Anda di halaman 1dari 23

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan :

PEMBANGUNAN LUMBUNG PANGAN DAN INFRASTRUKTUR


KECAMATAN SIMPANG ULIM

0
RUANG LINGKUP KEGIATAN

Ruang Lingkup kegiatan ini meliputi pelaksanaan Pekerjaan PEMBANGUNAN LUMBUNG


PANGAN DAN INFRASTRUKTUR KECAMATAN SIMPANG ULIM, yang berlokasi di Kecamatan
Simpnag Ulim dengan item-item perkerjaan yang akan dikerjakan yang meliputi sebagai berikut :

1 PEMBANGUNAN LUMBUNG DAN RUMAH RMU


A PEKERJAAN TANAH
1 Galian Tanah Pondasi Menerus
2 Galian Tanah Pondasi Tapak
3 Galian Pondasi Selasar
4 Urugan Kembali Bekas Galian
5 Timbunan Tanah Bawah Lantai
B PEKERJAAN BETON
1 Cor Lantai Kerja Pondasi Tapak
2 Cor Pondasi Selasar
3 Pondasi Batu Kali
4 Pondasi Tapak Uk. 90/90 cm
Cor Beton K 175
-
Besi Beton Polos
-
5 Balok Sloof Uk. 20/30 Cm
Cor Beton K 175
-
Besi Beton Polos
-
Papan Mal / Bekisting
-
6 Tiang Kolom Uk. 25/25 Cm
Cor Beton K 175
-
Besi Beton Polos
-
Papan Mal / Bekisting
-
7 Tiang Kolom Tombak Layar dan Selasar Uk. 11/11 Cm
Cor Beton K 175
-
Besi Beton Polos
-
Papan Mal / Bekisting
-
Cor Beton K 175
-
Besi Beton Polos
-
Papan Mal / Bekisting
-
9 Ring Balok UK. 20/25 Cm
Cor Beton K 175

1
-
Besi Beton Polos
-
Papan Mal / Bekisting
-
C PEKERJAAN PASANGAN
1 Pasangan Bata 1 : 2 Trasraam Selasar
2 Pasangan Bata 1 : 4
3 Plesteran Bata 1 : 2 Trasraam Selasar
4 Plesteran Bata 1 :4
D PEKERJAAN KOSEN, PINTU DAN JENDELA
1 Pintu Besi P-1
Pintu BesI Uk. 2.75/2.75 m @ Lengkap Terpasang
2 Ventilasi V-1
Ventilasi Uk.2.45/70 m @ Lengkap Terpasang
2 Ventilasi V-2
Ventilasi Uk.2.45/1.70 m @ Lengkap Terpasang
E PEKERJAAN KUDA - KUDA DAN ATAP
1 Rangka Kuda-Kuda Kayu
2 Atap Seng Bjls 0.30mm
3 Rabung Seng Bjls 0.30mm
4 Pemasangan Papan Listplank
F PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1 Pemasukan Arus 6 Ampere
2 Instalasi Listrik
3 Lampu SL 40 Watt
4 Lampu SL 26 Watt
5 Saklar Tunggal
6 Saklar Ganda
7 Stop Kontak
G PEKERJAAN CAT
1 Pengecatan Dinding Luar Dalam
2 Pengecatan Papan Lisplank
H PEKERJAAN LANTAI
1 Beton Tumbuk Lantai Ruangan + Selasar T. 7 Cm
2 Pasir Urung Bawah Lantai + Selasar T.5 cm
3 Cor Lantai Tanjakan T.7 cm
2 PEMBANGUNAN LANTAI JEMUR
A PEKERJAAN TANAH
1 Galian Pondasi Pagar Pembatas
2 Timbunan Tanah
3 Pasir urug Lantai
B PEKERJAAN BETON BERTULANG
1 Pasangan Pondasi Batu Kali
Sloof 13/15
Cor Mutu Beton K 175
-

2
Besi Beton Polos
-
Papan Mal / Bekisting
-
Kolom 20/20
Cor Mutu Beton K 175
-
Besi Beton Polos
-
Papan Mal / Bekisting
-
C PEKERJAAN PASANGAN
1 Pas. Bata 1: 2
2 Plesteran Bata 1 : 2
D PEKERJAAN LANTAI
1 Beton Tumbuk Lantai dan saluran
2 Acian Beton Tumbuk
E PEKERJAAN PENGECATAN
1 Pengecatan Tembok dan Besi Pagar
F PEKERJAAN RANGKA BESI
1 Tiang Pipa Besi + Pengait Lengkap Terpasang
2 Tiang Besi Siku + Pengait Lengkap Terpasang
3 Kawat Harmonika
4 Besi Siku Pengait Harmonika memanjang
5 Pemasangan dan Penyetelan kawat harmonika
6 Pintu Besi Hollow Lapis Harmonika + Rel Lengkap Terpasang

A. PEKERJAAN TANAH
i. Galian Tanah Pondasi
Galian Tanah Pondasi Menerus akan diupayakan mencapai tanah baik, minimla 20 cm.
Kemiringan galian apabila tidak disebutkan dalam gambar atau petunjuk direksi teknis
adalah dapat diambil perbandingan 1 (horizontal dan : 2 (vertical). Kontraktor akan
melaporkan kepada Direksi Teknis apabila galian pondasi pada kedalaman rencana
diragukan terhadap daya dukungnya. Dan bila galian tanah telah selesai dilaksanakan
kontraktor akan memberitahukan kepada Direksi Teknis untuk mendapatkan
persetujuan sebelum penggalian lainnya dilanjutkan. Tanah bekas galian akan
ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu boUwplank maupun
penggalian berikutnya.

