akan
digunakan, tempat koordinasi lapangan antara pelaksana, konsultan perencana ataupun
koordinasi yang sifatnya mendadak dan sebagai tempat peristirahatan para pekerja),
pekerjaan bedeng kerja, pembuatan toilet, pembuatan los kerja dan gudang untuk
menyimban segala peralatan dan material proyek, pengadaan genset, pengadaan
passenger hoist, pengadaan tower crane, penyediaan air kerja yang berfungsi untuk
pekerjaan testing commissioning dan campuran adukan pekerjaan lainnya, penyediaan
listrik kerja dengan genset atau meteran gres dan mengajukannya ke PLN, mobilisasi
peralatan kerja seperti alat – alat berat yang digunakan maksimal tujuh hari setelah
menerima surat perintah mulai kerja (SPMK), dan pengadaan material.

e) Pekerjaan Keamanan Proyek


Keamanan proyek yaitu pekerjaan pemasangan pagar sementara dan pembuatan pos
satpam. Pagar sementara dibuat untuk membatasi area proyek untuk menjamin keamanan
dan keselamatan, mencegah orang yang tidak berkepentingan masuk ke area proyek, dan
mencegah terjadinya pencurian barang/material di area proyek.

f) Pekerjaan K3
Pekerjaan K3 yang merupakan salah satu bagian utama perlindungan tenaga kerja
sehingga proses kegiatan pembangunan berjalan dengan baik dan lancar. Pelaksanaannya
dilakukan dengan melakukan rangkaian program K3L seperti Safe Healthy and
Environment Induction pada setiap tamu atau pekerja yang baru memasuki wilayah
proyek, Safe Healthy and Environment Inspection secara rutin untuk memonitor
pelaksanaan K3L pada proyek, dan lainnya. Pada proyek juga disediakan air bersih, obat
-obatan, dan diwajibkan untuk mengenakan Alat Pelindung diri (APO) berupa safety belt,
safety helmet, masker/kedok las yang digunakan pada pekerjaan pemasangan kuda-kuda
baja dan pekerjaan yang beresiko tertimpa benda keras.

2. Pekerjaan Civil Works


a) Pekerjaan Dewatering
Pekerjaan dewatering dilakukan untuk dapat mengendalikan air tanah agar tidak
menganggu proses pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi bangunan. Pada
pengerjaannya, digunakan jenis dewatering open pumping. Pekerjaan diawali oleh
pekerjaan persiapan yaitu penentuan segmen dan tahapan yang akan digali. Proses
penggalian dilakukan per segmen dengan menggunakan excavator. Selanjutnya dilakukan
penggalian untuk tempat penampungan air. Pada penampungan air dipasang pompa
submersible dengan kapasitas sesuai RKS. Pada proses pembuatan saluran sementara,
elevasi selokan yang menuju lubang penampungan air dibuat lebih rendah dari elevasi
dasar galian. Endapan lumpur akan tertampung pada lubang yang sudah direncanakan.
Pompa yang sudah terpasang penampungan air, akan menyedot genangan dan akan
dibuang ke jalur saluran drainase kota. Setelah saluran sementara selesai, dilakukan
penggalian perzona sesuai dengan desain. Terakhir dilakukan penyedotan air pada lubang
galian penampungan air. Setelah kering dilakukan pengecoran dan pemasangan tulangan.

b) Pekerjaan Galian Tanah


Setelah pekerjaan pendahuluan dan pekerjaan pemancangan selesai dilakukan, hal yang
dilakukan selanjutnya yaitu pekerjaan galian tanah pondasi. Galian tanah pondasi
diperlukan untuk perletakan pondasi plat. Penggalian dilakukan sesuai dengan gambar
rencana pondasi dan telah mendapat persetujuan dari pengawas. Bidang horizontal galian
tanah harus mempunyai jarak yang lebih besar dari lebar pondasi, hal ini berfungi untuk
memungkinkan pemasangannya, penopangan dan lain-lain. Kedalaman galian harus
sesuai dengan gambar rencana. Tanah hasil galian ditumpuk ditempat yang telah
ditentukan oleh pengawas, karena tanah tersebut akan dipakai kembali. Pekerjaan ini
dilakukan dengan peralatan standar seperti power shovel, bulldozer, atau excavator.
Pekerjaan galian ini sebagai awal dari pekerjaan struktur bawah seperti pile cap dan tie
beam.

c) Pekerjaan Pemasangan Bracing


Pemasangan bracing diawali dengan menyiapkan tangga disamping kolom sebagai alat
bantu (tangga tidak boleh bertumpu pada kolom). Pasang bracing dengan cara
mengkaitkan ujung bagian atasnya ke kupingan sabuk kolom dan bagian bawahnya ke
sepatu bracing. Sebagai penahan sementara agar kolom dapat tetap berdiri tegak, keadaan
bracing tidak boleh kendor (mudah bergoyang), dengan demikian atur panjang bracing
dengan memutar batang bracing sesuai kebutuhan.

d) Pekerjaan Timbunan Tanah


Sebelum pelaksanaan pekerjaan timbunan, semua pekerjaan persiapan permukaan
tanah harus sudah diselesaikan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 02200. Bila
timbunan dibuat pada sisi lereng, lereng yang ada dilonggarkan dengan bajak sampai
kedalaman tidak kurang dari 100mm. Bila timbunan yang ada akan dilebarkan ke dalam
timbunan baru, lereng timbunan yang ada harus dilonggarkan hingga kedalaman 100 mm,
atau bila tidak memungkinkan, tangga pada sisi vertical dan horizontal harus diselangkan
sampai kedalaman tidak lebih dari 200 mm. Bila permukaan tanah akan ditutup dengan
bahan tidak kurang dari 300 mm, permukaan tanah lama harus dipadatkan untuk lapisan
timbunan baru dengan kedalaman total tidak boleh melebihi kedalaman lapisan yang
diizinkan, dan dipadatkan sampai minimal 95% dari kepadatan kering maksimal.

Selanjutnya, dilakukan penghamparan timbunan ke permukaan yang telah disiapkan dan


disebar dalam lapisan yang merata sesuai tebal yang disyaratkan. Tanah timbunan
umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke permukaan yang telah
disiapkan. Proses penimbunan kembali diatas pipa dan dibelakang struktur harus
dilaksanakan dengan sistematis setelah pemasangan pipa struktur. Setelah selesai,
dilakukan pemadatan timbunan. Pembuangan sisa tanah dilakukan pada lokasi tertentu
sesuai dengan syarat yang telah ditentukan.

e) Pekerjaan Pemadatan Tanah


Sebelum pelaksanaan pekerjaan pemadatan tanah, dilakukan pekerjaan persiapan seperti
pembuatan shopdrawing, persiapan lahan kerja, persiapan material kerja, dan persiapan
alat kerja. Pelaksanaannya diawali dengan melakukan persiapan lokasi pekerjaan berupa
pengukuran dan pemasangan marking pada area pekerjaan, pembersihan lokasi
pekerjaan, dimana harus bebas dari material organik dan anorganik. Selanjutnya, area
pembangunan dikeringkan. Memuat material timbunan pilihan dari hasil galian pada
lokasi pekerjaan dengan dum truk dan ditumpuk dengan jarak tertentu pada lokasi
pekerjaan. Timbunan pilihan dihampar dengan menggunakan tenaga manusia (manual).
Kemudian, hasil hamparan timbunan pilihan disiram air dengan menggunakan tamper
lalu dipadatkan dengan stamper sampai mencapai ketabalan dan kepadatan sesuai dengan
spesifikasi Teknik.

Tanah dipadatkan dengan stamper sampai mencapai ketabalan dan kepadatan sesuai
dengan spesifikasi teknik. Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis daan
dipadatkan sampai mencapai paling sedikit 90 % (modifield proctor) dari kepadatan
sampai kering maksimum seperti yang tertera dalam AASHTO T99. Pelaksanaan
pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik. Apabila hujan, pemadatan harus
dihentikan. Selama pekerjaan ini, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar dari 2%
kadar air optimum. Selanjutnya, melakukan pengujian timbunan, pengujian testpit dan
cbr untuk menentukan ketebalan dan kepadatan dari timbunan. Perapihan hasil pekerjaan,
setiap material sisa diangkut utuk dibuang pada area yang telah ditentukan.

f) Pekerjaan Pondasi Bangunan


Sebelum pelaksanaan pemasangan spun pile, dilakukan pekerjaan persiapan tanah dasar
sesuai dengan spesifikasi teknis yaitu minimal 50 meter di muka lokasi penempatan
bahan lapis pondasi. Ditentukan pula titik pancang dengan theodolith. Selanjutnya,
dilakukan proses pengangkatan (mobilisasi) dari pabrik ke trailer ataupun dari trailer ke
penyusunan lapangan dengan truck trailer. Unloading spun pile dilakukan dengan truck
trailer. Selanjutnya, pemancangan spun pile dilakukan dengan alat diesel hammer,
hydraulic hammer dan jacking pile. Penyambungan spun pile dilakukan dengan cara
pengelasan yang selanjutnya dilakukan pemotongan spun pile untuk tiang yang muncul
dipermukaan dan elevasinya melebihi yang direncanakan.

3. Pekerjaan Struktur Bawah


a) Pekerjaan Pembuatan Pile Cap
Tahapan pembuatan pile cap diawali oleh pekerjaan persiapan dengan menentukan as pile
cap. Kemudian, dilakukan pekerjaan pemasangan tulangan yang telah diorong dan
dibengkokan dan dibawa ke lapangan untuk dipasang pada posisi sesuai denah gambar
pelaksanaan. Pemasangan Sengkang ini dilakukan secara manual, penyampbungan
Sengkang pada tulangan utama dengan menggunakan kawat bandrat. Selanjutnya
dilakukan pembesian pile cap dengan menentukan daftar lengkungan bengkok besi yang
kemudian dirakit diluar lokasi sesuai dengan gambar rencana. Tulangan pile cap
dilekatkan dengan tulangan luar pondasi tiang pancang. Selanjtnya dilakukan bekisting
dengan mengadakan marking posisi bekisting yang akan dipasang, setelahnya bekisting
dirakir sesuai dengan ukuran pile cap masing – masing. Bekisting diolesi dengan mud oil
agar tidak terjadi kesulitan pada saat pembongkaran bekisting. Bekisting dipasang tegak
lurus pada lokasi pile cap yang sudah diberi tanda kemudian bekisting yang telah
dipasang dikunci dengan menggunakan kayu dan paku agar stabil.

Setelahnya pengecoran dilakukan dengan membersihkan terlebih dahulu segala kotoran


dan air dengan pompa air. Kemudian, membuat marking pada bekisting dan mengatur
penuangan beton sesuai dengan metode pelaksanaan. Agar semua beton dapat masuk,
digunakan alat vibrator untuk meratakannya serta ditekan dengan tekanan tinggi agar
beton dapat memadat. Dilaukan pengontrolan elevasi saat pelaksanaan pengecoran dan
saat sudah selesai, permukaan dihaluskan dengan alat manual. Pembongkaran bekisting
dilakukan pada 2-3 hari setelah pengecoran.

b) Pekerjaan Pembuatan Kolom Pedestal


Kolom pedestal merupakan kolom utama yang biasanya menjadi dudukan pelat kolom
baja dimana terdapat angkur. Langkah awal dalam pembuatan kolom adalah
menenentukan As kolom. Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan
pematokan. Cara menentukan as kolom membutuhkan alat-alat seperti theodolit, meteran,
tinta, sipatan dll. Selanjutnya dilakukan pembesian kolom. Perakitan tulangan kolom
harus sesuai dengan gambar kerja. Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama.
Sebelum pemasangan sengkang, terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama
dengan kapur. Kemudian adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan
utama dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang. Setelah tulangan selesai
dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut dengan menggunakan Tower Crane ke
lokasi yang akan dipasang. Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu
dipasang beton decking sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut
beton.

Tahapan selanjutnya adalah pemasangan bekisting kolom yang dilaksanakan apabila


pelaksanaan pembesian tulangan telah selesai dilaksanakan. Sebelumnya, dilakukan
pembersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom. Selanjutnya, membuat
garis pinjaman. Setelah mendapat garis pinjaman, buat tanda kolom pada lantai sesuai
dengan dimensi kolom yang berfungsi sebagai acuan dalam penempatan bekisting kolom.
Dibuat marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting. Pada kolom pedestal terdapat
bagian yang dipasangkan angkur untuk dapat menopang struktur diatasnya. Angkur
dipasang dengan pengeboran. Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom
tersebut siap dicor.

Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-benar bersih dari
kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan beton.
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan dengan pipa
tremi. Bucket tersebut diangkut dengan menggunakan Tower crane untuk memudahkan
pengerjaan. Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu
beton. Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beton menggunakan vibrator.
Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai
pemadatan yang maksimal. Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan
pembongkaran bekisting. Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah
dapat dibongkar.

c) Pekerjaan Pembuatan Pelat Lantai Basement


Pembuatan pelat lantai basement diawali dengan pekerjaan bekisting. Untuk pekerjaan
pelat lantai dimulai dengan melakukan pemasangan bekisting. Bekisting dipasang dengan
menumpu pda scaffolding. Selanjutnya, pekerjaan pembesian yang dilakukan secara
manual oleh tukang dengan mempersiapkan terlebih dahulu tulangan yang dibutuhkan
untuk pelat lantai. Tulangan yang butuh dipersiapkan sebelumnya adalah tulangan
sengkang, pemotongan tulangan dan pembengkokan tulangan. Setelah semua siap
tulangan dirakit langsung di tempat. Kemudian, setelah selesai pekerjaan pembesian,
pekerjaan dapat dilakukan dengan mengecor pelat lantai. Pekerjaan pelat lantai dicor
dengan menggunakan concrete pum untuk membantu menuangkan campuran beton ke
pelat lantai. Selain itu digunakan juga vibrator yang berfungsi untuk memadatkan beton
sehingga tidak ada udara yang terjebak didalam beton.

d) Pekerjaan Pemasangan Kolom Beton Basement


Pekerjaan pemasangan kolom pada basement diawali dengan pekerjaan penulangan pada
kolom, tulangan dirakit di workshop lapangan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah
pekerjaan. Tulangan yang telah selesai dirakit dan akan dipasang akan diangkat dengan
menggunakan tower crane. Setelahnya, dilakukan pekerjaan pemasangan bekisting.
Bekisting yang digunakan merupakan beskiting kayu. Pada pekerjaan ini dilakukan
secara manual oleh tukang. Setelah semua siap, maka dapat dilakukan pekerjaan
pengecoran pada kolom. Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor. Selama
proses pengecoran berlangsung, dilakukan penggetaran kolom dengan vibrator agar tidak
ada udara yang terjebak didalam. Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan
pembongkaran bekisting. Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah
dapat dibongkar.

e) Pekerjaan Pembuatan Tie Beam


Tahapan pembuatan tie beam diawali oleh pekerjaan pemasangan tulangan yang telah
diorong dan dibengkokan dan dibawa ke lapangan untuk dipasang pada posisi sesuai
denah gambar pelaksanaan. Pemasangan Sengkang ini dilakukan secara manual,
penyampbungan Sengkang pada tulangan utama dengan menggunakan kawat bandrat.

Selanjutnya dilakukan pembesian tie beam dengan menyediakan tulangan besi sesuai
gambar rencana. Tulangan dipasang dilokasi didahului dengan tulangan pokok unruk
mempermudah. Senhkang dipasang dengan jarak 150 mm untuk seluruh tulangan.
Kemudian, tulangan pokok diikatkan pada Sengkang dengan kawat bandrat. Sambungan
tulangan harus dilakukan selang leing dan penempatan sambungan di tempat – tempat
dengan maksimum sedapat mungkin dihindari. Sambungan lewatan harus ada
overlapping antara tulangan atas dan tulangan bawah. Dipasangkan beton decking pada
tulangan sloof untuk membuat selimut pada beton sehingga tidak ada tulangan yang
tampak karena dapat menyebabkan pengkaratan. Selanjtnya dilakukan bekisting dengan
mengadakan marking posisi bekisting yang akan dipasang, setelahnya dilakukan
pemotongan papan kayu dan perakitan bagian bekisting yang akan dibuat sesuai ukuran
tie beam. Bekisting diolesi dengan mud oil agar tidak terjadi kesulitan pada saat
pembongkaran bekisting. Bekisting dipasang tegak lurus pada lokasi tie beam yang sudah
diberi tanda kemudian bekisting yang telah dipasang dikunci dengan menggunakan kayu
dan paku agar stabil.

Setelahnya pengecoran dilakukan dengan membersihkan terlebih dahulu segala kotoran


dan air dengan pompa air. Kemudian, membuat marking pada bekisting dan mengatur
penuangan beton sesuai dengan metode pelaksanaan. Agar semua beton dapat masuk,
digunakan alat vibrator untuk meratakannya serta ditekan dengan tekanan tinggi agar
beton dapat memadat. Dilaukan pengontrolan elevasi saat pelaksanaan pengecoran dan
saat sudah selesai, permukaan dihaluskan dengan alat manual. Pembongkaran bekisting
dilakukan pada 2-3 hari setelah pengecoran.

4. Pekerjaan Struktur Atas


a) Pekrjaan Pembuatan Kolom Beton
Langkah awal dalam pembuatan kolom adalah menenentukan As kolom. Titik-titik dari as
kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan. Cara menentukan As kolom
membutuhkan alat-alat seperti theodolit, meteran, tinta, sipatan dll. Selanjutnya dilakukan
pembesian kolom. Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.
Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum pemasangan sengkang, terlebih
dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur. Kemudian adalah pemasangan
sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama dan sengkang diikat oleh kawat
dengan sistem silang. Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast
diangkut dengan menggunakan Tower Crane ke lokasi yang akan dipasang. Setelah besi
terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton decking sesuai ketentuan.
Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.

Tahapan selanjutnya adalah pemasangan bekisting kolom yang dilaksanakan apabila


pelaksanaan pembesian tulangan telah selesai dilaksanakan. Sebelumnya, dilakukan
pembersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom. Selanjutnya, membuat
garis pinjaman. Setelah mendapat garis pinjaman, buat tanda kolom pada lantai sesuai
dengan dimensi kolom yang berfungsi sebagai acuan dalam penempatan bekisting kolom.
Dibuat marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting.

Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-benar bersih dari
kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan beton.
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan dengan pipa
tremi. Bucket tersebut diangkut dengan menggunakan Tower crane untuk memudahkan
pengerjaan. Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu
beton. Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beton menggunakan vibrator.
Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai
pemadatan yang maksimal. Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan
pembongkaran bekisting. Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah
dapat dibongkar.

b) Pekerjaan Pembuatan Balok Beton


Pekerjaan pembuatan balok diawali dengan tahap persiapan yang didalamnya terdapat
pengukuran dengan alat ukur theodolithe, pekerjaan bekisting balok sesuai dengan
gambar kerja, dan fabrikasi besi yang pemotongan dan pembengkokan besinya dilakukan
sesuai kebutuhan dengan bar cutter dan bar bending. Selanjutnya dilakukan pekerjaan
bekisting balok dengan bantuan scaffolding. Setelah itu, dipasang pasangan plywood
sebagai alas dinding bekisting balok dan dikunci dengan siku yang dipasang di atas suri-
suri. Selanjutnya, dilakukan pembesian balok. Besi tulangan yang diangkat menggunakan
tower crane diletakkan diatas bekisting balok dan ujung besi balok dimasukkan ke kolom.
Pasang beton decking untuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok lalu diikat.

Setelahnya, dilakukan pengecoran balok. Peralatan pendukung untuk pekerjaan


pengecoran balok diantaranya yaitu bucket, truck mixer, vibrator, lampu kerja, dan papan
perata. Sebelum dilakukan pengecoran, area dibersihkan menggunakan air compressor
hingga benar – benar bersih. Setelahnya, dilakukan pengecoran concrete pump yang
menyalurkan beton ready mix dari truck mixer ke lokasi pengecoran dengan
menggunakan pipa. Lalu dipadatkan dengan bantuan alat vibrator. Setelah itu, dilakukan
perataan permukaan dengan alat manual. Untuk balok pembongkaran bekisting dilakukan
7 hari setelah pengecoran.

c) Pekerjaan Pembuatan Pelat Lantai


Pekerjaan pembuatan pelat lantai diawali dengan tahap persiapan yang didalamnya
terdapat pengukuran dengan alat ukur theodolithe, pekerjaan bekisting balok sesuai
dengan gambar kerja, dan fabrikasi besi yang pemotongan dan pembengkokan besinya
dilakukan sesuai kebutuhan dengan bar cutter dan bar bending. Selanjutnya dilakukan
pekerjaan bekisting pelat dengan bantuan scaffolding. Setelah itu, dipasang pasangan
plywood sebagai alas pelat dan setelah bekisting rapat terpasang, diolesi oleh solar agar
beton tidak menempel pada bekisting. Selanjutnya, dilakukan pembesian pelat.
Pembesian pelat dlakukan langsung diatas bekisting pelat yang sudah siap. Besi tulangan
yang diangkat menggunakan tower crane diletakkan diatas bekisting pelat. Perakitan
dilakukan dengan tulangan bawah terlebih dahulu, dilanjutkan dengan perakitan secara
menyilang dan diikat dengan kawat ikat.

Setelahnya, dilakukan pengecoran pelat. Peralatan pendukung untuk pekerjaan


pengecoran balok diantaranya yaitu bucket, truck mixer, vibrator, lampu kerja, dan papan
perata. Sebelum dilakukan pengecoran, area dibersihkan menggunakan air compressor
hingga benar – benar bersih. Setelahnya, dilakukan pengecoran concrete pump yang
menyalurkan beton ready mix dari truck mixer ke lokasi pengecoran dengan
menggunakan pipa. Lalu dipadatkan dengan bantuan alat vibrator. Setelah itu, dilakukan
perataan permukaan dengan alat manual. Untuk pelat pembongkaran bekisting dilakukan
setelah 4 hari pengecoran, sebagai penunjang sampai pelat benar – benar mengeras.

d) Pekerjaan Pembuatan Tangga Beton


Pada pembuatan tangga beton, tahapannya diawali dengan pekerjaan bekisting. Bekisting
pada tangga tidak perlu difabrikasi namun perlu diperhatikan posisi kemiringan badan
tangga. Dalam pemasangan bekisting, juga harus dipasang jack base untuk penyangga
utama, scaffolding, dan plywood. Kemudian, pemasangan tulangan utama dirangkai
dengan tulangan sengkang. Pemasangan tulangan juga di lakukan pada bagian anak
tangga. Selanjutnya, dipasangkan bekisting dinding tangga dan anak tangga. Setelah
bekisting tangga terpasang, dilakukan pengecoran tangga secara merata di seluruh bagian
tangga. Untuk pembongkaran bekisting dinding badan tangga dan anak tangga dilakukan
setelah beton berumur 12 jam, dan untuk badan tangga juga anak tangga dilakukan
setelah tujuh hari. Langkah pembongkaran dilakukan dengan menyiapkan peralata,
membongkar plywood, membongkar scaffolding, dan terakhir pengecekan hasil cor.

e) Pekerjaan Pemasangan Tangga Baja


Bahan yang dipakai dan baja profil, baja plat, baja siku, dan baja kanal sebagai ibu
tangga. Hubungan antara profil sebagai ibu tangga dari anak tangga dilaksanakan dengan
cara di baut, keling, atau dengan las. Anak tangga me!ekat pada ibu tangga dengan cara
dikeling. Untuk perkuatan bagian bawah dipasang, angker yang masuk pada beton. Pada
bagian atas ibu tangga langsung ditanam dalam tembok. Perkuatan ibu tangga juga
dengan baut mur yang ditanam dalam beton. Agar hubungan mudah dilaksanakan Iebih
baik gelagar tepi yang dihubungkan ibu tangga dibuat dari baja kanal juga.

Hampir semua hubungan dari konstruksi ini dengan las, baik las karbit ataupun
menggunakan las dengan elektrode. Pada awal tangga dipasang angker dan baja siku
yang dalam beton di bawah lantai. Baja siku sebagai anker tersebut dilas pada plat yang
mengelilingi anak tangga. Bentuk anak tangga menyesuaikan dengan besar dan ukuran
ruang. Di atasnya siku pada anak tangga dipasang papan sebagai anak tangga, yang
berbentuk segitiga
Balok ini disekrup dengan baja siku dari sebelah bawah, sedangkan memasang papan
digunakan baut-mur yang dipasang terbenam. Huhungan masing-masing anak tangga
dengan poros juga dengan las. Oleh karena itu sebelum pekerjaan ini dilaksanakan harus
diukur dengan teliti tempat di mana bagian - bagian itu dipasang. Pada akhiran tangga
atau juga pada bordes di samping gelagar dari baja kanal atau baja profil dapat dibuat dari
balok kayu, dengan maksud jika lantai bordes dibuat dari papan, huhungannya dapat
dilaksanakan lebih mudah. Kecuali jika dalam lantai beton bertulang dan bordes dan
beton bertulang balok ini tidak diperlukan.

f) Pekerjaan Pemasangan Atap


Pekerjaan pemasangan atap rangka baja diawali dengan tahapan persiapan, yaitu
pembuatan dan pengajuan shop drawing, persiapan lahan kerja, persiapan material kerja,
persiapan alat kerja. Kemudian, dilakukan fabrikasi dengan langkah memotong rangka
baja ringan sesuai dengan ukuran, mengebor lubang baut sambungan, dan membuat kuda
– kuda. Selanjutnya adalah leveling dan marking. Permukaan atas ring balok harus dalam
keadaan rata dan siku dan dapat dipastikan dengan menggunakan selang air dan penyiku.
Pada marking juga diukur jarak antar kuda -kuda sesuai dengan gambar rencana atap.
Pengangkatan dan pemasangan kuda – kuda sesuai dengan gambar kerja. Dalam
pemasangannya, harus dipastikan bahwa posisi kiri dan kanan kuda – kuda tidak terbalik.
Kuda – kuda dikencangkan dengan plat L (L bracket) yang dikencangkan juga dengan
ring balok dan menanmbahkan balok penopang sementara agar posisi kuda -kuda tidak
berubah. Setelah semua kuda – kuda didirikan, dipasang bracing sebagai perkuatan, reng
dengan jarak menyesuaikan jenis penutup yang digunakan, dan outrigger sebagai
overhang.

