Anda di halaman 1dari 10

SYARAT-SYARAT TEKNIS

BELANJA PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG - BANGUNAN GEDUNG TEMPAT


KERJA - BANGUNAN GEDUNG KANTOR

PASAL 01. LOKASI PEKERJAAN


Pekerjaan ini terletak di Gedung DLH Kab. Kendal Kabupaten Kendal.

PASAL 02. MACAM – MACAM PEKERJAAN


Apabila tidak ada ketentuan lain, pekerjaan yang dilaksanakan meliputi :
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
II. PEKERJAAN PENGECATAN
III. PEKERJAAN PELAPISAN ATAP BETON
IV. PEKERJAAN PLAFOND
V. PEKERJAAN SEPTITANK
A. PEKERJAAN TANAH
B. PEKERJAAN PASANGAN

 PASAL 02.I. PEKERJAAN PERSIAPAN


1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor Pelaksana wajib memberi tahukan
secara tertulis kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kab. Kendal tentang
pelaksanaan lapangan dan kapan pekerjaan dimulai, dengan tembusan kepada
Instansi lain yang dipandang perlu.
2. Tempat pekerjaan diserahkan Kontraktor dalam keadaan seperti pada waktu
penjelasan di lapangan.
3. Pembersihan dan Persiapan Lapangan
Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan
pekerjaan pembersihan disekitar lokasi kegiatan yang dapat mengganggu
pekerjaan atau yang dapat mengurangi mutu pekerjaan.Pembersihan dan
perataan / keprasan tanah pada daerah yang direncanakan pekerjaan
keprasan / urugan, pembabatan semak, penutupan lubang, penimbunan
daerah - daerah rendah, pembuangan humus dan tanah yang mengandung
bahan - bahan organik min sedalam 20 Cm.
4. Perbedaan ukuran :
Bila terdapat perbedaan ukuran atau tidak kesesuaian antara :
a. Gambar rencana dengan detail, maka yang mengikat adalah gambar yang
skala lebih besar.
b. Gambar dengan Spesifikasi Teknik, yang berlaku adalah Spesifikasi Teknik
atau petunjuk / penjelasan dari Pengguna Jasa.
c. Bila pada gambar terlukis, sedang dalam Spesifikasi Teknik tidak
disebutkan, maka gambar yang mengikat.
d. Bila dalam Spesifikasi Teknik disebutkan, sedang dalam gambar tidak
dilukiskan, maka yang mengikat adalah Spesifikasi Teknik. Meskipun
demikian, hal - hal tersebut di atas harus diberitahukan kepada Pengguna
Jasa dan Direksi untuk mendapatkan persetujuan sebelum dilaksanakan

Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS )


5. Memasang papan bangunan (bouwplank / papan piket) :
a. Ketepatan letak bangunan diukur di bawah pengawasan konsultan
pengawas.
b. Penetapan ukuran - ukuran dan sudut siku - siku harus diperhatikan
ketelitiannya dan menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana
sepenuhnya.
c. Pengukuran dilaksanakan secara teliti dan cermat kemudian hasil
pengukuran diberi tanda atau patok secara jelas dan tidak berubah
selama pekerjaan berlangsung.Bila terjadi pengukuran yang berbeda
antara gambar dan bestek serta tidak cocok dengan keadaan lapangan,
maka perbedaan tersebut harus dikonsultasikan dengan Direksi Teknis
untuk mendapat persetujuan bersama
6. Papan nama proyek
Kontraktor Pelaksana diharuskan untuk membuat papan nama proyek dengan
redaksi sesuai dengan normalisasi dari proyek
7. Kontraktor Pelaksana harus menyiapkan bahan – bahan material yang
diperlukan dengan terlebih dahulu dimintakan persetujuan direksi, apabila
disetujui dapat dilaksanakan penggarapannya dan bila tidak disetujui, maka
bahan – bahan material tersebut disingkirkan dari lokasi pekerjaan
8. Brak Kerja
a. Pelaksana / Pemborong harus membuat brak kerja untuk ruang
perkantoran direksi dan administrasi proyek lapangan. Brak kerja dibuat
semi permanen dengan ukuran 24 m2 dengan konstruksi sebagai berikut
:
Kerangka kayu Kalimantan, atap seng gelombang, dinding triplek, lantai
terbuat dari beton rabat atau bata diplester pasir, serta dilengkapi
penerangan yang cukup.
Brak kerja dilengkapi :
- 1 buah meja tulis dan 1 buah kursi
- 1 buah meja + 4 buah kursi istirahat
- 1 almari / rak buku
- 1 buku direkdi dan 1 buku tamu
Ruang brak kerja dilengkapi juga dengan gambar – gambar dan bestek,
Time Schedule, Kalender, dan obat-obatan ( PPPK ).
- Ruang brak kerja dilarang untuk gudang
- Ruang brak kerja dapat dipakai bersama untuk ruang kerja pelaksana
b. Apabila ternyata di sekitar lokasi pekerjaan terdapat bangunan yang
dapat difungsikan sebagai brak kerja, maka dapat menyewa bangunan
tersebut dengan ketentuan ukuran luas bangunan sama dengan atau lebih
luas dari ketentuan di atas .
c. Apabila ternyata disekitar lokasi pekerjaan tidak dimungkinkan didirikan
brak kerja, membuat brak kerja namun tidak dapat difungsikan
sebagaimana mestinya atau tidak membuat brak kerja sama sekali, maka
semua biaya brak kerja harus disetorkan ke KasDaerah Kabupaten Kendal
sebesar 100 % dari harga brak kerja.
9. Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
Menimbang bahwa dalam rangka mewujudkan tertib penyelenggaraan
pekerjaan konstruksi, maka penyelenggara pekerjaan konstruksi wajib

Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS )


memenuhi syarat-syarat tentang keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja
pada tempat kegiatan konstruksi (PERMEN PU No. 05/PRT/M/2014)
Dalam rangka mewujudkan ketentuan tersebut diatas, kontraktor wajib
menyusun Rencana K3 Kontrak (RK3K) yang didalamnya mencantumkan ;
1. Prosedur standar pelaksanaan K3 (SOP)
a. Struktur Organissasi Perusahan yang mencerminkan alur koordinasi
dalam pelaksanaan K3.
b. Bagan alir Penanganan Kecelakaan Kerja
c. Susunan Petugas/Penaggungjawab dalam menghadapi keadaan
genting
2. Manajemen Resiko (SMK3K);
a. Identifikasi resiko
b. Penilaian resiko
c. Pengendalian resiko
RK3K menjadi Kebijakan K3 Perusahaan Penyedia Jasa padakegiatan
konstruksi yang harus disyahkan Pimpinan Penyedia jasa dan Pengguna Jasa..

Dalam Penerapan K3 di dalam tahapan tahapan pekerjaan yang didasarkan


pada SMK3K yang sudah disusun dan disetujui bersama, penyedia jasa
berkewajiban :
1. Menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk para pekerja dan Tamu
yang melaksanakan kegiatan dlingkungan pekerjaan.
APD yang harus dipenuhi minimal :
a. Helm safety
b. Rompi reflektor
c. Sepatu Safety
d. Sarung Tangan
e. Masker
f. Google
g. Safety hardness untuk bekerja diketinggian
2. Melengkapi direksi keet dengan APAR , P3K, WC dan tempat
Penampungan sampah sementara.

 PASAL 02.II.PEKERJAAN PENGECATAN

1. Keterangan Umum
a. Bagian ini menguraikan tentang semua pekerjaan pengecatan serta finishing
pada semua permukaan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
berdasarkan kontrak, seperti pengecatan dinding, langit-langit, hand railling dan
lain sebagainya.
b. Semua pekerjaan pengecatan dilaksanakan oleh Penyedia Jasa sesuai dengan
persyaratan yang tercantum di dalam PUBI 1982, SII.1253-85 atau sesuai dengan
standard seperti berikut HI-3-197-, NI-4.
c. Spesifikasi pengecatan yang dikeluarkan oleh pabrik, RKS ini dan semua
petunjuk dan perintah Konsultan Pengawasselama pekerjaan berlangsung.

2. Kontrol dan Batasan

Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS )


Semua pekerjaan pengecatan harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa sesuai
dengan persyaratan yang tercantum dalam PUBI 1982, SII.1253-85. Spesifikasi
pengecatan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat, RKS ini dan semua petunjuk
dan perintah Direksi / Konsultan Pengawas selama pekerjaan berlangsung.

3. Persyaratan Bahan
a. Plamur Tembok
Plamur tembok harus merupakan plamur acrylic emulsion yang berkualitas baik.
b. Cat Tembok
Cat tembok yang dipakai untuk pengecatan tembok dan langit-langit harus
merupakan cat emulsi yang baik, kelas II seperti merk CATYLAC, VINILEX,
METROLITE, DANA PAINT. Untuk cat exterior harus menggunakan cat kelas I
Weather Shield / Weather Coat dari merk DULUX ICI, JOTUN, MOWILEX .
c. Cat Enamel/Besi
Cat enamel yang dipakai untuk pengecatan pintu, railing tangga, sunscreen dan
lain-lain (kecuali dinding dan beton) harus merupakan cat enamel yang baik
yang diproduksi oleh GLOTEX, MOWILEX atau setara.
d. Cat yang akan digunakan harus masih dalam kaleng yang tersegel, tidak cacat
dan tidak bocor, serta telah mendapat persetujuan Direksi / Konsultan
Manajemen Kontstruksi.
e. Penyedia Jasa harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat
pada bidang-bidang transparan ukuran 30 cm x 30 cm. Dan pada bidang-bidang
tersebut harus dicamtumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan
jenis (dari dasar s.d. lapisan akhir).
Standart Pengerjaan (Mock Up)
1) Sebelum pengecatan keseluruhan yang dimulai, Penyedia Jasa harus melakukan
pengecatan pada suatu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan.
Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, texture, material
dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock up ini akan
ditentukan oleh Direksi / Konsultan Pengawas.
2) Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi / Konsultan
Pengawas maka bidang-bidang ini akan dipakai sebagai satndart minimal bagi
keseluruhan pekerjaan pengecatan.
f. Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Direksi / Konsultan
Pengawas. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis Direksi /
Konsultan Pengawas, Penyedia Jasa melanjutkan dengan pembuatan mock up
seperti tercantum diatas.
g. Untuk lapisan plamur dipakai sesuai produk pabrik yang ditentukan, pada
bagian-bagian dimana banyak reaksi alkali dan rembesan air harus diberi lapisan
wall sealer.

4. Penyelenggaraan Pekerjaan
- Semua dinding dan plafond yang akan dicat dengan cat emulsi harus
dibersihkan terlebih dahulu, dan sebelum dicat permukaan dinding dan plafond
harus diplamur dengan plamur yang telah disebutkan diatas sampai
permukaannya menjadi rata, kemudian diamplas. Pengecatan dengan cat emulsi
harus dilaksanakan sekurang-kurangnya dalam 3 lapisan, sampai diperoleh
warna cat yang merata.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS )


- Cat enamel harus dilaksanakan dengan cara penyemprotan atau pelaburan.
Sebelum pengecatan dilaksanakan, seluruh permukaan besi harus dimeni
terlebih dahulu dengan meni besi (untuk bahan besi/kayu), kemudian diamplas
sampai rata.
- Selama pengecatan semua bagian-bagian bangunan yang tidak dicat, seperti
lantai, list, allumunium, plafond, fan coil, kosen dan lain sebagainya, harus
dilindungi dari kemungkinan kena cat. Bilamana dalam pengecatan, bagian-
bagian tersebut terlebur atau tertetesi cairan cat, maka ia harus segera
dibersihkan dengan menggunakan kain lain yang bersih. Pekerjaan cat ini harus
dilaksanakan sampai diterima oleh Direksi / Konsultan Pengawas.
- Meskipun demikian, bilamana selama pekerjaan atau masa pemeliharaan bidang-
bidang yang sudah dicat dan diterima oleh Direksi / Konsultan Pengawas,
ternyata terkotori atau cacat akibat pekerjaan atau orang-orang yang berada
dibawah tanggung jawab Penyedia Jasa, maka bidang tersebut harus dicat
kembali sampai diterima oleh Direksi / Konsultan

 PASAL 02.III PEKERJAAN PELAPISAN ATAP BETON


1. Keterangan Umum
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan dan
peralatan/ alat bantu lainnya termasuk pengangkutan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dangan yang dinyatakan dalam gambar,
memenuhi uraian dan syarat-syarat dan memenuhi spesifikasi dari pabrik yang
bersangkutan.

2. Persyaratan Bahan
a. Standard Mutu Bahan
Standard dari bahan dan produsen yang ditentukan oleh pabrik dan standard-
standard lainnya seperti PUBI 1982 (NI-3) ASTM 828, ASTME : TAPPI 803 dan
407. Pekerjaan ini harus mendapat Sertifikat Jaminan (pemeliharaan cuma-
cuma) untuk 10 tahun. Penyedia Jasa tidak dibenarkan merubah dengan
standard dengan cara apapun tanpa ijin dari Direksi / Konsultan Pengawas.
b. Penyedia Jasa harus menyediakan data teknis produk dan spesifikasi untuk
persiapan permukaan dan aplikasi untuk diperiksa dan di setujui Direksi /
Konsultan Pengawas.
c. Penyedia Jasa wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap
dengan jaminan dari pabrik.
d. Bahan waterproofing membrane menggunakan Bithutene Water Proofing
membrane tebal 3 mm eks FOSROC, BUMINDO, BETON TEKNIK, SIKA, dan untuk
waterproofing jenis liquid menggunakan bahan Ex BETON TEKNIK, DAMDEKS,
AQUA PROOF, AQUA SEAL.
e. Bagian-bagian yang harus diberi lapisan waterproofing adalah :
- Pelat-pelat atap beton : : type liquid
- Bagian-bagian lain yang ditentukan pada gambar

3. Pelaksanaan
a. Sebelum pekerjaan dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan harus
dibersihkan cukup halus, kering dan bebas dari tonjolan / legokan dan bekas
tumpahan cor-coran beton.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS )


b. Cara pemasangan mulai dari persiapan permukaan yang akan dilapisi, cara
pelapisan, ketebalan sampai dengan perlindungan dengan plesteran dan acian,
setelah pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik.
c. Permukaan harus memiliki kemiringan lantai antara 1% atau lebih ke arah drain
outlet.
d. Pekerjaan primer coating dilakukan dengan sistem kwas atau rol. Setelah primer
coating mengering kurang lebih 1 jam (bila keadaan cuaca cerah) barulah
dimulai pemasangan Bithutene Water Proofing Membrane. pemasangan di mulai
dari titik terendah (drain). Pada daerah-daerah kritis diberi dengan mastic.
e. Sistem Aplikasi :
- Permukaan beton rata (bebas dari keroposan dan tonjolan).
- Pemasangan lapisan primer (dibiarkan 3-24 jam, tergantung kondisi cuaca).
- Setelah selesai seluruhnya pekerjaan water proofing kemudian dilakukan test
rendam (flood test) minimal selama 24 jam dengan tinggi minimal 5 cm.

 PASAL 02.IV PEKERJAAN PLAFOND


 Bahan/Material yang diugnakan sebagai berikut :
 Gypsum Board (120 cm x 240 cm x 9 mm)

 Pemasangan Plafond
1. Menentukan elevasi plafond dan membuat garis sipatanpada dinding dan
as sumbuniang serta titik titik paku kait pada plafond dengan jarak sesuai
shop drawing;
2. Memasang paku kait pada marking titik titik yang ada;
3. Memasang penggantung rangka plafond yang terdiri dari hanger dan clip
adjuster dengan posisi tegak lurus;
4. Menentukan jarak penempatan kait penggantung dan pasang tarikan
benangsebagai pedoman penentu kelurusan dan ketinggian rangka
plafond;
5. Memasang dan mengencangkan clip/rod;
6. Memasang plafond pada rangka dengan menggunakan scrup palfond
menggunakan obeng ;
7. Ckeck kerapihan dan kerataan bidang plafond dengan waterpass;

 PASAL 02.V PEKERJAAN SEPTITANK


1. Pekerjaan Galian
a. Pekerjaan galian boleh dilaksanakan setelah papan patok atau
bouwplank dengan pengadaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan
disetujui oleh direksi.
b. Dalamnya galian harus sesuai dengan gambar kerja.
c. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti sesuai dengan ukuran
gambar kerja dan dibersihkan dari segalakotoran.
2. Pasangan Batu bata 1/2 bata 1 PC : 3PS
a. Sebelum bata dipasang, dipasanga terlebih dahulu perpilan sebagai
acuan pasangan dinding batu bata.
b. Pemasangan Perpilan harus memperhatikan as bangunan dan harus
benar benar tegak vertikal.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS )


c. As dinding dan kevertikalan perpil harus mendapat persetujuan
direkksi atau pengawas.
d. Pasangan batu bata dipasangan pada bidang sloof yang sudah
dibersihkan dan disiran terlebih dahulu.
e. Batu bata yang akan dipasang terlebih dahulu disiram agar basah
sehingga ketika dipasang akan mendapatkan ikatan yang sempurna
dengan campuran spesi 1 PC : 3 PS.
f. Pasangan batu bata dipasang ½ bata dan dipasang bertahap dengan
ketinggian susunan maksimal 1.5 m’
g. Bidang Pasangan batu bata harus benar-benar tegak lurus, dengan
acuan tali bangunan yang dipasang pada perpil tiap ketinggian 30 cm.

3. Plesteran dan Acian


a. Spesi untuk plesteran untuk pasangan batu bata ½ bata.
b. Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, bidang - bidang yang akan
diplester harus dibersihkan terlebih dahulu, kemudian dibasahi dengan
air agar plesteran tidak cepat kering dan tidak retak - retak.
c. Semua permukaan beton yang diplester, permukaannya harus
dikasarkan terlebih dahulu.
d. Adukan untuk plesteran harus benar - benar halus sehingga plesteran
tidak terjadi pecah – pecah.
e. Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 2 cm dan tidak boleh kurang dari
1 cm, kecuali plesteran beton tebal maksimum 1 cm.
f. Plesteran supaya digosok berulang - ulang sampai mantap dengan acian
PC sehingga tidak terjadi retak - retak dan pecah dengan hasil halus,
rata.
g. Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus, rata, vertikal dan tegak lurus
dengan bidang lainnya.
Semua pekerjaan plesteran harus menghasilkan bidang yang tegak
lurus, halus, tidak bergelombang, sedang sponengan tali air harus lurus
dan baik.

4. Pekerjaan Beton
1. Pembuatan beton bertulang.
a. Beton bertulang digunakan untuk plat penutup bak yang disyaratkan
menggunakan beton bertulang.
b. Pekerjaan – pekerjaan yang disyaratkan menggunakan beton bertulang.
2. Pembuatan beton tak bertulang.
Beton tak bertulang digunakan rabat beton lantai kolam dan untuk
pekerjaan – pekerjaan yang disyaratkan menggunakan beton.

I. Persyaratan Umum :
a. Beton bertulang dengan mutu 1:2:3 dengan pembesian bervariasi menurut
gambar.
b. Beton tak bertulang dengan mutu K.100
c. Pembuatan cetakan beton (begesting) dari kayu kalimantan.
d. Konstruksi harus menggunakan peraturan - peraturan / normalisasi yang
berlaku di Indonesia seperti PBI, PMI, PKKI dan lain - lain.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS )


II. Peraturan beton :
a. Syarat - syarat bahan untuk pekerjaan beton PBI 1971 NI-2 bagian pasal
21 sampai dengan pasal 39.
b. Syarat - syarat pelaksanaan pekerjaan beton berpedoman pada PBI 1971
NI-2 bab 13 pasal 8.1 sampai dengan pasal 8.17.
c. Perhitungan untuk pekerjaan beton bertulang berlaku PBI 1971 NI-2 bab 5
pasal 52.
d. Kualitas campuran beton bertulang minimum harus memenuhi syarat

III. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan :


Adukan beton terdiri dari mutu. Semua perbandingan takaran diatas
adalah keadaan kering dan takaranstandart perlu mendapat pengesahan
dari direksi.

Tulangan.
a. Membengkok dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus
dilakukan dalam keadaan dingin, Kendal tulangan tulangan harus
dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar.
b. Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat serta bahan - bahan lain
yang mengurangi daya rekat.
c. Jumlah luas penampang besi beton harus sama seperti tercantum
dalam perhitungan. Bila dipakai besi beton kurus, maka jumlah Kendal
- Kendal harus ditambah sehingga luas yang ditentukan terpenuhi /
dalam hal ini harus dimintakan persetujuan terlebih dahulu.
d. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah kedudukannya.
e. Tulangan lengkung tidak boleh menempel pada papan cetakan atau
tumpuan lain. Untuk itu harus dibuat beton tahu / dekking dengan
tebal 2 cm dan pemasangannya sesuai dengan PBI 1971.

