Anda di halaman 1dari 7

INFORMASI KEGIATAN

1.1 Konsultan Supervisi

1. Satuan Kerja : SNTV Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Kota Metropolitan
Jakarta
2. Nama Pekerjaan : Pengawasan Pelaksanaan Jalan dan Jembatan Nasional
Metropolitan
XIV Jakarta
3. Lokasi Pekerjaan : Depok/ Tangerang (Ciputat-Bogor)
4. Nomor Kontrak : KU.08.08/P2JNKMJ/III/2012/06
5. Tanggal Kontrak : 29 Maret 2012
6. Sumber Dana : APBN 2012
7. Tanggal Mobilisasi : 4 April 2012
8. Masa Pelaksanaan : 180 Hari
9. Nama Konsultan : PT. TRIDUTA MITRAPARAMA
10. Alamat :

2.2 Penyedia Jasa Konstruksi.

1. Satuan Kerja : SNVT Pelaksanaan Jalan Nasional Metropolitan II Jakarta.


2. Pelaksana Kegiatan : PPK Pelaksanaan Jln. Enggano – Jln. Jembatan Tiga – Jln. MT. Haryono
– Jln. Metro Pondok Indah
3. Nama Paket : Peningkatan Jalan Batas DKI/Banten – Gandaria/Batas Depok/
Tangerang (Ciputat-Bogor)
4. Kontraktor : PT. TUNAS SENOSA ABADI
5. Nomor Kontrak : 01/SP/PPK.14/PJMN-II-J/III/2012, Tanggal 27 Maret 2012
6. Tanggal Kontrak :29 Maret 2012
No. SPMK :
7. Tanggal SPMK :
8. Sumber Dana : APBN Murni TA 2012
9. Nilai Kontrak Awal : 11.553.300.000,00 (termasuk PPn)
10. Nilai Adendum :
11. Tanggal CCO :
12. Masa Pelaksanaan : 180 Hari
13. Masa Pemeliharaan :
14. Rencana Tanggal PHO :
15. Rencana Tanggal FHO :
16. Lokasi Kegiatan :
17. Panjang Efektif :
3. SASARAN MUTU KEGIATAN

Sasaran mutu kegiatan adalah memberikan jaminan bahwa kegiatan atau pengawasan terhadap
kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan produk yang dihasilkan dan memenuhi persyaratan yang
sesuai dengan spesifikasi dalam dokumen kontrak. Dalam hal ini diharapkan kemampuan struktur jalan
yang ingin dicapai dan pelayanan minimum terhadap arus lalu lintas akan mempelancar sarana
transportasi barang dan jasa yang bermanfaat baik secara langsung maupun tidak langsung yang akan
memberikan nilai tambah positif dari berbagai segi kehidupan masyarakat kota Metropolitan Jakarta
khususnya dan bagi masyarakat Indonesia umumnya.

Tujuan kegiatan pembangunan, perbaikan dan pemeliharaan jalan ini secara fisik adalah : tepat mutu
dan tepat biaya dengan prosedur administrasi yang tertib dan terekam dalam catatan/file mulai dari
persiapan sampai dengan proses produksinya. Sasaran penanganan fisik kegiatan pembangunan,
perbaikan dan pemeliharaan jalan ini dalam paket Peningkatan Jalan Batas DKI/Banten-Gandaria/Batas
Depok/Tangerang (Ciputat – Bogor) :

 Meningkatkan kapasitas jalan dengan lajur dengan lebar minimum 3,75 m dan memenuhi
Standart Pelayanan Minimum untuk Jalan Nasional.
 Meningkatkan pelayanan minimum untuk kelancaran dan kenyamanan pengguna jalan dengan
perbaikan rigid yang retak dan perbaikan lubang pada lapisan beraspal.
 Mengatasi genangan air akibat rob dengan barier massif, peninggian muka jalan dan
penampungan drain permukaan jalan jika hujan dengan U ditch.
 Untuk lokasi yang mempunyai nilai ketidakrataan yang tinggi dan daerah bumpy dilakukan
Levelling dengan material AC Wearing.
 Lokasi beton yang telah rusak dan pecah menjadi beberapa bagian dan kondisi tersebut sudah
tidak dapat dipertahankan lagi, maka dilakukan pembongkaran dengan mengganti struktur
perkerasan dengan material Lean Concrete dan Rigid, yang sebelumnya untuk tanah dasar
dlakukan perbaikan dengan aggregate klass A.

