SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANA :
SPESIFIKASI TEKNIS
BAB. I
SYARAT-SYARAT UMUM
1-1
SPESIFIKASI TEKNIS
2.2. Bilamana terdapat ketidak sesuaian antara gambar dengan RKS, maka yang mengikat
dan berlaku adalah RKS. Bilamana suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang
lain, maka gambar yang mempunyai skala lebih besar yang berlaku.
2.3. Bila perbedaan-perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam
pelaksanaan dapat menimbulkan kesalahan, Kontraktor wajib menanyakan kepada
Pimpinan Kegiatan atau Pengawas Lapangan yang ditunjuk Pemilik kegiatan dan
mengikuti keputusannya.
PASAL 3. JADWAL PELAKSANAAN
3.1. Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, Kontraktor wajib membuat Rencana
Pelaksanaan secara terperinci berupa Barchart dan S-Curve.
3.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah diajukan kepada Pemilik kegiatan, paling lambat
7 (tujuh) hari kalender setelah SPMK diterima Kontraktor.
3.3. Rencana Kerja yang telah disahkan oleh Pemilik kegiatan harus ditempel di
bangsal/direksikeet lapangan, yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan
(Presentasi Kerja).
3.4. Pengawas Lapangan akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan grafik
Rencana Kerja tersebut.
PASAL 4. LAPORAN
4.1. Kontraktor wajib membuat Laporan Harian, Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan
sebagai resume dari laporan harian dan mingguan selama masa pelaksanaan, yang
akan diperiksa dan disetujui oleh Pengawas Lapangan dan Pimpinan Kegiatan yang
memuat hal-hal:
a. Jumlah tenaga menurut jenis/jabatan
b. Jumlah dan jenis bahan yang masuk yang disetujui dan ditolak
c. Kegiatan, volume dan satuan pekerjaan secara terperinci.
d. Keadaan cuaca dan kejadian-kejadian lain
e. Peralatan yang dipakai
f. Anjuran/perintah kepada Kontraktor.
4.2. Laporan harian ini dibuat dalam rangkap dan bentuk yang telah ditetapkan.
1-2
SPESIFIKASI TEKNIS
5.1. Kontraktor wajib menetapkan seorang kuasanya di lapangan atau biasa disebut Site
Manager, yang cakap untuk memimpin, bertanggung jawab penuh terhadap
pelaksanaan pekerjaan dan memiliki pengalaman teknis dalam pekerjaan jalan.
Penetapan ini harus dikuatkan dengan Surat Tugas/ Surat Pengangkatan resmi dari
Kontraktor ditujukan kepada Pemilik kegiatan.
5.2. Site Manager harus memiliki latar belakang pendidikan S1 Teknik Sipil.
5.3. Selain Site Manager, Kontraktor diwajibkan pula, memberi tahu secara tertulis kepada
Pemilik kegiatan susunan Organisasi Lapangan lengkap dengan nama dan jabatannya
masing-masing.
5.4. Bila kemudian hari menurut pendapat Pemilik kegiatan atau Pelaksana Lapangan, Site
Manager kurang mampu melaksanakan tugasnya, maka Kontraktor akan diberitahu
secara tertulis untuk mengganti Site Manager.
Dalam waktu 4 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya Surat Pemberitahuan, Kontraktor
harus sudah menunjuk/mengajukan Site Manager baru untuk mendapat persetujuan
Pemilik kegiatan.
1-3
SPESIFIKASI TEKNIS
6.6. Berita acara tersebut digunakan sebagai dasar untuk permohonan pembayaran
pekerjaan atau borongan.
1-4
SPESIFIKASI TEKNIS
10.1. Kontraktor harus membuat bangsal kerja, tempat istirahat pekerja, tempat makan dan
gudang penyimpanan barang-barang.
10.2. Penempatan bangunan tersebut di atas akan ditentukan kemudian oleh Kontraktor atas
persetujuan Pimpinan Kegiatan.
10.3. Segala biaya yang diperlukan untuk pembuatan bangunan tersebut di atas dan
peralatan yang dibutuhkan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan dianggap telah
termasuk harga kontrak/borongan.
1-5
SPESIFIKASI TEKNIS
11.1. Penyimpanan bahan-bahan/material bangunan yang telah diperiksa dan disetujui oleh
Pengawasa Lapangan, harus diatur penempatannya sedemikian rupa sehingga
memudahkan dalam pengambilan dan menjaga agar tetap memenuhi syarat-syarat
penyimpanan untuk menghindari kerusakan atau menurunnya mutu bahan/material
bangunan tersebut.
11.2. Tempat penimbunan bahan/material bangunan tersebut harus mendapat persetujuan
Pengawasa Lapangan, penimbunan bahan/material yang ada dalam gudang maupun
yang berada di lapangan terbuka dalam areal proyek harus diatur sedemikian rupa agar
tidak mengganggu kelancaran dan keamanan umum, juga memudahkan jalannya
pemeriksaan dan penelitian bahan/material oleh Pengawas Lapangan.
11.3. Selama berlangsungnya pembangunan/pekerjaan fisik, kebersihan areal kerja,
direksikeet, gudang, bangsal/los kerja dan bangunan lainnya yang ada dalam areal
proyek harus tetap terjaga, tertib dan rapi.
11.4. Bahan/material yang telah ditolak oleh Pengawasa Lapangan harus dikelurkan dari
areal proyek secepatnya selambat-lambatnya pada hari yang sama saat penolakan
dinyatakan. Terhadap kelalaian ini Pimpinan Kegiatan dapat memberhentikan seluruh
pekerjaan, dan seluruh akibat dari pemberhentian tersebut seluruhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
1-6
SPESIFIKASI TEKNIS
a. Harga-harga dan Daftar Perincian Harga Penawaran harus dipakai sebagai dasar
dalam menentukan penilaian dari pekerjaan yang bersifat sama yang
dilaksanakan dengan syarat-syarat serupa.
b. Harga-harga dalam Daftar Perincian Harga Penawaran dimana pekerjaan tidak
serupa atau dikerjakan dengan syarat-syarat yang serupa, merupakan dasar
harga untuk pekerjaan yang sifatnya sejauh bisa dianggap layak.
c. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak terdapat didalam Daftar Perincian Harga
Penawaran, maka Harga Satuan dapat ditentukan bersama antara Kontraktor
dengan Pimpinan Kegiatan dan harus mendapat persetujuan dari Pemilik
kegiatan.
1-7
SPESIFIKASI TEKNIS
BAB. II
2-1
SPESIFIKASI TEKNIS
BAB III
SPESIFIKASI TEKNIS
PASAL 1
PERSYARATAN BAHAN
1.1 Bahan Rabat Jalan
Yang disebut dengan bahan rabat jalan adalah semua bahan yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan sebagai tercantum di dalam rencana kerja dan syarat-syarat serta
gambar-gambarnya.
a. Semua bahan rabat jalan harus berkualitas baik, dan mendapatkan persetujuan dari
direksi/pengawas.
b. Dalam jangka waktu 2x24 jam semua bahan-bahan yang dinyatakan ditolak oleh
direksi supaya dikeluarkan dari lokasi proyek, dan apabila ternyata bahan-bahan
tersebut masih digunakan oleh pemborong, maka direksi berhak memerintahkan
pembongkaran kembali dan segala kerugian yang diakibatkan menjadi tanggungan
pemborong sepenuhnya.
Semua yang dipakai haarus berkualitas baik, sudah dikenal mereknya dan memenuhi
syarat-syarat yang tercantum di dalam NI-8 (Peraturan Semen Indonesia).
3-1
SPESIFIKASI TEKNIS
a. Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan struktur untuk pondasi cansteen yang
ditunjukkan dalam gambar atau seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, yang
dibuat dari Pasangan Batu Gunung. Pekerjaan harus meliputi pemasokan semua bahan,
galian, penyiapan pondasi dan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan
struktur sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian, potongan dan
dimensi seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana yang diperintahkan
secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan.
b. Umumnya, pasangan batu harus digunakan hanya untuk struktur podasi dari pasangan
batu yang digunakan untuk menahan beban luar yang cukup besar. Bilamana fungsi
utama suatu pekerjaan sebagai penahan gerusan, bukan sebagai penahan beban, seperi
lapisan pekerjaan pelindung lainnya pada lereng atau disekitar ujung rabat,maka kelas
pekerjaan dibawah Pasangan Batu (Stone Massonry) dapat digunaknn seperti Pasangan
Batu Gunung dengan Mortar (Morted Stonework) atau pasangan batu kosong yang
diisi (grouted rip rap) seperti yang disyaratkan dalam gambar dan yang telah ditentukan
oleh direksi pekerjaan.
c. Pasangan yang boleh dipakai adalah jenis yang keras, permukaan kasar harus bersih,
keras, tanpa bagian yang tipis atu retak dan harus dari jenis yang diketahui awet. Bila
perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah. Batu
harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci bila
dipasang bersama-sama. Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, batu
harus memiliki ketebalan yang kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari satu setengah
kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang dari satu setengah kali lebarnya. Adukan
haruslah adukan semen yang memenuhi kebutuhan 1 Pc : 4 Psr sesuai dengan
ketentuan yang ada dalam gambar atau yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
3-2
SPESIFIKASI TEKNIS
a. Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan material berupa batu yang dihamparkan
sepanjang badan jalan sesuai dengan gambar dan spesifikasi ini.
b. Detil pelaksanaan untuk timbunan yang tidak termasuk dalam Dokumen Kontrak pada
saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan setelah peninjauan kembali
rancangan awal selesai dikerjakan menurut rekayasa lapangan spesifikasi ini.
c. Batu untuk timbunan harus terdiri dari batu yang keras dan awet dengan sifat keausan.
Batu untuk timbunan ini haruslah bersudut tajam. Direksi Pekerjaan dapat
memerintahkan penggunaan batu yang ukurannya lebih besar jika kondisi lokasi
memungkinkan untuk mencegah gerusan air yang cukup tinggi.
Kerikil yang boleh dipakai adalah jenis yang keras, permukaan kasar dan jenis Blost atau
andesit yang mudah dicuci. Besar butiran diameter ½ inci sampai dengan diameter 3,1 cm.
dan kerikil tersebut tidak boleh dicampur dengan batu cadas dan dalam keadaan bersih dan
tidak mengandung lumpur, serta memenuhi persyaratan yang tercantum dalam PBI 1971
dan dapat disetujui melalui penelitian laboratorium, untuk lokasi pengambilan bahan
direkomendasikan.
1.6 Pasir
a. Pasir untuk adukan beton dipakai adalah pasir impor yang berkualitas baik dan bersih
serta memenuhi persyaratan yang tercantum dalam PBI 1971 dan harus mendapatkan
persetujuan bahan yang digunakan.
3-3
SPESIFIKASI TEKNIS
a. Air kerja untuk keperluan adukan, pasangan beton, pekerjaan pasangan dan beton
harus bersih dan tidak mengandung zat kimia (garam-garam) yang merusak.
b. Bila tidak mungkin dan tidak cukup air kerja didapat dari saluran air minum setempat,
pemborong harus mengusahakan dari sumber air lainnya, dan harus memenuhi syarat.
PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Sebelum pekerjaan dimulai pemborong harus membersihkan lokasi Daerah Milik Jalan
(DMJ) yang tersedia untuk rabat jalan dari segala macam kotoran yang mengganggu
pelaksanaan atau mempengaruhi kwalitas pelaksanaan bangunan tersebut.
c. Pembuatan dan pemasangan papan pelaksanaan harus dibuat dari kayu, pasangannya
harus kuat dan kokoh, permukaan atas rata dan bersifat datar (waterpas).
3-4
SPESIFIKASI TEKNIS
PASAL 3
PEKERJAAN TANAH
3.1 Uraian
a. Bagian ini mencakup seluruh pekerjaan yang diminta oleh bagian-bagian pekerjaan
dari Proyek ini, sebagaimana di tuntut oleh gambar-gambar RKS serta dokumen
kontrak yang saling berkaitan.
b. Sebelum pekerjaan dimulai maka pemborong wajib meneliti semua dokumen kontrak,
memriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan, meninjau tempat pekerjaan dan kondisi
yang ada, mengadakan pengukuran serta mempertimbangkan seluruh lingkup
pekerjaan yang membutuhkan penyelesaian dan kelengkapan proyek.
c. Lokasi Daerah Milik Jalan (DMJ) atau site diserahkan kepada pemborong dalam
rangka pelaksanaan pembangunan ini seperti apa adanya. Seluruh pekerjaan
pembersihan dan penyesuaian ketinggian rabat jalan, sepenuhnya menjadi tanggung
jawab pemborong.
3-5
SPESIFIKASI TEKNIS
e. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan formasi galian atau pondasi dan
umumnya untuk pembentukan profil dan penampang rabat jalan yang sesuai dengan
spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian dan penampang yang melintang yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperinyahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
f. Kecuali untuk keperluan pembayaran, ketentuan dari seksi ini berlaku untuk semua
jenis galian yang dilakukan suhubungan dengan kontrak, dan pekerjaan galian dapaat
berupa galian biasa untuk dudukan pondasi cansteen seperti yang tercantum dalam
gambar kerja.
a. Sebelum pekerjaan dimulai pemborong harus membersihkan tanah rabat jalan dari
bekas kotoran-kotoran dan segala macam tanaman sampai keakar-akarnya.
b. Pekerjaan penggalian untuk pondasi tidak boleh dimulai sebelum papan dasar
pelaksanaan (bowplank) serta tinggi dasar ±0,00 dan sumbu-sumbu tiang disetujui
direksi dan/atau pengawas yang berwenang.
c. Tinggi dasar ±0,00 ditentukan bersama perencana, direksi, pelaksana dan pengelola
proyek atau disesuaikan dengan keadaan tanah.
3-6
SPESIFIKASI TEKNIS
f. Pekerjaan penimbunan tanah disesuaikan dengan kondisi lahan yang akan dibangun
sesuai dengan gambar rencana serta penentuan ketinggian timbunan ditentukan
bersama pihak direksi, pelaksana dan pengelola proyek.
h. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan gambar detil seluruh struktur
sementara yang diusulkan atau yang diperintahkan untuk digunakan, seperti penyokong
(shorting), pengaku (bracing), cofferdam, dan dinding penahan rembesan (cut-off
wall), dan gambar-gambar tersebut harus memperoleh persetujuan dari Direksi
Pekerjaan sebelum melaksanakan pekerajaan galian yang akan dilindungi oleh struktur
sementara yang diusulkan.
i. Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan untuk setiap galian untuk tanah
dasar, formasi atau pondasi yang telah selesai dikerjakan, dan bahan landasan atau
bahan lainnya tidak boleh dihampar sebelum kedalaman galian, sifat dan kekerasan
bahan pondasi disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan.
3-7
SPESIFIKASI TEKNIS
j. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu catatan tertulis tentang
lokasi, kondisi dan kuantitas tanah asli yang akan dikupas atau digali.
Peralatan berat untuk pemindahan tanah pemadatan dan keprluan lainnya tidak
diizinkan berada atau beroperasi lebih dekat 1,5 m dari tepi galian atau galian
pondasi untuk struktur, terkecuali struktur lainnya yang telah terpasang dalam
galian dan galian tersebut telah ditimbun kembali dengan bahan yang disetujui
Direksi Pekerjaan dan telah dipadatkan.
Dalam setiap saat bilamana pekerja atau orang lain berada dalam lokasi galian,
dimana kepala mereka, yang meskipun hanya kadang-kadang saja, berada
dibawah permukaan tanah, maka Kontraktor harus menempatkan seorang
pengawas keamanan dilokasi kerja yang tugasnya hanya memantau keamanan
dan kemajuan. Sepanjang waktu penggalian, peralatan galian cadangan (yang
belum dipakai) serta perlengkapan P3K harus tersedia pada tempat kerja galian.
Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang (briakde)
yang cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh kedalamnya, dan
3-8
SPESIFIKASI TEKNIS
setiap galian terbuka pada lokasi jalur lalulintas maupun lokasi bahu jalan harus
diberi rambu tambahan pada malam hari berupa drum yang dicat putih (atau yang
sejenis) beserta lampu merah atau kuning guna menjamin keselamatan para
pengguna jalan, sesuai dengan yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.
Bialamana bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi
dalam keadaan lepas atau lunak atau kotor atau menurut pendapat Direksi
Pekerjaan tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus seluruhnya
dipadatkan atau dibuang dan diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat,
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Profil galian yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara menimbun kembali
dengan bahan yang disetujui Direksi Pekerjaan dan dipadatkan.
3-9
SPESIFIKASI TEKNIS
PASAL 4
PEKERJAAN PASANGAN PONDASI
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua bagian bangunan yang
menggunakan batu belah.
a. Bahan
Bahan untuk pondasi adalah batu belah /gunung kecuali dipersyaratkan lain, harus sesuai
dengan PUBB 1970 dan cara terbaik yang dikenal disini.
b. Material
Batu-batu harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat/retak.
c. Adukan
Pasangan batu belah/gunung untuk pondasi pematang adalah 1Pc:4Psr.
PASAL 5
PEKERJAAN TIMBUNAN BATU
5.1 Spesifikasi
3 - 10
SPESIFIKASI TEKNIS
sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan
atau disetujui.
b. Timbunan yang dipakai untuk pekerjaan rabat adalah timbunan batu. Timbunan ini
merupakan timbunan yang akan digunakan sebagai lapis penopang (capping layer)
untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar untuk pemadatan rabat jalan.
c. Pekerjaan ini juga mencakup timbunan batu dengan manual atau dengan derek,
dikerjakan sesuai dengan spesifikasi ini dan sangat mendekati garis dan ketinggian
yang ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
a. Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi atau lebih
rendah 2 cm dari yang ditentukan atau disetujui.
b. Seluruh permukaan akhir timbunan yang ter ekspos harus cukup rata dan harus
memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas.
c. Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis
profil yang ditentukan.
d. Timbuanan tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari 20 cm
atau dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.
5.3 Persiapan Pekerjaan
a) Untuk setiap timbunan yang akan dibayar menurut ketentuan dari spesifikasi ini,
Kontraktor harus menyerahkan pengajuan kesiapan dibawah ini kepada Direksi
Pekerjaan sebelum setiap persetujuan untuk memulai pekerjaan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan:
3 - 11
SPESIFIKASI TEKNIS
b) Bila diperlukan, Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut ini kepada Direksi
Pekerjaan paling lambat 14 hari sebelum tanggal yang diusulkan untuk penggunaan
pertama kalinya sebagai bahan timbunan:
Dua contoh masing-masing 50 kg untuk setiap jenis bahan, satu contoh harus
disimpan oleh Direksi Pekerjaan untuk rujukan selama periode kontrak;
Pernyataan tentang asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan untuk bahan
timbunan, bersama-sama dengan hasil pengujian laboratorium yang menunjukan
bahwa sifat-sifat bahan tersebut memenuhi ketentuan yang disyaratkan.
c) Bilamana diperlukan, kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut ini dengan bentuk
tertulis kepada Direksi Pekerjaan segera setelah selesainya setiap ruas pekerjaan, dan
sebelum mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan, tidak diperkenankan
menghampar bahan lain diatas pekerjaan timbunan sebelumnya:
Hasil pengukuran permukaan dan data survey yang menunjukkan bahwa toleransi
permukaan yang disyaratkan dapat dipenuhi.
3 - 12
SPESIFIKASI TEKNIS
a. Kontraktor harus menjamin bahwa pekerjaan harus dijaga tetap kering segera sebelum
dan selama pekerjaan penghamparan dan pemadatan, dan selama pelaksanaan
timbunan harus memiliki lerreng melintang yang cukup untuk membantu drainase
badan jalan dari setiap curahan air hujan.
b. Kontraktor harus selalu menjediakan pasokan air yang cukup untuk pengendalian kadar
air timbunan selama oprasi penghamparan dan pemadatan.
Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan, dan
pemadatan tidak boleh dilaksanakan setelah hujan atau bilamana kadar air bahan berada
diluar rentan yang disyaratkan.
Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak
diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dari
Spesifikasi ini.
Bilamana tinggi timbunan satu meter atau kurang, dasar pondasi timbunan harus
dipadatkan (termasuk penggemburan dan pengeringan atau pembasahan bila
3 - 13
SPESIFIKASI TEKNIS
Bilamana timbunan akan ditempatkan pada lereng bukit atau ditempatkan diatas
timbunan lama atau yang baru dikerjakan, maka lereng lama harus dipotong
bertangga dengan lebar yang cukup sehingga memungkinkan peralatan pemadat
dapat beroperasi didaerah lereng lama sesuai seperti timbunan yang dihampar
horizontal lapis demi lapis.
2. Penghamparan Timbunan
Bilamana timbunan badan jalan, lereng timbunan lama harus disiapkan dengan
membuang seluruh tetumbuhan yang terdapat pada permukaan lereng dan dibuat
bertangga sehingga timbunan baru akan terkunci pada timbunan lama sedemikian
sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan. Selanjutnya timbunan yang diperlebar
harus dihampar horizontal lapis demi lapis sampai dengan elevasi tanah dasar,
yang kemudian harus ditutup secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah dan
atas sampai elevasi permukaan jalan lama sehingga bagian yang diperlebar dapat
3 - 14
SPESIFIKASI TEKNIS
3. Pemadatan Timbunan
Pemadatan timbunan harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air berada dalam
rentang 3% dibawah kadar air optimum sampai 1% diatas kadar air optimum.
Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering
mksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-
1989.
Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebuh stebal 20 cm
dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar dari 5
cm serta mampu mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas timbunan batu
tersebut. Lapis penutup ini harus dilaksanakan sampai mencapai kepadatan
timbunan yang disyaratkan dalam gambar kerja. Apabila diperlukan setiap lapisan
timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disyaratkan, diuji
kepadatannya dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapisan
berikutnya dihampar.
Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju kearah
sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha
pemadatan yang sama.
3 - 15
SPESIFIKASI TEKNIS
PASAL 6
PEKERJAAN RABAT BETON
6.1 Spesifikasi
a. Pekerjaan yang disyaratkan dalam seksi ini harus mencakup pelaksanaan rabat jalan
sesuai dengan spesifikasi dan sesuai dengan garis, elevasi, kelandaian dan dimensi
yang ditunjukan dalam gambar, dan sebagaimana yang diperlukan oleh Direksi
Pekerjaan.
b. Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja, untuk pengecoran beton,
pengadaan lantai kerja, pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar
pondasi tetap kering.
3 - 16
SPESIFIKASI TEKNIS
c. Mutu beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam
kontrak haruslah seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau seksi lain yang
berhubungan dengan Spesifikasi ini atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
d. Syarat dari PBI NI-2 1971 harus diterapkan sepenuhnya pada semua pekerjaan beton
yang dilaksanakan dalam Komtrak ini, kecuali terdapat pertentangan dengan ketentuan
dalam Spesifikasi ini, dalam hal ini ketentuan dalam Spesifikasi ini yang harus dipakai.
Spesifikasi ini meliputi pekerjaan rabat beton yang diperlukan. Semua pekerjaan ini
harus mangikuti Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1971. Sepanjang tidak diatur dalam
Spesifikasi ini.
e. Kelas dan mutu beton (Mutu K 175)
Untuk pekerjaan ini dipakai kelas dan mutu beton dengan campuran minimal 1Pc :
3Psr : 5 Krl.
f. Persiapan pekerjaan
Kontraktor harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak digunakan
dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan yang disyaratkan dalam
Spesifikasi ini.
Kontraktor harus segera mmenyerahkan secara tertulis hasil dari seluruh pengujian
pengendalian mutu yang disyaaratkan sedemikian hingga data tersebut selalu
tersedia atau bila diperlukan oleh Direksi Pekerjaan.
3 - 17
SPESIFIKASI TEKNIS
Pengujian kuat beton yang harus dilaksanakan minimum meliputi pengujian kuat
tekan beton yang berumur 3 hari, 7 hari, 14 hari, dan 28 hari setelah tanggal
pencampuran.
Kontraktor harus menjaga temperatur semua bahan, terutama agregat kasar, dengan
temperatur dengan tingkat yang serendah mungkin dan harus dijaga agar selalu di
bawah 30oC sepanjang waktu pengecoran. Sebagai tambahan, Kontraktor tidak
boleh melakukan pengecoran bilamana:
1) Tingkat penguapan melampaui 1,0 kg/m2/jam.
2) Lengas nisbi dari udara kurang dari 40%.
3) Tidak diizinkan oleh Direksi Pekerjaan, selama turub hujan atau bila udara
penuh dengan debu atau tercemar.
3 - 18
SPESIFIKASI TEKNIS
1) Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak Memenuhi Ketentuan) Prbaikan atas
pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang disyaratkan atau yang
tidak memiliki permukaan akhir yang memenuhi ketentuan, atau yang tidak
memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan, harus megikuti petunjuk yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan dapat meliputi:
Perubahan proporsi campuran beton untuk sisa pekerjaan yang belum
dikerjakan;
Tambahan perawatan pada bagian struktur yang hasil penujiannya gagal;
Perkuatan atau pembongkaran menyeluruh dan penggantian bagian pekerjaan
yang dipandang tidak memenuhi ketentuan.
2) Bilamana terjadi perbedaan pendapat dalam mutu pekerjaan beton atau adanya
kerugian dari data pengujian yang ada, Direksi Pekerjaan dapat meminta
Kontraktor melakukan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menjamin
bahwa mutu pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat dinilai dengan adil. Biaya
pengujian tambahan tersebut haruslah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3) Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser haruslah sesuai dengan
ketentuan yang ada dari Spesifikasi ini.
j. Bahan
1) Semen
Semen yang diguanakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen Portland
yang memenuhi AASHTO M85 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IVA.
Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, bahan tambahan (aditif)
3 - 19
SPESIFIKASI TEKNIS
2) Air
Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian lainnya
harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam,
basa, gula atau organik. Air akan diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi
nketentuan dalam AASHTO T26. Air yang diketahi dapat diminum dapat
digunakan tanpa pengujian.bilamana timbul keragu-raguan atas mutu air yang
diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan maka harus
diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen + pasir dengan
memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling atau air minum. Air
yang diusulkan dapat digunakan bilamana kuat tekan mortar dengan air tersebut
pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90% keat tekan mortar dengan air suling
atau minum pada periode perawatan yang sama
k. Pencampuran Penakaran
1. Rancangan Campuran
Proporsi bahan dan berat penakaran harus ditentukan dengan menggunakan metode
yang disyaratkan dalam PBI dan sesuai dengan batas-batas yang diberikan
2. Beton yang tidak memenuhi ketentuan “slump” umumnya tidak boleh digunakan
pada pekerjaan, tekecuali bila Direksi Pekerjaan dalam beberapa hal menyetujui
penggunaannya dalam kuantitas kecil untuk bagian tertentu dengan pembebanan
ringan. Kelecakan (workability) dan tekstur campuran harus sedemikian rupa
3 - 20
SPESIFIKASI TEKNIS
sehingga beton dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga atau celah
atau gelembung udara atau gelembung air, dan sedemikian rupa sehingga pada saat
pembongkaran acuan diperoleh permukaan yang rata, halus dan padat.
3 - 21
SPESIFIKASI TEKNIS
sifat kelecakan hanya diizinkan bila secara khusus telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
Penyesuaian Kekuatan
Bilamana beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan atau disetujui,
kadar semen harus ditingkatkan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
Penyesuaian Untuk Bahan-bahan baru
Perubahan sumber bahan atau karakteristik bahan tidak boleh dilakukan
tanpa pemberitahuan tertulis kepada direksi pekerjaan atau bahan baru
tidak boleh digunakan sampai Direksi Pekerjaan menerima bahan
tersebut secara tertulis dan menetapkan proporsi baru berdasarkan
atashasil pengujian campuran percobaan baru yang dilakukan oleh
Kontraktor.
6. Penakaran Agregat
a. Seluruh komponen beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan
semen kemasan dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga
kuantitas semen yang digunakan adalah setara dengan satu-satuan atau
kebulatan dari jumlah zak semen.agregat harus diukur beratnya secara terpisah.
Ukuran setiap penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat pencampur.
b. Sebelum penakaran, agregat harus dibasahi samapi jenuh dan dipertahankan
dalam kondisi lembab, pada kadar yang mendekati keadaan jenuh-kering
permukaan, dengan menyemprot tumpukan agregatdengan air secara berkala.
Pada saat penakaran, agregat harus telah dibasahi paling sedikit 12 jam
sebelumnya untuk menjamin pengaliran yang memadai dari tumpukan agregat.
3 - 22
SPESIFIKASI TEKNIS
7. Pencampuran
Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis
dan ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang merata
dari seluruh bahan.
Pencampuran harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur
yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan
dalam setiap penakaran.
Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan semen yang telah
ditakar, dan selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.
Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan kedalam
campuran bahan yang kering. Seluruh air harus dimasukkan sebelum waktu
pencamuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran untuk
mesin berkapasitas 3 4m3 atau kurang haruslah 1,5 menit; untuk mesin yang
lebih besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5m3.
Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampur, Direksi Pekerjaan
dapat menyetujui pencampuran beton dengan cara manual, sedekat mungkin
dengan tempat pengecoran. Penggunaan pencampuran beton dengan cara
manual harus dibatasi pada beton nonstruktural.
8. Pelaksanaan pengecoran
a. Pengecoran
Kontraktor harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara tertulis paling
sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton rabat jalan, atau
meneruskan pengecoran beton rabat jalan bilamana pengecoran beton telah
ditunda lebih dari 24 jam. Pemberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi
pekerjaan, mutu beton rabat jalan dan tanggal serta waktu pencampuran
beton rabat jalan. Direksi Pekerjaan akan memberi tanda terima atas
3 - 23
SPESIFIKASI TEKNIS
pemberitahuan tersebut dan akan memeriksa acuan, dan tulangan dan dapat
mengeluarkan persetujuan tertulis maupun tidak untuk memulai
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang direncanakan. Kontraktor tidak
boleh melaksanakan pengecoran beton rabat jalan tanpa persetujuan tertulis
dari Direksi Pekerjaan.
Tidak bertentangan dengan diterbitkanya suatu persetujuan untuk memuali
pengecoran, pengecoran beton rabat jalan tidak boleh dilaksanakan
bilamana Direksi Pekerjaan atau wakilnya tidak hadir unruk menyaksikan
operasi pencampuran dan pengecoran secara keseluruhan.
Pengecoran beton rabat jalan harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai
dengan sambungan konstruksi (costruction joint) yang telahdisetujui
sebelumnya atau sampaai pekerjaan selesai.
Beton rabat jalan harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari
segregasi partikel kasar dan halus dari campuran. Bor harus dicor dalam
cetakan sedekat mungkin dengan yang dapat dicapai pada posisi akhir
beton untuk mencegah pengaliran yang tidak boleh melampaui satu meter
dari tempat awal pengecoran.
Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan yang sedemikian rupa hingga
campuran beton yang telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu
dengan campuran beton yang baru.
Air tidak boleh dialirkan diatas atau dinaikkan kepermukaan pekerjaan
beton dalam waktu 24 jam setelah pengecoran.
PASAL 7
KETENTUAN TAMBAHAN
1) Pemborong harus melaksanakan sendiri pekerjaan ini dan tidak boleh menyerahkan sebagian
atau seluruh pekerjaan kepada pihak ketiga.
3 - 24
SPESIFIKASI TEKNIS
2) Pemborong diwajibkan mengatur tata tertib dan keamanan dalam pelaksanaan pekerjaan.
3) Pemborong bertanggung jawab atas segala kejadian/keselamatan kerja bagi karyawan atau
pekerjanya sesuai peraturan/undang-undang keselamatan kerja yang berlaku.
4) Pemborong/rekanan harus dapat menyelesaikan secara keseluruhan (100%) sesuai dengan
ketentuan yang dipersyaratkan.
5) Hal-hal yang belum terbantum dalam Gambar Kerja serta Rencana Kerja dan Syarat-syarat
pekerjaan ini akan disampaikan oleh direksi secara tertulis.
6) Jika pada pelaksanaan pekerjaan terdapat ukuran atau hal-hal yang keliru/menyimpang, maka
Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi dan menanyakan hal-hal yang belum kelas
tersebut untuk diberikan arahan.
7) Pemborong tidak dibenarkan menginterpretasikan sendiri hal-hal yang belum dimengerti, dan
jika hal itu terjadi maka menjadi tanggung jawab/kesalahan Kontraktor.
8) Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, pemborong wajib meneliti semua bagian pekerjaan
yang belum sempurna dan harus memperbaikinya.
9) Selama masa pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki
segala cacat yang timbul, sehingga apabila penyerahan kedua dilaksanakan pekerjaan telah
benar-benar sempurna.
10) Pembersihan akhir dilakukan disekitar lokasi pekerjaan, sesuai dengan intruksi Direksi
PASAL 8
PENUTUP
1) Ukuran duga (Feil) dan ukuran tinggi ditentukan dalam gambar. Pemborong wajib
memeriksa semua ukuran ini didalam pelaksanaan, sehingga betul-betul sesuai dengan
gambar dalam skala besar itulah yang betul. Dalam hal seperti ini pemborong wajib
menanyakan kepada pihak pengawas pekerjaan. Bila terjadi ukuran keliru/menyimpang
dari gambar tanpa pemberitahuan atau melaporkan hal ini adalah kesalahan/tanggung
jawab pemborong.
3 - 25
SPESIFIKASI TEKNIS
2) Pembersihan/penyelesaian
a. Pembersihan diadakan disekitar lokasi Daerah Milik Jalan (DMJ)
b. Semua sisa bahan rabat jalan yang tidak digunakan segera disingkirkan dari lokasi
pekerjaan (sesuai dengan petunjuk Direksi)
Meskipun dalam RKS ini terdapat ukuran pekerjaan dan uraia bahan-bahan tidak diuraikan
yang harus dilaksanakan oleh pemborong tetapi disebutkan dalam penjelasan pekerjaan
maka pekerjaan tersebut dianggap teurai dalam RKS.
Kendari, …… 2023
Di buat oleh:
CV. PLADESY CONSULTANT
3 - 26