(RKS)
Lingkup Pekerjaan :
1. PEMBERSIHAN LAHAN DAN PEKERJAAN TURAP
2. PEMBANGUNAN GEDUNG MESS SATPOL
Pasal 1
UMUM
Dalam melaksanakan pekerjaan Kecuali ditentukan lain, semua bahan-bahan dan cara
pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat standar yang berlaku di Indonesia dan
Peraturan Standar Pelaksanaan yang ditentukan oleh : “Ketentuan-ketentuan Standar
Indonesia”.
a. Semen Portland, Semua semen harus semen Portland yang disesuaikan dengan
persyaratan dalam Standar Indonesia N.I.
b. Semua bahan pasir kerikil dan bahan-bahan bangunan tembok yang dipakai untuk
semua bangunan dan pekerjaan yang akan dilaksanakan termasuk dalam Dokumen
Kontrak, dan untuk semua tujuan yang bersangkutan dan yang mungkin dikehendaki
oleh Pengelola Teknis, harus terdiri dari bahan-bahan yang diperinci dan harus sesuai
dengan berkas permintan yang diberikan Pengelola Teknis.
Pasal 2
PEKERJAAN PEMBERSIHAN LAHAN DAN PEKERJAAN TURAP
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi kesiapan pengadaan tenaga kerja, peralatan memadai serta alat
dan bahan. Hal tersebut meliputi juga kesiapan pembuatan jalan kerja untuk mendukung
operasional proyek, pembersihan, pengupasan, penggalian, perataan, pengatur
kemiringan tanah, pemadatan.
►Umum
Sebelum pelaksanaan, tim pengukur harus mempelajari gambar Detail pelaksanaan agar
tidak terjadi Kesalahan pengukuran di lapangan. Selama proses pekerjaan berlangsung,
tim pengukuran harus ada dilokasi untuk memonitor batas dan evaluasi.
Lahan diatas tanah asli harus dibersihlkan dari semua tumbuhan seperti pohon, batang
pohon tunggal, akar- akar pohon yang tertimbun, semak, rumput, dan bahan lain yang
mengganggu dalam batas sesuai dengan ketentuan gambar kerja atau sesuai petunjuk
pengawas. Umumnya pembersihan dan pemotongan pohon dilaksankan pada lahan dan
jalan yang akan dibangun. Pembersihan- pembersihan dan pemotongan pohon dilakukan
sebelum pekerjaan perataan.
a. Pengupasan tanah lapisan atas harus meliputi penggalian bahan yang berasal dari
lapisan penutup tanah asli pada daerah yang ditentukan atau sesuai petunjuk
pengawas lapangan. Tanah lapisan atas harus dipisahkan dan ditumpuk di lokasi
yang ditentukan/ digunakan dalam perlengkapan dan reklamasi.
b. Umumnya pengupasan dibutuhkan pada lokasi gunung dan rawa. Tanah harus
dikupas sampai daerah tanah organik dan agar sesuai petunjuk pengawas lapangan.
Kecuali bila ditentukan lain oleh pengawas lapangan jarak/ radius pengupasan
minimal 50 meter atau sesuai petunjuk lapangan.
c. Untuk pekerjaan pengupasan ini biasanya hanya menggunakan alat dozer ringan atau
Exavator. Tempat penumpukan tanah lapisan atas hasil pengupasan harus dilengkapi
dengan pencegahan erosi misalnya dengan membuat system drainase sementara.
►Pekerjaan Cut & Fill
a. Pekerjaaan ini meliputi pemotongan dan penimbunan lahan sesuai garis dan evaluasi
gambar kerja atau petunjuk pengawas lapangan. Dalam pelaksanaan cut & fill ini
untuk pelaksanaan pengupasan harus sudah selesai sehingga permukaan tanah
harus sudah bebas dari tanah lapangan dan juga akar- akar pohon yang tidak
disyaratkan secara teknis.
b. Untuk daerah yang ditimbun harus menggunakan bahan yang sudah diperiksa dan
disetujui oleh pengawas Lapangan. Selanjutnya tanah urugan tersebut dipadatkan
sampai batas ketentuan seperti ditentukan ASTM D. 1557- 90 ( AASHTO T.180- 74)
yaitu, kepadatan relative 90 % dan kadar air ± 3 % untuk pemadatan tanah relative
smooth steel wheel vibratory roller digunakan untuk memedatkan.
d. Untuk daerah yang dipotong biasanya menggunakan alat excavator, ini untuk kondisi
pemotongan tanah dalam jumlah banyak untuk kondisi dimana tanah yang dipotong
relatif sedikit cukup menggunakan Dozer dan selanjutnya tanah/ tanah yang telah
dipotong harus di padatkan kembali untuk mencapai kepadatan kembali untuk
mencapai kepadatan tanah yang diinginkan.
►Pekerjaan Pendahuluan
Setelah Mendapatkan Surat Perintah Mulai Kerja ( SPMK ) Untuk melakukan kegiatan
diantaranya memobilisasi perataan dan tenaga. Mengadakan pengukuran dan
menentukan titik elevasi yang diinginkan, terdapat pada pekerjaan pengukuran diatas.
Setelah dilakukan pengukuran maka dilanjutkan dengan pembuatan gambar rencana
sesuai dengan bentuk lokasi yang diingikan. Untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan ini
direncanakan dilaksanakan selama kurang lebih 30 ( Tiga Puluh ) Hari.
