DINAS KESEHATAN
KABUPATEN SINTANG
Keterangan :
1. Tidak mengarah kepada merk / produk tertentu, tidak menutup kemungkinan
digunakan produksi dalam negeri.
2. Semaksimal mungkin diupayakan mengunakan standar nasional.
3. Metode pelaksanaan harus logis, realistis dan dapat dilaksanakan.
4. Jadwal pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan.
5. Harus mencatumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama
minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang digunakan dalam pelasksanaan
pekerjaan.
7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan hasil-hasil produk.
8. Harus mencatumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang
diinginkan.
9. Harus mencatumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
A. U M U M
PASAL 1
PERATURAN DAN PERSYARATAN
1.1. A.V. 41 yang mana telah disetujui dengan Surat Perintah tanggal 28 Mei 1941,
Nomor : 9 dan Lampiran Lembaran Negera Nomor : 14571 harus ditaati.
1.2. Untuk memeriksa bahan bangunan PUBBI 1983.
1.3. Untuk konstruksi kayu berlaku PPKI – NI -5/ 1971.
1.4. Untuk kontruksi beton berlaku PBI tahun 1971.
1.5. Untuk semua ukuran yang ditentukan adalah ukuran bersih.
1.6. Jika terdapat keraguan–raguan tentang ukuran gambar segera menayakan
kepada Direksi.
PASAL 2
LINGKUP PEKERJAAN
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
B. PEKERJAAN STRUKTUR
D. PEKERJAAN FINISHING
I. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA
II. PEKERJAAN PLAFON
III. PEKERJAAN KERAMIK LANTAI
III. PEKERJAAN PENGECATAN
PASAL 3
PEKERJAAN PERSIAPAN
b. Patok-patok dari kayu kls II dengan uk. 4/6 cm dan dicat warna merah.
Patok-patok tersebut harus cukup masuk dalam tanah, sehingga tidak
mudah tercabut dan patok-patok yang muncul dipermukaan tanah min. 20
cm.
b. Agar kelancaran dan keamanan lalu lintas terjamin, bentuk dan ukuran
Rambu Pengamanan tersebut sesuai dengan petunjuk Direksi yang telah
dituangkan dalam gambar pengacu pada Kep. Men Hub. No. KM.61 Tahun
1993 tanggal 9 September 1993. selama pelaksanaan harus dijaga dari
kerusakan dan kehilangan rambu ini.
3.6. Utilitas
a. Pekerjaan ini meliputi utilitas pada lokasi pekerjaan : pipa-pipa, kabel-
kabel, tiang listrik, tiang telepon, jembatan, pagar dan lain-lain, akan
dilaksanakan survey bersama pada saat penjelasan pekerjaan dilapangan.
PASAL 4
PEKERJAAN BANGUNAN
PASAL 5
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN
5.1 Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam RKS ini,
berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini segala perubahan dan
tambahan yaitu sebagai berikut:
a. Kepres No. 6 Tahun 1994 dengan lampiran-lampirannya.
b. Peraturan umum tentang pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau
Algement Voorwaarden Voor De Uit Voering Bij Aanneming Van Openbare
Warken (AV) 1941.
c. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk arbitrase Teknik
Pembangunan Indonesia (DTPI).
d. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBBI)
e. Peraturan umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) Tahun 1979
dan PLN setempat.
f. Peraturan Umum tentang Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga
Kerja.
g. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PPKI) 1961.
h. Peraturan Cement Portland Indonesia NI.08.
i. Peraturan Muatan Indonesia.
j. Ketentuan dan peraturan lain yang dilakukan oleh jawatan / instansi
pemerintah setempat yang bersangkutan dengan permasalahan
pembangunan.
PASAL 6
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
6.1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan rencana kerja dan syarat-syarat
termasuk tambahan dan perubahan yang dicantumkan dalam Berita Acara
Penjelasan (Aanwizjing).
6.2. Bila gambar tidak sesuai dengan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) maka
yang mengikat/berlaku adalah ketentuan yang ada dalam RKS. Bila gambar
tidak cocok dengan gambar yang lainnya maka gambar yang mempunyai skala
besar yang berlaku.
PASAL. 7
PERRSIAPAN LAPANGAN
7.3. Bangsal untuk kantor kontraktor dan gudang penyimpam bahan serta bangsal
untuk pekerjaan ditentukan sendiri oleh kontraktor, tetapi letaknya harus
mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan pemberi Tugas. Pembuatan
bangsal ini harus sesuai dengan syarat kontruksi dan kesehatan.
7.4. Bahan bangunan yang sudah dipasang menjadi bangsal yang tertulis pada ayat
1 dan 2 tidak boleh lagi dibongkar oleh kontraktor setelah Serah Terima
Pertama dan dibawa keluar lapangan.
B. ADMINISTRASI
PASAL 8
JADWAL PELAKSANAAN
8.2. Kontraktor wajib memberi salinan Rencana Kerja rangkap 4 kepada Direksi
/Konsultan Pengawas. Satu salinan rencana kerja harus ditempel pada dinding
bangsal kontraktor dilapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan
pekerjaan dilapangan.
PASAL 9
KUASA KONTRAKTOR DILAPANGAN
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
9.1. Dilapangan kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa kontraktor biasa disebut
Pelaksanaan Lapangan yang cakap untuk memimpin pelaksanaan dilapangan
yang mendapat kuasa penuh dari kontraktor, berpendidikan STM jurusan
Bangunan yang berpengalaman minimal 5 Tahun. Penujukan atau konsultan
pengawasan sebagai tembusannya.
9.2. Dengan adanya pelaksanaan lapangan tidak berarti bahwa kontraktor lepas
tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan kewajibannya.
9.5. Dalam waktu 7 hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan kontraktor harus
sudah menunjukan pelaksana yang baru atau kontraktor sendiri yang akan
memimpin pelaksanaan pekerjan lapangan.
