PEKERJAAN
PEMBANGUNAN GEDUNG
PERPUSTAKAAN DAERAH
KABUPATEN SAMPANG
DISUSUN OLEH :
SURABAYA
2022
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
PERSYARATAN TEKNIS
A. PEKERJAAN SIPIL
PASAL 1 URAIAN UMUM
1.1. PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini adalah Pembangunan Perpustakaan Daerah
Kabupaten Sampang
b. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja
(tenaga ahli, tukang, buruh dan lainnya), bahan bangunan dan
peralatan/perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan termaksud.
c. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS,
Gambar-gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan
Pekerjaan serta Addenda yang disampaikan selama pelaksanaan.
1
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
2
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
4. Pekerjaan elektrikal
a. Pekerjaan instalasi penerangan listrik dan tenaga lantai 1
b. Pekerjaan instalasi penerangan listrik dan tenaga lantai 2
c. Pekerjaan instalasi penerangan listrik dan tenaga lantai 3
d. Pekerjaan instalasi penerangan listrik dan tenaga lantai 4
e. Pekerjaan air conditioner lantai 1
f. Pekerjaan air conditioner lantai 2
g. Pekerjaan air conditioner lantai 3
h. Pekerjaan air conditioner lantai 4
i. Pekerjaan panel
j. Penarikan kabel feeder
k. Pekerjaan kabel tray
l. Pekerjaan fire alarm
5. Pekerjaan lain-lain
Pekerjaan yang jelas terkait langsung maupun tidak langsung yang
tidak bisa dipisahkan dengan pekerjaan utama sesuai dengan
gambar dan RKS
Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir Lumajang atau Mojokerto,
berbutir keras, bersih dari kotoran, lumpur, asam, garam, dan
bahan organik lainnya, yang terdiri atas.
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang
lazim disebut pasir urug.
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran
sebagian terbesar adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25
mm yang lazim dipasarkan disebut pasi pasang
6
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
Batu Bata
Batu Bata untuk pekerjaan pasangan dinding dan lain-lain yang
disebutkan di dalam gambar harus menggunakan batu bata
merah yang memenuhi syarat standar sebagai berikut :
Berukuran standar dan berwarna merah bata tua sebagai hasil
pembakaran yang sempurna atau matang. Pembakaran yang
dimaksud adalah pembakaran dengan menggunakan kayu.
Sisi-sisinya bersudut tajam dan kuat tidak dapat dikorek dengan
tangan, berpermukaan rata dan tidak menampakkan retak-retak
merugikan.
Tidak boleh mengandung garam yang dapat larut sedemikian
banyaknya sehingga pengkristilannya dapat mengakibatkan
lebih dri 40% permukaan bata tebal oleh bercak-bercak putih.
Maksimum pecah 5%. Bata merah direkomendasikan memakai
bata merah press mesin.
Bata Ringan
Bata ringan yang dipakai untuk pekerjaan pasangan dinding dan
penyekat ruang yang disebutkan di dalam gambar harus
menggunakan bata ringan dengan ketebalan 10 cm dan yang
memenuhi syarat standar sebagai berikut :
Berukuran standar dan berwarna putih.
Sisi-sisinya bersudut tajam dan kuat tidak dapat dikorek dengan
tangan, berpermukaan rata dan tidak menampakkan retak-retak
merugikan.
Tidak boleh mengandung asbes.
Baja Profil
Baja profil untuk konstruksi rangka atau konstruksi baja lainnya
harus berasal dari bahan baja dengan ketegangan leleh minimal
3500 kg/cm2.
Batang baja yang akan digunakan sebagai rangkaian konstruksi
yang harus lurus (maksimum bengkok 1/4000 panjang batang).
Bebas dari puntiran lubang-lubang karat, lapisan minyak, lapisan
cat dan kotoran lain serta cat-cat lainnya.
Penggunaan air dan listrik dari lingkungan rumah sakit harus
melalui saluran tersendiri dilengkapi dengan meter pengukur,
sehingga dapat diperhitungkan biaya pengganti pemakaiannya.
3.1. SITUASI/LOKASI
7
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
8
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
9
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
3.11. PENGUKURAN
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengukuran batas / garis
dan elevasi persiapan lahan dan pekerjaan pengukuran lainnya
yang ditentukan dalam Gambar Kerja dan / atau yang ditentukan
PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) dan termasuk penyediaan team
ukur yang berpengalaman dan peralatan pengukuran lengkap dan
akurat yang memenuhi ketentuan spesifikasi ini.
b. Prosedur Umum
1. Data Standar Pengukuran
Standar pengukuran berdasarkan poligon tertutup tiga titik
koordinat dan patok akan disediakan Pemilik Proyek dan akan
menjadi patokan pengukuran yang dilakukan Kontraktor.
Bila Kontraktor berkeberatan atas penentuan sistem koordinat
tersebut, maka dalam 1 (satu) minggu setelah penentuan,
Kontraktor dapat mengajukan keberatan secara tertulis beserta
data pendukung untuk kemudian akan dipertimbangkan oleh
PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).
2. Persyaratan Pengukuran
Kontraktor harus melaksanakan perhitungan pengukuran dan
pemeriksaan untuk mendapatkan lokasi yang tepat sesuai
Gambar Kerja dan harus disetujui PPK (Pejabat Pembuat
Komitmen).
Setiap kali melakukan pengukuran, pemeriksaan ketepatan
harus dilakukan dengan Poligon tertutup. Kesalahan maksimal
yang diijinkan dari Poligon tertutup adalah sebagai berikut :
Kerangka Horizontal (Poligon) :
Salah pentutup sudut = 10 n
(n = banyak titik / sudut)
Salah relatif 1 /10000
Kerangka Vertikal (Sipat Datar) :
Salah pentutup beda tinggi = 10 D km (mm)
(D = total jarak terpendek)
Semua jarak kemiringan harus dikurangkan ke jarak tegak.
f c
d
b
a
10 Lapisan Batu
Tanah Dasar
dipadatkan
e Kepadatan Tanah 90-
a b C d e f
Tanah : 100 90 15 20 45 2.5 cm
Lunak
Tanah : 70 50 15 15 15 2.5 cm
Kerak B
i
pembuatan patok menjadi tanggung jawab Kontraktor.
e. Pelaksanaan Pekerjaan
11
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
f. Pemeriksaan Ketepatan
Semua elemen pengukuran, pemeriksaan dan penyetelah harus
diperiksa PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) pada waktu – waktu
tertenu selama pelaksanaan proyek. Kontraktor harus membantu
PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) selama pemeriksaan
pengukuran lapangan.
Perhitungan berikut harus digunakan untuk memeriksa catatan
lapangan :
12
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
4.3. Pengurugan
a. Semua bahan-bahan yang akan digunakan untuk urugan atau urugan
kembali dengan sirtu harus dengan persetujuan PPK (Pejabat Pembuat
Komitmen).
b. Pengurugan harus dilakukan sampai diperoleh peil-peil yang dikehendaki,
sebagaimana dibutuhkan konstruksi atau sesuai dengan yang tertera dalam
gambar kerja.
4.4. Pemadatan
a. Hanya bahan-bahan yang telah disetujui yang dapat digunakan untuk
pengurugan dan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal sebesar-
besarnya 20 cm.
b. Setiap lapis harus ditimbris dan dipadatkan, dan sedapat-dapatnya
dilakukan dengan mesin giling (tumbuk) atau stamper dengan
menambahkan air dan disetujui PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).
13
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
2. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang diatur di dalam persyaratan teknis ini meliputi seluruh
pekerjaan beton/struktur beton yang sesuai dengan gambar rencana :
a. Pekerjaan beton/struktur beton yang sesuai dengan gambar rencana,
termasuk di dalamnya pengadaan bahan, upah, pengujian dan peralatan-
bantu yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.
b. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan
(reinforcement) dan bagian-bagian dari pekerjaan lain yang tertanam di
dalam beton.
c. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton, penyelesaian
dan perawatan beton, dan semua jenis pekerjaan lain yang menunjang
pekerjaan beton.
3. Bahan-bahan
a. S e m e n
14
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
adalah Semen Portland Tipe IV, atau tipe lainnya yang tahan terhadap
sulfat dengan disertai hasil pengujian laboratorium. Semen harus
disimpan sedemikian rupa untuk mencegah terjanyi kerusakan.
ii. Untuk pekerjaan struktur atas, yaitu struktur yang tidak berhubungan
secara langsung dengan tanah semen yang digunakan adalah Semen
Portland Tipe I dan merupakan hasil produksi dalam negeri satu merk.
Semen harus disimpan sedemikian rupa hengga mencegah terjadinya
kerusakan bahan atau pengotoran oleh bahan lain. Penyimpanan
semen harus dilakukan di dalam gudang tertutup, sedemikian rupa
sehingga semen terhindar dari basah atau kemungkinan lembab,
terjamin tidak tercampur dengan bahan lain.
Urutan penggunaan semen harus sesuai dengan urutan kedatangan
semen tersebut di lokasi pekerjan.
b. Agregat Kasar
Agregat untuk beton harus memenuhi seluruh ketentuan berikut ini :
i. Agregat beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-
80 tentang "Mutu dan Cara Uji Agregat Beton". Bila tidak tercakup di
dalam SII 0052-80, maka agregat tersebut harus memenuhi ketentuan
ASTM C23 "Specification for Concrete Aggregates".
ii. Atas persetujuan PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) , agregat yang tidak
memenuhi persyaratan butir a., dapat digunakan asal disertai bukti
bahwa berdasarkan pengujian khusus dan atau pemakaian nyata,
agregat tersebut dapat menghasilkan beton yang kekuatan, keawetan,
dan ketahanannya memenuhi syarat.
iii. Di dalam segala hal, ukuran besar butir nominal maksimum agregat kasar
harus tidak melebihi syarat - syarat berikut :
• seperlima jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan beton.
• sepertiga dari tebal pelat.
• 3/4 jarak bersih minimum antar batang tulangan, atau berkas batang
tulangan.
Penyimpangan dari batasan-batasan ini diijinkan jika menurut penilaian
Tenaga Ahli, kemudahan pekerjaan, dan metoda konsolidasi beton
adalah sedemikian hingga dijamin tidak akan terjadi sarang kerikil atau
rongga.
c. A i r
Air yang digunakan untuk campuran beton harus memenuhi ketentuan-
ketentuanberikut ini:
i. Jika mutunya meragukan harus dianalisis secara kimia dan dievaluasi
mutunya menurut tujuan pemakaiannya.
ii. Harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung
lainnya, yang dapat dilihat secara visual.
iii. Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram/liter.
iv. Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak
beton (asam-asam, zat organik, dan sebagainya) lebih dari 15 gram/liter.
Kandungan clorida (Cl) tidak lebih dari 500 ppm dan senyawa sulfat
(sebagai SO3) tidak lebih dari 100 ppm.
15
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
d. Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi ketentuan- ketentuan berikut
ini.
i. Tidak boleh mengandung serpih-serpih, lipatan-lipatan, retak-retak,
gelombang-gelombang, cerna-cerna yang dalam, atau berlapis-lapis.
ii. Hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan saja .
iii. Untuk tulangan utama (tarik/tekan lentur) harus digunakan baja tulangan
deform (BJTD 40), dengan jarak antara dua sirip melintang tidak boleh
lebih dari 70 % diameter nominalnya, dan tinggi siripnya tidak boleh
kurang dari 5 % diameter nominalnya.
iv. Tulangan dengan Ø <13 mm dipakai BJTP 24 (polos), dan untuk
tulangan dengan Ø > 13 mm memakai BJTD 40 (deform) bentuk ulir.
v. Kualitas dan diameter nominal dari baja tulangan yang digunakan harus
dibuktikan dengan sertifikat pengujian laboratorium, yang pada prinsipnya
menyatakan nilai kuat - leleh dan berat per meter panjang dari baja
tulangan dimaksud.
vi. Diameter nominal baja tulangan (baik deform/BJTD) yang digunakan
harus ditentukan dari sertifikat pengujian tersebut dan harus ditentukan
dari rumus :
d = 4.029 B , atau d =
12.47 G
dimana :
d = diameter nominal dalam mm,
B = berat baja tulangan (N/mm)
G = berat baja tulangan (kg/m)
vii. Toleransi berat batang contoh yang diijinkan di dalam pasal ini sebagai
berikut :
DIAMETER TULANGAN TOLERANSI BERAT
BAJA TULANGAN YANG DI IJINKAN
< 10 mm ±7%
10 mm <<16 mm ±6%
16 mm << 28 mm ± 5%
> 28 mm ±4%
e. Pembesian
Semua pengujian tersehatan di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus
dilakukan di laboratorium lembaga Uji Konstruksi atau laboratorium lainya
direkomendasi oleh PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) dan minimal
sesuai dengan SII-0136-84 salah satu standard uji yang dapat dipakai
adalah ASTM A-615. Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh
Kontraktor.
Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang
merugikan terhadap kekuatan rekatan harus dibersihkan.
Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat
dengan kawat.dari baja. lunak.
Sambungan mekanis harus ditest. dengan percobaan tarik.
Sertifikat :
Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka
pada saat pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan
sertifikat resmi dari Laboratorium. Khusus ditujukan untuk keperluan
proyek ini.
2. Bahan-bahan / Produk
a) Tulangan
Tulangan yang digunakan berulir mutu BJTD-39 (400 Mpa), sesuai
dengan SII 0136-84 dan tulangan polos mutu BJTP-24, sesuai dengan
SII 0136-84 seperti dinyatakan pada gambar-gambar
struktur.Tulangan polos dengan diameter lebih kecil 13 mm harus baja
lunak dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2.Tulangan ulir dengan
17
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
3. Jaminan Mutu
Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah disetujui
oleh PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).Seritikat dari percobaan
(percobaan giling atau lainnya) harus diperlihatkan untuk semua tulangan
yang dipakai: Percobaan-percobaan ini harus memperlihatkan hasil-hasil
dan semua komposisi kimia dan sifat-sifat fisik.
18
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
b) Pemilihan/seleksi
Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan.
f. Pemasangan Tulangan
1. Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan Kaordinasi dengan
bagian lain dan kelancaran pengadaan bahan serta tenaga perlu
diadakan untuk mengindari keterlambatan. Adakan/berikan tambahan
tulangan pada lubang-lubang (openings) / bukaan.
2. Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja,
hingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
a) Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang pada
posisi yang benar dan untuk menjaga jarak bersih digunakan
spacers/penahan jarak.
19
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
20
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
e) Standard Pembengkokan
Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan SKSNI-91
(Tata Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung),
kecuali ditentukan lain.
adalah standar deviasi rencana dari benda uji yang nilainya setara
dengan nilai standar deviasi statistik dikalikan dengan faktor berikut.
4. Benda uji yang dimaksud adalah silinder beton dengan diameter 150
mm dan tinggi 300 mm, yang untuk setiap 10 m3 produksi adukan beton
harus diwakili minimal dua buah benda uji. Tata cara pembuatan benda
uji tersebut harus mengikuti ketentuan yang terdapat di dalam standar
Metoda Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium (SK
SNI M-62-1990-03).
5. Jika hasil uji kuat tekan beton menunjukkan bahwa kuat tekan target
beton yang dihasilkan tidak memenuhi syarat, maka proporsi campuran
adukan beton tersebut tidak dapat digunakan, dan Kontraktor (dengan
persetujuan PPK) harus membuat proporsi campuran yang baru,
sedemikian hingga kuat tekan target beton yang disyaratkan dapat
dicapai.
22
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
8. Apabila ada hal-hal yang belum tercakup di dalam persyaratan teknis ini,
Pelaksana harus mengacu pada seluruh ketentuan yang tercakup di
dalam Bab 5, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal
(SK SNI T-15-1990-03).
j. Pengangkutan Adukan
1. Pengangkutan beton dari tempat pengadukan ke tempat penyimpanan
akhir (sebelum di tuang), harus sedemikian hingga tercegah terjadinya
pemisahan (segregasi) atau kehilangan material.
2. Alat angkut yang digunakan harus mampu menyediakan beton di tempat
penyimpanan akhir dengan lancar, tanpa mengakibatkan pemisahan
bahan yang telah dicampur dan tanpa hambatan yang dapat
mengakibatkan hilangnya plastisitas beton antara pengangkutan yang
berurutan.
23
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
l. Perawatan Beton
1. Jika digunakan dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton tersebut
harus dipertahankan di dalam kondisi lembab paling sedikit 72 jam,
kecuali jika dilakukan perawatan yang dipercepat.
2. Jika tidak digunakan semen dengan kekuatan awal yang tinggi, maka
beton harus dipertahankan dalam kondisi lembab paling sedikit 168 jam
setelah penuangan, kecuali jika dilakukan perawatan dipercepat
sebagaimana disebutkan di dalam pasal 5., Tata Cara Pembuatan
Rencana Campuran Beton Normal (SK SNI T-15-1990-03).
m. Cetakan Beton
Persyaratan Umum
Kecuali ditentukan lain pada gambar atau seperti terperinci disini, Cetakan
dan Perancah untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam
SNI-2002, NI-2, ACI 347, ACI 301, ACI 318.
24
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan-pekerjaan yang tennasuk
Bab ini termasuk perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran dari
semua cetakan beton serta penunjang untuk semua beton cor
seperti diperlukan dan diperinci berikut ini.
2. Pekerjaan yang berhubungan
Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan Beton
Referensi-Referensi
Pekerjaan yang terdapat pada bab ini, kecuali ditentukan lain pada
gambar atau diperinci berikut, harus mengikuti peraturan-peraturan,
standard-standard atau spesifikasi terakhir sebagai berikut :
1. SNI 2847-2002 Peraturan Beton Bertulang Indonesia
2. SII Standard Industri Indonesia
3. ACI-301 Specification for Structural Concrete
Build'
4. ACI-318 Building Code Requirement for
Reinforced Concrete
5. ACI-347 Recommended Practice for Concrete
Formwork
25
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
o. Pemadatan Beton
1. Pemadatan beton harus dilakukan dengan penggetar mekanis/concrete
vibrator dengan diameter 20-40 mm melakukan penggetaran dengan
maksud untuk mengalirkan beton.
2. Pemadatan ini harus dilakukan sedemikian rupa hingga beton yang
dihasilkan merupakan massa yang utuh, bebas dari lubang-lubang,
segregasi atau keropos .
3. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat
penggetar yang mempunyai frekuensi tinggi untuk menjamin pengisian
beton dan pemadatan yang baik.
4. Alat penggetar tidak boleh disentuhkan pada tulangan terutama pada
tulangan yang telah masuk pada beton yang telah mulai mengeras.
26
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
Lapangan.
5) Adukan Beton dan Kekuatan.
Adukan beton harus didesain dan disesuaikan dengan pemeriksaan
laboratorium oleh kontraktor dan harus diperiksa teratur oleh kedua
pihak, kontraktor dan pemasok beton ready-mix. Kekuatan tercantum
adalah kekuatan yang diijinkan minimum dan hasil dari hasil test oleh
percobaan laboratorium adalah dasar dari yang diijinkan.
6) Temperatur Beton Ready-Mix.
Batas temperatur untuk beton ready-mix sebelum dicor disyaratkan
tidak melampaui 38 oC.
7) Bahan Campuran Tambahan
Penambahan bahan additive dalam proses pembuatan beton ready-
mix harus sesuai dengan petunjuk pabrik additive tersebut. Bila
diperlukan dua atau lebih bahan additive maka pelaksanaannya
harus dilaksanakan secara terpisah. Dalam pelaksanaannya harus
sesuai ACI 212-2R-71 dan ACI 212.IR-63 dilakukan hanya oleh
teknisi in-charge dengan persetujuan PPK (Pejabat Pembuat
Komitmen) sebelumnya.
8) Kendaraan Pengangkut
Kendaraan pengangkut beton ready-mix harus dilengkapi dengan
peralatan pengukur air yang tepat.
9) Pelaksanaan Pengadukan
Pelaksanaan pengadukan dapat dimulai dalam jangka waktu 30
menit setelah semen dan agregat dituangkan dalam alat pengaduk.
10) Penuangan Beton
Proses pengeluaran beton ready-mix di lapangan proyek dari alat
pengaduk di kendaraan pengangkut harus sudah dilaksanakan
dalam jangka waktu 1,5 jam atau sebelum alat pengaduk mencapai
300 putaran. Dalam cuaca panas, batas waktu tersebut di atas harus
diperpendek sesuai petunjuk PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).
Perpanjangan waktu dapat diijinkan sampai dengan 4 jam bila
dipergunakan retarder yang harus disetujui oleh PPK (Pejabat
Pembuat Komitmen).
11) Keadaan Khusus
Apabila temperatur atau keadaan lainnya yang menyebabkan
perubahan slump beton maka Kontraktor harus segera meminta
petunjuk atau keputusan PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) dalam
menentukan apakah adukan beton tersebut masih memenuhi kondisi
normal yang disyaratkan. Tidak dibenarkan untuk menambah air ke
dalam adukan beton dalam kondisi tersebut.
12) Penggetaran
Penggetaran beton agar diperoleh beton yang padat harus sesuai
dengan ACI 309R-87 (Recommended Practice for Consolidation of
Concrete). Sedapat mungkin penggetaran beton dilakukan dengan
concrete-vibrator (engine/electric).
27
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
b). Pengangkutan.
Pengangkutan dan pengecoran beton harus sesuai dengan PBI-71,
ACI Committe 304 dan ASTM C94-98.
1) Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat
pengecoran harus dilakukan dengan cara-cara dengan mana
dapat dicegah pemisahan dan kehilangan bahan-bahan
(segregasi).
2) Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak
terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara
28
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
c). Pengecoran
1) Beton harus dicor sesuai persyaratan dalam PBI 1971, ACI
Committee 304, ASTMC 94-98.
2) Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin
kecetakan akhir dalam posisi lapisan horizontal kira-kira tidak
lebih dari ketebalan 30 cm.
3) Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 1,50 m bila
tidak disebutkan lain atau disetujui PPK (Pejabat Pembuat
Komitmen).
4) Untuk beton expose, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh
lebih dari 1,0 m. Bila diperlukan tinggi jatuh yang lebih besar,
belalai gajah, corong pipa cor ataupun benda-benda lain yang
disetujui harus diperiksa, sedemikian sehingga pengecoran beton
efektif pada lapisan horisontal tidak lebih dari ketebalan 30 cm
dan jarak dari corong haruslah sedemikian sehingga tidak terjadi
segregasi/pemisahan bahan-bahan.
5) Beton yang telah mengeras sebagian atau yang telah dikotori oleh
bahan asing tidak boleh dituang ke dalam struktur.
6) Tempatkan adukan beton, sedemikian sehingga permukaannya
senantiasa tetap mendatar, sama sekali tidak diijinkan untuk
pengaliran dari satu posisi ke posisi lain dan tuangkan secepatnya
serta sepraktis mungkin setelah diaduk.
7) Bila pelaksanaan pengecoran akan dilakukan dengan cara atau
metoda di luar ketentuan yang tercantum di dalam PBI'71
termasuk pekerjaan yang tertunda ataupun penyambungan
pengecoran, maka "Kontraktor" harus membuat usulan termasuk
pengujiannya untuk mendapatkan persetujuan dari PPK (Pejabat
Pembuat Komitmen) paling lambat 3 minggu sebelum
pelaksanaan di mulai.
29
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
31
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
32
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
33
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
4) Untuk struktur balok kedap air, permukaan dari balok beton lama
harus dilapisi dengan bahan perekat beton epoxy dengan bahan
dasar semen (epoxy cement base concrete bonding agent)
seperti disetujui oleh PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).