Pekerjaan tanah dan pembersihan lahan yang telah diutarakan dalam pelaksanaan
pembersihan diatas yang sebelumnya pekerjaan dimulai maka yang pertama dilakukan
adalan membersihkan semak- semak belukar dan pohon yang ada dilokasi pekerjaan.
Semak- semak belukar dilakukan dengan tenaga manusia dengan menggunakan alat
Bantu.
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah membersihkan daerah milik jalan yang
terdapat dalam pekerjaan persiapan. pemadatan juga termasuk dalam pekerjaan ini
Standart yang dipakai adalah ASTM ( American Socitety for Testing and Materials ) & (
AASHTO ). Yang Sebelumnya menggunakan alat berat motor grader setelah itu
dilanjutkan pemadatan yang dilakukan dengan menggunakan Three Wheel Roller yang
dilakukan secara berulang- ulang sampai kepadatan yang diingikan.
Pekerjaan ini mencangkup penggalian, pembuangan atau enumpukan tanah dari lahan
sekitar lokasi pekerjaan sesuai yang tercantum dalam kontrak atau rencana gambar.
►Pekerjaan Jalan
Sebelum dilaksanakan trafod batu gunung maka terlebih dahulu diadakan penyiapan
badan jalan, setelah itu diadakan pemadatan dan trafod batu gunung tebal 10 cm sesuai
yang tercantum dalam kontrak atau rencana gambar.
Pasal 3
PEKERJAAN PERSIAPAN
b. Mobilisasi/ Demobilisasi
Mobilisasi peralatan peralatan utama yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan
berlangsung.
c. Pengukuran
1. Kontraktor harus mengadakan pengukuran kembali terhadap ketepatan ukuran-
ukuran yang tertera pada gambar dengan ukuran di lapangan secara teliti,
disaksikan oleh Konsultan Pengawas. Untuk mengetahui batas-batas dan bagian-
bagian bangunan yang akan dibongkar, dengan menggunakan waterpass dan alat
siku.
3. Ukuran pokok dari pekerjaan dapat dilihat dalam gambar. Ukuran-ukuran yang
tidak tercantum, tidak jelas atau saling berbeda, harus segera dilaporkan kepada
Konsultan Pengawas. Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak
memberitahukan kepada Kontraktor untuk merubah ketinggian. Letak atau ukuran
suatu bagian pekerjaan.
4. Semua ketepatan pekerjaan pengukuran dan pemasangan stick out titik pancang
harus terjamin dan diperhatikan ketelitian yang sebenar-benarnya dengan
menggunakan alat-alat waterpass dan theodolith. Pengukuran sudut siku-siku
dengan prisma atau benang hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Pengambilan dan pemakaian ukuran-
ukuran Kontraktor yang keliru adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya.
g. Air Kerja
Kontraktor harus mempersiapkan air untuk pekerjaan yang sedang dilaksanakan, jika
dalam area pekerjaan terdapat danau atau sungai maka kontraktor harus menyediakan
mesin pompa atau alkon.
Foto-foto ini harus dilakukan sedikitnya dari tiga pengulangan serta pada posisi yang sama
untuk masing-masing kejadian.
Ukuran dari foto-foto tersebut tidak boleh kurang dari 140 x 90 mm dan enam lembar hasil
cetakan masing-masing foto (dialbumkan), dengan membubuhkan nomor seri, tanggal
pengambilan dan keterangan ringkasnya harus disampaikan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen.
Semua klise/negatif filmnya atau file digital harus dinomori, ditempatkan dalam arsip dan
disimpan di lokasi dan menjadi Pemberi Kegiatan. Biaya foto-foto tersebut seperti
ditentukan harus ditanggung oleh Kontraktor dan harus dianggap termasuk dalam butir
Lump Sum yang disajikan dalam Daftar Pengajuan Biaya. As Built Drawing di buat
sesudah atau selesainya pekerjaan .
i. Administrasi Proyek
Administrasi proyek disini pembuatan laporan-laporan harian, mingguan, bulanan, dan
kemajuan pekerjaan dilapangan.
Pasal 4
PEKERJAAN PANCANGAN
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pengadaan Material Pancang Beton Square Pile 25X25X600
2. Pemancangan
3. Penyambungan Tiang Pancang
4. Memotong/memecah tiang pancang.
b. Standar
Sejumlah peraturan baku yang menjadi acuan di dalam penetuan persyaratan teknis ini
adalah :
Tata Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung ; SK SNI 03-
2847-2002
Standar Industri Indonesia (SII)
American Concrete Institute (ACI)
American Welding Society (AWS)
American Society For Testing and Materials (ASTM)
British Standard Code of Practice BS-8004 and BS-8110
c. Material
Material tiang yang digunakan di proyek ini harus mengikuti persyaratan mutu ini
harus mengikuti persyaratan mutu bahan maupun tata cara fabrikasi yang menjamin
agar semua tiang dapat terpasang dengan baik sesuai rencana.
Tiang pancang harus lurus dan bebas dari retak.Dalam hal terjadi pengiriman tiang
pancang bengkok/lengkung dan retak, maka material tersebut akan ditolak. Mutu
beton tiang pancang K-300
Tulangan utama tiang pancang memakai U40 (baja tulangan ulir) dan tulangan
sengkang memakai U24 (baja tulangan polos).