PASAL 10
TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR
10.1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukan kerja diluar jam kerja/lembur apabila
terjadi hal-hal yang mendesak kontraktor wajib memberitahukan secara
tertulis alamat lengkap domisi/lokasi tempat tinggal kepada Direksi/Konsultan
pengawasan.
PASAL 11
PENJAGAAN KEAMANAN DILAPANGAN PEKERJAAN
11.2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah dipasang atau belum
menjadi tanggung jawab kontraktor.
11.3. Apabila terjadi kebakaran kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya baik
berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa, untuk itu kontraktor harus
menyediakan alat pemadaman kebakaran yang siap dipakai atau ditempatkan
pada tempat yang mudah dijangkau.
PASAL 12
JAMINAN DAN KESEHATAN
12.2. Kontraktor diwajibkan menyediakan air minum yang bersih dan memenuhi
syarat kesehatan dan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak bagi semua
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
12.3. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerjaan
wajib diberikan kontraktor sesuai dengan peraturan yang berlaku.
PASAL 13
SITUASI DAN UKURAN
13.1. Situasi
a. Kontraktor diwajibkan meneliti situasi tapak terutama keadaan tanah
bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal-hal lain yang dapat
mempengaruhi harga penawaran.
13.2. Ukuran
a. Ukuran satuan yang digunakan dinyatakan dalam centi meter (cm), kecuali
untuk ukuran baja/pipa yang dinyatakan dengan inchi atau mm.
b. Juga lantai (Permukaan atas lantai) peil lantai ditetapkan +/- 0.00
disesuaikan dengan gambar kerja.
PASAL 14
SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN BANGUNAN
14.1. Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat yang telah
ditentukan.
14.2. Konsultan pengawas berwenang menanyakan asal bahan dan kontrator wajib
memberitahukannya.
14.3. Kontraktor wajib memperlihatkan contoh bahan sebelum digunakan, contoh ini
harus mendapat persetujuan dari konsultan pengawas.
14.4. Bahan bangunan yang didatangkan kontraktor dari lapangan pekerjaan, tetapi
ditolak pemakainya oleh konsultan pengawas, harus segera dikeluarkan dan
selanjutnya dibongkar atas biaya kontraktor dalam waktu 2 x 24 jam, terhitung
dari jam penolakan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
14.5. Pekerja/bagian pekerjaan yang telah dilakukan kontraktor tetapi ditolak oleh
konsultan pengawas maka pekerjaan tersebut harus segera ditetapkan oleh
konsultan pengawas.
PASAL 15
PEMERIKSAAN PEKERJAAN
15.1. Sebelum memulai pekerjaan selanjutnya yang apabila pekerjaan ini telah
diselesaikan akan tetapi belum diperiksa oleh konsultan pengawas, kontraktor
wajib meminta persetujuan dan konsultan pengawas menyetujui bagian
pekerjaan tersebut kontraktor dapat meneruskan pekerjaan.
15.2. Bila permohonan Pemeriksaan itu dalam 2 x 24 jam (terhitung dari diterimanya
Surat Permohon Pemeriksaan) tidak terhitung hari raya/libur, tidak dipenuhi
oleh konsultan pengawas, kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan
bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui konsultan pengawas.
15.3. Bila kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, konsultan pengawas berhak
menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagaian atau seluruh pekerjaan
untuk diperbaiki. Biaya pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi
tanggung jawab kontraktor.
PASAL 17
PEKERJAAN PERSIAPAN LAPANGAN
C. SYARAT-SYARAT TEKNIS
PASAL 18
PEKERJAAN STRUKTUR (RANGKA BADAN)
18.1. Pekerjaan rangka badan terdiri atas : pondasi, balok sloof, kolom, balok dan
ring balok serta pembesian disesuaikan dengan gambar kerja. Pembuatan
bekisting sebelum melaksanakan pekerjaan tersebut diatas kontraktor harus
meminta persetujuan dari Direksi lapangan/staf teknis.
18.2. Pekerjaan rangka pintu dan jendela dari beton bertulang, yang terdiri dari
balok latei dan kolom praktis, yang ukuran harus sama dengan gambar kerja.
PASAL 19
PEKERJAAN KONTRUKSI ATAP
19.1. Pekerjaan atap yang dimaksud adalah pekerjaan atap genteng, dimana rangka
atap mengunakan konstruksi baja ringan, penutup atapnya menggunakan
bahan bitumen celulosa dan pelaksanaannya disesuaikan dengan gambar kerja.
19.2. Pekerjaan atap berikutnya adalah pekerjaan atap dak yang merupakan pelat
beton, dimana pelaksanaannya disesuaikan dengan gambar kerja.
19.3. Bagian pekerjaan atap berikutnya adalah pemasangan tebing layar dengan
material alumunium komposit beserta ornamennya.
PASAL 20
PEKERJAAN DINDING
PEKERJAAN DINDING
Pekrjaan ini meliputi pekerjaan dinding pasangan batako dan plesteran semen.
Termasuk dalam pekerjaan dinding dan plesteran dalam pasal ini yaitu terdiri dari:
a. Pasangan Batako
b. Plesteran Penutup / Finishing
PERSYARATAN BAHAN
a. Semen Portland harus memenuhi syarat NI-8 (dipilih dari 1 produkm untuk
seluruh pekerjaan)
b. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2
c. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10.
PENGGUNAAN PLESTERAN
Pemakaian plesteran/adukan harus disesuaikan dengan perbandingan campuran
adukan yang digunakan seperti table berikut :
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
Perbandingan Pekerjaan
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan standar spesifikasi dari bahan
campuran yang digunakan sesuai dengan petunjuk dari Konsultan
Pengawas/Direksi Lapangan.
PEKERJAAN BETON
Pekerjan beton ini terdiri dari seluruh item pekerjaan struktur bangunan :
PERSYARATAN BAHAN
a. Semen Porland
1. Semen yang dipakai harus Portland yang disesuikan oleh Direksi proyek, dan
memenuhi syarat S. 400 menurut standar semen Indonesia (NI-8-1972).