5) Pengecoran beton baru sesegera mungkin sebelum campuran air
dan semen murni atau bahan perekat beton yang dilapiskan pada
permukaan beton lama mongering.
3) Penambalan Beton
Siapkan bahan campuran (mortar) untuk penambahan beton
yang terdiri dari 1 (satu) bagian semen (yang diatur dengan
semen putih atau tambahan bahan pewarna bila diijinkan untuk
menyesuaikan dengan warna disekitarnya) dengan 2 1/2 (dua
setengah) bagian pasir dengan air secukupnya untuk
mendapatkan adukan yang diperlukan.
Siapkan campuran percobaan (trial mixes) untuk menentukan
mutu yang sebenarnya. Siapkan panel-panel contoh (30 cm
persegi) dan biarkan sampai berumur 14 hari sebelum
34
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
3) Bahan-bahan.
Semen
Semen haruslah semen ordinary, moderate-heat atau
semen portland yang tahan terhadap sulfat.
Agregat
Ukuran maksimum dari agregat kasar harus seperti telah
diperinci sebelumnya. Kecuali dinyatakan lain pada catatan,
agregat harus mengikuti ketentuan tentang bentuk dan
ukuran dari potongan melintang serta jarak bersih dari
tulangan-tulangan beton, dan seperti disetujui oleh PPK
(Pejabat Pembuat Komitmen).
Bahan Tambahan (Admixture) Pozzolanic
Bahan tambahan (admixtures) Pozzolanic harus seperti
diuraikan pada ASTM C 618 (Specification for Fly Ash and
Raw or Calcined Natural Pozzolan for Use as a Mineral
Admixture in Portland Cement Concrete).
Bahan Tambahan untuk Permukaan (Surface-active Agent)
Bahan tambahan untuk permukaan harus memenuhi
spesifikasi khusus. Kecuali yang tercantum dalam catatan,
suatu retarder type air entraining dan bahan "pereduce" air
(water reducing agent) atau harus digunakan retarder type
water reducing agent. Bagaimanapun, bahan tambahan
apapun yang akan dipakai, boleh dipakai bila dengan
persetujuan/ijin dari PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).
Bahan-bahan untuk campuran beton yang akan dipakai
haruslah dari bahan yang mempunyai suhu serendah
mungkin.
4) Proporsi/Perbandingan Campuran.
Perbandingan campuran harus ditetapkan untuk meminimu
PPK (Pejabat Pembuat Komitmen)an jumlah semen
tehadap campuran dalam batasan dari mutu beton yang
dikehendaki/diminta dan harus distujui oleh PPK (Pejabat
Pembuat Komitmen).
36
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
5) Penulangan
Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehingga
posisi dari bentuk tulangan tidak berubah selama
pengecoran.
Peraturan lain tentang penulangan harus sesuai dengan
bab ini pasal C.4. tentang pembesian.
37
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
r). Lain-lain
Grouting dan Drypacking
1) Grout/Penyuntikan Air Semen.
Satu bagian semen, 2 bagian pasir dan air secukupnya agar
dapat mengalir dengan sendirinya. Pengurangan air dan bahan
tambahan untuk kemudahan pekerjaan beton boleh diberikan
38
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
2. Pengendalian Pekerjaan
Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti
ketentuan-ketentuan seperti tertera dalam: ASTM C150, ASTM C 33, SII
- 0051 - 74, SII - 0013 - 81, dan SII - 0136 - 84.
3. Bahan-bahan
Bahan-bahan / material yang digunakan berupa agregat kasar, agregat
halus, PC, dan sebagainya sesuai dengan yang dipakai pada beton
konstruksi. Demikian juga mengenai cara penyimpanan.
39
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
40
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
2. Umum
a. Pondasi pasangan batu harus diukur di lapangan dan dilaksanakan
sesuai dengan ukuran dan ketinggian seperti tercantum pada
gambar-gambar.
b. Sebelum pondasi dipasang, terlebih dulu dibuat profil-profil pondasi
dari bambu atau kayu pada setiap pojok galian yang bentuk dan
ukurannya sesuai dengan penampang pondasi.
c. Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug setebal
minimal 10 cm, disiram dan diratakan.
3. Bahan
Batu kali pecah yang digunakan harus batu pecah berkualitas terbaik dan
merupakan bahan setempat, padat, bersih, tanpa retak-retak dan
kekurangan-kekurangan lain yang mempengaruhi kualitas.
4. Adukan
a. Pasangan batu untuk pondasi harus dilaksanakan dengan adukan 1
PC : 4 pasir.
b. Untuk kepala pondasi digunakan adukan kedap air dengan
campuran 1 PC : 2 pasir, setinggi 20 cm, dihitung dari permukaan
pondasi ke bawah.
c. Adukan harus membungkus batu kali pada bagian tengah
sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian pondasi yang
berongga/tidak padat.
41
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
Concrete
Spiral JIS G 3532-2000 Low Carbon Steel Wire SWMA/SWMP
Wire JIS G 3101-2004 Rolled Steel for General SS-400
Joint Plate Structure
Welding ANSI / AWS D1.1 - Structural Welding Code AWS A S.1 / E
1990 Steel 6013
NIKKO STEEL RB
26 / RD 260, LION
26, or equivalent
a Penampang Pondasi tiang tidak boleh kurang dan tidak boleh lebih dari
6 mm; dari penampang yang tertulis dalam gambar pelaksanaan.
b Pondasi tiang ini tidak boleh melengkung lebih dari 6 mm untuk setiap 3
m panjang tulangan.
c Titik berat setiap penampang tidak boleh berbeda lebih dari 12 mm
terhadap garis lurus yang telah ditentukan.
Hammer, crane, pile cushion, tangga dan power supply disiapkan oleh
pemberi kerja.
44
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
2. Ketentuan Umum
Persyaratan-persyaratan konstruksi baja dan istilah teknik secara umum
menjadi satu kesatuan dalam bagian buku persyaratan teknis ini. Kecuali
ditentukan lain dalam buku persyaratan teknis maka semua pekerjaan baja
harus sesuai dengan standar dibawah ini :
a. Tata cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung(SNI 03-
1729-2002)
b. Peraturan Pembebanan untuk Gedung Indonesia (PPUG) 1983
c. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI) 1982
d. American Society for Testing Material (ASTM)
e. Steel Structural Painting Council (SSPC)
f. Standar Industri Indonesia (SII).
Pemborong harus melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan dan
kesesuaian yang tinggi menurut persyaratan teknis ini, gambar rencana dan
instruksi-instruksi yang diperlukan oleh PPK (Pejabat Pembuat Komitmen)
3. Material
a. Semua material yang digunakan harus baru dengan kualitas terbaik dan
disetujui oleh PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) PPK (Pejabat Pembuat
Komitmen) . PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) berhak untuk minta
diadakan pengujian atas bahan-bahan tersebut dan Pelaksana harus
bertanggungjawab atas segala biaya yang dikeluarkan untuk itu.
b. Baja struktur harus mempunyai mutu BJ 37 (fy = 240 MPa, fu = 370MPa).
c. Las yang digunakan adalah las listrik dengan mutu FE 360 atau E 6013
sesuai dengan JIS.
d. Semua baja yang digunakan harus sesuai bentuk, ukuran dan
ketebalannya serta bebas dari karat, cacat karena tumbukan, tekuk, atau
puntir, dengan berat sesuai rencana.
e. Semua material baja harus dari supplier yang dapat
dipertanggungjawabkan dengan disertai sertifikat dari pabrik. Jika dianggap
perlu, pelaksana harus menyerahkan hasil pengujian yang dibutuhkan dan
berhubungan dengan konstruksi baja ini disertai faktur pengiriman.
f. Bahan untuk coating adalah cat, dengan warna ditentukan kemudian.
4. Pabrikasi
a. Pabrikasi harus dilaksanakan dalam bengkel/workshop, yang memenuhi
persyaratan terlindung dari pengaruh cuaca. Pelaksana harus membuat
workshop di lapangan dan disetujui oleh PPK (Pejabat Pembuat
Komitmen). Apabila fabrikasi dilakukan di luar lokasi, pelaksana harus
menanggung biaya yang dikeluarkan oleh PPK (Pejabat Pembuat
Komitmen) untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan tersebut.
b. Penyambungan dan Pemasangan.
45
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
a) Pengelasan
Pekerjaan pengelasan ini harus memenuhi syarat-syarat JIS atau
AISC.
Pengelasan harus dilakukan oleh tenaga-tenaga ahli yang
berpengalaman dan dengan ketepatan yang tinggi. Kontraktor wajib
menyerahkan sertifikat keahlian dari masing-masing tukang lasnya
sesuai dengan peraturan.
Pengelasan hanya boleh dilakukan pada tempat-tempat yang
dinyatkaan dalam gambar kerja dan RKS ini. Ukuran las yang
tercantum dalam gambar adalah ukuran-ukuran efektif.
Batang-batang elektrode yang dipakai adalah jenis Mild sleel Arca
Welding Electrode dan harus memenuhi syarat JIS atau AISC/AWS.
Batang elektrode ini harus disimpan pada tempat yang dapat
menjamin sifat-sifat dari elektrode tersebut selama dalam
peyimpanan.
Pengelasan harus menjamin pengaliran yang merata dari cairan
elektrode tersebut.
Pekerjaan las sebanyak mungkin dilaksanakan di dalam lapangan
harus cukup baik dan sangat hati-hati, tidak boleh dilakukan
sewaktu dalam keadaan basah atau hujan.
Pemberhentian las harus pada tempat-tempat yang ditentukan dan
harus dijamin bahwa profil-profil yang dilas tidak akan berputar atau
membengkak setelah sambungan menjadi dingin.
Setelah pengelasan selesai, maka sisa-sisa kerak las harus
dibersihkan dengan baik.
Las-lasan yang menunjukkan cacat, harus dipotong dan dilas
kembali atas biaya kontraktor.
Sebelum pekerjaan las dimulai, kontraktor wajib menyerahkan
prosedur kerja cara-cara pengelasan yang akan dikerjakan, baik di
bengkel maupun yang akan dikerjakan di lapangan. Usulan ini harus
diperiksa dan disetujui PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) sebelum
pekerjaan pengelasan ini dapat dimulai.
b) Persiapan Pekerjaan Pengelasan
Bidang permukaan yang akan dilas harus rata, bersih dan bebas
dari retakan atau cacat-cacat lainnya yang dapat mengurangi mutu
pengelasan. Juga permukaan tersebut harus bebas dari kotoran,
cat , aspal, minyak dan karat.
Sebelum pekerjaan las dimulai, maka harus ada jaminan bahwa
bidang-bidang yang akan disambung las tidak boleh bergerak
sampai pekerjaan las selesai dilakukan.
Bagian-bagian yang akan dilas sebaiknya dalam keadaan datar dan
bila ada yang harus di las tegak maka pengelasan harus dimulai
dari bawah kemudian ke arah atas.
Bagian ujung dari suatu las tumpul harus mendapat jaminan bahwa
sambungan dilaksanakan dalam keadaan penuh. Untuk itu
sebaiknya dipakai batang-batang penyambungan pada bagian ujung
46
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
47
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
7. Persyaratan Pengujian
a. Semua bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan baja harus
dimungkinkan untuk diperiksa atau ditest baik workshop lapangan maupun
pada Lembaga/Instansi yang berwenang untuk menguji (DPMB, LIPI, dsb.).
b. Untuk profil-profil yang tersusun dari pelat (built up) harus diadakan
pengujian non destructive testing. Apabila dalam pengujian non destructive
testing timbul keraguan mengenai mutu baja, mutu pengelasan, maka PPK
(Pejabat Pembuat Komitmen) berhak untuk meminta diadakan pengujian
destructive testing.
c. Semua biaya pengujian ini ditanggung oleh Kontraktor.
• Non Destructive Testing .
Pada metoda ini bertujuan untuk melihat kualitas dari las yang harus
dilakukan sebagai berikut :
1. Pemeriksaan visual; pemeriksanaan ini harus dilakukan pada
semua bagian dari struktur baja.
2. Pemeriksaan dengan X-Ray; Pemeriksaan ini dilakukan pada
sambungan las antara web dan flens pada profil dari pelat tersusun
dan penglasan dengan full penetration. Untuk memeriksa
sambungan pada pembuatan dari pelat tersusun dilaksanakan
secara random dengan jumlah 5% dari banyak pengelasan.
• Non Destructive Testing .
1. Pengujian las antara web dan flens; Metoda dan prosedur pengujian
berdasarkan JIS G 3353 (1978) yang secara prinsip dapat
digambarkan sebagai berikut :
48
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
P P
P P
Pembebanan dilakukan
sampai terjadi retak pada
B bagian web dan flens.
A
2. Pengujian tarik pada elemen profile (test pice).
Metoda dan prosedur pengujian mengikuti JIS Z 2202 (1980) dan
JIS Z 2241 (1980).
45
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
Elemen yang akan diuji diambil pada bagian flens dari profil.
Bentuk dan ukuran dari test piece mengikuti pengujian nomor 1A dari JIS Z 2201 :
T R
Semua pekerjaan yang tercantum dalam bab ini, kecuali tercantum dalam gambar
atau diperinci, harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan, standard dan spesifikasi
berikut ini :
a. SNI 03-6861-2002 Tentang Beton Bertulang Indonesia
b. SNI-2847-2002 Tatacara Penghitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung
c. PUBI - 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di
Indonesia
d. ACI - 304 AC1 304. IR-92, State-of-the Art Report on Preplaced Aggregate
Conc. for Structural and Mass Concrete, Part 2
46
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
47
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
2. STANDAR / RUJUKAN
a. Australian Standard :
AS 1163 – Structural Steel Hollow Sections
AS 1170 – Loading Code,
Part 1 : Dead and Live Loads and Load Combinations
Part 2 : Wind Loads
AS 1538 – Cold Formed Structures Code
AS 1554 – Structural Steel Welding Code
AS 4100 – Steel Structures Code
AS 1397 – Steel Sheet and Strip – Hot Dipped Zinc Coated and
Aluminium / Zinc Coated
AS 3566 – Self Drilling Screws for The Building and Construction
Industries
AS 1650 – Hot Dipped Galvanized Coatings on Ferrous Articles.
AS 4600 – Cold Formed Code for Structural Steel.
3. PROSEDUR UMUM
a. Desain.
Desain sistem rangka atap yang terdiri dari rangka, sambungan,
ikatan angin harus dilaksanakan oleh perusahaan/Aplikator
terdaftar dan direkomendasi pabrik penghasil yang
berpengalaman dalam perancangan sistem rangka baja.
Desain, fabrikasi dan pemasangan rangka harus dilakukan
sedemikian rupa agar rangka baja mampu menerima beban
rencana yang telah ditentukan oleh PPK (Pejabat Pembuat
Komitmen).
Desain sistem rangka untuk rangka atap dan balok atap harus
mampu menahan beban mati rencana tanpa lendutan yang lebih
besar dari 1/300 bentangan untuk lendutan vertikal.
Desain sistem rangka atap harus dibuat sedemikian rupa agar
dapat mengakomodasi gerakan bagian rangka tanpa kerusakan
atau tekanan berlebih, kegagalan pelapis,kegagalan
sambungan, ketegangan yang tak semestinya pada alat
pengencang dan angkur, atau akibat
48
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
b. Penyerahan.
Kontraktor harus menyerahkan data – data berikut :
Data produk untuk setiap tipe rangka baja ringan dan aksesori.
Data analisa struktur yang tertutup dan ditanda tangani enjinir
profesional yang dipilih yang bertanggung jawab untuk
mempersiapkannya.
Sertifikat pabrik yang ditanda tangani oleh pabrik pembuat
rangka baja ringan yang menyatakan bahwa produk mereka
memenuhi persyaratan, termasuk ketebalan baja tanpa lapisan,
tegangan leleh, tegangan tarik, elongasi total dan ketebalan
lapisan pelapis metal.
Sebagai pengganti sertifikat pabrik, serahkan laporan pengujian
dari agensi pengujian yang terdaftar yang membuktikan
kesesuaiannya dengan persyaratan – persyaratan.
Sertifikat tukang las yang ditanda tangani Kontraktor yang
menyatakan bahwa tukang las memenuhi persyaratan –
persyaratan yang ditetapkan dalam butir Jaminan Mutu.
c. Jaminan Mutu.
Pekerjakan fabrikator dan pemasang yang telah berpengalaman
dengan bahan, desain rangka baja yang sejenis, dan dengan
catatan pengalaman proyek yang berhasil.
Standar pengelasan harus memenuhi ketentuan AWS D1.1 atau
AS 1554 edisi terakhir.
4. BAHAN – BAHAN
a. Baja
o Baja Profil menggunakan Mutu Baja BJ 37 ( fy = 2400 kg/cm2)
o Mutu baut HTB A 325
o Mutu Angkur Baja BJTP 24
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Fabrikasi.
1. Maksimalkan fabrikasi di pabrik pembuat dan penyusunan /
perakitan bagian sistem rangka baja.
Fabrikasi rangka baja dan aksesori agar vertikal, tegak lurus
empat sisi, sesuai dengan garis yang telah ditentukan, dan
dengan sambungan yang aman dan kuat.
49
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
b. Pemasangan.
1. Umum.
Pasang rangka baja dan aksesori agar vertikal, tegak lurus
empat sisi, sesuai dengan garis yang telah ditentukan, dan
dengan sambungan yang kencang.
Pemasangan rangka ini mengunakan alat bantu Hoist Crane
dengan kapasitas maksimum 2 ton untuk mengangkat rangka
menuju lantai atas.
Pasang bagian rangka dalam satu bagian panjang utuh bila
memungkinkan.
Lengkapi dengan ikatan angin sementara yang dibiarkan
pada tempatnya sampai rangka baja ringan menjadi stabil
secara permanen.
2. BAHAN
50
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
4. CONTOH
5. PELAKSANAAN
1. Persiapan permukaan yang dilapis waterproofing lantai beton harus bebas dari
kotoran yang melekat seperti bitumen, oli, bercak-bercak cat, lemak dan lain-
lain,
2. Lapisan dasar primer untuk meratakan penmukaan lantai beton dan membuat
kemiringan dengan screeding beton campuran 1 : 2 ditambahkan 0,5 kg/m2
dengan semen slurry bonding agent lain yang setara. Kemiringan screeding
beton sekurang-kurangnya 2%, selanjutnya Kontraktor melapor PPK (Pejabat
Pembuat Komitmen) untuk mendapat persetujuan.
51
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
3. Seluruh lapisan waterproofing, jika tidak ditentukan lain harus pula menutupi
kaki-kaki bidang-bidang tegak sampai ketinggian permukaan air (minimal 30
cm). Pertemua.bidang horizontal dan vertikal harus dipasang polyster mesh.
Disekeliling pipa-pipa pembuang harus dibobok untuk kemudian diisi dengan
semen non shrink.
4. Aplikasi pemasangan oleh tenaga ahli dan persyaratan dari produsen :
Campuran waterproofing adalah semen slurry 3 kg/m2 dicampur dengan
bonding agent (additive) sehingga mencapai ketebalan minimum 3 mm.
5. Waterproofing membrane dilaksanakan pada pekerjaan beton daerah terbuka
yang besinggungan dengan air seperti atap dak beton.
6. Pada pekerjaan beton yang bersinggungan dengan air dan digunakan untuk
lalu lintas manusia, water proofing yang digunakan harus memiliki campuran
butiran berbatu keras.
7. Untuk semua waterproofing yang terpasang harus diadakan uji coba terhadap
kebocoran selama 24 jam atau hingga dapat dipastikan tidak terdapat bukti
adanya kebocoran.
8. Pekerjaan waterproofing harus mendapat sertifikat pemeliharaan cuma-cuma
selama 2 (dua) tahun.
9. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman dan
sesuai dengan "metode pelaksanaan" berdasarkan spesifikasi pabrik.
10. Khusus untuk bahan water proofing yang dipasang di tempat yang
berhubungan langsung dengan matahari tetapi tidak mempunyai lapis
pelindung terhadap ultra violet maka di atasnya harus diberi lapisan pelindung
sesuai gambar pelaksanaan, atau petunjuk PPK (Pejabat Pembuat Komitmen),
dimana lapisan ini dapat berupa screed maupun material finishing lainnya.
2. BAHAN
a. Standar Mutu Bahan
US Corp Engineer Specification CRD-C572-74
ASTM D-412/D-624/D-746
BS 2571 and BS 2782
b. Jenis bahan membrane yang digunakan harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
1) Tebal bahan minimum 5.00 mm, karakteristik fisik, kimiawi dan
kepadatan yang merata dan konstan.
2) Kedap air dan uap, termasuk bagian-bagian yang akan disusun
overlapping nanti.
3) Memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan.
4) Susunan polimer tidak berubah akibat perubahan cuaca.
5) Bahan mampu mengakomodasi pergerakan (movement) tidak kurang
dari 100 mm horizontal dan 50 mm vertikal.
52
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
4. CONTOH
a. Kontrakrtor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, disertai brosur
lengkap dan jaminan keaslian material dari pabrik.
b. Contoh bahan harus diserahkan minimal sebanyak 2 (dua) buah yang
setara mutunya. Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merk akan
diberitahukan oleh PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) dalam jangka waktu
tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak penyerahan contoh-
contoh bahan tersebut.
PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) menpunyai hak untuk meminta kontraktor
mengadakan mock-up guna memperjelas usulan material yang diajukannya.
53
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
B. PEKERJAAN ARSITEKTUR
PASAL 1. PEKERJAAN TANAH
54
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
2.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan dinding yang terbuat dari batu
bata disusun ½ bata dan satu bata, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan
peralatan untuk pekerjaan ini.
2.2. BAHAN
a. Batu bata (bata merah)
Batu bata merah (dari tanah liat) yang dipakai adalah produksi dalam
negeri eks daerah setempat dari kualitas yang baik dengan ukuran 5 x
10,5 x 22 cm yang dibakar dengan baik, warna merah merata, keras dan
tidak mudah patah, bersudut runcing dan rata, tanpa cacat atau
mengandung kotoran.
Meskipun ukuran bata yang bisa diperoleh di suatu daerah mungkin tidak
sama dengan ukuran tersebut diatas, harus diusahakan supaya ukuran
bata yang akan dipakai tidak terlalu menyimpang. Direkomendasikan
untuk batu bata merah adalah yang pembuatannya menggunakan press
mesin.
Kualitas bata harus sesuai dengan pasal 81 dari A.V. 1941
Kontraktor harus menunjukkan contoh terlebih dahulu kepada PPK
(Pejabat Pembuat Komitmen). PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) berhak
menolak bata dan menyuruh bongkar pasangan bata yang tidak
memenuhi syarat. Bahan-bahan yang ditolak harus segera diangkut
keluar dari tempat pekerjaan.
b. Bata Ringan
Batu bata ringan yang dipakai adalah produksi setara Citicon , massa
block atau Jaya Celcon ukuran 20 x 60 tebal 10 cm, atau 8,3 buah per
m2.
Kontraktor harus menunjukkan contoh terlebih dahulu kepada PPK
(Pejabat Pembuat Komitmen). PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) berhak
menolak bata ringan yang tidak memenuhi syarat. Bahan-bahan yang
ditolak harus segera diangkut keluar dari tempat pekerjaan.
c. Mortar/Plester
Adukan terdiri dari bahan plester instan dan air dipakai untuk
pemasangan dinding batu bata ringan. Komposisi adukan sesuai dengan
yang disyaratkan oleh Fabrikan.
