Anda di halaman 1dari 73

PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI

1
PAPUA

PASAL 1
KETENTUAN UMUM

1. Kegiatan
Penataan Kawasan Wisata Pantai Supiori Kabupaten Sorendiweri Provinsi Papua
2. Lingkup Pekerjaan
Pembangunan DED Kawasan Wisata Pantai Supiori Kabupaten Sorendiweri Provinsi
Papua meliputi:
a. Zona Gerbang Utama
b. Zona Kios Souvenir dan Parkir
c. Zona Gerbang Bakau
d. Zona Tourist Information Center (TIC)
e. Zona Toilet
f. Zona Menara Pandang
g. Zona Panggung Atraksi
h. Zona Dermaga Huruf T
i. Zona Kolam Renang Anak
j. Zona Kios Kuliner
k. Zona Gazebo
l. Zona Gedung Serbaguna
m. Zona Jaring Laba-laba
n. Zona Gereja GBI Paalong
o. Zona Spot Foto
p. Zona Talud
Adapun lingkup pekerjaannya adalah:
a. Mobilisasi Tenaga Kerja
b. Mobilisasi peralatan, pengadaan air dan listrik untuk pekerjaan
c. Pengadaan Barang dan bahan Pedestrian
d. Pengadaan Bahan Pembesian
e. Pengadaan Barang dan bahan media Tanah
f. Pengadaan Tanaman,Pupuk dan Obat-obatan untuk tanaman
g. Pekerjaan Pemeliharaan
3. Sarana Pekerjaan
a. Tenaga Kerja / Tenaga Ahli
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
2
PAPUA

Tenaga kerja dan tenaga ahli yang cukup memadai sesuai dengan bidang keahliannya
dan jumlahnya sesui dengan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan. Untuk
koordinator dan assisten Koordinator tenaga kerja yang akan melaksanakan Penataan
Kawasan Wisata Orensbari harus sesuai dengan bidang keahliannya dan dibuktikan
dengan sertifikasi keahlian di samping ijasah yang di peroleh dari pendidikan formal,
antara lain : Bidang Arsitektur, Bidang Arsitektur Pertamanan, Bidang Kaahlian Sipil.
Serta Sertifikat Keahlian lainnya yang dibutuhkan.
b. Peralatan Pekerjaan
Alat-alat bantu, seperti Kendaraan Pengangkut Bahan /barang, Beton Molen, hand
Sprayer, Genset, Pompa air, Alat gali, alat-alat pengangkat dan pengangkit serta
peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
c. Bahan-bahan
Bahan-bahan untuk kebutuhan pekerjaan antara lain bahan Pedestrian semen pasir
koral besi begel, bahan plumbing dan sanitair, bahan Tanaman
Media tanam, dan lainnya harus dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan dan tepat pada waktunya.

4. Teknis Pelaksanaan
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) serta Gambar kerja yang
diterbitkan.
Selain RKS dan gambar sebagi pegangan fihak pelaksana. Juga pihak pelaksana harus
merealisasikan Rapat Penjelasan Pekerjaan serta mengikuti petunjuk dan keputusan
Direksi.

PASAL 2
PENJELASAN RKS & GAMBAR

1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dn Syarat-syarat (RKS)
termasuk tambahan dan perubahannnya yang dicantumkan dalam Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)
2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang
mengikat/berlaku adalah (RKS) yang setelah mendapat persetujuan Konsultan pengawas.
3. Ukuran
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
3
PAPUA

a. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar
pelengkap meliputi : As- as luar dalam, diameter ( d ),ukuran panjang dengan symbol
(m1) ukuran luas dengan simbol ( m2 ) ukuran kubikasi dengan simbol ( m3 ) dan
untuk baja besi yang dinyatakan dalam inch atau mm ( Milimeter ) Ukuran tanaman
dengan polybeg, ketinggian, diameter batang dan tajuk.
b. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, maka Kontraktor diwajibkan meneliti
terlebih dahulu ukuran-ukuran yang tercantum di dalam gambar kerja struktur dan
gambar kerja lainnya yang termuat di dalam Dokumen lelang/Dokumen Kontrak;
terutama untuk peil, ketinggian, lebar, ketebalan, luas penampang dan lain-lain.
c. Kontaktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum
di dalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan direksi dan segala akibat yang
terjadi adalah tanggung jawab kontraktor baik dari segi biaya maupun waktu.
d. Khusus ukuran-ukuran dalam gambar kerja arsitektur pada dasarnya adalah ukuran
jadi seperti dalam keadaan selesai (finished)
4. Perbedaan gambar
a. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja
maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat/berlaku.
b. Bila ada perbedaan antara gambar kerja desain dengan lapangan, maka yang
berlaku/mengikat adalah gambar kerja mengingat pekerjaan telah dilaksanakan.
c. Bila perbedaan-perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam
pelaksanaan akan menimbulkan kesalahan, kontraktor wajib menanyakan kepada
Konsultan pengawas/pengelola proyek dan kontraktor harus mengikuti keputusan
tersebut.

PASAL 3
STANDARD RUJUKAN

1. Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti normalisasi Indonesia


Standard Industri Konstruksi, peraturan Regional dan Nasional lainnya yang ada
hubungannya dengan pekerjaan antara lain:
PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia.
NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia.
PUIL-1977 : Peraturan Umun Instalasi Listrik.
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
4
PAPUA

KEP.LH NO.12/ 1994 : Pedoman umum UKL dan UPL Untuk RTH

2. Jika tidak terdapat dalam peraturan / standart/ Normalisasi tersebut diatas, maka berlaku
peraturan/ standar/ Normalisasi Internasional ataupun negara asal produsen bahan/
material/ komponen yang bersangkutan.

PASAL 4
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR

1. Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
2. Kehadiran direksi selaku wakil pemberi tugas untuk melihat, mengawasi, menegur, atau
memberi nasehat tidak mengurangi tangung jawab penuh tersebut diatas.
3. Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
4. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan
menjadi tanggung jawab kontraktor.
5. Selama pembangunan berlangsung, kontraktor harus menjaga keamanan bahan/ material,
barang milik proyek, direksi dan milik pihak ketiga yang ada di lapangan maupun
bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima. Bila terjadi kehilangan
bahan-bahan bangunan pertamanan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang
maupun belum adalah tanggung jawab kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam
biaya pekerjaan tambah.
6. Apabila pekerjaan telah selesai kontraktor harus segera mengangkut bahan bongkaran
dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi
pekerjaan. Segala pembiayaan menjadi tanggung jawab kontraktor.
7. Bila pekerjaan sudah selesai dan di terima oleh pihak Pengguna Jasa, selanjutya
pekerjaan pemeliharaan Taman hias selama jangka waktu sesuai kesepakatan menjadi
tanggung jawab kontraktor, baik Penyiangan, penyiraman, pemupukan, pengendalian
hama penyakit sampai dengan penggantian bila ada kerusakan atau ada tanaman yang
mati.

PASAL 5
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
5
PAPUA

1. Dilapangan pekerjaan kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa kontraktor atau biasa
disebut pelaksana yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan
mendapat kuasa penuh dari kontraktor, berpendidikan minimal S1 Sipil /Arsitektur atau
sederajat dengan pengalaman minimal (8) tahun dalam bidang Pelaksanaan Proyek atau
S1 jurusan Arsitektur Pertamanan dengan pengalaman minimal (8) tahun dalam bidang
Pelaksanaan dan masing-masing bersetifikat ( SKA, KTP dan CV ) yang di terbitkan
oleh Lembaga resmi Keterampilan khusus.di tambah dengan Asisten Pelaksana minimal
berpendidikan SMK ( SKT, KTP dan CV ) berpengalaman minimal ( 15 ) tahun
dilengkapi dengan SKT tenaga ahli sesuai dengan bidangnya
2. Dengan adanya pelaksana, tidak berarti kontraktor lepas tanggung jawab sebagian
maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
3. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada pemimpin kegiatan dan Direksi,
nama dan jabatan pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
4. Bila kemudian hari menurut pendapat Pemimpin Kegiatan dan Direksi, Pelaksana kurang
mampu atau tidak cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada
kontraktor secara tertulis untuk mengganti Pelaksana.
5. Dalam waktu tujuh hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan, Kontraktor harus sudah
menunjuk Pelaksana baru atau kontraktor sendiri (Penanggung jawab/Direktur
Perusahaan) yang akan memimpin perusahaan.

PASAL 6
KETENTUAN & SYARAT-SYARAT BAHAN

1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) ini
maupun dalam berita acara penjelasan, bahan-bahan yang akan dipergunakan maupun
syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi Persyaratan Umum Bahan Bangunan
Indonesia (PUBI th 1982) Standart Industri Indonesia (SII) untuk bahan termasuk serta
ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat Tentang Taman dalam Penggunaan Materi
Tanaman Hias yang berlaku di Indonesia.
2. Merk Pembuatan Bahan/ Material & Komponen Jadi
a. Semua Merk Pembuatan atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas dan tidak diartikan
sebagai suatu yang mengikat.
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
6
PAPUA

b. Bahan dan material komponen jadi yang dipasang/ dipakai harus sesuai dengan yang
tercantum dalam gambar, memenuhi standart spesifikasi bahan tersebut, mengikuti
peraturan persyaratan bahan bangunan dan Pertamanan yang berlaku.
3. Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang
bersangkutan, dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.

PASAL 7
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN

1. Kontraktor/pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh semua bahan-


bahan dan bahan tanaman yang diperlukan untuk Pekerjaan Taman tersebut kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan sebelum bahan-Bahan tersebut
didatangkan/dipakai. Bahan-bahan yang didatangkan/dipekerjakan harus sesuai dengan
contoh-contoh yang telah disetujui Direksi.
2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan
afkir/ditolak oleh Direksi, harus segera dikeluarkan dari lapangan bangunan
selambatlambatnya dalam tempo 2 x 24 jam dan tidak boleh dipergunakan.
3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Direksi dan ternyata
masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka Direksi berhak memerintahkan pembongkaran
kembali kepada Kontraktor yang mana segala kerugian yang diakibatkan oleh
pembongkaran tersebut menjadi tanggungan Kontraktor sepenuhnya disamping pihak
kontraktor tetap dikenakan denda sebesar 10/00 (satu permil) dari harga borongan.
4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan-
bahan tersebut, maka kontraktor harus dan memeriksakannya ke Laboratorium Balai
Penelitian Bahan-bahan Pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian tersebut disampaikan
kepada Direksi secara tertulis. Segala biaya pemeriksaan di tanggung oleh Kontraktor.
5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut diatas tentang baik atau tidaknya
kualitas dari bahan-bahan tersebut. Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan
pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut diatas.

PASAL 8
KOORDINATOR PELAKSANAAN

1. Jadwal Pelaksanaan
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
7
PAPUA

a. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan dilapangan, kontraktor wajib membuat


rencana kerja pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-chat dan Scurve
bahan dan tenaga kerja.
b. Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi paling lambat dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari kalender setelah Surat
Keputusan Penunjukan (SKP) diterima Kontraktor. Rencana kerja yang telah
disetujui oleh Direksi, akan disyahkan oleh pemberi tugas. Pengawas dari Dinas
Terkait akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan rencana kerja
tersebut diatas.
2. Dasar Penentuan/Posisi Bagian-Bagian Pekerjaan
a. Kontraktor wajib memperhatikan dan mempelajari segala bentuk yang tertera dalam
gambar kerja untuk mendapatkan posisi dan ketetapan di lapangan bagi setiap bagian
pekerjaan.
b. Kontraktor harus memasang patok-patok pendugaan yang terpenting di tapak untuk
patokan titik mula setiap bagian dari pekerjaan.
c. Perbedaan antara gambar kerja dengan keadaan di lapangan harus dilaporkan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan pemecahannya. Tidak dibenarkan
Kontraktor mengambil tindakan tanpa sepengetahuan Pengawas.

PASAL 9
PEKERJAAN PERSIAPAN

Yang dimaksud dengan pekerjaan persiapan meliputi pekerjaan permulaan, pekerjaan


penunjang yang saling mendukung satu sama lain untuk melengkapi kegiatan secara
keseluruhan yang terdiri dari:
1. Mobilisasi /Demobilisasi
Termasuk dalam pekerjaan Mobilisasi/demobilisasi disini adalah kewajiban Kontraktor
untuk:
a. Mendatangkan peralatan untuk sarana bekerja.
b. Memindahkan peralatan-peralatan sesuai kebutuhan.
2. Penyediaan Air Dan Daya Listrik Untuk Bekerja
a. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor
Air dapat diambil dari sumber terdekat dilapangan dengan izin dari Direksi atau
Pemimpin Kegiatan. Jika sumber sumber air tidak ada atau ada larangan untuk
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
8
PAPUA

memakai sumber air yang ada, maka Kontraktor harus membuat sumur pompa atau
dipasok dari luar.
b. Air yang digunakan harus bersih, bebas dari bau, bebas dari limbah, minyak dan
bahan-bahan kimia lain yan merusak.
c. Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air, dianjurkan untuk mengirim contoh
air itu ke lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui untuk diselidiki
sampai seberapa jauh air itu mengandung zat-zat yang dapat merusak. Biaya
pemeriksaan menjadi beban Kontraktor.
d. Listrik untuk bekerja harus disediakan kontraktor dan diperoleh dari sumber listrik
terdekat.
3. Papan nama Proyek
Bentuk ukuran, isi dan warna papan nama proyek/kegiatan harus dibuat sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan penempatannya harus mendapat persetujuan direksi, papan
nama proyek tersebut harus sudah dicabut setelah serah terima II.
4. Foto/Dokmentasi Proyek
a. Kontraktor diwajibkan membuat foto proyek sesuai dengan kemajuan
pekerjaan (pada saat 0%, 50%. 100%) pada 4 titik yang sama dan arah yang sama
setiap site, disusun di dalam album, dibuat 3 (tiga) rangkap dan diserahkan kepada
Direksi.
b. Foto proyek berwarna, dicetak yang jelas dan bersih ukuran postcard.
c. Foto proyek dibuat rangkap 3 (tiga) dan dimasukkan ke dalam album dan dalam
bentuk soft copy CD, serta diserahkan kepada Direksi.
5. Pekerjaan Bangsal Kerja
a. Kontraktor harus membuat bangsal kerja dan gudang material/bahan di atas tapak
pekerjaan. Bangsal Kerja terdiri dari :
 Bangsal Konsultan Pengawas/Direksi
 Bangsal Kontraktor
 Los-los kerja untuk Pekerja
b. Luas bangsal Konsultan Pengawas/Direksi adalah 24 meter persegi dengan
spesifikasi:
 Rangka bangunan: kayu kelas II
 Dinding: panel tripleks/multipleks tebal 4 mm, dengan rangka kayu kelas II.
 Atap: Asbes semen gelombang, seng gelombang BJLS 28, dengan rangka kayu
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
9
PAPUA

kelas II
 Pintu: kayu kelas II, jumlah secukupnya dan dapat dikunci dengan baik.
 Lantai: Rabat beton 1 pc: 3ps :5krl dengan ketebalan 6 cm.
 Perlengkapan: Meja dan kursi, papan tulis, papan penempatan gambar, P3K
c. Kontraktor harus pula membuat bangsal los kerja (workshop) untuk para pekerja dan
gudang penyimpan bahan material yang dapat dikunci.
d. Lokasi tempat bangsal kerja, khususnya tempat bangsal penyimpanan
bahan/material harus sedemikian rupa sehingga:
 Mudah dicapai oleh truk pengangkut bahan/material dari luar tapak.
 Tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan pembangunan. Lokasi tempat Bangsal
kerja dan gudang penyimpanan bahan/material akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas/Direksi.
e. Setelah selesai pembangunan, semua bangsal kerja dan gudang penyimpanan
bahan/material /Bangsal Konsultan/Direksi harus dibongkar dan disingkirkan ke luar
tapak.

PASAL 10
PELAKSANAAN PEIL DAN UKURAN

1. Pemborong bertanggungjawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan, peil- peil dan
ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja dan RKS.
2. Pemborong dalam pelaksanan pekerjaan menurut peil yang sudah ditentukan, bila terjadi
kelalaian, Pemborong tidak akan ditolelir kesalahannya dan pekerjaannya berhak untuk
diulang kembali (bongkar) atas beban biaya ditanggung pemborong.
3. Pemborong wajib mencocokkan ukuran-ukuran dengan yang lain dalam setiap pekerjaan,
jika terjadi selisih/perbedaan segera melaporkan kepada Direksi, untuk diberikan
keputusan pembetulannya.

PAPAN DASAR PELAKSANAAN (BOUWPLANK)

1. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kasau borneo super 5/7, tertancap di
tanah sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak maksimum 2 m
satu sama lain.
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
10
PAPUA

2. Papan patok ukur dibuat dari kayu borneo super, dengan ukuran tebal 2 cm, lebar 20 cm,
lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya (waterpass).
3. Tinggi sisi atas papan patok ukur sama satu dengan lainnya, kecuali dikehendaki lain
oleh Perencana/Pengawas.
4. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 200 cm dari as pondasi terluar, kecuali kalau
keadaannya lain.
5. Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, kontaktor akan memberitahukan
kepada Perencana/Pengawas.
6. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan kontraktor.

PASAL 11
KESELAMATAN KERJA

Penyediaan alat pemadam kebakaran:


1. Selama pembangunan berlangsung, kontraktor akan menyediakan tabung alat pemadam
kebakaran (fire extinguisher) YAMATO lengkap dengan isinya, dengan jumlah
sekurang-kurangnya minimal 3 (tiga) tabung, masing-masing tabung berkapasitas 15 kg.
2. Apabila pelaksanaan pembangunan telah berakhir, maka alat pemadam kebakaran
tersebut tidak menjadi hak milik Pemilik Proyek/Pemberi Tugas.