2. Untuk keselurahan pekerjaan beton harus menggunakan mutu semen yang baik
dari suatu jenis merk atas persetujuan konsultan/Direksi lapangan.
b. Pasir
1. Pasir harus bersih dari bahan organis, Lumpur, Zat-zat di kali dan substansi
yang merusak beton. Pasir tidak boleh mengandung segala jenis bahan-
bahan tersebut lebih dari 5%.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
2. Tidak mengandung lumpur lebih dari 1% juga tidak mengandung zat yang
merusak beton sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tertera dalam PBI
1971 serta harus sesuai dengan Spesifikasi agregat kasar menurut ASTM-C-
33.
d. A i r
1. Air yang digunakan untuk adukan dan merawat beton harus air tawar,
bersih, tidak mengandung minyak, asam alkali dan bahan organis lainnya
yang dapat merusak mutu beton dan mempengaruhi daya lekat semen serta
harus memenuhi syarat NI-3 pasal 10.
e. Besi Beton
1. Besi baja tulangan yang digunakan dari baja mutu U-24 menurut persyaratan
PBI 1971 atau Japanesse Standart Class Sr-24 atau BS No. 785-1983.
2. Ukuran besi beton sebagai yang tersebut didalam gambar, bila terjadi
penggantian dengan diameter lain, hanya diperkenankan atas persetujuan
tertulis Konsultan Pengawas/Direksi Lapangan.
3. Besi beton yang digunakan harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat,
serpihan kulit giling serta bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat pada
beton.
4. Kawat pengikat beton harus terbuat dari baja lunak dengan dia. Minimal 1
mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng, tidak
kaku maupun getas.
5. Besi beton harus di simpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
di simpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang lama.
Perbandingan Keterangan
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
1 PC : 2 PS : 3 KR - Komposisi campuran
( 1 Zak semen : 0.090 M3 Pasir : 0.137 M3 kerikil) beton dalam satuan 1 Zak
semen
c. Acuan/Bekisting
1. Cetakan harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk
ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar
maupun petunjuk Kosultan Pengawas/Direksi Lapangan.
d. Pengadukan
1. Pencampuran adukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk (beton
molen), kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang
mempunyai ketelitian yang cukup untuk menetapkan dan mengawasi dari
masing-masing bahan pembentuk beton. Perlengkapan tersebut dan cara
pekerjaannya harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi
Lapangan.
e. Pengecoran
1. Sebelum melaksanakan pengecoran terlebih dahulu setiap permukaan
bakesting dan area pengecoran harus dibersihkan dari segala macam
kotoran/debu dan kotoran lainnya yang akan mempengaruhi kekuatan beton
itu sendiri. Setelah pembersihan selesai barulah diadakan pengerjaan
pengecoran yang campurannya telah disebutkan diatas.
b. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas sehingga tidak terjadi penguapan
yang terlalu cepat.
b. Tidak diperbolehkan mengecor pada waktu turun hujan lebat kecuali pada tempat
yang terlindungi.
d. Semua beton yang telah mengeras harus dalam keadaan basah selama paling
sedikit 7 hari di basahi dengan air/direndam terus menerus.
f. Sesudah beton dicor dan finishing maka permukaan yang tidak tertutup oleh
cetakan harus dijaga terhadap kehilangan kelembabannya dengan menjaga bersih
dan sama sekali bebas dari unsur kimia yang mungkin menyebabkan perubahan
warna ada beton.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PASAL 21
PEKERJAAN KUSEN, RANGKA PINTU, JENDELA, VENTILASI
ALUMUNIUM DAN PARTISI
21.1. KETERANGAN
a. Bahan yang dipakai untuk kusen dan daun jendela secara umum untuk
bangunan service adalah menggunakan alumunium setara dengan
produksi Asahi Mas,YKK, Indal, atau setara dengan spesifikasi sebagai
berikut:
1. Dimensi : 4 x 1 ¾”
2. Tebal profil alumunium : 1.20 mm
3. Ultimate strength : 28.000 pci
4. Yield strength : 22.000 pci
5. Shear strength : 17.000 pci
6. Anodizing ketebalan lapisan di seluruh permukaan alumunium atau
powder coating adalah 18 mikron dengan warna yang akan ditentukan
oleh pihak perencana atau pemberi tugas
7. Karet sealer harus sesuai ukuran dari bentuknya dengan pintu, jendela
dan kaca dengan menggunakan karet sealer yang terbaik.
8. Seluruh kelengkapan perapat/penutup celah/penahan benturan harus
terpasang sesuai rekomendasi produsen alumunium.
PASAL 22
PEKERJAAN KACA
22.1. KETERANGAN
Pekerjaan kaca meliputi pengisian bidang-bidang kusen (kaca mati), daun pintu
dan jendela, ventilasi dan dinding partisi. Contoh kaca yang akan dipakai harus
diperlihatkan kepada Konsultan Pengawas paling lambat 1 (satu) minggu
sebelum dipasang.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
22.2. BAHAN
a. Kaca polos / warna
Kaca polos (clear float glass) yang dipakai adalah buatan dalam negeri
setara produk (Asahimas) dengan ketebalan 5 mm untuk jendela, dan 8
mm untuk semua pintu ruangan kecuali pintu utama, sesuai dengan yang
tertera dalam gambar. Bahan kaca harus utuh dan jernih, tidak boleh
bergelombang, berbintik-bintik atau cacat lainnya.
22.3. PELAKSANAAN
a. Pernasangan kaca pada kusen, pintu dan jendela dilakukan setelah kusen,
pintu dan jendela terpasang baik.
b. Semua kaca yang telah terpasang harus dijaga agar tidak terganggu dan
dikotori akibat pekerjaan lain yang masih dilaksanakan. Kaca yang pecah
atau retak atau tergores harus diganti. Semua kaca terpasang harus
dibersihkan sebaik-baiknya dengan hati-hati.
PASAL 23
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
23.1. KETERANGAN
Semua daun pintu dan jendela dipasangi alat penggantung dan kunci yang
sesuai. Pekerjaan alat penggantung dan pengunci ini mencakup semua kegiatan
pemasangan kunci dan alat-alat penggantung pada daun pintu dan jendela,
meliputi pengadaan bahan, tenaga dan peralatan yang diperlukan untuk
pekerjaan ini.
