Anda di halaman 1dari 14

PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


BIDANG SUMBER DAYA AIR
Jalan Cendana No. 01 Telp.(0388) 31014 – 31160 Kefamenanu

REHABILITASI JARINGAN IRIGASI D.I. FATUTUPA


LOKASI : KECAMATAN INSANA TENGAH

PETUNJUK SPESIFIKASI TEKNIS KONSTRUKSI

TAHUN ANGGARAN 2022


1. RUANG LINGKUP
Pedoman ini menetapkan kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan konstruksi yang
meliputi pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah, pekerjaan pasangan pekerjaan pintu, dan
pekerjaan lain-lain.

Pedoman ini mencakup kegiatan perubahan gambar desain yang diperlukan untuk
penyelesaian dari pekerjaan konstruksi daerah irigasi. Pedoman ini menetapkan ketentuan
dan persyaratan, metode kerja pelaksanaan, pengendalian mutu serta pengukuran dan
pembayaran.

2. ACUAN NORMATIF
Standar Nasional Indonesia (SNI):
- SNI 03-1724-1989 : Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidraulik untuk Bangunan di
Sungai
- SNI 03-1742-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Ringan Untuk Tanah
- SNI 03-1743-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk Tanah
- SNI 03-1744-1989 : Metode Pengujian CBR Laboratorium
- SNI 03-1965-1990 : Metode Pengujian Kadar Air Tanah
- SNI 03-1966-1990 : Metode Pengujian Batas Plastis
- SNI 03-2828-1992 : Metode Pengujian Kepadatan Lapangan dengan Alat Konus Pasir.
- SNI-03-2843-1992 : Tata cara pelaksanaan survey kondisi jalan tanah/kerikil.
- SNI 03-3423-1994 : Metode Pengujian Analisis Ukuran Butir Tanah dengan Alat
Hidrometer.
- SNI 03-3637-1994 : Metode Pengujian Berat Isi Tanah Berbutir Halus dengan Cetakan
Benda Uji.
- SNI 03–3958–1995 : Metode Pengujian Kuat tekan Kayu di Laboratorium
- SNI 03–3959–1995 : Metode Pengujian Kuat Lentur Kayu di Laboratorium
- SNI 03–3233–1999 : Tata Cara Pengawetan Kayu untuk Bangunan rumah dan Gedung
- SNI 06–6452–2000 : Metode Pengujian Cat Bitumen sebagai lapis pelindung
- SNI 03-6222-2002 : Metode Perhitungan Debit Banjir
- SNI 03-6861-2002 : Spesifikasi Bahan bangunan bagian B (bahan bangunan dari
besi/baja)
- SNI 03-6888-2002 : Tata Cara Pengambilan contoh Uji Secara Acak Untuk Bahan
Konstruksi.

British Standard :
 BS 6031–1981 : Earthworks
 BS 5135–1984 : Proces of Arc welding carbon and Carbon Manganise steels
 BS 8004–1986 : Foundations

Rancangan Pedoman Teknis :


 Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian-1,
Pekerjaan Tanah.
 Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian-2,
Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan.
 Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifatUmum, Bagian-3, Pekerjaan
Penyelidikan dan Analisa Geoteknik.
 PPedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian-4,
Pekerjaan Beton, Bekisting dan Waterstop.
 Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian-5,
Pekerjaan Pasangan Batu, Batu Kosong, Bronjong dan Adukan Semen.
 Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian-6,
Pekerjaan Pemancangan.
 Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian-7,
Pekerjaan Dewatering.
 Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian-8,
Pekerjaan Pintu.
 Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian-9,
Pekerjaan Lain-lain.

3. ISTILAH DAN DEFINISI


1. Pembersihan medan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar dan
pembabatan rumput liar yang tumbuh sepanjang dasar saluran, talud luar dan dalam,
serta di atas tanggul saluran, sehingga profil saluran terlihat rapih kembali seperti
sebelumnya.
2. Kupasan/stripping adalah penggalian humus (tanah organik) berikut rumput, yang akan
dilakukan pada semua dasar tanggul, pada lokasi material galian yang dipakai kembali
sebagai bahan timbunan, pada semua dasar jalan, pada lokasi borrow pit yang disetujui,
dalam batas tanah Daerah Milik Irigasi (DMI).
3. Galian tanah biasa adalah pekerjaan galian dengan material hasil galian berupa tanah
pada umumnya, yang dengan mudah dapat dilakukan dengan excavator. Seluruh galian
harus dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan bidang-bidang yang ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau sesuai dengan
yang diarahkan/ditunjukkan oleh Direksi.
4. Timbunan tanah kembali dari hasil galian adalah kegiatan penimbunan baik untuk tanggul
maupun untuk di belakang bangunan dengan mempergunakan bahan timbunan dari hasil
galian yang secara spesifikasi teknis bahan tersebut dapat dipertangung jawabkan.
5. Timbunan tanah dengan material dari borrow area adalah kegiatan penimbunan baik
untuk tanggul maupun untuk di belakang bangunan dengan mempergunakan bahan
timbunan dari galian pada suatu lokasi borrow dengan jenis dan kualitas tanah yang
tertentu dan penyedia jasa mengeluarkan biaya untuk pengadaan material tanah
timbunan tersebut.
6. Disposal Area adalah daerah-daerah tempat pembuangan hasil galian yang tidak dapat
dipakai sebagai material timbunan.
7. Quarry adalah daerah-daerah yang tanahnya dapat diambil dan memenuhi syarat untuk
material timbunan.
8. Pasangan batu terdiri dari batu sungai atau gunung dan ukuran yang dipakai harus
mendapat persetujuan Direksi. Ukuran maksimum harus memperhatikan tebal dinding.
9. Plesteran adalah pasangan dengan adukan 1 PC : 3 Psr yang harus dipasang pada bagian
atas dari dinding, ujung-ujung saluran pasangan, dan untuk 0.10 m dibawah tepi atas atau
sesuai dengan yang tertera pada gambar.
10. Beton adalah pasangan yang terdiri dari campuran antara semen, pasir dan kerikil dalam
ukuran tertentu yang telah ditetapkan, sesuai yang tercantum dalam gambar kontrak.
Proporsi campuran beton akan ditentukan oleh Direksi agar didapatkan produksi beton
yang awet dan ekonomis dan mempunyai kekuatan yang setara dengan waktu dan derajat
kekuatan, dengan perhitungan kondisi tekanan, alam terbuka dan pertimbangan lain.

