Pasal 1
KETENTUAN UMUM
1.1 Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan dengan baik dan benar serta penuh dengan
tanggung jawab dan teliti sesuai dengan ketentuan Kontrak.
1.2 Seluruh cara dan prosedur yang diikuti, termasuk semua pekerjaan sementara yang akan
dilaksanakan, semuanya harus mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan.
1.3 Dalam pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus mentaati peraturan-peraturan pemerintah
dan peraturan daerah yang berlaku yang berhubungan dengan pekerjaan ini.
1.4 Selain mengacu pada ketentuan-ketentuan tentang persyaratan umum dalam pembangunan,
juga harus mengacu pada persyaratan teknis dari Standar Nasional Indonesia (SNI).
1.5 Secara umum persyaratan teknis mengacu ketentuan dalam Keputusan Menteri PU Nomor.
441/KPTS/1998 tentang persyaratan teknis bangunan gedung, Keputusan Menteri PU nomor
468/KPTS/1998 tentang persyaratan teknis aksesibilitas pada bangunan umum dan
lingkungan dan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/KPTS/2000 tentang
ketentuan teknis pengamanan terhadap bahaya kebakaran bangunan gedung dan
lingkungan.
Pasal 2
LOKASI DAN LINGKUP PEKERJAAN
2.1 Lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah di Lokasi Rencana TPA Keneb Desa Naiola
Kecamatan Bikomi Selatan, Kab. TTU.
2.2 Lingkup pekerjaan dimaksud adalah Pekerjaan Pembangunan Pagar Keliling TPA.
2.3 Seluruh pekerjaan tersebut di atas mencakup penyediaan bahan, peralatan, tenaga kerja serta
mengamankan, mengawasi dan memelihara bahan - bahan, alat kerja maupun hasil
pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan dapat selesai
dengan sempurna. Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat -
Syarat Pelaksanaan Pekerjaan dan Gambar - gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk
proyek ini.
2.4. Kontraktor/Pelaksana menjamin pada Pemberi Tugas dan Pengelola Teknis, bahwa semua
bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan ini adalah sama sekali baru, kecuali ditentukan lain,
serta Kontraktor / Pelaksana menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik,
bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai dengan dokumen kontrak.
2.5 Sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas bahwa pekerjaan telah diselesaikan
dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor/Pelaksana
sepenuhnya.
Pasal 3
PENJELASAN GAMBAR - GAMBAR
3.1 Untuk dapat memahami serta menghayati secara sempurna seluruh pekerjaan ini, kontraktor
diwajibkan untuk mempelajari secara teliti, baik gambar maupun syarat - syarat pada
Dokumen Pengadaan (Pelelangan) ini untuk meyakinkan diri bahwa benar- benar tidak
terdapat lagi ketidakjelasan perbedaan ukuran - ukuran, perbedaan antar gambar - gambar
serta kejanggalan atau kekeliruan lainnya. Apabila terdapat ketidak cocokan, perbedaan atau
kejanggalan antar gambar-gambar yang satu dengan lainnya, maupun antar gambar -
gambar dengan Dokumen Pengadaan (Pelelangan), maka kontraktor diwajibkan melaporkan
hal - hal tersebut kepada Perencana / Konsultan Pengawas secara tertulis untuk mendapatkan
keputusan pelaksanaan tapak secepatnya. Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan
alasan oleh Kontraktor/Pelaksana untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.
Pasal 4
SITUASI / PENEMPATAN BANGUNAN
4.1 Penempatan Pagar disesuaikan dengan Block Plan/Gambar Situasi yang ada (menurut
petunjuk pengawas lapangan/pihak user/pihak proyek).
4.2 Kontraktor harus mengadakan penelitian yang seksama terutama mengenai kondisi
tanah/lahan yang ada, sehingga dalam estimasi perhitungan volume tidak terjadi kesalahan
- kesalahan yang mengakibatkan harga penawaran menjadi rendah.