Bahan yang dipakai adalah produk Eco Mortar, Mortar Indonesia , setara
55
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
d. Adukan
Adukan terdiri dari semen, pasir dan air dipakai untuk pemasangan
dinding batu bata. Komposisi adukan adalah 1 pc : 5 pasir untuk
dinding biasa, 1 Pc : 3 pasir untuk tasram
Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik
(Nusantara, Gresik, Tiga Roda atau produk daerah setempat yang
mempunyai kualitas standar konstruksi).
Adukan harus dibuat dalam alat tempat mencampur, diatas
permukaan yang keras, bukan langsung diatas tanah. Bekas adukan
yang sudah mulai mengeras tidak boleh digunakan kembali.
2.3. PELAKSANAAN
Dinding harus dipasang (uitzet dengan peralatan yang memadai) dan
didirikan menurut masing-masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang
disyaratkan seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
a. Sloof, kolom praktis, balok latai dan ringbalk
Ukuran rangka penguat dinding bata (non struktural) : sloof 15 x 20
cm, kolom praktis 12 x 12 cm atau 10 x 10, ringbalk 15 x 12 dan balok
latai 10 x 15 cm. Kolom praktis dan ringbalk diplester sekaligus
dengan dinding bata sehingga mencapai tebal 15 cm dan 11 cm untuk
bata ringan. Bekisting terbuat dari kayu terentang/kayu hutan lainnya
dengan tebal minimum 2 cm yang rata dan berkualitas papan baik.
Pemasangan bekisting harus rapi dan cukup kuat. Celah-celah papan
harus rapat sehingga tidak ada air adukan yang keluar. Bekisting baru
boleh dibongkar setelah beton mengalami proses pengerasan.
Kecuali ditentukan lain setiap opening untuk kusen pintu dan jendela
harus diberi dan dipasang beton praktis ini.
56
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
3. Lebih dari 1 (satu) meter tingginya setiap hari di satu bagian
pemasangan
4. Setiap luas pasangan dinding bata mencapai 12 m2 harus
dipasang beton praktis (kolom, dan ring balk)
Bata dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang
seharusnya dengan bentang benang yang sipat datar. Kayu penolong
harus cukup kuat dan benar-benar dipasang tegak lurus.
Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi
setiap jarak 40 cm. Permukaan beton harus dibuat kasar.
Pemasangan bata diatas kusen harus dibuat balok lantai 12/12 atau
dilengkapi dengan pasangan rollaag. Pemasangan harus dijaga
kerapihannya, baik dalam arah vertikal maupun horizontal. Sela-sela
disekitar kusen-kusen harus diisi dengan aduk.
c. Semua Pasangan Batu bata dipasang rata sampai dengan ring balk
strukturnya sebagai penumpu rangka atap diplester dan diaci 1 : 5.
d. Dinding yang berada diatas plafon dan dibawah ring balk harus
diplester 1 : 5 tanpa acian
Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi
setiap jarak 40 cm. Permukaan beton harus dibuat kasar.
Pemasangan bata ringan diatas kusen harus dibuat balok latei 10/12.
Pemasangan harus dijaga kerapihannya, baik dalam arah vertikal
maupun horizontal. Sela-sela disekitar kusen-kusen harus diisi dengan
adukan.
58
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
a. Bahan yang dipakai untuk dinding partisi cubical adalah panel phenolix
standar tebal 12 mm, tinggi partisi cubical adalah 2.m dengan pesdestal
15 cm dari lantai.
b. Rangka dinding partisi cubikal yang digunakan adalah pipa mill steel
ukuran sesuai dengan pabrik penghasil. Semua engsel dan kunci
adalah full stainles steel dengan indikator lecth dari sisi luar.
c. Cubikal toilet boleh dipasang setelah pekerjaan dinding bata dan
dinding partisi serta pekerjaan pelapis dinding lainnya selesai
dikerjakan.
d. Sebelum melaksanakan pekerjaan ini kontraktor harus mengajukan
gambar shop drawing kepada PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) untuk
mendapatkan persetujuan.
3.1. KETERANGAN
Kecuali disebutkan lain, bahan penyelesaian atau penutup permukaan
dinding/tembok bata dan adalah plesteran. Pekerjaan plesteran mencakup
pembuatan dan pemasangan plesteran pada dinding-dinding tembok bata dan
bidang-bidang beton, meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan
peralatannya. Semua permukaan plesteran dicat dengan cat tembok, kecuali
disebutkan lain.
3.2. BAHAN
Komposisi bahan adukan sesuai dengan persyaratan, yaitu :
a. 1 pc : 3 pasir untuk permukaan beton, dinding trasram atau daerah basah
dan dinding luar yang tidak tertutup atap.
b. 1 pc : 2 pasir dan sudut dinding
c. 1 pc : 5 pasir untuk dinding bata bagian dalam gedung
Semen PC yang dipakai adalah produk lokal yang terbaik (satu merek untuk
seluruh pekerjaan).
d. Plesteran untuk penutup dinding bata ringan menggunakan Dry-Mortar 3
kg/m2, ketebalan 3 mm. Ketebalan dapat diatur sesuai dengan grade : kasar,
sedang, halus. Produk yang direkomendasikan untuk dry mortar setara : MU,
Plester Mutiara, atau Cipta Mortar
3.3. PELAKSANAAN
a. Plesteran dinding bata
Sebelum diplester, permukaan dinding bata merah harus dibersihkan dan
dibasahi dengan air, siarnya dikorek sedalam 1 cm. Tebal plesteran
minimum 1,5 cm dan maksimum 2,5 cm. Plesteran diselesaikan dengan
papan plesteran dan kayu perata atau sekop baja dan batang perata
panjang 2 m dengan bahan hollow aluminium yang kuat dan lurus. Untuk
mempermudah dan mendapatkan hasil plesteran yang rata pada bidang
yang luas, maka terlebih dahulu harus dibuat kepalaan sebagai acuan
ketebalan dan kerataan plesteran. Sudut-sudut dibuat serapi-rapinya dan
menyiku. Sambungan dari plesteran-plesteran harus mulus dan lurus.
Dalam mendirikan dinding yang tidak berada dibawah atap, selama waktu
hujan harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok
dengan bahan pelindung yang cukup sesuai.
Selama proses pengeringan, plesteran harus disiram dengan air selama 7
(tujuh) hari terus menerus.
59
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
b. Plesteran Beton
Seluruh permukaan beton yang tampak harus menghasilkan permukaan
yang halus dan rata. Bila pelaksanaan pekerjaan beton tidak dapat
menghasilkan permukaan yang halus dan rata, maka permukaan tersebut
harus diplester hingga menghasilkan permukaan seperti yang dimaksud di
dalam gambar rancangan pelaksanaan.
Permukaan beton yang akan diplester harus disiapkan dulu dengan
pekerjaan pendahuluan dengan urutan sebagai berikut :
Permukaan dibuat kasar dengan betel/pahat beton
Semua kusen pintu, kusen jendela, daun pintu, daun jendela maupun profil curtain wall
bagian sisi luar gedung adalah dengan finishing powder coating 200 micron warna
putih tulang.
61
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
kepada PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) untuk disetujui sebelum
pengadaan bahan kelokasi pekerjaan.
2. Contoh bahan produk alumunium harus diuji di laburatorium yang ditunjuk
PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) atau harus dilengkapi dengan data-data
pengujian.
Data-data ini harus meliputi pengujian untuk :
Ketebalan lapisan,
Keseragaman warna,
Berat,
Karat,
Ketahanan terhadap air dan angin minimal 100kg/m2 untuk masing-
masing tipe.
Ketahanan terhadap udara minimal 15m3/jam,
Ketahanan terhadap tekanan air minimal 15kg/m2.
3. Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Garansi
Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek, garansi tertulis yang
meliputi kesempurnaan pemasangan, pengoperasian dan kondisi semua
pintu, jendela dan lainnya seperti ditunjukkan dalam spesifikasi ini untuk
periode selama 1 tahun setelah pekerjaan yang rusak dengan biaya
Kontraktor.
63
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
o. Detail Pertemuan Kusen Pintu dan Jendela harus lurus dan rata serta bersih
dari goresan-goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan.
p. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan
brosur serta persyaratan teknis yang benar.
q. Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang
berlainan sifatnya harus diberi “sealent”.
r. Pertemuan pengisi rangka daun pintu aluminium baik dengan kaca atau
panel MDF harus disealent poliuretant dengan rapi dan rapat.
s. Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam
galvanized sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus
kedap air.
t. Semua alumunium yang akan dikerjakan maupun selama pengerjaan harus
tetap dilindungi dengan “Protection Tape”.
u. Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila
kusen; alumunium telah terpasang maka kusen tersebut harus tetap
terlindungi oleh protection tape agar kusen tetap terjamin kebersihannya.
v. Kecuali disebutkan atau ditunjukkan dalam gambar detail, pemasangan
kusen aluminium dipasang pada posisi tengah/center terhadap tebal
dinding.
2. JIS G 3302 – Hot dipped Zinc Coated Steel Sheets and Coils
3. JIS G 313 & G 3142 – Internal
4. JIS A 1515 – Wind Resistance
5. JIS A 1516 – Air Resistance
6. JIS A 1517 – Water Tightness
7. JIS A 1519 – Closing & Opening Forces
8. JIS A 1520 – Sound Insulation
9. JIS A 4710 – Thermal Resistance
64
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
10. JIS A.1311 - Methods of fire protecting test of fire door for
buildings
c. Persyaratan Bahan
Material kusen dan daun pintu baja juga harus memenuhi persyaratan-
persyaratan khusus sebagai berikut:
a. Kusen pintu terbuat dari lembaran pelat baja (cold rolled steel sheet).
1. Ketebalan plat untuk kusen 3 mm untuk Fire Door (pintu tahan api)
dan yang telah melalui pengujian dan dinyatakan memenuhi
persyaratan sebagai pintu tahan api oleh lembaga-lembaga
pengujian dengan standar internasional antara lain Underwriters
Laboratories (UL) dengan standar Amerika (ASTM), yaitu UL 10B.
Dan ketebalan plat 2 mm untuk kusen pintu baja lainnya.
2. Selain Fire Door, pada sekeliling kusen / threshold pada sisi bukaan
pintu ditanam Magnetic Gasket Seal, yang berfungsi untuk
meredam suara dan termal yang mengalir melalui celah pintu.
3. Angkur baja 15 mm sebagai pengikat kusen ke kolom.
4. Dilengkapi kotak pengaman baja untuk lidah lockcase dan stang
flushbolt dari kotoran mortar.
b. Daun pintu terbuat dari lembaran pelat baja (cold rolled steel sheet).
1. Ketebalan plat 1.5 mm untuk Fire door. Berbentuk Rebated Door
dilengkapi dengan bibir pintu selebar 24 mm di sekeliling daun pintu
yang merupakan satu kesatuan plat dengan plat permukaan pintu,
sehingga permukaan pintu menjadi rata. Ketebalan daun pintu
untuk seluruh tingkatan fire rating 1, 2 atau 3 jam adalah 55 mm.
Bagian
dalam daun pintu disi Rock Wool dengan density 110 kg/m3
sebagai isolator panas (sesuai DIN 4102 : Part 1), agar pada saat
terjadi kebakaran, kenaikan suhu permukaan plat pintu pada sisi
yang tidak terbakar tidak melebihi 450oF (232oC) pada 30 menit
pertama yang telah melalui pengujian dan dinyatakan memenuhi
persyaratan sebagai pintu tahan api oleh lembaga-lembaga
pengujian dengan standar internasional antara lain Underwriters
Laboratories (UL) dengan standar Amerika (ASTM), yaitu UL 10B.
2. Ketebalan plat 0.8 mm untuk Steel door Doralux series dibuat
dengan sistem penangkupan tanpa las sehingga permukaan pintu
sangat rata dan kaku tanpa ada bekas las. Ketebalan daun pintu
adalah 40 mm. Bagian dalam daun pintu disi Injection Polyurethane
dengan kepadatan 33-35 kg/m3 sebagai isolator suara dan panas
3. Daun pintu satinless steel untuk pintu ruang operasi dengan tebal
plat 1,2 mm, daun pintu dengan Airtight door 250 pascal satinless
steel hair line AISI 304 anti karat. Ketebalan daun pintu adalah 50
mm dengan peralatan buka dan tutup automatic.
5.1. KETERANGAN
Pekerjaan kaca meliputi pengisian bidang-bidang kusen (kaca mati), daun pintu
dan jendela, jendela bovenlicht. Contoh kaca yang akan dipakai harus
diperlihatkan kepada PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) paling lambat 2 (dua)
minggu sebelum dipasang.
5.2. BAHAN
a. Kaca Polos.
Kaca polos harus merupakan lembaran kaca bening jenis clear float glass
yang datar dan ketebalannya merata, tanpa cacat dan dari kualitas yang
baik yang memenuhi ketentuan SNI 15-0047 – 1987 dan SNI 15-0130 –
1987, seperti tipe Indoflot buatan Asahimas atau yang setar.
Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
b. Kaca Tahan Panas/Tempered Glass.
Kaca tahan panas harus terdiri dari float glass yang diperkeras dengan
cara dipanaskan sampai temperatur sekitar 700ºC dan kemudian
didinginkan secara mendadak dengan seprotan udar secar merata pada
kedua permukaannya, seperti tipe Temperlite dari Asahimas atau yang
setara.
Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
c. Kaca PANASAP.
Kaca Panasap harus merupakan kaca jenis warna yang datar, jernih dan
ketebalannya merata, tanpa cacat dan dari kualitas yang baik yang
memenuhi ketentuan SNI, buatan Asahimas atau yang setara. Ketebalan
kaca Panasap disesuaikan dengan luas bidang dan letaknya, yaitu antara
8 mm sd 10 mm. Kaca panasap dipasang untuk sisi bagian luar bangunan
atau hanya pada bagian facade saja. Warna kaca panasap akan
ditentukan kemudian. Rekomendasi PPK (Pejabat Pembuat Komitmen)
perancana adalah warna kaca panasap adalah DARK BLUE.
Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
d. Kaca STOPSOL.
Kaca Stopsol harus merupakan kaca jenis warnadengan kemampuan
pantul sinar matahari ± 65% dengan kondisi permukaan yang datar, jernih
dan ketebalannya merata, tanpa cacat dan dari kualitas yang baik yang
memenuhi ketentuan SNI, buatan Asahimas atau yang setara. Ketebalan
67
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
kaca STOPSOL disesuaikan dengan luas bidang dan letaknya, yaitu
antara 8 mm sd 10 mm. Kaca panasap dipasang untuk sisi bagian luar
bangunan atau hanya pada bagian facade saja.
Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.Warna
kaca Stopsol digunakan warna DARK BLUE
e. Cermin.
Cermin harus merupakan jenis clear mirror dengan ketebalan 5mm
merata, tanpa cacat dan dari kualitas baik seperti Miralux dari adari
Asahimas atau yang setara.
Ukuran dan ketebalan cermin sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
f. Neoprene/Gasket.
Neoprene/Gasket atau bahan sintetis lainnya yang setar untuk
perlengkapan pemasangan kaca pada rangka alumunium.
Dimennsi Neoprene/Gasket yang dibutuhkan disesuaikan dengan
ketebalan kaca dan jenis profil alumunium yang digunakan.
5.3. PELAKSANAAN
a. Umum.
1. Ukuran-ukuran kaca dan cermin yang tertera dalam Gambar Kerja
adalah ukuran yang mendekati sesungguhnya. Ukuran kaca yang
sebenarnya dan besarnya toleransi harus diukur ditempat oleh
Kontraktor berdasarkan ukuran di tempat kaca atau cermin tersebut
akan dipasang, atau menurut petunjuk dari PPK (Pejabat Pembuat
Komitmen), bila dikehendaki lain.
2. Setiap kaca harus tetap ditempeli merek pabrik yang menyatakan tipe
kaca, ketebalan kaca dan kualitas kaca.
Merek-merek tersebut baru boleh dilepas setelah mendapatkan
persetujuan dari PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).
3. Semua bahan harus dipasang dengan rekomendasi dari pabrik.
Pemasangan harus dilakukan oleh tukang-tukang yang ahli dalam
bidang pekerjaannya.
b. Pemasangan Kaca.
1. Sela dan Toleransi Pemotongan.
Sela dan toleransi pemotongan sesuai ketentuan berikut :
- Sela bagian muka antara kaca dan rangka nominal 3mm.
- Sela bagian tepi antara kaca dan rangka nominal 6mm.
- Kedalaman celah minimal 16mm.
- Toleransi pemotongan maksimal untuk seluruh kaca adalah +3mm
atau -1,5mm.
- Sela untuk Gasket harus ditambahkan sesuai dengan jenis gasket
yang digunakan
c. Persiapan Permukaan.
Sebelum kaca-kaca dipasang, daun pintu, daun jendela, bingkai partisi
dan bagian-bagian lain yang akan diberikan kaca harus diperiksa
bahwa mereka dapat bergerak dengan baik.
Daun pintu dan daun jendela harus diamankan atau dalam keadaan
terkunci atau tertutup sampai pekerjaan pemolesan dan pemasangan
kaca selesai.
Permukaan semua celah harus bersih dan kering dan dikerjakan sesuai
petunjuk pabrik.
Sebelum pelaksanaan, permukaan kaca harus bebas dari debu, lembab
dan lapisan bahan kimia yang berasal dari pabrik.
d. Neoprene/Gasket dan Seal.
68
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
Setiap pemasangan kaca pada daun pintu dan jendela harus dilengkapi
dengan Neoprene/Gasket yang sesuai.
Neoprene/Gasket dipasang pada bilang antar kusen dengan daun pintu
dan jendela, kusen dengan dinding yang berfungsi sebagai seal pada
ruang yang dikondisikan.
e. Pemasangan Cermin.
Cermin harus dipasang lengkap dengan sekrup-sekrup kaca yang
memiliki dop penutup stainless steel.
Penempatan sekrup-sekrup harus sedemikian rupa sehingga cermin
terpasang rata dan kokoh pada tempatnya seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.
f. Penggantian dan Pembersihan.
Pada waktu penyerahan pekerjaan, semua kaca harus sudah dalam
keadaan bersih, tidak ada lagi merek perusahaan, kotoran-kotoran
dalam bentuk apapun.
Semua kaca yang retak, pecah atau kurang baik harus diganti oleh
Kontraktor tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
6.1. KETERANGAN
Semua daun pintu dan jendela dipasangi alat penggantung dan kunci yang
sesuai. Pekerjaan alat penggantung dan pengunci ini mencakup semua
kegiatan pemasangan kunci dan alat-alat penggantung pada daun pintu dan
jendela, meliputi pengadaan bahan, tenaga dan peralatan yang diperlukan
untuk pekerjaan ini.
PROSEDUR UMUM
a. Contoh
Contoh bahan beserta data teknis/brosur bahan alat penggantung dan
pengunci yang akan dipakai harus diserahkan kepada PPK (Pejabat
Pembuat Komitmen) untuk disetujui, sebelum dibawa kelokasi proyek.
b. Pengiriman dan Penyimpanan
Alat penggantung dan pengunci harus dikirim ke lokasi proyek dalam
kemasan asli dari pabrik pembuatannya, tiap alat harus dibungkus rapi dan
masing-masing dikemas dalam kotak yang masih utuh lengkap dengan
nama pabrik dan mereknya.
Semua alat harus disimpan dalam tempat yang kering dan terlindung dari
kerusakan.
c. Ketidaksesuaian.
PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) berhak menolak bahan maupun
pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan dan Kontraktor harus
menggantinya dengan yang sesuai. Segala hal yang diakibatkan karena
hal di atas menjadi tanggung jawab Kontraktor.
6.2. BAHAN
a. Umum
Semua bahan/alat yang tertulis dibawah ini harus seluruhnya baru, kualitas
baik, buatan pabrik yang dikenal dan disetujui.
Semua bahan harus anti karat untuk semua tempat yang memiliki nilai
kelembapan lebih dari 70%.
Kecuali ditentukan lain, semua alat penggantung dan pengunci yang
didatangkan harus sesuai dengan tipe-tipe tersebut dibawah.
69
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
b. Alat Penggantung dan Pengunci.
Rangka Bagian Dalam.
1. Umum.
Kunci untuk semua pintu luar dan dalam harus sama atau setara
dengan merek : DEKKSON, CISA, VINO atau CALVIS
2. Semua kunci harus terdiri dari :
- Kunci tipe silinder dengan dua kali putar yang terbuat dari bahan
kuningan atau Nikel stainless steel, dengan 3 (tiga) buah anak
kunci.
- Handle/pegangan bentuk gagang atau kenop diatas plat yang
terbuat dari bahan Nikel stainless steel dan finishing stainless steel
hair line.
- Badan kunci tipe tanam (mortice lock) yang terbuat dari bahan baja
lapis seng stainless steel hair line dengan jenis dan ukuran yang
disesuaikan dengan jenis bahan daun pintu (besi, kayu atau
alumunium), yang dilengkapi dengan lidah siang (latch bolt), lidah
malam (dead bolt), lubang silinder, face plate, lubang untuk
pegangan pintu dan dilengkapi strike plate.
- Kunci harus memakai sistem Master key
3. Engsel.
- Kecuali ditentukan lain, engsel untuk daun pintu alumunium tipe
ayun dengan bukaan satu arah, harus dari tipe kupu-kupu
berukuran 102mm x 76mm x 3mm dengan ball bearings.
- Kecuali ditentukan adanya penggunaan engsel kupu-kupu, engsel
untuk semua jendela harus dari tipe friction stay 20” atau 24” sesuai
dengan ukuran dan berat jendela.
- Engsel tipe kupu-kupu untuk jendela harus berukuran 76mm x
64mm x 2mm.
- Ketentuan Bahan dan finishing engsel adalah dari bahan Nikel
Stainless steel dengan finish stainless steel hair line.
4. Hak Angin.
Hak angin untuk jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu.
5. Pengunci Jendela.
Pengunci jendela untuk jendela dengan engsel atau tipe friction stay
menggunakan jenis rambuncis.
6. Grendel Tanam/Flush bolt.
Semua pintu ganda harus dilengkapi dengan grendel tanam atas
bawah yang sesuai atau setara dengan produk DEKKSON, CISA,
VINO atau CALVIS Penahan Pintu (Door Stop).
70
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
c. Pemasangan Jendela.
Daun jendela dengan engsel tipe kupu-kupu dipasangkan ke kusen
dengan menggunakan engsel dan dilengkapi hak angin, dengan cara
pemasangan sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya dalam Gambar
Kerja.
Daun jendela tidak berengsel dipasangkan ke kusen dengan
menggunakan friction stay yang merangkap sebagai hak angin, dengan
cara pemasangan sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya.
Penempatan engsel harus sesuai dengan arah buakaan jendela yang
diinginkan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan setiap jendela
harus dilengkapi dengan sebuah pengunci.
d. Perlengkapan lain
1. Door closer : eks DEKKSON, CISA, VINO atau CALVIS
2. Floor Hing : eks DEKKSON, CISA, VINO atau CALVIS
3. Gasket
Ketentuan pemasangan gasket pada pintu adalah sebagai berikut :
Airtight
71
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
Fireproof
Smokeproof
Soundproof
Weatherproof
4. Dust Strike
Tipe Dust Strike yang digunakan adalah :
Type lantai/threshold - Glynn Johnson DP2
Untuk lantai marmer - Modrtz
Semua perlengkapan yang akan dipakai harus diberikan contohnya
terlebih dahulu kepada PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) untuk disetujui.
7.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup semua pembuatan dan pemasangan pipa besi dan
baja, seperti yang tercantum dalam gambar dan RKS, meliputi pengadaan
bahan, tenaga kerja dan peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan ini.
