Dalam melaksanakan Pekerjaan tersebut diatas diperlukan Metoda Pelaksanaan yaitu cara pelaksanaan
suatu pekerjaan agar selesai dengan baik dan waktu yang tepat sesuai dengan rencana kerja ( Bestek ).
I. PENDAHULUAN
a. Umum
Pekerjaan PENINGKATAN JALAN KASEMEN - MARGASANA yang berlokasi di kota serang.
Waktu Pelaksanaan pekerjaan adalah 60 (Enam Puluh) Hari Kalender.
b. Pekerjaan Persiapan
Lingkup Pekerjaan persiapan PENINGKATAN JALAN KASEMEN - MARGASANA mencakup
hal-hal berikut.
1. Dokumentasi dan Pelaporan, Biaya Shop Drawing & Asbuilt Drawing
Merupakan kegiatan administrative dari pekerjaan fisik PENINGKATAN JALAN KASEMEN -
MARGASANA. Penyedia akan membuat laporan harian dengan bentuk/format laporan sesuai
petunjuk direksi/pengawas lapangan. Penyampaian laporan umumnya adalah per minggu yang
kemudian dikomulatifkan menjadi laporan per satu bulan.
Didalam laporan tersebut juga disertakan photo/dokumentasi pelaksanaan pekerjaan.
c. Acuan Kerja
Dalam melaksanakan pelaksanaan kontruksi Bangunan/Gedung, Kontraktor wajib mengacu kepada
Nomra, Standar, Pedoman atau peraturan baku lainnya yang meliputi :
1. Spesifikasi Umum Bidang Bangunan dan Gedung, kementrian pekerjaan Umum, Edisi 2008
2. Spesifikasi Umum tahun 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan
d. Waktu Pelaksanaan
e. Waktu pelaksanaan pekerjaan yang diberikan selama 60 (Enam Puluh) Hari Kalender.
Hari efektif kerja dengan mempertimbangkan musim hujan/kemarau, hari-hari raya keagamaan, dan
hari libur nasional akan dicantumkan dalam laporan.
2. Perijinan-perijinan
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, maka sejak dikeluarkannya SPMK akan segera
mengurus perijinan-perijinan antara lain;
- Perijinan pengelolaan jalan untuk matrial dan
- Perijinan-perijinan lain yang dibutuhkan
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan utama dalam paket pekerjaan konstruksi ini meliputi pekerjaan :
I. DIVISI 1. UMUM
A. Mobilisasi
1. Pembuatan Papan Nama Proyek
2. Direksikeet
3. Pengukuran dan Pematokan
4. Mobilisasi dan Demobilisasi
5. Biaya Penerapan SMKK
B. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
C. Manajemen Mutu
2. Direksikeet
Peleksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan dapat berhasil dengan baik dari segi waktu dan
kualitasnya/mutu bila dikelola dengan baik. Salah satu sarana untuk dapat mengelola proyek dengan
baik adalah tersedianya tempat bagi pengawas proyek dan kontraktor yang berupa direksi keet, untuk
:
▪ Membuat laporan, mempelajari gambar, membuat gambar kerja dan semua administrasi
proyek.
▪ Penempatan alat komunikasi, sehingga hubungan/komunikasi antara pemilik, pengawas dan
kontraktor dapat berjalan dengan baik.
Bahan untuk bangunan direksi keet lapangan menggunakan rangka kayu kaso, penutup dindingnya dari
multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan asbes gelombang atau seng gelombang, lantai dengan
discreeding.
Selain bangunan direksi keet lapangan, juga diperlukan bangunan gudang untuk menyimpan alat kerja
dan material yang rentan terhadap cuaca dan yang mudah hilang seperti : bor listrik, gerinda listrik,
vibrator, semen, keramik, cat, kabel, alat sanitair dan lainnya. Bangunan gudang menggunakan rangka
kayu kaso, penutup dinding dari multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan asbes/seng
gelombang, lantai dengan discreeding. Direksi keet lapangan dan gudang didirikan pada area yang tidak
mengganggu proses berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan.
3. Pengukuran dan Pematokan
• Kontraktor pelaksana mengajukan permohonan Uitzet Kepada Direksi Dinas sebagai
persetujuan pelaksanaan pekerjaan.
• Pengukuran/Uitzet dilaksanakan menggunakan peralatan standar yang disetujui direksi dinas.