PASAL 12
PEKERJAAN PEMBONGKARAN

Lingkup Pekerjaan:
1. Pekerjaan ini terdiri dari pembongkaran untuk memungkinkan dalam
pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
2. Kontraktor harus melaksanakan pembongkaran tanpa menimbulkan kerusakan-
kerusakan yang tidak perlu terhadap bangunan yang ada yang harus diperhatikan dalam
kondisi dapat dipakai. Setiap kerusakan atau kehilangan yang disebabkan kelalaian
kontraktor menjadi tanggung jawab kontraktor untuk memperbaikinya.

PASAL 13
PENGUPASAN LAPISAN TANAH
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
11
PAPUA

1. Pemborong harus melakukan pengupasan (stripping) terlebih dahulu pada lokasi proyek
tersebut, sehingga didapatkan permukaan datar/ rata/ bersih yang bebas dari sisa-sisa
rumput liar dan material lain yang dapat mengganggu.
2. Ketebalan pengolahan tanah minimal 30 cm dari permukaan tanah asli. Tanah sampah
bekas Stripping (kupasan) harus dibuang jauh dari lokasi pekerjaan/sesuai dengan
petunjuk Direksi.

PASAL 14
PEKERJAAN TANAH

1. Pekerjaan Galian
Galian lubang atau menerus pada permukaan Lahan dilaksanakan pada:
a. Semua bagian untuk pekerjaan galian pondasi Pedestrian, kolam air mancur, kolom
entrance, bangunan atau Pagar
b. Semua jalur untuk pekerjaan drainase.
c. Semua jalur untuk pekerjaan pemasangan instalasi pipa penyiraman.
d. Semua jalur untuk pekerjaan pemasangan instalasi listrik.
e. Semua bagian dari tanah yang akan ditanam Pohon/ semak/ perdu.
Galian lubang tanah dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik Iebar, panjang,
dalam, kemiringan. Bila terjadi kesulitan pelaksanaan pekerjaan menurut gambar,
Pemborong segera mengajukan usulan kepada Direksi mengenai penyelesaiannya.
2. Pekerjaaan urugan
Pekerjaan pengurugan tanah dilaksanakan pada:
a. Semua bekas lubang tanah yang sudah ditanami pohon.
b. Semua Bekas bagian untuk pekerjaan galian pondasi Pedestrian, kolam air mancur,
kolom entrance, bangunan atau Pagar.
c. Semua bekas jalur untuk pekerjaan drainase
d. Semua bekas jalur untuk pekerjaan pemasangan instalasi pipa penyiraman
e. Semua bekas jalur untuk pekerjaan pemasangan instalasi listrik
f. Semua bagian dari tanah yang akan ditanam Pohon /semak /perdu
g. Semua bagian bak bunga yang harus ditinggikan dengan menimbun tanah subur.
h. Pelaksanaan Pengurugan menurut gambar serta peil-peil yang
telah ditetapkan.
3. Sumber Penggunaan Material
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
12
PAPUA

a. Bahan material bekas galian yang digunakan untuk urugan harus seijin/disetujui
Direksi
b. Apabila tanah untuk pengurugan diambil dari luar lokasi, maka tanah yang diambil
harus dari satu sumber dan disetujui Direksi. Pekerjaan pengurugan dimulai, tanah
yang sudah dibersihkan harus dilakukan pemadatan.
c. Bahan material Pekerjaan adalah bahan produk dalam negeri satandar sni di upayakan
bahan alam yang berdekatan dengan lokasi pekerjaan.
d. Apabila bahan material susah didapat di lapangan kontraktor wajib mencari alternatif
lain dan harus disetujui Direksi.
4. Tanah dasar Yang Kurang Baik
Direksi mempunyai wewenang apabila menghendaki agar tanah yang kurang baik
mutunya digali sampai kedalaman tanah yang dianggap memadai mutunya sebelum
pekerjaan dilaksanakan.
5. Pekerjaan Penyelesaian Tanah
a. Permukaan akhir yang dicapai harus sesuai dengan keperluan ketinggian (peil batas),
kemiringan melintang dan sesuai dengan gambar pelaksanaan.
b. Pemborong bertanggungjawab atas stabilitas dari timbunan tanah dan harus
mengganti bagian-bagian yang rusak yang akibatnya karena kecerobohan/ keteledoran
Pemborong dan akibat dari aliran air yang kurang terkendali.

PASAL 15
PEKERJAAN PONDASI

1. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan pondasi meliputi: pekerjaan pondasi telapak beton setempat/ menerus
2. Bahan-bahan:
a. Semen portland atau K 175 untuk pekerjaan pondasi telapak.
b. Semua hal yang menyangkut pekerjaan beton bertulang pada pondasi telapak
mengikuti pasal-pasal yang khusus mengatur mengenai pekerjaan beton dan tiang
pancang mengikuti pasal-pasal yang khusus mengatur mengenai pekerjaan
pemancangan.
3. Pelaksanaan pekerjaan
a. Bila lubang-lubang galian terdapat banyak air (tergenang air tanah/hujan) maka
sebelum pemasangan pondasi dimulai terlebih dahulu air lumpur dibuang sampai
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
13
PAPUA

bersih dan dasar lubang dikeringkan.


b. Celah-celah di antara batu tersebut diisi dengan pasir urug sampai padat.
c. Ukuran-ukuran serta letak pondasi yang tercantum dalam gambar yang mana mutlak
akan ditepati, kecuali ada hal-hal lain yang segalanya akan seijin Direksi Pengawas.

PASAL 16
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, alat-alat bantu yang
dibutuhkan, bahan dan semua pasangan batu bata pada tempat - tempat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini. Pekerjaan ini terdiri tetapi
tidak pada hal-hal berikut:
a. Pasangan batu bata,
b. Adukan,
c. Pengaplikasian bahan penutup celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding
dengan bukaan dinding dan dinding dengan peralatan, sesuai dengan petunjuk
Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
2. Standar/ rujukan
a. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
b. Standar Industri Indonesia (SII)/Standar Nasional Indonesia (SNI)
c. American Society for Testing and Materials (ASTM).
d. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SK SNI S-04-1989-F).
3. Prosedur umum
a. Contoh Bahan
Contoh bahan-bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Pengawas
Lapangan untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirimkan ke lokasi proyek.
Contoh bahan batu bata diserahkan sebanyak minimal 10 buah, untuk keperluan
pengujian kuat tekan yang disyaratkan. Biaya pengadaan contoh dan pengujian
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
b. Pengiriman dan Penyimpanan
Semua bahan harus disimpan dengan baik, terlindung dari kerusakan. Bata harus
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
14
PAPUA

disusun dengan baik dan teratur dengan tinggi maksimum 150 cm. Batu Bata harus
dikirim sesuai contoh yang telah disetujui Direksi Penyimpanan Batu bata harus
dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
4. Bahan-bahan
a. Batu-Bata
1) Batu bata harus batu bata merah dari mutu yang terbaik dengan pembakaran
sempurna dan merata, produksi lokal dengan ukuran nominal 55 mm x 110 mm x
230 mm atau sesuai dengan ukuran lokal yang dapat diperoleh, yang dibakar
dengan baik dan bersudut runcing dan rata, tanpa cacat dan mengandung kotoran.
Meskipun ukuran bata yang biasa diperoleh di suatu daerah mungkin berbeda
dengan ukuran tersebut diatas, arus diusahakan supaya tidak terlalu menyimpang
dari ukuran-ukuran tersebut.
2) Bata merah yang digunakan harus mempunyai kuat tekan minimal 25 kg/cm2,
sesuai ketentuan SII-0021-78/SNI.15-2049-1991 dan SK SNI S-04-1989-F.
b. Adukan Pasangan Bata
c. Adukan dan plesteran untuk pasangan batu-bata harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis seperti pada BAB II.11 (Spesifikasi Teknis Adukan dan Plesteran).
d. Bahan Penutup dan Pengisi Celah
Bahan penutup dan pengisi celah harus memenuhi persyaratan Spesifikasi Teknis
seperti pada BAB II.20 (Spesifikasi Teknis Penutup dan Pengisian Celah).
5. Pelaksanaan pekerjaan
a. Adukan
1) Adukan harus dicampur dalam alat/tempat mencampur yang telah disetujui. Sangat
dilarang memakai adukan yang sudah mulai mengeras dan membubuhkannya
untuk dipakai lagi.
2) Adukan yang dipakai seperti berikut:
 Untuk pasangan kedap air di daerah basah, 15 cm di bawah permukaan tanah
sampai 20 cm di atas lantai (tergambar ataupun tidak tergambar dalam Gambar
Kerja), dan ditempat-tempat lain sesuai petunjuk Gambar Kerja digunakan
adukan 1 semen dan 2 pasir.
 Untuk pasangan biasa digunakan adukan 1 semen dengan 5 pasir.
b. Pemasangan
1) Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor wajib memeriksa dengan seksama
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
15
PAPUA

Gambar Kerja dan melihat keadaan tempat pekerjaan tersebut di atas yang akan
dilaksanakan. Sebelum digunakan, batu bata harus direndam dalam air
menggunakan bak air/drum hingga jenuh. Dinding harus dipasang dan didirikan
menurut masing-masing ukuran, ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
2) Tidak diperkenankan memasang batu-bata yang patah dua melebihi 5% dan yang
patah lebih dari dua.
3) Pasangan dinding bata dengan luas setiap 6 m2 yang terletak diluar bangunan yang
langsung mendapat beban angin harus diberi kolom praktis ukuran minimum 120
mm x 120 mm dengan tulangan dan beugeul seperti diatas.
4) Pemasangan dinding batu bata dilaksanakan bertahap, setiap tahap terdiri maksimal
24 lapis setiap hari, dan kemudian diikuti dengan pengecoran kolom praktis.
5) Tebal adukan pengikat tidak kurang dari 10 mm dan adukan harus padat
sedemikian rupa sehingga membentuk sambungan yang lurus/ menerus dan rata.
6) Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok rapih sedalam 10
mm dan dibersihkan dengan sapu lidi untuk kemudian disiram.
7) Sebelum diplester, pasangan bata harus dibasahi dengan air terlebih dahulu sampai
jenuh.
c. Perawatan dan Perlindungan
1) Pasangan batu bata harus dibasahi terus menerus.
2) Pasangan batu bata yang terkena udara terbuka, selama waktu- waktu hujan lebat
harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok.
3) Siar atau celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding dengan bukaan
dinding atau dinding dengan peralatan harus ditutup dengan bahan pengisi celah
seperti disebutkan dalam Spesifikasi Teknis seperti pada BAB II.20 (Spesifikasi
Teknis Penutup dan Pengisian Celah)

PASAL 17
BETON COR DI TEMPAT

1. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi struktur beton, yang dilaksanakan sesuai dengan garis
mutu dan dimensi sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja. Semua pekerjaan, bahan dan
unjuk kerja yang berkaitan dengan beton cor di tempat harus sesuai dengan Spesifikasi
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
16
PAPUA

Teknis ini dan standar terkait.


2. Standar/rujukan
a. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2, 1971)
b. Peraturan Beton Bertulang (1991)
c. Standar Industri Indonesia (SII) and/or Standar Nasional Indonesia (SNI):
1) SII.0013-81/SNI. 15-2049-1992 Semen Portland, Mutu dan Cara Uji Semen.
2) SNI. 03-2847-1992- Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung.
3) American Concrete Institute (ACI)
4) ACI 318-95 Building Requirements for Reinforced Concrete
5) ACI 347-94 Formwork for Concrete
3. Prosedur umum
a. Gambar Detail Pelaksanaan
Gambar Detail Pelaksanaan berikut harus di sertakan Kontraktor kepada Pengawas
Lapangan untuk disetujui dan harus meliputi:
1) Diagram penulangan yang menunjukkan pembengkokan, kait, lewatan
sambungan dan lainnya sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
2) Bentuk cetakan harus menunjukkan batang struktur, spasi, ukuran, sambungan,
sisipan dan pekerjaan lainnya yang terkait.
3) Metoda pengecoran termasuk desain campuran, tenaga kerja, peralatan dan alat-
alat kerja.
b. Pemeriksaan, Pengambilan Contoh dan Pengujian
1) Pemeriksaan Lapangan
a) Sebelum memulai pekerjaan beton, pengujian pendahuluan tersebut di bawah
akan dilakukan oleh Pengawas Lapangan dengan biaya Kontraktor.
Kontraktor harus mengacu kepada hasil campuran percobaan dan estimasi
yang akan digunakan dalam pekerjaan ini.
b) Kontraktor harus membantu Pengawas Lapangan dalam pelaksanaan
pengambilan contoh dan pengujian. Pengujian pendahuluan akan meliputi
penentuan hal-hal berikut:
 Karakteristik batu pecah.
 Tipe dan kualitas semen.
 Pemilihan dan dosis bahan tambahan.
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
17
PAPUA

 Perbandingan kelas batu pecah dan campuran.


 Faktor air semen.
 Pengujian slump.
 Karakteristik campuran beton segar.
Pengujian-pengujian ini harus dilakukan sampai diperoleh campuran yang
sesuai dengan ketentuan Spesifikasi Teknis ini.

2) Pengambilan Contoh bahan Agrerat Beton


Pengambilan contoh dan pengujian harus ditentukan oleh Pengawas Lapangan,
seperti tersebut di bawah:
a) Semen
Semen harus memiliki sertifikat dari pabrik pembuat, yang menunjukkan
berat per zak, bahan alkali yang sesuai.
b) Aggregate
Aggregate halus sesuai dan tahan uji menurut ASTM C 33, pengujian
dimulai 30 hari sebelum pelaksanaan pekerjaan beton.
c) Beton
Minimal 30 hari sebelum pekerjaan beton dimulai, Kontraktor harus
membuat percobaan campuran untuk pengujian, bahan- bahan yang akan
digunakan, dan metoda yang akan digunakan untuk pekerjaan ini.
d) Bahan Tambahan
Semua bahan tambahan untuk beton harus diuji sesuai standar ASTM C 260
dan ASTM C 494 minimal 30 hari sebelum pekerjaan beton dimulai. Bahan
tambahan tidak diijinkan digunakan tanpa persetujuan Pengawas Lapangan.
c. Pengujian Campuran / Campuran Percobaan
1) Kontraktor harus melakukan pengujian campuran beton, setiap tipe dan kuat
tekan yang diaplikasikan, sebelum pelaksanaan pengecoran beton.
2) Desain campuran harus mengindikasikan rasio air-semen, kadar air, kadar bahan
tambahan, kadar semen, kadar agregat, gradasi agregat, slump, kadar udara dan
kuat tekan.
3) Pengujian campuran dilakukan ketika contoh benda uji yang dirawat dan diuji
dalam kondisi lab, kuat tekannya akan melebihi kuat tekan yang diperlukan. Kuat
tekan umur 7 hari harus memiliki nilai minimal 65% dari kuat tekan umur 28
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
18
PAPUA

hari.Pengujian beton harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.


4) Laporan hasil pengujian harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk
disetujui, dan penempatan beton di lokasi tidak diijinkan tanpa hasil pengujian
yang memuaskan.
4. BAHAN-BAHAN
a. Beton
1) Komposisi beton, baik berat atau volume, harus ditentukan oleh Pengawas
Lapangan dan harus memenuhi kondisi berikut:
 Slump harus ditentukan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
 Campuran alternatif tidak boleh digunakan sebelum disetujui Pengawas
Lapangan.
 Tanpa air yang berasal dari batu pecah.
2) Beton dikelompokkan dalam kelas yang berbeda, sesuai ketentuan berikut:
 Beton mutu K-225 (fc = 291 kg/cm2) digunakan untuk Struktur bangunan.
 Beton mutu K-175 (fc = 186 kg/cm2) digunakan untuk Saluran.
 Beton mutu B-0 digunakan untuk lantai kerja pondasi dan pengisi.
b. Semen
Semen harus dari tipe I dan memenuhi persyaratan SII-0013-81/SNI.15- 204-992 atau
ASTM C 150-89. Semen harus berasal dari salah satu merk dagang, seperti Semen
Tonasa, Semen Tiga Roda, Semen Gresik, Semen Bosowa, Semen Kujang, Semen
Chon
c. Air
Air untuk campuran, perawatan atau aplikasi lainnya harus bersih dan bebas dari
unsur-unsur yang merusak seperti alkali, asam, garam dan bahan organik. Air dari
kualitas yang dikenal dan untuk konsumsi manusia tidak perlu diuji. Bagaimanapun,
bila hal ini terjadi, semua air kecuali yang telah disebutkan di atas, harus diuji dan
memenuhi ketentuan ASTM dan/atau disetujui Pengawas Lapangan
d. Agregat Halus
1) Agregat halus untuk beton harus terdiri dari pasir keras dan halus disetujui
Pengawas Lapangan. Agregat halus harus memenuhi ketentuan berikut:
METODA UJI AASHTO
NO. AASHTO BERAT %

1. Gumpalan tanah liat T 112 0,5 %

2. Batubara dan bahan bakar T 113 0,5 %


PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
19
PAPUA

3. Bahan lolos saringan no. 200 T 11 3 %

2) Agregat halus tidak boleh mengundang bahan-bahan organik, asam, alkali dan
bahan lainnya yang merusak. Agregat halus merata didegradasi dan harus
memenuhi ketentuan gradasi berikut:
% BERAT YANG
SARINGAN
LOLOS (AASHTO T
27)
3/8” (9,5 mm) 100
No. 4 (4,75 mm) 95 – 100
No. 18 (1,18 mm) 45 – 80
No. 50 (0,300 mm) 10 – 30
No. 100 (0,150 mm) 1 – 10
e. Agregat Kasar
1) Agregat kasar untuk konstruksi harus terdiri dari batu butiran, batu pecah, kerak
dapur tinggi dan bahan lainnya yang disetujui dan memiliki karakteristik serupa
yang keras, tahan lama dan bebas dari bahan-bahan yang tidak diinginkan.
Agregat kasar harus bebas dari bahan-bahan yang merusak dan harus memenuhi
ketentuan berikut:
METODA UJI MAX.
NO.
AASHTO BERAT %
1. Gumpalan tanah liat T 112 0,25 %
2. Bahan lolos saringan no. 200 T 11 1%
3. Bahan tipis panjang lebih dari - 10 %
Bahan-bahan lain yang merusak harus tidak lebih dari batas presentase yang
ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini dan/atau disetujui Pengawas Lapangan
2) Ketentuan gradasi batuan kasar harus memenuhi ketentuan ASTM A 33:
UKURAN PRESENTASE BERAT LOLOS SARINGAN %
MAKS. BATU UKURAN SARINGAN
PECAH 5,08 2,5 1,905 1,27 0,952 No.4 No.8 No.1
(CM) 4 6
3,81 95-100 - - - 10- 0-5 - -
1,905 - 100 90-100 - 20-55 0-10 0-5 -
0,952 - - - 10 85- 10- 0-10 0-5

