Anda di halaman 1dari 100

DIVISI 6.

PERKERASAN ASPAL

- Lapis Resap Pengikat – Aspal Cair/Emulsi


- Laston Lapis Aus Modifikasi (AC – WC Mod)
- Laston Lapis Antara Modifikasi (AC – BC Mod)
- Laston Lapis Fondasi Modifikasi (AC – Base Mod)

DIVISI 7. STRUKTUR

- Beton struktur fc` 30 Mpa lantai jembatan


- Beton struktur fc` 30 Mpa
- Beton struktur fc` 20 Mpa
- Beton siklop fc` 15 Mpa
- Beton fc` 10 Mpa
- Penyediaan Unit Pracetak Gelagar Tipe 1 bentang 35 meter
- Pemasangan Unit Pracetak Gelagar Tipe 1 bentang 35 meter
- Beton Pratekan untuk Diafragma fc` 45 Mpa termasuk pekerjaan pasca-
tarik (post tension)
- Baja Tulangan Polos BjTP 280
- Baja Tulangan Sirip BjTS 420A
- Fondasi Cerucuk, Penyediaan dan Pemancangan
- Dinding Turap Beton, Penyediaan dan Pemancangan
- Tiang Bor Beton, dia. 800 mm
- Tiang Bor Beton, dia. 300 mm
- Pengujian pembebanan Dinamis Jenis PDLT (Pile Dynamic Load Testing)
pada tiang ukuran/diameter
- Sambungan Siar Muai Tipe Asphaltic Plug, Fixed
- Sambungan Siar Muai Tipe Asphaltic Plug, Movable
- Landasan Elastomerik Karet Sintetis berlapis baja uk. 45 x 40 x 5 cm
- Sandaran (Ralling)
- Papan Nama Jembatan
- Pipa Drainase PVC dia. 150 mm
- Pengujian Pembebanan Jembatan

DIVISI 9. PEKERJAAN HARIAN DAN PEKERJAAN LAINNYA

- Mandor
- Pekerja biasa
- Dump Truck, kapasitas 3 -4 m3
- Alat Penggali (Excavator) 80 - 140 PK
- Marka Jalan Thermoplastic
- Rambu Jalan Tunggal dengan permukaan Pemantul Engineer Grade
- Rambu Jalan Ganda dengan permukaan Pemantul Engineer Grade
- Rambu Jalan Tunggal dengan permukaan Pemantul High Intensity Grade
- Rambu Jalan Ganda dengan permukaan Pemantul High Intensity Grade
- Patok Pengarah
- Patok Kilometer
- Patok Hektometer

Metode Pelaksanaan |2
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
A. LINGKUP PEKERJAAN

DIVISI 1. UMUM :

- Mobilisasi
- Manajemen dan keselamatan lalu lintas
- Pengujian Parameter Kebisingan dan/atau Getaran Lainya
- Pengujian Parameter Udara Emisi dan Ambien lainnya
- Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- Pengeboran, termasuk SPT dan Laporan
- Manajemen Mutu

DIVISI 2. DRAINASE

- Gorong-gorong Kotak Beton Bertulang ukuran dalam 100 cm x 100 cm


- Gorong-gorong Kotak Beton Bertulang ukuran dalam 200 cm x 200 cm
- Saluran berbentuk U tipe DS 4 (Precast)
- Saluran berbentuk U tipe DS 4a (Precast) (dengan tutup)

DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK

- Galian Biasa
- Galian Batu Lunak
- Galian Struktur dengan kedalaman 0 - 2 meter
- Galian Struktur dengan kedalaman 2 - 4 meter
- Timbunan Biasa dari sumber galian
- Timbunan Biasa dari hasil galian
- Timbunan Pilihan dari sumber galian
- Timbunan Pilihan dari dari galian
- Penimbunan kembali berbutir (Granular Backfill)
- Penyiapan Badan Jalan
- Pemotongan Pohon Pilihan dia. 15 - 30 cm
- Pemotongan Pohon Pilihan dia. 30 - 50 cm
- Pemotongan Pohon Pilihan dia. 50 - 75 cm

DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR

- Lapis Pondasi Agregat kelas A


- Lapis Pondasi Agregat kelas S
- Lapis Pondasi Agregat semen kelas A (Cement treated Base = CTB)

Metode Pelaksanaan |1
- Rel Pengaman
- Paku Jalan memantul bujur sangkar
- Paku Jalan memantul bulat
- Kereb Pracetak jenis 2 (penghalang/Barrier)
- Kereb Pracetak jenis 6 (kereb dengan bukaan)
- Unit Lampu penerangan jalan Lengan Tunggal, Tipe LED
- Stabilitas dengan tanaman
- Pohon Jenis trembesi
Semua item-item pekerjaan tersebut diatas akan dilaksanakan sesuai
spesifikasi teknis dan menurut volume pekerjaan yang tersedia dalam Daftar
Kuantitas dan Harga (BQ)

Jenis Pekerjaan Penunjang

a) Pengaturan lalu lintas (traffic management) atau pengalihan arus


lalu lintas (bila memungkinkan) dengan mempertimbangkan cara
kerja sesuai dengan lebar perkerasan jalan

b) Rencana Keselamatan Konstruksi

c) Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Desease 2019


(Covid – 19)

Metode Pelaksanaan |3
BAB. II

METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN


A. TAHAP PELAKSANAAN ADMINISTRASI

Setelah ditunjuk sebagai pemenang lelang maka kami akan melaksanakan


tahap-tahap administrasi sebagai berikut:
a. SKPPBJ
b. PCM
c. Dokumen Kontrak
d. SPMK
e. Pelaporan

Berikut penjelasannya:
a. SKPPBJ
Setelah Pengumuman Pemenang Lelang maka dilaksanakan Masa
Sanggah dan bila masa sanggah ini berakhir tanpa ada sanggahan maka
segera dikeluarkan Surat Keputusan Tentang Penetapan Pengadaan
Barang/Jasa (SKPPBJ) yang isinya adalah:
o Penunjukkan Pemenang Lelang untuk melaksanakan Pekerjaan Yang
dilelangkan
o Untuk segera melakukan Kontrak untuk mengatur segala hal yang
berhubungan dengan pelaksaan pekerjaan tersebut di atas.
o Kontraktor yang ditunjuk segera menyiapkan jaminan pelaksanaan
dengan besaran dan jangka waktu yang telah ditetapkan.
o Kontraktor segera menyiapkan Draft kontrak untuk disetujui oleh
Pengguna Jasa.

b. Jadwal Pelaksanaan
Membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan, Jadwal penugasan personil,
jadwal pengadaan dan penggunaan material, jadwal penggunaan alat dan
Membuat program pelaksanaan dalam bentuk Critical Path Method (CPM)
Network dibuat dalam dua bentuk yaitu bar-chart dan daftar yang
memperlihatkan setiap kegiatan. Atau kami akan membuat Rencana Mutu
Kontrak (sesuai dengan Permen PU Nomor: 04/PRT/M/2009 tentang
Sistem Manajemen Mutu) yang didalamnya sudah tertuang jadwal
pelaksanaan pekerjaan, Jadwal penugasan personil, jadwal pengadaan
dan penggunaan material, jadwal penggunaan alat, jadwal arus kas, dll,
sehingga seluruh proses kegiatan yang mencakup mutu/ kualitas,
kuantitas dan waktu, serta tata cara pelaksanaan dan tahapan
pelaksanaan sudah tercover didalam Rencana Mutu Kontrak (RMK).

c. PCM (Pre Contruction Meeting)


Pre Contruction Meeting adalah Pertemuan antara Pengguna Jasa dan
Penyedia Jasa yang telah ditetapkan dalam SKPPBJ untuk

Metode Pelaksanaan |4
mengkoordinasikan dan mengkondisikan pelaksanaan Pekerjaan. Pre
Contruction Meeting berisi antara lain:
1. Persepsi yang tercantum dalam dokumen lelang yang nantinya
Penjelasan atau uraian tambahan yang belum tercantum dalam
spesifikasi yang disepakati oleh kedua pihak.
2. Memberi penjelasan fisik dan non fisik dalam dokumen lelang.
3. Menyamankan disepakati dan dimasukkan dalam Dokumen Kontrak.

d. Dokumen Kontrak
Tahapan selanjutnya adalah penandatanganan Dokumen Kontrak yang
telah disetujui oleh kedua belah pihak dalam dokumen kontrak ini diatur
beberapa hal meliputi:
o Tujuan Kontrak
o Bagian-bagian dari Dokumen Kontrak
o Pengawas Pekerjaan
o Jenis dan Nilai Kontrak
o Jangka waktu Pelaksanaan Pekerjaan
o Jangka Waktu Pemeliharaan
o Jangka Waktu Kontrak
o Uang Muka yang akan diberikan
o Tata Cara Pembayaran
o Sanksi
o Perselisihan
o Domisili
o Keadaan Kahar
o Ketentuan penutup

Dokumen Kontrak tersebut dimuat dalam rangka sesuai dengan


peruntukkannya (tersebut dalam dokumen kontrak)

e. SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) dan SPL (Surat Penyerahan


Lapangan) atau Berita Acara Penyerahan Lapangan SPMK dan SPL
diterbitkan oleh pemberi pekerjaan kepada rekanan/kontraktor untuk
segera melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Dokumen Kontrak serta
sesifikasi yang ada. Tanggal SPMK adalah tanggal mulainya dihitung
jangka waktu pelaksanaan pekerjaan.

f. Mutual check
Melaksanakan pengukuran kembali (uitsetten) MC.0% menggunakan alat
waterpas dan ukur thedolith (bila perlu) dengan berpedoman tender
drawing bersama-sama dengan PTLK Dinas yang terkait

g. Pelaporan
Kontraktor diwajibkan membuat pelaporan tentang pelaksanan pekerjaan
tersebut, yang meliputi beberapa hal, yaitu:

Metode Pelaksanaan |5
• Surat Pemberitahuan Mulai Pekejaan
Surat Pemberitahuan Mulai Pekejaan adalah surat pemberitahuan yang
ditujukan kepada dinas terkait dan kepada Muspika serta aparat Desa
setempat bertujuan untuk memberitahukan ataupun surat ijin nruk
melakukan perkerjaan

• Shop Drawing (gambar pelaksanaan)


Shop drawing adalah gambar pelaksanaan, yaitu gambar yang memuat
bangunan yang akan dikerjakan oleh kontraktor, sesuai dengan hasil
pengukuran yang tertuang dalam gambar dan telah disetujui oleh
Direksi Pekerjaan. Shop drawing dapat dikerjakan setelah ada data
ukur

• Surat Ijin Pasang dan Request


Surat Ijin pasang adalah surat yang ditujukan kepada penyelenggara
pekerjaan ketika pekerjaan pasangan siap dilaksanakan. Sedangkan
requets adalah permohonan jumlah / volume pekerjaan yang akan
dilaksanakan dan kemudian disetujui direksi pekerjaan

• Laporan Harian
Yaitu laporan pelaksanaan kegiatan dilapangan yang didalamnya
memuat hasil pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaan
dan lokasi pekerjaan tersebut dikerjakan, selain itu juga membuat
laporan penggunaan tenaga kerja, jenis bahan dan peralatan yang
digunakan, kondisi cuaca yang terjadi pada hari itu.

• Laporan Mingguan
Laporan Mingguan adalah laporan yang memuat progress hasil
pelaksanaan selama satu minggu, laporan mingguan ini dilampiri back
up perhitungan volume pekerjaan yang telah dilaksanakan dalam
minggu tersebut. Laporan mingguan ini dibuat oleh kontraktor dan
diperiksa serta disetujui oleh Direksi Pengawas pekerjaan.

• Laporan Bulanan
Laporan Bulanan adalah laporan yang memuat semua kejadian yang
berlangsung pada bulan tersebut, yaitu proses yang telah dilaksanakan
serta tenaga kerja, bahan dan peralatan yang digunakan, kemudian
foto-foto hasil pelaksanaan selama bulan tersebut. Laporan bulanan ini
dibuat oleh kontraktor dan diperiksa serta disetujui oleh direksi
pengawas.

• Buku Direksi
Buku Direksi berisi perintah, instruksi dan penjelasan langsung dari
Direksi Pekerjaan kepada pihak kontraktor mengenai pekerjaan yang
akan atau sedang dilaksanakan.

Metode Pelaksanaan |6
• Buku Tamu
Buku ini berisi saran, instruksi, dan penjelasan dari tinjauan yang
dilakukan instansi terkait atau tamu lain yang masih ada sangkutan
berkenaan dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan.

• Asbuilt Drawing
Asbuilt drawing adalah gambar purna laksana, yaitu gambar yang
memuat semua pelaksanaan bangunan yang telah dikerjakan oleh
kontraktor dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

• Foto Dokumentasi Pekerjaan


Foto dokumentasi memuat foto foto proses pelaksanaan pekerjaan
mulai dari saat posisi 0 %, 50 % dan 100 %, pada jenis pekerjaan dan
lokasi pekerjaan tertentu. Foto dokumentasi ini disusun dalam buku /
album dan diberi keterangan sesuai foto tersebut.

B. SISTEM INFORMASI DAN PENUGASAN ANTAR PERSONIL

Managemen personil dan sistem informasi yang jelas dan terstruktur secara
sistematis turut menunjang keberhasilan pelaksaan suatu pekerjaan konstrusi.
Oleh karena itulah, kami selaku penyedia akan menyediakan personil sesuai
dengan yang dipersyaratkan serta menugaskan sesuai dengan keahlian
masing – masing personil sehingga menciptakan sistem kerja yang baik dan
tepat sasaran.

Adapun personil manajerial yang kami sediakan sesuai persyaratan dalam


Lembar Data Pemilihan (LDP) yaitu:

Tahap pertama yaitu mobilisasi Personil Manajerial yang terdiri dari :


1. Manajer Pelaksanaan / Proyek
2. Manajer Teknik
3. Manajer Teknik
4. Manajer Keuangan
5. Ahli K-3 Konstruksi
Personil Pendukung yang terdiri dari:
1. Surveyor
2. Administrasi Teknik
3. Administrasi Keuangan
4. Logistik

Metode Pelaksanaan |7
C. PEKERJAAN PERSIAPAN
Persiapan pekerjaan yang akan kami laksanakan berupa:
• Kegiatan Mobilisasi, dimulai setelah rapat PCM dengan jadual
kegiatan telah disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
setelah dikoreksi/diperiksa oleh konsultan supervisi.
• Mobilisasi Personil
• Mobilisasi peralatan dan fasilitas lapangan (Direksi Keet/Barak kerja)
• Selain memobilisasi personil, peralatan dan fasilitas lapangan juga
kegiatan kaji ulang untuk menyesuaikan kondisi lapangan dengan
kontrak juga melakukan pengujian-pengujian antara lain: Test
karakteristik bahan, pembuatan JMD oleh bidang uji yang akan
ditindak lanjuti dengan pembuatan JMF dan melakukan Trial MIx dan
Trial Compaction untuk pekerjaan :
- Timbunan Biasa atau Pilihan dengan berapa passing dengan test
kepadatan dengan alat Sand Cone Methode dan kepadatan
sesuai dengan spesifikasi teknis
- Agregat Kelas A berapa passing sampai dengan kepadatan
terpenuhi yaitu 98 % (cek sesuai spek)
- Pekerjaan Aspal dengan beberapa methode 18 passing, 20
passing dan 22 passing agar bisa tercapai kepadatan min 98% -
100% dan tebal sesuai desain untuk AC-Base Mod, AC-BC Mod,
dan AC-WC Mod
• Kegiatan lain menurunkan team survey kaji ulang sesuai kondisi
kebutuhan lapangan untuk menyusun MC 0 dengan periode 30 hari
setelah diterima SPMK dan dilanjutkan evaluasi kajian dan
Judgemant Engineer yang akan dituangkan dalam Draft Justifikasi
Teknis periode 45 hari terhitung tanggal SPMK

Berikut pekerjaan persiapan yang akan kami laksanakan pada pekerjaan ini:
1. Sosialisasi

Kegiatan sosialisasi sangat diperlukan dalam pelaksaan proyek pekerjaan ini,


dikarenakan lokasi pekerjaan yang bersinggungan langsung dengan lahan
masyarakat. Sehingga adanya sosialisasi diharapkan masyarakat yang
terkena dampak akan dapat bekerja sama dengan baik demi terselesaikanya
pekerjaan dengan baik dan sesuai rencana.
Sosialisasi dilaksanakan bersama perangkat desa setempat, kepala wilayah
setempat, dinas terkait, direksi pekerjaan, penyedia dan masyarakat
terdampak.

Metode Pelaksanaan |9
Selain personil manajerial yang dipersyaratkan pada dokumen, kami juga
akan menyediakan personil pendukung seperti logistik, juru gambar, mandor
pekerjaan, kepala tukang, dan lainya semaksimal mungkin untuk dapat
mendukung terlaksananya konsep penugasan personil yang efektif dan
efisien demi tercapainya metode kerja yang baik.

PERALATAN UTAMA

No. JENIS KAPASITAS JUMLAH

1. Vibrator Padfoot Roller Min. 13 Ton 2 Unit

2. Screed Paver (CTB Finisher) Min. 40 M3/Jam 1 Unit

3. Motor Grader Min. 135 HP 1 Unit

4. Excavator Min.80 HP 3 Unit

5. Bore Pile Machine Min.150 HP 1 Unit

6. Crane On Track Min. 75 Ton 2 Unit

Metode Pelaksanaan |8
2. Pembuatan kantor direksi di lapangan dan pembuatan Direksi Keet bahan
maupun alat Kantor proyek di bangun sebagai tempat bekerja bagi para staf
baik staf dari kontraktor, pengawas, maupun pemilik proyek di lapangan.
Pembuatan direksi keet. Pembangunan tidak di bangun secara permanen
karena hanya bersifat sementara, namun tetap mengutamakan kenyaman
yang mengacu pada spesifikasi teknis dokumen pelelangan.

Untuk Direksi Keet akan Kami sewa pada daerah yang paling dekat dengan
lokasi kerja, sehingga efektifitas kerja tidak terganggu akibat jarak tempuh
pekerja ke lokasi pekerjaan. Pondok kerja akan kami sewa dengan kondisi
yang layak serta memiliki penerangan yang cukup bagi pekerja ketika malam
tiba. Gudang juga kami sewa dengan ukuran yang mampu menampung bahan
dan material yang didatangkan untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan.
Gudang kami buat dengan bangunan yang berlantai panggung, hal ini kami
perkirakan agar bahan dan material yang disimpan sementara tidak terkena
rembesan air yang terjadi akibat hujan atau hal lain yang mungkin terjadi.
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan ini kontraktor menyediakan dan
mendirikan Direksi Keet berupa bangunan sementara yang berukuran 36 m2.
Bangunan sementara ini dilengkapi dengan toilet atau WC dan kamar mandi
yang khusus dimanfaatkan oleh Direksi / pengawas. Selain dilengkapi dengan
bak air, closet, dilengkapi juga dengan septictank & sumur resapan. Sebagai
kelengkapan direksi keet guna penyelesaian administrasi dilapangan, maka
sebelum pelaksanaan pekerjaan ini dimulai terlebih dahulu melengkapi
peralatan antara lain
- Soft board menempel di dinding

- (Satu) buah meja rapat (sederhana)


- (Dua belas) buah kursi duduk ruang rapat
- (Satu) White Board (1,2 x 2,4) dan peralatannya
- (Satu) rak / almari buku sederhana
- (satu) set kelengkapan PPPK ( P3K)
- Helm proyek
Alat-alat yang harus senantiasa tersedia di Proyek untuk setiap saat
dapat digunakan oleh direksi Lapangan adalah:
- Kamera

- Alat ukur optik (theodolit / waterpass)


- Komputer, printer, dll

Metode Pelaksanaan |10


3. Pembersihan lokasi

Pembersihan lokasi pekerjaan ini terdiri dari pembersihan lahan dari semua
pohon, halangan - halangan, semak – semak, sampah, dan bahan lainnya
yang tidak dikehendaki atau menggangu keberadaannya sesuai dengan yang
diperintahkan oleh direksi Pekerjaan.

4. Uitzet dan pemasangan Bowplank

Dalam tahap ini pengukuran MC.0 sangatlah dibutuhkan untuk mendapatkan


gambaran yang tepat situasi lapangan, elevasi tanah permukaan dan
sekaligus pemasangan patok-patok profil sebagai kerangka kerja untuk bentuk
konstruksi serta sebagai pedoman elevasi pada pekerjaan yang akan
membantu memudahkan jalannya pelaksanaan pekerjaan secara
keseluruhan. Adapun untuk pengukuran ini, kami menggunakan seorang juru
ukur yang telah berpengalaman serta para juru gambar. Alat yang kami
gunakan adalah alat optis berupa theodolit dan water pass serta alat bantu
lain. Hasil dari pekerjaan ini meliputi data ukur, gambar situasi, gambar profil
memanjang, dan profil melintang serta gambar kontruksi pelaksanaan.
Patok – patok sementara yang terpasang dibuat dari kayu, dipasang pada
setiap jarak antara 25 sampai 50 meter atau ditentukan dalam jarak lain,
menurut pertimbangan teknis. Patok – patok ini dipasang sedemikian rupa
sehingga tidak mudah goyang atau hilang dan patok ini dipakai sebagai titik
uitzet, dimana ketinggian patok tersebut dapat diketahui dari hasil
pengukuran. Pengukuran Mutual Chek Awal (MC-O) yang akan menghasilkan:

a. Data Ukur
b. Gambar Situasi
c. Gambar Profil Memanjang dan Melintang
d. Contruction Drawing (CD)

Selanjutnya hasil pengukuran dilakukan pekerjaan Rekayasa Lapangan


untuk memastikan kondisi eksisting dengan rencana lapangan. Rekayasa
dibuat oleh Engineer Kontraktor dibantu oleh Draftmen. Hasil dari Rekayasa
Lapangan akan dicek dan disetujui oleh Direksi. Hasil rekayasa lapangan
akan dituangkan dalam suatu gambar pelaksanaan (Shop Drawing) secara
detail yang menjadi acuan bagi kontraktor dalam pelaksanaan konstruksi
dilapangan. Pekerjaan Pengukuran ini membutuhkan waktu 1 minggu,
perhitungan terlampir.

Metode Pelaksanaan |11


• PENGUKURAN
a. Pengukuran dengan menggunakan alat waterpass maupun theodolit untuk
Gambar Rencana dan Gambar Kerja Dokumen yang mengatur tentang :
tebal dan lebar perkerasan, profil melintang dan memanjang, elevasi,
kelandaian dan plan

b. Garis pedoman tersebut ditarik sekurang-kurangnya 200 m dan atau


dipatok setiap 25 m atau pada jalan lurus atau setiap 5 m pada tikungan
(curve). Selain garis pedoman yang ditentukan sebelumnya, juga kerb atau
tepi perkerasan bias juga dijadikan pedoman bagi operator mesin
penghampar sesuai dengan gambar rencana

Pengukuran, Penggambaran dan perhitungan MC O %


Sebelum dimulai pekerjaan phisik maka dilakukan pengukuran untuk
menentukan Mutual Check Awal (MC 0%) yang sesuai dengan petunjuk
direksi dan berdasarkan design dan BM yang ada.