Pengukuran dilakukan sesuai dengan rencana gambar kerja dan petunjuk dari tenaga ahli yang
bersangkutan.
• Apabila terjadi perbedaan ukuran, kontraktor pelaksanaan dapat melaporkan kepada konsultan
pengawas dan direksi dinas agar dapat dlakukan arahan selanjutnya.
• Bouwplank dipasang dengan menggunakan material papan dan kayu. Dipastikan bouwplank
dipasang dengan kuat dan mudah dilihat.
• Selama pekerjaan pengukuran belum selesai, bouwplank dipastikan tetap baik dalam posisinya
dan harus selalu dilakukan pengecekan.
4. Mobilisasi dan Demobilisasi
Peralatan merupakan hal yang sangat vital dalam pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi maka
ketepatan waktu mobilisasi sangat penting untuk dijadwalkan dengan baik.
• Mobilisasi alat dilakukan sehabis menerima ijin dari Direksi atau maksimal 7 hari sehabis
menerima surat perintah mulai kerja (SPMK).
• Peralatan yang dipakai akan diubahsuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan. Peralatan tersebut di
atas di simpan di lokasi pekerjaan dan di jaga sehingga sanggup dipergunakan pada waktunya
tanpa ada hambatan yang sanggup mengganggu pekerjaan, misalkan terjadi kerusakan pada alat
yang akan digunakan.
• Demobilisasi alat akan dilakukan sehabis semua pekerjaan selesai
Aspek K3 :
- Sarung tangan
- Helm
- Baju Rompi
- Sepatu Safety
Tindakan Keselamatan
Kontrol keamanan selama pelaksanaan pekerjaan
Keselamatan personil, menggunakan helm, sepatu,rompi,sarung tangan dan lainnya
Masalah Sosial dan Lingkungan
Pada pekerjaan ini tidak memiliki masalah lingkungan dan sosial yang rumit, jika ada masalah,
diskusi bisa dilakukan dengan masyarakat.
Manajemen Lalu Lintas dengan membagi beberapa Zona Pekerjaan Jalan.
C. Manajemen Mutu
Sistem manajemen mutu terdiri atas empat tingkatan, yaitu :
- Inspeksi (Inspection), adalah mengkaji karekteristik proyek dalam aspek mutu, dalam
hubungannya dengan suatu standart yang ditentukan. Inspeksi akan menentukan baik atau
tidaknya proyek berdasarkan mutunya.
- Pengendalian Kualitas (Quality Control – QC), terdiri dari kegiatan pemeriksaan pekerjaan,
bersama-sama dengan manajemen dan pendokumentasian bahwa pelaksanaan pekerjaan
sudah sesuai dengan persyaratan kontrak dan peraturan-peraturan yang berlaku QC
merupakan suatu unsur atau bagian dari QA.
- Jaminan Kualitas (Quality assurance – QA), adalah semua perencanaan, metoda dan langkah
sistematis yang diperlukan untuk memberi keyakinan bahwa semua perencanaan,
perancangan dan pelaksanaan yang dilakukan sudah sesuai dengan standart-standart yang
berlaku, serta syarat-syarat yang dispesifikasikan dalam kontrak.
- "Total Quality Management (TQM), adalah gabungan dari semua bentuk manajemen
kualitas yang tujuan utamanya adalah memenuhi
kepuasan pelanggan dengan menitikberatkan pada peningkatan berkelanjutan
- Tahap manajemen setelah pelaksanaan proyek
adalah pengendalian. Ini berarti di dalam Pengendalian mutu pelaksanaan proyek, sebelum
proyek selesai, sudah ada proses pengendalian. Sebagai salah satu fungsi dan proses kegiatan
dalam manajemen yang sangat mempengaruhi hasil akhir proyek, pengendalian mempunyai
tujuan utama meminimalisasi segala penyimpangan yang dapat terjadi selama proses
berlangsungnya proyek."
Fungsi pengendalian :
Fungsi pemantauan
Dengan pemantauan yang baik terhadap semua kegiatan proyek akan memaksa unsur-unsur pelaksana
untuk bekerja secara cakap dan jujur, dan pemantauan akan memotivasi para pekerja atau unsur
sumber daya yang ada didalamnya. Sehingga dengan demikian akan mengetahui prestasi masing-
masing yang akan dicapai.
