Anda di halaman 1dari 19

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN PEMBANGUNAN PASAR IKAN


Di KECAMATAN MORO KABUPATEN KARIMUN

1. KETENTUAN UMUM

1) Tata cara penyelengaraan pelaksanaan kegiatan pembangunan prasarana dan


sarana secara umum harus mengacu syarat-syarat dalam RKS maupun perubahan
–perubahan dan atau tambahan-tambahannya dalam Berita Acara Aanwijing serta
Gambar Kerja dan atau gambar-gambar perubahan dan tambahan yang telah
disetujui Pengawas / Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau.

2) Disamping itu ketentuan lain mengenai tambahan atau pengukuran yang timbul
dalam pelaksanaan akan diatur dan dilaksanakan sesuai petunjuk Dinas Kelautan
Dan Perikanan Prvinsi Kepulauan Riau atau Pengawasan baik sebelum maupun
selama pekerjaan berlangsung.

3) Bila karena satu dan lainnya terdapat kekurangan, perbedaan, ketidak jelasan,
ketidaksesuaian baik ukuran Maupun item-item pekerjaan lainnya yaitu :
 Antara Gambar Kerja dengan RKS, maka yang berlaku adalah RKS.
 Bila pada Gambar Kerja tertulis, sedang dalam RKS tidak disebutkan, maka
Gambar Kerja mengikat.
 Bila dalam RKS disebutkan, sedangkan dalam Gambar tidak dituliskan,
maka yang mengikat adalah RKS.
 Penentuan bagian yang mengikat / berlaku diatas harus mendapatkan
persetujuan Pengawas / Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Kepulauan
Riau sebelum dilaksanakan.

4) Selama berlangsungnya pekerjaan, Rekanan / Kontraktor harus dapat menjaga


lingkungan agar tidak terganggu oleh jalannya pekerjaan.

5) Kerusakan jalan masuk yang disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan atau lahan
sekitar yang disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab
Rekanan / Kontraktor. Untuk itu sebelum pelaksanaan pekerjaan Rekanan /
Kontraktor bisa minta ijin kepada pemilik yang bersangkutan untuk mendapatkan
dispensasi pemakaian jalan menuju lokasi ataupun lahan sekitar yang diperlikan.

6) Tempat pekerjaan akan diserahkan kepada Rekanan / Kontraktor dalam keadaan


seperti pada saat penjelasan ( aanwizing ) di lapangan atau peninjauan lapang.
7) Sebelum dan selama melaksanakan pekerjaan, Rekanan / Kontraktor harus
berkonsultasi dengan Pengawas atau Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi
Kepulauan Riau.

2. TEMPAT TITIK DUGA DAN UKURAN - UKURAN

1. Lokasi proyek terletak di Kelurahan Moro Kecamatan Moro Kabupaten Karimun.

2. Ukuran – ukuran pada denah dan ukuran –ukuran tinggi telah ditetapkan dalam
gambar-gambar dengan catatan :

a. Jika terdapat perbedaan ukuran antara gambar – gambar, maka yang


menentukan adalah ukuran – ukuran pada gambar dengan skala yang lebih
besar dan dikonsultasi dengan Direksi lapangan.
b. Jika terdapat ketidak-sesuaian antara gambar dan RKS, harap dikonsultasikan
dengan Direksi lapangan.
c. Pengambilan dan pemakaian ukuran yang keliru sebelum, selama dan sesudah
pekerjaan dilaksanakan menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya.
d. Pemborong harus bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan menurut ukuran
– ukuran yang tercantum dalam gambar dan bestek.
e. Pemborong diwajibkan mencocokan ukuran satu sama lain, apabila ada
perbedaan ukuran dalam gambar dan RKS segera dilaporkan kepada Direksi
lapangan.
f. Bila terdapat selisih atau perbedaan ukuran dalam gambar dan RKS, maka
petunjuk Unsur Teknik yang dijadikan pedoman.

3. Bila dalam pelaksanaan pekerjaan diadakan perubahan – perubahan, maka


pemborong tidak berhak minta ongkos kerugian, kecuali bilamana pihak
pemborong dapat membuktikan bahwa dengan adanya perubahan – perubahan
tersebut Pemborong minta kerugian.

4. Bilamana pelaksanaan pekerjaan diadakan perubahan – perubahan, maka


Pemborong harus membuat gambar perubahan ( revisi ) dengan tanda garis
berwarna diatas gambar aslinya, kesemuanya atas biaya pemborong.

5. Gambar perubahan tersebut harus disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

6. Di dalam pelaksanaan,pemborong tidak boleh menyimpang dari ketentuan –


ketentuan RKS dan ukuran – ukuran gambar, kecuali seijin dan sepengetahuan
Pejabat Pembuat Komitmen.

3. PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Tempat Pekerjaan diserahkan kepada kontraktor dalam keadaan seperti pada


waktu Pemberian Penjelasan.

2. Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat pekerjaan yang disebabkan oleh
pelaksana pembangunan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor, Kontraktor
wajib memperbaiki sampai baik kembali.
3. Jika di perlukan dibuat pagar proyek / pagar pengaman, pagar proyek terbuat dari
seng gelombang dan rangka usuk / kayu gelam, jarak rangka sesuai dengan
kondisi lapangan atau menurut petunjuk direksi dan pengawas.
4. Kontraktor harus membuat bangunan – bangunan sementara untuk Kantor
Pengelola Proyek, barak kerja dan gudang untuk menyimpan bahan – bahan
dengan ketentuan antara lain :
a. Bangunan sementara boleh memanfaatkan bangunan sekitarnya yang masih
layak dipergunakan.
b. Jika diperlukan pembuatan bangunan sementara, penempatan bangunan
sementara harus sepengetahuan dan seijin Pengelola Proyek.
c. Kualitas dan mutu bangunan harus disetujui Pengelola Proyek.
d. Bangunan sementara harus mempunyai penghawaan dan penerangan
secukupnya, tidak gelap dan tidak bocor.
e. Direksi Keet dilengkapi meja kursi, meja kursi tamu, almari, meja kursi kerja,
waite board serta papan untuk menempelkan gambar dan ditutup dengan
plastic bening.

5. Piket – piket bouwplank dan profil :


Piket – piket guna menentukan as, titik duga dan lain – lain sebagainya dibuat dari
kayu hutan yang baik dan kering, ukuran 10 x 10 panjang secukupnya dan
dimensi.

6. Bouwplank
a. Bouwplank harus dipasang pada patok – patok yang tertancap kuat kedalam
tanah dan tidak dapat digerakan.
b. Profil untuk pasangan harus dari kayu Kalimantan, kayu kapur / kayu kelapa
yang tua, kering dan lurus.
c. Titik – titik as bangunan harus dijaga kebenaranya jangan sampai berubah
letaknya.
d. Pemasangan bouwplank harus keliling bangunan.
e. Pemindahan as – as bangunan bouwplank jika tidak memaksa harus dipindah
tidak dibenarkan.
f. Pemindahan titik – titik as bangunan harus sepengetahuan direksi lapangan.

7. Papan nama Proyek


Papan nama proyek dipasang dilokasi , 1 ( satu ) minggu setelah Kontraktor
menerima SPK selama proyek berlangsung.

8. Atas biaya kontraktor sendiri, bila diharuskan oleh pihak penguasa daerah
setempat, Kontraktor boleh memasang papan nama proyek sesuai normalisasi dari
Pemerintah daerah setempat.

9. Titik ikat Lapangan :


Kontraktor diminta untuk membuat titik ikat lapangan yang terbuat dari beton dan
menunjukan peil  0.00 permukaan. Pengawas diminta untuk mengawasi
penurunan bangunan terhadap titik ikat bangunan akibat terjadinya Settlement
yang diisyaratkan didalam perencanaan dan melaporkan ke Pejabat Pembuat
Komitmen ( PPK ).
10. Penjagaan dan Penerangan
a. Pemborong harus mengurus penjagaan di luar jam kerja ( siang dan malam )
dalam kompleks pekerjaan termasuk bangunan yang sedang dikerjakan,
gudang dan lain – lain.
b. Untuk kepentingan keamanan dan penjagaan perlu diadakan penerangan /
mampu pada pada tempat tertentu.
c. Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan dan alat – alat lain
yang disimpan dalam gudang dan halaman pekerjaan apabila terjadi kebakaran
dan pencurian, Pemborong harus segera mendatangkan gantinya untuk
kelancaran pekerjaan.
d. Pemborong harus menjaga jangan sampai terjadi kebakaran atau sabotase
ditempat pekerjaan, alat – alat pemadam kebakaran atau alat Bantu lain untuk
keperluan yang sama harus selalu berada ditempat pekerjaan.
e. Segala resiko dan kemugkinan kebakaran yang menimbulkan kerugian –
kerugian dalam pelaksanaan pekerjaan dan bahan – bahan material juga
gudang dan lain – lain, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong.

11. Asuransi
a. Pemborong di wajibkan mengasuransikan semua pekerjaan yang berhubungan
langsung dengan pekerjaan pemancangan pondasi tiang pancang, sealin
asuransi tenaga kerja ( Astek )
b. Penggunaan asuransi harus sepengetahuan direksi dan pemimpin Proyek.
c. Penggunaan asuransi dilakukan sebelum memulai pekerjaan sampai selesai
pekerjaan.
d. Persyaratan – persyaratan asuransi harus dipenuhi oleh pemborong dan wajib
dilaksankan.

12. Keselamatan kerja


a. Bilamana terjadi kebakara, pemborong harus segera mengambil tindakan dan
segera memberitahukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen
b. Pemborong harus memenuhi / mentaati peraturan peraturan tentang perawatan
korban dan keluarganya .
c. Pemborong harus menyediakan obat-obatan yang tersusun menurut syarat-
syarat Palang Merah dan setiap kali sehabis digunakan harus dilengkapi lagi.
d. Pemborong selain memberikan pertolongan kepada pekerja juga selalu
memberikan pertolongan kepada pekerja pihak ketiga dan juga menyediakan
air minum yang memenuhi persyaratan kesehatan.
e. Pemborong di wajibkan mentaati undang undang tenaga kerja dan segera
mengurus ASTEK setelah SPK diterbitkan.

13. Mobilisasi Dan Demobilisasi Alat


Sesuai dengan kebutuhan Alat berat yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan Pemancangan Spun concrete, pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi ini
di hitung secara Lumpsum dengan perincian alat-alat berat yang di datangkan
seperti Ponton dan Drive pile berserta crane untuk pengangkatan tiang pancang.

14. Pekerjaan lain lain


Sesuai petunjuk direksi, jika terdapat pekerjaan yang belum disyaratkan dalam
pekerjaan persiapan, maka kontraktor (Pemborong) wajib untuk melaksanakan
atas biaya pemborong.

4. PERSYARATAN BAHAN

1. Yang disebut dengan bahan bangunan adalah semua bahan-bahan yang digunakan
dalam pelaksanaan sebagaimana tertera dalam uraian pekerjaan dan persyaratan
pelaksanaan ini serta gambar kerja.

2. Pemborong harus membuat gambar-gambar detail pelaksanaan ( shop drawing ),


pengiriman kepada direksi contoh bahan bangunan termasuk warna bentuk yang
akan dipakai sebelum pelaksanaan pekerjaan untuk diperiksa dan disetujui.

3. Contoh-contoh harus sesuai dengan macam dan kualitas keadaan barang barang
yang dipakai (dimaksud).

4. Direksi berhak untuk meminta keterangan selengkap lengkapnya tentang bahan


itu.

5. Jika diperlukan pekerjaan yang memerlukan tempat kerja selain tempat kerja yang
ada dilapangan / basecamp, maka pemborong wajib memberitahukan kepada
direksi lapangan. Agar kwalitas bahan maupun kwalitas pekerjaan sebelum
dikirimkan kelapangan . Direksi bisa merekomendasi apakah layak untuk dikirim /
di pasang.

6. Air untuk bangunan:


a. Untuk pembangunan haruslah digunakan air tawar yang bersih dan bebas
mineral zat organik tanah Lumpur, larutan alkalin dan lain lain.
b. Jika air dan saluran air minum atau sumber air yang ada tidak mencukupi
maka pemborong sendiri harus mengadakan air untuk tujuan pembangunan ini
dengan mendatangkan atau mengadakan sumber air sendiri yang memenuhi
syarat.

7. Semen Portland
a. Semen Portland (PC) yang dipergunakan dalam pekerjaan ini adalah semen
sekwalitas nusantara harus memenuhi syarat syarat yang tercantum dalam
PBI’71 warna abu abu kehijauan
b. Untuk pekerjaan beton ( balok, kolom, plat pile cap, plat lantai, dinding )
menggunakan sement Portland type I.
c. Kantong pembungkus tidak boleh rusak jahitannya sebelum sampai di tempat
pekerjaan.
d. Semen yang sudah mulai membatu tidak boleh dipergunakan
e. Untuk menghindari terjadinya semen sampai membatu, pemborong
diwajibkan untuk menjaga stok semen jangan sampai melebihi kapasitas
penggunaan (sesuai dengan schedule).
f. Penyimpanan semen (gudang semen) agar dibuat tidak kemasukan air / air
hujan dan pengaruh cuaca.
g. Semen harus keluaran pabrik yang sama, dan hasil produksi yang sama
8. Kerikil
a. Untuk pekerjaan beton, batu pecah atau koral dengan gradasi 2 sampai 3 cm,
bersih dari bahan organis atau kotoran lain sebelum digunakan harus dicuci
terlebih dahulu.
b. Kerikil yang akan digunakan untuk bahan beton (pengecoran) harus kerikil
yang keras tidak berpori
c. Untuk pekerjaan rembesan kerikil dari kwarsa keras

9. Pasir
a. urug adalah pasir pengisi yang tidak mengandung bahan organis dan bebas
dari bahan Lumpur.
b. Pasir aduk adalah pasir yang tidak mengandung bahan organis atau garam atau
tidak tercampur tanah atau bahan bahan lain.
c. Pasir beton adalah pasir yang bersih tidak mengandung bahan bahan organis
kasar tajam .
d. Untuk pasir aduk pasir beton digunakan pasir sekwalitas muntilan atau pasir
yang kasar yang tidak mengandung Lumpur atau tanah (yang berkwalitas
baik)
e. Penyetokan material terutama pasir agar dipisahkan sesuai dengan pungsi
penggunaannya, jangan sampai tercampur satu dengan yang lainnya.

10. Batako
a. Batako yang berkwalitas baik, tegak, lurus, rata, keras dan tidak mudah pecah
b. Batako yang dipergunakan harus satu ukuran satu kualitas.
c. Pada penyerahan ditempat pekerjaan Batako tidak boleh ada yang pecah

11. Besi
a. Semua besi beton yang dipakai harus sesuai dengan standart yang telah
ditetapkan
b. Baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah daqn tidak boleh
disimpan diudara terbuka untuk jangka lama.
c. Anyaman besi harus kokoh sehingga tidak berubah tempat selama pengecoran,
selimut beton dibuat dengan beton decking (tahu beton) dari semen pasir
campuran 1: 2. Besi tulangan harus disatukan satu sama lain dengan kawat
bendrat dengan mutu sama dengan baja tulangan kecuali jika direksi
menginstruksikan menggunakan las.
d. Sebelum pengecoran baja tulangan harus bebas dari minyak, kotoran, cat karat
atau bahan lain yang merusak.

12. Lain lain


a. Penggunaan bahan yang belum tertuang dalam pasal ini agar menyesuaikan
penggunannya dan sesuai gambar dan dapat persetujuan dari Pejabat Pembuat
Komitmen / direksi lapangan
b. Semua bahan bahan perlengkapan yang akan dipergunakan pada bangunan ini
sebelumnya harus setelah diperiksa dan diluluskan oleh direksi.
c. Penggunaan byang tidak sesuai dengan syarat syarat bahan tersebut akan
ditolak atau dikeluarkan atas perintah direksi setelah 2 x 24 jam dengan
segala resiko oleh pemborong.
d. Apabila diperlukan pemeriksaan laboratorium atas bahan maka biaya
pemeriksaan di tanggung oleh pemborong.
e. Persyaratan bahan bahan yang belum tertuang didalam RKS dan ada dalam
gambar, sebelum bahan tersebut didatangkan di lokasi proyek agar terlebih
dahulu dikoordinasikan dengan direksi lapangan.

5. AIR KERJA

Pemborong harus memperhitungkan penyediaan air untuk keperluan bangunan, baik


dengan sumur pompa atau cara cara lain yang memenuhi syarat, sesuai dengan
petunjuk direksi

6. PEKERJAAN PEMBONGKARAN BETON

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pembongkaran lantai beton pasar yang lama agar
tidak mengganggu saat pekerjaan pemancangan spun concrete dilaksanakan,
pekerjaan ini terletak tepat pada bangunan yang akan dilaksanakan.Pekerjaan
pembongkaran meliputi lantai beton lama dan pencabutan tiang pancang yang lama
jika memang diperlukan.

7. PEKERJAAN PENGADAAN TIANG PANCANG BETON

Pekerjaan ini yaitu meliputi pengadaan Tiang pancang Spun concrete (pre-tensioned
spun concrete pile), pekerjaan ini menyangkut pembelian dan mobilisasi sampai ke
lokasi pekerjaan.Pre-Tensioned Spun Concrete Pile yang dimaksud adalah yang
berukuran 400 mm buatan pabrikasi yang sudah jelas cukup jumlahnya dan dijamin
mutunya.

8. PEKERJAAN BETON

1. Yang termasuk pekerjaan beton ialah :


a. Semua pekerjaan beton bertulang, antara lain pondasi pile cap, sloof, kolom
dan lain – lain seperti gambar yang tertera.
b. Semua pekerjaan beton bertulang yang menurut sifat konstruksinya
merupakan struktur utama antara lain : Pondasi Pile Cap, kolom – kolom
struktur, , balok lantai, plat lantai, , ring balok dan lain – lain seperti pada
gambar.
c. Semua pekerjaan yang dilakukan sebelum, sedang dan sesudah pengecoran
yaitu : pembuatan cetakan, persiapan dan penulangan ( stek – stek ),
pengecoran , pemeliharaan, pembukaan cetakan dan lain sebagainya.

2. Persyaratan umum:
a. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan :
Sebelum pelaksanaaan pekerjaan beton pemborongan harus meneliti gambar –
gambar kerja penulangan beton. Apabila terjadi keraguan – keraguan segera
memberitahukan kepada Direksi.
b. Adukan
Adukan beton tak bertulang dan beton bertulang adalah sesuai mix design.
c. Tulangan
 Membengkok dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus
dilakukan dalam keadaan dingin. Batang tulangan harus dipotong dan
dibengkokkan sesuai dengan gambar kerja. Bila tidak tercantum dalam
gambar kerja, harus dimintakan persetujuan direksi terlebih dahulu.
 Tulangan harus bebas dari kotoran – kotoran dan karat, serta bahan –bahan
lain yang mengurangi daya rekat.
 Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempat.
 Tulangan lengkung tidak boleh menempel pada papan cetakan atau
tumpuan lain. Untuk itu harus dibuat beton tahu ( beton decking ).
 Pertemuan dengan tulangan plat / balok / kolom / pondasi yang sudah
dicor harus distek.
 Persiapan pengecoran.
 Pemborong harus membuat kotak – kotak takaran untuk adukan beton,
yang disetujui oleh konsultan pengawas.
 Semua cetakan dibersihkan dari segala kotoran.
 Pertemuan dengan plat / kolom / pondasi yang sudah dicor beton kering
dan sebagainya dibongkar terlebih dahulu sampai panjang dibuat miring
dan disiram air semen kental.
 Cetakan harus datar dan tegak lurus, cetakan kedudukan dan bentuknya
tetap tidak bergeser maupun bergerak pada waktu dan setelah pengecoran
tetapi mudah dibongkar. Cetekan dibuat dari papan dan balok harus rapat,
rapid an kuat.
 Khusus untuk plat lantai dan balok – balok induk dan anak, cetakan
menggunakan multiplek tebal 12 mm.
 Apabila untuk rangka penyangga bekisting digunakan kayu, maka bahan
kayu harus kering, lurus dan berupa kayu kina atau pinus. Jarak
penempatan maksumum adalah 60 cm. dan memikul muatan dibawah
1000 kg.
 Bila menggunakan bamboo sebagai penyangga harus seijin Direksi lagi
pula penyangga tidak boleh didirikan di atas tanah ( harus dengan alas
papan )
 Penulangan diteliti kembali / disesuaikan dengan gambar, kalau ada yang
bengkok atau berubah posisi harus segera dibentulkan.
 Perubahan / penambahan penulangan dan ukuran beton atau perbedaan
pelakanaan dengan gambar kerja, harus sepengetahuan dan di setujui oleh
Direksi.
 Seluruh pipa kabel harus dipasang pada plat lantai dan kolom – kolom
sebelum dicor.
d. Bahan – bahan Penambah ( Admixture )
Penggunaan admixture dapat digunakan setelah diizinkan Pengawasan Proyek.
Dimana penggunaan admixture diizinkan, maka bahan ini harus ditambah
pada beton dalam tempat pengadukannya dengan mempergunakan alat
pengukuran otomatis, dari petunjuk – petunjuk pabrik mengenai
penggunaannya.
Istilah – istilah kimia, rumus – rumus dan jumlah bahan – bahan yang aktif,
ukuran yang harus dipakai dan efek mengenai bertambahnya atau
berkurangnya penggunaan dosis bahan – bahan secara terus menerus pada sifat
– sifat fisik dan kimia beton basah dan yang sudah mengeras dan akan
diserahkan kepada Pengawas Proyek untuk persetujuannya.
Pemborong harus menyediakan sample – sample dan melaksanakan percobaan
– percobaan tersebut sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Proyek
sebelum izin penggunaan admixture diizinkan dipakai pada pelaksanaan test
menjadi tanggung Pemborong.
e. Tempat Adukan
Pengadukan dari semua semen, agregat kasar dan halus harus dilakukan dalam
mesin pengadukan beton yang disetujui dan yang mempunyai alat pengatur /
penunjuk berat. Air yang dimasukan ke dalam mesin pengaduk ini harus
dilakukan dengan tepat. Kadar kelembaban dari agregat harus diperhitungkan
sehingga air yang akan dimasukan dapat ditentukan dengan tepat. Kadar
kelembaban setiap agregat biasanya ditentukan dua kali sehari yaitu sekali
diwaktu pagi dan sekali diwaktu siang atau pada waktu – waktu lain yang
dianggap perlu oleh Pengawasan Proyek. Toleransi untuk pengadukan harus
dalam batas 2 untuk semen dan 3 untuk agregat.
f. Pengecoran
 Pengecoran beton harus seijin tertulis dan sepengetahuan Direksi.
Perbandingan adukan beton sesuai dengan ketentuan dalam bestek ini.
 Angka dalam perbandingan adukan menyatakan takaran dalam berat yang
ditakar dalam keadaan kering.
 Takaran harus dibuat baik dan kuat dan sebelum dipakai dimintai
persetujuan Direksi.
 Pengadukan minimum 3 menit setelah semua bahan masuk ke dalam drum
pengadukan, adukan beton harus memperhatikan susunan dan warna yang
sama.
 Penggunaan bahan – bahan pembantu harus terlebih dahulu disetujui oleh
Direksi.
 Bekisting atau tulangan yang terkana percikan beton harus dibersihkan
sebelum pengecoran selanjutnya.
 Beton tidak boleh dituang langsung dari ketinggian lebih dari 1,5 meter
untuk memecahkan terlepasnya agregat dari campuran bahan pengikatnya.
g. Pembongkaran Bekisting
 Pembongkaran harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa hingga
menjamin seluruhnya keamanan beton yang telah dicor. Bagian struktur
beton vertical yaitu sisi balok kolom praktis, dapat dibongkar bekistingnya
setelah 72 jam dengan persyaratan bahwa betonnya telah cukup mengeras
sehingga tidak ada kemungkinan cacat, setelah mendapat ijin dari Direksi.
Bagian struktur beton yang disangga dengan batang penyangga tidak boleh
dibongkar begesting maupun tiang penyangganya sebelum elemen struktur
tersebut mencapai kekuatan minimal untuk memikul berat sendiri berikut
bahan – bahan pelaksanaan di atasnya. Dalam keadaan apapun bekisting
tidak boleh dibongkar sebelum memcapai 14 ( empat belas ) hari pada
beton yang memakai rawatan begesting baru boleh dibongkar setelah
rawatan terakhir.
 Selama proses pengerasan, beton tiap hari harus disiram dengan cukup air,
selama mimimum 1 ( satu ) minggu berturut – turut.
h. Peralatan Pengaduk Beton (Plant)
Peralatan pengaduk beton harus sesuai baik type maupun kapasitasnya yang
direncanakan khusus untuk tujuan tersebut kemampuan peralatan pembuat
beton ini harus memenuhi persyaratan teknis yang telah disetujui Pengawas
Proyek.
Waktu pengadukan harus lebih 1,5 menit dalam hal penggunaan pengaduk
yang dapat dimiringkan (tikting mixer) dan lebih dari satu menit dalam
penggunaan forced mixer. Jika waktu pengoperasian mixer harus segera
dihentikan tidak boleh dilakukan penambahan lagi kedalam mixer sampai
seluruh beton dikeluarkan dan dibersihkan.
Jika pemborong menganggap lebih cocok untuk mengggunakan mixer yang
lebih kecil untuk pekerjaan khusus atau bagian-bagian yang jauh letaknya,
maka hal ini dapat disetujui oleh Pengawas Proyek asal mixer yang lebih kecil
ini dilengkapi juga dengan alat timbangan.
Dalam keadaan biasa pengadukan beton dengan mempergunakan tangan tidak
diizinkan. Tapi bila jumlah beton yang di cor sedikit atau padabagian
pekerjaan yang dianggap kurang penting. Pengadukan dapt dilakukan dengan
tangan hal mana sepenuhnya tergantung kepada pertimbangan Pengawas
Proyek.
i. Pengangkutan
Semua beton yang baru diaduk dan semua spesi harus diangkut secepat
mungkin dari mixer agar dijamin tidak terjadi bleeding atau segregasi dari
campuran agregat dam slump akan sesuai dengan harga-harga yang
ditentukan. Jika dipergunakan kereta dorong atau trollry maka harus dibuat
tempat jalannya yang rata agar beton tidak bersegregasi selana diangkut.
Pemompaan beton dapat diizinkan jika pengawas proyek menyetujuinya. Stiap
perubahan perbandingan untuk campuran yang dianggap perlu dilakukan agar
beton dapat dipompa harus dilaksanakan oleh Pemborong dan sepenuhnya
menjadi tanggungannya. Tempat pengadukan yang terapung (floating) atau
truk pengaduk akan dipakai untuk pengangkutan beton yang dipergunakan
pada pekerjaa-pekerjaan maritime dan cara pengangkutannya harus disetujui
oleh Pengawas Proyek.
j. Selimut Beton
Tebal selimut beton untuk seluruh minimal 5 cm.
k. Pengeringan Beton
Betoan harus dilindungi selama proses pengerasan dari pengaruh panas
matahari yang nerusak, hujan dan air yang mengalir atau angin yang kering.
Pelindungan harus segera diberikan setelah beton besar dengan cara sebagai
berikut :
- Permukaan beton harus ditutup dengan lapisan karung, atau bahan sejenis
atau lapisan pasur yang harus terus menerus dibasahi selama 10 hari.
- Setelah permukaan beton dibasahi seluruhnya, lalu ditutup dengan lapisan
air yang setujui.
l. Cetakan Beton
Cetakan yang dipakai untuk beton dari kayu bekisting, dilapisi dengan triplex
atau multiplex. Konstruksi harus cukup kuat untuk menahan beban mati dan
beban hidup yang bekerja, tekanan beton dalam keadaan basah, getaran –
getaran tanpa mengalami perubahan.
Acuan harus direncanakan sekaligus untuk memperoleh bentuk penyelesaian
permukaan yang baik dan harus diperhitungan.
Acuan boleh dibuka setelah beton berumur cukup.
m. Penulangan
Pemborong sebelum melaksanakan pembesian harus membuat gambar kerja
yang mencangkup penempatan tulangan, pemotongan dan pembengkokan
besi.
Dalam pemotongan tulangan tidak tidak boleh menggunakan binder.
Antara tulangan satu dengan yang lain harus dihubungkan dengan bendrat.
Tulangan hanta boleh disambungkan pada tempat – tempat yang yelah
ditentukan dalam gambaran dan pada tempat – tempat yang disetujui oleh
Pengawas Lapangan.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, penulangan harus diperiksa oleh
Pengawasan mengenai penempatan dan kebersihannya.
Beton tidak boleh dicor sebelum penulangan diperiksa dan ijin pengecoran
belum diberkan diberikan oleh Pengawas Proyek.

9. PEKERJAAN PEMANCANGAN, PENYAMBUNGAN DAN PEMOTONGAN


TIANG PANCANG BETON

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemancangan tiang pancang sampai pada


kedalaman titik tertentu yang telah di selidiki kondisi tanahnya yaitu antara 18
meter sampai dengan 24 meter.Pekerjaan pemancangan dengan menggunakan alat
pancang atau pile driver yang dipadukan dengan mesin pengangkut atau crane crawl
yang sudah dimodifikasi untuk pekerjaan pemancangan. Dalam pelaksanaan
pekerjaan pemancangan harus disertakan pencatatan atau kalendering kedalaman
dan jumlah pemukulan.Apabila dalam 10 kali pemukulan kedalaman tiang pancang
statis hanya 1 sampai 2 cm harap pemancangan dicukupkan. Jangan terus dipaksa
yang akan mengakibatkan beton atas akan pecah. Dalam pemancangan akan terjadi
penyambungan tiang pancang yang akan disambung dengan menggunakan las
listrik, dalam pengelasan harus langsung dan penuh sekeliling pile head yang ada.
Apabila pelaksanaan pemancangan telah selesai maka sisa panjang tiang pancang
harus dipotong dengan menggunakan palu besi seberat 3 sampai 5 kilogram, tidak
diperbolehkan menggunakan jackhumer atau sejenisnya yang akan merusak tiang
pancang tersebut.

10. PEKERJAAN PEILCAP BETON

Pekerjaan ini dimaksudkan untuk perletakan posisi balok sloof diatas tiang pancang
agar posisinya tepat dan tidak melenceng yang diakibatkan dari pelaksaan
pemancangan tiang . Peicap terbuat dari beton dengan perbandingan campuran 1 :
2 : 3 , Peilcap yang dikerjakan berukuran 60 x 60 x 40 cm dengan menggunakan
besi ulir berdiameter 13 mm dengan jarak setiap besi 20 cm sesuai dengan gambar
rencana.

11. PEKERJAAN STRUKTUR BETON

Pekerjaan struktur meliputi beberapa pekerjaan antara lain ;


1. Pekerjaan cor sloof beton, dengan menggunakan beton campuran perbandingan 1 :
2 : 3 , pekerjaan ini ada beberapa macam ukuran panjang, dengan 30 cm untuk
lebar dan 55 cm untuk tingginya. Pekerjaan ini menggunakan besi ulir diameter 16
mm sebagai tulangan pokok dan diameter 6 mm sebagai begel atau ring dengan
jarak 100 mm pada jarak tumpuan dan jarak 200 mm pada jarak lapangan yang
lebih jelas lihat pada gambar rencana.
2. Pekerjaan cor Kolom beton, dengan beton adukan campuran 1 : 2 : 3, dengan
ketinggian kolom 3,6 meter dari atas balok sloof, ukuran kolom yaitu 30 cm
untuk lebar dan 30 cm untuk panjang. Pekerjaan ini menggunakan besi ulir
diameter 16 mm sebagai tulangan pokok dan diameter 6 mm sebagai begel atau
ring dengan jarak 200 mm lebih jelas lihat pada gambar rencana.
3. Pekerjaan cor Kolom beton, dengan beton adukan campuran 1 : 2 : 3, dengan
ketinggian kolom 3,6 meter dari atas balok sloof, ukuran kolom yaitu 12 cm
untuk lebar dan 12 cm untuk panjang. Pekerjaan ini menggunakan besi ulir
diameter 12 mm sebagai tulangan pokok dan diameter 6 mm sebagai begel atau
ring dengan jarak 200 mm.Pekerjaan ini dilaksanakan pada setiap penyambungan
pasangan bata dan persimpangan pasangan bata untuk pekerjaan setiap ruangan
dan meja lapak.Pekerjaan ini disebut juga dengan kolom praktis.
4. Pekerjaan cor Ring Balok utama posisi pada tengah bangunan dengan tidak ada
dinding dibawahnya berfungsi sebagai pengikat antar kolom dan penopang kuda-
kuda baja ringan diatasnya, dengan menggunakan beton campuran perbandingan 1
: 2 : 3 , pekerjaan ini ada beberapa macam ukuran panjang, dengan 20 cm untuk
lebar dan 30 cm untuk tingginya. Pekerjaan ini menggunakan besi ulir diameter 16
mm sebagai tulangan pokok dan diameter 10 untuk tulangan geser , diameter 6
mm sebagai begel atau ring dengan jarak 100 mm pada jarak tumpuan dan jarak
200 mm pada jarak lapangan yang lebih jelas lihat pada gambar rencana.
5. Pekerjaan cor Ring Balok 15/20 posisi pada tepi bangunan dengan ada dinding
dibawahnya berfungsi sebagai pengikat antar kolom dan penopang kuda-kuda baja
ringan diatasnya, dengan menggunakan beton campuran perbandingan 1 : 2 : 3 ,
pekerjaan ini ada beberapa macam ukuran panjang, dengan 15 cm untuk lebar dan
20 cm untuk tingginya. Pekerjaan ini menggunakan besi ulir diameter 12 mm
sebagai tulangan pokok dan diameter 6 mm sebagai begel atau ring dengan jarak
200 mm lebih jelas lihat pada gambar rencana.
6. Pekerjaan cor Dak beton dengan ketebalan 12 cm yang berfungsi sebagai lantai
dasar pasar, dengan perbandingan campuran beton 1 : 2 : 3 , Pekerjaan ini
menggunakan besi ulir diameter 10 mm sebagai tulangan pokok diameter 10 mm
dengan jarak 300 mm yang dipasang secara bersilangan dengan posisi ada 4
lapisan besi , lebih jelas lihat pada gambar rencana

12. PEKERJAAN DINDING

1. Yang termasuk pekerjaan dinding adalah:


a. Pembuatan dinding setiap ruangan dan partisi dari meja lapak, Toilet , Bak air
dan Bak sampah, dinding terpasang dari batako dengan ketebalan 7.5 cm
sesuai dengan gambar.
b. Pekerjaan pasang dinding bangunan terdiri dari bangunan gudang dengan
ukuran 4 meter panjang x 3.14 meter lebar dengan ketinggian 3.4 meter.
Ruang pengelola dengan ukuran 2 meter lebar x 2.28 meter panjang, dengan
ketinggian 3.4 meter.Ruang Toilet dengan ukuran 1.57 meter lebar x 2 meter
panjang dengan ketinggian 3.4 meter. Partisi lapak dengan ukuran 2 meter
lebar x 2.61 meter panjang dengan ketinggian 0.9 meter.
c. Pekerjaan pasang dinding bak air dengan ukuran 2 meter panjang x 1 meter
lebar dengan ketinggian 2 meter.
d. Pekerjaan pasang dinding bak sampah dengan ukuran 2 meter panjang x 1
meter lebar dengan ketinggian 1 meter.

2. Persyaratan pekerjaan pasangan dinding batako :


a. Pasangan dinding batako mempergunakan campuran 1 Pc : 4 Ps
b. Pemasangan dinding batako harus benar – benar rapi, rata dan sesuai dengan
alur yang sebenarnya.
c. Pemasangan dinding batako tidak diperlukan terjadi siar vertical yang segaris.
d. Pemasangan dinding batako tidak diperbolehkan menggunakan batako
potongan, kecuali tempat – tempat tertentu yang diharuskan memakai batako
potongan.
e. Pemasangan dinding batako tidak diperoleh lebih tinggi 1.00 sebelum diikat
dengan kolom.
f. Sebelum melakukan pemasangan dinding batako, batako harus disiram dengan
air sampai jenuh, baru diperolehkan mengerjakan pemasangan dinding batako.
g. batako yang akan dipergunakan untuk pasangan dinding batako harus
memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Direksi.
h. Profil – profil kayu yang digunakan untuk membantu pasangan batako harus
benar – benar tegak lurus sesuai petunjuk direksi lapangan.
i. Pemasangan batako harus satu muka tidak bolak balik, agar mendapatkan
pasangan yang rapi dan teratur.

13. PEKERJAAN PLESTERAN

1. Yang harus diplester adalah :


a. Semua Plesteran – plesteran untuk pekerjaan pasangan dinding seperti dalam
gambar.
b. Semua komponen lainya yang secara teknis memerlukan plesteran.
c. Semua pekerjaan beton yang tidak rapi atau berlubang – lubang (honeycomb)
yang nampak.

2. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan :


a. Pada dasarnya campuran untuk plesteran sama dengan campuran untuk
pasangan dinding batako yaitu 1 Pc : 2 Ps & 1 Pc : 4 Ps , untuk hal hal yang
khusus diperlukan plesteran dengan menggunakan produk sekwalitas mortar
( sesuai yang diisyaratkan dalam gambar ).
b. Penggunaan campuran plesteran untuk dinding kedap air, siaran pasangan
dinding batu kali pecah dan beton menggunakan campuran 1 Pc : 2 Ps, kecuali
yang diisyaratkan menggunakan produk mortar, dan untuk pasangan dinding
batako campuran 1Pc : 4Ps.
c. Sebelum pekerjaan plesteran dan siaran dilakukan, bidang – bidang yang akan
diplester dan yang disiar harus dibersihkan terlebih dahulu kemiduan dibasahi
dengan air agar plesteran maupun siaran tudak cepat kering dan tidak retak –
retak.
d. Untuk plesteran menggunakan bahan dari mortar setiap satu susu muka dalam
satu ruas tidak boleh disisakan, harus selesai sekaligus.
e. Adukan untuk plesteran harus benar – benar halus sehingga plesteran tida
pecah – pecah.
f. Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 2,5 cm dan tidak boleh kurang dari 1,5
cm, kecuali menggunakan bahan produk dari mortar ketebalan plasteran bisa 1
cm.
g. Plesteran supaya digosok berulang – ulang sampai menutup mantap dengan
yiyit/acian dari Pc sehingga tidak terjadi retak atau pecah.
h. Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus dan halus, tara dan tegak lurus dengan
bidang plesteran lainnya.

14. PEKERJAAN RANGKA ATAP DAN PENUTUP ATAP

Pekerjaan ini meliputi ;


1. Pekerjaan kuda-kuda baja ringan, pekerjaan ini menggunakan bahan baja ringan
yaitu G550 Light Gauge High Tensile Steel yang dilapisi dengan zincgalvalum
atau sejenisnya dengan garansi ketahanan dan awet bahan selama 10 tahun dari
pabriknya dan telah di uji material oleh pihak yang berwenang seperti
laboratorium material dan bahan dari Departemen Pekerjaan Umum.Dengan
berbagai macam Profil yaitu C 75 - 0.75 mm atau C75 x 35 x 0,75 mm, yang
dipakai untuk rangka kuda-kuda, dengan jarak sesuai dengan bahan penutup atap
yang digunakan seperti pada pekerjaan ini dipakai jarak antara kuda-kuda adalah
1.40 meter sesuai dengan atap yang dipakai yaitu atap spandek. Profil C 35 – 0.45
atau V 35 x 40 x 0.5 mm, yang dipakai untuk pekerjaan reng atau gording, dengan
jarak antara reng disesusaikan dengan ukuran atap yang dipakai.SDS self drill
screw dengan ukuran jenis PF 12- 14x20 HWFS yang dipakai utuk pengikat
antara chordnya, PF10-16x16 HWFS yang dipakai untuk pengikat antara reng dan
chordnya, Dynabolt M8(HLC10x80/48) sebagai pengikat foot plate dengan ring
balok beton.
2. Pekerjaan Atap Spandek pada pekerjaan ini di gunakan seng Zinggalvalum,
Spandek dengan Lapisan Galvalum yang sudah diberi cat warna, dengan
ketebalan 0.15 mm dan dengan bebagai ukuran 8 feet dan 6 feet.
3. Pekerjaan Perabung Spandek menggunakan perabung yang sudah dibuat oleh
pabrik dengan ukuran 18 inchi x 8 feet.digunakan pada perabung atas dan jurai
luar.
4. Pekerjaan Papan lisplank, pekerjaan ini menggunakan bahan kayu kelas II atau
meranti batu atau sejenisnya dengan ukuran 20 cm lebar dan tebal 1 inchi dan
tebal 14 cm lebar x 1 inchi tebal dipasang berlapis dua berhimpitan.

15. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

A. PERALATAN LISTRIK
1. Material untuk Instalasi
a. Sakelar
Rocker mekanisme, modular, grid,sistim Rating 10 A, 220 Volt AC Type :
Switch dan two way switch, push-push, flush, segi empat
Plate : Modul-White
Merk : Sesuai daftar merk
b. Kotak kontrak type dinding ( flush type ), dan type lantai
Terminal : 3p + e, 380 Volt AC, 16A
2p + e, 220 Volt AC, 13A
Bentuk : Persegi / Modul – White
Merk : Sesuai daftar merk
2. Armature Lampu / Fixtures
a. Armature, SL 18 W
 Kontruksi rumahan harus kuat dan kokoh serta dibuat sedemikian rupa
agar dapat dibuka/dilepas untuk perbaikan/pangantian komponen yang
berada didalamnya.
 Rumahan dan reflector harus dilengkapi dengan sekrup, agar dapat
dilepas pada waktu memerlukan perbaikan. Seluruh rumahan dan
reflector harus dilepasi dengan cat dasar, serta diberi lapisan cat akhir
bewarna putih.
 Pengecatan dengan cara “ Stove enameled/bake enameled” ( cat bakar ).
Seluruh armature harus lengkap dengan rangka dudukan/gantungan.
Merk : Sesuai daftar merk.
.
B. INSTALASI HUBUNGAN PEMBUMIAN
1. Cara penyelenggaraan instalasi hubungan pembumian harus disesuaikan
dengan peraturan PLN yang ada dan disesuaikan dengan spesifikasi dan
gambar kerja.
2. Bagian-bagian yang wajib dibumikan harus disesuaikan sebagai berikut :
 Semua badan/rangka instalasi listrik yang didalam keadaan kerja normal
tidak bertegangan.
 Semua motor-motor, kotak kontak, panel listrik dan sebagainya.
 Semua peralatan elektronik
 Konnstruksi bangunan yang terbuat dari bahan logam.
 Kwat grounding yang dipergunakan adalah antaran berisolasi.
 Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal berpenampang
sama dengan penampang kabel masuk ( incoming feeder ).
 Nilai tahanangrounding system untuk panel-panel harus lebih kecil dari 1
ohm, diukur setelah tidak terjadi hujan selama tiga hari.
 Elektroda pembumian untuk grounding digunakan BC copper didalam
pipa galvanis. Elektroda pembumian petik dalam tanah minimal mencapai
air tanah atau tahanan yang ditentukan sudah dapat ( R=10ohm ).
 Tahanan dari hubungan pembumian harus diukur dan harus sesuai dengan
peraturan PLN yang ada. ( R=1 ohm )
 Pembumian untuk masing-masing peralatan seperti disebut diatas terpisah
satu sama lain dan memenuhi PUIL 2000/peraturanPLN.

16. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA

1. Lingkup pekerjaan
a. Pemasangan kusen, daun pintu, piri-piri dan daun jendela semua terbuat dari
bahan kayu kelas II.
b. Perlengkapan daun pintu/jendela seperti engsel – engsel, kunci – kunci handel
dan lain – lain.
c. Penyetelan pekerjaan kusen – kusen , piri-piri dan daun pintu/jendela.
d. Pemasangan kaca.
e. Pekerjaan pembuatan dan pemasangan teralis besi, bahan terdiri dari besi siku
ukuran 50x50x5 mm untuk frame atau rangka teralis dan besi bulat ukuran
diameter 12 mm sebagai jeruji, semua bahan di cat anti karat zincromat atau
sejenisnya kemudian di cat minyak sesuai dengan kebutuhan sebelum
terpasang.kemudian dipasang pada dinding dengan menggunakan dynabolt
M8.
f. Pekerjaan pasang Batu kerrawang dipakai dengan menggunakan batu
kerrawang ukuran standar yang ada.

2. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan


a. Untuk pekerjaan pintu & jendela menggunakan kayu kelas II.
b. Penyetelan kusen dijaga agar permukaan tidak cacat.
c. Pada tiap – tiap daun pintu dipasang 3 pasang engsel seperti gambar yang
dipasang dengan sekrup. Dilengkapi dengan kunci 2 x putaran berikut handel
penarik lengkap dengan perlengkapan/ pintu double dilengkapi grendel dan
disetujui Direksi.
d. Dalam penyetelan kunci pada pintu, agar semua kunci diberi minyak olie
sebelum dipasang dan dikontrol agar kunci tetap dalam keadaan baik.
e. Dan setiap kunci masing – masing pintu diberi tanda dengan huruf ( A – Z ),
agar mudah dalam pengecekannya.
f. Pemasangan kaca harus seluruhnya kuat, rapat dan rapi.
g. Cacat bahan kaca sebelumnya dan sesudah dipanasang akan ditolak. Semua
kaca harus benar – benar rata dan tidak bergelombang.
h. Untuk pekerjaan kaca baik ukuran maupun jenisnya harus sesuai gambar.

3. Pekerjaaan kaca
a. Untuk jendela kaca mati digunakan denga tebal 5 mm, kaca yang digunakan
kaca yang berkualitas l dan tidak bergelombang Maupin goresan.
b. Sebelum dipasang kaca harus sudah mendapat persetujuan / diseleksi oleh
Direksi terlebih dahulu. Pemasangan kaca harus rapat / rapid an diberi spasi
untuk kemungkinan mengelembung / menyusut ( diberi renggangan ).
c. Pemberian tanda pada kaca memakai kapur, tidak diperoleh menggunakan
potongan – potongan kertas yang ditempel dengan lem.

17. PEKERJAAN KERAMIK DAN MEJA LAPAK

1. Lingkup pekerjaan :
a. Cor beton campuran 1 : 2 : 3 ( sesuai gambar ) untuk meja beton dengan
ukuran 1,3 meter x 1,31 meter dengan ketebalan 7 cm dengan kemiringan 2 %
untuk pembuangan air kea rah pipa pembuangan sesuaikan pada gambar
rencana.Plat meja lapak menggunakan besi beton ukuran diameter 10 mm
dengan jarak 200 mm sesuai dengan gambar.
b. Keramik Ukuran 30 x 30 Permukaan kasar untuk keseluruhan lantai
utama.Dibuat kemiringan 2 % untuk aliran air kearah riol atau parit
pembuangan
c. Keramik 20 x 20 untuk meja lapak dipasang dengan kemiringan 2 % kea rah
pipa pembuangan
d. Pekerjaan pasangan dinding batu adalah untuk pembatas atau partisi anatara
lapak satu dengan lapak lainnya, dipasang keliling dengan panjang 2,61 dan 2
meter lebar, tinggi 0.9 meter.
e. Untuk kaseluruhan meja lapak di pelester dan di aci, dan di cat.

2. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan :


a. Bidang – bidang yang akan diberi penutup lantai harus sudah betul – betul
besih rata dan sempurna. Bila terdapat kekurangan sempuran konstruksi yang
berada di bawah lantai, maka Pemborong wajib menyempurnakan. Dan
apabila terdapat cacat atau kurang baik yang diakibatkan kurang sempurna
konstruksi – konstruksi yang berada di bawah lantai maka Pemborong harus
membongkar dan memperbaikinya dengan biaya ditanggung oleh Pemborong.
b. finishing sesuai dengan gambar dan RAB dengan Keramik Ukuran 30 x 30 cm
menggunakan keramik permukaan kasar.
c. Perekat yang dipakai adalah Pc / Mortar.
d. Permukaan lantai harus segera dibersihkan dengan kain pel yang basah sampai
bersih sekali. Pembersihan ini tidak boleh sama sekali ditunda – tunda karena
kotor/adukan yang menempel lantai apabila mengering akan sulit sekali
dibersihkan.
e. Untuk lantai yang menggunakan bahan plasteran dan acian dari produk mortar
harus dikerjakan sesuai dengan petunjuk pabrik.

18. PEKERJAAN SANITASI DAN KM/WC

1. Lingkup pekerjaan
a. Pekerjaan jaringan air bersih, berupa pengadaan dan pemasangan pipa PVC
ukuran Diameter 1½ inchi dari bak air ke arah distribusi setiap meja lapak dan
di sambung dengan pipa PVC ukuran ½ inchi untuk mencapai meja lapak dan
dilanjutkan dengan pemasangan kran air ½ inchi di setiap meja lapak.
b. Pekerjaan jaringan air kotor dengan memakai bahan pipa PVC 2 inchi yang
terdapat pada beberapa titik yang langsung jatuh ke bawah lantai ( tembus ke
laut ) seperti pada setiap meja lapak , pada beberapa titil roil atau parit kecil
ditengah bangunan, pada toilet dan pada kloset jongkok dengan menggunakan
pipa PVC diameter 3 inchi.
c. Pekerjaan Pengadaan dan pemasangan kitchensing pada setiap meja lapak,
pekerjaan ini menggunakan kitchensing ukuran 40 cm x 40 cm dengan lapisan
stainless steel.
d. Pekerjaan Pengadaan dan pemasangan Kloset jongkok pada Toilet, pekerjaan
ini menggunakan Kloset jongkok ukuran standar dengan bahan lapisan
porselin.
e. Pekerjaan Lantai keramik ukuran 20 x 20 untuk lantai toilet, di pasang dengan
kemiringan lantai 2 % kea rah pipa pembuangan.

12. PEKERJAAN CAT - CATAN

2. Lingkup pekerjaan
a. Pekerjaan cat tembok meliputi semua bagian dinding tembok, dan kolom,
kecuali yang di minta di expose.
b. Pekerjaan cat minyak meliputi pengecatan pekerjaan kayu.
3. Syarat – syarat pelaksanaan :
b. Bahan :
 Syarat bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini :
- Untuk cat tembok harus cat yang berkwalitas baik mudah dibersihkan
- Cat besi yang digunakan kwalitas baik.
 Plamir dan dempul untuk pekerjaan cat tembok digunakan merek yang
sama dengan merek cat yang dipilih.
 Cat meni digunakan sesuai dengan cat jadi dan sesuai dengan penggunaan
cat.
 Bahan pengecer digunakan dari produksi pabrik dan bahan yang
diencerkan.
 Warna – warna cat yang digunakan harus bermutu dan bagian luar dengan
cat yang tahan cuaca dan ditentukan oleh Direksi.
c. Cat tembok :
 Bidang yang akan dicat tembok sebelumnya harus dibersihkan dengan
menggosok memakai kain yang dibasahi dengan air. Setelah kering
didempul pada tempat yang berlunag sehingga permukaanya rata dan licin
yang selanjutnya diplamour secara merata dan di amplas/diambril,
kemudian dicat paling sedikit 2 ( dua ) kali dengan roller sampai baik atau
dengan cara yang telah ditentukan oleh pabrik.
 Pengecatan dilakukan sedemikan rupa hingga menghasilkan pengecatan
yang rata dan baik.
 Pengecatan dilakukan setelah pemasangan lantai selesai secara
keseluruhan.
 Pengecatan tidak boleh berganti kuas, agar tidak tercampur warna lain.
d. Cat minyak
 Semua pekerjaan yang telah dicat meni baru boleh dicat setelah terlebih
dahulu dibersihkan dari kotoran yang menempel. Pengecatan minimum 2
( dua ) kali. Pengecatan di luar ketika cuaca mendung dan hujan tidak
diperkenankan.
 Pengecatan dilakukan sedemikian rupa sehingga menghasilkan pekerjaan
yang baik.
e. Coating
 Yang dimaksud dengan pekerjaan coating disini adalah semua pekerjaan
besi termasuk dalam pengecatan.
 Sesudah pekerjaan anti karat pada pekerjaan besi diadakan lapisan coating
( lapisan pelindung matrial bahan besi ).

15. PENUTUP

1. Sehubungan dengan adanya Bab ini dan pasal demi pasal dalam spesifikasi, maka
Kontraktor wajib untuk mempelajari dan memahami gambar / bestek, daftar
kwantitas barang serta dokumen lelang lainnya agar dapat memberikan penawaran
yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan.

2. Lampiran dan gambar – gambar yang termasuk lingkup pekerjaan ini, tapi belum
masuk dalam uraian ini, adalah merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan
dari dokumen ini, dan harus diikuti / dilaksanakan oleh kontraktor sebagai bagian
dari penawarannya dengan berkoordinasi dengan pihak direksi di lapangan (Dinas
Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Karimun, Konsultan Pengawas), agar dapat
diperoleh penyelesaian pekerjaan yang baik dan memenuhi persyaratan.

Penawar,
CV. CHANDRA BERSAUDARA

dto

UJANG
Direktur,-

Anda mungkin juga menyukai