Peralatan yang akan digunakan meliputi :


I. Waterpass/ Theodolith
II. Total Station
III. Bak / rambu Ukur
IV. Tripod / Statif (kaki tiga)
V. Roll Meter panjang 50 M
VI. Meteran pendek

Metode Pelaksanaan |12


5. Mobilisasi dan Demobilisasi

Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan, yaitu:


a) Mobilisasi Peralatan.
Mobilisasi peralatan mencakup kegiatan pemindahan peralatan dari dan
ke dalam lokasi proyek yang dilakukan pada awal dan akhir kegiatan
konstruksi. Mobilisasi peralatan ini meliputi kegiatan pengerahan dan
pengangkutan peralatan-peralatan berat yang akan digunakan untuk
menunjang kegiatan baik untuk pembukaan lahan, pembuatan jalan, dan
pembangunan sarana dan prasarana, dan operasional.

b) Mobilisasi Staf / Pekerja.


Personil-personil yang ditugaskan adalah mereka yang sudah
berpengalaman dibidang jalan dan jembatan dan mempunyai dasar
keahlian serta sertifikat dibidang jalan dan jembatan.

c) Penyediaan Kantor dan fasilitas pendukung seperti barak, gudang,


bengkel dll.
Fasilitas lapangan untuk kontraktor berupa kantor, gudang dan barak akan
ditentukan kemudian dengan pertimbangan kemudahan dan waktu akses
pencapaian kelokasi dan faktor keamanan, base camp dan laboratorium.
Seluruh mobilisasi akan diselesaikan sesuai dengan batasan yang
ditetapkan dalam spesifikasi.

6. Laboratorium dan Pengendalian mutu

Untuk melakukan pengendalian mutu pekerjaan dalam pelaksanaan paket


proyek ini, maka kami akan menggunakan laboratorium utama yang telah
dimiliki yang berlokasi di Base camp, Pada Laboratorium tersebut telah
tersedia peralatan untuk pengujian tanah, pengujian agregat, pengujian aspal
dan pengujian beton. Untuk menunjang kecepatan didalam memonitor mutu
hasil pekerjaan di lapangan, maka kami juga akan mengadakan laboratorium
tambahan yang akan berlokasi di lahan kantor proyek. Pada laboratorium
kedua ini akan dilengkapi dengan beberapa peralatan laboratorium untuk
pengujian tanah dan pengujian beton, termasuk peralatan untuk pengujian
kepadatan tanah / lapis pondasi agregat di lapangan dengan sand cone.

Metode Pelaksanaan |13


7. Pembuatan Rencana Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa


pemeliharaan, kami akan bertanggung jawab atas keselamatan dan
keamanan pekerja, material dan peralatan teknis serta konstruksi. Setiap
bagian dari pekerjaan ini wajib menjaga keselamatan kerja di ruang kerja
dengan melengkapi dengan perlengkapan keselamatan kerja seperti safety
line, rambu - rambu, papan promosi keselamatan, dan lain - lain.
Kami akan menjamin keselamatan tenaga kerja yang terlibat dalam
pelaksanaan pekerjaan dari segala kemungkinan yang terjadi dengan
memenuhi aturan dan ketentuan kesehatan dan keselamatan kerja yang
berlaku (Jamsostek).
Menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan,
untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dari
pekerja lapangan.
Setiap pekerja diwajibkan menggunakan sepatu pada waktu bekerja dan
di lokasi harus disediakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa safety belt,
safety helmet, masker/kedok las terutama untuk dipakai pada pekerjaan
pemasangan kuda-kuda baja dan pekerjaan yang beresiko tertimpa benda
keras.
Menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan bersih bagi
semua petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan di lapangan
pekerjaan untuk para pekerja tidak diperkenankan, kecuali atas ijin PPK.
Apabila terjadi kecelakaan, sesegera mungkin memberitahukan kepada
Konsultan dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban
korban kecelakaan itu.

8. Administrasi dan Dokumentasi


Setelah fisik pelaksanaan pekerjaan dinyatakan selesai oleh pengawas/direksi
pekerjaan kami akan melakukan pengukuran dan menghitung ulang kembali
guna untuk pembuatan gambar purna pelaksanaan pekerjaan dan volume
pekerjaan telah dalam masa pelaksanaan pekerjaan kami akan membuat
laporan yang terdiri dari harian, mingguan dan bulanan serta mencakup
keadaan/cuaca dan segala dampak yang terjadi selama pelaksanaan.
Pembuatan laporan (harian, mingguan dan bulanan )akan kami sertakan
dokumentasikan (foto) dimana dokumentasi ini berguna sebagai bukti adanya
kegiatan dilokasi pekerjaan, dokumentasi juga terdiri dari sebelum
pelaksanaan pekerjaan (0%), saat pekerjaan mencapai 50% dan saat
pekerjaan telah selesai 100%, semua dokumentasi yang ada akan kami
berikan kepada pihak direksi pekerjaan.

Metode Pelaksanaan |14


DIVISI 1. UMUM

I. MOBILISASI
Mobilisasi harus diselesaikan dalam jangka waktu 60 hari terhitung mulai
tanggal mulai kerja, kecuali penyediaan Fasilitas dan Pelayanan
Pengendalian Mutu yang terdiri dari tenaga ahli, tenaga terampil, dan
sumber daya uji mutu lainnya yang siap operasional, harus diselesaikan
dalam waktu paling lama 45 hari

Selama 30 hari pertama sejak periode mobilisasi harus mengerahkan


personil tekniknya untuk melakukan survey lapangan dan membuat
laporan tentang kondisi fisik dan struktur dari perkerasan, drainase selokan,
gorong-gorong, jembatan dan struktur lainnya dan perlengkapan jalan
lainnya seperti rambu jalan, patok kilometer dan pagar pengaman

Dalam waktu paling lambat 7 hari setelah SPMK, Penyedia Jasa harus
melaksanakan Rapat Persiapan Pelaksanaan (PCM) yang dihadiri
Pengguna Jasa, Direksi Pekerjaan, Direksi Teknik (bila ada), dan Penyedia
Jasa untuk membahas semua hal baik yang teknis maupun yang non teknis
dalam kegiatan ini:
o Pendahuluan
o Sinkronisasi Struktur Organisasi
- Struktur Organisasi Pengguna Jasa
- Struktur Organisasi Penyedia Jasa
- Struktur Organisasi Direksi Pekerjaan
o Masalah-masalah Lapangan
- Ruang Milik Jalan (RUMIJA)
- Sumber-sumber Bahan
- Lokasi Base Camp
o Wakil Penyedia Jasa
o Pengajuan
o Persetujuan
o Dokumen Penyelesaian Pekerjaan/Penyerahan Pertama Pekerjaan
Selesai
o Rencana Kerja
- Bagan Jadwal Pelaksanaan kontrak yang menunjukkan waktu dan
urutan kegiatan utama
- Rencana Mobilisasi
- Rencana Relokasi
- Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (RK3K)
o Program Mutu dalam bentuk Rencana Mutu Kontrak (RMK)
o Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL)
o Rencana Inspeksi dan Pengujian
o Dokumen Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (jika
ada), Dokumen Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (jika
ada), atau sekurang-kurangnya standar dan prosedur pengelolaan
lingkungan yang berlaku khusus untuk kegiatan tersebut.
o Komunikasi dan Korespondensi

Metode Pelaksanaan |15


o Rapat Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
o Pelaporan dan Pemantauan
o Dalam waktu 14 hari setelah PCM, Penyedia Jasa harus
menyerahkan Program Mobilisasi (termasuk program perkuatan
bangunan pelengkap antara lain jembatan, bila ada) dan Jadwal
Kemajuan Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan untuk dimintakan
persetujuannya.
o Program mobilisasi harus menetapkan waktu untuk semua kegiatan
mobilisasi yang disyaratkan dan harus mencakup informasi tambahan
berikut:
o Lokasi base camp Penyedia Jasa dengan denah lokasi umum dan
denah detil di lapangan yang menunjukkan lokasi kantor Penyedia
Jasa, bengkel, gudang, mesin pemecah batu, instalasi pencampur
aspal, atau instalasi pencampur mortar beton, dan laboratorium
bilamana fasilitas tersebut termasuk dalam Lingkup Kontrak
o Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari
semua peralatan yang tercantum dalam Daftar Peralatan yang
diusulkan dalam Penawaran, bersama dengan usulan cara
pengangkutan dan jadwal kedatangan peralatan di lapangan
o Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan
dalam Penawaran harus memperoleh persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
o Suatu daftar detil yang menunjukkan struktur yang memerlukan
perkuatan agar aman dilewati alat-alat berat, usulan metodologi
pelaksanaan dan jadwal tanggal mulai dan tanggal selesai untuk
perkuatan setiap struktur.
o Suatu jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar
chart) yang menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu
kurva kemajuan untuk menyatakan persentase kemajuan mobilisasi.

Pekerjaan mobilisasi ini berkaitan dengan persiapan fisik di lapangan yang


meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan untuk mendukung permulaan
proyek meliputi:

• Pembuatan Job Mix Design


Sebelum pekerjaan bersama dengan direksi pekerjaan dan konsultan
supervisi dilaksanakan terlebih dahulu dilaksakan pengambilan sampel
bahan dari quary yang berada di lokasi yang telah kami persiapkan,
diantanya: batu, pasir, bahan Timbunan, Aspal serta material pendukung
yang dibutuhkan lainnya selanjutnya dibawa ke laboratorium job Mix
Formula/Job Mix Design yang akan dipakai sebagai acuan kerja dalam
pelaksanaan proyek.

• Kantor Lapangan dan Fasilitasnya


Tahap berikutnya penentuan lokasi basecamp 100 m2 dan kantor
pendukung yang akan digunakan untuk keperluan sendiri pada
pelaksanaan pekerjaan di daerah lokasi pekerjaan atau lebih dari kantor
utama di lapangan pembuatan Kantor Lapangan dan Fasilitasnya

Metode Pelaksanaan |16


• Papan Nama Proyek
Papan Nama ini digunakan sebagai identitas dan informasi mengenai
proyek dan memenuhi persyaratan antara lain :
o Papan nama proyek dibuat dengan ukuran atas persetujuan Direksi
pekerjaan
o Papan nama dipelihara selama pelaksanaan proyek.
o Papan Nama Proyek memuat Informasi yang berkaitan dengan
Paket Pekerjaan terkait diwajibkan membuat papan nama kegiatan
proyek yang dilaksanakan dan dipasang dilokasi yang bisa dengan
mudah terbaca umum, ukuran papan nama 1.20 m x 1.80 m, sesuai
petunjuk Direksi Pekerjaan.
o Sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja dari PPK sampai
selesainya pelaksanaanpekerjaan, Penyedia Jasa diwajibkan
membuat , antara Lain :
- Laporan harian prestasi pelaksanaan pekerjaan;
- Laporan mingguan prestasi pelaksanaan pekerjaan;
- Laporan bulanan prestasi pelaksanaan pekerjaan;
- Laporan dan perhitungan hasil test laboratorium/quality control.
- Data pendukung perhitungan volume hasil pekerjaan.

• Fasilitas Laboratorium dan Pengujian

Tempat Kerja:
o Laboratorium haruslah merupakan bangunan terpisah (18x6 m2)
o Bangunan harus dilengkapi dengan lantai beton beserta fasilitas
pembuangan air kotor, dan dilengkapi dengan 2 buah AC masing-
masing berkapasitas minimum 1,5 PK.
o Perlengkapan di dalam ruangan bangunan.

Peralatan dan Perlengkapan:


o Peralatan dan perlengkapan laboratorium yang terdaftar dalam
Spesifikasi harus sudah disediakan dalam waktu 45 hari terhitung sejak
Tanggal Mulai Kerja, sehingga pengujian sumber bahan dapat dimulai
sesegera mungkin.
o Alat-alat ukur seperti timbangan, proving ring, pengukur suhu, dan
lainnya harus dikalibrasi oleh instansi yang berwenang yang disetujui
oleh Direksi Pekerjaan dengan menunjukkan sertifikat kalibrasi yang
masih berlaku.

Penyediaan dan pemeliharaan laboratorium lapangan harus memenuhi


ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini bersama dengan
peralatan laboratorium lapangan, Gedung laboratorium dan
peralatannya (Soil & Agregat Testing, Bituminous Testing),
Termometer Aspal dan Slump Cone.

• Field Engineering
Dengan petunjuk Direksi Teknis survey/rekayasa lapangan dilaksanakan
untuk menentukan kondisi fisik dan strucktural dari pekerjaan dan
fasilitas yang ada dilokasi pekerjaan, sehingga dimungkinkan untuk

Metode Pelaksanaan |18


Tahap berikutnya penentuan lokasi basecamp, pembuatan sewa tanah
100 m2 dilokasi proyek dan kemudian dilanjutkan dengan mobilisasi
peralatan yang diperlukan sesuai dengan tahapan pelaksaan pekerjaan.
Barak + fasilitas di dalamnya, Gudang + fasilitas 150 m2 di dalamnya
dan Fasilitas yang diperlukan dalam kantor Lapangan di antaranya
o Meja Besar beserta kursi untuk rapat koordinasi lapangan;
o Seperangkat Komputer lengkap dengan Printer;
o Papan Tulis lengkap beserta alat tulis yang dibutuhkan;
o Papan untuk memasang Time Schedule dan informasi yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan;
o Gambar Rencana (Shop Drawing);
o Buku Tamu dan Buku Direksi;
o Buku Laporan/Pantauan Cuaca;
o Kotak P3K.

• Direksi Keet
Penyedia Jasa menyediakan kantor lapangan untuk para pelaksana
lapangan dan gudang material tempat menyimpan bahan material serta
alat-alat yang akan dan sedang dipakai selama pelaksanaan pekerjaan.
Barak kerja dan gudang material harus dipelihara dan dijaga sehingga
bahan material yang akan dipakai tidak rusak saat akan digunakan.
Semua administrasi pendukung untuk pelaksanaan pekerjaan seperti
gambar-gambar kerja,buku laporan kemajuan phisik, data cuaca, buku
saran direksi, buku tamu, Foto-Foto pelaksanaan dan lain sebagainya
harus selalu ada dan dipelihara serta disimpan secara baik dikantor
lapangan.

• Mobil Patroli Double Cabin Min. Tahun 2017 (sewa 2 unit) selama
11 bulan

• KEBUTUHAN POSKO LEBARAN DAN NATARU


1. Kelengkapan Posko
a. Meja dan Kursi Petugas
b. Kursi Tamu
c. Kelengkapan Istirahat (Matras dan Bantal)
d. Kelengkapan Dapur (Kompor Gas, Tabung Gas, Peralatan)
e. Kelengkapan Penerangan (Lampu, Kabel, Stop Kontak,
Saklar)
f. Kelengkapan Peralatan MCK (Sabun Cuci, Sabun Mandi)
g. P3K
h. Papan Informarsi Posko dan Isi Informasi
i. Pemasangan Daya Listrik
j. Kursi Tunggu

2. Tenaga Piket (9 orng/hari) (3shift)


a. Idul Fitri (3 OH x 3 shift per hari x 20 hari)
b. Natal dan Tahun Baru (3 OH x 3 shift per hari x 12 hari)

Metode Pelaksanaan |17


mengadakan peninjauan ulang terhadap rancangan kerja yang telah
diberikan, Pada tahapan ini, hal yang akan kami siapkan antara lain :

o Pengukuran/ Survey Lapangan


Pelaksanaan pengukuran dan penentuan titik awal sampai dengan
akhir pekerjaan serta pekerjaan bangunan pendukung yang akan di
kerjakan. Hasil dari Pengukuran dilapangan dituangkan dalam Shop
Drawing dan Penghitungan MC-0%. Untuk memperlancar proses
pekerjaan ini selain personil juru ukur dan juru gambar yang kami
siapkan juga akan melibatkan Direksi teknis/ Pengawas Pekerjaan
dan perangkat kegiatan lain yang berkaitan.
o Pengaturan Arus Transportasi dan Pemeliharaan Terhadap Arus
Lalu Lintas.
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, penganturan arus lalu
lintas transportasi dilakukan dengan pembuatan tanda-tanda lalu
lintas yang memadai disetiap kegiatan lapangan. Bila diperlukan
akan kami tempatkan petugas pemberi isyarat yang bertugas
mengatur arus lalu lintas pada saat pelaksanaan, karena dalam ruas
tersebut pekerjaan perkerasan jalan beton akan kami laksanakan
dengan sistem per 1 lajur, jadi akan ada sistem one way buka tutup
pada ruas tersebut agar pekerjaan bisa kami kerjakan dengan lebih
lancar dan demi kenyamanan pengguna jalan pada pelaksanaan
Pekerjaan.

Metode Pelaksanaan |19


Dalam menyiapkan fasilitas pengaturan lalu lintas, maka sepanjang area kerja,
alat-alat pengatur lalu lintas akan dipasang, yaitu pada titik-titik tertentu sesuai
dengan kebutuhan.

Pengaturan lalu lintas merupakan salah satu hal terpenting dalam pekerjaan
pemasangan Trash Rack Selama masa konstruksi, lalu lintas harus diatur dan
dikontrol terus untuk mencegah terjadinya kemacetan lalu lintas terutama pada
saat siang hari dengan volume lalu lintas yang padat. Pihak-pihak yang terkait
dalam hal koordinasi adalah Polres/Polsek untuk pengaturan lalu lintas dan
DLLAJ untuk pengaturan parkir dan pengalihan arus lalu lintas.

Penanganan lalu lintas untuk kontrol dan pengaturan selama masa konstruksi
sebagai berikut :
1. Jalan tidak boleh ditutup tanpa ijin dari pihak yang berwajib, dalam hal ini
Polda/Poltabes dan DLLAJ
2. Jika jalan terpaksa harus ditutup, lalu lintas harus dialihkan ke jalur lain
3. Lalu lintas harus dikontrol oleh petugas khusus atau Plug man Rambu-
rambu lalu lintas tidak boleh dalam ukuran kecil, harus jelas dan
ditempatkan di posisi yang benar
4. Lampu penerangan kerja dan lampu isyarat/putar (rotary lamp) harus
disiapkan saat waktu malam

Metode Pelaksanaan |21


• MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS
Tujuan
Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas atau pengendalian lalu lintas atau
kegiatan pengaturan lalu lintas dalam pelaksanaan suatu proyek, dimaksudkan
untuk mengatur dan mengupayakan pengamanan lalu lintas kendaraan di Jalan
pada area yang sedang dikerjakan atau sekitar area tersebut pada saat
pelaksanaan pekerjaan berlangsung. Hal ini dilakukan dengan cara
merencanakan, mempersiapkan, menyusun tata pemasangan sarana
pengamanan lalu lintas dengan segala perlengkapan untuk dipakai sepanjang
berlangsungnya pekerjaan/proyek. Berdasarkan kondisi lapangan dan jenis
kegiatan yang akan dilaksanakan, berikut ini disampaikan rencana pengaturan
lalu lintas yang akan diterapkan.

Pelaksanaan
Pengendalian lalu lintas dilaksanakan oleh suatu Tim yang bukan hanya
menguasai masalah lalu lintas saja tapi juga masalah teknik serta langsung
bertanggungjawab pada General Superintendent. Bagian ini juga melakukan
koordinasi aktif kepada Konsultan dan pihak pemberi tugas tentang waktu,
perubahan jalur dan lainnya sehingga dapat diperkecil segala kemungkinan
buruk yang akan terjadi.

Pengaturan lalu-lintas ini terdiri dari:


▪ Penyediaan alat-alat pengatur lalu-lintas
▪ Pengecekan, perawatan dan perlindungan sepanjang area konstruksi
o Pemasangan alat-alat lalu lintas selama konstruksi

Pelaksanaannya akan dikonfirmasikan dengan pihak yang berwenang.


Kontraktor akan memelihara jalan yang berpengaruh kepada area operasional
dengan kondisi yang baik yang tentunya bekerja sama dengan badan yang
berwenang untuk mengatur kelancaran lalu lintas agar terhindar dari
kemacetan, seperti dengan Dinas Perhubungan dan Kepolisian.

Metode Pelaksanaan |20


5. Kecelakaan akibat pekerjaan harus segera mungkin ditangani dan
dilaporkan pada instansi terkait

Untuk jalan dengan lalu lintas padat, konstruksi harus dikontrol lebih khusus
sebagai berikut :
1. Konstruksi harus di siang hari jika pelaksanaan di malam hari tidak
memungkinkan
2. Koordinasi dengan polisi lalu lintas untuk mengatur lalu lintas
3. Tidak menggunakan alat-alat berat yang besar jika tidak memungkinkan
4. Lalu lintas akan dialihkan ke jalur lain jika memungkinkan penduduk harus
merasa aman baik di trotoir maupun di dalam rumah, jembatan sementara
akan disediakan untuk akses sementara ke rumah

A. DATA DAN ASUMSI:


1. Panjang Lokasi Pekerjaan
2. Total Masa Pelaksanaan Kegiatan
3. Masa Mobilisasi 2 bln
4. Periode Pekerjaan Perkerasan Jalan
5. Panjang zona kerja Perkerasan Jalan

B. URUTAN KERJA:
1. Penyedia menyiapkan perlengkapan keselamatan jalan selama periode
konstruksi sesuai ketentuan
2. Buat rencana kerja manajemen lalu-lintas sesuai schedule pekerjaan dan
koordinasikan dengan seluruh personil yang terkait
3. Kelompok kerja pengatur lalu-lintas selama konstruksi menggunakan tenaga
pengatur dan flagman dengan 3 shift
4. Pengalihan arus lalu-lintas harus ijin PPK dan pihak terkait
5. Semua rambu harus jelas dan terbaca oleh Pengguna Jalan

C. PERALATAN KESELAMATAN LALU LINTAS :


1. Rambu batas kecepatan
2. Rambu perintah mengikuti lajur
3. Rambu Pengarah Tikungan Ganda
4. Rambu Peringatan dengan kata-kata
5. Rambu Peringatan Pekerjaan di jalan
6. Rambu Peringatan Lalu Lintas dua arah
7. Water Barrier
8. Traffic Cone
9. Marka jalan sementara
10. Peralatan komunikasi dan Lainnya

D. TENAGA / PERSONIL
1. Pekerja (Flagman)
2. Koordinator / Pengatur

Metode Pelaksanaan |22


• Rambu Jalan/ Pagar Pengaman
Rambu jalan digunakan sebagai pengaturan dan pengendalian lalu lintas serta
penunjuk bahwa sedang adanya kegiatan perbaikan jalan. Sebelum memulai
kegiatan akan dilakukan survey untuk mengetahui secara detail mengenai
kondisi lalu lintas dilokasi pekerjaan maupun disekitar lokasi. Hal ini
dimaksudkan untuk menentukan rencana pengaturan lalul lintas (Traffic
management). Pada tahap ini kami juga akan mempersiapkan jalur alternatif
bagi pengguna jalan untuk mengantisipasi kemungkinan jalan ditutup akibat
pekerjaan jalan, serta untuk menghindari bahaya bagi pengguna jalan apabila
tetap menggunakan akses yang sedang dikerjakan.
Rambu jalan dibuat jelas dan mudah terlihat baik dalam keadaan siang
maupun malam hari, dengan warna, dimensi, dan bahan yang tepat sehingga
mudah terlihat namun tidak mengganggu akses pengguna jalan. Dengan
bahasa yang mudah dimengerti dan tepat sasaran.

