Anda di halaman 1dari 12

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS )

Pasal 1
Ketentuan Umum

PROGRAM : Program Peningkatan Prasana , Sarana dan Utilitas


Umum (PSU)
KEGIATAN : Urusan Penyelenggaraan PSU Perumahan
SUB KEGIATAN : Penyediaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum
Di Perumahan untuk Menunjang Fungsi Hunian
PEKERJAAN : Perencanaan Pemasang Paving Blockk RT.14 Desa Wonorejo
Kec. Kusan Hulu
LOKASI : Kec. Kusan Hulu
TAHUN ANGGARAN : 2023
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus meyediakan :
a. Tenaga kerja / Tenaga Ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
b. Alat – alat bantu, seperti yang telah disyaratkan dalam dokumen Pengadaan barang
dan Jasa dan peralatan lain yang dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan.
c. Bahan – bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang akan
dilaksanakan tepat pada waktunya.

Cara pelaksanaan.
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan ketentuan
– ketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS), Gambar Rencana, Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan, serta mengikuti petunjuk dan keputusan Ketua tim Teknis Kegiatan
dan Tim Teknis Serta Konsultan Pengawas.

Pasal 2
Jenis dan Mutu Bahan
Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri sesuai SNI 03-0691-1996
Klasifikasi Vaping Block dibedakan menurut kelas penggunaannya sebagai berikut:

1. Paving Block Mutu A : digunakan untuk jalan

2. Paving Block Mutu B : digunakan untuk pelataran parkir


3. Paving Block Mutu C : digunakan untuk pejalan kaki

4. Paving Block Mutu D : digunakan untuk taman dan pengguna lain

Pasal 3
Gambar – Gambar
Untuk Gambar Rencana kerja dilampiri :
1. Peta Admistrasi
2. Peta Gogle map
3. Site Plan
4. Gambar Situasi dengan titik kordinat
5. Tampak dan Potongan memanjang
6. Potongan Melintang

Pasal 4
Peraturan Teknis Pembangunan yang Digunakan

1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat – syarat ( RKS ) ini, berlaku dan mengikat ketentuan – ketentuan di bawah ini
termasuk segala perubahaan dan tambahannya :
a. Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri sesuai SNI 03-
0691-1996.
b. Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh jawatan / instansi Pemerintah
Pusat dan Daerah, yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam pasal 1 ayat ( 2 ) tersebut di atas berlaku dan
mengikat pula :
a. Gambar Kerja yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh Pemberi
Tugas termasuk juga gambar – gambar detail yang diserahkan oleh kontraktor dan sudah
disahkan / disetujui Ketua Tim Teknis dan di setujui oleh Pejabat pembuat komitmen
(PPK)
b. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
c. Berita Acara Penunjukan.
d. Surat Keputusan Pemimpin Proyek tentang penunjukan Kontraktor.
e. Surat Perintah Mulai Kerja.
f. Surat Penawaran beserta lampiran – lampirannya.
g. Pelaksanaan ( Time Schedule ) yang disetujui Ketua Tim Teknis dan PPK.

Pasal 5
Penjelasan RKS dan Gambar

1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat – syarat ( RKS )
termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan ( aanwizjing ).
2. Bila gambar tidak sesuai dengan gambar Rencana Kerja dan Syarat – syarat ( RKS ), maka
yang mengikat / berlaku adalah Gambar Kerja. Bila suatu gambar tidak cocok dengan
gambar yang lain, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku,
begitu juga apabila dalam RKS tidak dicantumkan sedangkan di gambar ada, maka
gambar lah yang mengikat
3. Bila perbedaan – perbedaan itu menimbulkan keraguan – keraguan sehingga dalam
pelaksanaan menimbulkan kesalahan, Kontraktor wajib menanyakan kepada Konsultan
Pengawas dan Ketua Tim Teknis atau tim teknis, dan Kontraktor mengikuti hasil keputusan
yang telah ditetapkan.