Pekerjaan ini mencakup antara lain :
a. Railing : Tangga Lobby, Tangga Utama, Tangga Darurat, Corridor, Void,
fasilitas penyandang cacat dan Toilet.
Standar / Rujukan:
o American Society for Testing and Materials (ASTM)
o American Welding Society (AWS)
o American Institute of Steel Construction (AISC)
o American National Standard Institute (ANSI)
o Standar Nasional Indonesia (SNI) :
SNI 03-1729-2002 – Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan
Gedung
7.2. BAHAN
a. Mutu pipa yang digunakan adalah mild steel yang memenuhi persyaratan
ASTM A-36 Bahan-bahan pelengkap harus dari jenis yang sama dengan
barang yang dipasangkan dan yang paling cocok untuk maksud yang
bersangkutan.
b. Railing tangga utama, fasilitas penyandang cacat menggunakan pipa
stainles steel 2” produk Bakeri atau yang setara dengan ketebalan
minimal 2 mm.
Semua kelengkapan yang perlu demi kesempurnaan pemasangan harus
diadakan, walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar atau
RKS ini.
c. Railing tangga darurat menggunakan pipa BSP 2” SCH 30 produk
Bakeri atau yang setara finish cat duco.
Semua kelengkapan yang perlu demi kesempurnaan pemasangan harus
diadakan, walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar atau
RKS ini.
d. Railing tangga utama dan railling void menggunakan kombinasi plat
stainles steel dengan ketebalan bervariasi sesuai dengan gambar desain.
Pengisi dari railling tangga utama dan railling void adalah menggunakan
panel acrilic atau panel kaca tempert 12 mm. Pada prinsipnya profil dan
ukuran railling tangga
e. utama, tangga lobby dan railling void adalah dari profil pabrikan, bukan
modifikasi.
72
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
Semua kelengkapan yang perlu demi kesempurnaan pemasangan harus
diadakan, walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar atau
RKS ini.
7.3. PELAKSANAAN
a. Contoh bahan-bahan yang akan dipakai harus diperlihatkan kepada PPK
(Pejabat Pembuat Komitmen) untuk disetujui. Contoh itu harus
memperlihatkan kualitas pengelasan dan penghalusan untuk standar dalam
pekerjaan ini.
b. Pengerjaan harus yang sebaik-baiknya. Semua pengerjaan harus
diselesaikan bebas dari puntiran, tekukan dan hubungan terbuka.
c. Pengerjaan di bengkel ataupun di lapangan harus mendapat persetujuan
PPK (Pejabat Pembuat Komitmen). Semua pengelasan, kecuali ditunjukkan
lain, harus memakai las listrik , maka kontraktor harus menyediakan las
listrik ARC Welding Generator 250A 2 Unit. Tenaga kerja yang melakukan
hal ini harus benar-benar ahli dan berpengalaman.
d. Semua bagian yang dilas harus diratakan dan difinish sehingga sama
dengan permukaan sekitarnya. Bila memakai pengikat-pengikat lain seperti
clipkeling dan lain-lain yang tampak harus sama dalam finish dan warna
dengan bahan yang diikatnya.
e. Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara terbaik yang
sesuai dengan maksudnya termasuk perlengkapannya. Lubang-lubang
untuk baut harus dibor dan di-punch.
f. Pemasangan (penyambungan dan pemasangan accesorise) harus
dilakukan oleh tukang yang ahli dan berpengalaman. Semua railling tangga
utama harus terbungkus crome/stainles steel kecuali disebutkan lain.
g. Semua untuk pekerjaan ini harus mengacu pada gambar rencana, kecuali
ditentukan lain
8.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup pembuatan dan pemasangan langit-langit dengan
berbagai bahan penutup langit-langit (gypsum panel, gypsum tile, accuistic tile,
metal ceilling & perforatted, metal sheet dan calsiboard) sesuai dengan gambar
dan RKS, meliputi penyediaan alat, bahan dan tenaga untuk keperluan
pekerjaan ini.
Pekerjaan langit-langit / plafon disini adalah dengan full system dalam arti
seluruh rangka dan panel penutupnya adalah satu pabrikan dan satu system
desainnya. Dalam pelaksanaannya dari produk yang dipakai harus bersedia
menyediakan tenaga supervise teknis dari principal.
8.2. BAHAN
a. Bahan yang dipakai pada pekerjaan ini adalah panel gypsum standart
9mm sesuai pada gambar perencanaan, produk Jaya Board, Gyproc,
knauf atau setara kualitas. Papan gipsum harus dari tipe standar yang
memenuhi ketentuan AS 2588, BS 1230 atau ASTM C 36.
b. Calsium Cilicat 6mm untuk plafon ruang, teritisan atap bagian luar dan
daerah basah atau sesuai dengan finishing schedule. Bahan terpasang
harus dalam keadaan utuh, kuat, permukaan rata dan tanpa cacat lainnya.
c. Plafon Gyptile adalah dari bahan gypsum dengan ketebalan 12 mm.
Ukuran module gyptile yang digunakan pada gedung ini adalah 600 x 1200
73
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
mm.. Rangka Plafond Gyptile menggunakan cross T dan main T type
concealed
d. Plafon Accoustic tile adalah dari bahan mineral dengan ketebalan minimal
12,5 mm. Ukuran module gyptile yang digunakan pada gedung ini adalah
600 x 1200 mmdan 600 x 600. Plafond jenis accuistic ini harus mampu
mempunyai kemampuan daya serap suara yang bagus yaitu kelas A atau
daya serap suara minimal 23 db. Rangka Plafond Gyptile menggunakan
cross T dan main T type concealed
e. Rangka plafond untuk fix ceilling atau gypsum panel adalah menggunakan
sistem metal furing chanel terbuat dari bahan galvalume tebal 0,55 mm, full
system sesuai gambar rancangan pelaksanaan produk Boral, knauf atau
gyproc.
f. Calsiboard 6 mm untuk plafon teritisan atap bagian luar dan daerah basah
atau sesuai dengan finishing scedule yang telah ditentukan. Bahan
terpasang harus dalam keadaan utuh, kuat, permukaan rata dan tanpa
cacat lainnya.
8.3. PELAKSANAAN
9.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup pemasangan pelapis dinding ruangan-ruangan dalam
bangunan sesuai dengan gambar pelaksanaan dan RKS ini, meliputi
penyediaan alat, bahan dan tenaga untuk keperluan pekerjaan ini. Ruangan
yang dilapisi keramik sesuai dengan gambar dan schedule finishing.
9.2. BAHAN
a. Keramik
Keramik untuk pelapis dinding yang dipakai buatan dalam negeri (Roman
atau Asia Tile), berukuran 30 x 00 cm, 40 x 40 cm double fireing, atau
sesuai schedule untuk ruang – ruang lainnya. Bahan yang didatangkan
harus dalam keadaan baik, utuh kuat, tanpa cacat. Keramik yang
didatangkan harus disetujui oleh PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).
b. Homogenous Tile
Homogenous Tile untuk pelapis dinding yang dipakai produk Venus ,
Essensa, Monalisa untuk berukuran 60 x 60 cm atau sesuai schedule
untuk ruang – ruang lainnya. Bahan yang didatangkan harus dalam
keadaan baik, utuh kuat, tanpa cacat. Homogenous Tile yang didatangkan
harus disetujui oleh PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).
9.3. PELAKSANAAN
a. Pemasangan keramik
Pemasangan keramik dinding sebaiknya pada tahap akhir, untuk
menghindari kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai. Permukaan
dinding yang akan dipasang keramik harus bersih, cukup kering dan rata
air. Tentukan tulangan dengan mempertimbangkan tata letak ruangan
dinding yang ada. Pemasangan keramik dinding dimulai dari tulangan ini.
Sebelum dipasang, keramik dinding agar direndam dalam air terlebih
dahulu. Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang dan rata air.
Adukan semen untuk pemasangan keramik harus penuh, baik permukaan
dasar maupun di badan belakang keramik dinding yang terpasang.
Perbandingan adukan dan ketebalan rata – rata yang dianjurkan adalah
75
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
Semen : Pasir = 1 : 4, dengan ketebalan rata – rata 2,0 cm. Lebar nat yang
dianjurkan untuk dinding adalah 2 mm, dengan campuran pengisi nat
(Grout) bahan khusus AM 50. Bagi area yang luas dianjurkan untuk diberi
expansion joint. Khusus untuk dinding luar, harap diberi tali air per jarak
tertentu dengan mempertimbangkan desainnya, agar tidak menerima
beban terlalu berat. Bersihkan segera bekas adukan dari permukaan
keramik, dapat digunakan bahan pembersih yang ada di pasar dengan
kadar asam tidak lebih dari 5 %, setelah itu segera bersihkan dengan air
bersih. Karena sifat alamiah dari produk keramik, yang disebabkan proses
pembakaran pada temperatur tinggi, dapat terjadi perbedaan warna dan
ukuran, untuk ini periksa dan pastikan keramik dinding yang akan dipasang
mempunyai seri dan golongan ukuran yang sama.
Plesteran dinding untuk pasangan keramik harus benar-benar rata dan
cukup kering. Keramik dipasang secara teliti dan rapi. Pemotongan
ubin keramik harus menggunakan alat pemotong khusus. Lebar dan
kedalaman siar-siar harus sama (maksimal 3 mm untuk dinding keramik
dan 1 mm untuk dinding granit) dan siar harus membentuk garis-garis
lurus. Siar-siar itu
diisi dengan bahan pengisi warna (grout semen berwarna), sesuai
dengan petunjuk PPK (Pejabat Pembuat Komitmen). Dinding keramik
yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda/kotoran
yang melekat sehingga benar-benar bersih, warnanya tidak kusam.
Semua pemasangan dinding keramik dipasang rata dengan plesteran
dinding yang tidak dilapis keramik.
b. Pemasangan border keramik
Bahan yang terpasang harus dalam keadaan baik, utuh dan rapi. Untuk
border keramik dipasang sesuai lebar keramik atau tepat di atas keramik
dinding terpasang. Nat/siar harus lurus vertikal atau horisontal dengan
keramik ukuran 10 x 20 atau 10 x 30. atau sesuai dengan gambar rencana.
Warna dan motif border keramik akan ditentukan kemudian setelah
mendapat persetujuan dari PPK (Pejabat Pembuat Komitmen). Setelah
terpasang segera dibersihkan dari segala kotoran atau noda yang
menempel.
c. Pemasangan Batu Granit Alam untuk dinding
Batu granit alam dipasang pada area seperti yang ditunjukkan dalam
gambar perencanaan. Pemasangan dinding granit alam adalah dengan
system kering. Setiap sambungan lembaran batu granit harus dipasang
tanpa celah sehingga pemasangan sambungan tanpa nat. Sebelum
dilaksanakan kontraktor harus mengajukan gambar shop drawing untuk
diketahui dan disetujui PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).
10.1 KETERANGAN
Bagian ini mencakup semua pekerjaan penutup lantai dalam bangunan dan
teras-teras termasuk plin dan stepnosing tangga, seperti yang tercantum dalam
gambar dan RKS, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk
pekerjaan ini.
Pengiriman ubin ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik
yang belum dibuka dan dilindungi dengan label/merek dagang yang utuh dan
jelas.
76
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
Kontraktor wajib menyediakan cadangan secukupnya dari keseluruhan bahan
terpasang untuk diserahkan kepada Pemilik Proyek.
10.2 BAHAN
a. Ubin penutup lantai yang dipakai ukuran 50 x 50, 40 x 40 cm dan 30 x 30
dari jenis Keramik Tile yang mempunyai specifikasi minimal sbb :
2 40 x 40 Tebal ± 7 mm ±5%
Panjang x Lebar ± 0,5 %
Kuat Tekan Min K-500
Kuat Gesekan ≤175 mm3
Daya Serap Air ≤0,5 %
Ketahanan Zat Kimia Sedang
Kimia
3 30 x 30 Tebal ± 6 mm ±5%
Panjang x Lebar ± 0,5 %
Kuat Tekan Min K-500
Kuat Gesekan ≤175 mm3
Daya Serap Air ≤0,5 %
Ketahanan Zat Kimia Sedang
Kimia
10.3 PELAKSANAAN
a. Pemasangan lantai keramik dan homogeneus tile
Pemasangan keramik lantai sebaiknya pada tahap akhir, untuk
menghindari kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai. Permukaan
lantai yang akan dipasang keramik maupun Homogeneous Tile/Granit
Tile harus bersih, cukup kering dan rata air. Tentukan tulangan/kepalaan
77
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
dengan mempertimbangkan tata letak ruangan / lantai yang ada.
Pemasangan keramik lantai dimulai dari tulangan ini. Sebelum dipasang,
keramik lantai agar direndam dalam air terlebih dahulu. Setiap jalur
pemasangan sebaiknya ditarik benang dan rata air. Adukan semen untuk
pemasangan keramik harus penuh, baik permukaan dasar maupun di
badan belakang keramik lantai yang terpasang. Perbandingan adukan
dan ketebalan rata – rata yang dianjurkan adalah Semen : Pasir = 1 : 4,
dengan ketebalan rata – rata 2 - 4 cm. Lebar nat yang dianjurkan untuk
lantai adalah 2 - 3 mm kecuali untuk keramik type cuting dan
homogeneustile lebar nat maximum adalah 2mm, dengan campuran
pengisi nat (Grout) bahan khusus AM 50 dengan warna sama dengan
penutup lantaiyang dipasang. Bagi area yang luas dianjurkan untuk diberi
expansionjoint. Bersihkan segera bekas adukan dari permukaan keramik,
dapat digunakan bahan pembersih yang ada di pasar dengan kadar
asam tidak lebih dari 5 %, setelah itu segera bersihkan dengan air bersih.
Karena sifat alamiah dari produk keramik, yang disebabkan proses
pembakaran pada temperatur tinggi, dapat terjadi perbedaan warna dan
ukuran, untuk ini periksa dan pastikan keramik lantai yang akan dipasang
mempunyai seri dan golongan ukuran yang sama.
b. Pemasangan
Pekerjaan ini harus dilakukan dengan serapi-rapinya oleh tukang yang
benar-benar ahli dan berpengalaman, sesuai dengan
petunjuk pabrik bahan yang bersangkutan.
11.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dan seharusnya
dilaksanakan dalam pengecatan dengan bahan-bahan emulsi, enamel, politur/teak
oil, cat dasar, pendempulan, baik yang dilaksanakan sebagai
pekerjaan permulaan, ditengah-tengah dan akhir. Yang dicat adalah semua
permukaan baja/besi, kayu, plesteran tembok dan beton, dan permukaan-
permukaan lain yang disebut dalam gambar dan RKS.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga dan semua peralatan yang
diperlukan untuk pekerjaan ini.
STANDAR / RUJUKAN
11.2. BAHAN
a. Umum.
1. Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan
masih jelas menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau
Spesifikasi cat, nomor takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan
pabrikpetunjuk dari pabrik dan nama pabrik pembuat, yang semuanya
harus masih absah pada saat pemakaiannya. Semua bahan harus sesuai
dengan Spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat. Pemakaian bahan-
bahan pengering atau bahan-bahan lainnya tanpa persetujuan PPK
78
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
(Pejabat Pembuat Komitmen) tidak diperbolehkan. Selambat-lambatnya
sebulan sebelum pekerjaan pengecatan dimulai, Kontraktor harus
mengajukan daftar tertulis dari semua bahan yang akan dipakai untuk
disetujui oleh PPK (Pejabat Pembuat Komitmen). PPK (Pejabat Pembuat
Komitmen) berhak menguji contoh-contoh sebelum memberikan
persetujuan.
Untuk menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa semua cat
yang dipakai harus berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil
produksi Jotun, Mowilex, ICI atau Levis – Akzo Nobel.
b. Cat Dasar.
Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau setara :
- Water-based sealer untuk permukaan pelesteran, beton, papan gipsum
dan panel kalsium silikat.
- Masonry sealer untuk permukaan pelesteran yang akan menerima cat
akhir berbahan dasar minyak.
- Wood primer sealer untuk permukaan kayu yang akan menerima cat akhir
berbahan dasar minyak.
- Solvent-based anti-corrosive zinc chomate untuk permukaan besi/baja.
c. Undercoat.
Undercoat digunakan untuk permukaan bidang baru yang belum pernah dicat
sebelumnya.
d. Cat Akhir.
Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau yang setar :
- Emulsion untuk permukaan interior pelesteran, beton, papan gipsum dan
panel kalsium silikat.
- Wheathershield khusus untuk permukaan eksterior pelesteran, beton, papan
gipsum dan panel kalsium silikat.
- High quality solvet-based high quality gloss finish untuk permukaan interior
pelesteran dengan cat dasar masonry sealer, kayu dan besi/baja.
- Khusus untuk bagian luar yang tidak terlindung atap dipakai jenis
Weathershield
- Khusus untuk bagian dalam yang tidak harus anti debu (ruang computer,
ruang IT, ruang panel, tangga darurat, ruang pomparuang server dan
gudang peralatan dipakai jenis Dustproof paint.
e. Epoxy
Cat Epoxy digunakan untuk permukaan dinding sesuai gambar rencana dan
skedule finishing dengan ketebalan 600 mikron untuk dinding dan 1000 mikron
untuk lantai. Bahan yang digunakan adalah produk Jotun atau setara.
11.3. PELAKSANAAN
a. Pelaksanaan Pekerjaan
Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan.
1. Umum.
- Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya,
permukaan polesan mesin, pelat, instalasi lampu dan benda-benda
sejenisnya yang berhubungan langsung dengan permukaan yang
akan dicat, harus dilepas, ditutupi atau dilindungi, sebelum persiapan
permukaan dan pengecatan dimulai.
79
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
- Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam
bidang tersebut.
- Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan
persiapan permukaan atau pelaksanaan pengecatan. Minyak dan
lemak harus dihilangkan dengan memakai kain bersih dan zat
pelarut/pembersih yang berkadar racun rendah dan mempunyai titik
nyala diatas 38oC.
- Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian rupa
sehingga debu dan pecemar lain yang berasal dari proses
pembersihan tersebut tidak jauh diatas permukaan cat yang baru dan
basah.
3. Permukaan Gypsum.
Permukaan gipsum harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan
permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.
Kemudian permukaan gipsum tersebut harus dilapisi dengan cat dasar
khusus untuk gipsum, untuk menutup permukaan yang berpori.
Setelah cat dasar ini mengering dilanjutkan dengan pengecatan sesuai
ketentuan Spesifikasi ini.
4. Permukaan Kayu.
Permukaan kayu harus bersih dari minyak, lemak dan serbuk kayu
gergajian, sisa pengamplasan serta kotoran lainnya, sebelum pelapisan
cat dimulai.
c. Pelaksanaan Pengecatan.
Umum.
- Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari aliran punggung
cat, tetesan cat, penonjolan, pelombang, bekas olesan kuas,
perbedaan warna dan tekstur.
- Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah
sempurna dan semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan
dengan ketebalan yang sama.
- Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan,
termasuk bagian tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa memperoleh
ketebalan lapisan yang sama dengan permukaan-permukaan di
sekitarnya.
- Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan
permukaan yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus
telah diberi lapisan cat dasar terlebih dahulu.
Proses Pengecatan.
- Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan
berikutnya untuk memberikan kesempatan pengeringan yang
sempurna, disesuaikan dengan kedaan cuaca dan ketentuan dari
pabrik pembuat cat dimaksud.
Penecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam
keadaan cat kering), sesuai ketentuan berikut.
a. Permukaan Interior Pelesteran, Beton, Gipsum.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion.
b. Permukaan Eksterior Pelesteran, Beton.
81
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion khusus eksterior
/Weathersield.
c. Permukaan Interior dan Eksterior Pelesteran dengan Cat Akhir
Berbahan Dasar Minyak.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis masonry sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based
high quality gloss finish.
d. Permukaan Kayu
Cat Dasar : 1 (satu) lapis wood primer sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based
high quality gloss finish.
e. Permukaan Besi/Baja.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis solvent-based anti-corrosive zinc
chromate primer.
Undercoat : 1 (satu) lapis undercoat.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high
quality gloss finish.
Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran.
- Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda
mengeras, membentuk selaput yang berlebihan dan tanda-tanda
kerusakan lainnya.
- Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar
seragam konsistensinya selama pengecatan.
- Bila disyaratkan oleh kedaan permukaan, suhu, cuaca dan metoda
pengecatan, maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan
pengecatan dengan mentaati petunjuk yang diberikan pembuat cat
dan tidak melebihi jumlah 0,5 liter zat pengencer yang baik untuk 4
liter cat.
- Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab
kontraktor untuk memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu
menutup warna lapis di bawahnya).
Metode Pengecatan.
- Cat dasar untuk permuakaan beton, plesteran, gypsum board
diberikan dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas
atau rol.
- Cat dasar untuk permukaan papan gipsum deberikan dengan kuas
dan dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
- Cat dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan dengan kuas
dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas, rol atau semprotan.
- Cat dasar untuk permukaan besi/baja diberikan dengan kuas atau
disemprotkan dan lapisan berikutnya boleh menggunakan
semprotan.
e. Pengerjaan melamin
Permukaan kayu yang dipertahankan corak naturalnya seperti yang
dijelaskan dalam gambar atau keterangan lainnya (daun pintu, Clading
Teakwood, Nurse station, Bed Head, dll sesuai gambar rencana)
dimelamin dengan bahan dari produk yang baik.
82
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
Pekerjaan harus dilakukan oleh tukang yang ahli dan
berpengalaman. Bagian yang akan dimelamin harus benar-benar
bersih dan kering. Bagian yang retak harus ditutup dulu dengan dempul
yang khusus untuk melamin. Sebelum pengecatan dimulai kayu harus
digosok dulu dengan batu kambang sampai rata kemudian dihaluskan
dengan ampelas.
Pengecatan dilakukan setelah permukaan kayu benar-benar telah
bersih dan kering.
Tingkat lapisan melamin yang dikehendaki adalah dof.
13.1. KETERANGAN
Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan yang berhubungan
seperti ditunjukkan dalam gambar, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan
alat yang diperlukan.
13.2. BAHAN
a. Water Closet dan Wastafel
Barang-barang yang akan dipakai adalah sebagai berikut :
1. Water Closet Duduk
Bahan porselen, produk dalam negeri (setara TOTO type CW
702J/SW784JP atau American Standart), lengkap dengan stop kran
dan peralatan lain (warna standard).
2. Water Closet Jongkok
Bahan porselen, produk dalam negeri (setara TOTO type CE 9/TV
150 NWV12 atau American Standart), lengkap dengan stop kran dan
peralatan lain (warna standard).
3. Wastafel
Wastafel Meja Bahan porselen, produk dalam negeri (setara
TOTO tipe L 521 V1A, L 830 V3 atau American Standart), lengkap
dengan keran, siphon dan perlengkapan lainnya (warna standard).
Westafel pedestal setara Toto type LW 236J/ LW 239FJ.
4. Sink dapur (TOTO atau Royal)
83
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
Semua wastafel dan Sanitary yang lainnya sudah lengkap dengan
keran, siphon dan perlengkapan lainnya yang diperlukan.
5. Urinoir (Type Moslem)
Setara Toto type U57M. Semua Urinoir sudah lengkap dengan keran,
siphon dan perlengkapan lainnya yang diperlukan.
13.3. PELAKSANAAN
Pemasangan semua peralatan/perlengkapan saniter harus dilakukan oleh
ahli pemasangan barang sanitair yang berpengalaman. Pengerjaan harus
dilakukan dengan hati-hati dan sangat rapi.
a. Semua sambungan harus kedap air dan udara. Bahan penutup
sambungan tidak diijinkan.
