Anda di halaman 1dari 21

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN SARANA AIR BERSIH

BAB I
PERSYARATAN UMUM
1.1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan pembangunan sarana air bersih ini meliputi :
Persyaratan Teknik Material Secara Umum
SPESIFIKASI TEKNIS PERPIPAAN
Pengertian
Yang dimaksud dengan :
1 Pipa Transmisi adalah ruas pipa pembawa air dari sumber air ( Broncaptering ) sampai reservoir/bak penampung.
2 Pipa Distribusi adalah ruas pipa pembawa air dari reservoir/bak penampung air sampai jaringan pipa pelayanan.
3 Pipa Eksisting adalah pipa yang telah terpasang dan telah digunakan.
4 Pipa baja (steel) adalah pipa yang terbuat dari bahan baja.
5 Pipa PVC adalah pipa yang terbuat dari bahan polyvinyl chlorida.
6 Pipa DCIP adalah pipa yang terbuat dari ductile cast iron
7 Pipa GIP/GSP adalah pipa yang terbuat dari bahan besi/baja yang dilapisi/digalvanis.
8 Pengangkatan adalah pekerjaan pemindahan pipa dari lokasi penumpukkan kedalam kendaraan pengangkut, maupun dari
kendaraan pengangkut kelokasi pemasangan pipa.
9 Defleksi adalah besar sudut pembelokkan yang diijinkan pada pipa.
10 Samb. Push –On adalah proses penyambungan pipa pada pipa dengan tekanan air yang tinggi.
11 Samb. Mechanical Joint adalah proses penyambungan pipa pada pipa yang tidak mendapatkan tekanan air tinggi.
12 Pengelasan adalah merupakan proses penyambungan pipa dan atau accessories dengan dilakukan pemanasan dan
penambahan bahan penyambung.
13 Sambungan Flexible adalah sambungan yang tidak statis.
14 Testing Pekerjaan Pipa adalah uji coba yang dilakukan pada pipa setelah terpasang.
15 Test radiographic adalah test yang dilakukan terhadap pipa yang yang telah dipasang.
16 Pekerjaan galian adalah pekerjaan yang meliputi semua pemindahan bahan-bahan dari dalam tanah , apapun yang
dijumpai termasuk rintangan alam yang terdapat dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan tersebut.
17 Pekerjaan perbaikan adalah pekerjaan perbaikan kembali sarana yang dirusak ketika dilakukan pekerjaan galian menjadi
keadaan semula.
18 Pekerjaan penggelontoran adalah pekerjaan pembersihan pipa yang telah dipasang.
19 Pekerjaan pengurugan adalah pekerjaan perbaikan lapisan tanah galian dan dipadatkan setelah selesai pekerjaan
pemasangan pipa.
20 Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampur pasir, kerikil, air dan semen Portland atau bahan penguat hidrolis
lain yang sejenis, dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya.
21 Bahan tambahan adalah bahan lain yang ditambahkan kedalam pembuatan beton, selain semen, pasir, kerikil dan air yang
tidak memberi pengaruh yang kurang baik pada beton.
Pengujian beton adalah proses yang dilakukan terhadap beton untuk mengetahui kekuatan karakteristik beton, kadar air
22
yang dimiliki.
23 Bekisting adalah cetakan beton.
24 Lantai kerja adalah lantai yang terbuat dari beton dan terletak paling bawah dari lapisan struktur pondasi.
Bahan pilihan adalah merupakan tanah asli hasil penggalian yang tidak mengandung batuan atau bahan padat lain yang
25
berukuran lebih besar dari 5 mm, mempunyai gradasi yang baik dan tidak mengandung bahan organik seperti rumput, akar
tanaman atau bagian tumbuh-tumbuhan lainnya yang bersifat mengembang.
26 Reservoir (distribusi) adalah bangunan penampung air bersih dari instalasi pengolahan air atau mata air untuk kemudian
didistribusikan kedaerah pelayanan melalui jaringan perpipaan.
27 Muka air maksimum adalah ketinggian muka air maksimum dalam reservoir/bak
28 Muka air minimum adalah ketinggian muka air minimum dalam reservoir/bak dimana bagian air ini tidak boleh diganggu
untuk mencegah agar endapan pada dasar Reservoi/bak tidak terbawa keluar.
Manhole (lubang inspeksi) adalah lubang untuk keluar masuk inspector pada saat melakukan pengoperasian, pemeriksaan
atau perbaikan terhadap perlengkapan didalam reservoir/bak.
29 Pipa inlet adalah pipa masuk dari jaringan kedalam reservoir/bak
30 Pipa outlet adalah pipa keluar untuk mengalirkan air dari reservoir/bak ke daerah pelayanan.
31 Pipa by pass adalah pipa yang dipasang pada pipa inlet dan dihubungkan dengan pipa outlet, dilengkapi dengan valve,
sehingga dapat terjadi sambungan langsung dari system jaringan pipa masuk dan jaringan pipa keluar.
32 Pipa peluap adalah pipa yang berfungsi untuk mengalirkan kelebihan air dalam reservoir/bak.
33 Pipa penguras adalah pipa yang berfungsi untuk mengeluarkan air pencuci serta Lumpur-lumpur dan kotoran yang
mengendap didasar reservoir/bak.
34 Bak penguras adalah bak yang didalamnya dilengkapi dengan katup/valve untuk mengeluarkan/menguras kotoran yang ada
didalam jaringan pipa.
35 Bak Air Valve adalah bak yang didalamnya terdapat katup penguras/air valve yang bertujuan untuk mengeluarkan udara
yang terperangkap didalam pipa.
Accessoris pipa adalah perlengkapan/alat bantu yang bertujuan untuk menghubungkan pipa agar pengaliran air didalam
36
pipa dapat berjalan lancar.
0
37 Jalan aspal adalah jalan yang lapisan atasnya aspal yang dipanaskan hingga mencapai temperatur 150 – 170 C.
38 Jalan gravel adalah jalan yang lapisan atasnya adalah kerikil yang dipadatkan.
39 Jalan beton adalah jalan yang lapisan permukaan jalannya terbuat dari beton.
40 Trotoar adalah lokasi di sisi jalan raya yang diperuntukkan bagi pejalan kaki.

Umum
a Pipa dan accessories yang dipasok merupakan produksi dalam negeri sesuai dengan standart yang berlaku (SNI/SII/ASTM)

b Barang yang dipasok (pipa) harus dilampirkan Sertifikat Jaminan Mutu/Garansi bermaterai dari pabrik pembuat.
c Harus disebutkan merk dan pabrik yang membuat dengan jelas pada setiap ujung pipa atau body pipa yang dipasok.
d Semua pipa dan peralatan yang dipasok harus dalam kondisi 100% (seratus persen) baru dan tidak cacat.
e Barang/Material yang dipasok (pipa dan accessories) harus ada penjelasan secara lengkap, jenis, diameter, klas, tebal,
kuat tekan dan lain - lain.
f Material yang dipasok dilengkapi dengan brosur-brosur dan cara-cara pemasangannya yang lengkap.
g Semua pipa dan peralatannya harus cocok untuk dipasang di daerah tropis.
h Kontraktor harus menyediakan semua pipa dan perlengkapannya (Accessories) dalam jumlah yang sesuai dengan Rencana
Anggaran Biaya dan harus memenuhi persyaratan teknis yang ditentukan dalam bestek ini, setiap perubahan jumlah
maupun spesifikasi harus disetujui atau atas permintaan dari pihak Proyek.
i Semua barang akan diperiksa/ditest sesuai prosedur pihak pabrik dan diuji sesuai dengan standart yang dipakai atas biaya
rekanan, dan laporan pengujian /test disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK ).
j Inspeksi Pabrik
- Setelah sebagian/seluruh pipa diproduksi oleh pihak pabrik dan siap untuk dikirim ke lokasi proyek, pihak rekanan
segera menyampaikan pemberitahuan kepada Proyek untuk pelaksanaan Pemeriksaan/Inspeksi Pabrik/Barang.
- Inspeksi pabrik dilaksanakan untuk mengadakan penilaian teknis produk pipa yang akan dipasok dengan
membandingkan spesifikasi yang tercantum dalan Surat Perjanjian (Kontrak), hasil dari inspeksi pabrik dibuatkan Berita
- Acara dan
Seluruh merupakan
biaya dokumen
yang timbul yang mengikat.
atas pelaksanaan Inpeksi pabrik ditanggung oleh pihak Rekanan.

1). Pipa GIP/GSP/ (Galvanized Iron Pipe/Galvanized Steel Pipe)


a Pipa
- Pipa Steel dibuat di Pabrik dengan system ERW (Electric Resistance Welded), untuk menghindari turbelensi dalam
pengalirannya.
- Pipa GIP/GSP Dia. 13 mm – 150 mm harus sesuai dengan standar SII. 0161-81/SNI. 0039-87 atau BS 1387/67 atau
standar lain yang ekuivalent sedangkan untuk pipa dengan Dia. ¥ 200 mm menggunakan standar ASTM A.120
(penggunaan air minum) dan harus memenuhi Standart Internasional ISO, serta lebih diutamakan Pabrik yang memiliki
ISO 9002
- Bahan pipa GIP/GSP tidak boleh menyebabkan air yang mengalir menjadi beracun atau merugikan / membahayakan
kesehatan dan tahan terhadap bahan-bahan kimia seperti larutan asam, alkali, garam dan lain-lain juga tahan terhadap
panas matahari.
- Panjang Pipa normal adalah 6 meter/batang kecuali ditentukan lain.
- Lapisan (Coating) pada pipa dilakukan didalam dan diluar pipa dari bahan yang tidak merugikan/membahayakan
kesehatan (Galvanize) dan dapat mencegah terjadinya korosi pada pipa.
- Kelas pipa GIP/GSP yang digunakan adalah medium class dengan Hidrostatic Test Pressure 50 Kgf/cm2.
- Toleransi tebal untuk pipa GIP klas medium, untuk positif (tambah) tidak terbatas, untuk negatif (kurang) sesuai dengan
yang tertulis dalam brosur yang diajukan oleh rekanan.
- Pada setiap batang pipa harus terlihat jelas ukuran pipa, klas, panjang, standart SNI atau ekuivalent pipa serta pabrik
pembuatnya.
- Untuk barang yang dikirim dan memenuhi syarat, segera dibuat Berita Acara oleh pihak Proyek (Panitia Penerima
Barang) dengan disetujui Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK ), sedangkan untuk barang yang tidak memenuhi syarat
dan dinyatakan ditolak harus diganti dengan barang yang baru dan sesuai dengan standart yang ditentukan didalam
kontrak.

Tabel 1
Standar Pipa GIP/GSP
f Pipa Tebal Berat Test Tebal Berat Test
Nominal Pipa Pipa Tekan Pipa Pipa Tekan Standart Klas Pipa
Inc mm Mm Kgf/cm2 Kg/m Kg/m Kgf/cm2 Kg/m
h
SNI 0039-87 Pipa
1/2 15 2,2 1,58 90 2.54 50 Medium
BS-1387/67
SNI 0039-87 Pipa
¾ 20 2,2 1,58 90 2.54 50 Medium
BS-1387/67
SNI 0039-87 Pipa
1 25 2,8 2,44 90 3 50 Medium
BS-1387/67
SNI 0039-87 Pipa
1½ 40 2,8 3,61 90 3.25 50 Medium
BS-1387/67
SNI 0039-87 Pipa
2 50 3,2 5,1 90 3.4 50 Medium
BS-1387/67
SNI 0039-87 Pipa
3 75 3,5 8,47 90 4 50 Medium
BS-1387/67
SNI 0039-87 Pipa
4 100 4 12,1 90 4.4 50 Medium
BS-1387/67
Keterangan :
- Standart Mutu dan Cara Uji Pipa Paja Lapis Seng diharuskan oleh Pabrik yang memiliki SNI No. 07.0039.1987
2
- Galvanized Pipe (ASTM A.120) : Zinc coating = 550 gr/m (77mm) minimum
b. Sambungan Pipa
- Sambungan-sambungan untuk pipa GIP/GSP dia. 0,5 – 6,0 inchs menggunakan jenis sambungan socket ulir
dalam (threath) dan untuk pipa dengan diameter 8,0 inchs menggunakan jenis sambungan dengan pengelasan
(welded).
c. Fitting
- Fitting-fitting yang digunakan adalah baru dan harus sesuai dengan jenis pipa yang diadakan tanpa harus
dimodifikasi/diubah terlebih dahulu dan merupakan proses fabrikasi/Home Industri
- Fitting yang dibuat dari bahan ductile iron sesuai dengan standar ISO/DIS 2531 atau grey iron sesuai dengan
standar ISO/R 13 atau standar lain yang equivalent. Fiting-fiting ini harus dilapisi diluar dan di dalam untuk
mencegah korosif dengan bitumen (Bituminous Coating). Lapisan tersebut harus bebas dari bau, rasa, dan tidak
membahayakan kesehatan.
- Cara penyambungan antara accessories pipa dan pipa yang menggunakan flange diharuskan mempunyai jumlah
dan ukuran lubang yang sama serta terletak dalam satu garis.

2. Sluice Valve
a. Sluice Valve dengan Nominal diameter 3 inch atau lebih besar
- Body harus terbuat dari Cast Iron
- Gate dari sluice valve harus berbentuk baji
- Semua sluice valve harus dilengkapi dengan Non Rising Spindle, gland packing dan Stuffing box.
- Material dari spindel harus terbuat dari stenless Steel atau Forged brass.
- Kedua ujung sluice valve adalah flange.
- Sluice Valve yang dipasang dibawah tanah harus dilengkapi dengan burried service kit yang terdiri dari surface
box, keycap, dustring, protecting pipe dan extended spindle.
- Sluice valve yang dipasang diatas tanah atau yang menggunakan valve box harus dilengkapi dengan handwheel
yang terbuat dari cast atau melleable cost iron.
- Valve harus dilindungi dibagian luar dengan zat pelindung epoxy.

3. Sluice Valve dengan Nominal diameter lebih kecil dari 3 inch


- Sluice valve harus terbuat dari bronze
- Sluice valve harus dilengkapi dengan gate yang berbentuk baji.
- Sluice Valve harus dilengkapi dengan non rising spindle, dengan gland packing dan stuffing box.
- Ujung Valve adalah socket dan dilengkapi dengan ulir.
- Sluice valve yang dipasang diatas tanah atau dalam valve box harus dilengkapi dengan handwheel yang terbuat
dari cast atau melleable cast iron.
- Sluice valve yang dipasang di bawah tanah harus dilengkapi dengan burred service kit sama sperti yang
disyaratkan untuk sluice valve dengan diameter 2 inc atau lebih besar.

4. Air Valve
- Type air valve harus seperti yang ditujukan dalam gambar
- Body harus terbuat dari cast iron
- Semua peralatan yang bergerak harus dibuat dari stenless steel atau bronze.
- Pelampung terbuat dari karet atau stenless steel.
- Air valve dilengkapi dengan gunmetal plug cock.
- Tekanan pengujian dari air valve 14 kg f /cm².

5. Water Meter
- Water meter harus memenuhi/sesuai dengan ISO 4064-B atau standart setara
- Water meter dengan dia. 150 mm – 250 mm harus memenuhi persyaratan sbb :
- Jenis : Magnet drive
- Body : SII 0788-83
- Saringan : dari bahan anti karat
- Bahan : Cast iron all flange
- Tekanan kerja
: Max. 50 bar atau Min. 20 bar
- Pembacaan: 7 (tujuh) digit register unit dengan ukuran
- Max. Flow rate 120 s/d 1200 m3/h
- Nominal Flow rate 40 s/d 400 m3/h
- Minimal Flaw rate 3,2 s/d 400 m3/h
- Water meter disuplai lengkap dengan conector (Gasket dan Nut) dengan cover glass terbuat dari kaca
dengan tebal 4 mm
6. Flange Steel
Semua Flange Steel dan perlengkapannya harus sesuai dengan ukuran dan standart ISO – 2531 seperti yang
ditunjukkan dalam Tabel berikut :

Tabel 2
Standar Flange
f Pipa D C Jumlah Diamet Diameter
Nominal Lubang er Baut
2 50 165 125 4 19 16
3 75 200 160 8 19 16
4 100 220 180 8 19 16
6 150 285 240 8 23 20
8 200 340 295 12 23 20
10 250 405 355 12 23 20

Keterangan :
- DN/DN = Diameter
Flange nominal untuk pipa
- D = OD
- d1 = Diameter lingkaran baut
- d = Diameter lubang baut
= Lubang baut harus sambung/tegak lurus pada garis tengah flange
= Lubang baut antara tee, bend, gate valve harus sama dengan lubang
dan diameternya
7. Packing Flange
- Bahan bakunya harus terbuat dari karet alam (chlorophere) dengan ketebalannya packing untuk flange yang
tersembunyi harus menutupi seluruh permukaan flange yang tersembunyi minimal 5 mm.

8. Accessories Pipa
- Accessories lainnya disesuaikan dengan jumlah, jenis yang ada dalam Rencana Anggaran Biaya dalam Kontrak

- Jumlah accessories yang diadakan harus ditambah kurang lebih (1-2) % dari jumlah accessories yang diadakan
untuk menjaga kerusakan yang ada.

9. Pengiriman dan Pengangkutan


- Saat pengiriman pipa, bagian ujung yang berulir harus dibungkus dengan tutup plastik agar tidak rusak dratnya.

- Saat pengiriman accessories, bagian yang kecil harus dibungkus/terlindung dalam kotak.
- Accessories yang berukuran besar dalam pengiriman harus terlindung atau terkemas rapih dalam box.
- Semua pipa dan acceosires diangkut di dalam kendaraan truck atau alat angkut lainnya dengan memperhatikan
keselamatan pekerja angkutan dan keamanan pipa itu sendiri serta harus mengikuti peraturan lalu lintas yang
berlaku, selama perjalanan maupun pada saat penurunnya.
- Kerusakaan yang terjadi akibat pengangkutan yang ceroboh adalah menjadi tanggung jawab Rekanan dan wajib
mengganti pipa dan atau accessories yang rusak tersebut dengan biaya Pemborong.
- Pengangkutan atau penurunan pipa ke atas atau turun dari alat angkut ( Truck ) harus hati-hati bagi pipa yang

beratnya lebih dari 59 kg harus menggunakan alat bantu mekanis, seperti foorklift atau katrol.
- Pada pengangkutan pipa yang panjangnya 6 meter dan melebihi panjang truck, maka ujung pipa tersebut
disatukan kemudian dibungkus dengan karung goni untuk mencegah tercecernya pipa selama perjalanan.
- Pada saat pengangkutan accessories tidak boleh dilakukan dengan jalan melemparkannya, sebab dapat
merusak ulir atau joint-joint yang terdapat di dalam acceosries tersebut, sehingga kualitasnya akan menurun.
- Segala macam biaya yang dikeluarkan dalam pengiriman dan pengangkutan pipa dan accessories ini termasuk
juga biaya yang dikeluarkan untuk pengepakan, bongkar muat, peralatan bongkar dan muat serta keselamatan
kerja dan lain-lain merupakan tanggungan Kontraktor dan sudah termasuk dalam harga kontrak.

10. Penyimpanan
a Pipa
- Penyimpanan pipa tidak boleh menyentuh tanah langsung, melainkan harus dialasi dahulu dengan balok kayu.
Pipa tidak boleh terkena sinar matahari atau hujan. Jadi harus diberi pelindung yang tahan terhadap perubahan
- suhu, cuaca
Apabila atau
sudah kelembaban.
ada gudang penyimpanan, maka pipa tersebut dimasukan kedalam gudang dan disusun dengan
rapi sedemikan rupa sehingga memudahkan pengeluarannya, dan juga agar susunan pipa tidak akan melorot
- atau
Biayaroboh.
yang dikeluarkan untuk keperluan pengangkutan sampai dengan penyimpanan di dalam gudang (jika sudah
punya gudang) adalah merupakan tanggung jawab Kontraktor dan sudah termasuk dalam harga kontrak.
- Untuk menjaga masuknya kotoran ke dalam pipa, maka pada kedua ujungnya pipa tersebut ditutup dengan plastik
dan diikat dengan kuat.
- Penumpukkan pipa tidak boleh melebihi 2 meter
b Accesories
- Semua accessories maupun fitting harus dimasukkan ke dalam gudang disusun, disimpan dengan rapi.
- Penyimpanan, penyusunan semua accessories dan fitting tersebut harus di kelompokan sesuai jenis yang sama (
misalnya : gate valve dengan gate valve dan seterusnya )
- Semua accessories / fitting yang mempunyai ulir harus dilumasi/diberi gemuk pada ulirnya, kecuali untuk fitting
dari bahan pipa PVC.
- Segala macam biaya yang dikeluarkan dalam penyimpanan pipa dan accessories ini termasuk juga biaya yang
dikeluarkan untuk sewa gudang/tempat merupakan tanggungan Kontraktor dan sudah termasuk dalam harga
kontrak.

PERSYARATAN TEKNIS UNTUK PEMASANGAN PIPA


a Jalur Pipa
Arah jalur pipa dan kedalamannya harus menurut apa yang ditentukan dalam gambar dan spesifikasi teknik,
kecuali apabila Direksi/Koordinator Daerah menentukan lain. Sebelum memulai penggalian parit, maka jalur pipa
harus dipatok terlebih dahulu oleh pemborong dan disetujui oleh Direksi/Koordinator Daerah.
b Lubang-lubang Percobaan
Direksi/Koordinator Daerah dapat memerintah menggali lubang-lubang percobaan di depan galian parit pada
kedalaman sedemikian rupa sehingga Direksi lapangan/Konsultan Pengawas, dapat menyesuaikan parit yang
selanjutnya. Biaya pembuatan lubang percobaan adalah menjadi tanggungan Pemborong.
c Bangunan-bangunan yang sudah ada
Bangunan-bangunan yang sudah ada, pondasi beserta batu-batuan, batang-batang pohon, akar atau benda lain
yang tak terduga kehadirannya yang dijumpai dalam penggalian harus disingkirkan oleh pemborong. Biaya
menyingkirkan benda-benda tersebut adalah menjadi tanggungan Pemborong.
d Sarana-sarana yang sudah ada
Apabila parit harus dekat atau melintasi jalur-jalur sarana yang ada (saluran pembuangan, pipa-pipa, kabel-kabel
dan lain-lain) pemborong harus membuat penyangga sementara atau permanen atau menyediakan perlengkapan
lain yang diperlukan. Setiap kerusakan yang terjadi terhadap sarana yang sudah ada tersebut, harus diperbaiki
oleh pemborong sehingga berfungsi seperti keadaan semula dan biaya perbaikan menjadi tanggungan
Pemborong.
e Kuburan
Apabila jalur pipa melalui kuburan, maka pemborong harus berhati-hati, penggalian diluar batas yang ditentukan
harus dicegah. Andaikan selama penggalian tersebut menjumpai kuburan, maka Pemborong harus
memindahkannya dengan terlebih dahulu merundingkan dengan yang berwenang atas kuburan tersebut, semua
biaya pemindahan kuburan tersebut adalah tanggungan Pemborong.
f Pagar dan Dinding
Apabila parit akan melalui pagar atau dinding yang tak dapat dihindari menurut pendapat Direksi/Koordinator
Daerah, maka pemborong harus menyingkirkannya dan mendirikan kembali pagar dan dinding tersebut seperti
keadaan semula setelah pekerjaan pemasangan pipa selesai seluruhnya. Biaya pembongkaran dan perbaikan
kembali adalah menjadi tanggungan Pemborong.
g Pemeriksaan oleh Direksi Lapangan.
Kontraktor tidak dibenarkan meletakkan pipa-pipa di dalam parit sebelum parit yang bersangkutan diperiksa dan
disetujui oleh Direksi lapangan/Konsultan Pengawas.
h Material Galian
Kontraktor harus menyediakan tempat penampungan sementara guna penyimpanan material galian yang akan
digunakan untuk penimbunan kembali. Untuk setiap material yang tidak cocok untuk penimbunan kembali atau
untuk keperluan lain, maka Pemborong harus segera menyingkirkannya dari lapangan. Biaya penyingkiran ini
adalah tanggungan Pemborong.
i Timbunan Kembali
Parit-parit harus ditimbun paling lama 1 hari setelah pengetesan pipa kecuali jika Direksi lapangan/Konsultan
Pengawas menentukan lain.
Sebelum pipa dipasang, 10 cm lapisan pasir diletakkan pada dasar saluran sebagai bantalan dari pada pipa.
Lapisan tadi harus dipadatkan dan rata. Untuk pemasangan pipa yang normal atau sepanjang jalan, urugan pasir
setebal minimal 10 cm diatas pipa harus dilakukan seperti ditunjukkan dalam gambar. Urugan pasir tersebut
harus dipadatkan dan diratakan.
Untuk pasangan pipa melintasi jalan, urugan setebal 40 cm diatas pipa harus dilakukan seperti ditunjukkan dalam
gambar. Pasir yang digunakan untuk urugan berdiameter maximal 2 mm dan bebas dari lempung dan zat
organik. Setelah urugan pasir, saluran diurug dengan tanah urug yang bebas dari kerikil, benda-benda tajam, zat
organik dan dipadatkan lapis demi lapis.
Permukaan tanah timbunan harus beberapa cm di atas permukaan tanah asli untuk mengimbangi adanya
penurunan. Sebelum pipa ditest penimbunan dilaksanakan setebal 40 cm kecuali ditempat sambungan tidak
ditimbun sehingga sambungan masih dapat terlihat. Penimbunan harus segera disempurnakan setelah test pipa
dilaksanakan dan disetujui Direksi lapangan/Konsultan pengawas.
Pekerjaan Galian
- Galian untuk jalur pipa harus merupakan galian terbuka dengan lebar galian harus sedemikian rupa agar pipa
dapat diletakkan dan disambung dengan baik, lebar galian yang dianjurkan dapat dilihat pada Gambar 3.1 dan
Tabel 3.3a dan 3.3b.
- Pada tanah yang lembek kedalaman galiannya harus 75 cm dibawah elevasi dasar pipa.
- Panjang maksimum jalur penggalian yang diijinkan pada satu lokasi penggalian adalah 100 meter.
- Kedalaman parit harus dihitung dari permukaan tanah. Kedalaman dan lebar parit harus menurut dimensi yang
ditentukan dalam gambar, kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi lapangan/Konsultan pengawas. Dasar parit
harus rata sesuai dengan permukaan dinding pipa yang akan ditanam.
- Apabila parit digali lebih dari apa yang direncanakan maka Pemborong harus menimbunnya dengan pasir dan
memadatkannya kembali sampai permukaan yang direncanakan. Biaya penimbunan dan pemadatan adalah
menjadi tanggungan Pemborong.
- Apabila dalam galian dijumpai batu, tembok, bekas pondasi atau benda lain, yang dapat menghalangi atau
membuat kedudukan pipa menjadi tidak benar pemborong harus menghilangkannya minimal 20 cm dibawah
dasar parit yang direncanakan, kemudian mengurug dan memadatkannya dengan parit sampai pada kedalaman
yang direncanakan.
- Saluran yang telah digali dan diperiksa oleh Direksi lapangan/Konsultan pengawas harus segera dipasang pipa
dan dipadatkan kembali. Peletakkan pipa harus disesuaikan dengan kemajuan galian parit.
- Kontraktor harus membuat juga galian-galian yang diperlukan untuk pembuatan dan peletakkan thrust block, bak-
bak valve dan lain-lain sesuai dengan gambar atau petunjuk Direksi lapangan/Konsultan pengawas.

Gambar 1
Typical Pemasangan Pipa

Urugan Tanah Kembali


Tanah Asli
H

Pasir Urug h

Dia.
Pipa f
Tabel 3

w f w

Pemasangan Pipa GIP/GSP

f (Dia. Pipa) W w H h
Inch (mm) Cm cm cm cm
½ 15 16,3 7,5 25 7,5
¾ 20 17 7,5 30 7,5
1 25 22,5 10 30 7,5
1½ 40 24 10 30 7,5
2 50 25 10 30 7,5
3 75 30 10 35 8
4 100 30 10 40 10
6 150 55 20 40 10
8 200 60 20 40 10
10 250 65 20 50 15

Pekerjaan Pengurugan
- Bahan-bahan yang diperlukan untuk pengurugan adalah :
- Bahan pilihan
- Pasir alam/pasir urug yang tersusun dari butiran halus sampai kasar, tidak menggumpal, bebas dari kotoran
sampah, abu dan bahan-bahan organic, serta tidak mengandung tanah liat dan lempung lebih dari 5% berat
seluruhnya.
- Urugan dibawah pipa mulai dari alas sampai dengan garis tengah pipa dan diletakkan secara berlapis dengan
ketebalan kurang dari 15 cm, dan dipadatkan hingga mencapai kepadatan 95 % dan mempunyai nilai indeks
plastisitas sebesar 6 % - 50 %.
- Urugan diatas pipa mulai dari garis tengah pipa dan diletakkan secara berlapis dan dipadatkan sampai dengan 10
cm diatas pipa.
- Urugan tanah kembali merupakan urugan tanah yang berasal dari bahan galian kemudian dipadatkan sampai
rata dengan permukaan tanah asli, tebal dari urugan tanah tergantung dari diameter pipa yang ditanam.
- Perbaikan bekas galian
- Jalan beraspal
- Lapisan tanah dasar harus mencapai kepadatan 90% modified proctor
- Lapisan sub base harus mencapai kepadatan 95% kepadatan modified proctor.
- Ketebalan minimum lapisan macadam adalah 60 mm, dan dipadatkan.
- Lapisan penetrasi dari tipe RC-2 bitumen disebarkan setelah lapisan macadam dipadatkan.
- Jalan gravel
Perbaikaannya adalah 100 mm subgrade dan 100 mm bahan gravel dengan gradasi PI lebih besar dari 10,
dipadatkan sampai 95% modified proctor.
- Jalan beton
- Beton yang digunakan harus kelas K225
- Agregat kasar dengan ukuran 20 mm dan 38 mm boleh digunakan.
- Lalu lintas diijinkan untuk lewat diatas cor-coran 7 hari dengan menggunakan semen yang cepat
mongering dan 10 hari jika digunakan semen biasa.
- Trotoar beton
- Ketebalan lapisan beton minimum = 60 mm
- Beton harus sekelas K 125.
- Perbaikan kembali saluran dan pinggir jalan
Pekerjaan perbaikan kembali harus termasuk beton dasar, bekisting dan pemasangannya pada posisi lurus
dan berbelok.
- Perbaikan jalan umum
Untuk lebih jelasnya dalam perbaikan lapisan kembali dapat dilihat pada gambar pelaksanaan.
Pekerjaan Pemasangan Pipa
Pengangkatan
Peralatan pengangkat ini harus mempunyai kemampuan minimum satu ton atau berat 1 (satu) batang pipa dengan
diameter terbesar yang akan dipasang, dan peralatan yang dianjurkan adalah crane.
Pengangkutan
Peralatan ini harus dapat mengangkut pipa sesuai dengan kondisi yang diperlukan
Perletakan Pipa
Pipa yang akan dipasang harus diberi dasar material padat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar berikut
Penyambungan Pipa
Penyambungan pipa harus dilakukan menurut petunjuk dari pabrik dan disetujui oleh Direksi lapangan/Konsultan
pengawas. Semua permukaan luar dan dalam dari ujung pipa atau perlengkapan pipa (Accessories) yang akan
disambung harus bersih.
a Pipa PVC
Penyambungan pipa PVC tidak boleh dipanaskan dan tidak boleh dicor di dalam dinding beton
b Pipa DCIP, GIP/GSP dan Steel
- Penyambungan dengan tipe flens/flange dan mur diputar dengan ukuran kunci putar dalam table-3.4, dan
semua semua flange menggunakan gasket dan harus benar-benar pada posisinya.
- Penyambungan dengan tipe ulir (drat), bagian luar dari ulir harus dilindungi dengan cat bitumen.

Gambar 2
Typical Perletakkan Pipa Pada Dasar Galian

Tipe 1 Tipe 2
Dasar galian rata Pipa diletakkan diatas
pengurugan material terpilih tebal 100
dipadatkan sampai mm pengurugan
garis tengah pipa dipadatkan sampai
puncak pipa.
Tipe 3 Tipe 4
Pipa diletakkan pada Pipa diletakkan pada material granular
permukaan pasir, kerikil yang dipadatkan sampai dengan garis
atau batu pecah dengan tengah pipa dan material terpilih atau
tebal 1/8 kali diameter granular dipadatkan sampai puncak
pipa minimum. 100 mm pipa

Tabel 4
Standar Puntir Untuk Mur Pada Sambungan Tipe Flens

Ukuran Baut Diameter Nominal Standart Puntir


(mm) (mm) (kg-m)
16 75 – 200 6
20 250 – 300 9
22 350 – 400 12
24 450 – 600 18

- Penyambungan dengan las


- Tukang las harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup dan harus mempunyai sertifikat yang
dikeluarkan oleh “Program khusus Pertamina-Bechtel “ atau sertifikat yang setara.
- Batang las tidak boleh yang menyerap air dan rata-rata kelembaban tidak boleh lebih dari 2,5 % untuk
illiminated rod dan 0,5% untuk low hydrogenious rod.
- Mesin las harus dari jenis AC arc welding machine atau DC arc welding machine.
- Pengelasan dilakukan secara dua lapis, (satu lapis pengelasan secara lurus, searah sambungan pipa
dan lapis kedua secara zig-zag)
- Untuk menghindari karat pada sambungan, setelah pengelasan dilakukan pengecatan dengan cat
pelindung atau setara.
- Perlindungan terhadap karat pada sambungan flens, coupling, dan flens adaptor diluar bak kontrol
dengan menggunakan pita, mastic dan pasta harus tanpa dipanaskan.
- Pada proses penyambungan pada pipa, besarnya defleksi yang diperbolehkan dapat dilihat pada Tabel
5 dan Tabel 6
- Sambungan dengan angkur tidak diperbolehkan ada defleksi.
Pemotongan Pipa
- Kontraktor harus memotong pipa bilamana diperlukan dengan alat pemotong pipa yang tidak merusak lapisan
pelindung dan lapisan pencegah korosif pada pipa dan bila diperlukan, Pemborong harus membuat ulir pada
ujung pipa yangujung
Pemotongan telah pipa
dipotong.
untuk jembatan pipa harus dibuat miring dan kemiringan ujung pipa tersebut harus
-
dipotong dengan sudut 30 derajad diukur dari garis yang sejajar dengan sumbu pipa dengan toleransi 50 – 00
dengan lebar permukaannya lebih kurang 1/16 inch sampai 1/32 inch.
Perlengkapan Pipa (accessories)
Perlengkapan pipa seperti valve, air valve dan lain-lain harus ditempatkan sesuai dalam gambar atau petunjuk Direksi
lapangan/Konsultan pengawas di lapangan.

Tabel 5
Besar Sudut Defleksi Yang Diijinkan Pada Tanah Keras
a. Untuk Sambungan Push-On
Diameter Besar Sudut Defleksi Yang
Nominal Diijinkan
(mm) (derajat)
75 – 200 5o
250 – 350 4o
400 o
3 30`

b. Untuk Sambungan Mechanical Joint


Diameter Besar Sudut Defleksi Yang
Nominal Diijinkan
(mm) (derajat)
75 – 300 5o
350 o
4 50`
400 4o10`
Tabel 6
Besar Sudut Defleksi Yang Diijinkan Pada Tanah Lembek

Dia. Push On Joint Mechani


Nominal cal Joint

Mm Sudut Panjang Sudut Panjan


Defleksi Def. Defleksi g Def.
(cm) (cm)
75 5o00` -- 5o00` --
100 5o00` 52 5o00` 52
150 5o00` 52 5o00` 52
200 o 52 o 52
5 00` 5 00`
250 o 41 o 52
4 00` 5 00`
300 o 41 o 52
4 50` 5 00`

Keterangan :
Defleksi yang diijinkan untuk panjang pipa 6,00 meter
Testing Pekerjaan Pemasangan Pipa
- Uji coba secara hidrolis harus dilakukan selama pelaksanaan pembangunan jalur-jalur pipa, peralatan pembantu
yang digunakan adalah pompa, alat ukur, dongkrak dan strust.
- Pengujian pipa harus sesuai dengan tata cara pengujian pipa. Pada sistem pengaliran air secara pemompaan,
pengetesan pipa dilakukan bagian demi bagian dimana panjang maksimum dari bagian pipa yang ditest adalah
500 m. Pengetesan dilakukan dengan cara memompakan air kedalam pipa yang akan ditest sehingga mencapai
tekanan 8 atmosphere dan dibiarkan selama 1 jam. Setelah 1 jam, apabila tekanan turun, tekanan harus
dinaikkan lagi sehingga 8 atmosphere dengan cara memompakan air kedalam pipa. Pekerjaan perpipaan
dianggap memuaskan jika air yang dipompakan untuk menaikkan tekanan sehingga kembali pada tekanan 8
atmosphere setelah 1 jam tidak lebih dari (0,01 x d) liter tiap jam km, dimana d adalah diameter pipa yang ditest
dalam mm. Apabila air yang dipompakan lebih dari 0,01 x d liter, maka pemborong harus menentukan sumber
kebocoran dan memperbaikinya. Pekerjaan pengetesan harus diulang setelah perbaikan dilaksanakan. Biaya
untuk pengetesan sudah harus dihitung dan termasuk dalam nilai kontrak.
- Kebocoran yang dapat diterima saat pengujian terlihat pada Tabel 7

Tabel 7
Kebocoran Yang Diijinkan/Km Pada Saat Pengujian Pipa
Diameter Jumlah Kebocoran
Nominal
(mm) (l/jam)
75 2,55
100 3,04
150 4,56
200 6,08
250 7,6
300 9,12

Pekerjaan Penggelontoran
- Dilaksanakan dengan menggunakan air bersih dari pipa eksisting
- Sumber air dari pipa eksisting hanya dari 1 (satu) sumber saja
- Waktu penggelontoran adalah 3 menit untuk 100 meter panjang pipa
- Jaringan pipa dapat diterima bila air hasil penggelontoran setelah melewati waktu yang ditetapkan dalam keadaan
bersih dengan dibuktikan lewat parameter warna, kekeruhan dan Ph..
- Sebelum setiap bagian pipa diserahkan, maka kedalam pipa harus dialirkan air bersih dengan kecepatan tinggi
untuk pencucian, sehingga air yang mengalir menjadi jernih dan tidak mengandung endapan. Jika ada kerusakan
pada perlengkapan pipa dan pompa yang diakibatkan karena adanya benda-benda seperti kerikil dan lain-lain
karena pencucian yang dilakukan Pemborong tidak sempurna, maka Pemborong harus memperbaiki kerusakan-
kerusakan tersebut atau mengganti barang-barang yang rusak dan biaya perbaikan dan penggalian menjadi
tanggungan Pemborong.
Lapisan Pelindung Pipa
Lapisan pelindung luar terdiri dari :
- Pipa baja yang terekspose : lapisan pipa harus teridiri dari (Tabel 8 )
- Pipa baja yang terpendam dilapis dengan menggunakan epoxy
- Lapisan pelindung bagian dalam adalah cement mortar lining dan diberi semprotan furnace cement.
- Sleeving yang terbuat bahan polyethylene yang berbentuk lembaran film berwarna hitam
Tabel 8
Bahan-Bahan Pelapisan Pipa Baja dan Fitting
Lapisan Bahan Ketebalan
Minimum dalam
Pertama Meni besi keadaan Kering =
50 mikron
Dalam keadaan
Kedua Cat dasar
kering = 50 mikron
Dua lapis cat Dalam keadaan
Ketiga kering = 50 mikron
terakhir

Thrust Block
- Trust block diberikan pada semua percabangan pipa, bend, reducer, tee, valve dan lain-lain dengan ukuran 2
inch dan lebih besar harus diberi trust block, serta harus diletakkan sedemikian rupa untuk memudahkan
pemindahannya.
- Bahan harus dari beton kelas D = 200 kg/cm diletakkan pada tanah dengan pondasi agregat setebal minimum 20
cm
- Ukuran thrust block ditunjukkan dalam gambar standar/typical kecuali jika Direksi lapangan/Konsultan pengawas
menentukan lain.
Pipa Driving
- Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pekerjaan driving sleeve dari beton bertulang (concrete) dan diikuti dengan
pemasukan pipa.
- Kedalaman bagian atas sleve yang dipancang minimum 2,00 meter
- Pada permukaan dasar ruang penembus dipasang pondasi batuan dengan ketebalan 15 cm pada seluruh
permukaannya.
- Pada pondasi batuan diberi lantai kerja dengan mutu beton kelas E dan ketebalan 15 cm.

Pekerjaan Beton
Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampur agregat halus, agregat kasar, air dan semen Portland atau
bahan penguat hidrolis lain sejenis, dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. (SK SNI S-36-1990-03).

Persyaratan material
a Semen
- Semen portland tipe I – V
- Semen portland-pozolan
- Semen tidak menggumpal, sweeping atau kantungnya rusak.
- Gudang tempat penimbunan harus baik dan tidak bocor.
b Agregat
Agregat harus memenuhi standard seperti dalam Tabel 9 dan Tabel 10
Tabel 10
Gradasi Agregat Halus
Batas
Ayakan % Berat Khusus
Umum
(mm) Kasar Sedang Halus
10 100 -- -- --
5 89 – -- -- --
100
2,36 60 – 60 – 100 65 – 100 80 –
100 100
1,18 30 – 30 – 90 45 – 100 70 –
100 100
0,6 15 – 15 – 54 25 – 80 55 –
100 100
0,3 5 – 70 5 – 40 5 – 48 May-70
0,15 0 -15 -- -- --

Tabel 11
Gradasi Agregat Kasar
% Berat Yang Lewat
Ayakan Ayakan
Ukuran Nominal Agregat

(mm) 40 – 5 20 – 5 10 – 5
mm mm mm
50 100 -- --
37,5 89 – 100 100 100
20 35 – 70 85 – 100 90 –
100
10 10 – 40 0 – 25 50 - 85
5 0 –5 0–5 0 – 10

c. Air
Persyaratan untuk air yang digunakan adalah :
- Tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung yang dapat dilihat secara visual.
- Tidak mengandung garam, asam dan zat organic yang dapat merusak beton.
- Kandungan khlorida tidak lebih dari 50 ppm dan senyawa sulfat tidak lebih dari 1000 ppm sebagai SO3.
d Bahan tambahan
Bila digunakan tidak boleh menghasilkan beton yang kurang padat, lebih berpori dan mempunyai struktur permukaan
kurang baik.
e Baja Tulangan
Jenis besi harus mempunyai tegangan leleh karakteristik 2400 kg/cm2.

Pengujian beton
Semua beton yang digunakan harus dilakukan pengujian slump test dan test kadar lumpur.
Pemasangan tulangan baja
- Harus bebas kotoran, karat, minyak dan gemuk.
- Kawat ikat yang berkualitas besi lunak dan berdiameter 1 mm digunakan untuk pengikatan tulangan.

Begesting
- Tidak boleh bocor dan cukup kaku untuk mencegah pergeseran
- Permukaannya harus halus dan rata.
Campuran Beton
Jumlah semen dalam 1 m3 beton struktur adalah sekurang-kurangnya 340 kg dan untuk pondasi adalah 375 kg/m3
beton
Perlintasan Pipa (Jembatan Pipa)
- Pemasangan pipa yang melintasi saluran/sungai/kali harus sesuai dengan gambar kecuali jika Direksi
lapanga/Konsultan pengawas menentukan lain.
- Untuk lintasan dimana pipa tidak tertanam didalam tanah, pipa GIP/GSP/steel/DCIP harus digunakan, sedangkan
pipa PVC tidak diperkenankan.
- Untuk pipa yang tertimbun dalam tanah dibawah saluran/jalan, pipa harus diberi pelindung seperti apa yang
ditunjukkan dalam gambar.
- Batas konstruksi jembatan pipa adalah kedua ujung sambungan flexible/bend.
1 Konstruksi bangunan bawah
- Pembuatan lantai kerja dengan beton K 100.
- Tanah yang tidak sesuai untuk lapisan pondasi harus diganti
- Untuk pondasi pancang kepala pancang harus disiapkan kedalam bangunan bawah sedalam 10 cm.

2 Perpipaan
Cincin pendukung harus terbuat dari besi baja dengan baja tahan karat.
3 Pengelasan
Pengelasan harus diuji dengan test radiographic atau yang setara.
Alat Ukur
Alat ukur yang biasa digunakan didalam pekerjaan air bersih adalah meter air baik pada Pipa Transmisi maupun Pipa
Distribusi, dengan ketentuan yang berlaku untuk meter air sebagai berikut :
- Mempunyai kesalahan pengukuran maksimum 5 % dalam plus dan minus.
- kehilangan tekanan pada kemampuan ukur nominal tidak boleh melampaui nilai 25 kPa, dan kemampuan ukur
maksimal tidak melampaui 100 kPa.
- harus mampu menahan tekanan 1600 kPa (16 Bar) selama 5 menit tidak bocor atau basah.
- harus dilengkapi dengan alat penyetel untuk memperbaiki hubungan antara debit yang ditunjukkan dan debit
yang sebenarnya.

Pemasangan meter air :


1 sebelum dipasang, pipa harus lakukan penggelontoran.
2 meter air harus dipasang pada posisi horizontal, dan dilindungi dari udara dingin, kerusakan dan benturan.
3 sisi inlet dan outlet dari meter harus dipasang persis pada sumbu memanjang pipa pelayanan.
4 jalur pipa antara katup inlet dan outlet dan perlenkapan lainnya harus cukup luas untuk memungkinkan
pemasangan meter air dan accessories lain yang diperlukan pada pemasangan meter air.
5 meter air tidak boleh dipasang pada pipa yang bengkok karena akan menyebabkan kerusakan pada meter air,
terutama pada meter air dengan gelang plastik dan dipasang terbuka.
6 pada system ulir dari plastik hindari penggunaan kunci pipa pada badan meter tersebut.
7 pada system ulir dari plastik, rubber gasket harus dari bahan karet, dan jangan dari fiber atau kulit.

Tabel 12
Bahan Pada Pemasangan Alat Ukur
Bahan Spesifikasi
Sesuai Standar No. SK SNI S-01-1990-
Alat Ukur
F
Accessories Sesuai dengan jenis pipa dan standart
Alat Ukur yang berlaku di Indonesia
Beton Untuk Standart Spesifikasi Beton Bertulang
Bangunan Kedap Air no. SK SNI S-36-1990-03

Pekerjaan Pemasangan Alat Pelengkap


Katup Udara (Air Valve)
Dipasang pada semua titik titik yang tinggi terutama pada pipa Transmisi.
Katup (Valve)
Pada pemasangan pipa, katup dan accessoriesnya dilakukan setelah pengecoran beton lantai bak kontrol, dan
sebagian pipa tertanam dalam dinding bak kontrol.
Katup Penguras (Wash-Out)
- Harus dipasang pada semua titik terendah atau ujung pipa
- Tidak boleh dihubungkan kesuatu roil atau saluran benam yang menyebabkan aliran kembali ke system
perpipaan.
Bend
Bend digunakan untuk perubahan arah vertical dan horizontal yang mendadak dan tidak dapat dihindari
Penutupan ujung pipa
- Harus menggunakan fitting yang sesuai dengan jenis pipa yang digunakan, missal :
- Pipa GIP/GSP menggunakan blank flange (untuk flange joint), cap untuk mechanical dengan konstruksi
penguat sementara.
- Jika pekerjaan tidak diteruskan harus diberi konstrukasi penguat yang permanen atau trust block dengan
adukan 1 : 2 : 3.
- Material yang digunakan, harus bersih dan bebas dari minyak, oli, ter, aspal atau bahan minyak pelumas
lainnya.
- Jika air masuk kedalam parit galian, sebelum pemasangan pipa dilanjutkan, maka tutup kedua ujung pipa
jangan dibuka sebelum parit galian dipompa sampai kering.
Bak Katup
- Konstruksi dari beton bertulang/pasangan
- Untuk dibawah trotoir, tutup manhole harus terbuat dari beton bertulang (pra cetak).
- Pemutar katup harus dapat dioperasikan melalui strat pot yang dicor didalam beton
- Untuk lokasi dibawah jalan digunakan tutup manhole dari ductile cast iron.
- Tutup manhole harus dapat menahan beban minimum beban maksimum yang akan terjadi diatasnya.
- Tutup manhole harus dipasang dengan menggunakan baut dan mur stainless.
- Pengadaan dan pelaksanaan pemasangan pipa dan pengecatan pipa.
- Pengadaan dan pemasangan hidran umum dan kelengkapannya.
- Pembuatan bangunan pengambil (intake) dan bak pengumpul
- Pembuatan bangunan bak pelepas tekan
- Lain-lain yang berhubungan dengan sistem penyediaan air bersih.

1.1 LOKASI PEKERJAAN


Pekerjaan pembangunan Pembangunan Broncaptering dan Jaringan Perpipaan di Desa kamanasa , Kecamatan
Malaka tengah, Kabupaten Malaka, Propinsi Nusa Tenggara Timur.

1.2 KANTOR LAPANGAN/DIREKSI KEET


Kontraktor pelaksana diwajibkan menyediakan kantor lapangan di sekitar daerah kegiatan sesuai dengan kebutuhan,
yang dilengkapi :
a. Fasilitas
b Gudang untuk menyimpan bahan/material dan peralatan lainnya.
c. Papan nama kegiatan

1.3 URAIAN SYARAT-SYARAT DAN GAMBAR KERJA


Uraian syarat-syarat teknis/spesifikasi dan gambar kerja digunakan sebagai pedoman dasar dalam melaksanakan
pekerjaan ini, serta merupakan bagian yang tidak terpisahkan.
Jika di dalam gambar terdapat kekurang jelas atau perbedaan-perbedaan kontraktor diwajibkan menanyakan kepada

Direksi serta membuat gambar-gambar pelengkap atas petunjuk-petunjuk Direksi dan diserahkan oleh Pemberi Tugas.
Tidak dibenarkan sama sekali bahwa kontraktor untuk memperbaiki sendiri hal-hal tersebut di atas. Akibat kelalaian
kontraktor dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.

1.4 RENCANA KERJA


Sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, kontraktor harus bersama-sama dengan Direksi
lapangan/konsultan pengawas mendiskusikan rencana kerja dan rencana waktu pelaksanaan, segera setelah pelulusan
pekerjaan.
Dua minggu sebelum pekerjaan lapangan dimulai, kontraktor harus memberitahu Direksi, agar petugas setempat dapat
diberitahu akan adanya kegiatan pelaksanaan.
Kontraktor harus menyerahkan secara rinci :
a. Jadwal pelaksanaan kegiatan sesuai persyaratan kontrak
b. Alat yang akan digunakan dan spesifikasi alat
c. Bahan utama yang harus disediakan sesuai dengan spesifikasi yang diusulkan dalam penawaran.
d. Tenaga ahli dan tenaga trampil yang berpengalaman yang akan dipekerjakan.
e. Tenaga kerja yang akan dipekerjakan
f. Rencana secara rinci tentang cara yang akan diusulkan untuk pelaksanaan di lapangan yang berhubungan
dengan konstruksi.
Rencana kerja ini akan dipakai oleh Direksi sebagai dasar untuk menentukan segala sesuatu yang berhubungan
dengan keterlambatan pekerjaan dan prestasi kontraktor.
g. Contoh bahan.
Kontraktor harus menyampaikan contoh bahan kepada Direksi dengan mutu bahan yang diusulkan
pemakaiannya. Bila tidak sesuai sebagaimana contoh yang disetujui, kontraktor harus mengeluarkan bahan
tersebut dari lapangan dan harus menggantinya dengan bahan yang mutunya paling baik sesuai dengan yang
ditentukan.
h. Jaminan akan bahan/material yang akan dipakai
Bahan/material yang ditawarkan sesuai jaminan yang diberikan harus dipenuhi dalam pelaksanaan pekerjaan
sebenarnya. Jika menyimpang maka Kontraktor harus mengganti sesuai dengan penawaran.
1.5 KEBERSIHAN LAPANGAN
Kontraktor harus mengusahakan agar lapangan tetap bersih, tidak ada sisa-sisa material atau sampah yang
berserakan. Setelah penyempurnaan pekerjaan, maka segala bahan-bahan sisa, sampah-sampah dan konstruksi
sementara harus dikeluarkan dari lapangan, sehingga keadaan lapangan kembali seperti keadaan semula.

1.6 PENGAMANAN
Setelah kontraktor mendapatkan batas-batas daerah kerja dan lain-lain sebagainya, maka kontraktor bertanggung
jawab penuh atas segala sesuatu yang ada di daerahnya mengenai :
Kehilangan dan kerusakan alat dan bahan yang ada di lokasi pekerjaan.
Kecelakaan dan keselamatan kerja sepenuhnya merupakan tanggung jawab kontraktor.

1.7 GANTI RUGI


Dalam hal tuntutan ganti rugi atau perbaikan terhadap tanah, tumbuhan, jalan, jembatan dan lain-lain yang diakibatkan
oleh kegiatan pekerjaan kontraktor, menjadi tanggung jawab kontraktor.

1.8 LAPORAN, FOTO LAPANGAN DAN SEBAGAINYA


Kontraktor harus membuat foto pelaksanaan pekerjaan dimulai dari persiapan mobilisasi bahan, tiap-tiap pekerjaan
yang sedang dikerjakan maupun yang telah selesai dikerjakan.
Laporan foto kemajuan bulanan dilakukan sesuai dengan persyaratan kontrak.
a. Laporan Kemajuan Pekerjaan
Laporan harian/mingguan tentang kemajuan pekerjaan harus dibuat oleh kontraktor. Laporan tersebut harus
menggambarkan banyaknya pekerjaan yang telah diselesaikan, bahan yang terpakai sebenarnya, bahan di dalam
gudang, jumlah pegawai dan yang melaksanakan pekerjaan lapangan dan jumlah akumulatif semua kegiatan yang
telah diselesaikan atau sedang dilaksanakan yang hasil akhirnya dihitung dalam bobot persentase terhadap seluruh
pekerjaan.
Bersamaan dengan penyampaian laporan mingguan, rencana kerja yang akan dilaksanakan dalam minggu berikutnya
juga disampaikan kepada Direksi untuk pemeriksaan dan penanda tanganan sebelum disampaikan secara resmi
kepada Pemberi Tugas.

1.9 GAMBAR DAN BUKU PERSYARATAN DI LAPANGAN


Di lapangan Kontraktor harus menyimpan dengan baik satu salinan semua gambar, buku persyaratan, catatan
tambahan (agenda), gambar yang disetujui, perintah perubahan yang dilakukan selama pelaksanaan. Gambar, buku
dan catatan tersebut juga tersedia untuk Direksi.

1.10 GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN


Kontraktor harus membuat gambar-gambar ABD (Ass Built Drawing) sesuai pelaksanaan memenuhi pasal yang
berkaitan dalam hal tersebut dari persyaratan umum kontraktor dalam rangkap 6 (enam)
Gambar-gambar sesuai pelaksanaan untuk kontraktor ini harus dibuat dengan menggunakan tanda-tanda dan
ketebalan garis menurut lampiran yang terkait dari dokumen ini.

1.11 FORCE MEJEURE


a. Yang dianggap sebagai force majeure ialah akibat-akibat dari kejadian-kejadian di luar kemampuan pemborong
baik langsung maupun tidak langsung antara lain malapetaka alam meliputi :

Gempa bumi
Banjir
Taufan
Petir
Kebakaran
Sabotase
b. Kejadian-kejadian akibat termasuk yang timbul selama pelaksanaan berlangsung, kontraktor diharuskan melapor
mengajukan persoalannya kepada Direksi dalam waktu paling lambat 3 x 24 jam.
c. Jika waktu sebagaimana dinyatakan dalam ad) b ini telah dilampaui sedangkan laporan belum juga disampaikan,
maka kontraktor kehilangan haknya untuk mengajukan claim dan lain sebagainya yang berhubungan dengan
pasal ini.
d. Dalam hal ini untuk lancarnya pekerjaan haruslah ada kerja sama yang baik antara Kontraktor, Konsultan
Supervisi dan Direksi.
1.12 KENAIKAN HARGA
Harga borongan adalah harga mati (fixed price), baik harga kontrak maupun harga satuannya. Apabila selama masa
pelaksanaan terjadi kenaikan harga untuk pekerjaan ini, maka tidak akan diadakan perhitungan fluktuasi harga.
Kontraktor sudah harus memperhitungkan kenaikan harga dalam penawarannya.
BAB II
PEKERJAAN BANGUNAN INTAKE

2.1 PEKERJAAN PERSIAPAN


a. Penentuan letak intake sesuai dengan gambar situasi intake, jika ada perubahan harus mendapat
persetujuan Direksi.
b. Sebelum memulai pelaksanaan pembangunan Intake, dilaksanakan pengujian ketersediaan Sumber Air
Baku yang dituangkan dalam Berita Acara yang ditanda tangani oleh Direksi, Supervisi dan Pelaksana.
Lokasi bangunan intake harus dibersihkan dari segala kotoran yang dapat mengganggu pelaksanaan
c.
pekerjaan konstruksi dan diratakan minimal 2 meter dari bangunan.
d. Pembuangan kotoran harus di tempat yang sudah ditentukan, tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan dan
lingkungan.
e. Bahan patok dan bouwplank harus dari kayu yang kuat.
f. Pengukuran batas siku dan peil bangunan harus dilakukan dengan benar. Pengukuran dan hasil pengukuran

harus mendapat persetujuan Direksi/Supervisi. Hasil pengukuran diberi tanda dengan bouwplank.
g. Bouwplank harus diikat ketinggiannya dari peil pokok yang sudah ditentukan oleh Direksi/Supervisi.
Ketinggian bouwplank diberi tanda dengan cat merah.
h. Bouwplank harus dipasang dengan kuat, sehingga tidak berubah kedudukannya.

2.2 PEKERJAAN GALIAN


a. Galian dibuat sesuai dengan gambar teknis
b. Dimensi galian harus sesuai dengan gambar teknis
c. Kemiringan galian harus memperhatikan stabilitas lereng, sehingga galian tidak longsor.
d. Dasar galian harus dalam dan rata, kecuali dinyatakan lain.
c. Tanah galian yang berkualitas baik dapat digunakan sebagai tanah urug.
f. Tanah galian yang tidak terpakai harus dibuang di tempat yang sudah ditentukan oleh Direksi/Supervisi
sehingga tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan dan lingkungan.

2.3 PEKERJAAN URUGAN TANAH


a. Tanah urug yang digunakan sebagai urugan harus tanah yang berkualitas baik, bersih dari kotoran yang
dapat merusak konstruksi.
b. Permukaan tanah urugan harus datar dan rata
c. Pengurugan dilakukan selapis demi selapis dan dipadatkan. Ketebalan maksimum setiap lapis 5 cm padat.
Ketebalan urugan sesuai dengan gambar teknis.
d. Dimensi dan bentuk urugan harus sesuai dengan gambar teknis.

2.4 PEKERJAAN URUGAN PASIR


a. Pasir yang digunakan harus berkualitas pasir urug, bersih dari kotoran yang dapat merusak konstruksi dan
berkadar lumpur maksimum 20 %.
b. Pengurugan dilakukan selapis demi selapis dan dipadatkan. Ketebalan maksimum setiap lapis 5 cm padat.
Ketebalan urugan sesuai gambar teknis.

2.5 PASANGAN BATU KALI


a. Pasangan batu kali dimaksudkan sebagai dinding bangunan intake dan sekaligus sebagai dinding penahan
pada tebing sungai.
b. Pasangan batu kali menggunakan spesi campuran 1 : 3.
c. Batu yang digunakan harus batu kali belah atau batu gunung belah, kuat, bersih, tidak porous dan tidak
retak.
d. Pasir yang digunakan campuran spesi harus pasir yang bersih dari kotoran yang dapat merusak konstruksi,
berkualitas baik dan berkadar lumpur maksimum 5 %.
c. Air yang digunakan harus bersih dari segala kotoran yang dapat merusak konstruksi.
f. Semen yang digunakan harus jenis PC.
g. Batu yang dipasang harus dibasahi secara merata sampai jenuh sebelum dipasang.
h. Pemasangan batu kali harus dengan baik, saling mengikat satu sama lain.
i. Pemasangan batu kali harus menghindari rongga-rongga yang terlalu banyak diantara pasangan batu kali.

2.6 PEKERJAAN BETON


a. Beton yang digunakan adalah beton mutu K.225.
b. Bahan beton terdiri dari semen, pasir, batu pecah, besi sebagai tulangan.
c. Semen yang dipergunakan harus jenis semen PC.
d. Pasir yang digunakan harus pasir yang bersih dari kotoran yang dapat merusak konstruksi, berkualitas baik
dan berkadar lumpur maksimum 5 %.
c. Pasir yang digunakan harus dari jenis pasir cor, bersih dari kotoran yang dapat merusak konstruksi,
berkualitas baik dan berkadar lumpur maksimum 5 %.
f. Batu pecah yang digunakan harus berkualitas baik, keras, tidak porous, bersih dari bahan-bahan yang dapat
merusak konstruksi dengan ukuran seragam diameter antara 2 s/d 3 cm.
g. Air yang digunakan harus air tawar, bersih dari segala kotoran yang dapat merusak konstruksi.
h. Besi tulangan menggunakan besi memenuhi standar SII, diameter tulangan sesuai dengan gambar teknis.
i. Begesting dibuat dari papan kayu tebal 2 cm atau triplek tebal 4 mm.
j. Penyambungan papan begesting harus rapi, kuat, tidak bocor dan bagian dalam harus rata.
k. Begesting harus kuat menahan beban selama masa pekerjaan.
l. Pemasangan besi beton harus memenuhi syarat teknis dan mendapat persetujuan dari Direksi/Supervisi.
m. Beton bertulang digunakan untuk sloof, ring balk dan kolom praktis.
n. Beton tidak bertulang dipergunakan untuk pondasi tiang pagar.
o. Kontraktor harus mengirimkan contoh beton dalam bentuk kubus dengan ukuran dan jumlah yang ditentukan
sesuai dengan standar testing ke laboratorium yang diakui oleh pemerintah untuk diuji kualitasnya sesuai
dengan persyaratan beton mutu K-225, sebelum pelaksanaan untuk mencari komposisi dan material terbaik,
selama waktu konstruksi. Pengambilan contoh harus disaksikan dan disetujui pengawas lapangan yang
ditunjuk.

2.7 PEKERJAAN PLESTERAN


a. Plesteran dimaksudkan untuk meratakan dan memperhalus permukaan pasangan batu kali dan memperkuat
ikatan pasangan.
b. Seluruh permukaan dinding bangunan intake harus diplester.
c. Pasir bahan plesteran harus jenis pasir pasang yang berkualitas baik, bersih dari bahan yang dapat merusak
konstruksi dan berkadar lumpur maksimum 5 %.
d. Semen yang dipergunakan harus jenis semen PC.
e. Air yang digunakan harus bersih dari bahan yang dapat merusak konstruksi.
f. Ketebalan rata-rata plesteran 1,5 cm, rata permukaan.
g. Seluruh permukaan plesteran diratakan dan diperhalus dengan acian.
h. Campuran bahan plesteran dengan perbandingan volume 1 : 3.

2.8 PEKERJAAN PENYARING


a. Penyaringan terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu penyaringan kasar dengan Bar Screen dan penyaringan halus
dengan Screen Jhonson.
b. Dimensi dan bentuk bangunan penyaring harus sesuai dengan gambar teknis.
c. Barang yang dipakai harus baru dan berkualitas baik.

BAB III
PEKERJAAN BANGUNAN PENGUMPUL ( RESSERVOIR )

3,1 PEKERJAAN PERSIAPAN


a. Penentuan letak pekerjaan bak pengumpul ( Resservoir ) sesuai dengan gambar situasi , jika ada perubahan
harus mendapat persetujuan Direksi.
b. Sebelum memulai pelaksanaan pembangunan bak pengumpul ( Resservoir ), dilaksanakan pengukuran
untuk menentuan titik tempat pembangunan bak pengumpul ( Resservoir ) yang dituangkan dalam Berita
Acara yang ditanda tangani oleh Direksi, Supervisi dan Pelaksana.
c. Lokasi bangunan bak pengumpul ( Resservoir ) yang harus ditempatkan pada titik tertinggi dan dapat
mengalirkan air ke semua daerah pelayanan.
d. Pembangunan bak pengumpul ( Resservoir ) di tempat yang sudah ditentukan, sehingga tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan dan lingkungan.
e. Bahan patok dan bouwplank harus dari kayu yang kuat.
f. Pengukuran batas siku dan peil bangunan harus dilakukan dengan benar. Pengukuran dan hasil pengukuran

harus mendapat persetujuan Direksi/Supervisi. Hasil pengukuran diberi tanda dengan bouwplank.
g. Bouwplank harus diikat ketinggiannya dari peil pokok yang sudah ditentukan oleh Direksi/Supervisi.
Ketinggian bouwplank diberi tanda dengan cat merah.
h. Bouwplank harus dipasang dengan kuat, sehingga tidak berubah kedudukannya.

3,2 PEKERJAAN GALIAN


a. Galian dibuat sesuai dengan gambar teknis
b. Dimensi galian harus sesuai dengan gambar teknis
c. Kemiringan galian harus memperhatikan stabilitas lereng, sehingga galian tidak longsor.
d. Dasar galian harus dalam dan rata, kecuali dinyatakan lain.
c. Tanah galian yang berkualitas baik dapat digunakan sebagai tanah urug.
f. Tanah galian yang tidak terpakai harus dibuang di tempat yang sudah ditentukan oleh Direksi/Supervisi
sehingga tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan dan lingkungan.

3,3 PEKERJAAN URUGAN TANAH


a. Tanah urug yang digunakan sebagai urugan harus tanah yang berkualitas baik, bersih dari kotoran yang
dapat merusak konstruksi.
b. Permukaan tanah urugan harus datar dan rata
c. Pengurugan dilakukan selapis demi selapis dan dipadatkan. Ketebalan maksimum setiap lapis 5 cm padat.
Ketebalan urugan sesuai dengan gambar teknis.
d. Dimensi dan bentuk urugan harus sesuai dengan gambar teknis.
3,4 PEKERJAAN URUGAN PASIR
a. Pasir yang digunakan harus berkualitas pasir urug, bersih dari kotoran yang dapat merusak konstruksi dan
berkadar lumpur maksimum 20 %.
b. Pengurugan dilakukan selapis demi selapis dan dipadatkan. Ketebalan maksimum setiap lapis 5 cm padat.
Ketebalan urugan sesuai gambar teknis.

3,5 PASANGAN BATU KALI


a. Pasangan batu kali dimaksudkan sebagai dinding bangunan intake dan sekaligus sebagai dinding penahan
pada tebing sungai.
b. Pasangan batu kali menggunakan spesi campuran 1 : 4.
c. Batu yang digunakan harus batu kali belah atau batu gunung belah, kuat, bersih, tidak porous dan tidak
retak.
d. Pasir yang digunakan campuran spesi harus pasir yang bersih dari kotoran yang dapat merusak konstruksi,
berkualitas baik dan berkadar lumpur maksimum 5 %.
c. Air yang digunakan harus bersih dari segala kotoran yang dapat merusak konstruksi.
f. Semen yang digunakan harus jenis PC.
g. Batu yang dipasang harus dibasahi secara merata sampai jenuh sebelum dipasang.
h. Pemasangan batu kali harus dengan baik, saling mengikat satu sama lain.
i. Pemasangan batu kali harus menghindari rongga-rongga yang terlalu banyak diantara pasangan batu kali.

3,6 PEKERJAAN BETON


a. Beton yang digunakan adalah beton mutu K.225.
b. Bahan beton terdiri dari semen, pasir, batu pecah, besi sebagai tulangan.
c. Semen yang dipergunakan harus jenis semen PC.
d. Pasir yang digunakan harus pasir yang bersih dari kotoran yang dapat merusak konstruksi, berkualitas baik
dan berkadar lumpur maksimum 5 %.
c. Pasir yang digunakan harus dari jenis pasir cor, bersih dari kotoran yang dapat merusak konstruksi,
berkualitas baik dan berkadar lumpur maksimum 5 %.
f. Batu pecah yang digunakan harus berkualitas baik, keras, tidak porous, bersih dari bahan-bahan yang dapat
merusak konstruksi dengan ukuran seragam diameter antara 2 s/d 3 cm.
g. Air yang digunakan harus air tawar, bersih dari segala kotoran yang dapat merusak konstruksi.
h. Besi tulangan menggunakan besi memenuhi standar SII, diameter tulangan sesuai dengan gambar teknis.
i. Begesting dibuat dari papan kayu tebal 2 cm atau triplek tebal 4 mm.
j. Penyambungan papan begesting harus rapi, kuat, tidak bocor dan bagian dalam harus rata.
k. Begesting harus kuat menahan beban selama masa pekerjaan.
l. Pemasangan besi beton harus memenuhi syarat teknis dan mendapat persetujuan dari Direksi/Supervisi.
m. Beton bertulang digunakan untuk sloof, ring balk dan kolom praktis.
n. Beton tidak bertulang dipergunakan untuk pondasi tiang pagar.
o. Kontraktor harus mengirimkan contoh beton dalam bentuk kubus dengan ukuran dan jumlah yang ditentukan
sesuai dengan standar testing ke laboratorium yang diakui oleh pemerintah untuk diuji kualitasnya sesuai
dengan persyaratan beton mutu K-225, sebelum pelaksanaan untuk mencari komposisi dan material terbaik,
selama waktu konstruksi. Pengambilan contoh harus disaksikan dan disetujui pengawas lapangan yang
ditunjuk.

3,7 PEKERJAAN PLESTERAN


a. Plesteran dimaksudkan untuk meratakan dan memperhalus permukaan pasangan batu kali dan memperkuat
ikatan pasangan.
b. Seluruh permukaan dinding bangunan intake harus diplester.
c. Pasir bahan plesteran harus jenis pasir pasang yang berkualitas baik, bersih dari bahan yang dapat merusak
konstruksi dan berkadar lumpur maksimum 5 %.
d. Semen yang dipergunakan harus jenis semen PC.
e. Air yang digunakan harus bersih dari bahan yang dapat merusak konstruksi.
f. Ketebalan rata-rata plesteran 1,5 cm, rata permukaan.
g. Seluruh permukaan plesteran diratakan dan diperhalus dengan acian.
h. Campuran bahan plesteran dengan perbandingan volume 1 : 3.

BAB IV
PEKERJAAN PERPIPAAN
Pekerjaan perpipaan meliputi pengadaan pipa, pemasangan pipa beserta accessories dan kelengkapan yang lain dan
pengetesan jaringan perpipaan transmisi dan distribusi.

4,1 PEKERJAAN GALIAN


a. Kontraktor atau pemborong diharuskan melakukan pengukuran kembali dalam pembangunan fisik jaringan pipa
transmisi dan distribusi, sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar denah jaringan transmisi dan distribusi.
Kontraktor wajib membuat gambar kerja yang menunjukkan posisi pipa terhadap jalan maupun pemukiman,
tempat-tempat persilangan dengan sungai (jalan) drainase dan lain - lain.
b. Pemasangan pipa harus dalam keadaan bersih di bagian dalam. Pipa sebelum dipasang harus dibersihkan dari
kotoran tanah, lumpur atau benda-benda lain yang dapat menghambat atau menyumbat aliran air.
c. Setiap meninggalkan pekerjaan, pemborong diwajibkan menutup ujung-ujung pipa yang terbuka dengan plastik
dan diikat dengan kawat yang kuat di bagian luarnya. Apabila esok harinya hendak menyambung lagi dengan
pemasangan berikutnya, maka kawat dan plastik dilepas dan dibuang.
d. Test tekanan pipa dilakukan pada pipa yang telah dipasang dan tidak boleh ada yang bocor pada pipa maupun
pada sambungan.
e. Pemasangan jaringan perpipaan distribusi lengkap dengan peralatannya dilaksanakan sesuai dengan gambar
perencanaan yang ada dan telah disetujui bersama.
f. Bahan utama pipa dan perlengkapannya harus disediakan pemborong, sesuai dengan yang ditentukan dalam
daftar material dan termasuk pula semua baut-baut, mur, packing karet, alat pengetes tekanan pipa dan flange
penutup untuk test, ring dan tali untuk isolasi, bahan-bahan pengisi, penumpu-penumpu dan sebagainya sesuai
dengan keperluan pekerjaan tersebut. Semua bahan-bahan tersebut harus cocok untuk dipakai pada iklim tropis
dimana suhu air dan sebagainya sekitar 300C.
g. Umumnya tekanan kerja maksimum adalah 7,5 kg/cm2 belum termasuk water hammer. Test lapangan maksimum
150 % dari tekanan kerja maksimum dan pipa tidak bocor pada tekanan tersebut dan dilakukan pada tiap jarak
500 m.

4,2 PEKERJAAN PERSIAPAN


a. Pemeriksaan patok-patok sepanjang jalur perpipaan oleh kontraktor bersama-sama dengan Direksi/Supervisi.
Apabila terdapat kesulitan menemukan patok-patok yang hilang, patok pengganti segera dibuat dengan
persetujuan Direksi/Supervisi.
b. Jalur pipa harus dibersihkan dari kotoran-kotoran yang dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
c Pembuangan kotoran harus di tempat yang sudah ditentukan, tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan dan
lingkungan.

4,3 PEKERJAAN GALIAN


a. Galian dibuat sesuai dengan gambar teknis.
b. Galian harus dibuat sedemikian rupa sehingga pipa dapat diletakkan pada lintasan dengan kedalaman yang
dikehendaki. Penggalian hanya dilakukan sejauh pipa yang akan dipasang. Galian harus dikeringkan dan dijaga
selama pelaksanaan pekerjaan sehingga pekerja dapat bekerja di dalamnya dengan aman dan efisien.
c Lebar galian harus cukup untuk dapat meletakkan pipa penyambungannya dengan baik. Galian harus dibuat
dengan lebar ekstra bila diperlukan seperti untuk memasukkan penyangga-penyangga galian, peralatan pipa dan
ruang kerja khusus untuk penyambungan agar sambungan dapat dikerjakan dengan baik.
d. Galian harus dibuat dengan kedalaman yang diinginkan untuk membuat dasar pipa yang rata pada tanah.
e. Galian harus diberi penguatan jika perlu, agar tidak runtuh sehingga menjaga para pekerja dapat bekerja dengan
aman.
f. Semua bahan-bahan galian harus ditimbun sedemikian sehingga tidak mengganggu pekerjaan dan jalan orang
serta lalu-lintas.
g. Dimensi galian harus sesuai dengan gambar teknis.
h. Kemiringan galian harus memperhatikan stabilitas lereng, sehingga galian tidak longsor.
i. Dasar galian harus dalam dan rata, kecuali dinyatakan lain.
j. Tanah galian yang berkualitas baik dapat digunakan sebagai tanah urug.
k. Tanah galian yang tidak terpakai harus dibuang di tempat yang sudah ditentukan oleh Direksi/Supervisi sehingga
tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan dan lingkungan.

4,4 PEKERJAAN URUGAN TANAH


a. Tanah urug yang digunakan sebagai urugan harus tanah yang berkualitas baik, bersih dari kotoran yang dapat
merusak konstruksi.
b. Permukaan tanah urugan harus datar dan rata
c Pengurugan dilakukan selapis demi selapis dan dipadatkan. Ketebalan maksimum setiap lapis 5 cm padat.
Ketebalan urugan sesuai dengan gambar teknis.
d. Dimensi dan bentuk urugan harus sesuai dengan gambar teknis.

4,5 PEKERJAAN URUGAN PASIR


a. Pasir yang digunakan harus berkualitas pasir urug, bersih dari kotoran yang dapat merusak konstruksi dan
berkadar lumpur maksimum 20 %.
b. Pengurugan dilakukan selapis demi selapis dan dipadatkan. Ketebalan maksimum setiap lapis 5 cm padat.
Ketebalan urugan sesuai gambar teknis.

4,6 PEKERJAAN CAT BESI


a. Pengecatan dilakukan pada jembatan pipa.
b. Sebelum pengecatan, permukaan besi dibersihkan dari kotoran yang dapat menyebabkan korosi kemudian dimeni
sampai rata.
c Pengecatan dilakukan minimum 2 kali sampai rata.
d. Warna, kualitas dan merk cat yang digunakan harus mendapat persetujuan Direksi/Supervisi.
e. Air yang digunakan harus bersih dari segala kotoran yang dapat merusak konstruksi.

4,7 PEKERJAAN PERPIPAAN GIP


a. Pipa yang dipasang harus 100 % baru, tidak rusak dan tidak cacat.
b. Bahan pipa transmisi dan distribusi menggunakan Galvanis Iron (GI) memenuhi standar SII. Semua pipa harus
disuplai lengkap dengan material penyambung, yaitu : ujung tiap-tiap pipa diberi ulir serta socketnya.
c Accessories yang dipasang harus terbuat dari Galvanis Iron (GI), memenuhi standar SII o.161-81 klas Medium,
dengan sambungan ulir dan flange.
d. Water meter menggunakan tipe horizontal, drydial, multi jet magnetik drive, direct reading dengan body bronze
dan mechanism plastic.
e. Katup-katup penguras harus terdiri dari tipe cakram (disc) bundar. Katup-katup penguras harus disediakan
lengkap dengan angker, baut-baut, ganjal rangka dasar, gasket yang akan dipasang pada lantai beton. Tekanan
kerja harus 1,5 kali tinggi tekanan maksimum yang berbeda yang dapat terjadi di dalam praktek. Mekanisme
pengoperasian harus sedemikian sehingga mudah untuk membuka katup tersebut pada tinggi tekan maksimum
berbeda-beda yang dapat terjadi dalam praktek. Pada posisi tertutup, katup harus menjadi kedap pada tekanan
kerja.
f. Katup penguras tekan harus disediakan dengan adaptor pipa yang ditentukan atau reducer dan harus diuji
dengan tekanan uji 2 kali maksimum tekanan yang akan bekerja.
g. Pemasangan katup udara dilakukan dengan pemasangan hydrand tee dengan diameter cabang 100 mm atau 75
mm sesuai dengan diameter katup udara. Katup udara dilengkapi dengan kran penutup (stop cock) pada bagian
bawahnya. Ruang katup terbuat dari pasangan beton atau batu kali sedangkan tutup ruang katup terbuat dari besi
tuang yang dapat dibuka dan titutup dengan aman dan mudah. Tutup ruang katup harus dapat menahan tekanan
ganda sesuai dengan kelas dan jenis jalan yang dilalui.
h. Pemasangan pipa harus memperhatikan sudut kemiringan pipa sehingga dapat mengalir air dengan baik.
i. Untuk mendapatkan keamanan dan keberhasilan pekerjaan harus menggunakan semua peralatan yang telah
disetujui Direksi. Semua pipa, sambungan-sambungan dan katup-katup harus diturunkan ke dalam galian dengan
hati-hati, dengan peralatan derek, tali atau peralatan yang memadai untuk menghindarkan kerusakan pipa dan
menjaga lapisan pipa.
j. Bila terjadi kerusakan pada pipa, sambungan-sambungan, katup atau peralatan lainnya sewaktu pengangkutan,
kerusakan harus segera dilaporkan kepada direksi. Semua pipa dan sambungan-sambungan harus diperiksa
dengan teliti terhadap retak-retak dan kerusakan-kerusakan lainnya ketika pipa berada di atas galian sebelum
pemasangan.
k. Seluruh kotoran dan sisa lapisan harus dihilangkan dari bagian dalam dan luar akhiran spigot tiap pipa, harus
bersih, kering dan bebas dari lemak dan minyak sebelum dipasang. Harus dijaga agar bahan-bahan lain tidak
masuk ke dalam pipa ketika pipa diletakkan. Selama pekerjaan berlangsung tidak boleh ada bahan-bahan,
peralatan, pakaian atau barang lainnya diletakkan dalam pipa.
l. Pemotongan pipa untuk menempatkan tee atau katup harus dikerjakan rapi dan teliti tanpa menyebabkan
kerusakan pipa, lapisan pipa dan juga ujungnya harus dibuat halus.
m. Pemasangan dan penyambungan pipa harus dilakukan setelah dipastikan bagian ujung pipa tidak rusak atau
cacat. Penyambungan dilakukan sesuai prosedur yang digunakan untuk setiap jenis sambungan.
Katup dan perlengkapan pipa lainnya harus diset, dan pipa seperti yang disyaratkan.
n. Pipa penguras tidak boleh disambungkan ke saluran pembuangan manapun, atau ke saluran terendam, atau
dipasang sedemikian sehingga menyebabkan sifon balik ke sistem distribusi.
o. Penyambungan pipa menggunakan socket atau reducer. Pada percabangan menggunakan tee atau tee cross
sesuai dengan percabangan.
p. Pemotongan pipa harus menggunakan alat yang sesuai dengan jenis pipa. Hasil pemotongan harus baik sesuai
dengan maksud dan tujuan pemotongan.
q. Ulir pipa yang akan disambungkan harus dibersihkan dari kotoran. Setiap sambungan harus menggunakan seal
tape.
r. Elbow atau bend digunakan pada belokan vertikal dan horizontal pipa.
s. Sudut belokan pipa harus tidak melebihi dari sudut belokan yang ditentukan oleh pabrik.
t. Pemasangan accessories harus sesuai dengan gambar teknis. Kedudukan pipa harus benar-benar pada peil yang
telah ditentukan.
u. Pada saat pemasangan pipa, parit galian arus keadaan kering.
v. Semua ujung pipa yang terakhir harus ditutup dengan dop diperkuat dengan thrust block.
w. Setiap jarak 50 m, dipasang patok beton dengan tulisan DAB. Dimensi patok adalah diameter 7,5 cm, tinggi patok
150 cm dan ditanam sedalam 75 cm.

4,8 PEKERJAAN PENGETESAN, PENGUJIAN PERPIPAAN DAN PEMBERSIHAN PIPA.

a. Pengetesan dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan sambungan dan mengetahui kebocoran pada pipa dan
sambungan pipa.
b. Pengetesan dilakukan bagian demi bagian panjang dari keseluruhan panjang pipa. Panjang setiap bagian tidak
lebih dari 500 m.
c Pengetesan dilakukan dengan cara hidro static pressure test dan leakage test.
d. Sesudah pipa dipasang dan sebagian ditimbun, semua pipa yang telah terpasang harus diuji terhadap tekanan
hidrostatis. Lamanya setiap pengujian tekanan paling kurang harus 30 menit. Sebelum pengujian, seluruh udara
dalam pipa harus dikeluarkan.
e. Semua pipa, perlengkapan, katup-katup dan sambungan yang terbuka harus betul-betul diperiksa selama
pengujian. Jika terlihat kebocoran, sambungan harus dikencangkan kembali. Setiap terjadi retakan atau
kerusakan harus disertai dengan penggantian sesuai keperluan dan pengujian bisa diulangi.
f. Pengujian kebocoran harus diadakan sesudah pengujian tekanan diselesaikan dengan baik. Lamanya waktu
setiap pengujian kebocoran adalah 2 jam dan selama pengujian pipa harus beroperasi pada tekanan normal.
g. Bila pada saat pengetesan terjadi kerusakan pada perpipaan kontraktor diwajibkan memperbaiki atas biaya
kontraktor.
h. Bila pada saat pengetesan ditemukan hal-hal yang tidak memenuhi persyaratan, kontraktor memperbaiki
sehingga memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
i. Pengetesan harus disaksikan dan disetujui oleh Direksi/Supervisi.
j. Setelah diyakini bahwa jaringan perpipaan sudah sempurna maka dilakukan pembersihan pipa.
k. Air yang digunakan untuk pembersihan pipa harus benar-benar air bersih yang mendapat persetujuan
Direksi/Supervisi.
4,9 PEKERJAAN PERBAIKAN DAN PENIMBUNAN KEMBALI
a. Apabila pada saat pelaksanaan pekerjaan terjadi pembongkaran-pembongkaran konstruksi bangunan yang sudah
ada, maka kontraktor harus membangun kembali konstruksi tersebut dengan kualitas yang sama. Yang dimaksud
dengan konstruksi bangunan disini termasuk rumput dan tanaman.
b. Semua biaya yang timbul akibat perbaikan ditanggung oleh kontraktor.
Bahan-timbunan harus bebas dari batu-batuan, sampah-sampah, dapat juga digunakan bahan galiannya untuk
menimbun galian dari kedalaman 30 cm di atas pipa hingga permukaan.
c. Galian harus ditimbun menggunakan tangan atau dengan metode mekanis dan dipadatkan dengan alat tertentu
untuk mencegah turunnya permukaan setelah selesainya pekerjaan penimbunan.
Penimbunan di bawah pipa harus ditimbun menggunakan tangan, mulai dari dasar sampai pertengahan pipa
dengan pasir setebal 10 cm dan dipadatkan memakai alat pemadat. Bahan timbunan harus tersebar merata,
dalam galian sekitar sisi pipa dan perlengkapannya.
d. Penimbunan di atas pipa dimulai dari garis tengah-tengah pipa dan perlengkapannya sampai sedalam lebih
kurang 30 cm di atas pipa, galian harus ditimbun dengan tangan atau dengan alat mekanis dan dipadatkan
dengan alat pemadat untuk mencegah menurunnya permukaan setelah selesainya pekerjaan penimbunan.
Pekerjaan penimbunan ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindarkan terjadinya kerusakan atau
pergeseran pipa.
e. Semua pasir yang digunakan untuk menimbun diharuskan berasal dari pasir alam, dengan butiran dari halus
sampai kasar, bebas kotoran, debut atau bahan-bahan lainnya. Lempung yang terdapat dalam pasir tidak boleh
melebihi 10 % berat keseluruhan.
Pengurugan dilakukan selapis demi selapis dan dipadatkan. Ketebalan maksimum setiap lapis 5 cm padat.
Ketebalan urugan sesuai gambar teknis.

BAB V
PEKERJAAN SAMBUNGAN RUMAH.

5.1. Pemasangan Sambungan Rumah


Satuan sambungan rumah berfungsi mengalirkan air dari jaringan pipa distribusi ke rumah-rumah penduduk.

5.2. Komponen Utama Sambungan Rumah


Sistem satuan sambungan rumah dimulai dari pipa distribusi utama atau pipa distribusi sekunder, terdiri dari beberapa
komponen utama, yaitu:

- Pipa Galvanis
- Kney
- Double Nipel
- Stopkran
- Water moer
- Kran
- Meteran air
- Box Meteran

5.3. Teknik Pekerjaan Sambungan Rumah


Sistem satuan sambungan rumah dimulai dari pengambilan air langsung dari jaringan pipa distribusi utama atau pipa
distribusi sekunder. Tahapan pekerjaan adalah sebagai berikut:
a. Tentukan posisi kran air berdasarkan konsultasi dengan pemilik rumah. Untuk diperhatikan, jarak maksimal antara
pipa distribusi dan lokasi kran yang diperbolehkan adalah 12 meter ( 2 batang pipa GIP 1/2" ). Usahakan agar
lokaasi kran dari pipa distribusi tidak terlalu jauh.
b. Gali jalur pipa sambungan rumah disesuaikan dengan lokasi kran.
c. Perhatikan ukuran pipa distribusi, apabila ukuran pipa lebih dari 1 inchi atau 1 ½ inchi maka gunakan clamp
saddle yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran pipa distribusi
d. Pasang clamp saddle atau tee pada pipa distribusi
e. Pasang pipa dan Acsessories , sesuai dengan tertera dalam gambar

Anda mungkin juga menyukai