Anda di halaman 1dari 18

PEMBIAYAAN PROYEK

BAHAN KULIAH METODE PELAKSANAAN

I. PEK. PERSIAPAN DAN UMUM


Pekerjaan persiapan dapat dilakukan jika gambar dan pengurusan perizinan telah selesai.
Pekerjaan persiapan adalah pekerjaan yang belum mengarah pada pekerjaan pembangunan fisik.
Pekerjaan yang dilakukan adalah pekerjaan penunjang dan pekerjaan pembersihan lokasi,
pemasangan bowplank, dan direksi keet dan pembuatan gudang.

a.   Pembersihan Lokasi/ Lapangan


     Pembersihan lokasi dilakukan terutama pada lahan yang diatasnya akan didirikan bangunan.
Pada pekerjaan ini, tanah di bersihkan dari rumput dan tanaman liar serta bebatuan agar
tidak menggangu proses kelancaran pekerjaan selanjutnya.
b.   Pemasangan Bouwplank
Pekerjaan persiapan sebelum memulai membangun adalah pembuatan gudang dan
pembuatan bouwplank. Bouwplang adalah alat bantu tukang untuk membantu siku
bangunan  (90º) dan elevasi lantai. Bouwplank biasanya dibuat dari papan atau balok kaso
5/7 yang di pasang 1 meter di luar denah yang akan di buat agar tidak rusak atau terbongkar
pada saat penggalian fondasi. Biasanya bouwplank akan di bongkar setelah pekerjaan
pengecoran beton  sloof di laksanakan.
c.   Pembuatan Gudang
     Gudang dibangun sebagai tempat istirahat pekerja dan tempat penyimpanan material.
Bangunan ini biasanya dibuat dari rangka kaso dan penutup dindingnya dari triplek atau
seng gelombang. Ukuran minimalnya adalah  3 x 4 m.
d.   Direksi Keet dan Perlengkapan
Pembangunan direksi keet pada lokasi bangunan dimasksudkan untuk menunjang
kelancaran pekerjaan, bangunan ini dibuat dengan ukuran 3m x 4m, yang dilengkapi dengan
meja tulis dan bangku duduk, bangunan ini di buat dari dinding papan, beratap seng dan
dibuat pentilasi yang cukup untuk pencahayaan.
     
II.  PEK. TANAH DAN PONDASI
Setelah proses pekerjaan persiapan selesai, berikutnya melangkah pada pekerjaan awal yaitu
pekerjaan tanah untuk pondasi, pekerjaan galian tanah dan urugan tanah pondasi dilakukan
sebelum pekerjaan fondasi dimulai, sedangkan urugan peninggian peil lantai dikerjakan setelah
pondsai terpasang.
a. Pekerjaan Galian Tanah  
  Pekerjaan galian tanah harus disesuaikan dengan jenis pondasi yang akan dibuat, Jika
pondasi akan di buat dari batu kali, galian dibuat sepanjang denah bangunan,.
  Pekerjaan galian tanah untuk pondasi tapak harus disesuaikan dengan ketentuan dalam
gambar yang telah tersedia, kuat tidaknya fondasi yang akan dipasang sangat bergantung
pada kesesuaian jenis pondasi yang direncanakan dengan daya dukung tanah pada lokasi
dimana bangunan akan didirikan, semua galian harus dapat persetujuan dari pengawas
lapangan dan harus juga disesuaikan dengan gambar yang telah ada.
  Sebelum pekerjaan pondasi dikerjakan, sepanjang galian fondasi ditaburi dengan pasir
urug setebal 10 cm, hal ini untuk menghindari kemungkinan adukan semen/ beton
tercampur dengan tanah liat. . 
  Pemborong akan melaporkan hasil pekerjaan galian tanah tersebut kepada pengawas yang
menurutnya sudah rampung dikerjakannya.

b. Urugan Atau Perataan Tanah


  Urugan atau perataan tanah ini dilakukan setelah pekerjaan fondasi selesai, berupa
pengurugan kembali tanah galian fondasi yang ada disisi pondasi, sehingga tidak tampak
lagi bekas galian fondasi.
  Untuk pekerjaan urugan yang bertujuan sebagai peninggian lantai, kebutuhan tanahnya
sangat tergantung pada tinggi peil atau elevasi lantai.
  Bekas galian pondasi, diurug dengan tanah urug secukupnya, urugan bekas galian tanah
dapat dipakai kembali apabila menurut pengawas/ direksi tanah tersebut  layak untuk
dipakai.
d. Urugan Pasir Dibawah Lantai
  Sebelum pekerjaan pondasi dikerjakan, sepanjang galian fondasi ditaburi dengan pasir
urug setebal 10 cm, hal ini untuk menghindari kemungkinan adukan semen/ beton
tercampur dengn tanah liat.