Contoh rambu jalan


o Pengaturan lalu-lintas
Pengaturan Lalu-Lintas itu berupa :
» Rambu dan penghalang yang dipasang saat atau tidak
berlangsung pekerjaan dan rambu ini dapat dituliskan
peringatan: “HATI – HATI! ADA PEKERJAAN PERBAIKAN
JALAN”
» Petugas bendera, personil ini ditempatkan pada setiap lokasi
pekerjaan yang sedang berlangsung dan bertugas mengatur
arah serta memberi aba –aba kepada driver dan operator alat
berat agar lalu lintas tidak menjadi terhenti apabila pekerjaan
sedang berlangsung.
» Rambu traffic line seperti: traffic cone (kerucut), traffic cone
berlampu untuk pekerjaan pada malam hari, flash light, dan lain-
lain yang juga dapat menjadi pengaturan lalu lintas.
» Pemasangan Rambu untuk pelaksanaan pembagian lajur,
dengan pemasangan tulisan “STOP ! SATU LAJUR”

Metode Pelaksanaan |23


Manajemen Lalu Lintas Masa Konstruksi bertujuan:

1. Menjamin arus lalu lintas lancar


2. Mencegah kecelakaan lalu lintas internal
3. Mencegah kemacetan lalu lintas karena terhambatnya arus sirkulasi
lalu lintas
4. Memudahkan mobilisasi dan pelaksanaan pekerjaan alat – alat berat

Traffic management pada saat pekerjaan siang hari:


1. Rambu-rambu yang harus ada: Hati-hati ada kendaraan keluar masuk
proyek, Awas ada pekerjaan, Hati-hati.
2. Petugas / flagman menggunakan Bendera Merah dan Hijau.
3. Rubber Cone ditempatkan untuk mengarahkan arah traffic yang
dikendalikan.

Traffic management pada saat pekerjaan malam hari:


1. Lampu rotator di arah jalan yang memasuki lokasi proyek
2. Petugas / flagman menggunakan rompi (spot-light) dan flash light
(merah dan hijau)
3. Rubber cone dipasang untuk mengarahkan arah traffic yang
dikendalikan,
4. Rambu-rambu yang harus ada: Hati-hati ada kendaraan keluar masuk
proyek, awas ada pekerjaan, hati-hati.

MANAJEMEN LALU LINTAS

Metode Pelaksanaan |24


RAMBU MASA PELAKSANAAN

Metode Pelaksanaan |25


• PENGAMANAN LINGKUNGAN
Setelah peralatan dan personil yang dibutuhkan sudah berada di lokasi
pekerjaan, hal pertama yang akan kami laksanakan adalah pembersihan lokasi
pekerjaan. Pekerjaan ini bertujuan untuk meyiapkan lokasi pekerjaan agar
bersih dari semak belukar maupun material yang mengganggu jalannya proses
pelaksanaan pekerjaan. Pekerjaan Pembersihan dilaksanakan setiap akan
memulai pekerjaan dan selesai melakukan pekerjaan agar lebih lancar.
Pekerjaan ini dilakukan dengan membersihkan lokasi pekerjaan dari akar-
akaran yang melintasi jalan, sisa material yang akan digunakan maupun yang
sudah tidak terpakai juga harus dibersihkan dan dirapikan agar tidak
mengganggu proses penyelesaian pekerjaan.
Pengaman terhadap pohon yang ada di kawasan pekerjaan.

A. DATA DAN ASUMSI:


1. Kegiatan yan dilakukan, pengukuran baku mutu air tanah dan air
permukaanbaku mutu udara dan kebisingan
2. Pengambilan Sampel minimal 3 titik
3. Lokasi pengambilan sampel: Basecamp, daerah pemukiman dan daerah
Quarry

B. URUTAN KERJA:
1. Penyedia menyiapkan perlengkapan pengujian lingkungan (air, udara, dan
kebisingan)
2. Buat Rencana kerja pengujian lingkungan sesuai schedule pekerjaan dan
koordinasikan dengan seluruh personil yang terkait
3. Pemilihan lokasi pengujian
4. Melaksanakan pengujian

C. PENGUJIAN PARAMETER KUALITAS LINGKUNGAN


1. Pengujian Kebisingan Parameter yang diambil
1.17.(2c) Pengujian Parameter Kebisingan dan/atau Getaran lainnya sampel
3,00
1. Uji Udara Emisi dan Ambien
1.17.(3h) Pengujian Parameter Udara Emisi dan Ambien lainnya sampel 3,00

Penanganan Dampak Lingkungan:


o Ketersediaan Dokumen Lingkungan AMDAL/UKL-UPL /SPPL
o Penyiapan RKPPL dan diserahkan saat rapat PCM.
o Pengelolaan lingkungan dilakukan diluar maupun di dalam lapangan
termasuk basecamp, jalan akses, dan instalasi lain.
o Pengangkutan dan kegiatan dilokasi sumber bahan dilaksanakan dengan
cara yang berwawasan lingkungan.
o Semua pekerjaan konstruksi dan pengangkutan harus dibatasi sesuai jam
pengoperasian
o Pengawasan pelaksanaan RKPPL oleh konsultan pengawas

Metode Pelaksanaan |27


RAMBU DARURAT

METODA PENGENDALIAN PROYEK

Metode Pelaksanaan |26


o Uji Udara Emisi dan Ambien
o Pengukuran Kebisingan
o Pengukuran Kualitas Air

• KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

A. DATA DAN ASUMSI SE Menteri No. 11 Tahun 2019


Jangka Waktu Pekerjaan Jalan 8 Bln
Jangka Waktu Pekerjaan Jembatan 3 Bln
Penyuluhan Penanggulangan HIV/AIDS 20 org

B. Keselamatan dan Kesehatan Kerja SE Menteri No. 11 Tahun 2019


1. Penyiapan RK3K terdiri atas:
a. Pembuatan Manual,Prosedur, instruksi Kerja 2 set
b. Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP)
c. Penyiapan Formulir

2. Sosialisasi dan Promosi Dan Pelatihan:


a. Pertemuan keselamatan (Safety Talk/Toll Box Meeting) 2 orng
b. Simulasi K3 50 orng
c. Spanduk (Banner) 5 Lbr
d. Poster 5 Lbr
d. Papan Informasi K3 2 buah

3. Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD)


Alat Pelindung Kerja antara Lain:
a. Tali Keselamatan (Life Line); Ls 1,00
b. Penahan Jatuh (Safety Deck); Ls 1,00
c. Pagar Pengaman (Guard Railing); Ls 1,00
d. Pembatas Area (Restricted Area) Ls 1,00

Alat Pelindung Diri terdiri atas:


a. Topi Pelindung (Safety Helmet); 25,00 Bh
b. Pelindung Mata (Goggles, Spectacles); 10,00 Psg
c. Pelindung Pernafasan dan Mulut (Masker); 100,00 Bh
d. Sarung Tangan (Safety Gloves); 20,00 Psg
e. Sepatu Keselamatan (Safety Shoes); 50,00 Psg
f. Penunjang Seluruh Tubuh (Full Body Harness); 5,00 Bh
g. Rompi Keselamatan (Safety Vest); 50,00 Bh
h. Celemek (Apron/Coveralls); 2,00 Bh
i. Pelindung Jatuh (Fall Arrester); 10,00 Bh

4. Asuransi dan Perizinan

Metode Pelaksanaan |28


C. PERALATAN DAN PELAKSANAAN PENGEBORAN :
Estimasi kedalaman boring pertitik 40,00 M
1. PeralatanPengeboran lengkap 1,00 Unit
2. Mobilisasi dan Demobilisasi peralatan pengeboran lengkap 1,00 Ls
3. Pelaksanaan pekerjaan pengeboran dilapangan 40,00 M
4. Pengambilan SPT interval 2 meter 20,00 Sampel
5. Pengambilan benda uji tanah interval 2 meter 20,00 Sampel
6. Pengujian Laboratorium untuk benda uji lengkap 20,00 Sampel
7. Laporan hasil pengeborandan pengujian 1,00 Ls

D. TENAGA / PERSONIL
Estimasi kedalaman boring per titik 40 M
1. Tenaga Ahli Pengeboran 1 OH
2. Tenaga Pendukung 8 OH
3. Mobilisasi dan Demobilisasi Tenaga 1 Ls

Penyelidikan tanah dengan metode ini bertujuan menentukan jenis dan sifat-
sifat tanah (soil properties) pada lokasi yang akan dibangun pondasi dari tiap
tebal lapisannya. Pengambilan sample tanah ini dikenal dengan sebutan
undisturbed soil sample (pengambilan tanah tidak terganggu). Pengambilan
sample tanah ini adalah dengan cara menge-bor sampai kedalaman tertentu
dengan menggunakan tabung (pipa) logam berongga kedalam tanah. Di
proyek transmisi biasanya dengan metode Hand Auger (manual), kedalaman
umum dengan cara ini bisa sampai 5-6m, kedalaman ini mungkin memadai
untuk penyelidikan tanah pondasi pada tipe pad and chimney. Tapi tentu saja
tidak cukup untuk rencana pondalam (pile foundation), untuk itu dengan
pengeboran dengan mesin diperlukan (deep boring). Lembaga penyelidikan
tanah seperti halnya konsultan tanah, lembaga PU (Pekerjaan Umum) dan
universitas2 tertentu yang memiliki peralatan dan laboratorium mekanika tanah
biasanya jasa mereka selalu dimanfaatkan dalam melakukan investigasi ini.

Dalam spesifikasi, jumlah titik penyelidikan umumnya dilakukan pada tiap


lokasi jenis tension berdasarkan usulan kontraktor atau direksi teknis dalam
penentuan jumlah titik dan lokasinya. Biasanya pekerjaan bor ini melengkapi
hasil penyelidikan tanah dengan cara sondir, artinya sondir dilakukan terlebih
dahulu. Kelemahan boring adalah kesulitan untuk menembus lapisan batuan,
untuk lapisan batuan diperlukan cara penyelidikan khusus yaitu core drill.

Pelaksaan Pengeboran Sondir Boring


Tabung-tabung dimasukkan (ditekan/push) kedalam tanah, dengan cara
menyambung ujung-ujungnya bagian demi bagian sampai kedalaman yang
dikehendaki. Sample tanah yang berada dalam tiap bagian tabung selanjutnya
dijaga dan dirawat (ujung-ujung pipa yang berisikan tanah ditutup dengan
bahan khusus/lilin), untuk kemudian dibawa ke laboratorium penyelidikan
tanah. Umumnya untuk menghemat, tidak seluruh tanah pada tiap lapisan yang
Metode Pelaksanaan |30
5. Personil K3 konstruksi
a. Ahli K3 Resiko K3 Tinggi ; 7,00 OB
b. Petugas K3 Resiko K3 sedang/kecil; 7,00 OB
c. Petugas Paramedis; 7,00 OB

6. Fasilitas sarana kesehatan;


a. Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Tabung Ls 1,00
b. Ruang P3K (Tempat TidurPasien, Stetoskop, Ls 1,00
c. Peralatan Pengasapan (Fogging); Bh 1,00
d. Obat Pengasapan; Ls 1,00

7. Rambu - Rambu terdiri atas:

8. Konsultasi dengan Ahli terkait Keselamatan Konstruksi

9. Lain - Lain Terkait Pengendalian Risiko K3


a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR); Bh 4,00
b. Bendera K3; Bh 2,00
c. Lampu Darurat (Emergency Lamp); Bh 2,00
d. Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP) ; Lb 1,00
e. Program inspeksi ; Ls 1,00
f. Pelaporan dan Penyelidikan Insiden; Ls 1,00
g. Titik Kumpul (assembly poin); Ls 1,00

• PENGEBORAN, TERMASUK SPT DAN LAPORAN


A. DATA DAN ASUMSI:
1. Pengeboran untuk penyelidikan tanah di lokasi kegiatan termasuk
pembuatan laporan hasil penyelidikan
2. Jasa pengeboran termasuk sewa peralatan yang digunakan personil yang
melakukan pengeboran, biaya pengujian laboratorium dan pembuatan
laporan
3. Penentuan lokasi pengeboran

B. URUTAN KERJA:
1. Penyedia memobilisasi peralatan pengeboran ke lokasi yang telah disetujui
PPK
2. Pengeboran dilakukan dengan mengambil SPT dan sampel tanah terganggu
(Distrub) dengan interval maks. 2 meter atau setiap ada perubahan strata
tanah
3. Benda uji diambil dan dilakukan pengujian laboratorium Pengeboran
dilakukan hingga mencapai tanah keras atau nilai SPT hingga nilai > 40
4. Dibuat laporan hasil pengujian

Metode Pelaksanaan |29


dibawa ke laboratorium, hanya tanah pada lapisan kedalaman desain rencana
saja yang dibutuhkan.
Hasil uji dilaboratorium akan memberikan beberapa soil data/parameter
penting yang dibutuhkan dalam perhitungan desain pondasi. Untuk itu dipilih
beberapa metode pengujian saja di laboratorium yang akan menghasilkan data
tanah yang diperlukan.

Data tersebut antara lain:


1. Indeks tanah (Y, w, e, gs, dll):
– Pengukuran volume dan berat benda uji
– Uji saringan (sieve analysis test)
– Atterberg Test
2. Kuat Geser Tanah (c, Φ):
– Triaxial Test (UU, CU, CD)
– Direct Shear Test
– Unconfined Compression Test

• MANAJEMEN MUTU (Pengendalian Kualitas/Quality Control)


A. DATA DAN ASUMSI
1. Tidak ada pengadaan peralatan pengujian mutu dan perlengkapan
perangkat alat tulis kantor
2. Hanya Jasa Pengendalian Mutu pekerjaan dilapangan selama masa
pelaksanaan pekerjaan
3. Personil melakukan pengendalian mutu berdasarkan spesifikasi pekerjaan
dan membuat laporan mutu pekerjaan
4. Manajemen Mutu sesuai ketentuan Dirjen Bina Marga
B. URUTAN KERJA
1. Penyedia setelah menerima SPMK mengusulkan personil Tenaga Ahli
Mutu Pekerjaan sbg Manajer Kendali Mutu
2. Tenaga Ahli dibantu oleh Asisten Kendali Mutu yang berpengalaman
dibidangnya dan tenaga pendukung
3. Membuat RMK dan laporan mutu yang disetujui PPK
4. Melakukan Pengendalian Mutu semua pekerjaan dan membuat laporan
secara berkala
C. TENAGA PERSONIL
Masa Pelaksanaan Pekerjaan (disesuaikan dg kontrak) 9 Bulan
1. Manajer Kendali Mutu (QCM) 9 OB
2. Staff Pendukung (supporting staff)(Min. 3 org) 27 OB
3. Laporan Kendali Mutu 9 Bulan

Metode Pelaksanaan |31


DIVISI 2. DRAINASE

• Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air

Gambaran Pekerjaan
Pekerjaan Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air dilaksanakan
di laksanakan di sisi luar kanan dan/ kiri bahu jalan atau saluran yang
melintang jalan sesuai dengan gambar perencanaan.

Adapun urutannya dapat kami gambarkan berikut ini :


o Melakukan Pengukuran elevasi untuk penentuan arah aliran dan
kemiringan saluran yang di kehendaki sesuai persetujuan pihak
direksi pekerjaan.
o Memperhatikan utilitas yang ada di area pekerjaan.
o Pemasangan rambu rambu adanya pekerjaan tersebut 50 m
sebelum titik lokasi pekerjaan dan di area lokasi pekerjaan.
o Penggalian dilakukan dengan menggunakan alat gali (excavator)
yang diijinkan Direksi/ Pengawas, dengan kedalaman sesuai
Gambar Rencana atau atas persetujuan Direksi Pengawas.
o Selanjutnya material hasil galian diangkut kedalam Dump Truck.
o Dump Truck membuang material hasil galian keluar lokasi jalan
sejauh yang diperkenankan Direksi/ Pengawas.
• Setelah kotoran/sisa galian terangkut kemudian pekerja merapikan
hasil galian sampai diperoleh hasil galian yang rapi sesuai
perencanaan.

Penggalian tanah biasa untuk selokan Drainase dan saluran air yang
umumnya berada dibahu jalan dilakukan dengan menggunakan Excavator
kemudian dituangkan ke dalam Dump Truck lalu Dump Truck membuang
material hasil galian keluar lokasi sejauh + 2 Km.

* Pengajuan Lokasi Pembuangan Material.


Lokasi pembungan bekas galian harus memperhatikan masalah safety,
misalnyakemungkinan adanya longsoran material buangan yang akan
mengakibatkan terganggunya/rusaknya konstruksi atau lainnya.

* Pemindahan atau Perlindungan Utilitas.


Apabila di lapangan dijumpai adanya utilitas yang akan terkena pekerjaan,
makadapat dilakukan pemindahan atau perlindungan sebelum dimulai
pekerjaan. Utilitas yang dimaksud seperti: kabel telpon. Kabel listrik, pipa gas,
pipa air bersih/kotor, tiang listrik dan lain-lain.

Metode Pelaksanaan |33


Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang
disyaratkan, perludilakukan pengendalian mutu (quality control) terhadap
pelaksanaan pekerjaan yang antara lain sebagai kontrol terhadap :
• Seluruh material yang digunakan
• Pemilihan tenaga kerja
• Perawatan alat
• Test material di laboratorium dan lapangan

Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang


digunakan dalam pelaksanaanpekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan
pekerjaan sendiri. Meskipun untuk hal-hal tersebut di atassudah ada
penanggungjawabnya langsung, kiranya perlu ditunjuk petugas khusus quality
control yangdikoordinasikan oleh bagian Teknik dan melakukan proses Quality
Control dan prosedurnya yang telah berlaku diproyek yang dilaksanakan.
Manajemen mutu di proyek akan melaksanakan semua kegiatan sistematik dan
terencana yang diterapkansebagai bagian dari sistem mutu perusahaan untuk
menjamin bahwa proses pelaksanaan di proyek secara simultan.
Manajemen Mutu memiliki tiga aspek;
a. Perencanaan Mutu
b. Kendali Mutu
c. Pemastian Mutu
Dalam Perencanaan Mutu mendefinisikan apa yang mereprentasikan kualitas
dan bagaimana kualitas itu akan di ukur (Dalam sistem Manajemen mutu di Bina
Marga perencanaan mutu ini adalah Rencana mutu Proyek dan Rencana Mutu
kontrak)
Kendali mutu memeriksa output aktual untuk mengevaluasi kesesuaiannya
dengan standar yang telah ditetapkan dalam rencana.
Dalam pemastian mutu (Quality Assurance), seluruh kualitas proyek untuk
melihat apakah standarnya telah dipenuhi.

Metode Pelaksanaan |32


* Staking Out
Pemasangan patok dilapangan bertujuan untuk menentukan batas-batas,
center line dan elevasi galian, sehingga pada pelaksanaan tidak terjadi
penyimpangan dari gambar kerja.
Patok yang diperlukan adalah:
1. Patok Referensi. (elevasi dan koordinat)
2. Patok centre line saluran dan jalan.
3. Patok batas galian biasa.

Peralatan yang digunakan:


▪ Excavator
▪ Dump truck
▪ Alat bantu

PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan galian dilaksanakan sesuai dengan tahapan sebagai berikut:

• Menggali.

Pelaksanaan galian dengan menggunakan excavator. Penggalian dilakukan


dari atas ke bawah lapis demi lapis searah potongan melintang.

Penggalian dibuat sedemikian rupa agar pada saat hujan, air tidak
menggenang di tempat galian, sehingga aktifitas penggalian tidak
terganggu.

Pengamanan ini bisa digunakan degan menggunakan pompa dan atau


drainase sehingga pembuangan air lancar.
Selama dilaksanakan penggalian diperhatikan elevasi dan kemiringan
galian agar sesuai dengan gambar kerja, disamping itu diperhatikan pula
sarana utilitas agar tidak rusak.

(Bahwasanya galian untuk pekerjaan Gorong-gorong dan


U-Ditch include)

Metode Pelaksanaan |34


METODE KERJA
Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air

Ruang lingkup:
1. Penggalian tanah
2. Pengangkutan material hasil galian ke luar lokasi

Alat yang dipakai Bahan yang diperlukan:


Excavator
Dump Truck
Alat Bantu

PENANGGUNG JAWAB
NO KEGIATAN GS ADKON SM PEL. SURV. GA
KET

PLAN
1 Melakukan penjabaran rencana kerja
dengan mengacu kepada quality plan,
meliputi :
- Sasaran mutu, volume, durasi & K3
- Proses kerja , sitem, urutan tahapan dan
metode dan kapasitas
- Skedul pelaksanaan dan sumber daya

2
Memeriksa apakah semua persyaratan/
kelengkapan yang terkkait dengan proses
(termasuk revisi danperubahannya telah
dipenuhi antara lain :
- Shop drawing terkait telah disetujui oleh
pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan
- Referensi pengukuran terkait telah
disetujui oleh pemberi tugas sebelum
pekerjaan dilaksanakan
- Metode Kerja terkait telah disetujui oleh
pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan
- Raw Material telah disetujui oleh pemberi
tugas sebelum pekerjaan dilaksanakan

3 DO
Briefing dan koordinasi untuk memastikan
rencana kerja dan metode kerja dimengerti
dan dilaksanakan di lapangan
4
Mengajukan Request for Work/Inspection
dan memastikan request disetujui oleh
pemberi tugas
5
Penentuan lokasi elevasi dan kemiringan
dilapangan sehingga air diharapkan dapat
mengalir dengan lancar
6 6
6
Penyiapan lokasi galian dengan
pemasangan patok untuk membentuk
profil dan elevasi pinjaman untuk a
mengecheck elevasi hasil galian

Metode Pelaksanaan |35


PENANGGUNG JAWAB
NO KEGIATAN GS ADKON SM PEL. SURV. GA
KET
A

7 Sebelum dilakukan penggalian, dilakukan dulu


7
pekerjaan demolition bangunan diatasnya (bila
ada)
Penggalian dilakukan dengan menggunakan
excavator & dirapiakan scr manual sampai
elev. yang direncanakan. Pada saat
penggalian harus diperhatikan bahwa profil
galian harus sedemikian rupa sehingga sesuai
dengan profil pasangan batu untuk saluran
yang direncanakan dan harus dapat
mengalirkan air bila terjadi hujan. Bila lokasi
tidak memungkinkan untuk itu, harus
disediakan pompa untuk membuang air keluar
dari lokasi kerja

8 Pengangkutan material keluar dari lokasi


pekerjaan dg menggunakan dum truck yang
diloading oleh excavator langsung pada saat
menggali
Yang harus diperhatikan pada saat
pengangkutan hasil galian adalah kebersihan
jalan yang dilewati dan kesela matan, untuk itu
material ex galian harus ditutup dg terpal dan
apabila pengangkutan melewati jalan raya roda
Dump truk harus dicuci dan disediakan rambu
9

9 Penempatan material di lokasi buangan Yang


harus diperhatikan pada tahap ini :
1. Untuk material yang dibuang
- Jarak yang cukup aman dari lokasi
pekerjaan, shg bila terjadi hujan dapat
dihindarkan adanya hanyut an dan
longsoran yang akan menghanyutkan mat
ex galian
- Dropping dilakukan dari dari ujung belakang
bergerak maju ke arah jalan masuk 10 10 10 10
- Penempatan dilakukan lapis per lapis

C H E CK
a. Lakukan pemeriksaan mutu, waktu dan
10 bandingkan parameter lainnya dgn
parameter pada QC Table
b. Check elevasi dan kemiringan dari galian 11 11 11
sesuai dgn kemiringan rencana saluran

11 Lakukan pemantauan dan evaluasi terhadap


kinerja proses kerja dan bandingkan dengan
rencana kerja yang telah dibuat, meliputi :
- Time movement, untuk menghitung
kapasitas, produktivitas, efektifitas
dan efisiensi sistem dan metode kerja
yang digunakan
- Evaluasi volume pekerjaan
- Evaluasi metode kerja
- Evaluasi sumber daya
- Evaluasi program kerja d c b

Metode Pelaksanaan |36


ACTION
d c
Lakukan tindakan perbaikan produk sesuai
12 dengan prosedur pengendalian
ketidaksesuaian (Control of non 12
Comformance). Bila hasil pemeriksaan (No.
10) menunjukkan mutu produk di bawah
standar, bisa di lakukan langkah langkah
sebagai berikut :
- Diperbaiki
- Diterima dengan atau tanpa perbaikan melalui
konsesi

Lakukan tindakan perbaikan kinerja proses bila 13


13
kinerja proses tidak memenuhi sasaran mutu,
durasi, kesela - matan dan kesehatan kerja
meliputi :
- Sistem, tahapan, urutan dan metode kerja di
QP
- Updating QP sesuai dengan kebutuhan
proyek dan hasil evaluasi no. 10 dan no. 11 14

14 Proses kembali ke butir no 1 untuk


memastikan QP di - laksanakan proses demi
proses sampai pekerjaan Selsai sesuai dengan
rencana dan spesifikasi teknis yang ada

Metode Pelaksanaan |37


FLOW CHART
Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air

MUL
AI

Survey shop
drawing

Mobilisasi Alat

Checking
Tidak
Recheck
disetujui
owner

Ya

Penggalian
Excavator

Kontrol Tidak
Recheck
elevasi

Ya

Finishing

SELESAI

Metode Pelaksanaan |38


• Gorong-gorong Kotak Beton Bertulang ukuran 100 cm x 100 cm
• Gorong-gorong Kotak Beton Bertulang ukuran 200 cm x 200 cm
• Saluran berbentuk U DITCH Tipe DS 4
• Saluran berbentuk U DITCH Tipe DS 4a (Precast) (dengan tutup)

o Bahan:
o Gorong-gorong dan U Ditch beton bertulang pracetak memenuhi
persyaratan AASHTO M170 – 07

o Penempatan U ditch :
o Lidah sambungan harus diletakkan di bagian hilir, lidah sambungan
harus dimasukkan sepenuhnya ke dalam alur sambungan dan sesuai
dengan arah serta kelandaiannya
o Setelah terpasang, sambungan yang belum terisi harus diisi dengan
adukan, dan adukan tambahan harus diberikan untuk membentuk
selimut adukan di sekeliling sambungan
o Bahan untuk penimbunan kembali terdiri dari tanah atau kerikil yang
bebas dari gumpalan lempung/ tanah liat dan tetumbuhan serta yang
tidak mengandung batu yang tertahan pada ayakan 25 mm
o Penimbunan kembali (Back Fill)
o Bilamana perpanjangannya mempunyai desain yg berbeda,
sambungan standar tidak mungkin dilakukan, maka suatu sambungan
(collar) beton harus dibuat untuk membentuk sambungan (connection)
seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau yg diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan

o Pelaksanaan gorong-gorong dan U Ditch:


o Mengajukan request pelaksanaan pekerjaan.
o Pengukuran meliputi pengukuran panjang pekerjaan dan elevasi.
Elevasi yang tertera pada shop drawing diterapkan di lapangan dengan
memasang patok-patok dan bouwplank untuk menyimpan elevasi.
o Pemasangan rambu rambu adanya pekerjaan tersebut 50 m sebelum
titik lokasi pekerjaan dan di area lokasi pekerjaan
o Memperhatikan dan menghindari utilitas yang ada di area pekerjaan.
o Penggalian dilakukan dengan menggunakan alat gali (excavator) yang
diijinkan Direksi/ Pengawas, dengan kedalaman sesuai Gambar
Rencana atau atas persetujuan Direksi Pengawas.
o Selanjutnya material hasil galian diangkut kedalam Dump Truck.
o Dump Truck membuang material hasil galian keluar lokasi jalan sejauh
yang diperkenankan Direksi/ Pengawas.
o Setelah kotoran/sisa galian terangkut kemudian pekerja merapikan
hasil galian sampai diperoleh hasil galian yang rapi sesuai
perencanaan.
o Pemadatan tanah dasar (bila diperlukan) atau memberi lantai kerja
sesuai desain (gambar rencana) yang disetujui dari pihak direksi
pekerjaan.
o Melakukan pemasangan U Ditch sesuai gambar rencana yang di
setujui pihak direksi pekerjaan.

Metode Pelaksanaan |39


o Permukaan saluran terbuka berbentuk U dan permukaan pelat penutup
harus dilaksanakan dengan profil yg rata, elevasi akhir lapangan harus
sesuai dengan rencana serta terhadap elevasi akhir dari perkerasan
atau permukaan dari kerb mempunyai toleransi ±1 cm.

• Beton fc`10 Mpa

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pembuatan lantai kerja di lokasi kerja


yang telah ditentukan dalam Gambar Perencanaan dan atas persetujuan
Direksi Pekerjaan.

Tahapan pelaksanaannya sebagai berikut :


o Mengajukan Request Pekerjaan sesuai Dimensi dan Volume dalam
Gambar perencanaan dan BQ untuk memperoleh persetujuan dari
Direksi Pekerjaan.
o Pengajuan Request Beton Plat bersamaan dengan Request
penulangan besi beton.
o Bahan untuk campuran Beton, berupa pasir,kerikil, semen (PC) dan
air dimasukkan dalam Batching Plant untuk di campur dengan
asumsi perbandingan 1 bagian PC : 2 bagian Pasir : 3 bagian Kerikil
(Batu Pecah (2/3) dan air secukupnya.
o Sebelum adukan dituang di permukaan, dilakukan pengambilan
sampel untuk dilakukan test Slump 8 - 12 cm
o Kemudian, campuran adukan beton dihampar pada permukaan
yang telah dipersiapkan kemudian diratakan menggunakan alat
bantu.
o Campuran Beton yang sudah terhampar kemudian dipadatkan
dengan menggunakan Concrette Vibrator untuk menghindari rongga
beton.
o Permukaan beton yang sudah diratakan dan dipadatkan kemudian
dihaluskan dan dirapikan

Pekerjaaan Beton menggunakan ready mix menggunakan beton yang berasal


dari Batching Plant Mobile yang terdekat dengan lokasi pekerjaan.
Batching Plant Mobile memproduksi beton yang dibutuhkan dengan komposisi
campuran yang sesuai dengan speksifikasi teknis yang di tetapkan antara
campuran semen, pasir dan kerikil.

Metode Pelaksanaan |40


DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK

• Galian Biasa
Mencakup galian bahan, tanah gambut, organik, lunak, ekspansif, yg tidak
dikehendaki, tergumpal, daya dukung sedang.
Kelandaian akhir, garis dan formasi sesudah galian selain galian
perkerasan beraspal dan/ atau perkerasan beton tidak boleh berbeda >
tinggi 2 cm atau < rendah 3 cm pada setiap titik, dan 1 cm pada setiap titik
untuk galian bahan perkerasan lama.
Pemotongan permukaan lereng yang telah selesai tidak boleh berbeda
dari garis profil rencana > 10 cm untuk tanah dan 20 cm untuk batu di
mana pemecahan batu yang berlebihan tak dapat terhindarkan.
o Pengamanan Pekerjaan Galian
o Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng galian harus dijaga
tetap stabil sehingga mampu menahan pekerjaan, struktur atau mesin
di sekitarnya, harus dipertahankan sepanjang waktu, penyokong
(shoring) dan pengaku (bracing) yang memadai harus dipasang
bilamana permukaan lereng galian mungkin tidak stabil.
o Bilamana diperlukan, Penyedia Jasa harus menyokong atau
mendukung struktur di sekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan dapat
menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian tsb
o Untuk menjaga stabilitas lereng galian dan keselamatan pekerja maka
galian tanah > 5 m harus dibuat bertangga dengan teras selebar 1
meter atau yg diperintahkan Direksi Pekerjaan
o Peralatan berat tidak diijinkan berada ≤ 1,5 m dari tepi galian parit,
terkecuali bilamana pipa atau struktur lainnya yang telah terpasang
dan galian tersebut telah ditimbun kembali dengan bahan yang
disetujui dan telah dipadatkan
o Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang
(barikade) yang cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain
terjatuh ke dalamnya.

Pekerjaan Galian biasa ini kami rencanakan di awal pekerjaan. Pekerjaan ini
termasuk galian dan membuang hasil galian ke disposal area. Penggalian
berupa galian bahu jalan untuk pelebaran jalan sesuai penampang yang
digambar kerja sehingga tercapai dimensi dan elevasi sesuai gambar kerja
yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Peralatan yang digunakan adalah
excavator untuk menggali dan memuat, dump truck untuk mengangkut
material hasil galian. Disposal Area akan ditentukan disekitar lokasi
pekerjaan atau pada daerah lain atas persetujuan Direksi. Lokasi yang
diambil diusahakan tidak mengganggu lingkungan

Metode Pelaksanaan |41


- Tanah yang digali dikumpulkan umumnya berada disisi jalan
(kiri/Kanan jalan).
- Selanjutnya material hasil galian di masukkan kedalam Dump
Truck.
- Dump Truck membuang material hasil galian keluar lokasi ke
lokasi yang diusulkan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

Metode Pelaksanaan |43


• Pelaksanaan galian biasa ini prosedurnya sebagai berikut :
o Pengukuran dan pemasangan bowplank atau menentukan
kedalaman galian. Pengukuran dilaksanakan dengan menggunakan
alat ukur theodolit dengan mempedomani hasil rekayasa yang telah
ditentukan oleh Direksi Teknis.
o Pemasangan bowplank dilakukan setelah hasil dari pengukuran dan
Request Pekerjaan disetujui oleh pihak Direksi Pekerjaan.
o Pekerjaan penggalian dilaksanakan setelah pemasangan bowplank
dalam hal ini penentuan kedalaman galian. Tanah yang digali secara
manual dikumpulkan ke tepi galian dan selanjutnya dimuat ke Dump
Truck, kemudian diangkut keluar lokasi proyek.
o Dasar Asumsi untuk perhitungan analisa dari pekerjaan ini :
- Menggunakan tenaga manusia
- kapasitas kerja berkelompok
- kedalaman sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan
o Tahapan pekerjaan Galian biasa adalah sebagai berikut :

1. Pekerjaan persiapan

- Mempersiapkan alat bantu kerja, baik peralatan yang digunakan


secara manual (termasuk alat ukur dan alat pelindung diri) atau
peralatan bermesin (alat berat) yang perlu digunakan untuk
menyelesaikan pekerjaan galian.
- Lakukan pemeriksaan pada kondisi lingkungan di sekitar lokasi
penggalian mengenai kemungkinan adanya jaringan pipa, kabel,
dan kemungkinan adanya lokasi-lokasi yang memerlukan
penanganan khusus contohnya daerah yang rawan longsor atau
terendam air.
- Menentukan daerah atau batas pekerjaan galian yang akan
dikerjakan

2. Pelaksanaan

- Tanah digali menggunakan alat excavator dengan ukuran dan


kedalaman sesuai gambar kerja atau petunjuk direksi pekerjaan.
- Rapikan dasar galian secara manual dengan alat bantu seperti
cangkul, sekop, dan lat bantu lain yang diperlukan
- Pasang rambu peringatan dan barikade di sekitar lokasi pekerjaan
agar tidak membahayakan para pengguna jalan
- Material hasil galian tanah termasuk hasil pembersihan dan
pengupasan lapisan atas tanah ini harus dibuang ke lokasi
pembuangan yang telah disiapkan dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.

Metode Pelaksanaan |42


METODE KERJA
Galian Biasa
Ruang lingkup:
1. Penggalian tanah asli
2. Pengangkutan material hasil galian ke lokasi timbunan dan stock yard
Alat yang dipakai Bahan yang diperlukan:
Excavator
Dump Truck
Alat BAntu

PENANGGUNG JAWAB
NO KEGIATAN GS ADKON SM PEL. SU GA
KET

PLAN
1 Melakukan penjabaran rencana kerja 1 1 1 1
dengan mengacu kepada quality plan,
meliputi :
- Sasaran mutu, volume, durasi & K3
- Proses kerja, sitem, urutan tahapan dan
metode dan kapasitas
- Skedul pelaksanaan dan sumber daya

2 Memeriksa apakah semua persyaratan/


kelengkapan yang terkkait dengan proses 2 2 2 2
(termasuk revisi danperubahannya telah
dipenuhi antara lain :
- Shop drawing terkait telah disetujui oleh
pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan
- Referensi pengukuran terkait telah
disetujui oleh pemberi tugas sebelum
pekerjaan dilaksanakan
- Metode Kerja terkait telah disetujui oleh
pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan

DO

3 Briefing dan koordinasi untuk memastikan


rencana kerja dan metode kerja dimengerti 3 3 3
dan dilaksanakan di lapangan

4 Mengajukan Request for Work/Inspection


dan memastikan request disetujui oleh
pemberi tugas 4 4 4 4

5 Penentuan lokasi galian, elevasi dan


kemiringan dilapangan sehingga air
diharapkan dapat mengalir dg lancar 5 5 5 5

6 Penyiapan lokasi galian dengan


pemasangan patok untuk membentuk profil
dan elevasi pinjaman untuk mengecheck 6 6
elevasi hasil galian

Metode Pelaksanaan |44


PENANGGUNG JAWAB
NO KEGIATAN KET
GS ADKON SM PEL. SU GA
a
7 Sebelum dilakukan penggalian, dilakukan
dulu pekerjaan demolition bangunan
diatasnya (bila ada)
7
Penggalian dilakukan dengan menggunakan
excavator & dirapikan secara manual sampai
elevasi yang direncanakan.
Pada saat penggalian harus diperhatikan
bahwa profil galian harus sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan profil galian yang
direncanakan pada gambar kerja dan harus
dapat mengalirkan air bila terjadi hujan. Bila
lokasi tidak memungkinkan untuk, harus
disediakan pompa untuk membuang air
keluar dari lokasi kerja

8 Pengangkutan material keluar dari lokasi


pekerjaan dengan menggunakan dump truck
yang diloading oleh excavator langsung pada
saat menggali.
Yang harus diperhatikan pada saat
pengangkutan hasil galian adalah kebersihan
jalan yang dilewati dan keselamatan untuk itu
material ex galian harus ditutup dengan
terpal dan apabila pengangkutan melewati
jalan raya roda dump truck harus dicuci dan
disediakan rambu

9 Penempatan material di lokasi buangan


Yang harus diperhatikan pada tahap ini:
Untuk material yang dibuang 9
- Jarak yang cukup aman dari lokasi
pekerjaan, sehingga bila terjadi hujan dapat
dihindarkan adanya hanyutan dan
longsoran yang akan menghayutkan
material ex galian
- Dropping dilakukan dari ujung belakang
bergerak maju ke arah jalan masuk
- Penempatan dilakukan lapis per lapis
-

CHECK
10 a. Lakukan pemeriksaan mutu, waktu dan
bandingkan parameter lainnya dgn
parameter pada QC Table
b. Check elevasi dan kemiringan galian.
Kemudian bandingkan dengan rencana
sebagaimana yang tertera dalam gambar
kerja

11 Lakukan pemantauan dan evaluasi terhadap


kinerja proses kerja dan bandingkan dengan
rencana kerja yang telah dibuat, meliputi :
- Time movement, untuk menghitung
kapasitas, produktivitas, efektifitas dan
efisiensi sistem dan metode kerja yang
digunakan
- Evaluasi volume pekerjaan
- Evaluasi metode kerja
- Evaluasi sumber daya
- Evaluasi program kerja c

Metode Pelaksanaan |45


PENANGGUNG JAWAB
NO KEGIATAN KET
GS ADKON SM PEL. SURV. GA

ACTION
12 Lakukan tindakan perbaikan produk sesuai
dengan prosedur pengendalian
ketidaksesuaian (Control of non
Comformance). Bila hasil pemeriksaan (No.
10) menunjukkan mutu produk di bawah
standar, bisa dilakukan langkah langkah
sebagai berikut : d
- Dikerjakan ulang
- Diterima dengan atau tanpa perbaikan
melalui konsesi
- Ditolak

13 Lakukan tindakan perbaikan kinerja proses


bila kinerja proses tidak memenuhi sasaran
mutu, durasi, keselamatan dan kesehatan
kerja meliputi :
- Sistem, tahapan, urutan dan metode kerja
di QSHE
- Updating QSHE sesuai dengan kebutuhan
proyek dan hasil evaluasi no. 10 dan no.11

14 Proses kembali ke butir no 1 untuk


memastikan QSHE dilaksanakan proses
demi proses sampai pekerjaan selesai sesuai
dengan rencana dan spesifikasi teknis yang
ada

Metode Pelaksanaan |46


FLOW CHART
Galian Biasa

MUL
AI

SURVEY
SHOP
DRAWING

MOBILISASI ALAT Checking Tidak RECHECK


Disetujui
owner

Ya
Penggali
an
Excavat
or

Kontr Tidak RECHECK


ol
Eleva
si

Ya
FINISHING

SELESAI

Metode Pelaksanaan |47


o Pelaksanaan galian batu lunak ini prosedurnya sebagai berikut :
o Pengukuran dan pemasangan bowplank atau menentukan
kedalaman galian. Pengukuran dilaksanakan dengan menggunakan
alat ukur theodolit dengan mempedomani hasil rekayasa yang telah
ditentukan oleh Direksi Teknis.
o Pemasangan bowplank dilakukan setelah hasil dari pengukuran dan
Request Pekerjaan disetujui oleh pihak Direksi Pekerjaan.
o Pekerjaan penggalian dilaksanakan setelah pemasangan bowplank
dalam hal ini penentuan kedalaman galian. Tanah/batu lunak yang
digali secara manual dikumpulkan ke tepi galian dan selanjutnya
dimuat ke Dump Truck, kemudian diangkut keluar lokasi proyek.
o Dasar Asumsi untuk perhitungan analisa dari pekerjaan ini :
- Menggunakan mekanis alat berat
- kedalaman sesuai dengan elevasi desain dan petunjuk Direksi
Pekerjaan
o Urutan kerja/Metode kerja :
- Tanah/batu lunak yang digali dikumpulkan umumnya berada
disisi jalan (kiri/Kanan jalan).
- Selanjutnya material hasil galian di masukkan kedalam Dump
Truck.
- Dump Truck membuang material hasil galian keluar lokasi ke
lokasi yang diusulkan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
- Pekerjaan ini mencangkup galian badan jalan dan keprasan
tebing

Peralatan yang diperlukan:


1. Excavator + Rock Drill Breaker
2. Dump truck
3. Peralatan pengukuran
4. Alat Bantu

Metode Pelaksanaan |49


• Galian Batu Lunak
Pekerjaan Galian batu dan Galian Batu Lunak ini kami rencanakan di
awal pekerjaan. Pekerjaan ini termasuk galian dan membuang hasil
galian ke disposal area. Penggalian berupa galian keprasan tanah dan
galian pondasi talud maupun saluran air sesuai penampang yang
digambar kerja sehingga tercapai dimensi dan elevasi sesuai gambar
kerja yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Peralatan yang digunakan
adalah excavator dan Rock Drill Breaker untuk menggali dan memuat,
dump truck untuk mengangkut material hasil galian. Disposal Area akan
ditentukan disekitar lokasi pekerjaan atau pada daerah lain atas
persetujuan Direksi. Lokasi yang diambil diusahakan tidak mengganggu
lingkungan.
Bilamana timbunan akan dibangun atas permukaan tanah dengan
kelandaian lereng lebih dari 10%, ditempatkan diatas permukaan lama
atau pembagunan timbunan baru, maka lereng lama akan dipotong
sampai tanah yang keras dan bertangga dengan lebar yang cukup
sehingga memungkinkan perlaratan pemadat dapat beroperasi. tangga-
tangga tersebut tidak boleh mempunyai kelandaian lebih dari 4% dan
harus dibuatkan sedemikian dengan jarak vertikal tidak lebih dari 30 cm
untuk kelandaian yang kurang dari 15% dan tidak lebih dari 60cm untuk
kelandaiannya yang sama atau lebih besar dari 15%.

Metode Pelaksanaan |48


METODE KERJA
Galian Batu Lunak

Ruang lingkup:
1. Penggalian tanah batu exciting
2. Pengangkutan material hasil galian ke luar lokasi stok yard/pembuangan

Alat yang dipakai Bahan yang diperlukan:


Excavator Compressor
Dump Truck Rock Drill Breaker
Alat Bantu Wheel Loader

PENANGGUNG JAWAB
NO KEGIATAN GS ADKON SM PEL. SURV. GA
KET

PLAN
1 Melakukan penjabaran rencana kerja 1 1 1 1
dengan mengacu kepada quality plan,
meliputi :
- Sasaran mutu, volume, durasi & K3
- Proses kerja , sitem, urutan tahapan dan
metode dan kapasitas
- Skedul pelaksanaan dan sumber daya

2 Memeriksa apakah semua persyaratan/


kelengkapan yang terkkait dengan proses 2
2 2 2
(termasuk revisi danperubahannya telah
dipenuhi antara lain :
- Shop drawing terkait telah disetujui oleh
pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan
- Referensi pengukuran terkait telah
disetujui oleh pemberi tugas sebelum
pekerjaan dilaksanakan
- Metode Kerja terkait telah disetujui oleh
pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan
- Raw Material telah disetujui oleh pemberi
tugas sebelum pekerjaan dilaksanakan

DO
3 Briefing dan koordinasi untuk memastikan 3
3 3
rencana kerja dan metode kerja dimengerti
dan dilaksanakan di lapangan

4 Mengajukan Request for Work/Inspection


dan memastikan request disetujui oleh 4 4 4 4
pemberi tugas

5 Penentuan lokasi elevasi dan kemiringan


dilapangan sehingga air diharapkan dapat 5 5 5 5
mengalir dengan lancar

6 Penyiapan lokasi galian dengan 6 6


pemasangan patok untuk membentuk
profil dan elevasi pinjaman untuk
mengecheck elevasi hasil galian a

Metode Pelaksanaan |50


PENANGGUNG JAWAB
NO KEGIATAN GS ADKON SM PEL. SURV. GA
KET
A

7 Sebelum dilakukan penggalian, dilakukan dulu


7 7
pekerjaan demolition bangunan diatasnya (bila
ada)
Penggalian dilakukan dengan menggunakan
excavator & jack hammer dirapiakan scr
manual sampai elev. yang direncanakan. Pada
saat penggalian harus diperhatikan bahwa
profil galian harus sedemikian rupa sehingga
sesuai dengan profil pasangan batu untuk
saluran yang direncanakan dan harus dapat
mengalirkan air bila terjadi hujan. Bila lokasi
tidak memungkinkan untuk itu, harus
disediakan pompa untuk membuang air keluar
dari lokasi kerja 8

8 Pengangkutan material keluar dari lokasi


pekerjaan dg menggunakan dum truck yang
diloading oleh excavator langsung pada saat
menggali
Yang harus diperhatikan pada saat
pengangkutan hasil galian adalah kebersihan
jalan yang dilewati dan kesela matan, untuk itu
material ex galian harus ditutup dg terpal dan
apabila pengangkutan melewati jalan raya roda
Dump truk harus dicuci dan disediakan rambu
9

9 Penempatan material di lokasi buangan Yang


harus diperhatikan pada tahap ini :
2. Untuk material yang dibuang
- Jarak yang cukup aman dari lokasi
pekerjaan, shg bila terjadi hujan dapat
dihindarkan adanya hanyut an dan
longsoran yang akan menghanyutkan mat
ex galian
- Dropping dilakukan dari dari ujung belakang
bergerak maju ke arah jalan masuk 10 10 10 10
- Penempatan dilakukan lapis per lapis

C H E CK
a. Lakukan pemeriksaan mutu, waktu dan
10 bandingkan parameter lainnya dgn
parameter pada QC Table
b. Check elevasi dan kemiringan dari galian 11 11 11
sesuai dgn kemiringan rencana saluran

11 Lakukan pemantauan dan evaluasi terhadap


kinerja proses kerja dan bandingkan dengan
rencana kerja yang telah dibuat, meliputi :
- Time movement, untuk menghitung
kapasitas, produktivitas, efektifitas
dan efisiensi sistem dan metode kerja
yang digunakan
- Evaluasi volume pekerjaan
- Evaluasi metode kerja
- Evaluasi sumber daya
- Evaluasi program kerja d c b

Metode Pelaksanaan |51


ACTION
b
d c
Lakukan tindakan perbaikan produk sesuai
12 dengan prosedur pengendalian
ketidaksesuaian (Control of non 12 12
12
Comformance). Bila hasil pemeriksaan (No.
10) menunjukkan mutu produk di bawah
standar, bisa di lakukan langkah langkah
sebagai berikut :
- Diperbaiki
- Diterima dengan atau tanpa perbaikan melalui
konsesi

Lakukan tindakan perbaikan kinerja proses bila 13


13
kinerja proses tidak memenuhi sasaran mutu,
durasi, kesela - matan dan kesehatan kerja
meliputi :
- Sistem, tahapan, urutan dan metode kerja di
QP
- Updating QP sesuai dengan kebutuhan
proyek dan hasil evaluasi no. 10 dan no. 11 14

14 Proses kembali ke butir no 1 untuk


memastikan QP di - laksanakan proses demi
proses sampai pekerjaan Selsai sesuai dengan
rencana dan spesifikasi teknis yang ada

Metode Pelaksanaan |52


FLOW CHART
Galian Batu Lunak

MUL
AI

Survey shop
drawing

Mobilisasi Alat

Checking Tidak Recheck


disetujui
owner

Ya

Penggalian
Excavator &
Rock Drill
Breaker

Kontrol elevasi Tidak Recheck

Ya

Finishing

SELESAI

Metode Pelaksanaan |53


• Galian Struktur dengan Kedalaman 0 - 2 meter dan kedalaman 2 – 4 meter

Penggalian tanah yang dipotong umumnya berada disisi jalan dilakukan


dengan menggunakan Excavator Selanjutnya Excavator menuangkan material
hasil galian kedalam Dump Truck dan membuang material hasil galian keluar
lokasi jalan.

Peralatan yang diperlukan:


1. Excavator
2. Dump truck
3. Peralatan pengukuran
4. Alat Bantu

• Timbunan biasa dari sumber galian


• Timbunan biasa dari hasil galian

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Timbunan Biasa


Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan tanah dari hasil galian.

Tahapan Pelaksanaan:

1. Menyiapakan DMF dan JMF agregat


2. Mengajukan Request pekerjaan kepada direksi
3. Penyiapan Tempat Kerja

• Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang


tidak diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh direksi
pekerjaan.
• Kecuali untuk derah tanah lunak atau tanah yang tidak dapat dipadatkan atau
tanah rawa, dasar pondasi timbunan harus dipadatkan seluruhnya (termasuk
penggemburan dan penggeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai
15 cm bagian permukaan atas dasar atas pondasi memenuhi kepadatan yang
disyaratkan.

Metode Pelaksanaan |54


• Bilamana timbunan akan dibangun atas permukaan tanah dengan kelandaian
lereng lebih dari 10%, ditempatkan diatas permukaan lama atau pembagunan
timbunan baru, maka lereng lama akan dipotong sampai tanah yang keras
dan bertangga dengan lebar yang cukup sehingga memungkinkan perlaratan
pemadat dapat beroperasi. tangga-tangga tersebut tidak boleh mempunyai
kelandaian lebih dari 4% dan harus dibuatkan sedemikian dengan jarak
vertikal tidak lebih dari 30 cm untuk kelandaian yang kurang dari 15% dan
tidak lebih dari 60cm untuk kelandaiannya yang sama atau lebih besar dari
15%.
• Dasar saluran yang ditimbun harus diratakan dan dilebarkan sedemikian
hingga memungkinkan pengoperasian peralatan pemadat yang efektif.

4. Penghamparan Timbunan

• Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar


dalam lapisan yang merata yang bila di padatkan akan memenuhi toleransi
tebal yang disyaratkan. Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis,
lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin di bagi rata sehingga sama tebal.
• Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke
permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan.
Penumpukan tanah timbunan untuk persediaan, terutama selama musim
hujan. Biasanya tidak diperkenankan, terutama selama musim hujan.
• Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus
diperhatikan sedemikian rupa agar kedua bahan tersebut tidak tercampur.
Dalam pembentukan drainase sumuran vertikal diperlukan suatu pemisah
yang menyolok di antara kedua bahan tersebut dengan memakai acuan
sementara dari pelat baja tipis yaag sedikit demi sedikit ditarik saat pengisian
timbunan dan drainase porous dilaksanakan.
• Penimbunan kembali di atas pipa dan di belakang stsuktur harus dilaksanakan
dengan sistematis dan secepat mungkin segera setelah pemasangan pipa
struktur. Akan tetapi, sebelum penimbunan kembali, diperlukan waktu
perawatan tidak kurang dari 3 jam setelah pemberian adukan pada
sambungan pipa atau pengecoran struktur beton gravity, pemasangan
pasangan batu gravity atau pasangan batu dengan mortar gravity. Sebelum
penimbunan kembali di skitar struktur penahan tanah dari beton, pasangan
batu dengan mortar, juga diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 14
hari
• Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, Iereng timbunan lama harus
disiapkan dengan membuang seluruh tetumbuhan yang terdapat pada
permukaan lereng dan harus dibuat bertangga (atau dibuat bergerigi)
sehingga timbunan baru akan terkunci pada timbuan lama sedemikian sampai
diterima oleh Direksi Pekerjaan. Selanjutnya timbunan yang diperlebar harus
dihampar horizontal lapis demi lapis sampai dengan elevasi tanah dasar, yang
kemudian harus ditutup secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah dan
atas sampai elevasi permukaan jalan lama sehingga bagian yang diperlebar
dapat dimanfaatkan oleh lalu lintas secepat mungkin, dengan demikian
pembangunan dapat dilanjutkan ke sisi jalan lainnya bilamana diperlukan
• Lapisan penopang di atas tanah lunak termasuk tanah rawa harus dihampar
sesegera mungkin dan tidak lebih dari tiga hari setelah persetujuan

Metode Pelaksanaan |55


Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin
gilas harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari
10 cm dan dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau timbris (tamper)
manual dengan berat statis minimum 10 kg. Pemadatan di bawah maupun di tepi
pipa harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah timbulnya rongga-rongga
dan untuk menjamin bahwa pipa terdukung

Metode Pelaksanaan |57


penggalian atau pembersihan dan pengupasan oleh Direksi Pekerjaan.
Lapisan penopang dapat dihampir satu lapis atau beberapa lapis dengan tebal
antara 0,5 sampai 1,0 meter sesuai dengan kondisi lapangan dan
sebagaimana diperintahkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

5. Pemadatan Timbunan

• Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus


dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memandai dan disetujui Direksi
Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan
• Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air
bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 % di
atas kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar
air pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah
dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
• Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal
20 cm dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih
besar dari 5 cm serta mampu mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas
timbunan batu tersebut lapis penutup ini harus dilalsanakan sampai mencapai
kepadatan timbunan tanah yang disyaratkan.
• Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang
disyaratkan, diuji kepadatannya dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan
sebelum lapisan berikutnya dihampar.
• Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah
sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah
usaha pemadatan yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat
konstruksi dapat dilewatkan di atas pekerjan timbunan dan lajur yang dilewati
harus terus menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha
pemadatan dari lalu lintas tersebut.
• Dalam menempatkan timbunan di atas gorong-gorong dan bilamana
disyaratkan, dalam Kontrak atau pada jembatan, harus membuat timbunan
tersebut sama tinggi pada kedua sisinya. Jika kondisi-kondisi memerlukan
penempatan timbunan kembali atau timbunan pada satu sisi lebih tinggi dari
sisi lannya, penambahan bahan pada sisi yang lebih tinggi tidak boleh
dilakukan sampai persetujuan diberikan oleh Direksi Pekerjaan dan tidak
melakukan penimbunan sampai struktur tersebut telah berada di tempat
dalam waktu 14 hari, dan pengujian-pengujian yang dilakukan di laboratorium
di bawah pengawasan Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa struktur tersebut
telah mencapai kekuatan yang cukup untuk menahan tekanan apapun yang
ditimbulkan oleh metoda yang digunakan dan bahan yang dihampar tanpa
adanya kerusakan atau regangan yang di luar faktor keamanan.
• Bahan untuk timbunan pada tempat-tempat yang sulit dimasuki oleh alat
pemadat normal harus dihampar dalam lapisan mendatar dengan tebal
gembur tidak lebih dari 10 cm dan seluruhnya dipadatkan dengan
menggunakan pemadat mekanis.

Metode Pelaksanaan |56


METODE KERJA
Timbunan Biasa dari sumber galian dan Timbunan biasa dari hasil galian
Ruang lingkup:
1. Penentuan lokasi pemasangan
2. Penyiapan lokasi (galian, kemiringan, arah aliran dll)
3. Pemasangan dan pemadatan timbunan
Alat yang dipakai : Bahan yang Diperlukan :
Excavator Motor Grader Bahan Timbunan (M08)
Dump Truck Water Tank
Alat Bantu Vibrator Roller
PENANGGUNG JAWAB
NO KEGIATAN KAPRO ADKON SM PEL. SURV.

PLAN
1 Melakukan penjabaran rencana kerja
dengan mengacu kepada quality plan, 1 1 1 1
meliputi :
- Sasaran mutu, volume, durasi & K3
- Proses kerja , sitem, urutan tahapan
dan metode dan kapasitas
- Skedul pelaksanaan dan sumber daya

2 Memeriksa apakah semua


persyaratan/kelengkapan yang terkkait 2 2 2 2
dengan proses (termasuk revisi dan
perubahannya telah dipenuhi antara
lain :
- Shop drawing terkait telah disetujui
oleh pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan
- Referensi pengukuran terkait telah
disetujui oleh pemberi tugas sebelum
pekerjaan dilaksanakan Metode Kerja
terkait telah disetujui oleh pemberi
tugas sebelum pekerjaan dilaksanakan
- Metode kerja terkait telah disetujui oleh
pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan

DO
Briefing dan koordinasi untuk
memastikan rencana kerja dan metode 3 3 3
3
kerja dimengerti dan dilaksanakan di
lapangan

Mengajukan Request for


4 Work/Inspection dan me - mastikan
4 4 4 4
request disetujui oleh pemberi tugas

5 Penentuan lokasi, elevasi dan


kemiringan di lapangan sehingga air 5 5 5 5
diharapkan dapat mengalir dengan
lancar
6
Penyiapan lokasi timbunan dan 6 6
pemasangan patok untuk membentuk
profil dan elevasi timbunan

Metode Pelaksanaan |58


PENANGGUNG JAWAB
NO KEGIATAN
KAPRO ADKON SM PEL. SURV. GA KET

a
7 Dump Truck mengambil material dari
stock pile material timbunan yang sudah
di uji material oleh direksi pekerjaan
7

8 Tanah urug digelar dengan


menggunakan grader dengan ketebalan
gembur (sesuai dg spek) dan
dipadatkan dengan menggunakan
vibrator roller.
Pada fase ini harus dijaga elevasinya
(terutama untuk penghamparan
finishing). Pada saat penggelaran harus
diperhatikan kondisi cuaca yang
memungkinkan untuk penggelaran dan 8
juga diperhatikan panjang penggelaran
sesuai dengan kondsi lapangan.
Material yang tidak terpakai dipisahkan
dan ditempatkan pada lokasi yang telah
ditentukan.
Penggelaran dilakukan pada kadar air
berada pada rentang (sesuai dg spek).
Untuk menjaga kadar air digunakan
water tank.
a. Bila kadar air melebihi kadar air yg
disyaratkan, maka material harus
dijemur dan diangin-anginkan sampai
kadar air masuk pada rentang syarat
kadar air
b. Bila kadar air masuk dalam rentang
batas, maka material dapat langsung
dipadatkan
c. Bila kadar air kurang dari rentang
batas, maka kadar air ditambah
dengan penyemprotan menggunakan
water tank sampai kadar air masuk
dalam rentang batas

9 Pemadatan dilakukan dengan Vibrator


roller disesuaikan dengan kondisi
lapangan mulai dari bagian tepi menuju
ke tengah. Setelah pemadatan satu
jalur selesai, alat pemadat dipindahkan
ke jalur di sebelahnya.
Jumlah lintasan alat pemnadat
disesuaikan dengan hasil Trial
Compaction
Yang harus diperhatikan pada tahap
pemadatan ini:
a. Lapisan timbunan tanah pilihan
paling atas yang diselesaikan pada
tiap section harus mempunyai
kemiringan yg cukup untuk
mengalirkan air hujan.
b. Patok referensi elevasi, center line
dan batas-batas timbunan harus
dibuat dengan jelas dan update
sesuai dengan elevasi embankment
yang telah selesai dilaksanakan
c. Untuk Lokasi yang sulit dijangkau
dengan alat pemadat dipadatkan b
dengan baby roller atau stamper
sesuai dengan kondisi lapangan

Metode Pelaksanaan |59


PENANGGUNG JAWAB
NO KEGIATAN
KAPRO ADKON SM PEL. SURV. GA KET

d. Pada kondisi dimana pemadatan


harus dihentikan sebelum proses b
pemadatan selesai akibat pengaruh
cuaca, maka area pemadatan
harus diamankan dg menutu
dengan terpal atau plastic
e. Pada lokasi timbunan harus
dibuatkan temporary drain
sedemikian rupa sehingga bila
terjadi hujan tidak mengakibatkan
genangan atau kelongsoran yang
dapat menghambat pekerjaan
selanjutnya

CHECK
a. Lakukan pemeriksaan mutu, waktu
10 dan bandingkan parameter lainnya
dgn parameter pada QC Table
b. Check elevasi dan kemiringan dan
kerataan pasangan dan bandingkan
dengan rencana 10 10 10
c. Check kepadatan dengan sand
cone hingga memenuhi 95% max
dry density

11 Lakukan pemantauan dan evaluasi


terhadap kinerja proses kerja dan
bandingkan dengan rencana kerja yang
telah dibuat, meliputi :
- Time movement, untuk menghitung
kapasitas, produktivitas, efektifitas
dan efisiensi sistem dan metode kerja
yang digunakan 11 11
- Evaluasi volume pekerjaan 11
- Evaluasi metode kerja
- Evaluasi sumber daya
- Evaluasi program kerja

ACTION
Lakukan tindakan perbaikan produk
12 sesuai dengan prosedur pengendalian
ketidaksesuaian (Control of non
Comformance). Bila hasil pemeriksaan
(No. 11) menunjukkan mutu produk di
bawah standar, bisa di lakukan langkah 12 12 12
langkah sebagai berikut :
- Dikerjakan ulang
- Diterima dengan atau tanpa
perbaikan melalui konsesi
- Ditolak

d c

Metode Pelaksanaan |60


d c
Lakukan tindakan perbaikan kinerja
13 proses bila kinerja proses tidak
memenuhi sasaran mutu, durasi, kesela 13
matan dan kesehatan kerja meliputi :
- Sistem, tahapan, urutan dan metode
kerja di QP
- Updating QP sesuai dengan
kebutuhan proyek dan hasil evaluasi
no. 10 dan no. 11

Proses kembali ke butir no 1 untuk


14 memastikan QP dilaksanakan proses
demi proses sampai pekerjaan selesai 14
sesuai dengan spesifikasi teknis yang
ada

Metode Pelaksanaan |61


• Timbunan pilihan dari sumber galian dan Timbunan Pilihan dari Galian

Sebelum memulai pekerjaan timbunan pilihan, maka terlebih dahulu dibuat


Shop Drawing dan Mix Design (Test Properties) material yang akan digunakan,
dan harus sudah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
Shop Drawing dimaksud terdiri dari Gambar Existing, Gambar Denah, Gambar
Potongan dan Gambar Detail yang dapat memberikan kemudahan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
Sedangkan Mix Design (Test Properties) material, yaitu pengetesan sample
material dari Quarry maupun dari hasil galian, guna memastikan bahwa
material yang akan digunakan dapat memenuhi persyaratan Spesifikasi.

Peralatan yang digunakan:


• Excavator
• Dump truck
• Motor Grader
• Vibro Roller
• Water Tank
• Alat bantu

Sebelum pekerjaan dimulai maka terlebih dahulu dilakukan Trial Embankment,


guna mengetahui berapa jumlah lintasan Vibro Roller (alat yang dipakai) hingga
mendapatkan nilai kepadatan yang disyaratkan Spesifikasi, serta tebal gembur
material guna mendapatkan tebal padat sesuai design.

Untuk memudahkan pelaksaan pekerjaan maka perlu dilakukan staking out,


tentang Patok elevasi dan koordinat. Patok Centre Line dan Batas Pekerjaan
Timbunan pilihan itu sendiri

Pelaksanaan Pekerjaan

Pekerjaan timbunan pilihan dilaksanakan sesuai dengan tahapan sebagai


berikut:

1. Galian Material di Quarry / Borrow Area.


• Material tidak terpakai (lapisan humus, sisa-sisa tanaman bekas clearing)
dibuangpada tempat yang ditentukan (disposal area) atau ditempatkan
pada lokasi yang tidak mengganggu aktivitas pemindahan material.
• Pekerjaan Galian dilaksanakan dengan mengikuti metoda penggalian yang
benar.
Apabila rencana penggalian cukup dalam, penggalian dilaksanakan dengan
sistem trap dengan kemiringan sisi galian dibuat dengan aman agar tidak
mengakibatkan terjadinya kelongsoran.
• Segera dibuatkan temporary drain yang dapat mengamankan seluruh area
pengambilan material dari pengaruh air hujan yang masuk pada area
tersebut dan untuk menghindari terjadinya genangan air dan kelongsoran
material sehingga tidak mengganggu proses pemindahan tanah.
• Perawatan jalan kerja dilaksanakan dengan baik guna menjaga kelancaran
pekerjaan pemindahan material.
Metode Pelaksanaan |63
FLOW CHART
Timbunan Biasa dari sumber galian dan
Timbunan Biasa dari hasil galian

MUL
AI

Penyiapan lokasi
Dan pemasangan
patok

Pengaturan
penempatan
Material
timbunan

Penghamparan
material
Timbunan
perlayer

Cek Tidak Recheck


elevasi
gembur

Ya

Pemadatan material
Timbunan per layer dan
Pengaturan elevasi padat

Cek elevasi &


Kepadatan Tidak
Timbunan per Recheck
layer

Ya

Layer
selanjutnya

Metode Pelaksanaan |62


5. Pemadatan.

Untuk Pemadatan (compaction) dilaksanakan dengan menggunakan Vibro


Roller, pemadat dipindahkan ke sebelahnya dengan overlapping 1/8 lebar
drum dan seterusnya hingga mencakup seluruh area pemadatan. Langkah
tersebut diulang kembali hingga jumlah passing pemadatan setiap lintasan
mencapai jumlah passing seperti yang dilaksanakan pada saat Trial
Embankment.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tahap ini adalah:


• Lapis timbunan pilihan paling atas yang diselesaikan setiap section
pemadatan dibuat sedemikian rupa sehingga memiliki kemiringan sesuai
Design. Hal ini dimaksudkan agar air hujan cepat terbuang keluar area
timbunan pilihan dan tidak meninggalkan genangan yang dapat
mengganggu pekerjaan pada lapis diatasnya.
• Pemadatan timbunan tanah dilaksanakan hanya bila kadar air bahan
berada pada rentan 3% dibawah kada air optimum dan 1% di atas kadar air
optimum. Apabila kadar air kurang maka ditambahkan air dengan cara
menyemprotkan air dari truck tangki air.
• Patok acuan elevasi timbunan pilihan, centre line, batas-batas timbunan
pilihan dan patok kemiringan agar dibuat dengan jelas, diupdate sesuai
dengan elevasi timbunan pilihan yang telah diselesaikan dan dijaga
keberadaannya untuk memudahkan pemeriksaan dan pengontrolan
pekerjaan.
• Untuk lokasi timbunan pilihan yang tidak dapat dijangkau dengan Vibro
Roller, digunakan Baby Roller atau penumbuk loncat mekanis disesuaikan
dengan kondisi lapangan, misalnya pada pertemuan timbunan dengan
struktur jembatan, box culvert, dan lain-lain.
• Pada lokasi timbunan pilihan dibuatkan temporary drain sedemikian rupa
agar setiap terjadi hujan saluran tersebut dapat menapung air dan berfungsi
dengan baik sehingga tidak mengakibatkan genangan atau kelongsoran
yang dapat menghambat pelaksanaan pekerjaan.