5. Pekerjaan Arsitektural
a) Pekerjaan Dinding
Pekerjaan dinding dilakukan dengan pekerjaan pengadukan semen sebagai perekat
dengan perbandingan 1:3 antara semen dan pasir pada tempat lembab, dan 1:5 pada
tempat kering. Semua bahan kecuali air, diaduk dengan alat pengaduk semen sampai
adukan menghasilkan warna yang sama. Waktu pengadukan minimum harus 1 sampai 2
menit untuk aplikasi. Semua permukaan yang akan diberi adukan semen dan pengerjaan
acian harus bebas dari karbonat dan bahan – bahan yang tidak digunakan. Selanjutnya,
dilakukan penghalusan sehingga acian halus tanpa retak.

Setelahnya, melakukan pekerjaan dinding bata. Pada pekerjaan ini, dinding harus
diklasifikasikan sebagai pasangan bata setebal 150 mm. tahap pertama adalah
menyiapkan gambar shopdrawing yang digunakan sebagai acuan dan melakukan
pengecekan bata agar ukuran sesuai. Antara lapisan bata satu dengan yang lainnya harus
memilki jarak setengah dari panjang bata. Jarak rata-rata adalah 12.5 mm dengan
toleransi 2.5 mm.

Pemasangan bata dilakukan secara manual dengan tebal spesi yang dianjurkan ±3mm
dengan roskam gerigi. Batu bata dibasahi terlebih dahulu sebelum dipasang. Tulangan
harus digunakan sekurang – kurangnya setiap 400 cm panjang dinding dan pada semua
kolom, sudut, plat, balok, dan sebagainya. Setelah bata disatukan dengan spesi yang
disiapkan, pekerjaan dinding bata selesai, dilakukan pekerjaan acian. Pekerjaan
pemasangan dinding bata dikerjakan untuk bagian kamar mandi dengan langkah yang
sama.

Pekerjaan selanjutnya adalah pemasangan beton fasade yang dlakukan dengan pembuatan
bekisting menggunakan bahan kayu, melakukan pekerjaan pembesian sesuai dengan PBI
dan SNI, pembersihan permukaan, pembukaan bekisting beton yang dilakukan setelah
beton benar -benar kering, dan pemeriksaan serta pengetesan. Pada pemasangan metal
sheet, dibutuhkan metal sheet dengan tebal minimial 1 mm dan sudah melalui pengujian
ketahanan bahan terhadap api, larutan kimia, adhesi, pengapuran dan pengujian
fleksibilitas.

b) Pengerjaan Pemasangan Pintu dan Jendela Aluminium


Pekerjaan didasari dengan gambar shopdrawing yang telah dibuat. Selanjutnya dilakukan
pekerjaan persiapan seperti material kerja, alat bantu kerja, dan dilakukan pengecekan
ukuran opening yang akan dipasang oleh pintu dan jendela. Kusen dan frame aluminium
difabrikasi di lokasi proyek untuk memudahkan apabila ada perbaikan. Pemasangan pintu
dan jendela dilakukan dengan di screw fischer saat pekerjaan acian sudah selesai. Untuk
mencegah kebocoran, maka diisi silicone sealant dan dipasang hardware. Selanjutnya,
dilakukan pekerjaan finishing perangkat keras dan pemasangan kaca. Kaca yang
digunakan berupa lembaran kaca yang bening dan rata, serta memiliki ketebalan yang
sama.

c) Pekerjaan Finishing
Pekerjaan finishing terdiri dari pekerjaan partisi dan plafond gypsum diperlukan marking
sebagai tanda elevasi plafond. Plafond dipasang dengan paku kait pada titik marking
yang telah ada. Selanjutnya, dipasang penggantung rangka plafond dan rangka tepi (steel
hollow) dengan ukuran 40 mm x 40 mm dan 40 m x 20 mm. Rangka terbuat dari lapisan
baja yang digalvanis sesuai dari standar produsen panel gypsum. Panel gypsum dipasang
ke rangka menggunakan pengait, sekrup using nail, screw, atau pengikat dengan diameter
dan panjang yang memadai. Selanjutnya dilakukan pengecatan dan pekerjaan GRC.

Dalam pengerjaannya, panel GRC terdiri dari bermacam – macam bentuk seperti
listplank, dome, kolom, dll. Bentuk panel sesuai dengan gambar. Cara pemasangannya
adalah dipasang besi – besi bracket, lalu dipasang rangka vertical dan horizontal. Panel
diangkat dengan alat angkat dan diikatkan ke bracket dengan sistem las. Selanjutnya,
disipat dengan waterpass dan lot gantung, lalu panel diatur baik arah horizontal maupun
vertikal

Sebelum pekerjaan lantai, dilakukan pekerjaan pelat tembaga dengan tebal minimal 2
mm. Pekerjaan lantai yang dilakukan dalam proyek ini meliputi pekerjaan cor lantai,
pekerjaan pemasangan keramik lantai, pekerjaan, pemasangan keramik dinding kamar
mandi, dan pekerjaan keramik homogenius. Proses pelaksanaan pekerjaan lantai adalah
dengan menyiangi permukaan tanah hingga jenuh, kemudian campuran beton lantai
diletakkan diatas permukaan tanah. Setelah beton mengeras barulah dapat dipasang
keramik. Sebelum dipasang keramik disiram/direndam di dalam air terlebih dahulu.
Setelahnya, bersihkan permukaan lantai dari semua kotoran dan sampah organik lainnya
dan lantai diberikan campuran plastic nat. Untuk pemasangan lantai pada bagian finishing
harus memenuhi syarat uji keramik menurut SII 0583-81, dan menyediakan bahan
cadangan sebanyak 2,5% dari masing – masing jenis bahan keramik yang terpasang.

Setelahnya dilakukan pengecatan sesuai dengan gambar, pengecatan politur untuk


material kayu, dan pemasangan sealant sebagai bahan pengisi celah material untuk
mencegah masuknya cairan. Sealant tidak boleh lebih tebal dari 12,7 mm dan tidak lebih
tipis dari 3,2 mm. Area yang berdekatan dengan sambungan harus dilapisi untuk
memberikan garis nat sealant.

d) Pekerjaan Khusus
Pekerjaan khusus pada proyek ini meliputi pekerjaan louvre aluminium sebagai jalur
keluar masuknya udara. Jalusi besi dan rangka harus dipasang dengan tata cara yang
ditunjukan dalam gambar detail pelaksanaan yang telah disetujui. Dilanjutkan oleh
pekerjaan railing besi. Dalam pengerjaannya, dilakukan pengukuran dan penentuan titik
lokasi tiang railing, pemasangan tiang railing atas dan bawah, pemasangan hand railing
dan tiang tengah, pemasangan rangka pembagi, dan pengecatan dengan cat besi atau cat
duco.

Selanjutnya, pekerjaan sanitair yang dilakukan dengan tahapan awal pembuatan gambar
shopdrawing dan persiapan alat bantu kerja (bor, gerinda, waterpass, obeng, kunci pas,
gun sealant, dan lainnya) serta material kerja (monoblock, wastafel, soap dish, urinal, dan
lainnya). Setelahnya dilakukan pengukuran untuk titik penempatan dan ketinggian alat
sanitair yang kemudian dilanjutkan dengan pemasangan sanitair.

Pada proyek ini, dilakukan pula pekerjaan grassblock dengan kekuatan tidak kurang dari
350kg/cm, ketebalan 80mm dan harus berjumlah 7 buah untuk 1 m^3 nya dengan warna
natural. Pemasangan grassblock dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kepadatan
tanah dasar terlebih dahulu, kemudian dilakukan pekerjaan lapis pondasi diatas tanah
dasar dan memasang pasir alas sebagai alas perletakan grassblock. Subgrade dan subbase
minimal memilki kemiringan of 2% atau seperti pada gambar. Pemasangan grassblock
dilakukan dengan menentukan arah dan bentuk pola oleh benang pembantu.

Pekerjaan lainnya adalah pangadukan lantai beton yang terdiri atas semen dan pasir
dengan perbandingan 1:3 untuk tempat basah dan 1:5 untuk daerah kering. Pelaksanaan
pekerjaan terdiri dari pengadukan, persiapan dan pembersihan permukaan, pekerjaan
acian untuk permukaan beton dengan tebal minimum 10 mm, penghalusan, dan
pemeriksaan serta pengetesan.

Pekerjaan grill besi sebagai penutup saluran pembuangan air dipasang sesuai pada
gambar. Untuk pekerjaan saluran drainase, dilakukan pemasangan saluran drainase hujan,
curb inet dan catch pit, bak control, gorong – gorong.
Pekerjaan atap dilakukan sesuai shop drawing dengan bahan yang digunakan adalah
zincalume KR3 -800 dengan isulation ex polinum dan plexi glass. Selanjutnya pekerjaan
taman/lansekap dilakukan dengan membersihkan area dari tanaman liar dan pembentukan
tanah sesuai dengan ketinggian yang diinginkan.
Pekerjaan eksterior dan interior dilakukan sesuai shop drawing yang ada dan dilakukan
oleh tenaga ahli yang terampil.

6. Pekerjaan MEP
a) Pekerjaan Sanitasi
Pada pekerjaan sanitasi, semua perlengkapan dipasang sesuai dengan rekomendasi
produsen dan spesifikasi ini, dimensi verikal dan horizontal semua peralatan dan jumlah
tiap barang harus seperti pada gambar, dan pemasangan harus sesuai dengan petunjuk
produsen, fitting dan detail.

Pada proses pemasangan, semua sambungan harus rapat air dan udara. Perapatan
sambungan yang telah diperbaiki atau adanya celah tidak diperkenankan. Cat, vernis,
dempul dan sebagainya tidak diizinkan diberikan pada sambungan, sampai sambungan
dibuat benar-benar kencang dan telah diuji. Penyaring dan pipa-pipa yang diekspos untuk
semua peralatan dan perlengkapan harus dihubungkan ke pipa kasar pada dinding dengan
sambungan sesuai yang disyaratkan, kecuali bila ditetapkan lain. Sambungan air untuk
peralatan yang berdiri sendiri tidak boleh kurang dari yang ditetapkan dalam gambar.
Peryaratan pada pekerjaan ini sesuai dengan RKS adalah,
- Bak dan bak cuci tangan kamar mandi harus dipasang agar bagian atasnya adalah
800mm di atas finishing permukaan lantai.
- Urinal harus dipasang agar bagian atas pinggiran depannya adalah 530mm di atas
finishing permukaan lantai.
- Partisi harus dipasang pada ketinggian seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
- Cermin harus digantung pada ketinggian seperti yang ditunjukkan dalam gambar,
dan harus dipasang sesuai persyaratan dalam Spesifikasi Kaca dan Pemasangan
Kaca.
- Sistem penyangga dan penggantung harus sesuai dengan rekomendasi produsen
atau seperti yang disetujui oleh Pengawas.

Untuk pekerjaan pasangan kloset, WC duduk harus sistem close-coupled wash down, dan
harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas, dengan warna yang akan ditentukan
kemudian. Seluruh unit harus dilengkapi dengan semua peralatan yang dibutuhkan. Tiap
dudukan WC harus memiliki penutup. Peralatannya harus krom lapis kuningan.

Pada pekerjaan pasangan wastafel, wastafel harus yang bertipe counter-top atau wall
hung sesuai dengan gambar detailpelaksanaan (shop drawing) dan harus disetujui terlebih
dahulu oleh Pengawas.

Pekerjaan Pasangan Keran air harus seperti yang ditetapkan dalam Spesifikasi Sistem
Pemipaan. Dan pekerjaan pasangan urinoir harus tipe unit tunggal yang dipasang di
dinding dengan katup penyiram, Moslem tipe dan aksesoris lain yang diperlukan, dan
harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas, dengan warna yang akan ditentukan
kemudian.

b) Pekerjaan Elektrikal
Sebelum pekerjaan elektrikal dilaksanakan, perlu ditunjukkan contoh-contoh material,
tipe dan juga merek yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan. Pengadaan
material untuk pekerjaan elektrikal disimpan di sekitar lokasi terdekat dengan area
pekerjaan dan melindungi diri dari kemungkinan kerusakan material menyebabkan
benturan perangkat keras, sedangkan material lain disimpan di gudang tertutup. Teknis
pelaksanaan pekerjaan ini sesuai dengan gambar desain, RKS dan spesifikasi teknis
pekerjaan elektrikal. Pelaksanaan pekerjaan elektrikal dan sesuai dengan perencanaan dan
membutuhkan kontrol yang lebih lanjut, sehingga dikerjakan oleh orang yang
berkompeten di bidangnya.

