Anda di halaman 1dari 16

SYARAT-SYARAT TEKNIS

PEKERJAAN ARSITEKTUR

Pasal 1
PEKERJAAN ADUKAN & CAMPURAN

1.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :


 Pekerjaan adukan pasangan batu kali.
 Pekerjaan adukan lain seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

1.2. PERSYARATAN BAHAN

1.2.1. Semen / Portland Cement.


Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Buku Rencana Kerja dan Syarat-
Syarat Teknis Struktur.

1.2.2. Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam,
keras, bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan bahan organis.

1.2.3. Air.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa,
garam dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.

1.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN ADUKAN DENGAN PORTLAND CEMENT / SEMEN.

1.3.1. Campuran adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume.


Cara pembuatannya menggunakan Mixer selama 3 (tiga) menit.

1.3.2. Jenis Adukan.


a. Adukan biasa adalah campuran 1 PC : 4 PS dan 1 PC : 5 PS.
Adukan ini untuk pasangan bata merah untuk menahan urugan pasir pada
bagian lantai dalam bangunan, yang dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum
dalam Gambar Kerja.

b. Adukan kedap air adalah campuran 1PC : 3 PS.


Aduk plesteran ini untuk :
 Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang
disyaratkan arus kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
 Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hingga ketinggian sampai
20 cM dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja.

1.3.3. Semua jenis adukan tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga
selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu pelaksanaan
pemasangan.

BAB IV - 1
1.4.4. Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu pencampuran
adukan dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk adukan kedap
air.

Pasal 2
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA MERAH

2.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :


 Pekerjaan Pasangan dinding Bata Merah pada seluruh bangunan Gedung UPT
PUSKESMAS Sindangjaya.
 Pekerjaan Pasangan Bata beton ringan dan batu bata lainnya seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.

2.2. PERSYARATAN BAHAN

2.2.1. Batu Bata Merah.

a. Batu bata yang dipakai adalah batu bata merah dari mutu yang terbaik, setaraf
bata F, ukuran 5,5 x 11 x 23 cM, dengan pembakaran sempurna dan merata.

b. Batu bata yang dipakai harus bebas dari cacat, retak, cat atau adukan,
mempunyai sudut siku dan ukuran yang seragam dan langsung didatangkan dari
pabrik atau penjual.

2.2.2. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.

2.2.3. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.

2.2.4. A i r.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.

2.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

2.3.1. PERSYARATAN PELAKSANAAN PASANGAN BATA MERAH.

2.3.2.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan detail


bentuk profil, sambungan dan hubungan dengan material lain dan
melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.

2.3.2.2. Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam dalam air bersih dulu
sehingga jenuh.
Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas permukaan
batu bata tersebut.

2.3.2.3. Aduk Perekat/Spesi.

BAB IV - 2
a. Aduk perekat/spesi untuk pasangan batu bata kedap air adalah
campuran 1 PC : 3 PS untuk :
 Dinding pasangan bata.
 Saluran.
b. Persyaratan pembuatan adukan harus sesuai dengan pasal 1 dalam
Bab ini.

2.3.2. Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk perekat/spesi harus
sama setebal 1 cm. Semua pertemuan horizontal dan vertikal harus terisi dengan
baik dan penuh.

2.3.3. Pemasangan dinding pasangan bata batu bata merah dilakukan bertahap, setiap
tahap terdiri maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom dan balok
praktis pada sudut-sudut ditanam tulangan beton ø 10 mm2.
Persyaratan pelaksanaan kolom dan balok praktis, mengacu pada persyaratan
pelaksanaan pekerjaan beton di bab lain dalam buku ini.
Jika melebihi, Kontraktor harus membongkar/memperbaiki dan biaya untuk
pekerjaan ini ditanggung oleh Kontraktor, tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan
tambah.

2.3.4. Pelaksanaan pemasangan bata batu bata merah harus rapih, sama tebal, lurus,
tegak dan pola ikatan harus terjaga baik di seluruh pekerjaan.
Pertemuan sudut antara dua dinding harus rapih dan siku seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.