Pelat penyambung untuk tiang pancang memakai mutu pelat baja BJ-37.3.2
Fabrikasi Tiang Pancang harus memenuhi persyaratan produksi yang berlaku
Kontraktor harus menyerahkan spesifikasi tiang pancang dari fabrikasi kepada
direksi
Setiap tiang pancang yang diproduksi diberi tanda berupa nomor referensi, mutu
beton, dimensi tiang dan tanggal pengecoran.
Setiap nomor produksi harus dibuat sample kubus beton untuk inspeksi mutu
beton
Setiap tiap pancang yang dikirim ke lokasi proyek harus sudah mencapai kekuatan
minimal 325 kg/cm2 dibuktikan dengan pengujian kuat tekan di job site.
d. Alat Kerja
Berdasarkan dimensi tiang yang digunakan di dalam proyek ini (tiang pancang mini 25
x 25 cm dengan panjang efektif.
(Leff) : = 18 m dari lantai atau sesuai gambar, maka alternative – alternative
alat pancang yang dapat digunakan dalam pemancangan ini adalah :
Diesel Drop hammer 1,8 ton s/d 2,5 ton.
Diesel Hammer K-35 (Type Steem Hamer/kobelco) dengan ram stroke minimal
dapat mencapai 1,5 meter.
Semua alat – kerja, seperti rig-pancang, diesel penggerak, hammer, helmet,. Cushion
dan alat-bantu lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan ini harus dalam kondisi prima
sehingga mutu pekerjaan maupun schedule yang ditentukan dapat tercapai.
e. Persiapan
Sejumlah pekerjaan persiapan yang perlu dilakukan oleh kontraktor pancang sebelum
memulai pekerjaan pemancangan adalah :
Pengukuran dan marking posisi titik pancang sesuai koordinat dalam gambar
piling plan terbaru yang disetujui oleh perencana. Pengukuran harus dilakukan
oleh surveyor yang qualified dibawah pengawasan pengawas / manajemen
konstruksi.
Sebelum Pekerjaan pemancangan dimulai, kontraktor pancang akan mengajukan
metoda kerja, alat yangdigunakan dan schedule pemancangan beserta urutan
pemancangan yang akan dilakukan kepada pengawas / pemberi tugas untuk
mendapat persetujuan.
Kontraktor pancang akan bertanggung – jawab terhadap kualitas pekerjaan
sehubungan dengan metoda dan alat kerja yang dipilih.
3. Catatan khusus
Ada hal yang patut menjadi perhatian bagi semua pihak yang terlibat dalam
pengujian dinamis menggunakan PDA, bahwa banyak factor yang harus
dipertimbangkan untuk keberhasilan suatu pengujian. Komunikasi dan kerjasama
yang baik antara semua pihak sangat diperlukan. Hal yang penting untuk diingat
adalah bahwa PDA memberikan daya dukung tiang pada saat pengujian (the time
of testing), sehingga untuk pengujian PDA sebaiknya dilakukan dalam jangka
waktu yang cukup setelah pemancangan agar tanah mempunyai waktu untuk
kembali seperti semula (memperhitungkan factor set-up dan relaksasi dari tanah).
Kemudian karena sudah ada pembakuan prosedur pengujian oleh ASTM D4945-
89 maka semua langkah prosedur pengujian PDA dilakukan sesuai dengan
prosedur tersebut di seluruh dunia, tentunya dengan tetap memperhatikan
perbedaan kondisi di masing – masing lapangannya.
4. Cara Pengukuran dan Pembayaran
Hasil pekerjaan pancangan dihitung dalam satuan sebagaimana tercantum pada
Kontrak, diperiksa dan diterima baik oleh direksi. Jumlah pekerjaan yang diukur
dengan cara tersebut diatas akan dibayar sesuai dengan harga satuan untuk
pekerjaan tersebut . Didalam pekerjaan ini sudah termasuk pekerjaan pengadaan,
material, upah, peralatan dan biaya lain yang diperlukan untuk penyelesaian
pekerjaan tersebut.
Pasal 4
PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
i. Pekerjaan Tanah
Semua penggalian dan penimbunan pekerjaan tanah yang diperlukan harus dilaksanakan
menurut Dokumen Kontrak dan semua hal-hal yang bersangkutan dengan hal tersebut,
harus dilaksanakan sesuai dengan syarat-syarat dan petunjuk-petunjuk yang diberikan
disini harus diterapkan, kecuali bilamana syarat dan petunjuk tersebut dirubah secara
tertulis oleh Pejabat Pembuat Komitmen untuk bagian-bagian pekerjaan tertentu.
A.5 Pancang / Cerucuk Ulin 10/10 cm T.2M – Pada Pondasi Batu Gunung
a. Pancang / cerucuk ulin pada pondasi batu gunung diletakan pada peil yang telah
ditentukan seperti pada gambar kerja.
b. Pemancangan tegak lurus kebawah, ditumbuk dengan beban secukupnya sehingga
mencapai kedalaman yang ditentukan . Alat bantu yang digunakan adalah kepala
babi.
c. Pada pancang / cerucuk diberi sunduk dan dibawahnya diberi kalang, pemasangan
disesuaikan dengan gambar kerja.
d. Bahan ulin kwalitas baik , lurus, dengan ukuran sesuai gambar kerja.
