Anda di halaman 1dari 10

METODE PELAKSANAAN

Pekerjaan : PENINGKATAN JALAN KASEMEN - MARGASANA


Waktu Pelaksanaan : 60 (Enam Puluh) Hari Kalender
Tahun : 2023

Dalam melaksanakan Pekerjaan tersebut diatas diperlukan Metoda Pelaksanaan yaitu cara pelaksanaan
suatu pekerjaan agar selesai dengan baik dan waktu yang tepat sesuai dengan rencana kerja ( Bestek ).

I. PENDAHULUAN
a. Umum
Pekerjaan PENINGKATAN JALAN KASEMEN - MARGASANA yang berlokasi di kota serang.
Waktu Pelaksanaan pekerjaan adalah 60 (Enam Puluh) Hari Kalender.

b. Pekerjaan Persiapan
Lingkup Pekerjaan persiapan PENINGKATAN JALAN KASEMEN - MARGASANA mencakup
hal-hal berikut.
1. Dokumentasi dan Pelaporan, Biaya Shop Drawing & Asbuilt Drawing
Merupakan kegiatan administrative dari pekerjaan fisik PENINGKATAN JALAN KASEMEN -
MARGASANA. Penyedia akan membuat laporan harian dengan bentuk/format laporan sesuai
petunjuk direksi/pengawas lapangan. Penyampaian laporan umumnya adalah per minggu yang
kemudian dikomulatifkan menjadi laporan per satu bulan.
Didalam laporan tersebut juga disertakan photo/dokumentasi pelaksanaan pekerjaan.
c. Acuan Kerja
Dalam melaksanakan pelaksanaan kontruksi Bangunan/Gedung, Kontraktor wajib mengacu kepada
Nomra, Standar, Pedoman atau peraturan baku lainnya yang meliputi :

1. Spesifikasi Umum Bidang Bangunan dan Gedung, kementrian pekerjaan Umum, Edisi 2008
2. Spesifikasi Umum tahun 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan
d. Waktu Pelaksanaan
e. Waktu pelaksanaan pekerjaan yang diberikan selama 60 (Enam Puluh) Hari Kalender.

Hari efektif kerja dengan mempertimbangkan musim hujan/kemarau, hari-hari raya keagamaan, dan
hari libur nasional akan dicantumkan dalam laporan.

II. PELAKSANAAN PEKERJAAN


1. Penyiapan Peralatan Kerja
Untuk melaksanakan dan penyelesaian pekerjaan 1 secara bertahap peralatan-peralatan yang
dibutuhkan sebagai berikut:

NO PERALATAN KAPASITAS JUMLAH


1 Dump Truck 6-8 Ton
2 Tandem Roller 6-8 Ton
3 Genset
4 Asp Sprayer 8000 Lt
5 Compressor 4000-6500 L/M
6 Water Tanker 3000-4500 Lt
7 Vibratory Roller 5-8 Ton
8 P. Tyre Roller 8-10 Ton
9 Asphalt Finisher 6 Ton

2. Perijinan-perijinan
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, maka sejak dikeluarkannya SPMK akan segera
mengurus perijinan-perijinan antara lain;
- Perijinan pengelolaan jalan untuk matrial dan
- Perijinan-perijinan lain yang dibutuhkan

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan utama dalam paket pekerjaan konstruksi ini meliputi pekerjaan :
I. DIVISI 1. UMUM
A. Mobilisasi
1. Pembuatan Papan Nama Proyek
2. Direksikeet
3. Pengukuran dan Pematokan
4. Mobilisasi dan Demobilisasi
5. Biaya Penerapan SMKK
B. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
C. Manajemen Mutu

II. DIVISI 4. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK


A. Penyiapan Badan Jalan

III. DIVISI 6. PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN


A. Lapis Pondasi Agregat Kelas A
B. Lapis Pondasi Agregat Kelas B

IV. DIVISI 7. PERKERASAN ASPAL


A. Lapis Resap Pengikat – Aspal Cair
B. Laston Lapis Aus (AC – WC) (Gradasi Halus/Kasar)
I. DIVISI 1. UMUM
A. Mobilisasi
Peralatan merupakan hal yang sangat vital dalam pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi maka
ketepatan waktu mobilisasi sangat penting untuk dijadwalkan dengan baik.
• Mobilisasi alat dilakukan sehabis menerima ijin dari Direksi atau maksimal 7 hari sehabis
menerima surat perintah mulai kerja (SPMK).
• Peralatan yang dipakai akan diubahsuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan. Peralatan tersebut di
atas di simpan di lokasi pekerjaan dan di jaga sehingga sanggup dipergunakan pada waktunya
tanpa ada hambatan yang sanggup mengganggu pekerjaan, misalkan terjadi kerusakan pada alat
yang akan digunakan.
• Demobilisasi alat akan dilakukan sehabis semua pekerjaan selesai

