PASAL 1.
PEKERJAAN ADUKAN DAN CAMPURAN.
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan adukan pasangan batu bata.
Pekerjaan adukan lain seperti tercantum dalam gambar kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN
Semen, Sesuai persyaratan dalam BAB II Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Struktur.
Pasir, Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam, keras, bersih
dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan-bahan organis.
Air, Air yang dipakai harus bebas dari lumpur , minyak , asam , bahan organik, basa, garam, dan
kotoran lainnya, jumlah yang dapat merusak
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
Campuran dalam adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
Cara pembuatannya menggunakan Mixer selama 3 (tiga) menit.
Jenis Adukan ;
a. Adukan biasa adalah campuran I PC : 4 PS
Adukan ini untuk pasangan batu tela serta untuk menutup semua permukaan dinding
pasangan bagian dalam bangunan, yang dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum
didalam gambar kerja.
b. Adukan kedap air adalah campuran 1 PC : 2 PS dan 1 PC : 3 PS
Adukan plesteran ini untuk :
Menutup semua bagian permukaan dinding pasangan pada bagian luar/tepi luar bangunan.
Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang disyaratkan harus kedap
air seperti tercantum didalam Gambar Kerja.
Semua pasangan tela dibawah permukaan tanah hingga ketinggian sampai 20 cm dari
permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam Gambar kerja.
Semua jenis adukan tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan
masih segar dan belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu pencampuran adukan dengan
pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk adukan kedap air.
PASAL 2.
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA
1. LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan dinding bata ½ batu.
Pekerjaan pasangan batu bata lainnya seperti tercantum dalam Gambar kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN
Batu Bata : Batu yang dipakai adalah batu bata merah dari mutu yang terbaik, setaraf tela F, dengan
pembakaran sempurna dan merata.
Semen : Sesuai pasal 1 butir 2.1. BAB ini.
Pasir : Sesuai pasal 1 butir 2.2. BAB ini.
Air : Sesauai pasal 1 butir 2.3. BAB ini.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.1. Pelaksanaan pekerjaan ini, kontraktor harus memperhatikan detail bentuk profil, sambungan dan
hubungan dengan material lain dan melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum didalam
Gambar Kerja.
3.2 Sebelum pemasangan, batu tela harus direndam dalam air bersih dulu sehingga jenuh. Pada saat
diletakkan, tidak boleh ada genangan air diatas batu tela tersebut.
Aduk Perekat / Spesi
a. Aduk Perekat/Spesi untuk pasangan batu tela kedap air adalah campuran 1 PC : 3 PS untuk,
- Dinding pasangan tela daerah basah.
- Dinding pasangan tela yang langsung berhubungan dengan luar dan Saluran.
b. Untuk semua pasangan batu tela terhitung dari Peil + 0.20 ke atas, dipakai aduk perekat/spesi
campuran disyaratkan kedap air seperti yang tercantum didalam Gambar Kerja.
c. Persyaratan pembuatan adukan harus sesuai dengan pasal 1 dalam Bab ini.
3.4. Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk perekat/spesi harus sama setebal 1
cm. Semua pertemuan horizontal dan vertikal harus terisi dengan baik dan penuh.
3.5. Pemasangan dinding pasangan tela dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 24 lapis
setiap harinya, diikuti dengan cor kolom dan balok praktis.
Persyaratan pelaksanaan kolom dan balok praktis, mengacu pada pelaksanaan pekerjaan beton di
bab lain dalam buku ini.
3.6. Pemasangan batu tela harus rapi, sama tebal, lurus, tegak dan pola ikatan harus terjaga baik
diseluruh pekerjaan. Pertemuan sudut antara dua dinding harus rapih dan siku seperti tercantum
dalam Gambar Kerja.
3.7. Pekerjaan pemasangan batu tela harus benar vertikal dan horizontal. Pengukuran dilakukan
dengan tiang lot dan harus diukur tepat.
Untuk permukaan yang datar, telas toleransi pe-lengkungan atau pe-cembungan bidang tidak boleh
melebihi 5 mM untuk setiap jarak 200 cM vertikal dan horizontal.
3.8. Semua pasangan tela yang tertyanam dalam tanah harus dilapis aduk kasar sampai setinggi
permukaan tanah.
3.9. Setelah bisa terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok dengan kedalaman 1 cM dengan
rapi dan dibersihkan denhgan sapu lidi, kemudian disiram air dan siap menerima plesteran.
3.10. Sebelum diplester, permukaan pasangan tela harus dibasahi dahulu dan siar-siar telah dikerok dan
dibersihkan.
3.11. Pembuatan lubang pada dinding pasangan tela untuk perancah sama sekali tidak
diperkenankan.
3.12. Tidak diperkenankan memasang tela merah yang patah dua melebihi dari 5 %. Tela
yang patah lebih dari 2 (dua) bagian tidak boleh dipergunakan.
PASAL 3.
PEKERJAAN PASANGAN UBIN KERAMIK
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan urugan pasir dibawah pasangan lantai.
Pekerjaan ubin keramik polos untuk lantai dan dinding.
Pekerjaan ubin keramik anti licin lantai KM/WC.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Semen
Sesuai dengan Pasal 1 butir 2.1. BAB ini.
2.2. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 2.2. BAB ini.
2.3. Air.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 2.3. BAB ini.
2.4. Ubin Keramik (Ceramic Tile)
Jenis : Ubin Keramik
Permukaan : Licin Polos dan Anti Licin / Teksture,
untuk Ruangan dan dinding serta lantai rabat dan KM/WC.
Ketebalan : 6 mm.
Warna : Ditentukan kemudian.
Ukuran : 20 x 20 cm anti licin, untuk lantai KM/WC, sesuai gambar.
20 x 40 cm polos, untuk dinding KM/WC, sesuai gambar
40 x 40 cm anti licin, untuk lantai ruangan sesuai gambar.
40 x 40 cm polos, untuk lantai ruangan sesuai gambar.
10 x 40 cm polos, untuk plint dinding sesuai gambar.
Kualitas : Kelas 1 , Heavy duty , Single firing.
2.6. Aduk Pengisi Siar.
Aduk pengisi siar dan nat yaitu semen warna yang sesuai dengan ubin keramik.
2.7. Kontraktor harus mengajukan contoh bahan sebanyak 3 (tiga) set kepada Pemberi Tugas untuk
mendapatkan persetujuan (tekstur dan warna), selanjutnya dipaakai sebagai standard dalam
memeriksa / menerima bahan yang dikirim ke lapangan.
2.8. Ubin Keramik yang akan dipasang, ukuran diagonalnya harus benar-benar sama, masing-masing
tepinya benar-benar menyiku dan tidak cacat.
2.9. Kontraktor wajib menyerahkan / menyediakan cadangan bahan sebanyak 2,5 % dari keseluruhan
bahan yang akan dipasang.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.1. Pada saat pemasangan , keramik harus dalam keadaan baik , tidak retak, tidak cacat
atau ternoda dan warna sesuai dengan yang disyaratkan.
3.2. Seluruh pemasangan ubin keramik dan granit harus dengan merendam sampai jenuh air
kemudian ditiriskan berbaris sampai kering.
3.3. Agar adukan /campuran pengisi siar tidak menempel pada permukaan keramik, maka sebelum
pemasangan, seluruh permukaan atas keramik harus diolesi minyak kacang.
Pola pemasangan ubin keramik harus sesuai dengan Gambar Kerja / Shop Drawing atau sesuai
dengan petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.
3.5. Bila diperlukan pemotongan ubin keramik, maka harus terlebih dahulu dipergunakan alat
pemotong khusus sesuai dengan petunjuk pabrik. Hasil pemotongan harus siku dan lurus (tidak
bergerigi), bagian sisi yang terpotong dihaluskan dengan ampelas, sehingga membentuk
pinggiran yang serupa dengan sebelum dipotong.
3.6. Pemasangan ubin keramik harus benar-benar rata. Permukaannya harus tepat pada peil finish
atau ketebalan finish dan sesuai dengan kemiringan seperti disyaratkan
3.7. Garis-garis tepi ujung keramik yang terbentuk maupun siar-siar harus lurus. Lebar siar
untuk keramik harus sama yaitu lebar maksimum 3 mM dengan kedalaman 2 mM. Bahan pengisi
siar adalah seperti yang tercantum didalam pasal 3 butir 2.6.
Persyaratan pelaksanaan aduk pengisi ini harus sesuai dengan spesifikasi pabrik agar didapatkan
hasil yang baik. Sebelum dan sesudah pelaksanaan aduk pengisi, siar harus bersih dari debu dan
kotoran lainnya. Pembersihan segera dilaksanakan sebelum menjadi keras/kering dengan lap
basah.
3.8. Untuk nosing tangga menggunakan produk Essenza dengan penambahan “pinggul” , sesuai
dengan Gambar kerja.
3.9. Ubin keramik / granit yang telah terpasang harus segera dibersihkan dari bercak noda aduk.
perekat dan aduk pengisi siar dengan lap/kain yang dibasahi dengan air bersih dan dilindungi dari
kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.
3.10. Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, ubin keramik/granit harus dihindarkan dari
injakan/pemberian beban.
3.11. Bila terjadi kerusakan / cacat, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaiki kembali dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan. Biaya untuk pekerjaan ini adalah tanggung jawab Kontraktor dan
tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
3.12. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa sparing dan atau jaringan pipa sudah
harus terpasang pada tempatnya.
3.13. Kontraktor harus mempelajari Gambar kerja dan koordinasi dengan pekerjaan Plumbing
dan mekanikal dibawah pengarahan Konsultan Pengawas.
3.14. Lantai dasar; Khusus untuk lantai dasar, maka berlaku persyaratan pelaksanaan sebagai
berikut :
Tanah urug sebagai dasar harus mencapai kepadatan yang disyaratkan dan rata Waterpass.
Persyaratan pelaksanan pengurukan dan pemadatan tanah harus mengikuti uraian pada BAB
pekerjaan tanah.
Selanjutnya dihamparkan lapisan pasir. Lapisan pasir ini harus padat dan tidak berongga
dan rata Waterpass. Ketebalan lapisan pasir 10 cM atau sesuai dengan Gambar Kerja.
