Anda di halaman 1dari 19

 

Rencana Kerja
Kerja dan Syarat-Syarat
Syarat-Syarat

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


( RKS )

A. PETUNJUK UNTUK PESERTA


Peserta Lelang harus membaca dan mempelajari seluruh gambar kerja, rencana kerja dan
syarat ini dengan seksama untuk memahami benar-benar maksud dan isi dokumen
tersebut secara keseluruhan maupun setiap bagian. Tidak ada gugatan yang akan
dipertimbangkan jika gugatan itu disebabkan karena peserta tidak membaca, tidak
memahami, tidak memenuhi petunjuk, ketentuan dalam gambar, atau pernyataan kesalah-
pahaman apapun mengenai arti dari isi dokumen ini.

B. KETENTUAN – KETENTUAN TEKNIS

Pasal 1
PENJELASAN UMUM

1.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan, maka berlaku dan mengikat, yaitu :


1.1.1. Gambar-Gambar Pelaksanaan Konstruksi dan Detail Terlampir.
1.1.2. Uraian dan syarat-syarat
syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan (spesifikasi).
1.1.3. Berita Acara Penjelasan (Aanwijzing).
(Aanwijzing).
1.1.4. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
1.1.5. Petunjuk dari Pengelola Kegiatan dan Pengawasn Lapangan.

1.2. Dalam pelaksanaan pekerjaan, bila tidak ditentukan spesifikasi in, maka akan berlaku
dan mengikat peraturan-peraturan di bawah ini, termasuk segala perubahan dan
tambahan, yaitu :
1.1.1. Keppres No. 80 Tahun 2003 dengan lampiran-lampiran.
1.1.2. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Bangunan di Indonesia (AV.41) tahun 1941.
1.1.3. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia, untuk Abitrasi Teknik dari Dewan Teknik
Pembangunan Indonesia (DTPI).
1.1.4. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) tahun 1971 dan SKSNI T-15-1991-03.
1.1.5. Peraturan Perencanaan Konstruksi Baja Indonesia (PPKBI) tahun 1980.
1.1.6. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) tahun 1971/NI.5.
1.1.7. Peraturan Muatan Indonesia (PMI) tahun 1970/NI-18.
1.1.8. Peraturan Umum Listrik Indonesia (PUMI) tahun 1977.
1.1.9. Peraturan Umum Instalasi Listrik 1987 Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja
Departemen Tenaga Kerja.
1.1.10. Pedoman Instalasi Alarm Kebakaran Otomatis tahun 1980.
1.1.11. Pedoman Penanggulangan bahaya kebakaran tahun 1980.
1.1.12. Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Bangunan Gedung tahun
1985.
1.1.13. NFPA dan FOC sebagai pelengkap.
1.1.14. Peraturan-peraturan
Peraturan-peraturan dan standar yang telah disesuaikan
disesuaikan dengan peraturan dan standar
internasional, antara lain VDE, BS, NEC, IEC, dsb.
1.1.15. Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Jawatan / Instansi Pemerintah setempat,
yang berkaitan dengan pelaksanaan bangunan.

 Pembuatan Taman Kantor, Kantor Bupati, Kab. Tanah Bumbu 2013


Did you know?
81% of people surveyed wish they could read more. Scribd
helps you do that.

Learn more

Did you know?


Scribd is more than just documents. Our digital library gives
you access to books, audiobooks, and more.

Learn more
Did you know?
81% of people surveyed wish they could read more. Scribd
helps you do that.

Learn more

 Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

1.1.16. Kontraktor dan Konsultan Pengawas diharuskan meneliti Rencana Gambar Bestek dan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), termasuk penambahan/pengurangan atau
perubahan yang tercantum dalam Berita Acara Aanwijzing.

1.3. Bila perbedaan-perbedaan antara gambar, RAB dan Spesifikasi menimbulkan keraguan,
sehingga menimbulkan kesalahan-kesalahan dalam pekerjaan, maka harus segera
dikonsultasikan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi atau Konsultan Perencana dan
keputusan-keputusannya harus dilaksanakan.
1.4. Ukuran-ukuran dalam Bestek atau Gambar Rencana dan RKS ternyata tidak sesuai
dengan ukuran-ukuran bahan dipasaran, maka ukuran yang dapat dianggap sama
dengan itu dengan toleransi ukuran paling tinggi 5%.

a. PERSIAPAN PENDAHULUAN
Pasal 1
RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan : Pembuatan Taman Kantor