4.3 Kelalaian dan ketidaktelitian kontraktor dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk
mengajukan klaim.
4.4 Pekerjaan pemasangan bowplank harus mendapatkan persetujuan pengawas atau dari pihak
direksi.
Pasal 5
RENCANA KERJA
5.1 Selambat - lambatnya 7 (tujuh) hari sejak tanggal Surat Keputusan Pemberian Pekerjaan,
Kontraktor harus menyerahkan Kepada Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuannya
antara lain :
a. Suatu rencana kerja atau jadwal waktu pelaksanaan dalam bentuk Bar Chart yang lengkap
dan terperinci, meliputi seluruh pekerjaan seperti dimaksud dalam Dokumen Kontrak.
b. Keterangan lengkap mengenai organisasi dan Personalia yang akan melaksanakan tugas
pekerjaan.
c. Jadwal Pengerahan Tenaga Kerja.
d. Jadwal penyediaan bahan bangunan dan peralatan serta perlengkapan lainnya.
5.2 Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana kerja yang telah diajukan
tersebut di atas.
5.3 Kelalaian dalam menyerahkan rencana kerja tersebut di atas, dapat menyebabkan ditundanya
permulaan pekerjaan. Akibat dari penundaan pekerjaan ini menjadi tanggung jawab
kontraktor.
Pasal 6
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR
6.1 Semua pelaksanaan pekerjaan harus mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan, tidak
berarti bahwa Kontraktor melepaskan tanggung jawab yang tercantum dalam Kontrak.
Pasal 7
SETTING OUT
7.1 Untuk menentukan posisi dan ketinggian bangunan di lapangan Pemborong harus
melakukan pengukuran dilapangan secara teliti dan benar, sesuai dengan referensi
Benchmark atau titik tetap dilapangan seperti ditunjukkan dalam gambar atau atas petunjuk
Pengawas Lapangan.
7.2 Pengukuran ulang dilokasi dilakukan oleh Kontraktor Bersama Direksi, Pengawas dan Dinas
Terkait untuk mengetahui volume pagar sesuai lay out lokasi.
7.3 Pengukuran untuk penentuan posisi dilakukan dengan peralatan yang mempunyai presisi
tinggi dengan metode triangulasi dan hasilnya disampaikan ke Pengawas Lapangan untuk
mendapatkan persetujuan.
7.4 Dalam hal terdapat perbedaan antara rencana dalam gambar dengan hasil pengukuran yang
dilaksanakan pemborong dilapangan, maka sebelum melanjutkan pekerjaan yang mungkin
dipengaruhi perbedaan tersebut, pemborong harus melaporkan hal ini kepada Pengawas
Lapangan untuk mendapatkan keputusan dan dinyatakan dalam Berita Acara.
7.5 Keputusan akan hasil pengukuran oleh Pemborong akan didasarkan atas keamanan
konstruksi dan kelancaran operasional.
Pasal 8
DAERAH KERJA DAN JALAN MASUK
8.1 Pemborong akan diberikan daerah kerja untuk pelaksanaan pekerjaan ini. Lokasi tersebut
dapat diperoleh dengan cara sewa / pinjam berdasarkan ketentuan yang berlaku dan harus
membatasi operasinya dilapangan yang betul-betul diperlukan untuk pekerjaan tersebut.
8.2 Tata letak yang meliputi jalan masuk, lokasi penyimpanan bahan bangunan dan jalur
pengangkutan material dibuat oleh Pemborong dengan persetujuan Pengawas Lapangan.
Pasal 9
MATERIAL
9.1 Material yang akan dipakai dalam pekerjaan - pekerjaan ini diutamakan produksi dalam
negeri.
9.2 Jika pemborong mengajukan bahan lain yang akan digunakan selain yang disyaratkan, maka
mutunya minimal harus sama dengan yang disyaratkan dalam dokumen tender. Sebelum
pemesanan bahan harus diberitahukan pada Pengawas Lapangan yang meliputi jenis, kualitas
dan kuantitas bahan yang dipesan, untuk mendapat persetujuan.
9.3 Penumpukan material harus pada tempat yang baik agar mutu dari material dapat terjaga.
Pasal 11
LAPORAN DAN DOKUMENTASI
11.1 Laporan Pekerjaan
a. Pemborong diwajibkan melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan rencana, perubahan -
perubahan yang mungkin terjadi harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pemberi
Tugas.
b. Pemborong harus membuat laporan harian, mingguan dan bulanan.
c. Di dalam Laporan Harian harus tercantum keadaan cuaca, bahan yang masuk, jumlah
pekerja/pegawai/karyawan, catatan - catatan tentang perintah – perintah dari Pemberi
Tugas / Direksi atau wakilnya dan hal - hal lain yang dianggap perlu.
d. Jumlah pekerja setiap hari dicatat menurut golongan dan upah. Daftar pekerja ini setiap waktu
dapat diperiksa oleh Pemberi Tugas, dan ia berhak mengadakan penelitian tentang
produktivitas pekerjaan tersebut.
e. Setiap akhir pekan Pemborong harus menyampaikan Laporan Mingguan kepada Pemberi
Tugas tentang kemajuan pekerjaan dalam minggu yang bersangkutan, meliputi persediaan
bahan di tempat proyek, penambahan, pengurangan atau perubahan pekerjaan,
jumlah/macam dan harga satuan bahan-bahan yang masuk dan kejadian-kejadian penting
lainnya yang terjadi dalam proyek yang mempengaruhi pelaksanaan proyek.
f. Setiap akhir bulan, Pemborong harus melaporkan kemajuan pekerjaan secara terperinci dan
besarnya persentase terhadap keseluruhan/bagian, disamping dokumentasi foto berwarna
ukuran postcard yang menunjukkan kemajuan pekerjaan beserta peralatan yang dipakai dan
lain - lain foto ditempel pada album dengan keterangan - keterangan serta tanggal gambar
- gambar diambil. Pemborong harus mengirimkannya kepada Pemberi Tugas sebanyak 5
(lima) set album atas biaya kontraktor.
11.2 Foto - Foto.
Kontraktor diharuskan mengadakan pengambilan foto di lapangan, yang berkenaan dengan
kemajuan tahap pekerjaan, detail - detail yang akan ditutup, adanya bencana dan sebagainya.
Hasil cetakan foto tersebut harus disampaikan pada Pengawas Lapangan sebanyak minimal
3 (tiga) set atas biaya kontraktor.
12.1 Selama masa pekerjaan, Kontraktor / Pemborong harus senantiasa memelihara kebersihan
lokasi pekerjaan, setiap saat sampah - sampah pekerjaan selalu diangkut dan dikumpulkan di
suati tempat yang telah ditentukan.
12.2. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan cukup
di tempat pekerjaan untuk para pekerja dan personil yang terlibat dalam proyek.
12.3 Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan kotak P3K di tempat pekerjaan serta
selama Pelaksanaan Pekerjaan Kontraktor wajib menerapkan prosedur K3 dan Prokes Covid
19.
12.4 Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, Kontraktor /
Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja, bahan dan
peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas. Dalam hal terjadinya
kerusakan-kerusakan, maka Kontraktor / Pemborong harus bertanggung jawab untuk
memperbaikinya.
12.5 Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor / Pemborong selekas mungkin memberitahukan
kepada Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban
kecelakaan itu.
12.6 Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga Kerja
Nomor 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men/1984 tanggal 27 Januari 1984 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977 bagi Tenaga Kerja Borongan Harian Lepas pada
Kontraktor Induk maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan proyek-proyek Departemen
Pekerjaan Umum, Pihak Kontraktor / Pemborong yang sedang melaksanakan pembangunan
/ pekerjaan agar ikut serta dalam program ASTEK dan memberitahukan secara tertulis kepada
Pemimpin Proyek.
Pasal 13
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN
13.1 Ijin masuk tempat kerja
- Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor / Pemborong, tetapi
karena bahan / material ataupun komponen jadi maupun mutu pekerjaannya sendiri ditolak
oleh Konsultan Pengawas / Direksi, harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas
biaya Kontraktor / Pemborong dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas /
Direksi.
- Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutupi atau menjadi tidak terlihat sebelum mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas, dan Kontraktor / Pemborong harus memberikan
kesempatan sepenuhnya kepada Petugas / Ahli dari Konsultan Pengawas untuk memeriksa
dan mengukur pekerjaan yang akan ditutup dan tidak terlihat.
- Kontraktor / Pemborong harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas kapan setiap
pekerjaan sudah siap atau diperkirakan akan siap diperiksa dan Konsultan Pengawas tidak
boleh menunda waktu pemeriksaan, kecuali apabila Konsultan Pengawas memberikan
petunjuk tertulis kepada Kontraktor / Pemborong apa yang harus dilakukan.
- Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari waktu
diterimanya Surat Permohonan Pemeriksaan, tidak terhitung hari libur / hari raya) tidak
dipenuhi / ditanggapi oleh Konsultan Pengawas, maka Kontraktor / Pemborong dapat
meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui
oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
- Bila Kontraktor / Pemborong melalaikan perintah, Konsultan Pengawas / Direksi berhak
menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki.
- Biaya pembongkaran dan pemasangan / perbaikan kembali menjadi tanggungan Kontraktor
Pemborong, tidak dapat di-klaim sebagai biaya pekerjaan tambah maupun alasan untuk
perpanjangan waktu pelaksanaan.
13..4 Toleransi
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam Kontrak ini harus dikerjakan sesuai dengan
toleransi yang diberikan dalam spesifikasi dan toleransi lainnya yang ditetapkan pada bagian
lainnya.
Pasal 14
IZIN – IZIN
Kontraktor harus mengurus dan memperhitungkan biaya untuk membuat izin - izin yang diperlukan
dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara lain : izin penerangan/listrik, izin
pengambilan material, izin pembuangan, izin pemakaian jalan, izin penggunaan bangunan serta
izin - izin lain yang diperlukan sesuai dengan ketentuan/peraturan daerah setempat.
Pasal 15
PAPAN NAMA PROYEK
Kontraktor / Pemborong harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuan yang
berlaku atas biaya Kontraktor / Pemborong.
Pasal 16
KUASA KONTRAKTOR DILAPANGAN
16.1 Di lapangan pekerjaan, Kontraktor / Pemborong wajib menunjuk seorang Kuasa Kontraktor
atau biasa disebut Site Manajer yang cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan
di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor /Pemborong.
16.2 Dengan adanya Pelaksana tidak berarti bahwa Kontraktor / Pemborong lepas tanggung jawab
sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
16.3 Kontraktor / Pemborong wajib memberitahu secara tertulis kepada Pemimpin / Ketua Proyek
dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapat persetujuan.
16.4 Bila dikemudian hari menurut pendapat Pemimpin / Ketua Proyek dan Konsultan Pengawas
bahwa Pelaksana dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan,
maka akan diberitahukan kepada Kontraktor / Pemborong secara tertulis untuk mengganti
Pelaksana.
16.5 Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor / Pemborong
harus sudah menunjuk Pelaksana yang baru atau Kontraktor / Pemborong sendiri
(Penanggung Jawab / Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan.
Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN
1.2 Persyaratan yang disebutkan berikut ini akan berlaku secara umum untuk semua pekerjaan,
kecuali untuk pekerjaan - pekerjaan yang disyaratkan secara khusus.
Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
2.1 Mobilisasi dan Demobilisasi
a. Kontraktor harus mempersiapkan dan mengadakan peralatan kerja dan peralatan bantu yang
akan digunakan dilokasi proyek sesuai dengan lingkup pekerjaan serta memperhitungkan
segala biaya pengangkutan
b. Kontraktor harus menjaga ketertiban dan kelancaran selama perjalanan alat – alat berat yang
menggunakan jalanan umum agar tidak mengganggu lalu lintas.
c. Pemberi kerja/pengawas lapangan berhak memerintahkan untuk menambah peralatan atau
menolak peralatan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi peralatan.
d. Bila pekerjaan telah selesai, kontraktor diwajibkan untuk segera menyingkirkan alat - alat
tersebut, memperbaiki kerusakan yang di akibatkannya dan membersihkan bekas - bekasnya.
Persyaratan Mobilisasi
■ Mobilisasi dari semua pekerja yang diperlukan untuk pelaksanaan dan penyelesaian
pekerjaan kontrak.
■ Mobilisasi dan pemasangan peralatan konstruksi dari suatu lokasi asalnya ketempat yang
digunakan sesuai ketentuan Kontrak.
■ Penyediaan dan pemeliharaan Base Camp Kontraktor, termasuk bila perlu kantor - kantor
lapangan, tempat tinggal, bengkel - bengkel, gudang – Gudang dsb.
a. Pengawas Lapangan akan menetapkan 2 (dua) Benchmark sebagai referensi yang ditetapkan
dilapangan. Bila Benchmark belum ada maka pemborong berkewajiban membuat Benchmark
sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
b. Pemborong harus atau wajib membuat bouwplank dan memasang patok -patok pembantu,
sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan untuk menjamin ketelitian, bentuk, posisi, arah
elevasi dan lain - lain, yang harus dipelihara keutuhan letak dan ketinggiannya selama
pekerjaan berlangsung.
c. Sebelum pekerjaan dimulai, patok - patok pembantu, bouwplank harus disetujui Pengawas
Lapangan. Patok - patok dan referensi lainnya tidak boleh disingkirkan sebelum diperintahkan
oleh Pengawas Lapangan.
d. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu Klas II dengan ukuran tebal 3 cm. dan lebar 15
cm., lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.
e. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 dengan jarak satu sama lain adalah 1,50 m.
tertancap di tanah sehingga tidak dapat digerak-gerakkan atau diubah.
f. Papan bangunan dipasang sejarak 2,00 m. dari as pondasi terluar atau sesuai dengan keadaan
setempat.
g. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan antara satu dengan lainnya atau rata
waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.
h. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor / Pemborong harus melaporkan
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
i. Kontraktor / Pemborong harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan letak papan
bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.
Laporan Mingguan
Adalah laporan berkala mingguan yang berisikan garis-garis besar dari apa saja yang telah
dicatat / dilaporkan dalam laporan harian, misal jumlah atau persentasi pekerjaan yang telah
dikerjakan maupun rencana kerja minggu berikutnya.
■ Laporan Mingguan dibuat oleh Kontraktor dengan persetujuan Pengawas.
Laporan berkala bulanan dibuat oleh Pengawas yang ditujukan untuk Pemberi Tugas.
■ Untuk melengkapi laporan maupun dokumentasi secara visual, maka Kontraktor harus
mengadakan pemotretan bagian-bagian pekerjaan /bangunan yang sedang dalam
pelaksanaan.
■ Kuantitas dan arah pemotretan serta beberapa set foto tersebut harus dicetak (minimal
3 set) ditentukan kemudian berdasarkan kebutuhan maupun tahapan pada angsuran
pembayaran. Foto / gambar harus dicetak di atas kertas bromida mengkilap dan
berwarna ukuran 3R.
Pasal 3
PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
a. Lingkup Pekerjaan Galian untuk bangunan terdiri dari galian tanah untuk pondasi menerus dan
galian tanah lainnya yang ukurannya disesuaikan dengan gambar rencana.
b. Galian menggunakan alat / mekanis (excavator) Tanah bekas galian harus ditimbun diluar
papan bouwplank sedemikian rupa sehingga tidak merusak papan bangunan tersebut dan
cukup jauh dari lubang-lubang jalur galian, agar tanah galian tidak jatuh kembali dalam lubang
galian.
c. Urugan tanah kembali.
Tanah bekas galian pondasi bila dijadikan tanah urugan harus bersih dari sampah/kotoran.
d. Urugan pasir dibawah pondasi, sesuai gambar rencana.
Pasir urug yang digunakan untuk pekerjaan ini harus bersih dari segala macam kotoran.
Pasir urug tersebut harus dipadatkan dengan alat pemadat sampai padat (merata sesuai
dengan luas urugan).
Tebal urugan pasir disesuaikan dengan gambar rencana.
Pasal 4
PEKERJAAN BETON
4.1 Umum
4.2 Semen
a. Jenis semen yang dipakai untuk beton dan adukan dalam pekerjaan ini adalah Portland
Cement (PC) Semen yang didatangkan ke proyek harus dalam keadaan utuh dan baru.
Kantong- kantong pembungkus harus utuh dan tidak ada sobekan.
b. Penyimpanan semen harus dilakukan di dalam gudang tertutup dan harus terlindung dari
pengaruh hujan, lembab udara dan tanah.
c. Semen yang dipakai harus diperiksa oleh Pengawas.
4.3 Agregat
a. Agregat halus atau pasir untuk pekerjaan beton dan adukan harus berbutir keras, bersih dari
kotoran - kotoran dan zat - zat kimia organik dan anorganik yang dapat merugikan mutu
beton ataupun baja tulangan, dan bersudut tajam.
b. Agregat kasar adalah batu pecah (split) dengan ukuran maksimal 2,5 cm, dan mempunyai
bidang pecah minimum 4 buah, dan mempunyai bentuk lebih kurang seperti kubus.
c. Batu pecah harus diperoleh dari batu keras yang digiling oleh mesin pemecah, bersih, serta
bebas dari kotoran.
Dalam pekerjaan ini beton yang digunakan adalah beton dengan adukan Beton Molen (Concrete
Mixer) dengan mutu beton K-175.
4.6 Bekisting
a. Bahan bekisting untuk pekerjaan ini dapat menggunakan bekisting dari kayu dan plywood
untuk pekerjaan beton bertulang seperti yang tertera dalam gambar.
b. Untuk mendapatkan bentuk penampang, ukuran beton seperti dalam gambar konstruksi
bekisting harus dikerjakan dengan baik, lurus, rata, teliti dan kokoh.
c. Pekerjaan bekisting harus sedemikian rupa hingga bekisting terjamin rapat dan adukan tidak
merembes keluar.
d. Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekisting harus bersih dari kotoran serta
tidak ada genangan air yang mengakibatkan turunnya mutu beton. Untuk menjamin bahwa
bagian dalam bekisting benar - benar bersih dan tidak ada genangan air dapat digunakan
kompressor.
e. Finishing beton bertulang dalam arti penambalan - penambalan sejauh mungkin dihindari
dan bila terpaksa dilakukan, harus dilakukan sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
4.7 Tulangan
a. Gambar rencana kerja untuk baja tulangan, meliputi rencana pemotongan, pembengkokan,
sambungan, penghentian, diajukan oleh Kontraktor kepada Pengawas Lapangan untuk
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan.
b. Semua pembengkokan tulangan harus dilakukan sebelum penyetelan atau penempatan. Tidak
diperkenankan membengkokkan tulangan bila sudah ditempatkan kecuali apabila hal ini
terpaksa dan mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.
c. Penulangan baja sebelum ditempatkan, keseluruhan harus dibersihkan dari karat yang lepas
dari flaky, millscale, lapisan atau bahan lain yang dapat menghancurkan atau mengurangi
pelekatan dengan beton.
d. Tebal selimut beton untuk memberi perlindungan pada baja tulangan harus sesuai dengan
gambar rencana.
e. Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai rencana dan harus dijaga jarak
antara tulangan dan bekesting untuk mendapatkan tebal selimut beton (beton deking)
minimal sesuai persyaratan. Untuk itu Pemborong harus mempergunakan penyekat (spacer),
dudukan (chairs) dari balok - balok beton dengan mutu minimal sama dengan beton yang
bersangkutan. Semua tulangan harus diikat dengan baik dan kokoh sehingga dijamin tidak
bergeser pada waktu pengecoran. Kawat pengikat yang berlebih harus dibengkokkan ke arah
dalam beton.
f. Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan harus terlebih dahulu diperiksa untuk
memastikan jumlah dan ukurannya, ketelitian untuk penempatannya, kebersihan, dan untuk
mendapatkan perbaikan bilamana perlu.
g. Tulang yang berkarat harus dibersihkan atau diganti bilamana dianggap Pengawas Lapangan
akan merugikan atau melemahkan konstruksi. Pengecoran tidak diperkenankan apabila
belum diperiksa dan disetujui secara tertulis oleh Pengawas Lapangan.
h. Khusus untuk selimut beton, dudukkan harus cukup kuat dan jaraknya sedemikian hingga
tulangan tidak melengkung dan beton penutup tidak kurang dari yang disyaratkan.
Rencana Kerja dan syarat-syarat Teknis /Pagar Keliling TPA. 12 |
i. Tidak ada bagian logam/tulangan atau alat digunakan untuk menyambungkan atau untuk
menjaga penulangan dalam posisi yang sebenarnya akan dibiarkan tetap diantara selimut
beton yang telah ditentukan.
j. Untuk semua tulangan kecuali sengkang harus merupakan tulangan ulir tidak diperkenankan
tulangan polos.
Pasal 5
PEKERJAAN DINDING BATAKO
Pasal 6
PEKERJAAN PLESTERAN
Pasal 7
PEKERJAAN PENGECATAN
Pasal 8
PEKERJAAN PAGAR KAWAT
8.1. Lingkup Pekerjaan Pagar meliputi :
1. Pemasangan tiang besi siku 50.50.5 setinggi 60 cm diukur dari permukaan ringbalk.
2. Pemasangan kawat duri sebanyak 4 baris.
2. Kawat Duri
Jarak terpasang antar kawat sesuai gambar rencana.
Konstruksi sambungan harus rapi, dan kawat harus benar – benar terentang/tidak
molor, ikatan dengan besi siku kuat dan tidak mudah lepas.
Pada area berbukit, turunan atau kenaikan disesuaikan dengan penambahan rangka
besi siku seperti ditunjukan dalam gambar..
Pasal 9
PEKERJAAN GAPURA
10.1 Kontraktor harus menyelesaikan semua bagian pekerjaan yang tertera dalam kontrak,
Gambar-gambar dan syarat - syarat pada Dokumen Pengadaan (Pelelangan) ataupun
perubahan yang terdapat dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing), sehingga
pekerjaan dapat diterima dengan baik oleh Konsultan Pengawas dan Pihak Pemimpin Proyek.
10.2 Pada saat pekerjaan akan diserah-terimakan untuk pertama kalinya (Provisional Hand Over -
PHO), Kontraktor harus menyerahkan :
■ Gambar - gambar yang sebenarnya (As Built Drawings) yang telah disetujui.
■ Foto - foto / album pelaksanaan pekerjaan.
10.3 Bersama - sama dengan Konsultan Pengawas, kontraktor harus meneliti, mencatat dan
menyetujui, bagian - bagian pekerjaan yang belum sempurna, untuk dibuatkan daftar (Check
List) pekerjaan-pekerjaan yang akan diperbaiki dalam masa pemeliharaan.