Pasal 6
Persiapan di Lapangan

1. Kontraktor harus membuat bangsal kerja untuk para pekerja dan gudang penyimpanan
barang – barang material
2. Pembongkaran bangunan bangsal kerja menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Pasal 7
Jadwal Pelaksanaan

1. Sebelum mulai pekerjaan nyata di lapangan, Kontraktor Pelaksana wajib membuat


rencana kerja yang menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2. Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas dan Ketua tim Teknis paling lambat dalam waktu 7 (tujuh)hari kalender, setelah
SPPBJ diterima Kontraktor.
3. Rencana kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Ketua tim Teknis akan
diketahui oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
4. Kontraktor wajib memberikan salinan rencana kerja rangkap 4 (empat)
5. Satu salinan rencana kerja harus ditempel pada dinding di bangsal Kontraktor di
lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan ( prestasi kerja ).
6. Konsultan Pengawas dan Ketua tim Teknis atau tim teknis akan menilai prestasi pekerjaan
Kontraktor berdasarkan rencana kerja tersebut.

Pasal 8
Kuasa Kontraktor di Lapangan

1. Di lapangan , Kontraktor wajib menunjuk seorang Kuasa atau biasa disebut Pelaksana
Lapagan yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan, dan mendapat
kuasa penuh dari Kontraktor Pelaksana.
2. Dengan adanya Pelaksana Lapangan, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung
jawab sebagian maupun keseluruhan kewajibannya.
3. Kontraktor / penyedia Jasa wajib memberi tahu secara tertulis kepada Tim Teknis dan
Konsultan Pengawas , nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapat persetujuan.
4. Bila dikemudian hari, menurut pendapat Konsultan Pengawas, Pelaksana Lapangan
kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan
kepada Kontraktor / Penyedian Jasa secara tertulis untuk menggantinya dengan personil
yang memenuhi syarat.
5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan, Kontraktor
/Penyedia Jasa harus sudah menunjuk Pelaksana Lapangan baru atau Kontraktor sendiri
(penanggung jawab/Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan
Tersebut

Pasal 9
Tempat Tinggal ( Domisili ) Kontraktor dan Pelaksana

1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya kerja di luar jam kerja apabila terjadi hal–hal
mendesak, Kontraktor / Penyedia jasa dan Pelaksana Lapangan wajib memberitahukan
secara tertulis alamat, dan nomor telepon/HP di lokasi kepada kepada Teknis Teknis
Kegiatan dan konsultan pengawas . Alamat Kontraktor atau penyedia Jasa tidak berubah–
rubah selama pekerjaan. Bila terpaksa terjadi perubahan alamat, Kontraktor dan
Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis.
Pasal 10
Penjagaan Keamanan Lapangan Pekerjaan

1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan lapangan terhadap barang – barang milik


proyek, ataupun milik Pihak Kedua yang ada di lapangan.
2. Bila terjadi kehilangan bahan – bahan material yang telah menumpuk dilokasi dan atau
belum terpasang, tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak diperhitungkan
dalam biaya pekerjaan tambahan.

Pasal 11
Jaminan dan Keselamatan Kerja

1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat – obatan menurut syarat – syarat Pertolongan


Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan,
untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja lapangan.
2. Kontraktor wajib meyediakan air minum yang memenuhi syarat – syarat kesehatan bagi
semua petugas dan pekerja yang ada di bawah kekuasaan Kontraktor.
3. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja, wajib
diberikan oleh Kontraktor / Penyedia jasa sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
4. Kontraktor wajib membayar iuran BPJS ( E Jakon ) sebelum memulai pekerjaan dilapangan.

Pasal 12
Alat – alat Pelaksanaan

Semua alat – alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor, sebelum
pekerjaan secara fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap pakai.

Pasal 13
Situasi dan Ukuran

1. Situasi.
a. Pekerjaan tersebut dalam pasal 1 merupakan Kegiatan Penyediaan Prasarana, Sarana,
dan Utilitas Umum i Permukiman untuk Menunjang Fungsi Permukiman Jenis Pekerjaan
Pembangunan Jalan permukiman Pengasaplan
b. Ukuran–ukuran tersebut dalam Gambar kerja ataupun dalam RKS merupakan garis
besar pelaksanaan.
c. Kontraktor wajib meneliti situasi dan ukuran, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal–hal lain
yang dapat mempengaruhi harga penawarannya.
d. Kelalaian dan atau kekurangan ketelitian Kontraktor / Penyedia Jasa dalam hal ini
tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan tuntutan.

2. U k u r a n.
a. Ukuran satuan yang dipergunakan di sini semuanya dinyatakan dalam mm, cm, dan m.
b. Memasang papan Per STA ( 50 meter )

Untuk memenuhi volume pekerjaan Pelaksana Lapangan membuat patok per STA dari
STA+0.00, STA+050, STA+100 dan selanjut sampai batas STA yang di tentukan dalam
kontrak kerja di bawah pengawasan Tim Teknis dan Konsultan Pengawas .
Patok-patok yang dipancang kuat – kuat dan tulis Jarak per STA.

Pasal 14
Syarat – Syarat Cara Pemeriksaan Material

1. Semua bahan–bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat – syarat yang
ditentukan pasal 2.
2. Semua bahan bangunan yang akan digunakan harus diperiksakan terlebih dahulu kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuannya. Dalam hal ini Konsultan Pengawas
berhak minta sample bahan, dan Kontraktor wajib memberikannya.
3. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan pekerjaan, tetapi
ditolak pemakaiannya oleh Konsultan Pengawas harus segera dikeluarkan dari lapangan
pekerjaan selambat–lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam, terhitung dari jam penolakan.
4. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan tetapi ternyata ditolak Konsultan
Pengawasi, pekerjaan tersebut harus dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya
Kontraktor / Peyedian Jasa dalam waktu yang ditetapkan
Pasal 15
Kenaikan Harga / Force Majeure

1. Kenaikan harga yang bersifat biasa tidak dapat mengajukan klaim


2. Kenaikan harga yang diakibatkan kebijaksanaan moneter oleh Pemerintah dan bersifat
nasional dapat mengajukan klaim sesuai petunjuk yang dikeluarkan oleh Pemerintah RI
3. Semua kerugian akibat Force Majeure yang dikarenakan gempa bumi, angin puyuh, badai
topan, kerusuhan, peperangan dan semua kejadian karena faktor alam serta kejadian
tersebut dibenarkan oleh Pemerintah bukan menjadi tanggungan Kontraktor

Pasal 16
Pekerjaan Tambah / Kurang

1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan dengan tertulis dalam buku


harian Konsultan Pengawas serta atas Ketua Tim Tenis dan PPK apabila diperlukan.
2. Pekerjaan tambah / kurang hanya berlaku bila memang nyata – nyata ada perintah
tertulis Ketua Tim Tenis dan dan Konsultan Pengawas serta persetujuan PPK.
3. Biaya pekerjaan tambah / kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga satuan
pekerjaan, yang dimaksudkan oleh Kontraktor, yang pembayarannya diperhitungkan
bersama dengan angsuran terakhir.
4. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga satuan yang
dimasukan dalam penawaran, harga satuannya akan ditentukan lebih lanjut oleh Ketua
Tim Tenis dan Konsultan Pengawas bersama – sama Kontraktor / Penyedia Jasa dengan
persetujuan PPK.
5. Adanya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dijadikan alasan sebagai penyebab
kelambatan penyerahan pekerjaan, tetapi Ketua Tim Tenis dan Konsultan Pengawas dan
PPK dapat mempertimbangkan perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan tambahan
tersebut.

Pasal 17
Fhoto Dokumentasi

 Photo pekerjaan tiap tahapan dari 0%, 50% dan 100% dengan per STA 25 meter
tersebut di atas dibuat 5 (lima) set dilampirkan pada saat Berita Acara peneriman barang
dan serah terima barang sebagai salah satu Pertimbangan dan syarat dalam Berita
Acara pembayaran
 Untuk Fhoto pekerjaan dibuat 5 set antara lain untuk sbb :
o Satu set untuk Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi
Kalimantan Barat
o Satu set untuk Bidang Bidang Kawasan Permukiman
o Satu set untuk Penyedia Barang/Jasa Bidang Kawasan Permukiman
o Satu set untuk Konsultan Pengawas
o Satu set untuk Keuangan Bidang Kawasan Permukiman sebagai bahan
pertimbangan Pembayarah hasil pekerjaan
 -Pengambilan titik pandang dari setiap pemotretan harus tetap/sama sesuai dengan
petunjuk Konsultan.
 -Photo setiap tahapan ditempelkan pada album/map dengan keterangan singkat,.

 Kontraktor Pelaksana diwajibkan membuat gambar-gambar As Built Drawing (ABD) serta


back up data Volume Hasil pekerjaan
 Kontraktor/ Penyedia jasa di haruskan membuat Laporan Harian / Laporan Mingguan
dan Bulanan sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan di lapangan secara
kenyataan. Hal ini untuk memudahkan pemeriksaan dan maintenance dikemudian
hari. Gambar-gambar ini sebagal pelengkap penyerahan pekerjaan tahap akhir
.

