Anda di halaman 1dari 37

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis

Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS (RKS)


PEKERJAAN RUANG TERBUKA PUBLIK KOTA JAMBI

Pasal 1

URAIAN LINGKUP

1.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Penataan Kawasan Taman


Perumnas Kota Jambi sebagai Ruang Tebuka Publik dalam kegiatan
Percontohan Ruang Terbuka Publik untuk menonton film / Video revolusi mental
pada Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
yang meliputi pekerjaan Penataan Lingkungan dan Lansekap serta Pembuatan
Ruang Terbuka Publik (RTP)

1.1 Sarana Bekerja

Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan kontraktor harus meneydiakan :

a. Tenaga Kerja/ tenaga ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan yang
akan dilaksanakan.

b. Alat-alat bantu disesuaikan dengan jumlah pekerjaan.

c. Material yang cukup untuk menunjang lancarnya pekerjaan, sesuai dengan


waktu yang diperlukan kotrak untuk menyelesaikan masa pelaksanaan.

1.2 Cara Pelakasanaan

Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan


ketentuan-ketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ), gambar
rencana, Berita Acara Penjelasan serta mengikuti petujuk dan keputusan Direksi
Teknis Lapangan.

Pasal 2

JENIS DAN MUTU BAHAN

Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri sesuai Standar
Industri Indonesia.

Pasal 3

GAMBAR-GAMBAR

RKS ini dilampiri :


a. Gambar Denah, tampak dan potongan
b. Gambar Kerja

2
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

Pasal 4

PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN

4.1 Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana
Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ) ini, berlaku dan mengikat ketentua-ketentuan di
bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :
a. Peraturan umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau
Algemene Voorwaarden voor de Uitvoeiring bij aaneming van openbare
werken ( AV ) 1941.
b. Perturan umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
c. Peratuan Beton Indonesia.
d. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ( PKKI 1961 )
e. Peraturan Semen Portland Indonesia NI No 08
f. Perturan Muatan Indonesia
g. Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh jawatan/ Instansi
Pemerintah setempat yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.

4.2 Untuk melaksanakan pekerjaan dalam pasal 1 ayat ( 2 ) tersebut diatas berlaku
dan mengikat pula :
a. Gambar Bestek yang dibuat Perncanaan yang sudah disahkan oleh pemberi
Tugas ( PPK ) termasuk juga gambar-gambar detail yang diselesaikan oleh
kontraktor dan sudah disahkan/ disetujui Direksi.
b. Rencana Kerja dan Syrat-syarat ( RKS ).
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan ( anjwizing ).
d. Berita Acara Penunjukan.
e. Surat Keputusan Pemimpin Proyek tenetang penunjukan Kontraktor.
f. Surat Perintah Kerja ( SPK ).
g. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
h. Jadawal Pelaksanaan yang telah disetujui oleh Direksi.

Pasal 5

PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

5.1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat
termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan ( Aanwijzing ).

5.2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ) maka
yang mengikat/ berlaku adalah RKS. Bila suatu gambar tidak cocok dengan
gambar yang lain, maka gambar gambar yang mempunyai skala yang lebih
besar yang berlaku.

5.3. Bila perbedaan-perbedaan itu menimbulkan keraguan-keraguan sehingga dalam


pelaksanaan menimbulkan kesalahan.Kontraktor wajib menanyakan kepada
Pengawas Lapangan/ Direksi dan mengikuti keputusannya.

3
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

Pasal 6

PERSIAPAN DILAPANGAN

6.1 Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor wajib membuat rencana kerja pelaksaan
dan bagian-bagian pekerjaan.

6.2 Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Pengawas Lapangan/ Direksi, paling lambat dalam waktu 7 ( Tujuh ) hari takwin
setelah Surat Keputusan Penunjukan ( SKP ) diterima Kontraktor. Rencana Kerja
yang telah disetujui oleh Pengawas Lapangan/ Direksi akan disah oleh Pemebri
tugas ( PPK ).
6.3 Kontraktor wajib menyerahkan salinan rencana kerja rangkap 4 ( empat ) kepada
Pengawas Lapangan/ Direksi. Satu salinan rencana kerja harus ditempel pada
dinding diruang Kontraktor dilapangan yang selalu diikuti dengan grafik
kemajuan pekerjaan ( prestasi kerja ).

6.4 Pengawas Lapangan/ Direksi akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor


berdasarkan rencana Kerja tersebut.

Pasal 7

KUASA KONTRAKTOR DILAPANGAN

7.1 Di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjukkan seorang kuasa Kontraktor


atau biasa disebut Pelaksana yang cakap untuk memimpin pelaksanaan
pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor.

7.2 Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab
sebagai maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.

7.3 Kontraktor wajib memberikan secara tertulis kepada Tim Pengelola Teknis
Wilayah dan Pengawas Lapangan/ Direksi nama dan jabatan Pelaksana untuk
dapat persetujuan.

7.4 Bila kemudian hari, menurut pendapat Tim Pengelola Teknis Wilayah dan
Pengawas Lapangan / Direksi Pelaksana kurang mampu atau tidak cukup cakap
memimpin pekerjaan maka akan diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis
untuk mengganti pelaksana.

7.5 Dalam waktu 7 ( Tujuh ) hari setelah dikeluarkan surat pemebritahuan,


Kontraktor harus menunjuk Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (Penanggung
jawab/ Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.

4
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

Pasal 8

TEMPAT TINGGAL ( DOMISILI ) KONTRAKTOR DAN PELAKSANA

8.1 Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya kerja di luar jam kerja apabila terjadi
hal mendesak Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis,
alamat dan nomor telepon di lokasi kepada Tim Pengelola Teknis Wilayah dan
Pengawas Lapangan/ Direksi.
8.2 Alamat Kontraktor dan Pelaksana tidak boleh berubah-ubah selama pekerjaan.
Bila terjadi perubahan alamat, Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan
secara tertulis.

Pasal 9

PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN

9.1 Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan lapangan terhadap barang milik


proyek, Pengawas Lapangan/ Direksi dan milik Pihak Ketiga yang ada
dilapangan.

9.2 Untuk maksud-maksud tersebut, Kontraktor harus membuat pagar pengamanan


yang bianyanya menjadi tanggungan Kontraktor.

9.3 Bila Pengawas kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui


Pengawas Lapangan / Direksi baik yang telah dipasang maupun yang belum
menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya
pekerjaan tambah.

Pasal 10

PEKERJAAN TAMBAH/ KURANG

10.1 Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/ kurang diberitahukan dengan tertulis


dalam buku harian oleh Pengawas Lapangan/ Direksi dengan Persetujuan
Pemberi Tugas Termasuk nilai dari pekerjaan tambah/ kurang tersebut.

10.2 Pekerjaan tambah/ kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada perintah
tertulis dari Pengawas Lapangan/ Direksi atau persetujuan Pemeberi Tugas.

10.3 Biaya pekerjaan tambah/ kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga
satuan pekerjaan, yang dimasukkan oleh Kontraktor sesuai AV 41 artikel 50 dan
51 yang pembayarannya diperhitungkan bersama.

10.4 Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga
satuan yang dimasukkan dalam penawaran, harga satuannya akan ditentukan
lebih lanjut oleh Pengawas Lapangan/ Direksi bersama-sama Kontraktor dengan
persetujuan Pemeberi Tugas.

5
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

10.5 Adanya pekerjaan tambahan tidak dapat dijadikan alasan sebagai penyebab
keterlambatan penyerahan pekerjaan, tetapi Pengawas Lapangan/ Direksi/ Tim
Pengelola Teknis dapat mempertimbangkan perpanjangan waktu karena adanya
pekerjaan tambah tersebut.

Pasal 11

SITUASI DAN UKURAN

11.1 Situasi
a. Pekerjaan tersebut dalam pasal 3 ayat 1 merupakan rencana Pembangunan
Taman pada Kawasan Hutan Kota.
b. Ukuran-ukuran tersebut dalam pasal terdahulu dimaksudkan sebagai garis
besar pelaksanaan dan pegangan Kontraktor
c. Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan tanah, sifat dan
luasnya pekerjaan dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga
penawarannya.
d. Kelalaian atau kekurangan telitian Kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan
alasan untuk mengajukan tuntutan.

11.2 Ukuran
a. Ukuran satuan yang dipergunakan disini semuanya dinyatakan dalam cm,
kecuali ukuran-ukuran untuk baja yang dinyatakan dalam inchi atau mm.
b. Permukaan atas lantai ditetapkan 0,00 diambil dari permukaan trotoar.

Pasal 12

SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN

12.1 Semua bahan bangunan yang didtangkan harus memenuhi syarat-syarat yang
telah ditentukan.

12.2 Pengawas Lapangan/ Direksi berwenang menanyakan asal bahan dan


Kontraktor wajib memberitahukan.

12.3 Semua bahan bangunan yang akan digunakan harus diperiksakan dulu kepada
Pengawas Lapangan/ Direksi untuk mendapat persetujuan.

12.4 Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan pekerjaan,
tetapi ditolak pemakaiannya oleh Pengawas Lapangan/ Direksi, harus segera
dikeluarkan dari lapangan pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2x24 jam
terhitung dari jam penolakan.

12.5 Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan Kontraktor tetapi di tolak
Pengawas Lapangan/ Direksi , harus segera dihentikan dan selanjutnya
dibongkar atas biaya Kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh Pengawas
Lapangan/ Direksi.

6
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

12.6 Apabila Pengawas Lapangan/ Direksi merasa perlu meneliti suatu bahan lebih
lanjut, Pengawas Lapangan/ Direksi berhak mengirimkan bahan tersebut kepada
Balai Penelitian Bahan bahan yang terdekat untuk diteliti. Biaya pengiriman dan
penelitian menjadi tanggapan Kontraktor, apapun hasil penelitian bahan
tersebut.

Pasal 13

PEKERJAAN PERSIAPAN

13.1 Pembersihan halaman, Kontraktor harus membersihkan lokasi dan segala


sesuatu yang mungkin akan mengganggu pelaksanaan sesuai dengan petunjuk
atau persetujuan Pengawas Lapangan/ Direksi.