4. PERSYARATAN TEKNIS DAN ADMINISTRASI

4.1 PERSYARATAN TEKNIS

A. Pekerjaan Tanah

 Cakupan : Pekerjaan tanah galian (cut), pekerjaan tanah timbunan (fill), penyiapan badan jalan
(subgrade preparation).
 Pekerjaan tanah galian, meliputi pekerjaan:
 Pemotongan/penggalian tanah, pengangkutan hasil galian/ potongan, pembersihan tanah,
pemadatan tanah, pengujian laboratorium dan lapangan.
 Pengetesan yang dilakukan pada pekerjaan ini : Kepadatan lapangan dengan sandcone
(AASHTO T-191-61o, ASTM D-1556 – 64o), Kepadatan standar (AASHTO T-99 -79 o),
Kepadatan berat (Modified), (AASHTO T-180 -74 o).

Pekerjaaan tanah timbunan:

 Tanah yang dipakai untuk bahan timbunan dapat diambil dari tanah hasil pemotongan (cut)
pada lokasi yang sama atau dari tanah di lain tempat (quarry) asalkan tanah tersebut sudah
ditest dan dapat dipakai sebagai bahan untuk timbunan.
 Pekerjaan tanah timbunan meliputi pekerjaan :
 Pengambilan
 Pengangkutan
 Penghamparan
 Pemadatan tanah lapis dengan peralatan
 Pembentukan dimensi timbunan (ketinggian, penampang melintang)
 Pengujian laboratorium dan lapangan
 Pengetesan tanah sebagai bahan timbunan antara lain adalah :

Pemeriksaan kepadatan (standar dan modified).
1) AASTHO T-99-74o
2) AASTHO T-184-74o

CBR Laboratorium
1) AASHTO T-193-74o
2) ASTM D-1883 -73o

Berat jenis tanah
1) AASTHO T-100- 74o
2) ASTM D-854-58

Atterberg Limit
1) AASTHO-89- 74o
2) ASTM D-432- 74o

Pemeriksaan kepadatan lapangan (sand cone)
1) AASTHO T-191-61o
2) ASTM D-1556 -64o

Kadar air ASTM D-2216 -71

B. Penyiapan badan jalan (sub grade preparation)

 Pekerjaan ini merupakan penyiapan permukaaan badan jalan (sub grade) untuk meletakkan
konstruksi perkerasan diatasnya, biasanya dilakukan dalam hal: pembuatan badan jalan baru
atau pelebaran perkerasan.
 Pekerjaan penyiapan badan jalan, meliputi: perataan permukaan, pemadatan tanah, pengujian
laboratorium dan lapangan.
Pengetesan yang dilakukan pada penyiapan subgrade

 Kepadatan lapangan dengan sandcone



AASHTO T-191 -61o

ASTM – D-1556 -64o
 CBR Lapangan

AASHTO T -128 -67o

ASTM C-184 -66o
 Kepadatan standar

AASHTO T -99 -79o atau
 Kepadatan berat

AASHTO T -180 -74o

Prosedur pekerjaan tanah:

 24 jam sebelum memulai pekerjaan tanah kontraktor mengajukan request permohonan


pekerjaan tanah.
 Konsultan Pengawasan dan staff Pemberi Tugas lapangan mengecek kesiapan Kontraktor
mengenai:

Persiapan peralatan, seperti: grader, alat pemadat dan alat bantu lain.

