Anda di halaman 1dari 12

METODA PELAKSANAAN

PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Papan Nama Proyek
Pekerjaan ini merupakan pembuatan papan nama kegiatan yang dibuat dari kayu
papan dengan standar yaitu uk. 120 cm x 240 cm. Papan nama kegiatan memuat
data-data kegiatan yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.

2. Mobilisasi Demobilisasi Alat


Lingkup kegiatan Mobilisasi yang diperlukan tergantung pada jenis dan volume
pekerjaan yang harus dilaksanakan sebagaimana disyaratkan dibagian-bagian lain
dari kontrak, dan secara umum harus memenuhi berikut :
a) Ketentuan Mobilisasi :
- Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan untuk base camp
Penyedia Jasa dan kegiatan pelaksanaan.
- Mobilisasi semua Personil Penyedia Jasa sesuai dengan struktur organisasi
pelaksana yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan termasuk para pekerja
yang diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan. Mobilisasi dan
pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum dalam
penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan dimana peralatan tersebut
akan digunakan.
- Penyediaan dan pemeliharaan base camp Penyedia Jasa, jika perlu termasuk
kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang, ruang laboratorium beserta
peralatan ujinya, dan sebagainya.
- Perkuatan jembatan lama untuk pengangkutan alat-alat berat.
- Mobilisasi personil dan peralatan dapat dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan lapangan namun ketentuan ini hanya berlaku untuk
pentahapan mobilisasi peralatan utama dan personil terkaitnya dan harus sudah
diatur jadwalnya terlebih dahulu saat tahap pengadaan jasa pemborongannya.
Pengaturan mobilisasi secara bertahap ini tidak menghapuskan denda akibat
keterlambatan mobilisasi setiap tahapannya sesuai jadwal yang disepakati dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kontrak. Setiap tahapan
mobilisasi peralatan utama harus terlebih dahulu diajukan permohonan
mobilisasinya oleh penyedia jasa kepada Direksi Pekerjaan paling sedikit 30
hari sebelum tanggal rencana awal mobilisasi setiap peralatan utama tersebut.
Dalam segala hal, mobilisasi personil dan peralatan utama yang dilakukan
secara bertahap dan terjadwal tidak boleh melampaui dua pertiga periode
pelaksanaan konstruksinya.
b) Ketentuan Demobilisasi untuk semua Kontrak
Pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa pada saat akhir Kontrak,
termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah
milik Pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi
seperti semula sebelum pekerjaan dimulai.
Pekerjaan Galian Tanah

Pekerjaan galian tanah biasanya dimaksudkan untuk membuat pondasi pada bangunan, jalur
saluran pipa, saluran air gorong-gorong dan pekerjaan lainnya.

Banyak kontraktor menganggap pekerjaan ini mudah namun tidak sedikit yang mengalami
kesulitan, Contoh gangguan alam semisal hujan. Tidak semua pekerjaan galian tanah dapat
dikerjakan dengan alat berat, hal ini dikarenakan wilayah sekitar pekerjaan yang tidak memiliki
ruang yang lebar.

Gambar Pekerjaan Galian Tanah


Tahapan Pekerjaan :

 Langkah pertama adalah mempersiapkan alat bantu kerja sesuai dengan MS (Method
Schedule) Pekerjaan galian : Manual atau dengan alat berat Excavator.
 Mempersiapkan alat bantu ukur (Theodolite/Total Station) untuk penentuan batas
galian dan pompa air untuk dewatering.
 Untuk galian yang besar dan dalam serta berbatasan dengan bangunan lain perlu
disiapkan turap untuk dapat menahan tanah di sekelilingnya dan mencegah terjadinya
kelongsoran seperti sheet pile, continuous pile, H pile dan lain-lain.

Sistemnya adalah sebagai berikut :

1. Dengan sheet pile (plat baja yang telah dimodifikasi)


2. Dengan Soldier pile (bore pile beton dipasang berbaris mengelilingi bangunan.
3. Dengan Shot create:
4. Penjangkarannya dengan menggunakan ground anchor
5. Penjangkarannya dengan menggunakan soil nailing
6. Periksa kemungkinan adanya prasarana lingkungan yang melintasi atau berada di
sekitar area galian (jalur kabel/pipa/telepon, dll).
7. Menentukan batas daerah galian (survey & marking koordinat serta elevasi)
8. Menentukan peralatan yang cocok untuk pekerjaan penggalian dan jumlah alat untuk
kelancaran pekerjaan.