3) Agregat kasar dari ukuran yang berbeda harus digabung dengan ukuran lain
dengan perbandingan berat atau volume untuk menghasilkan batuan yang
memenuhi persyaratan gradasi yang ditentukan.
f. Bahan Perawatan
Bahan untuk perawatan harus memenuhi ketentuan berikut :
1) Lembaran kain dari sera/goni
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
20
PAPUA

2) Lapisan cairan untuk perawatan beton


3) Lembaran polyethylene putih untuk perawatan beton
g. Bahan Tambahan
1) Bahan tambahan untuk mengurangi air dan memperlambat pengerasan beton, bila
dibutuhkan, harus memenuhi ketentuan ASTM C 494 tipe B dan D.
2) Bahan tambahan untuk mempercepat pengerasan beton bila diperlukan, harus
memenuhi ketentuan ASTM C 494 tipe C.

h. Pengisi Sambungan (Join Filler) dan (Joint Sealant)


1) Joint Filler harus memenuhi persyaratan AASHTO M 153 dan US Federa
Specification HH-F 341 a type 1 class B, seperti Pavatex atau setara.
2) Joint sealant harus memenuhi persyaratan ASTM C 920 seperti Elasto-sea 227
atau setara.
i. Baja Tulangan
Mutu baja yang dugunakan untuk tulangan beton adalah sebagai berikut:
1) diameter < 13 mm, mutu baja : BJTP 24 (polos)
2) diameter >= 13 mm, mutu baja : BJTD 32 (ulir)
3) Gambar rencana kerja untuk baja tulangan, meliputi rencana pemotongan,
pembengkokan, sambungan dan penghentian akan dibuat dan disampaikan oleh
Kontraktor kepada Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu sebelum pelaksanaan.
4) Semua detail akan memenuhi persyaratan seperti yang dicantumkan dalam
gambar kerja dan syarat-syarat yang akan diikuti menurut PBI 1971, NI.2.
5) Diameter-diameter pengenal akan sama seperti persyaratan dalam gambar kerja
dan bilamana diameter tersebut akan diganti maka jumlah luas penampang
persatuan lebar beton minimal akan sama dengan luas penampang rencana.
Sebelum melakukan perubahan-perubahan Kontraktor akan meminta persetujuan
terlebih dahulu dari Direksi Pengawas.
6) Tidak diperkenankan membengkok tulangan bila sudah ditempatkan, kecualai
apabila hal itu terpaksa dan sudah mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas.
7) Tulangan akan ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai rencana, dan akan
dijaga agar jarak antara tulangan dengan bekisting untuk mendapatkan tebal
selimut beton (beton deking) minimal 5 cm.
8) Untuk itu Kontraktor akan mempergunakan penyekat (spacer), dudukan (chairs)
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
21
PAPUA

dari blok-blok beton yang mempunyai mutu beton minimal sama dengan beton
yang bersangkutan.
9) Semua tulangan akan diikat dengan baik dan kokoh sehingga dijamin tidak
bergeser pada waktu pengecoran.
10) Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan akan terlebih dahulu diperiksa
untuk memastikan penelitian penempatannya, kebersihan dan untuk mendapatkan
perbaikan bilamana perlu.
11) Tulangan yang berkarat akan segera dibersihkan atau diganti bilamana dianggap
oleh Direksi Pengawas akan melemahkan konstruksi.
12) Pengecoran tidak diperkenankan apabila belum diperiksa dan disetujui oleh
Direksi Pengawas.
13) Khusus untuk tebal selimut beton, dudukan akan cukup kuat dan jaraknya
sedemikian sehingga tulangan tidak melengkung dan beton penutup tidak kurang
dari yang disyaratkan.
14) Toleransi yang diperkenankan untuk penyimpangan terhadap bidang
horizontalnya adalah ± 4 mm.
5. Pelaksanaaan Pekerjaan
a. Perancah dan Acuan
1) Perancah harus dibuat di atas pondasi dengan kekuatan yang memadai untuk
menerima beban tanpa penurunan.
2) Perancah yang berdiri di atas tanah lembek harus didukung dan diperkuat dengan
perancah tambahan yang sesuai. Sebelum menempatkan perancah, gambar
rancangan pemasangan/ penempatan perancah harus diserahkan kepada Pengawas
Lapangan untuk disetujui.
3) Acuan harus memenuhi ketentuan berikut :
 Semua acuan harus dilengkapi dengan lubang pembersihan yang memadai
untuk pemeriksaan dan pembersihan setelah pemasangan baja tulangan.
 Bahan acuan harus berasal dari papan kayu tebal minimal 20 mm, kayu lapis
tebal minimal 9 mm, baja pelat lembaran tebal minimal 0,6 mm, atau bahan
lain yang disetujui.
 Permukaan beton yang menghendaki penyelesaian halus dan diekspos harus
menggunakan acuan kayu lapis.
 Desain dan konstruksi acuan, penopang dan penguat menjadi tanggung jawab
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
22
PAPUA

Kontraktor.
 Acuan harus rapat dan kaku agar tidak terjadi distorsi yang diakibatkan oleh
tekanan alat penggetar dan beban beton atau lainnya.
 Acuan harus dibuat dengan teliti dan diperiksa kemampuan konstruksinya
sebelum pengecoran.
 Semua sudut sambungan, pertemuan harus kaku untuk mencegah terbukanya
acuan selama pekerjaan pengecoran berlangsung. Kontraktor bertanggung
jawab untuk acuan dan penopangnya yang memadai.
 Ikatan metal, penunjang, baut dan batang harus disusun sedemikian rupa
sehingga ketika acuan dibuka, semua metal harus berada tidak kurang dari 5
mm dari permukaan beton ekspos.
 Untuk permukaan beton ekspos, ikatan metal, bila diijinkan, harus
disingkirkan sampai kedalaman minimal 25 mm dari permukaan beton tanpa
merusak.
4) Bila dasar acuan sukar dicapai, dinding bagian bawah acuan harus dibiarkan
terbuka, dan acuan kayu harus dibasahi dengan air sebelum penempatan beton.
b. Pengecoran Beton
1) Pekerjaan pengecoran beton akan dilaksanakan sekaligus dan akan dihindarkan
penghentian pengecoran kecuali bila sudah diperhitungkan pada tempat-tempat
yang aman dan sebelumnya sudah mendapat persetujuan Direksi Pengawas.
2) Kontraktor akan sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk pengamanan,
pelindung dan lain-lain yang dapat menjamin kontinuitas pengecoran.
3) Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata Kontraktor akan
memakai mesin pengaduk beton/concrete mixer.
4) Mesin pengaduk akan cukup untuk melayani volume pekerjaan yang
direncanakan.
5) Mesin pengaduk akan dibersihkan dengan air dan dihindarkan dari pengotoran
minyak, sebelum dipakai. Setiap campuran beton akan diaduk dalam pengaduk
sehingga merata / homogen dan waktu pengadukan minimum adalah 2 menit
untuk setiap kali mencampur.
6) Bilamana perlu Kontraktor diperkenankan untuk menggunakan concrete pump,
gerobak-gerobak dorong untuk mengangkut adukan ketempat yang akan dicor.
Pengangkutan beton tidak diperkenankan dengan ember-ember.
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
23
PAPUA

7) Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatan, material serta tenaga yang


diperlukan sudah akan siap dan cukup untuk suatu tahap pengecoran sesuai
dengan rencana yang sebelumnya disetujui Direksi Pengawas.
8) Tulangan, jarak, bekesting dan lain-lain, akan dijaga dengan baik sebelum dan
selama pelaksanaan pengecoran.
9) Segera setelah beton dituangkan kedalam bekisting, adukan akan dipadatkan
dengan concrete vibrator yang jumlahnya akan mencukupi. Penggetaran dengan
concrete vibrator dapat dibantu dengan perojokan, apabila dengan concrete
vibrator tidak mungkin dilakukan dan hal ini akan mendapatkan persetujuan dari
Direksi Pengawas terlebih dahulu.
10) Pengecoran akan menerus dan hanya boleh berhenti ditempat tempat yang
diperhitungkan aman dan telah direncanakan terlebih dahulu dan sebelumnya
mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas. Penghentian maksimum 2 jam.
Untuk menyambung suatu pengecoran, pengecoran sebelumnya akan dibersihkan
permukaannya dan dibuat kasar dengan sikat baja agar sempurna sambungannya
dan sebelum adukan beton dituangkan, permukaan yang akan disambung akan
disiram dengan air semen dengan campuran 1PC: 0.5 air.
11) Selama waktu pengerasan , beton harus dilindungi dengan air bersih atau ditutup
dengan karung karung yang senantiasa dibasahi dengan air, terus menerus selama
paling tidak 10 hari setelah pengecoran.
12) Apabila cuaca meragukan, sedangkan Direksi Pengawas tetap menghendaki agar
pengecoran tetap akan berlangsung, maka pihak Kontraktor akan menyediakan
alat pelindung/terpal yang cukup untuk melindungi tempat yang sudah / akan
dicor.
13) Pengecoran tidak diijinkan selama hujan lebat atau ketika suhu udara naik diatas
32 derajat Celcius.
14) Untuk setiap jumlah 5 m3 pengecoran, Kontraktor diwajibkan membuat minimal
1 (satu) buah contoh (sample) kubus/silinder untuk pemeriksaan kekuatan tekan
beton, pemeriksaan slump test, dengan prosedur sebagaimana ditentukan dalam
PBI 1971/PB 89.
15) Slump yang diperkenankan dalam pelaksananan adalah antara 75 mm ± 25 mm.
16) Pengambilan-pengambilan contoh diatas dilakukan atas petunjuk Direksi
Pengawas, kubus-kubus/silinder yang telah diambil akan dijaga agar dapat
mengeras dengan baik.
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
24
PAPUA

17) Demikian pula kubus/silinder beton yang diambil selama pengecoran akan diuji
kuat tekannya di laboratorium yang telah disetujui Direksi Pengawas dan hasilnya
dilaporkan secara tertulis kepada Direksi Pengawas untuk dievaluasi. Bilamana
hasil pengujian menunjukkan mutu beton kurang dari K225 untuk bagian struktur
yang direncanakan, Kontraktor diwajibkan untuk mengajukan rencana perbaikan/
penanggulangan kepada Direksi Pengawas dan mengadakan per- kuatan/
penyempurnaan konstruksi dengan biaya Kontraktor apabila hal tersebut
dipandang perlu oleh Direksi Pengawas.
18) Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa mutu beton kurang dari nilai K
(kuat tekan karakteristik) yang disyaratkan, Kontraktor akan mengambil core-
sample daribagian-bagian konstruski yang diragukan.
19) Jumlah sampel kubus untuk tiap pemeriksaan adalah 3 buah, dan selanjutnya akan
diperiksa di laboratorium dengan petunjuk Direksi Pengawas.
20) Hasilnya akan dievaluasi Direksi Pengawas dan apabila ternyata nilai yang
diperoleh membahayakan konstruksi, Kontraktor akan melakukan perbaikan
bagian konstruksi tersebut atas biaya Kontraktor. Additive dapat pula
dipergunakan sepanjang tidak menyebabkan kelainan- kelainan pada beton dan
untuk itu akan mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Pengawas
c. Perlakuan Pembukaan Acuan
Semua dinding acuan harus diberi lapisan yang disetujui sebelum penempatan baja
tulangan, dan acuan dari kayu harus dibasahi dengan air sebelum penempatan beton.
Bahan pelapis yang akan menyebabkan perubahan warna asli beton tidak boleh
digunakan.
d. Penempatan Pipa Drainase dan Konduit
1) Pipa-pipa drainase, konduit kabel listrik dan/atau telekomunikasi harus dipasang
sebelum pengecoran, dengan tanpa mengurangi kekuatan beton. Pipa-pipa
tersebut harus dilindungi sehingga tidak akan terisi adukan beton sewaktu
pengecoran.
2) Pipa drainase dan pipa konduit harus sesuai dengan ketentuan Spesifikas Teknis
Mekanikal.
e. Sambungan Konstruksi
Sambungan konstruksi harus ditempatkan pada tempat-tempat sesuai Gambar Kerja
atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan. Sambungan konstruksi harus tegak lurus
terhadap garis utama tekanan dan umumnya ditempatkan pada titik-titik minimal gaya
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
25
PAPUA

geser pada sambungan konstruksi horizontal. Batang pasak, alat penyalur beban dan
alat pengikat yang diperlukan harus ditempatkan pada tempat-tempat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
f. Sambungan Terbuka
Sambungan terbuka harus dibuat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dengan
menyisipkan dan kemudian mencabut kepingan kayu, pelat metal atau bahan lain yang
disetujui. Penyisipan dan pencabutan cetakan harus dilakukan tanpa merusak
pinggiran atau sudut beton. Penulangan tidak boleh melewati sambungan terbuka
kecuali bila ditentukan lain.
g. Pengisi Sambungan
1) Sambungan mulai yang diisi harus dibuat serupa dengan sambungan terbuka. Bila
ditentukan pembentukan ulang sambungan muai, ketebalan pengisian yang
dipasang sesuai dengan ketentuan Gambar Kerja. Pengisi sambungan harus
dipotong dengan bentuk dan ukuran yang sama dengan permukaan yang akan
disambung.
2) Pengisi harus dipasang dengan kuat terhadap permukaan beton yang telah
ditempatkan dengan cara sedemikian rupa sehingga tidak bergeser bila
disampingnya ditempatkan beton.
3) Bila diperlukan penggunaan lebih dari 1 lembar pengisi untuk mengisi
sambungan, lembaran harus ditempatkan secara rapat dan celah diantaranya diisi
dengan aspal kelas 18 kg, dan salah satu sisinya harus ditutup dengan aspal panas
agar tersimpan dengan baik.
4) Segera setelah pembongkaran acuan, sambungan muai harus diperiksa dengan
teliti.
5) Beton atau adukan yang menutup sambungan harus dipotong dengan rapih dan
dibuang. Bila, selama pelaksanaan, bukaan sebesar 3 mm atau lebih muncul pada
sambungan yang akan dilalui lalu lintas, bukaan tersebut harus ditutup dengan ter
panas atau aspal sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
h. Sambungan Besi
Sambungan hasil harus ditempatkan pada semua sambungan konstruksi yang
berhubungan langsung dengan tanah atau air bawah tanah dan tempat-tempat lain
sesuai Gambar Kerja dan/atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
i. Toleransi
Kontraktor harus menjaga dan menyetel acuan untuk memastikan, setelah
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
26
PAPUA

pembongkaran acuan dan sebelum pekerjaan akhir, bahwa tidak ada bagian beton
yang melebihi toleransi yang diijinkan dalam Gambar Kerja. Variasi ketinggian lantai
harus diukur sebelum pembongkaran pelindung dan penumpu.
j. Perbandingan dan Campuran Beton
1) Perbandingan bahan ditentukan dengan penimbangan atau dengan metoda yang
disetujui Pengawas Lapangan. Perbandingan volume tidak diijinkan tanpa
persetujuan Pengawas Lapangan.
2) Semua beton harus dicampur dengan mesin. Waktu pencampuran harus sesuai
dengan petunjuk kapasitas alat pencampur.
3) Slump yang diijinkan minimal 75 mm dan maksimal 150 mm untuk balok, kolom
dan pelat sedangkan untuk pondasi sumuran minimal 50 mm dan maksimal 125
mm. Pencampuran beton tidak boleh dimulai tanpa memastikan persediaan bahan
yang memadai, dalam batas yang aman, agar pengecoran beton dapat
dilaksanakan.
4) Bila pengecoran tidak dapat dihentikan. Kontraktor harus menyediakan peralatan
tambahan dan memadai yang disetujui Pengawas Lapangan.
5) Beton ready-mixed harus dicampur dan didatangkan sesuai ketentuan ASTM C
94 dan ASTM C 685.
k. Penempatan Beton dan Pembongkaran Acuan
1) Beton tidak boleh ditempatkan sebelum acuan, penulangan, sisipan dan lainnya
telah disetujui Pengawas Lapangan. Acuan harus dibersihkan, bebas dari
guncangan, celah, mata kayu, kotoran dan bengkokan sebelum pengecoran.
2) Metoda dan urutan pengecoran harus sesuai dengan Spesifikasi Teknis dan
petunjuk Gambar Kerja.
3) Bagian luar permukaan beton harus dikerjakan dengan baik selama pengecoran.
Penggetaran terus menerus pada jarak 38-40 cm harus tetap terjaga untuk
mencegah keropos dan untuk mendapatkan permukaan yang halus.
l. Corong dan Saluran
1) Beton harus ditempatkan sedemikian rupa untuk mencegah terpisahnya bahan-
bahan dan bergesernya baja tulangan. Bila dibutuhkan kemiringan yang tajam,
corong harus dilengkapi dengan papan-papan berukuran pendek yang mengubah
arah gerakan. Semua corong, saluran dan pipa harus dijaga agar bebas dari beton
yang mengeras dengan cara menyiram air setiap kali setelah penuangan. Siraman
air harus jauh dari beton yang baru saja ditempatkan.
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
27
PAPUA

2) Beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 150 cm kecuali melalui
corong tertutup pipa. Setelah ikatan awal beton, acuan tidak boleh digetarkan dan
tekanan tidak boleh dilakukan pada ujung pelindung tulangan. Beton harus
diangkat dari mesin pengaduk dan diangkut dalam waktu 1 jam ke lokasi akhir
yang disetujui Pengawas Lapangan. Hal ini untuk memastikan bahwa beton
sesuai dengan mutu yang disyaratkan pada waktu penempatan dan Kontraktor
harus menjaga pengangkutan beton yang menerus/tidak terputus-putus.
3) Semua peralatan, mesin dan alat-alat yang digunakan untuk pekerjaan ini harus
bersih, dan bekerja dengan baik. Bila memungkinkan, sebuah unti pengganti atau
suku cadang harus disediakan di lokasi.
4) Bila digunakan, jalur pompa harus diletakkan sedemikian rupa sehingga aliran
beton tidak terganggu. Benda-benda tajam harus disingkirkan.
5) Kadar air dan ukuran partikel bantuan harus diawasi dengan teliti ketika beton
dipompa untuk mencegah pemampatan. Kemiringan saluran untuk mengalirkan
beton segar harus dipilih dengan tepat sehingga beton dengan kadar air rendah
dapat mengalir dalam aliran seragam tanpa pemisahan semen dan bantuan.
6) Bila beton ditempatkan langsung di atas tanah, alas atau dasar harus bersih dan
padat, dan bebas dari air atau aliran air. Permukaan lantai yang akan diberi beton
harus benar-benar bersih dari lumpur, batu lepas, kotoran dan bahan lapisan lain
yang mengganggu. Prosedur ini harus diketahui dan disetujui Pengawas
Lapangan.
m. Pembongkaran Acuan
Acuan dan perancah tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan Pengawas Lapangan.
Persetujuan Pengawas Lapangan tidak membebaskan Kontraktor dari keamanan
pekerjaan tersebut. Jadwal pembongkaran harus ditentukan oleh Pengawas Lapangan.
n. Perbaikan Beton
1) Kontraktor harus meminta Pengawas Lapangan untuk memeriksa permukaan
beton segera setelah pembongkaran.
2) Kontraktor atas biayanya harus mengganti beton yang tidak sesuai dengan garis,
detail atau elevasi yang telah ditentukan atau yang rusaknya berlebihan. (Jangan
menambal, mengisi, memulas, memperbaiki atau mengganti beton ekspos kecuali
atas petunjuk Pengawas Lapangan).
3) Semua beton yang membentuk permukaan harus memiliki penyelesaian cor di
tempat menggunakan acuan khusus. Lubang pengikat harus ditutup. Permukaan
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
28
PAPUA

ekspos dan permukaan yang akan di cat harus bersih dari tambalan, memiliki
sirip-sirip dan tetesan adukan yang tersikat halus, dan memiliki permukaan yang
bebas dari lapisan penutup dan debu.
4) Keropos, lubang atau sambungan dingin harus diperbaiki segera setelah
pembongkaran acuan. Bahan tambahan harus kohesif, tidak berkerut dan melebihi
kekuatan beton.
5) Singkirkan cacat, karat, noda atau beton ekspos yang luntur warnanya atau beton
yang akan dicat dengan:
 Semprotan pasir ringan
 Pembersihan dengan larutan lembut sabun detergent dan air yang
diaplikasikan dengan menggosok secara keras dengan sikat lembut,
kemudian disiram dengan air.
 Pembersihan dengan larutan asam muriatik yang mengandung tidak kurang
dari 2 % dan tidak lebih dari 5 % asam dalam volume, yang diaplikasikan
pada permukaan yang sebelumnya telah dilembabkan dengan air bersih.
 Hilangkan asam. Lindungi bahan metal atau lainnya yang dapat rusak karena
asam.
 kapur.
 Mengikir dan menggerinda.
o. Penyelesaian Beton
1) Kecuali ditentukan lain, permukaan beton harus segera diselesaikan
setelah pembongkaran dan harus diselesaikan sesuai tingkat dan dimensi seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
2) Floor Hardener harus diaplikasikan pada permukaan beton yang masih segar
secara merata, dengan cara pelaksanaan dan dalam jumlah sesuai rekomendasi
dari pabrik pembuatnya, atau sebanyak 5 kg/m2, kecuali bila ditentukan lain oleh
Pengawas Lapangan.
p. Perawatan dan Perlindungan
Ketentuan-ketentuan berikut harus diperhatikan untuk melindungi beton segar yang
baru dicor terhadap matahari, angin dan hujan sampai beton mengeras dengan baik,
dan untuk mencegah pengeringan yang terlalu cepat.
 Semua acuan yang berisi beton harus dijaga tetap lembab sampai saat
pembongkaran.
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
29
PAPUA

 Semua permukaan beton ekspos harus dilembabkan secara terus menerus selama
14 hari setelah pengecoran.
 Perhatian khusus harus diberikan pada permukaan lantai atap yang akan ditutup
dengan karung lembab atau dilindungi terhadap kekeringan dengan bahan lain
yang sesuai.
 Tidak diijinkan menyimpan bahan-bahan di atas beton atau melintas diatas
konstruksi, yang menurut pendapat Pengawas Lapangan, belum cukup mengeras.

PASAL 18
ADUKAN DAN PLESTERAN

1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan adukan dan plesteran (kasar dan halus), seperti
dinyatakan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
2. Standar/ rujukan
a. American Society for Testing and Materials (ASTM)
b. American Concrete Institute (ACI)
c. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (N1-2, 1971)
d. Standar Industri Indonesia (SII) and / or Standar Nasional Indonesia (SNI):
e. American Association of State Highway and Transportation Officials
f. Spesifikasi Teknis – Beton Cor di Tempat.
3. Prosedur umum
a. Contoh Bahan
Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan
untuk terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.
b. Pengiriman dan Penyimpangan
1) Pengiriman dan penyimpangan bahan semen dan bahan lainnya harus sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis seperti pada (Spesifikasi Teknis Beton Cor Di
Tempat).
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
30
PAPUA

2) Pasir harus disimpan di atas tanah yang bersih, bebas dari aliran air, dengan kata
lain daerah sekitar penyimpanan dilengkapi dengan saluran pembuangan yang
memadai, dan bebas dari benda-benda asing. Tinggi penimbunan tidak lebih dari
1200 mm agar tidak berhamburan.
4. BAHAN-BAHAN
a. Semen
Semen tipe I harus memenuhi standar SII.0013-81/SNI.15-2049-1992 atau ASTM C
150-89 serta Spesifikasi Teknis seperti pada BAB II.4 (Spesifikasi Teknis Beton Cor
Di Tempat). Semen yang digunakan harus berasal dari satu merek dagang yang
dikenal luas dan mudah diperoleh.
b. Pasir
Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung lumpur atau kotoran
yang lain yang merusak. Perbandingan butir-butir harus seragam dari yang kasar
sampai dengan yang halus, sesuai dengan ketentuan ASTM C 33.
c. Air
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat-zat organic yang bersifat
merusak. Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum tidak perlu diuji.
Pada dasarnya semua air, kecuali yang telah disebutkan diatas, harus diuji sesuai
ketentuan AASHTO T26 dan/atau disetujui Pengawas Lapangan.
d. Bahan Tambahan
Bahan tambahan untuk meningkatkan kekedapan air terhadap air dan menambah
daya lekat harus berasal dari merek yang dikenal luas, seperti Super Cement, Febond
SBR, Cemecryl, Barra Emulsion 57 atau yang setara.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Perbandingan Campuran Adukan dan/atau Plesteran
1) Campuran 1 semen dan 3 pasir digunakan untuk adukan kedap air, adukan kedap
air 150 mm di bawah permukaan tanah sampai 200 mm di atas lantai, tergambar
atau tidak tergambar dalam Gambar Kerja, plesteran permukaan beton yang
terlihat dan tempat-tempat lain seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
2) Campuran 1 semen dan 5 pasir untuk semua pekerjaan adukan dan plesteran
selain tersebut di atas.
3) Bahan tambahan untuk menambah daya lekat dan meningkatkan kekedapan
terhadap air harus digunakan dalam jumlah yang sesuai dengan petunjuk
penggunaan dari pabrik pembuat.
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
31
PAPUA

b. Pencampuran
Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau alat pencampur
yang disetujui sampai diperoleh campuran yang merata, untuk kemudian ditambahkan
sejumlah air dan pencampuran minimal 1 sampai 2 menit sebelum pengaplikasian.
Adukan harus dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu percampuran minimal 1 sampai
2 menit sebelum pengaplikasian.
Adukan yang tidak digunakan dalam jangka waktu 45 menit setelah pencampuran
tidak diijinkan digunakan.
c. Persiapan dan Pembersihan Permukaan
1) Semua permukaan yang akan menerima adukan dan/atau plesteran harus bersih,
bebas dari serpihan karbon lepas dan bahan lainnya yang mengganggu.
2) Pekerjaan plesteran hanya diperkenankan setelah selesainya pemasangan instalasi
listrik dan air dan seluruh bagian yang akan menerima plesteran telah terlindung
di bawah atap. Permukaan yang akan diplester harus telah berusia tidak kurang
dari dua minggu. Bidang permukaan tersebut harus disiram air terlebih dahulu
dengan air hingga jenuh dan siar telah dikerok sedalam 10 mm dan dibersihkan.
d. Pemasangan
1) Plesteran Batu Bata
 Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan
pembersihan selesai.
 Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang plesteran
dibagi-bagi dengan kepala plesteran yang dipasangi kelos-kelos sementara
dari bambu. Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang
tegak dengan menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokan
kerataan bidang
 Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya permukaan
dinding baru dapat ditutup dengan plesteran sampai rata dan tidak ada
kepingan-kepingan kayu yang tertinggal dalam plesteran. Seluruh permukaan
plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila pasangan akan dilapis dengan
bahan lain. Sisa-sisa pekerjaan yang telah selesai harus segera dibersihkan.
 Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian pertemuan
dengan bukaan dinding atau bagian lain yang ditentukan dalam Gambar
Kerja, dibuat dengan menggunakan profil kayu khusus untuk itu yang telah
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
32
PAPUA

diserut rata, rapi dan siku.


2) Plesteran Permukaan Beton
 Permukaan beton yang akan diberi plesteran harus dikasarkan, dibersihkan
dari bagian-bagian yang lepas dan dibasahi air, kemudian diplester.
 Permukaan beton harus bersih dari bahan-bahan cat, minyak, lemak, lumut
dan sebagainya sebelum pekerjaan plesteran dimulai. Permukaan beton harus
dibersihkan menggunakan kawat baja. Setelah plesteran selesai dan mulai
mengeras, permukaan plesteran dirawat dengan penyiraman air. Plesteran
yang tidak sempurna, misalnya bergelombang, retak-retak, tidak tegak lurus
dan sebagainya harus diperbaiki.
e. Ketebalan Adukan dan Plesteran
Tebal adukan dan/atau plesteran minimal 20 mm, kecuali bila dinyatakan lain dalam
Gambar Kerja atau sesuai dengan petunjuk Pengawas Lapangan.
f. Pengacian
Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh sehingga plesteran
menjadi rata, halus, tidak ada bagian yang bergelombang, tidak ada bagian yang retak
dan setelah plesteran berumur 8 (delapan) hari atau sudah kering betul. Selama 7
(tujuh) hari setelah pengacian selesai dilakukan, Kontraktor harus selalu meyirami
bagian permukaan yang diaci dengan air sampai jenuh, sekurangkurangnya dua kali
setiap harinya.
g. Pemeriksaan dan Pengujian
Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa dan diuji. Kontraktor setiap
waktu harus memberi kemudahan kepada Pengawas Lapangan untuk dapat
mengambil contoh pada bagian yang telah diselesaikan. Bagian yang ditemukan tidak
memuaskan harus diperbaiki dan dikerjakan dengan cara yang sama dengan
sebelumnya tanpa biaya tambahan dari Pemilik Proyek.

PASAL 19
PEKERJAAN KUSEN, PINTU & JENDELA

A. Pekerjaan Kusen Kayu


1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
33
PAPUA

alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan kosen dari kayu Linggua yang telah dikeringkan, mutu kelas A, kelas kuat
III dan kelas awet III dan kayu Ulin untuk kosen KM/WC
b. Ukuran finish kosen sesuai detail gambar.
c. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5 (PKKI tahun
1961), PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan SII 0458-81.
d. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas
dari cacat seperti retak-retak, mata kayu fan cacat lainnya.
e. Kelembaban yang disyaratkan maksimum 17%, untuk seluruh bahan kayu kosen
yang digunakan.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang- lubang), termasuk
mempelajari bentuk, pola, layout/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan
detail-detail sesuai gambar.
b. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu ditempat pekerjaan harus ditempatkan
pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
c. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut,
angkurangkur dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya
untuk bidangbidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas
penyetelan.
d. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain
sisi-sisinya dan dilapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan/
pemasangan, kecuali bila ditentukan lain.
e. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan dan
pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin diluar tempat
pekerjaan/pemasangan.
f. Kosen yang terpasang harus sesuai petunjuk gambar dan diperhatikan ukuran,
bentuk profil, type kosen dan arah pembukaan pintu/jendela.
g. Pembuatan dan penyetelan/pemasangan kosen-kosen harus lurus dan siku,
sehingga mekanisme pembukaan pintu/jendela bekerja dengan sempurna.
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
34
PAPUA

h. Kosen tidak diperkenankan dipoles dengan cat, vernis, meni atau finishing
lainnya sebelum diperiksa dan diteliti oleh Direksi Pengawas.
i. Semua kosen yang melekat pada dinding beton/bata diberi penguat angkur
diameter 10 mm. Pada setiap sisi kosen pintu yang tegak dipasang 3 angkur dan
untuk sisi kosen jendela 2 angkur.
j. Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan dan pengotoran dari
akibat pelaksanaan pekerjaan lain.
k. Pemasangan tiang kosen yang langsung diatas lantai (kosen pintu) dibuat neud
tinggi 10 cm. Bahan dari beton adukan 1 PC: 2 pasir beton : 3 koral.

B. Pekerjaan Daun Pintu Panel


1. Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dicapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan pembuatan daun pintu panel dipasangkan pada pintu-pintu dan seluruh
detail seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan rangka dari kayu Besi yang telah dikeringkan, mutu I, kelas kuat II dan
kelas awet I-II, ukuran 3,5 x 4 cm atau sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
b. Pengisi pintu (panel) dari bahan block board tebal 18 mm lapis double plywood 6
mm dan teak plywood tebal 4 mm. Pelapisan dilakukan pada kedua belah
sisi/muka block board. Lapisan teak plywood merupakan penutup paling luar
untuk kedua muka, dengan pemasangan tekstur kayu pada bagian luar yang
kelihatan.
c. Pada bagian-bagian daun pintu seperti yang telah ditentukan dalam detail gambar,
dipasang list dari kayu Ramin yang telah dikeringkan, lebar 2 cm, pemasangan
sesuai detail gambar.
d. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus kering dengan permukaan rata, bebas
dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya. Kelembaban bahan
kayu yang digunakan, disyaratkan maksimum 12%. Mutu dan kualitas kayu yang
dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5 (PKKI tahun 1961),PUBI 82 pasal37 dan
memenuhi persyaratan dlm SII 0458-81.
e. Bahan block board dari jenis yang bermutu baik, buatan dalam negeri merk
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
35
PAPUA

Asahi, teak plywood dari merk Asahi atau yang setara dan plywood merk Singa
Laut, bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi persyaratan dalam PUBI
tahun 1982 pasal 38 dan memenuhi SII 0404-81.
f. Setiap sambungan rangka daun pintu dan setiap penempelan permukaan bahan
pelapis untuk panel daun pintu, digunakan lem kayu yang bermutu baik, merk
Aica Aibon atau merk lain yang setara.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambargambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang- lubang),
termasuk mempelajari bentuk, pola, layout/penempatan, cara pemasangan,
mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
b. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan pintu ditempat
pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik,
tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
c. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka kayu agar tetap terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan, tidak boleh ada lubang
lubang atau cacat bekas penyetelan.
d. Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu
sama lain sisi-sisinya ukuran rangka kayu merupakan ukuran jadi.
e. Penyambungan rangka daun pintu dibuat sistim lubang dan pen dengan
paku/pasak kayu atau bambu serta digunakan lem kayu yang bermutu baik
produk dalam negeri dari merk seperti yang telah disyaratkan dan disetujui
Direksi Pengawas. Pekerjaan daun pintu dilakukan dibengkel penyambungan
rangka dan penempelan dari seluruh bahan panel, dilakukan dengan sistim pres di
pabrik).
f. Tebal lapisan panel daun pintu, bentuk dan susunan pelapisannya, sesuai yang
ditunjukkan dalam detail gambar.
g. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan Direksi
Pengawas, tanpa meninggalkan bekas/cacat pada permukaan kayu yang tampak.
h. Daun pintu setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak melintir dan
semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.

C. Pekerjaan Daun Jendela Kaca


1. Lingkup Pekerjaan
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
36
PAPUA

a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan


dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dicapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan daun pintu kaca meliputi pembuatan daun jendela kaca/frame dari
kayu linggua untuk seluruh detail yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan Panel
Untuk panel digunakan bahan kaca yang memenuhi persyaratan dalam PUBI 82
pasal 63 dan SII 0819-78. Digunakan kaca Reflektif tebal 5 mm.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambargambar yang ada dan kondisi dilapangan (ukuran dan lubang-lubang),
termasuk mempelajari bentuk, pola, layout/penempatan, cara pemasangan,
mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
b. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan jendela ditempat
pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang
baik, tidak terkenan cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban.
c. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka jendela dan penguat
lain agar tetap terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/ menjaga
kerapihan, tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
d. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan Direksi
Pengawas, tanpa meninggalkan bekas/cacat pada permukaan rangka yang
tampak.
e. Untuk daun jendela kaca setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak
melintir dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik.

PASAL 20
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI

1. Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,
perlengkapan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan hingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
37
PAPUA

b. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengawasan dan perawatan dari seluruh alat-alat


yang dipasang pada daun pintu dan pada daun jendela serta seluruh detail yang
disebutkan/ditentukan dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan
a. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, seragam
dalam pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan yang telah disetujui Direksi
Pengawas.
b. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan gambar.
c. Perlengkapan Daun Pintu
1) Engsel (butt ghinges) dengan pemasangan 3 buah untuk pintu enkel dan 2 x 3
buah untuk pintu double, pada daun jendela minimum dipasang 2 buah setiap
daunnya, menggunakan engsel merk Schlage, Falcon atau Curbin type/serie
414, atau merk lain yang setara dan yang disetujui Direksi Pengawas. Material
dari bahan stainless steel dengan paku sekrup kembang bahan sama dengan
bahan engsel, finish satin stainless steel atau satin chromium.
2) Pada daun pintu yang telah disyaratkan/ditentukan dalam gambar, dipasang
Door Closer merk Schlage, Falcon, Curbin type/serie LCN 1000 (steel grey).
3) Peralatan dari seluruh daun pintu yang telah disyaratkan/ditentukan dalam
gambar, dipasang peralatan-peralatan dari merk Schlage, Falcon, Curbin atau
merk lain, antara lain :
 Flush Bolt type/serie FB 007 dari Satin Stainless Steel
 Door Guard type/serie DG 005 dari Polish Chromium
 Door Stop type/serie 431 dari alumunium
 Door viewer type/serie DV 004 dari Brass
 Rack Bolt type/serie WB 006 dari Brass
4) Lock set, Handle dan Back Plate
 Pada seluruh daun pintu panel kayu, daun pintu double teak Teakwood dan
daun pintu glasal, digunakan kunci pintu merk Schlage type/serie A dan B
dengan material finish satin stainless steel atau satin chromium.
 Knob handle untuk kunci-kunci pintu type/serie A dan D adalah Orbit.
5) Kunci tanam, harus terpasang kuat pada rangka daun pintu.
6) Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya yang
menempel pada kunci harus dibersihkan dan dihilangkan sama sekali.
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
38
PAPUA

7) Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka, diberi door stop
dari merk dan type seperti yang telah disyaratkan, dipasang dengan baik pada
lantai dengan menggunakan sekrup dan nylon plug.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih
dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan. Pengajuan/penyerahan harus disertai brosur/spesifikasi dari pabrik yang
bersangkutan.
b. Apabila dianggap perlu, Direksi Pengawas dapat meminta untuk mengadakan test-test
laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang diajukan sebagai
dasar persetujuan. Seluruh biaya test laboratorium menjadi tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya.
c. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 20 cm (as) dari sisi atas pintu kebawah. Engsel
bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai keatas. Engsel
tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
d. Penarik ‘lock’ dan ‘latch’ harus diajukan oleh Kontraktor kepada Direksi Pengawas
untuk mendapatkan persetujuan.

PASAL 21
PEKERJAAN PLAFOND

A. Pekerjaan Kayu Rangka Plafon


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga diperoleh hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan kayu rangka plafond ini dilakukan pada ruang serta seluruh detail yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pengawas.
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan : Kayu Linggua, disetujui Direksi Pengawas.
b. Pola pemasangan : Sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar.
c. Rangka kayu bangkirai yang telah dikeringkan, rangka pembagi ukuran 5 x 7 cm
dan sebagai penggantung utama dengan kayu 5 x 10 cm. Pola pemasangan rangka
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
39
PAPUA

pembagi maksimal dibuat 60 x 60 cm serta kelos kayu ukuran 3 x 4 cm yang


dipasang pada setiap sambungan rangka pembagi.
d. Bahan kayu yang digunakan harus dipilih dari mutu terbaik, kering, tua, lurus dan
tanpa cacat. Kelembaban maksimum 17 % dan memenuhi persyaratan yang
ditentukan dalam NI-5.
e. Bagian bawah dari seluruh rangka diratakan / diserut sampai rata dan lurus.
Seluruh permukaan rangka kayu dilapis bahan cat.meni kayu yang bermutu baik
sampai rata.
f. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam PUBI
82 pasal 38, memenuhi SII 0404-81 dan NI-5.
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas.
b. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas, tetapi diperlukan untuk
penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik
dari jenisnya dan harus disetujuan dari Direksi Pengawas.
c. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish).
d. Pada pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang
dalam pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan langit- langit ini.
Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang terletak diatas
langit-langit harus sudah terpasang dengan sempurna.
e. Harus diperhatikan terhadap disiplin lain diantaranya pekerjaan elektrikal dan
perlengkapan instalasi yang diperlukan. Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas
tidak tercantum gambar rencana langit-langit harus diteliti terlebih dahulu pada
gambar-gambar instalasi yang lain (EL, PL, AC dan lain-lain). Untuk detail
pemasangan harus konsultasi dengan Direksi Pengawas.

B. Pekerjaan Plafon Gypsum


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga diperoleh hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan plafond gysum ini dilakukan pada ruang serta seluruh detail yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pengawas.
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
40
PAPUA

2. Persyaratan Bahan
a. Bahan: gypsum tebal 9 mm produk bermutu baik, disetujui Direksi Pengawas.
b. Pola pemasangan: Sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar.
c. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam PUBI
82 pasal 38, memenuhi SII 0404-81 dan NI-5.
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas.
b. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas, tetapi diperlukan untuk
penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas
terbaik dari jenisnya dan harus disetujuan dari Direksi Pengawas.
c. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish).
d. Pada pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang
dalam pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan langit- langit
ini. Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang terletak
diatas langit-langit harus sudah terpasang dengan sempurna.
e. Harus diperhatikan terhadap disiplin lain diantaranya pekerjaan elektrikal dan
perlengkapan instalasi yang diperlukan. Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas
tidak tercantum gambar rencana langit-langit harus diteliti terlebih dahulu pada
gambar-gambar instalasi yang lain (EL, PL, AC dan lain-lain). Untuk detail
pemasangan harus konsultasi dengan Direksi Pengawas.
f. Pola pemasangan langit-langit gypsum tebal 9 mm harus sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar.
g. Bidang pemasangan langit-langit tripleks harus rata / waterpass dan sesuai dengan
detail gambar. Hasil pemasangan harus betul-betul bersih.
h. Pada bagian tepi langit-langit dipasang list bentuk profil ukuran sesuai yang
ditujukkan dalam detail gambar, dari bahan gypsum yang di finish cat sesuai yang
disyaratkan

PASAL 22
PEKERJAAN KUDA-KUDA DAN PENUTUP ATAP

A. Pekerjaan Kuda-Kuda Kayu Linggua


1. Lingkup Pekerjaan
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
41
PAPUA

Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan kuda-kuda dari kayu Bangkirai yang telah dikeringkan, mutu kelas A, kelas
kuat I-II dan kelas awet III.
b. Ukuran kuda-kuda sesuai detail gambar.
c. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5 (PKKI tahun
1961), PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan SII 0458-81.
d. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas
dari cacat seperti retak-retak, mata kayu fan cacat lainnya.
e. Kelembaban yang disyaratkan maksimum 17 %, untuk seluruh bahan kayu kuda-
kuda yang digunakan.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambargambar yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk,
lay out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai
gambar.
b. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu ditempat pekerjaan harus ditempatkan
pada ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung
dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
c. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angkur-
angkur dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya untuk
bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
d. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain
sisisisinya dan dilapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan /
pemasangan, kecuali bila ditentukan lain.
e. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan dan
pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin diluar tempat pekerjaan /
pemasangan.

B. Pekerjaan Penutup Atap Metal


1. Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi pengadaan dan pemasangan semua bahan penutup atap seperti yang
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
42
PAPUA

tertera pada Bill of Quantity dan gambar rencana. Pekerjaan ini meliputi
penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga diperoleh hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
b. Mengadakan koordinasi dengan disiplin lain, yang berkaitan dengan pekerjaan
pemasangan atap, seperti pekerjaan baja, pekerjaan kayu dan pekerjaan lainnya.
2. Persyaratan Bahan
Sebelum didatangkan penutup atap di datangkan ke lokasi pekerjaan, contoh- contoh
semua bahan atap, bubungan dan lain sebagainya yang akan digunakan harus
diajukan terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan konsultan perencana dan
konsultan pengawas.
a. Bahan: Multiroof.
b. Bahan tidak mudah pecah,tidak mudah berlumut atau berjamur, tahan terhadap
perubahan cuaca, dan dapat mereduksi udara panas dan suara hujan.
c. Spesifikasi bahan: Ukuran reng gording disesuaikan dengan ukuran genteng
multiroof dan sesuai persetujuan konsultan pengawas.
d. Warna sesuai persetujuan perencana dan konsultan pengawas.
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas.
b. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas, tetapi diperlukan untuk
penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik
dari jenisnya dan harus disetujuan dari Direksi Pengawas.
c. Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish).

PASAL 23
PEKERJAAN PLAMBING/SANITASI

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan dan lain- lain,
pengiriman ke site, pemasangan, pengujian atau pengetesan (commissioning) dan
pemeliharaan seluruh Pekerjaan Plambing/Sanitasi seperti disyaratkan dalam:
a. Spesifikasi Teknik
b. Gambar Perencanaan
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
43
PAPUA

c. Bill Of Quantity
Pada dasarnya spesifikasi teknis, gambar perencanaan dan bill of quantity merupakan
satu kesatuan dan bersifat saling melengkapi dan menyempurnakan. Apabila terdapat
hal-hal yang tidak termuat didalam spesifikasi teknis, namun ada pada gambar
perencanaan atau ada pada bill of quantity maka spesifikasi teknis harus mengikuti
gambar perencanaan atau bill of quantity, Berita Acara Aanwijzing.
d. Addendum
Dalam pekerjaan ini termasuk pula pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan
dengan pekerjaan plambing yang tidak mungkin disebutkan secara terperinci, tetapi
dianggap perlu untuk kesempurnaan fungsi dan operasi plambing.
e. Klarifikasi Teknis
Klarifikasi teknis perlu dilakukan sebelum ditetapkan pemenang tender terhadap
penawaran-penawaran yang menjadi calon pemenang tender untuk masalah-masalah
yang secara teknis belum dapat dimengerti atau perlu dijelaskan oleh peserta tender
dihadapan panitia tender (Pemberi Tugas, Perencana, dan Konsultan
Pengawas/Direksi).
2. Sistem Instalasi Air Bersih
a. Pengadaan dan pemasangan instalasi pipa serta kelengkapannya dari sumur.
b. Pengadaan dan pemasngan pompa air bersih yang terdiri dari pompa suplai air bersih
beserta kelengkapannya (motor listrik, valve, kontrol pengaman dan lain-lain)
termasuk instalasi pemipaannya di ruang pompa. Brosur lengkap harus disertakan
dalam penawaran berisikan curve-curve karakteristik.
c. Pengadaan pipa distribusi dan kelengkapannya (fitting, valve dan lain-lain) serta
pemasangan dan pengujian instalasinya.
d. Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan dengan
pompa yang disediakan oleh Kontraktor.
e. Pengujian system instalasi air bersih terhadap kebocoran pada seluruh system jaringan
pipa dari setiap lantai dengan pengujian tekanan hidrolik yang dilakukan secara
bertahap pada setiap lantai, kemudian dilanjutkan secara keseluruhan setelah jaringan
pipa terpasang semuanya.
f. Pengujian system instalasi air bersih secara keseluruhan dan mengadakan pengamatan
sampai system itu bekerja dengan baik dan aman (sesuai perencanaan)
g. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani plambing beserta
kelengkapannya.
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
44
PAPUA

h. Pengangkutan, penimbunan serta perapihan kembali bekas galian (pembobokan) dan


pembersihan site oleh Kontraktor.
3. Kemampuan Operasi
a. Sistem Instalasi Air Bersih
1) Instalasi pipa dan kelengkapannya menyalurkan air dari sumur
2) Pompa distribusi untuk pendistribusian air ke Kolam.
4. Spesifikasi Teknis Material dan Peralatan
a. Sistem Instalasi air Bersih
1) Pipa
a) Pipa saluran air bersih dari pipa PAM ke reservoir
b) Diameter pipa seperti yang ditunjukkan dalam gambar dan terbuat dari bahan
GIP (Galvanise Iron Pipe).
c) Pipa distribusi dari kolam
d) Diameter pipa seperti ditunjukkan dalam gambar dan terbuat dari bahan GIP.
Diameter pipa antara dia. 1” s/d dia. 3” baik pipa utama maupun pipa cabang
terbuat dari bahan GIP
2) Accessories
Fitting harus terbuat dari material yang sama dengan material pipa yaitu GIP
3) Valve
a) Gate Valve
 Untuk diameter 2 1/2 “ keatas harus mempunyai spesifikasi SNI
 Valve pada fixture unit terbuat dari Brass metal atau dari bahan Alloy yang
anti karat, khusus dibuat untuk fixture-fixture unit tersebut, tampak harus
mengkilat tanpa ada cacat seperti stainless steel.
4) Pompa Air Bersih dan Perlengkapannya
a) Kontraktor harus memasang Pompa Air Bersih sesuai dengan gambar dokumen
untuk Pompa distribusi
kapasitas: 110 liter/menit
Total Head : 33 - 57 Meter
b) Motor listrik harus sesuai dengan N.E.M.A Standard dan National Electric
Code.`
c) Brosur lengkap harus disertakan dalam penawaran berisikan curve-curve
karakteristik dan susunan bagian-bagian pompa. Pemilihannya harus diberi
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
45
PAPUA

tanda dengan warna


5. Sistem Instalasi air Buangan
a. Pipa
Semua pipa dan air buangan harus ada pipa vent yang terdapat didalam kolam,
demikian pula dengan pipa dari Bak kontrol terbuat dari bahan PVC class AW, dari
buatan WAVIN atau yang setara, yang disetujui Konsultan Pengawas/Direksi
lapangan.
b. Accessories
Semua fitting harus terbuat dari bahan yang sama dengan pipa, yaitu PVC Class 5 Bar
Semua Floor Drain dan Clean Out terbuat dari bahan Stainless Steel sesuai dengan
daftar merk.
6. Peralatan Pendukung/Alat Bantu
a. Pemipaan pada peralatan/unit mesin seperti tangki, pompa dan lainnya harus ditopang
secara terpisah sehingga tidak membebani unit mesin/peralatan tersebut, dan jika
diperlukan harus disertai peredam getaran.
b. Sistem sambungan harus dilengkapi dengan peralatan yang berfungsi untuk mengatasi
gerakan-gerakan thermal dan/atau gerakan-gerakan akibat aliran fluida pada
tempattempat tertentu dengan system sambungan swing, flexible expansion loop dan
lainnya.
c. Sistem pemipaan harus dilengkapi dengan katup penutup dan union atau flange pada
setiap cabang dan pada setiap pipa masuk dan pipa keluar dari unit mesin peralatan
seperti pompa, tangki, traps, katup otomatis, dan lainnya, dengan tujuan untuk
mengisolasi peralatan unit mesin tersebut atau cabang pemipaan tersebut pada saat
terjadi kerusakan atau untuk pemeriksaan dan pemeliharaan.
d. Sistem pemipaan harus dilengkapi dengan katup penutup dan cap atau plug pada
setiap titik yang disiapkan untuk perluasan, sesuai dengan indikasi pada gambar.
e. Sistem pemipaan harus dilengkapi dengan katup penguras (drain) berikut
pemipaannya ke saluran air hujan terdekat pada setiap titik tersendah dari setiap
cabang pemipaan yang dilengkapi dengan katup isolasi.
f. Sistem pemipaan harus dilengkapi dengan pemipaan ke saluran air hujan terdekat
untuk pengaliran air dari katup pengaman pelepas tekanan dan sejenisnya.
g. Dalam system pemipaan harus disediakan dan dipasang fitting koneksi dari pipa
untuk penempatan alat ukur yang tidak akan dipasang tetap pada tempat-tempat yang
penting.
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
46
PAPUA

h. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan ketelitian tinggi
serta simetris.
i. Harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa dan tempat- tempat
tertentu untuk menunjukkan arah aliran dengan cat.
j. sesuai seperti yang tercantum pada gambar dokumen.
Cara Pengetesan
a. Pengujian Terhadap Tekanan Dan Kebocoran
1) Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji dengan tekanan
hidrolik sebesar 10 kg/cm2 selama 24 jam tanpa terjadi perubahan/penurunan
tekanan.
2) Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh Kontraktor.
3) Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas/Direksi, dan melaporkan
hasil pengujian secara tertulis ke Konsultan Pengawas/Direksi dan Perencana atau
yang dikuasakan untuk itu.
4) Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, pemborong harus memperbaiki bagian-
bagian yang rusak dan melakukan pengujian kembali sampai berhasil dengan baik.
5) Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian demi bagian dari
panjang maksimum 100 meter.
6) Dalam hal ini semua biaya pengujian ditanggung oleh pemborong, termasuk biaya
pemakaian air dan listrik.
b. Setelah semua instalasi air bersih terpasang semuanya, termasuk pula pompa dan
switch boardnya, maka pemborong harus melakukan pengujian terhadap sistem kerja
(Trial Run) dari seluruh instalasi air bersih, yang disaksikan oleh Konsultan
Pengawas/Direksi,
c. Pekerjaan lain-lain : Termasuk pula didalamnya pembobokan dinding/selokan galian
dan pengangkutan tanah hasil galian dan lain-lainnya yang ditemui di site, serta
memperbaiki kembali seperti semula, maka semua biaya diperhitungkan dan
ditanggung oleh Kontraktor.
d. Penyerahan, Pemeliharaan, jaminan dan Pendidikan
1) Petunjuk Operasi, Pemeliharaan dan Pendidikan
 Pada saat penyerahan
 Gambar-gambar jadi (shop drawing), dalam bentuk gambar cetak sebanyak 3
(tiga) set dan dalam bentuk mikro film sebanyak 1 (satu) set
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
47
PAPUA

 Katalog spare part.


 Buku petunjuk operasi dalam bahasa Indonesia.
 Data-data tersebut harus diserahkan kepada pemilik sebanyak 3 (tiga) set dan
kepada Konsultan Pengawas/Direksi 2 (dua) set, bila gambar dan data-data
tersebut belum lengkap diserahkan maka pekerjaan Kontraktor belum bisa
diprestasikan 100%. Kontraktor harus memberikan pendidikan teori dan
praktek mengenai operasi dan perawatan kepada petugas-petugas teknik yang
ditunjuk oleh Pemilik/Pengelola Proyek secara Cuma-Cuma sampai cakap
menjalankan tugasnya minimal 3 orang selama 3 bulan sebelum penyerahan
pertama proyek ini dilakukan. Kontraktor harus mengajukan rencana system
pendidikan ini terlebih dahulu kepada Pengelola Proyek/Konsultan
Pengawas/Direksi. Segala biaya selama masa pendidikan menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
2) Service dan Garansi
 Kontraktor harus bertanggung jawab atas seluruh peralatan yang rusak selama
masa garansi, termasuk penyediaan suku cadang. Segala biaya penggantian
perawatan selama masa garansi merupakan tanggung jawab Kontraktor.
 Memberikan garansi terhadap seluruh peralatan yang disupply juga terhadap
system , minimal selama 1 (satu) tahun sejak serah terima kedua.
 Pemilik dibebaskan dari segala bentuk pembayaran atas segala kerusakan
untuk selama 1 (satu) tahun sesudah serah terima kedua.
 Kontraktor harus bertanggung jawab untuk tetap dapat melakukan garansi
dengan memperhitungkan kedalam harga satuan sebagai resiko keterlambatan
dalam menyelesaikan pembangunan.
 Kontraktor wajib mengganti atas biaya sendiri setiap kelompok barangbarang
atau system yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi, akibat keslahan
pabrik atau pengerjan yang salah selama jangka waktu 180 (seratus delapan
puluh) hari setelah proyek ini diserah terimakan untuk pertama kali.
 Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari kerja untuk
mengoperasikan/merawat peralatan Plambing dan mendatangkan 1 (satu)
orang supervisor sekali seminggu untuk memeriksa atau melakukan balancing
selama masa pemeliharaan.
 Kontraktor harus memberikan service secara Cuma-Cuma untuk seluruh
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
48
PAPUA

system Plambing selama 180 (seratus delapan puluh) hari setelah ini diserah
terimakan pertama kali dan garansi 1 (satu) tahun setelah serah terima kedua.
3) Perijinan
 Semua ijin-ijin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan itu
untuk melaksanakan instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atas
tanggungan dan biaya Kontraktor.
 Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang
dipatenkan serta kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya- biaya yang
diperlukan untuk ini. Untuk hal ini Kontraktor wajib menyerahkan Surat
Pernyataan mengenai hal tersebut diatas.
 Kontraktor harus menyerahkan semua perijinan atau keterangan resmi yang
diperoleh mengenai instalasi proyek ini kepada Pengelola Kegiatan/Konsultan
Pengawas/Direksi Konstruksi atau pihak ditunjuk, sebelum penyerahan kedua
dilakukan.
 Kontraktor harus memperoleh ijin terlebih dahulu dari Pengelola
Proyek/Konsultan Pengawas/Direksi setiap akan melakukan sesuatu tahapan
pekerjaan, demikian pula bila akan melaksanakan pekerjaan di luar jam kerja
(kerja lembur).
 Kontraktor harus mendapatkan ijin-ijin yang berhubungan dengan pajak,
pemerintahan setempat, badan yang berwenang terhadap instalasi yang
dikerjakan. Dalam hal ini, semua biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan
permintaan ijin tersebut harus dibayar oleh Kontraktor.
 Penyetelan seluruh system agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai
dengan persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang ada.
 Pengadaan pemasangan seluruh instalasi Plambing sesuai dengan persyaratan
dokumen, spesifikasi dan yang lainnya sesuai dengan kontrak.
 Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan lebih lanjut kepada Pengelola
Proyek/Kontraktor Konsultan Pengawas/Direksi, Konsultan atau pihak lain
yang ditunjuk untuk ini. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan,
Kontraktor harus bertanggung jawab atas kerugiankerugian yang mungkin
terjadi.
 Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi Plambing
harus berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai dengan spesifikasi
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
49
PAPUA

teknik, serta addendum lainnya.


Bila dalam spesifikasi ini terdapat klausal-klausal/point-point yang
ditulis/disebutkan kembali, hal ini bukan berarti klausalnya dihilangkan, akan tetapi
malah mempertegas spesifikasinya.

PASAL 24
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadan tenaga kerja, peralatan dan bahan serta pemasangan
berikut penyerahan seluruh system, penerangan dalam keadaan baik dan siap untuk
dipergunakan pada tempat-tempat seperti ditunjukkan pada Gambar Kerja. diantaranya :
a. Instalasi Penerangan dan pompa air termasuk pemasangan Titik Lampu,Stop kontak
dan Saklar
b. Lighting Fixtures
2. Standar/Rujukan
a. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL-1987)
b. International Electrotechnical Comission
c. Standar Industri Indonesia (SII)/Satandar Nasional Indonesia (SNI)
3. Prosudur Umum
a. Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan
1) Sebelum diadakan kelapangan, contoh dan/atau brosur/ data teknis bahan/peralatan
untuk pekerjaan ini harus diajukan dahulu kepada Engineer untuk disetujui.
2) Kontraktor harus membuat daftar bahan/peralatan yang akan digunakan dan
menyerahkannya kepada Engineer untuk disetujui.

b. Gambar Detail Pelaksanaan


1) Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan kepada
Engineer untuk disetujui. Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan sebelum
pengadaan bahan sehingga diperoleh cukup waktu untuk memeriksa dan tidak ada
tambahan waktu bagi Kontraktor bila mengabaikan hal ini. Gambar Detail
Pelaksanaan harus lengkap dan berisi tata letak dan detail-detail yang diperlukan.
2) Bila ada perbedaan antaraGambar Kerja yang satu dengan Gambar Kerja yang lain
atau antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
50
PAPUA

menyampaikannya kepada Engineer untuk dicarikan jalan keluarnya.


3) Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukan tata letak bahan dan peralatan, jalur
kabel dan sambungan-sambungan.Gambar Kerja ini harus diikuti dengan seksama
mungkin. Dalam mempersiapkan Gambar Detail Pelaksanaan, dimensi dan ruang
gerak yang digambarkan dalam Gambar Kerja Arsitektur, Struktur dan Gambar
Kerja lainnya yang berkaitan, harus diperiksa.
4) Kontraktor harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan dengan Kontraktor
lain yang mungkin bekerja pada lokasi yang sama untuk memastikan bahwa semua
bahan dapat dipasang pada tempat yang telah ditentukan.
c. Pengiriman dan Penyimpanan
1) Semua bahan dan peralatan yang didatangkan harus dalam keadaan baik, baru,
bebas dari segala cacat, dan dilengkapi dengan label, data teknis dan data lain yang
diperlukan.
2) Semua bahan dan peralatan harus disimpan dalam kemasannya pada tempat yang
aman dan terlindung dari kerusakan.
d. Ketidak sesuaian
Engineer berhak menolak setiap bahan yang didatangkan atau dipasang yang tidak
memenuhi ketentuan Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi Teknis. Kontraktor harus
segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap pekerjaan yang dinilai tidak sesuai,
tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
4. Persyaratan Bahan
a. Kabel yang digunakan adalah kabel yang memenuhi SPLN dan LMK yang ditandai
dengan adanya tulisan pada kabel tersebut
b. Jenis Kabel yang digunakan adalah sebagai berikut:
 Kabel Power induk digunakan jeni NYY HY 4 x 10 mm Sek. Prima (Kabel
tanah)
 Kabel Power Pompa digunakan jenis NYY HY 3 x 2,5 mm Sek. Prima (Kabel
tanah)
 Kabel Untuk Pentanahan digunakan jenis Bc 50 mm + pipa giv 1 inc.
 NFB dan perlengkapannya
 Instalasi titik lampu/Saklar adalah jenis kabel 3 X 2,50 mmNYM
 Instalasi Stop Kontak adalah jenis kabel 3 x 2,5 mm NYY
 Untuk Instalasi kabel yang tertanam dalam tembok harus dilindungi dengan pipa
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
51
PAPUA

PVC listrik dia 5/8” dan diklem pada dinding


 Penampang minimum kabel adalah 2,5 mm,merek yang dapat digunakan adalah
merek PRIMA / setaraf,Penyambungan kabel menggunakan Terminal Box dan
dengan sistim terminal
c. Instrumen Panel
Instrumen Panel dipasang pada ruanagn bangunan dengan jumlah group pada setiap
panel,sesuai yang tercantum pada gambar kerja Instrumen Panel dilengkapi dengan
kabel Arde BC-16 mm2,tertanam ditanah sehingga mempunyai tahanan pentanahan
maksimal 2ohm
5. Penerangan Luar Dalam
 Lampu Pijar 25 watt setaraf Philip
 Lampu Taman
 Lampu PL E 18 watt setaraf Philip
6. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pemasangan Penerangan
Kontraktor harus melengkapi semua armatur, perlengkapan penerangan, komponen,
tenaga kerja dan bahan pemasangan yang diperlukan agar system penerangan
terpasang dengan lengkap seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
 Semua Armatur dan peralatanpenerangan harus dipasang lengkap dengan aksesori
penggantung, rumah lampu, soket, pemegang, reflector, penyebar cahaya, balas,
kapasitor dan komponen lain yang diperlukan serta seluruh pengkabelan yang
dibutuhkan.
 Setelah selesainya pekerjaan dan sebelum penyerahan, Kontraktor harus
melakukan pengujian lengkap dan pengukuranyang dianggap perlu dengan
dihadiri Engineer. Semua system dan peralatan harus dioperasikan agar berfungsi
sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
 Peralatan, fasilitas pengujian, Konsultan Pengawas/Direksi pengujian dan
pemeliharaan peralatan agar tetap dalam kondisi baik, harus diadakan oleh
Kontraktor.
 Catatan pengujian harus dibuat Kontraktor dan diserahkan secara resmi kepada
Engineer sebelum serah terima pekerjaan.
 Pengujian dan uji pengoperasian harus ditentuka oleh Engineer.
 Semua peralatan harus lulus uji fungsional.
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
52
PAPUA

 Kontraktor bertanggung jawab untuk menganti setiap peralatan/perlengkapan


yang rusak, termasuk kaca, plastik atau penyebar cahaya sampai pada saat
pemeriksaaan terakhir dan penyerahan kepada Engieer.

PASAL 25
PEKERJAAN SARANA TAMAN
1. Lingkup Pekerjaan:
Yang termasuk pekerjaan ini adalah:
a. Pasangan Paving Block
b. Pasangan Grass Block
c. Beton sikat
d. Batu alam
e. Pasangan Kansteen
f. Pekerjaan Rabat beton
g. Bak bunga
h. Pekerjaan kolam Air Mancur
i. Pekerjaan fitur Air Jatuh
j. Kolom Entrance
k. Pekerjaan Pergola
l. Sculpture
m. Pekerjaan Saluran Air hujan Grevel U 20 cm
n. Pekerjaan Sumur Resapan, Septictank dan Rembesan

A. Pekerjaan Lantai Paving Block


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan berbagai jenis Paving
Block pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja serta Spesifikasi
Teknis ini atau sesuai Petunjuk Pengawas Lapangan.
2. Standar/ Rujukan
a. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982).
b. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SK SNI S-04-1989-F).
c. Standar Industri Indonesia (SII)/ Standar Nasional Indonesia (SNI).
d. Spesifikasi Teknis – Adukan dan plesteran.
3. Prosedur Umum
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
53
PAPUA

a. Contoh Bahan dan Data Teknis


Contoh bahan dan data teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan
terlebih dahulu kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui sebelum dikirim ke
lokasi proyek. Contoh bahan Paving Block harus diserahkan sebanyak 3 (tiga)
buah dengan 4 (empat) gradasi warna untuk setiap bahan. Biaya pengadaan contoh
bahan menjadi tanggung jawab kontraktor.
b. Pengiriman dan Penyimpanan
Pengiriman Paving Block ke lokasi proyek harus dalam label/merek dagang yang
utuh dan jelas. Kontraktor wajib menyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari
keseluruhan bahan terpasang untuk diserahkan kepada Pemilik Proyek.
4. Bahan-Bahan
a. Umum
Paving Block harus dari kualitas yang baik dan dari merek yang dikenal. Paving
Block yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-
sudutnya tidak siku, retak atau cacat-cacat yang lainnya, tidak boleh dipasang.
b. Tipe dan warna masing-masing Paving Block harus sesuai Skema warna yang
ditentukan kemudian, berasal dari merek yang setara yang disetujui oleh
Pengawas Lapangan.
c. Paving Block Beton
Paving Block beton harus dari mutu beton K 350. warna permukaan yang warna
merah, kuning dan tidak berwarna. Ukuran dan tebal sesuai ketentuan dalam
Gambar Kerja.
5. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Persiapan
1) Pekerjaan pasangan Paving Block baru boleh dilakukan setelah pekerjaan
lainnya benar-benar selesai.
2) Pemasangan Paving Block harus menunggu sampai semua pekerjaan pemipaan
air bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak di belakang atau di
bawah pasangan Paving Block ini telah diselesaikan terlebih dahulu.
b. Pemasangan
1) Sebelum pemasangan Paving Block pada Lahan, Tanah dalam keadaan kering,
padat, rata dan bersih.
2) Sebelum dipasang, Paving Block harus dipilah terlebih dahulu dengan
direncanakan atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
54
PAPUA

3) Pasangan Paving Block pada lantai harus ditempatkan di atas lapisan pasir
padat, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja permukaannya harus
dimiringkan dan sedemikian rupa menuju ke arah lubang pembuangan.
4) Paving Block harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga.
Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang Paving Block yang
terpasang tetap lurus dan rata. Paving Block yang salah letaknya, cacat atau
pecah, harus dibongkar dan diganti.
5) Paving Block mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang
dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.
6) Sambungan atau celah-celah antara Paving Block harus lurus, rata dan seragam,
saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1.6mm, kecuali bila
ditentukan lain.
7) Pemotongan Paving Block harus dengan keahlian dan dilakukan hanya pada
satu sisi, bila tidak terhindarkan. Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-
sudut pertemuan, pengakhiran dan bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan
rapih dan sesempurna mungkin.
c. Pengecoran Siar/Celah
1) Pengecoran siar/celah antara Paving Block harus dilaksanakan setelah pasangan
Paving Block benar-benar rata. Hal ini perlu diperhatikan untuk mencegah
terjadinya aus
2) Siar/celah antara Paving Block dicor dengan pasir beton II,Pengecoran
dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar.
3) Setelah pasir pengisi cukup rata, bekas-bekas pengecoran segera dibersihkan
4) Setelah permukaan paving block di pasang dan di cor rata selanjutnya di
lakukan pemadatan dengan stamper kodok sampai permukaan rata dan disetujui
oleh konsultan pengawas.
d. Pembersihan dan Perlindungan
Setelah pemasangan selesai, permukaan Paving Block harus benar-benar bersih,
tidak ada cacat, bila dianggap perlu permukaan Paving Block harus diberi
perlindungan misalnya dengan coating anti lumut atau cara lain yang
diperbolehkan, tanpa merusak permukaan Paving Block.

B. Pekerjaan Grass Block


1. Grass block memiliki ukuran 16 x 16 cm dengan tebal 10 cm.
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
55
PAPUA

2. Mengupas permukaan tanah setebal 20cm pada Plaza dan jalur parkir yang akan
menggunakan grass block. Kemudian diratakan dengan menggunakan alat berat Baby
Roller 1,5 ton.
3. Setelah rata, dilapisi (ditimbun) pasir setebal 10 cm.
4. Grass block lalu dipasang dan diratakan, dengan menggunakan benang dan waterpass.
5. Tanah yang telah dicampur pupuk kandang kompos dengan perbandingan 1:1 diisikan
pada rongga grass block. Lalu potongan rumput jepang diisikan di dalamnya.