Pasal 5
PEKERJAAN BETON
i. Adukan beton yang dibuat setempat (Site Mixing) dan harus memenuhi syarat-syarat :
a. Semen diukur menurut volume
b. Agregat diukur menurut volume (batu pecah)
c. Pasir diukur menurut volume (pasir beton)
d. Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (concrete mixer)
e. Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk
f. Lama mengaduk tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada dalam
mesin pengaduk
g. Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan lebih dulu,
sebelum adukan beton yang baru mulai.
5.3.2 Perlengkapan Mengaduk
Pelaksana harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian yang
cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing bahan pembentukan
beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu harus
mendapatkan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen.
5.3.3 Mengaduk
a. Bahan-bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk
beton yaitu "Batch Mixer" atau "Portable Continuous Mixer" selama sedikitnya 2 menit
sesudah semua bahan berada dalam mesin pengaduk (kecuali untuk air dalam jumlah
yang penuh) ada dalam mixer. Waktu pengadukan ditambah, bila mesin pengaduk
berkapasitas lebih besar dari 1,5 m3, Pejabat Pembuat Komitmen berwenang untuk
menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal
untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang
merata/seragam.
b. Beton harus seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali
bila dimintakan adanya perubahan dalam komposisi atau konsistensi. Air harus
dituangkan lebih dahulu dan selama pekerjaan mencampur.
c. Pengadukan yang berlebih-lebihan (lamanya) yang membutuhkan penambahan air
untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki tidak diperkenankan.
d. Pencampuran dengan tangan diperkenankan apabila pada lokasi-lokasi tertentu sebuah
Portable Mixer tak mungkin dipergunakan menurut pandangan Pengelola Teknis.
e. Untuk mempermudah pencampuran ini Kontraktor akan membuat beton masif dengan
ketebalan tidak kurang dari 5 cm, licin, rata dengan luas 2 cm2, diliputi dengan parapet
setinggi 10 cm.
f. Penutup saluran dari beton harus dicor pada tempat lain yang berdekatan dengan lokasi,
tidak boleh dicor langsung pada saluran.
5.3.4 Suhu
Suhu beton sewaktu dicor/dituang, tidak boleh lebih dari 32° Celcius dan tidak kurang dari
4,5° C. Bila suhu dari beton yang ditaruh berada antara 27° C dan 32° C, beton harus
diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor. Bila beton melebihi 32° C,
sebagai yang ditetapkan oleh Pengelola Kegiatan, Kontraktor harus mengambil langkah-
langkah yang efektif, misalnya mendinginkan agregat dengan mencampur air dan mengecor
pada waktu malam hari bila perlu, mempertahankan suhu beton, untuk dicor pada suhu
dibawah 32° C.
4.3.9 Pengecoran
a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton,
penyokongan dan pengikatan dan penyiapan-penyiapan permukaan yang berhubungan
dengan pengecoran yang telah disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
b. Pencampuran/penumbukan kembali beton tidak diperkenankan. Beton yang sudah
mengeras dalam hal mana pengecoran yang tepat tidak mungkin dijamin harus dibuang
dan tidak dibayar untuk pekerjaan terbuang semacam itu. Transportasi dari pengadukan
sampai pengecoran beton jangan terlalu jauh sehingga memungkinkan pemisahan
bahan dan pengerasan beton.
c. Kecuali ada penyetopan/pemotongan oleh hubungan/joints, semua penuangan beton
harus selalu kira-kira berlapis-lapis horizontal dan umumnya tebalnya tidak lebih dari 50
cm. Pejabat Pembuat Komitmen mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut
apabila pengecoran dengan tebal lapisan-lapisan 50 cm tidak dapat memenuhi
spesifikasi-spesifikasi ini.
d. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama sedemikian
sehingga spesi/mortar terpisah dari agregat kasar. Selama hujan air semen atau spesi
tidak boleh dihamparkan pada construction joints dan air semen atau spesi yang hanyut
dan terhampar harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan. Suatu
pengecoran tersebut tidak boleh terputus sebelum bagian tersebut selesai.
e. Ember-ember/bucket beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat pada
slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran pada mana mekanisme
pembuangan harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya 0,35 m3 sekali tuang. Ember
beton harus mudah untuk diangkat/diletakkan dengan alat-alat lainnya dimana
diperlukan terutama bagi lokasi-lokasi yang terbatas.
5.4.2 Perawatan
a. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan disini. Pengelola
Kegiatan berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang harus digunakan pada
bagian-bagian pekerjaan.
b. Beton harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus menerus (segera setelah beton
cukup keras untuk mencegah kerusakan) dengan cara menutupnya dengan bahan yang
dibasahi air atau cara-cara yang disetujui yang akan menjaga agar permukaan selalu
basah.
c. Air yang digunakan dalam perawatan (curing) harus memenuhi maksud-maksud
spesifikasi-spesifikasi air untuk campuran beton.
5.4.3 Perlindungan (Protection)
Kontraktor melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum penerimaan
terakhir oleh Pejabat Pembuat Komitmen. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi
terhadap sinar-sinar matahari yang langsung paling sedikit 3 hari sesudah pengecoran.