e.  Timbunan Tanah Dalam Rumah


  Timbunan tanah dalam rumah dilaksanakan setelah pekerjaan pondasi rampung semua,
sehingga tanah timbunan yang ada di dalam areal tersebut  tidak keluar dari  prosedur
gambar yang telah ditetapkan.

1. Pondasi Batu Gunung  


  Lebar 70  cm x  tinggi 70 cm
  Besi Stik / angker ǿ 12 mm sebanyak 42 batang
  Campuran adukan 1 pc : 4 ps dan batu gunung yang digunkan bermutu tinggi dan keras.
  Astamping / Batu Kosong ( t = 15 cm )
2.  Beton Cor Lantai Kerja 1 : 3  : 5
  Pada pekerjaan lantai kerja harus disesuaikan dengan gambar detail
  Adapun tinggi dari beton cor lantai kerja yaitu sesuai dengan gambar

III. PEK. BETON BERTULANG


Pada pekerjaan beton bertulang, mutu beton dan besi beton harus diperhatikan dengan baik
karena akan mempengaruhi kekuatan kontruksi bangunan tersebut. Besar beban yang dapat
ditahan oleh kontruksi beton tergantung dari ukuran, mutu bahan, perbandingan campuran bahan
beton dan cara pelaksanaannya, Ketentuan dan standar-standar bahan-bahan penyusun beton
telah diatur dalam peraturan beton bertulang indonesia 1971 N.I-2  yang digunakan sebagai
acuan.
A.    Bahan Beton Betulang
1.  Bahan-bahan
a.  Portland Cement (PC)
  Portland cement (pc) merupakan bubuk halus, yang diperoleh dengan menggiling klingker
(yang didapat dari pembakaran suatu campuran yang baik dan merata antara kapur dan
bahan–bahan yang mengandung silika, alumina dan oksigen besi, dengan batu gips sebagai
bahan tambahan dalam jumlah cukup)
  Bubuk halus atau pc tadi apabila dicampur dengan air, selang beberapa waktu dapat
menjadi keras dan dapat digunakan sebagai bahan ikat hidrolik.
  Kehalusan butir cement Semakin halus butirnya, maka semakin luas jumlah permukaan
butir tiap satuan berat sehingga makin cepat dan sempurna mengikat dan pengerasannya.
  Ikatan semen awal tidak boleh dimulai dalam 1 jam setelah dicampur dengan air. Hal ini
diperlukan untuk pekerjaan mengulang, mengangkut dan mengencer adukan beton.
  Sifat kekal bentuk semen harus memiliki sifat kekal bentuk yaitu jika 24 jam dicampur air
dan disimpan dalam ruangan lembab, kemudian direndam dalam air selama 27 hari. Jika
semen tidak mengalami perubahan bentuk ( retak, melengkung, keropos ) maka semen
tersebut telah memiliki sifat kekal bentuk.
  Memliki sifat desak adukan
  .Mempunyai susunan kimia yang baik
  Semen atau pc yang dipergunakan untuk beton bertulang harus disetujui oleh pengawas
dan harus bermutu tinggi, dan standar pc yang dipakai adalah semen andalas dan harus
bermerek sama.

b.  Agregat  Halus  (Pasir)


  Agregat halus (pasir) merupakan bahan batuan berukuran kecil, yaitu 0,075 sampai 5 mm
perbutirnya, agregat halus untuk beton berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi  alami
dari batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh pemecahan batu, sesuai dengan
syarat pengawasan mutu agregat unuk berbagai mutu beton.
  Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras.
  Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %  (ditentukan dari terhadap
berat kering)
  Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton, kecuali
dengan petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan yang diakui.
c. Agregat Kasar (kerikil dan batu pecah)
  Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batu-
batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.
  agregat kasar adalah agregat dengan besar butir lebih besar dari 5 mm, maka agregat kasar
harus menurut syarat-syarat pengawasan mutu agregat untuk berbagai beton.

c. Air
  Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak mengandung minyak, asam, alkohol,
garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak beton dan baja tulangan .
  Dalam pemakaian air sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum, apabila terdapat
keraguan mengenai air, dianjurkan untuk mengirimkan contoh air itu kelaboratorium untuk
diselidiki sampai seberapa jauh air itu mengandung zat-zat yang dapat merusak beton atau
baja tulangan..
  jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton dapat ditentukan dengan ukuran
berat dan harus dilakukan setepat-tepatnya untuk menghasilkan beton yang  berkualitas
baik.

d. Besi Tulangan dan Kawat Pengikat


  Setiap jenis besi tulangan yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik besi terkenal dapat dipakai
pada umumnya setiap pabrik besi mempunyai setandar mutu dan jenis besi.
  Selanjutnya harus memenuhi syarat dalam P.B.I.1971 N.1.-2
  Besi tulangan dengan mutu yang meragukan harus diperiksa dilembaga pemeriksaan bahan
yang diakui.
  Besi beton yang dipergunakan adalah yang berbentuk penampang bulat dan berupa batang
polos atau ulir.
  Besi tulangan yang dipergunakan tidak boleh cacat seperti gelombang atau pecah.
  Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter 1 mm yang telah dipijarkan
terlebih dahulu dan tidak boleh bersepuh seng.
B. Pek. Penulangan
a.  Persiapan yang harus dilakukan adalah membersihkan besi tulangan dari karat atau kotoran
yang melekat dengan menggunakan sikat atau penggosok atau menggunakan larutan kimia,
hal ini dilakukan agar kekakuan besi tidak berkurang.
b. Pengukuran panjang besi yang akan dibuat tulangan berdasarkan ukuran gambar yang telah
ditetapkan.
c. Besi tulangan yang akan dipotong dikelompokan setelah diberi tanda pada bagian yang
akan dipasang, pengelompokan berdasarkan dengan ukuran dan penggunaannya masing-
masing.
d. Pekerjaan penulangan ini meliputi menggunting /memotong, membengkokan dan
merangkai besi tulangan sesuai dengan bentuk gambar yang telah direncanakan.

C. Pek. Penyetelan / Pemasangan Tulangan


a. sebelum tulangan dipasang harus dibersihkan dari kotoran serta bahan-bahan lain yang
mengurangi gaya lekat beton.
b. Tulangan harus dipasang dengan baik hingga sebelum dan selama pengecoran tidak
berubah tempat dan bentuknya.
c. Batang tulangan harus dipasang pada tempatnya sesuai  dengan yang ditentukan  dalam
rencana / bestek.
d. Apabila pipa-pipa atau benda-benda lain direncanakan menembus beton atau ditanam
didalam beton, maka tulangan tidak boleh dipotong/ digeser.

D. Pek. Bekisting/ Cetakan


a. Bekisting harus terbuat dari bahan-bahan yang tidak mudah meresap air dan direncanakan
sedemikian rupa hingga dapat mudah dilepaskan pada beton tanpa menyebabkan kerusakan
dari beton itu sendiri.
b. Bekisting harus kokoh dan cukup rapat sehingga dapat dicegah kebocoran adukan-adukan
yang dituangkan kedalamnya.
c. Kayu yang dipakai untuk bekisting/cetakan beton  harus terdiri dari kayu yang bermutu
tinggi dan memberi jaminan kekuatan. 
E. Pek. Pengujian Beton
a. Sebelum  pelaksanaan pengecoran beton dimulai, terlebih dahulu dilakukan pengujian
beton ini dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan/ mutu beton yang akan dibuat.
b. Mutu beton yang akan dipergunakan harus berkualitas baik dengan tegangan karakteristik.

F.  Pek. Pembuatan Adukan Semen


a. sebelum pembuatan beton dilakukan semua alat-alat pengaduk dan pengangkut beton harus
sudah bersih.
b. Jenis Mesin pengaduk dan jenis Timbangan atau takaran semen dan agregat harus di setujui
terlebih dahulu oleh Pengawas ahli yang ada.
    Sesuai dengan tingkat mutu beton yang hendak di capai, perbandingan campuran bahan
susunan yang harus di tentukan agar beton yang di hasilkan dapat memberikan :
1. Kecelakaan dan konsistensi yang memungkinkan pekerjaan beton ( Penuangan,
perataan, pemadatan ) dengan mudah kedalam acuan  dan sekitar tulangan tanpa
menimbulkan kemungkinan  terjadinya pemisahan antara agregat dan air.
2.  Ketahanan terhadap kondisi lingkungan kusus (Kedap air, korosif, dan lain
sebagainya.).
3. Memenuhi Uji kuat yang hendak di capai .

