Anda di halaman 1dari 30

DAFTAR ISI

PASAL 1. LINGKUP PEKERJAAN…………………………………………………………..…...1


PASAL 2. PERATURAN DAN KETENTUAN TEKNIS BANGUNAN………………………...2
PASAL 3. JENIS DAN MUTU BAHAN……………………………………………………….....3
PASAL 4. PENJELASAN GAMBAR DAN RKS……………………………………………….....4
PASAL 5. RENCANA KERJA DAN JADWAL PELAKSANAAN…………………………….....5
PASAL 6. LAPORAN-LAPORAN…………………………………………………………….....6
PASAL 7. SUSUNAN PERSONIL LAPANGAN…………………………………………….…..7
PASAL 8. PEMERIKSAAN PEKERJAAN…………………………………………………….…..8
PASAL 9. JAMINAN KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN…………………….……..9
PASAL 10. KEAMANAN PROYEK…………………………………………………………...10
PASAL 11. ALAT-ALAT PELAKSANAAN………………………………………………..….11
PASAL 12. PENYIMPANAN BAHAN / MATERIAL……………………………………..…...12
PASAL 13. PERUBAHAN–PERUBAHAN/PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG…….....13
PASAL 14. PEKERJAAN PENDAHULUAN / PERSIAPAN……………………………..……10
PASAL 15. PEKERJAAN TANAH………………………………………………………….....10
PASAL 16. PEKERJAAN BETON DAN BETON BERTULANG…………………………..…12
PASAL 17. PEKERJAAN PLESTERAN…………………………………………………..…….14
PASAL 18. PEKERJAAN RANGKA ATAP…….………………………………………….........18
PASAL 19. PEKERJAAN PLAFON………………………………………………………..…..17
PASAL 20. PEKERJAAN LANTAI………………………………………………………..…...20
PASAL 21. PEKERJAAN PENGECATAN……………………………………………..……...21
PASAL 22. PEKERJAAN KUSEN PINTU & JENDELA………………………………….……21
PASAL 23. PEKERJAAN DAUN PINTU & DAUN JENDELA………………………….……21
PASAL 24. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI……………………….......24
PASAL 25. PEKERJAAN KACA……………………………………………………………....25
PASAL 26. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK…………………………………………….….24
PASAL 27. PEKERJAAN LAIN – LAIN……………………………………………………....27
OUTLINE SPESIFIKASI TEKNIS………………………………………………………………...28

1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PASAL 1.
LINGKUP PEKERJAAN

1. Penyediaan dan pengadaan bahan-bahan material, tenaga kerja, peralatan kerja, peralatan
pengangkutan, penyediaan air kerja dan tenaga listrik untuk menyelesaikan revitalisaasi
sarana SMPN 3 GADING (Rehabilitasi Ruang Lab.Komputer, Rehabilitasi Ruang Kelas,
Rehabilitasi Ruang UKS, Rahabilitasi Tempat Ibadah)

2. Pekerjaan tersebut meliputi :


A. Biaya Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
B. REHAB RUANG LAB. KOMPUTER
i. Pekerjaan persiapan
ii. Pekerjaan Beton
iii. Pekerjaan beton
iv. Pekerjaan Plesteran
v. Pekerjaan Atap
vi. Pekerjaan Plafond
vii. Pekerjaan Pintu dan Jendela
viii. Pekerjaan Listrik
ix. Pekerjaan Pengecatan
x. Pekerjaan Tempat Cuci Tangan
C. REHAB RUANG KELAS
i. Pekerjaan Persiapan
ii. Pekerjaan Beton
iii. Pekerjaan Plesteran
iv. Pekerjaan Atap
v. Pekerjaan Pintu dan Jendela
vi. Pekerjaan Plafond
vii. Pekerjaan Listrik
viii. Pekerjaan Pengecatan
ix. Pekerjaan Tempat Cuci Tangan
D. REHAB RUANG UKS
i. Pekerjaan Persiapan
ii. Pekerjaan Plesteran
iii. Pekerjaan Atap
iv. Pekerjaan Plafond
v. Pekerjaan pengecatan
E. REHAB TEMPAT IBADAH
i. Pekerjaan Persiapan
ii. Pekerjaan Atap
iii. Pekerjaan Plafond
iv. Pekerjaan Listrik
v. Pekerjaan pengecatan

2
PASAL 2.
PERATURAN DAN KETENTUAN TEKNIS BANGUNAN

1. Dalam melaksanakan pekerjaan bila tidak ditentukan dalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini, termasuk segala
perubahan dan tambahannya.
a. Peraturan Presiden No.16 Tahun 2018 , tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
b. Permen PU Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standard dan Pedoman Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultasi.
c. Undang-undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
d. Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional Nomor: 1230/D.II/03/2000 SE-38/A/200 tanggal 17 Maret
2000 tentang Pentunjuk Penyusunan RAB untuk Jasa Konsultan
e. Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 339/KPTS/M/2003
tanggal 31 Desember 2003 tentang petunjuk pelaksanaan pengadaan jasa konsultasi
oleh Instansi Pemerintah.
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 43/PRT/M/2007 tentang standart dan
pedoman pengadaan jasa konstruksi.
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
22/PRT/M/2018 tanggal 14 September 2018 tentang Pembangunan Gedung Negara.
h. Undang-undang Republik Indonesi No. 18 Tahun 1999 tentang jasa konstruksi.
i. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/ KPTS/1998 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung.
j. Permenkes nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
k. Permenkes Nomor 75 Tahun 2014.
l. PUBI-1982 (Peraturan Umum untuk Bangunan Indonesia).
m. Peraturan Beton Bertulang Indonesia1971 (PBI 1971) dan SKSNI 1991.
n. Peraturan konstruksi Baja yang berlaku di Indonesia (PPBBI 1983).
o. Peraturan Semen Portland Indonesia NI No. 08.
p. PUBI-1970/NI-3 (Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia).
q. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia, untuk Arbitrasi Teknik dari Dewan
Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI).
r. Peraturan dan Ketentuan yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah
setempat, yang berkaitan dengan permasalahan bangunan.

2. Untuk melaksanakan pekerjaan, berlaku dengan mengikat pula :


a. Gambar kerja (Detail Perencanaan) yang dibuat konsultan Perencana dan telah
disyahkan oleh pemilik proyek.
b. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
c. Berita Acara penjelasan pekerjaan kantor dan lapangan (dilengkapi)
d. Berita Acara penunjukkan
e. Surat Keputusan Pemilik Proyek tentang Penunjukan Kontraktor
f. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
g. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya
h. Jadwal Pelaksanaan (time schedule) dan network planning yang telah disetujui
pemilik proyek.

3. Rencana Kerja:

3
a. Sebelum memulai pekerjaan, Pemborong menyusun rencana kerja yaitu suatu
rencana yang terperinci termasuk jadwal pelaksanaan (Time Schedule) dan diajukan
kepada Direksi selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah dikeluarkannya Surat
Keputusan dan Penunjukan Mulai Kerja (SPMK) dan mengadakan Pre Construction
Meeting (PCM) dengan pihak Konsultan pengawas dan Direksi Lapangan.
b. Setelah disetujui maka Time Schedule dimaksud diserahkan kepada Direksi
Pekerjaan sebanyak 3 (tiga) salinan. Sedangkan cetakan aslinya harus selalu
terpampang di Kantor Proyek dan merupakan lampiran Dokumen Kontrak
c. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong telah menyerahkan Request Pekerjaan
beserta Shop Drawing kepada Konsultan Pengawas untuk dimintai persetujuannya.
d. Konsultan Pengawas setelah mempelajari usulan tersebut dengan memperhatikan
gambar-gambar rencana, RKS dan lain-lain, baru memberikan persetujuan kepada
Pemborong untuk segera dilaksanakan.
e. Pemborong harus melaksanakan pekerjaan, mendatangkan bahan-bahan dan alat
bantu sesuai dengan rencana kerja kecuali jika terpaksa menyimpang karena sesuatu
hal yang harus dipertimbangkan, maka terlebih dahulu harus disetujui oleh Direksi.
f. Rencana Kerja ini akan dipakai Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas sebagai dasar
untuk menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan kemajuan,
keterlambatan dan penyimpangan pekerjaan yang dilaksanakan oleh Pemborong.

PASAL 3.
JENIS DAN MUTU BAHAN

1. Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri yang mudah
didapatkan dan sesuai dengan proses SII.

PASAL 4.
PENJELASAN GAMBAR DAN RKS

1. Pemborong diwajibkan meneliti semua gambar, peraturan-peraturan dan syarat-syarat


sebelum pekerjaan dilaksanakan, baik pekerjaan sipil maupun mekanikal/elektrikal.

2. Apabila ada persyaratan yang tidak lazim dilaksanakan atau bila dilaksanakan akan
menimbulkan bahaya, maka Pemborong diwajibkan untuk mengadakan perubahan
seperlunya dengan terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis kepada
Direksi/Pengawas Pekejaan.

3. Apabila ada perubahan pada gambar atau pelaksanaan pekerjaan dilokasi atau ada
perbedaan antara Bestek (RKS) dengan gambar maka yang berlaku adalah menurut urutan-
urutan yang menentukan di bawah ini:
a. Bestek (RKS)
b. Gambar dengan skala yang lebih besar/sesuai ukuran tertera pada gambar
c. Keputusan Direksi/Pengawas Pekerjaan

4. Pelaksanaan Pembangunan proyek diselenggarakan secara lengkap termasuk


mendatangkan, mengangkut dan mengerjakan semua bahan-bahan yang diperlukan,
menyediakan tenaga kerja berikut pengawasan dan hal-hal lain yang dianggap perlu.