Cat, vernis, dempul dan lainnya tidak diijinkan dipasang pada bidang-
bidang pertemuan sambungan sampai semua sambungan dipasang kuat
dan diuji.
a. Pekerjaan paving block ini meliputi seluruh pekerjaan paving block seperti yang
ditunjukkan dalam gambar kerja.
b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga
diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
c. Pekerjaan ini termasuk pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan “sub grade” dan
lantai kerja sesuai dengan seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam
gambar.
Kemiringan lantai dibuat ke arah pembuangan air seperti yang ditunjukkan dalam
gambar.
a. Semua material yang akan digunakan harus memenuhi standar SII, terutama pada
hal-hal kekuatan, ukuran, perubahan warna.
b. Material paving blok yang digunakan setara dengan merek Conblock Indonesia atau
lainnya ditentukan dengan test laboratorium atau sertifikat.
85
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
e. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing dari pola
paving block untuk disetujui PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).
f. Jarak antara unit-unit pemasangan paving block yang terpasang (lebar siar-siar),
harus sama lebar maksimum 5 mm, atau sesuai detail gambar serta petunjuk PPK
(Pejabat Pembuat Komitmen), yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang
sama lebarnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku dan
saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
g. Pertemuan unit paving block dengan curb, trotoir harus menggunakan key block dan
pemotongan harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai persyaratan dari
pabrik yang bersangkutan.
h. Areal pemasangan paving block harus dipadatkan dengan plate vibrator ukuran plate
0,3 –
0,5 m2 dan mempunyai tekanan sentrifugal 1,6 – 2,0 ton. Pemadatan dilakukan 3 kali
sebelum siar-siar di isi pasir, setelah itu dipadatkan dan diratakan beberapa kali
dengan roller 3 ton.
i. Area paving block tidak boleh digunakan sebelum seluruh area selesai dan terkunci.
j. Untuk setiap paving block, toleransi deviasi tidak lebih dari 6 mm dan perbedaaan
ketinggian setiap blok tidak lebih dari 2 mm.
k. Seluruh pekerjaan paving block harus bebas dari kotoran semen maupun oli.
l. Selama pemasangan dan setidaknya 3 hari setelah selesainya pekerjaan, seluruh
area paving block harus tertutup dari lalu lintas dan pekerjaan lainnya.
1. Elevasi galian dasar selokan yang telah selesai dikerjakan tidak boleh berbeda
lebih dari 1 cm dari yang ditentukan atau disetujui pada tiap titik, dan harus cukup
halus dan merata untuk menjamin aliran yang bebas dan tanpa genangan bilamana
alirannya kecil.
2. Alinyemen selokan dan profil penampang melintang yang telah selesai dikerjakan
tidak boleh bergeser lebih dari 5 cm dari yang ditentukan atau telah disetujui pada
setiap titik.
3. Contoh bahan yang akan digunakan untuk saluran yang dilapisi harus diserahkan
kepada Direksi/PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).
4. Setelah selesainya pekerjaan pembentukan penampang selokan, Kontraktor harus
meminta persetujuan Direksi Pekerjaan sebelum bahan pelapis selokan dipasang.
5. Pelaksanaan pekerjaan selokan yang tidak memenuhi kriteria toleransi harus
diperbaiki oleh Kontraktor seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
• Pekerjaan perbaikan dapat meliputi :
a) Penggalian atau penimbunan lebih lanjut, bilamana diperlukan termasuk
penimbunan kembali dan dipadatkan terlebih dulu pada pekerjaan baru
kemudian digali kembali hingga memenuhi garis yang ditentukan;
b) Perbaikan dan penggantian pasangan batu dengan mortar yang cacat.
6. Saluran yang dipakai adalah buis beton ukuran 30cm dan U ditch U40 Serta Bak
kontrol ukuran 80cm dan 100cm . Untuk spesifikasi lengkap dapat dilihat di Gambar
86
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
kerja
1.1.2.Persyaratan Bahan
a. Batu bata merah yang digunakan adalah batu bata merah pres mesin atau yang
sejenisnya dengan ukuran 210 x 100 X 55 mm, sama ukuran dan saling tegak lurus,
sama warna dengan tidak diperkenankan memasang bata yang patah lebih dari dua,
serta harus memenuhi ketentuan dalam NI-3, PUBI-1982 dan disetujui Manajer
Konstruksi. Penggunaan bata ringan dengan ukuran ½, atau ¾ dari ukuran normal,
pemotongannya harus menggunakan alat pemotong yang baik.
b. Bahan untuk spesi / Thin Bed menggunakan adukan khusus dengan sistem dry mortar
ex Cipta Mortar type MU-380 atau setara dengan ketebalan siar 10 mm atau sesuai
yangdisyaratkan pihak pabrik PT. Cipta Mortar Utama.Air yang digunakan harus bersih
dan tidak mengandung minyak, asam alkali dan bahan-bahan organis lainnya, serta
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-3 pasal 10. Apabila dipandang
perlu, Manajer Konstruksi dapat minta kepada Kontraktor, supaya air yang dipakai
untuk keperluan ini diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah,
atas biaya Kontraktor.
87
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
e. Bidang dinding yang luasnya maksimal 12 m² harus ditambahkan kolom praktis
dengan kolom ukuran 13 x 13 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter 8 mm, beugel
diameter 6 mm jarak 20 cm, jarak antara kolom praktis maksimum 3 meter.
f. Pasangan batu bata harus dilaksanakan dengan toleransi deviasi bidang pada arah
diagonal dinding seluas 9 m² tidak lebih dari 0,2 cm (sebelum diaci). Toleransi
terhadap as dinding adalah kurang lebih 0.2 cm (sebelum diaci). Perlubangan akibat
pembuatan perancah pada pasang bata ringan sama sekali tidak diperkenankan.
g. Bahan harus diletakan di tempat yang kering, berventilasi baik, terlindungi, bersih.
Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini, dan dilindungi sesuai
dengan persyaratan pabrik. Sebelum dikerjakan, semua bahan yang akan digunakan
harus mendapatkan persetujuan Manajer Konstruksi, lengkap dengan
ketentuan/persyaratan pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus
diganti dengan material yang mutunya sesuai dengan yang disyaratkan tanpa biaya
tambahan.Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site yang
telah disiapkan apabila sudah sesuai dengan syarat-syarat barulah pekerjaan ini
dapat dimulai.
1.2.1.Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh pasangan dinding bagian dalam maupun luar
yang tidak difinish keramik/batu alam, serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam
gambar.
1.2.2.Persyaratan Bahana.
Bahan acian yang digunakan adalah ex Cipta Mortar tipe MU-301 atau setara dengan
ketebalan plesteran minimal 15 mm dan ketebalan acian minimal 2,5 mm memakai tipe
MU-200 atau sesuai yang disyaratkan pihak pabrik.Air yang digunakan harus bersih
dan tidak mengandung minyak, asam alkali dan bahan-bahan organis lainnya, serta
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-3 pasal 10. Apabila dipandang
perlu, Manajer Konstruksi dapat minta kepada Kontraktor, supaya air yang dipakai
untuk keperluan ini diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah
atas biaya Kontraktor.
88
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
tempat bila ada kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut
diselesaikan. Bila ada kelainan harus dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi
dan lainnya, Kontraktor harus segera melapor kepada Manajer Konstruksi.
Pekerjaan acian dapat dilaksanakan apabila pekerjaan bidang yang akan diaci
telah disetujui oleh Manajer Konstruksi. Tebal acian minimal 2,5 mm atau sesuai
yang ditunjukan dalam detail gambar. Pekerjaan acian harus rapi menurut bentuk
dan ukuran di dalam gambar.Pekerjaan harus lurus, datar tidak bergelombang,
tajam pada bagian sudut-sudut, tidak keropos dan tidak retak-retak. Kelembaban
acian harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba,
dengan membasahi permukaan acian setiap kali terlihat kering dan melindungi
dariterik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah
penguapan airsecara cepat. Pekerjaan acian harus dirawat dengan cara disiram
air, lebih khusus lagi pada daerah yang terkena sinar matahari sehingga proses
hidrasi semen benar-benar telah bekerja sempurna. Hal ini untuk mengurangi
retak-retak rambut pada permukaan.
h. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulang/mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa pemeliharaan, atas biaya Kontraktor
selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Manajer Konstruksi.
89
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
hasil akhirnya mengilap dan tampak basah (agar warna agregat tampak
menonjol); tahan air, minyak dan noda ; bias dicoating ulang.
SUB VENDOR /
No. MATERIAL BROSUR MERK
KONTRAKTOR PRODUSEN
90
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
Pasal 1
Pendahuluan
91
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
terbaik. Dan bahwa instalasi yang dilakukan adalah lengkap dan dapat bekerja
dengan baik dalam kondisi yang terjelek sekalipun, tanpa mengurangi atau
menghilangkan bahan-bahan / peralatan-peralatan yang seharusnya disediakan,
walaupun tidak disebutkan secara nyata dalam Persyaratan Teknis ataupun tidak
dinyatakan secara tegas dalam Gambar-Gambar Teknis.
9. Pemborong harus dapat menunjukkan surat pernyataan dari pihak pemasok barang
/ komponen yang akan terpasang kepada Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas,
bahwa barang tersebut merupakan barang “original” dan bukan barang produksi
tiruan dengan menggunakan merek yang sama.
10. Semua peralatan dan bahan-bahan yang digunakan dan diserahkan untuk
penyelesaian pekerjaan harus dalam keadaan baru dan dari kualitas terbaik.
11. Pemborong harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada, agar dapat
mengetahui hal-hal yang akan mengganggu / mempengaruhi pekerjaan. Apabila
timbul persoalan, Pemborong wajib mengajukan saran penyelesaian kepada
Konsultan Pengawas, paling lambat satu minggu sebelum bagian pekerjaan ini
seharusnya dilaksanakan.
12. Pemborong harus memeriksa dengan teliti ruangan-ruangan dan syarat-syarat yang
diperlukan dengan Pemborong lainnya, sehingga peralatan-peralatan Mekanikal &
Elektrikal dapat dipasang pada tempat dan ruang yang telah disediakan.
13. Sebelum memulai pekerjaan, Pemborong harus memeriksa dan memahami
pekerjaan pelaksanaan dari pihak lain yang ikut menyelesaikan proyek ini, apabila
pekerjaan pelaksanaan dari pihak lain tersebut dapat mempengaruhi kualitas
pengerjaan Pemborong itu sendiri.
14. Sebelum memulai pekerjaan, Pemborong harus membuat Rencana Kerja dengan
jadwal yang disesuaikan dengan Pemborong yang lain. Apabila terjadi sesuatu
perubahan, Pemborong wajib memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas dan mengajukan saran-saran perubahan / perbaikan.
15. Pada waktu akan memulai pelaksanaan, Pemborong wajib menyerahkan Gambar-
Gambar Kerja (Shop Drawing) terlebih dahulu untuk memperoleh persetujuan dari
Pemberi Tugas. Gambar-gambar tersebut harus diserahkan kepada Pemberi Tugas
minimal dalam waktu 2 (dua) minggu sebelum instalasi dilaksanakan.
16. Pemasangan peralatan harus dilakukan sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuat peralatan tersebut. Untuk itu, Pemborong harus membuat dan
menyerahkan gambar-gambar rencana instalasi secara rinci sebelum melaksanakan
pekerjaan.
17. Apabila terjadi sesuatu keadaan dimana Pemborong tidak mungkin menghasilkan
kualitas pengerjaan yang terbaik, maka Pemborong wajib memberitahukan secara
tertulis kepada Konsultan Pengawas dan mengajukan saran-saran perubahan /
perbaikan. Apabila hal ini tidak dilakukan, Pemborong tetap bertanggung jawab atas
kerugian-kerugian yang mungkin ditimbulkannya.
18. Selama pelaksanaan instalasi berlangsung, Pemborong harus memberi tanda-tanda
(misalnya dengan pensil atau tinta merah) pada dua set gambar pelaksanaan, atas
segala perubahan pada rancangan instalasi semula.
Kontraktor diwajibkan mentaati dan mengikuti tata cara pelaksanaan sesuai dengan
yang tertulis pada peraturan- peraturan tersebut dan disesuaikan dengan bahan, unit
mesin atau peralatan yang dipasangnya.
Bila terjadi kesimpang-siuran dalam hal standard yang harus diikuti, kontraktor harus
melapor pada Konsultan Pengawas untuk mendapat kejelasan tentang hal tersebut.
Bila konsultan Pengawas tidak dapat memutuskan hal tersebut maka pengambil
keputusan akan diserahkan kepada Instansi / Badan yang berwenang (local Authority
Having Jurisdiction).
93
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
material, peralatan, unit mesin dan lainnya untuk diperiksa dan diteliti oleh konsultan
pengawas sebelum dikeluarkan persetujuan.
b. Apabila standard yang diikuti ternyata memberikan persyaratan yang lebih ringan
atau lebih rendah maka standard tersebut dinyatakan sebagai standard yang tidak
setaraf dengan standard yang ditentukan oleh persyaratan teknis ini.
c. Segala sesuatu yang diperlukan untuk pembuktian dan pemeriksaan ini menjadi
tanggung jawab kontraktor yang bersangkutan.
d. Apabila perlu pengujian oleh lembaga lain diluar proyek, kontraktor harus
menyelesaikan segala sesuatu yang diperlukan untuk mendapatkan hasil dari
lembaga penguji tersebut dalam waktu secepatnya sehingga tidak menghambat
jadwal pelaksanaan proyek.
94
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
12. Hal-hal yang menyangkut perubahan gambar pelaksanaan di lapangan baik ukuran /
konstruksi kontraktor wajib mengajukan pertanyaan dan alternative penyelesaian
atau Shop Drawing yang dikehendaki untuk mendapat persetujuan dari Pemilik /
Pengawas dan dilakukan setidaknya 2 ( dua ) minggu sebelum pelaksanaan
sehingga tidak berakibat pada kesalahan dalam pelaksanaan.
13. Kontraktor wajib wajib membuat gambar instalasi terpasang ( As Built Drawing )
pelaksanaan.engawas dan dilakukan setidaknya 2 ( dan kelengkapan yang harus
disertai kepada Pemberi Tugas pada saat penyerahan pertama dalam bentu Soft
Copy ( CD / Cad Drawing ) dan Hard Copy masing-masing rangkap 3 ( tiga ) dijilid
dan dilengkapi dengan daftar isi dan data notasi.
95
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
1.10. Proteksi
1. Semua bahan dan peralatan sebelum dan sesudah pemasangan harus dilakukan
proteksi yang baik terhadap cuaca dan harus diusahakan agar selalu dalam
keadaan bersih.
2. Semua ujung-ujung pipa konduit dan bagian-bagian peralatan yang tidak
dihubungkan harus diberi pelindung, disumbat, atau ditutup dengan baik untuk
mencegah masuknya kotoran.
97
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
3. Menjadi tanggung jawab dan keharusan bagi kontraktor untuk melindungi peralatan-
peralatan, bahan-bahan baik yang sudah, maupun belum terpasang bila
diperkirakan bisa rusak atau cacat karena tidak dilakukan perlindungan yang benar
adalah merupakan bagian instalasi yang tidak bisa diterima (serah terima belum
100%)
4. Sebelum penyerahan, instalasi dibersihkan atau ditest dan di adjust kembali untuk
membuktikan bahwa peralatan dan bahan beroperasi dengan baik. Peralatan dan
bahan yang rusak atau cacat karena tidak dilakukan perlindungan yang benar
adalah merupakan bagian instalasi yang tidak bisa diterima (serah terima belum
100%).
1.11. Pengecatan
1. Semua peralatan dan bahan yang dicat, yang menjadi lecet karena pengangkutan /
pengapalan atau pemasangan harus segera diperbaiki dan dicat dengan warna
aslinya sehingga nampak seperti baru kembali.
2. Semua bagian-bagian pekerjaan yng menyangkut carbon steel atau seng yang di
galvanis harus dicat dasar dan cat finish.
3. Sebelum pengecatan dilakukan, bagian-bagian harus bebas dari grease, minyak dan
segala kotoran yang melekat.
4. Urut-urutan pengecatan adalah cat dasar anti karat (zincromate) dan cat finish terdiri
atas 2 lapis cat copolymer.
5. Untuk peralatan-peralatan yang cat pabriknya rusak/cacat dalam pengangkutan,
penyimpanan dan lain sebagainya harus dicat kembali sesuai aslinya atau sesuai
dengan warna yang ditentukan Pihak Owner.
6. Untuk jalur-jalur pipa, code warna disesuaikan dengan standart.
1.14. Penjagaan
1. Kontraktor wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus selama
berlangsungnya pekerjaan atas bahan peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang
disimpan di tempat kerja (gudang lapangan).
2. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut
diatas, menjadi tanggung jawab pemborong.
98
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
1. Pemborong harus selalu menjaga keadaan ruang kerja mereka dalam keadaan
bersih dan baik selama tahap konstruksi.
2. Semua sampah dan bahan yang tidak berguna lagi harus diangkut ke luar site.
3. Pada saat penyelesaian pekerjaan, Pemborong harus memeriksa seluruh pekerjaan,
meninggalkannya dalam keadaan rapih, bersih dan siap pakai.
4. Selama Pelaksanaan Pekerjaan berlangsung, Kantor, Gudang, los kerja dan tempat
pekerjaan sekitar bangunan, harus selalu dalam keadaan bersih.
5. Penimbunan / penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik dalam gudang
maupun di luar (halaman), harus diatur sedemikian rupa agar memudahkan jalannya
pemeriksaan dan tidak mengganggu pekerjaan dari bagian lain.
6. Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan oleh Pemberi
Tugas pada waktu pelaksanaan.
7. Guna semua keamanan pekerjaan, peralatan dan bahan / material di proyek,
Kontraktor harus menempatkan petugas keamanan secukupnya disekitar proyek.
8. Penjagaan keamanan termasuk juga penanggulangan terhadap bahaya kebakaran
yang mungkin terjadi.
9. Kontraktor harus memperhatikan hubungan dengan lingkungan proyek, antara lain
tidak akan menyebabkan gangguan lalu lintas umum, tidak akan mengganggu
ketenangan penduduk / masyarakat disekitarnya dan tidak akan mengganggu
pekerjaan dari Rekanan lain.
10. Selama peralatan dan material disimpan di lapangan, kontraktor harus:
a. Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua peralatan dan material yang
ada di site.
b. Memisahkan material yang mudah terbakar dengan material yang tidak mudah
terbakar.
c. Menyediakan alat pemadam api ringan minimal 2 x 10 kg pada Pemberi Tugas
Kit dan Gudang Penyimpanan.
99
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
1. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, maka
Kontraktor diwajibkan segera mengambil segala tindakan guna kepentingan si
korban atau para korban, serta melaporkan kejadian tersebut kepada Instansi dan
Departemen yang bersangkutan / berwenang (dalam hal ini Polisi dan Departemen
Tenaga Kerja) dan mempertanggung jawabkan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
2. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan pertolongan pertama
harus selalu ada di tempat pekerjaan.
100
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
dengan yang baru / disempurnakan sampai dapat berfungsi dengan baik dan
sesuai Standard Uji yang ada.
e. Biaya
Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap semua biaya dan fasilitas yang
diperlukan untuk pengetesan dan pengujian.
f. Pengujian Ulang
Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, kontraktor harus memperbaiki
bagian-bagian yang rusak dan kekurangan-kekurangan yang ada, kemudian
melakukan pengujian berhasil dengan baik.
2. Pemborong harus menyerahkan laporan pengujian / sertifikat test untuk peralatan
sistem kepada Pengawas.
3. Pekerjaan akan dinyatakan selesai bila seluruh pengujian berhasil dengan baik dan
dapat diterima oleh Direksi / Pengawas Lapangan.
4. Untuk mengetahui bahwa semua pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat berfungsi
baik dan telah sesuai dengan persyaratan teknis yang dimana, maka Kontraktor
diwajibkan menguji seluruh pekerjaannya dengan standrad uji masing-masing yang
telah ditetapkan dalam peraturan / Spesifikasi Peralatan.
5. Pengujian ini dilaksanakan dibawah Pengawasan Direksi / Pengawas Lapangan
yang ditunjuk Jadwal Pelaksanan Pengujian dapat diatur seminggu sebelumnya atau
atas persetujuan bersama.
Perawatan (Operation & Manual / ‘OM’) dalam format bahasa Indonesia dan gambar
terlaksana (As Build Drawing), terdiri dari 1 (satu) set asli dan 3 (tiga) set copy
dokumen tersebut harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas dan Pemberi
Tugas sebelum tanggal serah terima pekerjaan instalasi.
2. Operation & Manual setidaknya harus berisi sebagai berikut :
a. Tulisan pada cover :
Judul dokumen
Nama Proyek
Nama Paket Pekerjaan
Nama dan alamat kontraktor.
b. Pada lembar pertama halaman dalam harus tertulis sama dengan tulisan pada
cover tetapi ditambahkan Nama ‘contact person’ dan nomor telepon yang
mudah dihubungi pada saat emergency.
c. Daftar Isi
d. Penjelasan ringkas instalasi
e. Daftar peralatan lengkap peralatan instalasi yang dipasang
f. Petunjuk pemakaian secara detail
g. Petunjuk perawatan dan pelacakan kerusakan secara detail untuk seluruh
instalasi, termasuk rekomendasi skedul periode perawatan
h. Hasil Test and Commissioning
i. Daftar peralatan lengkap dengan alamat, nomor telepon dan contact person
supliernya.
j. Data data teknis peralatan dalam ukuran maksimum A-3 misalnya, gambar dan
wiring diagram, kurva karakteristik / performance dari peralatan dll.
k. Daftar gambar ‘as build drawing’.
3. Operation & Manual harus dibuat pada format kertas A-4 kecuali jika berupa gambar
bisa ukuran lain, mudah dibaca, susunan halaman dukumen harus konsisten
terhadap urutan daftar isi. Operation & Manual yang telah disetujui harus dijilid
dengan ‘hard cover’ dengan kualitas warna, tulisan dan tinta copy yang baik untuk
disimpan dalam jangka panjang.
4. Untuk gambar terlaksana harus termasuk gambar gambar diagram. Gambar yang
berukuran diatas A-3 harus diserahkan dalam bentuk 3 (tiga) copy ukuran A-3 dan 1
(satu) set asli sesuai ukuran. Untuk ukuran besar harus digulung didalam tabung
gambar dan dilengkapi dengan label gambar.
5. Digital file sebanyak 2 copy pada Compact Disk, dokumen yang berupa foto lengkap
dengan negative film / digital file nya harus termasuk yang harus disertakan pada
Operation & Manual.
103
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
104
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
Pasal 2
Instalasi Penerangan dan Tenaga
105
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
2. Mempunyai Tanda Lulus Prakualifikasi (Tanda Daftar Rekanan) untuk tahun kerja
yang berlaku, sesuai dengan KEPPRES No.80 Tahun 2003.
3. Sudah berpengalaman dan dapat menunjukkan Surat Kemampuan Pengalaman
Kerja dalam mengerjakan pekerjaan yang sejenis.
106
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
6. Semua material yang terbuat dari besi (Armatur) dan pipa yang dipergunakan untuk
konstruksi, penyangga, penggantung dan lain-lain harus diproses sebagai berikut :
a. Disikat dengan sikat kawat / dibersihkan hingga mengkilat dan bebas dari karat.
b. Dicat dasar / meni anti karat (Zincromate) kualitas baik 2 kali.
c. Dicat akhir dengan cat berkualitas baik 2 kali dengan warna yang akan ditentukan
kemudian / sesuai dengan penggunaan.
d. Kecuali material yang terbuat dari plastik, Satinless stell dan alumunium tidak
perlu dicat, cukup dibersihkan saja.