Peralatan yang digunakan adalah peralatan standar Galian tanah :

 Cangkul / Sekop
 Linggis
 Excavator
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan, antara lain :

1. Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan gambar yang telah disetujui oleh Konsultan
Perencana;
2. Perhitungan elevasi yang tepat agar luasan pekerjaan tidak memiliki kelebihan atau
kekurangan yang jauh dari gambar rencana;
3. Pelaksana pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan kerja seperti
yang tertuang pada metode K3;
4. Pelaksana Pekerjaan diwajibkan mengatur metode pekerjaan dengan baik, semisal
pembuangan tanah;
5. setelah pekerjaan penggalian tanah selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya
berkoordinasi kembali dengan surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan
Perencana.

Pemancangan Kayu Ulin

Persiapan
1. Penentuan Lokasi

1. Pasang patok-patok ukur untuk menentukan lebar dan panjang pondasi.


2. Tentukan tempat kedudukan tiang-tiang cerucuk yang akan dipancang dan diberi tanda dengan
menggunakan patok-patok .

2. Penyiapan Tanah Dasar

Lakukan penyiapan tanah dasar sesuai dengan gambar rencana dan lakukan hal-hal
sebagai berikut:
1) Bersihkan tanah dasar yang dapat mengganggu pelaksanaan.
2) Ratakan lahan dengan cara Penyiapan lahan Tanpa Bakar (PLTB).
3) Bila rnuka air mencapai pcrmukaan tanah, maka timbun tanah dasar sehingga muka tanah
timbunan di atas muka air.

3. Pelaksanaan
1. Pemancangan Cerucuk Kayu dengan Tenaga Manusia :
1. Runcingkan bagian ujung bawah cenrcuk kayu agar mudah rnenembus ke dalam tanah.
2. Pasang perancah atau platform sedemikian rupa sehingga orang dapat dengan mudah memukul
kepala tiang pada ketinggian tertentu.
3. Ratakan bagian ujung tiang yang akan dipukul dan beri topi tiang.
4. Tegakkan tiang cerurcuk dan masukkan sedikit ke dalarn tanah agar dapat dipukul dcngan
stabil dan tetap tegak lurus.
5. Pukul tiang dengan palu pcmukul pada ujung atas cenrcuk yang sudah diberi topi.

2. Pemancangan Cerucuk Kayu dengan Alat Pancang :


1. Siapkan alat pancang tiang cerucuk dengan kedudukan yang dapat menjangkau
pekerjaan pemancangan seefektip mungkin.
2. Siapkan tiang cerucuk pada kedudukan rencana.
3. Pasang tiang cerucuk berikut topi pemukulnya pada alat pancang, dan pastikan
tiang berdiri tegak lurus.
4. Catat penurunan pemancangan sampai kedalaman rencana minimum 1 tiang untuk
setiap 5 m kearah memanjang jalan.
Pemancangan Cerucuk dengan Excavator

1. Sipkan lantai kerja yang tcrdiri atas balok-balok kayu atau papan untuk operasional
Excavator.
2. Siapkan sejumlah tiangyang akan dipancang pada tempat kedudukannya.
3. Tegakkan tiang pada posisi kedudukan rencana dengan bantuan tenaga manusia
4. Operasikan Excavator, dan pastikan bagian mangkok (Bucket) akan menekan tiang
secara tegak lurus.
5. Tekan tiang dengan Bucket sampai masuk tanah sesuai dengan kedalaman rencana.

Cara Pemasangan Geotekstil

Geotextile merupakan salah satu produk yang sangat dibutuhkan oleh perindustrian di
Indonesia karena keunggulannya dalam hal perkuatan tanah pada pembangunan jalan. Tapi,
bagaimanakah cara memasang geotekstil? Berikut ini adalah beberapa langkah dalam
pemasangan geotekstil

Pemadatan / Penggantian Lapisan Tanah Dasar

Lakukan sweeping (pemeriksaan) secara teliti terhadap area yang akan diberikan lapisan tanah
dasar (subgrade). Bersihkan area dari benda-benda keras yang nantinya akan mengganggu
proses, seperti misalnya batu-batu besar, besi bekas konstruksi, atau semacamnya. Tentukan
lapisan tanah dasar yang sesuai dengan perencanaan, karena kekuatan dan keawetan konstruksi
perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar.

Tanah dasar adalah lapisan paling atas dari timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang
mempunyai persyaratan tertentu sesuai fungsinya.

Lapisan Tanah Dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik, atau
tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang distabilisasi dan lain lain.
Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan atas :

 Lapisan tanah dasar, tanah galian.


 Lapisan tanah dasar, tanah urugan.
 Lapisan tanah dasar, tanah asli.
Lapis Pondasi Bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas lapisan tanah dasar dan
di bawah lapis pondasi atas. Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai :

 Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke tanah dasar.
 Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
 Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis pondasi
atas (Geotextile).
 Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat (akibat lemahnya
daya dukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan.
 Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan.

Lapisan Pondasi Atas


adalah lapisan perkerasan yang terletak di antara lapis pondasi bawah dan lapis permukaan.
Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas ini harus cukup kuat dan awet sehingga dapat menahan
beban-beban roda.

Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini perlu dipertimbangkan beberapa hal antara lain,
kecukupan bahan setempat, harga, volume pekerjaan dan jarak angkut bahan ke lapangan.

Lapisan pondasi atas ini berfungsi sebagai :

 Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan beban
ke lapisan di bawahnya.
 Bantalan terhadap lapisan permukaan.

Lapisan Permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan beban roda kendaraan.
Lapisan permukaan ini berfungsi sebagai :

 Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan.


 Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan (lapis aus).
 Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke lapisan
bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut.
 Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat dipikul oleh
lapisan di bawahnya.
Pemasangan Geotextile dan Penyambungan

Di tahapan ini, peletakkan geotekstil harus secara melintang di jalan, terhampar di area tanah
konstruksi tanpa gelombang atau kerutan yang sebelumnya telah diratakan. Penyambungan
geotextile satu dengan lainnya dapat dilakukan secara tumpang (overlapping) atau dengan cara
dijahit (sewing).Pada saat pemasangan secara tumpang, ada beberapa aturan yang harus
dilakukan, yaitu:

 Gunakan geotekstil hitam, atau berwarna gelap. Jika aplikasinya terkena sinar matahari
secara langsung.
 Jangan melakukan tumpang atau jahitan pada garis jalur (line) yang searah dengan
beban roda / beban lalu-lintas.
 Jika daerah pemasangannya berbentuk kurva, sebaiknya digelar searah dengan arah
kelokannya.

 Aturan untuk penyambungan geotextile adalah sebagai berikut:


 Setiap Ujung Roll Di Tumpang Sebanyak 100 cm (36 inch) Atau Jahit

Penjahitan Bisa Dilakukan Dilapangan Menggunakan Mesin Jahit Portable Dengan Tenaga
Generator

Setelah pemasangan geotekstil, selanjutnya ditutup dengan material yang sudah dipilih sesuai
perencanaan. Penempatan material dilakukan dengan cara mendorong maju tumpukan material
agar lapisan geotekstil tidak tergilas langsung oleh roda alat berat yang mengangkut material
tersebut, atau bisa juga menggunakan excavator. Padatkan lapisan material yang telah rata
tersebut dengan menggunakan alat berat, mesin giling, dan sejenisnya.

Pekerjaan Beton

Pekerjaan Struktur Beton (Pondasi Setempat, Sloof Beton, Kolom Beton, Balok Beton, Plat
Lantai dan Tangga Beton) adalah sebagai berikut :

1. Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan struktur beton tiap bagian.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : readymix K-225, besi beton, kawat beton, semen
PC, pasir, multiplek, paku, minyak bekesting, balok, kaso, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete pump, vibrator, kompresor, cutting
well, theodolith, waterpass, meteran, gergaji, schafolding, raskam, jidar, benang, selang
air, dll