4
5. Pemborong diwajibkan menangani semua keperluan yang dibutuhkan untuk menunjuk
penyelesaian dan pelaksanaan secara cepat, baik dan lengkap.

6. Didalam pelaksanaan pekerjaan, misalnya pekerjaan beton bertulang, konstruksi baja,


konstruksi kayu dan pekerjaan struktur lainnya disamping pekerjaan pengolahan tanah, baik
menurut perhitungan dan gambar-gambar konstruksi yang disediakan oleh Direksi jika
diduga terdapat kekurangan, maka Pemborong diwajibkan mengadakan Konsultasi dengan
Direksi/ Pengawas sebelum melaksanakan pekerjaan.

7. Pihak Pemborong dianggap telah mempertimbangkan semua resiko yang mungkin terjadi
dan memperhitungkan di dalam harga penawaran.

8. Pemborong harus menjaga ketertiban selama pekerjaan dilaksanakan, sehingga lingkungan


sekitarnya menjadi tertib, misalnya pelaksanaan pekerjaan pada malam hari, Pemborong
harus meminta persetujuan kepada Direksi /Pengawas terlebih dahulu.

9. Pekerjaan harus diserahkan dengan lengkap, se!esai dengan sempurna kepada Pemberi
Tugas/Direksi termasuk perbaikan-perbaikan yang timbul sebagai akibat pelaksanaan pada
lingkungan pembangunan termasuk pembersihan.

PASAL 5.
RENCANA KERJA DAN JADWAL PELAKSANAAN

1. Sebelum memulai pekerjaan, Pemborong menyusun rencana kerja yaitu suatu rencana yang
terperinci termasuk jadwal pelaksanaan (Time Schedule) dan diajukan kepada Direksi
selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah dikeluarkannya Surat Keputusan dan
Penunjukan Mulai Kerja (SPMK) dan mengadakan Pre Construction Meeting (PCM) dengan
pihak Konsultan pengawas dan Direksi Lapangan.

2. Setelah disetujui maka Time Schedule dimaksud diserahkan kepada Direksi Pekerjaan
sebanyak 3 (tiga) salinan. Sedangkan cetakan aslinya harus selalu terpampang di Kantor
Proyek dan merupakan lampiran Dokumen Kontrak.

3. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong telah menyerahkan Request Pekerjaan beserta


Shop Drawing kepada Konsultan Pengawas untuk dimintai persetujuannya.

4. Konsultan Pengawas setelah mempelajari usulan tersebut dengan memperhatikan gambar-


gambar rencana, RKS dan lain-lain, baru memberikan persetujuan kepada Pemborong
untuk segera dilaksanakan.

5. Pemborong harus melaksanakan pekerjaan, mendatangkan bahan-bahan dan alat bantu


sesuai dengan rencana kerja kecuali jika terpaksa menyimpang karena sesuatu hal yang
harus dipertimbangkan, maka terlebih dahulu harus disetujui oleh Direksi.

6. Rencana Kerja ini akan dipakai Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas sebagai dasar untuk
menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan kemajuan, keterlambatan dan
penyimpangan pekerjaan yang dilaksanakan oleh Pemborong.

5
PASAL 6.
LAPORAN-LAPORAN

1. Kontraktor harus membuat catatan-catatan berupa laporan harian yang memberikan


gambaran dan catatan singkat dan jelas mengenai :
a. Taraf berlangsungnya pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor bawahan.
b. Catatan dari Pemberi Tugas/Direksi/Konsultan Pengawas yang telah disampaikan secara
tertulis maupun lisan.
c. Hal ikhwal mengenai bahan-bahan, peralatan/mesin yang masuk.
d. Keadaan Cuaca.
e. Hal ikhwal mengenai pekerja.
f. Hal ikhwal mengenai pekerjaan tambah kurang.
g. Hal ikhwal mengenai kesulitan-kesulitan atau gangguan yang mungkin ada.

2. Setiap laporan harian pada hari dan tanggal yang sama diperiksa dan disetujui
kebenarannya oleh Pengawas Harian dan Konsultan Pengawas. Perselisihan mengenai hal ini
mengakibatkan pekerjaan dihentikan untuk diadakan opname. Dan berdasarkan laporan
harian ini, oleh kontraktor disusun laporan mingguan yang minimal berisikan :
PASAL 1. Jumlah hasil pekerjaan yang diperoleh dalam waktu 1 (satu) minggu serta
perbandingannya dengan schedule yang disepakati
PASAL 2. Prestasi fisik .yang dicapai, dibandingkan dengan program, dan dibandingkan
dengan minggu sebelumnya dalam suatu Curva "S"
PASAL 3. Hambatan-hambatan yang timbul mengenai tenaga, bahan dan peralatan serta
rencana penanggulangannya
PASAL 4. Catatan-catatan mengenai ada tidaknya pekerjaan tambah/kurang.
PASAL 5. Instruksi-instruksi, tegoran-tegoran dan sebagainya yang telah diterima oleh
Kontraktor dan Pemberi Tugas, Direksi dan Konsultan pengawas dan solusinya.

PASAL 7.
SUSUNAN PERSONIL LAPANGAN

1. Kontraktor wajib menetapkan seorang kuasanya di lapangan atau biasa disebut pelaksana
atau Site Manager, yang cakap untuk memimpin dan bertanggungjawab penuh terhadap
pelaksanaan pekerjaan. Penetapan ini arus diperkuat dengan surat tugas/surat pengangkatan
resmi dari kontraktor ditujukan kepada pemilik proyek dan konsultan supervise serta Tim
Teknis Proyek yang ditunjuk pemilik proyek.

2. Site Manager harus berpendidikan minimum sarjana teknik Arsitektur atau sederajat
dengan pengalaman kerja lapangan minimum 5 (lima) tahun.

3. Selain Site Manager, Kontraktor diwajibkan pula memberi tahu secara tertulis kepada Tim
Teknik Proyek dan Supervisi, Susunan Organisasi Lapangan lengkap dengan nama dan
jabatannya masing-masing.
4. Bila dikemudian hari menurut pendapat Tim Teknis Proyek dan Supervisi, Site Manager
kurang mampu melaksanakan tugasnya, maka kontraktor akan diberitahu secara tertulis
untuk mengganti Site Manager.

6
5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya Surat Pemberitahuan, Kontraktor harus
sudah menunjuk Site Manager baru dengan persetujuan pemilik proyek atau dapat
penanggungjawab perusahaan kontraktor atau direksi sendiri yang akan memimpin
pelaksanaan di lapangan.

PASAL 8.
PEMERIKSAAN PEKERJAAN

1. Sebelum dimulai suatu pekerjaan yang bila bagian pekerjaan tersebut dilaksanakan
mengakibatkan tidak dapat diperiksanya pekerjaan yang telah dikerjakan, maka kontraktor
diwajibkan secara tertulis meminta kepada Supervisi memeriksa bagian pekerjaan, sebelum
pekerjaan tersebut dilaksanakan.

2. Bila pemohon pemeriksaan tersebut dalam waktu 2 x 24 jam dihitung dari jam diterimanya
permohonan (tidak terhitung hari libur atau hari besar lainnya) tidak dipenuhi oleh
Supervisi, maka kontraktor bisa meneruskan pekerjaan tersebut dan dianggap bagian
pekerjaan tersebut telah diperiksa dan disetujui oleh Supervisi, kecuali bila secara resmi
Supervisi meminta perpanjangan waktu pemeriksaan dan kontraktor menyetujuinya.

3. Bila ketentuan di atas dilanggar, maka Supervisi barhak menyuruh membongkar pekerjaan
tersebut sebagian atau seluruhnya guna keperluan pemeriksaan. Biaya-biaya yang timbul
akibat hal tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor.

4. Setiap akhir bulan atau akhir pekerjaan, dilakukan pemeriksaan Kemajuan Perkerjaan
(opname) dan pemeriksaan perkerjaan dilakukan bersama Kontraktor dan Supervisi.

5. Hasil pemeriksaan tersebut dicantumkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan yang
ditandatangani oleh Kontraktor, Supervisi dan Pemilik Proyek atau Pemimpin Proyek.

6. Berita Acara tersebut digunakan sebagai dasar untuk permohonan pembayaran pekerjaan
atau borongan.

PASAL 9.
JAMINAN KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN

1. Sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama


Pada Kecelakaan (P3K) dalam keadaan siap pakai harus selalu tersedia di la pangan.

2. Bila terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan yang memerlukan perawatan serius,
kontraktor harus segera membawa korban ke rumah sakit terdekat dan melaporkan
kejadian tersebut kepada pemilik proyek.

3. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan cukup, serta memenuhi syarat-
syarat kesehatan bagi semua petugas/pekerja, baik yang berada di bawah kekuasaannya
maupun yang berada di bawah pihak ketiga.

4. Kontraktor wajib meyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak bagi semua
petugas dan pekerja di lapangan.

5. Kecuali untuk menjaga keamanan, membuat tempat penginapan bagi para pekerja tidak

7
diperkenankan berada di lapangan pekerjaan.

6. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja, wajib diberikan
oleh kontraktor sesuai dengan perundangan yang berlaku.

PASAL 10.
KEAMANAN PROYEK

1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan, terhadap barang-barang milik proyek, Supervise


atau pengawas teknik dan milik pihak ketiga yang ada di lapangan baik terhadap pencurian
maupun perusakan.

2. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang atau pekerjaan, tetap menjadi
tanggung jawab kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah
atau pengunduran waktu pelaksanaan.

3. Apabila terjadi kebakaran, kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya. Untuk itu
kontraktor harus menyiapkan alat-alat pemadam kebakaran yang siap pakai, ditempat–
tempat yang stategis dan mudah dicapai.

4. Kontraktor wajib mengasuransikan seluruh pekerjaan dan pihak –pihak yang terlibat
didalamnya (all risk) pada perusahaan Umum Asuransi yang di setujui oleh pemberi tugas.
Maka pertanggungan ditetapkan sejak tanggal diterbitkannya SPMK sampai dengan tanggal
berakhirnya masa pemeliharaan.

5. Kecuali atas persetujuan kontraktor dan Supervisi, maka tidak diperkenankan antara lain :
a. Pekerja menginap ditempat pekerjaan.
b. Memasak di tempat pekerjaan.
c. Menjual makanan, rokok dan sebagainya di tempat bekerja.
d. Keluar masuk dengan bebas bagi yang tidak berkepentingan dalam areal proyek.

PASAL 11.
ALAT-ALAT PELAKSANAAN

1. Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan, baik berupa alat-alat kecil maupun besar,
harus disediakan oleh kontraktor dalam keadaan baik dan siap pakai sebelum pekerjaan fisik
bersangkutan dimulai.

PASAL 12.
PENYIMPANAN BAHAN / MATERIAL

1. Penyimpanan bahan-bahan/material bangunan yang telah diperiksa dan disetujui oleh


Supervisi, harus diatur penempatannya sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam
pengambilan dan menjaga agar tetap memenuhi syarat-syarat penyimpanan untuk
menghindari kerusakan atau menurunnya mutu/bahan material bangunan tersebut.

2. Tempat penimbuhan bahan/material bangunan tersebut harus mendapat persetujuan

8
Supervisi, penimbunan bahan/material yang ada dalam gudang maupun yang berada di
lapangan terbuka dalam areal proyek harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu
kelancaran dan keamanan umum, juga memudahkan jalannya pemeriksaan dan penelitian
bahan/material oleh Supervisi maupun Pemilik Proyek.

3. Selama berlangsungnya pembangunan/pekerjaan fisik, kebersihan areal kerja direksikeet,


gudang, bangsal/los kerja dan bangunan lainnya yang ada dalam areal proyek harus tetap
terjaga, tertib dan rapi.

4. Bahan/Material yang telah ditolak oleh Supervisi maupun pemilik proyek harus ikeluarkan
dari areal proyek secepatnya, selambat-lambatnya pada hari yang sama saat penolakan
dinyatakan. Terhadap kelalaian ini Supervisi maupun Pemilik Proyek dapat memberhentikan
seluruh pekerjaan, dan seluruh akibat dari pemberhentian tersebut seluruhnya menjadi
tangungan jawab kontraktor.

PASAL 13.
PERUBAHAN–PERUBAHAN/PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG

1. Supervisi maupun Pemilik Proyek dapat mengeluarkan instruksi tertulis yang menghendaki
perubahan pekerjaan tambah atau pekerjaan kurang yang layak tidak merusak isi kontrak
ini.

2. Yang dimasud dengan pekerjaan tambah atau pekerjaan kurang adalah yang terjadi karena
ada perubahan atau penggantian atas rencana, kualitas atau kuantitas dari dan terurai dalam
spesifikasi, serta termasuk penambahan, pembatalan atau penggantian dari macam maupun
standart tiap bahan atau barang yang dipergunakan dalam pekerjaan dan dilaksanakan
dengan perintah tertulis dari Supervisi atau Pengawas Teknik dengan persetujuan tertulis
dari Pemilik Proyek.

3. Sebelum membuat suatu perubahan dari gambar-gambar kontrak atau spesifikasi pekerjaan
yang diperlukan untuk penyesuaikan yang telah disebutkan diatas, kontraktor harus
memberitahukan kepada Pemilik Proyek secara tertulis dengan menerangkan dan
memberikan alasan atas perubahan tersebut dan Pemilik Proyek akan mengeluarkan
petunjuk/instruksi mengenai hal ini.

4. Nilai dari perubahan pekerjaan jika tidak ada persetujuan lain harus diikuti ketentuan-
ketentuan sebagai berikut :
a. Harga–harga dan Daftar Perincian Harga Penawaran harus dipakai sebagai dasar dalam
menentukan penilaian dari pekerjaan yang bersifat sama yang dilaksanakan dengan
syarat-syarat serupa.
b. Harga-harga dalam daftar perincian harga penawaran dimana pekerjaan tidak serupa
atau dikerjakan dengan syarat-syarat yang serupa, merupakan dasar harga untuk
pekerjaan yang sifatnya sejauh bisa dianggap layak.
c. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak terdapat di dalam daftar perincian harga
penawaran, maka harga satuan dapat ditentukan bersama antara Kontraktor dengan
Supervisi dan harus mandapat persetujuan dari Pemilik Proyek yang diwakili oleh
Pemimpin Proyek.

9
PASAL 14.
PEKERJAAN PENDAHULUAN / PERSIAPAN

1. Pembongkaran Gedung Eksisting


Pembongkaran gedung eksisting termasuk pembongkaran atap, dinding, beton, keramik, dan
pagar. Selain itu pembongkaran gedung dan pagar, terdapat pekerjaan pembongkaran
tendon tanam eksisting dan pengurasan dan pembongkaran septictank eksisting.

2. Pembersihan Lokasi Kerja


Kontraktor harus membersihkan lokasi kerja dari akar belukar, pokok-pokok pohon dan
dari segala sesuatu yang memungkinkan akan dapat mengganggu kelancaran pekerjaan
sesuai petunjuk atau persetujuan dari pengawas. Selain itu pekerjaan pembersihan lokasi
kerja juga termasuk pembersihan lokasi sisa bongkaran dan pembuangan sisa bongkaran
keluar proyek.

3. Papan Nama Proyek


Kontraktor diharuskan memasang papan nama proyek sesuai petunjuk pemimpin proyek
atau Supervisi, dengan ketentuan yang sesuai dengan gambar.

4. Pengukuran
a. Kontraktor harus menyediakan sedikitnya 2(dua) orang pembantu yang ahli dalam
cara-cara pengukuran dengan alat-alat penyipat datar (theodolith, waterpass dan
sebagainya), prisma silang dan lain-lain peralatan yang diperlukan dalam pengukuran
menurut situasi dan kondisi tanah bangunan sesuai dengan gambar kerja.
b. Supervisi dan kontraktor akan menetapkan tempat/posisi patok penandaan
permanent (bench mark) sebagai referensi pengukuran bangunan, dan dituangkan
dalam Berita Acara Penentuan Titik 0 (nol). Patok tersebut terbuat dari beton dengan
permukaan atas yang datar dan tertulis penetapan level referensi atas bangunan sesuai
gambar kerja, harus tetap pada posisinya, tidak bergeser dan permanen minimal dapat
digunakan hingga seluruh proyek selesai.
c. Pergeseran patok hanya dapat dilakukan atas persetujuan Supervisi dan tetap merujuk
pada pergeseran patok awal.
d. Berdasarkan patok tersebut, kontraktor menentukan level bangunan dan jarak as
bangunan pada setiap pekerjaan sesuai dengan gambar kerja.

PASAL 15.
PEKERJAAN TANAH

1. Umum Semua pekerjaan penggalian tanah harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Supervisi / Pengawas Teknik terutama tentang ukuran tanah yang akan digali.

2. Bahan–bahan galian yang akan dipakai untuk penimbunan harus diperiksa lebih dahulu oleh
Supervisi / Pengawas Teknik. Jika dijumpai halangan dalam penggalian harus segera
dilaporkan kepada Supervisi / Pengawas Teknik.

3. Jika terjadi kesalahan penggalian maka bekas lubang harus segera diperbaiki dengan bahan
penimbunan yang disetujui Supervisi/Pengawas Teknik. Lubang-lubang yang sudah tergali

10
tidak boleh terlalu lama dibiarkan terbuka.

4. Penggalian dan pengupasan Tanah


a. Kontraktor harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air yang berasal dari
air hujan, parit, banjir, mata air atau lain-lain sebab, pengeringan diusahakan dengan
jalan memompa, menimba, menyalurkan ke parit-parit atau lain-lain dan biaya untuk
pekerjaan-pekerjaan tersebut harus dianggap telah termasuk harga kontrak/
borongan.
b. Semua penggalian harus dikerjakan sesuai dengan panjang, kedalaman, kemiringan,
lokasi serta lingkungan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan seperti
dinyatakan dalam gambar kerja dan disetujui oleh Supervisi.
c. Bilamana suatu galian yang telah dilaksanakan dalamnya melebihi yang dikehendaki
atau permukaan yang tertera dalam gambar untuk dasar yang kuat, maka kontraktor
harus mengisi galian tersebut dengan bahan pasir pasangan dan dipadatkan atas biaya
kontraktor.
d. Potongan kayu dan kotoran lainnya yang mengurangi kualitas pemadatan tidak boleh
dibiarkan tertinggal dalam galian pada saat dilakukan pengurugan kembali.
e. Bahan-Bahan sisa galian yang tidak digunakan tidak boleh ditempatkan berserakan.
Tanah-tanah galian yang tidak diperlukan lagi supaya disingkirkan. Bahan-bahan sisa
galian tersebut harus segera dikeluarkan dari pekerjaan paling lambat 2x24 jam dan
dibuang pada tempat yang disetujui Supervisi / Pengawas Teknik.

