Anda di halaman 1dari 8

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN PEMBUATAN KANDANG AYAM KELOMPOK RIWA


DESA RIWA KECAMATAN BATUMANDI

A. SPESIFIKASI TEKNIS

PETUNJUK UNTUK PESERTA

Peserta Tender harus membaca dan mempelajari seluruh gambar kerja, rencana kerja
dan syarat-syarat ini dengan seksama untuk memahami benar-benar maksud dan isi
dokumen tersebut secara keseluruhan maupun setiap bagian. Tidak ada gugatan yang
akan dipertimbangkan jika gugatan itu disebabkan karena peserta tidak membaca, tidak
memahami, tidak memenuhi petunjuk, ketentuan dalam gambar, atau pernyataan
kesalah-pahaman apapun mengenai arti dari isi dokumen ini.

KETENTUAN-KETENTUAN TEKNIS

PASAL 1. KETENTUAN UMUM

Untuk melaksanakan pekerjaan ini digunakan lembar - lembar ketentuan


yang dianggap telah diselipkan dalam rencana kerja dan syarat ini tetap
berlaku.

Pada khususnya pelaksanaan pekerjaan tersebut disesuaikan dengan


peraturan -peraturan berikut ini :

1. Algemene Voor Waarden [A.V] Persyaratan Pelaksanaan Pembangunan


di Indonesia yang disyahkan oleh Pemerintah.
2. Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Pembangunan Bangunan Negara
yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum [Dit. Jend. Cipta
Karya].
3. Persyaratan Umum dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia, D.P.T.I
- 1970.
4. Pemeriksaan Umum untuk pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan, NI -
3, P.U.B.B - 1956, NI - 3 P.U.B.B 1966.
5. Peraturan Beton Indonesia, P.B.I. NI - 2 1955, P.B.I. NI - 1971,
SKSNIT - 15 - 1991 - 03.
6. Peraturan Muatan Indonesia ; P.M.I - NI, 18 - 1969.
7. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ; PKKI - NI 5 1961.
8. Peraturan-peraturan lain yang berhubungan dengan Pembangunan yang
berlaku di Wilayah Republik Indonesia.
SPESIFIKASI TEKNIS

9. Dan lain – lain yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah setempat.

Jika ternyata rencana kerja dan syarat – syarat ini terdapat kelalaian /
penyimpangan dengan peraturan – peraturan sebagaimana dinyatakan dalam
ayat – ayat di atas maka rencana kerja dan syarat ini yang mengikat.

Jika tidak ditentukan lain dalam rencana kerja dan syarat ini, maka semua
peraturan sebagaimana dinyatakan dalam ayat –ayat diatas termasuk segala
perubahan – perubahan hingga kini, untuk pelaksanaan penyelesaian tetap
berlaku.

Jika ternyata rencana kerja dan syarat – syarat ( RKS ) terdapat kelalaian/
penyimpangan dengan gambar Bestek maka RKS ini yang mengikat,
kecuali bila ditentukan lain, Pemborong tidak diperkenankan memutuskan
sendiri yang mana yang harus dilaksanakan, sebelum dikonsultasikan
dengan Direksi pelaksana/ Pemimpin Kegiatan

PASAL 2. PENJELASAN UMUM

Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan – ketentuan dalan


uraian dan syarat – syarat tertulis ini, gambar – gambar kerja serta revisi
ataupun tambahan-tambahanya, risalah penjelasan pekerjaan dan keputusan
– keputusan tertulis pengawas lapangan.

Sebelum pekerjaan dimulai pemborong diwajibkan mencocokan dahulu


ukuran satu sama lain. Bila terdapat ketidaksesuaian harus segera
memberitahu Pengawas Lapangan. Pemborong harus mentaati keputusan
Pengawas Lapangan secara tertulis dalam buku harian. Pemborong tidak
dibenarkan membetulkan kekeliruan ataupun memutuskan sendiri.

Pekerjaan harus dilaksanakan sekalian dengan mendatangkan, mengangkut


dan mengerjakan semua bahan-bahan yang diperlukan, peralatan – peralatan
sementara, tenaga ,pengawas dan sebagainya. Pada umumnya semua
keperluan yang dibutuhkan untuk penyelesaian dan pelaksanaan secara tepat
dan lengkap pada waktunya, meskipun bahan – bahan, alat-alat, pekerjaan
tidak disebutkan/ dinyatakan dalam uraian dan syarat – syarat tertulis
ataupun gambar – gambar.
SPESIFIKASI TEKNIS

Pengawas lapangan berwenang penuh untuk memeriksa atas semua bahan


dan peralatan yang didatangkan untuk memeriksa dan menyatakan menolak
atau mengijinkan penggunaanya sesuai dengan syarat-syarat dalam uraian
pekerjaan dan syarat-syarat tertulis ini. Dalam hal bahan yang ditolak,
paling lambat dalam waktu 1 X 24 jam sesudah penolakan diberikan secara
tertulis harus sudah diangkut keluar dari lokasi bangunan.

Tanah bangunan diserahkan kepada pemborong dalam keadaan seperti pada


waktu penjelasan pekerjaan (aanwijzing ). Pekerjaan harus diserahkan
Pemborong selesai sama sekali termasuk perbaikan kembali kerusakan yang
mungkin terjadi pada jalan – jalan, saluran – saluran, taman – taman yang
ada, sengaja atau tidak akibat pelaksanaan pekerjaan penyingkiran segala
bahan-bahan pelaksanaan pekerjaan penyingkiran segala bahan – bahan
pelaksanaan pekerjaan, bongkoran – bongkaran dan lain-lain satu dan lain
atas perunding terlebih dahulu dengan Pengawas Lapangan.

PASAL 3. LINGKUP PEKERJAAN

3.1 KETERANGAN UMUM

1. Pekerjaan yang harus diselesaikan seperti yang dimaksud


oleh RKS ini adalah dengan gambar-gambar pelaksana.

2. Pekerjaan yang harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam


RKS gambar – gambar perencanaan, berita acara rapat pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan agenda yang disampaikan selama
pelaksanaan.

3.2 IKHTISAR PEKERJAAN

1. Pekerjaan dibangun / diselesaikan di lokasi yang telah disediakan


sesuai dengan rencana.

2. Pekerjaan tersebut diatas ditenderkan sesuai dengan :

 Gambar Bestek dan Detail terlampir.


 Uraian Kerja dan Syarat-syarat dalam Pasal-pasal berikutnya.
 Risalah Rapat Penjelasan [Aanwijzing].
 Petunjuk-petunjuk dari Direksi / Direksi Lapangan.
SPESIFIKASI TEKNIS

3. Pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik dengan ketentuan-


ketentuan :

 Halaman harus bersih dari sisa – sisa kotoran/puing-puing pada


waktu diserahkan.
 Pekerjaan segera diserahterimakan dengan memuaskan Direksi

PASAL 4. IZIN BANGUNAN

4.1 Setelah Surat Perintah Kerja ( SPK ) dikeluarkan, maka izin bangunan
dan izin lainnya akan diurus oleh Pemberi Tugas, namun pelaksanaan
dan pembiayaannya akan ditanggung oleh Pemborong.
4.2 Untuk memulai pekerjaan, maka pemborong harus dapat menunjukkan
kepada Konsultan Pengawas surat izin bangunan atau minimal tanda
bukti bahwa izin bangunan tersebut sedang diproses.

4.3 Tanpa adanya izin bangunan dari instansi yang berwenang, maka
pemborong tidak diperkenankan memasang papan reklame dalam
bentuk apapun disekitar lingkungan proyek.
4.4 Pemborong diharuskan membuat papan nama proyek sesuai dengan
persyaratan yang berlaku pada daerah setempat dan harus dipasang
paling lambat 7 hari setelah dimulai pekerjaan.

PASAL 5. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN ( TIME SCHEDULE )

5.1 Sebelum pekerjaan dimulai, maka pemborong wajib membuat jadwal


pelaksanaan ( Time Schedule ) yang membuat uraian pekerjaan, waktu
pekerjaan, bobot pekerjaan dan grafik hasil pekerjaan secara terperinci
serta jadwal penggunaan bahan bangunan dan tenaga kerja.
5.2 Untuk pelaksanaan pekerjaan yang terperinci pemborong :
 Harus membuat rencana kerja harian, mingguan dan bulanan yang
diketahui/disetujui oleh konsultan pengawas lapangan.
 Harus membuat gambar kerja untuk pegangan/pedoman bagi kepala
tukang yang harus diketahui konsultan pengawas lapangan.
 Harus membuat daftar yang memuat pemasukan bahan bangunan
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan bangunan.
5.3 Rencana kerja ( Time Schedule ) diatas harus mendapat persetujuan
konsultan pengawas dan pemberi tugas.
SPESIFIKASI TEKNIS

5.4 Rencana Kerja ( Time Schedule ) harus sudah selesai dibuat oleh
kontraktor paling lambat 7 ( tujuh ) hari kalender, setelah SPK diterima.
5.5 Kontraktor harus memberikan salinan rencana kerja ( time schedule )
sebanyak 4 lembar kepada konsultan pengawas dan 1 lembar harus
dipasang pada dinding bangsal kerja.
5.6 Konsultan pengawas akan menilai prestasi pekerjaan kontraktor
berdasarkan rencana kerja ( time schedule ) yang ada dan harus
membuat grafik prestasi pekerjaan.

PASAL 6. BAHAN - BAHAN DAN ALAT

6.1 Untuk Kelancaran Pekerjaan maka Pemborong diwajibkan :

 Mendatangkan bahan-bahan yang diperlukan untuk pekerjaan


tersebut tepat pada Waktunya, dengan kwalitas / mutu bahan yang
dapat diterima oleh Direksi/pengawas lapangan.

 Menyediakan peralatan kerja dan tenaga kerja yang diperlukan


sesuai dengan pekerjaan.

6.2 Bahan-bahan tersebut harus didatangkan dalam keadaan baru sama


sekali, kecuali Ditentukan lain dalam persyaratan kontrak ini.

PASAL 7 . PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan persiapan meliputi pengkoordinasian dan mempersiapkan format-format


pengendalian evaluasi pelaksanaan rehabilitasi antara lain:
7.1 Pengukuran dan pemasangan bowplank (untuk kegiatan pembangunan)
7.2 Tempat kerja untuk melaksanakan pekerjaan persiapan dan perakitan komponen-
komponen bangunan.
7.3 Fasilitas air bersih (disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi/kondisi setempat)
7.4 Mengadakan dokumentasi pekerjaan mulai tahap awal sampai akhir.
SPESIFIKASI TEKNIS

PASAL 8. PEKERJAAN PENDAHULUAN / PEMBERSIHAN LOKASI

8.1 Sebelum pekerjaan dimulai lokasi harus dibersihkan dari batang-batang pohon,
akar dan kotoran yang mengganggu pekerjaan. Termasuk dalam pekerjaan ini
adalah mengupas tanah berkontur yang masuk dalam batas-batas bangunan.

Untuk pekerjaan pondasi harus diadakan pengukuran yang lengkap terlebih


dahulu oleh bagi bangunan yang tertera dalam gambar dasar dengan memakai
papan bangunan ( Bouwplank ) kuat. Pada papan bangunan tersebut harus
dijelaskan semua garis tengan ( sumbu ) tiang-tiang dan sebagainya dengan
memakai tanda yang tidak berubah-ubah.

PASAL 9 . PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN

9.1 Pekerjaan ini meliputi Galian tanah untuk pondasi dan timbunan kembali galian
tanah pondasi, Timbunan tanah dan pasir di bawah lantai dan pondasi.
9.2 Untuk timbunan bekas galian pondasi digunakan tanah bekas galian pondasi
untuk timbunan bawah lantai digunakan tanah dan pasir kualitas baik. Tanah
timbunan dan pasir urugan harus bersih dari kotoran, aar – akar kayu dan
sampah lainnya.
9.3 Pengurugan tana di bawah lantai dilakukan dengan ketebaloan yang sesuai pada
gambar kerja.

PASAL 10 . PEKERJAAN PONDASI

10.1 Meliputi pengerjaan seluruh bangunan yang terdiri dari pondasi pasangan batu
kali atau batu belah, dengan bahan batu yang berkualitas baik.
10.2 Di bawah dasar pondasi diurug pasir dengan ketebalan 5 cm atau sesuai dengan
gambar kerja.
10.3 Untuk pondasi dilaksanakan denganukuran sesuai gambar kerja.

PASAL 11. PEKERJAAN BETON BERTULANG


SPESIFIKASI TEKNIS

11.1 beton bertulang dengan perbandingan campuran 1 : 2 : 3 yang terdiri dari


semen, Pasir dan kerikil.
11.2 Besi beton yang digunakan adalah besi yang sesuai SNI dan disetujui pihak
pengawas. Diameter besi yang digunakan sesuai gambar kerja.
11.3 Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga
hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas – batas yang sesuai
dengan ganbar kerja.

PASAL 12. PEKERJAAN RANGKA BADAN DAN DINDING

12.1 Pemasangan dinding bata /1/2 batu bata yang dikerjakan dengan ketinggian
sesuai dengan gambar kerja.bahan yang digunakan adalah batu bata, semen,
pasir dan air dengan campuran 1 : 4.
12.2 Untuk pekerjaan rangka badan dan dinding untuk tiang badan menggunakan
balok kayu kelas I dan II dengan ukuran balok kayu 5/10, sedangakan
ketinggian tiang dekerjakan sesuai gambar kerja.

PASAL 13. PEKERJAAN PLESTERAN

13.1 Pekerjaan pesteran dilakukan pada seluruh permukaan pasangan bata.


13.2 Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan.

PASAL 14. PEKERJAAN KAP & ATAP

14.1 Oleh karena lebar ruangan 7 atau 8 m sedangkan kayu yang ada di pasaran pada
umumnya ukuran panjang 4 m, maka diperlukan sambungan pada rangka kuda-
kuda, balok bubungan/nok, maupun gording. Untuk penyambungan rangka
kuda-kuda kayu, yang harus diperhatikan adalah arah gaya yang terjadi pada
masing-masing batang pada rangka tersebut. Gaya yang terjadi berupa gaya
tekan dan gaya tarik.

14.2 Ukuran kayu yang digunakan untuk kuda-kuda ukuran 5/7 cmn atau disesuaikan
dengan gambar kerja dan menggunakan balok kayu lanan. Untuk kasau
digunakan kayu lanan, dan untuk reng dapat digunakan reeng bambu serta suai
gapit balok kayu lanan.Pemasangan rangka atap hendaknya dipasang pada jarak
sesuai dengan kebutuhan. Untuk jenis penutup atap menggunakan penutup atap
daun.
14.3 Lisplank menggunakan papan lanan.

.
SPESIFIKASI TEKNIS

PASAL 13. PELAPORAN

13.1 Pihak penyedia atau pelaksana membuat foto-foto untuk dokumentasi yang
meliputi pada saat pekerjaan
13.2 Pihak penyedia atau kontraktor pelaksana membuat laporan kegiatan
pekerjaan dan membuat catatan kegiatan yang terjadi lapangan,
13.3 Pembuatan laporan-laporan harus dilakukan selama masa pelaksanaan,
berupa laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan.
13.4 Laporan yang dibuat terlebih dahulu harus diperiksa oleh pengawas lapangan
dan kemudian disetujui oleh direksi pekerjaan.

PASAL 14. PEKERJAAN PENUTUP

14.1 Meskipun dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat [RKS] ini pada uraian
pekerjaan dan uraian bahan-bahan tidak dinyatakan kata-kata yang harus
dipasang oleh Pemborong atau yang harus disediakan oleh Pemborong,
tetapi tidak disebutkan atau diuraikan dalam penjelasan pekerjaan
pembangunan ini, perkataan-perkataan tersebut diatas tetap dianggap ada
dan dimuat dalam RKS ini.

14.2 Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan pembangunan,


tetapi tidak dimuat atau diuraikan dalam RKS ini, tetapi diselenggarakan
dan diselesaikan oleh Pemborong, harus dianggap seakan-akan pekerjaan
ini dimuat dan diuraikan kata demi kata pada RKS ini untuk menuju
penyerahan selesai yang lengkap dan sempurna sesuai menurut
pertimbangan Direksi.

14.3 Sebelum penyerahan pertama dilaksanakan maka pemborong diharuskan


membersihkan kotoran-kotoran di dalam maupun di luar bangunan sampai
bersih rapi dan diterima oleh Pengawas Lapangan/ Direksi.

Anda mungkin juga menyukai