Perlindungan semacam itu dibuat efektif dan secepatnya dilaksanakan sesudah pengecoran
beton atau sesudah pembukaan cetakan-cetakan.
a. Bila sesudah pembukaan cetakan ada beton yang tidak tercetak menurut gambar atau
diluar garis atau permukaan tidak rata atau keropos, ternyata ada permukaan yang
rusak atau keluar dari garis atau menunjukkan permukaan yang rusak, hal itu dianggap
sebagai tidak sesuai dengan spesifikasi ini.
b. Ketidaksesuaiannya akan mendapat penilaian tersendiri yang akan diberikan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen dan kalau Pejabat Pembuat Komitmen memerintahkan
untuk dibongkar maka beton harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas bebannya
sendiri kecuali bila Pejabat Pembuat Komitmen memberikan ijinnya untuk menambal
tempat yang rusak, dalam hal mana penambalan harus dikerjakan seperti yang telah
tercantum dalam pasal-pasal berikut : Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan
perbaikan ialah yang terdiri dari sarang kerikil, kerusakan karena cetakan, lobang-lobang
karena keropos, lubang-lubang baut, ketidakrataan oleh pengaruh sambungan-
sambungan cetakan, dan bergeraknya cetakan.
c. Ketidakrataan dan bengkok harus dibuang dengan pemahat atau dengan alat lain dan
seterusnya digosok dengan batu gerinda. Semua lubang harus terus menerus dibasahi
selama 24 jam sebelum dicor dan seterusnya disempurnakan. Jika menurut pendapat
Pejabat Pembuat Komitmen Hal-hal yang tidak sempurna pada bagian bangunan-
bangunan yang akan terlihat sedemikian, sehingga dengan penambalan saja tidak akan
menghasilkan sebuah dinding yang tidak memuaskan kelihatannya, Kontraktor
diwajibkan untuk menutupi seluruh dinding (dengan spesi plester), sesuai dengan
instruksi dari Pengelola Teknis.
d. Cacat lubang-lubang tempat cukilan dari sarang kerikil atau keropos kecil yang akan
diperbaiki, harus diisi dengan spesi/mortel tambalan yang kering yang disusun dari satu
bagian semen Portland dengan dua bagian pasir beton bersama dengan bahan pengisi
yang tidak susut, yang disetujui oleh Pengelola Teknis, dalam jumlah yang diperinci oleh
pabrik dan dengan air yang cukup sehingga sesudah bahan-bahan spesi dicampur akan
melekat satu sama lain dan apabila diremas-remas menjadi bola dan ditekan dengan
tangan tidak akan mengeluarkan air. Spesi penambal harus dikerjakan dengan lapisan-
lapisan yang tipis dan selalu dipadatkan dengan alat yang cocok.
Pasal 6
PEKERJAAN PASANGAN
6.1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
Bantu yang tidak dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
6.2.1 Semua bata merah harus dari mutu kelas satu, padat, keras dan matang
pembakarannya, benar ukurannya, mempunyai ujung persegi dan harus sesuai dengan
BMS-NI 10.
6.2.1 Semua bata untuk seluruh bangunan sebaiknya bata yang digunakan lokal dengan
persetujuan Konsultan Pengawas.
6.2.2 Semen pasir ( Agregat Halus ) dan air harus mengikuti ketentuan dalam pasal
pekerjaan beton atau pekerjaan plesteran.
6.2.3 Sebelum pemasangan dimulai kontraktor harus memperlihatkan contoh bahan yang
akan digunakan kepada Konsultan Pengawas dan disetujui oleh Pemimpin Kegiatan.
6.3.1 Batu bata sebelum dipasang harus dibasahi (direndam dalam air) terlebih dahulu dan
bersih, batu bata harus dipasang tegak lurus dengan bantuan bentangan benang yang
sifatnya datar.
6.3.2 Seluruh batu bata yang digunakan harus dari satu pabrik pembuat dan batu bata harus
utuh, bata yang patah tidak diperkenankan untuk dipakai kembali.
6.3.4 Pasangan bata merah dengan adukan A.2, dipergunakan untuk semua ujung-ujung
dinding, sudut-sudut, pinggiran lubang dan sebagainya.
6.3.5 Pemasangan dinding dilaksanakan secara bertahap setiap tahap terdiri dari maksimum
4 lapis, setiap harinya diikuti dengan cor kolom praktis.
6.3.6 Pasangan batu bata yang berbatasan dengan kolom / baja harus diberi angker.
6.3.7 Semua angker, pipa-pipa, peralatan dan lain-lain yang akan ditanam dalam dinding
batu bata harus dilaksanakan.
6.3.8 Setelah bata terpasang, adukan naad / siar harus dikerok rapi dan dibersihkan dengan
sapu lidi dan kemudian disiram dengan air. Sisa-sisa adukan yang berserakan harus
dibersihkan.
Pasal 7
PEKERJAAN PLESTERAN
7.2 Bahan
a. Semen yang digunakan untuk pekerjaan plesteran harus sesuai dengan syarat-syarat
dan ketentuan yang dinyatakan untuk semen Portland.
b. Pasir untuk spesi/adukan yang dipakai untuk seluruh pekerjaan plesteran yang diperlukan
menurut spesifikasi ini harus sesuai syarat-syarat dan ketentuan untuk pasir.
c. Air yang digunakan untuk bahan pencampur adukan harus bebas dari bahan bahan
organik, alkali, garam, lumpur dan kotoran kotoran lain. Air sebelum digunakan harus
diperiksa dan disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
7.3 Adukan
a. Komposisi Adukan untuk pekerjaan plesteran ini harus terdiri dari satu bagian semen
berbanding tiga bagian pasir, kecuali bila ditentukan dan diperintahkan lain oleh
Pengelola Teknis. Pemakaian air harus sedemikian rupa banyaknya sehingga didapat
kekentalan yang sesuai.