Selanjutnya adalah lapisan beton tumbuk. Pembuatan lapisan beton tumbuk harus sesuai
dengan persyaratan seperti tercantum dalam pasal 4 butir 3.2. BAB ini.
Adukan adalah 1 PC : 5 PS terkecuali untuk daerah basah, area dapur, aduk plesteran adalah
untuk kedap air yaitu 1 PC : 3 PS.
Persyaratan pekerjaan adukan harus mengikuti uraian pada Pasal 1 Pekerjaan Adukan dan
Campuran. Dalam pelaksnaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan dengan
sesama peil-peil finishing dan arah kemiringan seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Permukaan jadi / finishing lantai harus menunjukan tepat pada peil finish ataupun kemiringan
yang disyaratkan.
3.15. Lantai Tingkat ;
Untuk lantai tingkat, diatas plat lantai beton langsung dihamparkan pasir padat dan tidak berongga
setebal 5 cM atau sesuai dengan Gambar Kerja. Cara pelaksanaan selanjutnya seperti pada butir
3.2.
3.16. Dinding dan Bidang Vertikal Lainnya;
Campuran adukan 1 PC : 0 PS.
Sebelum pemasangan ubin keramik, permukaan dinding, khususnya permukaan beton, harus
dikasarkan terlebih dahulu. Sesudah ubin keramik terpasang, nat harus diisi penuh dengan
adukan pengisipengisi (grouting) ex AM.
Adukan pengisi sesuai dengan persyaratan bahan dengan butir 2.8. dan warnanya sesuai
dengan warna ubin keramik yang telah terpasang dengan mengunakan kain/lap basah, atau
dengan zat pembersih yang telah direkomendasikan oleh pabrik.
PASAL 4.
PEKERJAAN BETON
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Pekerjaan Beton Bertulang.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Semua pekerjaan beton yang bersifat struktural maupun non struktural dengan ukuran sesuai
yang tercantum dalam Gambar Kerja.
1.2. Pekerjaan Beton Tumbuk.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pembuatan lantai kerja beton tumbuk pada Lantai Dasar.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Besi Beton.
Besi beton yang dipakai adalah dari mutu U-24 untuk diameter yang lebih kecil dari 16 mM.
Besi beton harus bersih dari lapisan minyak, dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih.
Penamapang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2. Diameter besi beton yang
dipasang harus sesuia dengan Gambar kerja.
Besi beton yang tidak memenuhi persyaratan harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja
dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi/ Konsultan Pengawas.Kawat
pengikat besi beton adalah baja lunak dan tidak disepuh lapis seng. Diameter kawat lebih
besar atau sama dengan 0.4 mM. Kawat pengikat harus memenuhi syarat-syarat dalam NI-2
(PBI-1971).
2.2. Semen : Sesuai dengan Pasal 1 butir 2.1. BAB ini.
2.3. Pasir :
Sesuai dengan Pasal 1 butir 2.2. BAB ini.
Pasir yang dipakai harus pasir beton.
2.4. Koral beton / split.
Koral beton/split yang dipakai harus bersih, bersudut tajam, tidak berpori, serta menpunyai
gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat NI-2.
Penyimpanan/penimbunan koral beton/split dengan pasir harus dipisahkan satu dengan yang
lain, sehingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan adukan beton yang
disyaratkan.
2.5. Air Kerja :
Sesuai dengan Pasal 1 butir 2.3. BAB ini.
2.6. Acuan Bekisting dan Perancah.
Papan acuan/bekisting dibuat dari multiplex tebal 10 mM. Balok-balok pengaku dan pengikat
papan acuan dari kaso 5/7.
Perancah disyaratkan memakai perancah besi, tidak diperkenankan memakai bambu.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.1 Beton Bertulang
Campuran dan Mutu beton.
Campuran adalah 1 PC : 2 PS : 3 KR.
Mutu beton yang disyaratkan dalam pekerjaan bertulang non sruktural ini adalah
K-175.
Pembesian.
Pembuatan tulangan-tulangan untuk telang lurus atau yang dibengkokkan,
sambungan, kait-kait dan sengkang (ring), persyaratannya harus sesuai dengan NI-2
(PBI-1971). Pemasangan dan pengunaan tulangan beton harus sesuia dengan Gambar
Kerja.
Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi besi tersebut
tidak berubah selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan papan
acuan/bekisting atau lantai kerja dengan memasang selimut beton dan bantalan tahu
betin sesuai dengan NI-2 ( PBI-1971).
Pekerjaan Acuan/Bekisting.
Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan dalam Gambar Kerja. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan
perkuatan-perkuatan, sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan
kedudukannya selama pengecoran berlangsung.
Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaan licin,bebas dari kotoran tahi gergaji,
potongan kayu, tanah Lumpur dan sebagainya.
Cara pengadukan menggunakan beton molen.
Takaran untuk Semen Portland, pasir dank oral harus terlebih dahulu oleh
Direksi/ Konsultan pengawas. Beton harus dilindungi dari sinar matahari langsung, hingga
terjadi penguapan terlalu cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya
hujan harus diperhatikan.
Pengecoran Beton.
Sebelum pelaksanan pengecoran, Kontraktor diwajibkan melaksanakan pelerjaan
persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh,
pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan, dan penempatan
penahan jarak.
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi/ konsultan
pengawas.
Pengecoran harus dilakukan dengan menggunakan alat penggetar beton untuk
menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan dari terjadinya cacat pada beton
seperti keropos dan sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.
Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya,
maka tempat penghentian tersebut harus disetujui Direksi/ Konsultan Pengawas.
Penyambungan beton lama dengan beton baru harus memakai adukan perekat
CALBOND.
Permukaan beton lama yang akan diteruskan pengecorannya harus dikasarkan,
dilapis dengan adukan perekat CALBOND yang pembuatannya sesuia dengan
persyaratan pabrik pembuat, selanjutnya langsung dilakukan pengecoran baru.
PASAL 5.
PEKERJAAN PLESTERAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Plesteran aci halus untuk dinding pasangan tela dan permukaan beton.
Plesteran kedap air.
Plesteran biasa.
Plesteran kasar untuk dinding pasangan tela yang tertanam dalam tanah dan untuk dinding telas
dengan tetangga yang terlhat.
Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai lainnya seperti terurai dalam Gambar Kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Semen. Sesuai dengan Pasal 1 butir 2.1. BAB ini.
2.2. Pasir. Sesuai dengan Pasal 1 butir 2.2. BAB ini.
2.3. Air. Sesuai dengan Pasal 1 butir 2.3. BAB ini.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.1. Campuran Plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding pasangan tela atau bidang
beton teleh disetujui secara tertulis oleh Direksi/ Konsultan Pengawas.
3.2. Jenis Plesteran.
a. Plesteran kasar adalah plesteran permukaan tidak dihaluskan.
Campuran plesteran kasar adalah campuran kedap air, yaitu 1PC : 3PS. Dipakai untuk :
- Menutup permukaan dinding pasangan yang tertanam didalam tanah hingga kepermukaan
tanah dan atau lantai.
- Menutup permukaan dinding pagar yang menghadap tetangga.
b. Plesteran biasa adalah campuran 1 PC : 4 PS
Aduakan plesteran ini untuk pasangan batu tela dan batu tempel serta untuk menutup semua
permukaan dinding pasangan bagian dalam bangunan, yang disyaratkan tidak kedap air seperti
tercantum didalam Gambar Kerja.
c. Plesteran kedap air adalah campuran 1 PC : 2 PS
Aduk plesteran ini untuk :
- Menutup semua adukan dinding pasangan pada bagian luar dan tepi luar bangunan.
- Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang disyaratkan harus kedap
air seperti tercantum didalam Gambar Kerja hingga ketinggian 150 cM dari permukaan lantai.
- Semua pasangan tela dibawah permukaan tanah hingga ketinggian minimal 20 cm dari
permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
d. Plesteran halus/aci adalah campuran PC dengan air yang dibuat sedemikian rupa sehingga
mendapatkan campuran yang homogen.
3.3 Semua jenis plesteran tersebut diatas harus dipersiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam
keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan. Kontraktor
harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu pencampuran aduk plesteran dengan
pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk plesteran kedap air. Kontraktor harus
menyediakan pekerja/tukang yang ahli untuk pelaksanaan plesteran ini, khususnya untuk plesteran
aci halus. Terkecuali plesteran kasar, permukaan semua aduk plesteran harus diratakan.
Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus/aci halus : harus rata, tidak
bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga dan berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun
benda-benda lain yang membuat cacat.
3.4 Untuk permukaan dinding pasangan sebelum diplester harus dibasahi terlebih dahulu dan siar-
siarnya dikerok sedalam 1 cM.
3.5 Sedang untuk permukaan beton yang akan diplester, permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa
bekisting, kemudian dikasarkan (“scratched”). Semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau
formtie harus tertutup aduk plesteran. Untuk semua bidang dinding yang akan dilapis dengan
cat/wallpaper dipakai plesteran aci halus diatas permukaan plesterannya.
3.6 Untuk bidang dinding pasangan yang menggunakan bahan/material akhir lain, permukaan
plesterannya harus diberi alur-alur garis horizontal yang memberikan ikatan yang lebih baik
terhadap bahan/material yang akan digunaklan tersebut.
3.7 Untuk setiap pertemuan bahan /material yang berbeda jenisnya pada satu bidang datar, harus diberi
naat dengan ukuran lebar 0,7 cm dalam 0,5 cm.
3.8 Untuk permukaan yang datar, tela toleransi pelengkungan atau pecembungan bidang tidak boleh
melebihi 5mm, untuk setiap jarak 2M. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan harus
mencapai ketebalan permukaan dsinding/kolom seperti yang dinyatakan dan dicantumkan dalam
gambar kerja. Tebal plesteran adalah minimal 1,5 cm dan masimum 2,5 cm. Jika ketebalan melebihi
2,5 cm, maka diharuskan menggunakan kawat yang diikatkan/dipaku kepermukaan dinding
pasangan yanag bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat plesteran.
3.9 Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi pipa listrik,
pipa plumbing untuk seluruh bangunan.