2.3.5. Pekerjaan pemasangan Bata batu bata merah harus benar benar vertikal dan
horizontal.
Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur tepat.
Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan
bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 200 cm vertikal dan horizontal.

2.3.6. Semua pasangan bata batu bata merah yang tertanam dalam tanah harus dilapis
aduk kasar sampai setinggi permukaan tanah.

2.3.7. Setelah Bata batu bata merah terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok
dengan kedalaman 1 cm dengan rapi dan dibersihkan dengan sapu lidi, kemudian
disiram air dan siap menerima plesteran.

2.3.9 Pembuatan lubang pada dinding pasangan Bata beton ringan dan batu bata untuk
perancah sama sekali tidak diperkenankan.

2.3.10 Tidak diperkenankan memasang bata batu bata merah yang patah dua melebihi
dari 5 %.
Bata batu bata merah yang patah lebih dari 2 (dua) bagian tidak boleh digunakan.

2.3.11. Pemeliharaan :
Selama pasangan dinding belum di-finish, Kontraktor wajib untuk memelihara dan
menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain.
Apabila pada saat di-finish terdapat kerusakan, berlubang dan lain sebagainya,
Kontraktor harus memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan
Pengawas/ MK.
Biaya ini ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan
tambah.

BAB IV - 3
Pasal 3
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

3.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
3.1.1. Pembuatan kolom praktis 15 x 15 cM

3.1.2. Pekerjaan Beton Tumbuk.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pembuatan Rabat Beton dan lantai kerja beton tumbuk pada Lantai Dasar sesuai
Gambar.

3.2. PERSYARATAN BAHAN

3.2.1. Besi Beton.


Besi beton yang dipakai adalah dari mutu U-24 untuk diameter lebih kecil dari 16 mm.
Besi harus bersih dari lapisan minyak, lemak, dan bebas dari cacat seperti serpih-
serpih. Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2. Diameter
besi beton yang dipasang harus sesuai dengan gambar
kerja. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari
Direksi/Konsultan Pengawas. Kawat pengikat besi beton adalah dari baja lunak dan
tidak disepuh/dilapis seng. Diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm.
Kawat pengikat besi beton harus memenuhi syarat-syarat dalam NI-2 (PBI-1971).

3.2.3. Semen, Pasir dan Air.


Sesuai dengan Pasal 1

3.2.4. Koral Beton/Split.


Koral beton/split harus bersih, bersudut tajam, tidak berpori,serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat NI-2.
Penyimpanan/penimbunan koral beton/split dengan pasir harus dipisahkan satu dari
yang lain, hingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan adukan
beton yang disyaratkan.

3.2.5. Acuan/Bekisting & Perancah.


Papan acuan/bekisting dibuat dari multiplex tebal 10 mM. Balok-balok pengkaku dan
pengikat papan acuan dari kaso 5/7.
Perancah disyaratkan memakai perancah besi, tidak diperkenankan
mempergunakan balok kaso 5/7 atau bambu.

3.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

3.3.1. Beton Bertulang.

a. Campuran & Mutu Beton.


Campuran adalah 1 PC : 2 PS : 3 KR. Mutu beton yang disyaratkan dalam
pekerjaan beton bertulang non struktural ini adalah K-175.

b. Pembesian.

BAB IV - 4
Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan,
sambungan, kait-kait, dan sengkang (ring); persyaratannya harus sesuai NI-2
(PBI 1971). Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus sesuai dengan
Gambar Kerja.Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi
tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari papan
acuan/ bekisting atau lantai kerja dengan memasang selimut beton dan
bantalan/tahu beton sesuai NI-2 (PBI 1971).

c. Pekerjaan Acuan/Bekisting.
Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan dalam Gambar Kerja. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan
perkuatan-perkuatan, sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk
dan kedudukannya selama pengecoran berlangsung. Acuan harus rapat (tidak
bocor), permukaannya licin, bebas dari kototan tahi gergaji, potongan kayu, tanah,
lumpur, dan sebagainya.

