Anda di halaman 1dari 18

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT ( RKS )

PEKERJAAN PEMBANGUNAN PAGAR KELILING TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA)

I. SYARAT – SYARAT TEKNIS UMUM

Pasal 1
KETENTUAN UMUM
1.1 Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan dengan baik dan benar serta penuh dengan
tanggung jawab dan teliti sesuai dengan ketentuan Kontrak.
1.2 Seluruh cara dan prosedur yang diikuti, termasuk semua pekerjaan sementara yang akan
dilaksanakan, semuanya harus mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan.
1.3 Dalam pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus mentaati peraturan-peraturan pemerintah
dan peraturan daerah yang berlaku yang berhubungan dengan pekerjaan ini.
1.4 Selain mengacu pada ketentuan-ketentuan tentang persyaratan umum dalam pembangunan,
juga harus mengacu pada persyaratan teknis dari Standar Nasional Indonesia (SNI).
1.5 Secara umum persyaratan teknis mengacu ketentuan dalam Keputusan Menteri PU Nomor.
441/KPTS/1998 tentang persyaratan teknis bangunan gedung, Keputusan Menteri PU nomor
468/KPTS/1998 tentang persyaratan teknis aksesibilitas pada bangunan umum dan
lingkungan dan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/KPTS/2000 tentang
ketentuan teknis pengamanan terhadap bahaya kebakaran bangunan gedung dan
lingkungan.

Pasal 2
LOKASI DAN LINGKUP PEKERJAAN

2.1 Lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah di Lokasi Rencana TPA Keneb Desa Naiola
Kecamatan Bikomi Selatan, Kab. TTU.
2.2 Lingkup pekerjaan dimaksud adalah Pekerjaan Pembangunan Pagar Keliling TPA.
2.3 Seluruh pekerjaan tersebut di atas mencakup penyediaan bahan, peralatan, tenaga kerja serta
mengamankan, mengawasi dan memelihara bahan - bahan, alat kerja maupun hasil
pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan dapat selesai
dengan sempurna. Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat -
Syarat Pelaksanaan Pekerjaan dan Gambar - gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk
proyek ini.
2.4. Kontraktor/Pelaksana menjamin pada Pemberi Tugas dan Pengelola Teknis, bahwa semua
bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan ini adalah sama sekali baru, kecuali ditentukan lain,
serta Kontraktor / Pelaksana menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik,
bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai dengan dokumen kontrak.
2.5 Sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas bahwa pekerjaan telah diselesaikan
dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor/Pelaksana
sepenuhnya.

Pasal 3
PENJELASAN GAMBAR - GAMBAR
3.1 Untuk dapat memahami serta menghayati secara sempurna seluruh pekerjaan ini, kontraktor
diwajibkan untuk mempelajari secara teliti, baik gambar maupun syarat - syarat pada
Dokumen Pengadaan (Pelelangan) ini untuk meyakinkan diri bahwa benar- benar tidak
terdapat lagi ketidakjelasan perbedaan ukuran - ukuran, perbedaan antar gambar - gambar
serta kejanggalan atau kekeliruan lainnya. Apabila terdapat ketidak cocokan, perbedaan atau
kejanggalan antar gambar-gambar yang satu dengan lainnya, maupun antar gambar -
gambar dengan Dokumen Pengadaan (Pelelangan), maka kontraktor diwajibkan melaporkan
hal - hal tersebut kepada Perencana / Konsultan Pengawas secara tertulis untuk mendapatkan
keputusan pelaksanaan tapak secepatnya. Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan
alasan oleh Kontraktor/Pelaksana untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.

Rencana Kerja dan syarat-syarat Teknis /Pagar Keliling TPA. 1|


3.2 Mengingat setiap kesalahan maupun kelalaian dan ketidaktelitian dalam melaksanakan satu
bagian pekerjaan akan mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka ketelitian pelaksanaan
mutlak serta mendapat perhatian pertama. Kelalaian terhadap ketentuan ini dapat
mengakibatkan dibongkarnya suatu hasil pekerjaan oleh Konsultan Pengawas, yang
mengakibatkan suatu kerugian bagi kontraktor.
3.3 Yang dimaksud dengan pekerjaan dalam uraian ini adalah segala hal yang menyangkut
pelaksanaan pekerjaan dan mengikuti gambar - gambar perencanaan serta penjelasan dalam
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan (Pelelangan)
ini termasuk didalamnya pengadaan bahan - bahan, pengerahan tenaga kerja, peralatan yang
diperlukan serta sarana lainnya, sehingga maksud dan tujuan terwujud sesuai dengan
rencana.
3.4 Kontraktor/Pelaksana tidak dibenarkan mengubah atau mengganti ukuran ukuran -ukuran
yang tercantum didalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan Pengelola Teknis. Bila
hal tersebut terjadi, segala akibat yang akan menjadi tanggung jawab Kontraktor/Pelaksana
baik dari segi biaya maupun waktu.

Pasal 4
SITUASI / PENEMPATAN BANGUNAN
4.1 Penempatan Pagar disesuaikan dengan Block Plan/Gambar Situasi yang ada (menurut
petunjuk pengawas lapangan/pihak user/pihak proyek).
4.2 Kontraktor harus mengadakan penelitian yang seksama terutama mengenai kondisi
tanah/lahan yang ada, sehingga dalam estimasi perhitungan volume tidak terjadi kesalahan
- kesalahan yang mengakibatkan harga penawaran menjadi rendah.
4.3 Kelalaian dan ketidaktelitian kontraktor dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk
mengajukan klaim.
4.4 Pekerjaan pemasangan bowplank harus mendapatkan persetujuan pengawas atau dari pihak
direksi.

Pasal 5
RENCANA KERJA

5.1 Selambat - lambatnya 7 (tujuh) hari sejak tanggal Surat Keputusan Pemberian Pekerjaan,
Kontraktor harus menyerahkan Kepada Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuannya
antara lain :
a. Suatu rencana kerja atau jadwal waktu pelaksanaan dalam bentuk Bar Chart yang lengkap
dan terperinci, meliputi seluruh pekerjaan seperti dimaksud dalam Dokumen Kontrak.
b. Keterangan lengkap mengenai organisasi dan Personalia yang akan melaksanakan tugas
pekerjaan.
c. Jadwal Pengerahan Tenaga Kerja.
d. Jadwal penyediaan bahan bangunan dan peralatan serta perlengkapan lainnya.
5.2 Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana kerja yang telah diajukan
tersebut di atas.
5.3 Kelalaian dalam menyerahkan rencana kerja tersebut di atas, dapat menyebabkan ditundanya
permulaan pekerjaan. Akibat dari penundaan pekerjaan ini menjadi tanggung jawab
kontraktor.