4. Pemeliharaan
Kelembaban Plesteran harus dijaga sehingga
pengeringan berlangsung wajar. Hal ini dilaksanakan degan membasahi permukaan plesteran setiap
kali terlihat kering dan melindunginya dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang
dapat mencegah penguapan air secara cepat.
Pembahasan tersebut adalah selama 7 (tujuh) hari
setelah pengacian selesai. Kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurang-kurangnya 2 (dua)
kali sehari sampai jenuh.
Selama plesteran belum dilapis dengan
bahan/material akhir, Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya, dan tidak dapat diklaim sebagai
pekerjaan tambah.
Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan
bahan/material akhir di atas permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2
(dua) minggu, cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat seperti yang disyaratkan tersebut
diatas.
PASAL 6.
PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU DAN DAUN JENDELA
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
1.2. Pekerjaan ini meliputi pembuatan kusen, daun pintu dan daun jendela seperti yang dinyatakan /
ditunjukan dalam gambar.
- Daun pintu panel
- Dan lain lain.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Bahan Rangka Kayu
a. Harus benar-benar kayu mutu terbaik dari jenisnya masing-masing.
b. Dihindarkan adanya cacat - cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah - pecah,
melengkung, melintir, urat kapur ,basah dan lapuk, melebihi yang diperkenankan sesuai dengan
PUBI- 1982. Pasal 37.tabel 2.
c. Syarat - syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat PKKI. Pasal 37. Dengan
kadar air maksimal 24%. (clean and dry).
Semua kayu yang dipasang/dipakai ialah kayu Kelas kuat I (Kayu Besi) atau yang disetujui oleh
d.
Pengawas.
e. Penimbunan kayu ditempat pekerjaan sebelum pemasangan, harus diletakkan di tempat /
ruangan yang kering dengan sirkulasi udara yang baik. Tidak terkena cuaca langsung dan harus
dilindungi dari kerusakan.
f. Ukuran kusen adalah 5 cm x 10 cm atau sesuai dengan gambar detail
g. Tebal rangka kayu daun atau sesuai dengan gambar kerja.
2.2. Bahan Perekat
a. Untuk perekat digunakan lem kayu yang bermutu baik
b. Semua permukaan rangka kayu harus diserut, harus rata, lurus dan siku.
2.3. Bahan Panil Daun Pintu
a. Kayu yang dipakai adalah papan kayu besi seperti telah disebutkan terdahulu, yang telah
disetujui oleh Perencana / Pengawas.
b. Semua permukaan rangka kayu harus diserut, harus rata, lurus dan siku.
2.4. Bahan Finishing :
Finishing untuk permukaan kusen dan daun pintu / jendela sesuai gambar kerja
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada
kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
cara pemasangan, mekanisme dan detail sesuai dengan gambar detail dari perencana.
3.2. Seluruh pekerjaan kusen dan daun pintu / jendela harus dikerjakan diworkshop, penyimpanan kusen,
pintu / jendela di workshop atau ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/ tempat dengan
sirkulasi yang baik, tidak terkena suaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
3.3. Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut untuk rangka kayu dan penguat lain yang
diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk
bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
3.4. Semua kayu tampak harus diserut rata, halus, lurus dan siku-siku satu sama lain sisi-sisinya, dan di
lapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan/pemasangan.
3.5. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
3.6. Setelah pemasangan kusen atau daun pintu Kontraktor diwajibkan memberikan perlindungan
sedemkian rupa sehingga terhindar dari kerusakan-kerusakan oleh benturan-benturan benda-benda
lain dan dari kelembaban ataupun terkena cuaca langsung.
3.7. Apabila terjadi cacat atau kerusakan-kerusakan baik yang terlihat maupun yang tersembunyi,
Kontraktor wajib memperbaiki ataupun mengganti dengan yang baru sampai dengan disetujui oleh
Perencana atau Pengawas dengan seluruh biaya ditanggung oleh Kontraktor.
PASAL 7.
PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA (ALAT PENGGANTUNG DAN KUNCI)
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi :
- Pekerjaan perlengkapan pintu dan jendela kayu dan lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN :
Semua alat penggantung dan pengunci (“hardware”) yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam buku spesifikasi ini. apabila terjadi perubahan atau penggantian, harus
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu secara tertulis dari Pemberi Tugas.
Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan dari pemberi Tugas dan
Direksi/Konsultan Pengawas. Dalam pengajuan tersebut harus dengan komponen yang lengkap (anak
kunci). Pemilihan “hardware” pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis bahan pintu.
2.1. Perlengkapan
a. Engsel (“Hinge”)
Mekanisme : Ayun satu arah (“single swing”).
Spesifikasi : Tipe kupu-kupu dengan ring nylon.
Memenuhi standard SII – 0407-08
Pemakaian : Pintu kayu dan Alluminium
Ukuran : Standard produk (45 x 75 mm).
Jumlah : 3 (tiga) set per daun pintu
Produk : KEND
Warna : Ditentukan kemudian
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.1. Kontraktor wajib membuat shop drwaing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan gambar
dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan dilapangan.
Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara
lengkap didalam gambar dokumen kontrak sesuai dengan standardisasi pabrikasi, dan
pemasangannya untuk setiap pintu dan jendela.
Shop drawing harus disetujui dahulu oleh Direksi/Konsultan Pengawas sebelum
dilaksanakan. Pemasangan semua perangkat perlengkapan pintu, jendela dan bovenlicht
khususnya lockcase, handle blackplate harus rapi dan sesuai dengan letak posisi yang telah
ditentukan dalam gambar kerja dan atau petunuk Direksi/Konsultan Pengawas. Apabila hal
tersebut tidak tercapai, maka Kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
Shop drwaing harus disetujui dahulu oleh Direksi/Kosnultan Pengawas sebelum
dilaksanakan. Pemasangan semua perangkat perlengkapan pintu, jendela dan bovenlicht
khususnya lockcase, handle dan blackplate harus rapi dan sesuai dengan letak posisi yang
telah ditentukan dalam gambar kerja dan atau petunjuk Direksi/Konsultan pengawas. Apabila
hal tersebut tidak tercapai, maka kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
3.2. Engsel
Pemasangan :
Engsel atas, -/- 28 cm (as) permukaan atas pintu
Engsel bawah, -/- 28 cm (as) dari bawah pintu
Khusus pintu toilet/peturrasan dan janitor adalah +/- 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
PASAL 8.
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
- Pekerjaan langit-langit GRC Board 4 mm untuk seluruh ruang dan atau sesuai Gambar kerja.
2. PERYSARATAN BAHAN
2.1. GRC Board 4 mm
Tebal : max. 4 mm.
Ukuran : 122 mm x 244 mm
Type panel : disesuaikan
Produk : lokal
2.2. Rangka Langit-langit
Besi Hollow 40 x 40 mm
Ukuran : Sesuai dengan Gambar kerja
2.3. Lis Langit-langit
Bahan : Gypsum 12 cm
Ukuran Lis : sesuai dengan Gambar Kerja
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.1. Rangka Langit-langit
Persyaratan pelaksanaan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
Bahan rangka yang digunakan untuk pemasangan plafond GRC Board adalah besi
hollow 40 x 40 mm beserta kelengkapannya.
Pola rangka penggantung langit-langit sesuai dengan gambar rencana dan diperhatikan
benar-benar peilnya.
Bagian permukaan rangka langit-langit yang akan dipasang rangka langit-langit harus
rata permukaan, rangka terbuat dari besi hollow 40 x 40 mm.
Penggantung rangka langit-langit adalah klem besi strip dengan kawat/kabel baja yang
diikatkan ke stek peggantung langit-langit dengan wartelmur (“frame chip”).
Steck penggatung langit-langit dari besi beton berdiameter 6 mm, diikatkan ketulangan
pelat lantai atau balok beton, telah dipasang pada saat pengecoran.
3.2. Langit-langit GRC Board 4 mm
Panel GRC Board 4 mm yang dipasang adalah panel yang dipilih dengan baik, bentuk dan
ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompat atau cacat lainnya
dan telah mendapat persetujuan dari Direksi/kosuntlan pengawas.
Panel GRC Board 4 mm dipasang sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh pebrik
pembuatnya, pemakuan dengan paku khusus untuk panel GRC Board 4 mm dan pola
pemasangan sesuai gambar kerja.
Setelah selesai terpasang, bidang permukaan langt-lagit harus lurus, rata waterpass dan tidak
bergelombang, sambungan antar panel saling tegak lurus.
Toleransi kecembungan adalah 0,5 mM untuk jarak 2 M.
Penyelesaian akhir (‘finishing’) adalah Skim coat, Plamur, dempul dan dicat.
Pekerjaan pengecetan harus sesuai dengan pasal pekerjaan cat.
3.3. Lis Langit-langit
Persyaratan pelaksanaan harus memenuhi pasal 7 pekerjaan kayu butir 3.
Pemakuan kepala paku harus dipipihkan dan dipaku sehingga tertanam serta diisi
dempul, setiap jarak tertentu sedemikian rupa sehingga lis langit-langit menempel kuat, lurus
dan rata.
Setiap sambungan sudut merupakan sambungan adu manis. Pada setiap sambungan
harus memakai lem putih sebelum pemakuan.
Penyelesaian akhir (‘finishing’) adalah Melamic. Pekerjaan pengecetan harus sesuai
dengan pasal pekerjaan cat.
Pada pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan koordinasi dari berbagai disiplin lain untuk dapat
mengkoordinasikan peralatan-peralatan yang harus terpasang pada panel langit-langit tersebut, seperti
Armatur lampu, grill AC, Titik Penginderaan Kebakaran, Sprinkler dan lain-lain.
PASAL 9.
PEKERJAAN PENGECATAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
- Pekerjaan pengecetan permukaan dinding tembok pasangan batu tela, beton yang ditampakkan.
- Pekerjaan pengecatan Logan dan kayu.
1.1. Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan batu tela, beton yang ditampakkan. Semua
pekerjaan dinding pasangan batu dan permukaan beton yang tampak/exposed seperti yang
tercantum dalam Gambar kerja.
1.2. Pekerjaan Pengecetan Logan dan Kayu,
Semua pekerjaan logam dan Kayu yang terpasang seperti yang tercantum dalam gambar kerja
dengan ketentuan sebagai berikut :
-Semua bagian/permukaan yang tampak/exposed dicat sampai dengan cat finish.