3
ii. Urugan kembali bekas galian
Lobang bekas galian baik untuk pondasi maupun keperluan lain harus diurug kembali
dengan tanah bekas galian atau atas persetujuan Direksi Teknik. Urugan akan dilakukan
lapis demi lapis, maksimum tiap lapis 20 cm, disiram dan dipadatkan kembali.

iii. Timbunan tanah / pasir dipadatkan


Bahan yang dipergunakan harus dari tanah pasir atau tanah urugan yang baik, banyak
mengandung butiran serta tidak banyak mengandung bahan organic seperti misalnya
akar tumbuh-tumbuhan, sampah serta bahan-bahan lainnya, sebelum atau sesudah
pekerjaan urugan harus mendapatkan persetujuan Direksi Teknik, semua bahan-bahan
bahan-bahan bekas yang terdapat dalam areal bangunan yang akan ditimbun
dibersihkan sebelum dilaksanakan penimbunan. Pekerjaan timbunan dikerjakan lapis
demi lapis setelah 20 cm dipadatkan dengan Vibrator Compaction atau alat pemadat lain
sampai mencapai kepadatan maksimum, sebelum urugan lapis berikutnya dilanjutkan.

B. PEKERJAAN BETON
i. Pekerjaan beton bertulang
Pekerjaan beton bertulang adalah merupakan pekerjaan struktural. Pekerjaan Beton
Bertulang dikerjakan dengan perbandingan 1 PC : 2 PS : 3 Kr dikerjakan untuk Pondasi
Tapak, Sloof, Kolom, dan Kolom Praktis, Ring Balk, dan Balok Latai, Lantai dan tempat –
tempat lain yang mempergunakan beton bertulang sesuai gambar rencana.

Bahan-bahan yang dipergunakan untuk Pekerjaan Beton Bertulang :

 Semen
Kontraktor akan menggunakan Portland Cement jenis yang sesuai standar Cement
Portland yang ditentukan dalam bestek atau yang disetujui oleh pihak Direksi Teknis,
semen yang telah mengeras sebagian ataupun seluruhnya dalam satu zak tidak akan
dipergunakan sebagai bahan campuran, penyimpanan akan dilakukan sedemikian
rupa sehingga terhindar dari cuaca lembab agar semen tidak cepat mengeras,
penyimpannya akan ditinggikan 30 cm dan ditumpuk paling tinggi 2 m. Setiap semen
baru yang masuk akan dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen
dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.

 Pasir Beton
Pasir beton yang digunakan adalah yang berupa butir-butir tajam dan keras, bebas
dari bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir
serta kekerasan sesuai dengan persyaratan atau sesuai petunjuk Direksi Teknis.

 Kerikil
Akan dipergunakan kerikil yang bersih dan bermutu baik serta mempunyai gradasi
dan kekerasan sesuai persyaratan. Penimbunan antara kerikil dengan pasir akan
dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak tercampur untuk menjamin
adukan beton dengan komposisi material yang tepat.

 Air

4
Akan dipergunakan air tawar yang dipergunakan minyak, asam alkali, garam,bahan-
bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusakan beton atau baja
tulangan.akan diutamakan pemakaian air yang dapat diminum.

 Besi Beton
Kontraktor akan menggunakan baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan leleh
minimum 2400 Kg/cm). Daya lekat baja akan dijaga dari kotoran, lemak, minyak,
karat lepas dan bahan lainnya. Besi beton akan dihindarkan dari Udara terbuka dalam
jangka waktu panjang,membengkokan atau meluruskan tulangan akan dilakukan
dalam keadaan baja dingin yang dilakukan sesuai yang tertera dalam dokumen
kontrak atau sesuia petunjuk Direksi Teknik.

 Cetakan dan Acuan / Begisting


Bahan yang dipergunakan untuk cetakan dan acuan adalah yang bermutu baik
sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang
sesuia dengan yang ditunjukan oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan.
Pengerjaanya akan dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku atau
atas sesuai petunjuk Direksi Teknis.

 Mutu Beton
Mutu beton yang dikerjakan adalah sesuai dengan perb 1 PC : 2Ps : 3 Kr

Tata Cara Pelaksanaan / Pengerjaan.

Pemasangan Bekisting akan dikerjakan dengan rapi agar diperoleh bidang-bidang yang
cukup rata, permukaan cetakan dan pasangan dinding yang berhubungan dengan beton
harus dibersihkan dari kotoran-kotoran dan dibasahi dengan air bersih sebelum diadakan
pengadukan dan pengecoran, sambungan papan-papan atau plywood diusahakan agar
rapat tidak bocor pada saat pengecoran atau digunakan bahan lain menurut petunjuk
Direksi Teknik, bila menggunakan papan pada pekerjaan plat lantai akan ditutup dengan
plastik agar air semen tidak keluar yang dapat menurunkan mutu beton. Pemasangan
tulang harus sesuai dengan gambar rencana konstruksi/ detail, kokoh dan kuat agar
selama pengecoran posisi tulangan tidak bergeser. Untuk menjaga tebal tebal selimut
beton, harus dipasang beton tahu (beton dekking) dengan ketebalan sesuai kebutuhan
yang diikat pada tulangan dengan jarak lapis tulangan bawah dan lapis tulangan atas. Pada
penulangan plat yang menggunakan tulangan rangkap, akan diberikan penunjang dari
bahan tulangan yang sama untuk menjaga jarak lapis tulangan bawah dan lapis tulangan
atas.Tulangan yang sudah dipasang tidak diperkenankan untuk diinjak. Dalam keadaan
terpaksa, injak diatas tulangan diperbolehkan dengan memberikan lapis papan tebal 4 cm
atau tebal 2 cm yang digabung (dengan petunjuk Direksi). Pada penulangan kolom akan
disediakan stik yang cukup dan pengecoran tidak akan dikerjakan pada waktu turun
hujan.Paling lambat setelah 3 jam pengecoran berlangsung atau atas persetujuan Direksi,
beton akan dibasahi terus menerus sampai cetakan dibongkar, pembasahan dapat
dilakukan dengan penutupan goni basah atau penyiraman air, Bagian beton struktur tidak
boleh dibebani (muatan mati atau muatan hidup) pada umur yang masih muda tanpa
seizin Direksi Teknik. Pembongkaran cetakan pada balok dilakukan pada umur beton
minimal 4 minggu kecuali ada petunjuk dari Direksi Teknik secara tertulis untuk
5
melakukan pembongkaran sebelum masa tersebut. Kontraktor akan melakukan
perbaikan-perbaikan terhadap bagian-bagian yang tidak sempurna sesuai petunjuk
Direksi Teknik apakah boleh diperbaiki atau harus dibongkar dan kontraktor juga akan
bertanggungjawab penuh terhadap bentuk hasil pengecoran, harus lurus dan rapi.