1. Pembuatan Papan Nama Proyek


Dalam Pekerjaan Papan Nama Proyek Bahan Yang Dibutuhkan adalah :
• Triplek 6 mm dengan ukuran 120cm x 240cm
• Kaso dengan ukuran 5/7 cm
• Paku berukuran 5 cm dan 7 cm
• Cat kayu warna sesuai tema yang di sepakati

Tahapan Pelaksanaan Pembuatan Papan nama Proyek :


• Triplek berukuran 6mm dengan ukuran 120 x 240 cm di cat berwarna merah
• Buat Tulisan dengan menggunakan Cat warna yang sudah di sepakati
• Pasang papan nama tersebut dengan bantuan kaso berukuran 5/7 sebagai tiang-tiang penyangga.
• Letakan pada tempat yang mudah dilihat, sehingga memudahkan dalam mengidentifikasi suatu
proyek.

2. Direksikeet
Peleksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan dapat berhasil dengan baik dari segi waktu dan
kualitasnya/mutu bila dikelola dengan baik. Salah satu sarana untuk dapat mengelola proyek dengan
baik adalah tersedianya tempat bagi pengawas proyek dan kontraktor yang berupa direksi keet, untuk
:
▪ Membuat laporan, mempelajari gambar, membuat gambar kerja dan semua administrasi
proyek.
▪ Penempatan alat komunikasi, sehingga hubungan/komunikasi antara pemilik, pengawas dan
kontraktor dapat berjalan dengan baik.

Bahan untuk bangunan direksi keet lapangan menggunakan rangka kayu kaso, penutup dindingnya dari
multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan asbes gelombang atau seng gelombang, lantai dengan
discreeding.

Selain bangunan direksi keet lapangan, juga diperlukan bangunan gudang untuk menyimpan alat kerja
dan material yang rentan terhadap cuaca dan yang mudah hilang seperti : bor listrik, gerinda listrik,
vibrator, semen, keramik, cat, kabel, alat sanitair dan lainnya. Bangunan gudang menggunakan rangka
kayu kaso, penutup dinding dari multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan asbes/seng
gelombang, lantai dengan discreeding. Direksi keet lapangan dan gudang didirikan pada area yang tidak
mengganggu proses berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan.
3. Pengukuran dan Pematokan
• Kontraktor pelaksana mengajukan permohonan Uitzet Kepada Direksi Dinas sebagai
persetujuan pelaksanaan pekerjaan.
• Pengukuran/Uitzet dilaksanakan menggunakan peralatan standar yang disetujui direksi dinas.
Pengukuran dilakukan sesuai dengan rencana gambar kerja dan petunjuk dari tenaga ahli yang
bersangkutan.
• Apabila terjadi perbedaan ukuran, kontraktor pelaksanaan dapat melaporkan kepada konsultan
pengawas dan direksi dinas agar dapat dlakukan arahan selanjutnya.
• Bouwplank dipasang dengan menggunakan material papan dan kayu. Dipastikan bouwplank
dipasang dengan kuat dan mudah dilihat.
• Selama pekerjaan pengukuran belum selesai, bouwplank dipastikan tetap baik dalam posisinya
dan harus selalu dilakukan pengecekan.
4. Mobilisasi dan Demobilisasi
Peralatan merupakan hal yang sangat vital dalam pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi maka
ketepatan waktu mobilisasi sangat penting untuk dijadwalkan dengan baik.
• Mobilisasi alat dilakukan sehabis menerima ijin dari Direksi atau maksimal 7 hari sehabis
menerima surat perintah mulai kerja (SPMK).
• Peralatan yang dipakai akan diubahsuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan. Peralatan tersebut di
atas di simpan di lokasi pekerjaan dan di jaga sehingga sanggup dipergunakan pada waktunya
tanpa ada hambatan yang sanggup mengganggu pekerjaan, misalkan terjadi kerusakan pada alat
yang akan digunakan.
• Demobilisasi alat akan dilakukan sehabis semua pekerjaan selesai