C. Spesifikasi Batu Sikat (Pebble Stone)


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan mencakup pengiriman, bahan-bahan, tenaga kerja, perlengkapan dan
pemasangan pebble stone, seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
2. Standar / Rujukan
a. Standar Industri Indonesia (SII).
b. British Standar d (BS).
Spesifikasi:
 SI – 004 Penggalian, Pengurugan dan Pemadatan.
 SI – 002 Persiapan Tanah Dasar (Sub grade).
 SI – 003 Lapisan dasar (Sub base).
3. Prosedur Umum
a. Contoh dan Data Teknis
1) Sebelum pengiriman, kontraktor harus memberikan contoh dan data teknis yang
berhubungan dengan pekerjaan ini pada Konsultan pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.Data teknis harus terdiri dari deskripsi, karakteristik
dan petunjuk pemasangan.
2) Biaya contoh dan pengujian adalah tanggung jawab kontraktor.
b. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
Kontraktor harus memberikan Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) pada
Konsultan pengawas sebelum pemasangan.
c. Pemeriksaan dan Pengetesan
1) Semua pekerjaan perkerasan beton sikat harus diperiksa an diuji. Segala bentuk
pemasangan perkerasan beton sikat yang tidak memuaskan harus dibongkar dan
diganti dengan perkerasan beton sikat yang baru tanpa ada biaya tambahan ke
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
56
PAPUA

pemilik/ owner.
2) Unit perkerasan batu sikat yang tidak melalui uji labolatorium seperti yang
disyaratkan dalam spesifikasi ini harus ditolak dan diganti dengan produk
berkualitas lebih baik, oleh kontraktor tanpa biaya tambahan apapun.
4. Bahan-Bahan
a. Lapisan Batu Sikat (Pebble Stone)
Lapisan Batu Sikat harus terbuat dari krikil dengan taburan butiran batu di atasnya
dengan warna yang telah ditentukan dua jenis yakni: putih, merah, coklat, seperti
Pearlstone (diameter between 5-10 mm) produk lokal.
b. Pasir
Pasir untuk dasar harus keras, bersih, bebas dari tanah liat dan lumpur dan harus
diurug dengan benar dan disetujui oleh Konsultan pengawas.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Lapisan Pasir Dasar
Tanah dasar dan landasan harus telah disiapkan untuk transfer dan profil
longitudinal yang benar. Memiliki minimum kemiringan of 2%, atau seperti yang
dtunjukkan dalam gambar. Persiapan tanah dasar harus sesuai persyaratan
Spesifikasi Persiapan Tanah Dasar, dan landasan harus sesuai dengan persyaratan
Spesifikasi Landasan.
1) Landasan harus disebarkan dengan ketebalan merata seperti yang ditunjukkan
dalam gambar.
2) Pasir dasar disebarkan setelah landasan dengan lapisan yang seragam, ketebalan
yang harus ditetapkan berdasarkan kondisi lapangan untuk memberikan
kedalaman setelah pemadatan 50 mm, atau seperti yang ditunjukkan dalam
gambar.
b. Lapisan Beton
1) Lapisan Beton dasar /rabat harus disebarkan di atas lapisan pasir atau dibuat
balok pada lapisan yang sama, ketebalan minimum 10 mm
2) Setelah menempatkan beton rabat, kemudian lapisan dipadatkan guna mencapai
kesatuan dengan landasan pasir dan menghasilkan ketinggian dan profil yang
didisain dengan tidak kurang dari 3 (tiga) pass, menggunakan plat pemadat yang
sesuai.
c. Batu Sikat (Pebble Stone)
1) Balok perkerasan beton sikat harus diletakkan secara manual di atas lapisan
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
57
PAPUA

beton rabat tebal sesuai dengan pola yang ditentukan.


2) Setelah meletakkan batu sikat (pebble stone), setelah itu perlu dipadatkan untuk
mencapai level dan bentuk yang didisain.
3) Bila Permukaan beton sudah setengah kering selanjutnya di sikat dengan sikat
injuk sampai tercapai permukaan yang bertekstur rata
4) Pembersihan dan perlindungan Pembersihan dan perlindungan beton sikat
dengan coating anti lumut atau cara lain yang diperbolehkan, tanpa merusak
permukaan batu sikat.

D. Spesifikasi Batu Templek (Tile Stone)


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan mencakup pengiriman, bahan-bahan, tenaga kerja, perlengkapan dan
pemasangan Batu Templek, seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
2. Standar / Rujukan
a. Standar Industri Indonesia (SII).
b. British Standard (BS).
c. Spesifikasi :
 SI – 004 Penggalian, Pengurugan dan Pemadatan.
 SI – 002 Persiapan Tanah Dasar (Sub grade).
 SI – 003 Lapisan dasar (Sub base).
3. PROSEDUR UMUM
a. Contoh dan Data Teknis
1) Sebelum pengiriman, kontraktor harus memberikan contoh dan data teknis
yang berhubungan dengan pekerjaan ini pada Konsultan pengawas untuk
mendapatkan persetujuan. Data teknis harus terdiri dari deskripsi, karakteristik
dan petunjuk pemasangan.
2) Biaya contoh dan pengujian adalah tanggung jawab kontraktor
b. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
Kontraktor harus memberikan Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) pada
Konsultan pengawas sebelum pemasangan. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop
Drawing) harus sesuai dengan bentuk, ukuran, dimensi dan kelas beton yang
disyaratkan dalam Spesifikasi ini.
c. Pemeriksaan dan Pengetesan
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
58
PAPUA

1) Semua pekerjaan perkerasan Batu Templek harus diperiksa an diuji. Segala


bentuk pemasangan perkerasan Batu Templek yang tidak memuaskan harus
dibongkar dan diganti dengan perkerasan Batu Templek yang baru tanpa ada
biaya tambahan ke pemilik/ owner.
2) Unit perkerasan Batu Templek yang tidak memnuhi persyaratan dalam
spesifikasi ini harus ditolak dan diganti dengan produk berkualitas lebih baik,
oleh kontraktor tanpa biaya tambahan apapun.
4. Bahan-Bahan
a. Lapisan Batu Templek
Lapisan Batu Templek harus terbuat dari batu alam asli dengan warna yang telah
ditentukan (hitam/gelap).
b. Pasir
Pasir untuk dasar harus keras, bersih, bebas dari tanah liat dan lumpur dan harus
diurug dengan benar dan disetujui oleh Konsultan pengawas.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Lapisan Pasir Dasar
1) Tanah dasar dan landasan harus telah disiapkan untuk transfer dan profil
longitudinal yang benar. Memiliki minimum kemiringan of 2%, atau seperti
yang dtunjukkan dalam gambar. Persiapan tanah dasr harus sesuai persyaratan
Spesifikasi Persiapan Tanah Dasar, dan landasan harus sesuai dengan
persyaratan Spesifikasi Landasan.
2) Landasan harus disebarkan dengan ketebalan merata seperti yang ditunjukkan
dalam gambar.
3) Pasir dasar disebarkan setelah landasan dengan lapisan yang seragam, ketebalan
yang harus ditetapkan berdasarkan kondisi lapangan untuk memberikan
kedalaman setelah pemadatan 50 mm, atau seperti yang ditunjukkan dalam
gambar.

b. Lapisan rabat Plesteran


1) Lapisan Rabat harus disebarkan di atas lapisan pasir atau dibuat balok pada
lapisan yang sama, ketebalan minimum 30 mm
2) Setelah menempatkan Rabat, kemudian lapisan dipadatkan guna mencapai
kesatuan dengan landasan pasir dan menghasilkan ketinggian dan profil yang
didisain dengan tidak kurang dari 3 (tiga) pass, menggunakan plat pemadat yang
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
59
PAPUA

sesuai.
c. Batu Templek
Batu Templek di pasang diatas rabat plesteran secara merata dengan desain sesuai
gambar kerja dengan nad antara yang seukuran Setelah meletakkan Batu Templek
setelah itu perlu di bersihkan dan dicuci dengan Hcl yang ada di pasaran dengan
consentrat sesuai kemasan pabrikasi.

PASAL 26
PENGECATAN

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan mencakup pengangkutan dan pengadaan semua peralatan, tenaga
kerja dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan selengkapnya,
sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini. Kecuali ditentukan lain, semua
permukaan eksterior dan interior harus dicat dengan standar pengecatan minimal 2 (dua)
kali cat dasar dan 2 (dua) kali cat akhir.
2. Standar/ Rujukan
a. Steel Structures Painting Council (SSPC).
b. Swedish Standard Institution (SIS).
c. British Standard (BS).
d. Petunjuk Pelaksanaan dari pabrik pembuat cat yang digunakan.
3. Prosedur Umum
a. Data Teknis dan Kartu Warna
Kontraktor harus menyerahkan data teknis/brosur dan kartu warna dari cat yang akan
digunakan, untuk disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas Lapangan. Semua warna
ditentukan oleh Pengawas Lapangan dan akan diterbitkan secara terpisah dalam suatu
Skema Warna.
b. Contoh dan Pengujian
1) Cat yang telah disetujui untuk digunakan harus disimpan di lokasi proyek dalam
kemasan tertutup, bertanda merek dagang dan mencantumkan identitas cat yang
ada di dalamnya, serta harus diserahkan tidak kurang 2 (dua) bulan sebelum
pekerjaan pengecatan, sehingga cukup dini untuk memungkinkan waktu pengujian
selama 30 (tiga puluh) hari.
2) Pada saat bahan cat tiba di lokasi, Kontraktor dan Pengawas lapangan mengambil 1
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
60
PAPUA

liter contoh dari setiap takaran yang ada dan diambil secara acak dari
kaleng/kemasan contoh harus diaduk dengan sempurna untuk memperoleh contoh
yang benar-benar dapat mewakili.
3) Untuk pengujian, Kontraktor harus membuat contoh warna dari cat- cat tersebut
diatas 2 (dua) potongan kayu lapis atau panel semen berserat berukuran 300mm x
300mm untuk masing-masing warna. 1 (satu) contoh disimpan kontraktor dan 1
(satu) contoh lagi disimpan Pengawas lapangan guna memberikan kemungkinan
untuk pengujian di masa mendatang bila bahan tersebut ternyata tidak memenuhi
syarat setelah dikerjakan.
4) Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna menjadi tanggung
jawab kontraktor.
4. Bahan-Bahan
a. Umum.
1) Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih jelas
menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau spesifikasi cat, nomor
takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrik, petunjuk dari pabrik dan nama
pabrik pembuat, yang kesemuanya harus masih absah pada saat pemakaiannya.
Semua bahan harus sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat.
2) Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu pabrik/merek
dagang dengan cat akhir yang akan digunakan. Untuk menetapkan suatu standar
kualitas, disyaratkan bahwa semua cat yang dipakai harus berdasarkan/mengambil
acuan pada cat-cat hasil produksi yang setara.
b. Cat Dasar
Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau yang setara:
 Alkali Resisting Primer/Alkali Resistant Sealer untuk permukaan plesteran,
beton, gypsum dan semen berserat.
 Aluminium Wood Primer Undercoat untuk permukaan kayu lapis.
 Quick-Drying Metal Primer Chromate/Zinc Chromate Primer untuk
permukaan lapis besi/baja.
c. Cat Akhir
Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau yang setara:
 Acrylic Emulsion/Vinyl Acrylic Emulsion untuk permukaan interior plesteran,
beton, gypsum dan panel semen berserat. Setara Pentalite dari ICI-Dulux atau
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
61
PAPUA

Danacryl dari Danapaint.


 Arylic Emulsion/Vinyl Acrylic Emulsion khusus untuk permukaan eksterior
plesteran, beton dan panel semen berserat. Setara Weather shield dari ICIDulux
atau Danashield dari Danapaint.
 Synthetic Enamel/Synthetic Super Gloss untuk permukaan kayu dan besi/baja.
Setara Super gloss
5. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan.
1) Umum
 Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya, permukaan
polesan mesin, pelat, instalasi lampu dan benda-benda sejenisnya yang
berhubungan langsung dengan permukaan yang akan dicat, harus dilepas, ditutupi
atau dilindungi, sebelum pelaksanaan persiapan permukaan dan pengecatan
dimulai.
 Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam bidang
tersebut.
 Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan persiapan permukaan
atau pelaksanaan pengecatan. Minyak dan lemak harus dihilangkan dengan
memakai kain bersih dan zat pelarut/pembersih yang berkadar racun rendah dan
mempunyai titik nyala di atas 380C
 Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian rupa sehingga
debu dan pencemar lain yang berasal dari proses pembersihan tersebut tidak jatuh
di atas permukaan cat yang baru dan basah.
2) Pelaburan Permukaan Plesteran dan Beton.
Permukaan plesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya selang waktu
4 (empat) minggu untuk mengering di udara terbuka. Semua pekerjaan plesteran
atau semen yang dicat harus dipotong dengan tepitepinya dan ditambal dengan
plesteran baru hingga tepi- tepinya bersambung menjadi rata dengan plesteran
sekelilingnya. Permukaan plesteran yang akan dicat harus dipersiapkan dengan
menghilangkan bunga garam kering, bubuk besi, kapur, debu, lumpur lemak
minyak, aspal, adukan yang berlebihan dan tetesan- tetesan adukan. Sesaat sebelum
pelapisan cat dasar dilakukan, permukaan plesteran dibasahi secara menyeluruh
dan seragam dengan tidak meninggalkan genangan air. Hal ini dapat dicapai
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
62
PAPUA

dengan menyemprotkan air dalam bentuk kabut dengan mempersiapkan selang


waktu dari saat penyemprotan hingga air dapat diserap.
3) Pengecatan Permukaan Barang Besi/Baja.
a) Besi/Baja Baru.
Permukaan besi/baja yang terkena karat lepas dan benda-benda asing lainnya
harus dibersihkan secara mekanis dengan sikat kawat atau penyemprotan pasir /
sand blasting sesuai standar Sa 2 ½. Semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan
sebagainya harus dibersihkan dengan zat pelarut yang sesuai dan kemudian
dilap dengan kain bersih. Sesudah pembersihan selesai, pelapisan cat dasar pada
semua permukaan barang besi/baja dapat dilakukan sampai mencapai ketebalan
yang disyaratkan.
b) Besi/Baja Dilapis Dasar Pabrik/Bengkel.
Bahan cat dasar yang diaplikasikan di pabrik / bengkel harus dari merek yang
sama dengan cat akhir yang akan diaplikasikan di lokasi proyek dan memenuhi
ketentuan dalam butir 4.2. dari Spesifikasi Teknis ini. Barang/besi atau baja
yang telah dilapis dasar di pabrik/bengkel harus dilindungi terhadap karat, baik
sebelum maupun sesudah pemasangan dengan cara segera merawat permukaan
karat yang terdeteksi. Permukaan harus segera dibersihkan dengan zat pelarut
untuk menghilangkan debu, kotoran, minyak, gemuk. Bagian-bagian permukaan
yang tergores atau berkarat harus dibersihkan dengan sikat kawat sampai bersih,
sesuai standar St 2/SP-2, dan kemudian dicat kembali (touch-up) dengan cat
yang sama dengan telah disetujui, sampai mencapai ketebalan yang disyaratkan.
4) Selang Waktu Antara Persiapan Permukaan dan Pengecatan. Permukaan yang
sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan untuk dicat harus mendapatkan
lapisan pertama atau cat dasar seperti yang disyaratkan, secepat
mungkin setelah persiapan-persiapan diatas selesai. Harus diperhatikan bahwa hal
ini harus dilakukan sebelum terjadi kerusakan pada permukaan yang sudah
disiapkan diatas.

5) Pelaksanaan Pengecatan.
a) Umum
 Permukaan yang sudah dirapihkan harus bebas dari aliran punggung cat,
tetesan cat, penonjolan, gelombang, bekas olesan kuas, perbedaan warna
dan tekstur. Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
63
PAPUA

sempurna dan semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan dengan


ketebalan yang sama
 Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan, termasuk
bagian tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa diperoleh ketebalan lapisan
yang sama dengan permukaan-permukaan di sekitarnya.
 Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan
permukaan yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus diberi
lapisan cat dasar terlebih dahulu.
b) Proses Pengecatan
Harus diberi selang waktu yang cukup diantara pengecatan yang berikutnya
untuk memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, sesuai dengan
keadaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud. Pengecatan
harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan cat kering), sesuai
ketentuan berikut:
 Permukaan Interior Plesteran, Beton, Gipsum dan Panel Semen Berserat.
Cat dasar : 2 (dua) lapis Alkali Resisting Primer/ Alkali Sealer Resistant.
Cat akhir : 2 (dua) lapis Vinyl Acrylic Emulsion/Acrylic Emulsion.
 Permukaan Eksterior Plesteran, Beton dan Panel Semen Berserat.
Cat dasar : 2 (dua) lapis Alkali Resisting Primer/Alkali Sealer Resistant.
Cat akhir : 2 (dua) lapis Vinyl Acrylic Emulsion/Acrylic Emulsion.
c) Permukaan Besi/Baja.
Cat dasar : 2 (dua) lapis Quick Drying Metal Primer Chromate/Zinc Chromate
Primer .
Cat akhir : 2 (dua) lapis Synthetic Super Gloss/Synthetic Enamel.
d) Tebal Lapisan Cat.
Tebal lapisan cat dalam keadaan kering harus sesuai dengan standar dari pabrik
pembuat cat yang dipilih untuk digunakan.

e) Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran.


 Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda mengeras,
membentuk selaput yang berlebihan dan tanda-tanda kerusakan lainnya Cat
harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam
konsistensinya selama pengecatan.
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
64
PAPUA

 Bila disyaratkan oleh keadaan permukaan, suhu, cuaca, dan metoda


pengecatan, maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan
pengecatan dengan mentaati petunjuk yang diberikan oleh pabrik pembuat
cat dan tidak melebihi jumlah 0,5 liter zat pengencer yang baik untuk 4 liter
cat.
 Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab Kontraktor
untuk memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu menutup warna lapis
dibawahnya).
f) Metoda Pengecatan.
 Cat dasar untuk permukaan beton, plesteran dan panel semen berserat
diberikan dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
 Cat dasar untuk permukaan panel gypsum diberikan dengan kuas dan
lapisan berikutnya dengan kuas atau rol.
 Cat dasar untuk permukaan kayu lapis diberikan dengan kuas dan lapisan
berikutnya dengan kuas atau rol.
 Cat dasar untuk permukaan barang besi/baja diberikan dengan kuas atau
disemprotkan dan lapisan berikutnya boleh menggunakan semprotan.

PASAL 27
SPESIFIKASI PEKERJAAN PENATAAN TANAMAN

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Penataan RTH mencakup pekerjaan:
a. Penataan Taman (Shoft Material)
 Persiapan media Pupuk oganik dan anorganik, Obat hama penyakit
 Pengadaan Air bersih untuk penyiraman
 Pengadaan Bibit tanaman Hias dari mulai jenis rumput s/d tanaman tinggi.

b. Perangkat Keras (Hard Material)


 Pengadaan Peralatan dan Alat kerja
 Pengadaan Media Tanam dengan mendatangkan Tanah Humus
 Pengadaan bahan bahan bangunan semen, pasir, batu, bata
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
65
PAPUA

 Pengadaan Bahan finising pedestrian, cat Tembok, cat kayu, cat besi
 Pengadaan peralatan dan listrik unuk Penerangan
 Pengadaan peralatan pemeliharaan
c. Pekerjaan Pemeliharaan
1) Pemeliharaan Tanaman
 Penyiraman
 Pemupukan
 Pemangkasan
 Penyiangan
 Penggemburan
 Pengendalian hama penyakit
 Penyulaman
2) Pemeliharaan Bangunan / Pedestrian dan sarana RTH
 Perbaiakan Retakan Bangunan atau pedestrian
 Penggantian Bahan pedestrian yang rusak / lapuk
 Pelaburan Ulang bekas perbaiakan
 Perbaikan Instalasi listrik dan air yang bermasalah
 Penggantian Ornamen armature lampu yang mati
 Pengurugan ulang bila bekas urugan ada lendutan
d. Pemeliharaan
Areal yang sudah dibangun/ ditanami harus dipelihara Pemborong selama 6 (enam)
bulan atau sampai tumbuh baik setelah pekerjaan penanaman dianggap selesai.
2. Pekerjaan Penanaman
a. Persiapan Lahan
1) Untuk lubang tanaman pohon (sesuai ukuran) dibiarkan selama 5-7 hari.
2) Disiapkan tanah subur dan kompos (pupuk organik) untuk mengurug pada setiap
lubang tanaman.
3) Tanah bekas galian lubang tanaman disingkirkan/dibuang, kalau tidak memenuhi
standar tingkat kesuburan.
4) Untuk lahan perumahan setelah bersih dari kotoran, gulma-gulma dan berangkal
diratakan dan diberi campuran kapur dan pupuk organik sampai merata.
5) Untuk memperoleh peil/ketinggian yang diinginkan harus diurug dengan tanah
subur.
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
66
PAPUA

b. Persiapan Dan Peralatan


1) Pemborong harus memelihara hasil pekerjaan sesuai jadwal kerja yang sudah
dibuat pemberi tugas.
2) Peralatan harus dipersiapkan oleh Pemborong dan disimpan dengan tertib di
gudang.
3) Alat-alat yang perlu disediakan adalah:
 Cangkul
 Skop
 Garpuh
 Golok
 Gunting stek
 Gergaji
 Pacul kecil
 Ember
 Handsprayer
 Masker
 Mesin pompa dan lain-lain
 Gunting rumput gendong
 Emrat
c. Persiapan Dan Pengadaan Bibit Tanaman
1) Kontraktor harus menyiapkan lahan penampungan sementara bibit tanaman dekat
lokasi proyek yang aman, terlindung dan mudah bongkar muat.
2) Tersedianya air yang cukup untuk pemeliharaan penyiraman.
3) Bibit tanaman dalam keadaan sehat, tumbuh subur dalam bungkus vollibag.
4) Membuat daftar bibit tanaman, jenis tanaman, jumlah, ukuran, dan asal/sumber
tanaman)
d. Penanaman Pohon
1) Bibit tanaman pohon yang akan ditanam dalam stadia medium siap tanam
(ketinggian 3 m).
2) Bibit tanaman pohon perakarannya dalam keadaan utuh/terbungkus vollibag/plastik
dan tidak boleh terpecah.
3) Bungkus/vollibag/plastik harus dibuang ketika ditanam pada lubang yang sudah
disiapkan.Pengurugan pada tanaman pohon adalah campuran tanaman subur dan
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
67
PAPUA

pupuk organik dan disiram air sampai basah dan padat.


4) Pohon yang sudah ditanam perlu diberi bambu penguat.
e. Penanaman Pohon Pelindung
1) Pohon pelindung dipilih yang besar/sedang sehat dan memiliki akar yang baik.
2) Pada lahan yang akan ditanam pohon lindung dilakukan penggalian ukuran 80 x 80
cm dengan kedalaman 60 cm atau disesuaikan dengan akar pohon yang didapat.
3) Isi sepertiga bagian lubang tersebut dengan campuran tanah dan pupuk kandang
atau kompos dengan perbandingan 1 : 1.
4) Tanaman dimasukkan dengan karungnya/polybag.
5) Karung pembungkus yang dimasukkan harus memiliki jarak dengan batas galian
tanah. Untuk sisi kanan kirinya minimal memiliki jarak 10 cm dan jarak 20 cm dari
permukaan tanah.
6) Tanaman yang tinggi ketika ditanam pertama kali pada lahan cukup rapuh sehingga
perlu diikat pada tiga tongkat penguat yang saling menyilang membentuk bentuk
segitiga terbuat dari kayu dolken dengan diameter 4 cm dengan menggunakan
pengikat ijuk (fiber palem).
7) Lalu tutup sisa lubang dengan tanah galian yang gembur dengan menyisakan ruang
5-10 cm dari permukaan tanah. Ruang ini akan diisi oleh Mulsa tetapi jangan
menempel pada pohon, karena mulsa akan mengalami proses pemusukan dan
mengandung bakteri atau jamur. Mulsa terbuat dari jerami, rumputrumputan atau
dedaunan kering. Setelah itu padatkan dan siram secukupnya.Penyiraman baru
dapat dikatakan sempurna jika air terisap oleh tanah sedalam 30 – 40 cm.
f. Penanaman Pohon Tinggi
1) Pohon perdu tinggi dan rendah dipilih yang besar/sedang sehat dan memiliki akar
yang baik.
2) Pada lahan yang akan ditanam pohon perdu tinggi dilakukan penggalian ukuran 40
x 40 cm dengan kedalaman 40 cm atau disesuaikan dengan akar pohon yang
didapat.
3) Pada lahan yang akan ditanam pohon perdu rendah dilakukan penggalian ukuran
20 x 20 cm dengan kedalaman 20 cm atau disesuaikan dengan akar pohon yang
didapat.
4) Bersihkan media sekam dari akar pohon dengan cara mengalirkan air melalui
selang (semprot), baru ditanaman tersebut ditanam dalam lubang yang sepertiga
bagiannya berisi campuran tanah dan pupuk kandang ( 1 : 1 ).
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
68
PAPUA

5) Tanaman perdu ketika ditanam pertama kali pada lahan cukup rapuh sehingga
perlu diikat pada empat tongkat penguat yang membentuk bentuk segi empat
dengan satu kayu diatasnya yang menyilang agar rigid terbuat dari kayu dolken
dengan diameter 4 cm dengan menggunakan pengikat ijuk (fiber palem).
6) Lalu tutup sisa lubang dengan tanah galian yang gembur dengan menyisakan ruang
5-10 cm dari permukaan tanah. Ruang ini akan diisi oleh Mulsa tetapi jangan
menempel pada pohon, karena mulsa akan mengalami proses pembusukan dan
mengandung bakteri atau jamur. Mulsa terbuat dari jerami, rumput-rumputan atau
dedaunan kering. Setelah itu padatkan dan siram secukupnya. Penyiraman baru
dapat dikatakan sempurna jika air terisap oleh tanah sedalam 30 – 40 cm.
g. Penanaman Perdu Rendah
1) Tanaman penutup disini yang dipakai jenis tanaman yang tumbuh merayap yang
berfungsi menutup tanah yang terbuka.
2) Menyiapkan penanaman dengan melakukan pembuatan lubang pada lahan dengan
menggali lubang yang digali memanjang dengan kedalaman 10 cm dan sepertiga
bagiannya diberi campuran tanah dan pupuk kandang (1 : 1).
3) Tanaman ditanam tiap rumpun dengan jarak yang leluasa, 10-15 cm, agar
tumbuhnya tidak berdesakan. Setelah itu padatkan dan siram secukupnya.
Penyiraman baru dapat dikatakan sempurna jika air terisap oleh tanah sedalam 30 –
40 cm.
3. Pekerjaan Pemeliharaan Tanaman
Pekerjaan pemeliharaan Taman di laksanakan setelah dilaksanakan setiap aitem
pekerjaan penanaman Tanaman hias. Setiap jenis tanaman akan di terima direksi bila
tanaman dinyatakan tumbuh subur dan sehat dan sesuai dengan gambar rencana awal
atau perubahan yang di setujui dua belah fihak. Jaminan pemeliharaan taman sesuai
ketentuan adalah tiga bualan dari tanggal berita acara serah terima pekerjaan ke satu dan
di buktikan dengan hasil pekerjaan di lapangan. Pekerjaan Pemeliharaan yang harus di
laksanakan adalah sebagai berikut :
a. Penyiraman
1) Pemborong harus membuat jadwal penyiraman dam peralatan.
2) Rumput yang baru ditanam dilakukan penyiraman tiap hari (pagi dan sore).
3) Pohon yang baru ditanam dilakukan 1-2 hari sekali.
4) Air yang dipakai penyiraman sesuai petunjuk/standar air baku.
b. Pemupukan
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
69
PAPUA

1) Pupuk kornpos (organik) diberikan saat/waktu penanaman.


2) Pupuk an-organik diberikan waktu tanaman tumbuh 1-2 bulan, dosisnya
disesuaikan atau sesuai kemasan.
3) Pupuk an-organik diantaranya urea, NPK.
c. Pemangkasan
1) Tanaman yang baru ditanam dipangkas bila ada ranting/batang yang mengganggu.
2) Pemangkasan diperlukan bila ingin membentuk tanaman yang diinginkan.
3) Pemangkasan dilakukan setelah tumbuh 1-2-3 bulan. atau sesuai kebutuhan
4) Peralatan pemangkasan disiapkan sesuai kebutuhan.
d. Penyiangan
1) Penyiangan dilakukan setelah tanaman tumbuh 1 bulan.
2) Gulma-gulma harus dibuang.
e. Penggemburan
1) Penggemburan dilakukan sesudah tumbuh 2-3 bulan.
2) Penggemburan tidak merusak perakaran.
3) Bila kurang media tanah pertu segera ditambah.
f. Pengendalian Hama Penyakit
1) Tanaman yang rusak karena terserang hama penyakit dibuang dan diganti
2) Aplikasi Pengendalian hama penyakit dilakukan sesuai kondisi Tanaman
3) Pestisida yang digunakan harus sesuai anjuran/petunjuk pemberi tugas.
g. Penyulaman
1) Tanaman yang hilang/mati segera diganti (disulam) sesuai ukuran yang sudah
tumbuh.
2) Tanaman pengganti harus kondisi siap tanam, subur dan sesuai Spesifikasinya.
h. Ketentuan Lain-Lain
1) Masa pemeliharaan selama 3 bulan.
2) Pemborong masih diwajibkan untuk memelihara tanaman sampai tumbuh stabil.
3) Pemborong harus membuat Laporan Pasca Penanaman.
4) Jenis-jenis tanaman harus sesuai dengan usulan desain.
5) Jarak tanaman dan jumlah harus sesuai dengan gambar desain.
6) Setiap ada perubahan jenis dan jarak tanam harus sepengetahuan pemberi tugas.

PASAL 28
PEKERJAAN PENERANGAN (LIGHTING)
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
70
PAPUA

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup Pekerjaan Penerangan jalan/ jalur pedestrian,
penerangan Plaza, Hall Pelataran dan Penerangan lampu Taman.
a. Penerangan Jalan dan Jalur Pedestrian
System pencahayaan buatan menggunakan PJU Tenaga Surya 40 watt. Jenis ini
merupakan paket standar yang meliputi :
 1 unit Panel surya 185WP Monocrystalin
 1 unit Battery VRLA 12-100 AH
 1 unit lampu LED highpower 12- 50 watt
 1 unit Box Battery
 1 unit BCR 12/24 – 20 ampere
 1 unit MCB, Rel MCB
 1 unit Kabel dll
 1 lot aksessories
b. Penerangan lampu Taman
Spesifikasi Teknis Tiang Lampu :
 Dimension : T. 3000 mm (sesuai gambar rencana)
 Bahan : - Alumunium Casting + Pipa Octogonal
- Steel Pipe
- Base Plate
- Fuse Box
 Finishing : - Finishing terhadap tiang lampu ini terlebih dahulu harus dilakukan
pengecatan dasar menggunakan Epoxy sebagai anti karat, sehingga finishing cat
utama dapat tahan lama. Warna cat akan ditentukan kemudian
 Lampu : - 20 Watt
 Setiap tiang lampu taman dilengakapi dengan pintu (Fuse box) dan MCB 6 A
terpasang didalamnya.
c. Pemasangan Lampu Taman dengan 1 (satu) Tiang
 Pekerjaan Pengadaan Kabel Listrik
- Kabel NYM 2x2,5 mm2 untuk instalasi dalam tiang lampu taman
- Kabel NYY 4x10 mm2 untuk instalasi jaringan antar tiang lampu taman
- Mempunyai standar mutu LMK dan mengutamakan produksi dalam negeri
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
71
PAPUA

 Penarikan Kabel Listrik adalah :


Pemasangan kabel listrik harus ditanam dibawah tanah sesuai batas toleransi yang
dibenarkan didalam peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah dan atau secara
teknis

PASAL 29
ELEMEN PENANDA (SIGNAGE)

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup pengangkutan, pengadaan bahan, tenaga kerja dan alat kerja
serta pemasangan papan nama, sesuai petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Pekerjaan ini meliputi, tetapi tidak dibatasi pada hal-hal berikut:
 Papan nama eksterior.
 Dan tanda-tanda lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai dengan
petunjuk Pemilik Proyek.
2. Standar/ Rujukan
 Standar Industri Indonesia (SII/ Standar Nasional Indonesia (SNI).
 American Society for Testing and Materials (ASTM).
 Spesifikasi Teknis – Berbagai Jenis Metal.
3. Bahan-Bahan.
a. Bahan Papan Nama
Bahan yang di gunakan adalah kayu local dan kayu lapis dengan bentuk dan dimensi
serta ketebalan sesuai dengan ketentuan dalam gambar kerja.
4. Pelaksanaan Pekerjaan.
a. Persiapan.
Periksa keadaan lokasi dan permukaan bidang dimana papan nama akan dipasang.
Pemasangan baru dapat dilakukan setelah semua cacat atau kesalahan pada
permukaan bidang tersebut telah diperbaiki dan disetujui Pengawas Lapangan.
b. Aplikasi Grafis.
1) Aplikasi tulisan pada panel dengan proses cetak saring. Cetakan harus dibuat dari
saringan foto yang disiapkan dari karya asli. Cetak saring dibuat dengan potongan
tangan/manual tidak diperkenankan.
2) Karya asli harus ditetapkan sebagai pekerjaan seni yang merupakan reproduksi
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
72
PAPUA

generasi pertama pekerjaan tersebut. Sisi-sisi dan sudut- sudut harus bersih. Sudut-
sudut membulat, potongan atau sisi-sisi yang kasar /tidak rata, permukaan yang
tidak rata atau cacat tidak diterima.
c. Pemasangan.
Pasang papan nama pada lokasi-lokasi seperti ditentukan kemudian. Pastikan semua
papan nama terpasang lurus dan benar, pada ketinggian dan dengan cara sesuai
ketentuan. Jangan memasang papan nama di atas pintu atau permukaan lainnya
sebelum pekerjaan pada bagian-bagian tersebut diselesaikan.
d. Perlindungan.
Perlindungan pekerjaan dan pekerjaan sekitarnya serta bahan-bahan dari kerusakan
selama pekerjaan berlangsung sampai selesai. Bungkus pekerjaan yang telah selesai
dengan kertas, lembaran plastik atau pita kedap air untuk pengiriman dan
penyimpanan dan dilindungi dari kerusakan selama pemasangan.
e. Perbaikan dan Pembersihan.
Setiap kerusakan yang terjadi selama pemasangan harus diperbaiki. Papan nama yang
tidak dapat diperbaiki harus diganti dengan yang baru. Bersihkan bingkai dan
permukaan papan nama agar diperoleh hasil yang baik.

PASAL 30
PEKERJAAN PEMBONGKARAN, PENGAMAN DAN PEMBERSIHAN SETELAH
PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam Lingkup
pekerjaan seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam buku RKS ini dari semua
barang atau bahan material lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi setelah
pekerjaan selesai menjadi tanggung jawab Kontraktor bersangkutan.
2. Semua bekas bongkaran sisa bahan, sampah dan sebagainya harus dikeluarkan dari
lokasi tapak/site
3. Selama Pelaksanaan berlangsung Kontraktor harus menjaga keamanan bahan/material,
barang maupun peralatan yang di gunakan sampai tahap serah terima penyelesaian
pekerjaan.

PASAL 31
PEKERJAAN LAIN-LAIN / PENUTUP
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI SUPIORI KABUPATEN SORENDIWERI PROVINSI
73
PAPUA

1. Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan akan
dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas/Direksi dan Kontraktor. Bila diperlukan
akan dibicarakan bersama konsultan perencana.
2. Sebelum penyerahan pertama, Kontraktor wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang
belum sempurna, dan harus diperbaiki, arean taman harus ditata rapi dan semua barang
yang tidak berguna harus disingkirkan dari proyek.
3. Selama pemeliharaan, pemborong wajib merawat, memupuk, mendangir, menyiram
memangkas, mengamankan dan memperbaiki ornament taman dari segala cacat yang
timbul, sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakan pekerjaan benar-benar telah
sempurna.
4. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini dan pada penjelasan ternyata
diperlukan, akan dicantumkan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan

Jayapura, Mei 2023


Team Leader Perencana
Agus Jerry S. Arronggear, S.ST. Par, M.Par Ancelmus Goa Ea, ST

Mengetahui
Kepala Dinas Pariwisata Kota Jayapura

MATIAS B. MANO, S.Par., MKP


NIP. 19720327 199711 1 001

Anda mungkin juga menyukai