b. Cara dan perlengkapan untuk pengadukan campuran adalah sedemikian rupa sehingga
mudah untuk memastikan dengan tepat dan mengontrol banyaknya tiap-tiap bagian yang
dimasukkan kedalam campuran ini harus disetujui oleh Pengelola Teknis.
c. Jika dipergunakan mesin pengaduk (mixer)maka lamanya waktu pengadukan setelah
semua bahan-bahan sudah didalam mixer, tidak boleh kurang dari dua menit.
d. Spesi / adukan akan segera dicampur hanya jika bahan-bahan cukup untuk segera
dipakai. Jika adukan tidak dipakai dalam waktu 30 menit setelah penambahan air maka
adukan harus dibuang. Tempat pencampuran adukan harus dibersihkan dan dicuci
setiap akhir kerja setiap hari.
7.4 Pelaksana
a. Semua permukaan dinding bata harus dibersihkan dari kotoran dan disiram air bersih.
Permukaan harus dalam keadaan basah/lembab pada saat pekerjaan plesteran dilak
sanakan.
b. Pekerjaan plesteran dilaksanakan dengan menempelkan adukan secara kuat
kepermukaan dinding, agar adukan benar-benar menempel rekat. Permukaan adukan
yang telah merekat didinding, harus diratakan permukaannya, seluruh permukaan dinding
harus benar-benmar tertyutup dengan plesteran.
Pasal 8
PEKERJAAN KERAMIK LANTAI DAN DINDING
8.2 Standar
a. PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia-19829 (NI-3)
b. ANSI : American National Standard Institute.
8.3 Persetujuan
a. Contoh bahan
Guna persetujuan direksi/contoh pemasangan, kontraktor harus menyerahkan contoh-
contoh semua bahanyang akan dipakai; keramik, bahan-bahan additive untuk adukan,
dan bahan untuk tile grouts.
b. Mock-up/contoh pemasangan
Sebelum mulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan, warna dan
groutingnya. Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard minimal untuk
pemasangan keramik.
c. Brosur
Untuk keprluan Direksi/Perencana, kontraktor harus menyediakan brosur bahan guna
pemilihan jenis bahan yang akan dipakai.
8.5 Pemasangan
a. Sebelum pekerjaan dimulai, lebih dahulu harus dipelajari dengan seksama lokasi
pemasangan keramik, kualitas, bentuk dan ukuran tegel dan pekerjaan setelah studi
diatas dilaksanakan tentukan metode persiapan permukaan, pemasangan tegel, joints
dan curing, untuk diusulkan kepada direksi lapangan.
b. Pemborong harus menyiapkan ‟tiling manual‟ yang berisi uraian tentang bahan, cara
instalasi, sistem pengawasan, perbaikan/koreksi, perlindungan, testing dan lain-lain untuk
diperiksa dan disetujui direksi lapangan.
c. Sebelum instalasi di mulai, siapkan layout naad-naad, hubungan dengan finising lain dan
dimensi-dimensi joint, guna persetujuan direksi/perencana.
d. Pemilihan Tile
Tile yang masuk ke tapak harus diseleksi, agar berkesesuaian dengan ukuran, bentuk
dan warna yang telah ditentukan.
e. Potongan Tile
Ujung potongan tile harus di poles dengan gurinda atau batu
8.6 Level
a. Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau gambar, level yang tercantum pada
gambar adalah level finish lantai karenanya screeding dasar harus diatur hingga
memungkinkan pada files dengan ketebalan yang berbeda permukaan finisnya terpasang
rata.
b. Lantai harus benar-benar terpasang rata; baik yang ditentukan datar maupun yang
ditentukan mempunyai kemiringan.
c. Lantai yang ditentukan mempunyai kemiringan, kemiringan tidak boleh kurang dari 25
mm pada jarak 10 m untuk area toilet. Sedang untuk area lain, tidak boleh kurang dari 12
mm pada jarak 10 m. Kemiringan harus lurus hingga air bisa mengalir semua tanpa
meninggalkan genangan.
d. Jika ketebalan screed tidak memungkinkan untk mendapatkan kemiringan yang
ditentukan, kontraktor harus segera melaporkan kepada direksi untuk mendapatkan jalan
keluarnya.
e. Jika tile sudah terpasang, mortar yang berada di naad (joint) harus dibuang / dikeluarkan
dengan sikat atau cara lain yang tidak merusakkan permukaan tile. Mortar yang
mengotori permukaan tile harus dibuat dengan kain lap basah.
f. Pemasangan tile grant (pengisian naad) harus sesuai dengan ketentuan pabrik.
g. Pola keramik harus memperhatikan ukuran / letak dan semua peralatan yang akan
terpasang dinding : Exhaust fan, kran air dan lain-lain yang tertera didalam gambar.
h. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan naad sebesar 3-4 mm setiap
perpotongan naad harus membentuk 2 garis tegak lurus. Naad-naad keramik diisi dengan
bahan pengisi naad sehingga membentuk setengah lingkaran seperti yang disebutkan
dalam persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian.
i. Tile dipasang pada permukaan yang telah di screed.
