Anda di halaman 1dari 5

Metode Pemasangan jembatan Rangka Baja

Penggunaan Metode Semi kantilever dalam pemasangan Jembatan Rangka Baja

Salah satu metode yang digunakan untuk pemasangan jembatan rangka baja adalah dengan sistem
Semi kantilever, Semi Kantilever adalah suatu sistem perakitan jembatan rangka baja yang dilakukan
tanpa alat penyangga/perancah tetapi merupakan sistem pemasangan komponen per komponen yang
dipasang setempat secara bertahap mulai dari abutment atau pilar hingga posisi akhir (abutment atau
pilar berikutnya) dengan cara penambahan dan pemasangan masing-masing komponen pada sebagian
bentang yang telah dipasang sebelumnya, hingga membentuk kantilever yang bergerak segmen demi
segmen menuju ke perletakan jembatan berikutnya.

Pemasangan sistem kantilever ini bersifat statis dan membutuhkan bentang pemberat dan rangka
penghubung. Berikut tahapan-tahapan Pelaksanaannya :

a. Tempat Perakitan

Panjang bagian belakang abutment yang dibutuhkan untuk memasang konstruksi baja adalah sepanjang
bentang pemberat ditambah daerah bebas untuk jalan kerja, misalnya panjang bentang pemberat
ditambah ± 10 m.
Lebar yang dibutuhkan untuk masing-masing keadaan ± 10 m untuk bentang pemberat ditambah 5 m
untuk jalan kerja. Sebagai tambahan dibutuhkan juga tempat untuk menumpukan komponen baja dan
sebagainya.

b. Perletakan Penumpu Sementara

Penumpu sementara yang akan digunakan disediakan oleh kontraktor pelaksana atau erektor. Ganjal
kayu yang kuat harus dipasang dibawah masing-masing titik tumpuan pada abutment atau pilar untuk
menumpu bagian pangkal dari bentang kantilever selama pemasangan. Persyaratan kayu penumpu ini
harus mengikuti pokok bahasan Area Perakitan dan Pekerjaan Persiapan, butir d.

Pada embankment yang terdekat dengan level akhir, maka sebaiknya untuk pemasangan bentang
pertama berkisar ± 1.50 m di atas level akhir. Dengan demikian akan sangat berguna jika terjadi lendutan
di bagian bawah ujung kantilever.

c. Tumpuan Bentang Pemberat

Ujung belakang bentang pemberat harus ditumpu dengan ganjal kayu atau landasan beton yang
dirancang sesuai dengan kondisi tanah yang ada dan secara umum pelaksanaannya harus sepenuhnya
sesuai dengan Pokok Bahasan Bentang Pemberat.

d. Bentang Pemberat dan Perangkat Penghubung

Bentang pemberat adalah suatu bentang rangka standard yang berguna untuk manahan berat sendiri
komponen rangka baja yang sedang dirakit di atas sungai sehingga dengan pengimbang beban lawan
yang berada di tempat yang disediakan pada bentang pemberat (biasa terletak di pangkal bentang),
bentuk kantilever yang terjadi di atas sungai tetap stabil (momen guling terjadi ditahan oleh beban lawan).
Bentang pemberat dihubungkan dengan bentang permanen yang sedang dirakit melalui rangka
penghubung/linking steel. Bentang pemberat dan rangka penghubung disediakan oleh kontraktor
pelaksana atau erector.

Penambahan beban lawan untuk mengimbangi momen guling dari bentang kantilever, menyesuaikan
terhadap kemajuan panjang bentang permanen yang sedang dirakit.

e. Perakitan

Secara umumnya perakitan dilaksanankan seperti dijelaskan pada sub bahasan 1 di atas. Bila
komponen-komponen telah duduk (terpasang) pada pelat buhul, komponen tersebut harus ditempatkan
dengan tepat dan harus ditahan dengan pasak (drift) yang ada agar semua komponen terpasang dengan
tepat sebelum dibautkan.

Sistem perakitan ini telah direncanakn dengan langkah-langkah yang mudah dan dimulai dengan
perakitan bentang pemberat di atas tanah pada area oprit hingga selesai.
Adapun urutan-urutan perakitan adalah sebagai berikut :

Langkah 1.

Sebagai dasar perakitan statis awal adalah pembuatan satu rangkaian bentuk frame segitiga
awal/pertama tepat setelah susunan rangka penghubung, tentunya dapat dimulai dengan pemasangan
batang diagonal (2) pada sambungan/join J1 dimana pelat sambungnya sudah terpasang lebih dahulu.
Setelah kelengkapan sambungan sudah terpasang semua pada J1, maka baut dapat segera dimasukan
dan diputar dalam kondisi sementara sehingga batang diagonal (2) masih mudah diatur posisinya untuk
menunggu dipasangnya batang datar bawah (3) yang dipasangkan dan dibautkan pada J2 lebih dahulu.

Sambung dan pasang baut batang (2) dan (3) pada sambungan J3 dengan dilengkapi keperluan plat
sambung dan kelengkapannya (missal jika diperlukan plat sisipan dan lain-lain). Setelah terbentuk frame
segitiga pada posisi yang benar maka lengkapi semua baut pada tiap-tiap sambungan dan dapat
dikencangkan sepenuhnya sehingga terbentuklah “segitiga awal” (segitiga, J1 J2 J3) sebagai segitiga
pijakan awal untuk perakitan selanjutnya. Pembentukan segitiga ini harus dua sisi bersama-sama agar
setelah disusul dengan pemasangan girder melintang dari J3 akan membentuk kantilever sebagai
pegangan untuk perakitan komponen demi komponen berikutnya. Pasang pengikat sementara batang
bawah dan baut pada tempatnya, dimana pembautan ini juga bersifat sementara, kemudian pasang
gelagar melintang atas ujung (5) pada J1 (dua sisi).

Langkah 2.

Pasang batang datar tepi atas pada pelat-pelat buhul dan pelat penyambung bagian bawah pada titik
sambungan/join J1 yang telah selesai sebelumnya. Sisipkan pelat penyambung atas dan pelat pengisi
bagian dalam (jika diperlukan). Setelah join J1 terpasang, pelat penyambung badan dan pengisi badan
dan dalam keadaan pembautan penuh (baut dikencangkan sepenuh-penuhnya).

Langkah 3.

Rakit dan pasang dua batang diagonal (2) berikut pelat penyambung buhul termasuk pelat penyambung
batang diagonal yang sudah ditandai bersama-sama sehingga membentuk rakitan ^ (V terbalik). Angkat
dalam keadaan tegak dan sisipkan ujung bawahnya (dari bentuk ^) diantara pelat buhul batang bawah
pada sambungan J3. Sisipkan pelat pengisi sanyap dan pelat penyambung ke bagian bawah jalur
diagonal, lalu dikunci dengan kunci pas ujung lancip dan sisipkan agar pelat buhul atas bisa pas dengan
batang atas (1) pada sambungan J4. Pasang pelat penyambung sayap bawah dan bagian dalam dan
bagian luar pelat pengisi pada J3 dan pasang bagian baut-baut pada J4 dan J5 (yaitu setengah ke
bawah).

Langkah 4.

Pasang batang datar tepi bawah (3), masukan diantara pelat buhul pada bagian pertemuan J3 yang
telah selesai sebagian. Pasang pelat pengisi jika dijelaskan pada Gambar Erection Jembatan dan pelat
penyambung atas selesai (J4) setelah pemasangan pelat penghubung badan bagian atas dan pelat
penyambung badan yang ada dan baut seluruhnya pada pertemuan J4.
Pada ujung depan dari batang datar bawah, pasang pelat buhul luar dan pelat penyambung bawah
secara bersamaan dengan pengisi yang ditentukan, bautkan pada batang datar bawah dan batang
diagonal pada sambungan/join (J5).

Langkah 5.

Pasang ikatan angin batang atas dan hubungksn pada pertemuan di J1 dan J4 saling menyilang.

Jalan kerja dari kayu dapat dipasang pada gelagar melintang batang atas (5) dan rangka pengangkat
dipindahkan satu panel berikutnya dipasang dan diikat kembali.

Langkah 6.

Ulangi langkah ke (1). Pasangkan batang penghubung atas berikutnya seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya dan selesaikan titik hubung J3.

Langkah 7.

Ulangi langkah ke (2) dan lanjutkan tahapan perakitan seperti sebelumnya.

“Penting sekali bahwa seluruh baut harus dikencangkan penuh setelah semua komponen pada suatu titik
pertemuan terpasang”.

g. Pengikat Sementara Pada Bagian Bawah.

Pasa saat pemasangan kantilever, pengikat silang sementara harus dipasang pada bagian bawah batang
di setiap ujung batang yang disesuaikan jalurnya, pengikat silang sementara ini dibutuhkan untuk
mengurangi lendutan lateral pada kantilever akibat beban angin dan untuk mengikat batang bagian
bawah (dalam tekanan) untuk mengimbangi pengait.

Pengikat ini harus dilepas setelah konstruksi selesai dan bentang telah menopang keempat sudutnya.
Penopang tidak dapat dipasang sebelum pengikat sementara dilepas.

h. Pengangkutan dan Pengangkatan

Pengangkatan dan pengangkutan komponen-komponen dari tempat penumpukan ke tempat


pemasangan (penyambungan) perlu dilakukan selama proses pemasangan. Hal ini dapat dilakukan
dengan berbagai macam sarana atau metode tergantung dari keadaan lokasi. Metode-metode yang
digunakan bisa berbagai alternatif antara lain :

Melalui jembatan lama dengan menggunakan crane kecil.

Kabel-kabel yang digantung diantara kedua abutment dibawah jembatan.

Menggeser komponen di atas alas kayu melalui bagian konstruksi baja yang sudah selesai. Disarankan
untuk mencengah kerusakan komponen, sebaiknya digunakan rol.
Sebaiknya digunakan dua rangka pengangkat sederhana yang terbuat dari profil baja ringan dan
dipasang pada kedua batang paling atas dengan membautnya melalui lubang drainase atau baut pada
pelat badan. Penggunaan rangka pengangkat ini bersama-sama dengan katrol rantai atau katrol tangan,
menjamin kemudahan pengoperasian dan alat ini dapat dipindah-pindah sepanjang bentang selama
berlangsungnya pemasangan jembatan.

i. Lendutan Kantilever dan Pembatasan Badan

Rangka jembatan akan melendut secara elastis sebagai akibat adanya kantilever dan bentang pemberat
juga akan melendut dan akan menambah besar lendutan pada bagian ujung bentang yang sedang
dikerjakan.

Seperti dijelaskan pada sub bahasan 3 di atas, lawan lendut pada bentang rangka terbentuk sebagai
bentuk pabrikasi pelat buhul batang atas dan batang bawah dan tidak diperlukan tindakan khusus atau
penyesuaian-penyesuaian selama pelaksanaan system kantilever ini.

Yang perlu diperhatikan adalah, perakitan baja ditempatkan pada level yang ditentukan untuk
mengantisipasi lendutan hingga bagian ujung kantilever berada diatas bagian abutment dan pilar.

Untuk menentukan ketinggian dari penyangga dengan ganjalan kayu disetiap ujungnya dimana bentang
menumpu pada salah satu atau kedua ujungnya di pilar, maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah
sebagai berikut :

Geometri dari tempat pabrikasi bentang pemberat, bentang terkantilever dan rangka penghubung;

Lendutan elastis dari ujung kentilever dan;

Ketinggian relatif dari ketiga pilar atau abutment pada alur jembatan tidak dimungkinkan untuk
menentukan tinggi rata-rata untuk setiap kombinasi bentang karena level pilar dan abutment relatif
bervariasi disetiap lokasi dan ditentukan kemudian dengan alinyemen vertical jalan yang dibutuhkan.

j. Baja Penopang (stringer) dan Pelat Lantai Baja.

Sebelum rangka jembatan selesai terpasang (sebaiknya didongkrak turun lebih dahulu) batang penopang
dan panel lantai profil baja tidak dapat dipasang. Lepaskan pengikat sementara batang bagian bawah
bagian sebelum pemasangan batang penopang dan dudukan.

Sistem lain selain system kantilever dipasang setempat yang dapat digunakan adalah system kantilever
yang ditumpu ditengah bentang sehingga mengurangi sifat pangkantileveran dan mengurangi bentang
pemberat dan beban lawan. Dalam hal ini, penopang bagian tengah harus sebagai titik berat bentang .
Metode ini biasa dipakai khususnya untuk jembatan rangka bentang panjang

Dengan pertimbangan jumlah bentang, kedalaman sungai penyedia mempertimbangkan metode


kantilever dan untuk digunakan melaksankan pekerjaan erection jembatan.

Anda mungkin juga menyukai