Untuk pekerjaan instalasi listrik, telepon, ducting, dan penangkal petir dilakukan sebelum
plesteran dan dinding dan pemasangan plafond. Instalasi stop kontak dan saklar -saklar
dipasang pada dinding dengan rapi sesuai penempatannya pada gambar-gambar rencana,
setelah semua instalasi titik api dan instalasi stop kontak dan saklar terpasang barulah
diberi lampu-lampu sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar-gambar rencana.

c) Pekerjaan Instalasi Pemadan Kebakaran


Pekerjaan ini diawali dengan persiapan pelaksanaan pekerjaan dengan pembuatan shop
drawing dan persiapan approval material dilengkapi dengan contoh material dan diajukan
ke konsultan pengawas / owner. Selanjutnya, pelaksanaan pengukuran / marking jalur
utama pipa Fire Hydrant dan Fire Sprinkler dikoordinasikan dengan pekerjaan sipil.
Kemudian, fabrikasi support dan gantungan untuk pipa Fire Hydrant dan Fire Sprinkler
sesuai shop drawing approval. Dilanjutkan dengan fabrikasi Box Hydrant di pabrik sesuai
shop drawing yang sudah disetujui oleh konsultan pengawas / owner dan berdasarkan
approval material. Fabrikasi pipa Fire Hydrant dan Fire Sprinkler yaitu pengelasan untuk
pipa Fire Hydrant dan Fire Sprinkler disesuaikan dengan spesifikasi teknik dan
berdasarkan gambar yang sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas / Owner. Kemudian,
pemasangan support dan gantungan sesuai shop drawing approval. Pemasangan Instalasi
Pipa Fire hydrant dan Fire Sprinkler di ruang shaft lengkap accessories dilanjutkan ke
box hydrant.
Pemasangan pipa dropout dari main line ke plafond sesuai shop drawing approval.
Kemudian, dilakukan pressure test seluruh instalasi Fire Hydrant dan Fire Sprinkler tiap
lantai. Selanjutnya, pemasangan head sprinkler bersama-sama pekerjaan plafond.
Dilanjutkan dengan pemasangan pondasi untuk Box Hydrant tiap lantai sesuai shop
drawing approval. Dibuat galian tanah untuk pemasangan instalasi Pipa Fire Hydrant.
Dilakukan Test presure / tekan seluruh pipa Fire Hydrant sesuai spesifikasi teknik yang di
minta. Selanjutnya, pemasangan Pillar Hydrant, Siamese Conection lengkap Check Valve
dan Box Hydrant lengkap accessories. Terakhir, dilakukan testing commissioning dan
training seluruh instalasi Fire Hydrant Dan Fire Sprinkler.

d) Pekerjaan Instalasi AC
Persiapan pelaksanaan pekerjaan, pelaksanaan Pengukuran / marking dan pemasangan
Unit AC sesuai shop drawing. Pemotongan pipa tembaga sesuai ukuran dilapangan pipa
dibersihkan dengan kain. Pemasangan isolasi pipa / harmaflek disesuaikan dengan
diameter pipa. Pengelasan fitting pipa sesuai kebutuhan di lapangan dengan
menggunakan elpiji dan oxygen. Pemasangan Instalasi listrik dari Indoor unit ke Outdoor
unit. Pemasangan instalasi pipa drain lengkap isolasi sesuai shop drawing approval.
Selanjutnya, dilakukan pengisian freon setelah pipa selesai divacum dan dilakukan
pemasangan kabel power AC serta exhaust fan. Testing commissioning dilakukan untuk
mengetahui apabila ada masalah yang perlu diperbaiki.

e) Pekerjaan Instalasi Fire Alarm


Persiapan pelaksanaan pekerjaan pembuatan shop drawing dan persiapan approval
material dilengkapi dengan contoh material dan diajukan ke Konsultan Pengawas /
Owner. Pemasangan Sparing pipa sesuai shop drawing mengikuti pekerjaan sipil.
Pemasangan conduit untuk instalasi Fire Alarm sesuai shop drawing approval.
Selanjutnya, dilakukan testing commissioning seluruh Peralatan Fire Alarm, perbaikan
apabila ada yang perlu diperbaiki.

f) Pekerjaan Instalasi Tata suara dan Telepon


Persiapan pelaksanaan pekerjaan pembuatan shop drawing dan persiapan approvel
material dilengkapi dengan contoh material dan diajukan ke Konsultan Pengawas /
Owner. Pengkabelan dan penempatan kabel harus memenuhi persyaratan Spesifikasi
Teknis EL-00. Pengeras suara langit-langit, pengeras suara kolom, corong pengeras harus
dipasang menyebar pada seluruh bangunan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Pengontrol volume suara harus dilengkapi saklar relay override selama panggilan.

Berikut merupakan metode pelaksanaan konstruksi untuk masing – masing pekerjaan yang
menggunakan struktur baja (Gedung C):

1. Pekerjaan Persiapan
a) Pekerjaan Pembersihan Lokasi Pekerjaan,
Pembersihan lokasi pekerjaan yaitu membersihkan areal pekerjaan sesuai dengan volume
yang ada dengan cara membersihkan tanaman semak belukar, pohon, sampah, dan bahan
lainnya yang mengganggu dan ada disekitar lokasi agar dalam pelaksanaan pekerjaan
nantinya tidak ada kendala. Dalam pelaksanaannya digunakan alat berat excavator.

b) Pekerjaan Pemasangan Papan Nama Proyek


Papan nama proyek berukuran 120 cm x 72 cm yang berisi nama pemilik proyek, nama
proyek, nama konsultan, pengawas, nama kontraktor, nilai kontrak dan waktu
pelaksanaan. Papan nama ini berfungsi memberi informasi secara tertulis kepada
masyarakat sekitar bahwa tempat tersebut akan dibangun sebuah bangunan dan
ditempatkan pada tempat yang mudah dilihat sehingga dapat diketahui oleh semua orang.

c) Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank


Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pemetaan dan survey lokasi proyek tersebut meliputi
pengukuran terhadap lokasi proyek yang akan dikerjakan, seperti pengukuran batas luas
lahan, pengukuran batas bangunan, pengukuran as bangunan dan dilanjutkan dengan
pemberesan dan pembersihan lokasi proyek, untuk selanjutnya mengerjakan pekerjaan
civil works.
d) Pekerjaan Pengadaan Kebutuhan Kerja
Dalam pengadaan kebutuhan kerja terdapat pembuatan direksi keet (bangunan sementara
dari kayu yang dibangun sebagai tempat penyimpanan bahan/material yang akan
digunakan, tempat koordinasi lapangan antara pelaksana, konsultan perencana ataupun
koordinasi yang sifatnya mendadak dan sebagai tempat peristirahatan para pekerja),
pekerjaan bedeng kerja, pembuatan toilet, pembuatan los kerja dan gudang untuk
menyimban segala peralatan dan material proyek, pengadaan genset, pengadaan
passenger hoist, pengadaan tower crane, penyediaan air kerja yang berfungsi untuk
pekerjaan testing commissioning dan campuran adukan pekerjaan lainnya, penyediaan
listrik kerja dengan genset atau meteran gres dan mengajukannya ke PLN, mobilisasi
peralatan kerja seperti alat – alat berat yang digunakan maksimal tujuh hari setelah
menerima surat perintah mulai kerja (SPMK), dan pengadaan material.

e) Pekerjaan Keamanan Proyek


Keamanan proyek yaitu pekerjaan pemasangan pagar sementara dan pembuatan pos
satpam. Pagar sementara dibuat untuk membatasi area proyek untuk menjamin keamanan
dan keselamatan, mencegah orang yang tidak berkepentingan masuk ke area proyek, dan
mencegah terjadinya pencurian barang/material di area proyek.

f) Pekerjaan K3
Pekerjaan K3 yang merupakan salah satu bagian utama perlindungan tenaga kerja
sehingga proses kegiatan pembangunan berjalan dengan baik dan lancar. Pelaksanaannya
dilakukan dengan melakukan rangkaian program K3L seperti Safe Healthy and
Environment Induction pada setiap tamu atau pekerja yang baru memasuki wilayah
proyek, Safe Healthy and Environment Inspection secara rutin untuk memonitor
pelaksanaan K3L pada proyek, dan lainnya. Pada proyek juga disediakan air bersih, obat
-obatan, dan diwajibkan untuk mengenakan Alat Pelindung diri (APO) berupa safety belt,
safety helmet, masker/kedok las yang digunakan pada pekerjaan pemasangan kuda-kuda
baja dan pekerjaan yang beresiko tertimpa benda keras.
2. Pekerjaan Civil Works
a) Pekerjaan Dewatering
Pekerjaan dewatering dilakukan untuk dapat mengendalikan air tanah agar tidak
menganggu proses pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi bangunan. Pada
pengerjaannya, digunakan jenis dewatering open pumping. Pekerjaan diawali oleh
pekerjaan persiapan yaitu penentuan segmen dan tahapan yang akan digali. Proses
penggalian dilakukan per segmen dengan menggunakan excavator. Selanjutnya dilakukan
penggalian untuk tempat penampungan air. Pada penampungan air dipasang pompa
submersible dengan kapasitas sesuai RKS. Pada proses pembuatan saluran sementara,
elevasi selokan yang menuju lubang penampungan air dibuat lebih rendah dari elevasi
dasar galian. Endapan lumpur akan tertampung pada lubang yang sudah direncanakan.
Pompa yang sudah terpasang penampungan air, akan menyedot genangan dan akan
dibuang ke jalur saluran drainase kota. Setelah saluran sementara selesai, dilakukan
penggalian perzona sesuai dengan desain. Terakhir dilakukan penyedotan air pada lubang
galian penampungan air. Setelah kering dilakukan pengecoran dan pemasangan tulangan.

b) Pekerjaan Galian Tanah


Setelah pekerjaan pendahuluan dan pekerjaan pemancangan selesai dilakukan, hal yang
dilakukan selanjutnya yaitu pekerjaan galian tanah pondasi. Galian tanah pondasi
diperlukan untuk perletakan pondasi plat. Penggalian dilakukan sesuai dengan gambar
rencana pondasi dan telah mendapat persetujuan dari pengawas. Bidang horizontal galian
tanah harus mempunyai jarak yang lebih besar dari lebar pondasi, hal ini berfungi untuk
memungkinkan pemasangannya, penopangan dan lain-lain. Kedalaman galian harus
sesuai dengan gambar rencana. Tanah hasil galian ditumpuk ditempat yang telah
ditentukan oleh pengawas, karena tanah tersebut akan dipakai kembali. Pekerjaan ini
dilakukan dengan peralatan standar seperti power shovel, bulldozer, atau excavator.
Pekerjaan galian ini sebagai awal dari pekerjaan struktur bawah seperti pile cap dan tie
beam.

c) Pekerjaan Pemasangan Bracing


Siapkan tangga disamping kolom sebagai alat bantu (tangga tidak boleh bertumpu pada
kolom). Pasang bracing dengan cara mengkaitkan ujung bagian atasnya ke kupingan
sabuk kolom dan bagian bawahnya ke sepatu bracing. Sebagai penahan sementara agar
kolom dapat tetap berdiri tegak, keadaan bracing tidak boleh kendor (mudah bergoyang),
dengan demikian atur panjang bracing dengan memutar batang bracing sesuai kebutuhan.

d) Pekerjaan Timbunan Tanah


Sebelum pelaksanaan pekerjaan timbunan, semua pekerjaan persiapan permukaan
tanah harus sudah diselesaikan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 02200. Bila
timbunan dibuat pada sisi lereng, lereng yang ada dilonggarkan dengan bajak sampai
kedalaman tidak kurang dari 100mm. Bila timbunan yang ada akan dilebarkan ke dalam
timbunan baru, lereng timbunan yang ada harus dilonggarkan hingga kedalaman 100 mm,
atau bila tidak memungkinkan, tangga pada sisi vertical dan horizontal harus diselangkan
sampai kedalaman tidak lebih dari 200 mm. Bila permukaan tanah akan ditutup dengan
bahan tidak kurang dari 300 mm, permukaan tanah lama harus dipadatkan untuk lapisan
timbunan baru dengan kedalaman total tidak boleh melebihi kedalaman lapisan yang
diizinkan, dan dipadatkan sampai minimal 95% dari kepadatan kering maksimal.

Selanjutnya, dilakukan penghamparan timbunan ke permukaan yang telah disiapkan dan


disebar dalam lapisan yang merata sesuai tebal yang disyaratkan. Tanah timbunan
umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke permukaan yang telah
disiapkan. Proses penimbunan kembali diatas pipa dan dibelakang struktur harus
dilaksanakan dengan sistematis setelah pemasangan pipa struktur. Setelah selesai,
dilakukan pemadatan timbunan. Pembuangan sisa tanah dilakukan pada lokasi tertentu
sesuai dengan syarat yang telah ditentukan.

e) Pekerjaan Pemadatan Tanah


Sebelum pelaksanaan pekerjaan pemadatan tanah, dilakukan pekerjaan persiapan seperti
pembuatan shopdrawing, persiapan lahan kerja, persiapan material kerja, dan persiapan
alat kerja. Pelaksanaannya diawali dengan melakukan persiapan lokasi pekerjaan berupa
pengukuran dan pemasangan marking pada area pekerjaan, pembersihan lokasi
pekerjaan, dimana harus bebas dari material organik dan anorganik. Selanjutnya, area
pembangunan dikeringkan. Memuat material timbunan pilihan dari hasil galian pada
lokasi pekerjaan dengan dum truk dan ditumpuk dengan jarak tertentu pada lokasi
pekerjaan. Timbunan pilihan dihampar dengan menggunakan tenaga manusia (manual).
Kemudian, hasil hamparan timbunan pilihan disiram air dengan menggunakan tamper
lalu dipadatkan dengan stamper sampai mencapai ketabalan dan kepadatan sesuai dengan
spesifikasi Teknik.

Tanah dipadatkan dengan stamper sampai mencapai ketabalan dan kepadatan sesuai
dengan spesifikasi teknik. Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis daan
dipadatkan sampai mencapai paling sedikit 90 % (modifield proctor) dari kepadatan
sampai kering maksimum seperti yang tertera dalam AASHTO T99. Pelaksanaan
pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik. Apabila hujan, pemadatan harus
dihentikan. Selama pekerjaan ini, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar dari 2%
kadar air optimum. Selanjutnya, melakukan pengujian timbunan, pengujian testpit dan
cbr untuk menentukan ketebalan dan kepadatan dari timbunan. Perapihan hasil pekerjaan,
setiap material sisa diangkut utuk dibuang pada area yang telah ditentukan.

f) Pekerjaan Pondasi Bangunan


Sebelum pelaksanaan pemasangan spun pile, dilakukan pekerjaan persiapan tanah dasar
sesuai dengan spesifikasi teknis yaitu minimal 50 meter di muka lokasi penempatan
bahan lapis pondasi. Ditentukan pila titik pancang dengan theodolith. Selanjutnya,
dilakukan proses pengangkatan (mobilisasi) dari pabrik ke trailer ataupun dari trailer ke
penyusunan lapangan dengan truck trailer. Unloading spun pile dilakukan dengan truck
trailer. Selanjutnya, pemancangan spun pile dilakukan dengan alat diesel hammer,
hydraulic hammer dan jacking pile. Penyambungan spun pile dilakukan dengan cara
pengelasan yang selanjutnya dilakukan pemotongan spun pile untuk tiang yang muncul
dipermukaan dan elevasinya melebihi yang direncanakan.

3. Pekerjaan Struktur Bawah


a) Pekerjaan Pembuatan Pile Cap
Tahapan pembuatan pile cap diawali oleh pekerjaan persiapan dengan menentukan as pile
cap. Kemudian, dilakukan pekerjaan pemasangan tulangan yang telah diorong dan
dibengkokan dan dibawa ke lapangan untuk dipasang pada posisi sesuai denah gambar
pelaksanaan. Pemasangan Sengkang ini dilakukan secara manual, penyampbungan
Sengkang pada tulangan utama dengan menggunakan kawat bandrat. Selanjutnya
dilakukan pembesian pile cap dengan menentukan daftar lengkungan bengkok besi yang
kemudian dirakit diluar lokasi sesuai dengan gambar rencana. Tulangan pile cap
dilekatkan dengan tulangan luar pondasi tiang pancang. Selanjtnya dilakukan bekisting
dengan mengadakan marking posisi bekisting yang akan dipasang, setelahnya bekisting
dirakir sesuai dengan ukuran pile cap masing – masing. Bekisting diolesi dengan mud oil
agar tidak terjadi kesulitan pada saat pembongkaran bekisting. Bekisting dipasang tegak
lurus pada lokasi pile cap yang sudah diberi tanda kemudian bekisting yang telah
dipasang dikunci dengan menggunakan kayu dan paku agar stabil.

Setelahnya pengecoran dilakukan dengan membersihkan terlebih dahulu segala kotoran


dan air dengan pompa air. Kemudian, membuat marking pada bekisting dan mengatur
penuangan beton sesuai dengan metode pelaksanaan. Agar semua beton dapat masuk,
digunakan alat vibrator untuk meratakannya serta ditekan dengan tekanan tinggi agar
beton dapat memadat. Dilaukan pengontrolan elevasi saat pelaksanaan pengecoran dan
saat sudah selesai, permukaan dihaluskan dengan alat manual. Pembongkaran bekisting
dilakukan pada 2-3 hari setelah pengecoran.

b) Pekerjaan Pembuatan Tie Beam


Pembuatan pelat lantai basement diawali dengan pekerjaan bekisting. Untuk pekerjaan
pelat lantai dimulai dengan melakukan pemasangan bekisting. Bekisting dipasang dengan
menumpu pda scaffolding. Selanjutnya, pekerjaan pembesian yang dilakukan secara
manual oleh tukang dengan mempersiapkan terlebih dahulu tulangan yang dibutuhkan
untuk pelat lantai. Tulangan yang butuh dipersiapkan sebelumnya adalah tulangan
sengkang, pemotongan tulangan dan pembengkokan tulangan. Setelah semua siap
tulangan dirakit langsung di tempat. Kemudian, setelah selesai pekerjaan pembesian,
pekerjaan dapat dilakukan dengan mengecor pelat lantai. Pekerjaan pelat lantai dicor
dengan menggunakan concrete pum untuk membantu menuangkan campuran beton ke
pelat lantai. Selain itu digunakan juga vibrator yang berfungsi untuk memadatkan beton
sehingga tidak ada udara yang terjebak didalam beton.

c) Pekerjaan Pembuatan Kolom Pedestal


Kolom pedestal merupakan kolom utama yang biasanya menjadi dudukan pelat kolom
baja dimana terdapat angkur. Langkah awal dalam pembuatan kolom adalah
menenentukan As kolom. Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan
pematokan. Cara menentukan as kolom membutuhkan alat-alat seperti theodolit, meteran,
tinta, sipatan dll. Selanjutnya dilakukan pembesian kolom. Perakitan tulangan kolom
harus sesuai dengan gambar kerja. Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama.
Sebelum pemasangan sengkang, terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama
dengan kapur. Kemudian adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan
utama dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang. Setelah tulangan selesai
dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut dengan menggunakan Tower Crane ke
lokasi yang akan dipasang. Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu
dipasang beton decking sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut
beton.

Tahapan selanjutnya adalah pemasangan bekisting kolom yang dilaksanakan apabila


pelaksanaan pembesian tulangan telah selesai dilaksanakan. Sebelumnya, dilakukan
pembersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom. Selanjutnya, membuat
garis pinjaman. Setelah mendapat garis pinjaman, buat tanda kolom pada lantai sesuai
dengan dimensi kolom yang berfungsi sebagai acuan dalam penempatan bekisting kolom.
Dibuat marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting. Pada kolom pedestal terdapat
bagian yang dipasangkan angkur untuk dapat menopang struktur diatasnya. Angkur
dipasang dengan pengeboran. Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom
tersebut siap dicor.

Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-benar bersih dari
kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan beton.
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan dengan pipa
tremi. Bucket tersebut diangkut dengan menggunakan Tower crane untuk memudahkan
pengerjaan. Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu
beton. Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beton menggunakan vibrator.
Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai
pemadatan yang maksimal. Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan
pembongkaran bekisting. Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah
dapat dibongkar.

d) Pekerjaan Pembuatan Pelat Lantai Basement


Pembuatan pelat lantai basement diawali dengan pekerjaan bekisting. Untuk pekerjaan
pelat lantai dimulai dengan melakukan pemasangan bekisting. Bekisting dipasang dengan
menumpu pda scaffolding. Selanjutnya, pekerjaan pembesian yang dilakukan secara
manual oleh tukang dengan mempersiapkan terlebih dahulu tulangan yang dibutuhkan
untuk pelat lantai. Tulangan yang butuh dipersiapkan sebelumnya adalah tulangan
sengkang, pemotongan tulangan dan pembengkokan tulangan. Setelah semua siap
tulangan dirakit langsung di tempat. Kemudian, setelah selesai pekerjaan pembesian,
pekerjaan dapat dilakukan dengan mengecor pelat lantai. Pekerjaan pelat lantai dicor
dengan menggunakan concrete pum untuk membantu menuangkan campuran beton ke
pelat lantai. Selain itu digunakan juga vibrator yang berfungsi untuk memadatkan beton
sehingga tidak ada udara yang terjebak didalam beton.

e) Pekerjaan Pemasangan Kolom Baja Basement


Alat-alat yang dibutuhkan untuk pekerjaan baja secara umum adalah struktur penopang
sementara yang juga sekaligus sebagai alat angkut seperti single pole (gin pole) dan derek
guy (guy derricks), alat penyambung elemen struktur seperti paku keling (rivet), baut dan
mur (bolt and nut), serta alat pengencang baut. Kolom baja dipasang mengikuti koordinat
grid yang telah ditentukan sebelumnya. Sebelum pengangkatan dimulai, kontraktor harus
memeriksa kembali dudukan posisi angkur-angkur baja untuk memastikan bahwa
semuanya dalam kondisi baik dan tidak mengalami kerusakan, demikian juga dengan
jarak dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja.

Kolom diangkat menggunakan alat angkut sambal menghindari kerusakan seminimal


mungkin selama pengangkatan, terutama pada permukaan yang sudah dilapisi bahan cat,
karena perbaikan setelah ditempatkan pada posisi tegak sulit dilakukan. Ketika posisi
dasar kolom sudah pada tempatnya, posisi ini belum dapat dinyatakan sudah tepat dan
ketegakannya belum sempurna. Atau dengan kata lain, kolom masih perlu diangkat atau
diayun lagi hingga stabilitas kedudukan kolom dapat dipastikan selamat urut-urutan
pekerjaan ereksi dilakukan. Prosedur ini dilakukan berulang-ulang hingga seluruh grid
posisi kolom terbentuk.

4. Pekerjaan Struktur Atas


a) Pekerjaan Pemasangan Kolom Baja
Alat-alat yang dibutuhkan untuk pekerjaan baja secara umum adalah struktur penopang
sementara yang juga sekaligus sebagai alat angkut seperti single pole (gin pole) dan derek
guy (guy derricks), alat penyambung elemen struktur seperti paku keling (rivet), baut dan
mur (bolt and nut), serta alat pengencang baut. Kolom baja dipasang mengikuti koordinat
grid yang telah ditentukan sebelumnya. Sebelum pengangkatan dimulai, kontraktor harus
memeriksa kembali dudukan posisi angkur-angkur baja untuk memastikan bahwa
semuanya dalam kondisi baik dan tidak mengalami kerusakan, demikian juga dengan
jarak dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja.

Kolom diangkat menggunakan alat angkut sambal menghindari kerusakan seminimal


mungkin selama pengangkatan, terutama pada permukaan yang sudah dilapisi bahan cat,
karena perbaikan setelah ditempatkan pada posisi tegak sulit dilakukan. Ketika posisi
dasar kolom sudah pada tempatnya, posisi ini belum dapat dinyatakan sudah tepat dan
ketegakannya belum sempurna. Atau dengan kata lain, kolom masih perlu diangkat atau
diayun lagi hingga stabilitas kedudukan kolom dapat dipastikan selamat urut-urutan
pekerjaan ereksi dilakukan. Prosedur ini dilakukan berulang-ulang hingga seluruh grid
posisi kolom terbentuk.
b) Pekerjaan Pemasangan Balok Baja
Setelah pekerjaan kolom baja selesai, balok baja dipasang pada tempatnya dan diikat
dengan dua baut pada masing-masing ujungnya dengan menggunakan alat yang sama
dengan pekerjaan kolom baja sebelumnya. Ketika seluruh balok baja sudah pada
tempatnya, sisa lubang pada setiap ujung balok baja yang belum terpasang baut
dilengkapi. Apabila seluruh pekerjaan ereksi di atas telah dilakukan, tim berikutnya akan
melakukan pekerjaan lining dan leveling untuk memastikan struktur yang telah dipasang
sudah menempati posisi yang tepat (alignment). Apabila posisi yang diinginkan telah
diperoleh, maka seluruh baut dikencangkan.

c) Pekerjaan Pembuatan Pelat Lantai


Pekerjaan pembuatan pelat lantai diawali dengan tahap persiapan yang didalamnya
terdapat pengukuran dengan alat ukur theodolithe, pekerjaan bekisting balok sesuai
dengan gambar kerja, dan fabrikasi besi yang pemotongan dan pembengkokan besinya
dilakukan sesuai kebutuhan dengan bar cutter dan bar bending. Selanjutnya dilakukan
pekerjaan bekisting pelat dengan bantuan scaffolding. Setelah itu, dipasang pasangan
plywood sebagai alas pelat dan setelah bekisting rapat terpasang, diolesi oleh solar agar
beton tidak menempel pada bekisting. Selanjutnya, dilakukan pembesian pelat.
Pembesian pelat dlakukan langsung diatas bekisting pelat yang sudah siap. Besi tulangan
yang diangkat menggunakan tower crane diletakkan diatas bekisting pelat. Perakitan
dilakukan dengan tulangan bawah terlebih dahulu, dilanjutkan dengan perakitan secara
menyilang dan diikat dengan kawat ikat.