Komposisi adukan untuk screeding :
area kering : 1 pc : 3 ps
area basah : 1 pc : 2 ps
j. Pada pemasangan diarea yang luas, harus dilaksanakan secara kontinu. Dan harus
disediakan „kepalaan‟ (guide line course) pada interval 2,0 m – 2,5 m. pemasangan tile
lainnya berpedoman pada guide line ini.
k. Kikis semua mortar yang menempel pada naad dan bersihkan ketika proses pemasangan
tile berlangsung. Pasangan tile tidak boleh diinjak dalam waktu 24 jam setelah
pemasangan.
l. Naad-naad pada pemasangan tile harus diisi bahan tile grout berwarna dan kondisi
pemasangan harus sesuai dengan rekomondasi pabrik.
m. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik dan satu sama lain (naad-naad), harus sama
lebarnya, maksimum 3 mm, yang membentuk garis-garis sejajar yang lurus yang sama
dalamnya, untuk naad-naad yang berpotongan harus membentuk sudut siku yang saling
berpotongan tegak lurus sesamanya.
Pasal 9
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA
Pasal 10
PEKERJAAN KACA
1. Pada jendela yang harus ada kacanya maka di pergunakan kaca 5 mm. Berwarna putih
bening dan warna hitam rata di pasang rapat hingga tidak bergeser.
2. Selanjutnya untuk bidang yang telah dipasang kaca 5 mm, maka selanjutnya digunakan les
untuk menahan kaca agar tidak terlepas dan terpasang dengan rata dan baik.
Pasal 11
PEKERJAAN ALAT PENGUNCI DAN PENGGANTUNG
1. Untuk melengkapi pintu dan jendela harus di pasang alat engsel, grendel, kunci – kunci dan
lain sebagainya.
2. Semua pintu harus di pasang dengan engsel 5 Inch masing – masing 3 biji dengan kualitas
sama. Untuk pintu double di lengkapi dengan grendel tanam atas.
3. Alat – alat tersebut di pasang harus mengajukan contoh terlebih dahulu untuk mendapatkan
persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen.
Pasal 12
PEKERJAAN PLAFOND
12.2 Standar.
a. ANSI : A42.4 – Interior Lathing and Rangka Holow.
b. Kayu meranti klas 1
12.3 Bahan
1. Plywood gypsum dengan tebal 9mm,
2. Plafon Kalsiboard t = 4,5 mm dipasang pada daerah tertentu
12.4 Pelaksanaan
12.4.1 Rangka langit-langit
a. Rangka plafaond gypsum menggunakan rangka plafond Holow meliputi
pemasangan pada ruang Interior bangunan kecuali toilet.
b. Pada langit-langit rangka Holow meliputi pemasangan pada daerah Toilet .
c. Seluruh sisi bagian bawah rangka langit-langit harus di ratakan, pola
pemasangan rangka/penggantung harus disesuaikan dengan detail gambar serta
hasil pemasangan harus rata/tidak melendut.Semua ukuran dalam gambar
adalah ukuran jadi (finish).
d. Pada pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan pekerjaan elektrikal dan
perlengkapan instalasi lain yang terletak di atas langit-langit. Untuk detail
pemasangan harus konsultasi dengan Perencana/Pengawas.
e. Bidang pemasangan langit-langit harus rata/waterpas, jarak pemasangan naad
dibuat 0,5 cm atau sesuai dengan detail gambar.
Pasal 13
PEKERJAAN RANGKA ATAP
Pasal 14
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
Pasal 15
PEKERJAAN CAT DINDING.
15.1 Umum
1. Lingkup pekerjaan.
a. Persiapan permukaan yang akan diberi cat.
b. Pengecetan permukaan dengan bahan-bahan yang telah di tentukan.
c. Pengecetan semua permukaan dank area yang ada gambar tidak disebutkan secara
khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk perencana.
2. Pengerjaan (Mock Up).
3. Sebeluk pengecetan di mulai, kontraktor harus melakukan pengecetan pada suatu
bidang untuk tiap warna dengan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan
di jadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang
yang akan dipakai sebagai mock up ini akan ditentukan oleh konsultan pengawas.
4. Jika masing-masing bidang tersebut telah di setujui oleh konsultan pengawas dan
perencana, bidang-bidang ini akan di pakai sebagai standart minimal keseluruhan
pekerjaan pengecetan.
15.3 Pelaksanaan
1. Pekerjaan Cat Dinding
a. Yang termasuk pekerjaan cat dinding ialah pengecetan seluruh plesteran bangunan
atau bagian-bagian lain yang ditentukan oleh gambar.
b. Untuk dinding Interior dan Exterior digunakan cat khusus luar, warna akan
ditentukan perencana dan pengawas.
c. Sebelum dinding di plamur, plesteran harus betul-betul kering, tidak ada retak-retak
dan kontraktor meminta persetujuan kepada konsultan / pengawas lapangan.
d. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan lapisan
plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata, untuk
menghaluskan dipakai amplas.
e. Sesudah 7 hari plamur terpasang kemudian dibersihkan dengan bulu ayam sampai
bersih betul. Selanjutnya dinding dicat dengan menggunakan Roller.
f. Setelah pengerjaan pengecetan selesai, bidang dinding merupakan bidang yang
utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap
pengotoran-pengotoran.