3. Karakteristik panel :
a. Tegangan kerja : 220-415 Volt
b. Tegangan Uji : 3.000 Volt
c. Tegangan Uji impuls : 20,Kv
d. Frekuensi : 50 Hz.
4. Panel harus dilengkapi dengan master key.
5. Setiap panel harus dilengkapi dengan label, yang memberi nama pada setiap panel.
6. Untuk Panel Distribusi harus dilengkapi dengan peralatan ukur dan meter ukur Type
“Moving Iron Type” dengan ukuran yang proporsional dan peralatan lain misalnya
lampu Indikator dan Minifuse.
7. Pada dinding panel bagian sisi kiri dan kanan, harus disediakan lubang ventilasi
dengan dibagian dalamnya diberi plat / lapisan pelindung, sehingga dapat dicegah
kemungkinan terjadinya tusukan secara langsung terhadap bagian-bagian dalam
panel yang bertegangan.
8. Konstruksi dalam panel-panel serta tata letak komponen harus diatur sedemikian
sehingga, apabila perlu dilaksanakan perbaikan perbaikan, penyambungan kabel ke
terminal CB dapat dilakukan dengan mudah tanpa mengganggu komponen yang
lain.
9. Pengaturan komponen panel, posisi dan ukuran ventilasi harus tidak menyebabkan
temperatur didalam panel 5 derajat lebih tinggi dari urara diluar panel.
10. Untuk pemasangan kabel incoming dan outgoing harus disediakan terminal
penyambung yang disusun rapi dan ditempatkan pada lokasi yang tepat dalam arti
kata pada bagian panel dimana kabel incoming itu datang dan kabel outgoing itu
meninggalkan panel.
11. Panel jenis Free Standing dipasang pada lantai kerja dengan lokasi seperti pada
gambar perencanaan. Pemasangan panel harus menggunakan dudukan konstruksi
baja dan harus diperkuat dengan mur baut atai dinabolt sehingga tidak akan berubah
posisi oleh gangguan mekanis.
12. Panel jenis wall mounting dipasang flush mouting pada dinding tembok dengan
lokasi sesuai Gambar perencanaan. Pemasangan panel pada dinding harus
diperkuat dengan baut tanah (anchor bolt) sehingga tidak tidak akan rusak oleh
gangguan mekanis.
107
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
13. Box panel dan semua material yang bersifat konduktif yang berada disekitar panel
harus dihubungkan ke sistem pengaman pentanahan gambar skema rangkaian listrik
panel harus dilengkapi dengan gambar-gambar skema rangkai listrik, lengkap
dengan keterangan mengenai bagian - bagian intalasi yang diatur oleh panel
tersebut. Gambar skema rangkai listrik dibuat dengan baik dan dilaminasi plastik.
Ditempatkan pada panel bagian dalam.
14. Panel mempunyai tutup bagian dalam dan pintu luar yang dilengkapi dengan kunci
dan handle pintu. Handle itu dipasang baik untuk tutup bagian dalamnya panel
maupun tutup bagian luar (pintu) panel.
15. Pada bagian diatas panel (dari ambang atas sampai dengan 12 cm dibawah ambang
atas panel) harus disediakan tempat untuk pemasangan lampu, indikator, fuse dan
alat-alat ukur. Bagian tersebut merupakan bagan terpisah dari pintu panel dan
kedudukannya menetap (fixed). Ukuran panel tidak mengikat dan dapat disesuaikan
dengan ukuran komponen yang dipilih dan standard pabrik pembuat.
16. Pada bagian dalam pintu panel harus digambarkan diagram sistim instalasi panel
tersebut secara lengkap dan baik serta harus dilaminasi.
17. Ukuran panel disesuaikan dengan kebutuhan sirkit atau disesuaikan dengan
lapangan.
18. Perletakan komponen didalam panel harus mudah dilihat, mudah dilepas dan
dipasang pada saat penggantian komponen. Setiap kabel harus dipasang tanda
warna phasa (marking colour end cup).
19. Pembuat panel harus memperhitungkan kemampuan panel menahan arus hubung
singkat berdasarkan level arus hubung singkat yang mungkin terjadi ( short circuit
prospective ).
20. Setiap pintu panel harus disediakan tempat untuk menyimpan gambar / diagram
panel. Gambar diagram panel harus dibundel rapi dalam sampul plastik atau
dilaminating.
21. Persyaratan Pemasangan :
a. Konstruksi, penempatan peralatan dan kabel harus rapi, kuat terpasang, aman
dan mudah diperbaiki.
b. Tiap–tiap panel harus ditanahkan dengan kawat BC / NYA dengan ukuran
sesuai dengan gambar perencanaan.
c. Panel-panel listrik baru adalah jenis In-door / outdoor type, terbuat dari plat baja.
d. Untuk type out-door ditambahkan konstruksi yang dibentuk sedemikian rupa
sehingga air hujan tidak dapat masuk.
e. Panel dipasang pada dinding dengan menggunakan Dynabolt 8 mm, konstruksi
ini disesuaikan dengan perlatan/komponen yang terpasang.
f. Semua bagian perlatan yang bertegangan harus mempunyai jarak yang cukup
dengan bagian peralatan yang lain. Apabila perlu harus diberi tambahan Isolator
untuk menghindari adanya hubung singkat.
g. Panel di cat dengan cat dasar (meni) tahan karat 2 kali cat akhir dari jenis cat
bakar 2 kali yang tahan gores. Sebelum di cat, panel termasuk rangkanya harus
dibersihkan dari karat, bila perlu digunakan bahan kimia penghilang karat (RUST
REMOVER).
h. Panel harus dilengkapi mur-baut untuk terminal pentanahan, baut terminal harus
dilas penuh pada rangka panel. Ukuran mur-baut 3/8”.
i. Pintu Panel harus dihubungkan dengan rangka panel menggunakan kawat
tembaga Flexible (NYMHY 1 x 6 mm²) untuk pentanahan pintu panel.
j. Untuk masuk dan keluarnya kabel ke dan dari panel menggunakan wartel mur
sesuai ukuran kabel.
108
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
1. Dalam box panel harus disediakan sarana pendukung kabel yang diketanahkan
(grounding) dan busbar pengetanahan, yang berfungsi untuk dudukan ujung kabel
pertanahan.
2. Busbar dan terminal penyambung panel harus sesuai untuk sistim 3 phase, 4 kawat
dan mempunyai 5 busbar dimana busbar pentanahan terpisah yang terdiri dari 3
busbar untuk phase R-S-T, 1 busbar untuk Neutral, dan 1 busbar unbtuk grounding.
Kapasitas busbar harus mampu mengalirkan arus minimal sebesar 2 kali dari rating
pengaman utama. Setiap busbar harus diselubungi bahan isolatif dengan warna
standar untuk identifiksi phasa.
3. Busbar dari bahan tembaga yang digalvanisasi dengan perak. Galvanisasi ini,
termasuk pula bagian yang menempel pada busbar, seperti sepatu kabel dan lain-
lain.
4. Pemasangan kabel pada busbar dan terminal penyambung harus disusun dan
dipegang oleh isolator dengan baik, sehingga mampu menahan elektron mekanikal
force akibat arus hubungan singkat terbesar yang mungkin terjadi.
5. Penyusunan busbar diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam
perawatan, penambahan breaker dan kegiatan lainnya dimasa yang akan datang.
6. Busbar harus memiliki kemurnian tembaga diatas 95%, dan harus tidak
menyebabkan keretakan permukaan jika ditekuk 90°.
7. Bus-bar terbuat dari tembaga dengan kemurnian tinggi dengan kemampuan arus
minimum 1,5 kali kapasitas / kemampuan pengaman utamanya, kecuali Bus-bar PE
yang ukurannya lebih kecil dan disesuaikan kawat tanahnya. Dimensi dan
kemampuan rel dapat dilihat pada gambar.
8. Semua Bus-bar harus ditopang kokoh pada rangka Konstruksi dengan
menggunakan penyangga atai dijepit partinax pada beberapa tempat sehingga
Konstruksi Bus-bar cukup kuat dan tidak lentur / bergetar. Tahanan isolasi terhadap
Body / rangka minimum 50 M Ohm.
9. Bus-bar untuk pertanahan/penghantar pembumian / di klem dengan baik ke rangka
panel, cat pada bagian rangka yang menempel Bus-bar pentanahan harus
dihilangkan.
109
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
7. Sekering/Fuse (jika ada) harus tipe HRC/HHC dan mampu menahan arus hubung
singkat diatas 100 kA. Fuse harus dilengkapi dengan dudukan dan rumah sekering
(Safety Fuse Holder).
8. Magnetik Kontaktor harus memiliki kemampuan sesuai dengan daya beban dan tidak
kurang dari yang tercantum pada gambar perencanaan.
9. Magnetik kontaktor harus mampu menahan arus gangguan sebelum peralatan
pengaman gangguan bekerja.
10. Outgoing circuit breaker dari Main Distribution Switch Board harus dilengkapi dengan
proteksi kehilangan arus satu phase.
11. Cirkuit Breaker untuk proteksi motor – motor listrik harus menggunakan Cirkuit
Breaker yang dirancang khusus untuk pengamanan.
12. Breaking Capacity dan rating Cicuit Breaker yang digunakan harus sebesar yang
tercantum dalam gambar Perencanaan.
13. Semua Circuit Breker harus diidentifikasi dengan jelas. Identifikasi ini meliputi
Breaking Capacity-nya, Voltage Rating dan Ampera Trip-nya sesuai dengan
dinyatakan dalam gambar perencanaan.
14. Pemasangan MCB harus menggunakan omega rail sedangkan MCCB dan
komponen-komponen lain seperti relay contractor, time switch lain harus
menggunakan dudukan plat.
15. Pemasangan komponen-komponen tersebut harus rapi dan kokoh sehingga tidak
akan lepas oleh gangguan mekanis dan thermis.
16. Jika dalam gambar perencanaan dinyatakan ada spare tersebut harus terpasang
secara lengkap. Semua CB harus diberi label / sign plate yang terbuat dari bahan
yang sudah disetujui oleh Pengawas / Direksi.
110
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
111
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
b. Instalasi penerangan
Yang dimaksud dengan instalasi penerangan adalah kabel–kabel
menghubungkan antara panel–panel penerangan dengan fixture penerangan.
Dalam instalasi penerangan ini harus termasuk juga peralatan–peralatan bantu
instalasi seperti conduit, sparing, doos penyambung, doos pemasangan dan
lain–lain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan instalasi penerangan.
c. Instalasi tenaga
- Yang dimaksud dengan instalasi tenaga adalah kabel yang menghubungkan
panel–panel daya dengan beban–beban stop kontak, peralatan tata udara
(exhaust fan, air conditioning) pompa–pompa listrik (pompa air bersih,
pompa kebakaran, pompa hydrant, pompa jockey, pompa bahan bakar) lift,
dan lain–lainnya sesuai dengan gambar perencanaan. Dalam instalasi daya
ini harus sudah termasuk outlet daya, condut, sparing, doos penyambung,
doos pemasang, dan peralatan–peralatan bantu lainnya yang dibutuhkan
untuk kesempurnaan instalasi daya.
- Untuk pengabelan instalasi tenaga (Kabel Utama) :
a. Pemasangan kabel harus memenuhi persyaratan dari pabrik kabel dan
persyaratan umum yang berlaku.
b. Semua penarikan kabel harus menggunakan sistem roll untuk
memudahkan pekerjaan dan kabel tidak rusak karena tekukan dan
puntiran.
c. Sebelum penarikan kabel dimulai, pemborong harus menunjukkan
kepada konsultan Pengawas alat roll tersebut serta alat – alat lainnya.
2. Kabel–kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standard yang berlaku yang
diakui di negara Republik Indonesia. Ukuran kabel untuk instalasi listrik yang
digunakan minimal harus sesuai dengan gambar Perencanaan dan sudah
direkomendasi oleh LMK produksi ex. Supreme, Kabelindo, Kabelmetal atau
setara
a. Inti Tembaga
b. Ukuran minimum 2.5 mm2 kecuali untuk kabel control
c. Kabel harus dalam keadaaan baru, tanpa cacat dan bila perlu harus ada surat
keterangan dari distributor / pabrik.
d. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan cable mark yang
jelas dan tidak mudah hilang untuk mengidentifikasi arah beban.
e. Ketentuan pemberian tanda harus mengacu pada SNI 04-0225-2000 pasal
7.2.
f. Penyambungan :
- Penyambungan kabel ke terminal panel / peralatan di semua bangunan
adalah tanggung jawab kontraktor.
- Sambungan harus dilaksanakan dengan baik, cukup kuat / erat sesuai
dengan model terminal peralatan yang terpasang.
- Penyambungan kabel kotak kontak atau kabel penerangan harus dilakukan
didalam kotak sambung. Kotak sambung harus terbuat dari bahan yang
112
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
sama dengan conduit dipasang tutup dengan skrup. Tutup kotak dengan
cara clip tidak diijinkan. Setiap sambungan harus memakai alat
penyambung berupa las dop.
- Tidak diperkenankan melakukan penyambungan di dalam tanah ditengah
perjalanan kecuali apabila panjang kabel / saluran melebihi standard
panjang yang telah ditentukan oleh pabrik, kecuali memang ada pekerjaan
penyambungan kabel.
- Apabila terpaksa dilakukan pernyambungan karena saluran lebih panjang
dari standar pangjang pabrik maka sistem/cara penyambungan harus
dibicarakan dengan pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
- Semua penyambungan kabel pada kotak sambung menggunakan
sambungan puntir dengan lasdop tidak boleh menggunakan isolasi.
g. Pada setiap jarak maksimum 25 meter dan setiap belokan sepanjang jalur
penanaman kabel harus di pasang patok beton dengan tulisan ‘TR/TM’.
h. Semua kabel yang dipasang menembus dinding harus dipasang sleeve pipa
galvanized minimum 2,5 kali penampang kabel.
3. Pemipaan ( Konduit )
a. Konduit digunakan untuk melindungi kabel yang ada didalamnya, yang umum
digunakan pada bangunan tinggi adalah “Isolasi PVC High Impact (HI)” yang
khusus digunakan untuk instalasi penerangan saja.
b. Pipa PVC HI yang dipergunakan produksi ex. CLIPSAL, EGA atau setara yang
sudah direkomendasi oleh LMK, bila diperlukan kontraktor harus dapat
menunjukkan bukti rekomendasi tersebut.
c. Berhubung untuk instalasi penerangan hanya terdapat 1 (satu) kabel untuk 1
(satu) konduit, maka sesuai Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 1987)
berlaku faktor pengisian maksimum = 50 %.
Luas penampang luar kabel
Faktor pengisian : --------------------------------------- x 100%
Luas penampang dalam konduit
d. Pasangan kabel dalam pipa PVC HI pada jarak maksimum 100 cm harus diberi
klem.
e. Klem dibuat dari bahan plat logam digalvanis atau allumunium, pemasangan
pada tembok harus menggunakan vicher dan sekrup, pemasangan dengan
menggunakan paku tidak dibenarkan.Untuk kabel berpenampang 16 mm2 atau
lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel untuk terminasinya.
f. Pemasangan sepatu kabel untuk kabel berukuran 70 mm2 atau lebih harus
menggunakan hydraulic press kemudian di solder dengan timah pateri.
g. Sepatu kabel yang dipergunakan harus sesuai dengan besarnya kabel dan
harus yang berkualitas baik, standart produksi ex. GAE, 3M atau setara.
4. Tahanan Isolasi
a. Tahanan isolasi kabel yang dipersyaratkan sesuai pasal 213 sub pasal 213.B.2
PUIL 1987 adalah minimum 1000OHM per satu volt tegangan nominal.
b. Tahanan isolasi kabel yang digunakan harus sedemikian rupa sehingga arus
bocor yang terjadi tidak melebihi 1 mA untuk setiap 100 m panjang kabel. Kecuali
untuk instalasi yang harus beroperasi pada keadaan darurat.
5. Kabel–kabel yang digunakan adalah kabel yang sesuai dengan fungsi dan lokasi
pemasangannya seperti table dibawah ini / sesuai dengan gambar Perencanaan :
113
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
6. Sebagai pengenal untuk inti kabel atau rel digunakan warna, lambang atau huruf
seperti yang terdapat dalam tabel Tabel : 701 - 1, PUIL 1987.
Pengenal
Pengganti Inti Dengan Dengan Dengan warna
Atau Rel huruf lamban
g
1 2 3 4
A. Instalasi arus bolak-balik :
Fase Satu L 1/R Merah
Fase Dua L 2/S Kuning
Fase Tiga L 3/T Hitam
Netral N Biru
B. Instalasi perlengkapan listrik :
Fase satu U/X Merah
Fase dua V/Y Kuning
Fase tiga W/Z Hitam
C. Instalasi arus searah :
Positif L+ + Tidak
Negatif L- - ditetapkan
Kawat tengah M Tidak
ditetapkan
Biru
Warna kabel yang mengikat (harus ada) adalah biru (untuk netral) dan kuning /
hijau (untuk ground). Bila warna tersebut tidak ada maka pada ujung-ujung kabel
harus diberi isolasi dengan warna yang bersesuaian seperti butir di atas.
114
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
c. Pada kondisi dimana terdapat kabel PLN tegangan menengah/tinggi dan kabel
telekomunikasi maka kabel tanah harus ditempatkan di atas kabel PLN dengan
jarak minimum 50 cm.
d. Pada persilangan antara kabel tanah dan kabel lainnya harus diambil salah satu
tindakan pengamanan, kecuali jika salah satu kabel tanah yang bersilangan itu
terletak di dalam saluran pasangan batu, beton atau semacam itu yang
mempunyai tebal dinding sekurang-kurangnya 6 cm.
Di atas kabel tanah yang terletak di bawah, harus dipasang tutup pelindung
dari lempengan beton (concrete tile) atau pipa beton atau sekurang-
kurangnya dari bahan tahan lama atau yang sederajat.
Di atas kabel yang terletak di atas, dipasang pelindung beton, pipa beton
belah atau dari bahan lain yang cukup kuat tanah lama dan tahan api. Pipa
belah ini harus dipasang menjorok keluar sekurang-kurangnya 0,5 meter dari
kabel yang terletak di bawah diukur kabel sisi luar.
e. Pada tempat persilangan dengan kabel tanah telekomunikasi, kabel tanah harus
dilindungi pada bagian atasnya dengan pipa belah, plat atau pipa dari bahan
bangunan yang tidak dapat terbakar.
Jika kabel tanah menyilang di atas kabel tanah telekomunikasi dengan jarak
lebih kecil dari 0,3 meter maka pada bagian yang menghadap ke kabel
tanah telekomunikasi dipasang alat / pipa dari bahan bangunan yang tidak
dapat terbakar. Perlindungan ini harus menjorok keluar paling sedikit 0,5
meter dari kedua sisi persilangan.
Pelindung kabel tanah tersebut baik pada kabel tanah tersebut maupun
pada kabel tanah telekomunikasi harus menjorok keluar paling sedikit 0,5
meter dari kedua ujung tempat persilangan dan pendekatan itu.
Kabel tanah telekomunikasi yang diletakkan di dalam jalur kabel dianggap
telah terlindung.
f. Kontraktor wajib mengembalikan galian tanah dalam keadaan semula dengan
seluruh biaya menjadi kewajiban kontraktor.
8. Rak Kabel
a. Rak kabel digunakan untuk menunjang kabel-kabel utama (feeder cable), atau
kabel lainnya yang berada dalam jumlah yang cukup banyak.
b. Rak kabel umumnya buatan pabrik yang telah digalvanized dan dalam
pemasangannya harus dibumikan.
c. Dimensi rak kabel harus mencukupi kebutuhan kabel yang akan dilayaninya.
Seluruh kabel yang ada diatas rak kabel harus diikat dengan pengikat kabel
(cable ties).
d. Penyusunan kabel didalam rak harus secara rapi dan tidak saling menyilang.
9. Seluruh bahan metal tidak bertegangan (rak kabel, panel dll) harus ditanahkan
secara sempurna, pada sambungan rak kabel dimana sambungan tersebut tidak
menggunakan las maka kedua bagian rak harus ‘jumper’ dengan konduktor tembaga
minimal berpenampang 2,5mm2.
10. Untuk galian kabel yang melalui jalur kabel existing/lama harus dikerjakan dengan
extra hati-hati. Bila terjadi kerusakan pada kabel existing karena terkena peralatan
gali (pacul, ganco, dsb), kontraktor harus mengganti kabel tersebut tanpa adanya
tambahan biaya, termasuk biaya perawatan pekerja yang mengalamai kecelakaan
hingga sembuh benar.
11. Pengurusan Ijin Instalasi Listrik kepada Instansi yang berwenang (PLN) merupakan
Pekerjaan dan Tanggung Jawab dari Kontraktor.
12. Motor
115
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
a. Motor dengan kapasitas sama atau lebih kecil 5,5 Kw yang distart secara
langsung atau Direct On Line (DOL) starters.
b. Motor dengan kapasitas lebih besar 5.5 KW distart secara star delta (Y-)
starters.
116
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
a. Armature terbuat dari plat baja putih dengan ketebalan minimal 0,6 mm atau
ketebalan total setelah finis sekitar +- 0,7 mm, pembuatan harus dengan mesin
peralatan lampu Built-in dan dengan proses melalui system Pre Treatment
dengan penyempurnaan finishing cat powder coating.
b. Konstruksi armature harus kuat dan kokoh serta dibuat sedemikian rupa agar
dapat dibuka / dilepas untuk perbaikan / penggantian komponen yang berada di
dalamnya. Armature dan reflektor harus dilengkapi dengan sekrup, agar dapat
dilepas pada waktu memerlukan perbaikan. Seluruh armature harus lengkap
dengan rangka dudukan / gantungan.
4. Persyaratan pemasangan titik lampu dan Peralatannya :
a. Seluruh instalasi pekerjaan lampu dan peralatan pada dasarnya dilaksanakan
dengan menggunakan kabel jenis NYM, dengan luas penampang penghantar
sekurang-kurangnya 2.5 mm2 dan pipa conduit PVC HI dengan diameter
sekurang-kurangnya 20 mm².
b. Kontraktor diwajibkan mengkoordinasikan rencana kerjanya dengan disiplin
lainnya, sehingga kemungkinan timbulnya persilangan lintasan antar instalasi
yang berlebihan dapat dihindarkan.
c. Pemasangan instalasi lampu dan peralatan tidak dibenarkan membebani
kerangka ceilling yang ada, melainkan harus dipasang pada cable trays yang
tersedia atau dilekatkan langsung pada bagian bawah dari plat dan, dengan
menggunakan klem dan concrete fastener yang sesuai, sekali-kali penggunaan
paku sangat dilarang dalam pengerjaan ini.
d. Jarak pemasangan klem-klem pengikat pipa conduit tidak diperkenankan
melebihi 100 cm.
e. Pekerjaan pencabangan, splicing dan lain sebagainya harus dilaksanakan
dalam junction boxes (Tdoos, Xdoos, dsb), yang terbuat dari bahan yang sejenis
dengan pipa conduit yang dipakai, dengan menggunakan sambungan puntir
dengan lasdop, yang ukuran-ukuranya sesuai dengan ukuran dan jumlah kabel
yang ada. Penggunaan insulation tape sama sekali tidak diperbolehkan.
f. Kabel penghantar yang menghubungkan fixtures lampu dengan instalasi yang
ada, harus dilindungi dengan menggunakan flexibel conduit yang terbuat dari
bahan ( dan memiliki ukuran ) yang sama dengan pipa conduit yang dipakai.
g. Untuk membedakan instalasi lampu dan peralatan dengan instalasi yang lain,
pipa conduit yang terpasang harus diberi tanda ( label ) berwarna pada setiap
jarak 2 meter. (dapat dengan menggunakan insulation tape). Warna tanda/label
yang dipakai harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pengawas.
h. Untuk pemasangan armature lampu jenis (surface mounted), tidak dibenarkan
dipasang pada plafond secara langsung, harus dipasang pada rangka plafond
yang diperkuat dengan konstruksi tambahan (bisa terbuat dari kayu yang di cat
meni 2 kali yang sesuai atau dengan menggunakan hanger / penggantung.
i. Semua pekerjaan perbaikan bekas bobokan dilaksanakan oleh Kontraktor
Bangunan yang beban biayanya menkadi tanggung jawab dari Kontraktor Listrik.