Pasal 6
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR

6.1 Semua pelaksanaan pekerjaan harus mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan, tidak
berarti bahwa Kontraktor melepaskan tanggung jawab yang tercantum dalam Kontrak.

Rencana Kerja dan syarat-syarat Teknis /Pagar Keliling TPA. 2|


6.2 Tanah tempat pekerjaan dalam keadaan pada waktu Penawaran termasuk segala sesuatu
yang berada dalam batas - batas yang ditentukan, diserahkan tanggung jawab kepada
Kontraktor. Namun demikian, semua benda yang ditemukan di Lapangan tersebut, tetap
menjadi milik Pemberi Tugas (Bouwheer).
6.3 Kantraktor harus mengisi / menimbun kembali semua lobang - lobang dan bekas galian -
galian yang dibuatnya setelah selesai pekerjaan atau tidak diperlukan lagi untuk pekerjaan,
serta harus bersih dari segala sampah / kotoran dan bahan - bahan yang tidak diperlukan lagi
6.4 Pemberi Tugas, Pengawas Lapangan berhak untuk mengadakan Inspeksi kesetiap bagian
pekerjaan. Juga apabila pekerjaan tersebut dikerjakan di bengkel Kontraktor atau Sub
Kontraktor. Dalam hal ini Kontraktor harus memberi informasi, bantuan dan fasilitas lain yang
diperlukan dalam pemeriksaan secara teliti dan lengkap.
6.5 Kontraktor bertanggung jawab terhadap ketertiban pegawai serta kendaraan -kendaraannya
dan bersedia memelihara atau memperbaiki segala kerusakan -kerusakan yang mungkin
terjadi, baik di dalam lokasi proyek maupun di luarnya, sehingga kembali seperti semula.
6.6 Pada waktu penyerahan pertama, seluruh pekerjaan harus diserahkan dalam keadaan
sempurna / selesai, termasuk pembongkaran pekerjaan-pekerjaan sementara, pembersihan
halaman dan sekitarnya sesuai dengan keinginan Pengawas Lapangan.

Pasal 7
SETTING OUT
7.1 Untuk menentukan posisi dan ketinggian bangunan di lapangan Pemborong harus
melakukan pengukuran dilapangan secara teliti dan benar, sesuai dengan referensi
Benchmark atau titik tetap dilapangan seperti ditunjukkan dalam gambar atau atas petunjuk
Pengawas Lapangan.
7.2 Pengukuran ulang dilokasi dilakukan oleh Kontraktor Bersama Direksi, Pengawas dan Dinas
Terkait untuk mengetahui volume pagar sesuai lay out lokasi.
7.3 Pengukuran untuk penentuan posisi dilakukan dengan peralatan yang mempunyai presisi
tinggi dengan metode triangulasi dan hasilnya disampaikan ke Pengawas Lapangan untuk
mendapatkan persetujuan.
7.4 Dalam hal terdapat perbedaan antara rencana dalam gambar dengan hasil pengukuran yang
dilaksanakan pemborong dilapangan, maka sebelum melanjutkan pekerjaan yang mungkin
dipengaruhi perbedaan tersebut, pemborong harus melaporkan hal ini kepada Pengawas
Lapangan untuk mendapatkan keputusan dan dinyatakan dalam Berita Acara.
7.5 Keputusan akan hasil pengukuran oleh Pemborong akan didasarkan atas keamanan
konstruksi dan kelancaran operasional.

Pasal 8
DAERAH KERJA DAN JALAN MASUK

8.1 Pemborong akan diberikan daerah kerja untuk pelaksanaan pekerjaan ini. Lokasi tersebut
dapat diperoleh dengan cara sewa / pinjam berdasarkan ketentuan yang berlaku dan harus
membatasi operasinya dilapangan yang betul-betul diperlukan untuk pekerjaan tersebut.
8.2 Tata letak yang meliputi jalan masuk, lokasi penyimpanan bahan bangunan dan jalur
pengangkutan material dibuat oleh Pemborong dengan persetujuan Pengawas Lapangan.

Pasal 9
MATERIAL
9.1 Material yang akan dipakai dalam pekerjaan - pekerjaan ini diutamakan produksi dalam
negeri.
9.2 Jika pemborong mengajukan bahan lain yang akan digunakan selain yang disyaratkan, maka
mutunya minimal harus sama dengan yang disyaratkan dalam dokumen tender. Sebelum
pemesanan bahan harus diberitahukan pada Pengawas Lapangan yang meliputi jenis, kualitas
dan kuantitas bahan yang dipesan, untuk mendapat persetujuan.
9.3 Penumpukan material harus pada tempat yang baik agar mutu dari material dapat terjaga.

Rencana Kerja dan syarat-syarat Teknis /Pagar Keliling TPA. 3|


Pasal 10
SHOP DRAWING, AS BUILT DRAWING

10.1 Shop Drawing


Shop Drawing adalah gambar - gambar, daftar bengkokan besi, diagram -diagram, daftar
elemen bangunan dan detail gambar, yang disiapkan oleh Kontraktor atau Sub Kontraktor yang
memberikan penjelasan pekerjaan pembangunan dengan sebaik - baiknya. Kontraktor tidak
dapat menuntut akan kerusakan atau perpanjangan waktu karena keterlambatan sebagai
akibat perbaikan gambar kerja. Kontraktor bertanggung jawab akan adanya kesalahan yang
terdapat dalam shop drawing tersebut.

10.2 As Built Drawing


Apabila terdapat perbedaan antara gambar - gambar dengan pelaksanaan pekerjaan (atas
persetujuan Pengawas Pekerjaan Lapangan), maka segera setelah pelaksanaan bagian
pekerjaan tersebut harus membuat As Built Drawing. Setelah seluruh pekerjaan selesai
dilaksanakan, pemborong diwajibkan membuat gambar - gambar dari seluruh pekerjaan
termasuk perubahan-perubahan yang dilaksanakan di lapangan. Gambar - gambar As Built
Drawing dibuat dengan menggunakan software Auto Cad, dan dicetak rangkap 3 (tiga) serta
file As Built Drawing diserahkan kepada Pengawas pekerjaan.

Pasal 11
LAPORAN DAN DOKUMENTASI
11.1 Laporan Pekerjaan
a. Pemborong diwajibkan melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan rencana, perubahan -
perubahan yang mungkin terjadi harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pemberi
Tugas.
b. Pemborong harus membuat laporan harian, mingguan dan bulanan.
c. Di dalam Laporan Harian harus tercantum keadaan cuaca, bahan yang masuk, jumlah
pekerja/pegawai/karyawan, catatan - catatan tentang perintah – perintah dari Pemberi
Tugas / Direksi atau wakilnya dan hal - hal lain yang dianggap perlu.
d. Jumlah pekerja setiap hari dicatat menurut golongan dan upah. Daftar pekerja ini setiap waktu
dapat diperiksa oleh Pemberi Tugas, dan ia berhak mengadakan penelitian tentang
produktivitas pekerjaan tersebut.
e. Setiap akhir pekan Pemborong harus menyampaikan Laporan Mingguan kepada Pemberi
Tugas tentang kemajuan pekerjaan dalam minggu yang bersangkutan, meliputi persediaan
bahan di tempat proyek, penambahan, pengurangan atau perubahan pekerjaan,
jumlah/macam dan harga satuan bahan-bahan yang masuk dan kejadian-kejadian penting
lainnya yang terjadi dalam proyek yang mempengaruhi pelaksanaan proyek.
f. Setiap akhir bulan, Pemborong harus melaporkan kemajuan pekerjaan secara terperinci dan
besarnya persentase terhadap keseluruhan/bagian, disamping dokumentasi foto berwarna
ukuran postcard yang menunjukkan kemajuan pekerjaan beserta peralatan yang dipakai dan
lain - lain foto ditempel pada album dengan keterangan - keterangan serta tanggal gambar
- gambar diambil. Pemborong harus mengirimkannya kepada Pemberi Tugas sebanyak 5
(lima) set album atas biaya kontraktor.
11.2 Foto - Foto.
Kontraktor diharuskan mengadakan pengambilan foto di lapangan, yang berkenaan dengan
kemajuan tahap pekerjaan, detail - detail yang akan ditutup, adanya bencana dan sebagainya.
Hasil cetakan foto tersebut harus disampaikan pada Pengawas Lapangan sebanyak minimal
3 (tiga) set atas biaya kontraktor.

Rencana Kerja dan syarat-syarat Teknis /Pagar Keliling TPA. 4|


Pasal 12
KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA

12.1 Selama masa pekerjaan, Kontraktor / Pemborong harus senantiasa memelihara kebersihan
lokasi pekerjaan, setiap saat sampah - sampah pekerjaan selalu diangkut dan dikumpulkan di
suati tempat yang telah ditentukan.
12.2. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan cukup
di tempat pekerjaan untuk para pekerja dan personil yang terlibat dalam proyek.
12.3 Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan kotak P3K di tempat pekerjaan serta
selama Pelaksanaan Pekerjaan Kontraktor wajib menerapkan prosedur K3 dan Prokes Covid
19.
12.4 Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, Kontraktor /
Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja, bahan dan
peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas. Dalam hal terjadinya
kerusakan-kerusakan, maka Kontraktor / Pemborong harus bertanggung jawab untuk
memperbaikinya.
12.5 Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor / Pemborong selekas mungkin memberitahukan
kepada Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban
kecelakaan itu.
12.6 Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga Kerja
Nomor 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men/1984 tanggal 27 Januari 1984 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977 bagi Tenaga Kerja Borongan Harian Lepas pada
Kontraktor Induk maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan proyek-proyek Departemen
Pekerjaan Umum, Pihak Kontraktor / Pemborong yang sedang melaksanakan pembangunan
/ pekerjaan agar ikut serta dalam program ASTEK dan memberitahukan secara tertulis kepada
Pemimpin Proyek.

Pasal 13
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN
13.1 Ijin masuk tempat kerja
- Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor / Pemborong, tetapi
karena bahan / material ataupun komponen jadi maupun mutu pekerjaannya sendiri ditolak
oleh Konsultan Pengawas / Direksi, harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas
biaya Kontraktor / Pemborong dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas /
Direksi.
- Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutupi atau menjadi tidak terlihat sebelum mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas, dan Kontraktor / Pemborong harus memberikan
kesempatan sepenuhnya kepada Petugas / Ahli dari Konsultan Pengawas untuk memeriksa
dan mengukur pekerjaan yang akan ditutup dan tidak terlihat.
- Kontraktor / Pemborong harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas kapan setiap
pekerjaan sudah siap atau diperkirakan akan siap diperiksa dan Konsultan Pengawas tidak
boleh menunda waktu pemeriksaan, kecuali apabila Konsultan Pengawas memberikan
petunjuk tertulis kepada Kontraktor / Pemborong apa yang harus dilakukan.
- Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari waktu
diterimanya Surat Permohonan Pemeriksaan, tidak terhitung hari libur / hari raya) tidak
dipenuhi / ditanggapi oleh Konsultan Pengawas, maka Kontraktor / Pemborong dapat
meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui
oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
- Bila Kontraktor / Pemborong melalaikan perintah, Konsultan Pengawas / Direksi berhak
menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki.
- Biaya pembongkaran dan pemasangan / perbaikan kembali menjadi tanggungan Kontraktor
Pemborong, tidak dapat di-klaim sebagai biaya pekerjaan tambah maupun alasan untuk
perpanjangan waktu pelaksanaan.

Rencana Kerja dan syarat-syarat Teknis /Pagar Keliling TPA. 5|


13.2 Kemajuan pekerjaan
- Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh Kontraktor
/ Pemborong demikian pula metode / cara pelaksanaan pekerjaan harus diselenggarakan
sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Konsultan Pengawas.
- Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut penilaian
Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada waktu yang telah
ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang, maka Konsultan Pengawas harus
memberikan petunjuk secara tertulis langkah-langkah yang perlu diambil guna melancarkan
laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.

13.3 Perintah untuk pelaksanaan


Bila Kontraktor / Pemborong atau petugas lapangannya tidak berada di tempat kerja dimana
Konsultan Pengawas bermaksud untu memberikan petunjuk atau perintah, maka petunjuk
atau perintah itu harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh semua petugas pelaksana atau
petugas yang ditunjuk oleh Kontraktor / Pemborong untuk menangani
pekerjaan itu.

13..4 Toleransi
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam Kontrak ini harus dikerjakan sesuai dengan
toleransi yang diberikan dalam spesifikasi dan toleransi lainnya yang ditetapkan pada bagian
lainnya.

Pasal 14
IZIN – IZIN

Kontraktor harus mengurus dan memperhitungkan biaya untuk membuat izin - izin yang diperlukan
dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara lain : izin penerangan/listrik, izin
pengambilan material, izin pembuangan, izin pemakaian jalan, izin penggunaan bangunan serta
izin - izin lain yang diperlukan sesuai dengan ketentuan/peraturan daerah setempat.

Pasal 15
PAPAN NAMA PROYEK
Kontraktor / Pemborong harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuan yang
berlaku atas biaya Kontraktor / Pemborong.

Pasal 16
KUASA KONTRAKTOR DILAPANGAN
16.1 Di lapangan pekerjaan, Kontraktor / Pemborong wajib menunjuk seorang Kuasa Kontraktor
atau biasa disebut Site Manajer yang cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan
di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor /Pemborong.
16.2 Dengan adanya Pelaksana tidak berarti bahwa Kontraktor / Pemborong lepas tanggung jawab
sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
16.3 Kontraktor / Pemborong wajib memberitahu secara tertulis kepada Pemimpin / Ketua Proyek
dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapat persetujuan.
16.4 Bila dikemudian hari menurut pendapat Pemimpin / Ketua Proyek dan Konsultan Pengawas
bahwa Pelaksana dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan,
maka akan diberitahukan kepada Kontraktor / Pemborong secara tertulis untuk mengganti
Pelaksana.
16.5 Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor / Pemborong
harus sudah menunjuk Pelaksana yang baru atau Kontraktor / Pemborong sendiri
(Penanggung Jawab / Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan.

Rencana Kerja dan syarat-syarat Teknis /Pagar Keliling TPA. 6|


II. SYARAT - SYARAT TEKNIS KHUSUS

Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN

1.1 Pekerjaan Pembangunan Pagar Keliling TPA meliputi pekerjaan :


A. Pekerjaan Lanjutan Pagar TPA
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Tanah dan Pondasi
3. Pekerjaan Dinding dan Beton
4. Pekerjaan Pagar Kawat
5. Pekerjaan Pengecatan
B. Pekerjaan Gapura/Pintu Gerbang
6. Pekerjaan Tanah dan Pasangan Gapura
7. Pekerjaan Dinding dan Beton Gapura
8. Pekerjaan Besi dan Papan Nama Gapura
9. Pekerjaan Pengecatan Gapura

1.2 Persyaratan yang disebutkan berikut ini akan berlaku secara umum untuk semua pekerjaan,
kecuali untuk pekerjaan - pekerjaan yang disyaratkan secara khusus.

Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
2.1 Mobilisasi dan Demobilisasi
a. Kontraktor harus mempersiapkan dan mengadakan peralatan kerja dan peralatan bantu yang
akan digunakan dilokasi proyek sesuai dengan lingkup pekerjaan serta memperhitungkan
segala biaya pengangkutan
b. Kontraktor harus menjaga ketertiban dan kelancaran selama perjalanan alat – alat berat yang
menggunakan jalanan umum agar tidak mengganggu lalu lintas.
c. Pemberi kerja/pengawas lapangan berhak memerintahkan untuk menambah peralatan atau
menolak peralatan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi peralatan.
d. Bila pekerjaan telah selesai, kontraktor diwajibkan untuk segera menyingkirkan alat - alat
tersebut, memperbaiki kerusakan yang di akibatkannya dan membersihkan bekas - bekasnya.

 Persyaratan Mobilisasi
■ Mobilisasi dari semua pekerja yang diperlukan untuk pelaksanaan dan penyelesaian
pekerjaan kontrak.
■ Mobilisasi dan pemasangan peralatan konstruksi dari suatu lokasi asalnya ketempat yang
digunakan sesuai ketentuan Kontrak.
■ Penyediaan dan pemeliharaan Base Camp Kontraktor, termasuk bila perlu kantor - kantor
lapangan, tempat tinggal, bengkel - bengkel, gudang – Gudang dsb.

Rencana Kerja dan syarat-syarat Teknis /Pagar Keliling TPA. 7|


2.3 Pengukuran dan Pemasangan Bowplank

a. Pengawas Lapangan akan menetapkan 2 (dua) Benchmark sebagai referensi yang ditetapkan
dilapangan. Bila Benchmark belum ada maka pemborong berkewajiban membuat Benchmark
sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
b. Pemborong harus atau wajib membuat bouwplank dan memasang patok -patok pembantu,
sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan untuk menjamin ketelitian, bentuk, posisi, arah
elevasi dan lain - lain, yang harus dipelihara keutuhan letak dan ketinggiannya selama
pekerjaan berlangsung.
c. Sebelum pekerjaan dimulai, patok - patok pembantu, bouwplank harus disetujui Pengawas
Lapangan. Patok - patok dan referensi lainnya tidak boleh disingkirkan sebelum diperintahkan
oleh Pengawas Lapangan.
d. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu Klas II dengan ukuran tebal 3 cm. dan lebar 15
cm., lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.
e. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 dengan jarak satu sama lain adalah 1,50 m.
tertancap di tanah sehingga tidak dapat digerak-gerakkan atau diubah.
f. Papan bangunan dipasang sejarak 2,00 m. dari as pondasi terluar atau sesuai dengan keadaan
setempat.
g. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan antara satu dengan lainnya atau rata
waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.
h. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor / Pemborong harus melaporkan
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
i. Kontraktor / Pemborong harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan letak papan
bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.

2.4 Papan Nama Proyek.


a. Sebelum pematokan bangunan dilaksanakan kontraktor wajib untuk melapor kepada Direksi
tentang rencana jadwal pematokan dan memasang papan nama proyek ukuran 1.60 x 1.20 m.
b. Papan Nama harus dipasang sedemikian rupa sehingga jelas terbaca dari luar batas daerah
kerja atau penempatannya atas persetujuan Direksi.
c. Papan Nama memuat informasi jelas dan bisa dibaca mengenai pekerjaan yang dilaksanakan.

2.5 Kantor Proyek (Direksi Keet)


a. Sebelum Pekerjaan dimulai, kontraktor diwajibkan untuk menyediakan bangunan sementara
untuk kantor proyek/direksi keet yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung didalam halam
proyek. Bangunan terdiri dari 2 (dua) buah ruangan dengan luasan yang cukup, masing-masing
untuk :
- Direksi/pengawas lapangan & pelaksana kontraktor.
- Gudang penyimpanan bahan dan alat.
b. Selain itu kontraktor diwajibkan menyediakan WC darurat yang cukup memenuhi syarat
kesehatan dengan fasilitas air bersih untuk kebutuhan personalia yang bekerja di proyek.

Rencana Kerja dan syarat-syarat Teknis /Pagar Keliling TPA. 8|


c. Perlengkapan yang harus disediakan :
■ Meja rapat lengkap kursi.
■ 1 unit kotak P3K lengkap dengan isinya dan peralatn lain sesuai prokes Covid 19.
■ Kontraktor harus menyediakan fasilitas penerangan dan listrik untuk pelaksanaan kegiatan.

2.6 Penyediaan Air Kerja.


Air kerja untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan harus disediakan sendiri oleh Kontraktor,
yang memenuhi syarat, bersih, tidak berwarna dan tidak mengandum air garam, serta harus
diperiksakan di laboratorium bila dikehendaki oleh Direksi.

2.7. Administrasi dan Dokumentasi


Laporan Harian, Mingguan dan Pemotretan.
Kontraktor diwajibkan membuat dan menyampaikan laporan dalam rangkap empat.
 Laporan Harian
Adalah laporan yang diisi hari demi hari kerja yang memuat perincian tentang :
■ Kapasitas / banyaknya tenaga kerja
■ Pemasukan bahan bangunan
■ Kegiatan pelaksanaan pada hari ini
■ Catatan kejadian lainnya (curah hujan dan Iain-lain)
■ Catatan maupun peringatan dari Pengawas

 Laporan Mingguan
Adalah laporan berkala mingguan yang berisikan garis-garis besar dari apa saja yang telah
dicatat / dilaporkan dalam laporan harian, misal jumlah atau persentasi pekerjaan yang telah
dikerjakan maupun rencana kerja minggu berikutnya.
■ Laporan Mingguan dibuat oleh Kontraktor dengan persetujuan Pengawas.

 Laporan berkala bulanan dibuat oleh Pengawas yang ditujukan untuk Pemberi Tugas.
■ Untuk melengkapi laporan maupun dokumentasi secara visual, maka Kontraktor harus
mengadakan pemotretan bagian-bagian pekerjaan /bangunan yang sedang dalam
pelaksanaan.
■ Kuantitas dan arah pemotretan serta beberapa set foto tersebut harus dicetak (minimal
3 set) ditentukan kemudian berdasarkan kebutuhan maupun tahapan pada angsuran
pembayaran. Foto / gambar harus dicetak di atas kertas bromida mengkilap dan
berwarna ukuran 3R.

Pasal 3
PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI

a. Lingkup Pekerjaan Galian untuk bangunan terdiri dari galian tanah untuk pondasi menerus dan
galian tanah lainnya yang ukurannya disesuaikan dengan gambar rencana.
b. Galian menggunakan alat / mekanis (excavator) Tanah bekas galian harus ditimbun diluar
papan bouwplank sedemikian rupa sehingga tidak merusak papan bangunan tersebut dan
cukup jauh dari lubang-lubang jalur galian, agar tanah galian tidak jatuh kembali dalam lubang
galian.
c. Urugan tanah kembali.
Tanah bekas galian pondasi bila dijadikan tanah urugan harus bersih dari sampah/kotoran.
d. Urugan pasir dibawah pondasi, sesuai gambar rencana.
 Pasir urug yang digunakan untuk pekerjaan ini harus bersih dari segala macam kotoran.
 Pasir urug tersebut harus dipadatkan dengan alat pemadat sampai padat (merata sesuai
dengan luas urugan).
 Tebal urugan pasir disesuaikan dengan gambar rencana.

Rencana Kerja dan syarat-syarat Teknis /Pagar Keliling TPA. 9|


e. Syarat - Syarat Kerja yang menyangkut bidang lain, mengikuti ketentuan - ketentuan letak, peil
dan dimensi seperti yang dicantumkan dalam Gambar Rencana atau petunjuk Konsultan
Pengawas.
f. Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur terpasang lengkap
dengan penandaan sumbu, ketinggian dan bentuk telah diperiksa seta disetujui Konsultan
Pengawas.
g. Urutan penggalian harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti petunjuk-petunjuk
Konsultan Pengawas sehingga tidak menimbulkan gangguan pada lingkungan tapak / site atau
menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktu lebih dari 24 jam.
h. Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak padat atau longgar,
maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang yang tejadi harus ditutup
urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm. lapis demi lapis sampai
penuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan. Biaya pekerjaan ini menjadi
tanggungan Kontraktor / Pemborong dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
i. Bila Kontraktor / Pemborong melakukan penggalian yang melebihi kedalaman yang
ditentukan dalam Gambar Kerja, maka Kontraktor / Pemborong wajib untuk menutupi
kelebihan galian tersebut dengan urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap
ketebalan 5 cm. lapis demi lapis sampai penuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan.
j. Aanstamping dibuat dari batu kali/batu belah dengan dimensi sesuai gambar kerja.
k. Pasangan Pondasi :
 Pasangan pondasi dibuat dari pasangan batu Kali/batu Belah dengan campuran 1 PC : 5
Psr.
 Bentuk, ukuran dan jenis pondasi sesuai yang tercantum dalam gambar rencana.

Pasal 4
PEKERJAAN BETON
4.1 Umum

Rencana Kerja dan syarat-syarat Teknis /Pagar Keliling TPA. 10 |


a. Semua bahan - bahan yang akan dipakai dalam pejkerjaan ini harus memenuhi ketentuan -
ketentuan umum yang berlaku di Indonesia. Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur
bangunan ini harus mempunyai mutu karakteristik minimal K-175. Adukan beton yang
dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini menggunan molen beton/concrete mixer,
yang sebelumnya sudah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas / Konsultan
Pengawas.Lingkup Pekerjaan Beton meliputi :
 Sloof 17.5/25
 Kolom struktur 20/20
 Ring balk 17.5/15.

4.2 Semen
a. Jenis semen yang dipakai untuk beton dan adukan dalam pekerjaan ini adalah Portland
Cement (PC) Semen yang didatangkan ke proyek harus dalam keadaan utuh dan baru.
Kantong- kantong pembungkus harus utuh dan tidak ada sobekan.
b. Penyimpanan semen harus dilakukan di dalam gudang tertutup dan harus terlindung dari
pengaruh hujan, lembab udara dan tanah.
c. Semen yang dipakai harus diperiksa oleh Pengawas.

4.3 Agregat
a. Agregat halus atau pasir untuk pekerjaan beton dan adukan harus berbutir keras, bersih dari
kotoran - kotoran dan zat - zat kimia organik dan anorganik yang dapat merugikan mutu
beton ataupun baja tulangan, dan bersudut tajam.
b. Agregat kasar adalah batu pecah (split) dengan ukuran maksimal 2,5 cm, dan mempunyai
bidang pecah minimum 4 buah, dan mempunyai bentuk lebih kurang seperti kubus.
c. Batu pecah harus diperoleh dari batu keras yang digiling oleh mesin pemecah, bersih, serta
bebas dari kotoran.

Dalam pekerjaan ini beton yang digunakan adalah beton dengan adukan Beton Molen (Concrete
Mixer) dengan mutu beton K-175.

4.4 Baja Tulangan harus memenuhi syarat berikut :


a. Besi untuk tulangan beton yang akan digunakan dalam pekerjaan ini adalah baja dengan U-
24 dan mutu U-39 (minimum yield-strees 3900 kg/cm2) dengan diameter seperti ditetapkan
dalam gambar kerja.

Rencana Kerja dan syarat-syarat Teknis /Pagar Keliling TPA. 11 |


b. Setiap pengiriman sejumlah besi tulangan ke proyek harus dalam keadaan.
c. Penyimpanan/penumpukan harus sedemikian rupa sehingga baja tulangan terhindar dari
pengotoran-pengotoran, minyak, udara lembab lingkungan yang dapat mempengaruhi/
mengakibatkan baja berkarat, dan lain-lain pengaruh luar yang mempengaruhi mutunya,
terlindung atau ditutup dengan terpal - terpal sebelum dan setelah pembengkokan. Baja
tulangan ditumpuk di atas balok-balok kayu agar tidak langsung berhubungan dengan tanah.

4.5 Air harus memenuhi syarat sebagai berikut :


a. Air yang dipakai untuk adukan beton harus bersih dan adukan spesi harus bebas dari zat - zat
organik, anorganik, asam, garam, dan bahan alkali yang dapat mempengaruhi berkurangnya
kekuatan dan atau keawetan beton. Mutu air tersebut sedapat mungkin bermut air minum.
b. Air yang akan dipakai untuk pekerjaan beton, membilas, membasahi dan lain-lain harus
mendapat pemeriksaan dan persetujuan dari Pengawas Lapangan sebelum dipakai.
c. Pemborong harus menyediakan air kerja di bak penampungan air di lapangan untuk menjamin
kelancaran kerja.

4.6 Bekisting
a. Bahan bekisting untuk pekerjaan ini dapat menggunakan bekisting dari kayu dan plywood
untuk pekerjaan beton bertulang seperti yang tertera dalam gambar.
b. Untuk mendapatkan bentuk penampang, ukuran beton seperti dalam gambar konstruksi
bekisting harus dikerjakan dengan baik, lurus, rata, teliti dan kokoh.
c. Pekerjaan bekisting harus sedemikian rupa hingga bekisting terjamin rapat dan adukan tidak
merembes keluar.
d. Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekisting harus bersih dari kotoran serta
tidak ada genangan air yang mengakibatkan turunnya mutu beton. Untuk menjamin bahwa
bagian dalam bekisting benar - benar bersih dan tidak ada genangan air dapat digunakan
kompressor.
e. Finishing beton bertulang dalam arti penambalan - penambalan sejauh mungkin dihindari
dan bila terpaksa dilakukan, harus dilakukan sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.

4.7 Tulangan
a. Gambar rencana kerja untuk baja tulangan, meliputi rencana pemotongan, pembengkokan,
sambungan, penghentian, diajukan oleh Kontraktor kepada Pengawas Lapangan untuk
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan.
b. Semua pembengkokan tulangan harus dilakukan sebelum penyetelan atau penempatan. Tidak
diperkenankan membengkokkan tulangan bila sudah ditempatkan kecuali apabila hal ini
terpaksa dan mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.
c. Penulangan baja sebelum ditempatkan, keseluruhan harus dibersihkan dari karat yang lepas
dari flaky, millscale, lapisan atau bahan lain yang dapat menghancurkan atau mengurangi
pelekatan dengan beton.
d. Tebal selimut beton untuk memberi perlindungan pada baja tulangan harus sesuai dengan
gambar rencana.
e. Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai rencana dan harus dijaga jarak
antara tulangan dan bekesting untuk mendapatkan tebal selimut beton (beton deking)
minimal sesuai persyaratan. Untuk itu Pemborong harus mempergunakan penyekat (spacer),
dudukan (chairs) dari balok - balok beton dengan mutu minimal sama dengan beton yang
bersangkutan. Semua tulangan harus diikat dengan baik dan kokoh sehingga dijamin tidak
bergeser pada waktu pengecoran. Kawat pengikat yang berlebih harus dibengkokkan ke arah
dalam beton.
f. Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan harus terlebih dahulu diperiksa untuk
memastikan jumlah dan ukurannya, ketelitian untuk penempatannya, kebersihan, dan untuk
mendapatkan perbaikan bilamana perlu.
g. Tulang yang berkarat harus dibersihkan atau diganti bilamana dianggap Pengawas Lapangan
akan merugikan atau melemahkan konstruksi. Pengecoran tidak diperkenankan apabila
belum diperiksa dan disetujui secara tertulis oleh Pengawas Lapangan.
h. Khusus untuk selimut beton, dudukkan harus cukup kuat dan jaraknya sedemikian hingga
tulangan tidak melengkung dan beton penutup tidak kurang dari yang disyaratkan.
Rencana Kerja dan syarat-syarat Teknis /Pagar Keliling TPA. 12 |
i. Tidak ada bagian logam/tulangan atau alat digunakan untuk menyambungkan atau untuk
menjaga penulangan dalam posisi yang sebenarnya akan dibiarkan tetap diantara selimut
beton yang telah ditentukan.
j. Untuk semua tulangan kecuali sengkang harus merupakan tulangan ulir tidak diperkenankan
tulangan polos.

4.8 Pengecoran Beton


a. Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan penghentian
pengecoran (cold joint) kecuali bila sudah diperhitungkan pada tempat - tempat yang aman
dan sebelumnya sudah mendapat persetujuan Pengawas Lapangan. Pemborong harus sudah
mempersiapkan segala sesuatunya untuk pengamanan pelindung dan lain-lain yang dapat
menjamin kontinuitas pengecoran.
b. Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatan, material, serta tenaga yang diperlukan sudah
harus siap dan cukup untuk suatu tahap pengecoran sesuai dengan rencana yang sebelumnya
disetujui Pengawas Lapangan. Tulangan, jarak, bekesting dan lain - lain, harus dijaga dengan
baik sebelum dan selama pelaksanaan pengecoran.
c. Segera setelah beton dituangkan ke dalam bekesting, adukan harus dipadatkan dengan
alat bantu yang memadai. Pemadatan harus dijaga sedemikian agar tidak terjadi
pemisahan/segregasi antara komponen adukan beton. Proses pemadatan harus
mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan terlebih dahulu.
d. Apabila cuaca meragukan, sedangkan Pengawas Lapangan tetap menghendaki agar
pengecoran tetap harus berlangsung, maka pihak Pemborong diwajibkan menyediakan alat
pelindung seperti terpal yang cukup untuk melindungi tempat/bagian yang sudah maupun
yang akan dicor. Pengecoran tidak diijinkan selama hujan lebat

4.9 Perawatan Beton


Perlindungan dapat dilakukan dengan penyiraman “springkling” dengan air pada
permukaanbeton, menutup permukaan dengan plastik/karung basah atau penyemprotan
permukaan dengan curing compound.

Pasal 5
PEKERJAAN DINDING BATAKO

5.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi hal - hal mengenai pengadaan bahan - bahan dan pemasangan semua
pekerjaan dinding batako seperti yang tertera pada gambar kerja. Pelaksanaan harus benar -
benar mengikuti garis - garis ketinggian, bentuk - bentuk seperti yang terlihat dalam gambar
kerja dan persyaratan ini.

Rencana Kerja dan syarat-syarat Teknis /Pagar Keliling TPA. 13 |


5.2 Persyaratan Bahan - Bahan
a. Batako
( Batako press ) Ukuran (10x16x40) Cm. Batako press yang digunakan harus mempunyairusuk
- rusuk yang tajam dan tegak lurus, bidang – bidang sisinya harus rata dan tidak
menunjukkan adanya retak - retak, batako tersebut ukurannya harus sejenis dan seragam.
b. Semen
Semen yang digunakan adalah Semen Portland jenis Portland Cement (PC) dan merupakan
hasil produksi dalam negeri. Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak
dibenarkan untuk digunakan. Penyimpanan semen harus diusahakan sedemikian rupa
sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan
ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen.
c. Pasir
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras, bersih dari campuran kotoran
dan tanah. Pasir laut tidak boleh digunakan pada proyek ini.
d. Air
Air harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak, seperti minyak, asam dan unsur
organik lainnya.

5.3 Pelaksanaan Pekerjaan


a. Semua dinding bangunan dipasang ½ (setengah bata) yang diperkuat dengan kolom struktur
dan kolom praktis 12/12 cm beton bertulang, yang jarak peletakannya sesuai dengan gambar
kerja.
b. Batako yang dipakai adalah jenis batko press yang berkualitas baik, dan sebelum dipakai
harus dibersihkan.
c. Untuk pasangan dinding bata biasa dipakai adukan 1 pc : 5 ps, sedangkan untuk pasangan
bata mulai dari sloof beton bertulang sampai setinggi 30 cm dipasang dinding trasraam
dengan adukan 1 pc : 3 ps.
d. Sebelum pekerjaan dilaksanakan Kontraktor harus mendapatkan persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas.

Pasal 6
PEKERJAAN PLESTERAN

6.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi hal - hal mengenai pengadaan bahan - bahan dan pemasangan semua
pekerjaan plesteran seperti yang tertera pada gambar - gambar. Pelaksanaan harus benar -
benar mengikuti garis - garis ketinggian, bentuk - bentuk seperti yang terlihat dalam gambar-
gambar dan persyaratan ini.

6.2 Persyaratan Bahan - Bahan


a. Semen
Semen yang digunakan adalah Semen Portland jenis Portland Cement (PC) dan merupakan
hasil produksi dalam negeri. Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya ridak
dibenarkan untuk digunakan. Penyimpanan semen harus diusahakan sedemikian rupa
sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah.
b. Pasir
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras, bersih dari campuran kotoran
dan tanah. Pasir laut tidak boleh digunakan pada proyek ini.
c. Air
Air harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak, seperti minyak, asam dan unsur
organik lainnya.

Rencana Kerja dan syarat-syarat Teknis /Pagar Keliling TPA. 14 |


6.3 Pelaksanaan Pekerjaan
a. Sebelum diplester bidang dinding harus dibasahi terlebih dahulu sampai jenuh, agar adukan
dapat melekat dengan baik.
b. Untuk pekerjaan plesteran dinding bata biasa dipergunakan adukan 1 pc : 5 ps, sedangkan
untuk plesteran dinding trasraam 1pc : 3 ps.
c. Untuk plesteran beton dipergunakan 1 pc : 3 ps, setelah dipermukaan beton yang akan
diplester dikasarkan terlebih dahulu dan disiram dengan air semen.
d. Semua pekerjaan plesteran harus dikerjakan dengan baik, bidang – bidangnya rata, tegak
lurus/siku terhadap bidang lainnya kemudian diaci atau dihaluskan permukaannya dengan
digosok sampai licin. Agar didapat bidang plesteran yang rata permukaannya maka dalam
pelaksanaanya pemborong harus menginstruksikan kepada tukang batu agar membuat
kepala-kepala plesteran setiap bidangnya.
e. Sebelum pekerjaan dilaksanakan Kontraktor harus mendapatkan persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas.

Pasal 7
PEKERJAAN PENGECATAN

7.1. Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan cat (kecuali ditentukan lain) dan peralatan untuk
melaksanakan pekerjaan ini termasuk alat-alat bantunya dan alat angkutnya (bila diperlukan),
ke tempat pekerjaan seperti yang tercantum dalam gambar, uraian dan syarat teknis ini dan
perjanjian kerja. Cat yang digunakan adalah Cat eksterior yang disyaratkan dalam kontrak,
atau merk yang disetujui Direksi/Pengawas.

7.2. Persyarat Bahan


1. Cat yang digunakan adalah Cat eksterior.
2. Sebelum memulai pengecatan, Kontraktor wajib menyerahkan 1 contoh bahan yang masih
dalam kaleng, 3 contoh bahan yang telah dicatkan pada permukaan plywood ukuran 40 x
40 cm

7.3. Pelaksanaan Pekerjaan


7.3.1. Umum
1. Sebelum dikerjakan, semua bahan harus ditunjukkan kepada Pengawas untuk
mendapatkan persetujuannya. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya
tambahan.
2. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian, bahan pengganti harus disetujui
oleh Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan Kontraktor.
3. Untuk pekerjaan cat di daerah terbuka, jangan dilakukan dalam keadaan cuaca lembab dan
hujan atau keadaan angin berdebu, yang akan mengurangi kualitas pengecatan dalam
keadaan terlindung dari basah dan lembab ataupun debu.
4. Permukaan bahan yang akan dicat harus benar-benar sudah dipersiapkan untuk
pengecatan. Permukaan yang akan dicat harus benar-benar kering, bersih dari debu,
lemak/minyak dan noda-noda yangmelekat.
5. Setiap pengecatan yang akan dimulai pada suatu bidang, harus mendapat persetujuan dari
Pengawas. Sebelum memulai pengecatan, Kontraktor wajib melakukan percobaan untuk
disetujui Pengawas.
6. Kontraktor tidak diperkenankan memulai suatu pekerjaan di suatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
7. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dan lain-lainnya, maka Kontraktor harus
segera melaporkannya kepada Pengawas .
8. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti kerusakan yang terjadi selama masa
pelaksanaan dan masa pemeliharaan, atas beban biaya Kontraktor, selama kerusakan
bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.
Rencana Kerja dan syarat-syarat Teknis /Pagar Keliling TPA. 15 |
7.3.2. Teknis
1. Lakukan pengecatan dengan cara terbaik, yang sesuai dengan prosedur dan teknik
pengecatan. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas -
bekas yang menunjukkan tanda- tanda sapuan atau semprotan dan roller.
2. Sapukan semua dasar dengan cat dasar memakai kuas. Penyemprotan hanya diijinkan
dilakukan bila disetujui Pengawas .
3. Pengecatan kembali dilakukan bila ada cat dasar atau cat akhir yang kurang menutupi, atau
lepas. Pengulangan pengecatan dilakukan sebagaimana ditunjukkan oleh Pengawas, serta
harus mengikuti petunjuk dan spesifikasi yang dikeluarkan pabrik yang bersangkutan.
4. Pembersihan permukaan harus mendapat persetujuan. Pekerjaan termasuk penggunaan
ongkos, pencucian dengan air, maupun pembersihan dengan kain kering.
5. Kerapian pekerjaan cat ini dituntut untuk tidak mengotori dan menggangu pekerjaan
finishing lain, atau pekerjaan lain yang sudah terpasang. Pekerjaan yang tidak sempurna
diulang dan diperbaiki atas tanggungan Kontraktor.

Pasal 8
PEKERJAAN PAGAR KAWAT
8.1. Lingkup Pekerjaan Pagar meliputi :
1. Pemasangan tiang besi siku 50.50.5 setinggi 60 cm diukur dari permukaan ringbalk.
2. Pemasangan kawat duri sebanyak 4 baris.

8.2. Persyaratan Bahan


1. Ukuran besi siku 50.50.5.
2. Kawar duri dari kawat kualitas terbaik.

8.3. Pedoman Pelaksanaan


1. Rangka Pagar
 Rangka Pagar besi siku menggunakan sambungan las, dengan ukuran sesuai
gambar rencana.
 Rangka harus dipasang pada saat pengecoran ringbalk dan diperkuat dengan
angker.
 Konstruksi sambungan harus dibuat rapi dan penuh keahlian dengan
memperhatikan peraturan yang digunakan.
 Semua Accessories seperti ikatan untuk kawat duri harus digunakan dan terpasang.
 Penyambungan pagar kawat pada area turunan atau kenaikan diberi rangka bantu
sedemikian agar pagar kawat tetap telihat rapi dan menyambung (sesuai gambar).

2. Kawat Duri
 Jarak terpasang antar kawat sesuai gambar rencana.
 Konstruksi sambungan harus rapi, dan kawat harus benar – benar terentang/tidak
molor, ikatan dengan besi siku kuat dan tidak mudah lepas.
 Pada area berbukit, turunan atau kenaikan disesuaikan dengan penambahan rangka
besi siku seperti ditunjukan dalam gambar..

Pasal 9
PEKERJAAN GAPURA

9.1. Lingkup Pekerjaan Pagar meliputi :


1. Pekerjaan Tanah dan Pasangan
2. Pekerjaan Dinding dan Beton
3. Pekerjaan Rangka dan Papan Nama
4. Pekerjaan Pengecatan
Rencana Kerja dan syarat-syarat Teknis /Pagar Keliling TPA. 16 |
9.2. Persyaratan Bahan
1. Persyaratan Bahan untuk pekerjaan Pasangan Pondasi, Dinding, Beton dan
Pengecatan mengikuti ketentuan yang tertera pada pasal-pasal diatas.
2. Untuk Pekerjaan Rangka dan Papan Nama, Bahan yang digunakan sesuai gambar
Rencana, meliputi Pipa GIP d 3” dan 1,5”, Plat Besi 1,2mm dan Besi Hollow 5x5 cm.
3. Cat Besi Anti Karat/Zinc

9.3. Pedoman Pelaksanaan


i. Rangka
 Rangka Pagar besi siku menggunakan sambungan las, dengan ukuran sesuai
gambar rencana.
 Rangka harus dipasang pada saat pengecoran Kolom dan diperkuat dengan
angker.
 Konstruksi sambungan harus dibuat rapi dan penuh keahlian dengan
memperhatikan peraturan yang digunakan.
 Semua Accessories seperti ikatan untuk kawat duri harus digunakan dan
terpasang.
 Penyambungan Pipa harus telihat rapi dan menyambung (sesuai gambar).

ii. Papan Nama


Ukuran dan Dimensi sesuai Gambar Rencana

Plat Besi yang digunakan tebal 1,2 mm, dengan rangka dari besi hollow 5x5, dilas

dan diklem agar terlihat rapi dan menyambung.
 Tulisan menggunakan Huruf cetak tebal ukuran disesuaikan dan diberi warna seseuai
petunjuk direksi/pengawas.
 Dilekatkan pada Rangka Pipa dengan cara dilas,kuat dan rapi.
 Finishing menggunakan Cat Besi anti Karat dengan warna sesuai petunjuk dan diberi
vernis.
iii. Semua proses dan hasil pekerjaan harus melalui persetujuan direksi /pengawas.

Rencana Kerja dan syarat-syarat Teknis /Pagar Keliling TPA. 17 |


Pasal 10
PENYERAHAN PEKERJAAN

10.1 Kontraktor harus menyelesaikan semua bagian pekerjaan yang tertera dalam kontrak,
Gambar-gambar dan syarat - syarat pada Dokumen Pengadaan (Pelelangan) ataupun
perubahan yang terdapat dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing), sehingga
pekerjaan dapat diterima dengan baik oleh Konsultan Pengawas dan Pihak Pemimpin Proyek.

10.2 Pada saat pekerjaan akan diserah-terimakan untuk pertama kalinya (Provisional Hand Over -
PHO), Kontraktor harus menyerahkan :
■ Gambar - gambar yang sebenarnya (As Built Drawings) yang telah disetujui.
■ Foto - foto / album pelaksanaan pekerjaan.

10.3 Bersama - sama dengan Konsultan Pengawas, kontraktor harus meneliti, mencatat dan
menyetujui, bagian - bagian pekerjaan yang belum sempurna, untuk dibuatkan daftar (Check
List) pekerjaan-pekerjaan yang akan diperbaiki dalam masa pemeliharaan.

Kefamenanu, 04 Oktober, 2022

Pejabat Pembuat Komitmen


Dinas Lingkungan Hidup

Petrus Kanisius Kosat,ST


NIP.19750427 200212 1 009

Rencana Kerja dan syarat-syarat Teknis /Pagar Keliling TPA. 18 |

Anda mungkin juga menyukai