5. Biaya Penerapan SMKK

B. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas


Tahapan Pelaksanaan :
Menyerahkan Program keselamatan lalu lintas
Menyediakan, memasang dan memelihara perlengkapan jalan sementara dan menyediakan petugas
bendera (flagmen) dan/atau alat pemberi isyarat lalu lintas lainnya sepanjang zona kerja saat
diperlukan selama periode kontrak.
Menerapkan metode buka tutup jalan sehingga diharapkan pekerjaan bisa terus berjalan dan
pengguna lalu lintas juga bisa lewat.
Penyedia jasa menyiapkan perlengkapan keselamatan jalan selama periode konstruksi sesuai dengan
ketentuan di dalam kontrak
Bilamana jembatan lama tidak dapat difungsikan sebagaimana jembatan sementara atau yang
disebutkan lain dalam gambar, maka dilakukan penyediaan dan pemasangan jembatan sementara.
Penyedia jasa akan meminta Direksi Pekerjaan untuk mengkaji semua pengaturan lalu lintas
sebagaimana mestinya sesuai dengan kondisi kerja yang khusus.
Tenaga/Personil:
Pekerja (Flagman)
Koordinator/pengatur Manajemen dan keselamatan lalu lintas
Peralatan Keselamatan Lalulintas:
- Rambu panah berkedip
- Rambu suar berkedip portabel
- Rambu tetap informasi pengalihan/pengaturan lalulintas
- Rambu penghalang lalulintas jenis plastik
- Rambu penghalang lalulintas jenis beton
- Rambu peringatan
- Rambu petunjuk
- Peralatan Bantu lainnya

Aspek K3 :
- Sarung tangan
- Helm
- Baju Rompi
- Sepatu Safety

Tindakan Keselamatan
Kontrol keamanan selama pelaksanaan pekerjaan
Keselamatan personil, menggunakan helm, sepatu,rompi,sarung tangan dan lainnya
Masalah Sosial dan Lingkungan
Pada pekerjaan ini tidak memiliki masalah lingkungan dan sosial yang rumit, jika ada masalah,
diskusi bisa dilakukan dengan masyarakat.
Manajemen Lalu Lintas dengan membagi beberapa Zona Pekerjaan Jalan.
C. Manajemen Mutu
Sistem manajemen mutu terdiri atas empat tingkatan, yaitu :

- Inspeksi (Inspection), adalah mengkaji karekteristik proyek dalam aspek mutu, dalam
hubungannya dengan suatu standart yang ditentukan. Inspeksi akan menentukan baik atau
tidaknya proyek berdasarkan mutunya.
- Pengendalian Kualitas (Quality Control – QC), terdiri dari kegiatan pemeriksaan pekerjaan,
bersama-sama dengan manajemen dan pendokumentasian bahwa pelaksanaan pekerjaan
sudah sesuai dengan persyaratan kontrak dan peraturan-peraturan yang berlaku QC
merupakan suatu unsur atau bagian dari QA.
- Jaminan Kualitas (Quality assurance – QA), adalah semua perencanaan, metoda dan langkah
sistematis yang diperlukan untuk memberi keyakinan bahwa semua perencanaan,
perancangan dan pelaksanaan yang dilakukan sudah sesuai dengan standart-standart yang
berlaku, serta syarat-syarat yang dispesifikasikan dalam kontrak.
- "Total Quality Management (TQM), adalah gabungan dari semua bentuk manajemen
kualitas yang tujuan utamanya adalah memenuhi
kepuasan pelanggan dengan menitikberatkan pada peningkatan berkelanjutan
- Tahap manajemen setelah pelaksanaan proyek
adalah pengendalian. Ini berarti di dalam Pengendalian mutu pelaksanaan proyek, sebelum
proyek selesai, sudah ada proses pengendalian. Sebagai salah satu fungsi dan proses kegiatan
dalam manajemen yang sangat mempengaruhi hasil akhir proyek, pengendalian mempunyai
tujuan utama meminimalisasi segala penyimpangan yang dapat terjadi selama proses
berlangsungnya proyek."
Fungsi pengendalian :
Fungsi pemantauan
Dengan pemantauan yang baik terhadap semua kegiatan proyek akan memaksa unsur-unsur pelaksana
untuk bekerja secara cakap dan jujur, dan pemantauan akan memotivasi para pekerja atau unsur
sumber daya yang ada didalamnya. Sehingga dengan demikian akan mengetahui prestasi masing-
masing yang akan dicapai.