2. Pengukuran

 Juru ukur (surveyor) dengan menggunakan theodolith melakukan pengukuran dan


marking area untuk titik penempatan, ukuran (dimensi) serta leveling dari poer, sloof,
kolom, balok, plat lantai, tangga dan dinding penahan tanah.
 Pekerjaan pengukuran dan marking area dikerjakan secara berurutan mengikuti alur
pekerjaan struktur beton yang akan dikerjakan.
3. Fabrikasi besi tulangan

 Pelaksanaan fabrikasi besi tulangan memerlukan tempat yang cukup luas untuk
menaruh, memotong besi beton dan membengkoknya sehingga sesuai dengan gambar
yang telah disetujui.
 Besi beton yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter (spesifikasi) disesuaikan
dengan gambar kerja dan RKS.
 Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai gambar kerja.
 Rangkai besi beton dengan menggunakan kawat beton.
 Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan penempatannya, supaya
tidak membingungkan/membuang waktu untuk saat akan dipasang.
 Untuk kolom, pembesian tulangan dikerjakan lebih dahulu baru setelah itu dilanjutkan
dengan pemasangan bekesting.
 Untuk balok, plat lantai, plat lantai dan tangga bekesting dikerjakan dahulu baru setelah
itu dilanjutan dengan pembesian tulangan.

Diagram Alir Penulangan Beton

4. Fabrikasi bekesting

 Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan pengukuran dan


mempercepat pelaksanaannya, karena angkutan bekesting menjadi dekat.
 Untuk struktur beton yang posisinya ada dibawah permukaan tanah, maka bekesting
dapat menggunakan multiplek atau pasangan batako :

1. Sebelum bekesting batako dipasang, lakukan pengukuran dengan theodolith untuk


kesikuan dan leveling pondasi.
2. Pasangan dinding batako harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton
dapat baik.
3. Perkuatan terhadap pasangan dinding batako, agar pada waktu pengecoran pasangan
dinding batako tidak ambruk/runtuh.

 Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah seperti : kolom, balok,
plat lantai dan tangga menggunakan bahan dari multiplek dan perkuatan menggunakan
balok/kaso dan alat perancah schafolding :
1. Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.
2. Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan
perkuatan balok/kaso dan schaffolding.
3. Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.- Pasangan bekesting harus
rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat menghasilkan bidang yang
flat/maksimal.

 Untuk kolom sebaiknya dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton atau besi plat siku
untuk menjaga agar kolom tetap tegak lurus dan siku.
 Setting (pasang) besi tulangan yang telah difabrikasi ke dalam bekesting.
 Pasang beton decking dan cakar ayam secara merata dan sesuai kebutuhan.
 Cek elevasi dan kerataan pemasangan bekesting.

5. Pengecoran beton

 Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor membuat Job Mix
Formula untuk menentukan komposisi campuran yang diperlukan sehingga didapatkan
mutu beton yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula yang telah dibuat
kontraktor diserahkan kepada direksi maupun pengawas lapangan untuk disetujui. Pada
proyek ini untuk pekerjaan struktur menggunakan beton readymix mutu K-225.
 Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui untuk pengecoran
beton yang dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
 Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan
acuan diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
 Pasang sparing pipa-pipa mekanikal dan elektrikal yang melintas area pengecoran.
 Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan sampah.
 Tuang beton readymix ke dalam area pengecoran, pada saat pengecoran adukan beton
diratakan dan dipadatkan dengan vibrator sehingga beton dapat padat dan tidak ada
sarang tawon.
 Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang akan dicor belum siap.

Diagram Alir Pengecoran Beton

6. Curring Beton

 Untuk bagian horizontal adalah setelah buka bekesting, bagian luar disemprot air lalu
dicure dengan curing compound.
 Untuk bagian vertical adalah web setelah deshuttering dinding disemprot air lalu dicure
dengan curing coumpound construction joint dicure dengan air.
 Bagian lain dicuring dengan semprotan air secara rutin selama ± 1 minggu.
 Bekesting dapat dibongkar apabila beton sudah mencapai umurnya.
Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan pembesian merupakan bagian pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan
penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi ruangan yang penting dalam
kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metodis pelaksanaan pekerjaan pembesian dari tahap
penyimpanan hingga pemasangan tulangan :
Penyimpangan besi beton :
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahap penyimpanan :
1. Tumpukan besi jangan sampai bersentuhan dengan tanah. Oleh karena itu harus diganjal
dengan balok beton.
2. Besi harus berjarak minimal 6 cm dari logam yang lain.
3. Besi harus terlindung dari kotoran, karat, benturan dan minyak.