d. Cara Pengadukan.
Cara pengadukan harus menggunakan beton molen. Takaran untuk semen
Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi/Konsultan
Pengawas. Beton harus dilindungi dari sinar matahari langsung, hingga tidak
terjadi penguapan terlalu cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan
datangnya hujan, harus diperhatikan.

e. Pengecoran Beton.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan melaksanakan
pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan
sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan
penulangan dan penempatan penahan jarak. Pengecoran beton hanya dapat
dilaksanakan atas persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas. Pengecoran harus
dilakukan dengan menggunakan alat penggetar beton untuk menjamin beton
cukup padat, dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos
dan sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi. Apabila
pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya, maka
tempat perhentian tersebut harus disetujui Direksi/ Pengawas. Penyambungan
beton lama dengan beton beton baru harus memakai adukan perekat CALBOND.
Permukaan beton lama yang akan diteruskan pengecorannya harus dikasarkan,
dilapis dengan adukan perekat CALBOND yang pembuatannya sesuai
persyaratan pabrik pembuat, selanjutnya langsung dilakukan pengecoran beton
baru.

f. Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting.


Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin
tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas. Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan
mengadakan perubahan apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas.

g. Pekerjaan Pembuatan Kolom Praktis.


Pemasangan kolom praktis untuk :
Setiap pertemuan dinding pasangan batu bata.
Dinding pasangan batu bata 1/2 batu pada bagian dalam bangunan setiap luas 9
m2.

BAB IV - 5
Dinding pasangan batu bata 1/2 batu pada bagian luar/tepi luar bangunan setiap
luas 9 m2. Dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja. Ukuran kolom
praktis adalah 13 x 13 cm.

h. Pekerjaan Pembuatan Balok Praktis/Latei & Ring Balok.


Pemasangan balok praktis/latei dan ringbalok : di atas lubang pintu, jendela dan
bovenlicht di atas kusen alluminium sebagai balok latei di tep atas/akhir dari
dinding pasangan batu bata yang bebas sebagai ringbalok setiap luas 9 m2
pasangan dinding bata yang tinggi Dan atau seperti tercantum dalam Gambar
Kerja. Ukuran balok praktis adalah 13 X 13 cM, 13 X 20 cm, atau sesuai Gambar
Kerja.

i. Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai Gambar Kerja dan atau seperti
terurai dalam pekerjaan beton di bab lain dalam buku ini.

j. Pemasangan kolom praktis dan balok praktis/latei seperti tercantum dalam Butir
6.3.1.5. dan 6.3.1.6. di atas, terlepas apakah pekerjaan tersebut tergambar atau
tidak dalam Gambar Kerja.

k. Pada setiap pertemuan dinding pasangan bata dengan kolom praktis, ring balok
beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja harus
diperkuat angker diameter 8 mm tiap jarak 50 cM, yang terlebih dahulu telah
ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan kolom dan balok praktis ini. Bagian
yang tertanam dalam pasangan bata minimal sedalam 30 cM kecuali ditentukan
lain.

3.3.2. Pekerjaan Rabat/Beton Tumbuk.


Campuran beton tumbuk adalah 1 PC : 3 PS : 5 KRK dengan tulangan praktis 1 lapis
– dua arah diameter 6 mM - 15 cM atau wiremesh BRC M6, terkecuali pada daerah
basah (KM/WC dan Pantry) tidak dipasang tulangn. Lapisan beton tumbuk harus
padat, tidak berongga, tidak retak dan rata permukaan/waterpass dan atau seperti
tercantum dalam Gambar Kerja. Tebal lapisan beton tumbuk adalah 6 cM, dan atau
sesuai Gambar Kerja

Pasal 4
PEKERJAAN PLESTERAN
DAN ACIAN

4.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
 Pekerjaan Plesteran dan Aci halus campuran semen, pasir dan air untuk dinding
pasangan bata, permukaan kolom dan permukaan balok.
 Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam Gambar Kerja dan BQ/RAB.