Metode Pelaksanaan |65


2. Pemeriksaan Kadar Air (Water Content).
Lakukan Pemeriksaan kadar air material timbunan pilihan dengan
menggunakan alat ukur kadar air (Speedy Moisture Content), dengan
ketentuan:
• Apabila kadar air berada dalam batas toleransi yang disyaratkan (biasanya
diukur dari kadar air optimum) material dapat langsung dihampar dan
dipadatkan.
• Apabila kadar air melebihi batas toleransi yang diijinkan, material
dikeringkan terlebih dulu dengan cara dihampar sampai kadar air mencapai
toleransi tersebut.
• Apabila kadar air lebih kecil dari batas toleransi yang diijinkan, material
dihampar dan disiram dengan air untuk menaikkan kadar air.

3. Penyiapan Tempat Kerja.


• Sebelum penghamparan timbunan pilihan, semua bahan yang tidak
diperlukan dibuang pada tempat yang ditentukan.
• Bilamana timbunan akan ditempatkan pada lereng bukit atau ditempatkan
diatas timbunan lama atau yang baru dikerjakan, maka lereng lama
dipotong bertangga dengan lebar yang cukup sehingga memungkinkan
peralatan pemadat dapat beroperasi di daerah lereng lama.

4. Penghamparan Material.
Penghamparan material dilaksanakan dengan menggunakan Motor Grader,
dimana perlu diperhatidan dilakukan sebagai berikut:
• Timbunan ditempatkan dipermukaan yang telah disiapkan dan disebar
dalam lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi
tebal lapisan yang disyaratkan. Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu
lapis, lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama
tebalnya.

• Tanah timbunan diangkut langsung dari lokasi sumber bahan atau dari
Stock Pile ke lokasi/permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca
cerah dan disebarkan.

• Bilamana badan jalan akan diperlebar, lereng timbunan lama disiapkan


dengan membuang seluruh tetumbuhan yang terdapat pada permukaan
lereng dan dibuat bertangga sehingga timbunan baru akan terkunci pada
timbunan lama.

Metode Pelaksanaan |64


6. Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu bahan
Pengendalian mutu bahan dilakukan secara rutin meliputi;

a. Kontrol kebersihan bahan agar tidak tercampur dari bahan-bahan yang


dilarang dan agar tidak mempengaruhi penurunan kualitas.
b. Lakukan pengujian Nilai Aktif (Properties) untuk masing-masing jenis
pengetesan sesuai kebutuhan spesifikasi.

Pengendalian mutu hasil hamparan

Lakukan pengujian kepadatan pada setiap lapis timbunan yang dipadatkan


sesuai dengan SNI 03-2828-1992 dan bila hasil dari setiap pengujian
menunjukan kepadatan kurang dari yang disyaratkan maka diperbaiki
(dipadatkan lagi).
Berdasarkan ketentuan tersebut, maka pengujian kepadatan di lapangan
dengan Metode Pengujian Kepadatan Lapangan Dengan Kerucut Pasir ( SNI
03-2828-1992 ) dilaksanakan setelah jumlah passing kerja alat pemadat dan
Pengujian CBR Lapangan.

Pekerjaan Timbunan pilihan mencakup pengadaan, pengangkutan,


penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk
pembuatan timbunan, untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan
untuk timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan
sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang
disyaratkan atau disetujui. Timbunan yang dicakup, yaitu timbunan pilihan yang
materialnya berasal dari daerah setempat atas ijin direksi pekerjaan.

Metode Pelaksanaan |66


METODE KERJA
Timbunan Pilihan dari sumber galian dan Timbunan Pilihan dari Galian
Ruang lingkup:
1. Penentuan lokasi pemasangan
2. Penyiapan lokasi (galian, kemiringan, arah aliran dll)
3. Pemasangan dan pemadatan timbunan
Alat yang dipakai : Bahan yang Diperlukan :
Excavator Motor Grader Bahan timbunan (M08)
Dump Truck Water Tank
Alat Bantu Vibrator Roller
PENANGGUNG JAWAB
NO KEGIATAN KAPRO ADKON SM PEL. SURV.

PLAN
1 Melakukan penjabaran rencana kerja
dengan mengacu kepada quality plan, 1 1 1 1
meliputi :
- Sasaran mutu, volume, durasi & K3
- Proses kerja , sitem, urutan tahapan
dan metode dan kapasitas
- Skedul pelaksanaan dan sumber daya

2 Memeriksa apakah semua


persyaratan/kelengkapan yang terkkait 2 2 2 2
dengan proses (termasuk revisi dan
perubahannya telah dipenuhi antara
lain :
- Shop drawing terkait telah disetujui
oleh pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan
- Referensi pengukuran terkait telah
disetujui oleh pemberi tugas sebelum
pekerjaan dilaksanakan Metode Kerja
terkait telah disetujui oleh pemberi
tugas sebelum pekerjaan dilaksanakan
- Metode kerja terkait telah disetujui oleh
pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan

DO
3 Briefing dan koordinasi untuk
memastikan rencana kerja dan metode 3 3 3
kerja dimengerti dan dilaksanakan di
lapangan

Mengajukan Request for


4 Work/Inspection dan me - mastikan
4 4 4 4
request disetujui oleh pemberi tugas

5 Penentuan lokasi, elevasi dan


kemiringan di lapangan sehingga air 5 5 5 5
diharapkan dapat mengalir dengan
lancar

Penyiapan lokasi timbunan dan 6


6 6
pemasangan patok untuk membentuk
profil dan elevasi timbunan

Metode Pelaksanaan |67


PENANGGUNG JAWAB
NO KEGIATAN
KAPRO ADKON SM PEL. SURV. GA KET

a
7 Dump Truck mengambil material dari
stock pile material timbunan yang sudah
di uji material oleh direksi pekerjaan
7

8 Tanah urug digelar dengan


menggunakan grader dengan ketebalan
gembur (sesuai dg spek) dan
dipadatkan dengan menggunakan
vibrator roller.
Pada fase ini harus dijaga elevasinya
(terutama untuk penghamparan
finishing). Pada saat penggelaran harus
diperhatikan kondisi cuaca yang
memungkinkan untuk penggelaran dan 8 8
juga diperhatikan panjang penggelaran
sesuai dengan kondsi lapangan.
Material yang tidak terpakai dipisahkan
dan ditempatkan pada lokasi yang telah
ditentukan.
Penggelaran dilakukan pada kadar air
berada pada rentang (sesuai dg spek).
Untuk menjaga kadar air digunakan
water tank.
d. Bila kadar air melebihi kadar air yg
disyaratkan, maka material harus
dijemur dan diangin-anginkan sampai
kadar air masuk pada rentang syarat
kadar air
e. Bila kadar air masuk dalam rentang
batas, maka material dapat langsung
dipadatkan
f. Bila kadar air kurang dari rentang
bats, maka kadar air ditambah
dengan penyemprotan menggunakan
water tank sampai kadar air masuk
dalam rentang batas

9 Pemadatan dilakukan dengan Vibrator


roller disesuaikan dengan kondisi
lapangan mulai dari bagian tepi menuju
ke tengah. Setelah pemadatan satu
jalur selesai, alat pemadat dipindahkan
ke jalur di sebelahnya.
Jumlah lintasan alat pemnadat
disesuaikan dengan hasil Trial
Compaction
Yang harus diperhatikan pada tahap 9
pemadatan ini:
a. Lapisan timbunan tanah pilihan
paling atas yang diselesaikan pada
tiap section harus mempunyai
kemiringan yg cukup untuk
mengalirkan air hujan.
b. Patok referensi elevasi, center line
dan batas-batas timbunan harus
dibuat dengan jelas dan update
sesuai dengan elevasi embankment
yang telah selesai dilaksanakan
c. Untuk Lokasi yang sulit dijangkau
dengan alat pemadat dipadatkan b
dengan baby roller atau stamper
sesuai dengan kondisi lapangan

Metode Pelaksanaan |68


d c
Lakukan tindakan perbaikan kinerja
13 proses bila kinerja proses tidak
memenuhi sasaran mutu, durasi, kesela 13
matan dan kesehatan kerja meliputi :
- Sistem, tahapan, urutan dan metode
kerja di QP
- Updating QP sesuai dengan
kebutuhan proyek dan hasil evaluasi
no. 10 dan no. 11

Proses kembali ke butir no 1 untuk


14 memastikan QP dilaksanakan proses
demi proses sampai pekerjaan selesai 14
sesuai dengan spesifikasi teknis yang
ada

Metode Pelaksanaan |70


PENANGGUNG JAWAB
NO KEGIATAN
KAPRO ADKON SM PEL. SURV. GA KET

d. Pada kondisi dimana pemadatan


harus dihentikan sebelum proses b
pemadatan selesai akibat pengaruh
cuaca, maka area pemadatan
harus diamankan dg menutu
dengan terpal atau plastic
e. Pada lokasi timbunan harus
dibuatkan temporary drain
sedemikian rupa sehingga bila
terjadi hujan tidak mengakibatkan
genangan atau kelongsoran yang
dapat menghambat pekerjaan
selanjutnya

CHECK
a. Lakukan pemeriksaan mutu, waktu
10 dan bandingkan parameter lainnya
dgn parameter pada QC Table
b. Check elevasi dan kemiringan dan
kerataan pasangan dan bandingkan
dengan rencana 10 10 10 10
c. Check kepadatan dengan sand
cone hingga memenuhi 95% max
dry density

11 Lakukan pemantauan dan evaluasi


terhadap kinerja proses kerja dan
bandingkan dengan rencana kerja yang
telah dibuat, meliputi :
- Time movement, untuk menghitung
kapasitas, produktivitas, efektifitas
dan efisiensi sistem dan metode kerja
yang digunakan 11 11
- Evaluasi volume pekerjaan 11
- Evaluasi metode kerja
- Evaluasi sumber daya
- Evaluasi program kerja

ACTION
Lakukan tindakan perbaikan produk
12 sesuai dengan prosedur pengendalian
ketidaksesuaian (Control of non
Comformance). Bila hasil pemeriksaan
(No. 11) menunjukkan mutu produk di
bawah standar, bisa di lakukan langkah 12 12 12
langkah sebagai berikut :
- Dikerjakan ulang
- Diterima dengan atau tanpa
perbaikan melalui konsesi
- Ditolak

d c

Metode Pelaksanaan |69


FLOW CHART
Timbunan Pilihan dari sumber galian
dan dari galian
MUL
AI

Penyiapan lokasi
Dan pemasangan
patok

Pengaturan
penempatan
Material
timbunan

Penghamparan
material
Timbunan
perlayer

Cek Tidak Recheck


elevasi
gembur

Ya

Pemadatan material
Timbunan per layer dan
Pengaturan elevasi padat

Cek elevasi &


Kepadatan Tidak
Timbunan per Recheck
layer

Ya

Layer
selanjutnya

Metode Pelaksanaan |71


• Penimbunan Kembali Berbutir (Granular Backfill)
1. Uraian
Pekerjaan ini meliputi penyediaan, penempatan dan pemadatan urugan
material berbutir di dekat struktur.Daerah tempat urugan adalah daerah
pengaruh dari struktur sebagaimana tertera dalam Gambar.

2. Material
Material harus kerikil pecah, batu, timbunan batu atau pasir alam atau
campuran yang baik dari kombinasi material-material ini. Gradasi atau bukan
bergradasi menerus, Ketentuan gradasi dari material ini adalah sebagai
berikut :
• Ukuran maksimum 10 cm
• Lolos ayakan 4,75 mm 25% to 90%
• Lolos ayakan 0,075 mm 0% to 10%
• Indeks Plastisitas maks. 10.

3. Pelaksanaan
a. Urugan material berbutir harus ditempatkan sebagai lapisan tidak lebih
dari 15 cm, dan dipadatkan sampai kepadatan 95 % dari kepadatan kering
maksimum menurut ketentuan AASHTO T 180.

b. Jumlah urugan material berbutir diukur dan dibayar berdasarkan jumlah


meter kubik material yang disediakan dan dipadatkan sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas, dan sesuaiSpesifikas.

c. Material urugan harus ditempatkan dalam batas zona pengaruh, dan


material yang ditempatkan di luar zona pengaruh tidak akan diukur untuk
pembayaran.

d. Bila ada material dari zona pengaruh yang harus dipindahkan akibat dari
metoda kerja Kontraktor, maka Kontraktor harus menggantinya dengan
urugan material berbutir atas biaya sendiri. Bila ada Pasal dari Spesifikasi
ini yang memerintahkan penggalian pada zona pengaruh, maka
pengurugan galian harus dengan material berbutir.

Metode Pelaksanaan |72


• Penyiapan badan jalan

Tahapan Pelaksanaan:
1. Pekerjaan dimulai dengan melakukan pengukuran untuk
menentukan elevasi dasar badan jalan dan batasan pekerjaan.
2. Dilanjutkan dengan pembentukan badan jalan menggunakan motor
grader/bulldoser.
3. Setelah selesai pembentukan badan jalan, dilakukan pemadatan
menggunakan Vibro Roller.
Untuk mencapai kepadatan optimum tanah yang disyaratkan, selama
pemadatan tanah disiram air secukupnya menggunakan Water Tanker

Peralatan yang diperlukan:


1. Motor Grader
2. Water Tanker
3. Vibrator Roller
4. Peralatan pengukuran
5. Alat Bantu
Pelaksanaan kerja:
- Pertama motor grader membentuk permukaan tanah, kemudian di check Mal
datar untuk memeriksa ketepatan pekerjaan.
Mal datar sepanjang 3 m diletakkan pada permukaan jalan sejajar dan tegak
lurus terhadap garis sumbu jalan, variasi permukaan yang ada tidak
melampaui 12 mm.
- Kemudian Vibro Roller memadatkan permukaan yang telah dibentuk oleh
Motor Grader.
Kepadatan sekurang – kurangnya 95 - 100% dari kepadatan kering
maksimum dan pada berada pada - 3% atau + 1 dari kadar air optimum di
laboraturium, Serta CBR minimum 6 %.
- Bila tanah dalam keadaan kering, maka tanah disiram air dengan water tanker
untuk mendapatkan kadar air optimum ( atau mendekati Optimum ).
- Disamping itu sekelompok pekerja membantu meratakan permukaan tanah
dengan alat bantu .
Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan adalah penyiapan badan jalan hasil dari
galian tanah dasar diratakan dan dipadatkan dengan Vibro Roller sesuai
dengan petunjuk Direksi. Dan sekelompok pekerja akan membantu
meratakan badan jalan dengan alat bantu setelah itu di tes.

Metode Pelaksanaan |73


• Pemotongan Pohon dia. 30 – 50 cm
• Pemotongan Pohon dia. 50 – 75 cm
• Pemotongan Pohon dia. > 75 cm

o Uraian:
Pembersihan dan pengupasan lahan terdiri dari pembersihan semua pohon
dengan diameter <15 cm, pohon-pohon yang tumbang, halangan-halangan,
semak-semak, tumbuh- tumbuhan lainnya, sampah, dan semua bahan yang
tidak dikehendaki, dan harus termasuk pembongkaran tunggul, akar dan
pembuangan semua ceceran bahan yang diakibatkan oleh pembersihan dan
pengupasan
Pemotongan pohon yang dipilih harus terdiri dari pemotongan semua pohon
yang ditunjukkan dalam Gambar atau ditetap- kan oleh Direksi Pekerjaan dng
diameter≥ 15 cm yg diukur 1 meter diatas permukaan tanah. Pekerjaan ini
termasuk tidak hanya penyingkiran dan pembuangan sampai dapat diterima
oleh Direksi Pekerjaan atas setiap pohon tetapi juga tunggul dan akar-akarnya.

Metode Pelaksanaan |74


DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN

• Lapis Pondasi Agregat Kelas A


Agregat Base kelas A adalah merupakan campuran agregat halus dan kasar
yang dapat memenuhi gradasi sesuai dengan Spesifikasi.

Dari lokasi Quarry tersebut, dilaksanakan pengambilan contoh material


(sampling) pada beberapa titik untuk dites di laboratorium. Jenis tes yang
dilaksanakan meliputi dan tidak terbatas pada:

1. Batas Cair dengan Alat Casagrande (SNI 03-1967-1990)


2. Pengunjian Batas Plastis (SNI 03-1966-1990)
3. Keausan Agregat dengan Mesin LA (SNI 03-1966-1990)
4. Kepadatan Berat Untuk Tanah (SNI 03-1743 1989)
5. Gumpalan Lempung dan Butir-Butir Mudah Pecah dalam Agregat (SK SNI
M –01- 1994-03)
6. Kepadatan Lapangan dg Konus Pasir (SNI 03-2827-1992)
7. Kepadatan Berat Untuk Tanah (SNI 03-1743-1989)
8. Pengujian CBR Laboratprium (SNI 03-1744-1989)

Selanjutnya dilakukan pembuatan Job Mix Formula, sehingga didapat


komposisi material yang akan dipergunakan.
Berikutnya juga dilakukan Trial Compaction, guna mengetahui berapa jumlah
lintasan masing – masing alat yang akan digunakan, untuk mendapatkan nilai
kepadatan sesuai dengan Spesifikasi

Peralatan yang dipergunakan:


• Wheel Loader/Excavator
• Dump truck
• Motor Grader
• Vibro Roller
• Water Tank
• Alat Bantu

Staking Out
Staking out di lapangan untuk menentukan:
1. Patok Referensi. (elevasi dan koordinat)
2. Patok Centre Line.
3. Patok Batas Lapis pondasi aggregate Kelas A

Metode Pelaksanaan |75


Penyiapan Tempat Kerja
1. Pengendalian lalu lintas sesuai ketentuan agar kegiatan tidak
terganggu.
2. Pembuatan patok sebagai tanda ketinggian atau elevasi sesuai
gambar rencana.
3. Bilamana lapis pondasi agregat akan dihampar pada perkerasan
atau bahu jalan lama, semua kerusakan yang terjadi pada
perkerasan atau bahu jalan diperbaiki terlebih dahulu sampai
mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
4. Bilamana lapis pondasi agregat akan dihampar pada suatu lapisan
perkerasan lama atau tanah dasar baru yang disiapkan, maka
lapisan ini diselesaikan terlebih dahulu hingga mendapatkan
persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
5. Bilamana lapis pondasi agregat akan dihampar langsung di atas
permukaan perkerasan aspal lama, maka dilakukan penggarukan
atau pengaluran pada permukaan perkerasan aspal lama agar
diperoleh tahanan geser yang lebih baik.

Pemeriksaan Kadar Air (Water Content).


Pemeriksaan kadar air material Agregat Base Kelas A dilaksanakan
dengan ketentuan:
1. Apabila kadar air material berada dalam batas toleransi yang
disyaratkan (biasanya diukur dari kadar air optimum) material dapat
langsung dihampar dan dipadatkan.
2. Apabila kadar air melebihi batas toleransi yang diijinkan, material
dikeringkan terlebih dulu dengan cara dihampar (diangin-anginkan)
sampai kadar air mencapai toleransi tersebut.
3. Apabila kadar air material lebih kecil dari batas toleransi yang
diijinkan, material dihampar dan disiram dengan air untuk menaikkan
kadar air.

Penghamparan Material.

Penghamparan material dilaksanakan dengan menggunakan Motor Grader.


Pada penghamparan material ini yang perlu diperhatikan adalah:
1. Kondisi cuaca saat pelaksanaan.
2. Pengaturan jarak bongkar material agar didapatkan ketebalan yang rata,
karena akan terjadi segregasi material bila terlalu banyak pengaturan untuk
penambahan atau pengurangan sesuai tebal rencana
3. Bila penghamparan agregat dilakukan lebih dari satu lapis, maka dibuat
ketebalan yang sama. Tetapi ketebalan ideal dalam penghamparan adalah
sebesar dua kali ukuran maksimum agregat.
4. Bila terjadi segregasi, maka lakukan segera perbaikan dengan menambah
atau mengganti dengan material yang baru.

Metode Pelaksanaan |76


Pemadatan.

Pemadatan (compaction) dilaksanakan dengan menggunakan Vibro


Roller/Smooth drum, dimulai dari bagian tepi ke bagian tengah. Setelah
pemadatan satu pas selesai, alat pemadat dipindahkan ke sebelahnya dengan
overlapping 1/8 lebar drum dan seterusnya hingga mencakup seluruh area
pemadatan. Langkah tersebut diulang kembali hingga jumlah passing
pemadatan setiap lintasan mencapai jumlah passing tertentu (Sesuai hasil
Trial), Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tahap ini adalah:

1. Lapis pondasi agregate paling atas yang diselesaikan setiap section


pemadatan harus dibuat sedemikian rupa sehingga memiliki kemiringan
sesuai spesifikasi.
Hal ini dimaksudkan agar air hujan cepat terbuang keluar area timbunan
pilihan dan tidak meninggalkan genangan yang dapat mengganggu
pekerjaan pada lapis diatasnya.
2. Apabila kadar air material kurang maka ditambahkan air dengan cara
menyemprotkan air dari truck tangki air. Banyaknya air yang disemprotkan
harus diperhitungkan agar tidak berlebihan.
3. Patok referensi elevasi lapis pondasi agregate, centre line, batas-batas
lapis pondasi agregate dan patok kemiringan agar dibuat dengan jelas,
diupdate sesuai dengan elevasi lapis pondasi agregate yang telah
diselesaikan dan dijaga keberadaannya untuk memudahkan
pemeriksaan dan pengontrolan pekerjaan
4. Untuk lokasi lapis pondasi agregate yang tidak dapat dijangkau dengan
Vibro Roller/Smooth drum, digunakan Baby Roller atau Stamper
disesuaikan dengan kondisi lapangan, misalnya pada pertemuan timbunan
dengan struktur jembatan, box culvert, dan lain-lain.
Pada lokasi lapis pondasi agregate harus dibuatkan temporary drain
sedemikian rupa sehingga setiap terjadi hujan saluran tersebut dapat
menampung air dan berfungsi dengan baik sehingga tidak mengakibatkan
genangan atau kelongsoran yang dapat menghambat pelaksanaan
pekerjaan.