G.  Pek. Distribusi Campuran Beton


a. Pengankutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran harus di lakukan
dengan baik hal ini  untuk mencegah terpisahnya bahan campuran beton yang sudah di
campur.
b. Adukan Beton Sudah harus di cor dalam waktu 1 jam setelah pengadukan dengan air di
mulai jangka waktu ini harus di perhatikan, apabila keperluan pengankutan di perlukan
waktu yang panjang, jangka waktu tersebut dapat di perpanjang sampai 2 jam.

H.  Pek. pengecoran dan pemadatan beton.


a. Sebelum beton di cor, semua ruang- ruang yang akan di isi dengan beton harus di bersihkan
dari kotoran, kemudian bekisting / perancah dan pasangan dinding yang akan berhubungan
dengan beton harus di basahi dengan air sampai jenuh sedangkan tulangan harus terpasang
dengan baik.
b. Air harus di buang dari semua ruang yag akan di isi dengan beton,        kecuali apabila
menurut persetujuan pengawas itu tidak perlu di lakukan.
c. Beton harus di cor sedekat-dekatnya ketujuan yang terakhir, hal ini di lakukan untuk
mempermudah pekerjaan pengecoran beton dan menghindari terpisahnya campuran beton.
d. Pekerjaan pengecoran beton di lakukan dari bagian yang terjauh dari tempat distribusinya
sampai mencapai bagian akhir pelaksanaan yang telah di tetapkan.
e. Untuk Mencegah timbulmya rongga-rongga kosong dan sarang-sarang krikil, adukan beton
harus di padatkan selama pengecoran, pemasatan ini dapat di lakukan dengan cara
menumbuk –numbuk adukan dan memukul- mukul cetakan.
f. Di anjurkan untuk senantiasa menggunakan alat- alat pemadat mekamis ( Vibrator ),
Taujuannya adalah untuk memadatkan beton sehingga beton menjadi rapat, padat, kuat dan
kokoh dan senyawa.
g. Beton selama seminggu sesudah di tuangkan harus senantiasa di basahi, selanjutnya harus
memenuhi syarat-syarat yang di uraikan dalam P.B.I ( NI – 2 ) 1971.
h. Sloof juga termasuk kedalam beton bertulang yang diletakkan secara horizontal diatas
pondasi. Sloof berfungsi untuk meratakan beban yang bekerja pada pondasi dan pengikat
struktur bawah ujung dasar kolom.
i.  Kolom beton merupakan bagian strukur yang arahnya vertikal.
  Kolom 13 cm x 13 cm
- Penempatan kolom dipasang guna menyalurkan gaya normal yang disebabkan oleh
berat bangunan  itu sendiri.
-  Besi ǿ 16 mm dan ǿ 10mm-10 mm, Sebanyak 336 batang
-  Dan juga terdapat kolom sebanyak 42 unit
  Sloof 15 cm x 20 cm
-  Pekerjaan pembesian sloof dilaksanakan pada tempat pekerjaan   yang telah diukur
panjangnya sesuai dengan ukurannya/ diameternya.
-   Menggunakan besi yang sesuai dengan gambar
-   Jumlah besi
-   Pekerjaan sloof dikerjakan sesuai dengan gambar detail
  Ring Balk 13 cm x 15 cm
- Pekerjaan pembesian langsung dilaksanakan pada tempat pengerjaan balok.
- Menggunakan besi & Jumlah besi Sesuai dengan gambar.

I.  Pek. Pembukaan Bekisting


a.  Pada Plat lantai pembongkaran bekisting harus di lakukan dari daerah tarik yang
mempunyai momen maksimun yaitu di bagian tengah terus di buka secara mundur ke
belakang / ke bagian samping,
b.  Pembukaan bekisting untuk balok harus di lakukan minimal 2 hari setelah di lakukan
pengecoran,

IV.  PEK. PASANGAN BATU DAN PLESTERAN


Pekerjaan yang dilakukan terdiri dari pemasangan batu anstamping, pasangan batu bata dan
plesteran.
a.  Pekerjaan batu Anstamping/ batu kosong
 Pada pemasangan batu gunung dipasang lantai kerja dari susunan batu anstamping dengan
ukuran tinggi 15 cm dan panjang 90 cm, disusun secara vertikal dan rongga-rongga yang
kosong harus diisi dengan pasir sampai penuh , dan kemudian disiram air supaya terjadi
pemadatan.