Pasal 18
Pekerjaan Persiapan

1. Pembersihan Lokasi.
Kontraktor harus membersihkan Lokasi dari segala sesuatu yang dapat mengganggu
pelaksanaan pekerjaan, atas Konsultan Pengawas.
2. Pekerjaan-Pekerjaan Penunjang
Kontraktor harus membangun dan melaksanakan pekerjaan penunjang berupa pembuatan
Jalan masuk sementara ke lokasi proyek berupa jembatan sementara, jika diperlukan oleh
masyarakat warga sekitar untuk ekses lalul intas sehari.
3. Pembuatan Rambu Jalan.
Kontraktor harus menjaga agar jalan yang sudah di cor dan belum cukup umur jangan
dilewati minimal selama 14 hari setelah pengecoran dengan membuat rambu-rambu lalu
lintas, rambu batas kerja, lampu penerangan bagi pengguna jalan, lampu tanda bahaya
dan lainnya yang mungkin diperlukan..
4. Papan Nama Proyek.
Kontraktor wajib memasang Papan Nama Proyek dan dapat dilihat oleh masyarakat
umum agar transpan pengunaan aggaran jelas .

Pasal 19
PEKERJAAN PAVING BLOCK
1. Lingkup Pekerjaan Paving Block
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan yang diperlukan, peralatan dan termasuk alat-
alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan baik dan sempurna.
Pekerjaan ini meliputi :
- Persiapan area pekerjaan.
- Urugan pasir dan pemadatannya. (pasir extra beton)
- Pasangan Paving Block dan assesories.

2. Persyaratan Bahan

o Agregat
Penggunaan agregat halus ataupun kasar harus dapat memenuhi unsur-
unsur yang ada dalam standard spesifikasi ASTMC33.
o Semen
Penggunaan semen sebagai binder material harus memenuhi persyaratan
ASTMC979.
o Dimensi Paving block
Paving Block Segi Enam Tebal minimal 60 mm dan lebar minimal 100 x 200
mm.

o Toleransi
Toleransi ukuran yang masih diperkenankan adalah 2 mm panjang dan lebar.
Untuk tebal adalah 3 mm kerataan maksimal tidak boleh melebihi 10 mm
dari level yang dikehendaki dan toleransi 5 mm dalam 3 m1 dari level atau
slope seperti yang ditunjukkan dalam gambar untuk finish permukaan
paving.
o Strength
Kuat tekan yang harus dicapai minimal Beton Mutu F'c = 14,5 pa (K-175).
o Paving block yang dikirim kelapangan harus diterima dalam keadaan utuh tanpa
adanya cacat yang akan mempengaruhi hasil akhir pemasangan.
o Batas kandungan air (Moisture Cement) pasir adalah 6-8% dan max 1% untuk
pasir pengisi (Joint Filler) pasir harus bersih dan bebas dari kandungan garam
yang nantinya akan menyebabkan terjadinya efflorescence.
3. Syarat - Syarat Pelaksanaan
- Lapisan Sub Grade
Lapisan tanah dasar (subgrade) diratakan atau dipotong sedemikian rupa sesuai dengan
elevasi rencana sehingga mempunyai profil dengan kemiringan (Water Run Off) minimal
1,5
%, dan sub grade harus dipadatkan lapis perlapis sampai CBR 6% tiap lapisannya.

- Taburkan Sand Beding (abu batu atau pasir) setebal 50 mm atau ditentukan lain dalam
gambar, dan jaga agar kandungan kelembaban konstan dan kepadatan longgar dan
konstan sampai paving block dipasang dan dipadatkan.

Sumber bahan:
- Kontraktor harus mencari lokasi sumber bahan untuk lapis ini biaya dari pencarian
dan pekerjaan muat, angkut, bongkar kelokasi pekerjaan harus sudah
diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor.

- Kontraktor harus melaporkan lokasi tersebut kepada MK secepatnya secara


tertulis disertai keterangan tentang kualitas bahan, perkiraan kuantitas bahan da
rencana operasi pengangkutan bahan ke lokasi proyek.
- Bahan tersebut harus memenuhi persyaratan dalam spesifikasi.
- Bahan pasir yang berbentuk runcing lebih baik karena memberikan hasil yang
stabil, tetapi juga memerlukan pengontrolan kadar air yang lebih ketat pada saat
pemadatan.
- Untuk menghindari karakteristik pemadatan yang berbeda-beda harus
diusahakan agar sumber dari pasir tersebut adalah satu.