IV. Bahan - bahan.


a. Semen.
Semen yang dipakai harus Portland Cement dari merk yang disetujui
dan yang dalam segala hal memenuhi persyaratan beton diatas. Dalam
pengangkutan, semen harus terlindung dari hujan, zak (kantong) semen
asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat harus disimpan dalam
gudang yang cukup ventilasinya. Penimbunan semen dalam gudang
harus dilakukan diatas balok - balok kayu, sehingga tidak terkena
rembesan uap air tanah / lantai.Penimbunan semen tidak boleh
ditumpuk lebih dari 2 meter dan tiap pengiriman baru harus dipisahkan
dan diberi tanda dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan
menurut aturan pengirimannya.
b. Agregat kasar (splyt).
Agregat kasar berupa splyt / kerikil; splyt yang digunakan harus cukup
kekerasannya, tidak berpori, tidak rapuh, tidak mengandung lumpur
(bersih) dan bentuk tidak beraturan (splyt dengan pecah mesin atau
pecah tangan).
c. Agregat halus (butiran pasir).

Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS )


Agregat halus berupa pasir alam yang terdiri dari butiran tajam dan
harus bebas lumpur, bersih dari / tidak boleh tercampur tumbuh -
tumbuhan, biji - bijian, akar - akaran yang nantinya akan merusak
bentuk / kwalitas beton sehingga mempengaruhi kekuatannya. Pasir
beton yang dipakai sekwalitas ex pasir muntilan.
c. A i r.
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih dan bebas dari
bahan - bahan yang bersifat merusak beton dan baja tulangan atau
campuran, yang mempengaruhi daya lekat semen.Sebaiknya air yang
dipakai untuk mengaduk adalah air bersih dapat diminum.

5. Persiapan pengecoran.
a. Mulai pengecoran harus sepengetahuan dan seijin direksi.
b. Sebelum mengadakan pengecoran semua cetakan dibersihkan dari
segala macam kotoran.
c. Cetakan harus datar dan tegak lurus, cetakan tidak ada yang bocor dan
harus kokoh sehingga kedudukan dan bentuknya tetap, tidak bergetar
maupun bergeser pada waktu dan setelah pengecoran, tetapi mudah
dibongkar, cetakan dibuat dari kayu kalimantan dan diantara papan
dan balok harus rapi, rapat dan kuat.
d. Sebelum pengecoran, penulangan diteliti kembali dan disesuaikan
dengan gambar, kalau ada yang bengkok / berubah posisinya harus
segera dibetulkan.
e. Perubahan / penambahan penulangan dan ukuran beton atau
perbedaan dengan gambar kerja harus sepengetahuan direksi dan
persetujuan konsultan perencana.

6. Pengecoran.
a. Untuk pengecoran beton harus mendapat ijin dari direksi.
b. Perbandingan adukan harus sesuai dengan ukuran yang diminta.
c. Takaran harus dibuat baik dan kuat, sebelum dipakai harus dimintakan
persetujuan direksi seperti ukuran yang tercantum diatas.
d. Pengadukan minimum 5 menit setelah semua bahan - bahan masuk
kedalam drum pengaduk, setelah selesai pengadukan, adukan beton
harus memperlihatkan susunan warna yang sama.
e. Adukan beton harus sudah dicor sebelum waktu 10 menit setelah
pengadukan dengan air dimulai.
f. Penggunaan bahan - bahan harus terlebih dahulu disetujui oleh direksi.

7. Pembongkaran.bekisting
Pembongkaran bekisting harus sesuai dengan peraturan yang berlaku

5. Pekerjaan Perpipaan dan Accesories


 Perpipaan Ipal menggunakan Pipa PVC AW Dia 4”, Acesorie sesuai
dengan tabel pada Shop Drawing;
 Acesoeis wall pipe dipasang pada saat pemasangan dinding ipal;

Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS )


 Pada bak filtrasi ipal diisi dengan ijuk dan batu pecah 2/3 cm yang
dipisahkan sekat kawat ram, dan ditanami rumput glagal sesuai
dengan Shop drawing.

Segala sesuatu yang belum tercantum dalam ketentuan tersebut di atas yang berhak
menentukan adalah Pengguna Jasa dan Direksi / unsur teknis.

PENGGUNA ANGGARAN SELAKU


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KAB. KENDAL

SUDARYANTO, ST, MM
NIP. 19700715 199903 1 004

Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS )

Anda mungkin juga menyukai