4.2. PERSYARATAN BAHAN

Bahan Adukan : Semen, Pasir dan Air.


Sesuai dengan Pasal 1

4.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

BAB IV - 6
4.3.1. Pekerjaan Plesteran dan Acian campuaran semen, pasir dan air untuk dinding
bata , permukaan beton dan permukaan lainya yang ditunjukan dalam Gambar.

Dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding pasangan bata atau bidang beton
telah disetujui secara tertulis oleh Direksi/Konsultan Pengawas.

a. Plesteran kasar adalah plesteran dengan permukaan tidak dihaluskan.


Campuran plesteran kasar adalah campuran aduk kedap air, yaitu 1 PC : 3 PS.
Dipakai untuk : Menutup permukaan dinding pasangan yang tertanam di dalam
tanah hingga ke permukaan tanah dan atau lantai.

b. Plesteran biasa adalah campuran 1 PC : 5 PS.


Aduk plesteran ini digunakan untuk pasangan batu bata dan permukaan beton
bagian dalam bangunan, yang dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.

c. Plesteran kedap air adalah campuran 1PC : 3PS. Aduk plesteran ini untuk :
Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian luar/tepi luar
bangunan. Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang
disyaratkan harus kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja hingga
ketinggian 150 cM dari permukaan lantai. Semua pasangan bata di bawah
permukaan tanah hingga ketinggian sampai 20 cM dari permukaan lantai, kecuali
ditentukan lain dalam gambar kerja.

d. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan


bidang tidak boleh melebihi 5 mm, untuk setiap jarak 2 M. Tebal Plesteran
adalah minimal 1,5 cM dan maximal 2,5 cM. Jika ketebalan melebihi 2,5 cM,
maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang diikatkan/dipakukan ke
permukaan dinding pasangan yang bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat
Plesteran. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai
pemasangan instalasi pipa listrik, pipa plumbing, untuk seluruh bangunan.

e. Plesteran Aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat sedemikian rupa
sehingga mendapatkan campuran yang homogen. Plesteran halus ini merupakan
pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding pasangan. Pekerjaan plesteran halus
ini dilaksanakan sesudah aduk plesteran sebagai lapisan dasar berumur 8
(delapan) hari, atau sudah kering benar.

Plesteran Aci halus ini juga dapat digunakan pada permukaan dinding pasangan
blok beton ringan bagian dalam bangunan tanpa perlu diplester, sedangkan untuk
blok beton bagian sisi luar bangunan harus diplester terlebih dahulu.

4.3.2. Pemeliharaan.
Kelembaban Plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan
wajar dan melindunginya dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup
yang dapat mencegah penguapan air secara cepat. Selama permukaan Plesteran
belum dilapis dengan bahan/material akhir, Kontraktor wajib memelihara dan
menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran dengan biaya
ditanggung oleh Kontraktor, dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan oleh
Direksi/Konsultan Pengawas, maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki
sampai disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas

BAB IV - 7
Pasal 5
PEKERJAAN PERLINDUNGAN

5.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :


 Pekerjaan waterproofing untuk Ground Reservoar

5.2. PERSYARATAN BAHAN

2.1. Pekerjaan Waterproofing.


Tipe cair, produk : WELDCRETE atau setaraf.

2.2. Penyerahan bahan/material di tempat pekerjaan harus dalam keadaan masih utuh,
tertutup baik dan tersegel dalam kemasannya serta berlabel seperti waktu diterima
dari Distributor/Pabrik.
Jika dalam keadaan cacat atau rusak, maka bahan/material tersebut tidak
diperkenankan untuk dipakai.

5.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

3.1 Sebelum pelaksanaan, permukaan dari semua bahan/material yang termasuk


dalam pekerjaan harus bersih dan bebas dari debu, minyak, air dan noda maupun
kotoran lainnya, peil atau elevasi permukaan tersebut sudah disetujui Konsultan
Pengawas.

3.2. Apabila dari bahan/material yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar yang
beracun atau membahayakan kesehatan keselamatan manusia, maka Kontraktor
harus menyediakan peralatan pelindung misalnya : masker, sarung tangan dan
sebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
Prosedur pelaksanaan harus sesuai dengan spesifikasi pabrik.
Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus diawasi oleh Tenaga
Ahli/Supervisi dari pabrik pembuat.
Biaya untuk hal ini ditanggung oleh Kontraktor, tidak dapat di-klaim sebagai
pekerjaan tambah.

3.3. Pekerjaan Waterproofing.

a. Persiapan Permukaan.

1. Bekisting pada bagian/sisi bawah pelat lantai dan pelat atap beton harus
sudah dilepas agar tidak menghambat butir butir air dalam beton untuk keluar.
Perawatan beton minimum telah melewati 7 hari dari yang dipersyaratkan
pekerjaan beton struktural.

2. Permukaan harus betul betul kering sebelum pelaksanaan lapisan


waterproofing.
Seluruh permukaan harus sudah bebas dari minyak, retak atau lubang, serbuk
aduk beton, debu gumpalan aduk beton, bagian bagian yang menonjol tajam,
permukaan halus dan rata.

BAB IV - 8
Retak, lubang yang tidak berguna dan sebagainya harus ditutup dengan aduk
kedap air 1 PC : 3 PS hingga padat dan diratakan permukaan.

b. Pekerjaan Waterproofing Cair.

1. Perbandingan campuran semen dengan waterproofing cair adalah 2 : 1 tanpa


menggunakan air.
Pelaksanaan pekerjaan waterproofing cair dilakukan dengan dituangkan atau
memakai kuas dengan volume 1 galon untuk 10 - 15 M2.

2. Aplikasi/Pemasangan pada Pelat Beton.


Plat Atap Beton harus sudah berumur 28 hari, atau bila memakai bahan
pemadat (densifier) plat beton telah benar-benar mengeras, sesuai dengan
hasil tes laboratorium.
Kemiringan ideal menuju arah roof drain (sesuai yang dicantumkan dalam
Gambar Kerja).
Semua dudukan instalasi/pipa dan lain-lain harus sudah terpasang.
Ujung pemberhentian sepanjang bidang tegak/parapet/dinding dibuat groove
+/- 2 cM.
Pada bidang pertemuan antara plat lantai dan dinding atau parapet serta
semua dudukanbeton atau instalasi akan diisi adukan 5 x 5 cm.

3. Lapisan Pelindung.
Apabila diperlukan lapisan pelindung, dibuat dari lapisan ("screed") kedap air
1 PC : 3 PS dengan tulangan kawat kasa ayam.
Tebal lapisan minimal 3 cM dan maksimal 8 cM.

4. Pengujian.
Kontraktor harus melaksanakan pengujian kebocoran setelah selesai
pekerjaan lapisan waterproofing.
Cara pengujian dengan menuangkan air ke permukaan yang telah tertutup
lapisan waterproofing hingga ketinggian +/- 50 mM dan dibiarkan selama 3 x
24 jam.

5. Perbaikan Lapisan Waterproofing.


Apabila terjadi ketidak-sempurnaan dalam pelaksanaannya (terjadi
kebocoran), maka kontraktor diwajibkan memperbaiki kembali pekerjaan
tersebut hingga sempurna dan disetujui Pengawas dan biaya perbaikan
tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Metoda pelaksanaan perbaikan waterproofing harus mengikuti petunjuk/saran
dari pakarnya dan disetujui oleh Pengawas.

Pasal 6
PEKERJAAN PENGECATAN

14.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :


 Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan bata, beton yang ditampakkan.
 Pekerjaan pengecatan plafon gypsum board dan GRC.
 Pekerjaan pengecatan permukaan logam seperti tercantum dalam gambar kerja.