4. Syarat - Syarat Pelaksanaan

Pemasangan Paving Block


 Paving block dipasang dengan lebar sambungan minimum 1 mm dan maksimum 4
mm, hati-hati jangan menggangu leveling base, jika paving block mempunyai
spacerbars, pasang paving block dengan tangan yang kencang terhadap spacersbars.
Gunakan benang untuk menjaga garis tangan yang lurus. Pilih unit dari 4 atau lebih
cubes untuk mencampur variasi warna dan texture. Is'gap antara unit yang melebihi 4
mm dengan potongan unit yang dipotong agar serasi dengan unit paving block yang
utuh.

- Bahan : Paving blok tebal 6 cm, natural, untuk jalan/sirkulasi kendaraan.


- Type : Segi Empat
- Kuat tekan : Beton Mutu F'c = 14,5 pa (K-175).

 Getarkan dan padatkan paving block sampai dengan level yang diinginkan dengan
compactor machine (stamper) dengan plat permukaan 0,35-0,5 m2 dan mempunyai
gaya sentrifugal sebesar 16 sampai 20 KN dengan frekuensi getaran 75 sampai 100
Hz. Minimal 2 kali lintasan difungsikan untuk pemadatan pasir atas dengan
penurunan sekitar 5-25 mm dan getarkan dan padatkan lagi bersamaan dengan
pengisian dan dengan pasir minimal 2 kali lintasan.
Setelah paving block pinggir (topi uskup) terpasang dan permukaan telah selesai dan
sebelum permukaan terkena hujan.

 Penyedia Barang / Jasa harus selalu menjaga ketertiban dalam lokasi pekerjaan.

 Penyedia Barang / Jasa harus menjaga kerusakan-kerusakan dari fasilitas yang


ada. Dan apabila ada kerusakan yang diakibatkan oleh pelaksanaan pekerjaan,
Penyedia Barang / Jasa wajib memperbaiki atas biaya dan tanggungan Penyedia
Barang / Jasa .

 Untuk air kerja, Penyedia Barang / Jasa mengusahakan sendiri .

 Penyedia Barang / Jasa harus membersihkan sisa-sisa bahan material dan sisa
bongkaran, sehingga lokasi proyek betul-betul bersih.

Pasal 20
Perlengkapan Keselamatan Kerja

 Kontraktor / Penyedia Jasa Wajib menyediakan K3 untuk Keselamatan Kerja.


 Setiap memulai Aktivitas Lapangan Lapangan harus mengawasi Kesehatan para
Setiap pekerja di lapangan biar tidak terjadi hal hal yang tidak di inginkan di saat
melaksanakan aktivitas pekerjaan.
 Pelaksana /kontraktor wajib menyediakan peralatan keselamatan

Pasal 21
Penutup

1. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini, dan pada aanwizjing ternyata
diperlukan, dan/atau adanya perubahan maka akan dicantumkan dalam Berita Acara
/Risalah Aanwizjing.
2. Hal – hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan, akan
dibicarakan dan diatur oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan Konsultan Pengawas
dengan Kontraktor/penyedia Jasa
3. Dalam melaksanakan pekerjaan penyedia Jasa tetap mengikuti gambar rencana umum,
detail, dan RAB secara umum sebagai acuan kerja yang tercantum dalam SPK Kerja ;
4. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat perbedaan antara gambar dan RAB,
penyedia Jasa sebelum melaksanakan pekerjaan tersebut harus konsultasi terlebih
dahulu dengan Tim Teknis dan Konsultan pengawas dan mendapat persetujuan dari PPK;
5. Jika Konsultan Pengawas meminta melaksanakan pekerjaan yang tidak termasuk dalam
Kontrak, maka penyedia Jasa disarankan untuk melaksanakan tersebut setelah melalui
mekanisme yang berlaku yang kemudian akan di buat Berita Acara Perubahan;
6. Sebelum serah terima pekerjaan Pertama, penyedia Jasa wajib meneliti semua bagian
pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki, semua barang yang tidak berguna
harus disingkirkan dari lokasi Proyek serta telah diperiksa oleh Konsultan Pengawas dan Tim
teknis
7. Meskipun telah ada Pengawas dan unsur lainnya, semua penyimpangan dari ketentuan
bestek dan gambar menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu pelaksana harus
menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin

Anda mungkin juga menyukai