Anda di halaman 1dari 4

Pekerjaan Pengecoran beton dan beton

bertulang

Pekerjaan beton dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku (SNI03
2847 Tahun 2002) dengan jenis beton yang akan dilaksanakan sesuai dengan Rencana Anggaran
dan Biaya (RAB).
Persyaratan uji :

Trial Test dan Mix Design, Merupakan uji awal sebelum pengecoran dilaksanakan, untuk
mengetahui takaran sesuai dengan mutu beton yang disyaratkan dan dipakai sebagai
acuan untuk pelaksanaan pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pelaksanaan beton
struktur.
Actual Random Test, Merupakan uji acak selama pelaksanaan pengecoran berlangsung
untuk mengetahui mutu beton pada bagian struktur tertentu.
Slump Cone Test, Merupakan uji acak untuk mengetahui mutu adukan beton dalam hal
ini jumlah volume airnya, untuk menjaga konsistensi perbandingan air, semen sehingga
didapat mutu beton seperti yang disyaratkan.
Tes Tekan Beton, Pada saat pelaksanaan pengecoran pondasi, balok, plat dan kolom
harus dibuatkan silinder dengan ukuran dan jumlah disesuaikan dengan ketentuan yang
dimuat dalam (SNI03 2847 Tahun 2002), dan dilakukan pengetesan di Laboratorium
konstruksi beton.

Adukan beton dengan perbandingan 1 pc : 3 ps : 5 kr digunakan untuk beton tidak bertulang


seperti : rabat beton dan lantai kerja, sedangkan adukan beton dengan campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr
dipakai untuk kolom praktis, balok latai, ring balk atau beton yang bukan struktur.
Bahan untuk adukan beton :
Semen :

Untuk pekerjaan konstruksi beton bertulang harus memakai semen sesuai standart SNI.
Dalam pelaksanaan pekerjaan diharuskan memakai semen satu produk/merk.

Semen yang didatangkan harus baik dan baru serta di dalam kantong-kantong semen
yang masih utuh.
Untuk penyimpanan diletakkan min. 20 cm diatas tanah. Semen yang mulai mengeras
harus segera dikeluarkan dari lapangan/lokasi.

Agregat Beton :

Pasir beton harus tajam, keras, bersih dari kotoran-kotoran dan bahan kimia, bahan
organik dan susunan diameter butirnya memenuhi persyaratan-persyaratan (SNI03
2847 Tahun 2002) jumlah butiran lumpur lembut harus kurang dari 5% keseluruhannya.
Ukuran maksimum dari batu pecah/split adalah 2 cm dengan bentuk lebih kurang seperti
kubus dan mempunyai bidang pecah minimum 3 muka dan split harus bersih, keras dan
bebas dari kotoran-kotoran lain yang dapat mengurangi mutu beton dan memenuhi
persyaratan (SNI03 2847 Tahun 2002).
Susunan ukuran koral/pembagian butir harus termasuk susunan batu agregat campuran di
daerah baik menurut (SNI03 2847 Tahun 2002).

Air :

Untuk adukan, air yang dipergunakan harus bebas dari asam, garam, bahan alkali dan
bahan organik yang dapat mengurangi mutu beton.

Besi Beton :

Pembengkokkan dan pemotongan baja tulangan harus dilaksanakan menurut gambar /


rencana detail dengan menggunakan alat potong dan mal-mal yang sesuai dengan
diameter masing-masing.

Kayu untuk cetakan beton :

Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat dalam PPKI 70 atau dipakai kayu
meranti.
Papan bekisting dari papan meranti tebal 2 cm / multiplek tebal 9 mm dan
pemakaiannya maksimum 2 (dua) kali. Sebelum pengecoran bidang multiplek dilapis
cairan mud oil sampai rata agar pada waktu pembongkaran, beton tidak menempel pada
papan / multiplek, perancah bekesting dipergunakan kayu meranti ukuran minimum 5/7
cm atau rangka baja/schafolding.

Pelaksanaan Pekerjaan Beton :

Pekerjaan pengecoran harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan penghentian


pengecoran, kecuali bila sudah diperhitungkan pada tempat-tempat yang aman.
Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata harus memakai mesin
Pengaduk beton / Concrete mixer pengaduk (untuk pembuatan beton praktis campuran 1
pc : 2 ps : 3 kr) dan memakai Ready Mix (untuk pembuatan beton struktur dengan mutu
beton fc 22 Mpa).

Segera setelah beton dituangkan kedalam bekesting, adukan harus dipadatkan dengan
concrete vibrator
Selama waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari pengeringan yang terlalu cepat
dan melindunginya dengan menggenangi air diatas permukaan terus menerus selama
paling tidak 10 (sepuluh) hari setelah pengecoran plat lantai, sedangkan untuk kolom
struktur harus dilindungi dengan membungkus dengan karung goni yang dibasahi.
Pembongkaran bekesting tidak boleh dilakukan sebelum waktu pengerasan dipenuhi dan
pembongkarannya dilakukan dengan hati-hati dan tidak merusak beton yang sudah
mengeras
Apabila konstruksi beton bertulang langsung terletak diatas tanah, maka sebelumnya
harus dibuat lantai kerja yang rata dengan campuran 1 pc : 3 ps : 6 kr dengan ketebalan
minimum 5 cm.

Pekerjaan Bekisting :

Untuk mendapatkan bentuk penampang, ukuran dari beton seperti yang ditentukan dalam
gambar konstruksi, bekesting harus dikerjakan dengan baik, teliti dan kokoh.
Bekesting untuk pekerjaan beton, yaitu kolom, lantai, balok dll. dibuat dari papan/
multiplek t = 9 mm yang berkwalitas baik dan tidak pecah-pecah.
Konstruksi dari bekesting seperti sokongan-sokongan perancah dan lain-lain yang
memerlukan perhitungan
Cetakan harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran dan tepitepi yang sesuai dengan gambar-gambar rencana dan syarat-syarat pelaksanaan.
Bambu disarankan tidak digunakan sebagai tiang cetakan, disamping kekuatan dan
kekakuan dari cetakan juga stabilitas perlu diperhitungkan dengan baik, terutama
terhadap berat beton sendiri serta bahan-bahan lainnya yang timbul selama pengecoran,
seperti akibat vibrator dan berat para pekerja.
Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekesting harus bersih dan kering dari
air limbah, minyak dan kotoran lainnya.

Pekerjaan Baja Tulangan :

Gambar rencana kerja untuk baja tulangan meliputi rencana pemotongan, pembengkokan,
sambungan, penghentian dll. Untuk semua pekerjaan tulangan harus dipersiapkan
menurut SNI03 2847 Tahun 2002.
Pemasangan tulangan harus sesuai dengan jumlah dan jarak yang ditentukan dalam
gambar.
Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai rencana, dan harus dijaga
jarak antara tulangan dengan tulangan, jarak antara tulangan dengan bekesting untuk
mendapatkan tebal selimut beton / beton decking yang cukup.
mempergunakan penyekat / spacer, dudukan / chairs dari blok beton atau baja.
Bila dipakai blok beton, maka mutu beton harus sesuai dengan beton yang bersangkutan
atau dengan campuran 1 Pc : 2 Ps dan dipasang sudah dalam kondisi kering, semua
tulangan harus diikat dengan baik dan kokoh sehingga dijamin tidak bergeser pada waktu
pengecoran.

Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan harus diperiksa terlebih dahulu untuk
memastikan ketelitian penempatannya, kebersihan dan untuk mendapatkan perbaikan bila
perlu.
Tulangan yang berkarat harus segera dibersihkan atau diganti
Khusus untuk tebal selimut beton, dudukan harus cukup kuat dan jaraknya sedemikian
sehingga tulangan tidak melengkung dan beton penutup tidak kurang dari yang
disyaratkan. Toleransi yang diperkenankan terhadap bidang horizontalnya adalah 2.5
mm.

Anda mungkin juga menyukai