BAB IV - 9
14.1.1. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Bata, Beton.
Semua permukaan dinding pasangan bata dan permukaan beton yang
tampak/exposed seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

14.1.2. Pekerjaan Pengecatan Logam.


Semua pekerjaan logam yang terpasang seperti yang tercantum dalam Gambar
Kerja dengan ketentuan sebagai berikut :
 Semua bagian/permukaan yang tampak/exposed dicat sampai dengan cat
finish.
 Semua bagian/permukaan yang tidak ditampakkan/un-exposed dicat hanya
sampai dengan cat dasar.

14.2. PERSYARATAN BAHAN

14.2.1. Cat Tembok.


Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas baik, tahan terhadap udara dan garam,
produk MOWILEX, DULUX atau yang setaraf.

14.2.2. Cat Logam.


Bahan dari jenis synthetic enamel super gloss kualitas utama.
Produk ICI/DULUX, DANAPAINT, JOTUN atau yang setaraf.

14.2.4. Plamur.
Bahan dari kualitas utama, produk ex Lokal mutu terbaik.

14.2.5. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut di atas mengenai
kemurnian cat yang akan dipergunakan.
Pembuktian berupa :
 segel kaleng
 test BD
 test laboratorium
 hasil akhir pengecatan
Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada Kontraktor.
Hasil test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen dan
diserahkan ke Direksi/Konsultan Pengawas untuk persetujuan pelaksanaan.

14.2.6. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada
bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cM2.
Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat,
jumlah lapisan, dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan akhir).

14.2.7. Semua bidang contoh tersebut harus disampaikan kepada Direksi/Konsultan


Pengawas dan Perencana.
Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh Perencana dan
Direksi/Konsultan Pengawas, barulah Kontraktor melanjutkan dengan pembuatan
"mock-up".

14.2.8. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas, untuk


kemudian akan diteruskan ke Pemberi Tugas, minimal 5 Galon (1 galon isi 2,5 ltr)
tiap warna dan jenis cat yang dipakai.
Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas
identitas cat yang ada di dalamnya.

BAB IV - 10
Cat ini akan dipakai sebagai cadangan oleh Pemberi Tugas untuk perawatan.

14.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

14.3.1. Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila dispesifikasikan
lain.
Tebal minimum dari tiap lapisan jadi ("finish") minimum sama dengan syarat yang
dispesifikasikan pabrik.
Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas yang
menunjukkan tanda tanda sapuan, roller maupun semprotan.

14.3.2. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau
membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor harus menyediakan
peralatan pelindung misalnya : masker, sarung tangan dan sebagainya yang harus
dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.

14.3.3. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang
lembab atau hu-jan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup.
Terutama untuk pelaksanaan di dalam ruangan bagi cat dengan bahan dasar
beracun atau membahayakan manusia, maka ruangan tersebut harus mempunyai
ventilasi yang cukup atau pergantian udara ber-langsung lancar.
Di dalam keadaan tertentu, misalnya untuk ruangan tertutup, Kontraktor harus
memakai Kipas Angin/Fan untuk memperlancar pergantian/aliran udara.

14.3.4. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan/vacuum
cleaner, semprotan dan sebagainya harus ter-sedia dari kualitas/mutu terbaik dan
jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.

14.3.5. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas.
Penyemprotan hanya boleh dilakukan bila disetujui Konsultan
Pengawas/MK/Direksi.

14.3.6. Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun pem-bersihan dengan kain
kering terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas/MK/Direksi terkecuali disyaratkan lain dalam spesifikasi ini.

14.3.7. Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk komponen
bahan/material logam, harus dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.

14.3.8. Standard Pengerjaan ("Mock-Up").


Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu
bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan.

Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur, material dan
cara pengerjaan.
Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai "mock-up" ini akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas/MK/Direksi.

Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Konsultan


Pengawas/MK/Direksi dan Perencana, maka bidang-bidang ini akan dipakai
sebagai standard minimal keseluruhan Pekerjaan Pengecatan.

BAB IV - 11
14.3.9. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Pengawas/MK/Direksi harus diulang
dan diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar
atau cat finish yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunh-jukkan oleh
Konsultan Pengawas/MK/Direksi. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, tidak
dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.

14.3.10. Selama pelaksanaan, Kontraktor harus diawasi oleh tenaga akhli/supervisi dari
pabrik pembuat.
Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan
tambah.

14.3.11. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Bata, Beton, & Plafon
GRC.

a. Sebelum pelaksanaan :
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran atau noda lain,
bekas bekas cat yang terkelupas bagi permukaan yang pernah dicat dan dalam
kondisi kering.

b. Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.


Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak mungkin meng-gunakan
roller.

c. Permukaan Interior.
1. Lapisan pertama :
Cat jenis Acrylic Wall Filler.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kape.
Ketebalan lapisan adalah 25 - 150 micron atau daya sebar per liter adalah 10
M2.
Tunggu selama minimum 12 jam sebelum pelaksanaan pelapisan ber-ikutnya.

2. Lapisan kedua :
Cat dasar jenis Alkali Resisting Primer.
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Ketebalan lapisan 25 - 40 micron atau daya sebar per liter 13- 15 M2.
Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.

3. Lapisan ketiga dan keempat :


Cat jenis Vynil Acrylic Emulsion.
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Ketebalan setiap lapis 25 - 40 micron atau daya sebar per liter 11 - 17 M2
per lapis.
Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam.
Warna ditentukan kemudian.

d. Permukaan Exterior.

1. Lapisan pertama :
Cat jenis Acrylic Wall Filler.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kape.
Ketebalan lapisan adalah 25 - 150 micron atau daya sebar per liter adalah 10
M2.
Tunggu selama minimum 12 jam sebelum pelaksanaan pelapisan ber-ikutnya.

BAB IV - 12
2. Lapisan kedua :
Cat dasar jenis Alkali Resisting Primer.
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Ketebalan lapisan 25 - 40 micron atau daya sebar per liter 13- 15 M2.
Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.

3. Lapisan Ketiga dan Keempat :


Cat jenis Weathershield.
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Ketebalan setiap lapis 25 - 40 micron atau daya sebar per liter 11 - 17 M2
per lapis.
Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam.
Warna ditentukan kemudian.

14.3.12. Pekerjaan Pengecatan Logam yang Ditampakkan.

a. Persiapan Sebelum Pengecatan.


Bersihkan permukaan dari kulit giling (kerak/millscale), karat, minyak, lemak dan
kotoran lain secara teliti, seksama dan me-nyeluruh sehingga permukaan yang
dimaksud menampilkan tampak logam yang halus dan mengkilap.
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan sikat kawat mekanik/Mechanical Wire Brush.
Akhirnya permukaan dibersihkan dengan Vacuum Cleaner atau sikat yang
bersih.
Sebelum dilakukan pengecatan semua permukaan logam harus mendapat
"solvent treatment" untuk menghilangkan lemak dan kotoran.

b. Lapisan Pertama :
Pekerjaan cat primer/dasar dilaksanakan sebelum komponen bahan/material
logam terpasang.
Cat primer jenis Quick Drying Primer Red Lead.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.
Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.

c. Lapisan Kedua :
Cat dasar jenis Undercoat.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.
Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.

d. Lapisan Ketiga dan Keempat :


Cat akhir/finish jenis Synthetic Super Gloss atau setaraf.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.
Tenggang waktu antara pelapisan minimum 16 jam.
Warna ditentukan kemudian.

14.3.13. Pekerjaan Pengecatan Logam yang Tidak Ditampakkan.


Semua pengecatan permukaan logam yang tidak ditampakkan hanya cat dasar
jenis Quick Drying Primer Red Lead 1 lapis.
Pelaksanaan dengan kuas.

BAB IV - 13
PASAL 7
PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN
DAN PENGAMANAN SETELAH PEMBANGUNAN

Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam Lingkup
Pekerjaan seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam Buku ini dari semua barang atau
bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan yang menjadi
tanggung jawab Kontraktor bersangkutan selesai.

Semua bekas bongkaran bangunan existing dan sebagainya harus dikeluarkan dari tapak
konstruksi.

Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan bahan/material, barang


maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.

PASAL 8
TENAGA DAN SARANA KERJA

Kontraktor / Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan
berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan
pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun
hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai
dengan sempurna sampai dengan diserah-terimakannya pekerjaan tersebut kepada Pemberi
Tugas.

9.1. TENAGA KERJA / TENAGA AHLI


Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan volume
pekerjaan yang akan dilaksanakan.

9.2. PERALATAN BEKERJA


Menyediakan alat-alat bantu seperti mesin las, alat bor, alat-alat pengangkat dan pengangkut
serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

9.3. BAHAN-BAHAN BANGUNAN


Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis pekerjaan
yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.

9.4. PENYEDIAAN AIR DAN LISTRIK UNTUK BEKERJA

9.4.1. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor / Pemborong dengan membuat
sumur pompa sementara di lokasi proyek atau di-supply dari luar.

9.4.2. Air harus bersih, bebas dari : bau, lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang merusak.
Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Konsultan Pengawas /
Direksi.

9.4.3. Kontraktor / Pemborong harus membuat bak penampung air untuk bekerja yang
senantiasa terisi penuh dengan kapasitas minimum 3,5 m3.

9.4.4. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor / Pemborong dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan. Penggunaan Genset untuk
pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara apabila
sambungan sementara PLN tidak memungkinkan dan harus atas petunjuk Konsultan Pengawas.

BAB IV - 14
PASAL 10
PERSYARATAN PELAKSAAN

10.1. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

Untuk menghindari klaim dari ‘User’ / Proyek dikemudian hari, maka Kontraktor /
Pemborong harus betul-betul memperhatikan pelaksanaan pekerjaan struktur dengan
memperhitungkan “ukuran jadi (finished)” sesuai persyaratan ukuran pada gambar kerja dan
penjelasan RKS.

Kontraktor / Pemborong wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti


petunjuk dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang
dipergunakan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis dan atau petunjuk yang
diberikan oleh Konsultan Pengawas.

Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan, pemborong harus menyediakan :

1. Penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli dibidangnya selama pelaksanaan
pekerjaan dan selama masa pemeliharaan guna memenuhi kewajiban menurut kontrak.

2. Buku komunikasi untuk kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek.

3. Buku Tamu untuk kunjungan tamu-tamu yang tidak ada hubungannya dengan proyek.

4. Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail dari pekerjaan.

5. Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah :


• 1 (satu) kamera.
• 1 (satu) alat ukur optik ( theodolit & waterpass).
• 2 (dua) unit komputer dan 1 (satu) printer A3.
• 1 (satu) alat ukur panjang 5 m & 50 m.
• 1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cm.

10.2. STANDAR YANG DIPERGUNAKAN.


Semua pekerjaan yang akan silaksanakan harus mengikuti Standar Normalisasi Indonesia,
Standar Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada hubungannya dengan
pekerjaan, antara lain :

- PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia.


- NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
- NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia.
- NI-10 : Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan.
- PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia.
- PUIL-1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik.
- PPBI-1984 : Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia.
- SII : Standar Industri Indonesia.
- SKSNIT-15-1991-03(PBI-1991 ) : Peraturan Beton Bertulang Indonesia.
- AVWI : Peraturan Umum Instalasi Air.
Serta :

BAB IV - 15
• Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1981.

• Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Tentang Keselamatan Tenaga


Kerja yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.

• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/KPTS/1985 tentang


penanggulangan bahaya kebakaran.

Jika tidak terdapat di dalam Peraturan / Standar / Normalisasi tersebut di atas, maka
berlaku Peraturan / Standar / Normalisasi Internasional ataupun dari negara asal produsen
bahan / material / komponen yang bersangkutan.

Selain ketentuan-ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini :

• Dokumen Lelang yang sudah disahkan oleh Pemberi Tugas (Gambar Kerja, RKS, BQ,
BA, Aanwijzing dan Surat Perjanjian / Kontrak ).

• Shop Drawing yang dibuat oleh Kontraktor / Pemborong dan sudah disetujui /
disahkan oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.

BAB IV - 16

Anda mungkin juga menyukai