Anda di halaman 1dari 14

BAB.

2 PEKERJAAN BETON

A. BAHAN-BAHAN
B. Semen
Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan harus Portland Cement, harus
produksi dalam negeri dan sesuai dengan PBI - NI - 2. Pemborong harus menyediakan
contoh semen apabila diminta oleh PPTK, keduanya yaitu contoh dari gudang
pemborong di lapangan dan dari pabrik, atau Pemborong harus menguji semennya
menurut PBI 1971 (NI-2).
Portland Cement yang disimpan dalam gudang lapangan harus memenuhi
persyaratan teknis penyimpanan, bilamana Portland Cement telah mengeras, maka tidak
boleh dipakai untuk campuran.

C. Bahan Batuan
Bahan batuan untuk beton dan adukan harus memenuhi Pasal standar Nasional
Indonesia NI-2.
i. Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir. Penam bahan lain seperti pasir
dari batu pecah akan diijinkan, apabila menurut pendapat PPTK, pasir yang ada
tidak memenuhi gradasinya. Kandungan maximum terhadap lempung lanau dan
debu tidak boleh lebih dari 3% perbandingan berat.
ii. Bahan batuan (kerikil) harus memenuhi persyaratan dan bergradasi baik dengan
diameter maksimum tergantung dari klas betonnya. Kerikil harus dari batu pecahan.
Apabila test abrasi dibutuhkan PPTK, maka Pemborong harus melakukannya.
Bahan batuan untuk beton tahan abrasi harus berberat jenis 2,6 dan nilai tahan abrasi
harus berberat jenis 2,6 dan nilai tanah aus kurang dari 15% apabila diuji menurut PBI
1971.
D. Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan membuat adukan harus dari
sumber yang disetujui oleh PPTK dan memenuhi Pasal 9 Standar Nasional Indonesia
PUBI.
E. Zat Tambahan
Beton dan adukan harus dibuat dari semen, pasir, kerikil dan air sebagaimana
ditentukan. tidak boleh ada campuran bahan-bahan lain dengan beton atau adukan tanpa
persetujuan PPTK. Pemborong boleh memakai zat pelambat untuk memudahkan
persiapan pembuatan sambung-an-sambungan cor, bagaimana susunannya zat pelambat

F. Tulangan
Tulangan baja untuk beton harus batang baja lunak yang bukat dan polos, digilas
panas, sesuai dengan PBI 1971 seperti ditunjukkan dalam gambar-gambar. Untuk tiap-
tiap pengiriman batang baja lunak yang dise-rahkan ke tempat pekerjaan, Pemborong
harus menyediakan untuk tiap-tiap pembuatan kepada PPTK suatu hasil pemeriksaan
dari laboratorium yang disetujui oleh PPTK.
Untuk tiap-tiap kiriman tulangan anyaman baja yang dikirim ke tempat pekerjaan,
Tulangan pada waktu pengecoran beton harus bersih dan bebas dari kerusakan, sisik
gilingan yang lepas dan karat lepas. Batang-batang baja yang telah menjadi bengkok,
tidak boleh diluruskan, atau dibengkokkan lagi untuk dipakai di pekerjakan tanpa
persetujuan PPTK.

