Anda di halaman 1dari 17

SPESIFIKASI TEKNIS

PROGRAM :

KEGIATAN :
Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Drainase yang
Terhubung Langsung dengan Sungai
dalam Daerah Kabupaten/Kota

SUB KEGIATAN :
Pembangunan Sistem Drainase Perkotaan

PEKERJAAN :
Revitalisasi/Rehabilitasi/Peningkatan Saluran Drainase
Jalan Veteran Desa Sungai Sipai Kec. Martapura

TAHUN ANGGARAN 2023


A. PENDAHULUAN

Pedoman ini memberikan petunjuk pelaksanaan dimana pada setiap langkah


dijelaskan secara terperinci dengan sketsa termasuk peralatan bantu yang digunakan untuk
langkah tersebut sebagai dasar pelaksanaan

Peserta tender harus membaca dan mempelajari seluruh gambar kerja, rencana kerja,
dan syarat-syarat kerja dengan seksama untuk memahami benar-benar maksud dan isi
dokumen tersebut secara keseluruhan maupun setiap bagian. Tidak ada gugatan yang akan
dipertimbangkan jika gugatan itu disebabkan karena peserta tidak membaca, tidak
memahami, tidak memenuhi petunjuk, ketentuan dalam gambar, atau pernyataan
kesalahpahaman apapun mengenai arti dari isi dokumen ini.

B. PENJELASAN GAMBAR BESTEK DAN RKS


1.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan, maka berlaku dan mengikat, yaitu :
1.1.1. Gambar Bestek, Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).
1.1.2. Berita Acara Penjelasan (Aanwijzing).
1.1.3. Berita Acara Penunjukan.
1.1.4. Surat Keputusan Pimpinan Proyek tentang Penunjukkan Pelaksana
Pekerjaan.
1.1.5. Surat Perintah Kerja (SPK) atau Surat Perjanjian Kerja
1.1.6. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
1.1.7. Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) yang disetujui oleh Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas.
1.1.8. Gambar Pelaksanaan
1.2. Kontraktor dan Konsultan Pengawas diharuskan meneliti rencana gambar bestek dan
rencana kerja dan syarat- syarat (RKS), termasuk penambahan / pengurangan
atau perubahan yang tercantum dalam berita acara Aanwijzing.
1.3. Bila terdapat perselisihan antara rencana gambar bestek dengan rencana kerja dan
syarat- syarat ( RKS ), maka yang mengikat adalah rencana kerja dan syarat- syarat.
1.4. Bila terdapat perbedaan antara rencana gambar bestek yang satu dengan rencana
gambar bestek yang lain, maka diambil rencana gambar bestek yang ukuran
skalanya lebih besar.
1.5. Bila perbedaan - perbedaan tersebut diatas menimbulkan keragu-raguan, sehingga
menimbulkan kesalahan-kesalahan dalam pekerjaan, maka harus segera
dikonsultasikan kepada Konsultan Pengawas atau Konsultan Perencana dan
keputusan-keputusannya harus dilaksanakan setelah ada izin dari PPK/Pemimpin
Kegiatan.
1.6. Untuk memastikan gambar rencana dengan kondisi existing maka Kontraktor harus
melaksanakan pengukuran awal bersama Konsultan Pengawas dan Pihak Proyek.
BAB I
PERSIAPAN PENDAHULUAN

PASAL 1
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Instansi : Pemerintah Kabupaten Banjar, Dinas Pekerjaan Umum, Penataan
Ruang, dan Pertanahan, Bidang Sumber Daya Air
Kegiatan : Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Drainase yang Terhubung Langsung
dengan Sungai dalam Daerah
Sub Kegiatan : Pembangunan Sistem Drainase Perkotaan
Pekerjaan : Revitalisasi/Rehabilitasi/Peningkatan Saluran Drainase Jalan Veteran
Desa Sungai Sipai Kec. Martapura

PASAL 2
IZIN BANGUNAN
2.1. Setelah Surat Perintah Kerja (SPK) dikeluarkan, apabila ada maka izin bangunan dan
izin lainnya akan diurus oleh Pemberi Tugas, namun pelaksanaan dan pembiayaannya
akan ditanggung oleh Kontraktor.
2.2. Kontraktor diharuskan membuat Papan Nama Proyek sesuai dengan persyaratan yang
berlaku dan harus dipasang paling lambat 7 hari setelah dimulai pekerjaan.