i. Susunan batu kali camp. 1s:4p

Pondasi batu kali adalah pondasi yang menggunakan batu kali sebagai bahan utamanya.
Pondasi ini biasanya dibangun menerus mengelilingi denah bangunan yang berfungsi
mendistribusikan beban dinding dan kolom supaya beban bangunan tersebar merata.
Pondasi batu populer digunakan di kali cukup banyak dan relatif murah. Pondasi batu kali
pada umumnya berbentuk trapesium dengan ukuran tinggi sesuai dengan gambar kerja.
Metode Pelaksanaan.
 Pondasi harus diletakkan pada tanah keras, dan sesuai dengan gambar kerja yang telah
disetujui oleh direksi pengawas.
 Tahap pengerjaan konstruksi awal adalah tahap pengerjaan pondasi. Walaupun disebut
tahap pengerjaan pondasi, dalam tahap ini tidak hanya pondasi saja yang dikerjakan,
tetapi juga beberapa pekerjaan lain seperti penggalian dan pemasangan jalur pipa air
bersih dan air kotor, serta septic tank yang sebenarnya juga merupakan “pondasi”
sebagai sistem utilitas yang akan menjamin keberlangsungan aktivitas di rumah anda
nanti.
 Tahap pengerjaan pondasi ini harus mendapat perhatian khusus karena pada tahap
inilah semua bagian-bagian dasar yang merupakan tempat keseluruhan konstruksi
rumah anda bertumpu. Pada tahap ini, pastikan anda menggunakan bahan-bahan yang
baik dengan ukuran yang tepat karena pondasi yang kuat adalah syarat rumah yang kuat.

 Pemasangan pondasi harus di hindarkan pada tanah lembek dan berdampingan dengan
tanah keras, sebaiknya di pasang dengan kondisi tanah dengan kekerasan tanah yang
merata, hal ini untuk menghindari patahan pada pondasi.

ii. Pekerjaan Sloof

Lingkup pekerjaan ini ialah Pekerjaan Pengecoran beton bekisting, pekerjaan


pengecoran. Pekerjaan ini harus ditempatkan seperti yang ditempatkan pada gambar
kerja di lapangan.
Metode Pemasangan.
 Sebelum proses pengecoran sloof dilakukan, maka dipastikan patok-patok di
lapangan sudah tersetting dengan baik. Hal ini agar menjaga kerapian dan
ukuran sloof.
 Setelah Patok sudah tersetting dengan baik maka papan bekisting di pasang
sesuai dengan besaran sloof yang akan di pasang dilapangan.

6
 Setelah poin di atas selesai dilakukan besi beton sloof dirakit sesuai dengan
gambar yang telah di anjurkan dan sudah di setujui oleh direksi/konsultan

pengawas.

 Pada arah pertumbuhan, besi beton sloof disediakan overstek sepanjang 60 cm


dan dibungkus dengan adukan dari campuran 1PC : 10 pasir dengan dimensi
yang sama dengan dimensi sloof.
 Material pengecoran sloof sebaiknya di aduk menggunakan Beton Molen hal ini
untuk mendapatkan kualitas beton yang baik dan rata.
 Pastikan bahwa jarak pembesian sudah tersetting dengan rapi sehingga dan
sesuai dengan gambar shop drawing.
Material yang bisa di Pakai.
 Besi Beton.
 Semen.
 Pasir Beton.
 Split ukuran 2 – 3 Cm.

iii. Pekerjaan Kolom

Pasang rangka tulangan kolom tepat pada besi stek yang telah disediakan pada sloof. Besi
stek harus berada didalam rangka tulangan kolom. Lakukan pengukuran agar rangka beton
ini berdiri dengan tegak lurus dan ditahan sementara dengan menggunakan kaso 5/7,
bersamaan dengan ini lakukan pekerjaan pasangan conblock.
Bekisting kolom harus dibuat seperti gambar di bawah. Untuk kolom tengah, bekisting
dibuat dengan bentuk 2 buah huruf “U” yang digabungkan di tempat dimana beton segar
akan dicurahkan. Untuk kolom sudut, bekisting dibuat dengan bentuk huruf “G” dan huruf
“F”.
 Pekerjaan Pembesian.
Pekerjaan pembesian ini dibuat untuk pekerjaan pondasi tapak, sloof, kolom, balok, plat
lantai, ringbalk dan tangga beton serta beton bertulang yang lainnya, pemotongan dan
pembentukan dilakukan berdasarkan table bar-bending, pembengkokan dilakukan sesuai
dengan syarat-syarat PBI 71. Contoh besi yang digunakan sebelumnya akan disampaikan
kepada pemberi tugas untuk dimintakan persetujuannya.
Material yang digunakan :
 Untuk besi beton dengan diameter < 10 mm, U-24
 Untuk besi beton dengan diameter <s/d 12 mm, U-32
 Untuk besi beton dengan diameter > 13 mm ( Ulir ), U-39

7
Tulangan pokok dan sengkang diikat kokoh dengan menggunakan kawat beton, dan
posisinya berada sesuai dengan jarak dan ketebalan selimut beton, posisi besi harus dijaga
agar tidak miring atau tidak stabil pada saat pengecoran beton dilakukan
Untuk penyambungan dan pertemuan pembesian dilakukan overlap
sebesar 40 d, d = diameter besi, bagian bengkokan sepanjang 6d dan membentuk sudut

45ᴼ. Pembesian dirakit dengan mengikat tulangan pokok dengan sengkang, menggunakan
kawat beton. Pemasangan dilakukan sesuai dengan penempatan pada gambar kerja.
Semua pembesian yang terpasang diberi tahu-tahu beton dengan kualitas yang setara beton
yang akan digunakan, untuk menentukan tebal selimut beton.
Alat yang digunakan :

 Mesin potong besi untuk diameter 16 mm keatas (barcutter)


 Gunting besi s/d diameter 14 mm
 Alat pembengkok besi.