-Semua bagian/permukaan yang tidak ditampakkan/un-exposed dicat hanya sampai dengan cat
dasar.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Cat tembok
- Ekterior : ICI Dulux Weather Shield atau setaraf
- Interior : CATYLAC Emulsion atau setaraf
2.2. Cat Logam dan kayu
Bahan dari jenis synthetic enamerl super gloss kualitas utama.
Produk CATYLAC atau yang setaraf
2.3. Cat Politur
Memakai melamik bahan dari produk IMPRA, ULTRAN atau yang setaraf
2.4. Plamur
Bahan dari kualitas utama, produk ex lokal mutu terbaik.
2.5. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut diatas mengenai kemurnian cat
yang akan dipergunakan
Pembuktian berupa :
- segel kaleng
- test laboratorium
- hasil akhir pengecatan
Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada kontraktor
Hasil tes kemurnian ini harus mendapatkan ekomendasi tertulis dari produsen dan diserahkan ke
Direksi/Konsultan Pengawas.
2.6. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada bidang-bidang
transparan ukuran 30 x 30 cm2.
Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas, wara, foremula cat, jumlah lapisan
dan jenis laisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan terakhir).
2.7. Semua bidang contoh tersebut harus disampaikan kepada direksi/konsultan pengawas dan
perencana.
Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh Perencana dan Direksi/Konsultan
pengawas, barulah kontraktor melanjutkan dengan pembuatan “mock up”.
2.8. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas, untuk kemudian diteruskan ke
Pemberi Tugas, minimal 5 Galin tiap Warna dan jenis cat yang pakai, kaleng-kaleng cat tersebut
harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan identitas cat yang ada di dalamya. Cat ini akan
dipakai sebagai cadangan oleh Pemberi Tugas untuk perawatan
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.1. Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila dispefisikasikan lain.
Tebal minimum dari tiap lapisan jadi (‘finish) minimum sama dengan syarat yang dispesifikasikan
pabrik. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bersusuran atau ada bekas yang
menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller mapun semprotan.
3.2. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau membahayakn
keselamatan manusia, maka Kontraktor harus menyediakan peralatan pelidung, misalnya : masker,
sarung tangan dan sebagainya, yang harus dipakai waktu pelaksanaan pekerjaan.
3.3. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang lembab atau hujan
atau dalam keadaan angin berdebu bertiup.
Terutama untuk pelaksanaan di dalam ruangan bagi cat dengan bahan dasar beracun atau
membahayakan manusia, maka dalam ruangan tersebut harus mempunyai ventilasi yang cukup
atau pergantian udaranya lancar.
Di dalam keadaan tertentu, misalnya untuk ruangan tertutup, kontraktor harus memakai Kpas
angin/fan untuk memperlancar pergantian/aliran udara.
3.4. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan/vacuum cleaner, semprotan dan
sebagainya harus tersedia dari mutu/kualitas terbaik dan jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.
3.5. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas.
Penyemprotan hanya boleh dilakukan bila disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
3.6. Pemakaian ampleas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengan kain kering terlbeih
dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas terkecuali
disyaratkan lain dalam spesifikasi ini.
3.7. Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecetan cat dasar untuk komponen bahan/material logam,
harus dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.
3.8. Standard pengerjaan (“mock-Up”)
Sebelum pengecatan dimulai harus melakukan pengecatan pada satu bidang untuk setiap warna
dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadkan contoh pilihan warna, tekstur,
material dan cara pengerjaan.
Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai “mock-up” ini ditentukan oleh Direksi/Konsultan
Pengawas. Jika masing-masing bidang tersebut telah ditentukan oleh Direksi/Konsultan pengawas
dan Perencana, maka bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standarf minimal keseluruhan
Pekerjaan pengecatan.
3.9. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui ditreksi/konsltan poengawas harus diulang dan diganti.
Kontraktor harus melakukan pengecetan kembali bil ada cat dasar atau cat finish yang kurang
menutupi aytau lepas sebagaimana ditunjukan oleh diresi/konsultan poengawas,. Biaya untuk hal ini
ditanggung jawab kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
3.10. Selama pelaksanaa, kontraktor harus diawasi oleh tenaga ahli/supervisi dari pabrik pembuat, biaya
untuk hal ini ditanggung kontraktor, tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
3.11. Pekerjaan pengecatan permukaan Dinding Pasangan Tela, Beton, Langit-langit dan Tripleks :
a. Sebelum pelaksanaan :
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran atau noda lain , bekas-bekas
cat yang terkelupas bagi permukaan yang pernah dicat dan dalam kondisi kering.
b. Pelaksaan pekerjaan dengan roller.
Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak mungkin menggunakan rioller.
c. Permukaan Interior
Lapisan pertama :
Cat jenis Acrylic Wall Filler
Pelaksanaan pekerjaan dengan kape
Ketebalan lapiosan adalah 25 – 150 micron atau daya sebar per liter 10 m 2
Tunggu selama minimum 12 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.
Lapisan Kedua :
Cat dasar jenis Alkali Resisting Primer.
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller
Ketebalan lapisan 25 – 40 micron atau daya sebar per liter 13 – 15 m2
Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya
Lapisan ketiga dan keempat :
Cat jenis Vynil Acrylic Emulsion
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller
Ketebalan lapisan adalah 25 – 40 micron atau daya sebar per liter 11 – 17 m2 perlapis.
Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam.
d. Permukaan Exterior
Lapisan Pertama :
Cat jenis Acrylic Wall Filler
Pelaksanaan pekerjaan dengan kape
Ketebalan lapisan adalah 25 – 150 micron atau daya sebar per liter 10 m 2.
Tunggu selama miminum 12 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya
Lapisan Kedua
Cat dasar jenis Alkali Resisting Primer
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller
Ketebalan laisan adalah 25 – 40 micron ata daya sebar pe liter 13 0 15 m 2.
Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanana pelapisan berikutnya.
Lapisan ketiga dan keempat :
Cat jenis Weathershield (Tahan cuaca)
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller
Ketebalan lapisan adalah 25 – 40 micron atau daya sebar per liter 11 – 17 m2 perlapis.
Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam.
Warna ditentukan kemudian.
3.12. Pekerjaan Pengecatan Kayu yang ditampakkan
Bersihkan seluruh permukaan kayu dari bahan yang mengotori atau bahan lain yang sekiranya
akan menggangu jalannya pekerjaan finishing.
Lapisan pertama :
Meni kayu warna merah 1 lapis
Pelaksanaan dengan kuasa
Lapisan Kedua :
Dempul (“Wood Filler”) sampai lubang-lubang/pori-pori kayu tertutup/teriris sempurna.
Tunggu hingga 7 (tujuh) hari, kemudian bidang yang di plamur diampelas dengan ampelas besi
halus hingga rata permukaan.
Lapisan ketiga dan keempat :
Cat akhir (“finish”) dengan ketebalan 30 micron perlapis ata daya sebar 15 – 17 M2 per liter per
lapis dalam kondisi kering.
Pelaksanaan dengan kuas
Tenggang waktu dantara pelapisan minimum 16 jam
Warna ditentukan kemudian
PASAL 10.
PEKERJAAN KAYU NON STRUKTURAL
1. LINGKUP PEKERJAAN
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainya untuk melaksanaan seluruh
pekerjaan kayu seperti dinyatakan dalam gambar atau atas petunjuk Pengawas dengan hasil yang baik
dan rapi, antara lain :
- Kuda-kuda / rangka atap
- Dan bahan kayu lainnya
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Harus benar - benar kayu mutu terbaik dari jenisnya masing-masing.
2.2. Dihindarkan adanya cacat - cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah - pecah,
melengkung, melintir, urat kapur ,basah dan lapuk, melebihi yang diperkenankan sesuai dengan
PUBI- 1982. Pasal 37.tabel 2.
2.3. Syarat - syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat PKKI. Pasal 37. Dengan
kadar air maksimal 24%.(clean and dry).
2.4. Semua kayu yang dipasang/dipakai ialah kayu besi Kelas kuat I atau yang disetujui oleh
Pengawas.
2.5. Penimbunan kayu ditempat pekerjaan sebelum pemasangan, harus diletakkan di tempat/ruangan
yang kering dengan sirkulasi udara yang baik. tidak terkena cuaca langsung dan harus dilindungi
dari kerusakan.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada
dengan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola layout /
penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail.
3.2. Kontraktor wajib untuk membuat shop drawing secara lengkap yang mengacu pada Gambar
tender dengan memperlihatkan seluruh type, detail, angkur, perkuatan juga sambungan-
sambungan, bukaan dan kelengkapan lain yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai
ukuran / bentuk / mekanisme kerja yang telah ditentukan oleh Perencana.
3.3. Kontraktor wajib membuat mock-up sesuai dengan shop drawing yang telah disetujui oleh
Pengawas.
3.4. Penimbunan bahan/material ditempat pekerjaan harus diletakan pada ruang atau tempat dengan
sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban.
3.5. Untuk pekerjaan kayu halus semua bahan yang digunakan proses pengerjaannya harus
menggunakan mesin.
3.6. Bahan kayu halus tidak diperkenankan dipasang dengan cara memaku atau cara lainnya yang
tidak disetujui Pengawas.
3.7. Untuk kayu yang akan dicat, permukaan kayu yang terlihat bekas pemakuan harus diberi dempul
atau sejenisnya dengan warna sama dengan warna kayu yang telah disetujui Pengawas.
3.8. Untuk kayu yang akan dicat, permukaan kayu yang terlihat bekas pemakuan harus diberi dempul
atau sejenisnya dengan warna sama dengan warna kayu yang telah disetujui Pengawas.
3.9. Tidak diperkenannkan ada pemakuan pada permukaan kayu yang terlihat.
3.10. Permukaan kayu yang terlihat harus diketam halus sedemikian rupa sehingga siap menerima
finish.
Penggunaan meni sama sekali tidak disetujui termasuk memberi lapisan dempul atau sejenisnya,
kecuali atas persetujuan Pengawas.
3.11. Jika diperlukan bahan perekat, maka Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu baik kualitas
maupun jenisnya kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
3.12. Semua pekerjaan kayu sebelum dipasang harus mendapat persetujuan dari Pengawas. Jika ada
yang tidak memenuhi syarat, maka Kontraktor harus mengganti atas tanggung jawab Kontraktor.
3.13. Semua pekerjaan berupa baut plat penyambung harus digalvanisasi dengan ketebalan minimal
18 micron sesuai dengan NI-5.
3.14. Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-benturan
benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan yang terlihat maupun tersembunyi,
adalah tanggung jawab Kontraktor untuk memperbaiki sampai disetujui oleh Pengawas dengan
seluruh biaya ditanggung oleh Kontraktor.
3.15. Pekerjaan kayu yang melekat langsung pada dinding pasangan bata, partisi dan beton harus
diberi lapisan meni kayu 2 lapis.
3.16. Untuk pekerjaan kayu lemari built in seperti tertera pada gambar harus memenuhi syarat sebagai
berukut :
-Kayu harus di kerjakan menurut pola dan urutan pengerjaan yang ditentukan oleh Pengawas.
-Semua bagian-bagian kayu yang terlihat (exposed) harus difinish, termasuk semua permukaan
yang terlihat apabila pintu ditutup atau dibuka.
-Kontraktor harus mengajukan contoh material dan contoh finishing untuk disetujui Pengawas.
PASAL 11.
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
1. LINGKUP PEKERJAAN
Menyediakan tenaga kerja, pengadaan bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainya untuk
melaksanaan seluruh pekerjaan pemasangan penutup atap sesuai detail yang ditunjukan dalam gambar
atau atas petunjuk Pengawas dengan hasil yang baik dan rapi, antara lain :
- Pemasangan atap spandeck lengkap dengan segala accessoriesnya
- Pemasangan lisplank zincalume T = 0.3 mm lengkap dengan segala accessoriesnya
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Atap Spandeck dan listplank zincalume harus berkualitas baik, mulus, bentuknya teratur tidak
bengkok atau terpuntir, bentuk ukuran dan warna yang digunakan harus sama dan seragam.
2.2. Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui dengan disertai keterangan tertulis
mengenai spesifikasi bahan, detail bentuk, ukuran serta petunjuk cara pemasangan.
2.3. Paku yang disyaratkan adalah paku yang digalvanisasi.
Ukuran yang digunakan sesuai dengan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat Spandeck.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.1. Atap Spandeck harus dipasang menurut keahlian dan sedemikian rupa hingga benar-benar
tersusun rapi dalam segala arah kaitan dan saling menutupnya harus cocok dan rapat.
3.2. Jarak antara reng harus disesuaikan dengan bahan Atap Spandeck yang akan dipakai
3.3. Pemasangan Spandeck diletakkan diatas reng kayu ukuran ¾ dan khusus untuk reng terakhir
dipasang tegak.
3.4. Spandeck hanya boleh dipotong pada pinggul dan lembahnya dan harus sedemikian rupa hingga
bagian untuk menempatkan pada kedudukannya tidak boleh dibuang.
3.5. Pemotongan Spandeck harus menggunakan alat mesin pemotong
Tidak diperkenankan memotong Spandeck kearah pinggir atau ujungnya untuk disesuaikan
dengan ukuran atap, tepi atap atau bagian-bagian atap lainnya.
3.6. Untuk jurai luar diberi adukan kedap air (IPC:3PS) yang diperkuat dengan kawat kasa ayam
kemudian ditutup Spandeck khusus, sudah merupaan accessories Spandeck yang dipakai.
3.7. Pengakhiran jurai luar dan pertemuan nok dengan jurai harus ditutupi dengan Spandeck penutup
yang khusus, sudah merupakan accessories Spandeck yang dipakai.
3.8. Bila terdapat perkerjaan penangkal petir, harus diperhatikan jalur dan cara penarikan kabel serta
cara pemasangan klem.
Pada jalur tersebut digunakan jenis Spandeck khusus sesuai standard pabrik.
PASAL 1.
URAIAN UMUM :
a. Syarat-syarat umum instalasi Mekanikal / Eletrikal ini berisi perincian
yang menperjelas / menambahkan hal-hal yang tercamtum dalam Buku Syarat-syarat Administratip.
Dalam hal ini Buku Syarat-syarat Administratip saling melengkapi dengan Syarat-syarat Umum
Mekanikal / Elekterikal.
b. Persyaratan-persyaratan ini berlaku untuk semua pekerjaan dalam
PEKERJAAN REHAB KAMAR MANDI / WC UMUM
PASAL 2.
PERSYARATAN PELAKSANAAN :
2.1 Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan undang-undang
dan peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidak bertentangan dengan
ketentuan-ketentuan dari Jawaban Keselamatan Kerja.
2.2 Cara dab teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dan telah ditetapkan
sebagai peraturan pemasangan instalasi ini oleh Badan yang berwenang dalam hal ini, bila tidak ada
petunjuk dari Direksi / Pengawas.
2.3 Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga akhli dalam instalansi Mekanikal /
Eletrikal, untuk dapat dipertanggung-jawabkan.
2.4 Tenaga ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor sehingga dapat berdiskusi dengan Direksi
/ Pengawasan pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
2.5 Kontraktor diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh di bawah persyaratan operasional. Testing
harus dilaksanakan di hadapan Direksi / Pengawas.
2.6 Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan adalah tanggung-jawab
Kntraktor dan Kontraktor harus mengganti / memperbaiki hal tersebut di atas.
2.7 Semus biaya dan pengurusan perijian, lisensi, penguji, adalah tanggung-jawab Kontraktor.
2.8 Semua syarat-syarat penerimaan bahan-bahan, peralatan, cara-cara pemasangan, kualitas pekerjaan
dan lain-lain, untuk sistim instalasi Mekanikal / Elektrikal ini harus sesuai dengan standar-standar
sebagai berikut :
Peraturan Umum Instalasi Listrik th.2000.
Peraturan yang telah ditentukan PLN laiannya.
Peraturan-peraturan yang telah ditentukan Pemda Wamena
Pedoman Plumbing Indonesia 1979.
Penanggulangan Bahaya Kebakaran, peraturan DKI No.3 tahun 1975.
Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja & Transmigrasi
No.59/DP/1980.
Pedoman dan petujuk Keselamatan Kerja PLN No.48.
Peraturan Pokok Teknik Penyehatan mengenai air minum dan air buangan,
rancangan 1968 Dirjen Cipta Karya, Direktorat Teknik Penyehatan.
Peraturan Instalasi Air Minum dari PAM Bekasi.
Algemeene Voorwarden Voor Drink Water Instalatir (AVWI).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VIII/77,
tentang Pengawasan Pencemaran Air dari Badan Air untuk berbagai kegunaan yang berhubungan
dengan kesehatan.
2.15.3 Kontraktor harus pula memberikan 2 (dua) set singkat petunjuk operasi dan perawatan yang
dibuat dalam bahasa Indonesia kepada Direksi / Pengawas dan sebuah lagi hendaknya
dipasang dalam suatu kaca berbingkai dan ditempatkan pada dinding dalam ruang mesin
utama atau tempat lain yang ditunjuk Direksi / Pengawas.
2.17 I j i n.
2.17.1 Semua ijin-ijin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan untuk melaksanakan
instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atas tanggungan dan biaya Kontraktor.
2.17.2 Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain, beserta keterangan resminya yang mungkin
diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini harusnya dilakukan oleh Kontraktor atau pihak
lain yang ditunjuk oleh Direksi / Pengawas dengan semua biaya atas beban Kontraktor.
2.17.3 Kontraktor harus bertanggung-jawab atas penggunaan alat-alat yang dipatentkan serta
kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlukan untuk ini.
Untuk hal ini Kontraktor wajib menyerahkan Surat pernyataan mengenai hal tersebut di
atas.
2.17.4 Kontraktor harus menyrerahkan semua ijin atau keterangan resmi yang diperlukanya
mengenai instalasi proyek ini kepada Direksi / Pengawas atau pihak yang ditunju, sebelum
penyerahan kedua dilakukan.
2.17.5 Kontraktor harus memperoleh ijin terlebih dahulu dari Direksi / Pengawas setiap akan
memulai suatu tahapan pekerjaan, demikian pula bila akan melaksanakan pekerjaan di luar
jam kerja (kerja lembur).
2.17.6 Kontraktor harus mendapatkan ijin-ijin yang berhubungan dengan pajak, pemerintahan
setempat, badan yang berwenang tertahap instalasi yang dikerjakan.
Dalam hal ini, semua biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan permintaan ijin tersebut
harus dibayar oleh Kontraktor, termasuk biaya memperbanyak gambar yang diperlukan
untuk pengurusan IMB.
2.18.2 Semua pekerjaan pembuatan lubang-lubang dan penutupan kembali kepada dinding, lantai,
langit-langit untuk jalannya pipa dan kabel, dilaksanakan oleh Kontraktor berikut perapihan /
fisishing-nya kembali.
2.18.3 Kontraktor harus menyediakan dan menyambung kabel-kabel listrik dari peralatan ke panel
yang disediakan oelh Kontraktor listrik sesuai dengan gambar dokumen tender.
2.18.4 Untuk itu Kontraktor wajib memerinsa terlebih dahulu panel tersebut apakah sudah selesai
dengan peralatan yang akan disampungkan. Segala akibat yang timbul akibat
penyambungan ini menjadi tanggung-jawab Kontraktor.
2.18.5 Semua pekerjaan pembuatan pondasi untuk mesin dilakukan oleh Kontraktor. Kontraktor
harue memberikan data-data, ukuran-ukuran, gambar-gambar dan peralatan yang
diperlukan kepada Direksi / Pengawas. untuk mendapat persetujuan.
2.18.6 Semua fasilitas yang diperlukan pada saat proyek berjalan, yaitu air, listrik, saniter darurat
harus disediakan oleh Kontraktor, dengan terlebih dahulu membuat gambar untuk
mendapatkan persetujuan Direksi / Pengawas.
2.18.7 Untuk pipa yang menembus dinding, lantai, langit-langit dan lain-lain, harus diberi lapisan
isolasi peredam getaran dan pipa selubung (sleeve) untuk memudahkan perbaikan dan
pemeliharaan dari segi teknis.
Untuk itu Kontraktor diharuskan menyerahkan gambar kerja kepada Direksi / Pengawas
untuk dimintakan persetujuannya. Segala akibat pekerjaan tersebut harus sudah
diperhitungkan dalam penawaran oleh Kontraktor.
2.18.8 Akibat pekerjaan tersebut di atas (pembobokan, pembongkaran dsb.) harus ditutup kembali
seperti semula dan dirapikan / difinish yang rapi sehingga tidak terlihat lagi bekas-bekas
pembobokan.
2.18.9 Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sesudah ditunjuk, Kontraktor harus menyerahkan
gambar / data teknis listrik sesuai dengan keperluan peralatan yang akan dipasang, agar
peralatan tersebut dapat beroperasi dengan baik berikut pengamanannya.
Jika hal ini tidak dilaksanakan, segala akibatnya menjadi tanggung-jawab Kontraktor.
2.19.2 Kontraktor masih harus bertanggung-jawab sepenuhnya atas segala lingkup pekerjaannya,
baik yang dilaksanakannya sendiri maupun terhadap pekerjaan yang diserahkan kepada
Sub Kontraktor (di-subkontrak-kan)
2.20.4 Selama Site Manger belum ditunjuk, penanda-tangan kontrak yang harus bertindak sebagai
Site Manger.
2.21 Bahan.
2.21.1 Kontraktor harus menyerahkan pada waktu tender, brosur teknis asli peralatan utama
Mekanikal / Elektrikal juga brosur asli pipa, kabel, pipa conduit, katup-katup, detector,
sensor dan lainnya baserta data-data teknis dan mengisi daftar skedul dari peralatan
tersebut. Pada brosur-brosur peralatan / bahan yang ditawarkan harus diberi tanda dengan
warna yang jelas.
2.21.2 Apabila ada data-data serta bahan yang diajukan menyimpang dari yang disebutkan di
dalam gambar-gambar dan spesifikasinya, maka nilai evaluasi penawaran Kontraktor
tersebut akan dikurangi dan Kontraktor tetap harus menggantinya sesuai dengan gambar
dan spesifikasinya.
2.21.3 Semua pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan gambar, tanpa
persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang harus diperbaiki dan diubah sesuai dengan
spesifikasi dan gambar yang telah disepakati bersama, atas tanggungan biaya Kontraktor.
2.21.4 Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam keadaan baik, tidak
bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Kontraktor harus menjaga kebersihan
serta melindungi semua bahan-bahan yang digunakan dalam instalasi ini sebelum
dipasang.
2.21.5 Bilamana ternyata dipakai / digunakan bahan / peralatan lama, bekas dipergunakan,
bercacat atau rusak. Kontraktor harus menggantinya dengan bahan-bahan atau peralatan
yang baru dan tetap sesuai dengan spesifikasi dan gambar, atas biaya tanggungan
Kontraktor.
2.21.6 Tidak diperkenankan mendatangkan bahan / peralatan masuk ke site sebelum contoh atau
brosurnya disetujui oleh Direksi / Pengawas. Semua bahan yang telah masuk di site dan
menyimpang dari ketentuan dalam spesifikasi, contoh ataupun brosur yang telah disetujui,
maka bahan / Peralatan tersebut harus dikeluarkan dari site dalam waktu 1x24 jam sejak
diketahuinya penyimpangan itu oleh Direksi / Pengawas.
Bila hal ini belum dilakukan maka bahan tersebut segera akan dimusnakan.
PASAL 3.
LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan instalasi sistim ini meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan bahan-bahan serta peralatan-
peralatan utama, peralatan Bantu, peralatan untuk instalasi, tenaga kerja, pembuatan alat-alat,
pemasangan, termasuk pengadaan listrik dan air untuk keperluan pengujian dan keperluan kerja.
Keterangan-keterangan yang tidak dicantumkan di dalam spesifikasi maupun dalam gambar tetapi perlu
untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Perincian umum pekerjaan instalasi ini adalah sebagai berikut (perincian lebih lanjut dapat dilihat pada
Syarat-syarat Khusus Teknik) :
3.1 Sistem Mekanikal.
a. Instalasi penyediaan air bersih.
b. Instalasi pembuangan air kotor dan air bekas serta air hujan.
c. Instalasi tata udara (air conditioner)
d. Instalasi diesel-genset
3.2 Sistim Eletrikal.
a. Instalasi sistem distribusi listrik lengkap berikut panel-panel daya dan penerangan, instalasi
penerangan dan stop kontak, instalasi penangkal petir dan instalasi pentanahan
b. Instalasi tata-suara (sound system)
c. Instalasi telepon.
3.3 Penyetelan seluruh sistim agar lengkap dan dapat pekerja dengan baik sesuai dengan persyaratan
dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang ada.
3.4 Pengadaan pemasangan seluruh sistem instalasi Mekanikal / Elektrikal sesuai dengan gambar
dokumen, spesifikaasi dan lainnya sesuai dengan kontrak.
3.5 Segala sesuatu menngenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, Kontraktor dapat
menanyakan lebih lanjut kepada Direksi / Pengawas, Konsultan atau pihak lain yang ditunjuk untuk
ini.
3.6 Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggung-jawab atas
kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
3.7 Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi Mekanikal / Eletrikal harus
berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai dengan spesifikasi teknik, serta addendum
spesifikasi.
3.8 Bila dalam spesifikasi ini terdapat klausal-klausal/butir-butir yang tertulis / disebutkan kembali, hal ini
bukan berarti kalusalnya dihilangkan, akan tetapi malah mempertegas spesifikasinya.
3.9 Kontraktor harus memperhitungkan di dalam harga instalasi Mekanikal / Eletrikal segala biaya
pengujian di pabrik pembuatanya dan memberikan ijin untukdisaksikan oleh pejabat yang ditunjuk
oelh Pemilik. Sistim pengujian harus disampaikan secara tertulis 1 (satu) bulan sesudah meneriama
SPK.
dan / atau Badan Keselamatan Kerja, serta-terima dan pemeliharaan / garansi selama 12 (dua belas)
bulan.
c. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi /syarat-
syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga
dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
d. Secara umu pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan
perlengkapan sistem listrik sesuai dengan peraturan / standar yang belaku seperti yang ditunjuk pada
syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya system / peralatan, walaupun tidak tercantum pada
Syarat-syarat Khusus Teknik atau gambar dokumen.
PASAL 4. GAMBAR-GAMBAR.
a. Gambar-gambar eletrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik yang di dalamnya
dicantumkan besarn-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi tertentu lainnya.
b. Pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan.
c. Gambar-gambar arsitektur, struktur, mekanikal / elektrikal dan kontrak lainnya haruslah menjadi
referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan. Kontraktor harus menyesuaikan
peralatan terhadap perencanaan dan memeriksannya kembali. Setiap kekurangan / kesalahan
perencanaan harus disampaikan kepada Akhli, Direksi / Pengawas atau pihak lain yang ditujuk untuk
itu.
Setiap kotak outlet harus diberikan bukaan untuk conduit hanya di tempat yang
diperlukan. Setiap kotak harus cukup besar untuk menampung jumlah dan ukuran
conduit, sesuai dengan persyaratan, tetapi tidak kurang dari ukuran yang ditunjuk atau
dipersyaratan.
c. Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type).
Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut di bawah ini harus dari tipe yang diberi
gasket tahan cuava :
- tempat-tempat yang kena matahari.
- tempat-tempat yang kena hujan.
- tempat-tempat yang kena minyak.
- tempat-tempat yang kena udara lembab.
- tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar.
d. Outlet Pada Pernukaan Khusus.
Kotak outlet untuk stop dan saklar-saklar yang dipasang pada partisi, blok beton,
marmer, frame besi, bata atau dinding kayu harus berbentuk persegi dan mepunyai
sudut dan sisi-sisi tegak.
5.1.3 Kabel-kabel.
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertentangan rendah meliputi kabel control,
accessories, peralatan-peralatan dan barang-barang lain yang diperlukan untuk melengkapi
dan menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua sistem dan peralatan.
a. Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600 V).
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL 2000, IEC,
VDE, SPLN dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalsi dan peralatan (mesin),
kecuali untuk peralatan khusus seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh pabrik
pembuatnya.
Semua kabel dengan lyas penampang 16 mm² ke atas harus berurat banyak dan
disiplin (stranded).
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diijinkan adalah 2,5 mm² kecuali untuk
pemakain control padaa sistem remote control yang kurang dari 30 meter panjangnya
bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm².
Kecuali disyaratkan lain , kabel tanah harus dari jenis NYFGbY dan kabel instalasi di
dalam bangunan dari jenis NYY, NYM dan NYMHY ( untuk kabel control).
Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada di daalam conduit atau
dipasang di atas bcable tray / cable rack dan diklem / diikat dengan pengikat kabel
(cable tie) sesuai dengan kebutuhannya. Semua conduit, kabel-kabel dan sambungan
eletrikal untuk instalasi di dalam bangunan harus diadakan secara lengkap.
Faktor pengisian conduit oleh kabel-kabel maksimum adalah sebesar 40 %.
Kabel merek SUPREME atau setara (4 besar).
b. Kabel Tanah Tegangan Rendah.
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi paersyaratan PUIL 2000,
IEC,VDE, SPLN, dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalsi yang ditanam
langsung di dalam tanah.
Semua kabel dengan luas penampang 16 mm² ke atas berurat banyak dan disiplin
(satranded). Ukuran kabel daya / instalasi terkecil adalah 2,5 mm², kecuali untuk
pemakaian control pada sistem yang pemakaian control pada sistem remote yang
kurang dari 30 meter panjangnya (bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm²).
Cara penanaman kabel secara langsung di dalam tanah (direct burial) harus sesuai
dengan gambar rencana, termasuk cara persilangan dengan pipa air dan kabel
telekomunikasi dan kabel tegangan menengah 20 kV.
Apabila diperlukan penyambungan kabel di dalam tanah, harus dilakukan dengan alat
penyambungan khusus (jointing kit) tegangan rendah jenis espoxy resin-cold pour
system.
Penyambungan kabel didalam tanah harus dilakukan oleh tenaga yang benar-benar
ahli dengan cara den metode penyambungan mengikuti anjuran pabrik pembuat jointing
kit yang digunakan sehingga diperoleh hasil penyambungan yang andal, tahap terhadap
lembab, mempunyai sifat isolasi yang tinggi dan mempunyai kekuatan mekanis yang
tinggi.
Kabel merek SUPREME atau setara (4 besar),jointing kit ex RAYCHHEM, 3M atau
setara.
c. Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak.
Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk extension dan daya harus
diadakan dipasang lengkap, mulai dari sambungan panel daya ke saklar dan titik
cahaya serta stop kontak, sebagaimana ditunjukkan di dalam gambar.’
Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop kontak harus dari
jenis NYM dan diletakkan di dalam conduit PVC high-impact heavy gaunge.
Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm² , kecuali tercacat lain.
Home run untuk instalasi bertentangan 220 volt yang panjangnya lebih dari 40 meter
dari panel daya ke stop kontak pertama harus mempunyai luas penampang minimum 4
mm² (kapasitas hantar arus minimum 20 A).
d. Splice / Pencabangan
Jenis kabel yang digunakan adalah NYY yang ditempatkan di dalam conduit
metal tahan karat (galvanized / white metal conduit) yang diletakkan di atas
pelat lantai.
Setiap pipa conduit yang dipasang horizontal menuju box terminal motor
dengan pengisisan maksimum 40 %.
Dari pipa conduit fleksibel ini harus sesuai dengan ukuran pipa conduit dab
disambung dengan cara sedemikian rupa, sehingga benar-benar kedap air.
Demikian juga penyambungan pipa fleksibel terhadap box terminal motor.
Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan contoh conduit
fleksibel serta cara penyambungannya terlebih dahulu kepada Direksi /
Pengawas untuk disetujui.
2. Pemasangan di dalam Dinding.
Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang di dalam dinding
harus diletakkan di dalam conduit PVC high-impact heavy-gauge dengan
ukuran minimum ¾ “.
Penarikan kabel menuju titik seklar atau stop kontak harus kontak dilakukan
setelah pipa selesai ditanam.
3. Pemasangan Menembus Dinding.
Setiap penembusan kabel pada dinding harus memulai sparing kabel yang
dibuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap penampang kabel.
Dimeter minimum conduit adalah 3/4 “ menurut ukuran pasaran dengan factor
pengisian kabel maksimum 40 %.
b. Bahan.
Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan uPVC high-impact
heavy gauge yang memenuhi standar BS4607 dan BS6099.
Konduit metal untuk instalasi daya pompa yang digunakan harus dari jenis heavy
gauge galvanized welded stell yang memenuhi persyaratan BS 4568 : part I & II class
4.
c. Pemasangan.
1. Race Way yang Ditanam di Dinding.
Penanaman conduit di dalam dinding beton yang sudah jadi dilakukan dengan jalan
membobok dinding dengan pahat.
Kedalaman dan lebar pembobokan harus dilakukan secukupnya, sesuai dengan
ukuran dan jumlam conduit yang akan dipasang.
Kontraktor diwajibkan untuk mengembalikan kondisi dinsing sesuai dengan kondisi
semula.Selama dilakukannya pengerjaan plesteran ulang, ujung-ujung konduit
harus ditutu untuk mencegah masuknya air atau kotoran-kotoran lainnya.
2. Race Way yang Dipasang di Permukaan.
Race Way yang dipasang di permukaan beton (exposed) harus dipasang sejajar
atau tegak-lurus dengan dinding bagian struktur atau penemuan bidang-bidang
vertical dengan langit-langit.Apabila beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding
atau langit-langit, harus digunakan klem-klem khusus untuk pipa sejajar.
Ujung-ujung pipa pada peralatan harus dipasang dengan sekrup dengan
kuat.Semua ujung pipa yang bebasa harus ditutup / dilengkapi dengan plat
kuningan yang sesuai.
Untuk daerah yang sembab, semua peraltan pembantu, fitting-fitting, klem dan lain-
lainnya harus digalvanisir atau di cat tahan karat dan harus digunakan pendukung
supaya pipa bebas dari permukaan korosif.
Pipa-pipa yang dipasang pada permukaan dalam bangunan harus dicat satu jalan
sebelum dipasang dan sekali lagi sesudah dipasang, dengan warna yang
ditentukan oleh Direksi / Pengawas.
Untuk mempermudah pengenalan, maka ujung permukaan pipa harus dicat dengan
warna sebagai berikut :
a. Pipa penerangan dan daya- orange
b. Pipa telepon - hijau
c. Pipa fire alarm - merah
d. Pipsa tata-suara - kuning
3. Race Way yang Dipasang di Dalm Tanah.
Race way yang dipasang di dalam tanah atau menembus kerikil, harus
mempunyai dua lapis cat aspal pada permukaan sebelah luar sebelum
dipasangkan.
Di atas race way tersebut harus diberi patok petunjuk.
Pipa / race way yang dipergunakan adalah pipa GIP kelas medium yang
memenuhi standar SII.
4. Race way Melintas / Menembus Dinding.
Bila pipa melintas tembok, penyekat ruangan, lantai, langit-langit dan lain-lain,
maka lubang harus ditutup dengan baik sehingga tidak mungkin dapat dilalui oleh
debu, lembab (uap air), api dan asap.
5. Cable Trench.
Kedalama parit kabel (cable trench) untuk penanaman kabel di bawah tanah
minimal 80 cm dari permukaan. Bila bersilangan dengan saluran lain, misalnya
saluran air, cable trench dapat dan harus ditanam setelah pengerasan tanah.
Untuk cable trench yang melintasi jalan, penanaman dilakukan setelah pengerasan
badan jalan atau bila sebelumnya harus lebih dari 110 cm atau atas persetujuan
Direksi / Pengawas.
6. Konduit Logam Flexibel Tahan Air
Konduit logam flexible yang tahan air harus dipakai pada kondisi di mana ada
kemungkinan pengerasan, getaran atau penempatan dalam atmosfir, lembab atau
berupa minyak. Termasukdalam hal ini adalah pemakaian pada kabel masuk ke
terminal motor pompa.
Suatu bungkus (sheath) yang tahan cairan dari polyvinyl chloride (PVC) harus
menonjol pada inti baja yang flexible.
Sambungan antara conduit yang kaku, fitting dari conduit dan sebagainya dengan
konduit fleksible harus dibuat dengan fitting jenis “insulated throat type” yang
dianjurkan oleh pembuat dari conduit logam tahancairan tersebut.
Suatu kontraktor yang dapat digunakan untuk meneruskan pertanahan (earth
continuity) harus pula dimiliki oleh race way / conduit ini.
7. Pengakhiran dan Sambungan.
Race way harus diakhiri pada outlet persimpangan, pull box cabinet dan lain-lain,
dengan dua lock nut dan sebuah insulating bushing insert yang harus terbuat dari
thermoplastic atau “fibre minded” yang dimatikan untuk mencegah rusaknya kawat
dan kabel dan tidak mengurangi kontinuitas dari sistem grounding dari race way.
Sambungan untuk race way / pipa logam eletrikal harus dari jenis yang tahan
hujan atau fitting dengan konsentrasi tinggi dengan sisitem penguncian interlock
compressad.
8. Pentanahan.
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar dari tegangan
ekstra rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara efektif.
Bahan-bahan logam / metal dari peralatan-peralatan listrik yang terbuka, termasuk
pelindungan kabel (sheath / armour), conduit, saluran metal, rack, tray, doos, stop
kontak, armature, saklar dengan penutup metal harus dihungkan dengan
konduktor kontinyu untuk pertanahan.
Penggunaan konduit metal sebagai satu-satunya konduktor pertanahan tidak
diperbolehkan.
Dalam hal ini harus digunakan konduktor pertanahan tersendiri yang terbuat dari
tembaga dengan daya hantar yang tinggi.
Luas penampang minimum konduktor pertanahan tersendiri yang terbuat dari
tembaga dengan conduit. Penyambungan pertanahan harus menggunakan
penyambungan mekanis yang disetujui oleh Direksi / Pengawas.
Tahanan pertanahan yang disyaratkan adalah sebagai berikut :
a. Pertanahan netral trafo maksimum 1 ohm.
b. Pertanahan netral bus-bar dan panel maksimum 2 ohm.
c.Pertanahan netral generator maksimum 2 ohm.
6.3. Pengujian-pengujian yang harus dilakukan oleh Kontraktor dii bawah pengawasan Direksi /
Pengawas antara lain :
a. Pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian
(section) maupun keseluruhan (overall).
b. Pengujian pertahanan panel.
c. Pengujian kontinuitas konduktor.
d. Pengujian fungsi kontrol manual dan otomatis pada panel-panel
daya.
e. Pengujian keseimbangan pembebanan (phasing-out)
f. Load testing.
g. Penyetelan semua peralatan pengaman (overcurret dan overload)
atau mencacat data setelan yang dilakukan.
h. Semua instalasi listrik yang baru mendapat pengesahan (keur) dari
PLN atau resmi yang ditunjuk Direksi / Pengawas.
6.4 Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah diuraikan di atas atau
dtandar-standar yang dberlaku dan dibuatkan berita acara pengujiannya.
PASAL 1.
URAIAN UMUM PEKERJAAN :
a. Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plumbing / Sanitasi yang diuraikan
disini adalah persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam pengerjaan instalasi
maupun pengadaan material dan peralatan, Syarat-syarat Umum Teknis Pekarjaan Plumbing adalah
bagian dari Syarat-syarat Teknis ini.
b. Persyaratan ini berlaku untuk semua pekerjaan dalam PEKERJAAN
REHAB KAMAR MANDI / WC UMUM
PASAL 2.
LINGKUP PEKERJAAN :
a. Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya
instalasi plumbimg (pembuangan air kotor, air bekas, septictank dan penyediaan air bersih) di dalam
dan di luar bangunan sebagai suatu system keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang
tertera pada gambar-gambar maupun yang spesifikasikan.
b. Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material,
instalasi dan testing terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 180 (seratus
delapan puluh) hari kalender.
c. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun
pada spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara
keseluruhan harus juga dimasukkan kedalam pekerjaan ini.
d. Secara umum pekerjaan yamg harus dilaksanakan adalah :
Pengadaan dan pengangkutan kelokasi proyak, pemasangan bahan, material, peralatan dan
perlengkapan system plumbing / sanitasi sesuai dengan peralatan / standar yang berlaku seperti
yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya system / peralatan,
walaupun tidak tercantum pada Syarat-syarat Teknis Khusus atau gambar dokumen.
Perincian umum pekerjaan instalasi plumbing dan sanitasi ini adalah sebagai berikut :
2.1. Instalasi Air Bersih.
2.1.1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian system pemipaan di dalam dan di luar
bangunan,lengkap berikut system pemompaan dengan gambar rencana dan spesifikasi
tekniknya.
2.1.2. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi plumbing serta
peralatan-peralatannya.
2.1.3. Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan oleh pompa
yang disediakan oleh Kontraktor.
2.1.4. Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara parsial dan untuk
seluruh system pemipaan serta mengadakan pengamatan sampai system bekerja dengan baik
dan aman.
2.1.5. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersihan site.
2.2.2. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor dan air bekas dari dalam bangunan menuju ke
septictank dan resapannya.
2.2.3. Pembuatan septictank dan bidang / sumur resapan.
2.2.4. Pengangkutan bekas galian yang perlu dibuang dan penimbunan kembali untuk perapihan
lahan.
2.2.5. Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan tekanan hidrolis.
2.2.6. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat-alat kerja yang diperlukan
PASAL 3.
TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN :
3.1. Pengecetan.
3.1.1. Kontraktor harus mengecet semua pipa, rangka penggantung, rangka penyangga, semua unit
yang dirakit dilapangan dan bahan-bahan yang mudah berkarat dengan lapisan cat dasar
(primer coating), cat harus sesuai dengan persyaratan pengecetan yang sesuai dengan bahan
masing-masing.
3.1.2. Pengecetan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat dipabriknya atau dinyatakan lain dalam
spesifikasinya atau untuk bahan aluminium.
3.1.3. Untuk peralatan yang tampak, maka bahan tersebut harus dicat akhir dengan cat besi merek
ICI dengan merek sebagai berikut :
Pipa air bersih : biru (ICI R 404-41001)
Pipa drain / waste : hitam (ICI R 404-40009)
Gantungan / support : hitam (ICI R 404-40009)
Panah pengarah : putih (ICI R 404-101)
3.1.4. Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf dan nomor identifikasi bagi peralatannya
dengan cat yang tidak mudah terhapus.
3.1.5. Sebelumnya Kontraktor wajib memberitahukan mengenai tanda-tanda yang hendak dipasang
pada peralatan-peralatan itu kepada Direksi / Pengawas.
3.2. Peralatan.
3.2.1. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran pada tempat-tempat rendah
tertutup.
3.2.2. Kontraktor harus menyediakan dan memasangpipe fitting untuk penempatan alat ukur yang
tidak akan dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting.
3.2.3. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan ketelitian tinggi serta
simetris.
3.2.4. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa di tempat-tempat
tertentu untuk menunjukkan arah aliran dengan cat.
3.2.5. Kontraktor harus menyediakan dan memasang automatic air release valve (ARV) beserta
penampungannya pada tempat yang memungkinkan terjadinya pengumpulan udara (misalnya
diujung-ujung teratas pipa tegak.
PASAL 4.
PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH :
4.1. Pipa.
Pipa dengan diameter 1”s/d 3”, baik pipa utama maupun pipa cabang, termasuk yang menuju
fixtures menggunakan galvanized iron pipe (GIP) mediun class yang memenuhi standar BS
1387 / 1967.
Pipa ex BAKRIE, PPI atau setara.
4.2. Fitting.
Fitting-fitting sampai dengan diameter 2 ½” (65 mm) harus disambung dengan cara ulir,
sedangkan untuk fitting dengan diameter lebih dari 2 ½” (65 mm) harus disambung dengan cara
flenge.
Bahan fitting harus sama dengan bahan pipa dan memenuhi syarat berikut :
Bahan : malleable-iron (sampai 2 ½”) atau forget steel (diatas 2 ½”)
Standar : BS, ANSI, JIS,B.2301 atau setara.
Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu.
d. Sleeves.
Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus
beton. Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan ruang longgar di
luar pipa maupun isolasi. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang atau baja.
Untuk pipa yang diinginkan kedap air harus dilengkapi dengan sayap / flens / water stop.
Untuk pipa-pipa yang menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap
air (water proofing) harus dari jenis flushing sleeves.
Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber seal atau caulk.
4.3.4. Penanaman Pipa Dalam Tanah.
a. Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan.
b. Diberi pasir urug padat setebal 10 cm
c. Pada setiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian yang dalamnya 50 mm untuk
penempatan sambungan pipa.
d. Sebelum pipa diturunkan atau dipasang dalam galian, semua bagian pipa termasuk fitting
dan valve body harus dilapis dengan aspal kemudian dibungkus dengan karung goni dan
sekali lagi dilapis dengan aspal.
e. Setelah aspal kering pipa diturunkan ke dalam galian.
f. Dilakukan pengujian terhadap kebocoran secara hidrolis dengan tekanan uji 12 kg/cm 2,
selama 24 jam.
g. Setelah hasilnya baik, ditimbun kembali dengan pasir urug setebal 15 cm dihitung dari
atas pipa.
h. Di sekitas fittng dari pipa harus dipasang balok / penguat dari beton agar fittng tidak
bergerak jika beban tekan diberikan.
i. Kemudian diurug dengan tanah bekas galian sampai seperti keadaan semula.
4.3.5. Pengujian Terhadap Tekanan Dan Kebocoran.
a. Setelah semua pipa dan perlengkapan terpasang, harus diuji dengan tekanan hidrolis
sebesar 12 kg/cm 2 selama 24 jam tanpa terjadi perubahan / penurunan tekanan.
b. Peralatam pengujian ini harus disediakan oleh Kontraktor.
c. Pengujian harus disaksikan oleh Direksi / Pengawas atau yang dikuasakan untuk itu.
d. Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, Kontraktor harus memperbaiki bagian-
bagaian yang rusak dan melakukan pengujian kembali sampai berhasil dengan baik.
e. Dalam hal ini semua biaya ditanggung oleh Kontraktor, termasuk biaya pemakaian air dan
listrik.
4.3.6. Pengujian Sistem Kerja (Trial Run).
Setelah semua instalasi air bersih lengkap, termasuk penyambungan ke pipa distribusi,
Kontraktor diharuskan melakukan pengujian terhadap sitem kerja (trial run) dari seluruh
instalasi air bersih, yang disaksikan oleh Direksi / Pengawas atau yang ditunjuk untuk itu
sampai sistem bisa bekerja dengan baik.
4.3.7. Pekerjaan Lain-lain.
Termasuk dalam pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalah pembobokan
dinding / selokan, penggalian dan pengangkutan tanah hasil galian dan lain-lain yang ditemui
di site, serta memperbaiki kembali seperti semula.
PASAL 5.
PEKERJAAN INSTALASI AIR KOTOR, AIR BEKAS dan AIR HUJAN :
5.1. Material
5.1.1 Pipa di Dalam Bangunan.
Semua pipa yang digunakan untuk instalasi air kotor atau air bekas di dalam bangunan, baik
pipa utama maupun pipa cabang menggunakan PVC class AW (S 10 – tekanan nominal 10 Bar)
dengan metode penyambungan SCJ (Solvent Cement Joint).
Sedangkan untuk pipa yang dipasang di bawah lantai dasar yang tertanam di dalam tanah
dengan diameter lebih besar dari 3” harus menggunakan metode penyambungan RRJ (Rubber
Ring Joint).
Pipa PVC ex RUCIKA, WAVIN atau setara.
5.1.2 Pipa di Luar Bangunan.
Dari ujung-ujung pipa di dalam bangunan menuju ke influent box dari STP dan dari STP ke roil
kota harus menggunakan pipa PVC class AW (S 10 – tekanan nominal 10 Bar) dengan metode
penyambungan RRJ (Rubber Ring Joint).
Pipa PVC ex RUCIKA, WAVIN atau setara
5.1.3 Accessories.
a. Fitting dari pipa PVC harus dari bahan yang sama (PVC) yang dibuat dengan cara injection
moulding.
b. Floor drain dan clean out dari bahan stainless steel.
c. Saringan air hujan / roof drain terbuat dari besi tuang atau fiberglass yang mempunyai
bentuk badan cembing yang berfungsi sebagai sediment bowl.
Untuk peletakan pipa yang melintasi jalan kendaraan dengan kedalaman kurang dari 80 cm,
pada bagian atas pipa harus dilindungi pelat beton bertulang dengan tebal 10 cm, pelat beton
tersebut tidak tertumpu pada pipa.
5.4. Pengujian.
5.4.1. Seluruh system air kotor / buangan harus diuji terhadap kebocoran sebelum disambung ke
peralatan. Tekanan kerja maksimum adalah 8 kg/cm 2.
5.4.2. Pengujian dilakukan dengan tekanan air setelah ujung pipa ke peralatan ditutup rapat.
Untuk pemipaan air kotor, bekas dan air hujan, pengujian dilakukan sebelum pemipaan
disambungkan ke peralatan sanitasi, dengan jalan mengisi pemipaan dengan air.
Pemeriksaan dilakukan setelah 24 jam kemudian dan harus tidak terjadi pengurangan volume
air.
5.4.3. Peralatan dan bahan untuk bahan pengujian harus disediakan oleh Kontraktor.
5.4.4. kontraktor harus memperbaiki segala cacat dan kekurangan-kekurangannya.
5.4.5. Direksi / Pengawas berhak meminta pengujian ulang bila hal ini dianggap perlu.
5.4.6. Dalam hal pengujian yang tidak dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan, maka biaya
pengujian / pengujian pengulangan adalah termasuk tanggung-jawab Kontraktor. Peralatan
toilet dapat dipasang setelah hasil pengujian dinyatakan baik oleh Direksi / Pengawas.