23.2. BAHAN
Alat pengunci untuk :
• Pintu swing (biasa) : tipe silinder dobel load eks lokal setara (WILKA, CISA,
KEND atau yang setaraf) warna abu-abu (silver).
• Pintu kamar mandi/WC : dengan tanda “isi / kosong” (type Knob).
• Espagnolet tanam (atas dan bawah) untuk pintu dua daun eks lokal setara
(WILKA, CISA, KEND atau yang setaraf).
23.3. PELAKSANAAN
a. Pemasangan tarikan/kunci dan espagnolet.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
Lubang untuk pemasangan kunci harus dibuat persis dan tidak boleh
longgar. Semua alat kunci harus dipasang dengan sekrup secara lengkap,
tidak boleh memakai paku. Espagnolet harus dipasang dengan rapih pada
pintu dua daun di bagian atas dan bawah.
PASAL 24
PEKERJAAN BESI BAJA
24.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup semua pembuatan dan pemasangan besi dan baja,
seperti yang tercantum dalam gambar dari RKS, meliputi pengadaan bahan,
tenaga kerja dan peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan ini.
24.2. BAHAN
a. Railing tangga ,railing void It 2, menggunakan pipa besi stanless Ø 2” pada
bagian-bagian tertentu (dapat dilihat pada gambar rencana).
b. Mutu baja yang digunakan adalah mild steel yang memenuhi persyaratan
ASTM A-36. Bahan-bahan pelengkap harus dari jenis yang sama dengan
barang yang dipasangkan dan yang paling cocok untuk maksud yang
bersangkutan.
Semua kelengkapan yang perlu demi kesempurnaan pemasangan harus
diadakan, walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar atau
RKS ini.
24.3. PELAKSANAAN
a. Contoh bahan-bahan yang akan dipakai harus diperlihatkan kepada
Pengawas untuk disetujui. Contoh itu harus memperlihatkan kualitas
pengelasan dan penghalusan untuk standar dalam pekerjaan ini.
d. Semua bagian yang di las harus diratakan dan difinish sehingga sama
dengan permukaan sekitarnya. Bila memakai pengikat-pengikat lain
seperti clip keling dan lain-lain yang tampak harus sama dalam finish dari
warna dengan bahan yang diikatnya.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
e. Sebagai bahan finishing pekerjaan besi ini adalah cat duco dengan warna akan
ditentukan kemudian oleh Perencana dan Pengawas.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
PASAL 25
PEKERJAAN LANGIT – LANGIT
25.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup semua pembuatan dan pemasangan langit-langit
dengan berbagai bahan penutup langit-langit sesuai dengan gambar dari RKS,
meliputi penyediaan alat, bahan dan tenaga untuk keperluan pekerjaan ini.
25.2. BAHAN
a. Bahan yang dipakai pada pekerjaan ini adalah GRC board
c. Bahan yang digunakan untuk list plafond adalah terbuat dari profil gypsum
dengan bentuk sesuai gambar rancangan pelaksanaan.
25.3. PELAKSANAAN
a. Rangka penggantung dipasang berjarak maksimum 120 cm sesuai gambar
rancangan sedangkan untuk rangka pembagi berjarak maksimum 60 cm
sesuai gambar rancangan pelaksanaan
PASAL 26
PEKERJAAN PELAPIS DINDING
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
26.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup pemasangan pelapis dinding ruangan-ruangan dalam
maupun luar bangunan sesuai dengan gambar pelaksanaan dan RKS ini,
meliputi penyediaan alat, bahan dan tenaga untuk keperluan pekerjaan ini.
Ruangan yang dilapisi keramik : Toilet, KM/WC dan ruang Iainnya sesuai
dengan gambar.
26.2. BAHAN
a. Keramik untuk pelapis dinding KM/WC yang dipakai buatan dalam negeri
KW I (Roman atau yang setaraf), berukuran 30 x 60 cm dan 20/20 cm,
bermutu tinggi dan tidak cacat. Warna kerarnik ditentukan oleh Konsultan
Pengawas dan Pemilik. Keramik yang didatangkan harus disetujui oleh
Pengawas Lapangan.
26.3. PELAKSANAAN
a. Pemasangan keramik
Lapisan keramik pada dinding KM/WC harus dipasang oleh tukang yang
ahli.
Pola pemasangan keramik pada dinding sesuai dengan gambar atau
sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
Sebelum dipasang, ubin keramik harus terlebih dahulu direndam dalam
air sampai jenuh sesuai petunjuk produsen/pembuat, adukan pengikat
dengan campuran 1 Pc: 3 pasir, atau, dapat digunakan juga acian semen
ditambah dengan bahan perekat.
Plesteran dinding untuk pasangan keramik harus benar-benar rata dan
cukup kering. Keramik dipasang secara teliti dan rapi. Pemotongan ubin
keramik harus menggunakan alat pemotong khusus.
Lebar dan kedalaman siar-siar harus sama (maksimal 3 mm)
membentuk garis-garis lurus. Siar-siar itu diisi dengan bahan pengisi
warna (grout semen berwarna), sesuai dengan warna keramik.
Ubin keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dan segala
macam noda/kotoran yang melekat sehingga benar-benar bersih,
warnanya tidak kusam.
PASAL 27
PEKERJAAN PENUTUP LANTAI
27.1. KETERANGAN
Bagian ini mencakup semua pekerjaan penutup lantai dalam bangunan dan
teras-teras selasar termasuk tangga, seperti yang tercantum dalam gambar dari
RKS, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
27.2. BAHAN
a. Ubin keramik yang dipakai ukuran 60 x 60 Cm anti Gores untuk lantai
ruangan dan 40 x 40 cm anti selip untuk lantai KM/WC buatan dalam
negeri (roman atau setara).
Corak dan warna ubin kramik akan ditetapkan kemudian oleh Konsultan
Pengawas dan Pemilik.
27.3. PELAKSANAAN
a. Pemasangan lantai keramik
Pemasangan lantai keramik harus dilakukan oleh tukang yang ahli.
Kontraktor harus memeriksa permukaan lantai beton agar cukup baik
untuk landasan pasangan keramik dan diberi lapisan pasir setinggi 5 cm.
Lantai keramik harus dipasang secara teliti dan rapi diatas lapisan adukan
1 pc : 5 pasir. Celah-celah antara ubin sekitar 3 mm, seragam dan lurus, dan
harus diisi dengan semen putih dengan campuran warna sesuai warna ubin
keramik. Pengisian celah harus rapih dan semua kelebihan-kelebihan harus
dibersihkan. Pemotongan ubin keramik harus dilakukan dengan alat
khusus, sesuai dengan petunjuk pabrik. Pasangan harus rata dan benar-
benar sipat datar, kecuali pada bagian-bagian yang direncanakan
mempunyai kemiringan.
b. Pemasangan
Pekerjaan ini harus dilakukan dengan serapi-rapinya oleh ahli yang
berpengalaman, sesuai dengan petunjuk pabrik bahan yang bersangkutan.
PASAL 28
PEKERJAAN PENGECATAN
28.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dan
seharusnya dilaksanakan dalam pengecatan dengan bahan-bahan emulsi,
enamel, politur/teak on, cat dasar, pendempulan, baik yang dilaksanakan
sebagai pekerjaan permulaan, ditengah-tengah dan akhir. Yang dicat adalah
semua permukaan baja/besi, kayu, plesteran tembok, plafon, list plafond dan
beton, dan permukaan-permukaan lain yang disebut dalam gambar dari RKS.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga dan semua peralatan yang
diperlukan untuk pekerjaan ini. Untuk semua bahan pelaksanaannya harus
mentaati PUBB 1973 NI-3.
28.2. BAHAN
a. Umum
Bahan-bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan dari
Pengawas, baik mengenai kualitas maupun pabrik asalnya. Bahan-bahan
yang didatangkan ketempat pekerjaan harus diberikan kepada Pengawas
Lapangan untuk contoh/pengujian. Contoh tersebut akan diambil secara
acak dengan disaksikan oleh Pengawas Lapangan. Pemakaian bahan-
bahan pengering atau bahan-bahan lainnya tanpa persetujuan Pengawas
tidak diperbolehkan. Tempat-tempat/kaleng-kaleng cat yang
dimasukkan harus lengkap dengan merk, nomor spesifikasi dan
sebagainya. Selambat-lambatnya sebulan sebelum pekerjaan pengecatan
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
d. Politur
Bahan yang digunakan adalah produk lokal setara import.
e. Cat meni
Kayu-kayu kusen yang menyentuh pasangan batako termasuk juga kayu
rangka plafon harus dicat meni dari jenis yang baik.
f. Cat duco
Bahan cat duco yang digunakan adalah setara produk Mowilex, Nippon
atau Dulux. Sebelum pengecatan dilakukan harus dilakukan
pendempulan yang merata dan rapi. Dempul yang digunakan dari
produk yang sama dengan cat yang akan digunakan. Warna cat yang
akan digunakan akan ditentukan kemudian bersama Konsultan
Pengawas dan Pemilik.
28.3. PELAKSANAAN
a. Sebelum pengecatan dilaksanakan, lantai harus dicuci dan dijaga agar
debu tidak beterbangan. Alat pembersih seperti lap harus disediakan
dalam jumlah cukup. Sewaktu pelaksanaan pengecatan lantai harus
ditutupi sedemikian sehingga terhindar dari cipratan-cipratan cat.
Cipratan yang masih mengenai lantai dan bagian-bagian lain harus
langsung dibersihkan segera begitu pekerjaan cat pada bagian tertentu
selesai.
c. Pengecatan kayu
Yang dicat adalah semua kayu yang tidak dipertahankan corak
naturalnya, termasuk semua kusen kayu. Semua bagian kayu yang
tertanam dalam konstruksi dan yang berfungsi sebagai rangka langit-
langit harus dicat meni. Bagian yang akan dicat harus benar-benar kering.
Semua retak, celah, lubang harus dibersihkan, digosok, diampeIas, lalu
dicat dasar dan ditambal dengan bahan penutup (dempul). Pengecatan
dilakukan setelah seluruh permukaan yang akan dicat sudah didempul
dan dimeni. Pengecatan dilakukan lapis demi lapis sehingga didapat hasil
akhir yang rata diseluruh permukaan bidang pengecatan.
d. Pengecatan besi
Sebelum dicat akhir besi dan baja harus dicat meni terlebih dahulu
menurut syarat-syarat yang ada. Pengerjaan pengecatan harus mengikuti
cara yang ditentukan. Besi/baja yang akan dicat harus diampelas,
kemudian dicat meni dan dicat dasar. Pengecatan dilakukan lapis demi
lapis sehingga didapat hasil akhir yang rata. Pekerjaan harus rapi,
sesedikit mungkin cipratan mengenai bagian-bagian lain.
e. Pengerjaan politur
Permukaan kayu yang dipertahankan corak naturalnya seperti yang
dijelaskan dalam gambar atau keterangan lainnya (daun pintu kecuali
untuk kamar mandi/WC) dipoiltur dengan bahan dan produk yang baik.
Pekerjaan harus dilakukan oleh tukang yang ahli dan berpengalaman.
Bagian yang akan dipolitur harus benar-benar bersih dan kering. Bagian
yang retak harus ditutup dulu dengan dempul yang khusus untuk politur.
Sebelum pengecatan dimulai kayu harus digosok dulu dengan batu
kambang sampai rata kemudian dihaluskan dengan ampelas. Pengecatan
dilakukan setelah permukaan kayu benar-benar telah bersih dan kering.
Tingkat politur yang dikehendaki adalah dof (tidak mengkilat).
PASAL 29
PEKERJAAN ALAT-ALAT SANITASI
29.1. KETERANGAN
Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan yang berhubungan seperti
ditunjukkan dalam gambar, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan alat yang
diperlukan.
29.2. BAHAN
a. Closet WC
Barang-barang yang akan dipakai adalah sebagai berikut :
1. Water Closet
Bahan porselen, produk dalam negeri setara TOTO, lengkap dengan
stop kran dan peralatan lain (warna standard).
29.3. PELAKSANAAN
Pemasangan semua peralatan/perlengkapan saniter harus dilakukan oleh ahli
pemasangan barang sanitair yang berpengalaman. Pengerjaan harus
dilakukan dengan hati-hati dan sangat rapi.
PASAL 30
PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
2. Gambar Kerja
Gambar kerja / Working drawing yang harus diberikan ke Pangawas untuk
disetujui minimum meliputi (tetapi tidak terbatas pada) :
a. Denah susunan/layout management dan pemasangan alat dan
perlengkapannya.
b. Detail pemasangan dan lay out.
c. Detail lubang pada dinding, lantai dan lain-lain
d. Detail yang dipandang penting oleh Pengawas
perusahaan Air Minum (PDAM) dan mempunyai surat ijin / pas dari PDAM
setempat sesuai dengan domisili dan Kontraktor tersebut.
b. Material
Kontraktor harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan
adalah baru dan bebas dari deaktive material, Improver material dan
menjamin terhadap kualitas atau mutu barang sesuai dengan tujuan
spesifikasi dan sebaiknya yang sudah disetujui / diuji oleh lembaga yang
berwenang. Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi
harus diganti dengan yang sesuai dalam jangka waktu tidak lebih dari 1
(satu) bulan setelah ditandatangani Berita Acara Penerimaan Barang .
Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
c. Gambar-gambar Perencanaan
Di dalam gambar-gambar perencanaan ini tidak dimaksudkan tidak untuk
menunjukkan semua pipa, fitting, katup dan fixtures secara terperinci.
Semua bagian tersebut diatas walaupun tidak digambarkan atau disebutkan
secara spesifik harus disesuaikan dan dipasang oleh Kontraktor, apabila
diperlukan agar instalasi ini lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai
dengan persyaratan dan pelaksanaan yang wajar/ berlaku.
Gambar dan spesifikasi perancanaan ini merupakan suatu kesatuan dan
tidak dipisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau peralatan yang
diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik, dan hanya
dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau spesifikasi
perencanaan saja kontraktor harus tetap melaksanakan tanpa ada biaya
tambahan dari pemberi kerja.
d. Gambar-gambar Kerja
Gambar-gambar kerja untuk seluruh pekerjaan harus selalu berada di
lapangan (site). Termasuk perubahan atau usulan dan lain sebagainya
selama pelaksanaan Instalasi ini berjalan. Kontraktor harus memberi tanda-
tanda pinsil/tinta merah pada set gambar atas segla perubahannya,
penghapusan atau penambahan pada Instalasi tersebut
e. Gambar Pelaksanaan
Sebelum pelaksaan dimulai Kontraktor pekerjaan plumbing harus membuat
dahulu gambar-gambar instalasi secara mendetail (shop drawing) untuk
diperiksa dan diuji oleh Direksi.
f. Gambar Terlaksana
Kontaktor pekerjaan plumbing harus membuat gambar-gambar yang sudah
dilaksanakan (as build drawing) dan pada penyerahan pertama
menyerahkan pada Pengawas dalam rangkap 4 (empat) terdiri dari 1 (satu)
kalkir dan 5 (lima) blue print demikian juga gambar-gambar rencana yang
diperlukan untuk mendapatkan ijin-ijin yang diperlukan.
g. Contoh-contoh Barang
Kontraktor wajib mengirimkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan
dalam pelaksanaan paling lambat sebulan sebelum memulai pekerjaan
kepada Pengawas beserta brosur-brosur dan alat-alat tersebut dan
menunggu persetujuan dari Pengawas sebelum alat-alat tersebut dipasang.
Bila bahan-bahan tersebut diragukan kualitasnya akan dikirimkan ke
kantor penyelidikan bahan-bahan atas biaya Kontraktor.
h. Pengamanan
Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan untuk
instalasi ini dari pencurian atau kerusakan. Bahan-bahan yang hilang atau
rusak yang belum atau telah terpasang olehnya harus diganti oleh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
i. Koordinasi
Dalam pelaksaan pekerjaan ini, kontraktor diwajibkan mengadakan
koordinasi dengan Kontraktor yang lain yang mengerjakan, Struktur,
Elektrikal, Interior dan lain sebagainya, sehingga kemungkinan terjadinya
kesalahan-kesalahan dalam pemasangan dapat diperkecil / dihilangkan.
30.4. Perpipaan
Lingkup pekerjaan sistem perpipaan-perpipaan meliputi :
a. Pipa
b. Sambungan
c. Katup-katup
d. Penggantung dan penumpu
e. Sleeves
f. Lubang pembersihan
g. Bak kontrol
h. Galian
I. Pengecatan
j. Finishing
k. Pengujian
l. Peralatan bantu
m. Flens
1. Syarat Teknis
a. Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan
letak serta arah dan masing-masing sistem pipa.
2. Pengujian
a. Pengujian sistem pembuangan air kotor dan air buangan. Seluruh
sistem pembuangan air harus mempunyai lubang-lubang yang dapat
ditutup (plugger) agar seluruh sistem tersebut dapat di isi dengan air
sampai dengan lubang vent tertinggi. Sistem tersebut harus dapat
menahan air yang diisikan tersebut tidak turun lebih dari 10 cm.
b. Pengujian sistem distribusi air bersih. Sebelum dipasang flexturesnya
seluruh sistem distribusi air harus diuji dengan tekanan hydrostatik
sebesar dua kali tekanan kerjanya (working pressure) dan tanpa
mengalami kebocoran dan dalam waktu minimum 3 jam tekanan-
tekanan tersebut tidak turun / berubah. Pada prinsipnya pengetesan
dilakukan dengan cara bagian demi bagian dan panjang pipa maksimum
100 meter. Biaya pengetesan serta alat-alat yang diperlukan adalah
menjadi tanggung jawab kontraktor. Pengetesan pipa harus
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
3. Material
a. Ringkasan bahan spesifikasi perpipaan
Sistem Tekanan Kerja Tekanan Uji Spesifikasi Material
Air Bersih 5 Bar 8 Bar PVC Kelas AW
R. Pompa GIP kelas
medium
Air Kotor / Gravitasi 2 Bar PVC Kelas AW
Bekas
Air Hujan Gravitasi 2 Bar PVC Kelas AW
Gate Valve, Globe GIP 0<50mm bronze atau Sama dengan air dingin
valves Check valves @ metal body class
10 bar dengan sambungan
ulir BS 21 atau ANSI B21
0<60 bronze Class 10 bar
Sambungan.
Merek
Instalasi bawah tanah
Atau pipa bertekanan :
b. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari
50 mm diantara pipa-pipa atau dengan bangunan dan peralatan.
c. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang, dibersihkan semua kotoran, benda-benda tajam / runcing serta
penghalang lain.
dilengkapi dengan ring type gasket / ring dari karet dan gasket untuk lebih
menjamin kekuatan sambungan.
g. Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus dibuat seperti
berikut kecuali seperti digambarkan dalam gambar.
1. Di dalam bangunan. Garis tengah 150 mm atau lebih kecil 1%
2. Di bagian luar bangunan. Garis tengah 150 mm atau lebih kecil 1% dari garis
tengah 200 mm atau lebih besar dari 1%.
k. Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat kearah
pompa dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan. Katup-
katup dan fitting pada perpipaan demikan harus ukuran jalur penuh.
l. Kecuali jika tidak terdapat dalam spesifikasi, pipa sleves harus disediakan
dimana pipa-pipa menembus dinding-dinding lantai, balok, kolom atau langit-
langit.
c. Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa dasar adalah sebagai berikut
1. Diameter Batang
2. Bentuk Gantungan
• Untuk air panas menggunakan boiler guide type
• Untuk air bersih dan limbah split ring atau clevis type
d. Pengapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.
e. Fixase semua penggantung dan penunjang pipa harus terpasang pada balon
atau tembok yang kokoh dan tidak boleh dipasang pada pipa-pipa / alat-alat.
f. Semua gantungan atau penumpu harus dicat dengan cat dasar zincromat
sebelum dipasang.
5. Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihan dan beas cutter dengan
reamer.
6. Semua pipa harus bersih dan bekas bahan perapet sambungan
b. Sambungan Las
1. Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum.
2. Kawat las atau eletroda yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa
yang dilas.
3. Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk
itu.
4. Alat las yang digunakan adalah alat las listrik yang berkondisi baik
menuurut penilaian Pengawas.
c. Sambungan lem
1. Penyambungan antara pipa dan fitting PVC mempergunakan lem yang
sesuai dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik.
2. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus
dipergunakan alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus
menggunakan alat pemotong khusus agar pemotongan pipa dapat tegak
lurus terhadap batang pipa.
30.9. Sleeves
a. Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa itu
menembus konstruksi beton
b. Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
kelonggaran di luar pipa maupun isolasi.
c. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang maupun baja untuk
mempunyai kedap air harus digunakan sayap.
d. Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang
mempunyai lapisan kedap air harus dari jenis flushing Sleeves.
e. Rongga antara pipa dan sleeves harus dibuat kedap air dengan rubber
sealet atau cault.
Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum diuji coba pengoperasian dilaksanakan,
pemipaan disetiap service harus dibersihakan dengan seksama, menggunakan
cara-cara yang disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini menjelaskan spesifikasi dari pipa, valve, trap,
strainer dan peralatan pipa lain serta instalasinya untuk Kegiatan ini
seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar perencanaan yang harus
diikuti oleh pemborong dalam pelaksanaannya.
2. Umum
• Bab ini melengkapi seluruh pekerjaan pemipaan dan adalah tanggung
jawab pemborong untuk mengikuti gambar dan spesifikasi bagian-
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
bagian serta jenis pemipaan mana yang sesuai untuk Kegiatan ini secara
khusus.
• Jalur pipa yang telah selesai terpasang diberi warna seperti yang
dispesifikasikan dalam bab pengecat
• Semua pipa vertikal harus ditumpu dengan klem (pipa klem) yang
bertumpu pada kontruksi bangunan. Paralel dengan dinding dan garis
kolom, lurus serta rapih.
• Tidak boleh ada pipa yang ditumpu atau digantungkan pada pipa lain.
Semua pegantung untuk pipa yang terlsolir tidak boleh menembus bahan
isolasi. Semua pipa dalam ruangan masih harus ditumpu dengan penumpu
yang mencegah penerusan getaran (vibration eluminating, hanger, rubber
in shear).
7. Isolasi Pipa
Semua pipa air harus diberi lapisan isolasi sesuai dengan gambar dan
spesifikasi.
8. Lapisan Pelindung
Pelindung pipa yang ekspose terhadap cuaca dan pipa terpendam yang lagged.
9. Pengujian
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
Semua sistem instalasi ini harus mengalami pengujian dengan tekanan hidrolik sebesar 8
kg/cm2 selama 24 jam tanpa terjadi kebocoran oleh pemborong dengan disaksikan oleh
Direksi dan Konsultan.
1. LINGKUP PEKERJAAN.
1.1 Umum
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ini maupun yang tertera dalam gambar, dimana bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi
ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan-perbedaan antara spesifikasi bahan atau
peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal
dibawah ini, maka merupakan kewajiban pemborong untuk mengganti bahan
atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan disetuji
Pengawas lapangan.
2. STANDAR / RUJUKAN
2. Panel-panel harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan rangka besi dan
seluruhnya harus dizinchromat ICI dan di duco 2 kali dan harus dipakai cat
dengan cat bakar, warna abu-abu merk ICI. Pintu dan panel-panel tersebut
harus dilengkapi dengan master key.
4. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dan 3 busbar phase
R-S-T, 1 busbar neutral dan 1 busbar untuk grounding, kecuali untuk Panel 1
phasa, cukup menggunakan 3 busbar. Besamya busbar harus diperhitungkan
untuk besar arus tanpa menyebabkan suhu yang lebih dari 65 CC.
5. Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang
dipergunakan untuk memberi warna busbar dan saluran harus dari jenis
yang tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan.
6. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak
tahan getaran, untuk Ampemieter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm
dengan skala linear dan ketelirian 1% dan bebas dari pengarus induksi serta
ada sertifikat tera dan LMK/PLN (minimum 1 buah untuk setiap jenis alat
ukur).
4. SYARAT UMUM
1. Semua lighting fixtures harus dicat dengan cat bakar bebas dari karat
berwarna putih, contoh harus disetujui oleh Perencana/Pengawas
Lapangan.
5. Konduit
a. Konduit yang digunakan, harus memenuhi standard yang berlaku
(British Standard-BS dan Electronical Standardization CENELEC) untuk
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
7. Grounding.
a. Kawat grounding menggunakan kawat telanjang ( Bare Copper
Conductor).
b. Elektroda pentanahan untuk grounding digunakan pipe galvanized
minimal berdiameeter 11/4”, diujung pipe dipasang copper rod
sepanjang 0,5 meter.
c. Nilai tahanan grounding untuk panel-panel maksimum 2 ohm
d. Kedalaman grounding minium 6 meter
2. Pada lokasi-lokasi yang khusus (Shaft listrik, gudang atau penerangan luar),
panel-panel harus diperlengkapi dengan lubang-lubang ventilasi yang cukup.
3. Khusus untuk panel-panel type free standing, dudukan cor di atas floor.
5.2 Kabel-kabel
1. Semua kabel dikedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel merek yang
jelas dan tidak mudah lepas untuk mengidentifikasikan arah beban.
2. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwama untuk
mengidentifiksikan phasanya sesuai dengan PUIL 1987 pasal 701.
Sedangkan untuk kabel Instalasi penerangan (NYM) yang digunakan harus
terdini dari 4 macam wama sesuai dengan ketentuan PUlL (R, S, T, Neutral
dan grounding.
5. Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan
sepatu kabel untuk terminasinya.
9. Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah
jalannya kabel.
10. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi
lainnya harus ditanam lebih dalam dari 60 cm dan diberikan pelindung pipa
galvanis dengan diameter minimum 21/2 kali penampang kabel.
11. Semua kabel yang dipasang diatas langit-langit harus diletakkan pada Cable
Ladder.
12. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beron harus
dibuatkan sleeve dan pipa galvanis dengan diameter minimum 2½ kali
penampang kabel.
13. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak harus didalam
kotak terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya
dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal
tadi minimum 4 cm.
14. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m
disetiap ujungnya.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
15. Penyusunan konduit diatas cable leadder harus rapi dan tidak saling
menyilang.
16. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak harus didalam
kotak penyarnbungan dengan memberi isolasi terlebih dahulu.
2. Kotak kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab harus type
water dicht (bila ada).
6. PENGUJIAN
6.1. Umum
Sebelum semua peralatan utama dan sistim dipasang, harus diadakan pengujian
secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi
dengan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik yang bersangkutan dan
LMK/PLN serta instansi lain yang berwenang untuk itu. Setelah peralatan
tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara menyeluruh dari sistem,
untuk menjamin bahwa sistem berfungsi dengan baik. Semua biaya untuk
mendapatkan sertifikat lulus pengujian dan peralatan untuk pengujian yang perlu
disediakan oleh Pemborong menjadi tanggung jawab Pemborong sendiri.
Untuk kabel tegangan rendah, sertifikat lulus pengujian harus dari PLN yang
terutama menjamin bahan isolasi kabel baik serta tidak melanggar ketentuan-
ketentuan PLN tentang isolasi kabel tegangan rendah, pengujian dengan
megger tetap harus dilaksanakan, dengan nilai tahan isolasi minimum 50
mega Ohm. Penyalaan baru boleh dilaksanakan apabila dinyatakan lulus oleh
Direksi Lapangan yang didasarkan pada hasil pengukuran (data) langsung
dari semua instalasi.
3. Lighting Fixtures
Setiap lighting fixtures yang menggunakan Ballast dan kapasitor harus
dilakukan pengujian atau pengukuran faktor daya (Cos phi).
Dalam hal ini faktor daya yang diperbolehkan minimal 0,85.
4. Motor-motor Listrik
Motor-motor listrik yang terpasang, harus dari type yang sesuai dengan
pemakaian dan lokasi dimana motor-motor tersebut dipasang.
Pengukuran tahanan Isolasi motor-motor listrik harus dilakukan.
Pemasangan motor-motor listnik bisa dilaksanakan setelah penunjukkan
hasil pengukuran tidak melanggar ketentuan-ketentuan PUIL 1987.
7. LAIN – LAIN
1. Uraian pekerjaan yang belum termuat dalam ketentuan dan syarat-syarat ini
tetapi di dalam pelaksanaannya harus ada, maka pekerjaan tersebut dapat
dilaksanakan setelah ada perintah tertulis dari Pemimpin Kegiatan dan akan
diperhitungkan dalam pekerjaan tambahan.
2. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang semula diestimasi oleh Konsultan
Perencana perlu dikerjakan dan sudah termuat dalam Daftar Rencana
Anggaran Biaya, tetapi menurut pertimbangan Pemberi Tugas yang dapat
dipertanggung jawabkan tidak perlu lagi dilaksanakan, maka atas perintah
tertulis dari Pemberi Tugas pekerjaan tersebut tidak dilaksanakan dan akan
diperhitungkan sebagai pekerjaan kurangan.
3. Apabila terdapat perbedaan antara gambar, spesifikasi teknis, dan Rencana
Anggaran Biaya, maka sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan harus
diadakan rapat terlebih dahulu untuk mendapatkan kepastian.
GUNADI FIRDAUS
NIP. 19700714 201001 1 001 Direktur