Setelahnya, dilakukan pengecoran pelat. Peralatan pendukung untuk pekerjaan


pengecoran balok diantaranya yaitu bucket, truck mixer, vibrator, lampu kerja, dan papan
perata. Sebelum dilakukan pengecoran, area dibersihkan menggunakan air compressor
hingga benar – benar bersih. Setelahnya, dilakukan pengecoran concrete pump yang
menyalurkan beton ready mix dari truck mixer ke lokasi pengecoran dengan
menggunakan pipa. Lalu dipadatkan dengan bantuan alat vibrator. Setelah itu, dilakukan
perataan permukaan dengan alat manual. Untuk pelat pembongkaran bekisting dilakukan
setelah 4 hari pengecoran, sebagai penunjang sampai pelat benar – benar mengeras.

d) Pekerjaan Pemasangan Atap


Pekerjaan pemasangan atap rangka baja diawali dengan tahapan persiapan, yaitu
pembuatan dan pengajuan shop drawing, persiapan lahan kerja, persiapan material kerja,
persiapan alat kerja. Kemudian, dilakukan fabrikasi dengan langkah memotong rangka
baja ringan sesuai dengan ukuran, mengebor lubang baut sambungan, dan membuat kuda
– kuda. Selanjutnya adalah leveling dan marking. Permukaan atas ring balok harus dalam
keadaan rata dan siku dan dapat dipastikan dengan menggunakan selang air dan penyiku.
Pada marking juga diukur jarak antar kuda -kuda sesuai dengan gambar rencana atap.
Pengangkatan dan pemasangan kuda – kuda sesuai dengan gambar kerja. Dalam
pemasangannya, harus dipastikan bahwa posisi kiri dan kanan kuda – kuda tidak terbalik.
Kuda – kuda dikencangkan dengan plat L (L bracket) yang dikencangkan juga dengan
ring balok dan menanmbahkan balok penopang sementara agar posisi kuda -kuda tidak
berubah. Setelah semua kuda – kuda didirikan, dipasang bracing sebagai perkuatan, reng
dengan jarak menyesuaikan jenis penutup yang digunakan, dan outrigger sebagai
overhang.

5. Pekerjaan Arsitektural
a) Pekerjaan Dinding
Pekerjaan dinding dilakukan dengan pekerjaan pengadukan semen sebagai perekat
dengan perbandingan 1:3 antara semen dan pasir pada tempat lembab, dan 1:5 pada
tempat kering. Semua bahan kecuali air, diaduk dengan alat pengaduk semen sampai
adukan menghasilkan warna yang sama. Waktu pengadukan minimum harus 1 sampai 2
menit untuk aplikasi. Semua permukaan yang akan diberi adukan semen dan pengerjaan
acian harus bebas dari karbonat dan bahan – bahan yang tidak digunakan. Selanjutnya,
dilakukan penghalusan sehingga acian halus tanpa retak.

Setelahnya, melakukan pekerjaan dinding bata. Pada pekerjaan ini, dinding harus
diklasifikasikan sebagai pasangan bata setebal 150 mm. tahap pertama adalah
menyiapkan gambar shopdrawing yang digunakan sebagai acuan dan melakukan
pengecekan bata agar ukuran sesuai. Antara lapisan bata satu dengan yang lainnya harus
memilki jarak setengah dari panjang bata. Jarak rata-rata adalah 12.5 mm dengan
toleransi 2.5 mm.

Pemasangan bata dilakukan secara manual dengan tebal spesi yang dianjurkan ±3mm
dengan roskam gerigi. Batu bata dibasahi terlebih dahulu sebelum dipasang. Tulangan
harus digunakan sekurang – kurangnya setiap 400 cm panjang dinding dan pada semua
kolom, sudut, plat, balok, dan sebagainya. Setelah bata disatukan dengan spesi yang
disiapkan, pekerjaan dinding bata selesai, dilakukan pekerjaan acian. Pekerjaan
pemasangan dinding bata dikerjakan untuk bagian kamar mandi dengan langkah yang
sama.

Pekerjaan selanjutnya adalah pemasangan beton fasade yang dlakukan dengan pembuatan
bekisting menggunakan bahan kayu, melakukan pekerjaan pembesian sesuai dengan PBI
dan SNI, pembersihan permukaan, pembukaan bekisting beton yang dilakukan setelah
beton benar -benar kering, dan pemeriksaan serta pengetesan.
Pada pemasangan metal sheet, dibutuhkan metal sheet dengan tebal minimial 1 mm dan
sudah melalui pengujian ketahanan bahan terhadap api, larutan kimia, adhesi, pengapuran
dan pengujian fleksibilitas.

b) Pengerjaan Pemasangan Pintu dan Jendela Aluminium


Pekerjaan didasari dengan gambar shopdrawing yang telah dibuat. Selanjutnya dilakukan
pekerjaan persiapan seperti material kerja, alat bantu kerja, dan dilakukan pengecekan
ukuran opening yang akan dipasang oleh pintu dan jendela. Kusen dan frame aluminium
difabrikasi di lokasi proyek untuk memudahkan apabila ada perbaikan. Pemasangan pintu
dan jendela dilakukan dengan di screw fischer saat pekerjaan acian sudah selesai. Untuk
mencegah kebocoran, maka diisi silicone sealant dan dipasang hardware. Selanjutnya,
dilakukan pekerjaan finishing perangkat keras dan pemasangan kaca. Kaca yang
digunakan berupa lembaran kaca yang bening dan rata, serta memiliki ketebalan yang
sama.
c) Pekerjaan Finishing
Pekerjaan finishing terdiri dari pekerjaan partisi dan plafond gypsum diperlukan marking
sebagai tanda elevasi plafond. Plafond dipasang dengan paku kait pada titik marking
yang telah ada. Selanjutnya, dipasang penggantung rangka plafond dan rangka tepi (steel
hollow) dengan ukuran 40 mm x 40 mm dan 40 m x 20 mm. Rangka terbuat dari lapisan
baja yang digalvanis sesuai dari standar produsen panel gypsum. Panel gypsum dipasang
ke rangka menggunakan pengait, sekrup using nail, screw, atau pengikat dengan diameter
dan panjang yang memadai. Selanjutnya dilakukan pengecatan dan pekerjaan GRC.

Dalam pengerjaannya, panel GRC terdiri dari bermacam – macam bentuk seperti
listplank, dome, kolom, dll. Bentuk panel sesuai dengan gambar. Cara pemasangannya
adalah dipasang besi – besi bracket, lalu dipasang rangka vertical dan horizontal. Panel
diangkat dengan alat angkat dan diikatkan ke bracket dengan sistem las. Selanjutnya,
disipat dengan waterpass dan lot gantung, lalu panel diatur baik arah horizontal maupun
vertikal

Sebelum pekerjaan lantai, dilakukan pekerjaan pelat tembaga dengan tebal minimal 2
mm. Pekerjaan lantai yang dilakukan dalam proyek ini meliputi pekerjaan cor lantai,
pekerjaan pemasangan keramik lantai, pekerjaan, pemasangan keramik dinding kamar
mandi, dan pekerjaan keramik homogenius. Proses pelaksanaan pekerjaan lantai adalah
dengan menyiangi permukaan tanah hingga jenuh, kemudian campuran beton lantai
diletakkan diatas permukaan tanah. Setelah beton mengeras barulah dapat dipasang
keramik. Sebelum dipasang keramik disiram/direndam di dalam air terlebih dahulu.
Setelahnya, bersihkan permukaan lantai dari semua kotoran dan sampah organik lainnya
dan lantai diberikan campuran plastic nat. Untuk pemasangan lantai pada bagian finishing
harus memenuhi syarat uji keramik menurut SII 0583-81, dan menyediakan bahan
cadangan sebanyak 2,5% dari masing – masing jenis bahan keramik yang terpasang.

Setelahnya dilakukan pengecatan sesuai dengan gambar, pengecatan politur untuk


material kayu, dan pemasangan sealant sebagai bahan pengisi celah material untuk
mencegah masuknya cairan. Sealant tidak boleh lebih tebal dari 12,7 mm dan tidak lebih
tipis dari 3,2 mm. Area yang berdekatan dengan sambungan harus dilapisi untuk
memberikan garis nat sealant.

d) Pekerjaan Khusus
Pekerjaan khusus pada proyek ini meliputi pekerjaan louvre aluminium sebagai jalur
keluar masuknya udara. Jalusi besi dan rangka harus dipasang dengan tata cara yang
ditunjukan dalam gambar detail pelaksanaan yang telah disetujui. Dilanjutkan oleh
pekerjaan railing besi. Dalam pengerjaannya, dilakukan pengukuran dan penentuan titik
lokasi tiang railing, pemasangan tiang railing atas dan bawah, pemasangan hand railing
dan tiang tengah, pemasangan rangka pembagi, dan pengecatan dengan cat besi atau cat
duco.

Selanjutnya, pekerjaan sanitair yang dilakukan dengan tahapan awal pembuatan gambar
shopdrawing dan persiapan alat bantu kerja (bor, gerinda, waterpass, obeng, kunci pas,
gun sealant, dan lainnya) serta material kerja (monoblock, wastafel, soap dish, urinal, dan
lainnya). Setelahnya dilakukan pengukuran untuk titik penempatan dan ketinggian alat
sanitair yang kemudian dilanjutkan dengan pemasangan sanitair.

Pada proyek ini, dilakukan pula pekerjaan grassblock dengan kekuatan tidak kurang dari
350kg/cm, ketebalan 80mm dan harus berjumlah 7 buah untuk 1 m^3 nya dengan warna
natural. Pemasangan grassblock dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kepadatan
tanah dasar terlebih dahulu, kemudian dilakukan pekerjaan lapis pondasi diatas tanah
dasar dan memasang pasir alas sebagai alas perletakan grassblock. Subgrade dan subbase
minimal memilki kemiringan of 2% atau seperti pada gambar. Pemasangan grassblock
dilakukan dengan menentukan arah dan bentuk pola oleh benang pembantu.

Pekerjaan lainnya adalah pangadukan lantai beton yang terdiri atas semen dan pasir
dengan perbandingan 1:3 untuk tempat basah dan 1:5 untuk daerah kering. Pelaksanaan
pekerjaan terdiri dari pengadukan, persiapan dan pembersihan permukaan, pekerjaan
acian untuk permukaan beton dengan tebal minimum 10 mm, penghalusan, dan
pemeriksaan serta pengetesan.
Pekerjaan grill besi sebagai penutup saluran pembuangan air dipasang sesuai pada
gambar. Untuk pekerjaan saluran drainase, dilakukan pemasangan saluran drainase hujan,
curb inet dan catch pit, bak control, gorong – gorong.

Pekerjaan atap dilakukan sesuai shop drawing dengan bahan yang digunakan adalah
zincalume KR3 -800 dengan isulation ex polinum dan plexi glass. Selanjutnya pekerjaan
taman/lansekap dilakukan dengan membersihkan area dari tanaman liar dan pembentukan
tanah sesuai dengan ketinggian yang diinginkan.
Pekerjaan eksterior dan interior dilakukan sesuai shop drawing yang ada dan dilakukan
oleh tenaga ahli yang terampil.

6. Pekerjaan MEP
a) Pekerjaan Sanitasi
Pada pekerjaan sanitasi, semua perlengkapan dipasang sesuai dengan rekomendasi
produsen dan spesifikasi ini, dimensi verikal dan horizontal semua peralatan dan jumlah
tiap barang harus seperti pada gambar, dan pemasangan harus sesuai dengan petunjuk
produsen, fitting dan detail.