4. KETENTUAN DAN PERSYARATAN


Ketentuan dan persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi
teknis pekerjaan konstruksi adalah sebagai berikut :
4.1. Program Pelaksanaan
1) Pengguna Jasa menyiapkan Jadwal Pelaksanaan untuk semua pekerjaan yang
termasuk dalam Kontrak. Jadwal pelaksanaan tersebut untuk membantu para
penawar dan Penyedia Jasa didalam menyiapkan jadwal pelaksanaan yang lebih
terperinci.
2) Tiga puluh (30) hari setelah menerima Surat Penunjukan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan Jadwal Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan berisi jadwal pelaksanaan
semua pekerjaan dan pekerjaan sementara yang harus dikerjakan berdasarkan
Kontrak, dengan metode PERT/CPM network. Jadwal Pelaksanaan ini harus sesuai
dengan hari kalender, jangka waktu yang diperlukan, tanggal mulai paling awal,
tanggal selesai paling awal dan paling lambat, lama pelaksanaan dan sebagainya.
3) Jadwal tersebut diatas diserahkan sesuai dengan modifikasi dan perubahan yang
diperlukan oleh Direksi Pekerjaan di dalam waktu yang logis. Jadwal Pelaksanaan yang
direvisi yang sudah disetujui dan sudah ditandatangani oleh Penyedia Jasa dan Direksi
Pekerjaan harus dianggap merupakan Jadwal Pelaksanaan yang mengikat dan
menjadi bagian dari Dokumen Kontrak.
4) Jadwal Pelaksanaan yang sudah mengikat tersebut harus diperbarui oleh Penyedia
Jasa pada setiap jangka waktu 4 (empat) bulan jika diminta oleh Direksi Pekerjaan dan
jadwal pelaksanaan yang diperbarui harus disetujui oleh Penyedia Jasa dan Direksi
Pekerjaan, dan termasuk dalam Dokumen Kontrak.
5) Jika selama pelaksanaan pekerjaan, rata-rata kecepatan pekerjaan ternyata dibawah
yang disetujui menurut pendapat Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus dapat
menyelesaikan setiap bagian pekerjaan pada waktu yang disetujui, maka Direksi akan
memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah pekerja dan atau peralatan
pelaksanaan ke lokasi pekerjaan untuk mengejar ketinggalan pada bagian pekerjaan
tersebut.
4.2. Aspek-aspek yang Perlu Diperhatikan dalam Pelaksanaan Pekerjaan
1) Aspek Keselamatan Kerja
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memperhatikan ketentuan kesehatan dan
Undang-Undang Keselamatan Kerja. Ketentuan-ketentuan tersebut harus diadopsi
oleh pelaksana pekerjaan dalam prosedur/manual pekerjaan secara menyeluruh
untuk setiap tahapan pekerjaan, mulai dari tahap pekerjaan persiapan hingga
pemeliharaan setelah penyerahan pekerjaan.
2) Aspek Lingkungan
Sebelum melaksanakan kegiatan fisik di lapangan, Penyedia Jasa harus membuat
program dampak lingkungan yang terjadi akibat pelaksanaan kegiatan dengan
mengacu pada Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) atau Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) atau
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) atau manual prosedur pengelolaan/
pemantauan lingkungan (jika RKL/RPL atau UKL/UPL tidak ada). Program ini harus
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
3) Aspek Administrasi
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memiliki prosedur dan tata cara
administrasi yang baku dalam bentuk surat menyurat, surat pengumuman, surat
undangan dan surat-surat lainnya untuk menunjang seluruh kegiatan pekerjaan.
Seluruh dokumen pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan, pelaksanaan, serah
terima, dan pemeliharaan harus didokumentasikan secara sistematis sesuai dengan
kelompok pekerjaan, urutan waktu, atau kategori lain yang dianggap penting.
Dokumentasi ini diperlukan guna menunjang laporan proyek (Laporan Mingguan dan
Bulanan).
4) Aspek Ekonomis
Penyedia Jasa pekerjaan wajib memperhatikan efektifitas dan efisiensi
pelaksanaan.Termasuk dalam hal ini aspek SDM, peralatan, dan pengadaan bahan.
SDM yang digunakan harus secara efektif dapat memenuhi kebutuhan jadwal dan
kualitas pekerjaan.Jumlah dan jenis peralatan-peralatan pendukung pekerjaan harus
diperhitungkan dengan seksama sesuai jadwal pekerjaan terutama bila peralatan-
peralatan tersebut diadakan dengan sewa.Pengadaan bahan/material harus
diupayakan efektif sesuai pekerjaan yang dijadwalkan.
5) Aspek Sosial dan Budaya
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi berkewajiban memperhatikan kondisi sosial dan
budaya masyarakat di lokasi pelaksanaan pekerjaan. Hal-hal yang cukup sensitif,
seperti gangguan kebisingan pada waktu ibadah, waktu istirahat, hal-hal yang
ditabukan, atau lokasi-lokasi yang dianggap suci oleh masyarakat setempat sedapat
mungkin dihindarkan dari gangguan pekerjaan atau personil yang terlibat dalam
pekerjaan.