Fungsi manajerial
Pada pekerjaan yang komplek dan mudah terjadi perubahan (dinamis) pemakaian pengendalian dan
sistem informasi yang baik akan memudahkan manajer untuk segera mengetahui bagian-bagian
pekerjaan yang mengalami kejanggalan atau memiliki performa yang kurang baik. Dengan demikian
dapat segera dilakukan usaha untuk mengatasi atau meminimalkan kejanggalan tersebut.
Produktivitas adalah suatu hubungan antara output terhadap input dari suatu produk konstruksi. Dalam
hal ini yang dimaksud output adalah barang / jasa sedangkan input adalah tenaga kerja, material dan
peralatan.
Sehingga disimpulkan bahwa produktivitas adalah suatu hubungan antara input (tenaga kerja, material
dan peralatan) / sesuatu yang melaksanakan suatu produk konstruksi dengan output (barang/jasa)
/ hasil dari suatu proses konstruksi yang mana produk yang dihasilkan sesuai dengan
perencanaan.
Konsekuensi dari suatu produktivitas adalah apabila produktivitas suatu proyek konstruksi semakin
tinggi maka secara langsung akan mengurangi biaya, dan waktu pelaksanaan akan lebih cepat
dari yang direncanakan. Dengan semakin tingginya produktivitas maka hasil atau produk konstruksi
yang dihasilkan akan mendapatkan kualitas / mutu yang sesuai dengan tujuan.
1. Pengendalian
Untuk mencapai mutu/kualitas yang sesuai dengan perencanaan tidak terlepas dari suatu pengendalian
baik pengendalian mutu, biaya dan waktu dan dipengaruhi juga oleh peningkatan produktivitas.
Selain perencanaan, salah satu fungsi manajemen yang juga mempunyai peranan yang sangat penting
dalam mencapai tujuan dan suksesnya pelaksanaan suatu proyek adalah pengendalian (controling).
Pengendalian adalah merupakan pengukuran dan koreksi terhadap hasil kerja para staf untuk
menjamin bahwa apa yang dilaksanakan cocok dengan yang telah direncanakan.
• Pembersihan lokasi pekerjaan dari material yang dapat mengganggu pekerjaan seperti semak-
semak, pepohonan, batu besar, dan material lainnya.
• Pekerjaan galian yang diperlukan baik dengan menggunakan alat berat seperti excavator
maupun dengan cara manual untuk membentuk tanah dasar sesuai Gambar atau sesuai dengan
petunjuk Direksi Pekerjaan
• Pemadatan Tanah dasar dilakukan dengan menggunakan alat vibratory roller atau
menggunakan COMBINATION VIBRATORY ROLLER pada daerah pelebaran yg tidak terlalu
luas atau tidak memungkinkan pengunaan vibratory roller.
Pelaksanaan :
• Pengadukkan material LPA : dilaksanakan di stock pile (lokasi pengadukan) dengan
komposisi berdasarkan JMF dan hasil percobaan lapangan, pengadukan dilaksanakan setiap
maksimal ≤ 50 m3 agar menghasilkan campuran yang homogen, digunakan peralatan
excavator dan Wheel Loader.
• Material LPA diangkut dengan menggunakan dump truk, pemuatan menggunakan wheel
Loader, jarak hauling diatur sedemikian rupa (memeprhatikan faktor gembur dari hasil
percobaan pelaksanaan) sehingga penghamparan dapat dilaksanakan efektif dan efisien.
• Penghamparan menggunakan Motor Grader, tebal hamparan sesuai hasil percobaan
pelaksanaan, dilaksanakan selebar rencana, perapian hamparan dilaksanakan dengan tenaga
manusia dengan peralatan sesuai keperluan lapangan. Selama proses penghamparan dilakukan
control kadar air, sehingga akan dihasilkan kadar air optimal pada saat pemadatan
dilaksanakan. Dimensi dan kelandaian permukaan dilaksanakan sesuai dengan gambar
rencana.
• Pemadatan menggunakan Vibrator Roller (berat 8-12 ton), dilaksanakan mulai dari bagian
yang rendah berangsur-angsur menuju bagian yang lebih tinggi, jumlah lintasan sesuai dengan
hasil percobaan pelaksanaan. Pemadatan dihentikan jika diyakini tercapai kepadatan yang
disyaratkan.
• Pengujian dan pengukuran :
• Pengujian mutu : uji gradasi dan PI (di laboratorium), uji kepadatan (sand cone di lapangan),
uji CBR Lapangan (DCP).