Cara pelaksanaan dalam tahap penyimpanan :

1. Setiap bandel besi harus terdiri dari satu jenis besi (bentuk dan diameter)
2. Maksimal beral tiap bandel disesuaikan dengan kapasitas crane.
3. Jarak antar ikatan sekitar 2 m.
4. Di dalam label ditulis panjang tipe, nomor referensi dan kode besi.

Pemotongan dan pembengkokan besi beton.


Cara pemotongan dan pembengkokan besi tulangan adalah sebagai berikut :
1. Gunakan meja yang kuat dan rata.
2. Siapkanlah gambar acuan.
3. Cek diameter besi.
4. Cek kembali besi-besi yang telah dibengkokan.
5. Cek ukuran mandek benar-benar pas.
6. Jika ada besi yang susah dibengkokan maka boleh dipanaskan dengan persetujuan engineer.

Pemasangan besi beton


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan besi tulangan adalah sebagai berikut :
1. Besi harus bersih.
2. Peletakan tulangan pembesian harus diatur sehingga ada ruang tersedia untuk proses
pemadatan beton.
3. Jika ada besi yang perlu disambung maka harus ada overlapping yang sesuai perhitungan
atau spesifikasi teknis.
4. Suatu ketika mungkin perlu tulangan dahulu diluar bekisting baru kemudian meletakkan
sesuai posisinya.
5. Flow proses penyimpanan hingga pemasangan harus direncanakan paling efektif dan
efisien.

Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada plat dan balok lantai :
1. Pembesian pada plat lantai harus berada diatas dudukan berupa beton (tahu beton).
2. Ketinggian bantalan pembesian plat lantai tergantung dari ketabalan selimut beton yang
direncanakan.
Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada kolom dan dinding :
1. Pembesian kolom dirakit dengan cetakan yang telah dibuat.
2. Sejumlah ikatan dilakukan pada besi kolom sesuai tipe ikatan, supaya susunan pembesian
tersebut kuat untuk diangkat.
3. Setelah kolom dirakit dan kuat, maka kolom siap diangkat.
4. Rakitan pembesian kolom yang telah dipasang harus diikat ke bekisting supaya kuat, jarak
antar ikatan kira-kira setiap 1,5 m.
5. Pemasangan pembesian pada dinding sama dengan pemasangan pada kolom.
6. Besi yang horizontal diikat pada besi vertikal.

Pelaksanaan Pekerjaan Lantai Kerja adalah sebagai berikut :


Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai kerja.


 Approval material yang akan digunakan.

Persiapan lahan kerja.

 Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split dan air.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete mixer, meteran, waterpass, cangkul,
talang cor, ember, sendok semen, raskam, benang, selang air, dll.

Pengukuran

 Terlebih dahulu juru ukur (surveyor) melakukan pengukuran dengan theodolith untuk
menentukan leveling lantai kerja.
 Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.

Pelaksanaan pekerjaan lantai kerja

 Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai rencana.
 Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC : 3Psr : 5Krl atau B-0.
 Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan
pasir dengan ketebalan yang sesuai rencana dan telah diratakan.
 Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
 Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk
menentukan ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan dengan jarak
per 1 m untuk leveling lantai kerja.
 Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
 Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok
adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan
tarikan benang dari patok level satu dengan yang lainnya.
Pekerjaan Pipa PVC

Pekerjaan ini dimaksudkan untuk membuat saluran pembuangan air pada pekerjaan struktur
beton. Dengan cara pipa PVC diameter 2” atau 2,5” dipotong sepanjang kurang lebih 50 cm
yang kemudian dipasang pada titik tertentu yang telah disetujui oleh direksi pekerjaan.
Pemasangannya dilakukan saat pekerjaan pengecoran struktur berlangsung.

Tanjung Selor, 28 Mei 2017

CV. LEBER KURNIA JAYA

YULIUS
DIREKTUR UTAMA

Anda mungkin juga menyukai