117
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
118
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
a. Pemeriksaan Visual.
- Jalur pipa konduit dan kabel tekukan kabel tidak boleh patah.
- Jalur kabel diatas rak kabel harus rapi dan diusahakan posisi rak kabel diatas
instalasi pipa atau duct VAC untuk menghindari adanya tetesan air.
- Kelengkapan komponen panel.
- Apabila terjadi kerusakan fisik atau tidak berfungsinya sistem harus
diperbaiki oleh pemborong sampai berfungsi sebagai mana mestinya.
Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggunan kontraktor dan tidak dapat
diklaim sebagai pekerjaan tambah atau biaya tambah.
b. Pemeriksaan Sambungan Listrik Maupun Mekanis.
- Sambungan dan terminasi kabel pada panel atau beban harus rapi dan
tersambung dengan kuat. Kabel serabut atau berurat banyak (multicore)
harus dilengkapi dengan sepatu kabel (cable shoe).
- Kabel didalam panel ditata dengan rapi dan disediakan cadangan panjang
kabel (spare) untuk mengantisipasi bila terjadi kesalahan terminasi, kabel
masih cukup panjang untuk disambung pada terminal yang lain.
- Seluruh Sistem dan Pekerjaan Instalasi harus diperiksa, diteliti dan diuji
dengan baik sebelum diserahkan dan pelaksanaannya harus menyertakan
Konsultan Pengawas dan bila perlu dengan petugas dari Instansi terkait yang
berwenang.
c. Pengukuran Tahanan Isolasi dan Tahanan Pentahanan.
- Sistem listrik yang sudah dipasang harus diuji dengan seksama sebelum siap
untuk dipergunakan. Pesawat uji yang dipakai untuk pengujian sebelum
digunakan harus dikalibrasi terlebih dahulu. Pengujian dilakukan bersama
dengan pihak yang berwenang (Pemberi Tugas atau Direksi Pengawas).
Hasil pengujian direkam pada format daftar simak dan didokumentasikan.
- Setiap saluran kabel harus ditest Tahanan Isolasinya dengan menggunakan
alat MEGGER 10.000 volt untuk kabel Tegangan Menengah dan MEGGER
1.000 volt untuk kabel Tegangan Rendah. Pengujian dengan Meger Test
harus tetap dilaksanakan dengan nilai tahanan isolasi minimum seperti pada
tabel dibawah ( Arus Bocor = 1 mA ).
119
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
120
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
Pasal 3
Instalasi Fire Alarm
3.1. Umum
Pekerjaan ini mencakup penyediaan, pemasangan sistem system fire alarm, pengujian
dan pemeliharaan peralatan sistem deteksi dan alarm kebakaran yaitu seluruh detector,
Junction Box Fire Alarm, Bell, Break Glass / Manual Call Point, Indicator Lamp dll.
121
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
b. Keadaan Darurat.
Apabila PLN mati maka digunakan generator, dan seandainya generator juga
mati maka dipergunakan battery, keadaan ini akan disupply oleh battery dengan
kemampuan minimal 20 jam. Hal-hal yang terjadi pada control panel, lampu
kuning akan menyala (trobel lamp) disertai tanda-tanda yang dapat didengar.
c. Keadaan Alarm.
Keadaan alarm akan terjadi apabila ditector mendeteksi asap/panas/api atau
manual station diaktifkan. Dalam keadaan tersebut alarm bell harus dapat bekerja
otomatis pada control panel lampu merah (lampu alarm) dan lampu kuning akan
menyala menunjukkan zone mana yang yang ada alarm, dengan demikian
daerah/ruangan yang dalam keadaan bahaya yang akan segera dapat diketahui.
d. Keadaan Gangguan (Trouble)
Bila terjadi gangguan pada system (pada detector Circuit atau pada panel control
dan annunciator) maka :
• Lampu tanda yang terdapat pada control panel harus dapat menyala dengan
diiringi suara yang biasa dengan jelas.
• Lampu tanda yang terdapat pada annunciator harus dapat menyala yang
berarti zone mana yang ada gangguan.
122
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
e. Untuk gedung ini diperlukan satu system dengan zone dan line. Detector yang
dipergunakan adalah type heat detector kombinasi rate of rise dan fixed
temperatur dan smoke detector. Pada tiap zone dipasang sebuah atau lebih
alarm bell dan manual pull station. Jika salah satu zone memberikan sinyal
kebakaran, maka alarm bell pada zone tersebut harus berbunyi, demikian pula
alarm bell pada tempat control station. Sistim ini dilengkapi dengan fasilitas
tambahan untuk mengerjakan beberapa fungsi seperti memberikan indikasi
kebakaran main control panel fire alarm serta bekerja secara interkoneksi dan
otomatis dengan Fire Suppression Sistem Gedung.
f. Seluruh ruangan menggunakan fire detector sesuai dengan fungsi dan kebutuhan
masing-masing ruangan menurut peraturan dan standar yang berlaku.
Diantaranya jenis heat detector 135O Fahrenheit, smoke detector tipe foto
electric.
g. Menggunakan Vibrating Bell kekuatan 90 db pada tiap zone.
h. Manual station dipasang pada setiap hydrant box yang dilengkapi dengan sebuah
lampu yang menyala terus.
2. Komponen-komponen
Seluruh ruangan menggunakan fire detector sesuai dengan fungsi dan kebutuhan
masing-masing ruangan menurut peraturan dan standar yang berlaku sesuai dengan
gambar perencanaan.
Komponen-komponen yang termasuk dalam deteksi unit adalah manual station serta
fire deteksi.
a. Jenis fire deteksinya adalah
Fixed Heat Detector
Smoke Detector
ROR ( Rate Of Rise ) Heat Detector
Ketiga jenis ini mempunyai berbagai tipe yang dirancang sesuai dengan
keperluan. Dipilih detector yang sesuai untuk masing-masing ruangan tersebut
yaitu untuk bagian perkantoran digunakan heat detector dan untuk ruangan
computer digunakan detector yang lebih peka, misalnya smoke detector tipe
photo electric.
b. Fixed Heat Detector
Harus dapat bekerja apabila ada temperatur ruangan naik sampai 135
Fahrenheit. Combination rate of rise dan fixed temperature atau rate of rise
temperature saja. Dimana untuk fixed temperature akan memberikan sinyal-sinyal
apabila temperature disekitarnya mencapai 136 Fahrenheit.
c. Smoke Ditector
Ditektor ini harus dapat bekerja dengan adanya asap ataupun gas diruangan
yang didetecsi. Harus dapat bekerja apabila ada temperatur naik sampai 135O
Fahrenheit. Atau apabila timbul asap sebanyak 1-2% perfeet.
d. ROR ( Rate Of Rise ) Heat Detector
Rate of Rise Detector akan bekerja apabila ada temperatur ruangan naik dengan
5 F per 20 detik Combination rate of rise dn fixed temperature yaitu dengan
sifat-sifat yang merupakan kombinasi dari keduanya. Yang digunakan dalam
bangunan ini adalah combination tipe untuk heat detector.
e. Manual Station
Memberikan sinyal secara otomatis jika tuas ditekan dan ditarik kebawah.
Untuk mereset harus digunakam kunci.
Bahan digunakan terbuat dari metal yang tahan api dan tahan karat.
Dipasang dekat pintu masuk pada daerah yang dilindungi dan bersebelahan
dengan abort switch setinggi 150 cm dari lantai agar mudah terlihat dan
dicapai.
123
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
Manual Station dari type break glass dengan semi flush mounting, system
kerja pull down dan tetap berada dalam posisi on sebelum diriset kembali.
General alarm switch hanya dapat dioperasikan oleh orang yang berhak
dengan menggunakan kunci khusus.
Untuk tujuan testing, alarm dapat dibunyikan tanpa harus memecahkan glass.
Semua panel station harus dilengkapi dengan glass rod cadangan. Untuk
menjamin operasi yang lama, alarm contact harus terbuat dari “gold plated”
f. Alarm Bell
Multitone strobe dipasang didalam ruangan yang diproteksi, untuk
memperingati orang yang didalam ruangan.
Alarm Bell harus type Vibrating, seluruh bell harus bekerja pada 24 V dc
polarized dengan 6 gong. Kecuali disebut lain dalam gambar. Pada saat 1
smoke detector bekerja maka bunyi multi tone terputus pendek tapi bila 2
detector yang bekerja maka multitone berubah menjadi terputus panjang.
Pemasangan pada ketinggian 75 cm dibawah langit-langit dengan cara “semi
flush”.
Bekerja dengan 24VDC
Diameter gong 6”
Intensitas suara 90 dB pada jarak 1 meter / 10 ft per zone.
g. Alarm Horn
Alarm horn harus cocok untuk dipakai di dalam gedung maupun diluar gedung.
Semua alarm horn bekerja pada 24 V dc polarized, level suara minimum adalah
95 db pada jarak 10 ft type pemasangan adalah semi flush mounted.
h. Unit Control
Unit ini terdiri dari panel control serta power supply dimana pad apanel control
mudah dilihat pada masing-masing daerah proteksi bagian mana yang
mengalami gangguan atau yang mendeteksi adanya kebakaran.
Unit control dilengkapi dengan fasilitas telepon darurat yang dapat
dihubungkan dengan outlet telepon pada box hydrant. System ini hanya
digunakan untuk hubungan intern dalam gedung pada saat terjadi kebakaran,
dan system ini terlepas dari system telepon normal (PABX)
Terdapat 3 macam warna lampu dengan kode.
Hijau adalah AC pilot lamp (lampu power supply) yang menandakan
power supply ada, baik itu dari battery atau generator.
Kuning adalah lampu gangguan, misalnya ada bagian dari system fire
alarm ini yang mengalami gangguan kabel putus dan sebagainya.
Merah adalah lampou alarm (lampu kebakaran) yang menandakan
terjadinya kebakaran disuatu daerah perlindungannya (zone protection)
Komponen-komponen harus dari semi konduktor (solid state) :
Zone untuk detektor dan pressure switch
Signal circuit untuk alarm bell
Indikasi untuk kebakaran pada panel control alarm
Tanda tiap zone detector ditampilkan di LCD display
Tanda alarm bell setiap lantai ditampilkan di LCD display
Indikasi untuk pada panel control alarm :
Tanda untuk tiap zone dan tiap jenis gangguan ditampilkan di LCD display
serta tanda trouble bel / buzzer ditampilkan di LCD display
i. Panel Kontrol
Terdapat 3 buah tombol yang masing-masing adalah :
Tombol riset.
Switch norma trouble atau silence.
Tombol set.
124
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
125
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
Untuk wiring dari MCFA ke terminal box (TBFA) tiap lantai digunakan
kabel NYM ukuran 1.5 mm2 untuk sistem conventional dan kabel dengan
jenis Twisted Shielded cable untuk Addressable.
Kabel yang dipergunakn untuk dari TB-FA (masing-masing lantai) menuju
MCFA (Riser) menggunakan kabel dengan jenis Twisted Shielded cable.
Kabel yang dipergunakan untuk instalasi dari TB-FA (masing-masing
lantai) menuju ke detector menggunakan kabel dengan jenis NYM
2x1,5mm² di dalam pipa PVC conduit untuk sistem conventional dan kabel
dengan jenis Twisted Shielded cable untuk Addressable.
Instalasi menggunakan standard NFPA 72 class A atau B
Kabel power (riser) yang dipergunakan untuk menghubungkan catu daya
pada module adalah jenis NYM 3x2,5 mm². dan ditarik terpisah antara
module untuk detector dan module untuk bell & indicator lamp.
Kabel yang dipergunakan untuk interkoneksi dengan system lain adalah
NYM 2 x 1,5 mm².
Konduit yang dipakai adalah conduit PVC High Impact dengan diameter
dalam minimum 1 1/2 kali ( 20 mm) diameter kabel.
q. Instalasi
Pemasangan fire alarm harus dilakukan oleh tenaga yang berpengalaman
dibidang pekjerjaan ini dan pengerjaannya harus teratur.
Tidak diperkenankan adanya sambungan-sambungan pada tahanan,
sambungan hanya terdapat pada box terminalnya, pengawatan harus
menggunakan conduit PVC hight impact heavy gauge, ukurn disesuaikan
dengan jumlah kawatnya.
Dari hasil pengerjaannya harus diserahkan diagram pengawatan lengkap
dengan petunjuk-petunjuk lainnya.
Untuk masing-masing iring diberi tanda untuk daerah mana kawat tersebur,
supaya memudahkan dalam perbaikannya apabila ada kerusakan.
Didalam pengejaan Kontraktor juga harus memperhatikan kemungkinan
pemasangan fire alarm dibagian lain.
Kontraktor harus dapat bekerja sama atau dapat dikoordinasikan dengan
pekerjaan lain sehingga apabila ada pekerjaan tambahan karena kurang
koordinasi maka menjadi tanggung jawab kontraktor.
Gambar-gambar secara umum menunjukkan tata letak peralatan dan
instalasinya. Penyesuaian harus dilakukan di lapangan, karena keadaan
sebenarnya dari lokasi, jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi lapangan.
Pemborong harus melakukan pemasangan instalasi sistem deteksi dan alarm
kebakaran dengan seksama, sehingga penyambungan / integrasi dengan
sistem eksisiting harus dilakukan dengan tidak menyebabkan tergangunya
operasional sistem eksisting.
Pemborong harus membuat catatan-catatan yang cermat dari pelaksanaan
dan penyesuaian di lapangan.
Catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set gambar lengkap (pada
kertas kalkir) sebagai gambar-gambar sesuai pelaksanaan (as built drawings).
Untuk instalasi dipakai kabel produksi dalam negeri yang sudah mendapatkan
sertikat LMK / SPLN Produksi ex. Supreme, Kabelindo, Kabelmetal atau
setara.
Pemasangan instalasi dalam pipa pelindung 20 mm ex Clipsal, EGA atau
setara.
Sambungan kabel diatas langit–langit hanya boleh dilakukan pada unit – unit
detector.
126
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
127
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
11. Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Konsultan
Pengawas.
128
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
Pasal 4
Instalasi Plumbing
2. Lingkup pekerjaan
Pemasangan pipa distribusi dari PDAM ( Tandon Eksisting ) ke alat-alat penerimaan
(kran–kran) dalam bangunan lengkap dengan sambungan-sambungan dan
perlengkapan yang diperlukan sesuai dengan dengan gambar dan spesifikasi teknis
yang telah ditentukan.
3. Uraian Pekerjaan
a. Tugas yang harus dikerjakan oleh Kontraktor, meliputi pengadaan, pemasangan
dan pengujian secara sempurna dan terpadu sehingga merupakan sistem supply
air bersih yang berfungsi dengan baik.
b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan air bersih beserta
perlengkapannya harus sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknis yang telah
ditentukan..
c. Prosedur pekerjaan pemasangan pipa instalasi air bersih harus seijin /
disaksikan oleh Direksi / Pengawas.
d. Persyaratan pemipaan air bersih, meliputi :
Bahan pipa yang dipakai untuk instalasi air bersih adalah PR) Polypropylene
Class PN 10, disamping itu semua fitting, elbow harus terbuat dari bahan
yang sama dengan pipa air bersih.
Pipa dipasang lurus, dan untuk pipa tegak lurus benar-benar vertikal. Jalur
pipa sesuai dengan gambar rencana. Pelaksanaan pemasangan nya harus
menyesuaikan kondisi lapangan dan kontraktor harus membuat shop
drawing dengan persetujuan Direksi Lapangan.
Perubahan arah pipa harus dilaksanakan dengan fitting pembantu (elbow),
begitu pula dengan percabangan harus dengan tee atau cross-tee sesuai
kebutuhan, pembengkokan pipa tidak diperkenankan.
Pemasangan instalasi pipa tidak diijinkan menembus kolom, balok atau
struktur utama tanpa ada persetujuan dari Direksi / Pengawas.
Untuk pipa-pipa yang menembus atap, kontraktor diwajibkan menyediakan
Flashing yang terbuat dari timbel (lead) dengan ukuran dan ketebalan yang
memadai.
Selama pemasangan instalasi pipa berjalan kontraktor harus menutup ujung
pipa yang terbuka guna mencegah masuknya kotoran.
5. Penyangga Pipa
Semua pipa harus ditumpu pada setiap jarak 2,5 m kecuali untuk hal-hal khusus.
Penyangga pipa dibuat dari besi siku dengan ukuran yang sesuai dengan berat
121
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
beban yang harus dipikul dan jumlah deret pipa yang ada serta digalvanis. Ukuran –
ukuran bolt yang dipakai disesuaikan dengan ukuran pipa dan digalvanis.
6. Sambungan pipa
Semua sambungan menggunakan ulir dan fleus dari jenis resipace kecuali untuk
pipa dengan ukuran 2 “, menggunakan sambungan ulir dari socket. Untuk
sambungan flues harus diberi gaskeet dari jenis coprosed asbetos yang berpenguat
kawat sedangkan untuk sambungan ulir harus diberi bahan anti bocor ( seal tape ).
Untuk air bersih harus menggunakan seal tape dari bahan yang tidak
membahayakan kesehatan. Fleus dan fitting yang digunakan dari class 10 kg.
- Strainer
Body : Lead – Free Bronze
Stem : SUS304
Class : 10 K
- Swing Check Valve
Body : Bronze
Pin : Brass
Disc : Bronze
Class : 125
Service Condition : 1.37 MPa (200 psi) WOG non-shock, 0.86 MPa
(125 psi) Saturated Steam
j. Fleksibel Joint
- Operating Pressure : 16 kg/cm²
122
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
2. Lingkup Pekerjaan
a. Saluran pembuangan dari bak cuci kamar mandi dan dapur ke sumur resapan.
b. Saluran pembuangan dari wastafel ke sumur resapan.
c. Saluran pembuangan dari kloset ke septic tank (Bio Filter Tank).
d. Saluran penghawaan instalasi pembuangan seperti dalam gambar perencanaan.
3. Uraian Pekerjaan
a. Tugas yang harus dikerjakan oleh Kontraktor, meliputi pengadaan, pemasangan
dan pengujian secara sempurna dan terpadu, sehingga merupakan sistim
saluran air bekas, kotoran dan penghawaan berfungsi dengan baik.
b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem saluran air bekas, kotoran dan
penghawaan beserta perlengkapannya harus sesuai dengan gambar rencana.
c. Prosedur pekerjaan pemasangan saluran air bekas dan kotor harus seijin /
disaksikan Direksi Lapangan.
123
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
5. Cara Pemasangan
1). U m u m
a. Kontraktor harus memasang semua peralatan dan instalasi plambing sesuai
dengan gambar perencanaan dan spesifikasi teknis ini.
b. Gambar perencanaan hanya menjelaskan jalur dan penempatan secara
umum. Semua detail dan perletakan yang sebenarnya harus dibuat dalam
bentuk gambar kerja oleh Kontraktor dan diserahkan kepada Konsultan
Pengawas untuk disetujui.
c. Pemasangan Pipa :
- Pipa harus dipasang dengan jarak yang cukup terhadap balok, kusen
jendela, rangka langit-langit dan lainnya sehingga terdapat ruang atas
yang cukup untuk pemeliharaan pipa, fitting serta peralatan lainnya.
- Bila tidak diperoleh ruangan yang cukup untuk pipa tersebut, Kontraktor
harus segera melaporkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi,
untuk mendapat penyelesaian.
- Ketinggian langit-langit, dimensi balok, dimensi kolom, dimensi shaft dan
lain-lain dicantumkan secara jelas pada gambar arsitektur, finishing dan
gambar struktur.
- Sistem sambungan harus dilengkapi dengan peralatan yang berfungsi
untuk mengatasi gerakan-gerakan thermal dan/ atau gerakan-gerakan
akibat aliran fluida pada tempat-tempat tertentu dengan sistem
sambungan swing, flexible expansion loop dan lainnya.
- Pemipaan untuk peralatan/ mesin harus ditopang secara terpisah
sehingga tidak membebani unit mesin/ peralatan tersebut, dan jika
diperlukan harus disertai peredam getaran.
2). Pemasangan dan Penyambungan Pipa Dalam Bangunan
a. Pipa Tegak
- Pipa tegak harus disangga dengan besi kanal dan diikat dengan klem-U
yang dilengkapi dengan landasan kayu dan mur-baut. Jarak antara
penyangga maksimum 3 meter.
- Pipa tegak dalam tembok yang menuju alat plambing harus dipasang
baik. Kontraktor harus membuat jalur pipa dan lubang-lubang yang
diperlukan pada tembok sesuai dengan kebutuhannya. Setelah pipa
dipasang dan diuji terhadap kebocoran, maka alur dan lubang harus
ditutup kembali dengan rapi.
- Untuk menghindari kebocoran, disetiap lubang dimana menembus lantai
beton atau dinding harus diberi bahan Waterprofing untuk semua ujung
pipa harus diberi “Cap” yang tidak memungkinkan adanya kebocoran.
- Untuk memudahkan pemeliharaan dikemudian hari, semua fitting TY
yang dilengkapi dengan Clean Out (seperti pada gambar rencana), pada
dasarnya harus ditarik ke atas, sampai permukaan lantai (finishing floor
level), diakhiri dengan mempergunakan Clean Out. Jika terdapat
kesulitan dalam pelaksanaannya, karena kondisi lapangan, kontraktor
bisa mengajukan alternatif lain denan persetujuan Direksi Lapangan.
b. Pipa Mendatar
- Untuk yang berada di atas langit-langit dan di bawah lantai, pipa harus
dipasang dengan menggunkan penggantung. Sedangkan yang berada di
atas lantai pipa diberi penyangga yang dilengkapi dengan klem-U.
- Persyaratan penyangga dan penggantung pipa harus sesuai dengan
table di atas.
- Jarak antara penggantung pipa terhadap dinding bias disesuaikan
dengan keadaan lapangan.
- Pipa mendatar harus digantung menggunakan gantungan pipa yang
dilengkapi dengan pelindung (sadel) untuk pelindung terhadap tekanan
124
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
125
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
b. Ulir pipa harus mengikuti segala ketentuan pada standard Taper Pipe Treads
BS. 21. atau ANSI B2.I dan dibuat dengan alat khusus pembuat ulir dengan
menggunakan pelumas red load dan linceed oil atau minyak jenis lain yang
tidak beracun.
c. Panjang ujung ulir untuk setiap pipa harus mengikuti ketentuan berikut :
d. Sambungan ulir harus menggunakan Teflon Sealing Tape atau yang sejenis.
e. Bila pekerjaan hendak ditunda, ujung pipa harus ditutup agar tidak
kemasukan kotoran atau sejenisnya.