4.3. Pekerjaan Pematokan dan Pengukuran


Yang termasuk Pekerjaan Pematokan dan Pengukuran adalah pemasangan bench mark
dan pelaksanaan pengukuran itu sendiri. Pelaksanaan pemasangan dan spesifikasi bench
mark dan teknis pengukuran harus mengacu pada Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian Pekerjaan Pematokan dan Pengukuran.

4.4. Pekerjaan Tanah


Yang termasuk Pekerjaan Tanah meliputi: pembersihan medan, pekerjaan
kupasan/stripping, pekerjaan galian, pekerjaan timbunan, pekerjaan tanah menggunakan
alat berat, pekerjaan saluran dan pekerjaan bangunan. Hal-hal yang berkaitan dengan
ketentuan dan persyaratan kegiatan pekerjaan tanah mengacu pada, Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian Pekerjaan Tanah.

4.5. Pekerjaan Pengeringan


Sebelum melaksanakan pekerjaan bangunan yang membutuhkan pengeringan
(dewatering) dengan alat pompa, Penyedia jasa harus mengajukan rencana kerja lengkap
yang memuat metode, tahap-tahap pekerjaan dan kebutuhan waktu pengeringan dan
dimintakan persetujuan Direksi paling lambat 15 hari sebelum pelaksanaan
pembangunan.
Penyedia jasa harus menjaga agar galian bebas dari air selama masa pembangunan dan
menjamin adanya peralatan pompa yang cukup dan siap dioperasikan di lapangan setiap
waktu guna menghindari terputusnya kontinuitas pengeringan air. Cara menjaga galian
bebas dari air, pengeringan dan pembuangan air harus dilaksanakan dengan cara yang
dapat disetujui oleh Direksi. Semua persyaratan untuk perkerjaan ini mengacu Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian Pekerjaan
Dewatering

4.6. Pekerjaan Pasangan


Yang termasuk Pekerjaan Pasangan meliputi : pekerjaan pasangan batu kali/ gunung,
pekerjaan plesteran, pekerjaan siaran, pekerjaan beton bertulang, pekerjaan pasangan
batu kosong dan pekerjaan bronjong. Hal-hal yang berkaitan dengan ketentuan dan
persyaratan kegiatan pekerjaan pasangan mengacu pada Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian Pekerjaan Pasangan Batu Kali dan
Adukan Semen.

4.7. Pekerjaan Beton


Yang termasuk Pekerjaan Beton meliputi: pekerjaan mengawasi dan mencampur bahan
beton, mengangkut, menempatkan dan memadatkan beton, mengecor dan merawat
beton.
Beton harus terdiri dari semen, air, agregat halus dan kasar dan bahan tambahan
(additive) yang diijinkan, kesemuanya dicampur untuk mendapatkan kekentalan yang
layak. Hal-hal yang berkaitan dengan ketentuan dan persyaratan kegiatan untuk
pekerjaan ini mengacu pada Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang
bersifat Umum, BagianPekerjaan Beton, Bekisting dan Waterstop.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi teknis
pekerjaan konstruksi pembangunan irigasi harus memuat :

5.1. Ketentuan Umum


Pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan sesuai ukuran/dimensi yang tertera dalam gambar
atau atau sesuai dengan volume yang tertera dalam BoQ atau sesuai dengan arahan
direksi pekerjaan.
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus mempergunakan dan sesuai dengan ketentuan -
ketentuan dari Standar Normalisasi Indonesia dari edisi/revisi terakhir atas standar
internasional yang secara substantial setara atau lebih tinggi dari standar nasional yang
disyaratkan.
Semua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya diperinci disini atau dicakup
oleh Standar Normalisasi Indonesia haruslah bahan dan mutu pekerjaan kelas utama.
Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian yang dipesan atau diantarkan
untuk penggunaan dalam pekerjaan sesuai untuk pekerjaan tersebut, dan keputusan
Direksi dalam hal ini pasti dan menentukan.
Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang diajukan
oleh Penyedia jasa, maka Penyedia jasa harus menjelaskan secara tertulis kepada Direksi
Pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi Pekerjaan menetapkan setuju
atau tidak terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Standar satuan ukuran yang dipergunakan pada dasarnya MKS, sedangkan penggunaan
standar satuan lain dapat dipergunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.

5.2. Pekerjaan Persiapan


Pekerjaan Persiapan adalah semua kegiatan yang perlu dilaksanakan baik sebelum, selama
berlangsungnya kontrak dan setelah berakhirnya kontrak.Item pekerjaan yang
termasuk/dimasukan dalam pekerjaan persiapan ini secara detail disajikan berikut ini.