b. Pekerjaan Pondasi Batu Gunung


Pondasi yang dipakai pada bangunan ini adalah pondasi batu gunung yang berukuran tinggi
70 cm dan panjang 70 cm.

c. Pekerjaan Pemasangan Batu Bata


 Kebutuhan bahan baku untuk pasangan dinding batu bata adalah pasir pasang dan semen
dengan komposisi adukan yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya, Untuk dinding
biasa yang tertimbun dengan tanah pasangan kedap air dengan perbandingan 1 pc : 2 ps di
mulai slooff sebagai mana tercantum dalam gambar rencana. Dan 1 pc : 4 ps juga selain
untuk kedap air, dimana dindingnya di pasang semua pasangan harus rata ( Horizontal ).
 Pada pasangan bata setengah batu satu sama lain harus terdapat pengikat yang sempurna.
Tidak di benarkan menggunakan batu bata pecahan separuh panjang kecuali sesuai dengan
kebutuhan (sudut). Lapisan satu dengan yang lainnya harus di selang – seling.
 Sebelum pekerjaan di mulai pasangan batu bata harus di rendam terlebuh dahulu didalam
air, permukaan yang akan di pasang harus juga basah, tebalnya siar batu bata tidak boleh
kurang dari 1 cm (10 mm) adan sisanya harus benar – benar padat adukannya

d.  Pekerjaan Plesteran
Untuk menutup permukaan pasangan batu bata biasanya dilakukan Finishing dengan cara
diplaster, terdapat dua macam plesteran, yaitu plesteran biasa dan plesteran trasram, plesteran
transram digunakan untuk tempat-tempat yang diharapkan kedap air. Pada pekerjaan plesteran
dinding harus sesuai dengan yang telah direncanakan dan harus betul-betul kelihatan halus, rata
dan tidak bergelombang, bahan-bahan yang digunakan adalah sama seperti pada pekerjaan beton.

V . PEK. KUSEN PINTU DAN JENDELA


a.   Pemasangan Kusen Pintu Dan Jendela
 Pada pemasangan kusen, pekerjaan yang diamati adalah pekerjaan pemasangan kusen pintu
dan kosen jendela, kosen-kosen ini terlebih dahulu dirangkai ditempat pembuatan kosen,
pekerjaan kusen tersebut dilakukan secara cermat karena langsung berpengaruh pada
kekuatan dan umur kusen yang telah terpasang.
  kosen dipasang ditempat yang telah ditentukan sesuai dengan gambar kerja yang ada,
adapun alat-alat yang dibutuhkan pada pekerjaan penyetelan kosen antara lain: meteran,
unting-unting, paku, selang dan waterpas dan kayu penyokong.
  Sebelum kosen dipasang terlebih dahulu dipasang angker pada bagian yang akan
dicor.untuk kosen pintu angker juga dipasang ditapak kosen yaitu dibagian bawah dari
kosen.
  Untuk pemasangan sambungan kayu harus betul-betul rapi dan tidak boleh longgar dan
pada sambungan tersebut harus dilumuri dengan lem agar sambungan tersebut dapat
melekat dengan baik.
  Pada pemasangan kayu harus dikerjakan oleh tukang kayu yang sudah berpengalaman, dan
pada pemasangannya tidak boleh asal-asalan dipasang.
  Adapun ukuran untuk kayu kusen jendela, Jalusi dan pintu adalah:
Tinggi kusen pintu/Jalusi               : 262 cm
Panjang kusen pintu                      : 92 cm
Lebar/tebal kusen pintu                 : 6/13 cm

b. Daun Pintu, Jendela Dan Jalusi


 Untuk pasangan jendela dibuat dengan model sesuai dengan gambar detail, kaca untuk
jendela dipasang polos dengan ukuran tebal 5 mm.
 Daun pintu dipasang  dengan ukuran yang telah ditentukan dan harus betul-betul rapat dan
rapi.
 Jalusi atau pentilasi sebagai ventilasi udara atau pencahayaan dipasang diatas pintu atau
jendela dengan ukuran yang telah ditentukan.
 Untuk pemasangan kusen/ pintu Polding Gate dilakukan setelah bidang dinding terbentuk,
apabila pemasangan kusen/ pintu Polding gate dipasang bersamaan dengan dinding maka
dikwatirkan akan kotor dan bisa merusak pada lapisan-lapisan pintu tersebut. Dan pada
pelaksanaannya harus disesuaikan dengan gambar detail.