• Pengukuran : dimensi (panjang, lebar dan tebal dilaksanakan secara manual), kelandaian
(menggunakan pesawat waterpass atau theodolit) dan kerataan permukaan (menggunakan
mistar ukur).
Pemeliharaan :
Pemeliharaan menyangkut kerataan permukaan, keutuhan dan kekokohan dilaksanakan sampai
pekerjaan tahap selanjutnya (perkerasan dengan aspal) akan dilaksanakan, sedemikian rupa sehingga
dimensi, permukaan dan mutu LPA tetap sesuai spesifikasi teknis.
Persiapan
• Cek ulang Permintaan (Request) Pekerjaan & data pendukungnya.
• Cek ulang ketersediaan material, pastikan tidak ada perubahan
• Cek dan amati ulang kesiapan alat, pastikan tidak ada perubahan dari kesiapan yang telah
dilakukan.
• Cek ulang kesiapan tenaga kerja, jumlah dan kualifikasinya pastikan tidak ada perubahan
dari kesiapan yang telah dilakukan.
• Pastikan bangunan milik masyarakat dan umum dilindungi dari efek penyemprotan aspal.
• Pastikan ada penanggung jawab dari penyedia jasa untuk mengatasi kondisi khusus.
• Pastikan ada pengendalian Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3).
• Pastikan ada kesiapan pengendalian lalu-lintas.
• Pastikan ada kesiapan penanganan lingkungan.
• Komposisi Campuran Kerosine dan Aspal sesuai Spesifikasi (80 – 85 pph) 80 bagian
Kerosine dan 100 bagian Aspal.
Penyemprotan
• Pastikan suhu memenuhi syarat untuk penyemprotan.
• Pastikan penyemprotan merata, jika menggunakan distributor bidang yang disemprot
mendapat suplai dari tiga nosel.
• Pastikan dan amati apakah aspal distributor berjalan konstan.
• Bila dilaksanakan perlajur maka sisinya overlap selebar 20 cm, untuk mendapatkan
aplikasi penyemprotan setara 3 nosel
• Penyemprotan harus dihentikan jika ada ketidak sempurnaan, lakukan perbaikan pada alat
penyemprot.
• Pastikan penyemprotan dimulai 5,0 m sebelum areal penyemprot an agar aplikasi konstan.
• Batasi pemakaian bahan pada tangki, tidak kurang dari 10% volume yang tersisa pada
tangki
Pengukuran
• Lakukan pengukuran sisa bahan yang disemprotkan, setiap kali telah melakukan
penyemprotan, dengan tongkat celup.
• Lakukan pengukuran dengan menggunakan 3 kertas resap diletak kan dengan jarak sama,
pada areal penyemprotan sepanjang 200 m, pada lokasi dengan letak≥ 10 m dari awal, dan
> 0,50 m dari tepi.
• Timbang berat terhampar pada kertas resap.
Pemeriksaan
• Cek hasil penyemprotan apakah merata?
• Periksa tempat tempat yang mengidentifikasikan adanya genangan aspal berlebih.
• Amati bagian tepi, apakah ada bagian
• yang menunjukkan kekurangan penebaran.
Cek kesesuaian
• Penyemprotan merata?
• Jumlah berat terhampar permeter persegi sesuai?.
• Ada tempat-tempat yang mengindikasikan genangan aspal?
• Jika ada indikasi terjadinya kekurangan maka lakukan langkah verifikasi .
• Jika semua sesuai lakukan langkah verifikasi .
Perbaikan
• Lakukan penyemprotan tambahan pada bagian yang menunjukkan kurangnya aplikasi
penebaran.
• Jika hasil penyemprotan menunjukkan kekurangan material yang disemprotkan, lakukan
penyemprotan ulang dengan tambahan yang memadai.
• Jika ada indikasi kelebihan penebaran aspal, maka lakukan sand blotter setelah 4(empat)
jam peresapan.
Pemeliharaan
• Pastikan lokasi pekerjaan dijaga dari penggunaan oleh lalu lintas sebelum batas waktu
pembukaan.
• Jika ada penggunaan untuk lalu-lintas maka, penebaran sand blotter harus dilakukan.
Demikian Metode Pelaksanaan kami buat untuk memenuhi aturan pelelangan Pekerjaan
PENINGKATAN JALAN KASEMEN - MARGASANA.