5.2.1 Mobilisasi Dan Demobilisasi


Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi adalah semua kegiatan yang
berhubungan dengan transportasi peralatan yang akan dipergunakan dalam
melaksanakan paket pekerjaan. Penyedia jasa harus sudah bisa memperhitungkan
semua biaya yang diperlukan dalam rangkaian kegiatan untuk mendatangkan peralatan
dan mengembalikannya nanti bila pekerjaan telah selesai. Mata pembayaran yang
diterapkan dalam kegiatan mobilisasi dan demobilisasi adalah Lumpsum.

5.3. Pekerjaan Pengukuran dan Pematokan ( Ini untuk MC 0 dan 100 )


Yang termasuk Pekerjaan Pengukuran dan pematokan adalah pemasangan bench mark dan
pelaksanaan pengukuran itu sendiri.
Sebelum melakukan pekerjaan pengukuran, maka pihak Penyedia jasa diminta untuk
mengajukan request kepada Direksi untuk pekerjaan pengukuran ini.
Penarikan/penentuan titik-titik elevasi dilakukan dari patok elevasi yang telah
disetujui/ditentukan oleh Direksi. Jika tidak ada patok elevasi yang dapat dipakai, biasa
digunakan elevasi lokal yang dipindahkan ke Patok Bantu Elevasi (PBE) dari ukuran 4/6, dengan
persetujuan Direksi.
Semua alat ukur topografi yang digunakan harus dikalibrasi dan disetujui oleh Direksi.
Pada saat pelaksanaan pengukuran alat ukur harus dilindungi dari terik matahari/hujan.
Semua pemasangan Patok Bantu Elevasi (PBE) harus diikatkan pada titik atau diletakkan pada
bangunan yang sifatnya tetap/tidak berubah.
Identifikasi PBE harus dilakukan agar fungsi patok tersebut dalam pekerjaan pengukuran
mudah digunakan. Pekerjaan ini diantaranya meliputi: pemberian nomor, pengecatan dan
pemberian catatan lain yang perlu, sehubungan dengan jenis pekerjaan pengukuran yang
dilakukan.
Penempatan patok-patok BM dilaksanakan Penyedia jasa sesuai dengan petunjuk Direksi.
Semua hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan pemasangan Bench Mark, survey
dan pengukuran mengacu pada Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang
bersifat Umum, Bagian Pengukuran dan Pemetaan.

5.4. Gambar-Gambar Pelaksanaan (Shop Drawing)


Dalam memulai, mengerjakan dan mengevaluasi pekerjaan baik untuk saluran-saluran,
bangunan air dan bendung, harus berdasarkan data ketinggian dan posisi yang pasti sesuai
dengan kondisi lapangan. Untuk ini Kontaktor harus menyediakan serangkaian alat ukur
berikut tenaga kerjanya untuk keperluan ini.

Gambar-gambar yang harus disiapkan Penyedia jasa adalah :


5.4.1 Gambar-Gambar Pekerjaan Tetap
(a) Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Penyedia jasa haruslah gambar-gambar
yang telah ditanda tangani oleh Direksi, dan apabila ada perubahan harus
diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum program
pelaksanaan dimulai.
(b) Gambar-gambar Pelaksanaan
Penyedia jasa harus menggunakan gambar kontrak sebagai dasar untuk
mempersiapkan Gambar Pelaksanaan. Gambar itu dibuat lebih detail untuk
pekerjaan tetap dan dimana mungkin dapat memperlihatkan penampang melintang
dan memanjang dari beton, pasangan batu, pengaturan batang pembesian
termasuk rencana pembengkokan, pemotongan dan daftar besi beton, tipe bahan
yang digunakan, mutu, tempat dan ukuran yang tepat.
(c) Penyedia jasa harus menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar lengkap di lapangan.
Apabila ada pekerjaan dilaksanakan sebelum ada persetujuan Direksi adalah
menjadi resiko Penyedia jasa. Persetujuan Direksi terhadap gambar-gambar
tersebut tidak akan meringankan tanggung jawab Penyedia jasa atas kebenaran
gambar tersebut.
5.4.2 Gambar-Gambar Pekerjaan Sementara
(a) Umum
Semua gambar yang disiapkan oleh Penyedia jasa harus terperinci, dan diserahkan
kepada Direksi sebelum tanggal pelaksanaan pekerjaan atau dalam waktu yang
telah ditentukan dalam Kontrak. Gambar-gambar harus menunjukan detail dari
pekerjaan sementara seperti cofferdam, tanggul sementara, pengalihan aliran dan
sebagainya.
Gambar Perencanaan yang diusulkan Penyedia jasa yang dipakai dalam pelaksanaan
Konstruksi (sah) juga harus diserahkan kepada Direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap.
(b) Gambar-gambar untuk Pekerjaan Sementara yang ditinggalkan.
Penyedia jasa hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang berkaitan dengan
pekerjaan tetap secara lebih mendetail dan diserahkan kepada Direksi untuk
mengubah dan mendapat persetujuan sebelum tanggal dimulainya pelaksanaan.
5.4.3 Gambar-Gambar Purnalaksana/Terlaksana
Selama masa pelaksanaan, Penyedia jasa harus memelihara satu set gambar yang
dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada gambar yang memperlihatkan
perubahan yang sudah diberikan sesuai dengan kontrak, sejauh gambar tersebut sudah
dilaksanakan dengan benar kemudian dicap “SUDAH DILAKSANAKAN”.
Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan di lapangan oleh Direksi
dan tiap hari oleh Pengawas Lapangan, dan apabila ditemukan hal-hal yang tidak
memuaskan dan tidak dilaksanakan, paling lambat harus diperiksa kembali selama 6
(enam) hari kerja.
Gambar terlaksana (As Built Drawing) harus dibuat di atas kalkir yang berkualitas baik
bila pekerjaan telah diselesaikan 100 % dan dibuat rekaman dalam bentuk CD.
Dalam waktu 1 (satu) bulan setelah penandatanganan serah terima ke I (PHO), Penyedia
jasa harus sudah menyerahkan gambar terlaksana (As Built Drawing) yang terdiri dari
satu set gambar lengkap dengan ukuran A3, beserta 1 (satu) set copy blue print dan 3
(tiga) set copy dalam ukuran A3. Satuan pembayaran untuk item kegiatan pengukuran
dan penggambaran adalah lumpsum bulanan, yang sudah mencakup semua biaya
pengadaan/sewa peralatan, pengadaan tenaga, alat bantu lainnya dan reproduksi
gambar sesuai kebutuhan.
Semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan penggambaran mengacu pada KP-07, SK DJ
Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986, tentang Kriteria Perencanaan Bagian Standar
Penggambaran, BI-01 dan BI-02 DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986.