Hasil test lapisan terdahulu, untuk tanah timbunan

Patok elevasi/ketinggian sudah di ukur ulang.
 Hasil evaluasi di rekomendasikan atau dikembalikan untuk disempurnakan
 Pemberian Tugas menyetujui request setelah mendapat rekomendasi Konsultan Pengawas.
 Request pekerjaan tanah ditutup oleh verifikasi pekerjaan tanah.

Kegiatan Pekerjaan Pondasi

 Pondasi bawah dan pondasi atas adalah suatu konstruksi di bawah lapisan permukaan jalan,
yang merupakan pendukung dan penyebar beban baik tetap maupun sementara.
 Keberhasilan pelaksanaan pembangunan suatu pekerjaan konstruksi dalam rangka mencapai
umur rencana yang ditentukan, sangat erat kaitannya dengan keberhasilan pelaksanaan
pekerjaan pondasi.
 Oleh karena itu, semua langkah pencegahan, pengarahan dan perbaikan harus diambil
apabila ada kekeliruan pada saat pelaksanaan pekerjaan pndasi supaya tidak timbul
kesalahan dalam rangka mencapai umur rencana suatu pekerjaan konstruksi.

Prosedur:

 24 jam sebelum memulai pekerjaan Kontraktor mengajukan request/permohonan Pekerjaan


Pondsasi, yang dilengkapi dengan sketsa: gambar, lokasi, bahan, tenaga, peralatan dan lain-
lain sebagai penunjang request.
 Konsultan Pengawas beserta staff Pemberi Tugas lapangan mengecek kesiapan kontraktor di
lapangan dalam rnagka pelaksanaan pekerjaan pondasi.
 Hasil evaluasi lapangan secepatnya di rekomendasikan atau ditolak untuk dilengkapi kembali.
 Pemberi Tugas menyetujui pelaksanaan setelah mendapat rekomendasi dari Konsultan
Pengawas
 Request/ permohonan dituutp dengan Verifikasi pekerjaan pondasi.

C. Pekerjaan Pavement (Lapis Permukaan Jalan)

 Lapis pavement (permukaan perkerasan jalan) berfungsi :


 Memikul dan membagi beban lalu lintas ke lapisan di bawahnya.
 Mencegah mesuknya air kedalam lapisan pondasi
 Membentuk lapisan tanah ngelincir (Skid Resistance)
 Tujuan dari pekerjaan lapis permukaan jalan adalah:
 Membentuk lapisan arus yang kedap air, sehingga air hanya mengalir/lewat diatas
permukaan jalan tersebut.
 Memberikan kenyamanan dan keamanan bagi kendaraan pengguna jalan tersebut.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pekerjaan rigid pavement:

 Waktu pelaksanaan, lokasi dan sketsa gambar memanjang/melintang.


 Nilai CBR harus tercapai, sesuai spesifikasi untuk lapisan sub grade.
 Persiapan Kontaktor ;
 Peralatan terdiri dari peralatan pokok dan pelengkap
 Bahan cukup dan sesuai persyaratan mutu
 Tenaga kerja cukup dan terampil
 Metode kerja kontrakror :
 Kombinasi peralatan, yaitu : Jumlah alat angkut (Truck Mixer) dengan alat pencampur beton
Batching Plant harus sesuai, supaya tidak ada peralatan yang ide.
 Pengangkutan, tiadak terpisahnya bahan, tidak kaku berlebihan atau kekeringan sesuai batas
waktu.
 Pengecoran, beton harus seragam dan padat, tinggi jatuh beton diperhatikan, menghindari
seragasi.
 Pengaturan dan pengamanan lalulintas.
 Pengawasan dan pencatatan material, bahan olahan di lokasi pencampuran maupun di lapangan
untuk data Quality Control.
 Pemeliharaan hasil pekerjaan sampai diperkenankan dibuka lalulintas.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pekerjaan flexible pavement:

 Waktu pelaksanaan, lokasi dan sketsa gambar memanjang/melintang


 Konstruksi base dan sub-base di bawah lapisa permukaan jalan sudah sesuai dan dapat
dipertanggung jawabkan.
 Bahan, sudah mendapat persetujuan Konsultan Pengawasan missal:
 Aggregat kasar, pengujian : gradasi, abrasi, kelekatan aspal, kebersihan dan lain-lain.
 Aggregat halus, pengujian : gradasi, kebersihan dan lain-lain.
 Filler, pengujian : kebersihan, gradasi
 Aspal, pengujian : penetrasi, flexsibel.
 Peralatan : AMP,truck,finisher,dan alat Bantu siap dipakai.
 Percobaan penghamparan/trial mix, sudah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas sesuai
spesifikasi.
 Kalau ada perubahan bahan, dibuat job mix baru dan diadakan percobaan penghamparan
kembali.
 Kendali mutu supaya memenuhi spesifikasi sesuai pengujian di laboratorium; kendali mutu
untuk bahan:
 Hot bin, pengecekan gradasi.
 Kombinasi material panas, pengecekan gradasi.
 Setelah keluar dari AMP pengecekan untuk; (gradasi, kandungan aspal), marshall test.
 Hasil olahan/campuran, di cek sesuai spesifikasi dan persyaratan yang berlaku.
 Pengaturan dan pengawasan lalulintas.

Prosedur Pekerjaan Pavement:

 24 jam sebelum memulai pekerjaan, Kontrakor mengajukan request


 Konsultan Pengawas dan staff Pemberi Tugas lapangan mengecek:
 Kesesuaian lokasi rencana pekerjaan dengan lapangan
 Persiapan lokasi pekerjaan; menyangkut kebersihan, batas ketinggian perkerasan dan lain-
lain.
 Hasil evaluasi secepatnya di rekomendasikan atau ditolak untuk dilengkapi
 Kesiapan kontraktor, peralatan, bahan dan tenaga
 Pemberi Tugas menyetujui pelaksanaan setelah mendapat rekomendasi Konsultan Pengawas

D. Pekerjaan Beton

Pekerjaan beton meliputi:

 Seluruh pembuatan struktur beton termasuk tulangan dan struktur komposit.


 Penyiapan tempat kerja dimana pekerjaan beton akan ditempatkan (perancah/scaffolding,
bekisting), termasuk galian pondasi, penyiapan dan pemeliharaan pondasi, pengadaan
penutup beton, pemompaan untuk galian pondasi dan pengukuran kembali disekitar struktur
dengan tanah yang dipadatkan, apabila ada.
 Pengenalan bahan antara lain :
 Berkaitan dengan kwantitas (terpakai dan tersedia), dapat diterima, keseragaman kondisi
penyimpanan/ cara penyimpanan, cara penanganan, buangan dan jadwal pengujian.
 Semen : Pengambilan contoh untuk pengujian Laboratorium (kalau ada),
perlindungan/pemeliharaan dari kelembaban.
 Aggregat : Pengujian yang dilakukan,gradasi, bahan organic, bahan yang merusak,
ketahanan/kekuatan, dan pengujian lain.
 Baja Tulangan : ukuran, pengujian lentur/tarik (kalau ada) kondisi permukaan.

Prosedur :

o Kontraktor mengajukan request pekerjaan beton 24 jam sebelum pekerjaan dimulai.


o Selama waktu tersebut Konsultan Pengawasan mengevaluasi semua kesiapan administrasi
dan teknis.
o Konsultan Pengawas merekomendasikan kepada Pemberi Tugas untuk memastikan apakah
pelaksanaan pekerjaan dapat dimulai atau b pekerjaan belum bisa dilaksanakan
o Setelah pekerjaan selesai request pekerjaan ditutup dengan verifikasi pekerjaan beton.

Anda mungkin juga menyukai