Lokasi : Kantor Bupati Kabupaten Tanah Bumbu
Tahun anggaran : 2013

Pasal 2
IZIN BANGUNAN

2.1. Setelah Surat Perintah Kerja (SPK) dikeluarkan, maka izin bangunan dan izin lainnya
akan diurus oleh Pemberi Tugas, namun pelaksanaan dan pembiayaanya akan
ditanggung oleh Kontraktor.
2.2. Izin Mendirikan Bangunan adalah termasuk salah satu retribusi yang harus dibayarkan
oleh Kontraktor, sebagai satu syarat administrasi proyek.
2.3. Besarnya nilai IMB atau IRB sesuai yang disyaratkan oleh Peraturan Daerah yang
ditetapkan.
2.4. Untuk memulai pekerjaan, maka Kontraktor harus dapat menunjukkan kepada
Konsultan Pengawas surat izin bangunan atau minimal tanda bukti bahwa izin bangunan
tersebut sedang diproses.
2.5. Tanpa adanya izin bangunan dari instansi yang berwenang, maka Kontraktor tidak
diperkenankan memasang papan reklame dalam bentuk apapun di sekitar lingkungan
proyek.

Pasal 3
 JADWAL PELAKSANAAN (TIME SCHEDULE)

3.1. Sebelum pekerjaan bangunan dimulai, maka kontraktor wajib membuat Jadwal
Pelaksanaan (Time Schedule) yang memuat uraian pekerjaan, waktu pekerjaan, bobot
pekerjaan, dan grafik hasil pekerjaan secara terperinci serta jadwal penggunaan bahan
bangunan dan tenaga kerja.
3.2. Untuk pelaksanaan pekerjaan yang terperinci Pelaksana Kontraktor :
- harus membuat rencana kerja/laporan harian, mingguan dan bulanan, beserta foto-
foto visual ukuran 3R yang diketahui/disetujui oleh Konsultan Pengawas Lapangan.
- harus membuat gambar kerja, untuk pegangan/pedoman bagi kepala tukang yang
harus diketahui oleh Konsultan Pengawas Lapangan.
Did you know?
Scribd is more than just documents. Our digital library gives
you access to books, audiobooks, and more.

Learn more
Did you know?
81% of people surveyed wish they could read more. Scribd
helps you do that.

Learn more

 Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

- harus membuat daftar yang memuat pemasukan bahan bangunan yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan bangunan pada pasal 1.
3.3. Rencana Kerja (Time Schedule) di atas harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas
dan Pemberi Tugas.
3.4. Rencana Kerja (Time Schedule), harus sudah selesai dibuat oleh Kontraktor, paling
lambat 7 (tujuh) hari kalender, setelah SPK diterima.
3.5. Kontraktor harus memberikan salinan rencana kerja (Time Schedule) kepada Konsultan
Pengawas dan 1 (satu) lembar harus dipasang ada dinding bangsal kerja.
3.6. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan rencana
kerja (Time Schedule) yang ada dan harus membuat grafik prestasi pekerjaan.

Pasal 4
TENAGA KERJA / BAHAN / PERALATAN

4.1. Mendatangkan bahan-bahan untuk pelaksanaan Proyek, harus tepat pada waktunya dan
kwalitasnya dapat disetujui oleh Konsultan Pengawas.
4.2. Pelaksana harus menyediakan alat-alat, pembantu dan pekerja-pekerja yang diperlukan
untuk pelaksanaan bangunan agar supaya pelaksanaannya dapat selesai dengan waktu
yang disediakan.
4.3. Alat-alat yang disediakan oleh Kontraktor, harus dapat dimanfaatkan semaksimal
mungkin dan bila rusak harus segera diperbaiki dan bila tidak dapat dipakai, maka harus
segera dikeluarkan dari lokasi Proyek.

Pasal 5
KEAMANAN PROYEK

5.1. Kontraktor diharuskan menjaga keamanan terhadap barang-barang milik Proyek,


Konsultan Pengawas dan Pihak ketiga yang ada di lapangan, baik terhadap pencurian
maupun pengrusakan.
5.2. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang, alat-alat dan hasil pekerjaan,
maka akan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam
pekerjaan tambah/kurang atau pengunduran waktu pelaksanaan.
5.3. Apabila terjadi kebakaran, maka Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya. Untuk
mencegah bahaya kebakaran tersebut, Kontraktor harus menyediakan alat pemadam
kebakaran yang siap dipakai dan ditempatkan pada tempat-tempat yang strategis dan
mudah dicapai.

Pasal 6
KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN

6.1. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja, Kontraktor
harus menjamin sesuai dengan peraturan yang berlaku. Oleh karena itu Kontraktor harus
mengikutkan pekerja sebagai peserta Asuransi Sosial Tenaga Kerja (ASTEK) atau asuransi
lainnya yang sesuai dengan peraturan Pemerintah yang berlaku.
6.2. Untuk melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), maka Kontraktor
harus menyediakan sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis lainnya yang siap
dipakai apabila diperlukan.
6.3. Kontraktor wajib menyediakan peralatan kerja yang sesuai dengan pekerjaannya untuk
mencegah terjadinya kecelakaan kerja seperti helm pengaman, dsb.
6.4. Peralatan yang akan digunakan hendaknya aman dari kemungkinan terjadinya bahaya
Did you know?
Scribd is more than just documents. Our digital library gives
you access to books, audiobooks, and more.

Learn more
Did you know?
81% of people surveyed wish they could read more. Scribd
helps you do that.

Learn more

 Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

6.5. Bila terjadi musibah atau kecelakaan dilapangan yang memerlukan perawatan yang
serius, maka Kontraktor/Pelaksana harus segera membawa korban ke Rumah Sakit yang
terdekat dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada Pemberi Tugas.
6.6. Kontraktor harus menyediakan air minum yang bersih, cukup dan memenuhi syarat-
syarat kesehatan bagi semua pekerja/petugas, baik yang berada di bawah tanggung
 jawabnya maupun yang berada di bawah pihak ketiga.

Pasal 7
BANGSAL KONSULTAN ( DIREKSIKET )
DAN BANGSAL KERJA / GUDANG

7.1 Kontraktor jika diperlukan membuat direksiket yang ukurannya sesuai kebutuhan,
dengan menggunakan bahan-bahan sederhana seperti tongkat, lantai papan, dinding
papan/plywood, atap seng dan pintu harus dilengkapi dengan kunci yang baik serta
cukup jendela dan ventilasi/penerangan. Direksiket tersebut jika memungkinkan tidak
bersatu dengan gudang.

7.2 Direksiket tersebut jika memungkinkan diperlengkapi dengan :


7.2.1 Meja tulis
7.2.2 Kursi sebagai perlengkapan Meja Tulis
7.2.3 Satu buah papan tulis
7.2.4 Sebuah meja besar + kursi, untuk keperluan pertemuan / rapat dilapangan

7.3 Kontraktor harus membuat bangsal kerja untuk pekerja dan gudang untuk menyimpan
bahan bangunan dan peralatan pekerjaan dan pintunya harus mempunyai kunci yang
baik/kuat untuk keamanan bahan/perlengkapan.
7.4 Tempat pendirian bangsal dan gudang, akan ditentukan kemudian, dan konsultasikan
dengan Pemberi Tugas.
7.5 Pembongkaran bangsal konsultan (direksiket), bangsal kerja dan gudang adalah menjadi
tanggung jawab Kontraktor dan bahan bongkaran menjadi milik Pemberi Tugas.

Pasal 8
TENAGA KERJA LAPANGAN KONTRAKTOR

8.1. Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasanya dilapangan (Pelaksana), yang mempunyai
pengetahuan di bidang Teknik Sipil/Bangunan, cakap, gesit dan berwibawa terhadap
pekerja yang dipimpinnya dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan.
Penunjukkan ini harus dikuatkan dengan surat resmi dari Kontraktor yang ditujukan
kepada Pemberi Tugas dan tembusannya kepada Pengelola Teknis Proyek dan Konsultan
Pengawas.
8.2. Pelaksana harus berpendidikan minimal STM Jurusan Bangunan minimal mempunyai
pengalaman 7 Tahun atau S1 Sipil/Arsitek dan mempunyai pengalaman kerja lapangan
minimal 3 (tiga) tahun.
8.3. Selain itu kuasa kontraktor dibantu oleh tenaga dengan kualifikasi bidang yang terdiri
dari arsitektur, sipil, listrik yang memiliki pengalaman lapangan minimal 5 tahun.
8.4. Selain Petugas Pelaksana, maka Kontraktor diwajibkan pula melaporkan secara tertulis
kepada Team Pengelola Teknis Proyek dan Konsultan Pengawas, tentang susunan
organisasi pelaksana dilapangan dengan nama dan jabatannya masing-masng.
8.5. Bila kemudian hari, menurut penilaian Team Pengelola Teknis Proyek dan Konsultan
Pengawas, bahwa Pelaksana kurang mampu atau tidak mampu melaksanakan tugasnya,
maka Kontraktor diharuskan mengganti Pelaksana tersebut dan harus memberitahukan
Did you know?
Scribd is more than just documents. Our digital library gives
you access to books, audiobooks, and more.

Learn more
Did you know?
81% of people surveyed wish they could read more. Scribd
helps you do that.

Learn more

 Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

Pasal 9
PELAKSANAAN KEGIATAN

9.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan Pembuatan Taman Kantor, Kontraktor hendaknya


mengatur teknik kerja yang baik sebagaimana sesuai dengan aturan-aturan yang telah
ditetapkan dalan Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS)
9.2.  Jadwal pelaksanaan (time schedule) harus selalu diperhatikan agar pekerjaan selesai
dalam waktu yang telah ditentukan.

b. URAIAN PEKERJAAN

Pasal 1
PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1. Pembersihan Lokasi.
1.1.1 Untuk pembersihan lokasi ini, perlu diperhatikan rencana gambar dan bestek.
1.1.2 Pembersihan lokasi dilaksanakan pada awal dan akhir pelaksanaan proyek

1.1.3 pelaksanaan dinyatakan selesai, bila telah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas Lapangan.

1.2. Pengukuran Situasi dan Pemasangan Bowplank


1.2.1. Untuk pekerjaan pengukuran situasi ini, perlu diperhatikan rencana gambar dan bestek.
1.2.2. Semua pekerjaan yang berhubungan dengan pengukuran situasi ini, harus diketahui
dan disetujui Direksi, Pengelola Kegiatan dan Konsultan Pengawas.
1.2.3. Untuk menentukan titik sumbu kolom / titik tengah pondasi, harus dipasang patok-
patok dari kayu galam, yang ditanamkan sedemikian rupa sehingga tidak bergerak
dengan diberi cat merah di kepala galam dan di tengah- tengah permukaan galam
dipasang paku.
1.2.4. Titik yang dimaksudkan pada ayat 1.2.4., dapat dikontrol / diperiksa pada tanda -
tanda yang terdapat pada papan bowplank.
1.2.5. Untuk membantu ketetapan berdirinya bangunan / titik sumbu pondasi/ kolom
konstruksi, maka harus dibuat konstruksi bowplank yang kuat / tidak dapat bergeser
karena pekerjaan disekitarnya.
1.2.6. Konstruksi bowplank dibuat dari bahan setara papan lanan berkualitas baik dengan
ukuran 2/20 cm dan tongkat dari galam berdiameter 8 -10 cm atau kasau 5/7 dengan
 jarak satu sama lain adalah 100 cm dan ditanam sedemikian rupa, sehingga tidak
mudah untuk bergerak.
1.2.7. Papan bowplank harus diratakan dibagian atas dengan jalan diketam sehingga lurus.
1.2.8. Pembuatan konstruksi bowplank dinyatakan selesai, bila mendapat persetujuan
Pengawas Lapangan.
1.2.9. Papan bowplank bagian atas harus dibuat setinggi peil lantai ± 0,00.

Pasal 2
PENENTUAN PEIL

2.1. Untuk pekerjaan peil ini, harus diperhatikan rencana gambar dan bestek.
2.2. Titik acuan peil/level + 0.00 adalah + 0.00 cm halaman parkir depan Kantor.
Did you know?
Scribd is more than just documents. Our digital library gives
you access to books, audiobooks, and more.

Learn more
Did you know?
81% of people surveyed wish they could read more. Scribd
helps you do that.

Learn more

 Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

sebelum pekerjaan bowplank dimulai, tempat penanaman patok harus dikonsultasikan


kepada pengelola proyek dan Konsultan Pengawas.
2.4. Pada patok yang dimaksudkan pada ayat 2.3. di atas harus dibuat tanda yang
menunjukkan ketinggian lantai.
2.5. Ukuran ketinggian lantai dari bangunan yang lain, akan berpedoman kepada patok
permanen yang dimaksudkan pada ayat 2.3.

Pasal 3
PEKERJAAN TANAH/PASIR DAN PONDASI

3.1. Untuk pekerjaan tanah / pasir dan pondasi ini, perlu diperhatikan rencana gambar dan
bestek.
3.2. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengurugan tanah / pasir dan dipadatkan.
3.3. Pekerjaan urugan tanah / pasir dilaksanakan sampai ketinggian yang ditentukan pada
rencana gambar bestek.
3.4. Pengurugan pada ayat 3.3. harus dengan pemadatan yang dilaksanakan lapis demi lapis,
masing-masing setebal 20 cm ditumbuk sampai padat.
3.5. Pekerjaan ini terdiri dari mendapatan, mengangkut, penempatan dan memadatkan tanah
/ pasir serta pengurugan sampai kepada garis batas, kemiringan dan ketinggian
penampang melintang yang ditentukan atau disetujui.
3.6. Pekerjaan pondasi yang digunakan adalah pondasi menerus dari batu kali / gunung
dengan camp. 1 : 5 dengan kedalaman pondasi sesuai dengan gambar rencana.
3.7. Untuk pondasi struktural digunakan pondasi poer / plat dengan kedalaman pondasi
sesuai dengan gambar rencana, jika diperlukan penyesuaian dengan kondisi lapangan
maka harus dengan persetujuan pemilik, Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas.

Pasal 4
PEKERJAAN BETON BERTULANG

4.1. Untuk pekerjaan beton bertulang ini, perlu diperhatikan rencana gambar dan bestek.
4.2. Persyaratan Bahan :
4.2.1. Bahan agregat pasir dan kerikil harus didatangkan dari tempat-tempat yang telah
disetujui mutunya oleh Konsultan Pengawas Lapangan dan harus memenuhi syarat-
syarat PBI.1971 dan SKSNI T-15-1991-03.
4.2.2. Bahan agregat pasir dan kerikil harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak
tercampur dengan bahan-bahan yang merusak mutu beton dan ditempatkan terpisah
sehingga terhindar dari bercampurnya antara kedua jenis agregat tersebut, sebelum
pemakaian.
4.2.3. Besar butiran agregat kerikil yang dipakai untuk bahan beton, harus berada diantara
ayakan 4 mm-31,5 mm.
4.2.4. Agregat kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 persen. Apabila lebih dari
dari 1 persen, maka agregat kerikil harus dicuci.
4.2.5. Besar butiran agregat pasir yang dipakai untuk bahan beton, harus berada diantara
ayakan 0,063-4 mm.
4.2.6. Agregat pasir tidak boleh mengandung lumpur dari 5%. Apabila kadar lumpur tersebut
lebih dari 5%, maka agregat pasir harus dicuci.
4.2.7.  Jenis semen yang dipakai harus jenis semen type satu sesuai dengan persyaratan yan
ditentukan dalam NI-8.
Did you know?
Scribd is more than just documents. Our digital library gives
you access to books, audiobooks, and more.

Learn more
Did you know?
81% of people surveyed wish they could read more. Scribd
helps you do that.

Learn more

 Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

4.2.8. Semen yang didatangkan kelokasi proyek, harus disimpan pada gudang yang berlantai
kering sedemikian rupa, sehingga terjamin tidak akan rusak dan/atau tercampur bahan
lain yang dapat merusak mutu beton.
4.2.9. Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru datang, tidak
boleh dilakukan di atas timbunan yang telah ada, dan pemakaian semen harus
dilakukan menurut urutan pengirimannya.
4.2.10. Air yang dipakai untuk pembuatan dan perawatan beton diusahakan air bersih yang
dapat dimminum, air yang mengandung garam dan/atau bahan lain yang merusak
beton, tidak boleh dipakai.
4.2.11. Bila terdapat keragu-raguan terhadap air yang dipakai, maka contoh air tersebut harus
diperiksakan di laboratorium di bawah tanggung jawab Kontraktor.
4.2.12. Bila pemeriksaan air tersebut tidak memenuhi syarat untuk bahan campuran beton,
maka air tersebut tidak boleh dipakai.

4.3. Tulangan :
4.5.1. Semua baja tulangan yang dipakai berbentuk polos dengan baja U-24, sesuai dengan
standard PBI. 1971/atau SKSNI T-15-1991-03.
4.5.2. Sebelum baja tulangan didatangkan ke lokasi proyek, maka Kontraktor harus
menyerahkan dahulu contoh-contoh baja tulangan yang dipakai kepada Pengawas
Lapangan.
4.5.3. Baja tulangan yang dibengkokkan sama dengan atau lebih dari 90 derajat, hanya
diperkenankan sekali pembengkokkan.
4.5.4. Baja tulangan harus bersih dari karat yang mengganggu kekuatan beton bertulang.Hal
ini diesuaikan dengan PBI.1971/SKSNI T-15-1991-03.
4.5.5. Baja tulangan tidak boleh disimpan ditempat yang langsung berhubungan dengan
tanah atau tempat terbuka dan harus dilindungi dari genangan air / air hujan.
4.5.6. Diameter tulangan yang dipakai harus memenuhi standard (sesuai gambar detail) dan
korelasi yang diperbolehkan adalah 10%.

4.4. Bekisting  :
4.4.1. Papan bekisting (cetakan beton) yang dipakai adalah dari bahan kayu kelas III dengan
tebal 2 cm atau plywood tebal 9 mm dan apabia oleh Pengawas Lapangan dinyatakan
rusak, maka material tersebut tidak boleh dipakai lagi untuk pekerjaan berikutnya.
4.4.2. Tiang-tiang bekisting dapat dibuat dari kayu kelas III dengan ukuran 5/7 cm atau
dengan kayu dolken diameter 8 – 10 cm dengan jarak maksimum 0,5 meter.
4.4.3. Konstruksi bekisting harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak mudah bergerak
dan kuat menahan beban diatasnya.
4.4.4. Pada bekisting kolom yang tinggi, maka setiap tinggi 2 meter harus diberi pintu (
Lubang ) untuk memasukkan spesi beton, sehingga terhindar terjadinya sarang – sarang
kerikil.
4.4.5. Pada bekisting kolom, dinding dan balok tinggi harus diadakan perlengkapan pintu
untuk membersihkan kotoran-kotoran, serbuk gergaji potongan kayu, kawat pengikat
dan lain – lain.

4.5. Pekerjaan Beton :


4.5.1. Untuk beton lantai kerja digunakan jenis mutu beton K.100 dengan perbandingan
campuran 1 semen : 3 pasir dan 5 Kerikil (volume).
4.5.2. Untuk pekerjaan beton konstruksi struktural dan lantai memakai jenis mutu beton K.
250 dengan perbandingan campuran bahan 1 semen : 2 pasir dan 3 kerikil (volume).
4.5.3. Sebelum pengecoran massal dimulai :
 Bekisting harus dibersihan dari potongan-potongan kayu, potongan-potongan
Did you know?
Scribd is more than just documents. Our digital library gives
you access to books, audiobooks, and more.

Learn more
Did you know?
81% of people surveyed wish they could read more. Scribd
helps you do that.

Learn more

 Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

 Sebelum pelaksanaan pengecoran, bekisting harus disiram air terlebih dahulu.


 Lubang-lubang yang terdapat pada bekisting supaya ditutup sedemikian rupa,
sehingga air semen tidak bisa keluar.
4.5.4. Khusus pada pengecoran kolom beton bertulang yang langsung bertemu dinding batu
bata atau kosen pintu/ jendela/ ventilasi/ penerangan, maka sebelum pengecoran
dimulai, Pelaksana harus mempersiapkan :
 Angker untuk pasangan batu bata dari baja tulangan diameter 10 mm, panjang yang
keluar dari kolom sama dengan 20 cm, dengan jarak satu sama lain 50 cm.
4.5.5. Untuk penutup beton minimum (selimut beton) yang berhuungan dengan:
 Air adalah 2,5 cm
 Untuk balok 2 cm dan untuk klom 2,5 cm.
4.5.6. Pada pengecoran beton, bahan campuran beton harus diaduk dengan mesin pengaduk
Mollen sanpai bahan beton bersatu menjadi satu warna.
4.5.7. Untuk pengecoran balok tidak boleh berhenti ditengah-tengah bentang lapangan.
4.5.8. Penghentian pengecoran balok, sloof dan ring balk, harus dimuka titik tumpuan
(kolom) yang sudah dicor dan maksimal 0,15 bentang balok.
4.5.9. Pengecoran dimulai, bila keadaan bekisting dan tulangan sudah memenuhi syarat dan
sudah diperiksa oleh Konsultan Pengawas Lapangan serta mendapat izin pengecoran.
4.5.10. Khusus untuk pengecoran kolom, spesi beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2
meter.
4.5.11. Pekerjaan beton yang permukaannya masih diplester atau permukaan yang masih kena
pekerjaan pengecoran lanjutan, maka permukaan beton tersebut harus dikasarkan dan
bidang yang di plester atau disambung harus disiram air semen.
4.5.12. Setelah selesai pekerjaan pengecoran, maka beton harus dirawat selama masa
pengikatan. Perawatan tersebut dilaksanakan dengan jalan mengalirkan air terus-
menerus pada permukaan beton ataupenutup permukaan beton dengan karung goni
atau bahan yang lain yang dapat basah terus menerus sampai selesai waktu pengikatan.
Apabila ingin mempercepat waktu pengikatan boleh menggunakan obat setelah
mendapat izin dari Konsultan Pengawas.
4.5.13. Lamanya perawatan khusus untuk plat minimal selama 1 minggu dan selama
perawatan itu beton tidak boleh mendapat beban yang berat.