13.2 Penebangan Pohon Kelestarian sagala jenis pohon-pohonan yang ada didalam
halaman harus dijaga betul-betul. Penebangan atau pemindahan pohon-pohon
harus dilakukan dibawah pengawasan atau persetujuan tertulis dari Pengawas
Lapangan/ Direksi terlebih dahulu.

13.3 Papan Reklame, Kontraktor tidak diperkenankan, menempatkan papan reklame


dalam apapun lingkungan halaman atau pada pagar.

13.4 Papan nama proyek, Kontraktor harus memasang papan nama proyek sesuai
ketentuan.

13.5 Izin bangunan secara administratif akan diurus oleh pemberi tugas. Biaya izin
bangunan menjadi beban Kontraktor.

Pasal 14
PEKERJAAN BETON

14.1 Ketentuan Umum

14.1.1 Beton terdiri dari campuran semen, air dan material berbutir. Tidak
diperbolehkan ada bahan-bahan lain lagi kecuali atas izin Pengawas Lapangan.
Setelah beton mengeras harus didapat suatu bahan yang padat, kokoh dan
awet/tahan lama serta harus mempunyai sifat-sifat seperti yang disyaratkan.

14.1.2 Perbandingan antara material berbutir halus dan material berbutir kasar
tergantung dari gradasi, tetapi material berbutir halus hendaknya dalam jumlah
sesedikit mungkin yang apabila dikombinasikan dengan semen akan
menghasilkan adukan yang mengisi rongga-rongga antara butir-butir kasar
tersebut dan cukup bersisa untuk membentuk permukaan yang halus (finishing).

14.1.3 Untuk tercapainya kekuatan beton yang optimum dan keawetannya jumlah air
yang dipakai hendaknya seminimum mungkin yang diperlukan agar beton
tersebut mudah dikerjakan, mempunyai konsistensi cukup sesuai dengan
keperluannya pada konstruksi.

7
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

14.1.4 Sebelum pekerjaan pembetonan dimulai, kontraktor akan melaksanakan dan


membiayai percobaan seperti yang disyaratkan sesuai dengan kehendak
Pangawas Lapangan untuk menentukan perbandingan material berbutir halus
dan material berbutir kasar, prosentasi semen dan nilai air semen, di-sesuaikan
dengan syarat yang diminta dengan cara-cara pengerjaan beton itu.

14.1.5 Pengawas Lapangan dapat merubah perbandingan campuran beton itu


bilamana saja, selama pelaksanaan bila dipandangnya perlu untuk mencapai
persyaratan yang sesuai.

14.2 Semen

14.2.1 Semua semen yang digunakan adalah semen portland lokal dengan Merek
Semen Tiga Roda atau setara, dengan syarat - syarat :
- Peraturan Semen Portland Indonesia (NI.8-1972).
- SK SNI T-15-1991-03
- Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971).
- Mempunyai sertifikat Uji (test certificate).
- Mendapat Persetujuan Perencana/Pengawas.

14.2.2 Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama (tidak
diperkenankan menggunakan bermacam-macam jenis/merk semen untuk suatu
konstruksi/struktur yang sama), dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam
kantong-kantong semen yang masih disegel dan tidak pecah.

14.2.3 Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Harus diterimakan
dalam sak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat, dan harus
disimpan di gudang yang cukup ventilasinya serta diletakkan tidak kena air.
Tempat penyimpanan ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Sak-sak semen
tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m atau maksimum
10 sak, setiap pengiriman baru harus ditandai dan dipisahkan de-ngan maksud
agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengiriman-nya.

14.2.4 Untuk semen yang diragukan mutu dan kerusakan-kerusakan akibat salah
penyimpanan dianggap rusak, membatu, dapat ditolak penggunaannya tanpa
melalui test lagi. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari
lapangan paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam.

14.3 Agregat

14.3.1 Semua pemakaian koral (kerikil), batu pecah (aggregat kasar) dan pasir beton,
harus memenuhi syarat-syarat :
- Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3-1956)
- Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971) dan SK SNI T-15-1991-03.
- Tidak Mudah Hancur ( tetap keras ) , tidak porous.
- Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau
kotoran - kotoran lainnya.

14.3.2 Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari
Rudelaff dengan beban penguji 20 ton, agregat kasar harus memenuhi syarat
sebagai berikut :

8
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

- Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 - 19 mm lebih dari 24 %


- Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19 - 30 mm lebih dari 22 % atau
dengan mesin pengaus Los Angelos dimana tidak terjadi kehilangan berat
lebih dari 50 %.

14.3.3 Koral (kerikil) dan batu pecah (aggregat kasar) yang mempunyai ukuran lebih
besar dari 30 mm, untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan
Pengawas.

14.3.4 Gradasi dari aggregat-aggregat tersebut secara keseluruhan harus dapat


menghasilkan mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang
baik dengan semen dan air, dalam proporsi campuran yang akan dipakai.

14.3.5 Pengawas dapat meminta kepada Kontraktor untuk mengadakan test kwa-litas
dari aggregat-aggregat tersebut dari tempat penimbunan yang ditunjuk oleh
Pengawas setiap saat dalam laboratorium yang diakui atas biaya Kontraktor.

14.3.6 Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana aggregat tersebut disupply,
maka Kontraktor diwajibkan untuk memberitahukan kepada Pengawas.

14.3.7 Aggregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras permukaannya dan
dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu sama lain dan terkotori.

14.4 Air

14.4.1 Air yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan di lapangan


adalah air bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam
alkali) tidak mengandung organisme yang dapat memberikan efek merusak
beton, minyak atau lemak. Memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Indonesia
(NI. 2-1971) dan diuji oleh Laboratorium yang diakui sah oleh yang berwajib
dengan biaya ditanggung/pihak Kontraktor.

14.4.2 Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.

14.5 Besi Beton (Bar Reinforcement)

14.5.1 Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :


Bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan PBI
1971 dan SK SNI T-15-1991-03.
- Peraturan Beton Indonesia ( NI.2-1971) dan SK SNI T-15-1991-03.
- Bebas dari kotoran - kotoran, lapisan minyak-minyak, karat dan tidak cacat
(retak - retak, mengelupas, luka dan sebagainya).
- Dari jenis baja dengan mutu BJTP 24 untuk  < 13 mm, dan
BJTP 40 untuk D  13 mm.
- Mempunyai penampang yang sama rata.
- Ukuran disesuaikan dengan gambar - gambar.

14.5.2 Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan di atas,
harus mendapat persetujuan perencana/Pengawas.

9
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

14.5.3 Besi beton harus disupply dari satu sumber (manufacture) atau dengan
persetujuan Pengawas untuk pekerjaan konstruksi. Produksi yang digunakan
setara Krakatau Steel.

14.5.4 Kontraktor bilamana diminta, harus mengadakan pengujian mutu besi beton
yang akan dipakai,sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari Pengawas. Batang
percobaan diambil dibawah kesaksian Pengawas, jumlah test besi beton dengan
interval setiap 1 truk = 1 buah benda uji atau tiap 10 ton = 1 buah test besi.
Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang
perlu oleh Pengawas. Semua biaya-biaya percobaan ter-sebut sepenuhnya
menjadi tanggung jawab kontraktor.

14.5.5 Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar atau


mendapat persetujuan Pengawas. Untuk hal itu sebelumnya kontraktor harus
membuat gambar pembengkokan baja tulangan (bending schedule), diajukan
kepada Pengawas untuk mendapat persetujuannya.

14.5.6 Hubungan antara besi beton satu dengan yang lainnya harus menggunakan
kawat beton, diikat dengan teguh, tidak bergeser selama pengecoran beton dan
bebas dari lantai kerja atau papan acuan. Sebelum beton dicor, besi beton harus
bebas dari minyak, kotoran, cat, karet lepas, kulit giling atau bahan-bahan lain
yang merusak. Semua besi beton harus dipasang pa-da posisi yang tepat.

14.5.7 Penggunaan besi beton yang sudah jadi seperti steel wiremesh atau yang
semacam itu, harus mendapat persetujuan perencana/Pengawas.

14.5.8 Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kwalitasnya tidak sesuai
dengan spesifikasi (R.K.S.) diatas, harus segera dikeluarkan dari site setelah
menerima instruksi tertulis dari Pengawas, dalam waktu 2 x 24 jam.

14.6 Perhitungan Berat Besi Beton

14.6.1 Besi beton dihitung dalam kilogram, dimana ukuran besi ditentukan di dalam
gambar rencana atau menurut perintah. Volume dari besi diterima dalam
keadaan jadi dan terpasang, dasar perhitungan berat besi beton mengikuti
ketentuan spesifikasi ini dan tabel di bawah ini :

Tabel Spesifikasi Dasar Perhitungan Berat Besi Beton


No. Ø mm Berat/meter dalam kg
1 6 0,222
2 8 0,395
3 10 0,617
4 12 0,888
5 13 1.042
6 16 1,578
7 18 1.998
8 20 2,466
9 22 2,984
10 24 3,551
11 26 4,168
12 28 4,834
13 30 5,549
14 32 6,313

10
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

15 34 7,127

14.7 Admixture

4.7.1 Untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu pengikatan dan
pengerasan maupun untuk maksud-maksud lain dapat dipakai bahan
admixture. Jenis dan jumlah bahan admixture yang dipakai harus disetujui
terlebih dahulu oleh Pengawas/Perencana.

14.8 Mutu Beton

4.8.1 Adukan (adonan) beton harus memenuhi syarat-syarat PBI - 1971 NI.2 dan SK
SNI T-15-1991-03. Beton harus mempunyai kekuatan karakteristik minimum
sesuai yang ditentukan dalam gambar rencana.

Kelas Mutu
No. Jenis Struktur
Beton
1. Beton Saluran, Box Culvert & Manhole K – 300
2. Beton Kolam Resapan K - 250
3. Beton Car Stopper K - 250

4.8.2 Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixes) untuk me-
ngontrol daya kerjanya sehingga tidak ada kelebihan pada permukaan ataupun
menyebabkan terjadinya pengendapan (segregation) dari aggregat. Percobaan
slump diadakan menurut syarat-syarat dalam Peraturan Beton Bertulang
Indonesia (NI. 2-1971).

4.8.3 Pekerjaan pembuatan adukan percobaan (trial mixes) tersebut diatas harus
dilakukan untuk menentukan mutu beton yang akan dipergunakan.

4.8.4 Adukan beton


Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971 NI.2. Beton harus
mempunyai kekuatan karakteristik sesuai yang disyaratkan dalam gambar
rencana.

4.8.5 Adukan Beton yang dibuat di site (Site Mixing) harus memenuhi syarat-syarat:
- Semen diukur menurut volume.
- Agregat diukur menurut volume (batu pecah).
- Pasir diukur menurut volume (pasir beton).
- Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (concrete
mixer).
- Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk.
- Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada
dalam mesin pengaduk.
- Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan
lebih dulu, sebelum adukan beton yang baru dimulai.
- Khusus untuk beton yang dipergunakan pada perbaikan/elemen struktur
yang honey comb/keropos, aggregat terbesar/batu pecah tidak boleh lebih
dari 1 cm atau mempergunakan cement grouting dari merk yang disetujui
oleh Pengawas.

11
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

- Apabila mutu beton rencana dari hasil site mixing tidak bisa tercapai,
kontraktor diharuskan membuat adukan beton di Batching Plant (Beton
Ready Mix)
- Dalam hal apapun tidak diperkenankan membuat adukan beton dengan
tangan (hand mixing), kecuali untuk beton lantai kerja.
- Pekerjaan pembuatan adukan percobaan (trial mixes) tersebut diatas harus
dilakukan untuk menentukan komposisi adukan yang akan dipakai pada
pekerjaan beton selanjutnya dan harus mendapat persetujuan Pengawas.

14.9 Penggunaan Beton Readymix

4.9.1 Kontraktor harus mengajukan 2 (dua) calon supplier ready mix untuk disetujui
Pengawas/Pemberi Tugas. Kontraktor sepenuhnya bertanggung jawab ter-
hadap pengiriman mutu beton yang disyaratkan, sesuai gambar rencana.

4.9.2 Pemberi Tugas/Pengawas sewaktu-waktu akan mengadakan inspeksi ke


Batching Plant.

4.9.3 Kontraktor harus melakukan pengawasan secara berkala terhadap komposisi


bahan beton, berat semen, agregat kasar, agregat halus, kadar air, merk
additive yang digunakan kepada Pengawas.

4.9.4 Setiap pengiriman beton ready mix ke lapangan harus selalu dicatat :
- Nomor polisi truk.
- Volume beton.
- Mutu beton.
- Waktu pencampuran bahan-bahan beton.
- Waktu kedatangan truk.
- Ukuran agregat terbesar.
- Slump.
- Identifikasi kubus beton yang diambil dari truk tersebut.

4.9.5 Adukan beton yang telah berumur lebih dari 1 (satu) jam setelah keluar dari
Batch Mixer atau apabila adukan beton mulai mengeras/setting tidak boleh
digunakan dan harus direject.

14.10 Faktor Air Semen

4.10.1 Agar dihasilkan suatu konstruksi beban yang sesuai dengan yang di-
rencanakan, maka faktor air semen ditentukan sebagai berikut :
- Faktor air semen untuk, balok sloof dan poer maksimum 0,60.
- Faktor air semen untuk kolom, balok, pelat lantai tangga dinding, beton dan
lisplank/parapet maksimum 0,60.
- Faktor air semen untuk konstruksi pelat atap dan tempat-tempat basah
lainnya maksimum 0,55.

4.10.2 Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton dan dapat dihasilkan suatu
mutu sesuai dengan yang direncanakan, maka untuk konstruksi beton dengan
faktor air semen maksimum 0.55 harus memakai plasticizer sebagai bahan
additive. Pemakaian merk dari bahan additive tersebut harus men-dapat
persetujuan dari Pengawas.

12
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

14.11 Test Kubus Beton (Pengujian Mutu Beton)

4.11.1 Pengawas berhak meminta setiap saat kepada kontraktor untuk membuat kubus
coba dari adukan beton yang dibuat.

4.11.2 Selama pengecoran beton harus selalu dibuat benda - benda uji setiap 5 m3
dengan minimum 2 (dua) benda uji setiap pelaksanaan pengecoran dengan
nomor urut yang menerus.

4.11.3 Cetakan kubus coba harus berbentuk bujur sangkar dalam segala arah, dan
memenuhi syarat-syarat dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI.2-
1971).

4.11.4 Ukuran kubus coba atau benda uji adalah 15x15x15 Cm3. Pengambilan
adukan beton, pencetakan kubus coba dan curingnya harus dibawah
Pengawasan Pengawas lapangan. Prosedurnya harus memenuhi syarat-syarat
dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia ( NI.2-1971 ).

4.11.5 Kubus coba harus ditandai untuk identifikasi dengan suatu code yang dapat
menunjukkan tanggal pengecoran, pembuatan adukan struktur yang
bersangkutan dan lain-lain yang perlu dicatat. Pengujian kubus coba dilakukan
untuk umur beton 7 hari dan 28 hari.

4.11.6 Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan PBI 1971, Bab. 4,7.
termasuk juga pengujian-pengujian susut (slump) dan pengujian - pengujian
tekanan.

4.11.7 Jika beton tidak memenuhi syarat-syarat pengujian slump, maka kelompok
adukan yang tidak memenuhi syarat itu tidak boleh dipakai, dan
kontraktor harus menyingkirkannya dari tempat pekerjaan. Jika pengujian
tekanan gagal maka perbaikan harus dilakukan dengan mengikuti prosedure -
prosedure PBI 1971 untuk perbaikan.

4.11.8 Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan kubus coba menjadi tanggung
jawab kontraktor.

4.11.9 Semua kubus coba jika perlu akan dicoba dalam laboratorium yang ber-
wenang, dan disetujui Pengawas.

4.11.10 Laporan hasil percobaan harus diserahkan kepada Pengawas segera se-sudah
selesai percobaan, paling lambat 7 hari sesudah pengecoran, dengan
mencantumkan Pengawasan besarnya kekuatan karakteristik, deviasi
standard, campuran adukan berat kubus benda uji tersebut, dan data-data lain
yang diperlukan.

4.11.11 Apabila dalam pelaksanaan nanti kedapatan bahwa mutu beton yang dibuat
seperti yang ditunjukan oleh kubus cobanya gagal memenuhi syarat spe-
sifikasi, maka Pengawas berhak meminta kontraktor supaya mengadakan
percobaan-percobaan non destruktif atau kalau memungkinkan mengadakan
percobaan (Destruktif).

13
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

4.11.12 Percobaan-percobaan ini harus memenuhi syarat-syarat dalam Peraturan


Beton Bertulang Indonesia (NI.2-1971).

4.11.13 Apabila gagal, maka bagian pekerjaan tersebut harus dibongkar dan dibangun
baru sesuai dengan petunjuk Pengawas. Semua biaya-biaya untuk percobaan
dan akibat-akibat gagalnya pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab
kontraktor. Kontraktor juga diharuskan mengadakan slump test menurut syarat-
syarat dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI.2-1971).

4.11.14 Slump beton berkisar antara 10 cm sampai 12 cm untuk balok beton, plat beton
dan kolom.

14.12 Cetakan Beton/Bekisting

4.12.1 Material
a. Paku, angkur dan sekrup-sekrup ukuran sesuai dengan keperluan dan
cukup kuat untuk menahan bekisting agar tidak bergerak ketika dilakukan
pengecoran.
b. Plywood tebal 9 mm untuk kolom pedestal dan tie beam.
c. Pasangan bata untuk pile cap
d. Form Release Agent; minyak mineral yang tidak berwarna, yang tidak
menimbulkan karat pada permukaan beton dan tidak mempengaruhi
rekatan maupun warna bahan finishing permukaan beton.
e. Rencana pemakaian material harus diinformasikan dan mendapat per-
setujuan dari Pengawas lapangan.

4.12.2 Pelaksanaan
1) Pemasangan Bekisting
a) Tentukan jarak, level dan pusat (lingkaran) sebelum memulai pekerjaan.
Pastikan ukuran-ukuran ini sudah sesuai dengan gambar rencana.
b) Pasang bekisting dengan tepat dan sudah diperkuat (bracing), sesuai
dengan design dan standard yang telah ditentukan; sehingga bisa
dipastikan akan menghasilkan beton yang sesuai dengan kebutuhan-
kebutuhan akan bentuk, keselurusan dan dimensi.
c) Hubungan-hubungan antar papan bekisting harus lurus dan harus dibuat
kedap air, untuk mencegah kebocoran adukan atau kemungkinan
deformasi bentuk beton.
d) Bekisting untuk pile cap dan tie beam harus dipasang pada setiap
sisinya. Pemakaian pasangan bata untuk bekisting pondasi harus atas
seijin Pengawas Lapangan. Semua tanah yang mengotori bekisting
pada sisi pengecoran harus dibuang.
e) Perkuatan pada bukaan dibagian-bagian yang struktural yang tidak
diperlihatkan pada gambar harus mendapatkan pemeriksaan dan
persetujuan dari Pengawas Lapangan.
f) Bekisting harus memenuhi toleransi deviasi maksimal berikut :
f1) Deviasi garis vertikal dan horisontal :
- 6 mm, pada jarak 3000 mm.
- 10 mm, pada jarak 6000 mm.
- 20 mm, pada jarak 12000 mm, atau lebih.

14
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

f2) Deviasi pada pemotongan melintang dari dimensi kolom/balok,


ketebalan plat : 3 mm.
g) Aplikasi bahan pelepas acuan (form release agent) harus sesuai dengan
rekomendasi pabrik. Aplikasi harus dilaksanakan sebelum pemasangan
besi beton, angkur-angkur dan bahan-bahan tempelan (embedded
item) lainnya. Bahan yang dipakai dan cara aplikasinya tidak boleh
menimbulkan karat atau mempengaruhi warna permukaan beton.
h) Dimana permukaan beton yang akan dilapisi bahan yang bisa rusak
terkena bahan pelepas acuan; bahan pelepas acuan tidak boleh dipakai.
i) Untuk itu, dalam hal bahan pelepas acuan tidak boleh dipakai, sisi
dalam bekisting harus dibahasi dengan air bersih. Dan permukaan ini
harus dijaga selalu basah sebelum pengecoran beton dimulai.
2) Sisipan (insert), Rekatan (embedded) dan Bukaan (Opening).
a) Sediakan bukaan pada bekisting dimana diperlukan untuk pipa, conduits,
sleeves dan pekerjaan lain yang akan merekat pada atau melalui beton.
b) Pasang langsung pada bekisting alat-alat atau yang pekerjaan lain
yang akan di cor langsung pada beton.
c) Koordinasikan bagian dari pekerjaan lain yang terlibat ketika
membentuk/menyediakan bukaan, slots, recessed, sleeves, bolts,
angkur dan sisipan-sisipan lainnya. Jangan laksanakan pekerjaan diatas
jika tidak secara jelas/khusus ditunjukkan pada gambar yang
berhubungan.
d) Sediakan bukaan sementara pada bekisting dimana diperlukan untuk
pembersihan dan pemeriksaan. Tempatkan bukaan dibagian bawah
bekisting guna memungkinkan air pembersih keluar dari bekisting.
Penutup bukaan sementara ini harus dengan bahan yang
memungkinkan merekat rapat, rata dengan permukaan dalam bekisting,
sehingga sambungannya tidak akan tampak pada permukaan beton
ekspose.
3) Kontrol Kualitas
a) Periksa dan kontrol bekisting yang dilaksanakan telah sesuai dengan
bentuk beton yang diinginkan, dan perkuatan-perkuatannya guna
memastikan bahwa pekerjaan telah sesuai dengan rancangan bekisting,
wedgeeties, dan bagian-bagian lainnya aman.
b) Informasikan pada Pengawas Lapangan jika bekisting telah
dilaksanakan, dan telah dibersihkan, guna pelaksanaan pemeriksaan.
Mintakan persetujuan Pengawas Lapangan terhadap bekisting yang
telah dilaksanakan sebelum dimulai pengecoran beton.
c) Untuk permukaan beton ekspose, pemakaian bekisting kayu plywood
lebih dari 2 kali tidak diperkenankan.
d) Bekisting yang akan dipakai ulang harus mendapatkan persetujuan
sebelumnya dari Pengawas Lapangan.
4) Pembersihan dan pembukaan
a) Bersihkan bekisting selama pemasangan, buang semua benda-benda
yang tidak perlu. Buang bekas-bekas potongan, kupasan dan puing
dari bagian dalam bekisting. Siram dengan air, menggunakan air
bertekanan tinggi, guna membuang benda-benda asing yang masih
tersisa pastikan bahwa air dan puing-puing tersebut telah mengalir
keluar melalui lubang pembersih yang disediakan.

15
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

b) Buka bekisting secara kontinyu dan sesuai dengan standard yang


berlaku sehingga tidak terjadi beban kejut (shock load) atau ketidak
seimbangan beban yang terjadi pada struktur. (Lihat ketentuan
pembukaan bekisting sesuai dengan umur beton).
c) Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan hati-hati, agar peralatan-
peralatan yang dipakai untuk membuka tidak merusak permukaan
beton.
d) Untuk yang akan dipakai kembali, bekisting-bekisting yang telah dibuka
harus disimpan dengan cara yang memungkinkan perlindungan
terhadap permukaan yang akan kontak dengan beton tidak mengalami
kerusakan.
e) Diperlukan perkuatan-perkuatan pada komponen-konponen struktur
yang telah dilaksanakan guna memenuhi syarat pembebanan dan
konstruksi sehingga pekerjaan-pekerjaan konstruksi lantai diatasnya
bisa dilanjutkan.
f) Pembukaan penunjang bekisting seluruhnya hanya bisa dilakukan
setelah beton berumur 21 hari setelah beton mempunyai kuat tekan 95 %
dari kuat tekan rencana.
g) Bekisting-bekisting yang dipakai untuk curing beton, tidak boleh
dibongkar sebelum mendapat persetujuan dai Pengawas Lapangan.

14.13 Pengecoran Beton

4.13.1 Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-bagian utama


dari pekerjaan, kontraktor harus memberitahukan Pengawas dan mendapatkan
persetujuan. Jika tida ada persetujuan, maka kontraktor dapat diperintahkan
untuk membongkar beton yang sudah dicor tanpa persetujuan, atas biaya
kontraktor sendiri.

4.13.2 Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan


menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak
memungkinkan adanya pengendapan aggregat dan tercampurnya kotoran-
kotoran atau bahan lain dari luar. Penggunaan alat-alat pengangkutan mesin
haruslah mendapat persetujuan Pengawas, sebelum alat-alat tersebut
didatangkan ketempat pekerjaan. Semua alat - alat pengangkutan yang
digunakan pada setiap waktu harus dibersihkan dari sisa-sisa adukan yang
mengeras.

4.13.3 Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan


besi beton selesai diperiksa oleh dan mendapat persetujuan Pengawas
lapangan.

4.13.4 Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat - tempat yang akan dicor terlebih
dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran - kotoran (potongan kayu, batu,
tanah dan lain - lain) dan dibasahi dengan air semen.

4.13.5 Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan
adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian, yang akan menyebabkan
pengendapan aggregat.

16
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

4.13.6 Untuk menghindari keropos pada beton, maka pada waktu pengecoran
digunakan vibrator.

4.13.7 Pengecoran dilakukan secara terus menerus (kontinyu/tanpa berhenti). Adukan


yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit setelah keluar
dari mesin adukan beton, dan juga adukan yang tumpah selama pengangkutan,
tidak diperkenankan untuk dipakai lagi.

4.13.8 Pada penyambungan beton lama dan baru, maka permukaan beton lama
terlebih dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan. Apabila perbedaan waktu
pengecoran kurang atau sama dengan 1 (satu) hari, beton lama disiram dengan
air semen dan selanjutnya seperti pengecoran biasa.

4.13.9 Apabila lebih dari 1 (satu) hari maka harus digunakan bahan additive untuk
penyambungan beton lama dan beton baru.

4.13.10 Tempat dimana pengecoran akan dihentikan, harus mendapat persetujuan


Pengawas lapangan.

14.14 Pemadatan

4.14.1 Selama dan sesudah pengecoran, beton harus dipadatkan dengan alat-alat
pemadat (internal atau external vibrators) mekanis, kecuali bila Pangawas
Lapangan mengizinkan cara pemadatan dengan tenaga manusia.

4.14.2 Cara pemadatan dengan tenaga manusia terdiri dari memukul-mukul acuan dari
sebelah luar, merocok dan menusuk-nusuk adukan beton secara kontinyu.

4.14.3 Ketelitian dalam hal ini sangat perlu untuk diperhatikan agar semua sudut-sudut
terisi, sela-sela diantara dan disekeliling tulangan terpenuhi tanpa menggeser
kedudukan tulangan tersebut, membuat agar permukaan menjadi rata dan halus,
mengeluarkan gelembung-gelembung udara, dan mengisi semua rongga.

4.14.4 Harus juga diperhatikan agar penggetaran/pemadatan tidak terlalu lama


dikerjakan yang dapat mengakibatkan pemisahan bahan-bahan (segregation).

4.14.5 Tenaga yang mengerjakan pekerjaan ini harus telah banyak pengalaman dan
pekerjaan pemadatan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Pangawas
Lapangan.

14.15 External Vibrator

4.15.1 Alat pemadat mekanis yang digunakan harus mampu memberikan getaran
paling tidak 5.000 getaran per menit dari berat efektif sebesar 0.25 kg.

4.15.2 External vibrator harus diletakkan sedemikian pada acuan sehingga akan
menghasilkan getaran-getaran mendatar, bila lebih dari satu alat yang
digunakan, jaraknya harus diatur sedemikian sehingga tidak menyebabkan
peredaman getaran alat lainnya.

17
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

14.16 Internal Vibrator

4.16.1 Internal vibrator digunakan dengan cara memasukkan alat-alat pulsator atau
penggetar mekanis kedalam adukan beton yang baru dicor, alat tersebut harus
paling tidak memberikan 5.000 getaran per menit bila dimasukkan ke dalam
adukan beton yang mempunyai slump 2 ½ cm yang akan memberikan daerah
yang kelihatan bergetar pada radius tidak kurang dari 45 cm.

4.16.2 Alat itu harus dimasukkan dalam adukan beton searah dengan as
memanjangnya, sedalam menurut perkiraan bahwa beton itu secara
keseluruhan tingginya telah dipadatkan, kemudian ditarik keluar perlahan-lahan
dan dimasukkan lagi pada posisi selanjutnya.

4.16.3 Alat ini tidak boleh dibiarkan disuatu tempat lebih lama dari 30 detik, dan
ditempatkan pada posisi-posisi yang tidal lebih jauh dari 45 cm. (Untuk
selanjutnya tidak diperbolehkan guna mendorong beton kesamping dan
selanjutnya tidak boleh menumpu pada tulangan).

14.17 Permukaan Beton Jadi

4.17.1 Semua permukaan beton jadi dari pekerjaan beton harus rata, lurus, tidak
nampak bagian-bagian yang keropos, melendut atau bagian-bagian yang
membekas pada permukaan. Ujung-ujung atau sudut-sudut harus dibentuk
penuh dan tajam. Segera sesudah pembongkaran acuan, bagian-bagian yang
rapuh, kasar, lubang-lubang dan bagian-bagian yang tidak memenuhi syarat
harus segera diperbaiki dengan cara memahatnya dan mengisinya kembali
dengan adukan semen yang sesuai baik kekuatan maupun warnanya, untuk
kemudian diratakan dengan kayu perata.

4.17.2 Bila perlu, apabila diperintahkan oleh Pengawas Lapangan, seluruh per-mukaan
beton tersebut dapat dihaluskan dengan ampelas, coborondum atau gurinda
sehingga seluruh permukaan jadi beton tersebut menjadi rata dan halus.

4.17.3 Pekerjaan-pekerjaan itu sebaiknya diselesaikan secepat mungkin dan tidak lebih
dari maksimum 2 hari setelah pembongkaran acuan.

4.17.4 Permukaan beton jadi, harus disesuaikan dengan keperluannya. Pada


penggunaan untuk kerb atau trotoir harus rata dan halus dimana ujung-
ujung/sudut-sudut harus dibulatkan dengan radius 1 cm. Untuk permukaan atas
jembatan, apabila akan ditutup dengan beton aspal untuk membentuk ikatan
yang kokoh antara beton dan beton aspal.

14.18 Perawatan Beton

4.18.1 Pada umumnya beton yang baru selesai dicor harus dilindungi terhadap hujan
dan panas matahari serta kerusakan-kerusakan lainnya yang disebabkan oleh
gaya-gaya sentuhan sampai beton telah menjadi keras.

4.18.2 Permukaan beton harus diusahakan tetap dalam keadaan lembab, dengan cara
menutupinya dengan karung-karung basah, pasir basah, atau me-ngenanginya
dengan air sampai selama waktu perawatan yang akan disebut dibawah ini :

18
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

a. Pembasahan
 Beton yang menggunakan semen biasa dan tidak memakai bahan-bahan
pembantu lainnya harus diusahkan pembasahan untuk se-lama minimum
7 hari.
 Beton yang dibuat dengan semen yang mempunyai sifat kekuatan awal
yang lebih tinggi, atau beton yang menggunakan semen biasa tetapi
dengan bahan-bahan pembantu, harus tetap dibasahi sampai saat
dimana kekuatannya mencapai 70% dari kekuatan minimum kubus test
beton dari macam yang sama dan berumur 28 hari.
b. Curing dan Perlindungan Atas Beton
 Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan
terhadap matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan
pengerasan secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.
 Untuk bahan curing dapat dipakai Concure 75 produksi Fosroc atau
setara sebanyak 1 liter tiap 6 m2. Pemakaian bahan curing harus
disetujui oleh Pengawas Lapangan.
 Curing beton harus dilakukan secara kontinyu, minimal selama 7 hari
dimulai sejak beton berumur 1 hari.
c. Pembongkaran Cetakan Beton
 Pembongkaran dilakukan sesuai dengan PBI 1971 (NI.2-1971), dimana
bagian konstruksi yang dibongkar cetakannya harus dapat memikul
berat sendiri dan beban-beban pelaksanaannya.
 Pembongkaran cetakan beton untuk sisi balok list plank, sisi balok/kolom
setelah berumur 3 hari.
 Pekerjaan pembongkaran cetakan harus dilaporkan dan disetujui
sebelumnya oleh Pengawas.
 Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian
beton yang kropos atau cacat lainnya, yang akan mempengaruhi
kekuatan konstruksi tersebut, maka Kontraktor harus segera
memberitahukan kepada Pengawas, untuk meminta persetujuan
mengenai cara perbaikannya. Semua resiko yang terjadi sebagai akibat
pekerjaan tersebut dan biaya-biaya perbaikan bagian tersebut menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
 Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Pengawas
mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat
seperti berikut :
 Konstruksi beton sangat kropos.
 Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang
direncanakan atau posisi-posisinya tidak seperti gambar rencana.
 Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya yang tidak
sesuai dengan gambar rencana.
d. Grouting
 Material grouting yang akan digunakan harus mempertimbangkan kondisi
lokasi proyek dan harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.

19
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

14.19 Pemasangan Alat-alat di dalam Beton

14.9.1 Kontraktor tidak dibenarkan untuk membobok, membuat lubang atau memotong
konstruksi beton yang sudah jadi tanpa sepengetahuan dan seijin Pengawas
Lapangan.

14,9.2 Pemasangan sparing untuk pelat dan dinding yang dilubangi sebesar
diameter 10 cm atau 8 x 8 cm tidak perlu perkuatan, apabila lebih dari ukuran
tersebut maka pelat dan dinding perlu dipasang perkuatan, pekerjaan ini
menjadi tanggung jawab Kontraktor dan dikoordinasikan dengan Kontraktor
terkait dan mendapatkan persetujuan Pengawas lapangan.

Pasal 15
PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA

15.1 Material dan Fabrikasi

15.1.1 Semua material baja harus baru dan disetujui Pengawas Lapangan, walaupun
kontraktor telah menggunakan bahan yang telah disetujui, pasal berikut ini tetap
mengikat kontraktor untuk tetap bertanggung jawab.

15.1.2 Semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru dan
merupakan "Hot Rolled Structural Steel" dan memenuhi mutu baja St 37 / Fe360
/SS400, tegangan leleh minimum = 2400 kg/cm2. Khusus untuk pipa baja
mempergunakan ASTM A252 grade 2.

15.1.3 Semua material khusus untuk konstruksi grille penutup bak kontrol
menggunakan Steel Galvanized dengan ukuran profil sesuai gambar rencana.

15.1.4 Seluruh pekerjaan fabrikasi harus dilakukan di workshop, kecuali hal-hal


yang tidak dapat dilakukan di workshop dapat dikerjakan di lapangan setelah
mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.

15.1.5 Semua bagian baja sebelum difabrikasi harus lurus dan tidak ada tekukan,
ukuran dan bentuk disesuaikan dengan gambar rencana. Sebelum semua
pekerjaan fabrikasi dimulai pelat-pelat baja harus rata dan tidak boleh tertekuk
dan bengkok.

15.1.6 Semua pekerjaan baja harus disimpan rapi dan ditaruh diatas alas papan.
Seluruh pekerjaan baja setelah selesai difabrikasi harus dibersihkan dari karat
dengan sikat baja dan dicat sesuai pasal pengecatan.

15.1.7 Penyimpangan dalam pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus dibetulkan,


diperbaiki atau diganti dengan yang baru atas biaya kontraktor.

15.1.8 Pengawas Lapangan dan Konsultan perencana berhak meninjau bengkel dan
memeriksa pekerjaan fabrikasi baja dari Kontraktor.

15.1.9 Semua baja yang digunakan harus sesuai bentuk, ukuran dan ketebalannya
serta bebas dari karat, cacat karena tumbukan, tekuk atau puntir, dan berat
sesuai gambar rencana.

20
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

15.1.10 Semua fabrikasi yang dilakukan, Kontraktor terlebih dahulu harus


mengajukan gambar kerja (Shop Drawing) sesuai dengan gambar rencana
untuk disetujui oleh Pengawas Lapangan, dan Kontraktor tidak diperkenankan
memulai pekerjaan sebelum gambar kerja tersebut disetujui oleh Pengawas
Lapangan.

15.1.11 Gambar kerja harus menunjukkan detail pelaksanaan secara jelas,


untuk hal-hal berikut :
- Lay out, jarak.
- Type dan lokasi sambungan.
- Dimensi bagian-bagian konstruksi, bentuk, detail dan berat setiap unit
konstruksi.

15.1.12 Permukaan yang akan disambung harus rata satu sama lain, digurinda
dahulu sebelum dilakukan penyambungan dan tidak boleh bergeser selama
pengelasan dilakukan.

15.1.13 Sisa-sisa atau material las yang berlebih atau kerak-kerak las harus
dibersihkan.

15.1.14 Volume berat besi yang dipakai berdasarkan berat dibawah ini :
a) Berat satuan kilogram per kubik meter
- Aluminium 2.800
- Bronze, tembaga campuran 8.700
- Tembaga lembaran 9.000
- Besi tuang 7.200
- Besi, dapat ditempat 7.600
- Besi tempa 7.900
- Baja, baja tuang, baja campuran, bearing 7.950
- baja murni 7.300
- Seng
- Bentuk, plat, pegangan dan lantai
b) Berat dari besi yang berbentuk plat dihitung berdasarkan berat sebenarnya
dari dimensi dan ukuran yang ditentukan dari shop drawing yang disetujui
dikurangi dengan pemotongan dan lubang pembukaan di luar lubang paku
keling.
c) Berat dari sandaran termasuk sebagai konstruksi baja.
d) Berat dari steel grid flooring dihitung terpisah.
e) Berat dari baut untuk pemasangan, pekerjaan pengecatan dibengkel dan
dilapangan, pengelasan dibengkel dan dilapangan, galvanisir, pembungkus
dan lainnya, pengangkutan dan lainnya yang membantu selama
pengangkutannya, paku, baut, baut keras, angker semuanya termasuk
didalam pekerjaan ini.

15.2 Gambar Kerja dan Metode Pelaksanaan

15.2.1 Sebelum fabrikasi dimulai, kontraktor harus membuat gambar-gambar kerja


yang diperlukan dan mengirim 2 (dua) copy gambar kerja untuk disetujui
Pengawas. Apabila disetujui 1 (satu) set gambar akan dikembalikan kepada
Kontraktor untuk dapat dimulai pekerjaan fabrikasinya.

21
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

15.2.2 Walaupun semua gambar kerja telah disetujui oleh Pengawas, tidaklah
berarti mengurangi tanggung jawab Kontraktor bilamana terdapat kesalahan
atau perubahan dalam gambar. Dan tanggung jawab atas ketepatan ukuran-
ukuran selama erection tetap ada pada Kontraktor.

15.2.3 Pengukuran dengan skala dalam gambar tidak diperkenankan.

15.2.4 Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor harus memberikan metode


pelaksanaan.

15.3 Tanda-tanda pada Konstruksi Baja

15.3.1 Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan
diberi kode dengan jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang
dengan mudah.

15.4 Pengelasan

15.4.1 Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC specification,


pekerjaan baru dapat dilaksanakan dengan seijin Pengawas lapangan, dan
menggunakan mesin las listrik.

15.4.2 Kawat las yang dipakai adalah harus merk "Kobesteel" atau yang setaraf
(AWS-E-70xx). Tebal dan jenis sambungan las harus sesuai dengan gambar
rencana.

15.4.3 Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga yang ahli dan berpengalaman.

15.4.4 Semua pekerjaan pengelasan harus rapi tanpa menimbulkan kerusakan-


kerusakan pada bajanya, hasil pengelasan di lapangan ataupun fabrikasi
diworkshop harus ditest dan mendapat persetujuan Pengawas.

15.4.5 Elektrode las yang dipergunakan harus disimpan pada tempat yang dapat
tetap menjamin komposisi dan sifat-sifat dari elektrode selama masa
penyimpanan.

15.4.6 Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dari cairan elektrode
tersebut.

15.4.7 Teknik/cara pengelasan yang dipergunakan harus memperlihatkan mutu


dan kualitas dari las yang dikerjakan.

15.4.8 Permukaan dari daerah yang akan dilas harus bebas dari kotoran yang memberi
pengaruh besar pada kawat las. Permukaan yang akan dilas juga harus
bersih dari aspal, cat, minyak, karat dan bekas-bekas potongan api yang kasar,
bekas potongan api harus digurinda dengan rata. Kerak bekas pengelasan
harus dibersihkan dan disikat.

22
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

15.4.9 Pengelasan tidak boleh dilakukan jika temperatur dari base metal lebih rendah
0oF. Pada temperatur 0oF, permukaan las dari titik dimulainya las sampai
sejauh 7.5 m juga dijaga temperaturnya sampai dengan waktu pengelasan.

15.4.10 Pemberhentian las harus pada tempat yang ditentukan dan harus
dijamin tidak akan berputar atau bengkok.

15.4.11 Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las (pengelasan
lebih dari satu kali), maka sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapisan
terdahulu harus dibersihkan dahulu dari kerak-kerak las/slag dan percikan-
percikan logam yang ada. Lapisan las yang berpori-pori atau retak atau rusak
harus dibuang sama sekali.

15.5 Sambungan

15.5.1 Sambungan-sambungan yang dibuat harus mampu memikul gaya-gaya yang


bekerja, selain berguna untuk tempat pengikatan dan juga untuk menahan
lenturan batang.

15.5.2 Lokasi sambungan batang atas dan bawah untuk rangka atap tidak boleh pada
segmen yang sama.

15.6 Pemotongan Besi

15.6.1 Semua bekas pemotongan besi harus rapi dan rata. Pemotongannya hanya
boleh dilaksanakan dengan brander atau gergaji besi. Pemotongan dengan
mesin las sekali kali tidak diperkenankan.

15.7 Penyimpangan Material

15.7.1 Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan atau
balok-balok kayu untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah,
sehingga tidak merusak material.
15.7.2 Dalam penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak, bengkok.

15.7.3 Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu setiap akan ada pengiriman
dari pabrik ke lapangan, untuk diperiksa oleh Pengawas Lapangan. Bilamana
ternyata yang dikirim rusak dan bengkok, kontraktor harus mengganti dengan
yang baru.

15.7.4 Toleransi dari kelurusan batang maupun komponen batang tidak boleh lebih
dari 1/1000 panjang batang/komponen batang.
15.7.5 Penyimpangan pertemuan sumbu perletakan dengan sumbu kolom tempat
perletakan maksimum 0.5 cm dari kedudukan pada gambar kerja ke arah
horisontal dan 1 cm ke arah vertikal.

15.7.6 Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan pekerja-pekerjanya di


lapangan, sesuai ketentuan yang dikeluarkan oleh dinas keselamatan kerja
dari Departemen Tenaga Kerja.

23
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

15.7.7 Untuk ini Kontraktor harus menyediakan, safety helmet, sarung tangan dan
pemadam kebakaran.

15.8 Pengecatan

15.8.1 Permukaan baja harus dibersihkan dari semua debu, kotoran, minyak, gemuk
dan sebagainya. Karat dan kerak harus dihilangkan dengan cara menggosok
dengan wire brush mekanik.

15.8.2 Paling lambat 2 jam setelah pembersihan ini, pengecatan dasar pertama
sudah harus dilakukan.

15.8.3 Cat dasar pertama adalah cat zinchromat primer 1 (satu) kali di Workshop
dengan menggunakan kuas. Cat dasar ini setebal 50 mikron.

15.8.4 Cat finish dilakukan 2 (dua) kali di lapangan masing-masing setebal 30 mikron,
setelah semua konstruksi selesai terpasang dengan menggunakan kuas.

15.8.5 Cat dasar yang rusak pada waktu perakitan atau pengelasan di lapangan harus
segera dicat ulang sesuai dengan persyaratan cat yang digunakan.

15.8.6 Sebelum mulai pengecatan, Kontraktor harus memberitahukan kepada


Pengawas lapangan untuk mendapatkan persetujuannya untuk aplikasi dari
semua bahan cat.

Pasal 16
PEKERJAAN BATU DAN PLESTERAN

16.1 Bahan
16.1.1 Semen Portland
Semen untuk pekerjaan batu dan plesteran sama dengan yang
digunakan untuk pekerjaan beton ( lihatt pasal 14 )

16.1.2 Pasir
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras

16.1.3 Air
Air yang digunakan untuk adukan dan plesetaran sama degan
dipekerjakan beton ( lihat pasal 14 ).

16.2 Sayarat-syarat pelaksanaan


16.2.1 Pasangan Batu Kosong
Pasangan batu kosong untuk aanstamping harus diatur dengan sisi
panjang tegak, teratur dan bersilang kemudian diatas diberi pasir yang
merata dan distram dengan air hingga pasir mengisi lubang-lubang yang
terdapat di sela-sela batu kemudian ditimbris.

16.2.2 Pasangan Batu Belah


Pemasangan batu belah untuk pondasi bila tidak dapat aanstamping
harus diberi dasar pasir setelah 5 cm disiram air hingga padat. Batu belah
harus bersih dari kotoran,ukuran sisi maksimum 20 cm dan pemasangan

24
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

sisi maksimum 20 cm dan pemasangan harus bersilang, semua


permukaan bagian dalam harus terisi adukan sesuai dengan campuran
yang digunakan semua nat tebal harus diisi batu kricak. Tinggi
pemasangan dalam 1 hari tidak boleh lebih dari 0,5m.

16.2.3 Plesteran Dinding dan skoning/ plesteran sudut


Semua dinding yang di plester harus bersih dari kotoran dan disiram
dengan air. Sebelumnya dibuat kepala plesteran dengan tebal sama
dengan ketebalan yang direncanakan. Tebal plesteran paling sedikit 1,5
cm dan paling tebal 2 cm plesteran yang baru saja seleasi tidak boleh
langsung diselesaikan.
Penyelesaian plesteran menggunakan pasta semen yang sejenis.
Selama proses pengeringan plesteran harus disiram dengan air agar
tidak terjadi retak-retak rambut,akibat proses pengeringan yang terlalu
cepat.Plesteran untuk dinding yang aka dicat tembok, penyelesaian akhir
harus digosok dengan amplas bekas pakai atau kertas sak semen.

Pasal 17
PEKERJAAN CAT DAN PELITUR

17.1 Bahan
17.1.1 Pengertian cat disini meliputi emulsi, enamel vernis, sealer sement
emulsion filler dan pelapis lain yang dipakai sebagai cat dasar, cat
perantara dan cat akhir.

17.1.2 Semua cat yang dipakai harus mendapat persetujuan Pengawas


Lapangan/ Direksi.

17.1.3 Plamour dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan cat kayu
digunakan merek yang sama dengan merek cat jadi yang terpilih

17.1.4 Untuk pelitur teak oli dan vernis yang akan digunakan harus mendapat
persetujuan Pengawas Lapangan/ Direksi.

Pasal 18
PEKERJAAN TATA HIJAU

18.1 Lingkup Kerja


Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan dan peralatan dan alat
bantu lainnya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan penanaman, guna
mendapatkan hasil yang baik.

25
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

Pekerjaan penanaman yang dilaksanakan meliputi semua pekerjaan yang tertera


dalam gambar Kerja dan sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.

18.2 Tahapan Pekerjaan.


Tahap pelaksanaan pekerjaan menyesuaikan dengan kondisi lahan dan kesipan
lapangan.
Pekerjaan penanaman hanya dilaksanakan pada bagian yang telah siap dan
tidak lagi dilakukan pekerjaan fisik untuk menghindari kerusakan tanaman
sebagai akibat aktivitas pembangunan fisik lainnya.
Semua pekerjaan penanaman harus dilaksanakan mengikuti petujuk Gambar
kerja dan sesuai petunjuk yang diberikan Pengawas.

18.3 Persyaratan umum


Dalam melakukan berbagai aktivitas pekerjaan tidak diperkenankan
mengakibatkan terganggunya kelancaran lalu lintas, serta tetap memperhatikan
keamanan, baik pekerja maupun pemakai jalan.

Dalam mendatangkan alat maupun bahan ke lokasi harus mempehitungkan


berbagai hal, terutama yang menyangkut keamanan dan kelancaran lalu lintas,
serta kebersihan lingkungannya.

Alat dan bahan harus ditempatkan pada tempat yang aman, tidak mengganggu
kelancaran pekerjaan lain dan memperhitungkan keselamatan baik pelaksana
maupun yang lainnya.
Alat-alat yang dipergunakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pelaksana.

18.4 Pekerjaan Persiapan dan Pembentukan Tanah

Sebelum pekerjaan dimulai, keadaan tapak/site harus bersih dari segala


macam kotoran/sampah dari rintangan-rintangan lain yang dapat mengganggu
kelancaran pekerjaan.
Pelaksana diwajibkan untuk mengadakan pengukuran yang dilakukan
dengan cermat dan teliti, agar dapat dicapai titik akurasi yang maksimal sesuai
gambar rencana. Pengukuran dilakukan untuk menentukan titik/patok untuk
semua pekerjaan sesuai gambar rencana.
Semua kelainan/perbedaan berkaitan dengan hasil pengukuran harus
dibicarakan dengan petugas yang berwenang/pengawas.

18.5 Pekerjaan Urugan dan Pembentukan Tanah Subur.


 Pembersihan area yang akan ditimbun
Timbunan/urugan tanah subur untuk area taman/area tanam, ketebalan
urugan 15-20 cm.
 Pembentukan urugan/tmbunan tanah sesuai piel ketinggian yang
direncanakan.
 Dalam melaksanakan pengurugan tanah, harus diperhatikan kebersihan
lingkungan jalan. Tanah tidak berceceran mengotori jalan. Jalan harus
segera dibersihkan bila terdapat ceceran tanah akibat pekerjaan pengurugan
tanah di lokasi pekerjaan.

26
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

 Setelah pekerjaan tanah selesai, segera dilaksanakan penanaman pohon,


semak perdu dan tanaman rumput, untuk menutupi permukaan tanah
tersebut.
 Penyiraman rumput dilakukan 2 kali dalam sehari, pagi dan sore.

18.6 Pekerjaan Penyediaan Tanaman

Sebelum tanaman ditanam di tempat yang telah ditentukan, terlebih dahulu


harus dilakukan penilaian kebenaran jenis tanaman, kesehatan tanaman dan
ukuran tanaman tersebut oleh pengawas.
 Dalam menyiapkan tanaman dikebun bibit/nursey, tanaman yang akan
ditanam harus sudah dalam polybag dan dalam kondisi sehat dan segar.
Tanaman diangkut ke lokasi penanaman pada pagi hari atau sore hari.
Tidak dibenarkan menyimpan tanaman terlalu lama di lokasi pekerjaan
(tidak lebih dari 2 hari).
 Khusus untuk tanaman pohon, hendaknya bukan merupakan tanaman
yang baru dicabut dari tanah asal.
 Besar tingginya tanaman yang akan ditanam harus sesuai dengan tertulis
dalam persyaratan atau gambar rencana.

18.7 Pekerjaan Pemeliharaan


18.7.1 Tanggung Jawab
Kontraktor Bertanggung jawab atas rusaknya/matinya pekerjaan
perkerasan dan tanaman pada masa pemeliharaan, diminta untuk segera
memperbaiki kerusakan tersebutselambat-lambatnya 7 ( tujuh 0 terhitung
perintah Perintah Pengawas Lapangan/ Direksi.

18.7.2 Lamanya masa pemeliharaan ditentukan selama 6 ( enam ) bulan sejak


serah terima pekerjaan tahap I ( satu ) atau sesaui ketentuan yang
berlaku.

Pasal 19
PEKERJAAN MEKANIKAL-ELEKTRIKAL

Hasil dari pekerjaan ini merupakan satu bagian yang paling beresiko, mengingat sudah
sangat sering terjadi kebakaran gedung diakibatkan oleh adanya gangguan pada
jaringan instalasi listrik. Untuk itu kontraktor diminta mempercayakan pelaksanaan
pekerjaan ini kepada ahlinya yang terbiasa menangani pekerjaan sejenis.

19.1 Lingkup Pekerjaan.


 Pengadaan dan pemasangan kabel feeder dari jenset ke bangunan.
 Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel untuk instalasi penerangan
dan stop kontak.
 Pengadaan dan pemasangan lampu.

27
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

 Pengadaan dan pemasangan saklar dan stop kontak.


 Pengadaan dan pemasangan sistem pentanahan.
 Pengadaan dan pemasangan alat-alat bantu instalasi.
 Pengadaan dan pemasangan panel-panel dan almari KWH sesuai
dengan gambar.
 Hasil akhir dari pemasangan instalasi harus sudah siap untuk diadakan
penyambungan daya.
 Pengadaan dan pemasangan instalasi sound system

19.2 Standar Pelaksanaan.


 Standar yang digunakan dalam pemasangan instalasi listrik PUIL 1987,
AVE/VDE, SLI 1992, dan standar-standar lain yang relefan.
 Kontraktor harus memiliki pas PLN golongan C.
 Semua peralatan maupun material yang akan digunakan harus baru dan
memenuhi standar yang telah ditentukan.

19.3 Langkah Pelaksanaan.


Langkah pelaksanaan menyangkut hampir semua aspek pemasangan dan
penyambungan daya listrik dan instalasi listrik termasuk pemasangan beberapa
acessoriesnya.

a. Kabel.
 Seluruh instalasi di dalam kawasan digunakan jenis kabel NYM 2,5 dan
NYM 2 X 2,5, NYY 4 MM dan NYY 2,5 MM atau setara, jumlah inti
disesuaikan dengan gambar.
 Seluruh instalasi ditanam di dalam tanah yang berhubungan langsung
dengan tanah, harus digunakan kabel jenis tanah NYFGb 0.6/1 KV dan
menggunakan pipa konduit.
 Sambungan kabel di dalam tanah tidak diperkenankan tanpa persetujuan
Direksi.
 Seandainya keadaan tidak memungkinkan dan telah ada ijin sambungan
dalam tanah dari Direksi, Kontraktor menggunakan sembungan dengan
desain dari merk 3 M atau setara.

28
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

 Kabel yang digunakan harus merk kabel metal, Kabelindo atau yang
setara dan telah lulus uji dari PLN (mendapatkan sertifikat tanda uji dari
LMK PLN).

a. Konduit.
 Konduit yang digunakan harus dari jenis PVC kecuali ditunjukkan lain
pada gambar.
 Peralatan bantu untuk konduit harus dilengkapi dan dipasang dengan
cara yang sebenarnya.
 Pada beberapa tempat yang menimbulkan getaran atau yang ditunjukkan
dalam gambar, harus digunakan flexibel konduit lengkap dengan alat-alat
bantunya.
 Konduit yang digunakan dari merk Rucika atau setara.

c. Peralatan Instalasi
 Peralatan instalasi adalah material utnuk melengkapi instalasi tersebut,
supaya kelihatan baik dan memenuhi persyaratan.
 Seluruh klem-klem kabel harus buatan pabrik dan tidak diperkenankan
membuat sendiri.
 Semua kabel yang terlihat mata (ekspose) harus diberi penahan dengan
klem sehingga kabel tersebut kelihatan lurus dan baik.
 Doos junction bow yang digunakan harus cukup besarnya dan diameter
minimum 10 cm. Setelah terpasang, doos-doos ini harus ditutup dengan
baik dengan penutup khusus.
 Semua sambungan kabel harus dipilih dengan baik, sehingga tidak
menimbulkan beda tegangan satu sama lain, kemudian diisolasi PVC
dan terakhir diberi penutup atau dop. Dop ini disyaratkan berkualitas
baik.

d. Lampu
 Lampu yang digunakan adalah setara PhilliPs.
 Fiting / Armature sesuai dengan bentuk pada gambar rencana.
 Fiting yang digunakan adalah fiting yang dibuat di dalam boks panel (rapi
dan aman).

29
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

 Pada bagian fiting yang bertegangan pada waktu pemasangan atau


penggantian lampu harus aman dari bahaya sentuhan.
 Fiting buatan clipsal atau setara

e. Lampu LED
 Lampu yang digunakan adalah lampu LED dengan IP 66 (tahan air) atau
diatasnya ,IP67-68.
 Tambahan Adapter dan trafo jika diperlukan
 Fiting yang digunakan adalah fiting yang dibuat di dalam boks panel

f. Proyektor
 Proyektor yang digunakan adalah setara Sony VPL-EX340, Hitachi CP
EX402, Panasonic PT-VX 420 ,atau proyektor lain dengan kualitas yang
sama dengan minimal lumens 4200.
 Kontras Ratio minimal 2000:1 sd 10.000:1
 Tambahan Cover pelindung disaat hujan/gerimis
 Tambahan Adapter dan trafo jika diperlukan

g. Soundsytem
 Soundsytem yang digunakan adalah setara FBT italy,Db Technology,
atau soundsytem lain dengan kualitas yang sama
 Minimal 4-5 unit Speaker Coloumn Passive
 1 unit Mixer Amplifier Eurocom atau merk lain dengan kualitas yang sama
 1 unit DVD Player with USB input merk Pioneer atau merk lain dengan
kualitas yang sama
 1 Lot Kabel Speaker
 2 unit microphone wireless
 Tambahan Cover pelindung disaat hujan/gerimis
 Tambahan Adapter dan trafo jika diperlukan

h. Saklar
 Saklar yang digunakan jenis pemasangan in bow.
 Macam yang digunakan terdiri saklar tunggal dan saklar ganda.
 Saklar buatan clipsal atau setara.

30
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

i. Stop Kontak
 Stop Kontak yang digunakan jenis pemasangan in bow.
 Teknik pemasangan terdiri dari kabel fasa, kabel nol dan kabel netral.
 Stop Kontak setara dengan buatan clipsal.

19.4. Petunjuk Pemeliharaan.


a. Kontraktor wajib melengkapi buku/brosur petunjuk pemeliharaan/ perbaikan
peralatan yang diadakannya.
b. Peralatan yang harus diadakan petunjuk pemeliharaan tersebut antara lain
komponen panel, cara penanaman, lampu-lampu dan mof kabel.
c. Petunjuk-petunjuk tersebut harus diadakan dalam rangkap 3 (tiga) masing-
masing dimasukkan ke dalam satu map, disusun dengan baik dan
diserahkan kepada Pemberi Tugas.

19.5. Pengujian
a. Sebelum daya listrik dimasukkan ke instalasi, seluruh instalasi harus sudah
selesai diuji dan didapat hasil yang baik yang harus disaksikan dan disetujui
oleh Direksi.
b. Direksi berhak memerintah kepada kontraktor, setiap saat untuk melakukan
pengujian bila Direksi merasa bahwa pekerjaan tersebut sudah dapat diuji.
c. Kontraktor bertanggung jawab atas segala pengadaan alat dan tenaga untuk
pengujian.
d. Pengujian sebagian pekerjaan yang sudah selesai dapat merupakan bagian
dari pengujian keseluruhan, sehingga laporan test harus ditanda
tangani/diserahkan oleh pihak Pemberi Tugas dan Direksi.
e. Pengujian Tahanan/Hambatan Isolasi
 Pengujian tahanan isolasi instalasi listrik didasarkan atas peraturan yang
berlaku, ditambah dengan syarat-syarat sebagaimana diatur dalam pasal
tersebut.
 Pengujian tahanan/hambatan isolasi dilakukan dengan menggunakan
megger 1.000 volt putaran tangan.

31
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

 Pada saat pengujian semua titik lampu dan sakelar harus dalam keadaan
terbuka
 Pengujian tahanan isolasi dari kabel tegangan 220 V / 380 V harus
menggunakan megger 500 Volts yang sudah dikalibrasi. Tahan isolasi
minimal yang harus dipenuhi adalah 0,5 Mega Ohm.
f. Bila didapat hasil tidak baik/kurang memuaskan pada suatu bagian instalasi,
kontraktor wajib memperbaikinya kembali, kemudian pengujian diulangi
sampai mendapatkan hasil yang baik. Pengujian dilakukan pada semua
bagian (group) instalasi.

Pasal 20
PEKERJAAN LANDSCAPE

Merupakan satu bagian pekerjaan dari landscape kawasan, kontraktor harus


menyiapkan jenis tanaman yang sesuai dan melakukan penanaman serta pemeliharaan
dengan memberikan jaminan penggantian tanaman apabila mati selama masa
pemeliharaan.
20.1 Lingkup Pekerjaan.
a. Penanaman Tanaman
b. Penataan jalan lingkungan dan plaza.

20.2 Langkah Pelaksanaan.

a. Penyiapan lahan
 Halaman/tempat harus bersih dari segala hal yang mengganggu
pekerjaan ini antara lain kayu, bekas sepesi, batu dan kotoran yang
lainnya.
 Tanah bekas urugan/lokasi yang akan dikerjakan harus sudah dipadatkan
dan siap dikerjakan.
 Untuk peninggian peil jalan tidak boleh diurug dengan tanah melainkan
harus diurug dengan sirtu dengan ketebalan 20 cm
 Pemadatan sirtu harus memenuhi standart yang telah ditetapkan atau
atas petunjuk direksi.

32
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

 Bahan-bahan yang digunakan sesuai gambar atau petunjuk Direksi


termasuk pemilihan jenis pohon yang akan digunakannya.

b. Paving.
 Paving yang dipakai harus memenuhi tegangan tekan minimal 300 kg
dan harus memenuhi ketentuan tidak mudah pecah, tidak cacat menurut
Direksi dan rata permukaannya.
 Dalam pengangkutan paving harus sudah cukup umur dan masih utuh
sesampainya di lokasi pemasangan.
 Warna paving harus sampai dalamnya tidak diperkenankan penggunaan
warna paving cuma pada lapisan atasnya saja.
 Sebelum pelaksanaan pemasangan paving terlebih dahulu lahan harus
bersih dari kotoran sampah atau akar-akar yang dapat merusak setelah
paving dipasang.
 Peil sudah sesuai yang dikehendaki (sesuai gambar).
 Perbaikan peil ketinggian lahan yang diakibatkan pekerjaan bongkaran
yang keliru tidak diperbolehkan menggunakan tanah urug, harus
menggunakan sirtu.
 Sebelum paving dipasang terlebih dahulu di urug dengan pasir setebal 10
cm sampai rata.
 Paving yang akan dipasang dipilih/disotir dahulu, yang tidak dapat
digunakan harus dikeluarkan dari lokasi, sesuai petunjuk Direksi.
 Resiko kerusakan paving sebelum dan sesudah dipasang menjadi
tanggung jawab Kontraktor, selama belum diserahkan.
 Pemasangan paving harus menghasilkan bidang permukaan yang rapi,
rata dan teratur.
 Pemotongan paving harus menghasilkan potongan yang rata dan tidak
rusak, untuk menghasilkan potongan yang diinginkan harus
menggunakan alat potong khusus paving.
 Hasil sambungan pasangan paving dan dinding bangunan tidak boleh
menggunakan bahan campuran spesi.
 Nat atau siar pasangan paving diisi dengan pasir, hingga penuh dan rata.
 Setelah selesai pemasangan paving baru paving tersebut disetamper
untuk diratakan dengan menggunakan stamper kodok.

33
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

 Paving yang pecah atau retak setelah disetamper harus diganti dengan
paving yang baik dan utuh.

c. Grass Block.
 Grass Block yang dipakai harus memenuhi tegangan tekan minimal 300
kg dan harus memenuhi ketentuan tidak mudah pecah, tidak cacat
menurut Direksi dan rata permukaannya.
 Dalam pengankutan grass block harus sudah cukup umur dan masih utuh
sesampainya di lokasi pemasangan.
 Warna grass block harus sampai dalam-dalamnya tidak diperkenankan
penggunaan warna grass block cuma pada lapisan atasnya saja.
 Untuk pemasangan grass block tidak jauh berbeda dengan syarat-syarat
pemasangan paving diatas.
 Sebelum pelaksanaan pemasangan grass block terlebih dahulu lahan
harus bersih dari kotoran sampah atau akar-akar yang dapat merusak
setelah grass block dipasang.
 Pail sudah sesuai yang dikehendaki (sesuai gambar).
 Perbaikan peil ketinggian lahan yang diakibatkan pekerjaan bongkaran
yang keliru tidak diperbolehkan menggunakan tanah urug, harus
menggunakan sirtu.
 Sebelum grass block dipasang terlebih dahulu di urug dengan pasir
muntilan setebal 10 cm sampai rata.
 Grass block yang akan dipasang dipilih/disotir dahulu, yang tidak dapat
digunakan harus dikeluarkan dari lokasi, sesuai petunjuk Direksi.
 Resiko kerusakan grass block sebelum dan sesudah dipasang menjadi
tanggung jawab Kontraktor, selama belum diserahkan.
 Pemasangan grass block harus menghasilkan bidang permukaan yang
rapi, rata dan teratur
 Pemotongan grass block harus menghasilkan potongan yang rata dan
tidak rusak, untuk menghasilkan potongan yang diinginkan harus
menggunakan alat potong khusus grass block.
 Hasil sambungan pasangan grass block dan dinding bangunan tidak
boleh menggunakan bahan campuran spesi.

34
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

 Lubang grass block diisi dengan tanah merah dan ditanami rumput
hingga rata dan tumbuh subur

d. Kanstin.
 Kanstin yang dipakai disini harus mempuyai tegangan tekan yang cukup
minimal mempunyai tegangan tekan 250 kg.
 Ukuran kanstin yang digunakan disini harus sesuai dengan gambar atau
menurut petunjuk direksi.
 Yang dimaksud kanstin disini ialah pembatas pada tepian jalan paving
maupun tepian jalan aspal.
 Kanstin yang dipasang harus sesuai dengan gambar atau petunjuk
Direksi, tidak cacat dan tidak mudah pecah.
 Ukuran dan bentuk kanstin dibuat sesuai dengan gambar atau sesuai
dengan yang ada dipasaran.
 Kanstin yang digunakan terbuat dari cor beton campuran 1 PC : 2 Ps : 3
Split, dan memenuhi standart tegangan tekan 300 kg.
 Sambungan kanstin satu dengan yang lainnya menggunakan spesi
campuran 1 PC : 3 Ps.
 Pasangan kanstin harus menghasilkan bidang garis lurus yang baik dan
sempurna.

e. Rumput.
 Rumput yang digunakan disini rumput jepang atau sesuai dengan
petunjuk Direksi.
 Rumput tersebut harus mempunyai daun yang lebat dan sejenis.
 Yang dimaksud penanaman rumput disini ialah, penanaman rumput pada
satu areal tanah lapang.
 Rumput yang ditanam harus mempunyai akar yang baik.
 Sebelum rumput ditanam tanah harus bersih dari pasir, dan diisi dengan
tanah merah ditambah rabuk kandang secukupnya pula, baru benih
rumput ditanam atau disebar.
 Selama pekerjaan selesai dan belum diserahkan, Kontraktor diwajibkan
untuk memelihara agar rumput tumbuh secara baik dan subur.

35
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

 Kontraktor diwajibkan menyirami pagi dan sore, agar rumput tumbuh


baik. Jika diperlukan ditambah pupuk urea secukupnya.
 Selama pemeliharaan rumput-rumput yang kering dan mati agar segera
diganti, semua ini merupakan resiko Kontraktor.
f. Tanaman Rambat.
 Tanaman rambat yang ditanam disini sudah mempunyai akar yang kuat,
daun yang lebat dan mempuyai jalur dan tambahan penguat rambatan.
 Jenis tanamaman rambat yang di sarankan adalah Lee Kuan Yew,Sirih
,markisa atau tanaman rambat lain yang tahan dan sesuai dengan iklim
tropis.
 Penanaman Tanaman rambat sesuai gambar atau ada arahan lain dari
Direksi.
 Sebelum Tanaman rambat ditanam, hasil bongkaran harus disingkirkan
dan keluarkan dari lokasi, setelah itu lokasi yang akan ditanami Tanaman
rambat diberi tanah merah dan rabuk kandang secukupnya. Baru
Tanaman rambat bisa ditanam.
 Selama pekerjaan selesai dan belum diserahkan, Kontraktor diwajibkan
untuk memelihara agar Tanaman rambat tumbuh secara baik dan subur.
 Kontraktor diwajibkan menyirami pagi dan sore, agar Tanaman rambat
baik. Jika diperlukan ditambah pupuk orea secukupnya.
 Selama pemeliharaan Tanaman rambat agar segera diganti, semua ini
merupakan resiko Kontraktor.

Pasal 21
LAIN LAIN

21.1 Sehubungan dengan adanya bab ini dan pasal demi pasal dalam spesifikasi,
maka Kontraktor wajib untuk mempelajari dan memahami gambar/bestek,
daftar kwantitas barang serta dokumen lelang lainnya agar dapat memberikan
penawaran yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan.

21.2 Lampiran dan gambar–gambar yang termasuk lingkup pekerjaan ini, tapi belum
masuk dalam uraian ini, adalah merupakan bagian yang tidak dapat
terpisahkan dari dokumen ini, dan harus diikuti/dilaksanakan oleh Kontraktor

36
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
Pekerjaan Ruang Terbuka Publik Kota Jambi

sebagai bagian dari penawarannya, agar diperoleh penyelesaian pekerjaan


yang baik dan memenuhi persyaratan.

21.3 Hal-hal lain yang belum tercantum dalam uraian ini, akan ditambahkan pada saat
Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan dituangkan dalam Berita Acara
Penjelasan serta bersifat mengikat dan merupakan bagian tak terpisahkan dari
dokumen ini.

37

Anda mungkin juga menyukai