5. Pekerjaan Galian Resapan Air Bekas Tempat Cuci Tangan.


a. Pekerjaan galian resapan Air Bekas Tempat Cuci Tangan
b. Galian lubang resapan menggunakan metode galian biasa dengan kedalaman yang
tercantum pada gambar rencana.
c. Ukuran resapan Ø = 100 cm.
6. Urugan dan Pemadatan.
a. Muka tanah dimana bangunan akan berdiri di atasnya harus dibentuk dengan rata dan
baik, sesuai dengan garis ketinggian atau kedalaman menurut gambar kerja.

11
PASAL 16.
PEKERJAAN BETON DAN BETON BERTULANG

1. Ketentuan Umum :
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan beton yang diminta menurut dokumen kontrak
kecuali ditentukan lain, ketentuan pekerjaan beton ini dipakai PBI ’71.
2. Beton Bertulang
Dalam garis besarnya pekerjaan beton yang harus dibuat dari beton bertulang ialah antara
lain:
a. Ring Gewel
b. Balok Latai
c. Ring Balk
d. Plat Penutup Resapan
e. Dan bagian-bagian lain yang tertera dalam gambar.
Mutu beton yang diisyaratkan untuk kontruksi yang bersifat struktural adalah K-300 dan
beton K-225 untuk strousspile dan beton praktis. Selain itu, pekerjaan rabatan beton, lantai
kerja, dan beton ampyangan untuk jalan setapak dengan mutu beton K-100.
3. Pengujian Pekerjaan Beton
Pada prinsipnya pengujian beton mengikuti persyaratan yang ditentukan dalam PBI ‘71 dan
sesuai petunjuk / Instruksi dari Direksi.
4. Bahan Adukan Beton
a. Semen
1) Jenis semen PC yang dipakai harus memenuhi ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat
yang telah ditentukan dalam NI.8-1969 dan sebagai pedoman dapat memakai semen
merk Semen Gresik / Standart SII.
2) Semen yang didatangkan ke tempat pekerjaan harus baik dan baru serta didalam
kantong-kantong semen masih utuh tanpa sobekan-sobekan.
3) Penyimpanan semen dalam gudang harus dilakukan diatas lantai panggung minimal 20 cm
diatas tanah.
4) Semen yang dipakai harus selalu diperiksa oleh Direksi sebelumnya dan semen yang
mulai mengeras harus segere dikeluarkan dari lapangan / lokasi.
b. Bahan Agregat Beton
1) Pasir beton harus tajam, keras, bersih dari kotoran-kotoran bahan kimia, bahan-bahan
organik dan susunan diameter butirnya memenuhi persyaratan-persyaratan PBI 71
jumlah butiran lumpur lembut harus kurang dari 5 % keseluruhannya.
2) Grafik pembagian butir pasir beton yang dianalisa dengan saringan harus masuk dalam
daerah bail (well graded) menurut grafik-grafik yang ada pada PBI 71.
3) Ukuran maksimum dari batu pecah / split adalah 2 cm dengan bentuk lebih kurang
seperti kubus dan mempinyai bidang pecah minimum 3 muka dan split harus bersih,
keras dan bebas dari kotoran-kotoran lain yang dapat mengurangi mutu beton dan
memenuhi persyaratan PBI 71.
4) Susunan ukuran koral / pembagian butir harus termasuk susunan agregat campuran di
daerah baik menurut PBI 71.
c. Air
1) Untuk adukan air yang dipergunakan harus bebas dari asam, garam, bahan alkali dan
bahan organik yang dapat mengurangi mutu beton.

12
d. Besi Beton
1) Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan mutu U-24 sedang untuk besi
deformasi (D) mutu U39 / umum dipakai dan menurut PBI 71 dengan diameter-
diameter seperti yang tertera dalam gambar, penggunaan diameter yang lain
diperkenankan apabila ada persetujuan tertulis dari Direksi.
2) Pembengkokan dan pemotongan baja tulangan harus dilaksanakan menurut gambar
rencana / detail dengan diameter masing-masing.
e. Kayu Bekisting
1) Kayu untuk beton dipakai kayu kelas III sesuai dengan syarat dalam PKKI 70 atau
dipakai kayu tahun atau lokal.
2) Papan bekesting dari kayu tahun tebal 2 cm atau multiplek tebal  9 mm dan
pemakaiannya maximum 2 (dua) kali.
3) pengecoran, bila perlu bidang papan terlebih dahulu harus dilapis cairan mud oil sampai
rata agar pada waktu pembongkaran, beton tidak menempel pada papan, sedangkan
untuk perancang bekesting dipergunakan kayu tahun ukuran minimum 4/6 cm.
5. Pelaksanaan Pekerjaan Beton Bertulang
a. Pengerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan
penghentian pengecoran, kecuali sudah diperhitungkan pada tempat-tempat yang aman
dan sebelumnya sudah mendapatkan persetujuan Direksi.
b. Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata, bila perlu Pemborong harus
memakai mesin pengaduk / mollen dengan minimum pengadukannya 2 menit untuk
setiap kali mencampur.
c. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan bila telah mendapat persetujuan tertulis dari
Direksi / konsultan Pengawas
d. Selama waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari pengeringan dan melindungi
dengan menyiram air terus menerus selama paling tidak 7 (tujuh) hari setelah
pengecoran.
e. Pembongkaran bekesting tidak boleh dilakukan sebelum waktu pengerasan menurut PBI
71 dengan hati-hati dan tidak merusak beton yang sudah mengeras dengan terlebih
dahulu mendapatkan persetujuan Direksi / konsultan Pengawas.
6. Pemakaian Bahan Katalistor Beton (hanya bila diperlukan)
a. Untuk pekerjaan beton struktural bila memang diperlukan supaya diberi bahan pembantu
guna memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu pengikatan dan pengerasan
atau maksud-maksud lain. Untuk ini Kontraktor dapat mempergunakan bahan-bahan
pembantu merk Deiterment, Puzolith, setara dengan proporsi sesuai dengan spesifikasi
produsen.
b. Jika terpaksa menggunakan bahan pembantu dari jenis lain, penggunaannya harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi / Konsultan pengawas terlebih dahulu.
c. Selama penggunaan bahan - bahan pembantu harus dilak sanakan pengawas secara cermat,
terutama sistim pencampurannya harus sesuai dengan petunjuk buku brosurnya.
7. Pekerjaan Bekisting
a. Untuk mendapatkan bentuk penampang, ukuran dari beton seperti yang diminta dalam
gambar konstroksi, bekisting harus dikerjakan dengan baik, teliti dan kokoh.
b. Konstruksi bekesting harus kedap adukan dan tidak melengkung menerima beban – beban
dari adukan basah, tulangan dan lain – lain tidak berubah bentuk akibat pemadatan.

13
c. Konstruksi dari bekesting seperti sokongan–sokongan perancah dan lain-lain yang
memerlukan pertimbangan harus diajukan kepada Direksi untuk diperiksa dan disetujui
untuk dilaksanakan.
d. Cetakan harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran dan tepi-
tepi yang sesuai dengan gambar-gambar rencana dan syarat-syarat pelaksanaan.
e. Tiang cetakan garus dipasang diatas papan kayu yang kokoh dan harus mudah distel
dengan baji. Bambu tidak boleh digunakan sebagai tiang cetakan disamping kekuatan dan
kekakuan dari cetakan juga stabilitas perlu diperhitungkan dengan baik terutama terhadap
beban beton sendiri serta bahan-bahan lainnya yang timbul selama pengecoran seperti
akibat Vibrator dan berat para pekerjanya.
f. Sebelum pengecoran dimulai bagian dalam dari bekesting harus bersih dan kering dari air
limbah, minyak dan kotoran-kotoran lainnya.
8. Pekerjaaan Baja Tulangan
a. Gambar rencana kerja untuk baja tulangan meliputi rencana pemotongan, pembengkokan,
sambungan, penggantian, dan lain-lain untuk semua pekerjaan tulangan harus dipersiapkan
oleh Kontraktor kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu sebelum
pelaksanaan.Semua detail harus memenuhi persyaratan seperti yang dicantumkan dalam
Gambar Kerja dan Syarat-syarat yang harus diikuti menurut PBI ’71 NI-2 dan buku
Pedoman Perencanaan untuk struktur beton bertulang untuk Gedung Tahun 1993 atau
Pedoman Beton Tahun 1989.
b. Pemasangan tulangan harus sesuai dengan jumlah dan jarak yang ditentukan dalam gambar.
c. Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sebuah Rencana dan harus dijaga
jarak antara tulangan dengan tulangan yang lain, jarak antara tulangan dengan bekesting
untuk mendapatkan tebal selimut beton/beton dekking yang cukup. Untuk itu Kontraktor
harus menggunakan penyekat / spacer, dudukan / chair dari blok-blok beton atau baja, bila
dipakai blok-blok beton, maka mutu beton harus sesuai dengan beton yang bersangkutan
dengan campuran 1 Pc : 1 ½ Ps : 2 ½ Kr, semua tulangan harus diikat dengan baik dan
kokoh sehingga dijamin tidak bergeser pada waktu pengecoran.
d. Sebelum melakukan pengecoran semua tulangan harus diperiksa terlebih dahulu untuk
memastikan ketelitian penempatannya, kebersihan dan mendapatkan perbaikan bilamana
perlu. Pengecoran tidak diperkenankan apabila belum diperiksa dan disetujui oleh Direksi
/ konsultan Pengawas .

PASAL 17.
PEKERJAAN PASANGAN & PLESTERAN

1. Keterangan Umum :
a. Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan batu yang berupa pasangan Pondasi batu kali,
pasangan pondasi batu bata / rollag, pasangan dinding batu bata, plesteran, ornamen
kolom dan pekerjaan batu / bata lainnya.
b. Pasangan batu bata harus memenuhi syarat-syarat PUBB ’73 NI-10.
2. Bahan-bahan :
a. Batu Bata
Batu bata liat produksi lokal kualitas baik, pembakarannya harus baik / dengan kayu
bakar ukuran tiap unit harus sama, bersudut runcing dan rata tanpa cacat / letak atau
mengandung kotoran yang memenuhi persyaratan PUBB ’73 NI-70.

14
b. Pasir
Pasir yang digunakan harus pasir yang butir tajam, keras dan bersih.
c. Semen Portland
Semen untuk pekerjaan batu dan plesteran sama dengan yang digunakan untuk pekerjaan
beton.
3. Pelaksanaan Pekerjaan :
a. Pasangan Bata Merah
1) Sebelum dipasang, bata harus direndam air sampai jenuh dan batu bata yang pecah tidak
boleh lebih dari 100 % kemudian pemasangannya dalam sehari tidak boleh lebih dari 1.00
m tingginya dan pemasangannya harus lurus dengan ketebalan sesuai gambar. Proses
pengeringan harus selalu dibasahi dengan air minimal 7 hari kalender. Adukan yang
dipakai 1 Pc : 5 Ps.
2) Tembok harus dipasang tegak lurus, siku, rata dan tidak boleh rengat rengat serta batu
bata berukuran sama menurut aturan normalisasi, berkualitas baik dan dari hasil
pembakaran yang masak tidak diperbolehkan memasang bata yang pernah dipakai
(bekas). Semua Voeg / siar diantara pasangan batu bata pada hari pemasangan harus
dikeruk selama 1 cm pada bagian luar dan dalam.
3) Pasangan tembok 1 / 2 batu maksimum dipasang dengan luasan 12 m2.
b. Plesteran dinding, Beton dan Benangan
Dinding yang akan diplester harus bersih dari kotoran dan disiram dengan air, sebelumnya
harus dibuatkan kepala plesteran dengan tebal sama dengan ketebalan plesteran yang
direncanakan ( 1.5 cm). Semua plesteran dinding dipakai campuran 1 Pc : 5 Ps termasuk
benangan sudut dan pembuatan ornamen. Selama proses pengeringan harus disiram dengan
air agar tidak terjadi retak-retak rambut akibat proses pengeringan yang terlalu cepat
selama 7 hari, plesteran dinding yang akan dicat tembok penyelesaiannya terakhir harus
digosok dengan amplas bekas pakai atau kertas zak semen, sedangkan untuk sponingan
harus rata, siku dan tajam pada sudutnya.
Pekerjaan plesteran dilaksanakan setelah pekerjaan atap selesai dilaksanakan dan sebelum
pelaksanaan plesteran dilaksanakan jalur-jalur instalasi air / listrik harus sudah ditaman
dalam tembok / beton terlebih dahulu harus sesuai dengan gambar rencana.
Pekerjaan plesteran ini dilaksanakan pada pasangan batu bata baru sebagai berikut :
PEKERJAAN PLESTERN
a. Campuran spesi plesteran tembok campurannya 1 Pc : 5 Ps dengan pasir ayakan
yang halus.
b. Semua pekerjaan plesteran beton maupun plesteran tembok harus rata dan halus
dan merupakan satu bidang yang tegak lurus dan siku, tidak boleh ada retak-retak
seandainya terjadi retak-retak pemborong harus segera memperbaikinya.
c. Sebelum pelaksanaan plesteran tembok dilaksanakan, jalur-jalur instalasi listrik
sudah harus ditanam dalam tembok terlebih dahulu sesuai dengan rencana.
d. Sebelum dilakukan plesteran pasangan bata harus dibasahi terlebih dahulu.
e. Untuk penyelesaian sudut-sudut, benangan supaya digunakan plesteran 1 Pc : 3 Ps
dilaksanakan harus tajam.
f. Setelah plesteran

15
PASAL 18.

PEKERJAAN RANGKA ATAP

Rangka Atap Kayu


Pekerjaan Rangka atap (kuda-kuda) menggunakan bahan baku kayu meranti
balok dan Gording menggunakan kayu meranti balok dan penutup atap
menggunakan genteng ex.ambulu dan untuk listplank menggunakan Listplank Kayu
meranti 3/30.

Pengajuan dan Persetujuan


a. Sebelum Kontraktor memulai pekerjaan konstruksi bahan material harus
mengajukan contoh kayu meranti balok 8/12 yang akan dilaksanakan sebagai
bahan baku kuda-kuda serta Penutup atap Genteng ex.ambulu.
b. Pekerjaan disesuaikan dengan gambar kerja baik kuda-kuda menggunakan Kayu
Meranti balok 8/12 harus sesuai gambar kerja dan rapi.
c. Pihak Pelaksana harus mengajukan semua gambar-gambar kerja (shop drawing)
yang diperlukan sebanyak 2 (dua) copy guna mendapatkan persetujuan Direksi
sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Persetujuan ini tidak membebaskan
pihak pelaksana dari tanggung jawabnya sesuai kontrak.
d. Sebelum memulai dengan pemasangan konstruksi baru ataupun pembongkaran
konstruksi yang ada, maka pihak pelaksana harus memberitahukan kepada
Direksi secara tertulis sekurang-kurangnya 24 jam sebelum pelaksanaan tersebut
dimulai.
e. Pekerjaan penutup atap baru boleh dipasang setelah rangka atap selesai
dikerjakan dan telah diperiksa Direksi.
f. Penutup atap menggunakan atap metal/galvalum, sesuai persetujuan direksi,
rapi, rata, baik dan tidak cacat.
g. Sebelum pekerjaan dilaksanakan, pihak pelaksana harus menyerahkan contoh
bahan kepada direksi untuk mendapat persetujuan.

1. Rangka Atap Usuk dan Reng Kayu Meranti


Pekerjaan Rangka atap, usuk dan reng menggunakan bahan baku Kayu balok
meranti 5/7 dan Kayu meranti balok 2/3 serta penutup atap menggunakan genteng ex.
ambulu dan untuk listplank menggunakan listplank kayu meranti papan 3/30

Pengajuan dan Persetujuan


a. Sebelum Kontraktor memulai pekerjaan konstruksi bahan material harus
mengajukan contoh Kayu meranti balok serta listplank kayu meranti papan ukuran
3/30.
b. Pihak Pelaksana harus mengajukan semua gambar-gambar kerja (shop drawing)
yang diperlukan sebanyak 2 (dua) copy guna mendapatkan persetujuan Direksi
sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Persetujuan ini tidak membebaskan pihak
pelaksana dari tanggung jawabnya sesuai kontrak.
c. Sebelum memulai dengan pemasangan konstruksi baru ataupun pembongkaran

16
konstruksi yang ada, maka pihak pelaksana harus memberitahukan kepada
Direksi secara tertulis sekurang-kurangnya 24 jam sebelum pelaksanaan tersebut
dimulai.
d. Pekerjaan penutup atap baru boleh dipasang setelah rangka atap selesai dikerjakan
dan telah diperiksa Direksi.
e. Penutup atap menggunakan genteng ex ambulu, sesuai persetujuan direksi, rapi,
rata, baik dan tidak cacat.
f. Bubungan atap serta pertemuan-pertemuan lainnya harus khusus dari produksi
yang sama dengan atap genteng, begitupun warnanya. Bentuknya harus teratur
menurut fungsi penempatannya.
Sebelum pekerjaan dilaksanakan, pihak pelaksana harus menyerahkan contoh bahan
kepada direksi untuk mendapat persetujuan.

PASAL 19.

PEKERJAAN RANGKA PLAFON

1. Kontraktor harus menyiapkan tenaga kerja yang terampil dalam pelaksanaan pekerjaan
ini, penyediaan bahan/material, peralatan serta alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga pekerjaan langit – langit kalsiboard dilaksanakan
dengan hasil yang baik dan sempurna.

2. Cara pengerjaan, bentuk, volume serta detail ukuran lainnya sesuai dengan yang
tercantum pada Gambar Kerja.

3. Persyaratan Bahan
a. Bahan yang digunakan adalah Kalsiboard dengan ketebalan 4 mm yang dipasang
dalam keadaan baik dan tanpa cacat atau noda lainnya.
b. Seluruh rangka plafond menggunakan rangka Kayu meranti balok jarak 60 cm x
120cm.
c. Joint Clip pada sisi-sisi pertemuan antara rangka.

4. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Sebelum pelaksanaan Kontraktor wajib memeriksa dengan seksama Gambar Kerja
dan memeriksa keadaan di tempat pekerjaan yang akan dilaksanakan serta
mengadakan koordinasi dengan disiplin lain, yaitu : Elektrikal terhadap peletakan –
pelatakan diantaranya :
1) Persiapan Instalasi listrik.
2) Bila pekerjaan tersebut tidak tercantum dalam Gambar Kerja Langit – Langit,
maka Kontraktor harus meneliti gambar kerja disiplin yang bersangkutan.
3) Bila tidak didapatkan kejelasan, Kontraktor harus melaporkan kepada Konsultan
Pengawas/Direksi, untuk mendapatkan keputusan yang harus dilaksanakan.
Koordinasi harus selalu berada dibawah petunjuk dan pengarahan dari Konsultan
Pengawas.
4) Semua pekerjaan ini harus memenuhi standar spesifikasi dari bahan dan meterial,
prosedur dan cara pelaksanaan dari pabrik pembuat, selain mengikuti Gambar
Kerja dan RKS ini.
5) Tidak diperkenankan memasang penutup langit–langit sebelum rangka langit–
langit disetujui oleh Konsultan Pengawas.
6) Pemasangan rangka harus rapi dan rata dengan waterpass. Kontraktor harus

17
bertanggung jawab atas ketidak rapian pemasangan rangka ini.
7) Rangka langit–langit dipasang setelah sisi bagian bawah diratakan, pemasangan
sesuai dengan pola yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja dengan
memperlihatkan modul pemasangan penutup langit–langit yang dipasang.
8) Bidang pemasangan bagian rangka langit–langit harus rata, tidak cembung, kaku
dan kuat, kucuali bila dinyatakan lain, misal permukaan merupakan bidang
miring/tegak sesuai dengan yang ditunjuk dalam gambar.
9) Jarak pemasangan antara unit–unit penutup langit–langit harus presisi dan tidak
kelihatan atau sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
10) Hasil pemasangan penutup, langit–langit harus rata, tidak bergelombang
(melendut)
11) Seluruh pertemuan antara permukaan langit–langit dan dinding dipasang list profil
dari gypsum dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan Gambar Kerja dan RAB.

PASAL 20. PEKERJAAN LANTAI

1. Persyaratan Umum
Sebelum pekerjaan finishing lantai dilakukan, Pemborong wajib mengadakan pengecekan
kembali peil lantai dan kemiringannya disesuaikan dengan gambar kerja dan persyaratan
teknis yang sudah ditentukan.

2. Lingkup, pekerjaan meliputi semua tenaga kerja, penyediaan bahan, persiapan pemasangan,
pembersihan lantai yang akan dikerjakan dan pelaksanaan pemasangan.
3. Pelaksanaan Pekerjaan Pemasangan.
a. Pekerjaan pemasangan keramik lantai 30x30 A dan harus dikerjakan secara presisi sesuai
gambar perencanaan, rata, rapih, kuat, dan mempunyai permukaan yang tidak
bergelombang, serta didapatkan Nat-Nat yang lurus.
b. Khusus sebelum dipasang finishing lantai harus difloor terlebih dahulu dengan adukan 1 :
3 : 6 tebal 5 cm.
c. Didalam pemasangan harus menggunakan rentangan benang yang diukur dengan
waterpass dan dipindahkan pada setiap keramik.
d. Peil lantai yang diinginkan harus diperiksa betul-betul bila terdapat hal-hal yang berbeda
dengan rencana yang disetujui, maka pelaksanaan pekerjaan ini harus segera dilaporkan
kepada Direksi untuk dicarikan jalan keluarnya.
e. Pelaksanaan pemasangan keramik dilaksanakan dengan adukan 1 PC : 5 PS.
f. Pekerjaan finishing lantai baru dapat dimulai setelah seluruh pekerjaan plafond dan
dinding selesai dikerjakan.
g. Pola pemasangan keramik bila tidak jelas terdapat pada gambar kerja harus ditanyakan
kepada Direksi untuk mendapat penjelasan.
h. Nat antara keramik dibuat sekecil mungkin dan diisi dengan semen berwarna sama
dengan dasar keramik yang dipakai.
i. Keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air hingga tidak muncul
gelembung-gelembung udara kemudian ditiriskan sampai tidak ada lagi air yang menetes.
j. Selesai pemasangan ruangan harus bebas dari beban berat serta kegiatan lain.
k. Sedapat mungkin pemotongan dihindarkan jangan terjadi potongan lebih kecil dari
setengah ukuran, kecuali tercantum dalam gambar Potongan dilakukan tanpa bergerigi.
l. Pemasangan keramik wajib memperhatikan nilai estetikanya. Tidak diharuskan untuk

18
membasahi lantai dengan air secara terus menerus selama satu minggu dan lantai ditutup
dengan lembaran plastik untuk mendapatkan hasil yang sempurna.
m. Bahan yang digunakan harus berkualitas baik, bersih dan tidak boleh terdapat goresan-
goresan ataupun cacat yang lain.

4. Hasil akhir yang dapat diterima:


a. Lantai yang dipasang harus sesuai dengan contoh yang sudah disetujui Direksi.
b. Permukaan lantai harus rata dan tidak bergelombang.
c. Garis-garis siar harus lurus dan saling tegak lurus.
d. Direksi berhak untuk menolak bidang keramik yang telah terpasang apabila tidak
memenuhi persyaratan di atas dan resiko penolakan adalah menjadi tanggung jawab
Pemborong.

PASAL 21.
PEKERJAAN PENGECATAN

1) Lingkup pekerjaan
Pengecatan dinding dilakukan. pada bagian luar dan pada seluruh detail yang disebutkan/
ditunjukkan dalam gambar.

2) Bahan bahan
a. Semua bahan cat yang digunakan adalah : Produk Merk Nippon Paint atau setara.
Cat dinding luar/ exterior Ex. Nippon Paint atau Setara:
- Undercoat : 1 lapis Wall Sealler interval 2 jam
- Cat akhir : 2 lapis setebal 2x30 micron, interval 2 jam, semua lapis sehingga dicapai
permukaan yang merata & sama tebal
b. Sifat-sifat umum
- Tahan terhadap pengaruh cuaca
- Tahan terhadap gesekan dan mudah diberslhkan
- Mengurangi Pori-Pori dan tembus uap air
- Tidak berbau
- Daya tutup tinggi
c. Cat yang digunakan berada. dalam kaleng yang masih disegel dalam kemasan 5 kg: atau
25 kg, tidak pecah atau bocor dan mendapat persetujuan Pemilik Proyek atau Manager
Konstruksi. Pengiriman cat harus disertakan sertifikat dan agen/distributor yang
menyatakan bahwa cat yang dikirim dijamin keasliannya. Pemborong bertanggung jawab,
bahwa warna dan bahan cat adalah tidak palsu dan sesual dengan RKS.
d. Warna
Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan pengecatan, pemborong
mengajukan daftar bahan pengecatan kepada Manager Konstruksi. Pemborong
menyiapkan bahan dan bidang pengecatan untuk dijadikan contoh, atas biaya
pemborong. Pencampuran warna atau pemesanan dan pembuatan warna khusus harus
disiapkan dari pabrik dan memiliki sertifikat laboratorium untuk pembuatan dan
pencampurannya.

3) Pekerjaan Persiapan
Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, pekerjaan langit-langit dan lantai telah selesai

19
dikerjakan. Selanjutnya diadakan persiapan sebagai berikut:
a. Dinding atau bagian yang akan dicat telah selesai dan disetujui oleh Manager
Konstruksi
b. Bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang menempel dibersihkan
c. Menunggu keringnya dinding atau baglan yang akan dicat karena masih basah dan
lembab
d. Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna
e. Pemborong harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga. terdapat
urutan-urutan yang tepat mulai dari pekerjaan dasar sampai dengan pengecatan
akhir.
f. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari pabrik pembuat cat
tersebut.
4) Pekerjaan Pengecatan
a. Pengecatan tembok luar atau tembok dalam
1) Tembok yang akan dicat harus mempunyal cukup waktu untuk mengering, setelah
permukaan tembok kering maka persiapan dilakukan dengan membersihkan
permukaan tembok tersebut terhadap pengkristalan/pengapuran (efflorescene)
yang biasanya terdapat pada tembok baru, dengan amplas kemudian dengan lap
sampai benar-benar bersih.
2) Selanjutnya dilapis tipis dengan plamur
3) Pada bagian-bagian dimana banyak reaksi dengan alkali dan rembesan air harus
diberi lapisan wall sealer
4) Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi sampai halus
5) Kemudlan dicat dengan lapisan pertama
6) Bagian-bagian yang masih kurang baik, diberi plamur lagi dan diamplas halus setelah
kering
b. Cat Waterproofing:
1) Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan kontaminan lainnya.
2) Gunakan Elastex Waterproof sebanyak 2 lapis pada permukaan yang ingin
dilindungi.
3) Untuk menutup bagian retak:
a). Lapis bagian retak dengan polyestes fiber.
Aplikasikan Elastex Waterproof pada bagian retak yang telah terlapisi
tersebut.
b). Jangan melakukan pengecatan pada kelembaban udara >85% dan/atau
temperatur udara kurang dari 7 derajat celsius. Semua peralatan sebaiknya
langsung dibersihkan dengan air setelah selesai digunakan.

20
PASAL 22.
PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA

A. Lingkup Pekerjaan kusen pintu / jendela meliputi pengadaan bahan, alat dan
tenaga untuk pekerjaan kusen sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknis.
B. Bahan untuk kusen, adalah Alumunium silver. Sedangkan untuk daun pintu dan
daun jendela juga menggunakan alumunium silver.
C. Bahan-bahan yang diserahkan kelapangan untuk di pasang harus sesuai benar
dengan contoh-contoh yang disetujui dan dalam keadaan terpelihara baik. Bahan-
bahan ini harus dijaga dan dilindungi sebaik-baiknya sewaktu penyimpanan,
pemasangan sampai diserahkan dengan baik.
D. Hubungan antara dinding dan kusen pada bagian bawah dinding luar dibuat miring
keluar, (sesuai gambar).

PASAL 23.
PEKERJAAN DAUN PINTU & DAUN JENDELA

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya untuk pelaksanaaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan (Pekerjaan Alat Penggantung dan Kunci)
serta (Pekarjaan Kaca dan Cermin).