4). Sambungan Flens (Flange)
a. Sambungan flens harus menggunakan flens lengkap dengan packing flange
dan tebal minimum 3 mm dan di ikat dengan mur-baut.
b. Pembersihan terhadap welding slag atau kotoran di dalam dan di bagian luar
ujung pipa harus dilakukan sebelum sambungan dipasang.
c. Bila pekerjaan hendak ditunda, ujung pipa harus ditutup agar tidak
kemasukan kotoran atau sejenisnya.
5). Pemasangan Alat Ukur
a. Kontraktor harus memasang alat ukur pada instalasi pipa dengan
menggunakan fitting alat ukur.
b. Pada instalasi pemipaan harus disediakan dan dipasang fitting untuk
penempatan alat ukur yang tidak akan dipasang tetap pada tempat-tempat
yang penting.
c. Semua alat ukur yang akan dipasang harus dalam keadaan baik dan harus
dipasang dengan benar dan simetris.
6). Sambungan Pipa dengan Bahan Yang Berbeda
Diameter ukuran 3” atau lebih besar harus menggunakan sambungan flens,
sedangkan diameter 2 ½” atau lebih kecil menggunakan sambungan ulir.
7). Sambungan dengan peralatan
Sambungan dengan peralatan harus menggunakan sambungan union atau flens.
Sambungan tersebut harus dipasang pada kedua sisi peralatan.
8). Sambungan Lentur dan Sambungan Ekspansi
Pada tempat tertentu harus dilengkapi dengan sambungan lentur atau
sambungan ekspansi dimana dapat terjadi gerakan antara dua bagian pemipaan
atau dimana dapat terjadi expansi atau kontraksi yang melebihi batas toleransi
untuk pemipaan.
9). Pipa yang tertanam Dalam Bangunan
Semua pemipaan yang dipasang diantara dua dinding atau ditanam dalam tanah
atau daerah-daerah yang tidak dapat dijangkau harus diuji secara hidraulis lebih
dahulu sebelum ditutup.
126
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
f. Semua penggantung pipa pada ruang mesin pompa harus diberi peredam
getaran (Vibration Eliminator).
12). Penembusan Pipa
a. Pipa yang menembus dinding beton atau tembok, harus diberi pipa selubung
(sleeve) yang diameternya lebih besar daripada diameter pipa yang akan
menembus dinding.
b. Bahan dari pipa selubung (sleeve) dari jenis High Pressure PVC, atau
Polyethlene atau Polybutane atau Tembaga.
c. Cara pemasangan harus sesuai seperti yang tercantum pada gambar
dokumen.
13). Pembersihan
Kontraktor harus melakukan semua pekerjaan pembersihan, termasuk :
a. Semua bagian dinding luar pipa harus bebas dari lemak dan kotoran.
b. Semua bagian peralatan yang terlapisi Chronium atau nikel harus digosok
hingga mengkilat.
c. Semua bagian dalam dari pipa, katup dan alat-alat lainnya harus dibersihkan
dari segala macam kotoran.
d. Semua bagian bangunan atau finishing arsitektur yangkotor akibat
pemasangan pekerjaan plumbing.
e. Semua bagian luar dari peralatan.
14). Penandaan Pipa
a. Kontraktor harus melakukan pengecatan terhadap pipa untuk penandaan
sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi teknis.
127
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
128
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
9. Semua bahan yang kurang baik atau pemasangan yang kurang sempurna yang
diketahui pada saat Pemeriksaan / Pengujian harus segera diganti dengan yang baru
/ disempurnakan sampai dapat berfungsi dengan baik dan sesuai Standard Uji yang
ada.
10. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap 3 ( tiga
) mengenai hal – hal sebagai berikut :
a. Hasil pengetesan terhadap kebocoran ( tekanan hydrostatis )
b. Hasil pengetesan terhadap peralatan ( kinerja pompa ).
c. Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dan instalasi
d. Hasil pengukuran – pengukuran dan lain-lain.
129
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
Pasal 5
Instalasi Tata Udara
5.1. Umum
1. Pasal-pasal dibawah ini menjelaskan secara umum ketentuan-ketentuan yang perlu
diikuti untuk semua bagian-bagian yang dalam pelaksanaannya berhubungan
dengan instalasi tata udara.
2. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah ketentuan spesifik yang saling melengkapi
dan sama mengikatnya.
3. Persyaratan Teknis Pekerjaan Pengkondisian Udara dan Ventilasi ini menguraikan
syarat-syarat dan ketentuan lainnya yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam
melaksanakan pekerjaan ini.
4. Peralatan Air Conditioning :
a. Air conditioning yang terpasang harus memenuhi kapasitas pendinginan dan
volume udara suplai yang sesuai dengan spesifikasi teknis.
b. Performance Air Conditioning berdasarkan standar AMCA 210-1967 untuk
standard test code for air moving devices dan ARI standard 410-1972 untuk
standard for force circulation air cooling, sedangkan untuk design dan testing
mengikuti American National Standard Institute (ANSI B9-1).
5. Sistem Ventilasi Udara
Fan yang terpasang harus memenuhi kapasitas udara yang sesuai dengan
Perencanaan dan Persyaratan teknis.
130
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
5.4. Instalasi
1. Semua peralatan dan alat–alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara-cara
pemasangan yang secara teknis praktis, baik dan dapat dipertanggung jawabkan
serta sesuai dengan petunjuk dan instruksi pada brosur atau publikasi yang
dikeluarkan pabrik dari peralatan ataupun alat bantu tersebut.
2. Semua pondasi untuk peralatan dan motor, berukuran sedemikian rupa sehingga
tidak ada bagian–bagian perlatan maupun motor yang berada diluar pondasi (berat
peralatan diartikan berat pada saat dalam operasi).
3. Untuk semua peralatan seperti fan dan sejenisnya yang menggantung dan duduk
pada suatu platform, maka harus diperkuat dengan suatu frame besi kanal (siku)
yang dilas atau dibautkan, atau dikeling ke frame sehingga cukup kuat, kaku dan
tidak bergetar dalam saat beroperasi.
4. Semua peralatan dalam prinsip pemasangannya harus mudah untuk bisa diamati,
termasuk juga assesories pipa dan duct seperti valve, clean out, damper, filter,
venting dll.
2. Spesifikasi Unit AC
Ketentuan umum standard produk dan pelaksanaan yang dipakai dalam
spesifikasi ini adalah yang telah memenuhi standard & merk internasional.
a. Air Cooled unit
Produk / Jenis yang digunakan untuk Single Split Sistem adalah produksi ex.
Daikin, LG atau setara. Dalam unit air cooled tersebut harus memenuhi
131
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
d. Compressor
Compressor haruslah type Scroll dengan effisiensi tinggi dan dilengkapi
dengan inverter control yang berfungsi untuk merubah kecepatan putaran
yang menyesuaikan dengan cooling load yang dibutuhkan. Magnet
Neodymium harus dipakai di rotor compressor untuk menambah torsi
132
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
e. Heat Exchanger
Heat exchanger harus terbuat dari tube tembaga yang terpasang secara
mekanis ke Fin alumunium yang dilapisi lapisan anti korosi yang dan sudah
dilakukan pengujian untuk ketahanan terhadap korosi.
f. Refrigerant Circuit
Terdiri atas Liquid dan Gas shut off valve dan Sub Cooling Circuit untuk
meningkatkan performance pendinginan dan komponen lain untuk keperluan
safety secara keseluruhan baik Outdoor maupun Indoor unit.
g. Fan Motor
Motor Outdoor unit harus memiliki multispeed operation dengan inverter DC,
dengan kemampuan maximum static pressure = Max ( 8 mmAq ).
Condensing unit harus mempunyai kemampuan untuk beroperasi dengan
noise lebih rendah pada saat malam hari baik secara otomatis maupun dengan
manual setting
h. Safety Devices
Outdoor unit haruslah mempunyai peralatan safety sebagai berikut :
thermal conductivity, high pressure switch, control circuit fuses, crank case
heaters, fusible plug, thermal protectors for compressor dan fan motors,
over current protection for the inverter and anti-recycling timers.
Outdoor unit haruslah dipasangkan ke pemipaan system dengan memakai
torque wrench dengan torsi pemasangan yang sesuai.
System pemipaan kemudian harus divacuumed sampai 0.2 torr (-
755mmHg) dan ditahan pada kondisi ini selama 1 jam minimal sampai
pada 4 jam tergantung dari panjang pipa dengan memakai 2 stage
Vacuum Pump.
Pengerjaan ini harus dilakukan sebelum indoor unit disambungkan pada
koneksi listrik.
Jumlah tambahan refrigerant harus dihitung berdasarkan standard dari
pabrik dan ditimbang dengan mempertimbangkan panjang pipa actual
yang terpasang dengan merefer ke installation manual dari pabrik.
Pengisian refrigerant ini harus dilakukan dengan peralatan yang sesuai
dan dibawah pengawasan dari perwakilan pabrik.
Jumlah tambahan dari refrigerant ini harus disupply oleh kontraktor
pemasang dan diawasi oleh perwakilan dari pabrik Pressure test harus
dilakukan oleh kontraktor pemasang dan diawasi oleh perwakilan pabrik
Proses vacuum system pemipaan harusdilakukan oleh kontraktor
pemasang dan diawasi oleh perwakilan pabrik.
133
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
i. Pipa Refrigerant
Pipa refrigerant harus terbuat dari pipa tembaga yang dilengkapi dengan
iisolasi panas dari bahan closed cell polyethylene CFC-Free. Pada bagian
luar isolasi harus dilapisi dengan aluminium foil dan adhesive tape.
Semua belokan pipa harus menggunakan elbow fitting dengan material
yang sama dengan pipa refrigerant.
Pipa refrigerant haruslah de-oxidized phosphorous seamless copper pipe
with High pressure ressistance Type ASTM B280 REV A Standard
Specification for Seamless Copper Tube for Air Conditioning and
Refrigeration Field Service sesuai dengan standard JIS H300 - C1220T,
dengan ketebalan diameter pipa sesuai dengan standard rekomendasi dari
pabrik.
Baik bagian suction maupun gas haruslah diinsulasi dengan insulasi yang
sesuai dengan rekomendasi ketebalan insulasi dari pabrik menyesuaikan
dengan tingkat kelembaban udara pada lokasi unit terpasang sehingga
tidak menimbulkan terjadi kondensasi.
Seluruh koneksi shut off valve di dalam outdoor unit haruslah di brazed
untuk mencegahkebocoran refrigerant. Peralatan kerja untuk instalasi
refrigerasi system haruslah dipakai.
Dry Nitrogen harus dialirkan kedalam system pemipaan selama dilakukan
brazing sehingga tidak terbentuk karbon didalam pipa yang nantinya dapat
menimbulkan kotoran yang dapat menyebabkab buntu system dan dapat
merusak compressor.
Insulasi pipa refrigerant yang dipakai adalah type EPDM ( Ethylene
Propylene Dyene Monomer ) Closed Cell Elastromeric Class “ 1 “ , ASZTM
E84 dengan fire rated Class “O” dengan ketebalan minimal 19 - 25 mm
untuk Suction lines dan 10mm untuk Liquid lines( Menyesuaikan dengan
ukuran diameter pipa refrigerant )
Untuk proses test kebocoran harus melalui beberapa tahap/ step di bawah:
- Step1 Pressurize to 10.3 Bar (149 Psi) 3 minutes or longer Allows
discovery of majorleaks
- Step2 Pressurize to 21.5 Bar (312 Psi) more than 3 minutes or longer
- Step3 Pressurize to 38 Bar (551 Psi) Approx 24 HOURS minimum
Allows discovery of minor leaks
.
j. Pipa Buangan Kondensat
Pipa buangan kondensat harus terbuat dari bahan PVC kelas AW yang
dilengkapi dengan u-trap dan isolasi panas dari bahan closed sell
polyethylene CFC-Free.
Pipa PVC Class AW (Standard JISK 6742) dengan diameter sesuai
gambar rencana, ex. Wavin, Rucika atau setara dengan persetujuan
Direksi Lapangan.
134
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
3. Isolasi
a. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan untuk isolasi ini adalah pengadaan dan pemasangan isolasi
untuk pipa, dan peralatan yang ditentukan, lengkap dengan material lainnya
yang menunjang bagi keperluan isolasi ini.
b. Material
Isolasi pipa
Styrophore, density 27 kg/m3
Pipa condensate drain
Elastometric rubber, density 40 – 53 kg/m3, thermal cond. 0,033 w/m0K.
Isolasi peralatan & alat bantu pipa
Elastometric rubber, density 40 – 53 kg/m3, thermal cond. 0,033 w/m0K.
Aluminium Foil
Double Sided reinforced.
Adhesive tape
Adhesive aluminium foil
c. Isolasi pipa
Ketebalan isolasi pipa di luar ruangan adalah :
- Diameter 12 s/d 20 mm : tebal 25 mm
- Diameter 25 s/d 50 mm : tebal 30 mm
- Diameter 65 s/d 200 mm : tebal 45 mm
- Diameter 250 keatas : tebal 60 mm
Ketebalan isolasi pipa di dalam ruangan adalah :
- Diameter 12 s/d 20 mm : tebal 25 mm
- Diameter 25 s/d 50 mm : tebal 40 mm
- Diameter 65 s/d 200 mm : tebal 50 mm
- Diameter 250 keatas : tebal 60 mm
Kontraktor diwajibkan untuk men-check ketebalan isolasi pipa dengan
supplier isolasi.
Untuk pipa yang berhubungan dengan udara terbuka dan terkena hujan,
isolasi memakai Jacketing bahan aluminium sheet tebal 0,6 mm.
Cara melekatkan isolasi ke pipa memakai perekat yang dianjurkan pabrik
pembuat isolasi, demikian juga dengan sambungan antara.
Pada setiap gantungan pipa, harus memakai wooden block berbentuk
lingkaran penuh dari kayu mahoni selebar 50 mm dan setebal sama
dengan isolasi. Ukuran diameter dalam kayu tepat sama dengan diameter
luar pipa. Sambungan antara kayu dan isolasi harus rapat dan memakai
perekat. Selanjutnya pada sambungan tersebut dibalut dengan adhesive
aluminium foil tape selebar 100 mm.
d. Roof Thermal Insulation
Bagian Roof harus dibersihkan dahulu dari segala jenis kotoran sebelum
dilakukan pemasangan roof thermal insulation.
Spindle pin dipasang dengan menggunakan perekat sesuai dengan
petunjuk pabrik pembuatnya. Setelah itu baru dipasang roof thermal
insulation. Kemudian dipasang aluminium foil dan/ atau glass cloth serta
diakhiri dengan pemasangan wire mesh.
135
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
Roof thermal insulation harus dipasang di bawah plat lantai atap yang
kearah dalam bangunan. Roof thermal insulation harus terdiri atas :
thermal insulation, spindle pin, wire mesh stainless steel, aluminium foil,
dan peralatan pendukung lainnya.
Bahan Thermal Insullation
Bahan isolasi ialah glass wool dengan koefisien perpindahan panas
maksimum 0,23 Btu/hr pada 75 oF sesuai dengan spesifikasi ASTM 166
dan harus tahan api.
Aluminium Foil
Aluminium foil yang dipasang pada instalasi cerobong udara adalah sbb:
- Material Alluminium foil adhesive Kraft paper Fire retardant adhesive
Fibreglass reinforcement.
- Type : Double sided fire retardant
- Specific Weight : 410 g/m2
- Reflectifity : 0.95
4. Pemipaan
a. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pada butir ini adalah pengadaan dan pemasangan instalasi
pemipaan lengkap dengan fiting-fiting dan alat bantu, accessories dengan
isolasi atau tanpa isolasi sesuai seperti yang ditunjukkan pada gambar
rencana yang melengkapi dokumen ini.
b. Umum
Seperti apa yang ditunjukkan dalam gambar rencana jalur-jalur pipa yang
tercantum adalah gambar yang menunjukkan rute dan ukuran pipa.
Pemborong wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing)
dan dengan jalur-jalur instalasi lainnya, berikut detail atau potongan-potongan
yang diperlukan dan mendapat persetujuan dari direksi / konsultan sebelum
dilaksanakan.
c. Material
Pipa condensasi : Pipa PVC klas AW
d. Konstruksi Pemasangan Pipa
Kontraktor harus memasang pipa refrigerant pada masing-masing unit
sesuai dengan gambar perencanaan dan spesifikasi teknis.
Pipa refrigerant harus dilengkapi dengan isolasi. Permukaan pipa harus
dibersihkan terlebih dahulu sebelum pemasangan isolasi. Pemasangan
isolasi harus rapih sedemikian rupa sehingga tidak terlihat isolasi pipa yang
bergelombang, sehingga dihasilkan bentuk permukaan isolasi dengan
ketebalan yang seragam.
Pada bagian luar isolasi harus dilapisi dengan aluminium foil dan adhesive
tape. Pemasangan pipa refrigerant harus dilengkapi dengan gantungan
pipa dan klem-u.
Untuk pipa refrigerant yang dipasang di atas permukaan atap harus
dilengkapi dengan perforated pipe tray lengkap dengan tutup pelindung.
Semua pipa yang menembus lantai, dinding, atap dan lain-lain diberi
selubung dan lapisan karet dan galvanized steel gauge 2”. Rongga antar
pipa dan selubungnya harus ditutup rapat.
Sambungan pipa dengan diameter sampai 50 mm adalah sambungan ulir.
Sambungan pipa diatas diameter 65 mm adalah sambungan flens/las.
Pipa sebelum dipasang harus dibersihkan dahulu bagian dalam dari
kotoran-kotoran yang melekat.
Setiap potongan pipa dengan las / gergaji harus dibersihkan dulu dari sisa-
sisa las (gumpalan las) sebelum disambung, diratakan (reamed) sesudah
di gergaji, sehingga mencapai ukuran asli.
136
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
137
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
7. Kontraktor Pemasang
Haruslah sudah berpengalaman dalam melakukan pemasangan AC minimal
selama 5 tahun dengan melakukan minimal 10 proyek dengan hasil yang
memuaskan.
8. Pembersihan
Instalasi dan peralatan lainnya harus dibersihkan dari segala kotoran, debu, lemak
dan lain-lain sebelum system dijalankan.
9. Identifikasi Peralatan
a. Kontraktor harus memberi identifikasi pada semua peralatan dengan
menggunakan cat.
b. Kontraktor harus mengajukan rencana pengidentifikasian peralatan kepada
Pemberi Tugas dan Konsultan Manajemen Konstruksi untuk disetujui.
138
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
139
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
Pasal 6
Instalasi Penangkal Petir
6.2. Referensi
Pekerjaan harus dilakukan mengikuti standart dan peraturan yang berlaku dari Jawatan
Keselamatan Kerja atau standart yang dikeluarkan dari pabrik.
6.4. Pemeriksaan
1. Sistem penangkal petir akan diperiksa oleh Direksi untuk memastikan dipenuhinya
spesifikasi ini.
2. Semua bagian dari instalasi ini harus diperiksa oleh Direksi terlebih dahulu sebelum
tertutup atau tersembunyi.
3. Setiap bagian yang tidak sesuai dengan syarat – syarat spesifikasi dan gambar –
gambar harus segera diganti, tanpa membedakan tambahan pada pemilik proyek.
c. Sistem Pentanahan
Terdiri dari :
140
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
141
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
4. Kontraktor yang melakukan pekerjaan instalasi harus melakukan semua testing dan
pengukuran – pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa / mengetahui
apakah seluruh instalasi telah dapat berfungsi / bekerja dengan baik dan memenuhi
persyaratan.
5. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk testing tersebut
merupakan tanggung jawab kontraktor. Termasuk peralatan khusus yang dibutuhkan
untuk melakukan testing dari seluruh sistem ini, seperti dianjurkan oleh pabrik, harus
disediakan kontraktor.
6. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap 3 ( tiga
) mengenai hal – hal sebagai berikut :
a. Hasil pengetesan kabel – kabel.
b. Hasil pengetesan peralatan – peralatan.
c. Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dan instalasi
d. Hasil pengukuran – pengukuran dan lain - lain
7. Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Konsultan
Pengawas
142
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
Pasal 7
Lain-Lain
1) Segala peraturan yang tercantum dalam bestek ini dan gambar-gambar serta risalah
Aanwijzing merupakan lampiran dari kontrak yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan
satu kesatuan, untuk hal ini Kontraktor dianggap mengerti.
2) Tentang laporan Bill Of Quantity yang diberikan ini hanya ancar-ancar saja. Kontraktor
harus tetap menghitung sendiri apabila dalam perhitungan perencanaan Bill Of Quantity
dirasa kurang, maka Kontraktor pada saat pengambilan Berita Acara Rapat Penjelasan
dapat mengajukan perubahan volume yang diberikan. Pemborong harus tetap
menghitung sendiri apabila dalam Perhitungan Perencanaan Bill Of Quantity diperkirakan
kurang, maka pemborong boleh merubah volume yang diberikan menambah atau
mengurangi yang mengikat adalah gambar dan bestek.
3) Peraturan ini sebagai pedoman dari pelaksanaan pembangunan dan sebagai landasan
kontrak. Dengan sendirinya hasilnya akan tergantung pada pelaksanaannya.
4) Hal - hal lain yang menyangkut pelaksanaan lapangan tetapi belum disebutkan dalam
peraturan ini, akan ditentukan lebih lanjut oleh Direksi/Pengawas lapangan.
5) Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan dalam Spesifikasi ini, haru disediakan oleh Kontrator, sehingga Instalasi dapat
bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan tanpa tambahan biaya.
6) Kontraktor harus memintakan Ijin-ijin yang mungkin diperlukan untuk menjalankan
Instalasi yang dinyatakan dalam Spesifikasi ini atas tanggungan sendiri kepada Instansi
berwenang yang terkait dengan pekerjaan ini (PLN, DEPNAKER dll).
7) Harus diperhatikan betul oleh Kontraktor segala pekerjaan angkutan bahan-bahan, puing-
puing bekas pekerjaan dan pembersihan setelah bangunan selesai.
8) Bagian-bagian yang termasuk dalam pekerjaan ini, yang secara teknis tidak dapat
dipisahkan / diabaikan / dihilangkan, tetapi belum disebutkan dalam bestek/gambar, tetap
harus dilaksanakan Kontraktor tanpa biaya tambahan hingga sistem yang dilaksanakan
tersebut berfungsi dengan baik.
9) Bila ada hal-hal yang tidak tercantum dalam gambar kerja dan RKS sehingga meragukan
Kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan, maka Kontraktor harus menanyakan kepada
Direksi segera untuk mendapatkan penjelasan dan keputusan.
10) Kontraktor tidak dapat melepaskan diri dari tanggung jawab pelaksanaan apabila ada hal-
hal yang oleh Kontraktor dianggap meragukan atau tidak jelas, baik dalam gambar
maupun dalam RKS.
11) Apabila terdapat perbedaan spesifikasi bahan / material, maka yang dipakai adalah
spesifikasi bahan / material yang tertinggi / terbaik menurut perencana. Oleh sebab itu
Kontraktor diharuskan menginformasikan perbedaan ini kepada Perencana untuk
dimintakan persetujuan sebelum kontrak kerja ditandatangani. Tidak ada tambahan biaya
akibat perbedaan ini, apabila diketahui setelah kontrak ditandatangani.
12) Dalam pelaksanaan seluruh sistem harus berjalan dengan baik. Kelalaian Kontraktor yang
mengakibatkan sistem tidak berjalan dengan baik sepenuhnya menjadi tanggungjawab
Kontraktor.
143
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
SUB VENDOR /
No. MATERIAL BROSUR MERK
KONTRAKTOR PRODUSEN
144
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG
145