Fungsi manajerial
Pada pekerjaan yang komplek dan mudah terjadi perubahan (dinamis) pemakaian pengendalian dan
sistem informasi yang baik akan memudahkan manajer untuk segera mengetahui bagian-bagian
pekerjaan yang mengalami kejanggalan atau memiliki performa yang kurang baik. Dengan demikian
dapat segera dilakukan usaha untuk mengatasi atau meminimalkan kejanggalan tersebut.

Produktivitas adalah suatu hubungan antara output terhadap input dari suatu produk konstruksi. Dalam
hal ini yang dimaksud output adalah barang / jasa sedangkan input adalah tenaga kerja, material dan
peralatan.

Sehingga disimpulkan bahwa produktivitas adalah suatu hubungan antara input (tenaga kerja, material
dan peralatan) / sesuatu yang melaksanakan suatu produk konstruksi dengan output (barang/jasa)
/ hasil dari suatu proses konstruksi yang mana produk yang dihasilkan sesuai dengan
perencanaan.

Konsekuensi dari suatu produktivitas adalah apabila produktivitas suatu proyek konstruksi semakin
tinggi maka secara langsung akan mengurangi biaya, dan waktu pelaksanaan akan lebih cepat
dari yang direncanakan. Dengan semakin tingginya produktivitas maka hasil atau produk konstruksi
yang dihasilkan akan mendapatkan kualitas / mutu yang sesuai dengan tujuan.

1. Pengendalian
Untuk mencapai mutu/kualitas yang sesuai dengan perencanaan tidak terlepas dari suatu pengendalian
baik pengendalian mutu, biaya dan waktu dan dipengaruhi juga oleh peningkatan produktivitas.
Selain perencanaan, salah satu fungsi manajemen yang juga mempunyai peranan yang sangat penting
dalam mencapai tujuan dan suksesnya pelaksanaan suatu proyek adalah pengendalian (controling).
Pengendalian adalah merupakan pengukuran dan koreksi terhadap hasil kerja para staf untuk
menjamin bahwa apa yang dilaksanakan cocok dengan yang telah direncanakan.

II. DIVISI 4. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK


Penyiapan Badan Jalan
Tahapan pekerjaan penyiapan badan jalan yaitu:

• Pembersihan lokasi pekerjaan dari material yang dapat mengganggu pekerjaan seperti semak-
semak, pepohonan, batu besar, dan material lainnya.
• Pekerjaan galian yang diperlukan baik dengan menggunakan alat berat seperti excavator
maupun dengan cara manual untuk membentuk tanah dasar sesuai Gambar atau sesuai dengan
petunjuk Direksi Pekerjaan

• Pemadatan Tanah dasar dilakukan dengan menggunakan alat vibratory roller atau
menggunakan COMBINATION VIBRATORY ROLLER pada daerah pelebaran yg tidak terlalu
luas atau tidak memungkinkan pengunaan vibratory roller.

Pemadatan Tanah Dasar


Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemadatan adalah:

1. Pemadatan dilakukan segera setelah dilakukan penggalian.


2. Pemadatan harus dilakukan dengan menggunakan alat yang memadai agar kepadatan yang
diinginkan dapat tercapai
3. Apabila diperlukan lakukan penyiraman terhadap material tanah dasar Untuk mencapai kadar
air optimum sehingga didapatkan kepadatan yang sesuai dengan spesifikasi.
4. Kecepatan alat harus diperhatikan agar tidak membahayakan pengguna jalan eksisting.

III. DIVISI 6. PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN


Lapis Pondasi Agregat Kelas A dan B
Lapisan pondasi Agregat Klas A, biasa kita kenal dengan LPA, digunakan sebagai lapis pondasi
atas, dilaksanakan menyebar sepanjang jalan yang dilebarkan dan di atas permukaan lapis pondasi
bawah (LPB) yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Persiapan :
• Pembuatan DMF (Design Mix Formula) dilaksanakan Laboratorium atau di UMPKL Dinas
Pekerjaan Umum setempat, bila dianjurkan oleh Direksi pengawas, contoh semua jenis
material diambil dari sumber quarry dengan lokasi sketsa terlampir, pengambilan contoh
material (batu, abu batu, pasir) dilaksanakan bersama-sama dengan Pengawas Lapangan dan
konsultan Pengawas.
• Setelah DMF selesai kontraktor akan membuat JMF (Job Mix Formula) di Laboratorium
Kontraktor itu sendiri, didampingi konsultan dan Direksi teknis.
• Penyediaan material di stock pile atau lokasi pengadukan khususnya pemecahan batu
dilaksanakan segera setelah hasil uji kekerasan memenuhi syarat, termasuk penyediaan pasir.
• Percobaan pelaksanaan : menyangkut komposisi masing-masing jenis material (mengacu
JMF), tebal hamparan gembur sehingga dihasilkan tebal padat yang disyaratkan (diketahui
faktor gembur), kadar air optimal, jumlah lintasan pemadatan sehingga dihasilkan kepadatan
maksimal sesuai spesifikasi teknis. Hasil percobaan pelaksanaan dilakukan pengujian :
ketebalan (pengukuran manual), uji kepadatan (Sand Cone), uji gradasi lapangan (analisa
saringan) dan PI lapangan (atterberg) dan uji CBR Lapangan (DCP).
• Staking-out, menentukan lebar dan tebal hamparan sebagai gambar rencana.

Pelaksanaan :
• Pengadukkan material LPA : dilaksanakan di stock pile (lokasi pengadukan) dengan
komposisi berdasarkan JMF dan hasil percobaan lapangan, pengadukan dilaksanakan setiap
maksimal ≤ 50 m3 agar menghasilkan campuran yang homogen, digunakan peralatan
excavator dan Wheel Loader.
• Material LPA diangkut dengan menggunakan dump truk, pemuatan menggunakan wheel
Loader, jarak hauling diatur sedemikian rupa (memeprhatikan faktor gembur dari hasil
percobaan pelaksanaan) sehingga penghamparan dapat dilaksanakan efektif dan efisien.
• Penghamparan menggunakan Motor Grader, tebal hamparan sesuai hasil percobaan
pelaksanaan, dilaksanakan selebar rencana, perapian hamparan dilaksanakan dengan tenaga
manusia dengan peralatan sesuai keperluan lapangan. Selama proses penghamparan dilakukan
control kadar air, sehingga akan dihasilkan kadar air optimal pada saat pemadatan
dilaksanakan. Dimensi dan kelandaian permukaan dilaksanakan sesuai dengan gambar
rencana.
• Pemadatan menggunakan Vibrator Roller (berat 8-12 ton), dilaksanakan mulai dari bagian
yang rendah berangsur-angsur menuju bagian yang lebih tinggi, jumlah lintasan sesuai dengan
hasil percobaan pelaksanaan. Pemadatan dihentikan jika diyakini tercapai kepadatan yang
disyaratkan.
• Pengujian dan pengukuran :
• Pengujian mutu : uji gradasi dan PI (di laboratorium), uji kepadatan (sand cone di lapangan),
uji CBR Lapangan (DCP).
• Pengukuran : dimensi (panjang, lebar dan tebal dilaksanakan secara manual), kelandaian
(menggunakan pesawat waterpass atau theodolit) dan kerataan permukaan (menggunakan
mistar ukur).

Pemeliharaan :
Pemeliharaan menyangkut kerataan permukaan, keutuhan dan kekokohan dilaksanakan sampai
pekerjaan tahap selanjutnya (perkerasan dengan aspal) akan dilaksanakan, sedemikian rupa sehingga
dimensi, permukaan dan mutu LPA tetap sesuai spesifikasi teknis.

IV. DIVISI 7. PERKERASAN ASPAL


A. Lapis Resap Pengikat – Aspal Cair
Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal pada permukaan yang telah
disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal berikutnya. Berikut tahapan-tahapan
pekerjaan lapis resap pengikat (prime coat) :

Persiapan
• Cek ulang Permintaan (Request) Pekerjaan & data pendukungnya.
• Cek ulang ketersediaan material, pastikan tidak ada perubahan
• Cek dan amati ulang kesiapan alat, pastikan tidak ada perubahan dari kesiapan yang telah
dilakukan.
• Cek ulang kesiapan tenaga kerja, jumlah dan kualifikasinya pastikan tidak ada perubahan
dari kesiapan yang telah dilakukan.
• Pastikan bangunan milik masyarakat dan umum dilindungi dari efek penyemprotan aspal.
• Pastikan ada penanggung jawab dari penyedia jasa untuk mengatasi kondisi khusus.
• Pastikan ada pengendalian Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3).
• Pastikan ada kesiapan pengendalian lalu-lintas.
• Pastikan ada kesiapan penanganan lingkungan.
• Komposisi Campuran Kerosine dan Aspal sesuai Spesifikasi (80 – 85 pph) 80 bagian
Kerosine dan 100 bagian Aspal.

Penyiapan Formasi Pekerjaan


• Cek kerusakan bagian yang akan menjadi dasar penghamparan telah diperbaiki (jika diatas
bahu atau LPA-A)
• Pastikan permukaan bersih dan bebas dari material lepas
• Permukaan harus memperlihatkan mozaik agregat kasar dan halus,
• Pastikan areal pembersihan lebih 20 cm dari batas bidang yang akan disemprot.

Penyemprotan
• Pastikan suhu memenuhi syarat untuk penyemprotan.
• Pastikan penyemprotan merata, jika menggunakan distributor bidang yang disemprot
mendapat suplai dari tiga nosel.
• Pastikan dan amati apakah aspal distributor berjalan konstan.
• Bila dilaksanakan perlajur maka sisinya overlap selebar 20 cm, untuk mendapatkan
aplikasi penyemprotan setara 3 nosel
• Penyemprotan harus dihentikan jika ada ketidak sempurnaan, lakukan perbaikan pada alat
penyemprot.
• Pastikan penyemprotan dimulai 5,0 m sebelum areal penyemprot an agar aplikasi konstan.
• Batasi pemakaian bahan pada tangki, tidak kurang dari 10% volume yang tersisa pada
tangki
Pengukuran
• Lakukan pengukuran sisa bahan yang disemprotkan, setiap kali telah melakukan
penyemprotan, dengan tongkat celup.
• Lakukan pengukuran dengan menggunakan 3 kertas resap diletak kan dengan jarak sama,
pada areal penyemprotan sepanjang 200 m, pada lokasi dengan letak≥ 10 m dari awal, dan
> 0,50 m dari tepi.
• Timbang berat terhampar pada kertas resap.

Pemeriksaan
• Cek hasil penyemprotan apakah merata?
• Periksa tempat tempat yang mengidentifikasikan adanya genangan aspal berlebih.
• Amati bagian tepi, apakah ada bagian
• yang menunjukkan kekurangan penebaran.

Cek kesesuaian
• Penyemprotan merata?
• Jumlah berat terhampar permeter persegi sesuai?.
• Ada tempat-tempat yang mengindikasikan genangan aspal?
• Jika ada indikasi terjadinya kekurangan maka lakukan langkah verifikasi .
• Jika semua sesuai lakukan langkah verifikasi .

Perbaikan
• Lakukan penyemprotan tambahan pada bagian yang menunjukkan kurangnya aplikasi
penebaran.
• Jika hasil penyemprotan menunjukkan kekurangan material yang disemprotkan, lakukan
penyemprotan ulang dengan tambahan yang memadai.
• Jika ada indikasi kelebihan penebaran aspal, maka lakukan sand blotter setelah 4(empat)
jam peresapan.

Pemeliharaan
• Pastikan lokasi pekerjaan dijaga dari penggunaan oleh lalu lintas sebelum batas waktu
pembukaan.
• Jika ada penggunaan untuk lalu-lintas maka, penebaran sand blotter harus dilakukan.