Pengujian

Suatu program pengujian rutin pengendalian mutu bahan dilaksanakan untuk


mengendalikan ketidakseragaman bahan yang dibawa ke lokasi pekerjaan.
Pengujian yang dilakukan meliputi;
1. Pengujian kadar air agregat untuk kontrol penghamparan.
2. Pengujian indeks plastisitas 5 pengujian /1000 m3
3. Pengujian gradasi partikel 5 pengujian /1000 m3
4. Pengujian Kepadatan Kering Maksimum 1 pengujian /1000 m3
5. Pengujian Kepadatan Lapangan dengan alat Konus Pasir < 200 m

Metode Pelaksanaan |77


METODE KERJA
Lapis Pondasi Agregat Kelas A
Ruang lingkup:
1. Penyiapan material untuk agregat Base kelas A
2. Penyiapan lokasi penghamparan agregat Base kelas A
3. Penghamparan dan pemadatan agregat Base kelas A sampai elevasi yang diminta
Alat yang dipakai : Bahan yang Diperlukan :
Blending Equiment Tandem Roller Agregat A
Wheel Loader Water Tanker
Dump Truck Alat Bantu
Motor Grader
NO KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB
KAPRO ADKON SM PEL. SURV. GA KET

PLAN
1 Melakukan penjabaran rencana kerja dengan 1 1 1 1
mengacu kepada quality plan, meliputi :
- Sasaran mutu, volume, durasi & K3
- Proses kerja , sitem, urutan tahapan dan
metode dan kapasitas
- Skedul pelaksanaan dan sumber daya

2 Memeriksa apakah semua


persyaratan/kelengkapan yang terkkait 2 2 2 2
dengan proses (termasuk revisi dan
perubahannya telah dipenuhi antara lain :
- Shop drawing terkait telah disetujui oleh
pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan
- Referensi pengukuran terkait telah disetujui
oleh pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan Metode Kerja terkait telah
disetujui oleh pemberi tugas sebelum
pekerjaan dilaksanakan
- Metode Kerja terkait telah disetujui oleh
pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan
- Material Base kelas A telah disetujui oleh
pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan

DO
3 Briefing dan koordinasi untuk memastikan
rencana kerja dan metode kerja dimengerti 3 3 3
dan dilaksanakan di lapangan

Mengajukan Request for Work/Inspection


4 4 4 4 4
dan me - mastikan request disetujui oleh
pemberi tugas

Penentuan lokasi, elevasi dan kemiringan di


5 lapangan sehingga air diharapkan dapat
5 5 5 5
mengalir dengan lancar

6 Pembuatan Job Mix Design dari material


hasil crushing dari stone crusher 6

Blanding equipment melakukan proses


7 blending dengan perbandingan sesuai 7
dengan Job Mix Formula

Metode Pelaksanaan |79


Lapis Pondasi Agregat Klas A
Adalah mutu lapis pondasi atas untuk suatu lapisan di bawah lapisan bawah.
Lapis Pondasi Agr Kelas A sebagai Base: + 0 cm & -1 cm
Material yang digunakan pada lapis pondasi agregat adalah Agregat kelas A
digunakan sebagai lapis pondasi.
Proses Pencampuran bahan untuk memenuhi ketentuan yang disyaratkan harus
dikerjakan di lokasi instalasi pemecah batu Quaary yang disetujui, dengan
menggunakan pemasok mekanis yang telah dikalibrasi untuk memperoleh aliran
yang menerus dari komponen-komponen campuran dengan proporsi yang benar
dan dalam keadaan apapun tidak dibenarkan melakukan pencampuran di
lapangan.
Whell Loader memuat Agregat klas A ke dalam Dump Truck di Base Camp
Mojokerto dan diangkut ke lokasi pekerjaan dengan Dump Truck lalu dihampar
dengan Motor Grader/bulldozer, hamparan agregat dibasahi dengan Water
Tanker sebelum dan sesudah pemadatan dengan Vibro Roller dan selama
pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan alat bantu kereta dorong, sekop dan garpu.
Operasi penghamparan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit
demi sedikit ke arah sumbu jalan, dalan arah memanjang. Pada bagian yang
ber”superelevasi”, penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah dan
bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Operasi penggilasan
harus dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis
tersebut terpadatkan secara merata. Tebal padat minimum untuk pelaksanakan
setiap lapisan harus dua kali ukuran terbesar agregat lapis pondasi. Tebal padat
maksimum tidak boleh melebihi 15 cm, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi
Pekerjaan.

Metode Pelaksanaan |78


NO KEGIATAN
PENANGGUNG JAWAB
KAPRO ADKON SM PEL. SURV. GA KET

8 Pengiriman material base A dari base camp


ke lap menggunakan dump truck 8 8

Wheel Loader memuat material base A stok


9 hasil blending equipment ke Dump Truck 9

10 Dump truck mengangkut material base A ke


lokasi dan di stock di sepanjang lokasi
dengan jarak tertentu, sehingga pada saat
penghamparan tidak terjadi kekurangan 10
material di suatu tempat dan kelebih an
material di tempat lain

11 Material base A digelar dg menggunakan


11 11
motor grader dengan ketebalan yang
disyaratkan per lapis gembur dan dipadatkan
dengan menggunakan tandem roller Pada
fase ini harus dimonitor tebalnya (terutama
utk penghamparan finishing). Pada saat
penggelaran harus diperhatikan kondisi cuaca
yang memungkinkan untuk penggelaran dan
juga diperhatikan panjang penggelaran sesuai
dengan kondisi lapangan. Material yang tidak
terpakai dipisahkan dan ditempatkan pada
lokasi yang telah ditentukan
Peggelaran dilakukan pada kadar air berada
pd rentang Kadar air optimum. Untuk
menjaga kadar
air digunakan water tank.
a. Bila kadar air melebihi kadar air yg
disyaratkan, maka material harus dijemur
dan diangin-anginkan sampai kadar air
masuk pada rentang syarat kadar air
b. Bila kadar air masuk dalam rentang batas,
maka ma- terial dapat langsung
dipadatkan
c. Bila kadar air kurang dari rentang batas,
maka kadar air ditambah dengan
penyemprotan menggunakan water tank
sampai kadar air masuk dalam rentang
batas

12 Pemadatan dilakukan dengan tandem Roller


dimulai dari bagian tepi menuju ke tengah. 12 12
Setelah pemadatan satu jalur selesai, alat
pemadat dipindahkan ke jalur di sebelahnya
dengan overlapping 1/8 lebar roda pemadat.
Jumlah lintasan alat pemadat disesuaikan
dengan hasil trial compaction
Yang harus diperhatikan pada tahap
pemadatan ini:
a. Lapisan pondasi base A paling atas yang
diselesaikan pada tiap section harus
mempunyai kemiringan yang cukup untuk b c
mengalirkan air hujan

Metode Pelaksanaan |80


b. Patok referensi elevasi, center line dan
batas-batas lap. Base A harus dibuat
b c
dengan jelas dan diuodate sesuai dengan
elevasi Base A yang telah selesai
dilaksanakan
c. Untuk lokasi yang sulit dijangkau dengan
alat pemadat dipadatkan dengan Baby
Roller atau stamper sesuai dengan kondisi
lapangan
d. Pada kndisi dimana pemadatan harus
dihentikan sebelum proses pemadatan
selesai akibat pengaruh cuaca, maka area
pemadatan harus diamankan dg menutup
dengan terpal atau plastik
e. Pada lokasi Base A harus dibuatkan
temporary drain sedemikian rupa sehingga
bila terjadi hujan tidak mengakibatkan
genangan atau longsoran yang dapat
menghambat pekerjaan selanjutnya
f. Penyemprotan air (bila diperlukan)
dilakukan pada saat jumlah passing telah
mencapai 2/3 dari passing rencana agar
ikatan antar material tidak terlepas dan
kepadatan yang dicapai bisa maksimum

13 CHECK
a. Lakukan pemeriksaan mutu, waktu dan
bandingkan parameter lainnya dgn
parameter pada QC Table
b. Check elevasi dan kemiringan dan 13 13 13
kerataan pasangan dan bandingkan
dengan rencana
c. Check kepadatan dengan sand cone
hingga memenuhi spek
14
Lakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
kinerja proses kerja dan bandingkan
dengan rencana kerja yang telah dibuat,
meliputi :
- Time movement, untuk menghitung
kapasitas, produktivitas, efektifitas 14 14 14
dan efisiensi sistem dan metode
kerja yang digunakan
- Evaluasi volume pekerjaan
- Evaluasi metode kerja
- Evaluasi sumber daya
- Evaluasi program kerja

15 ACTION
Lakukan tindakan perbaikan produk sesuai
dengan prosedur pengendalian
ketidaksesuaian (Control of non
Comformance). Bila hasil pemeriksaan
(No. 13) menunjukkan mutu produk di
bawah standar, bisa di lakukan langkah
15 15 15
langkah sebagai berikut :
- Dikerjakan ulang
- Diterima dengan atau tanpa perbaikan

d Metode Pelaksanaaen |81


melalui konsesi
- Ditolak
d e

16 Lakukan tindakan perbaikan kinerja proses


bila kinerja proses tidak memenuhi sasaran 16
mutu, durasi, keselamatan dan kesehatan
kerja meliputi :
- Sistem, tahapan, urutan dan metode kerja
di QP
- Updating QP sesuai dengan kebutuhan
proyek dan hasil evaluasi no.13 dan
no.14
17
Proses kembali ke butir no 1 untuk
17
memastikan QP di - laksanakan proses demi
proses sampai pekerjaan Selsai sesuai
dengan rencana dan spesifikasi teknis yang
ada

Metode Pelaksanaan |82


FLOW CHART
Lapis Pondasi Agregat Kelas A

Supplier

Pemeriksaan Properties
Agregat

Job Mix Formula

Cek gradasi No
dan CBR
lab

Ya

Blending Aggr A
dgn Blending
Equipment Base Camp
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Site/Lokasi Proyek
Pengiriman
Persiapan Lapangan
Material
Base A

Pengaturan
Material
Base A

Penghamparan
material Base A per
layer

Tidak
Cek tebal
gembur

Ya
Pemadatan
material
Base A

Tidak
Cek tebal &
Repair
tes kepadatan
lapangan

Ya

Pekerjaan Selanjutnya

Metode Pelaksanaan |83


harus dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis
tersebut terpadatkan secara merata.
Tebal padat minimum untuk pelaksanakan setiap lapisan harus dua kali ukuran
terbesar agregat lapis pondasi. Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 15
cm, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.

• Lapis Pondasi Agregat Semen kelas A (Cement Treated Base) ( CTB )

Pekerja ini meliputi penyediaan material, pencampuran di plant, pengangkutan,


penghamparan, pemadatan, pembentukan permukaan (Shaping), Perawatan
(Curing) dan kegiatan insidentil yang ada hubungan dengan pekerjaan CTB
dimaksud.
Pencampuran dari CTB harus sesuai dengan peralatan Countinous Mixing Plant
sistim ukuran berat untuk menjamin kebenaran porsi setiap bahan.
Instalasi pencampuran harus dilengkapi dengan silo semen, tangki air (water
tank), feeling and matering devices yang akan menyalurkan agregat, semen dan
air kedalam mixer sesuai kuantitas yang dipersyaratkan dan campuran yang
homogen.
CTB tidak boleh dikerjakan pada waktu turun hujan atau ketika kondisi lapangan
basah/becek.
Waktu pencampuran CTB terhitung pada waktu air ditambahkan ke dalam
campuran.
Whell Loader memuat CTB ke dalam Dump Truck di Base Camp dan diangkut ke
lokasi pekerjaan dengan Dump Truck.
Jumlah dan kapasitas Dump Truck harus berdasarkan Jadwal Proyek dan
kapasitas produksi alat pencampur (Mixer Plant).
Permukaan Lapis Pondasi Bawah (Sub Base) harus bersih dan rata.
Cement Treated Base (CTB) dihampar dan ditempatkan di atas perbaikan tanah
dasar (sub grade), dengan metode mekanis, menggunakan alat high density
screed paver dengan dual tamping rammer atau motor grader untuk
mendapatkan kepadatan, toleransi kerataan dan kehalusan permukan.
Pemadatan CTB harus telah dimulai dilaksanakan paling lambat semenjak
pencampuran material dengan air dengan menggunakan peralatan Vibro Roller.
Campuran yang telah dihampar tidak boleh dibiarkan tanpa dipadatkan.
Kepadatan CTB setelah pemadatan harus mencapai kepadatan kering lebih dari
98 % maksimum kepadatan kering dengan tes sand cone.
Kadar air pada waktu pemadatan minimal sama dengan kadar air optimum dan
maksimal sama dengan kadar air optimum ± 2 %.
Segera setelah pemadatan terakhir bila permukaan telah cukup kering harus
ditutup dengan menggunakan lembaran plastik atau terpal untuk menjaga
penguapan air dalam campuran.
Pekerjaan CTB telah selesai 60 menit setelah material di campur air.
Metode lain yang bertujuan melindungi CTB adalah dengan karung goni yang
dibasahi air selama masa perawatan (curing) atau dengan prime coat.

Metode Pelaksanaan |85


• Lapis Pondasi Agregat Klas S
Lapis Agregat Kelas S adalah digunakan untuk perkerasan bahu jalan. Lapis
Agregat Kelas S berada di kanan dan kiri badan jalan.

Langkah kerja:
a) Sebelum Lapis Agregat Kelas S di datangkan ke lokasi pekerjaan maka perlu
diselesaikan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan sebelum pekerjaan ini,
seperti: Overlay telah selesai dilaksanakan. Bahan-bahan untuk Agregat
Kelas S sebelum di campur untuk digunakan dilapangan perlu dilaksanakan
percobaan campuran di base camp terlebih dahulu disertai dengan bukti
tertulis dari hasil percobaan tersebut agar material di lapangan bisa langsung
diterima.
b) Material didatangkan ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan dump truck.
Material yang didatangkan adalah material hasil campuran berdasarkan hasil
percobaan yang telah diterima oleh direksi pekerjaan.
c) Setelah material datang dilapangan, hampar material dengan menggunakan
Motor Grader dengan ketebalan sesuai dengan keadaan dilapangan dan
dengan lebar sesuai dengan rencana. Selama Motor Grader bekerja,
beberapa tenaga merapihkan hasil hamparan.
d) Setelah selesai penggelaran, siram agregat dengan water tank truck dan
dipadatkan dengan vibratory roller.
e) Setelah pekerjaan ini selesai, maka dapat dilaksanakan pekerjaan
selanjutnya.

Material yang digunakan pada lapis pondasi agregat adalah Agregat kelas S
digunakan sebagai lapis sebagai bahu jalan.

Proses Pencampuran bahan untuk memenuhi ketentuan yang disyaratkan


harus dikerjakan di lokasi instalasi pemecah batu atau Quaary yang disetujui,
dengan menggunakan pemasok mekanis yang telah dikalibrasi untuk
memperoleh aliran yang menerus dari komponen-komponen campuran dengan
proporsi yang benar dan dalam keadaan apapun tidak dibenarkan melakukan
pencampuran di lapangan.
Whell Loader memuat Agregat klas S ke dalam Dump Truck di Base Camp dan
diangkut ke lokasi pekerjaan lalu dihampar dengan Motor Grader, hamparan
agregat dibasahi dengan Water Tanker sebelum dan sesudah pemadatan
dengan Vibro Roller dan selama pemadatan sekelompok pekerja akan
merapikan tepi hamparan dan level permukaan dengan alat bantu kereta
dorong, sekop dan garpu.
Operasi penghamparan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit
demi sedikit ke arah sumbu jalan, dalan arah memanjang. Pada bagian yang
ber”superelevasi”, penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah dan
bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Operasi penggilasan

Metode Pelaksanaan |84


Pelaksanaan:

Material dicampur dan dibuat dengan peralatan Continous Mixing Plant dengan
sistem ukuran berat guna menjamin kebenaran porsi setiap bahan yang
digunakan. Dimana bahan yang digunakan adalah Agregat, semen dan Air
dengan komposisi sesuai JMF.

1. Material CTB diangkut dan bongkar dari Dump Truck

2. Motor Grader stand by dibelakang Dump Truck tersebut

3. Motor Grader mulai meratakan CTB

4. Motor Grader meratakan CTB tersebut sesuai dengan Elevasi dan Sloove
(kemiringan badan jalan).

5. Vibro Roller stand by di belakang Motor Grader untuk proses pemadatan.

6. Setelah Elevasi dan sloove tercapai sesuai gambar rencana. Maka mulai
dipadatkan dengan menggunakan Vibro Roller

7. Pekerjaan pemadatan dengan menggunakan Vibro Roller dilakukan sampai


CTB tersebut benar-benar mencapai 100% kepadatan maksimum

8. Setelah kepadatan maksimum tercapai, lapisan CTB tersebut, harus segera


ditutup dengan menggunakan Plastik atau Terpal guna menjaga
penguapan air dalam campuran.

Metode Pelaksanaan |86


DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL

Tahapan Pelaksanaan:
1. Pembuatan Job Mix Formula (JMF) sebagai dasar acuan
pelaksanaan pekerjaan.
2. Pekerjaan dimulai dengan melakukan pengukuran untuk batas-
batas serta elevasi kelandaian jalan agar terbentuk crown jalan
sesuai dengan desain.
3. Hasil pengukuran dituangkan dalam gambar dan diajukan ke
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan (request).
4. Sebelum penghamparan Hotmix dilakukan penyemprotan Tack
Coat dan Prime Coat.
5. Material penyusun AC Base Mod, AC BC Mod dan AC WC Mod
dicampur di dalam Asphalt Mixing Plant (AMP) dengan kapasitas
produksi yang cukup.
Setelah material aspal tercampur merata, campuran aspal diangkut
ke lokasi pekerjaan menggunakan Dump Truck tertutup terpal
rangkap 2 untuk menghindari kehilangan panas (penurunan suhu)
pada waktu pengangkutan dan menunggu dituang ke dalam paver
atau finisher.
Di lokasi pekerjaan, campuran aspal dihampar menggunakan
asphalt finisher dan diukur suhu dengan termometer.
Tebal dari hamparan gembur sesuai dengan desain dan trial paving
yang disepakati, sehingga bila dipadatkan tebal, kelandaian, elevasi
serta bentuk penampang melintangnya sesuai dengan rencana.
Pemadatan pertama menggunakan Tandem Roller kemudian
Pneumatic Tire Roller dan finishing dengan Tandem Roller dengan
passing yang disepakati sesuai dengan trial paving.

Peralatan yang diperlukan:


1. AMP (Asphalt Mixing Plant)
2. Genset
3. Compressor
4. Dump Truck
5. Asphalt finisher
6. Tandem Roller
7. Pneumatic Tire Roller
8. Asphalt Sprayer
9. Alat Bantu

Metode Pelaksanaan |87


• Lapis Resap Pengikat ( PRIME COAT ) – Aspal Cair/Emulsi

Maksud dan Tujuan


Pekerjaan prime coat adalah pekerjaan pelaburan permukaan perkerasan
agregat yang akan dilapisi perkerasan aspal baru dengan bahan perekat
(prime coat), dengan tujuan agar terjadi ikatan antara permukaan lapis
pondasi agregat dengan lapis hotmix baru.

Peralatan yang dipergunakan terdiri dari:


• Asphalt sprayer/Asphalt distributor
• Air compressor
• Truck kecil 3 ton atau mobil pick up
• Alat bantu

Pelaksanaan Pekerjaan
Persiapan:
- Memeriksa kondisi alat penyemprot dan nosel, apakah sudah berfungsi
dengan baik.
- Melakukan trial.
- Melakukan uji coba untuk meyakinkan hasil penyemprotan (pelaburan),
sesuai dengan persyaratan Spesifikasi.

Pelaksanaan:
- Sebelum penyemprotan dimulai, debu dan bahan kotoran disingkirkan
terlebih dahulu dari permukaan dengan memakai sikat mekanis atau
semprotan angin (air compressor) atau kombinasi kedua-duanya, jika belum
bersih harus dibersihkan lagi dengan sapu baja.
- Penyemprotan dilakukan dengan cara sedemikian rupa agar tidak
menganggu lalu lintas dan memungkinkan lalu lintas satu arah tanpa
merusak hasil pekerjaan.
- Pembersihan dilanjutkan/melewati 20 cm dari tepi bidang yang akan
disemprot. Jika ada tonjolan benda asing atau lainnya harus segera
disingkirkan dari permukaan dengan memakai penggaruk baja atau cara
lainnya yang disetujui pengawas.
- Panjang permukaan yang akan disemprot oleh setiap lintasan penyemprot
harus diukur dan ditandai.
- Permukaan yang akan disemprot harus benar-benar kering.
- Asphalt sprayer harus mulai bergerak tak boleh kurang 5 meter di muka
daerah yang disemprot dengan demikian kecepatan jelajahnya tepat sesuai
ketentuan bila batang semprot mencapai lembaran kertas, dan kecepatan ini
harus tetap dipertahankan sampai melalui titik akhir dari pemakaian bahan
pengikat dan sisa prime coat dalam tangki tidak boleh kurang dari 10 % dari
kapasitas tangki.
- Ketentuan jumlah penyemprotan prime coat dan komposisi material yang
dipergunakan harus mengikuti Spesifikasi.

Ketentuan lainnya:
Selama lapis resap pengikat belum ditutup dengan lapis perkerasan
diatasnya, maka petugas yang terkait harus melarang lalu lintas melewatinya
Metode Pelaksanaan |88
ketentuan bila batang semprot mencapai lembaran kertas dan kecepatan ini
harus tetap dipertahankan sampai melalui titik akhir dari pemakaian bahan
pengikat
- Penyemprotan segera dihentikan jika ternyata ada ketidaksempurnaan
peralatan semprot pada saat beroperasi dan penyemprotan ulangan sama
sekali tak diperkenankan sebelum diadakan pekerjaan perbaikan alat

Ketentuan Lainnya:
Selama lapis pengikat belum ditutup dengan lapis perkerasan diatasnya,
maka petugas-petugas yang terkait harus melarang lalu lintas melewatinya
serta melindungi kerusakan kerusakan yang mungkin terjadi

Melaksanakan pekerjaan Lapis Perekat (Tack Coat/Aspal Cair Emulsi)


dimana permukaan yang akan dilapisi dibersihkan dari debu dan kotoran
dengan Air Compressor lalu dilakukan penyemprotan Tack Coat dengan
asphalt sprayer keatas permukaan yang akan dilapisi. Untuk Lapis Perekat,
harus melekat dengan cukup kuat di atas permukaan yang disemprot. Untuk
penampilan yang kelihatan berbintik-bintik, sebagai akibat dari bahan aspal
yang didistribusikan sebagai butir-butir tersendiri dapat diterima asalkan
penampilannya kelihatan rata dan keseluruhan takaran pemakaiannya
memenuhi ketentuan.
Agar penyemprotan tack coat dapat merata pada setiap titik maka bahan
aspal harus disemprotkan dengan batang penyemprot dengan kadar aspal
yang diperintahkan, kecuali jika penyemprotan dengan distributor tidaklah
praktis untuk lokasi yang sempit, Direksi Pekerjaan dapat menyetujui
pemakaian penyemprot aspal tangan (hand sprayer).
Alat penyemprot aspal harus dioperasikan sesuai grafik penyemprotan yang
telah disetujui. Kecepatan pompa, kecepatan kendaraan, ketinggian batang
semprot dan penempatan nosel harus disetel sesuai ketentuan grafik tersebut
sebelum dan selama pelaksanaan penyemprotan.

Metode Pelaksanaan |90


serta melindungi segala kerusakan yang mungkin terjadi dan apabila lalu
lintas terpaksa diizinkan lewat di atas lapis resap pengikat maka harus
digunakan bahan penyerap (blotter material) dari hasil pengayakan kerikil atau
batu pecah, terbebas dari butiran-butiran berminyak, bahan kohesif dan bahan
organik dimana tidak kurang dari 98% hrs lolos ayakan 3/8” (9,5 mm) dan
tidak lebih dari 2% harus lolos ayakan no. 8 (2,36 mm).

• Lapis Perekat ( TACK COAT ) – Aspal Cair/Emulsi

Maksud Dan Tujuan:


Pekerjaan Lapis perekat meliputi: penyiapan material, tenaga kerja, peralatan,
pengaturan dan pengamanan lalu lintas, pembersihan permukaan yang akan
di Tack Coat. Pelaksanaan pekerjaan ini adalah dengan pelaburan
permukaan perkerasan yang akan dilapisi perkerasan aspal baru atau aspal
lama dengan bahan perekat (Tack coat), hal ini diperlukan untuk mengikat
antara lapis permukaan lama dengan lapis permukaan baru

Peralatan Terdiri dari:


- Asphalt sprayer/Asphalt Distributor
- Air compressor
- Truck kecil 3 ton atau mobil pick up
- Alat bantu

Persiapan:
- Memeriksa kondisi alat penyemprot dan nosel, apakah sudah berfungsi
dengan baik. Melakukan uji coba untuk meyakinkan hasil penyemprotan
(pelaburan), sesuai dengan kebutuhan Spesifikasi.
- Melakukan trial.
- Perlengkapan alat tersebut harus meliputi sebuah tachometer (pengukur
kecepatan putaran), meteran tekanan, satu tongkat celup yang sudah
dikalibrasi, sebuah thermometer untuk mengukur temperatur isi tangki,
dan peralatan untuk mengukur kecepatan pada kecepatan lambat
Pelaksanaan:
- Sebelum penyemprotan dimulai, debu dan bahan kotoran disingkirkan
terlebih dahulu dari permukaan dengan memakai sikat mekanis atau
semprotan angin (air compressor) atau kombinasi kedua-duanya, jika
belum bersih harus dibersihkan lagi dengan sapu baja.
- Penyemprotan dilakukan dengan cara sedemikian rupa agar tidak
menganggu lalu lintas dan memungkinkan lalu lintas satu arah tanpa
merusak hasil pekerjaan
- Pembersihan dilanjutkan/melewati 20 cm dari tepi bidang yang akan
disemprot, jika ada tonjolan benda asing atau lainnya harus disingkirkan
dari permukaan dengan memakai penggaruk baja atau cara lainnya yang
disetujui Direksi
- Panjang permukaan yang akan disemprot oleh setiap lintasan penyemprot
harus diukur dan ditandai
- Permukaan yang akan disemprot benar-benar harus kering dan bersih
- Asphalt sprayer mulai bergerak tak boleh kurang 5 meter di muka daerah
yang disemprot dengan demikian kecepatan jelajahnya tepat sesuai

Metode Pelaksanaan |89


METODE KERJA
Lapis Perekat dan Lapis Resap Pengikat (Aspal Emulsi)
Ruang lingkup:
1. Penyiapan material dan komposisi pencampuran
2. Penyiapan lokasi yang akan dilapis dengan tack coat dan prime coat
3. Penghamparan tack coat dan prime coat sesuai dengan persyaratan yang diminta

Alat yang dipakai Bahan yang diperlukan:


Asp. Distributor Aspal Emulsi
Compressor

PENANGGUNG JAWAB
NO KEGIATAN GS ADKON SM PEL. SURV. GA
KET

PLAN
1 Melakukan penjabaran rencana kerja 11 11 11 11
dengan mengacu kepada quality plan,
meliputi :
- Sasaran mutu, volume, durasi & K3
- Proses kerja, sitem, urutan tahapan dan
metode dan kapasitas
- Skedul pelaksanaan dan sumber daya

2 Memeriksa apakah semua persyaratan/


kelengkapan yang terkkait dengan proses 22 22 22 22
(termasuk revisi danperubahannya telah
dipenuhi antara lain :
- Shop drawing terkait telah disetujui oleh
pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan
- Referensi pengukuran terkait telah
disetujui oleh pemberi tugas sebelum
pekerjaan dilaksanakan
- Metode Kerja terkait telah disetujui oleh
pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan
- Komposisi Material telah disetujui oleh
pemberi tugas sebelum pekerjaan
dilaksanakan

DO 33 33 33
3 Briefing dan koordinasi untuk memastikan
rencana kerja dan metode kerja dimengerti
dan dilaksanakan di lapangan

4 Mengajukan Request for Work/Inspection 44 44 44 44


dan memastikan request disetujui oleh
pemberi tugas

5 Penyiapan material yang akan digunakan 55


sebagai campuran (aspal dan bahan
pencair)

Metode Pelaksanaan |91


PENANGGUNG JAWAB
NO KEGIATAN KET
GS ADKON SM PEL. URV. GA

6 Pencampuran aspal emulsi dengan bahan


pencair dengan perbandingan sesuai dengan
JMF 66 776 7
7 Penyiapan lokasi yang akan di tack coat a.l :
- Perbaikan kerusakan permukaan Lataston
Lapis Pondasi
- Pembersihan permukaan Lataston Lapis
Pondasi dari debudan kotoran lain yang
menempel dengan air compressor.
Pembersihan dilakukan 20 cm dari batas
tepi lokasi yang akan di tack coat.

8 Test takaran dan temperatur material


- Test besarnya penyemprotan untuk 88 8 8
mendapatkan volume penyemprotan yang
diinginkan
- Besarnya volume tack coat sesuai
spesifikasi teknis

9 Permasangan pelapisan
- Permukaan yang akan disemprot diukur & 8
ditandai
- Penyemprotan harus merata di selururh
permukaan
- Check pemakaian aspal pada setiap
semprotan lari dengan meteran tongkat
celup
- Pemasangan tack coat dan prime coat
dilakukan sesaat sebelum penghamparan
Hotmix
- Pada daerah perbatasan permukaan yang
akan disemprot diberi overlapping
- Lapisan ini dipelihara dari lalu lintas atau
kerusakan lain sebelum pekerjaan
pelapisan lataston lapis Aus

CHECK
11 a. Lakukan pemeriksaan mutu, waktu dan 10101 10101 10101 10101
bandingkan parameter lainnya dgn
parameter pada QC Table
b. Check elevasi dan kemiringan dan
kerataan pasangan dan bandingkan
dengan rencana
c. Check pemakaian aspal pada setiap
semprotan lari dengan meteran tongkat
celup
11111 11111 11111
12 Lakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
kinerja proses kerja dan bandingkan dengan
rencana kerja yang telah dibuat, meliputi :
- Time movement, untuk menghitung
kapasitas, produktivitas, efektifitas dan
efisiensi sistem dan metode kerja yang
digunakan
bbb c
- Evaluasi volume pekerjaan
- Evaluasi metode kerja
- Evaluasi sumber daya
- Evaluasi program kerja

Metode Pelaksanaan |92


PENANGGUNG JAWAB
NO KEGIATAN KET
GS ADKON SM PEL. SURV. GA

bbb

13 ACTION
Lakukan tindakan perbaikan produk sesuai
dengan prosedur pengendalian
12121 12121 12121
ketidaksesuaian (Control of non
Comformance). Bila hasil pemeriksaan (No.
11) menunjukkan mutu produk di bawah
standar, bisa dilakukan langkah langkah cdc
sebagai berikut :
- Dikerjakan ulang
- Diterima dengan atau tanpa perbaikan
melalui konsesi
- Ditolak

14 Lakukan tindakan perbaikan kinerja proses 13131


bila kinerja proses tidak memenuhi sasaran
mutu, durasi, keselamatan dan kesehatan
kerja meliputi :
- Sistem, tahapan, urutan dan metode kerja
di QP
- Updating QP sesuai dengan kebutuhan
proyek dan hasil evaluasi no. 11 dan no. 12
14141
15 Proses kembali ke butir no 1 untuk
memastikan QP dilaksanakan proses demi
proses sampai pekerjaan selesai sesuai
dengan rencana dan spesifikasi teknis yang
ada

Metode Pelaksanaan |93


FLOW CHART
Lapis Perekat - Aspal Cair Emulsi

ASPA
L

Pemeriksaan
Properties
Aspal

Job Mix Formula

Produksi

Base Camp
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lokasi Proyek

Pengiriman
Tack Coat
Emulsi

Pembersihan Area
Kerja

Paper Test

0,15 - Tidak
0,35
ltr/m
2
Ya

Penghampa
ran Tack
Coat

Cek
kerataan
dan koef
penyemprot
an2

Metode Pelaksanaan |94


C. Penghamparan :
o Mesin Penghampar dilengkapi dengan alat pemanas (heaters) yang
berfungsi untuk memanaskan batang perata (screed) sampai pada
temperatur yang diperlukan untuk meletakkan campuran sedemikian rupa
tanpa menggusur atau merusak permukaan campuran
o Penghamparan campuran panas dilakukan dengan mesin penghampar
(asphalt finisher) dapat menjamin penyelesaian (finishing) tepat pada garis,
kelandaian dan penampang melintang sesuai dengan gambar rencana
o Garis pedoman tersebut ditarik sekurang-kurangnya 200 m dan atau
dipatok setiap 25 m atau pada jalan lurus atau setiap 5 m pada tikungan
(curve). Selain garis pedoman yang ditentukan sebelumnya, juga kerb atau
tepi perkerasan bias juga dijadikan pedoman bagi operator mesin
penghampar sesuai dengan gambar rencana

✓ Tebal Lapisan Hamparan :


o Penentuan tebal lapisan dilakukan dengan mengatur ketinggian batang
perata sedemikian rupa sehingga tebal campuran lepas diperoleh dengan
mengalikan tebal yang diinginkan dalam desain dengan angka 1.25
o Pada pelapisan ulang jalan lama (overlay) sering ditemui keadaan yang
tidak rata dari jalan lama yang dapat menyebabkan performance dari hasil
pelapisan juga tidak begitu rata
o Dalam keadaan yang demikian maka biasanya dalam desain telah
ditentukan perlu adanya upaya mengadakan lapis aspal beton untuk
meratakan permukaan jalan lama sebelum digelar lapis aspal beton
diatasnya
o Pada penghamparan Lapis Aspal Beton ini, penyesuaian ketebalan
hamparan dengan memutar ulir pengatur ketebalan dilakukan seminimum
mungkin dan sangat perlu memperhatikan keadaan kerataan lapis
perkerasan lama yang ada didepannya sehingga jika ada perubahan
kerataan tidak perlu dilakukan secara mendadak
o Jika operator mesin penghampar bekerja dengan baik sekali mengikuti
garis pedoman, tidak ada kerusakan mekanis pada alat tersebut dan tidak
ada cacat pada campuran maka dapat diharapkan tidak diperlukannya
pekerjaan hand raking dibelakang mesin tersebut

✓ Kerataan Hamparan :
o Penggunaan penggaruk (rake) tidak dilakukan kecuali sangat diperlukan
o Memasukkan kembali campuran yang telah mengalami segregasi dan
tercecer di luar lajur hamparan tidak di perbolehkan karena justru akan
menimbulkan keadaan tekstur permukaan yang kasar (segregasi)
o Operator mesin penghampar akan bekerja dengan baik mengikuti garis
pedoman, tidak maka dapat diharapkan tidak diperlukannya pekerjaan
hand raking di belakang mesin tersebut

✓ Kemiringan melintang :
o Kemiringan melintang dapat dilakukan dengan mengatur screed
sedemikian rupa sesuai dengan kemiringan yang dikehendaki dalam
desain

Metode Pelaksanaan |96


• Pekerjaan Perkerasan Aspal (Hot Mix):
- Laston Lapis Fondasi Modifikasi (AC-Base Mod)
- Laston Lapis Antara Modifikasi (AC – BC Mod)
- Laston Lapis Aus Modifikasi (AC – WC Mod)

A. Pemeriksaan Peralatan
o Mesin Penghampar (asphalt finisher) meliputi :
• Kebersihan alat
• Berfungsi atau tidak berfungsinya setiap bagian penting
• Pemeliharaan dilakukan juga pada saat menghentikan suatu operasi

o Alat penggilas
Alat penggilas roda besi (tandem roller), meliputi pemeriksaan:
• Permukaan roda besi
• Keausan atau goresan-goresan
• Scapeers
• Sistim transmisi, rem kemudi

o Alat penggilas roda karet (pneumatic tire roller), meliputi pemeriksaan :


- Sistim transmisi, rem dan kemudi
- Tekanan angin roda, apakah sudah sesuai dengan spesifikasi
- Jumlah roda dan ukuran serta konstruksinya

o Alat Pendukung :
- Pompa dan pemanas aspal (bila diperlukan)
- Dump truck, meliputi pemeriksaan :
Bak pengangkut
Harus bersih, rata, halus

B. Penyiapan lahan penghamparan


o Penyiapan pada permukaan jalan tidak beraspal :
- Pada jalan tidak beraspal, lapisan teratas sebelum dilakukan
penggelaran lapisan aspal beton umumnya berupa Lapis Pondasi
Berbutir (Aggregate Base Course)
- Lapisan pondasi tersebut harus telah diperiksa tingkat kepadatan, daya
dukung (CBR), kerataan, kebersihan, keadaan texture permukaan,
kemiringan dan kelendutan sesuai dengan desain
- Jika masih ada cacat-cacat, kerusakan atau kekurangan setempat perlu
dilakukan perbaikan sebelum dilapisi dengan lapis peresap pengikat
(prime coat)
- Permukaan lapis pondasi berbutir ini juga harus dibersihkan dari butir-
butir lepas
- Segera setelah dilakukan perbaikan-perbaikan tersebut diatas
permukaan yang akan digelar dengan lapis aspal beton harus
dibersihkan dari bahan-bahan lepas (debu, pasir), tanah liat yang
melekat, kotoran dengan sapu, mesin pembersih atau penghembus
bermesin sebelum dilakukan pelapisan dengan lapis pengikat (tack
coat).

Metode Pelaksanaan |95


o Pada jalan dimana lapis aspal beton digelar diatas lapis pondasi berbutir,
pembentukan kemiringan telah dibuat sebelumnya pada lapis pondasi
sehinggga bentuk kemiringan telah terbentuk sebelumnya
o Pada lapisan ulang (overlay) jalan lama, maka perlu sekali diberi perhatian
karena sering kemiringan jalan lama tidak sesuai dengan kemiringan yang
di kehendaki dalam desain
o Pengaturan kemiringan screed harus dilakukan dengan hati-hati agar
diperoleh performance lapisan baru yang baik
o Pada sambungan memanjang dengan lapisan telah padat (cold joint),
perlu dilakukan teknik penghamparan untuk memperoleh sambungan yang
rata dan tidak kasar
o Material hamparan diletakkan sampai terjadi tumpang tindih dengan
lapisan yang telah dipadatkan dengan lebar 2.5 – 3 cm dengan ketebalan
0.25 dari tebal lapisan yang diinginkan
o Untuk menghindari sambungan kasar dan tidak rata maka material
kasar(coarse aggregate) dikeluarkan dari lapisan overlap tadi dengan hati-
hati
o Kemudian material overlap ini ditarik kembali dan diletakan persis
disepanjang sambungan memanjang pada sisi material yang akan
dipadatkan, lalu pemadatan dimulai dengan sambungan memanjang ini
o Teknik lain yang sering digunakan adalah seperti gambar di bawah ini,
yaitu memotong dengan sekop yang ujungnya persegi dan rata material
overlap yang tercecer diatas lapisan yang telah dipadatkan persis
dibelakang paver
o Pada sambungan hot joint yaitu penghamparan yang dilakukan oleh dua
paver bergerak maju secara simultan dalam jarak yang dekat, sangat perlu
diperhatikan ketebalan material hamparan dengan tepat karena tidk akan
dilakukan overlap

✓ Sambungan Melintang :
o Sambungan melintang ini terjadi antara lajur yang telah dipadatkan pada
hari operasi sebelumnya dan lajur hamparan baru
o Untuk memperoleh hasil yang baik maka diharuskan menggunakan balok
sepanjang lebar melintang dari lajur hamparan dengan tebal yang
diletakan diatas lapisan lama sama dengan tebal yang diinginkan untuk
lapis aspal beton yang baru, kemudian digelar material disebelah balok
tadi yang berfungsi sebagai oprit bagi penggilas
o Penggunaaan balok ini dilakukan pada akhir dari operasi hari berikutnya
akan diperoleh permukaan joint dari lajur yang telah dipadatkan yang
terbentuk vertical dan rata setelah balok tersebut diangkat
o Kemudian penghamparan baru dimulai dari akhir permukaan yang rata
tersebut

Metode Pelaksanaan |97


PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pekerjaan Hotmix dilaksanakan sesuai dengan tahapan berikut:

1. Persiapan material

Material yang akan dipakai untuk pekerjaan Hotmix terlebih dahulu dilakukan
pengujian properties masing-masing material dan kombinasinya. Dari hasil
pengujian ini akan dijadikan dasar untuk komposisi campuran Hotmix yang
akan digunakan sesuai dengan persyaratan.

Peralatan yang digunakan:


• Asphalt Mixing Plant (AMP)
• Generator Set
• Wheel Loader
• Dump Truck
• Asphalt Finisher
• Tandem Roller
• Pneumatic Tyre Roller
• Alat bantu

2. Trial Mix dan Trial Compaction

Trial Mix dilaksanakan berdasarkan analisa dari hasil tes material yaitu dari
Design Mix Formula (DMF). Trial mix dilaksanakan untuk mengadakan Trial
Compaction.
Dimana dari Trial Compaction akan didapat gambaran mengenai
pelaksanaan yang sebenarnya yaitu berupa:
• jenis alat pemadat dan kapasitasnya
• suhu hotmix pada saat pengamparan dan pemadatan
• Tebal gembur pada saat pemadatan
• jumlah lintasan yang diperlukan untuk memadatkan material

Metode Pelaksanaan |98


Staking Out
Laksanakan staking out di lapangan untuk menentukan:
1. Patok Referensi. (elevasi dan koordinat)
2. Patok Centre Line.
3. Patok Batas Penggelaran Hotmix.

Penghamparan Hotmix
Hotmix dari Asphalt Mixing Plan (AMP) diangkut dengan dump truck ke
lokasi pekerjaan. Pada saat pengangkutan temperatur Hotmix dijaga
dengan jalan menutupinya dengan terpal. Penghamparan Hotmix
dilakukan dengan cara menuangkan Hotmix dari dump truck ke asphalt
finisher, selanjutnya asphalt finisher tersebut melakukan penggelaran
Hot Mix.

Ketebalan dan temperatur Hotmix pada saat penggelaran disesuai


dengan Design. Apabila cuaca tidak memungkinkan (hujan) maka
penghamparan akan dihentikan dan dilanjutkan kembali setelah cuaca
memungkinkan dan suhu harus tetap terjaga.

Pemadatan Hotmix

Pemadatan Hotmix terbagi dalam 3 tahap yaitu:


a. Pemadatan pertama (breakdown rolling)
b. Pemadatan kedua (intermediate rolling)
c. Pemadatan terakhir (final rolling)

Pemadatan pertama dilaksanakan pada saat temperatur mencapai 155


oC s/d 135 oC atau sekitar 0 - 10 menit sejak Hotmix digelar.

Pemadatan ini menggunakan tandem roller dengan jumlah lintasan


sesuai dengan trial compaction.

Pemadatan antara dilaksanakan pada saat temperatur mencapai 130


oC s/d 115 oC atau sekitar 10 - 20 menit sejak Hotmix digelar.

Pemadatan ini menggunakan pneumatic tire roller dengan jumlah


lintasan sesuai dengan trial compaction.

Pemadatan terakhir dilaksanakan pada saat temperatur mencapai >105


oC atau sekitar 20 - 45 menit sejak Hotmix digelar. Penggelaran ini

menggunakan tandem roller dengan jumlah lintasan sesuai dengan trial


compaction.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pemadatan adalah:

1. Lapis Hotmix paling atas setiap section pemadatannya dibuat sedemikian


rupa sehingga memiliki kemiringan sesuai Design.

1. Patok referensi elevasi Hotmix, centre line, batas-batas Hotmix dan patok
kemiringan agar dibuat dengan jelas, diupdate sesuai dengan elevasi

Metode Pelaksanaan |99


Hotmix yang telah diselesaikan dan dijaga keberadaannya untuk
memudahkan pemeriksaan dan pengontrolan pekerjaan.

3. Pemadatan pada jalan lurus dimulai dari tepi perkerasan sejajar as jalan
menuju ke tengah. Pada tikungan, pemadatan dimulai dari bagian yang
rendah sejajar as jalan menuju ke bagian lebih tinggi. Pada bagian tanjakan
dan turunan harus dimulai dari bagian yang rendah sejajar as jalan menuju
ke bagian yang tinggi.

4. Tandem Roller pada lintasan pertama ditempatkan di muka.

5. Pada waktu pemadatan roda Tandem Roller dibasahi (dilap) dengan air
sabun/minyak solar secukupnya.

Sambungan
a. Sambungan memanjang maupun melintang pada lapisan yang berurutan
harus diatur sedemikian rupa agar sambungan pada lapis satu tidak
terletak segaris yang lainnya. Sambungan memanjang harus diatur
sedemikian rupa agar sambungan pada lapisan teratas berada di pemisah
jalur atau pemisah lajur lalu lintas.
b. Campuran aspal tidak boleh dihampar di samping campuran aspal yang
telah dipadatkan sebelumnya kecuali bilamana tepinya telah tegak lurus.
Sapuan aspal sebagai lapis perekat untuk melekatkan permukaan lama
dan baru harus diberikan sesaat sebelum campuran aspal dihampar di
sebelah campuran aspal yang telah digilas sebelumnya.

Pengendalian Mutu dan Pemeriksaan di Lapangan

1. Kerataan Permukaan Perkerasan


Permukaan perkerasan diperiksa dengan mistar lurus sepanjang 3 m,
dilaksanakan tegak lurus dan sejajar dengan sumbu jalan. Toleransi sesuai
dengan ketentuan/spesifikasi.
Pengujian untuk memeriksa toleransi kerataan yang disyaratkan
dilaksanakan segera setelah pemadatan awal, penyimpangan yang terjadi
akan diperbaiki dengan membuang atau menambah bahan sebagaimana
diperlukan. Selanjutnya pemadatan dilanjutkan seperti yang dibutuhkan dan
setelah penggilasan akhir, kerataan lapisan ini akan diperiksa kembali dan
setiap ketidakrataan permukaan yang melampaui batas-batas yang
disyaratkan dan setiap lokasi yang cacat dalam tektur, pemadatan atau
komposisi akan diperbaiki sebagaimana mestinya.
2. Ketentuan Kepadatan
a. Kepadatan semua jenis campuran aspal yang telah dipadatkan, seperti
yang ditentukan dalam AASHTO T 166, tidak boleh kurang dari 97%
Kepadatan Standar Kerja (Job Standard Density)
b. Cara pengambilan benda uji campuran aspal dan pemadatan benda uji di
laboratorium masing-masing sesuai dengan AASHTO T 168 dan SNI 06-
2489-1991 untuk ukuran butir maksimum 25 mm atau ASTM D 5581
untuk ukuran maksimum 50 mm.

Metode Pelaksanaan |100

Anda mungkin juga menyukai