Pada proses pemasangan, semua sambungan harus rapat air dan udara. Perapatan
sambungan yang telah diperbaiki atau adanya celah tidak diperkenankan. Cat, vernis,
dempul dan sebagainya tidak diizinkan diberikan pada sambungan, sampai sambungan
dibuat benar-benar kencang dan telah diuji. Penyaring dan pipa-pipa yang diekspos untuk
semua peralatan dan perlengkapan harus dihubungkan ke pipa kasar pada dinding dengan
sambungan sesuai yang disyaratkan, kecuali bila ditetapkan lain. Sambungan air untuk
peralatan yang berdiri sendiri tidak boleh kurang dari yang ditetapkan dalam gambar.
Peryaratan pada pekerjaan ini sesuai dengan RKS adalah,
- Bak dan bak cuci tangan kamar mandi harus dipasang agar bagian atasnya adalah
800mm di atas finishing permukaan lantai.
- Urinal harus dipasang agar bagian atas pinggiran depannya adalah 530mm di atas
finishing permukaan lantai.
- Partisi harus dipasang pada ketinggian seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
- Cermin harus digantung pada ketinggian seperti yang ditunjukkan dalam gambar,
dan harus dipasang sesuai persyaratan dalam Spesifikasi Kaca dan Pemasangan
Kaca.
- Sistem penyangga dan penggantung harus sesuai dengan rekomendasi produsen
atau seperti yang disetujui oleh Pengawas.
Untuk pekerjaan pasangan kloset, WC duduk harus sistem close-coupled wash down, dan
harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas, dengan warna yang akan ditentukan
kemudian. Seluruh unit harus dilengkapi dengan semua peralatan yang dibutuhkan. Tiap
dudukan WC harus memiliki penutup. Peralatannya harus krom lapis kuningan.
Pada pekerjaan pasangan wastafel, wastafel harus yang bertipe counter-top atau wall
hung sesuai dengan gambar detailpelaksanaan (shop drawing) dan harus disetujui terlebih
dahulu oleh Pengawas.
Pekerjaan Pasangan Keran air harus seperti yang ditetapkan dalam Spesifikasi Sistem
Pemipaan. Dan pekerjaan pasangan urinoir harus tipe unit tunggal yang dipasang di
dinding dengan katup penyiram, Moslem tipe dan aksesoris lain yang diperlukan, dan
harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas, dengan warna yang akan ditentukan
kemudian.

b) Pekerjaan Elektrikal
Sebelum pekerjaan elektrikal dilaksanakan, perlu ditunjukkan contoh-contoh material,
tipe dan juga merek yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan. Pengadaan
material untuk pekerjaan elektrikal disimpan di sekitar lokasi terdekat dengan area
pekerjaan dan melindungi diri dari kemungkinan kerusakan material menyebabkan
benturan perangkat keras, sedangkan material lain disimpan di gudang tertutup. Teknis
pelaksanaan pekerjaan ini sesuai dengan gambar desain, RKS dan spesifikasi teknis
pekerjaan elektrikal. Pelaksanaan pekerjaan elektrikal dan sesuai dengan perencanaan dan
membutuhkan kontrol yang lebih lanjut, sehingga dikerjakan oleh orang yang
berkompeten di bidangnya.
Untuk pekerjaan instalasi listrik, telepon, ducting, dan penangkal petir dilakukan sebelum
plesteran dan dinding dan pemasangan plafond. Instalasi stop kontak dan saklar -saklar
dipasang pada dinding dengan rapi sesuai penempatannya pada gambar-gambar rencana,
setelah semua instalasi titik api dan instalasi stop kontak dan saklar terpasang barulah
diberi lampu-lampu sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar-gambar rencana.

c) Pekerjaan Instalasi Pemadam Kebakaran


Pekerjaan ini diawali dengan persiapan pelaksanaan pekerjaan dengan pembuatan shop
drawing dan persiapan approval material dilengkapi dengan contoh material dan diajukan
ke Konsultan Pengawas / Owner. Selanjutnya, pelaksanaan Pengukuran / marking jalur
utama pipa Fire Hydrant dan Fire Sprinkler dikoordinasikan dengan pekerjaan sipil.
Kemudian, fabrikasi support dan gantungan untuk pipa Fire Hydrant dan Fire Sprinkler
sesuai shop drawing approval. Dilanjutkan dengan fabrikasi Box Hydrant di pabrik sesuai
shop drawing yang sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas / Owner dan berdasarkan
approval material. Fabrikasi pipa Fire Hydrant dan Fire Sprinkler yaitu pengelasan untuk
pipa Fire Hydrant dan Fire Sprinkler disesuaikan dengan spesifikasi teknik dan
berdasarkan gambar yang sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas / Owner. Kemudian,
pemasangan support dan gantungan sesuai shop drawing approval. Pemasangan Instalasi
Pipa Fire hydrant dan Fire Sprinkler di ruang shaft lengkap accessories dilanjutkan ke
box hydrant.
Pemasangan pipa dropout dari main line ke plafond sesuai shop drawing approval.
Kemudian, dilakukan pressure test seluruh instalasi Fire Hydrant dan Fire Sprinkler tiap
lantai. Selanjutnya, pemasangan head sprinkler bersama-sama pekerjaan plafond.
Dilanjutkan dengan pemasangan pondasi untuk Box Hydrant tiap lantai sesuai shop
drawing approval. Dibuat galian tanah untuk pemasangan instalasi Pipa Fire Hydrant.
Dilakukan Test presure / tekan seluruh pipa Fire Hydrant sesuai spesifikasi teknik yang di
minta. Selanjutnya, pemasangan Pillar Hydrant, Siamese Conection lengkap Check Valve
dan Box Hydrant lengkap accessories. Terakhir, dilakukan testing commissioning dan
training seluruh Instalasi Fire Hydrant Dan Fire Sprinkler.
d) Pekerjaan Instalasi AC
Persiapan pelaksanaan pekerjaan, pelaksanaan Pengukuran / marking dan pemasangan
Unit AC sesuai shop drawing. Pemotongan pipa tembaga sesuai ukuran dilapangan pipa
dibersihkan dengan kain. Pemasangan isolasi pipa / harmaflek disesuaikan dengan
diameter pipa. Pengelasan fitting pipa sesuai kebutuhan di lapangan dengan
menggunakan elpiji dan oxygen. Pemasangan Instalasi listrik dari Indoor unit ke Outdoor
unit. Pemasangan instalasi pipa drain lengkap isolasi sesuai shop drawing approval.
Selanjutnya, dilakukan pengisian freon setelah pipa selesai divacum dan dilakukan
pemasangan kabel power AC serta exhaust fan. Testing commissioning dilakukan untuk
mengetahui apabila ada masalah yang perlu diperbaiki.

e) Pekerjaan Instalasi Fire Alarm


Persiapan pelaksanaan pekerjaan pembuatan shop drawing dan persiapan approval
material dilengkapi dengan contoh material dan diajukan ke Konsultan Pengawas /
Owner. Pemasangan Sparing pipa sesuai shop drawing mengikuti pekerjaan sipil.
Pemasangan conduit untuk instalasi Fire Alarm sesuai shop drawing approval.
Selanjutnya, dilakukan testing commissioning seluruh Peralatan Fire Alarm, perbaikan
apabila ada yang perlu diperbaiki.

f) Pekerjaan Instalasi Tata suara dan Telepon


Persiapan pelaksanaan pekerjaan pembuatan shop drawing dan persiapan approvel
material dilengkapi dengan contoh material dan diajukan ke Konsultan Pengawas /
Owner. Pengkabelan dan penempatan kabel harus memenuhi persyaratan Spesifikasi
Teknis EL-00. Pengeras suara langit-langit, pengeras suara kolom, corong pengeras
harusdipasang menyebar pada seluruh bangunan seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja. Pengontrol volume suara harus dilengkapi saklar relay override selama panggilan.
DAFTAR PERALATAN UTAMA
No. Jenis Peralatan Jumlah Kapasitas Merek/Tipe Tahun Pembuatan Lokasi Saat Ini Kondisi Kepemilikan
Peralatan Pekerjaan Persiapan
1 Excavator 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
2 Dozer Ringan 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
3 Dump Truck 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
Peralatan Pekerjaan Civil Works
1 Water Pump 2 buah 2017 Bandung Baik Sewa
2 Diesel Hammer 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
3 Hydraulic Lead 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
4 Truk Molen 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
5 Power Shovel 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
6 Bulldozer 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
7 Excavator 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
8 Self Propelled Tamping Rollers 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
9 Truk Trailer 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
10 Concrete Vibrator 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
11 Jacking Pile 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
12 Theodolith 2 buah 2017 Bandung Baik Sewa
13 Light Weight Deflectometer 2 buah 2017 Bandung Baik Sewa
14 Truk Molen 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
15 Mesin Las 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
16 Bracing 1 set 2017 Bandung Baik Beli
Peralatan Pekerjaan Struktur Bawah
1 Concrete Pump 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
2 Water Pump
3 Concrete Vibrator 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
4 Truk Molen 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
5 Theodolith 2 buah 2017 Bandung Baik Sewa
6 Meteran 2 buah 2017 Bandung Baik Sewa
7 Mesin Las 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
8 Bar Cutter 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
9 Bar Bending 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
10 Tower Crane 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
11 Tremi 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
12 Bucket Cor 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
13 Scaffolding 1 set 2017 Bandung Baik Beli
14 Guy Derricks 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
15 Rivet 2 buah 2017 Bandung Baik Sewa
16 Calibrated Torque Wrench 2 buah 2017 Bandung Baik Sewa
Peralatan Pekerjaan Struktur Atas
1 Water Pump 2 buah 2017 Bandung Baik Sewa
2 Concrete Pump 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
3 Concrete Vibrator 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
4 Truk Molen 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
5 Theodolith 2 buah 2017 Bandung Baik Sewa
6 Meteran 2 buah 2017 Bandung Baik Sewa
7 Mesin Las 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
8 Bar Cutter 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
9 Bar Bending 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
10 Tower Crane 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
11 Tremi 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
12 Bucket Cor 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
13 Scaffolding 1 set 2017 Bandung Baik Beli
14 Guy Derricks 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
15 Rivet 2 buah 2017 Bandung Baik Sewa
16 Calibrated Torque Wrench 2 buah 2017 Bandung Baik Sewa
Peralatan Pekerjaan Arsitektural
1 Concrete Vibrator 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
2 Water Pump 2 buah 2017 Bandung Baik Sewa
3 Truk Molen 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
4 Bor Screwdriver 2 buah 2017 Bandung Baik Sewa
5 Meteran 2 buah 2017 Bandung Baik Sewa
6 Theodolith 2 buah 2017 Bandung Baik Sewa
7 Waterpass 2 buah 2017 Bandung Baik Sewa
8 Screw Fischer 2 buah 2017 Bandung Baik Sewa
9 Tangga 2 buah 2017 Bandung Baik Sewa
10 Mesin Las 1 unit 2017 Bandung Baik Sewa
11 Pengikat 2 buah 2017 Bandung Baik Sewa
12 Kunci Pas 2 buah 2017 Bandung Baik Sewa
13 Sealant 2 buah 2017 Bandung Baik Sewa
Peralatan Pekerjaan MEP
1 Water Pump 2 buah 2017 Bandung Baik Sewa
2 Screwdriver 2 buah 2017 Bandung Baik Sewa
DAFTAR PERSONIL MANAJERIAL

Berikut adalah daftar personil manajerial yang telah disusun oleh Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK),
No Tingkat Jabatan dalam Pengalaman Sertifikat
Pendidikan/Ijazah Pekerjaan yang Kerja Profesional Kompetensi
akan (tahun) Kerja
dilaksanakan
1 S1 Teknik Sipil Manajer Proyek 5 SKT Pelaksana
Lapangan
Pekerjaan
Gedung (TS 028)
/ SKT Pelaksana
Pekerjaan
Gedung (TS 045)
2 S1 Teknik Sipil Manajer Teknik 4 SKT Teknisi
Pekerjaan
Gedung (TS 024)
3 SLTA / SMK / Manajer 3 SKT Juru Hitung
Sederajat Keuangan Kuantitas (TS
047)/ SKT Juru
Ukur Pekerjaan
Gedung (TS048)
4 S1 Teknik Sipil Ahli K3 3 Sertifikat
Petugas K3/SKA
K3
5 D3 Teknik Juru Ukur 3 Sertifikat
Geodesi / Teknik Keterampilan
Sipil Kerja Juru Ukur /
Pemetaan
6 D3 Teknik Sipil Juru Gambar 4 Sertifikat
Keterampilan
Kerja Juru
Gambar /
Draftman Sipil
BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
KONTRAK (RK3K)

I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK


(RK3K)
PT. Odading Mang
Oleh

[digunakan untuk usulan penawaran]

DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3 Proyek
B. Perencanaan K3
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, Program K3, dan Biaya K3
B.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C. Pengendalian Operasional K3
A. KEBIJAKAN K3
Kita, segenap jajaran PT. Odading Mang Oleh selalu mengemban kepercayaan dengan:

• Meningkatkan cara kerja K3 sesuai peraturan perundang-undangan


• Melaksanakan pengendalian risiko K3 sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
• Melaksanakan norma-norma perlindungan kerja dan lingkungan serta menciptakan tempat kerja yang
aman, sehat, dan bebas risiko kecelakaan
• Melakukan perbaikan kinerja K3 secara berkelanjutan untuk memenuhi kepuasan pelanggan dan
stakeholder lainnya.