16.2 Persetujuan
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukan kepada perencana/Pengawas
beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang
tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, penggantian bahan,
pengganti harus disetujui Perencana/Pengawas berdasarkan contoh yang dilakukan
Kontraktor
16.3 Pelaksanaan
1. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi dilapangan, termasuk memperlajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan
sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
2. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada
Perencana/Pengawas.
3. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
4. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
5. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/ mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selam kerusakan
bukan disebabkan oleh tindakan pemilik.
6. Pekerjaan Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah Kloset yang telah
diseleksi dengan baik, tidak ada bagian-bagian yang retak dan cacat lainnya dan telah
disetujui konsultan Pengawas dan ketinggian pemasangan harus sesuai gambar untuk
itu, baik waterpassnya.
7. Pekerjaan Keran-keran tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyai ring
dudukan yang harus dipasang menempel pada dinding. Kran-kran yang dipasang
dihalaman harus mempunyai ulir sink diruang saji dan dapat disambung dengan
gambar-gambar untuk itu.
8. Floor Drain dan Clean Out
a. Floor Drain dan Clean Out yang digunakan adalah metal verchroom, lubang dia 2”
dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor drain dan depverchon
dengan draad untuk clean out.
b. Floor Drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar untuk itu.
c. Floor Drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui konsultan
Pengawas.
d. Pada tempat-tempat yang akan dipasang Floor Drain, penutup lantai harus dilobangi
dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk ukuran sesuai ukuran floor
drain tersebut.
e. Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapih water pass,
dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran
Pasal 17
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
2. Pemasangan kabel
Kabel yang digunakan untuk pemasangan tersebut adalah kabel kabel NYM 3x2.5 mm
(o) 20 mm EX lokal yang telah di setujui oleh PLN / LMK antara lain exeterna, supreme,
ciyoda, jenisnya dan berukuran 4 mm untuk aliran induk, 3 mm untuk aliran pokok dari
saklar, 2,5 mm untuk aliran pembawa dari saklar ke lampu, yang berlainan warna.
Penarikan kabel pd pipa di kerjakan diatas langit langit yg tak terlihat dari bawah.
Pada tiap – tiap penyambungan kabel di gunakan losdop.
Pada tempat persilangan dan penyeberangan di atas tembok, maka kawat itu di
masukkan ke dalam pipa sebagai pengaman.
Semua kabel yang di masukkan dalam pipa tidak boleh ada sambungan.
1. Lingkup Pekerjaan
meliputi penyediaan dan pamasangan system penangkal petir yang dilengkapi sesuai
gambar.
2. Material
material yang digunakan dalam system penangkal petir ini harus disetujui ahli Material dan
alat-alat yang tidak sesuai dengan spesifikasi ini adalah system konsvensial, yang terdiri dari
penangkal petir dan system pentanahan
4. Konduktor pentanahan
setiap konduktor pentanahan harus berhubungan langsung dengan sebuah elektroda
2
pentanahan, ukuran terkecil dari elektroda pentanahan 35 m .
5. Terminal pentanahan
Setiap konduktor pentanahan dilengkapi dengan terminal pentanahan, untuk tempat
pengukuran atau pemeriksaan tahanan system pentanahan.
6. Elektroda pentanahan
a. Besar tahanan pentanahan maksimum 2 ohm.
b. Bahan elektroda dari pipa galvanis
7. Penyangga
Jarak maksimum antara dua buah penyangga yang berdekatan adalah 1,25 m.
Bahan penyangga sama dengan konsultor pentanahan.
9. System pentanahan
Sistem pentanahan dipasang sesuai dengan gambar yang ditunjuk.
Sistem ini terdiri dari elektroda pentanahan yang terdiri pipa yang digalvanisir ( Ø 2” ) dan
panjang 6 m harus dimasukkan kedalam tanah secara vertical
10. Pemasangan
Cara-cara pemasangan penangkal petir ini harus sesuai dengan gambar yang disetujui ahli.
Pasal 19
PEKERJAAN INSTALASI AIR KOTOR
1. Sanitasi air kotor dari pipa PVC Ø 4” yang dihubungkan dari bak control dan dengan yang
lainnya, dengan kemiringan minimal 2%.
2. Septic Tank bentuk dan ukuran dan bahan disesuaikan dengan gambar kerja yang
dirancang khusus dengan sistem disinfektan yang penggunaannya menyesuaikan
kebutuhan sehingga buangannya tidak mencemari lingkungan. Keistimewaan lainnya Biofil
tidak membutuhkan tempat yang luas karena tanpa sumur resapan.
Pasal 20
PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH
Pasal 21
PEKERJAAN RABAT BETON
1. Persyaratan Bahan :
a. Beton rabat dibuat dari adukan 1 pc : 2 pc : 3 kr, sehingga menghasilkan mutu beto n fc‟
= 15 mPa atau K.175 dengan besi beton dari baja lunak Gr 300 bertegangan leleh ijin
minimum 300 mPa.
b. Dicetak perbagian.
c. Memenuhi syarat SK.SNI T-15-1991-03.
2. Pemasangan / pelaksanaan
a. Pengerjaan harus sesuai dengan gambar dan mendapat petunjuk serta persetujuan
Konsultan Pengawas.
b. Tanah harus dipadatkan dalam keadaan rata.
c. Antara tanah dan beton rabat harus diberi pasir maximal tebal 10 cm atau sesuai
dengan gambar.
PASAL 22
PEKERJAAN LAIN-LAIN DAN PENUTUP