( RKS )
PEMBANGUNAN MESS DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN
OLAHRAGA
KABUPATEN KAPUAS HULU
TAHUN ANGGARAN 2016
A. SPESIFIKASI UMUM
1.1. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, bila tidak ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk
segala perubahan dan tambahannya.
a. Undang-Undang Jasa Konstruksi Nomor 18 Tahun 1999.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000, tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
c. Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2015 Tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden
Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah.
d. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 339/KPTS/M/2003, tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi oleh Instansi Pemerintah;
e. Peraturan Umum tentang pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau lgemene
VoorwaardenVoor De Uitvoering Bij Aanneming Van Openbare Werkwn (AV) 1941.
f. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknik dari Dewan Teknik
Pembangunan Indonesia (DTPI).
g. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1993 (PBI 1973). h. Peraturan umum Instalasi Listrik
(PUIL) Tahun 1977.
i. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi.
j. Peraturan umum tentang pelaksanaan Instalasi Air Minum serta Instalasi Pembangunan
dari Perusahaan Air Minum.
k. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PPKI) Tahun 1961. l. Peraturan Cat Indonesia.
m. Peraturan umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
n. Peraturan Konstruksi Baja yang berlaku di Indonesia tahun 1983.
o. Peraturan Semen Portland Indonesia NI No. 08.
p. Peraturan Muatan Indonesia (NI - 18) tahun 1970
q. Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah
setempat, yang berkaitan dengan permasalahan bangunan.
r. Standar Nasional Indonesia (SNI)
1.2. Untuk melaksanakan pekerjaan, berlaku dan mengikat pula :
a. Bestek tertulis dan Gambar kerja yang telah dibuat dan telah disahkan oleh
Pemberi Tugas.
b. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
c. Surat Keputusan Pengguna Anggaran tentang penunjukan Kontraktor.
d. Surat Perjanjian Kerja (SPK).
e. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
f. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
g. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedulle) yang telah disetujui Direksi.
h. Struktur organisasi kontraktor.
2.1. Kontraktor wajib meneliti semua Gambar dan bestek tertulis atau Rencana Kerja & Syarat-
syaratnya (RKS) termasuk tambahannya dan perubahannya yang dicantumkan dalam
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
2.2. Bilamana terdapat ketidak sesuaian antara gambar kerja dengan bestek tertulis atau
Rencana Kerja dan Syarat-syaratnya (RKS), maka yang mengikat / berlaku adalah sesuai
petunjuk Direksi Lapangan/Pengawas/Konsultan .
Bilamana suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain, maka gambar yang
mempunyai skala yang besar yang lebih jelas yang berlaku atau sesuai petunjuk
Direksi/Pengawas/Konsultan.
3.1. Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, Kontraktor wajib membuat Rencana Pelaksanaan secara
terperinci berupa Barchart dan curva-S.
3.2. Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi/Pengawas, paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah SPMK
diterima Kontraktor.
Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Direksi/Pengawas akan diserahkan kepada Pemberi
Tugas.
3.3. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja yang telah disahkan oleh Pemberi Tugas,
dalam 4 (empat) rangkap, kepada Pemberi Tugas, Peng awas dan Konsultan Pengawas.
3.4. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan grafik
Rencana Kerja tersebut.
4.1. Kontraktor wajib menetapkan seorang kuasanya dilapangan, yang cakap untuk
memimpin dan bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan pekerjaan.
4.2. Di Lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib memiliki tenaga teknis yang cakap untuk memimpin
pelaksanaan pekerjaan di lapangan yang sesuai di dalam KAK
4.3 Penunjukan atau penugasan tenaga ahli yang bertugas di lapangan tersebut dutujukan
kepada Pemberi Tugas dan Direksi serta Konsultan Pengawas sebagai tembusannya. Dengan
adanya tim tenaga teknis lapangan tersebut tidak berarti Kontraktor lepas tanggung jawab
sebagian ataupun keseluruhan kewajibannya.
4.5. Bila kemudian hari menurut pendapat Direksi / Pengawas / Konsultan Pengawas, pelaksana
kurang mampu melaksanakan tugasnya, maka Kontraktor akan memberitahu secara tertulis
untuk mengganti Pelaksana.
4.6. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya surat pemberitahuan, Kontraktor harus
sudah menunjuk Pelaksana baru atau ia sendiri sebagai penanggung jawab
perusahaan yang akan memimpin pelaksanaan.
6.6. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja, wajib
diberikan Kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan, baik berupa alat-alat kecil maupun yang
besar, harus disediakan oleh Kontraktor dalam keadaan baik dan siap pakai sebelum
pekerjaan fisik bersangkutan dimulai antara lain :
9.1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya kerja di luar jam kerja apabila terjadi hal-hal
mendesak, Kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis alamat dan nomor
telpon kantor kontraktor.
9.2. Alamat kontraktor diharapkan tidak sering berubah-ubah selama pelaksanaan pekerjaan.
Bila terjadi perubahan alamat, kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis.
B. SYARAT-SYARAT TEKNIS
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
II. PEKERJAAN PONDASI
III. PEKERJAAN RANGKA BADAN
IV. PEKERJAAN LANTAI
V. PEKERJAAN DINDING
VI. PEKERJAAN PINTU, JENDELA DAN VENTILASI
VII. PEKERJAAN ATAP
VIII. PEKERJAAN PLAFOND
IX. PEKERJAAN PENGECATAN
X. PEKERJAAN LISTRIK
XI. PEKERJAAN LAIN – LAIN
XII. PEKERJAAN PLAMBING
10.2.1. Tenaga kerja terampil dan tenaga ahli yang sudah cukup memadai dengan
jenis dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.
10.2.2. Alat-alat bantu seperti peralatan tukang, pompa air, genset dan peralatan lain yang
benar-benar diperlukan dan dipakai dalam pelaksanaan.
10.2.3. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup, untuk setiap macam
pekerjaan yang akan dilaksanakan paling lambat 4 hari sebelum pelaksanaan
pekerjaan yang dimaksud.
11.1. Situasi
11.1.1. Pekerjaan tersebut dalam pasal 10 terletak di kantor Dinas Pendidikan, Pemuda dan
Olahraga, Kabupaten Kapuas Hulu.
11.1.2. Kondisi tanah bangunan di mana bangunan akan didirikan adalah lahan milik
/asset Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Kabupaten Kapuas Hulu.
11.1.3. Kontraktor wajib meneliti situasi medan, terutama keadaan tanah bangunan, sifat
dan luasnya pekerjaan dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga
penawarannya.
11.1.4. Kelalaian atau kekurangtelitian Kontraktor dalam hal ini tidak dapat dijadikan
alasan untuk mengajukan klaim.
11.2. U k u r a n.
Satuan ukuran-ukuran yang digunakan disini dinyatakan dalam centimeter (cm).
12.1 Sebelum memulai pekerjaan lanjutannya yang apabila pekerjaan ini telah selesai akan tetapi
belum diperiksa oleh Pengawas, Pelaksana wajib meminta persetujuan kepada Pengawas dan
apabila disetujui oleh Pengawas maka pekerjaan dapat dilanjutkan.
12.2 Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (terhitung sejak diterimanya surat
permohonan pemeriksaan, tidak dihitung hari raya/ libur) tidak dipenuhi oleh Pengawas,
Pelaksana dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap
telah disetujui Pengawas.
12.3 Bila Pelaksana melanggar ayat 12.1 pasal ini, Pengawas berhak menyuruh membongkar
bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki. Biaya pembongkaran dan
pemasangan kembali menjadi tanggungjawab Pelaksana.
16.2.2 Bahan
16.2.2.1 Semen
Semen yang dipakai harus portland cement yang disetujui dan dalam segala hal
memenuhi syarat seperti dikehendaki oleh “Peraturan Beton Bertulang Indonesia”.
Dalam pengangkutan, semen harus terlindung dari hujan, zak (kantong) asli dari
pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan harus disimpan di gudang yang cukup
ventilasinya dan tidak kena air, ditaruh pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30
cm dari lantai. Kantong semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya
melampaui 2 m, dan tiap pengiriman baru harus dipisahkan dan ditandai, dengan
maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya
16.2.2.3 . Air
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan yang
merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen.
16.3.1.4 Minyak bekisting harus dilapisi sebelum pemasangan tulangan untuk menjamin agar
minyak tersebut tidak melekat pada permukaan baja tulangan dan mengurangi
ikatan antara baja dan beton. Penggunaan kawat pengikat besi atau baja yang
akan tinggal tertanam pada beton harus disetujui oleh Direksi
16.3.1.5 Segera sebelum pekerjaan pengecoran, bekisting harus dibersihkan dari semu
kotoran/material lepas, serbuk gergaji, debu dan lain-lain harus diperbaiki segera.
Apabila selama pekerjaan pengecoran, ternyata diamati ada perubahan bentuk
bekisting, beton pada tempat yang bersangkutan harus dibuang dulu dan bekisting
diperkuat sesuai dengan instruksi Direksi
16.3.1.2 Ukuran besi beton sesuai yang tersebut dalam gambar, bila terjadi penggantian
dengan diameter lain, hanya diperkenankan atas persetujuan tertulis dari Konsultan
Perencana.
16.3.1.3 Besi beton yang digunakan harus babas dari kotoran, karat, minyak, cat serpihan,
kulit giling serta bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat terhadap beton.
16.3.1.4 Kawat pengikat beton harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1
mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu, dan tidak bersepuh seng, tidak kaku
maupun getas.
16.3.1.5 Besi beton harus disimpan dengan tidak mnyentuh tanah dan tidak boleh disimpan
diudara terbuka untuk jangka waktu yang lama
16.3.1.6 Penulangan harus disetel dengan cermat sesuai dengan gambar dan diikat dengan
kawat atau jepitan yang sesuai dengan persilangan dan harus ditunjang dengan
penumpu beton atau logam dan penggantung logam. Jepitan atau penunggu logam
tidak boleh ditekan menempel pada bekisting. Kawat harus dibengkokan kearah
dalam bekisting, sehingga diperoleh beton tahu yang telah ditentukan.
16.3.5 Pengecoran
Pengecoran ke dalam cetak harus selesai sebelum adukan mulai mengental, yang dalam
keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit. Pengecoran suatu unit atau bagian dari
pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti dan tidak boleh terputus tanpa adanya
persetujuan Pengawas.
17.1.1. Meliputi pengadaan dan pemasangan semua jenis keramik, baik untuk lantai
maupun pelapis dinding seperti yang tertera atau disebutkan dalam gambar
persyaratan.
17.1.2. Mengadakan koordinasi dengan disiplin lain yang berkaitan dengan pekerjaan
pemasangan pelapis lantai maupun pelapisan dinding.
17.2.1. Sebelum bahan pelapis lantai dinding didatangkan ke Site, contoh- contoh semua
bahan yang akan digunakan harus diajukan untuk dimintakan persetujuan dari
Dereksi/Pengawas.
17.2.2. Keramik.
Keramik yang digunakan ukuran 30x30 cm , Keramik yang digunakan harus
mempunyai kualitas baik, dicetak dengan mesin, dan diproduksi pabrik yang disetujui
dengan Konsultan Pengawas serta harus diproduksi oleh pabrik yang telah memenuhi
peraturan ASTM, NI 19, PVBB 1990 dan PVBI 1982.
Keramik harus berukuran seragam, dan dari satu merk, kecuali ditentukan lain dalam
gambar kerja serta sesuai petunjuk Direksi/Pengawas.
17.3. Macam Pekerjaan.
Pekerjaan lapis lantai meliputi pemasangan keramik uk 30 x 30 cm dengan pemasangan
sesuai persyaratan dan ketentuan dalam gambar.
17.1.1. Meliputi pengadaan dan pekerjaan semua tenaga kerja, peralatan, dan bahan-
bahan dengan berbagai komposisi campuran, sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan dalam gambar.
17.1.2. Mengadakan koordinasi dengan disiplin pekerjaan lain yang ada hubungannya
dengan pekerjaan adukan dan plesteran, yaitu seperti :
- Pekerjaan lantai dan pekerjaan keramik.
- Pekerjaan beton, pemipaan listrik dan lain-lain.
17.2. B a h a n.
1). Semen yang dipakai harus portland semen yang telah disetujui Pemilik Proyek dan
memenuhi syarat S.400 menurut standar Semen Indonesia (NI-8-1972).
2). Untuk seluruh pekerjaan beton dan adukan harus menggunakan mutu semen
yang baik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan Pengawas/ Pemilik
Proyek.
3). Semen yang telah mengeras sebagian/ seluruhnya tidak diperkenankuan untuk
digunakan.
17.2.2. P a s i r.
1). Agrergat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar, keras, tidak
berpori dan berbentuk kubus serta tidak terpengaruh oleh cuaca. Bila ada butir-
butir yang pipih, jumlah beratnya tidak boleh lebih dari 20% adari jumlah berat
seluruhnya. Ukuran terbesar agregat beton adalah 2/3 cm.
2). Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% juga tidak boleh mengandung zat
yang dapat merusak beton sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tertera
dalam PBI 1971 serta harus sesuai dengan spesifikasi agregat kasar menurut
ASTM-C-33.
3). Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50%
kehilangan berat menurut tes mesin Los Angeles ASTM C-131-55.
17.2.3. A i r.
1). Air yang digunakan untuk adukan dan merawat beton harus tawar, bersih tidak
mengandung minyak, asam alkali dan bahan – bahan organis / bahan lain yang
dapat merusak mutu beton maupun mempengaruhi daya lekas semen dan harus
memenuhi NI-3 Pasal 10.
2). Bila dianggap perlu, Konsultan Pengawas/ Pemilik dapat meminta kepada
Kontraktor untuk memeriksa mutu air di laboratorium atas biaya Kontraktor.
17.3. Persyaratan.
17.3.1. Bahan adukan harus dicampur dalam keadaan kering dan diaduk dengan
alat/mesin pengaduk diatas alas dari papan sehingga campuran benar
tercampur, baru kemudian diaduk dengan air hingga merata dalam warna dan
konsestensi. Adukan yang telah mulai mengeras harus dibuang. Adukan yang telah
mulai mengeras tidak diperbolehkan untuk dipergunakan.
17.3.2. Proporsi adukan, plesteran harus mengikuti proporsi campuran seperti tersebut
dibawah ini :
Perbandingan Penggunaan
1. Campuran 1 PC : 2 PS
Untuk pemasangan batu belah, dinding batu bata, bataco dan pasangan lain
yang kedap air.
Untuk plesteran pekerjaan tersebut pada nomor 1 dan untuk plesteran
pekerjaan beton yang kedap air.
2. Campuran 1 PC : 3 PS
Untuk pekerjaan pasangan keramik, dan pelapis dinding lainnya.
Untuk plesteran beton bertulang yang tidak kedap air.
Untuk rollaag pasangan batu bata exposed.
3. Campuran 1 PC : 4 PS
Untuk pasangan pondasi dari batu gunung/belah.
Untuk adukan tegel dibawah lantai .
Untuk pleteran sudut, lingir & siar.
Untuk pasangan tegel yang menempel pada pasangan atau beton.
17.4.2. Plesteran yang baru saja selesai tidak boleh langsung difinish, dan selama
diproses pengeringan plesteran harus disiram air agar tidak terjadi retak- retak
rambut akibat proses pengeringan yang terlalu cepat selama 7 hari.
17.4.3. Bidang - bidang dinding yang tampak dan akan diplester, sebelumnya harus
disiram/dibasahi air agar plesteran dapat melekat dengan baik.
17.4.4. Plesteran untuk bidang/dinding yang akan dicat dengan cat tembok atau dilabur
dengan bahan lain sebelumnya harus diratakan dengan acian dan digosok hingga
halus.
17.4.5. Perbaikan bidang-bidang plesteran baik bidang baru yang dibongkar kembali dan
diperbaiki lagi, maupun bidang lama/direhab, harus dikerjakan sedemikian rupa
sehingga hubungan bidang plesteran benar-benar satu bidang yang rata, tidak retak-
retak, dan terjadi ikatan yang benar-benar kuat.
17.4.6. Tebal plesteran bila tidak ditunjukkan lain dalam persyaratan dan gambar- gambar,
untuk bidang dinding simpai dengan tebal minimum 1,5 cm.
18.1.1. Meliputi penyediaan dan pemasangan, pengerjaan, tenaga kerja, peralatan dan
bahan-bahan sehubungan dengan penyelesaian pekerjaan pintu dan jendela sesuai
persyaratan dan ketentuan dalam gambar.
18.1.2. Mengadakan koordinasi dan hubungan kerja dengan pekerjaan lain, seperti
pekerjaan kayu dan pengecatan serta pekerjaan-pekerjaan lain yang masih berkaitan
dengan pekerjaan pintu dan jendela.
15.2.1. Daun pintu kaca menggunakan bahan aluminium dengan persyaratan khusus standar
aluminium untuk bangunan. Ukuran dan detail mengikuti gambar yang ada.
Sedangkan daun pintu yang menggunakan kayu klas I dan kayu belian dilapisi panil
dan pada kedua sisi atau sesuai gambar. Penggunaan daun pintu kaca tempered pada
beberapa tempat mengikuti gambar yang ada.
18.2.2. Bahan kaca yang dipakai menggunakan produksi dalam negeri, kualitas baik dengan
ketentuan tebal dan ukuran sesuai persyaratan dan ketentuan dalam gambar.
Yaitu kaca pintu dengan jenis Temperlite tebal 5 mm.
18.2.3. Kayu kusen yang dipakai harus dari kayu klas I. Kayu kualitas baik, tua, kering dan
tidak bercacat, pecah-pecah tidak terdapat kayu mudanya (spint). Dan selama
pelaksanaan, mutu dan kekeringan kayu, harus dijaga dengan penyimpanannya
ditempat yang kering, terlindung dari hujan dan panas terutama kayu-kayu untuk
kusen dan rangka pintu, jendela yang sudah distel.
18.3.1. Periksa semua pekerjaan lain yang bersangkutan ditempat, sebelum mulai
pekerjaan kusen dan pintu. Laporkan kepada Direksi/Pengawas jika ada kelainan
yang dapat mempengaruhi pekerjaan.
18.3.2. Semua pekerjaan kayu halus yang akan mendapat transparant finish seperti plitur/teak
oil harus dipilih dasar warna dan serat kayu yang sama (uniform). Agar kayu kusen
yang telah dipasang, tidak terkotori oleh adukan coaltar/ solignem dan lain-lain,
dianjurkan agar sebelum pelaksanaan, kusen dilindungi dari kemungkinan terkotori
oleh bahan-bahan yang sulit dihilangkan.
18.3.3. Semua pekerjaan kayu kusen yang dalam penyelesaiannya akan tersembunyi seperti
bagian dalam kusen yang menempel ke tembok, harus diberi cat dasar/ meni sebelum
dipasang.
18.3.4. Semua sambungan-sambungan , harus dikerjakan dengan penuh keahlian, rapat dan
rapi. Semua sambungan kayu memanjang, lobang dan pen harus dimeni dan diberi
baut paling sedikit dua baut.
18.3.5. Kaca dipasang dan dikukuhkan dengan memakai dempul kaca dan list kaca dipaku
dengan paku kuningan. Kaca yang telah dipasang harus tertanam rapi & kokoh
pada rangkanya, terutama pada sudut-sudutnya. Setelah selesai dipasang, semua
kaca harus dibersihkan dengan bahan-bahan yang disetujui Direksi/Pengawas.
Kaca-kaca yang retak, pecah, atau ada goresan- goresan harus diganti.
18.3.6. Pintu-pintu harus mempunyai kerenggangan pada tepi samping, atas dan bawah
sebesar 1,58 mm. Semua pekerjaan pintu harus sesuai dengan petunjuk
Direksi/Pengawas.
PASAL 19 : PEKERJAAN PLAFOND.
19.1.1. Meliputi pengadaan dan pemasangan, pengerjaan bahan, tenaga dan peralatan yang
diperlukan sehubungan dengan pekerjaan langit-langit/plafond yaitu plafond GRC
board.
19.1.2. Mengadakan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang erat kaitannya dengan
pekerjaan langit-langit seperti :
19.2.1. Untuk semua bahan langit-langit harus diajukan contohnya untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi/Pengawas sebelum didatangkan ke lokasi pekerjaan.
19.2.2. Bahan penutup langit-langit dari Triplek produksi dalam negeri kualitas baik
mempunyai ketebalan minimum 3. Rangka penggantung plafond menggunakan
rangka kayu klas II.
19.2.3. Ukuran dan pola pemasangan seperti persyaratan dan ketentuan dalam gambar
dengan rangka langit-langit dari bahan aluminium setara metal furing atau lebih
jelas pola dan ukuran sesuai gambar kerja.
19.2.4. Penutup langit-langit yang dipakai harus mempunyai dua bidang yang datar
dan halus, seragam dimensinya, sisi-sisinya lurus, tajam dan siku-siku, tidak cacat,
tidak melengkung dan cukup keras dan rapi.
19.3. Cara Pengerjaan.
19.3.2. Seluruh struktur kerangka metal furing harus kuat hubungannya dan kerangka
ini ditahan oleh dinding-dinding dan ditahan dengan baik oleh struktur atap
(kuda-kuda) dan penggantungnya.
19.3.3. Lembaran langit-langit harus sama ukurannya dan keempat sisi-sisinya harus
saling siku. Untuk itu Kontraktor harus membuat 1 lembar sebagai mal, dan
mengecek lembaran-lembaran lainnya satu persatu. Sisi-sisi yang tidak sama
diserut halus dan rata.
19.3.4. Pemasangan harus lurus, tepi-tepinya harus rata dan tidak timbul retak-retak.
Langit-langit yang retak-retak, tidak rata atau cacat-cacat harus diganti.
Perbaikan, pembongkaran dan penggantian pekerjaan yang telah dipasang
akibat ketidaksempurnaan pekerjaan sebelumnya, sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
17.1.1. Meliputi pengadaan dan pengerjaan serta finishing pada semua permukaan
sesuai dengan gambar, daftar-daftar dan persyaratan.
20.2.1. Yang dimaksud dengan cat disini meliputi, tetapi tidak terbatas pada emulsi,
enamel, vernish sealer, semen emulsion filler, dan pelapis-pelapis lain yang
dipakai sebagai cat dasar, cat perantara dan cat akhir.
20.2.2. Semua cat yang akan dipakai harus didatangkan ke lokasi pekerjaan dalam
kemasan kaleng yang tidak lebih besar dari 5 gallon (14 liter), dimana tertera
nama perusahaan pembuatannya, petunjuk pemakaian, formula kode warna,
nomor seri dan tanggal pembuatan.
20.2.3. Semua cat yang akan dipakai harus diajukan dulu contohnya untuk
mendapatkan persetujuan Direksi/Pengawas.
20.2.4. Plamur dan dempul untuk pekerjaan pengecatan tembok, kayu dan besi
sebaiknya digunakan merk yang sama dengan merk cat yang dipilih untuk
dipakai.
20.2.5. Demikian pula untuk cat meni dan bahan pengencer sebaiknya dipakai dari
produksi pabrik/merk yang sama dengan cat yang dipilih.
20.3.1. Mengecat dengan cat tembok acrylic emulsion semua bidang dinding exterior
dan interior, langit-langit dan lain-lain seperti dinyatakan dalam gambar.
20.3.2. Mengecat dengan cat kayu untuk semua bidang permukaan kayu, dinding serta
lain-lainnya yang nyata-nyata ada dan harus dicat seperti dinyatakan dalam
gambar.
20.3.3. Memelitur, vernish, teak oil, bidang permukaan kayu seperti panil-panil daun
pintu, jendela dan kusen-kusen dan lain sebagainya seperti tertera pada
gambar, kecuali ditentukan dengan cat kayu.
20.3.4. Memeni dengan meni kayu untuk semua bidang kayu yang akan dicat dengan
cat kayu termasuk bidang sambungan dan potongan kayu, memeni besi untuk
semua bidang yang akan di cat dengan cat besi termasuk beugel, anker, baut
dan sebagainya.
Memeni semua permukaan bidang kayu dan besi yang akan ditanam dalam
tembok.
20.3.5. Warna dari semua jenis cat dan daftar bahan akan ditentukan kemudian oleh
Direksi/Pengawas.
a. Exterior.
Plesteran difinish dengan cat tembok.
b. Daun pintu, lembrisering, difinish dengan cat sintetik semi dop. (sesuai
dengan petunjuk Dereksi).
c. Interior.
Plesteran difinish dengan cat tembok.
PASAL 21 : PEKERJAAN KUNCI DAN ALAT GANTUNGAN.
21.2.1. Pengadaan semua atau sebagian peralatan harus produksi dalam Negeri.
21.2.2. Semua penutup pegas, mortice cylinder dead lock, lock set, handle dan back
plate harus merupakan hasil dari suatu kelompok produk perusahaan yang
terkenal baik.
21.2.3. Semua cylinder dari kunci-kunci harus diperlengkapi dengan 2 (dua) buah anak
kunci pengganti.
21.2.4. Semua pintu-pintu ruangan memakai kunci tanam minimal dengan sistem
pengunci 2 (dua) slag.
a. Untuk pintu kayu swing normal, digunakan kunci tanam besar dengan
sistem penguncian 2 slag setara Belucci.
21.2.5. Engsel-engsel yang digunakan adalah engsel besar nylon 4" yang berkualitas
baik.
21.2.7. Untuk alat-alat gantung dan kunci-kunci khusus, Kontraktor diwajibkan tetap
mengajukan contoh-contohnya terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan
Direks/ Pengawas.
21.3.1. Mengadakan, memasang kunci tanam pada semua pintu sesuai rencana pada
gambar.
21.3.2. Memasang 4 buah engsel pada setiap daun pintu dan 2 buah engsel pada
setiap daun jendela sesuai persyaratan dalam gambar.
21.4.1. Semua pemasangan harus dikerjakan dengan peralatan yang sesuai serta
secara baik, rapi dan memenuhi syarat teknis dari pabrik, sehingga pintu-pintu
& jendela dapat dibuka dengan mudah, lancar dan ringan.
21.4.2. Selama pekerjaan berlangsung harus dijaga agar peralatan kunci dan penutup-
penutup pegas terlindungi dari goresan, kerusakan dan cacat-cacat lain.
21.4.3. Sebelum penyerahan pekerjaan, semua pekerjaan kunci dan alat gantungan
(hardware) harus diminyaki sehingga dapat bekerja dengan baik.
22.1.6. R e f e r e n s i.
a. Air kotor dari sanitery fasility dialirkan menuju septictank/beerput melalui bak
kontrol.
b. Pertemuan antara pipa-pipa air kotor dilengkapi dengan YT, beda elevasi
insert level antara pipa service (dari fixtures) dengan pipa pengumpul minimal
10 cm.
c. Penanaman pipa awal dalam tanah minimum 50 cm atau sesuai kondisi
lapangan, sedangkan slope harus sesuai dengan yang tercantum dalam
gambar bestek ..
22.3.1. Seluruh perpipaan air bersih mempergunakan pipa PVC berikut sambungan-
sambungannya jenis AW Medium.
22.3.2. Seluruh perpipaan air kotor maupun vent memakai pipa PVC merk WAVIN klas
D, semua bentuk pipa yang akan digunakan disetujui Direksi/Pengawas. Alat-
alat penyambung adalah type-type sambungan yang dihasilkan oleh pabrik
yang sama dengan pipanya.
22.3.3. Pipa-pipa yang digunakan harus satu laras utuh untuk menghindari
sambungan, kecuali dibutuhkan panjang pipa kurang dari satu laras.
22.4.1. Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan sebelum pemasangan harus
diperiksa/dibersihkan dari kotoran-kotoran.
22.4.2. Semua fixtures fitting dan pipa-pipa yang kelihatan dalam ruangan harus
dilapisi dengan chromium atau nikel yang cukup baik/kuat.
22.4.3. Kontraktor bertanggung jawab atas komponen yang perlu (misalnya fixtures,
fitting dan lain-lain) untuk melengkapi instalasi.
22.4.4.Alat-alat sanitair harus dipasang dalam keadaaan kokoh dan rapi pada dinding
atau lantai, dan tidak terjadi kerusakan pada alat-alat tersebut akibat
pemasangan. Harus digunakan sekrup kuningan untuk memasang alat-alat
tersebut pada klos-klos dudukannya pada dinding atau lantai.
22.4.5. Semua pipa harus diikat/ditempatkan dengan kuat pada dinding/balok dengan
penggantung/anker yang cukup kokoh. Penyambungan pipa pada alat-alat
sanitair tidak boleh bocor dan harus dilengkapi dengan seal karet.
22.4.6. Pertemuan pipa-pipa vertikal dengan lantai harus diberi trust blok/penahan
tekanan dan getaran dengan kuat, sedemikian rupa sehingga sesuai
dengan kondisi lapangan.
22.4.7. Pipa harus dipasang pada lintasan dan kemiringan yang tepat dan tidak boleh
ada beban yang menindihnya. Ujung-ujung pipa dan lobang harus disumbat
dahulu selama pelaksanaan untuk menghindari kotoran masuk.
22.5.1. Suatu bahan untuk peralatan atau fixtures yang akan digunakan dan tidak
disebutkan dalam spesifikasi, hanya diperbolehkan apabila disetujui secara
tertulis oleh Pemberi Tugas dan biaya pengujian bahan/peralatan/fixtures
tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
22.5.2. Setiap bahan yang akan dipasang pada instalasi harus mempunyai tanda-
tanda merk yang jelas dari pabrik pembuatnya. Fitting dan fixtures yang tidak
memiliki tanda tersebut harus diganti, atas tanggung jawab Kontraktor.
22.6. Pengetesan.air.
22.6.1. Pengujian sistem distribusi air bersih.
a. Untuk pipa air minum testing dilaksanakan dengan menggunakan
tekanan.
b. Air dialirkan kedalam pipa dengan pompa tekanan pengujian harus
dilaksanakan selama 2 jam tanpa adanya penurunan tekanan. Apabila
pengujian berhasil baik dan disetujui Direksi/Pengawas, barulah
pengurugan atau pemlesteran boleh dilaksanakan.Sebelum digunakan,
jaringan-jaringan pipa harus didisinfektan dengan petunjuk Direksi/
Pengawas.
23.1.2. Kontraktor wajib memenuhi mutu lingkup pekerjaan diatas, sehingga setelah
dipasang dan diuji dengan baik, didapat mutu instalasi siap untuk dipakai.
23.1.3. Kontraktor wajib mengadakan koordinasi kerja dengan bidang - bidang lain
yang berhubungan dan berkaitan dengan pekerjaan instalasi listrik, sehingga
dapat secara bersama-sama menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang
ditentukan.
23.2.1. U m u m.
a. Gambar dan spesifikasi merupakan satu kesatuan yang saling mengikat
dan melengkapi.
b. Kontraktor harus mempunyai pas PLN sesuai golongan pekerjaan, dari PLN
setempat dan masih berlaku pada saat dan hingga selesainya pelaksanaan
pekerjaan.
23.2.3. L a b e l
Kontraktor wajib mengadakan label setiap untuk panel.
23.2.6. P e n g a w a s a n.
a. Kontraktor wajib bertanggung jawab atas semua pekerjaannya.
b. Kontraktor wajib menempatkan tenaga-tenaga Pengawas untuk mengawasi
pekerjaannya.
c. Penanggung jawab pelaksanaan pekerjaan harus selalu berada ditempat
pekerjaan dan dapat mengambil keputusan-keputusan atas dasar
persetujuan Direksi/Pengawas, demi kelancaran pekerjaan.
23.3. Persyaratan Teknis Pekerjaan Listrik.
a. Penjelasan Umum.
1. Seluruh instalasi daya di dalam bangunan digunakan jenis NYY 0.6/1 KV
dengan jumlah inti disesuaikan dengan gambar.
2. Seluruh instalasi penerangan dipergunakan kabel NYM dan NYA.
3. Seluruh instalasi yang ditanam dan berhubungan langsung dengan tanah,
harus digunakan jenis kabel tanah NYFGBY 0.6/1 KV.
4. Tidak diperkenankan mengganti type/jenis kabel tersebut.
5. Sambungan kabel di dalam tanah tidak diperkenankan tanpa persetujuan
Direksi/Pengawas.
6. Kabel-kabel yang dipasang harus diberi label-label dari timah yang memberi
petunjuk Jurusannya, yang dipasang pada setiap jarak 1 meter dari ujung-
ujungnya.
b. B a h a n.
1. Kabel NYM.
- Kabel dengan 3 inti untuk satu phase.
- Inti Copper dibungkus dengan isolasi PVC.
- Isolasi 2 lapis, menyelubungi inti.
2. Kabel NYA.
- Isolasi PVC luas penampang minimum yang boleh dipergunakan 2,5
mm².
- Kawat BC,kawat tembaga telanjang, solid (pejal) ataupun stranded
(pilin).
c. P e n g g u n a a n.
1. Kabel NYM dipergunakan sebagai kabel instalasipenerangan, pemasangan
didalam dinding harus dilindungi dengan pipa PVC.
2. Kabel NYA dipergunakan sebgai kabel instalasi penerangan, pemasangan
diatas plafond. Pemasangan didalam dinding harus dilindungi dengan pipa
Union.
3. Kawat BC, luas penampang minimum yang dipergunakan 6 mm²,
digunakan sebagai kawat pentanahan.
d. P e l a k s a n a a n.
1. Pemilihan penampang kabel dihitung cukup aman, bagi besarnya arus
yang mengalir secara kontinyu.
2. Kawat arde dilindungi dengan pipa PVC, untuk diatas lantai/tanah dan
menggunakan pipa GIP untuk didalam tanah.
3. Sebagai keseragaman warna, isolasi kabel harus standar:
Phasa R, warna isolasi = merah.
Phasa S, warna isolasi = kuning.
Phasa T, warna isolasi = hitam.
Netral, warna isolasi = biru.
Pentanahan, warna isolasi = kuning strip hijau.
a. Penjelasan Umum.
1. Instalasi Penerangan.
- Instalasi penerangan dimaksud adalah titik lampu dan stop kontak,
sesuai petunjuk gambar.
- Letak pasti dari lampu-lampu tersebut, disesuaikan dengan keadaan
di lapangan.
2. Instalasi Sakelar.
- Sakelar dibuat dari plastik putih, untuk sambungan instalasi.
- Tinggi sakelar pada umumnya 1,5 m dari lantai kecuali pada
permintaan dari pemilik yang mengijinkan tinggi lain.
- Sakelar dengan kemampuan minimum 10 A, 250 volt buatan dalam
negeri.
- Letak pasti dari sakelar harus disesuaikan dengan keadaan dilapangan.
b. Peralatan Instalasi.
1. Peralatan instalasi yang dimaksud adalah material-material untuk
melengkapi instalasi tersebut, supaya kelihatan baik dan memenuhi
persyaratan.
2. Semua kabel yang terlihat mata (expose) harus diberi penahan dengan
klem, sehingga kabel tersebut kelihatan lurus dan baik.
3. Doos/junction box yang digunakan harus cukup besarnya dan minimum
berdiameter 10 cm.
4. Setelah terpasang, doos-doos ini harus ditutup dengan baik, dengan
penutup yang khusus untuk itu.
24.1. Kontraktor diwajibkan memelihara kebersihan halaman tempat pekerjaan baik berupa
sampah-sampah, gundukan tanah maupun bahan-bahan yang sudah tidak terpakai
lagi dan lain sebagainya.
24.2. Pembersihan dan kebersihan halaman setelah proyek selesai sampai dengan
penyerahan kedua, menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor.
PASAL 25 : P E N U T U P
1. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini pada penjelasan kerja ternyata
diperlukan akan dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Kerja.
2. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan, akan
dibicarakan dan diatur oleh Direksi/Pengawas dengan Kontraktor dan bila diperlukan
akan dibicarakan bersama Pemberi Tugas.
3. Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan harus melengkapi dan menyediakan peralatan-
peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau disebutkan dalam
rencana kerja dan syarat-syarat ini, sehingga dapat bekerja dengan baik dan dapat
dipertanggung jawabkan.
4. Segala kerusakan yang timbul akibat adanya pelaksanaan pekerjaan pembangunan
gedung ini, misalnya kerusakan jalan akibat mobilisasi kendaraan maupun kerusakan
yang lain yang nyata-nyata akibat pelaksanaan pekerjaan ini, maka Kontraktor wajib
mengadakan perbaikan atas beban biaya Kontraktor.
5. Setelah pekerjaan ini selesai 100% pada saat sebelum penyerahan pertama, maka
Kontraktor harus membersihkan segala sisa-sisa potongan pekerjaan dan dibuang keluar
lokasi pekerjaan.
6. Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh Pihak
yang terkait, bilamana perlu didakan perbaikan dalam RKS ini.
6. Dengan di tanda tanganin RKS dan Spesifikasi Teknis ini maka pihak-pihak Terkait akan
menjadikan ini acuan dalam melaksanakan pekerjaan tersebut
Putussibau, …………………………..….2016
KUSNADI, SPd
NIP. 19701029 199710 1 001