Jakarta, 19 Oktober 2020

PT. Odading Mang Oleh

Direksi,

Ttd

Direktur Utama
B. PERENCANAAN K3
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, Program K3, dan Biaya K3
Tabel 1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab K3
Penilaian Risiko
Skala Penanggung
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dampak Tingkat Pengendalian Resiko
Kekerapan Keparahan Prioritas Jawab
Risiko
1 Pekerjaan Tanah dan Pondasi Pengawas
Melakukan pelatihan lapangan
Tertimbun
kepada pekerja
Luka ringan, luka
1.1 Pekerjaan Tanah 3 3 9 1 Menggunakan rambu
berat, meninggal
Longsor peringatan dan
barikade
Luka ringan, luka Melakukan pelatihan
1.2 Pekerjaan Pemancangan Pondasi Terjatuh ke lubang 2 2 4 2
berat, meninggal kepada pekerja
Luka ringan, luka Melakukan pelatihan
1.3 Pekerjaan Dewatering Pekerja terperosok 2 2 4 2
berat, meninggal kepada pekerja
2 Pekerjaan Struktur Pengawas
Penggunaan APD yang lapangan
2.1 Pekerjaan Bekisting Kejatuhan benda Luka ringan, luka berat 2 1 2 3
sesuai
2.2 Pekerjaan Pembesian Tertusuk ujung besi Luka ringan, luka berat 2 1 2 2 Ujung besi ditutup
Penggunaan APD yang
Kejatuhan benda
Luka ringan, luka sesuai
2.3 Pekerjaan Pengecoran 2 2 4 2
berat, meninggal Penggunaan APD yang
Terjatuh
sesuai
Penggunaan APD yang Pengawas
Kejatuhan benda
Luka ringan, luka sesuai lapangan
2.4 Pekerjaan Pemasangan Baja 2 2 4 2
berat, meninggal Penggunaan APD yang
Terjatuh
sesuai
Penggunaan APD yang Pengawas
Kejatuhan benda
Luka ringan, luka sesuai lapangan
2.5 Pekerjaan Pemasangan Atap 2 2 4 2
berat, meninggal Penggunaan APD yang
Terjatuh
sesuai
3 Pekerjaan Arsitektural Pengawas
Penggunaan APD yang lapangan
3.1 Pekerjaan Pintu dan Jendela Terjepit Luka ringan 2 1 2 3
sesuai
Penggunaan APD yang
Luka ringan, luka sesuai
3.2 Pekerjaan Finishing Gangguan pernapasan 2 3 6 1
berat, meninggal Melakukan pelatihan
kepada pekerja
4 Pekerjaan MEP Pengawas
Penggunaan pakaian lapangan
Luka ringan, luka isolatif
4.1 Instalasi Listrik Tersengat listrik 1 3 3 1
berat, meninggal Melakukan pelatihan
kepada pekerja
Luka ringan, luka Penggunaan APD yang
4.2 Instalasi Penangkal Petir Terjatuh 2 2 4 2
berat, meninggal sesuai

Tabel 2. Sasaran K3 Proyek, Program K3, dan Biaya K3

Sasaran Khusus Program


No Uraian Pekerjaan Pengendalian Resiko Jangka Indikator Penanggung Biaya (Rp)
Uraian Tolak Ukur Sumber Daya Monitoring
Waktu Pencapaian Jawab
1 Pekerjaan Tanah dan Pondasi
Lulus tes dan Instruktur,
Seluruh pekerja Sebelum
paham program,
terkait telah bekerja Evaluasi hasil Petugas K3,
Melakukan pelatihan mengenai materi/modul, 100% lulus
1.1 Pekerjaan Tanah mengikuti harus penyuluhan/ unit
kepada pekerja sistem tes dan paham
pelatihan dan sudah pelatihan pelatihan/HRD
keselamatan pemahaman,
penyuluhan terlatih
galian dan peserta
Rambu dan Sebelum
Seluruh lokasi
Menggunakan rambu Rambu dan barikade juga bekerja
galian diberikan 100% sesuai
peringatan dan barikade SDM sesuai harus Checklist Petugas K3
rambu dan standar
barikade standar dengan sudah
barikade standar
kebutuhan lengkap
Lulus tes dan Instruktur,
Seluruh pekerja Sebelum
paham program,
terkait telah bekerja Evaluasi hasil Petugas K3,
Melakukan pelatihan mengenai materi/modul, 100% lulus
1.2 Pekerjaan Pondasi mengikuti harus penyuluhan/ unit
kepada pekerja sistem tes dan paham
pelatihan dan sudah pelatihan pelatihan/HRD
keselamatan pemahaman,
penyuluhan terlatih
galian dan peserta
Lulus tes dan Instruktur,
Seluruh pekerja Sebelum
paham program,
terkait telah bekerja Evaluasi hasil Petugas K3,
Melakukan pelatihan mengenai materi/modul, 100% lulus
1.3 Pekerjaan Dewatering mengikuti harus penyuluhan/ unit
kepada pekerja sistem tes dan paham
pelatihan dan sudah pelatihan pelatihan/HRD
keselamatan pemahaman,
penyuluhan terlatih
galian dan peserta
2 Pekerjaan Struktur
Disediakan
Masker, sepatu
SNI helm, Sebelum petugas yang Inspektor K3/
keselamatan,
Seluruh pekerja masker, bekerja melakukan petugas
Penggunaan APD pelindung 100% sesuai
2.1 Pekerjaan Bekisting menggunakan sepatu, dan harus pengawasan pengawas
yang sesuai kepala, safety standar
APD standar jumlah sudah selama pelaksanaan
belt, dan full
pekerja lengkap pekerjaan pekerjaan
body harness
berlangsung
Semua besi yang Sebelum Inspektor K3/
berpotensi Ujung besi bekerja petugas
Penutup ujung 100% sesuai
2.2 Pekerjaan Pembesian Ujung besi ditutup melukai pekerja yang diberi harus Checklist pengawas
besi standar
diberi tutup pada tutup sudah pelaksanaan
ujungnya lengkap pekerjaan
Disediakan
SNI helm, Masker, sepatu
Sebelum petugas yang Inspektor K3/
masker, keselamatan,
Seluruh pekerja bekerja melakukan petugas
Penggunaan APD sepatu, pelindung 100% sesuai
2.3 Pekerjaan Pengecoran menggunakan harus pengawasan pengawas
yang sesuai safety belt kepala, safety standar
APD standar sudah selama pelaksanaan
dan jumlah belt, dan full
lengkap pekerjaan pekerjaan
pekerja body harness
berlangsung
Disediakan
SNI helm, Masker, sepatu
Sebelum petugas yang Inspektor K3/
masker, keselamatan,
Seluruh pekerja bekerja melakukan petugas
Penggunaan APD sepatu, pelindung 100% sesuai
2.4 Pekerjaan Pemasangan Baja menggunakan harus pengawasan pengawas
yang sesuai safety belt kepala, safety standar
APD standar sudah selama pelaksanaan
dan jumlah belt, dan full
lengkap pekerjaan pekerjaan
pekerja body harness
berlangsung
Disediakan
SNI helm, Masker, sepatu
Sebelum petugas yang Inspektor K3/
masker, keselamatan,
Seluruh pekerja bekerja melakukan petugas
Penggunaan APD sepatu, pelindung 100% sesuai
2.5 Pekerjaan Pemasangan Atap menggunakan harus pengawasan pengawas
yang sesuai safety belt kepala, safety standar
APD standar sudah selama pelaksanaan
dan jumlah belt, dan full
lengkap pekerjaan pekerjaan
pekerja body harness
berlangsung
3 Pekerjaan Arsitektural
Disediakan
Masker, sepatu
SNI helm, Sebelum petugas yang Inspektor K3/
keselamatan,
Seluruh pekerja masker, bekerja melakukan petugas
Penggunaan APD pelindung 100% sesuai
3.1 Pekerjaan Pintu dan Jendela menggunakan sepatu, dan harus pengawasan pengawas
yang sesuai kepala, safety standar
APD standar jumlah sudah selama pelaksanaan
belt, dan full
pekerja lengkap pekerjaan pekerjaan
body harness
berlangsung
Disediakan
Masker, sepatu
SNI helm, Sebelum petugas yang Inspektor K3/
keselamatan,
Seluruh pekerja masker, bekerja melakukan petugas
Penggunaan APD pelindung 100% sesuai
3.2 Pekerjaan Finishing menggunakan sepatu, dan harus pengawasan pengawas
yang sesuai kepala, safety standar
APD standar jumlah sudah selama pelaksanaan
belt, full body
pekerja lengkap pekerjaan pekerjaan
harness
berlangsung
Lulus tes dan Instruktur,
Seluruh pekerja Sebelum
paham program,
terkait telah bekerja Evaluasi hasil Petugas K3,
Melakukan pelatihan mengenai materi/modul, 100% lulus
mengikuti harus penyuluhan/ unit
kepada pekerja sistem tes dan paham
pelatihan dan sudah pelatihan pelatihan/HRD
keselamatan pemahaman,
penyuluhan terlatih
galian dan peserta
4 Pekerjaan MEP
SNI helm, Masker, sepatu Disediakan
masker, keselamatan, Sebelum petugas yang Inspektor K3/
Seluruh pekerja
sepatu, pelindung bekerja melakukan petugas
Penggunaan APD dan menggunakan 100% sesuai
4.1 Instalasi Listrik pakaian kepala, safety harus pengawasan pengawas
pakaian isolatif APD standar dan standar
isolatif, dan belt, full body sudah selama pelaksanaan
pakaian isolatif
jumlah harness, dan lengkap pekerjaan pekerjaan
pekerja pakaian isolatif berlangsung
Lulus tes dan Instruktur,
Seluruh pekerja Sebelum
paham program,
terkait telah bekerja Evaluasi hasil Petugas K3,
Melakukan pelatihan mengenai materi/modul, 100% lulus
mengikuti harus penyuluhan/ unit
kepada pekerja sistem tes dan paham
pelatihan dan sudah pelatihan pelatihan/HRD
keselamatan pemahaman,
penyuluhan terlatih
galian dan peserta
Disediakan
Masker, sepatu
SNI helm, Sebelum petugas yang Inspektor K3/
keselamatan,
Seluruh pekerja masker, bekerja melakukan petugas
Penggunaan APD pelindung 100% sesuai
4.2 Instalasi Penangkal Petir menggunakan sepatu, dan harus pengawasan pengawas
yang sesuai kepala, safety standar
APD standar jumlah sudah selama pelaksanaan
belt, dan full
pekerja lengkap pekerjaan pekerjaan
body harness
berlangsung
B.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya
Tabel 2. Pemenuhan Peraturan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya

No. Undang-Undang
Judul Undang-Undang, Peraturan, Standar, Persyaratan,
No Peraturan, Standar, Kode,
Dsb
Dsb
1 UU No.1/1970 Keselamatan Kerja
2 UU No.18/1999 Jasa Konstruksi
3 UU No.13/2003 Ketenagakerjaan
4 UU No.14/1992 Lalu Lintas Jalan
5 UU No.23/1992 Kesehatan
6 Permenaker No.1/1980 Keselamatan & Kesehatan Kerja pada Konstruksi Banguan
Kpts. Bersama Menaker- Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Kegiatan
7 MenPU Konstruksi
No.Kep/174/MEN/1986
8 Pemenaker No.5/1996 Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMK3)
9 Permen PU No.9/2008 Pedoman Sistem Manajemen K3 Konstruksi
10 OHSAS 18001:2007 Occupational Health and Safety Assessment Series
11 KepMenKes No.1405/2002 Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
12 PP No.74/2001 Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
C. Pengendalian Operasional K3
1. Penetapan Kegiatan-Kegiatan Operasional yang Harus Dikendalikan Risikonya
Kegiatan operasional konstruksi yang harus dikendalikan risikonya ditetapkan berdasarkan
identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan pengendalian risiko:
Yang diidentifikasi meliputi:
a. Bahaya yang timbul dari jenis kegiatan/pekerjaan,
- Pekerjaan di ketinggian menimbulkan bahaya terjatuh
- Pekerjaan galian tanah menimbulkan bahaya longsor, tertimbun
- Pekerjaan di sungai, terancam bahaya hanyut
b. Bahaya yang timbul dari cara, metode, dan prosedur kerja,
- Prosedur pengangkatan barang secara manual menimbulkan cedera terkilir
- Penggunaan perkakas mekanis tanpa pelindung menimbulkan bahaya terpotong
c. Bahaya yang timbul dari kondisi lingkungan tempat pekerjaan,
- Bekerja di lingkungan sungai, menimbulkan bahaya tenggelam dan terhanyut
d. Bahaya yang timbul dari jenis dan mekanisme peralatan penunjang yang digunakan,
- Bekerja dengan alat berat, bisa terguling, terlindas
e. Bahaya yang timbul dari jenis dan sifat material yang digunakan,
- Material bahan kimia, BBM, tinner, cat dsb, bisa menyebabkan sakit akibat kerja
f. Bahaya yang timbul dari penggunaan tenaga kerja yang tidak kompeten,
- Tenaga tak kompeten bisa melakukan kesalahan fatal, membahayakan diri sendiri dan
orang lain
g. Bahaya yang timbul dari struktur penunjang yang tidak memadai/tidak kuat,
- Perancah dan penopang struktur yang tidak memadai menimbulkan bahaya runtuh
h. Bahaya-bahaya lain yang belum teridentifikasi
2. Kegiatan-Kegiatan Konstruksi yang Harus Dikendalikan Risikonya
Dalam paket pekerjaan pembangunan bangunan ini, maka kegiatan-kegiatan operasional yang
harus dikendalikan meliputi:
a. Pekerjaan persiapan, meliputi penyediaan fasilitas kerja di site konstruksi
b. Pekerjaan Tanah dan Pondasi,
(i) Pekerjaan pondasi spun pile
- Galian tanah
- Pemancangan spun pile
c. Pekerjaan Struktur,
(i) Pekerjaan kolom dan balok
- Pemasangan bekisting
- Pembesian
- Pengecoran
- Pemasangan baja
- Pemasangan atap
d. Pekerjaan Arsitektural, meliputi pekerjaan finishing gedung
e. Pekerjaan MEP, meliputi instalasi listrik dan sanitasi

Anda mungkin juga menyukai