2. Persyaratan Bahan
a. Daun pintu menggunakan kaca rayban 5mm dan daun pintu besi plat galvanis tb. 1mm
finish cat besi.
b. Ukuran daun pintu daun jendela dan pintu sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari
bentuk, pola, layout/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai
gambar.
b. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan yang
digunakan dalam pekerjaan ini kepada Direksi minimal 3 (tiga) produk yang setaran .
c. Kontraktor wajib membuat shop drawing yang mencantumkan semua data produk,
ukuran dan cara pemasangan dari pekerjaan tersebut. Gambar shop drawing sebelum
dilaksanakan harus disetujui oleh direksi.
d. Penimbunan bahan-bahan pintu dan lokasi pekerjaan harus ditempetkan pada ruang /
tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindungi
dari kerusakan dan kelembaban.
e. Untuk daun pintu/jendela kaca setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak
melincang dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik.

21
PASAL 24.
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya dan alat-alat bantu
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
b. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari seluruh alat-alat yang
dipasang pada daun pintu dan pada daun jendela serta seluruh detail yang
disebutkan/ditentukan dalam gambar.
c. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan Pekerjaan Kusen, Pintu, dan Jendela

2. Persyaratan Bahan
a. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik ex. Dorma,
Dekson, Solid, Griff, KEND, SES atau yang setara, seragam dalam pemilihan warnanya
serta dari bahan-bahan yang telah disetujui Direksi. Sedangkan perlengkapan pintu kaca
tempered otomatis menggunakan Dorma atau Deltons
b. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan gambar.
c. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya yang menempel
pada kunci harus dibersihkan dan dihilangkan sama sekali.

3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih
dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Manejen Konstruksi untuk mendapatkan
persetujuan. Pengajuan/penyerahan harus diserahi brosur/spesifikasi dari pabrik yang
bersangkutan.
b. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah. Engsel
bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai ke atas.
c. Penarik pintu (handle) dipasang 106 cm (as) dari permukaan lantai setempat.
d. Posisi lock dan latch harus diajukan oleh Kontraktor kepada Direksi untuk dapat
persetujuan.
e. Engsel sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan karat.

PASAL 25.
PEKERJAAN KACA

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi kaca jendela dan kaca daun pintu.
c. Pekerjaan ini berkaitan tentang (Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela).

2. Persyaratan Bahan
a. Umum
Kaca adalah benda yang terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mempunyai

22
ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, diperoleh dari proses
pengambangan (Float Glass). Kedua permukaannya rata, licin dan bening.
b. Khusus
Digunakan lembaran kaca bening (clear float glass) produk Asahimas dan Mulia Glass.
Kaca tebal minimum 5 mm, atau sesuai perhitungan, digunakan untuk pemasangan
dinding kaca pada daerah Interior dan seluruh pintu kaca frame, kecuali hal khusus lain
seperti kaca tempered tebal 12mm yang dinyatakan dalam gambar.
c. Toleransi
1) Panjang-lebar; ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi yang
ditentukan oleh pabrik, yaitu toleransi panjang dan lebar kira-kira 2 mm.
2) Kesikuan; kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku
serta tepi potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang
diperkenankan adalah 1,5 mm per meter panjang.
3) Ketebalan; ketebalan kaca lembaran yang tidak digunakan tidak boleh melampaui
toleransi yang ditentukan pabrik, yaitu maksimum 0.3 mm.
d. Ketebalan semua kaca terpasang harus mengikuti standard perhitungan dari pabrik
bersangkutan, yang antara lain mempertimbangkan penggunaanya pada bangunan,
luas/ukuran bidang kaca (cutting size), maupun tekanan positif dan negatif yang akan
bekerja pada bidang kaca. Perhitungan ini harus disetujui Manajemen Konstruksi dan
Konsultan perencana.
e. Cacat-cacat yang diperbolehkan harus sesuai dengan ketentuan dari pabrik :
1) Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas
yang terdapat pada kaca).
2) Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat menggangu
pandangan.
3) Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagaian atau
seluruh tebal kaca).
4) Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tojolan pada sisi panjang dan lebar kearah
luar/masuk).
5) Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave); benang adalah cacat
garis timbul yang tembus pandang, sedang gelombang adalah permukaan kaca
yang berubah dan mengganggu pandangan.
6) Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch).
7) Bebas awan (permukaan kaca yang mengalami kelainan kebeningan)
8) Bebas goresan (luka garis pada permukaan kaca)
9) Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok)
f. Sesuai bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan Direksi
sesuai pengarahan dan saran dari Tim Teknis.
g. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus
digerinda/dihaluskan.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat-
syarat pekerjaan dalam buku ini, serta ketentuan yang digariskan/disyaratkan oleh
pabrik bersangkutan.
b. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.
c. Semua bahan akan dipasang harus disetujui oleh Direksi.

23
d. Bahan yang telah dipasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi
tanda agar mudah diketahui.
e. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, serta diharuskan menggunakan alat-alat
pemotong kaca khusus, menjadi lembaran kaca dengan ukuran tertentu (cuitting size).
f. Pemasangan kaca-kaca dalam sponing rangka kayu pada pintu panil sesuai dengan
persyaratan, digunakan lis-lis kayu. Pemasangan kaca-kaca dalam pintu kaca rangka
alumunium harus sesuai dengan persyaratan.
g. Tepi kaca pada sambungan dan antara dengan kayu diberi sealant untuk menutupi
rongga-rongga yang terjadi. Sealant yang digunakan adalah sesuai dengan persyaratan
pabrik. Tidak diperkenankan sealant mengenai kaca terpasang lebih dari 0,5 cm dari
batas garis sambungan dengan kaca.
h. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak
dan pecah pada sealant/tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.

PASAL 26.
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

1. Lingkup Pekerjaan
Pemborong harus melaksanakan pengadaan, pemasangan, pengujian dan serah terima di
lapangan instalasi listrik seperti yang disebutkan di bawah ini dan/atau diperlihatkan dalam
gambar. Sebelum serah terima dilakukan seluruh sistim beserta komponen-komponennya
harus lengkap, bekerja dengan baik sesuai dengan petunjuk kerja yang diinginkan, dan lulus
dalam pengujiannya.

2. Sistem distribusi daya terdiri dari :


a. Instalasi tegangan rendah
b. Sistem pentanahan (Grounding)
c. Semua material Bantu yang diperlukan supaya peralatan di atas terpasang dan bekerja
dengan baik.

3. Sistem penerangan
Sistem penerangan terdiri dari lampu-lampu beserta fixturenya, saklar, kabel-kabel dan
conduit, serta material bantuannya.

4. Peraturan dan Standar


a. Semua bahan-bahan, komponen dan peralatan harus diproduksi memenuhi standar
negeri asal dan/atau standar internasional yang telah dikenal dan berlaku di Indonesia.
Pemborong harus membuat daftar barang-barang yang diadakan beserta dengan standar
produksinya
b. Pada umumnya dan Jika tidak disebutkan lain dalam. spesifikasi ini, instalasi listrik harus
dilaksanakan sesuai dan memenuhi Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) Indonesia
edisi terakhlr (1987).
c. Peraturan lain, pedoman dan panduan yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan
Umum, Departemen Perhubungan , Departemen Tenaga Kerja, dan Perum Listrik
Negara harus ditaati selama ada hubungannya dengan pekerjaan ini
d. Pemborong harus memiliki Surat Pengesahan Instalatir (SPI) dan Surat Ijin Kerja (SIKA)

24
dari Perum Listrik Negara yang masih berlaku. Pemborong wajib menunjukkan dan/atau
menyerahkan salinan surat-surat ini bila diminta oleh Pemberi Tugas, pengawas/atau
pihak-pihak yang berwenang lainnya.

5. Dokumen dan Informasi


Pemborong harus menyerahkan dokumen dan informasi yang disebutkan di bawah ini
kepada pengawas sebagai bahan pemeriksaan dan persetujuan, masing-masing sebanyak 3
(tiga) set.
a. Shop Drawings
Gambar-gambar ini menunjukkan dimensi, diagram, uraian dan data peralatan,material,
komponen dan sistim secara lengkap dan terperinci, serta sudah disesuaikan dengan
kondisi lapangan dan slap untuk dilaksanakan
b. Brosur-brosur Teknis
Dokumen ini dicetak oleh pabrik pembuat komponen, peralatan dan material,yang
memperlihatkan dengan tepat mengenal jenis dan kapasitas barang-barang yang akan
diadakan dan dipasang. Dokumen harus asli, bukan fotocopy

c. Metode Pelaksanaan dan Pengujian


Uraian lengkap dan terperinci mengenai tata cara perakitan, pemasangan dan pengujian
yang akan dilaksanakan, dan disertai cara perlindungan dari kecelakaan, baik terhadap
peralatan maupun personil.
d. As-Built Drawing
Gambar-gambar ini memperlihatkan keseluruhan sistim, peralatan, komponen dan
material sesuai dengan yang terpasang di lapangan

e. Buku Petunjuk Operasi dan Perawatan


Uraian dan instruksi mengenai cara mengoperasikan dan merawat sistim dan peralatan,
termasuk jadwal pemeliharaan dan daftar suku cadang yang diperlukan dalam perawatan
f. Program Pelatihan
Pemborong harus membuat program pelatihan (training) untuk operator Pemberi Tugas,
dimana pelaksanaannya diatur oleh pengawas. Program ini terutama berisi penjelasan
dan/atau peragaan materi yang disebutkan dalam buku petunjuk operasi dan perawatan.