5.5. Pekerjaan Tanah


Lingkup dari pekerjaan tanah yang meliputi semua pekerjaan yang berkaitan adalah sebagai
berikut:
 Pembersihan
 Penggalian termasuk pembentukan dan saluran
 Penimbunan kembali, bedding dan pekerjaan pelapisan
 Pembuangan, stok dan penggunaan kembali material dari galian
 Penimbunan
 Pekerjaan lain yang mungkin diarahkan oleh Direksi
Metode untuk setiap pekerjaan tertentu secara tertulis harus diusulkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan paling tidak tiga puluh (30) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan.
Penyedia jasa akan menyimpan setiap material pekerjaan galian dari beberapa tempat dan
akan membuang material galian seperti yang telah ditentukan dalam gambar atau seperti
yang diarahkan oleh Direksi.
Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran ketinggian
yang ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian lain, yang mungkin akan
diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang berdasarkan atau berhubungan dengan ketinggian
tanah, atau jarak terusan harus ditunjukkan kepada Direksi lebih dahulu, sebelum memulai
pekerjaan tanah pada setiap tempat.Yang dimaksud dengan “ketinggian tanah” adalah tinggi
“permukaan tanah” sesudah pembersihan lapangan dan sebelum pekerjaan tanah dimulai.
Ketelitian mengenai tinggi dan ukuran dapat diizinkan sebagai diterangkan dibawah ini,
apabila luas rata-rata penampang basah saluran untuk panjang 500 m, seperti yang tertera
pada gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi.
 Dasar Saluran : + 0.05 m atau - 0.10 m vertikal
 Level Puncak Timbunan : + 0.10 m atau – 0.10 m vertikal
 Dasar Kemiringan : + 0.05 m horisontal
 Puncak Kemiringan Timbunan : + 0.10 m horisontal
Garis sumbu dari saluran, tanggul dan jalan harus diletakkan dengan teliti dan tidak boleh
dipengaruhi oleh toleransi tersebut diatas.
Semua hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan tanah mengacu pada Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, BagianPekerjaan Tanah.

5.6. Pekerjaan Pasangan


Yang termasuk Pekerjaan Pasangan meliputi: pasangan batu kali/ gunung, pekerjaan siaran,
pekerjaan plesteran, pekerjaan batu kosong, pekerjaan bronjong termasuk adukan semennya.
Sebelum melakukan pekerjaan pasangan batu, maka pihak Penyedia jasa diminta untuk
mengajukan request kepada Direksi untuk pekerjaan pasangan batu ini.
Batu yang dipakai harus batu yang bersih dan keras dan telah disetujui oleh Direksi.
Pasir yang digunakan harus yang baik dan telah disetujui Direksi.
Air yang dipakai untuk membuat adukan harus yang bersih dan sesuai kebutuhan.
Semen yang digunakan harus Portland cement yang telah disetujui Direksi.
Spesi/adukan pekerjaan pasangan batu harus dari campuran semen dan pasir dengan
perbandingan volume 1 pc : 4 psr, atau seperti ditentukan dalam gambar untuk setiap
pekerjaan.
Pasangan batu harus tersusun sedemikian rupa sehingga antara batu dengan batu terisi spesi
secara homogeen, sehingga batu-batu tersebut tidak saling berhimpitan bersentuhan.
Susunan batu raen (batu muka) harus mempunyai jarak (lebar naat antara 1-2 cm),
tebal/dalam siaran 1-1,5 cm dan batu raen tersebut dibentuk segi enam atau ditentukan lain
oleh Direksi.
Apabila diperintahkan atau tertera dalam gambar, perlu diadakan sambungan gerak
sederhana pada bagian pasangan batu yang tidak direncanakan untuk menahan air.
Umumnya sambungan gerak sederhana dibutuhkan bilamana terdapat satu penyambungan
dengan bangunan lama, karena bangunan baru dan bangunan lama akan mempunyai nilai
penurunan (settlement) yang berbeda.
Sambungan gerak sederhana dapat dibentuk dengan memasang susunan batuan yang terdiri
dari batuan bergradasi (saringan kerikil atau filter) dibelakang pasangan batu pada bagian
sambungan setinggi sambungan tadi.
Saringan ini harus terdiri dari batu dan krikil terpilih dan baik.Untuk menahan longsornya
saringan ini harus diberi lapisan penutup ijuk setebal 3 cm atau geotextile mebrane.
Semua hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan pasangan mengacu pada Pekerjaaan
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, BagianPekerjaan
Pasangan Batu Kali, Batu Kosong, Bronjong dan Adukan Semen.

5.7. Pekerjaan Beton


Semua pekerjaan beton yang akan dilaksanakan harus mendapat persetujuan Direksi
Pekerjaan.
Tidak lebih dari 2 (dua) bulan setelah pengadaan peralatan untuk pelaksanaan beton,
penyedia jasa/pelaksana harus mengirim diagram alir, gambar dan rencana kerja untuk
pekerjaan dan penempatan beton/mortar dengan mengacu pada Dokumen ini.
Apabila spesifikasi peralatan yang akan dipergunakan pada pelaksanaan pekerjaan dilapangan
tidak sesuai dengan yang dianjurkan oleh Direksi, maka penyedia jasa/pelaksana harus
memberikan alternatif jenis peralatan atau metode kerja yang menghasilkan produk yang
setara dengan yang diusulkan oleh pihak Direksi.
Penyedia jasa harus memberi perhatian khusus terhadap akibat yang mungkin timbul karena
pengaruh pencucian material yang bisa mengakibatkan tercemarnya air di perairan umum,
dengan membangun kolam-kolam tampungan atau bangunan lainnya.
Bahan-bahan konstruksi beton yang akan dipakai, adalah sebagai berikut:
a) Semen
Penyedia jasa harus menginformasikan secara periodik setiap tanggal 1 awal bulan data-
data sebagai berikut :
 Jumlah persediaan semen yang ada di lapangan sampai hari terakhir bulan lalu.
 Rencana pengadaan semen yang baru selama bulan yang akan jalan.
 Jumlah semen yang dipakai selama periode 1 (satu) bulan lalu.
 Penerimaan pengadaan semen selama bulan yang lalu
 Penggunaan atau kehilangan selama bulan yang lalu dengan alasan
 Data lain yang dibutuhkan / dianggap perlu oleh Direksi
b) Bahan Additive
Jika Penyedia jasa akan menggunakan zat pelambat atau zat tambahan lain yang berfungsi
untuk membantu pengecoran sesuai metodenya atau dibutuhkan beberapa zat tambahan
lainnyan yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang sesuai tuntutan spesifikasi,
Penyedia jasa harus mendapatkan persetujuan dari Direksi tentang komposisi dan metode
dari penggunaan zat tambahan.
c) Aggregat Halus
Pengertian material halus yang dipergunakan adalah material dengan ukuran maksimum 5
mm. Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir. Penambahan bahan lain seperti
pasir dari batu pecah akan diijinkan, apabila menurut pendapat Direksi, pasir yang ada
tidak memenuhi gradasinya. Penyedia jasa harus melengkapi hasil tes agregat halus untuk
beton dan spesi (mortar) untuk type yang dihasilkan atau selain yang disetujui oleh
Direksi.
d) Aggregat Kasar
Pengertian material kasar yang dipergunakan adalah material dengan ukuran lebih besar
dari 5 mm dan mempunyai gradasi yang baik dari 5 mm sampai ukuran maksimum yang
dibutuhkan dan tergantung dari klas betonnya.Agregat kasar untuk beton adalah batu
alam kecuali jika di instruksi oleh Direksi dan harus disediakan oleh Penyedia jasa
Pelaksana.
e) Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan membuat adukan harus dari
sumber yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi Pasal 9 Standar Nasional Indonesia.
Semua hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan beton mengacu dan berpedoman
pada Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, BagianPekerjaan
Beton, Pembesian dan Bekisting.

5.8. Pekerjaan Jalan (Jika diperlukan)


Pekerjaan jalan terdiri dari pembuatan baru/perbaikan jalan inspeksi saluran Irigasi serta
pembuatan baru/perbaikan jalan usaha tani. Tidak termasuk dalam bagian ini pekerjaan jalan
masuk selama pelaksanaan konstruksi, yang digolongkan sebagai pekerjaan sementara atau
pendukung yang dijelaskan secara khusus dalam sub bab pekerjaan persiapan.
Semua pekerjaan yang dibutuhkan untuk rehabilitasi jalan inspeksi dan jalan usaha tani serta
pembuatan baru jalan usaha tani harus dibuat sesuai dengan garis, ketinggian dan ukuran
yang ditunjukkan dalam gambar atau seperti yang diinstruksikan oleh Direksi.
Selama kemajuan pekerjaan Direksi mungkin akan diperlukan atau diperlukan sekali untuk
merubah kemiringan, ketinggian atau ukuran dari pekerjaan seperti yang ditentukan dan
penyedia jasa tidak akan diijinkan untuk mengajukan biaya tambahan atas harga satuan
tender dalam BoQ dengan alasan apapun karena perubahan pekerjaan tersebut.
Semua hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan jalan mengacu pada Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian Pekerjaan Jalan.

5.9. Pekerjaan Pintu


Dimensi dari pintu air yang diperlukan harus ditunjukkan pada gambar. Untuk pintu sorong,
dipakai standar pintu kayu / besi, dimensi dan tipe pintu sorong sebagai yang ditunjukkan
pada Gambar Standar Pintu air dari Direktorat Jenderal Pengairan Dep. PU 1988, ditunjukkan
pada “ALBUM GAMBAR-GAMBAR”.
Pintu air yang direncanakan, diproduksi dan dilaksanakan pemasangannya, hanya oleh suatu
pabrik yang sudah disetujui dan namanya tercantum dalam daftar prakualifikasi penyedia jasa
DPU untuk pembuatan pintu-pintu. Pembuatan dan pengadaan pintu harus dilaksanakan atas
dasar Sub-Kontrak oleh Penyedia jasa Utama, yang harus bertanggung jawab atas pemesanan
dan administrasinya. Penyedia jasa dalam penawarannya agar menyertakan sub-kontrak yang
akan membuat pintu berikut spesifikasi teknis dan material sesuai dengan penawarannya.
Dalam lampiran analisa harga pintu agar dibedakan antara:
 harga pengadaan dan pembuatan pintu,
 harga pengepakan dan pengangkutan dari pabrik sampai ke lokasi dan
 harga pemasangan.
Pabrik harus mempunyai peralatan dan kemampuan serta bersedia membantu Direksi dalam
hal pengujian dan pemeriksaan terhadap bahan/material yang digunakan dan terhadap hasil
akhir pekerjaan.Sebelum pembuatan pintu dimulai, maka Penyedia jasa harus menyiapkan
Gambar Pabrikan (shop drawing) dan diperiksakan kepada direksi pekerjaan guna
mendapatkan persetujuan.
Semua hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan pintu mengacu pada Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian Pekerjaan Pintu.
5.10. Pekerjaaan Lain-Lain
Jenis pekerjaan yang termasuk bagian ini, diantaranya adalah sebagai berikut:
5.10.1 Laporan dan Foto
a) Program Pelaksanaan
Penyedia jasa harus melaksanakan Program Pelaksanaan sesuai dengan Syarat-
syarat Kontrak. Program tersebut harusdibuat dalam dua bentuk yaitu bar-chart
dan network planning yang dilengkapi dengan daftar yang memperlihatkan setiap
kegiatan :
 Mulai tanggal paling awal
 Mulai tanggal paling akhir
 Waktu yang diperlukan
 Waktu float
 Sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan
Aktivitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan pekerjaan
sementara dan tetap, kelonggaran waktu yang diperlukan untuk persiapan dan
persetujuan gambar-gambar, pengiriman peralatan dan bahan kelapangan dan
juga kelonggaran dengan adanya hari libur umum maupun keagamaan.
b) Laporan Kemajuan Pelaksanaan
Sebelum tanggal (10) sepuluh tiap bulan atau pada suatu waktu yang ditentukan
Direksi, Penyedia jasa harus menyerahkan 5 (lima) salinan laporan Kemajuan
Bulanan dalam bentuk yang bisa diterima oleh Direksi, yang menggambarkan
secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan yang terdahulu.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
 Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada
bulan laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan
berikutnya.
 Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase
rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai pada
bulan laporan.
 Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan
tanggal permulaan dan penyelesaiannya.
 Daftar tenaga setempat.
 Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan dilapangan yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan
dipindahkan dari lapangan.
 Jumlah volume pekerjaan merupakan bagian pekerjaan tetap harus diuraikan
sebagai berikut :
- Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan pembetonan
- Jumlah volume dari berbagai pekerjaan galian dan timbunan
- Jumlah volume dari bahan perkerasan jalan yang digunakan
- Jumlah banyaknya bangunan, dll.
 Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa laporan.
 Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan kebutuhan
pembayaran yang diperlukan bulan berikutnya.
 Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul atau
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama bulan laporan.
c) Rencana Kerja Harian, Mingguan Dan Bulanan
Penyedia jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Mingguan yang sudah
disetujui oleh Direksi setiap akhir Mingguan dan untuk minggu berikutnya.
Rencana tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah, dan pekerjaan
konstruksi lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, pengadaan
bahan, pengangkutan dan peralatan dan lain-lain yang diminta Direksi.
Penyedia jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana kerja harian secara
tertulis, semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi setiap hari maupun
untuk hari-hari berikutnya. Rencana kerja harus mencakup pekerjaan tanah,
pekerjaan beton dan kegiatan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan.
Penyedia jasa harus menyediakan Rencana Kerja Bulanan dengan sistim bar-chart
pada akhir bulan dan untuk bulan - bulan berikutnya .Rencana kerja ini harus
memperlihatkan tenggang waktu dari mulai sampai akhir kegiatan utama dengan
volume pekerjaannya. Rencana kerja ini harus diserahkan pada Direksi pada hari
ketiga tiap bulan untuk perbaikan dan perubahan.
d) Rapat Bersama Untuk Membicarakan Kemajuan Pekerjaan (progress meeting)
Rapat tetap antara Direksi dan Penyedia jasa diadakan seminggu sekali pada waktu
yang telah disetujui oleh kedua belah pihak.Maksud dari rapat ini membicarakan
kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk
minggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera
diselesaikan.
e) Dokumentasi
Semua kegiatan dilapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan
dibuatkan album foto berikut keterangan berupa tanggal pengambilan foto, lokasi
dan penjelasan foto. Untuk setiap bagian tertentu dari pekerjaan yang
diperintahkan oleh Direksi minimal dibuat 3 seri foto yaitu sebelum pelaksanaan
(0%), pada saat pelaksanaan (50%) dan setelah selesai dilaksanakan (100%),
dimana pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi, pengambilan
harus dari titik dan arah yang sama sesuai yang sudah ditentukan sebelumnya.
Penyedia jasa harus menyerahkan kepada Direksi foto-foto yang dibuat oleh
tukang foto yang berpengalaman.
Bilamana mungkin maka pada latar belakang supaya diusahakan adanya suatu
tanda khusus untuk memudahkan mengenali lokasi tersebut dan memperkirakan
dimensi obyek yang akan difoto.
Foto negatif dan cetakannya tidak boleh diubah atau ditambah apapun.
Sebelum pengambilan gambar-gambar, maka harus dibuat rencana / denah yang
menunjukan lokasi, posisi dari kamera juga arah bidikan yang kemudian
diserahkan kepada Direksi untuk disetujui.
Tiap foto berukuran 3R dan diberi catatan sebagai berikut :
 Detail Kontrak
 Nama atau Lokasi
 Tanggal Pengambilan
 Tahap Pelaksanaan
Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilengkapi dengan suatu set
pilihan foto-foto yang bersangkutan dengan periode tersebut. Juga pada akhir
pelaksanaan Kontrak, maka foto-foto harus diserahkan kepada Direksi dalam
album-album.Foto-foto ditempelkan dalam album secara beraturan menurut
lokasinya masing-masing. Tiap obyek harus lengkap tahapnya yakni 0 %, 50 % dan
100 % dan ditempelkan pada satu halaman.
Penyerahan dilakukan sebanyak 6 (enam) ganda bersama 1 (satu) ganda album
negatifnya. Tiap album dan juga yang berisi negatif harus diberi keterangan atau
tanda sama untuk memudahkan mengidentifikasi negatif dan cetakannya.
Semua album menjadi milik Pemberi Tugas dan tanpa ijinnya tidak boleh
diberikan/ dipinjamkan kepada siapapun.
5.10.2 Papan Tanda Proyek
Pekerjaan dibawah ini tidak termasuk dalam Kontrak tetapi merupakan pekerjaan
yang menjadi kewajiban Penyedia jasa untuk melaksanakan atau mengerjakan:
a. Penyedia jasa harus membuat, memasang dan memelihara minimal 2 (dua) papan
tanda proyek. Papan tanda proyek harus menunjukkan dan memuat namapemilik
pekerjaan/proyek dan nama penyedia jasanya, judul nama proyek disertai
perkiraan jumlah hari pelaksanaan.
b. Lokasi Pemasangan ditunjukkan oleh direksi/engineer konsultan dalam jangka
waktu 30 (tiga-puluh) hari sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan. Jika pekerjaan
telah selesai dan telah diserahterimakan, maka papan nama proyek harus dicabut
oleh penyedia jasa.
c. Jamuan Tamu
Jamuan tamu yang meninjau atau memeriksa pekerjaan dalam batas yang wajar.
5.10.3 Papan Nama Bangunan/ Nomenklatur
Prasasti proyek/ papan nama bangunan/ nomenklatur dibuat pada lokasi bangunan
untuk memberikan ciri atau tanda pada bangunan tersebut. Penyedia jasa terlebih
dahulu harus mengajukan desain dan spesifikasi teknis pekerjaan ini kepada Direksi
untuk mendapat persetujuan.
Semua hal yang berkaitan dengan perkerjaan ini mengacu pada Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum, Bagian Pekerjaan Lain-lain.

6. PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi teknis
pekerjaan konstruksi saluran harus memuat :
a) Diskusi Bulanan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan mengetahui
sejauh mana progres pekerjaan dan pembahasan tentang kesulitan yang diperlukan.
b) Diskusi pendahuluan dilakukan dengan pihak pengguna jasa untuk keperluan koordinasi
awal pelaksanaan pekerjaan yangmeliputi kegiatan survey, investigasi lapangan dan
persetujuan produk yang berupa laporan pendahuluan.
c) Diskusi Pertengahan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk menentukan arah
pembahasan pemecahan masalah berdasarkan data kondisi lapangan dan proses
persetujuan produk yang berupa laporan pertengahan.
d) Diskusi Akhir dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan pembahasan
seluruh kegiatan pekerjaan

7. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


Pengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi
teknis pekerjaan tanah harus memuat:

7.1. Pengukuran
Kuantitas untuk pekerjaan konstruksi harus diukur berdasarkan jumlah unit/ satuan yang
terpasang dan memenuhi garis dan elevasi seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
7.2. Dasar Pembayaran
Kuantitas pekerjaan yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar dengan Harga
Satuan per satuan pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas
dan Harga untuk masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini, dimana
harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan,
penanganan, pemancangan, penyambungan, perpanjangan, pemotongan, pengecatan,
perawatan, pengujian dan setiap peralatan lain yang diperlukan dan semua biaya lain
yang perlu dan biasa dialokasikan untuk penyelesaian pekerjaan yang diuraikan dalam
bagian ini.
Bibliografi

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Badan Penelitian dan Pengembangan, 2002, KP-
02, Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan Utama, Jakarta.

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Badan Penelitian dan Pengembangan, 2002, KP-
04, Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan, Jakarta.

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Badan Penelitian dan Pengembangan, 2002, KP-
07, Kriteria Perencanaan Bagian Standar Penggambaran, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai