Anda di halaman 1dari 35

`

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA


DINAS PERUMAHAN RAKYAT KAWASAN
PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN
JALAN HALUOLEO KOMPLEKS BUMI PRAJA ANDUONOHU, KENDARI

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN : JALAN LINGKUNGAN MATA AIR DESA WATUREMBA


MAWASANGKA BUTENG

LOKASI : KAB. WAKATOBI

NILAI ANGGARAN : Rp 153.901.500,-

SUMBER DANA : APBD

TAHUN ANGGARAN : 2023

PERENCANA :
SPESIFIKASI TEKNIS

BAB. I

SYARAT-SYARAT UMUM

PASAL 1. LINGKUP PEKERJAAN


Penyediaan dan pengadaan bahan-bahan/material, tenaga kerja, peralatan kerja,
peralatan pengangkutan, penyediaan air kerja dan tenaga listrik untuk menyelesaikan
pekerjaan Jalan Lingkungan Mata Air Desa Waturemba Mawasangka Buteng
Tahun Anggaran 2023 sesuai dengan gambar kerja, RKS dan Kontrak Kerja
(Borongan).
1.1. Pekerjaan tersebut meliputi :
1) Pekerjaan persiapan
2) Pekerjaan Struktur Jalan
1.2. Dalam melaksanakan pekerjaan bila tidak ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan umum sesuai
dengan peraturan konstruksi bangunan dan infrastruktur bangunan yang ditentukan
Pemerintah Republik Indonesia, termasuk segala perubahan dan tambahannya, seperti
PBI 1971 dan SKSNI 1991, PPKI 1961 dan lain-lain.
1.3. Untuk melaksanakan pekerjaan, berlaku dan mengikat pula:
1) Gambar kerja (Detail Perencanaan) berikut perubahan-perubahannya yang telah
disahkan oleh Pemilik kegiatan.
2) Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
3) Berita Acara penjelasan pekerjaan kantor dan lapangan (aanwijzing).
4) Surat Keputusan Pemilik kegiatan tentang penunjukan Kontraktor.
5) Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
6) Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya
7) Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) dan network planning yang telah disetujui
Pemilik kegiatan dan Kontraktor.
PASAL 2. PENJELASAN GAMBAR DAN RKS
2.1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar kerja (Detail Perencanaan) dan RKS
(Rencana Kerja dan Syarat-syarat) termasuk tambahan dan perubahannya yang
dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).

1-1
SPESIFIKASI TEKNIS

2.2. Bilamana terdapat ketidak sesuaian antara gambar dengan RKS, maka yang mengikat
dan berlaku adalah RKS. Bilamana suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang
lain, maka gambar yang mempunyai skala lebih besar yang berlaku.
2.3. Bila perbedaan-perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam
pelaksanaan dapat menimbulkan kesalahan, Kontraktor wajib menanyakan kepada
Pimpinan Kegiatan atau Pengawas Lapangan yang ditunjuk Pemilik kegiatan dan
mengikuti keputusannya.
PASAL 3. JADWAL PELAKSANAAN
3.1. Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, Kontraktor wajib membuat Rencana
Pelaksanaan secara terperinci berupa Barchart dan S-Curve.
3.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah diajukan kepada Pemilik kegiatan, paling lambat
7 (tujuh) hari kalender setelah SPMK diterima Kontraktor.
3.3. Rencana Kerja yang telah disahkan oleh Pemilik kegiatan harus ditempel di
bangsal/direksikeet lapangan, yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan
(Presentasi Kerja).
3.4. Pengawas Lapangan akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan grafik
Rencana Kerja tersebut.

PASAL 4. LAPORAN
4.1. Kontraktor wajib membuat Laporan Harian, Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan
sebagai resume dari laporan harian dan mingguan selama masa pelaksanaan, yang
akan diperiksa dan disetujui oleh Pengawas Lapangan dan Pimpinan Kegiatan yang
memuat hal-hal:
a. Jumlah tenaga menurut jenis/jabatan
b. Jumlah dan jenis bahan yang masuk yang disetujui dan ditolak
c. Kegiatan, volume dan satuan pekerjaan secara terperinci.
d. Keadaan cuaca dan kejadian-kejadian lain
e. Peralatan yang dipakai
f. Anjuran/perintah kepada Kontraktor.
4.2. Laporan harian ini dibuat dalam rangkap dan bentuk yang telah ditetapkan.

PASAL 5. SUSUNAN PERSONIL LAPANGAN

1-2
SPESIFIKASI TEKNIS

5.1. Kontraktor wajib menetapkan seorang kuasanya di lapangan atau biasa disebut Site
Manager, yang cakap untuk memimpin, bertanggung jawab penuh terhadap
pelaksanaan pekerjaan dan memiliki pengalaman teknis dalam pekerjaan jalan.
Penetapan ini harus dikuatkan dengan Surat Tugas/ Surat Pengangkatan resmi dari
Kontraktor ditujukan kepada Pemilik kegiatan.
5.2. Site Manager harus memiliki latar belakang pendidikan S1 Teknik Sipil.
5.3. Selain Site Manager, Kontraktor diwajibkan pula, memberi tahu secara tertulis kepada
Pemilik kegiatan susunan Organisasi Lapangan lengkap dengan nama dan jabatannya
masing-masing.
5.4. Bila kemudian hari menurut pendapat Pemilik kegiatan atau Pelaksana Lapangan, Site
Manager kurang mampu melaksanakan tugasnya, maka Kontraktor akan diberitahu
secara tertulis untuk mengganti Site Manager.
Dalam waktu 4 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya Surat Pemberitahuan, Kontraktor
harus sudah menunjuk/mengajukan Site Manager baru untuk mendapat persetujuan
Pemilik kegiatan.

PASAL 6. PEMERIKSAAN PEKERJAAN


6.1. Sebelum dimulai suatu pekerjaan yang bila bagian pekerjaan tersebut dilakukan
mengakibatkan tidak dapat diperiksanya pekerjaan yang telah dikerjakan, maka
Kontraktor diwajibkan secara tertulis meminta kepada Pimpinan Kegiatan memeriksa
bagian pekerjaan sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan.
6.2. Bila permohonan pemeriksaan tersebut dalam waktu 2 x 24 jam dihitung dari jam
diterimanya permohonan (tidak terhitung hari libur atau hari besar lainnya) tidak
dipenuhi, maka Kontraktor bisa meneruskan pekerjaan tersebut dan dianggap bagian
pekerjaan tersebut telah diperiksa dan disetujui oleh Pengawas Lapangan, kecuali bila
secara resmi Pengawas Lapangan meminta perpanjangan waktu pemeriksaan dan
Kontraktor menyetujuinya.
6.3. Bila ketentuan tersebut diatas dilanggar, maka Pengawas Lapangan berhak menyuruh
membongkar pekerjaan tersebut sebagian atau seluruhnya guna keperluan
pemeriksaan. Biaya-biaya yang timbul akibat hal tersebut menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
6.4. Setiap akhir pekerjaan atau batas tahapan pekerjaan sesuai termin, dilakukan
Pemeriksaan Kemajuan Pekerjaan (opname) dan pemeriksaan pekerjaan dilakukan
bersama Kontraktor dan Pengawas Lapangan.
6.5. Hasil pemeriksaan tersebut dicantumkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan
yang ditandatangani oleh Kontraktor, Pengawas Lapangan dan Pimpinan Kegiatan.

1-3
SPESIFIKASI TEKNIS

6.6. Berita acara tersebut digunakan sebagai dasar untuk permohonan pembayaran
pekerjaan atau borongan.

PASAL 7. JAMINAN KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN


7.1. Sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis menurut syarat-syarat Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dalam keadaan siap pakai harus selalu tersedia di
lapangan.
7.2. Bilamana terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan pada memerlukan perawatan
serius, Kontraktor harus segera membawa korban ke Rumah Sakit terdekat dan
melaporkan kejadian tersebut kepada Pemimpin Proyek atau Pengawas Lapangan.
7.3. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan cukup, serta memenuhi
syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas/pekerja, baik yang berada dibawah
kekuasaannya maupun yang berada dibawah pihak ketiga.
7.4. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak bagi
semua petugas dan pekerja di lapangan.
7.5. Kecuali untuk menjaga keamanan, membuat tempat penginapan bagi para pekerja
tidak diperkenankan berada di areal pekerjaan.
7.6. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja, wajib
diberikan oleh Kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

PASAL 8. KEAMANAN PROYEK


8.1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan, terhadap barang miliknya yang berada di
lapangan, dan milik Pemilik kegiatan yang ada di lapangan baik terhadap pencurian
maupun pengerusakan.
8.2. Bila diperlukan, untuk maksud-maksud tersebut, Kontraktor dapat membuat pagar
pengaman dari tiang kayu meranti/seng gelombang dan dicat.
8.3. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang atau pekerjaan, tetap menjadi
tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam biaya pekerjaan
tambah atau pengunduran waktu pelaksanaan.
8.4. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya. Untuk itu
Kontraktor harus menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap pakai.
8.5. Kontraktor wajib mengasuransikan seluruh pekerjaan dan pihak-pihak yang terlibat
didalamnya (all risk) pada perusahaan Umum Asuransi. Maka pertanggungan

1-4
SPESIFIKASI TEKNIS

ditetapkan sejak tanggal diterbitkannya SPMK sampai dengan tanggal berakhirnya


masa pemeliharaan.
8.6. Kecuali atas persetujuan Pimpinan Kegiatan atau Pengawas lapangan, maka tidak
diperkenankan :
a. Pekerja menginap di tempat pekerjaan.
b. Memasak di tempat pekerjaan.
c. Menjual makanan, minuman, rokok dan sebagainya di tempat bekerja.
d. Keluar masuk dengan bebas bagi yang tidak berkepentingan dalam areal
proyek.

PASAL 9. ALAT-ALAT PELAKSANAAN


Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan, baik berupa alat-alat kecil maupun
besar, harus disediakan oleh Kontraktor dalam keadaan baik dan siap pakai sebelum
pekerjaan fisik bersangkutan dimulai sebagai berikut :
1. Peralatan Tukang Batu
2. Alat Pengaduk Campuran (concrete mixer) atau Molen
3. Alat Pemadat dengan pemberat dari kubus/selinder beton.

PASAL 10. DIREKSIKEET

10.1. Kontraktor harus membuat bangsal kerja, tempat istirahat pekerja, tempat makan dan
gudang penyimpanan barang-barang.
10.2. Penempatan bangunan tersebut di atas akan ditentukan kemudian oleh Kontraktor atas
persetujuan Pimpinan Kegiatan.
10.3. Segala biaya yang diperlukan untuk pembuatan bangunan tersebut di atas dan
peralatan yang dibutuhkan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan dianggap telah
termasuk harga kontrak/borongan.

PASAL 11. PENYIMPANAN BAHAN/MATERIAL

1-5
SPESIFIKASI TEKNIS

11.1. Penyimpanan bahan-bahan/material bangunan yang telah diperiksa dan disetujui oleh
Pengawasa Lapangan, harus diatur penempatannya sedemikian rupa sehingga
memudahkan dalam pengambilan dan menjaga agar tetap memenuhi syarat-syarat
penyimpanan untuk menghindari kerusakan atau menurunnya mutu bahan/material
bangunan tersebut.
11.2. Tempat penimbunan bahan/material bangunan tersebut harus mendapat persetujuan
Pengawasa Lapangan, penimbunan bahan/material yang ada dalam gudang maupun
yang berada di lapangan terbuka dalam areal proyek harus diatur sedemikian rupa agar
tidak mengganggu kelancaran dan keamanan umum, juga memudahkan jalannya
pemeriksaan dan penelitian bahan/material oleh Pengawas Lapangan.
11.3. Selama berlangsungnya pembangunan/pekerjaan fisik, kebersihan areal kerja,
direksikeet, gudang, bangsal/los kerja dan bangunan lainnya yang ada dalam areal
proyek harus tetap terjaga, tertib dan rapi.
11.4. Bahan/material yang telah ditolak oleh Pengawasa Lapangan harus dikelurkan dari
areal proyek secepatnya selambat-lambatnya pada hari yang sama saat penolakan
dinyatakan. Terhadap kelalaian ini Pimpinan Kegiatan dapat memberhentikan seluruh
pekerjaan, dan seluruh akibat dari pemberhentian tersebut seluruhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

PASAL 12. PERUBAHAN-PERUBAHAN/PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG


12.1. Pimpinan Kegiatan dengan persetujuan Pemilik kegiatan dapat mengeluarkan instruksi
tertulis yang menghendaki perubahan pekerjaan tambah atau pekerjaan kurang yang
layak yang tidak merusak isi Kontrak ini.
12.2. Yang dimaksud dengan pekerjaan tambah dan atau pekerjaan kurang adalah yang
terjadi karena ada perubahan atau penggantian atas rencana, kualitas atau kuantitas
dari dan terurai dalam spesifikasi, serta termasuk penambahan, pembatalan atau
penggantian dari macam maupun standar tiap bahan atau barang yang dipergunakan
dalam pekerjaan dan dilaksanakan dengan perintah tertulis dari Pimpinan Kegiatan.
12.3. Sebelum membuat suatu perubahan dari gambar-gambar kontrak atau spesifikasi
pekerjaan yang diperlukan untuk penyesuaian yang telah disebutkan diatas, Kontraktor
harus memberitahukan kepada Pimpinan Kegiatan dengan menerangkan dan
memberikan alasan atas perubahan tersebut dan Pimpinan Kegiatan mengeluarkan
petunjuk/instruksi mengenai hal ini.
12.4. Nilai dari perubahan pekerjaan jika tidak ada persetujuan lain harus diikuti ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:

1-6
SPESIFIKASI TEKNIS

a. Harga-harga dan Daftar Perincian Harga Penawaran harus dipakai sebagai dasar
dalam menentukan penilaian dari pekerjaan yang bersifat sama yang
dilaksanakan dengan syarat-syarat serupa.
b. Harga-harga dalam Daftar Perincian Harga Penawaran dimana pekerjaan tidak
serupa atau dikerjakan dengan syarat-syarat yang serupa, merupakan dasar
harga untuk pekerjaan yang sifatnya sejauh bisa dianggap layak.
c. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak terdapat didalam Daftar Perincian Harga
Penawaran, maka Harga Satuan dapat ditentukan bersama antara Kontraktor
dengan Pimpinan Kegiatan dan harus mendapat persetujuan dari Pemilik
kegiatan.

PASAL 13. PEKERJAAN PEMBONGKARAN SEMENTARA


13.1. Apabila sebelum atau dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan pembongkaran-
pembongkaran yang bersifat permanen maupun sementara, maka pengamanan dan
biaya-biaya pemasangan kembali yang diperlukan untuk menggembalikan dalam
keadaan baik, menjadi tanggung jawab Kontraktor dan dianggap telah diperhitungkan
dalam harga kontrak/borongan.
13.2. Cara-cara pembongkaran dilakukan atas petunjuk Pengawas Lapangan dan harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan kerugian yang besar atas
pembongkaran tersebut dan tidak mengakibatkan kerusakan-kerusakan pada
bangunan.
13.3. Bahan/material bongkaran permanen harus ditumpuk pada tempat tertentu yang telah
disetujui Pengawas Lapangan dan disingkirkan secepatnya dari areal proyek.

PASAL 14. PEKERJAAN PERSIAPAN


14.1. Pembersihan Lokasi Kerja
Kontraktor harus membersihkan lokasi kerja dari segala sesuatu yang memungkinkan
akan dapat mengganggu kelancaran pekerjaan sesuai petunjuk atau persetujan dari
Pengawas Lapangan.
14.2. Papan Nama
Kontraktor diharuskan memasang papan nama kegiatan sesuai petunjuk Pemimpin
Proyek.

1-7
SPESIFIKASI TEKNIS

BAB. II

RINGKASAN SPESIFIKASI BAHAN/MATERIAL

1. Semen : Portland Cement (PC)


2. Pasir : Pasir Pasang
3. Kerikil : Kerikil gunung (local)
4. Struktur Jalan : Rabat Beton
5. Pondasi Batu Gunung : Batu Gunung ( Pasangan 1 pc : 4 ps )
6. Timbunan : Urugan Pilihan (Sirtu), Batu Gunung

2-1
SPESIFIKASI TEKNIS

BAB III
SPESIFIKASI TEKNIS

PASAL 1
PERSYARATAN BAHAN
1.1 Bahan Rabat Jalan

Yang disebut dengan bahan rabat jalan adalah semua bahan yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan sebagai tercantum di dalam rencana kerja dan syarat-syarat serta
gambar-gambarnya.

a. Semua bahan rabat jalan harus berkualitas baik, dan mendapatkan persetujuan dari
direksi/pengawas.

b. Dalam jangka waktu 2x24 jam semua bahan-bahan yang dinyatakan ditolak oleh
direksi supaya dikeluarkan dari lokasi proyek, dan apabila ternyata bahan-bahan
tersebut masih digunakan oleh pemborong, maka direksi berhak memerintahkan
pembongkaran kembali dan segala kerugian yang diakibatkan menjadi tanggungan
pemborong sepenuhnya.

1.2 Semen Portland

Semua yang dipakai haarus berkualitas baik, sudah dikenal mereknya dan memenuhi
syarat-syarat yang tercantum di dalam NI-8 (Peraturan Semen Indonesia).

3-1
SPESIFIKASI TEKNIS

1.3 Pasangan Batu Gunung

a. Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan struktur untuk pondasi cansteen yang
ditunjukkan dalam gambar atau seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, yang
dibuat dari Pasangan Batu Gunung. Pekerjaan harus meliputi pemasokan semua bahan,
galian, penyiapan pondasi dan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan
struktur sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian, potongan dan
dimensi seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana yang diperintahkan
secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan.

b. Umumnya, pasangan batu harus digunakan hanya untuk struktur podasi dari pasangan
batu yang digunakan untuk menahan beban luar yang cukup besar. Bilamana fungsi
utama suatu pekerjaan sebagai penahan gerusan, bukan sebagai penahan beban, seperi
lapisan pekerjaan pelindung lainnya pada lereng atau disekitar ujung rabat,maka kelas
pekerjaan dibawah Pasangan Batu (Stone Massonry) dapat digunaknn seperti Pasangan
Batu Gunung dengan Mortar (Morted Stonework) atau pasangan batu kosong yang
diisi (grouted rip rap) seperti yang disyaratkan dalam gambar dan yang telah ditentukan
oleh direksi pekerjaan.
c. Pasangan yang boleh dipakai adalah jenis yang keras, permukaan kasar harus bersih,
keras, tanpa bagian yang tipis atu retak dan harus dari jenis yang diketahui awet. Bila
perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah. Batu
harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci bila
dipasang bersama-sama. Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, batu
harus memiliki ketebalan yang kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari satu setengah
kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang dari satu setengah kali lebarnya. Adukan
haruslah adukan semen yang memenuhi kebutuhan 1 Pc : 4 Psr sesuai dengan
ketentuan yang ada dalam gambar atau yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.

3-2
SPESIFIKASI TEKNIS

1.4 Timbunan Batu (Sirtu)

a. Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan material berupa batu yang dihamparkan
sepanjang badan jalan sesuai dengan gambar dan spesifikasi ini.

b. Detil pelaksanaan untuk timbunan yang tidak termasuk dalam Dokumen Kontrak pada
saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan setelah peninjauan kembali
rancangan awal selesai dikerjakan menurut rekayasa lapangan spesifikasi ini.

c. Batu untuk timbunan harus terdiri dari batu yang keras dan awet dengan sifat keausan.
Batu untuk timbunan ini haruslah bersudut tajam. Direksi Pekerjaan dapat
memerintahkan penggunaan batu yang ukurannya lebih besar jika kondisi lokasi
memungkinkan untuk mencegah gerusan air yang cukup tinggi.

1.5 Kerikil Beton (Batu Pecah 2/3)

Kerikil yang boleh dipakai adalah jenis yang keras, permukaan kasar dan jenis Blost atau
andesit yang mudah dicuci. Besar butiran diameter ½ inci sampai dengan diameter 3,1 cm.
dan kerikil tersebut tidak boleh dicampur dengan batu cadas dan dalam keadaan bersih dan
tidak mengandung lumpur, serta memenuhi persyaratan yang tercantum dalam PBI 1971
dan dapat disetujui melalui penelitian laboratorium, untuk lokasi pengambilan bahan
direkomendasikan.

1.6 Pasir

a. Pasir untuk adukan beton dipakai adalah pasir impor yang berkualitas baik dan bersih
serta memenuhi persyaratan yang tercantum dalam PBI 1971 dan harus mendapatkan
persetujuan bahan yang digunakan.

3-3
SPESIFIKASI TEKNIS

1.7 Air Kerja

a. Air kerja untuk keperluan adukan, pasangan beton, pekerjaan pasangan dan beton
harus bersih dan tidak mengandung zat kimia (garam-garam) yang merusak.

b. Bila tidak mungkin dan tidak cukup air kerja didapat dari saluran air minum setempat,
pemborong harus mengusahakan dari sumber air lainnya, dan harus memenuhi syarat.

PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

2.1 Pelaksanaan Pekerjaan

Persiapan Rabat Jalan, ukuran tinggi, pengukuran:

a. Sebelum pekerjaan dimulai pemborong harus membersihkan lokasi Daerah Milik Jalan
(DMJ) yang tersedia untuk rabat jalan dari segala macam kotoran yang mengganggu
pelaksanaan atau mempengaruhi kwalitas pelaksanaan bangunan tersebut.

b. Tinggi dasar FEIL ditentukan bersama-sama Perencana, Direksi, Pelaksanan dan


pengelola proyek dan harus disesuaikan dengan gambar kerja.

c. Pembuatan dan pemasangan papan pelaksanaan harus dibuat dari kayu, pasangannya
harus kuat dan kokoh, permukaan atas rata dan bersifat datar (waterpas).

3-4
SPESIFIKASI TEKNIS

d. Segala pekerjaan pengukuran persiapan (uitzet) termasuk tanggung jawab pemborong.

e. Pekerjaan-pekerjaan tersebut harus dilaksanakan berikut pengerjaannya dan pengadaan


segala macam bahan, dan lain-lain, meskipun hal tersebut tidak diuraikan secara
terperinci dalam RKS.

PASAL 3
PEKERJAAN TANAH

3.1 Uraian

a. Bagian ini mencakup seluruh pekerjaan yang diminta oleh bagian-bagian pekerjaan
dari Proyek ini, sebagaimana di tuntut oleh gambar-gambar RKS serta dokumen
kontrak yang saling berkaitan.

b. Sebelum pekerjaan dimulai maka pemborong wajib meneliti semua dokumen kontrak,
memriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan, meninjau tempat pekerjaan dan kondisi
yang ada, mengadakan pengukuran serta mempertimbangkan seluruh lingkup
pekerjaan yang membutuhkan penyelesaian dan kelengkapan proyek.

c. Lokasi Daerah Milik Jalan (DMJ) atau site diserahkan kepada pemborong dalam
rangka pelaksanaan pembangunan ini seperti apa adanya. Seluruh pekerjaan
pembersihan dan penyesuaian ketinggian rabat jalan, sepenuhnya menjadi tanggung
jawab pemborong.

3-5
SPESIFIKASI TEKNIS

d. Pekerjaan ini harus mencakup penebangan ,penggalian, penanganan, pembuangan atau


penumpukan tanah atau batu atau bahan lainnya dari jalan sekitarnya yang diperlukan
untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam kontrak ini.

e. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan formasi galian atau pondasi dan
umumnya untuk pembentukan profil dan penampang rabat jalan yang sesuai dengan
spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian dan penampang yang melintang yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperinyahkan oleh Direksi
Pekerjaan.

f. Kecuali untuk keperluan pembayaran, ketentuan dari seksi ini berlaku untuk semua
jenis galian yang dilakukan suhubungan dengan kontrak, dan pekerjaan galian dapaat
berupa galian biasa untuk dudukan pondasi cansteen seperti yang tercantum dalam
gambar kerja.

3.2 Pelaksanaan Pekerjaan


Persiapan Daerah Milik Jalan (DMJ), ukuran tinggi, perngukuran:

a. Sebelum pekerjaan dimulai pemborong harus membersihkan tanah rabat jalan dari
bekas kotoran-kotoran dan segala macam tanaman sampai keakar-akarnya.

b. Pekerjaan penggalian untuk pondasi tidak boleh dimulai sebelum papan dasar
pelaksanaan (bowplank) serta tinggi dasar ±0,00 dan sumbu-sumbu tiang disetujui
direksi dan/atau pengawas yang berwenang.

c. Tinggi dasar ±0,00 ditentukan bersama perencana, direksi, pelaksana dan pengelola
proyek atau disesuaikan dengan keadaan tanah.

3-6
SPESIFIKASI TEKNIS

d. Pembuatan dan pemasangan papan pelaksanaan harus dibuat dari kayu,


pemasangannya harus kuat dan kokoh, permukaan atasnya rata dan bersifat datar
(waterpass).

e. Segala pekerjaan pengukuran persiapan atau (uitzet) termasuk tanggung jawab


pemborong.

f. Pekerjaan penimbunan tanah disesuaikan dengan kondisi lahan yang akan dibangun
sesuai dengan gambar rencana serta penentuan ketinggian timbunan ditentukan
bersama pihak direksi, pelaksana dan pengelola proyek.

g. Untuk setiap pekerjaan, sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan


kepada Direksi Pekerjaan, gambar detil penampang melintang yang menunjukkan
elevasi tanah asli sebelum operasi pembersihan dan pembongkaran, atau penggalian
dilaksanakan.

h. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan gambar detil seluruh struktur
sementara yang diusulkan atau yang diperintahkan untuk digunakan, seperti penyokong
(shorting), pengaku (bracing), cofferdam, dan dinding penahan rembesan (cut-off
wall), dan gambar-gambar tersebut harus memperoleh persetujuan dari Direksi
Pekerjaan sebelum melaksanakan pekerajaan galian yang akan dilindungi oleh struktur
sementara yang diusulkan.

i. Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan untuk setiap galian untuk tanah
dasar, formasi atau pondasi yang telah selesai dikerjakan, dan bahan landasan atau
bahan lainnya tidak boleh dihampar sebelum kedalaman galian, sifat dan kekerasan
bahan pondasi disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan.

3-7
SPESIFIKASI TEKNIS

j. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu catatan tertulis tentang
lokasi, kondisi dan kuantitas tanah asli yang akan dikupas atau digali.

k. Pengamanan Pekerjaan Galian

 Kontraktor harus memikul semua tanggungjawab dalam menjamin keselamatan


pejerjaan, yang melaksanakan pekerjaan galian, penduduk dan bangunan yang
ada disekitar lokasi galian.

 Selama pelaksanaan pekerjaan galian, bilamana diperlukan, Kontraktor harus


menyokong atau mendukung struktur disekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan
dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galuan tersebut.

 Peralatan berat untuk pemindahan tanah pemadatan dan keprluan lainnya tidak
diizinkan berada atau beroperasi lebih dekat 1,5 m dari tepi galian atau galian
pondasi untuk struktur, terkecuali struktur lainnya yang telah terpasang dalam
galian dan galian tersebut telah ditimbun kembali dengan bahan yang disetujui
Direksi Pekerjaan dan telah dipadatkan.

 Dalam setiap saat bilamana pekerja atau orang lain berada dalam lokasi galian,
dimana kepala mereka, yang meskipun hanya kadang-kadang saja, berada
dibawah permukaan tanah, maka Kontraktor harus menempatkan seorang
pengawas keamanan dilokasi kerja yang tugasnya hanya memantau keamanan
dan kemajuan. Sepanjang waktu penggalian, peralatan galian cadangan (yang
belum dipakai) serta perlengkapan P3K harus tersedia pada tempat kerja galian.

 Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang (briakde)
yang cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh kedalamnya, dan

3-8
SPESIFIKASI TEKNIS

setiap galian terbuka pada lokasi jalur lalulintas maupun lokasi bahu jalan harus
diberi rambu tambahan pada malam hari berupa drum yang dicat putih (atau yang
sejenis) beserta lampu merah atau kuning guna menjamin keselamatan para
pengguna jalan, sesuai dengan yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.

 Ketentuan yang diisyaratkan dalam pemeliharaan dan Pengaturan Lalu Lintas


harus diterapkan pada seluruh galian di Daerah Milik Jalan.

l. Prosedur Umum Penggalian

 Penggalian harus dilakukan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang


ditentukan dalam Gambar atau ditunjukkan oleh DIreksi Pekerjaan dan harus
mencakup semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah,
batu, beton, pasangan batu dan bahan perkerasan lama, yang tidak diguakan
untuk pekerjaan permanen.

 Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin


terhadap bahan dibawah dan diluar batas galian.

 Bialamana bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi
dalam keadaan lepas atau lunak atau kotor atau menurut pendapat Direksi
Pekerjaan tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus seluruhnya
dipadatkan atau dibuang dan diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat,
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

 Profil galian yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara menimbun kembali
dengan bahan yang disetujui Direksi Pekerjaan dan dipadatkan.

3-9
SPESIFIKASI TEKNIS

PASAL 4
PEKERJAAN PASANGAN PONDASI

Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua bagian bangunan yang
menggunakan batu belah.

a. Bahan

Bahan untuk pondasi adalah batu belah /gunung kecuali dipersyaratkan lain, harus sesuai
dengan PUBB 1970 dan cara terbaik yang dikenal disini.

b. Material
Batu-batu harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat/retak.

c. Adukan
Pasangan batu belah/gunung untuk pondasi pematang adalah 1Pc:4Psr.

PASAL 5
PEKERJAAN TIMBUNAN BATU

5.1 Spesifikasi

a. Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan


timbunan atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk
penimbunan kembali jalan yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan

3 - 10
SPESIFIKASI TEKNIS

sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan
atau disetujui.

b. Timbunan yang dipakai untuk pekerjaan rabat adalah timbunan batu. Timbunan ini
merupakan timbunan yang akan digunakan sebagai lapis penopang (capping layer)
untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar untuk pemadatan rabat jalan.

c. Pekerjaan ini juga mencakup timbunan batu dengan manual atau dengan derek,
dikerjakan sesuai dengan spesifikasi ini dan sangat mendekati garis dan ketinggian
yang ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.

5.2 Toleransi Dimensi

a. Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi atau lebih
rendah 2 cm dari yang ditentukan atau disetujui.
b. Seluruh permukaan akhir timbunan yang ter ekspos harus cukup rata dan harus
memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas.
c. Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis
profil yang ditentukan.
d. Timbuanan tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari 20 cm
atau dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.
5.3 Persiapan Pekerjaan

a) Untuk setiap timbunan yang akan dibayar menurut ketentuan dari spesifikasi ini,
Kontraktor harus menyerahkan pengajuan kesiapan dibawah ini kepada Direksi
Pekerjaan sebelum setiap persetujuan untuk memulai pekerjaan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan:

3 - 11
SPESIFIKASI TEKNIS

 Gambar detil penampang melintang yang menunjukkan permukaan yang telah


dipersiapkan untuk penghamparan timbunan;

 Hasil pengujian kepadatan yang membuktikan bahwa pemadatan pada permukaan


yang telah disiapkan untuk timbunan yang akan dihampar cukup memadai,
bilamana diperlukan.

b) Bila diperlukan, Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut ini kepada Direksi
Pekerjaan paling lambat 14 hari sebelum tanggal yang diusulkan untuk penggunaan
pertama kalinya sebagai bahan timbunan:

 Dua contoh masing-masing 50 kg untuk setiap jenis bahan, satu contoh harus
disimpan oleh Direksi Pekerjaan untuk rujukan selama periode kontrak;

 Pernyataan tentang asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan untuk bahan
timbunan, bersama-sama dengan hasil pengujian laboratorium yang menunjukan
bahwa sifat-sifat bahan tersebut memenuhi ketentuan yang disyaratkan.

c) Bilamana diperlukan, kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut ini dengan bentuk
tertulis kepada Direksi Pekerjaan segera setelah selesainya setiap ruas pekerjaan, dan
sebelum mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan, tidak diperkenankan
menghampar bahan lain diatas pekerjaan timbunan sebelumnya:

 Hasil pengujian kepadatan seperti yang disyaratkan.

 Hasil pengukuran permukaan dan data survey yang menunjukkan bahwa toleransi
permukaan yang disyaratkan dapat dipenuhi.

3 - 12
SPESIFIKASI TEKNIS

5.4 Kondisi Tempat Kerja

a. Kontraktor harus menjamin bahwa pekerjaan harus dijaga tetap kering segera sebelum
dan selama pekerjaan penghamparan dan pemadatan, dan selama pelaksanaan
timbunan harus memiliki lerreng melintang yang cukup untuk membantu drainase
badan jalan dari setiap curahan air hujan.

b. Kontraktor harus selalu menjediakan pasokan air yang cukup untuk pengendalian kadar
air timbunan selama oprasi penghamparan dan pemadatan.

5.5 Cuaca Yang Diizinkan untuk Bekerja

Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan, dan
pemadatan tidak boleh dilaksanakan setelah hujan atau bilamana kadar air bahan berada
diluar rentan yang disyaratkan.

5.6 Penghamparan dan Pemadatan Timbunan.

1. Penyiapan Tempat Kerja

 Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak
diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dari
Spesifikasi ini.

 Bilamana tinggi timbunan satu meter atau kurang, dasar pondasi timbunan harus
dipadatkan (termasuk penggemburan dan pengeringan atau pembasahan bila

3 - 13
SPESIFIKASI TEKNIS

diperlukan) sampai 15 cm bagian permukaan atas dasar pondasi memenuhi


kepadatan yang disyaratkan untuk timbunan yang ditempatkan diatasnya.

 Bilamana timbunan akan ditempatkan pada lereng bukit atau ditempatkan diatas
timbunan lama atau yang baru dikerjakan, maka lereng lama harus dipotong
bertangga dengan lebar yang cukup sehingga memungkinkan peralatan pemadat
dapat beroperasi didaerah lereng lama sesuai seperti timbunan yang dihampar
horizontal lapis demi lapis.

2. Penghamparan Timbunan

 Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar


dalam lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal
lapisan yang disyaratkan sesuai yang ada dalam gambar.

 Bila timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke


permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan.
Penumpukan timbunan untuk persiapan biasanya tidak diperkenankan, terutama
selama musim hujan.

 Bilamana timbunan badan jalan, lereng timbunan lama harus disiapkan dengan
membuang seluruh tetumbuhan yang terdapat pada permukaan lereng dan dibuat
bertangga sehingga timbunan baru akan terkunci pada timbunan lama sedemikian
sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan. Selanjutnya timbunan yang diperlebar
harus dihampar horizontal lapis demi lapis sampai dengan elevasi tanah dasar,
yang kemudian harus ditutup secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah dan
atas sampai elevasi permukaan jalan lama sehingga bagian yang diperlebar dapat

3 - 14
SPESIFIKASI TEKNIS

dimanfaatkan oleh lalu lintas secepat mungkin, dengan demikian pembangunan


dapat dilanjutkan ke sisi jalan lainnya bilamana diperlukan.

3. Pemadatan Timbunan

 Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus


dipadatkan dengan pemadatan manual yang memadai dan disetujui Direksi
Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan dalam gambar kerja.

 Pemadatan timbunan harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air berada dalam
rentang 3% dibawah kadar air optimum sampai 1% diatas kadar air optimum.
Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering
mksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-
1989.

 Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebuh stebal 20 cm
dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar dari 5
cm serta mampu mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas timbunan batu
tersebut. Lapis penutup ini harus dilaksanakan sampai mencapai kepadatan
timbunan yang disyaratkan dalam gambar kerja. Apabila diperlukan setiap lapisan
timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disyaratkan, diuji
kepadatannya dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapisan
berikutnya dihampar.

 Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju kearah
sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha
pemadatan yang sama.

3 - 15
SPESIFIKASI TEKNIS

4. Kriteria Pemadatan untuk Timbunan Batu

 Penghamparan dan pemadatan timbunan dilaksanakan secara manual dengan cara


ditumbuk sehingga membentuk timbunan yang padat dan tak berongga.

 Penghamparan dan pemadatan timbunan harus dilaksanakan dengan menggunakan


penggilas berkisi (grid)atau pemadat bervibrasi atau peralatan berat lainnya yang
serupa. Pemadatan harus dilakukan dalam arah memanjang sepanjang timbunan,
dimulai pada tepi luar dan begerak kearah sumbu jalan, dan harus dilanjutkan
sampai tidak ada gerakan yang tampak dibawah peralatan berat. Setiap lapis harus
terdiri dari batu bergradasi menerus dan seluruh rongga pada permukaan harus
terisi dengan pecahan-pecahan batu sebelum lapis berikutnya dihampar. Timbunan
tidak boleh digunakan pada 15 cm lapisan teratas timbunan dan batu berdimensi
lebih besar dari 10 cm tidak diperkenankan untuk disertakan dalam lapisan teratas
ini.

PASAL 6
PEKERJAAN RABAT BETON

6.1 Spesifikasi

a. Pekerjaan yang disyaratkan dalam seksi ini harus mencakup pelaksanaan rabat jalan
sesuai dengan spesifikasi dan sesuai dengan garis, elevasi, kelandaian dan dimensi
yang ditunjukan dalam gambar, dan sebagaimana yang diperlukan oleh Direksi
Pekerjaan.
b. Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja, untuk pengecoran beton,
pengadaan lantai kerja, pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar
pondasi tetap kering.

3 - 16
SPESIFIKASI TEKNIS

c. Mutu beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam
kontrak haruslah seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau seksi lain yang
berhubungan dengan Spesifikasi ini atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
d. Syarat dari PBI NI-2 1971 harus diterapkan sepenuhnya pada semua pekerjaan beton
yang dilaksanakan dalam Komtrak ini, kecuali terdapat pertentangan dengan ketentuan
dalam Spesifikasi ini, dalam hal ini ketentuan dalam Spesifikasi ini yang harus dipakai.
Spesifikasi ini meliputi pekerjaan rabat beton yang diperlukan. Semua pekerjaan ini
harus mangikuti Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1971. Sepanjang tidak diatur dalam
Spesifikasi ini.
e. Kelas dan mutu beton (Mutu K 175)
Untuk pekerjaan ini dipakai kelas dan mutu beton dengan campuran minimal 1Pc :
3Psr : 5 Krl.
f. Persiapan pekerjaan

 Kontraktor harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak digunakan
dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan yang disyaratkan dalam
Spesifikasi ini.

 Kontraktor harus mengirimkan rancangan campuran untuk masing-masing mutu


beton yang diusulkan untuk digunakan digunakan selama 30 hari sebelum
pekerjaan pengecoran beton dimulai.

 Kontraktor harus segera mmenyerahkan secara tertulis hasil dari seluruh pengujian
pengendalian mutu yang disyaaratkan sedemikian hingga data tersebut selalu
tersedia atau bila diperlukan oleh Direksi Pekerjaan.

3 - 17
SPESIFIKASI TEKNIS

 Pengujian kuat beton yang harus dilaksanakan minimum meliputi pengujian kuat
tekan beton yang berumur 3 hari, 7 hari, 14 hari, dan 28 hari setelah tanggal
pencampuran.

 Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24


jam sebelum tanggal rencana mulai melakukan pencampuran atau pengecoran
beton rabat jalan.

g. Penyimpanan dan Perlindungan bahan

 Untuk penyimpanan semen, Kontraktor harus menyediakan tempat yang tahan


cuaca yang kedap udara dan mempunyai lantai kayu yang lebih tinggi dari tanah
disekitarnya dan ditutup dengan lembar polyethylene (plastik). Sepanjang waktu,
tumpukan kantung semen harus ditutup dengan plastic.

h. Kondisi Tempat Kerja

 Kontraktor harus menjaga temperatur semua bahan, terutama agregat kasar, dengan
temperatur dengan tingkat yang serendah mungkin dan harus dijaga agar selalu di
bawah 30oC sepanjang waktu pengecoran. Sebagai tambahan, Kontraktor tidak
boleh melakukan pengecoran bilamana:
1) Tingkat penguapan melampaui 1,0 kg/m2/jam.
2) Lengas nisbi dari udara kurang dari 40%.
3) Tidak diizinkan oleh Direksi Pekerjaan, selama turub hujan atau bila udara
penuh dengan debu atau tercemar.

3 - 18
SPESIFIKASI TEKNIS

i. Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak Memenuhi Ketentuan

1) Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak Memenuhi Ketentuan) Prbaikan atas
pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang disyaratkan atau yang
tidak memiliki permukaan akhir yang memenuhi ketentuan, atau yang tidak
memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan, harus megikuti petunjuk yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan dapat meliputi:
 Perubahan proporsi campuran beton untuk sisa pekerjaan yang belum
dikerjakan;
 Tambahan perawatan pada bagian struktur yang hasil penujiannya gagal;
 Perkuatan atau pembongkaran menyeluruh dan penggantian bagian pekerjaan
yang dipandang tidak memenuhi ketentuan.

2) Bilamana terjadi perbedaan pendapat dalam mutu pekerjaan beton atau adanya
kerugian dari data pengujian yang ada, Direksi Pekerjaan dapat meminta
Kontraktor melakukan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menjamin
bahwa mutu pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat dinilai dengan adil. Biaya
pengujian tambahan tersebut haruslah menjadi tanggung jawab Kontraktor.

3) Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser haruslah sesuai dengan
ketentuan yang ada dari Spesifikasi ini.

j. Bahan

1) Semen
 Semen yang diguanakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen Portland
yang memenuhi AASHTO M85 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IVA.
Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, bahan tambahan (aditif)

3 - 19
SPESIFIKASI TEKNIS

yang dapat menghasilkan gelembung udara dalam campuran tidak boleh


digunakan.
 Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, hanya satu merk semen
pertland yang dapat diguanakan di dalam proyek.

2) Air
Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian lainnya
harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam,
basa, gula atau organik. Air akan diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi
nketentuan dalam AASHTO T26. Air yang diketahi dapat diminum dapat
digunakan tanpa pengujian.bilamana timbul keragu-raguan atas mutu air yang
diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan maka harus
diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen + pasir dengan
memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling atau air minum. Air
yang diusulkan dapat digunakan bilamana kuat tekan mortar dengan air tersebut
pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90% keat tekan mortar dengan air suling
atau minum pada periode perawatan yang sama

k. Pencampuran Penakaran

1. Rancangan Campuran
Proporsi bahan dan berat penakaran harus ditentukan dengan menggunakan metode
yang disyaratkan dalam PBI dan sesuai dengan batas-batas yang diberikan

2. Beton yang tidak memenuhi ketentuan “slump” umumnya tidak boleh digunakan
pada pekerjaan, tekecuali bila Direksi Pekerjaan dalam beberapa hal menyetujui
penggunaannya dalam kuantitas kecil untuk bagian tertentu dengan pembebanan
ringan. Kelecakan (workability) dan tekstur campuran harus sedemikian rupa

3 - 20
SPESIFIKASI TEKNIS

sehingga beton dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga atau celah
atau gelembung udara atau gelembung air, dan sedemikian rupa sehingga pada saat
pembongkaran acuan diperoleh permukaan yang rata, halus dan padat.

3. Diraksi Pekerjaan dapat pula menghentikan pekerjaan dan/atau memerintahkan


Kontraktor mengambil tindakan perbaikan untuk meningkatkan mutu campuran
atas dasar hasil pengujian kuat tekan beton berumur 3 hari. Dalam keadaan
demikian, kontraktor harus segera menghentikan pegecoran beton yang
dipertanyakan tetapi dapat memilih menunggu sampai hasil pengujian kuat tekan
beton berumur 7 hari diperoleh, sebelum menerapkan tindakan perbaikan, pada
waktu tersebut Direksi Pekerjaan akan menelaah kedua hasil pengujian yang
berumur 3 hari dan 7 hari, dan dapat segera memerintahkan tindakan perbaikan
yang dipandang perlu.
4. Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan dapat mencakup
pembongkran dan penggantian seluruh beton tidak boleh berdasarkan padahasil
pengujian kuat tekan beton berumur3 hari sajal, terkecuali bila Kontraktor dan
Direksi Pekerjaan keduanya sepakat dengan perbaikan tersebut.
5. Penyesuaian Campuran
 Penyesuaian Sifat Kelecakan (Workability)
Bila sulit memperoleh sifat kelecakan beton dengan proporsi yang semula
dirancang oleh Direksi Pekerjaan, maka Kontraktor akan melakukan
perubahan pada bert agregat sebagaimana diperlukan, asalkan dalam hal
mapapun kadar semen yang semula dirancang ridak berubah, juga rasio
air/semen yang telah ditentukan berdasarkan pengujian kuat tekan yang
menghasilkan kuat tekan yang memenuhi, tidak dinaikkan. Pengadukan
kembali beton yang telah dicampur dengan cara menambah air atau oleh cara
lain tidak akan diperkenankan. Bahan tambah (aditif) untuk meningkatkan

3 - 21
SPESIFIKASI TEKNIS

sifat kelecakan hanya diizinkan bila secara khusus telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
 Penyesuaian Kekuatan
Bilamana beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan atau disetujui,
kadar semen harus ditingkatkan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
 Penyesuaian Untuk Bahan-bahan baru
Perubahan sumber bahan atau karakteristik bahan tidak boleh dilakukan
tanpa pemberitahuan tertulis kepada direksi pekerjaan atau bahan baru
tidak boleh digunakan sampai Direksi Pekerjaan menerima bahan
tersebut secara tertulis dan menetapkan proporsi baru berdasarkan
atashasil pengujian campuran percobaan baru yang dilakukan oleh
Kontraktor.

6. Penakaran Agregat
a. Seluruh komponen beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan
semen kemasan dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga
kuantitas semen yang digunakan adalah setara dengan satu-satuan atau
kebulatan dari jumlah zak semen.agregat harus diukur beratnya secara terpisah.
Ukuran setiap penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat pencampur.
b. Sebelum penakaran, agregat harus dibasahi samapi jenuh dan dipertahankan
dalam kondisi lembab, pada kadar yang mendekati keadaan jenuh-kering
permukaan, dengan menyemprot tumpukan agregatdengan air secara berkala.
Pada saat penakaran, agregat harus telah dibasahi paling sedikit 12 jam
sebelumnya untuk menjamin pengaliran yang memadai dari tumpukan agregat.

3 - 22
SPESIFIKASI TEKNIS

7. Pencampuran
 Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis
dan ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang merata
dari seluruh bahan.
 Pencampuran harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur
yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan
dalam setiap penakaran.
 Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan semen yang telah
ditakar, dan selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.
 Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan kedalam
campuran bahan yang kering. Seluruh air harus dimasukkan sebelum waktu
pencamuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran untuk
mesin berkapasitas 3 4m3 atau kurang haruslah 1,5 menit; untuk mesin yang
lebih besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5m3.
 Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampur, Direksi Pekerjaan
dapat menyetujui pencampuran beton dengan cara manual, sedekat mungkin
dengan tempat pengecoran. Penggunaan pencampuran beton dengan cara
manual harus dibatasi pada beton nonstruktural.

8. Pelaksanaan pengecoran
a. Pengecoran
 Kontraktor harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara tertulis paling
sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton rabat jalan, atau
meneruskan pengecoran beton rabat jalan bilamana pengecoran beton telah
ditunda lebih dari 24 jam. Pemberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi
pekerjaan, mutu beton rabat jalan dan tanggal serta waktu pencampuran
beton rabat jalan. Direksi Pekerjaan akan memberi tanda terima atas

3 - 23
SPESIFIKASI TEKNIS

pemberitahuan tersebut dan akan memeriksa acuan, dan tulangan dan dapat
mengeluarkan persetujuan tertulis maupun tidak untuk memulai
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang direncanakan. Kontraktor tidak
boleh melaksanakan pengecoran beton rabat jalan tanpa persetujuan tertulis
dari Direksi Pekerjaan.
 Tidak bertentangan dengan diterbitkanya suatu persetujuan untuk memuali
pengecoran, pengecoran beton rabat jalan tidak boleh dilaksanakan
bilamana Direksi Pekerjaan atau wakilnya tidak hadir unruk menyaksikan
operasi pencampuran dan pengecoran secara keseluruhan.
 Pengecoran beton rabat jalan harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai
dengan sambungan konstruksi (costruction joint) yang telahdisetujui
sebelumnya atau sampaai pekerjaan selesai.
 Beton rabat jalan harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari
segregasi partikel kasar dan halus dari campuran. Bor harus dicor dalam
cetakan sedekat mungkin dengan yang dapat dicapai pada posisi akhir
beton untuk mencegah pengaliran yang tidak boleh melampaui satu meter
dari tempat awal pengecoran.
 Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan yang sedemikian rupa hingga
campuran beton yang telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu
dengan campuran beton yang baru.
 Air tidak boleh dialirkan diatas atau dinaikkan kepermukaan pekerjaan
beton dalam waktu 24 jam setelah pengecoran.

PASAL 7
KETENTUAN TAMBAHAN

1) Pemborong harus melaksanakan sendiri pekerjaan ini dan tidak boleh menyerahkan sebagian
atau seluruh pekerjaan kepada pihak ketiga.

3 - 24
SPESIFIKASI TEKNIS

2) Pemborong diwajibkan mengatur tata tertib dan keamanan dalam pelaksanaan pekerjaan.
3) Pemborong bertanggung jawab atas segala kejadian/keselamatan kerja bagi karyawan atau
pekerjanya sesuai peraturan/undang-undang keselamatan kerja yang berlaku.
4) Pemborong/rekanan harus dapat menyelesaikan secara keseluruhan (100%) sesuai dengan
ketentuan yang dipersyaratkan.
5) Hal-hal yang belum terbantum dalam Gambar Kerja serta Rencana Kerja dan Syarat-syarat
pekerjaan ini akan disampaikan oleh direksi secara tertulis.
6) Jika pada pelaksanaan pekerjaan terdapat ukuran atau hal-hal yang keliru/menyimpang, maka
Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi dan menanyakan hal-hal yang belum kelas
tersebut untuk diberikan arahan.
7) Pemborong tidak dibenarkan menginterpretasikan sendiri hal-hal yang belum dimengerti, dan
jika hal itu terjadi maka menjadi tanggung jawab/kesalahan Kontraktor.
8) Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, pemborong wajib meneliti semua bagian pekerjaan
yang belum sempurna dan harus memperbaikinya.
9) Selama masa pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki
segala cacat yang timbul, sehingga apabila penyerahan kedua dilaksanakan pekerjaan telah
benar-benar sempurna.
10) Pembersihan akhir dilakukan disekitar lokasi pekerjaan, sesuai dengan intruksi Direksi

PASAL 8
PENUTUP
1) Ukuran duga (Feil) dan ukuran tinggi ditentukan dalam gambar. Pemborong wajib
memeriksa semua ukuran ini didalam pelaksanaan, sehingga betul-betul sesuai dengan
gambar dalam skala besar itulah yang betul. Dalam hal seperti ini pemborong wajib
menanyakan kepada pihak pengawas pekerjaan. Bila terjadi ukuran keliru/menyimpang
dari gambar tanpa pemberitahuan atau melaporkan hal ini adalah kesalahan/tanggung
jawab pemborong.

3 - 25
SPESIFIKASI TEKNIS

2) Pembersihan/penyelesaian
a. Pembersihan diadakan disekitar lokasi Daerah Milik Jalan (DMJ)
b. Semua sisa bahan rabat jalan yang tidak digunakan segera disingkirkan dari lokasi
pekerjaan (sesuai dengan petunjuk Direksi)
Meskipun dalam RKS ini terdapat ukuran pekerjaan dan uraia bahan-bahan tidak diuraikan
yang harus dilaksanakan oleh pemborong tetapi disebutkan dalam penjelasan pekerjaan
maka pekerjaan tersebut dianggap teurai dalam RKS.

Kendari, …… 2023

Di buat oleh:
CV. PLADESY CONSULTANT

GALIH ADI SULISTYO


Direktur

3 - 26

Anda mungkin juga menyukai