PASAL 3
TENAGA KERJA/BAHAN/PERALATAN
3.1. Kontraktor harus mendatangkan tenaga kerja yang berpengalaman dan ahli dibidang
pekerjaannya masing- masing, seperti tukang pasang batu gunung, tukang kayu, tukang
beton dan besi, tukang plesteran dan tenaga kerja lainnya sesuai item pekerjaan.
3.2. Sebelum bahan bangunan didatangkan ke lokasi Proyek, maka Pelaksana harus
memberikan contoh bahan bangunan kepada Pihak Proyek dan bila sesuai dengan
persyaratan dan disetujui maka barulah boleh didatangkan dalam jumlah yang
besar menurut keperluan Proyek.
3.3. Mengenai jumlah contoh bahan bangunan yang diberikan dapat dikonsultasikan
dengan pihak proyek atau konsultan.
3.4. Mendatangkan bahan-bahan bangunan untuk pelaksanaan Proyek, harus tepat
pada waktunya dan kwalitetnya.
3.5. Bahan bangunan yang tidak sesuai dengan persyaratan akan ditolak, harus
segera dikeluarkan dari lokasi Proyek, paling lambat 24 jam sesudah penolakan
dikeluarkan.
3.6. Bahan bangunan yang berada dilokasi Proyek dan akan dipergunakan untuk
pelaksanaan bangunan, tidak boleh dikeluarkan dari lokasi Proyek.
3.7. Pelaksana harus menyediakan alat - alat yang diperlukan untuk pelaksanaan
bangunan agar supaya pelaksanaannya dapat selesai sesuai dengan waktu yang
disediakan.
3.8. Alat - alat yang disediakan oleh Kontraktor, harus dapat dimanfaatkan semaksimal
mungkin dan bila rusak harus segera diperbaiki dan bila tidak dapat dipakai, maka
harus segera dikeluarkan dari lokasi Proyek.

PASAL 4
KEAMANAN PROYEK
4.1. Kontraktor diharuskan menjaga keamanan terhadap barang- barang milik Proyek,
Konsultan Pengawas dan Pihak ketiga yang ada dilapangan, baik terhadap pencurian
maupun pengrusakkan.
4.2. Untuk maksud diatas maka Kontraktor harus membuat pagar pengaman dari
bahan kayu dan seng serta perlengkapan lainnya yang dapat menjamin keamanan.
4.3. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang, alat- alat dan hasil pekerjaan,
maka akan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam
pekerjaan tambah/kurang atau pengunduran waktu pelaksanaan.
4.4. Apabila terjadi kebakaran, maka Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya.
Untuk mencegah bahaya kebakaran tersebut, Kontraktor harus menyediakan alat
pemadam kebakaran yang siap dipakai dan ditempatkan pada tempat- tempat yang
strategis dan mudah dicapai.

PASAL 5
KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN
5.1. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja,
Kontraktor harus menjamin sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu
melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK). Oleh karena itu
Kontraktor harus mengikutkan pekerja sebagai peserta asuransi sebagaimana yang
telah diatur oleh peraturan Pemerintah yang berlaku.
5.2. Untuk melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), maka
Kontraktor harus menyediakan sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis
lainnya yang siap dipakai apabila diperlukan.
5.3. Bila terjadi musibah atau kecelakaan dilapangan yang memerlukan perawatan yang
serius, maka Kontraktor/Pelaksana harus segara membawa korban ke Rumah Sakit
yang terdekat dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada Pemberi Tugas.
5.4. Kontraktor harus menyediakan air minum yang bersih, cukup dan memenuhi
syarat- syarat kesehatan bagi semua pekerja/petugas, baik yang berada dibawah
tanggung jawabnya maupun yang berada dibawah pihak ketiga.
BAB II

URAIAN PEKERJAAN

Pasal 1

IKHTISAR PEKERJAAN

Pekerjaan Pembangunan Sarana Drainase Jalan Pintu Air Kelurahan Tanjung Rema Darat,
meliputi :
A. Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)
 Penyiapan RK3K
 Sosilaisasi, Promosi dan Pelatihan
 Alat Pelindung Kerja
 Alat Pelindung Diri (APD)
 Asuransi dan Perizinan
 Personil K3 Konstruksi
 Fasilitas Sarana dan Prasarana Kesehatan
 Rambu – rambu
 Lain – lain terkait Pengendalian Resiko Keselamatan Konstruksi
B. Saluran Drainase
 Pekerjaan Persiapan
 Pekerjaan Tanah dan Pancangan
C. Pekerjaan Struktur dan Pasangan
 Drainase Pas. Batu Gunung

Pasal 2

BAHAN KONSTRUKSI UTAMA

2.1. Semen

a. Semua yang di pakai portland semen satu merk yang telah disahkan/disetujui
oleh yang berwenang, dan memenuhi syarat sebagai mana diuraikan dalam PBI
1971. Merk semen berdasarkan perintah PPK dalam hal ini ditetapkan Semen
Tiga Roda,Semen Tonasa Dan Atau Semen Gresik.

b. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Harus diterimakan


dalam kantong asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.

c. Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya dan robek-robek tidak


diperkenankan dipergunakan, kecuali untuk pekerjaan bukan beton.

d. Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong sama sekali tidak
diperbolehkan untuk dipergunakan.

e. Harus di simpan dalam gudang yang mempunyai ventilasi cukup dan tidak
terkena air, diletakan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari
lantai, tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melebihi 2 m, dan setiap
pengiriman baru harus dipisahkan dan diberi tanda dengan maksud agar
pemakaian semen dilakukan menurut pengirimannya.

2.2. Pasir

a. Pasir harus bersih dan bebas dari segala macam kotoran baik bahan organik
maupun lumpur, tanah, karang, garam dan sebagainya. Sesuai dengan syarat
PBI 1971.

b. Pasir laut sama sekali tidak boleh dipergunakan.

c. Bahan pengisi harus disimpan ditempat yang bersih, yang keras permukaannya
dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu sama lain.

d. Hanya pasir beton yang dapat dipergunakan untuk pekerjaan beton.

2.3. Batu Gunung

a. Batu gunung harus bersih dan bebas dari segala macam kotoran baik bahan
organik maupun lumpur, tanah, karang, garam dan sebagainya.

b. Batu gunung yang sudah lapuk sama sekali tidak boleh dipergunakan.

c. Apabila diperintahkan PPK maka kontraktor diwajibkan melakukan uji


laboratorium untuk memastikan batu gunung yang digunakan adalah batu
gunung yang kuat dan baik.

2.4. Air

Air untuk adukan dan merawat beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang
merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen.

2.5. Besi Beton

a. Kualitas besi beton yang digunakan ialah U 24


b. Besi beton harus dari baja lunak dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2 dan
tegangan maximum 3600 kg/cm2. Besi beton ini di dalam segala hal harus
memenuhi ketentuan PBI 1971 atau SK SNI - Beton.
c. Membengkok dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam keadaan dingin,
besi beton dipotong dan dibengkokan sesuai gambar.
d. Besi beton harus bebas dari kotoran, karet, minyak cat, kulit giling serta bahan
lain yang mengurangi daya lekat.
e. Harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama pengecoran tidak
berubah tempat.
f. Baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
g. Kawat beton digunakan yang lazim di pakai untuk mengikat besi beton /
tulangan ikatan, antara tulangan harus kuat agar tidak mudah lepas, selama
pelaksanaan pengecoran.

Pasal 3

RINCIAN PEKERJAAN

A. SMK3 MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK)

Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) harus disiapkan oleh Kontraktor


sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam pekerjaan ini, yaitu RK3K,Sosialisasi
Promosi dan Pelatihan, Alat pelindng kerja, Alat pelindung Diri,Asuransi dan perizinan,
Personil K3 Konstruksi, fasilitas sarana dan Prasarana Kesehatan, Rambu – Rambu dan
Lain – lain terkait pengendalian resiko keselamatan konstruksi yang meliputi ;
1. Pembuatan dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi
2. Spanduk (Banner)
3. Pembatas area (Restricked Area)
4. Pelindung pernapasan dan Mulut (Masker)
5. Sarung tangan Kain (Safety Gloves)
6. Sepatu Keselamatan (safety Shoes)
7. Rompi Keselamatan (Safety Vest)
8. Topi Pelindung (Safety helmet)
9. BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan Kerja
10. Pertugas pengatur lalu Lintas (Flagman)
11. Peralatan P3K
12. Rambu tetap Informasi Pengalihan/Pengaturan lalu Lintas
13. Rambu peringatan
14. Pita Pengaman
15. Traffic Cone
16. Bendera K3

B. SALURAN DRAINASE

B.I. PEKERJAAN PERSIAPAN

B.I.1. Pembersihan Lokasi, Dewatering dan Pengukuran

1. Sebelum dimulainya pekerjaan, tempat proyek harus dibersihkan dari pohon, semak,
lumpur, akar pohon, puing-puing dan segala sesuatu yang tidak diperlukan.
2. Segala macam barang bongkaran harus dikeluarkan dari tapak proyek, selambat-
lambatnya sebelum pekerjaan galian tanah di mulai dan tidak diperkenankan untuk
menimbunnya diluar pagar proyek.
3. Pekerjaan dewatering dilakukan apabila terjadi genangan air pada jalur pekerjaan yang
menghambat proses pekerjaan itu.
4. Untuk memastikan volume pekerjaan sesuai rencana, kontraktor harus melakukan
pengukuran awal didampingi konsultan dan pihak proyek.
5. Pembayaran pekerjaan ini dengan cara lumpsum.

B.I.2. Papan Nama Proyek

1. Kontraktor diwajibkan memasang Papan Nama Proyek ditempat lokasi proyek dan
dipasang yang mudah dilihat umum.
2. Pemasangan papan nama proyek dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan proyek
dan dicabut kembali setelah mendapat persetujuan Kepala Proyek.
3. Bentuk, ukuran dan isi papan nama proyek sesuai ketentuan dari pihak proyek.
4. Pembayaran pekerjaan ini dengan satuan buah.

B.I.3. Pembongkaran

1. Pembongkaran yang dimaksud adalah pembongkaran existing pondasi pas. Batu


gunung dan plat beton halaman rumah warga/toko/warung yang terkena jalur
penanganan.
2. Pekerjaan pembongkaran sudah termasuk pengangkutan atau pembuangan hasil
bongkaran ke luar lokasi proyek yang diangkut dengan dump truk.
3. Pembayaran pekerjaan ini adalah lumpsum.

B.I.4. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas


1. Kontraktor diwajibkan melakukan manajemen dan keselamatan lalu lintas mengingat
lokasi pekerjaan dengan LHR cukup padat. Apabila diperlukan perlu adanya rekayasa
lalu lintas misalnya dengan rekayasa jalan satu arah, sehingga meminimalisasi
kecelakaan pengguna jalan maupun pekerja di lapangan.
2. Alat-alat dan kelengkapan yang diperlukan antara lain rambu informasi, rambu
peringatan, pita pengaman, traffic cone dan peralatan komunikasi.
3. Kebutuhan personil seperti flagman atau pengatur lalu lintas wajib diadakan oleh
Kontraktor.
4. Pembayaran pekerjaan ini adalah berdasarkan kebutuhan alat maupun orang.
B.I.5. Mobilisasi
Mobilisasi pada pekerjaan ini difokuskan kepada mobilisasi dan demobilisasi peralatan
utama, yaitu : excavator 80-140 HP, dump truk 3,5 ton, dan genset.
Pembayaran mobilisasi adalah lumpsum.

B.II. PEKERJAAN TANAH DAN PANCANGAN

B.II.1. Galian Tanah (cara mekanis)

1. Pekerjaan ini meliputi galian menggunakan alat berat excavator (pc 50-75), mengingat
Lalu lintas harian Yang Cukup Padat di Lokasi Pekerjaan sehingga Pemakaian alat
tidak menganggu Lalu Lintas dan Manuver alat tidak banyak memakai badan jalan
pada Saat pelakasanaan. Spesifikasi alat excavator (pc 50-75) sebagai beikut : Berat
Operasional (5040-7400) Kg, Kapasitas Bucket (0.10-0.4) m³, Kedalaman Galian (3.800-
4250) m, Tinggi (2.63-2.66) m, Panjang (5.555-6.01) m dan lebar (1.94-20.5) m, tenaga
Mesin (39.4-68.4) Hp, penanganan, pembuangan dan pengangkutan hasil galian
dengan dump truk.
2. Semua pekerjaan galian tanah dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja dan tanah
kelebihannya harus digunakan untuk urugan kembali atau di buang.
3. Tanah hasil galian yang tidak terpakai harus segera diangkut dari lokasi proyek.
4. Dalam penggalian harus dilakukan sesuai gambar, dan kemiringan lereng galian harus
secukupnya untuk mencegah kelongsoran tanah.
5. Galian tanah tidak boleh dibiarkan sampai lama, tetapi setelah galian disetujui
pengawas lapangan, segera di mulai dengan tahap pelaksanaan berikutnya.
6. Galian yang berada didekat suatu bangunan yang sudah ada, harus diadakan dan
dipasang penyangga/pengaman pinggiran galian. Kontraktor bertanggung jawab bila
terjadi longsoran atau kerusakan-kerusakan yang diakibatkannya.
7. Galian menyesuaikan kondisi existing agar konstruksi di atasnya stabil.
8. Pembayaran galian tanah dihitung berdasarkan volume terlaksana dengan satuan
meter kubik.

B.II.2. Pemancangan Kayu Galam dia.8-10 cm

1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan termasuk pengangkutan, peruncingan, dan


pemancangan kayu galam.
2. Tiang pancang kayu galam harus bebas dari cacat-cacat yang dapat merugikan
terhadap kekuatan dan keawetannya, misalnya buhul/mata kayu (knots) yang
melapuk atau retak-retak. Tiang pancang kayu galam harus mempergunakan kayu
batangan (raw timber) semua mata kayu harus dipangkas dengan baik.
3. Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah.
4. Pengadaan kayu galam pada pekerjaan ini adalah kayu galam dia.8-10 cm dengan
panjang 1 m (Terpasang).
5. Sebelum pemancangan galam dilakukan peruncingan terlebih dahulu dengan toleransi
pengurangan panjang akibat peruncingan tersebut sebesar 30 cm dari panjang
rencana.
6. Pemancangan galam dilakukan menggunakan alat penumbuk yang sudah disepakati
dan mendapat persetujuan Pihak Proyek dengan letak, jumlah titik dan panjang sesuai
dengan gambar rencana.
7. Walaupun disebutkan dalam spesifikasi atau gambar rencana, dalamnya
pemancangan/kedalaman penetrasi dan panjangnya tiang pancang secara final
haruslah ditentukan atas dasar nilai daya dukung yang disyaratkan, namun bila
diminta/diperintahkan oleh Pihak Proyek, maka harus ditetapkan dengan percobaan
pembebanan statis. Panjang tiang pancang dan kedalaman penetrasi yang ditetapkan
oleh Pihak Proyek atas dasar hasil tes pancang tersebut haruslah diperlakukan sebagai
pengganti persyaratan lain yang ditetapkan lebih dahulu tentang penetrasi tiang
pancang.

8. Pembayaran pekerjaan ini dihitung berdasarkan volume terpasang dalam satuan


meter.

B.II.3. Urugan Pasir

1. Pekerjaan urugan pasir yang dimaksud adalah urugan di bawah konstruksi pas.batu
dan lantai kerja.
2. Sampel material urugan pasir harus sudah mendapat persetujuan dari Pihak Proyek.
Material urugan pasir diangkut dengan dump truk dan ditumpah ditempat
penumpukan sementara yang sudah disiapkan disekitar lokasi pekerjaan yang tidak
menggangu aktifitas warga sekitar.
3. Pembayaran hasil urugan pasir dihitung berdasarkan volume terpasang dengan satuan
meter kubik.

B.II.4. Normalisasi Saluran

1. Pekerjaan ini meliputi galian dengan cara manual, yaitu galian normalisasi saluran
pada sedimen tanah yang membuat saluran menjadi dangkal sehingga aliran air
kurang lancar.
2. Semua pekerjaan galian tanah atau normalisasi dilaksanakan sesuai dengan gambar
kerja.
3. Tanah hasil galian yang harus segera diangkut dari lokasi proyek.
4. Galian menyesuaikan kondisi existing agar konstruksi drainase yang ada tetap stabil.
5. Pembayaran galian tanah atau normalisasi saluran ini dihitung berdasarkan volume
terlaksana dengan satuan meter kubik.

B.II.5. Mengangkut 1 m3 material atau hasil galian normalisasi

1. Tanah hasil galian / normalisasi saluran diangkut keluar lokasi proyek.


2. Pembayaran pada pekerjaan ini dihitung berdasarkan volume normalisasi saluran
dengan satuan meter kubik.

C. PEKERJAAN STRUKTUR DAN PASANGAN

C.I. DRAINASE PAS. BATU GUNUNG

C.I.1. Pas. Batu Belah camp.1:4

1. Pekerjaan pasangan batu gunung ini merupakan dinding saluran drainase.


2. Material batu gunung diangkut dengan dump truk dari stone crusher dan ditumpuk
sementara pada tempat yang sudah disiapkan disekitar lokasi pekerjaan.
3. Material batu gunung yang digunakan harus berupa batu gunung yang kuat dan
bersih bebas dari tanah dan batuan lapuk.
4. Pemasangan siring pas.batu gunung diusahakan harus dalam keadaan lubang galian
kering dan dipasang berdasarkan ukuran tinggi dan lebar sesuai gambar rencana.
5. Pemasangan siring pas. batu gunung ini menggunakan campuran 1:4 dipasang dengan
rapi sesuai dimensi materialnya dan bisa menggunakan alat bantu agar pasangan
menjadi rata dan rapi.
6. Pembayaran pekerjaan ini dihitung berdasarkan volume terpasang dalam satuan meter
kubik.

C.I.2. Cor Beton Dasar Saluran fc’ 7,4 MPa (K-100)

1. Pekerjaan ini diperuntukkan untuk cor rabat beton dasar saluran.


2. Syarat, ketentuan dan proses pengecoran dijelaskan pada pasal 4.
3. Pembayaran cor beton dasar saluran berdasarkan volume terpasang dalam satuan
meter kubik.

C.I.3. Pekerjaan Plesteran Sal. Drainase

C.I.3.1. Jenis plesteran


a. Jenis Plesteran
Jenis plesteran untuk pekerjaan penyelesaian adalah sebagai berikut :
Jenis Plesteran Komposisi Adukan Plesteran 1 PC + 4 pasir
b. Untuk adukan plesteran penggunaan porland semen, dan air dalam segala hal
harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang ditetapkan di atas.
c. Khusus pasir, digunakan pasir pasang dengan gradiasi tidak lebih dari 0,35 mm,
bersih dan bebas dari segala macam kotoran baik organis maupun lumpur,
tanah, garam dan sebagainya.
d. Mencampur
Adukan harus di campur di dalam alat pencampur atau dicampur dengan tangan
di atas permukaan yang keras. Tidak diperbolehkan memakai adukan yang mulai
mengeras dengan membubuhkannya kembali.
C.I.3.2. Penggunaan Plesteran
Plesteran Beton
Semua permukaan beton yang terlihat misalnya kolom-kolom, luifel, plat beton
sunscreen/listplank dan sebagainya harus diplester dengan adukan 1 : 4

C.I.3.3. Persiapan Pelaksanaan


a. Untuk mengerjakan plesteran dinding, dinding bata dan permukaan beton harus
diberikan cukup waktu. Tidak boleh memulai pekerjaan plesteran sampai
tembok dinding betul-betul kering.
b. Permukaan beton harus dikasarkan dengan jalan I dipahat atau di palu, lemak
atau minyak yang melekat harus dibasahi dengan air hingga tetap lembab, hal ini
untuk menghindari retak-retak rambut.
c. Semua permukaan/ bidang yang akan diplester harus disikat kasar (besi)
terutama pada bidang-bidang yang berlumut, permukaan-permukaan harus
dibasahi dengan air.
d. Untuk menjaga plesteran menjadi kering sebelum waktunya, permukaan-
permukaannya harus dibasahi dengan air hingga tetap lembab, hal ini untuk
menghindari retak-retak rambut.
e. Setelah plesteran dianggap kering maka dilanjutkan dengan pelapisan dengan
acian.

C.I.3.4. Perbaikan dan Pembersihan


a. Membetulkan semua pekerjaan yang cacat harus dilaksanakan dengan
membongkar bagian tersebut sampai berbentuk bujur sangkar
b. Pekerjaan yang sudah selesai tidak boleh ada retak, noda dan cacat-cacat
lainnya.
c. Sewaktu-waktu dengan teratur, selama pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan,
semua permukaan yang menjadi kotor dalam melaksanakan pekerjaan harus
dibersihkan.

C.I.4. Pekerjaan Plat Beton 150x100x15 CM Besi 10 Single K-250 (terpasang)

1. Pekerjaan ini merupakan tutup plat beton bertulang yang pengadaannya melalui
supllyer. Dimana Kontraktor harus memesan untuk pembuatan tutup beton
tersebut pada sebuah pabrik, yang telah disetujui oleh pihak Direksi
2. Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan pas. Batu gunung selesai dan siap untuk
ditutup.
3. Dimensi tutup plat beton bertulang adalah 150x100x15 cm K-250.
4. Pembayaran pekerjaan ini berdasarkan volume terpasang dalam satuan unit.

No. Material/Bahan Spesifikasi Merek/Asal


1 Semen PC Semen Portland Type I Gresik/Tiga
Roda/Tonasa
2 Plat Penutup U- Panjang: 100 cm Pabrikasi
Ditch Lebar: 150cm
Tebal beton 15cm
Pembesian utama: besi ø10
Mutu Beton: K-250

C.I.5. Cor Beton Pengunci fc'~14,5 MPa (K-175)

1. Pekerjaan ini diperuntukkan untuk cor beton pengunci pada plat beton dengan type
segitiga/sisi miring antara plat beton ke badan jalan.
2. Syarat, ketentuan dan proses pengecoran dijelaskan pada pasal 4.
3. Pembayaran cor beton dasar saluran berdasarkan volume terpasang dalam satuan
meter kubik.

Pasal 4

PEKERJAAN BETON

4.1. Penggunaan Adukan Beton

a. Beton mutu fc’ = 7,4 Mpa dilaksanakan untuk dasar atau lantai saluran.
b. Beton mutu fc’ = 14,5 Mpa dilaksanakan untuk pengunci
c. Beton mutu fc’ = 21,7 Mpa dilaksanakan untuk plat beton bertulang
d. Kerangka atau bak penakar pasir atau kerikil harus disesuaikan kapasitas
muatnya terhadap isi satu sak semen, sehingga dapat ditentukan komposisi
campuran yang tepat. Komposisi campuran tidak boleh berubah, proporsi semen
adalah minimal jadi tidak diperkenankan untuk dikurangi.
e. Pemakaian bahan-bahan tambahan kimiawi kecuali yang disebut dalam gambar
atau persyaratan harus seijin tertulis dari pengawas lapangan.
f. Penggunaannya harus sesuai dengan petunjuk teknis dari pabrik yang
dimaksudkan ke dalam mesin pengaduk bersamaan dengan air pengaduk yang
terakhir ke dalam mesin pengaduk
g. Pemakaian aditive tidak boleh menyebabkan dikuranginya volume semen dalam
adukan.

4.2. Adukan Beton

Jenis fc’ σ bk’ Uraian


Beton (Mpa) (Kg/cm 2 )
Umumnya digunakan untuk beton prategang seperti
Mutu
≥45 ≥K500 tiang pancang beton prategang, gelagar beton
tinggi
prategang, pelat beton prategang dan sejenisnya.
Mutu Umumnya digunakan untuk beton bertulang seperti
sedang pelat lantai jembatan, gelagarbeton bertulang,
20 ≤ x < 45 K250 ≤ x < K500
diafragma, kereb beton pracetak, gorong-gorong beton
bertulang, bangunan bawah jembatan, perkerasan
beton semen
Umumya digunakan untuk struktur beton tanpa
Mutu 15 ≤ x < 20 K175 ≤ x < K250 tulangan seperti beton siklop, trotoar dan pasangan
rendah batu kosong yang diisi adukan, pasangan batu.
Digunakan sebagai lantai kerja, penimbunan kembali
10 ≤ x < 15 K125 ≤ x < K175
dengan beton.

4.3. Pengecoran Beton

a. Proporsi semen, pasir dan kerikil adalah minimal. Jadi tidak diijinkan untuk
dikurangi.
b. Sebelum adukan beton dicor, kayu-kayu bekisting harus bersih dari kotoran
seperti sebuk gergaji, tanah, minyak dan lain-lain, serta harus dibasahi
secukupnya. Perlu di adakan tindakan-tindakan untuk menghindarkan
mengumpalnya air, pembasahan tersebut pada sisi bawah.
c. Selama melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian utama dari
pekerjaan, pemborong harus memberitahukan direksi dan mendapat
persetujuan. Jika tidak ada pemberitahuan semestinya atau persiapan
pengecoran tidak disetujui oleh pemberi tugas, maka pemborong mungkin
diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang baru dicor atas biaya sendiri.
d. Pengadukan beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk sekurang-
kurangnya 5 menit setelah semua bahan – bahan di masukan ke dalam drum
pengaduk. Adukan harus memperlihatkan susunan dan warna yang merata /
sama.
e. Adukan beton sudah harus di cor dalam waktu 1 jam, setelah pengadukan
dengan air di mulai. Bila adukan digerakan secara kontiyu, jangka waktu ini
dapat diperpanjang hingga 2 jam.
f. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa
berhenti dan tidak boleh terputus tanpa adanya persetujuan Pemberi Tugas.
Tidak boleh mengecor beton waktu hujan, kecuali jika pemborong mengambil
tindakan – tindakan pencegahan kerusakan yang telah disetujui oleh pemberi
tugas.
g. Apabila diperintahkan pihak proyek dalam pekerjaan ini, adukan harus
dipadatkan dengan baik dengan memakai alat penggetar (vibrator) yang
berfrekwensi dalam adukan paling sedikit 3.000 putaran dalam satu menit.
h. Dalam permukaan yang vertikal vibrator harus dekat kecetakan tepi tidak
menyentuh, tidak boleh menggetar pada satu bagian adukan lebih dari 20 detik.
i. Penggetar tidak boleh dilakukan langsung menembus tulangan-tulangan
kebagian-bagian yang sudah mengeras . Kecepatan menaruh adukan harus
disesuaikan dengan kapasitas vibrator dan tidak boleh ada adukan yang
tergetarkan lebih dari 7,5 cm tebalnya karena terlalu banyak yang harus
dipadatkan.
j. Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa hingga dapat dicegah adanya
pemisahan bagian-bagian bahan dan tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih
dari 2 meter. Untuk kolom yang tinggi, jendela-jendela harus di buat pada
cetakan untuk mengurangi terlalu tinggi jatuhnya adukan.
k. Apabila ada pertemuan dengan beton yang sudah dicor, bidang pertemuan harus
disiram dengan air semen kental.
4.4. Toleransi-Toleransi

a. Toleransi pada beton kasar

Posisi masing-masing bagian konstruksi harus tepat dalam 1 cm, tapi toleransi
ini tidak boleh bertambah (comulative).

b. Toleransi pada beton cetak halus

Toleransi pada beton halus 6 cm untuk posisi masing-masing bagian, lagipula


penggantian papan penutup pada sambungan-sambungan tidak boleh lebih
besar dari 0,1 cm dan penggantian dari kelurusan masing-masing bagian harus
dalam 1% (satu perseratus) dan toleransi ini tidak boleh bertambah.

4.5. Perlindungan Beton

Untuk melindungi beton yang dicor dari cahaya matahari, angin dan hujan,
sampai beton ini mengeras dengan baik dan untuk mencegah pengeringan terlalu
cepat

4.8. Pembongkaran Cetakan Beton

a. Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai satu kekuatan kubus
yang cukup untuk 2 x beban sendiri. Bila mana akibat pembongkaran cetakan
pada bagian-bagian konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi dari
pada beban rencana , maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan
tersebut tetap berlangsung.

b. Perlu ditekankan bahwa tanggung jawab atas keamanan konstruksi beton


seluruhnya terletak pada pemborong dan perhatian pemborong mengenai
pembongkaran cetakan ditujukan ke PI – 1971 dalam pasal yang bersangkutan

c. Pemborong harus memberitahu pemberi tugas bila mana ia bermaksud akan


membongkar cetakan pada bagian – bagian konstruksi yang utama dan minta
persetujuannya tapi dengan adanya persetujuan itu tidak berarti pemborong
lepas dari tanggung jawab.

4.9. Cacat pada beton

Meskipun hasil pengujian kubus-kubus memuaskan, pemberi tugas mempunyai


wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut :
a. Konstruksi beton yang sangat keropos
b. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau
posisinya tidak seperti yang ditujukan oleh gambar.
c. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan.
d. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.

4.10. Kualitas Beton

Kualitas beton yang digunakan adalah sesuai dengan mutu yang ada di daftar
kuantitas atau gambar rencana.

4.11. Pengujian Mutu Beton

Untuk mengetahui agar beton yang dikerjakan sesuai dengan kualitas yang
diharapkan, kontraktor harus melakukan tes uji beton.

Pasal 5

PEMELIHARAAN KONSTRUKSI SEBELUM PENYERAHAN KEDUA

Masa pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya


antara lain:
1. Keamanan dan penjagaan
2. Penyempurnaan dan pemeliharaan.
3. Pembersihan
4. Penyerahan kedua dapat dilaksanakan apabila kontraktor telah melaksanakan
kewajiban pada masa pemeliharaan
5. Selama masa pemeliharaan, kontraktor pelaksana diwajibkan membuat laporan
berkala yang berisi kondisi bangunan / saluran (yang selesai dibangun ) serta
laporan pekerjaan perbaikan bila ada bangunan yang rusak. Laporan tersebut
dibuat dengan persetujuan / diketahui pihak pengawas lapangan / direksi dan
konsultan pengawas.

Pasal 6

SPESIFIKASI PEMENANG BERKONTRAK

Pada saat Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak, pihak calon penyedia yang dinyatakan
sebagai pemenang Tender oleh Pokja harus/wajib memenuhi beberapa ketentuan sebagai
berikut:

1. Menunjukan persyaratan teknis khusus berupa dokumen asli, yaitu Surat pernyataan
telah melakukan peninjauan lokasi dibuktikan dengan dokumentasi lokasi pekerjaan yang
diketahui oleh pejabat/tokoh setempat;

2. Menghadirkan personil manajerial yang namanya sesuai dengan dokumen penawaran;


dan

3. Calon Penyedia Wajib Menyerahkan Spesifikasi Teknis dan mutu tutup plat beton sesuai
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan.

Apabila salah satu atau semua ketentuan tersebut di atas tidak dapat dilaksanakan oleh calon
penyedia, maka PPK berhak untuk menggugurkan calon penyedia secara sepihak dan memilih
cadangan pemenang selanjutnya dan berhak untuk mengenakan sanksi daftar hitam sesuai
dengan ketentuan yang berlaku apabila pihak calon penyedia menyatakan mundur dengan
alas an yang tidak dapat diterima oleh PPK.

Pasal 7

PENUTUP

Peraturan ini harus dipelajari seksama oleh Penyedia Barang/Jasa yang selanjutnya
akan merupakan bagian yang mengikat dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Hal-hal
yang belum diatur dalam RKS ini, akan dijelaskan pada pelaksanaan penjelasan
pekerjaan dan semua tambahan atas Penjelasan dalam dokumen pengadaan, akan
dibuat dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan yang ditanda tangani Gugus Tugas
Pengadaan dan merupakan pedoman dalam proses pelaksanaan berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai