Anda di halaman 1dari 11

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

Pembangunan Pagar Di Kebun Pembibitan Sungai Tiga


Pasal 1
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Pekerjaan Pembersihan Lokasi


2.1 Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pembersihan lokasi adalah pekerjaan pembersihan lokasi proyek
yang ditunjukkan pada gambar rencana hingga lokasi proyek siap untuk
pekerjaan selanjutnya.
2.2 Pelaksanaan pekerjaan :
2.2.1 Lokasi proyek harus dibersihkan dari rumput, semak, akar-akar
pohon.
2.2.2 Segala macam sampah-sampah dan barang-barang bongkaran harus
dikeluarkan dari lokasi proyek, dan tidak dibenarkan untuk ditimbun
di luar pagar proyek meskipun untuk sementara.
2.2.3 Daerah yang perlu dibersihkan adalah :
a. Untuk bangunan
Daerah yang diperlukan untuk pelaksanaan gorong-gorong
termasuk 0,75 m di luar garis batas bangunan.
b. Untuk saluran Lebar total saluran ditambah 0,50 m di kedua sisi.
2. Pengukuran
3.1 Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pengukuran adalah pekerjaan pengukuran lokasi proyek untuk
menentukan luasan, batas-batas lokasi, ketinggian dan level eksisting lokasi
proyek hingga menghasilkan data berupa gambar yang lengkap.
3.2 Pelaksanaan pekerjaan
3.2.1 Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran
kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi
keterangan-keterangan mengenai peil, ketinggian tanah, letak
pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera
kebenarannya.
3.2.2 Ketidak-cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan
lapangan yang sebenamya harus segera dilaporkan kepada
Pengawas untuk dimintakan keputusannya.

1
3.2.3 Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan
alat-alat waterpass/Theodolith yang ketepatannya dapat
dipertanggung jawabkan.
3.2.4 Kontraktor harus menyediakan Theodolith/waterpass beserta
petugas yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan
Pengawas selama pelaksanaan proyek.
3.2.5 Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas
Segitiga Phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil
yang disetujui Pengawas.

3. Pekerjaan Papan Dasar Pengukuran/Bowplank.


4.1 Lingkup pekerjaan
Pekerjaan papan dasar pengukuran adalah pekerjaan pembuatan papan dasar
pengukuran di lokasi proyek meliputi pekerjaan pengukuran dan pemasangan
papan-papan untuk menentukan tinggi acuan bangunan dan letak as-as
bangunan.
4.2 Pelaksanaan pekerjaan
4.2.1 Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kasau Meranti
5/7, tertancap di tanah sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau
diubah-ubah, berjarak maksimum 2 m satu sama lain.
4.2.2 Papan patok ukur dibuat dari kayu Meranti, dengan ukuran tebal 2
cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya
(waterpass).
4.2.3 Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya,
kecuali dikehendaki lain oleh Pengawas.
4.2.4 Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 300 cm dari as pondasi
terluar.

4. Penyediaan Alat-alat Keselamatan Kerja


Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan Peralatan P3K,
helm pengaman, sabuk pengaman, masker dan alat-alat keselamatan kerja lainnya
selama proses pekerjaan.

2
5. Kantor/Ruang rapat
8.1 Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pembuatan kantor/ruang rapat adalah pekerjaan penyediaan
kantor/ruang rapat di lokasi proyek sebagai sarana untuk pengawasan,
evaluasi dan koordinasi proyek.
8.2 Pelaksanaan pekerjaan
8.2.1 Kantor/ruang rapat merupakan bangunan dengan konstruksi rangka
kayu, dinding papan multiplex dicat, penutup pintu/jendela
secukupnya untuk penghawaan/pencahayaan. Letak kantor
TBPK/ruang rapat harus cukup dekat dengan kantor Kontraktor
tetapi terpisah dengan tegas.
8.2.2 Perlengkapan-perlengkapan kantor/ruang rapat yang harus
disediakan Kontraktor .1 set meja & kursi ( 1 meja dan 5 kursi )1 set
papan tulis white board.Buku
8.2.3 Setelah proyek selesai barang tersebut menjadi milik penuedia
barang/jasa dan kotraktor mengganti uang sebesar 60% dari
penawaran kepada pemerintah daerah melalui pengguna jasa.
Berdekatan dengan kantor Konsultan Pengawas, harus ditempatkan
ruang WC dengan bak air bersih secukupnya dan dirawat
kebersihannya.

6. Kantor Kontraktor
9.1 Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pembuatan kantor kontrkator adalah pekerjaan pembuatan kantor
kontraktor di lokasi proyek untuk memudahkan kontraktor berkoordinasi
dengan Pengawas.
9.2 Pelaksanaan pekerjaan
9.2.1 Ukuran luas kantor Kontraktor serta tempat simpan bahan,
disesuaikan dengan kebutuhan Kontraktor dengan tidak
mengabaikan keamanan dan kebersihan serta dilengkapi dengan
pemadam kebakaran.
9.2.2 Khusus untuk tempat penyimpanan bahan-bahan seperti : pasir,
kerikil harus dibuatkan kotak simpan yang dipagar dinding papan
yang cukup rapat, sehingga masing-masing bahan tidak tercampur.

3
Pasal 2
PEKERJAAN TANAH

4.1Lingkup Kerja
Semua penggalian dan pekerjaan tanah yang diperlukan harus dilaksanakan sesuai
gambar rencana dan semua hal-hal yang bersangkutan dengan hal tersebut, harus
dilaksanakan sesuai dengan syarat-syarat dan petunjuk-petunjuk yang diberikan
disini harus diterapkan, kecuali bilamana syarat dan petunjuk tersebut dirubah
secara tertulis oleh Direksi untuk bagian-bagian pekerjaan tertentu.

4.2Pelaksanaan Pekerjaan
2.1 Galian
2.1.1Semua penggalian harus dikerjakan menurut syarat-syarat dalam Pasal
ini, garis-garis serta tingkatan-tingkatan yang ditunjukkan pada
gambar atau ditentukan oleh Direksi.
2.1.2Selama pekerjaan berjalan mungkin perlu atau diinginkan adanya
perubahan oleh direksi mengenai lereng-lereng atau dimensi-
dimensi penggalian sebagai perbaikan atau perubahan sesuai
dengan spesifikasi ini.
2.1.3Dimana penggalian tidak akan ditutupi oleh bangunan atau konstruksi
lain yang diperlukan, mereka harus sepenuhnya dibuat menurut
dimensi yang dimaksud dan harus diselesaikan menurut garis-garis
dan tingkatan yang telah ditentukan.
2.1.4Penjagaan yang perlu harus dilaksanakan terhadap bahan-bahan yang
berada diatas atau di bawah garis penggalian agar keadaannya tetap
baik. Semua maksud selain yang ditunjukkan di sini, harus ditutup
kembali oleh Kontraktor atas biaya sendiri, jika diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan.
2.1.5Pondasi Bangunan
a.Dasar dan sisi galian, dimana akan didirikan bangunan harus
selesai dengan rapi menurut duga/tingkat dan dimensi yang
dikehendaki gambar, tempat tersebut harus dibasahi dengan air
dan ditumbuk tangan dengan maksud supaya terbentuk suatu
dasar pondasi yang kuat. Jika waktu penggalian material yang
digali melampaui garis dan tingkat yang telah ditentukan, galian
yang melampaui batas tadi harus ditimbun lagi seluruhnya
dengan material yang terpilih kemudian ditumbuk lapis demi
lapis yang tebalnya tidak lebih dari 15 cm. Jika tanah pondasi

4
asli (natural foundation) terganggu atau longgar karena
pekerjaan penggalian Kontraktor, ia harus dipadatkan dengan
menumbuknya atau menggilasnya atau jika Direksi
menghendakinya ia harus dipindahkan atau diganti dengan
bahan yang terpilih yang seluruhnya harus dipadatkan.
b.Jika pada suatu tempat penggalian bangunan atau penggalian
untuk bangunan lainnya yang dikehendaki dipakai bahan yang
tidak cocok untuk pondasi menurut ketentuan Direksi, maka
Direksi akan memerintahkan secara tertulis untuk memindahkan
barang-barang yang tidak cocok tersebut dan dipadatkan
seluruhnya dengan menumbuknya lapis demi lapis yang tebalnya
tidak boleh lebih dari 15 cm.

2.2Pengurugan kembali
2.2.1 Penimbunan yang berdekatan dengan struktur harus dilaksanakan
dengan maksud akan meyakinkan timbunan dapat dipadatkan secara
sempurna tanpa merusak struktur.
2.2.2 Pemadatan yang berdekatan dengan struktur harus dikerjakan
dengan tangan atau dengan alat manual.
2.2.3 Bahan timbunan tidak diletakkan serta dipadatkan dengan beton
yang umurnya masih dibawah 14 hari.
2.2.4 Galian harus diurug kembali dengan pasir urug dan tanah urug yang
bebas dari batu, puing, sampah atau bahan lain yang dapat merusak
atau mengakibatkan pecahnya pipa, atau mengakibatkan korosi.
2.2.5 Pemadatan atau pengerasan harus baik tanpa mengakibatkan
kerusakan pada pipa;
2.2.6 Pengurugan selanjutnya harus dilakukan sampai muka tanah asal
dan dipadatkan dengan baik.

5
Pasal 3
PEKERJAAN BALOK DAN PLAT

1. Lingkup kerja :
Pekerjaan balok lantai dan plat adalah pekerjaan pembuatan balok, plat lantai, dan
plat Dinding beton bertulang yang ditunjukkan gambar rencana mulai dari lantai
kerja dan pekerjaan beton.

2. Standar :
2.1 SNI M-26-1990-F (Metode Pengujian dan Pengambilan Contoh untuk
Campuran Beton Segar).
2.2 SK SNI M-62-1990-03 (Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di
Laboratorium).
2.3 SK SNI-T-15-1990-03 ( Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal).
2.4 SK SNI T-28-1991-03 (Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton).
2.5 SK SNI S-18-1990-03 ( Spesifikasi Bahan Tambahan Untuk Beton ).
2.6 SNI 03-4146-1996 (Metode Pengujian Slump Beton).
2.7 SNI 03 – 1974-1990 (Metode Pengujian Kuat Tekan Beton).
2.8 Pd- T- 27-1999-03 (Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton).
2.9 Pd-M-33-2000-03 (Metode Pengujian Mutu Air Untuk Digunakan dalam
Beton).
2.10 SNI 07- 2529-1991 ( Metode Pengujian Kuat Tarik Baja Beton) .
2.11 SK SNI S-04-1989-F ( Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan
Bangunan Bukan Logam)).
2.12 SK SNI S-05-1989-F (( Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B (Bahan
Bangunan dari Besi/Baja)).

3. Pelaksanaan pekerjaan
3.1 Pekerjaan lantai kerja
3.1.1 Pelaksanaan Pekerjaan
a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 4 hari,
Kontraktor harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan lantai
kerja meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat,
jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material
yang akan dipakai disertai sertifikat hasil pengujian material
untuk mendapat persetujuan dari Pengawas.

6
b. Lantai kerja dibuat dengan beton dengan campuran 1 PC : 2 Ps :
3 Kr.
c. Tebal lantai kerja harus sesuai dengan gambar rencana.
d. Lantai kerja harus rata permukaannya dan diperiksa
kemiringannya dengan waterpass.
3.2 Pekerjaan Pembesian.
3.2.1 Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 4 hari, Kontraktor
harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pembesian meliputi
volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan
dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai disertai
sertifikat hasil pengujian material untuk mendapat persetujuan dari
Pengawas.
3.2.2 Besi harus bersih dari karat, beton kering, oli dan material lain yang
mengurangi lekatan (bonding) antara besi dan beton.
3.2.3 Jarak bersih antara besi terluas dan begisting 25 mm
3.2.4 Ikatan-ikatan besi beton menggunakan kawat bendrat harus kuat,
tidak bergeser bila diketok.
3.2.5 Bila diperlukan penyambungan, letak sambungan bagian besi atas
harus teletak pada daerah lapangan dan sambungan besi bawah
harus teletak pada derah tumpuan.
3.2.6 Panjang sambungan minimum 40 kali diameter besi yang disambung.
3.2.7 Pembengkokan besi (bending slope) dengan kemiringan 1 : 6.
3.2.8 Tulangan harus dipasang dengan jarak yang teratur dan rapi.
3.3 Pekerjaan begisting :
3.3.1 Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 4 hari, Kontraktor
harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan begisting meliputi
volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan
dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai disertai
sertifikat hasil pengujian material untuk mendapat persetujuan dari
Pengawas.
3.3.2 Bahan Begisiting perancah/stiger scaffolding atau kayu dolken
3.3.3 Cetakan/begisting kontak papan kayu tebal 2cm
3.3.4 Pelaksanan pekerjaan :
a. Panel begisting, jarak scaffolding, jarak formtie, panjang formtie,
dan panjang tie diperiksa sesuai dengan shop drawing.
b. Sambungan panel begisiting harus rapat dengan ditutup sealtape
atau sejenisnya agar tidak ada celah yang memungkinkan
material beton segar keluar.

7
c. Begisting harus di periksa kevertikalan dan kelurusaannya
dengan lot dan tarikan benang.
d. Untuk kebutuhan instalasi M&E, lebar sparing pada balok
maksimal 1/5 h. Luas total sleeve/pipa maksimum 4%.
e. Perancah dan cetakan beton harus kuat dan tidak berubah
bentuk selama pengecoran dengan memperhitungkan beban alat
dan tenaga kerja.
f. Level lantai begisting harus diperiksa dengan alat ukur terhadap
level finish.
g. Tulangan Pokok menggunakan besi diameter 12 mm, tulangan
bagi 8 mm, tegangan leleh 2400 MPa dibuktikan setifikat uji
tarik baja minimal 2 buah benda uji demgan laboratorium
pengujian yang disetujui Pengawas.
h. Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan
tidak disepuh seng, diameter kawat lebih besar atau sama
dengan 0,40 mm.
3.4 Pelaksanaan Cor Beton
3.4.1 Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 4 hari, Kontraktor
harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan cor beton balok lantai
dan plat lantai meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan
alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material
yang akan dipakai disertai sertifikat hasil pengujian material untuk
mendapat persetujuan dari Pengawas.
3.4.2 Kuat desak beton rencana : 25 MPa.
3.4.3 Sebelum di cor, lantai kerja harus bersih dari sisa-sisa pekerjaan
sebelumnya atau kotoran-kotoran yang tersisa.
3.4.4 Material begisting sudah dilapisi dengan oli bekas (non ekspose) dan
mold oil/sika form oil (expose) agar beton tidak melekat pada
cetakan dan mudah dibuka, untuk begisting bekas yang akan dipakai
ulang harus dirawat sehingga layak digunakan.
3.4.5 Bila diperlukan stek untuk penulangan lantai diatasnya, panjang stek
di atas lantai minimal 40 kali diameter tulangan pokok.
3.4.6 Pengatur jarak selimut beton harus terpasang pada tempatnya dan
batas ketinggian cor harus ditandai dengan jelas.
3.4.7 Pipa untuk instalasi mekanikal elektrikal dan angkur-angkur harus
terpasang sebelum pengecoran dan diperkuat agar tidak berubah
posisi selama pengecoran.

8
3.4.8 Alat kerja berupa mesin pengaduk, sekop, takaran material, dan alat
pengakutan adukan beton harus dalam kondisi siap pakai dan telah
disiapkan cadangannya.
3.4.9 Bila dilakukan pencoran beton pada malam hari harus disediakan
penerangan yang cukup dan dipersiapkan pelindung hujan.
3.4.10Pengadukan dilakukan dengan mesin pengaduk, untuk mendapatkan
beton yang homogen.
3.4.11Adukan diangkut ke tempat penuangan sebelum semen mulai
berhidrasi dan selalu dijaga agar tidaka ada bahan-bahan yang
tumpah atau memisah dari campuran.
3.4.12Penuangan adukan beton harus terus menerus agar didapatkan beton
yang monolit. Selama penuangan beton, cetakan maupun tulangan
dijaga agar tidak berubah posisi, kevertikalan begisting harus selalu
periksa selama pengecoran. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan
terlalu tinggi agar tidak terjadi segregasi.
3.4.13Pemadatan beton manual dengan ditusuk tidak boleh mencapai lapisan
di bawahnya.. Pemadatan dengan alat getar tidak boleh menyentuh
begisting dan atau tulangan. Penggetaran yang terlalu lama tidak
diperbolehkan karena akan mengakibatkan segregasi.
3.4.14Selama pengecoran harus dilakukan percobaan slump untuk mengukur
kelencakan atau kekentalan campuran beton. Nilai slump ditetapkan
maksimal 12,5 cm minimal 5 cm.
3.4.15Untuk keperluan test kuat desak beton,diadakan pengambilan contoh
beton segar. Pengambilan contoh beton segar dilakukan langsung
dari mesin aduk setelah pengadukan selesai. Pengambilan
dilaukukan di beberapa titik dan dicampurkan. Bila pengambilan
dilakukan dari truk aduk, dilakukan sebanya 3 kali atau lebih dalam
selang waktu ketika penuangan beton dari dalam pengaduk.
3.4.16Pengujian silider beton harus dilakukan di laboratorium yang disetujui
oleh Pengawas.
3.4.17Beton yang baru di cor harus dilindungi dari lalu lintas orang dan
meterial.

3.5 Pembongkaran begisting dan perawatan beton


3.5.1 Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 4 hari, Kontraktor
harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pembongkaran dan
perawatan beton meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja

9
dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan untuk mendapat
persetujuan dari Pengawas.
3.5.2 Pembongkaran harus bertahap, sehingga tidak menimbulkan beban
kejut pada struktur.
3.5.3 Alat yang digunakan untuk membongkar begisting tidak bileh merusak
permukaan beton.
3.5.4 Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi
penguapan cepat.
3.5.5 Beton harus dibasahi paling sedikit selama 10 hari setelah pengecoran.
3.6 Material :
3.6.1 Semen :
a. Semen yang dipakai adalah semen jenis PC.
b. 1 (satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan.
c. Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh,
tidak terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada
zak.
d. Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai
mengeras). Jika ada bagian yang mulai mengeras, bagian
tersebut masih harus dapat ditekan hancur dengan tangan bebas
(tanpa alat) dan jumlah tidak lebih dari 10 % berat. Jika ada
bagian yang tidak dapat ditekan hancur dengan tangan bebas,
maka jumlahnya tidak boleh melebihi 5 % berat dan kepada
campuran tersebut diberi tambahan semen baik dalam jumlah
yang sama.
e. Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat atau
semen dalam kantong di penyimpanan lokal (di penyalur) lebih
dari 3 bulan perlu diuji sebelum digunakan, jika sudah rusak
harus ditolak.
3.6.2 Agregat kasar
a. Berupa batu pecah (split) yang mempunyai susunan gradasi yang
baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous),
dengan tekstur permukaan kasar, butir-butirnya tajam, kuat dan
bersudut.
b. Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari cm dan
tidak lebih besar dari ¾ jarak bersih antar baja tulangan atau
jarak baja tulangan dengan cetakan dan tidak boleh lebih besar
dari 1/3 tebal plat.

10
c. Kadar lumpur tidak boleh melebihi dari 1 % berat kering dan
tidak boleh mengandung garam.
3.6.3 Agregat halus
a. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan
bersudut.
b. Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan
sebagainya, jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak
mengandung garam.
c. Mempunyai variasi besar butir (gradasi ) yang baik dengan
ditunjukan dengan nilai Modulus halus butir antara 1,50-3,80.
d. Pasir harus dalam keadaan jenuh kering muka.
3.6.4 Air.
a. Tidak mengandung lumpur atau benda melayang lainnya lebih
dari 2 gram/liter.
b. Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton
(asam, zat organik lainnya) lebih dari 15 gram/liter.
c. Tidak mengandung khlorida (Cl) lebih dari 0,5 gram/liter.
d. Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter.
e. Apabila dipandang perlu, Pengawasdapat minta kepada
Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
3.6.5 Besi beton
a. Tulangan menggunakan besi diameter 12 dan 10 mm, dengan
tegangan leleh 2400 MPa dibuktikan setifikat uji tarik baja dari
minimal 2 buah benda uji dari laboratorium yang disetujui
Pengawas.
b. Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan
tidak disepuh seng, diameter kawat lebih besar atau sama
dengan 0,40 mm.

11

Anda mungkin juga menyukai