6. Bahan, Peralatan Dan Tenaga Pelaksana


a. Semua bahan/material dan peralatan yang akan dipasang harus dalam keadaan baik, 100
% baru, dan lulus pengujian di pabrik dan/atau di lapangan
b. Pemborong harus menyerahkan contoh (sample) bahan/material sesuai dengan yang
disyaratkan dalam spesifikasi ini kepada pengawas sebelum pengadaannya. Pengawas
berhak menolak pengadaan bahan/matenial yang tidak sesual dengan spesifikasi atau yang
sudah disetujui (approved sample)
c. Pemborong harus mengerahkan teknisi dan/atau tenaga pelaksana yang berpengalaman
dalam bidang pekerjaan ini. Mereka harus berada di tempat pada saat pekerjaan
berlangsung, dan bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan tersebut.

7. Spesifikasi Umum Pekerjaan Listrik


a. Kabel Daya Tegangan Rendah.
1) Kabel daya. tegangan rendah yang dipakai adalah berdasarkan ukuran dan type yang
sesuai dengan gambar. Kabel daya tegangan rendah ini harus sesuai standar SIl atau

25
standar PLN.
b. Sebelum dan sesudah dipasang, kabel TR harus ditest dengan pengujian-penguiian sebagai
berikut:
1) Test insulasi
2) Test kontinuitas
3) Test tahanan pentanahan
c. Panel Tegangan Rendah.
Type panel adalah tertutup (metal enclosed), wall mounting, lengkap dengan semua
komponen-komponen pasangan dalam panel sesuai gambar rencana.
d. Accessories
Bus bar, terminal-terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya harus sesuai SNI
dan dipasang di dalam panel dengan kuat dan tidak boleh ada bagian yang bergetar.
e. Penerangan
1) Lampu dan armaturenya harus sesuai dengan dimaksudkan, seperti pada gambar.
2) Lampu LED downlight 13 watt dengan fitting inbow, ex. Philliphs/setara
f. Saklar Dinding dan Stop Kontak
1) Mekanisme saklar dengan rating 10 A – 250 volt dengan warna dasar putih, jenis
pasangan recessmounted atau surfacemounted. Dalam suplai sakelar harus lengkap
dengan box tempat dudukannya dari bahan metal.
2) Stop kontak standard dengan ratting 25 A – 250 volt. 2 kutub ditambah 1 untuk
pentanahan. Dalam suplai stop kontak harus lengkap dengan box tempat dudukannya
dari bahan metal jenis pasangan recessmounted atau surfacemounted.
3) Saklar dan stop kontak seri merk Broco, Clipsal, Panasonic/ setara
g. Kabel Instalasi
Kabel instalasi penerangan dan instalasi stop kontak harus sesuai dengan standar PLN,
kabel inti dari tembaga dengan insulasi PVC, NYM 3x2,5 mm dan NYM 2x1,5 mm.
Sedangkan kabel instalasi dari MDP menuju SDP menggunakan kabel NYM 4x10 mm.
Kode warna insulasi kabel harus menglkuti ketentuan PUIL sebagai berikut:
1) Fasa 1 merah
2) Fasa 2 kuning
3) Fasa 3 hitam
4) Netral biru
5) Tanah (ground) hijau - kuning
6) Merek kabel Eterna, Supreme, Kabelindo, Kabel Metal
h. Pipa Instalasi Pelindung Kabel
Adalah pipa PVC kelas AW, elbow, socket, Junction box, clamp dan accessories lainnya
harus sesual yang satu dengan lainnya, yaitu tidak kurang dari ¾”. Pipa fleksible harus
dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung (Junction box) dan amature
lampu. Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan. stop kontak menggunakan pipa
PVC.
i. Lain-lain
1) Pemborong pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua. testing dan pengukuran -
pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa/mengetahui apakah seluruh
instalasi telah dapat berfungsi dengan balk dan memenuhl semua persyaratan.
2) Semua tenaga, bahan dan perlengkapannya yang perlu untuk testing tersebut
merupakan tanggung jawab Pemborong. Termasuk peralatan khusus yang perlu

26
untuk testing dari seluruh sistim ini, seperti dianjurkan oleb pabrik, harus disediakan
Pemborong.
3) Semua pengetesan dan atau. pengukuran tersebut harus disaksikan oleh team
pelaksana pembangunan.

PASAL 27.
PEKERJAAN LAIN – LAIN

1. Hal-hal yang belum disebut dalam persyaratan ini supaya disesuaikan dengan gambar
rencana / detail.
2. Selama pekerjaan berlangsung, pemborong / Kontraktor harus selalu menjaga kondisi
sekitarnya dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kerusakan-kerusakan yang terjadi
akibat pelaksanaan pekerjaan ini dan segala kerusakan yang timbul pada bangunan yang ada /
konstruksi sekitarnya, bila kerusakan tersebut jelas akibat pelaksanaan pekerjaan.
3. Pemborong harus membatasi derah operasionalnya disekitar tempat pekerjaan dan harus
mencegah sedemikian rupa supaya para pekerjanya tidak melanggar wilayah bangunan –
bangunan lain yang berdekatan dan pemborong harus melarang siapapun yang yang tidak
berkepentingan memasuki lokasi proyek.
4. Pembersihan seluruh pekerjaan terutama untuk bahan yang berlebihan dan tidak dipakai,
semua sampah dan bekas bongkaran – bongkaran lainnya harus betul – betul diperhatikan
dan dibuang dari lokasi sesuai dengan petunjuk/ pengarahan pimpro/Direktur/ Pengawas
Lapangan.

27
OUTLINE SPESIFIKASI TEKNIS

Bahan dan peralatan harus memenuhi syarat minimal yang ditentukan dalam
spesifikasi teknis berikut ini.

No. Jenis Material Spesifikasi Merk /


Pembuat

PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembersihan Lokasi Kerja
2. Papan Nama Proyek
3. Pengukuran

PEKERJAAN TANAH
1. Penggalian dan Pengupasan
Tanah
2. Pekerjaan Galian Pondasi Pile Ukuran disesuaikan gambar
Cap
3. Pekerjaan Galian Resapan Air Kedalaman 1 meter dari

PEKERJAAN BETON DAN BETON BERTULANG


1. Mutu Beton
Konstruksi struktural K-225 Site mix

Konstruksi non struktural Site mix


seperti rabatan
menggunakan K-100
2. Semen Semen PC Ex. Semen Gresik,
Dynamix, Tiga
Roda
3. Bahan Agregat Beton Batu pecah / split ukuran
maksimum 2 cm
4. Air Bebas dari asam, garam,
bahan alkali dan bahan
organik
5. Kayu bekisting Kayu kelas III, Papan Lokal
bekisting dari kayu dengan
tebal 2cm atau multilek tebal
 12 mm dan pemakaian
maks 2 kali

PEKERJAAN PASANGAN DINDING


1. Pasangan 1/2 Bata Merah Adukan yang dipakai Lokal
1Pc : 3Ps
2. Plesteran dinding, Beton dan Tebal  1.5 cm, dipakai Ex. Semen Gresik,
Benangan campuran 1Pc : 5Ps Dynamix, Tiga
Roda

28
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
1. Plafond Kalsiboard ukuran Ex. Nusaboard,
122x244x4mm, paku dan Kalsiboard,
sekrup Versaboard, Hardi
Panel

2. Rangka Plafond Modul Kayu Meranti Balok Kayu Meranti


60x120Cm
3. List Plafond List Gypsum 8 cm Lokal

PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN PENUTUP DINDING


1. Lantai 30x30 Polos A Ukuran 30x30 Ex. Asia Tile
2. Keramik Dinding Ukuran 25x50 Ex. Asia Tile

PEKERJAAN PENGECATAN
1. Cat Dasar Wall Sealer 5200 Ex. Nippon Paint/
Setara
2. Cat Interior Weathershield Ex. Nippon Paint/
Setara
3. Cat Waterproofing Elastex Ex. Nippon Paint/
Setara
4. Cat menie cat kayu, besi, dan baja Ex. Emco/ setara

PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA, KACA DAN ORNAMEN


1. Kusen Pintu Jendela Kayu Kelas 2
2. Daun Pintu Daun Pintu Kayu Kelas 2
3. Alat penggantung dan Kunci Tanam SES
pengunci pintu
4. Engsel pintu Floor Hinges, Patch Fitting
Ex. Dorma,
Dekson, Solid,
Griff, KEND, SES
5. Kaca Kaca Rayban 5mm, kaca Ex. Asahimas,
polos tebal 5 mm Mulia Glass

PEKERJAAN LISTRIK
1. SDP Panel tegangan rendah bahan
metal finish powder coating
5. Fitting lampu Inbow Ex. SAKA, Artolite
6. Stop Kontak Stop kontak gedung, stop Ex. Clipsal,
kontak tanam, stop kontak Panasonic
AC dan Stop Kontak 3P20A
7. Penerangan Lampu HE 18watt Ex. Philips / Setara
8. Saklar Dinding Saklar ganda dan saklar Ex. Clipsal,
tunggal pasang T=140 cm Panasonic
dari lantai

29
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
13. Penutup Atap Genteng Ex. Ambulu
14. Bubungan Genteng Bubungan Ex. Ambulu
15. Listplank Listplank 3/30 Kayu Meranti

Probolinggo, 2022

Dibuat Oleh:
Konsultan Perencana
CV. LIMIT CONSULTANT

AGUS WAHYU RIADI, ST


Direktur

30

Anda mungkin juga menyukai