Pasal 5
PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING KERAMIK

5.1. Untuk pekerjaan lantai ini, perlu diperhatikan rencana gambar dan bestek.
5.2. Penutup lantai bangunan, pada pekerjaan ini menggunakan bahan keramik.
5.3. Untuk ukuran keramik bervariasi yaitu ukuran 30/30, 20/20 dan keramik dinding 20/25
yang disesuaikan dengan gambar dan anggaran biaya, mutu keramik setara dengan
Roman.
5.4. Bahan keramik yang dipakai harus betul – betul datar waterpas dan tidak boleh ada yang
pecah / retak.
5.5. Pemasangan keramik harus dikerjakan oleh tenaga yang benar-benar ahli, sehingga tidak
terjadi pemasangan yang bergelombang dan nat-nat yang tidak lurus.
5.6. Bila ada pemasangan keramik yang harus dipotong, maka diusahakan pemasangan pada
pertemuan sudut lantai dengan dinding.
5.7. Setelah selesai pemasangan keramik, maka nat-natnya harus diisi dengan spesi semen
dan air dengan warna yang sama dengan keramik.
Did you know?
Scribd is more than just documents. Our digital library gives
you access to books, audiobooks, and more.

Learn more
Did you know?
81% of people surveyed wish they could read more. Scribd
helps you do that.

Learn more

 Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

5.8. Bila terdapat pemasangan keramik lantai yang tidak rata waterpas mendatar
(bergelombang) dan tidak lurus maka harus dibongkar, dan diperbaiki kembali sampai
permukaan lantai waterpas mendatar dan plint benar-benar lurus.

5.9. Cara Pemasangan Keramik :


5.9.1. Basahi permukaan plat lantai sampai tidak ada penyerapan air lagi (pembasahan terus-
menerus, minimal selama 2 jam).
5.9.2. Basahi bahan keramik yang akan digunakan dengan merendam seluruh bidang
keramik, sedikitnya selama 15 menit dan baru diangkat sesaat akan dipasang.
5.9.3. Setelah terpasang, baik sebelum atau sesudah nat-nat diisi, kelembaban tetap dijaga
dengan menutup bidang lantai yang selesai dipasang dengan karung goni basah
sedikitnya selama 24 jam.
Pasal 6
PEKERJAAN LAIN - LAIN

6.1. Pelaksanaan pembuatan saluran air hujan adalah disekeliling bangunan. Dinding
saluran dibuat dari pasangan batu bata dengan spesi 1 PC : 2 pasir (untuk Kantor
Seksi), untuk pondok kerja tanpa diberi saluran dan rabat.
6.2. Dinding bagian dalam / permukaan atas / bagian luar yang tampak, harus diplester
dengan spesi 1 PC : 2 pasir.
6.3. Dalam pelaksanaan pembuatan saluran air hujan ini, sangat perlu diperhatikan
kemiringan dasar saluran agar air mengalir ke tempat yang dituju dengan baik dan
lancar.
6.4. Pekerjaan rabat dikerjakan pada sekeliling bangunan seperti yang ditujukan ada
gambar dan bestek.
6.5. Rabat dibuat dari beton cor dengan campuran 1 PC : 3 pasir : 5 kerikil dan diberi alur
setiap 1 m melintang.
6.6. Pada seluruh permukaan rabat, harus dihaluskan dengan adukan semen dan air
sampai rata dan diberi nat (berpetak).
6.7. Pada saat penyerahan pekerjaan, seluruh saluran harus bersih dari kotoran-kotoran
sampah dan batu-batuan yang mengganggu kelancaran aliran air.
6.8. Pekerjaan saluran air hujan/rabat dapat dikatakan selesai bila telah mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas Lapangan.

Pasal 7
PEKERJAAN CAT – CATAN

7.1. Seluruh permukaan dinding bagian luar dan dalam balok, kolom, dinding partisi dan
plafond yang tampak harus dicat tembok.
7.2. Seluruh pekerjaan kayu, kusen, dan pintu panil harus dicat dengan cat kilap.
7.3. Sebelum pekerjaan cat dilasanakan maka permukaan yang akan dicat, harus
dibersihkan dan dihaluskan dengan amplas. Kemudian dimenie, dicat dasar, didempul,
diplammir dan diamplas sampai rata / licin.
7.4. Permukaan plesteran hanya boleh dicat, bila sudah berumur 4 minggu, yaitu dengan
maksud untuk mengeringkan permukaan plesteran.
7.5. Untuk mengencerkan bahan cat dengan bahan pengencer, harus mentaati petunjuk
Konsultan Pengawas Lapangan.
7.6. Semua pekerjaan pengecatan, harus dilaksanakan tanpa ada cacat/goresan yang
membuat dinding rusak.
Did you know?
Scribd is more than just documents. Our digital library gives
you access to books, audiobooks, and more.

Learn more
Did you know?
81% of people surveyed wish they could read more. Scribd
helps you do that.

Learn more

Did you know?


Scribd is more than just documents. Our digital library gives
you access to books, audiobooks, and more.

Learn more

 Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

7.8. Pelaksanaan pekerjaan cat untuk dinding tembok dan beton, harus dilaksanakan :
 Lapis pertama dicat dengan alkalis resistant sealer.
 Lapis kedua dan ketiga memakai cat.

Pasal 8
PEKERJAAN PAVING BLOCK DAN KANSTEIN

8.1. Paving Block yang digunakan adalah Paving Bata warna natural dengan ketebalan 6 cm
dengan kualitas Beton K-250 dan Kanstein Model Sepatu ukuran 20cm dengan kualitas
beton K-250.
8.2. Area yang akan di pasang Paving mengacu pada gambar rencana dan bestek.
8.3. Sebelum dipasangkan paving, area dilapis Agregat B dengan ketebalan 10 cm dan
dipadatkan dengan Stamper pada elevasi -10cm dari permukaan tanah.
8.4. Setelah Lapis Agregat B didapatkan kepadatannya, kemudian di lapis Pasir atau Abu
Batu dengan ketebalan 5 cm rata tanpa dipadatkan.
8.5. Pasang Paving dengan aturan pemasangan zig-zag harus dikerjakan oleh tenaga kerja
yang benar-benar ahli sehingga pemasangan tidak bergelombang dan nat benar-benar
lurus.
8.6. Setelah paving terpasang, di kunci pada bagian pinggir jalan dengan Kanstein type
sepatu ukura 20 cm dengan ditanam di tanah pada level +10 cm dari permukaan tanah
dan bagian atas rata dengan pasangan paving.
8.7. Pasangan kanstein pada nat-natnya diisi dengan campuran PC : 1 Pasir : 3 untuk
mengunci kanstein.
8.8. Setelah Paving dan kanstein terpasang, pada permukaan paving di tebar pasir atau abu
batu untuk mengisi nat-nat paving dan di ratakan dengan stamper vibro khusus paving.

Pasal 9
PEKERJAAN PENYELESAIAN
9.1. Meskipun dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini pada uraian pekerjaan dan uraian
bahan-bahan tidak dinyatakan kata-kata yang harus disediakan oleh kontraktor tetapi
disebutkan didalam penjelasan pekerjaan pembangunan ini, perkataan tersebut diatas
tetap dianggap ada dan termuat didalam bestek ini

9.2. Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan pembangunan ini, tetapi
tidak diuraikan atau dimuat dalam bestek ini tetapi diselenggarakan dan diselesaikan
oleh pemborong harus dianggap seakan-akan pekerjaan itu diuraikan dan dimuat
dalam bestek ini untuk menuju penyerahan selesai yang lengkap dan sempurna, sesuai
menurut pertimbangan direksi

9.3. Yang dimaksudkan pekerjaan penyelesaian ini adalah pekerjaan-pekerjaan perbaikan


sebelum serah terima pertama dilaksanakan

Anda mungkin juga menyukai