2. Kolom 11 X 11.
Kolom praktis adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga sebagai
pengikat dinding agar dinding stabil, pekerjaan kolom praktis dipasang bersamaan dengan
pasangan bata yaitu tiap 9-12 m2.
Langkah kerja kolom praktis adalah sebagai berikut :
 Memasang rangkaian tulangan secara vertical
 Memasang bekisting dimasing-masing sisi rangkaian tulangan dengan jarak tulangan
terluar dengan bekisting ±2 cm.
 Kemudian masukan adukan beton secara bertahap dan ditusuk-tusuk dengan tongkat besi
sampai padat.Pelaksanaan tersebut dilakukan setiap tinggi antara 90 cm – 120 cm, supaya
hasil cetakan tidak ada yang keropos.

3. Pekerjaan Pasangan Dinding ½ Bata Merah.

8
Pekerjaan pasangan dinding bata merupakan kunci utama dari semua pekerjaan finishing
karena itu pekerjaan ini harus dikerjakan dengan tepat dan cermat karena jika pekerjaan ini
tidak bagus maka akan berdampak buruk terhadap pekerjaan atau sebagian besar terhadap
pekerjaan finishing lainnya.
Misalnya jika dinding miring akan sangat mengganggu pekerjaan plafon, penempatan posisi
kusen pintu dan jendela dan jika tidak bisa terpasang dengan baik akan sangat berakibat
fatal terhadap pekerjaan lainnya.
Perhatian dan pengawasan sangat penting dalam pelaksanaan pekerjaan dinding, karena
bahan ini menggunakan dalam jumlah yang banyak serta melibatkan tenaga kerja yang
banyak juga. Managemen bahan dan tenaga yang baik sangat berpengaruh sekali terhadap
hasil pekerjaan ini.
Mengingat pekerjaan dinding ini sangat kasat mata, maka untuk itu pengawasan terhadap
mutu pekerjaan juga harus diperhatikan yaitu dengan melakukan ceklist secara bertahap,
untuk item pekerjaan dinding sehingga hasil akhir pekerjaan ini sesuai dengan spesifikasi
atau menjadi lebih baik.
Adapun kesalahan yang biasanya terjadi dalam sistem pemasangan pasangan Batako ini yang
perlu mendapat perhatian khusus dan perlu di hindarkan yaitu :
 Material tidak terkontrol.
 Dinding tidak vertical/Miring.
 Tebal dinding tidak sama.
 Sudutan/pertemuan dinding tidak siku.
 Dinding/Acian retak.

Oleh karena itu pemasangan ini perlu di cermati untuk menghindari kesalahan tersebut,
bahan, material, dan metode pemasangan yang akan dilakukan untuk mencegah kesalahan
tersebut yaitu :
a. Bahan yang dibutuhkan : Batu bata lokal, Pasir pasang, Semen, Besi beton, Air.
b. Bahan yang dibutuhkan : Concrete Mixer, Water pass, benang, jidar alumunium & unting-
unting.
c. Metode Pekerjaan pemasangan.
Pekerjaan bata ini dimulai setelah pekerjaan beton struktur selesai dilakukan. Sebelum
melakukan pekerjaan lokasi harus di bersihkan dari kotoran-kotoran maka akan dimulai
pekerjaan.
Langkah-langkah :
 Marking center Line Pasangan bata di setiap ruangan/ lantai beton (Marking Awal).
 Marking pasangan bata setebal pasangan bata.
 Buat marking pinjaman sejauh 50 cm, tergantung dari sistem markingan dari pasangan bata
2 sisi.
 Pasang profil kayu atau besi untuk acuan kedua sisi pasangan bata yang akan di pasang
kemudian cek verticality kayu dengan pondulum (unting-unting).
 Pasang Benang secara horizontal dari acuan ke acuan untuk
setiap 2 lapis bata.
 Pasangan tulangan untuk kolom praktis setiap 12 m2 atau dinding dengan jarak 4 m atau
sesuai dengan gambar.
 Rendam bata dalam air.
 Adukan mortar (adukan) untuk pasangan bata dengan komposisi : umum ( 1 Pc : 5 Pasir ),
Trassram ( 1 Pc : 3 Pasir ).
 Mortar awal berfungsi sebagai perataan awal.

9
 Pasangan Bata lapis pertama. Cek posisi pasangan terhadap marking, jika sesuai dapat
dilanjutkan ke tahap berikutnya sesuai benang acuan sesuai ketinggian 1 m, tebal spesi
pada pasangan di usahakan 1 – 1.5 cm (tergantung gradasi pasir).
 Lanjutkan pemasangan setiap tinggi 1 meter.
 Untuk pasangan bata yang bertemu dengan kolom struktur, apabila ketinggian bata sudah
mencapai 1.6 m dipasang angkur dari kolom kepasangan bata (2 buah dengan jarak
vertikal 500mm).
 Pada pertemuan pasangan bata dengan balok struktur biasanya diatasnya di pasang
steyroform guna menghindari retak akibat lendutan struktur.

4. Pekerjaan Ringbalk
Ring balok adalah bagian dari struktur bangunan seperti balok yang terletak diatas
dinding bata, yang yang berfungsi sebagai pengikat pasangan bata dan juga untuk
meratakan beban dari struktur yang berada diatasnya, seperti beban yang diterima oleh
kuda-kuda.
Pemasangan Ring balok maksimum 4 meter dari sloof, idealnya 3 meter. Dimensi ring
balok yang biasa digunakan disesuaikan dengan yang ditentukan dalam gambar rencana
kerja / bestek.
Langkah kerja.
 Pertama siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk pemasangan ring balok.
 Untuk melakukan acian hal yang paling penting adalah memasang mal ring balok
tersebut.
 Lakukan pengadukan beton.
 Pada saat melakukan pengecoran balok usahakan adukan beton sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.
 Apabila pengecoran sudah selesai, biarkan beton mengeras.

B. PEKERJAAN ATAP

1. Rangka Baja Ringan


Baja ringan adalah baja yang berkualitas tinggi dan ringan, namun kekuatan
baja tersebut tidak kalah dengan baja konvensional. Ketebalan pada baja
ringan ditentukan oleh fungsinya.
Langkah kerja.
 Tahap persiapan
Menyiapkan rencana pemasangan atap dan peletakan kuda-kuda
kemudian mengecek peralatan kerja dan peralatan keselamatan
kerja.
 Levelling dan marking
Mengatur permukaan ring balok supaya rata dan siku dengan
menggunakan alat waterpass, kemudian memastikan rangka dasar
ring balok mengikat semua bagian bangunan dan mengukur jarak
yang dibutuhkan antara kuda-kuda dan meteran, langkah terakhir
dari levelling dan marking yaitu memberikan tanda untuk
meletakkan kuda-kuda supaya sesuai dengan rancangan gambar
atap yang sudah dibuat.
 Perakitan dan pemasangan kuda-kuda

10
Kuda-kuda harus dipasang secara hati-hati dan sesuai dengan nomor
ring balok kemudian memastikan sisi kanan dan kiri pada rangka
kuda-kuda tidak terbalik dan setelah itu mengencangkan ring balok
supaya posisi kuda-kuda tidak berubah, langkah selanjutnya :
a. Memeriksa semua jarak antara kuda-kuda
b. Memastikan kedataran (levelling kuda-kuda)
c. Memasang balok nok
d. Memasang bracing (pengikat) sebagai penguat.
e. Memasang reng
f. Memasang gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang
menumpuh pada ring balok
g. Kemudian memasang ceillng battens untuk memperkuat ikatan
antara kuda-kuda.
 Tahap akhir pemasangan
Memeriksa kembali apakah pemasangan kuda-kuda sudah sesuai
dengan gambar, kedataran nok pada semua sisi atap dan memastikan
overhang sudah terpasang dengan benar atau belum.

2. Pasangan Listplank Kayu


Listplank adalah bila papan yang dibuat untuk menahan air hujan dan
penutup rangka atap bagian luar. Listplank bisa terbuat dari papan, Langkah
kerja.
 Tentukan model pemasangan listplank yang akan dikerjakan
 Pasang listplank tersebut secara memanjang sesuai dengan
kebutuhan atap dan perencanaan yang telah dibuat.
 Perhatikan jarak pemasangan antara sekrup yang sebaiknya tidak
terlalu jauh agar ikatanya semakin kuat (idealnya jarak 20 – 30 cm)
dan dipasang memanjang mengikuti listplank tersebut.
 Sesudah listplank berhasil dipasang, kemudian masing-masing
sekrup dan sambungan diberikan dempul.

3. Pasangan Atap Metal


Atap metal adalah atap yang terbuat dari bahan metal Zincalume dengan
ketebalan 0,30 mm yang ringan namun kuat dan tidak membebani konstruksi
bangunan.
Langkah kerja.
Pemasangan atap metal yang harus diperhatikan adalah bagian atas dan
bawah atap tidak bisa terbalik dalam pemasangannya sebab ada SOK nya.
Sehingga pemasangan lembaran pada sayap kanan dengan pemasangan
lembaran pada sayap kiri atap.
Cara Pengerjaan

4. Pasangan Bubungan Metal


Bubungan adalah pertemuan dari dua bidang atap yang merupakan garis
miring menyudut .
Langkah kerja.
 Tentukan tinggi ukuran tinggi pasangan genteng metal bubungan
 Pasang benang pada dua buah profil, sesuaikan tinggi pemasangan

11
 Mulailah pemasangan genteng metal bubungan dimulai dari ujung
garis atap.

C. PEKERJAAN KUSEN PINTU, dan VENTILASI


1. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA
Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan
yang diperlukan, peralatan termasuk alat – alat bantu dan pengangkutan yang
di perlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini sehingga dapat di capai hasil
pekerjaan yang maksima, meliputi :

Pekerjaan kosen pintu dan Ventilasi harus mengacu pada gambar rencana,
yaitu menggunakan kayu dengan mutu baik tidak muda dan tidak berserabut
serta sudh mendapatkan persetujuan dari pihak Direksi Teknik. Sebelum
pekerjaan dimulai akan dilakukan penjumlahan terlebih dahulu terhadap
jumlah kosen, pintu dalam gambar rencana dan RAB untuk mendapatkan
kesesuaian dan melakukan pengukuran agar mendapatkan hasil ukuran yang
tepat sehingga memudahkan mengajukan shop drawing, untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi Teknis untuk selanjutnya dilakukan perakitan.
Adapun jenis kusen yang dipakai sesuai bestek adalah kusen dari jenis
aluminium. Pemasangan kosen, pintu dan jendela/ventilasi harus baik, tegak
lurus, siku-siku, ambang ukuran atas dan bawah sama, setelah terpasang
pintu, jendela dapa dibuka dan ditutup dengan sempurna. Pintu, Kusen dan
Ventilasi akan dipasang dengan metode yang tepat. Adapun urutan metode
pelaksanaan pemasanganya adalah sebagai berikut :

Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pintu, kusen


dan Ventilasi..
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja dan pelaksanaan.

D. Pekerjaan Lantai
1. Pekerjaan Rabat Beton Lantai
Lingkup pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi pengadaan barang peralatan dan semua pekerja
yang berhubungan dengan pekerjaan penyelesaian lantai sesuai dengan
gambar kerja dan RKS.
Pemborong diharuskan memberikan contoh-contoh bahan lantai yang
akan dipasang, khususnya untuk di seleksi kualitas, warna, tekstrur, bahan
lantai untuk mendapat persetujuan dari direksi lapangan.

12
Pemborong harus menyediakan jaminan tertulis dari produsen/sub
kontraktor kepada pemilik proyek untuk setiap masing – masing
penggunaan bahan lantai dengan jangka waktu jaminan minimal 5 (lima)
tahun.

Pekerjaan lantai yang akan di laksanakan adalah sebagi berikut :


 Pekerjaan Lantai Rabat Beton 1 : 3 : 5.
 Lantai Rabat Beton 1 : 3 : 5
 Lantai beton tumbuk 1 : 3 : 5dengantebal 5 cm
 Permukaan harus rata sebelum di gunakan floor hardner
 Floor hardner digunakan durafax – grace atau setara.
 Tata cara penggunaannya sesuai brosur untuk itu.

2. Pekerjaan Urugan Pasir di bawah lantai


Sebelum pemasangan keramik lantai terlebih dahulu di pasang urugan pasir
yang berfungsi menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan
beban, dengan ketebalan 5-10 cm.
 Pada permukaan urugan tanah diberi urugan pasir padat setebal 5-
10 cm.
 Pasir diratakan dengan menggunakan alat pemadat dan selalu
dikontrol ketebalan dari pasir tersebut.
 Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata.

3. Pekerjaan Urugan Tanah di Bawah Lantai


Sebelum pemasangan keramik lantai terlebih dahulu di pasang urugan tanah
yang berfungsi menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan
beban, dengan ketebalan yang relatif.
 Pada permukaan tanah asli diberi urugan tanah padat.
 Tanah diratakan dan di padatkan dengan menggunakan alat pemadat
dan selalu dikontrol ketebalan dari tanah tersebut.
 Tanah kemudian dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat
dan rata.

E. PEKERJAAN PELESTERAN / ACIAN


1. Pekerjaan Plesteran Dinding 1 PC : 4 Ps, tebal 15 mm
Setelah pekerjaan pasangan bata telah selesai dan telah di cek
kebenarannya maka pekerjaan dilanjutkan dengan pekerjaan
plesteran. Pekerjaan dilaksanakan pada saat pasangan bata berumur
minimal 3 hari.
Tahapan pekerjaan :
 Siram permukaan bata sampai dengan permukaan jenuh.
 Buat kepalaan dan cek sudutan/kesikuan dari dinding serta
posisinya.
 Buat kamprotan tipis setebal 0,5 – 1 cm untuk menghindari
penyusutan yang berlebihan.
 Plesteran dilakukan setelah pasangan bata berumur 3 hari.
 Setelah plesteran setengah kering (1/2 Matang) di ratakan
dengan jidar aluminium (pemakaian roskam sebaiknya di
hindari).
 Lakukan pengecekan kembali setelah selesai di plester.
13
 Plesteran harus di siram sebanyak 2 kali sehari dalam satu
minggu, hal ini untuk menghindari retak rambut pada dinding
bata sebelum berlanjut pada tahap acian.

2. Pekerjaan Acian Dinding


Setelah pekerjaan plesteran telah selesai dan telah di cek
kebenarannya maka pekerjaan dilanjutkan dengan pekerjaan acian.
Tahapan pekerjaan :
 Lakukan kuring pasangan bata dengan di siram setiap hari, guna
menjaga penyusutan yang berlebihan.
 Lakukan pengacian dengan komposisi 2 Pc : 3 kapur dengan
steel trower dan ratakan dengan jidar alumunium. Pemakaian
kapur juga diperuntungkan untuk menghindari retak rambut
pada permukaan dinding.
 Siram permukaan plesteran sampai dengan jenuh air sebelum
pekerjaan acian.
 Untuk mengurangi pori-pori, gosok permukaan dengan kertas
semen.
Curing permukaan acian minimal 1 kali sehari dalam waktu
selama 3 hari.

F. PEKERJAAN PENGECATAN
1. Pekerjaan Cat Tembok
Pekerjaan pengecatan dilakukan apabila permukaan acian pada dinding
tidak basah lagi akibat penguapan air dari pasngan dinding.
Tahapan pelaksanaan pengecatan dilaksanakan sebagai berikut :
 Permukaan dinding dibersihkan dari debu dan kotoran menggunakan
kain kasa.
 Permukaan dinding dihaluskan dengan menggunakan amplas.
 Permukaan dinding ditutup dengan menggunakan plamir.
 Permukaan plamir dihaluskan dengan amplas sehingga pori-pori tembok
terisi dengan baik.
 Untuk pengecatan bahan besi, terlebih dahulu permukaannya
dibersihkan dengan amplas.
 Cat dasar diberi pada permukaan tembok dan besi dengan satu lapis, dan
permukaanya dihaluskan dengan amplas.

14
 Cat tembok atau cat besi diberi pada permukaan tembok atau besi
sehingga permukaannya terlihat rata dan halus.
Material yang digunakan :
 Cat tembok : setara SNI
Alatyang digunakan
 Kuas
 Roll Paint

G. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


Pekerjaan berupa pemasukan arus listrik baru dari PLN sebesar 10 Ampere.
Pekerjaan instalasi listrik harus dikerjakan berdasarkan gambar rencana, disamping
itu melaksanakan pekerjaan tersebut harus senantiasa mendapat bimbingan dari
direksi teknik atau pengawas lapangan. Semua peralatan bekerja pada ketegangan
380/220 V, Pipa instalasi dipasang sebelm dinding diplester dan sebelum plafon
dipasang sehingga hasilnya akan baik, untuk pemasangan / Pemasangan atau
instalasi dilakukan melalui pihak-pihak yang memang ditunjuk oleh PLN
(Assosiasi / AKLI) dan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku dari PLN atau
Peraturan Pemerintah yang berlaku.

Instalasi listrik dipasang sesuai dengan gambar wiring pada gambar kerja, kabel
ditarik pada sparing yang telah tersedia sesuai dengan data kabel pada gambar.
Sambungan kabel dilakukan pada pertemuan sudut pada bangunan atau pada titik-
titik sambungan kabel pada kabel penerangan luar. Untuk sambungan pada kabel
tanam diberi paku skun dan dibungkus dengan sealant ex 3M, sedangkan pada
bangunan ditutup dengan isolatip yang tahan panas.Penempatan panel, stop kontak,
saklar, meter Kwh, titik lampu dipasang dengan kuat sesuai gambar kerja.
Test commissioning dilakukan dengan test nyala, baik untuk lampu penerang dalam
bangunan maupun pada penerangan jalan.

PEKERJAAN RANGKA BESI


Terdiri dari kegiatan :
- Pekerjaan Pengadaan dan pemasangan Tiang Pipa Besi + Pengait Lengkap Terpasang
- Pekerjaan Pengadaan dan pemasangan Tiang Besi Siku + Pengait Lengkap Terpasang
- Pekerjaan Pengadaan dan pemasangan Kawat Harmonika
- Pekerjaan Pengadaan dan pemasangan Besi Siku Pengait Harmonika memanjang
- Pemasangan dan Penyetelan kawat harmonika
- Pekerjaan Pengadaan dan pemasangan Pintu Besi Hollow Lapis Harmonika + Rel Lengkap
Terpasang

Keseluruhan pekerjaan besi diatas dikerjakan dengan jenis bahan dan ukuran sesuai dengan
yang ditentukan dalam dokumen kerja/bestek. Seluruh barang yang akan dipasang harus
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari pihak Pengawas kegiatan ataw Direksi Teknis
Pekerjaan.pekerjaan dilakukan dengan baik oleh tukang yang berpengalaman dibidangnya
sampai hasilnya benar-benar baik dan fungsional.

15
METODE PELAKSANAAN SYSTEM K3

Rencana penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)


dalam pelaksanaan suatu proyek merupakan hal yang utama yang harus
dipersiapkan dengan tujuan supaya semua yang terlibat dalam pekerjaan yang
berada di lokasi pekerjaan terlindungi keselamatannya, terjaga kesehatannya, dan
merasa aman dalam melaksanakan tugasnya. Selain hal tersebut diatas, sasaran dari
penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah
agar semua bahan dan material, alat dan mesin prduksi terjamin keamanannya
mulai dari mobilisasi, penyimpanan, pemakaian, maupun setelah dipergunakan,
dengan menggunakan prosedur/tahapan yang benar.

Untuk keperluan itu CV. CAHAYA KENCANA akan memberikan suatu


makalah/dokumen tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3K) yang terbaik dalam pekerjaan ini. Adapun prosedur/tahapan yang akan
kami terapkan dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya, sangat memperhatikan hal-
hal sebagai berikut :

1. ASPEK KESELAMATAN (SAFETY) PEKERJAAN KONSTRUKSI


Ada beberapa hal yang harus kami lakukan dalam rangka menerapkan prinsip-
prinsip kerja sesuai dengan ketentuan K3 di lingkungan proyek antara lain :
1. Memenuhi Kelengkapan Administrasi K3.
16
2. Penyusunan Rencana Safety Plan (Rencana K3) untuk proyek.
3. Melaksanakan Kegiatan K3 di Lapangan.
4. Pelatihan Program K3.
5. Perlengkapan dan Peralatan Penunjang K3.
6. Penataan Lingkungan Proyek.

 Memenuhi Kelengkapan Administrasi K3, terdiri dari :


 Mendaftarkan Proyek ke Depnaker Setempat.
 Pendaftaran dan Pembayaran Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK).
 Pendaftaran dan Pembayaran Asuransi lainnya, misalnya CAR,PA bila
disyaratkan dalam proyek.
 Izin dari Kantor Kimpraswil tenaga pengguna jalan/jembatan yang
menuju lokasi untuk lalu lintas alat berat.
 Keterangan layak pakai untuk alat berat/ringan memerlukan
rekomendasi dari Depnaker atau instansi berwenang.
 Pemberitahuan kepada pemerintah/lingkungan setempat.

 Penyusunan Safety Plan (Rencana Mutu K3) untuk proyek, antara lain :
Pembukaan :
 Gambar Proyek
 Pokok perhatian untuk K3
 Risiko kecelakaan dan pencegahan (risiko yang mungkin terjadi di proyek
tersebut).
 Tata cara pengoperasian peralatan.
 Alamat instansi terkait.

 Melaksanakan Kegiatan K3 di lapangan :


 Kerjasama dengan instansi yang terkait K3.
 Pengawasan pelaksanaan K3, meliputi :
 Safety patrol.
 Safety supervisor.
 Safety meeting.
 Pelaporan serta penanganan kecelakaan

 Pelatihan Program K3, meliputi :


 Pelatihan secara umum, materipelatihan bersifat umum yaitu panduan
tentang K3 proyek misalnya :
 Pedoman praktis pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja
pada proyek bangunan gedung.
 Penanganan, Penyimpanan dan Pemeliharaan Material.
 Keselamatandan kesehatan kerja dalam pekerjaan Finishing luar.
 Keselamatandan kesehatan kerja dalam pekerjaan Mekanikal dan
Elektrikal.
 Keselamatandan kesehatan kerja dalam pekerjaan Finishing dalam.
 Keselamatandan kesehatan kerja dalam pekerjaan Bekisting
 Keselamatandan kesehatan kerja dalam pekerjaan Pembersihan.
 Keselamatandan kesehatan kerja dalam pekerjaan Sementara.
 Keselamatandan kesehatan kerja dalam pekerjaan Rangka Baja.
 Keselamatandan kesehatan kerja dalam pekerjaan Struktur Khusus.
 Keselamatandan kesehatan kerja dalam pekerjaan Pembetonan.
 Keselamatandan kesehatan kerja dalam pekerjaan Pondasi.

17
 Keselamatandan kesehatan kerja dalam pekerjaan
Pembongkaran,dll.

 Perlengkapan dan Peralatan Penunjang K3 :


 Promosi Program K3
 Pemasangan bendera K3.
 Pemasangan sign board K3.

 Saran peralatan K3 terdiri dari :


 Yang melekat pada orang :
1. Topi Keras (Helm)
Topi Keras (Helm) sangat berguna untuk melindungi kepala dari
benda-benda yang mungkin jatuh, untuk itu topi keras (helm)
harus dipilih yang baik mutunya.
2. Sepatu Lapangan
Sepatu kerja digunakan untuk melindungi kaki dari luka akibat
terjepit, benda-benda tajam dan sejenisnya. Penggunaaan
sepatu juga harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.
3. Sarung Tangan untuk Pekerjaan Tertentu
Sarung tangan digunakan untuk menghindarkan kulit tanagan
dari luka akibat serpihan besi, batu-batu tajam atau cairan
semen dari adukan. Penggunaan sarung tangan harus sesuai
dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.
4. Masker Pengaman untuk gas beracun untuk pekerjaan tertentu
Penutup hidung (masker) digunakan pada saat bekerja pada
daerah berdebu atau yang mengndung unsur kimia seperti debu
semen yang dapat menimbulkan gangguan pada pernapasan.
5.Kacamata Las Goggle
Kacamata harus digunakan paada saat melakukan pekerjaan-
pekerjaan khusus, seperti memecah batu, mengelas,
menggerinda, dan sebagainya.
6.Pelindung Telinga
Pelindung telinga harus digunakan pada lingkungan pekerjaan
yang bising dan dapat menyebabkan gangguan pendengaran.

 Sarana peralatan lingkungan :


 Tabung Pemadam Kebakaran pada ruang-ruang antara lain Kantor
Proyek,Gudang bahan bakar, Gudang material/peralatan, Ruang genset,
Mess karyawan, Barak pekerja dan tiap lantai bangunan proyek.
 Pagar pengaman yang terdiri dari pagar/railing yang kuat dan tali warna
kuning sebagai pembatas/peringatan.
 Penangkal petir.
 Pemeliharan jalankerja dan jembatan kerja.
 Jaringan pengaman pada bangunan tinggi.
 Pagar pengaman lokasi proyek.

 Rambu-rambu Peringatan Yang berfungdi untuk :


 Peringatan bahaya dari atas.
 Peringan bahaya benturan kepala.
 Peringatan bahaya longsoran.
 Peringatan bahaya api/kebakaran.
18
 Peringatan tersengat listrik.
 Penunjuk ketinggian.
 Penunjuk jalur instalasi listrik kerja sementara.
 Penunjuk batas ketinggian penumpukan material.
 Larangan memasuki ke areal tertentu.
 Larangan membawa barang-barang berbahaya.
 Penunjuk untuk melapor (keluar masuk proyek).
 Peringatan untuk memakai alat pengaman kerja.
 Peringatan ada alat/mesin yang berbahaya (untuk lokasi tertentu).
 Peringatan/larangan untuk masuk ke lokasi genset/power listrik.

2. PENATAAN LINGKUNGAN PROYEK


 Lay Out planning (Perencanaan tata letak)
Pekerjaan konstruksi termasuk pekerjaan berat, pekerjaan kasar serta banyak
pekerjaan yang harus dilaksanakan di suatu tempat dengan menggunakan
berbagai peralatan dan semua jenis pekerjaan pada waktu umumnya harus
disesuaikan dalam waktu yang sangat singkat. Walaupun demikian pekerjaan
konstruksi disamping memerlukan tenaga yang banyak memerlukan pula
konsentrasi pikiran dan kesabaran yang tinggi,tuntutan tersebut tidak terdukung
oleh situasi yang serba sibuk, kompleks, berat, kasar, kotor dan mudah timbul
tindakan emosional. Oleh karena itu banyak orang yang memperhatikan tentang
prokduvitas dan K3 menapung pekerja dalam barak-barak hunian atau asrama.

Oleh sebab itu kotraktor wajib menyediakan barak/bedeng/asrama untuk


pekerja, dengan pertimbangan faktor transport dan tersedianya lahan, maka
barak/bedeng biasanya di buat pada lahan pekerja proyek. Dalam menentukan
lokasi barak perlu dipertimbangkan beberapa sebgai berikut :
1. Penempatan barak/bedeng/asrama perlu adanya pemisahan yang tegas
dengan lahan kerja.
2. Fakto-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tata letak
adalah :
 Dimensi (Ukuran).
 Gerakan manusia dan alat, suara (kebisingan).
 Getaran,cahaya dan sirkulasi udara.

 House keeping
Sarana kebersihan dan kerapihan untuk program K3 adalah :
 Penyediaan air bersih yang cukup.
 Penyediaan toilet/WC yang bersih.
 Penyediaan musholla yang bersih dan terawat.
 Penyediaan toilet/WC untuk pekerja proyek.
 Penyediaan bak sampah pada lokasi yang diperlukan.
 Pembuatan saluran pembuangan limbah.
 Pembersihan sampah-sampah secara teratur.
 Kerapihan penempatan alat-alat kerja di lapangan setelah dipakai
(scaffolding, pipe support, pipa, jack base, concrete vibrator, lampu-
lampu penerangan, dan lain-lain).

19
3. Standar Peralatan Kerja Manual
A. TUJUAN
Tujuan instruksi kerja ini adalah untuk memberikan suatupetunjuk kerja
instruktif tentang bagaimana menggunakan Alat Kerja Manual.

B. APLIKASI
Instruksi ini berlaku untuk memberikan petunjuk cara pemakaian Alat Kerja
Manual untuk antara lain pekerjaan kayu, pekerjaan besi, pekerjaan
mekanikal elektrikal, pekerjaan beton, pekerjaan pasangan dan lainnya
dengan aman.

C. PROSEDUR
1. Ketentuan Umum
1.1 Cara kerja Penggunaan alat kerja manual adalah harus aman bagi
pekerjaan dan orang lain.
1.2 Hasis pekerjaan sesuai dengan spesifikasi mutu dan keselamatan.
1.3 Tersedia alat pelindung diri dalam kondisi baik dan digunakan selama
pelaksanaan kerja.
1.4 Alat kerja harus aman untuk dipergunakan untuk keselamatan pekerja
dan orang lain.
1.5 Tenaga kerja yang menggunakan alat harus paham prinsip-prinsip K3 atas
kecelakaan akibat alat kerja tersebut.

2. GambarAlat

2.1PekerjaanPembesian :

BARCUTTER TANG

2.3PekerjaanPasangan

SENDOK SEMEN GEROBAK DORONG

20
SEKOP

2.4Pekerjaan M & E
Pekerjaan Plumbing
Untukpemipaanharusdigunakankuncipipa

KUNCI TOOL KIT

D. TRANSPORTASI MATERIAL DAN PERALATAN


I. TUJUAN
Tujuan instruksi kerja ini adalah untuk memberikan suatu petunjuk kerja
instruktif tentang metode kerja transportasi material proyek atau lainnya
secara umum.

21
II. APLIKASI
Instruksi kerja ini berlaku untuk semua pekerjaan transport material arah
horizontal secara manual atau menggunakan peralatan bantu baik alat berat
atau alat sederhana. Alat yang di pakai antara lain :
1. Alat sederhana : Hand Pallet, kerekan dan lain-lain.
2. Alat berat : Dump Truck, Treiller, dan lain-lain.

Langsa, 23 Austus 2019


CV. JEUMPA TAMIANG

SAIFUL BAHRI
Direktur

22

Anda mungkin juga menyukai