G. Penyiapan Bahan-Bahan Bangunan


Semua semen harus dikirim ke tempat pekerjaan dalam karung kertas yang
ditandai, utuh dan tertutup sepatutnya atau bungkusan lainnya yang disetujui. Semua
semen harus disimpan dalam gudang tidak terpengaruh oleh cuaca, dilengkapi khusus
untuk maksud-maksud tersebut.
Lantai dari gudang harus dinaikkan di atas permukaan tanah untuk mencegah
pengisapan air. Penyimpanan di tempat terbuka dapat diijinkan pada pekerjaan kecil
dengan penguasaan tertulis dari PPTK, dalam hal mana selalu harus ditempatkan di atas
tempat yang dilindungi dengan tutup yang tahan air menurut Tiap jenis batuan pasir dan
kerikil maupun batu merah, dan batu-batu harus disimpan dalam petak-petak terpisah
atau di halaman yang tanahnya ditutup dengan lembaran logam atau tutup lainnya yang
keras dan bersih, yang harus bisa kering sendiri dan dilindungi dari percampuran
dengan tanah atau benda-benda lainnya yang merusak.
Tulangan baja harus disimpan jauh dari tanah yang diganjal untuk mencegah
perubahan bentuknya.
H. ACUAN DAN PEKERJAAN PENYELESAIAN
I. Acuan
Acuan harus dibuat untuk tetap kaku selama pengecoran dan pengerasan dari
beton dan untuk memperoleh bentuk permukaan yang diperlukan. Acuan harus dipasang
dengan sempurna, sesuai dengan bentuk-bentuk dan ukuran yang benar dari pekerjaan
beton, yang ditunjukkan dalam gambar. Cara pendukungan yang akan menghasilkan
lubang-lubang atau tali-tali kawat yang membentang pada seluruh lebar dari permukaan
ke permukaan beton tidak dibenarkan. Acuan penutup yang harus dibuat pada
permukaan beton, dimana kemiringannya lebih curam dari 1 : 3 (1 atas 3).
Acuan untuk permukaan beton harus sedemikian rupa untuk mencegah hilangnya
bahan-bahan dari beton dan bisa menghasilkan permukaan beton yang padat. Jika
dibutuhkan oleh Direrksi acuan untuk permukaan beton yang kelihatan harus
sedemikian rupa sehingga menghasilkan permukaan yang halus tanpa adanya garis atau
kelihatan terputus.
Tiap kali sebelum pembetonan dimulai, acuan harus dipe-riksa dengan teliti dan
dibersihkan.
Pembetonan hanya boleh dimulai apabila PPTK sudah memeriksa dan memberi
persetujuan terhadap acuan yang dibangun.
Untuk pembetonan di cuaca panas atau kering, pemborong harus membuat
rencana acuan dan membukanya, sehingga permukaan-permukaan beton dapat terlihat
untuk dimulai perawatan sesegera mungkin.
Acuan hanya boleh dibuka dengan ijin PPTK dan pekerjaan pembukaan setelah
mendapat ijin harus dilaksanakan di bawah pengawasan seorang mandor yang
berwenang. Harus diberi perhatian yang besar pada waktu pembukaan acuan untuk
menghindari kegoncangan atau pembalikan tegangan beton.
Dalam hal mana PPTK berpendapat bahwa usul pemborong untuk membuka
acuan belum pada waktunya baik berdasarkan perhitungan cuaca atau dengan alasan
lainnya, maka ia boleh memerintahkan pemborong untuk menunda pembukaan acuan
dan pemborong tidak boleh menuntut kerugian atas penundaan tersebut.
Untuk beton dengan semen Portland biasa waktu paling sedikit untuk pembukaan
acuan harus menurut daftar di bawah ini :
Muka sisi balok, lantai dan dinding 1 hari
Bagian bawah 21 hari
J. Perancah
Tiang-tiang cetakan harus dipasang di atas papan kayu yang kokoh dan harus
mudah distel dengan baja. Tiang perancah boleh mempunyai paling banyak satu
sambungan yang tidak disokong ke arah samping.
Bambu tidak boleh digunakan untuk tiang-tiang perancah, stabilitas perlu
dipikirkan terutama terhadap berat sendiri beton, serta beban-beban lain yang timbul
selama pengecoran seperti akibat getaran alat penggetar, berat pekerja dll.

K. Pekerjaan Permukaan
Untuk penyelesaian permukaan beton dibedakan dua jenis, sebagaimana diuraikan
berikut :
i. Penyelesaian kasar
Penyelesaian kasar adalah penyelesaian yang dihasilkan oleh cor yang
menggunakan cetakan dari kayu yang digergaji baik dan disambung-sambung
dengan tanjam dan siku-siku.
Permukaan beton yang diacu dengan penyelesaian kasar, harus teratur bebas dari
tonjolan tapi tetap agak kasar dan dengan tanda-tanda dari sambungan, mata-mata
kayu masih tampak.
Permukaan beton yang tanpa acuan dan ditentukan dengan penyelesaian kasar,
harus digaruk rata dengan kayu lis tetapi dengan mutu yang sama seperti muka
beton yang diacu dan dengan penyelesaian kasar.

ii. Penyelesaian halus


Penyelesaian halus adalah penyelesaian yang dihasilkan oleh pemakaian papan
kayu rata, plywood atau pelat baja untuk acuan. Muka beton yang diacu dan
diselesaikan dengan halus harus bebas dari tanda-tanda kayu, lekuk-lekuk dan lain-
lain kesalahan pemotongan. Pola dari papan cetak harus digaruk kemudian digosok
halus dengan penggosok kayu atau baja sampai rata dan dengan mutu yang sama
seperti yang diacu.
Kecuali ditentukan lain maka penylesaian halus harus dituntut untuk permukaan
beton yang tetap kelihatan.
Muka beton yang terbuka, kedap air harus digosok halus dengan cetok baja sampai
halus. Muka beton yang tampak lainnya harus digosok dengan penggosok/lepa
kayu sampai halus.
Pekerjaan menggosok harus dilakukan setelah beton cukup keras agar tidak terjadi
timbulnya air dengan butiran halus di permukaan.
Muka beton tidak boleh diperbaiki tanpa ijin PPTK sesudah dibongkar cetakannya.
Kecuali ditunjukkan pada gambar, maka sudut-sudut tajam harus dibuat tumpus
dengan ukuran 2 cm x 2 cm.

L. KELAS BETON DAN MUTU PEKERJAAN


M. Kelas-Kelas Beton
Kelas-kelas beton yang dipergunakan dalam pekerjaan dan batasan dari bahan-
bahan pokok untuk tiap kelas, harus sesuai dengan Standar Indonesia PBI 71, NI-2 dan
sifat-sifatnya yang terpenting diberikan dalam hal berikut :
Kelas Ukuran Max. BeratMin . Berat Max. Pemakaian Tingkat
Dari Kerikil dariPC tiap dariair tiap Kg Pengawasan
(mm) m3 Beton (kg) PC (kg)
K300 20 350 0,40 - Beton Presstres Ketat
Praktekan
- Tiang-tiang beton
Bertulang
- Bagian beton
bertulang
Pracetak
- Lapisan beton tahan
abrasi/aus
K225 20 230 0.50 - Beton bertulang untuk Ketat
konstruksi besar
utama, dan pelat
beton pracetak
K175 40 275 0.55 - Beton bertulang Ketat
- Beton masa
- Pipa
K125 40 250 0.60 - Beton masa Ketat
Bo Lantai kerja Ringan

N. Perbandingan Campuran
Harus menentukan perbandingan bahan untuk beton sesuai dengan kelasnya
sampai mendapat persetujuan PPTK. Penentuan perbandingan di atas harus sesuai
dengan petunjuk Standar National Indonesia PBI 71, NI-2.

O. Campuran Percobaan (Trial Mixes)


Pemborong harus membuat campuran percobaan untuk tiap kelas beton dengan
memakai alat-alat yang sama yang akan dipakai di pekerjaan.
Campuran percobaan akan diijinkan bila kekuatan dari uji kubus yang diambil
dari tiap beton memenuhi syarat-syarat Spesifikasi untuk masing-masing tiap kelas
beton.
Pembuatan contoh dan pengujiannya harus memenuhi Standar Nasional Indonesia
NI-2, PBI 1971.

P. Pengujian Beton
Pemborong harus melaksanakan pengujian beton menurut prosedur yang
digariskan dalam Standar Nasional Indonesia, NI-2, PBI 1971.
Pemborong harus mengambil contoh beton untuk test kubus dari campuran dari
percobaan dan dari tempat penuangan beton pada pekerjaan kemudian dirawat
seperlunya dan menyerahkan kepada Laboratorium yang disetujui untuk diadakan
pengujian sesuai diperintahkan.
Kubus-kubus harus dibuat dalam cetakan 15 cm x 15 cm x 15 cm seperti
disyaratkan dalam Standar Nasional Indonesia, NI-2, PBI 1971.
Pemborong harus menjaga untuk menghindari kerusakan pada kubus-kubus uji
sepanjang tahap pengujian.
Selama pengecoran Pemborong harus selalu melakukan Slump Test pada saat
memulai pengukuran. Test-test itu harus dilakukan berdasar Standar Nasional
Indonesia, NI-2, PBI 1971. Kecuali ditentukan lain maka hasil test harus sesuai dengan
tabel 4.4.1 dari Standar Nasional Indonesia, NI-2, PBI 1971.
Pemborong harus pasti bahwa untuk tiap test dibuat laporan, yang menjelaskan
hasil-hasil tersebut dalam satuan metrik. Pemborong diwajibkan membuat laporan itu
dengan format yang disetujui PPTK dan penyerahannya
Dilakukan dalam rangkap 3, tidak lebih dari 3 hari setelah test itu dilaksanakan.
Pemborong harus juga menyerahkan laporan tekanan udara, temperatur beton dan
bahan beton untuk mendapat persetujuan dari PPTK. Pemborong harus menyediakan
peralatan dan tenaga di lapangan untuk melaksanakan percobaan kubus, slump dan juga
pencatat temperatur.

Q. Mengawasi dan Mencampur Bahan Beton


Pemborong harus mencampur dengan hati-hati bahan-bahan dari tiap kelas beton
dengan perbandingan berdasar ukuran volume. Air harus ditambahkan pada bahan
batuan, pasir dan semen di dalam mesin pengaduk mekanis, banyaknya harus menurut
jumlah paling kecil yang diperlukan untuk memperoleh pemadatan penuh. Alat
pengukur air harus menunjukkan banyaknya air yang diperlukan dan direncana agar
secara otomatis berhenti bila jumlah air tersebut sudah dialirkan ke dalam campuran.
Beton pracampur boleh digunakan dengan mendapat persetujuan PPTK lebih dahulu.
Apabila pencampuran beton kelas K125 diijinkan dilakukan dengan tenaga manusia,
maka semen, batuan dan pasir harus dicampur di atas lantai kayu yang rapat. Bahan-
bahan harus diaduk paling sedikit dua kali dalam keadaan kering dan paling sedikit tiga
kali sesudah air dicampurkan, sampai campuran beton mencapai warna dan kekentalan
yang sama/merata.
Pemborong harus merencanakan tempat dari alat pencampur dan tempat bahan
untuk memberi ruang kerja yang cukup. Rencana ini harus diserahkan untuk mendapat
persetujuan PPTK, sebelum alat pencampur dari bahan-bahan ditempatkan.

R. Mengangkut, Menempatkan dan Memadatkan Beton


Beton harus diangkut sedemikian rupa sehingga sampai di tempat penuangan,
beton mempunyai mutu yang ditentukan dan kekentalan yang memenuhi, dan tak terjadi
penambahan atau pengurangan apapun sejak meninggalkan tempat adukan. Pemborong
harus mendapat persetujuan PPTK atas pengaturan yang direncanakan, sebelum
pekerjaan pembetonan dimulai. Beton tidak diperbolehkan untuk dijatuhkan dari
ketinggian lebih dari 1,5 m, ketebalan beton dalam tuang-an tidak boleh lebih dari 1,0 m
untuk satu kali pengecoran.
Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai ke tempat sambungan cor
yang direncana sebelumnya. Pemborong harus mengingat pemadatan dari beton adalah
pekerjaan yang penting dengan tujuan untuk menghasilkan beton rapat air dengan
kepadatan maksimum. Pemadatan harus dibantu dengan pemakaian mesin penggetar
dari jenis tenggelam, tetapi tidak mengakibatkan bergetarnya tulangan dan acuan.
Jumlah dan jenis alat getar yang tersedia untuk dipakai pada setiap masa pembetonan,
harus dengan persetujuan PPTK.

S. Sambungan Cor
Penjelasan dan kedudukan dari tempat sambungan-sambungan cor harus
diserahkan kepada PPTK untuk mendapat persetujuan sebelum mulai dengan
pengecoran.
Tempat sambungan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga pengaruh dari
penyusutan dan suhu sangat diperkecil. Dimana pekerjaan beton panjang atau luas dan
menurut PPTK pelaksanaannya lebih praktis.
Pemborong harus mengatur rencana pelaksanaan sedemikian rupa, sehingga
sebelum beton baru dicorkan menyambung yang lama, beton sudah berumur 4 minggu.
Sambungan cor harus rapat air, dan harus dibentuk dalam garis-garis lurus dengan
acuan yang kaku tegak lurus pada garis tegangan pokok dan sejauh mungkin dapat
dilaksanakan, pada tempat gaya lintang/geser yang terkecil. Sambungan itu merupakan
jenis pertemuan biasa, kecuali jika jenis lain dikehendaki oleh PPTK. Sebelum beton
yang baru dibersihkan dari batuan di atas seluruh penampangnya dan meninggalkan
permukaan kasar yang bersih serta bebas dari buih semen.
Ukuran vertikal dari beton yang dituangkan pada satu kali pengecoran harus tidak
lebih dari 1,0 m dan ukuran mendatar harus tidak lebih dari 7 m, meskipun tanpa adanya
persetujuan lebih dahulu dari PPTK.

T. Beton Pracetak
Beton pracetak harus memenuhi semua ketentuan Spesifikasi sejauh ini
memungkinkan. Setiap unit pracetak harus segera ditandai dengan tanggal cetakan yang
tak bisa hilang, setelah acuan dibuka maka selama 28 hari tidak boleh ada gangguan
terhadap beton.

U. Pembetonan Diatas Permukaan Yang Tidak Kedap Air


Pemborong tidak boleh melaksanakan pengecoran pada permukaan yang tidak
kedap air sebelum permukaan itu ditutup dengan kulit/membran kedap air atau bahan
kedap lainnya yang disetujui oleh PPTK.

V. Pembetonan Dalam Cuaca Yang Tidak Menguntungkan


Pemborog tidak boleh mengecor beton pada waktu hujan deras tanpa
perlindungan, Pemborong harus menyiapkan alat pelindung beton terhadap hujan dan
terik sinar matahari sebelum pengecoran.
Apabila suhu udara melebihi 35 derajat celcius pemborong tidak boleh mengecor
tanpa persetujuan PPTK dan tanpa mengambil tindakan pencegahan seperlunya untuk
menjaga supaya suhu beton pada waktu pencampuran dan penuangan kurang dari 35
derajat celcius misalnya dengan menjaga bahan-bahan beton dan acuan agar terlindung
dari matahari, atau menyemprot air pada bahan batuan dan acuan.

W. Melindungi dan Merawat Beton


Sampai beton mengeras seluruhnya dalam waktu tidak kurang dari 7 hari,
Pemborong harus melindungi beton dari pengaruh jelek dari angin, matahari, suhu
tinggi atau rendah pergantian atau pembalikan derajat suhu, pembebanan sebelum
waktunya, lendutan atau tumbukan dan air tanah yang merusak.
Jika tidak ditentukan lain oleh PPTK, permukaan beton yang kelihatan harus
dijaga supaya terus basah sesudah dicor, tidak kurang dari 7 hari untuk beton dengan
semen portland, atau 3 hari untuk beton dengan semen yang cepat mengeras.
Permukaan seperti itu segera setelah dibuka acuannya, maka harus segera ditutup
dengan karung goni yang dibasahkan atau pasir atau lain-lain bahan yang mungkin
disetujui oleh PPTK. Pemborong harus membuat perlengkapan khusus atas permintaan
PPTK untuk perawatan dan pembasahan yang dimaksud sepanjang masa dari 6 sampai
24 sesudah pengecoran beton dengan semen yang cepat mengeras.

X. TULANG BAJA
Y. Daftar Bengkokan
Pemborong harus memahami sendiri semua penjelasan yang diberikan dalam
gambar dan spesifikasi, kebutuhan akan tulangan baja yang tepat untuk dipakai dalam
pekerjaan. Daftar bengkokan yang mungkin diberikan oleh PPTK kepada pemborong
harus diperiksa dan diteliti.
Tulangan baja harus dipotong dari batang yang lurus, yang bebas dari belitan dan
bengkokan atau kerusakan lainnyadan dibengkokkan dalam keadaan dingin oleh tukang
yang berpengalaman. Batang dengan garis tengah 20 mm atau lebih harus
dibengkokkan yang direncanakan untuk itu dan disetujui oleh PPTK. Ukuran
pembengkokan harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia, NI-2, PBI 1971
kecuali jika ditentukan lain, atau diperintahkan oleh PPTK. Bentuk-bentuk tulangan
baja harus dipotong sesuai dengan gambar, tidak boleh menyambung tulangan tanpa
persetujuan PPTK.
Z. Pemasangan
Pemborong harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan tepat pada
tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar dan harus ada jaminan bahwa
tulangan itu akan tetap pada kedudukan itu pada waktu pengecoran beton. Pengelasan
tempel dengan adanya persetujuan PPTK lebih dahulu dapat diijinkan untuk
menyambung tulangan-tulangan yang saling menyilang dengan tegak lurus, tetapi cara
pengelasan lain tidak akan dibolehkan. Penggunaan ganjal, alat perenggang dan kawat
harus mendapat persetujuan dari PPTK, Perenggang dari beton harus dibuat dari beton
dengan mutu yang sama seperti mutu beton yang akan dicor. Perenggang tulangan dari
besi beton dan kawat harus sepadan dengan bahan tulangannya. Selimut beton yang
ditentukan harus dipelihara.
Batang utama dari tulangan anyaman ex pabrik yang berdam-pingan harus
disambung dengan overlap 300 mm dan batang melintang dengan overlap 150 mm.
Pemborong tidak boleh mengecor beton menutup tulangan baja, sebelum PPTK
memeriksa dan menyetujuinya.

AA. Selimut Beton


Kecuali ditentukan lain dalam gambar, tulangan baja harus dipasang sedemikian,
hingga terdapat selimut/penutup minimum sampai permukaan penyelesaian beton,
sebagai berikut :
Kelas Beton Jenis Pekerjaan Selimut Minimum
(mm)
K300 Beton prestress tiang beton 25
bertulang Bagian-bagian Pracetak
K300 Bidang yang terkena gesekan/atau 50
Pada air laut
K225 Pekerjaan-pekerjaan Umumnya 40
K225 Pelat Beton Pracetak Pipa Beton 25
K175 Beton bertulang umumnya 40

BB. SAMBUNGAN GERAK


CC. Penahan Air (Water Stops)
Pemborong harus menyediakan dan memasang penahanan air pada semua tempat
sambungan gerak pada bagian yang memerlukan atau tercantum seperti di dalam
gambar. Sambungan tersebut harus kedap air.
Apabila tidak diminta lain, penahan air (Water Stops) dibuat dari karet seperti
tercantum dalam gambar dan dijelaskan dalam "Daftar Banyaknya Pekerjaan"
Penahanan air di atas harus didapatkan dari pabrik yang disetujui PPTK dan harus
disimpan dan dipasang sesuai petunjuk dari pabrik. Penahan air di atas harus dicetak
sampai kepanjangan yang memungkinkan dan lengkap dengan bagian yang membentuk
sudut dan persilangan, dan harus dibuat untuk keperluan bangunan-bangunan di bawah
air secara menerus atau seperti yang tercantum di dalam gambar. Usul dari pemborong
untuk menyambung penahan air di lapangan harus disetujui PPTK terlebih dahulu, dan
semua sambungan harus rapat.
Ukuran minimum dan bentuk dari penahan air harus seperti daftar tersebut
dibawah ini :
Bahan Lebar Tebal Diameter Diameter Diameter
Lingkaran Lingkaran Lobang
(mm) (mm) (mm) Ujung (mm) Tengah (mm) Tengah (mm)
Karet 225 9.5 25 38 19
150 9.5 19 - -

Pada bagian ujungnya karet penahan air harus mempunyai potongan lingkaran.
Karet penahan air harus selalu dijaga kedudukan seperti tercantum pada gambar dan
harus dilindungi dari kerusakan akibat kena panas selama pemasangannya. Papan acuan
pada kedua ujungnya harus dibentuk sedemikian hingga menggambarkan potongan dari
penahan airnya. Pada pengecoran betonnya harus dirapatkan dengan hati-hati dan
seksama sehingga tidak ada lobang-lobang yang terjadi.
Pemborong harus menyediakan hasil pengujian dari pabrik untuk setiap penahan
air yang dikirim ke lapangan dan apabila diminta oleh PPTK harus mengadakan
percobaan uji terhadap penahan air tersebut untuk mendapatkan keyakinan akan mutu
barang tersebut.

DD. Karet Penahan Air


Karet untuk menahan air harus memenuhi persyaratan-persyaratan di bawah ini
apabila bahannya dicoba menurut percobaan yang dinyatakan pada BS 903.
 Kuat tarik minimum 2 kg/mm2
 Pertambahan panjang sebelum putus minimum 500%
 Kekerasan 60-65 derajat
 Kepadatan max. pada methode deflection 20% dari defleksi asli secara tetap
 Penyerapan air air max. setelah 2 hari 5 % pada 20 derajat celcius
 Sesudah percepatan pemuaian (selama 48 jam pada 70o C dalam zat asam dalam
tekanan 0,20 kg/mm2)
(1) Kuat tarik minimum 80% dari nilai asli
(2) Pertambahan panjang sebelum putus 80% dari nilai asli

EE. Pengisi Sambungan


Pemborong harus menyediakan dan memasang pengisi sam-bungan pada semua
sambungan apabila tidak ditentukan lain, sambungan harus Fibre Board yang direndam
bitumen seperti "Expandite Flexcell".
Pengisi sambungan harus didapatkan dari pabrik yang disetujui oleh PPTK dan
harus disimpan dan dipasang menurut instruksi dari pabrik. Bahan pengisi sambungan
dan ketebalan yang ditunjukkan dalam gambar dan dijelaskan di dalam daftar
banyaknya harus dipotong menurut bentuk dan dipasang untuk mengisi seluruh ruangan
antara muka beton, kecuali yang terisi dengan penahan air dan penutup sambungan.
Lembaran-lembaran pengisi sambungan dipasang rapat sehingga sambungan
menutupi pada sisi-sisinya untuk mencegah keluarnya semen. Kontraktor harus
menyediakan sertifikat uji dari pabrik untuk setiap jenis penahan karet yang dikirimkan
ke lapangan pekerjaan dan macam pengujian itu harus dikerjakan sesuai dengan metode
pengujian standar.

FF. Batang Dowel


Bila batang Dowel menembus sambungan harus dibungkus, bungkus-bungkus
harus dibuat lebih dahulu dari bahan yang memenuhi untuk mengisi sambungan atau
bahan lain yang disetujui oleh PPTK.

GG. Penutup Sambungan


Pemborong harus membuat air pada sambungan gerak dan sam-bungan konstraksi
pada kedua permukaan dari pekerjaan betonnya kecuali bagian bawah dari pekerjaan
beton yang ada penyanggahnya. Alur tersebut harus dibuat lurus dan berukuran sesuai
yang ditunjukkan oleh gambar-gambar.
Pemborong harus menyiapkan permukaan dari alur dan menyiapkan bahan
penutup sambungan kemudian mengisi alur tersebut dengan bahan di atas, di dalam
Daftar banyaknya, kecuali ditentukan lain. Bahan-bahan di atas harus didapatkan dari
pabrik yang telah disetujui oleh PPTK dan digunakan sesuai dengan petunjuk dari
pabrik. Pemasangan penutup sambungan tidak boleh dimulai sebelum mendapatkan
persetujuan dari PPTK.
Pemborong harus menyediakan sertifikat uji dari setiap bahan-bahan dimaksud
yang dikirim ke lapangan pekerjaan dan bila diminta oleh PPTK harus menguji bahan-
bahan di atas sesuai dengan prosedur pengujian bahan tersebut.
Bahan bitumen untuk menutup sambungan horizontal harus "Expendite Planstic"
atau bahan sejenis yang disetujui dan bahan bitumen untuk penutup sambungan yang
miring dan tegak lurus harus "Expendite Plasticjoint" atau bahan sejenis yang disetujui
PPTK dan harus memenuhi BS 2499, 1973 Type A 1 tidak meluncur pada sambungan
vertikal dengan lebar 40 mm dan kedalaman 25 mm pada suhu 80 derajat Celcius.

HH. Sambungan Dengan Cat Bitumen


Bila pada gambar-gambar menunjukkan selapis bitumen antara dua permukaan
beton, Pemborong harus membersihkan dan mengeringkan permukaan-permukaan
tersebut sebelum pengecatan bitumen dilaksanakan, dan pengecatan dengan bitumen
dilaksanakan dalam 2 lapisan. Jenis bitumen harus dari jenis penetrasi 40/50 atau
lainnya yang mendapat persetujuan dari PPTK.

II. PERLETAKAN
JJ. Perletakan Jembatan
Karet perletakan jembatan harus dari karet biasa atau karet dengan lapisan kering
baja dan bersesuaian dengan kebutuhan sebagai berikut:
Jenis Perletakan Muatan Tegak Lurus Gerak mendatar
Terbesar Terbesar
Lantai Jembatan yang diganjal sederhana
dengan bentang bersih kurang dari 4,5 M 7,5 Ton/M 2 mm
Lantai Jembatan yang diganjal sederhana
dengan bentang bersih lebih dari 4,5 M tapi
kurang dari 6,5 M 8,5 Ton/M 4 mm
Balok yang diganjal sederhana dengan
bentang 14 Ton/M 4 mm
bersih kurang dari 9 M

Karet pendukung harus sesuai dengan "Ministry of Transport Memorandum No.


902 Provisional Rules for the use of Rubber Bearinge in Higway Bridges" yang
diterbitkan oleh H.M.S.O 49 Highholborn, London W.C.I. Karet pendukung yang
dipakai pada ujung terjepit dari balok dan lantai beton harus dipasang dengan pasak baja
lunak melalui bantalan pendukung, diisi ke dalam lubang yang sudah dibuat lebih
dahulu dengan adukan semen pasir 1 : 1. Pasak-pasak itu harus dibungkus dengan dua
lapis kertas bangunan di mana ia menonjol ke dalam lantai beton.

Anda mungkin juga menyukai