B. Laston Lapis Aus (AC – WC) (Gradasi Halus/Kasar)


Penghamparan
• Pastikan screed dipanaskan sebelum menghampar.
• Vibrasi pada tamper dipastikan berjalan baik.
• Pemasangan balok kayu atau material lain yg disetujui pada sisi hamparan.
• Lakukan penghamparan dengan mendahulukan sisi terendah.
• Amati apakah tekstur merata, secara visual memuaskan.
• Lakukan pengamatan pada pengukuran suhu campuran yang dihampar (minimal 1x pada
jarak 100 meter).
• Pastikan kecepatan penghamparan konstan, harus sesuai dengan standar yang telah ditentukan,
untuk menghindari timbulnya koyakan pada penghamparan.
• Jika terjadi segregasi, koyakan maka hentikan penghamparan dan sampai ditemukan
penyebabnya hamparan dilanjutkan.
• Amati mekanisme kerja Asphalt Finisher (Paver), jalan sempurna/ baik, penebaran merata.
• Tidak diperbolehkan adanya penaburan butiran kasar pada permukaan yang telah dihampar
rapi.
• Cek hamparan dengan straight edge (mistar lurus), pada jarak 3,0 meter toleransi masing-
masing 4 mm untuk lapisan aus, 5 mm utk lapisan binder dan 6 mm untuk lapisanPondasi.
Pemadatan awal (Breakdown Rolling)
• Suhu pemadatan awal antara 125OC-145OC (Aspal Pen), dan 130OC-150OC (Asbuton Murni
atau Modifikasi)
• Peralatan pemadatan Penggilas Roda Baja (Steel wheel roller/Tandem Roller).
• Roda penggerak saat pemadatan berada didepan.
• Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 4 km/jam.
• Sambungan melintang dikerjakan terlebih dahulu dengan membuat sambungan memanjang
sebagai media sepanjang (60-100) cm lebar gilasan 15 cm pada campuran yg belum dipadatkan,
lalu padatkan sambungan melintang dengan lebar area 15 cm yg dipa datkan.
• Jumlah Pemadatan sesuai jumlah passing hasil percobaan.
• Prosedur Pemadatan ;
• Jika lajur berdampingan dengan lajur lain yg telah dihampar padat.
• Pemadatan sambungan melintang.
• Pemadatan sambungan memanjang.
• Pemadatan tepi luar.
• Pemadatan pertama Break Down Rolling dimulai dari sisi terendah menuju ke yang lebih tinggi.
• Pemadatan kedua sesuai prosedur (4).
• Pemadatan akhir Break Down Rolling.
• Jika lajur tidak berdampingan dengan lajur lain.
• Pemadatan sambungan melintang.
• Pemadatan tepi luar.
• Pemadatan pertama Break Down Rolling dimulai dari sisi terendah menuju ke yang lebih tinggi.
• Pemadatan kedua sesuai prosedur (3).
• Pemadatan akhir Break Down Rolling.
• Pemadatan antara (Intermediate Rolling)
• Suhu pemadatan antara 90 C-125 C untuk Aspal Pen dan 95 C-130 C untuk bitumen asbuton
murni atau modifikasi atau sesuai dengan instruksi direksi.
• Peralatan pemadatan Penggilas Roda Karet Pneumatic Tire Roller (PTR)
• Jumlah lintasan (passing) sesuai standar percobaan pemadatan yang disetujui.
• Selama proses pemadatan roda alat pemadat dibasahi dengan air yang dicampur sedikit
deterjen, hindari penyiraman yg berlebihan.
• Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 10 km/jam.
• Proses pemadatan, harus menerus tidak boleh terputus.
• Pemadatan akhir
• Suhu pemadatan 90 C-125 C untuk Aspal Pen dan 95 C-130 C untuk bitumen asbuton murni
atau modifikasi.Peralatan pemadatan Penggilas Roda Baja (Steel wheel roller/Tandem Roller).
atau sesuai dengan instruksi direksi
• Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 4 km/jam.

Jumlah lintasan (passing) sesuai standar percobaan pemadatan yang disetujui

III. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Yang Direncanakan

Jangka waktu pelaksanaan pada PENINGKATAN JALAN KASEMEN - MARGASANA sampai


dengan selesai adalah 60 (Enam Puluh) Hari Kalender.

Demikian Metode Pelaksanaan kami buat untuk memenuhi aturan pelelangan Pekerjaan
PENINGKATAN JALAN KASEMEN - MARGASANA.

Anda mungkin juga menyukai