VI. PEK. RING BALK


a.  Pekerjaan Bangunan Ring Balok
Pekerjaan ini dipasang disekeliling bangunan dan diatas dinding tengah pembatas ruangan,
pekerjaan pembuatan ring balok ini merupakan pekerjaan akhir dari pekerjaan pembuatan beton
bertulang, adapun ukuran ring balok yang digunakan adalah 13x15 cm dengan menggunakan
delapn batang besi tulangan yang berdiameter 10 mm,12 mm, dan untuk beughel berdiameter 8
mm.

b. Pembuatan Bekisting Ring Balk


Langkah pertama yang dikerjakan adalah pembuatan bekisting atau cetakan ring balk, bekisting
ini dibuat dari papan cor yang berukuran 13x15 yang diletakakan diatas balok penopang yang
diletakan diatas pemasangan batu bata. Perletakan penahan ini tidak menggunakan perancah
karena disekeliling bangunan telah dipasang pasangan dinding dari batu bata, hal ini
mempermudah pekerja dalam melakukan pekerjaan pemasangan balok penahan bekisting
ini.balok penahan ini dibuat berukuran 5 x 5  cm yang dipasang setiap jarak 50  cm.

c. Pembesian Ring Balk


Langkah selanjutnya, setelah bekisting dibuat maka besi tulangan mulai dirangkai, pembesian
ring balk dibuat pada bangku kerja yang telah disiapkan sebelumnya, pembesian ring balk
menggunakan 6 batang besi tulangan yang berdiameter 10 mm, 12 mm dan besi beuwhel yang
berdiameter 8 mm, pertama-tama yang harus dilakukan pada pekerjaan pembesian adalah
pemilihan besi, kemudian diukur sesuai kebutuhan, pengukuran ini dilakukan dengan
menggunakan alat meteran dan kapur sebagai alat tulis. Setelah semua tulangan diukur kemudian
dipotong sesuai dengan ukuran yang sudah ditentukan.

Setelah semua tulangan dirangkai kemudian diangkat keatas untuk dimasukan dan diletakkan di
dalam bekisting ring balk.kemudian disatukan dengan cara diikat pada besi kolom yang
dilebihkan, hal ini agar tulangan menyatu dengan tulangan kolom dan beton yang dihasilkan
menyatu dengan baik, kemudian tiap tiga meter dipasang besi yang dilebihkan, besi ini berfungsi
sebagai angker untuk mengikat kuda-kuda atap.

d.  Pekerjaan Pengecoran Ring Balk


Pekerjaan pengecoran, dilakukan setelah semua siap dipasang baik tulangan maupun bekisting
sudah dipasang dengan baik, pekerjaan yang dikerjakan selanjutnya adalah pembuatan adukan
campuran beton, campuran ini dibuat dengan perbandingan  1 : 2 : 3  perbandingan campurannya
yaitu 1 semen 2 pasir dan 3 kerikil, campuran ini diaduk dengan menambahkan air sebagai bahan
pencampur.

Pengadukan campuran beton ini dilakukan dengan menggunakan mesin molen agar campuran
tersebut dapat merata. Untuk membuat beton menjadi padat, pemadatannya dilakukan dengan
cara mengetuk-ngetuk bekisting dengan palu dan menusuk-nusuk kayu kedalam campuran beton
agar beton menjadi padat, pengecoran ini dilakukan sampai semua ring balk selesai dicor dengan
sempurna.
e.  Pekerjaan Pembukaan Bekisting Ring Balk
Setelah beton dicor kemudian dilakukan perawatan beton dengan cara menyiram beton dengan
air, hal ini dilakukan beberapa hari sampai beton cukup keras, setelah beton sudah betul-betul
keras maka baru boleh untuk pembukaan bekisting, alat-alat untuk pembukaan bekisting antara
lain adalah linggis, palu dan tang, pembukaan bekisting dilakukan secara pelan-pelan agar beton
dan bekisting tidak rusak, dalam pembukaan bekisting ini yang pertama dibuka adalah balok
penahan kemudian baru dibuka papan bekistingnya. Hal ini dilakukan secara pelan-pelan agar
papan bekistingnya dapat digunakan untuk kebutuhan lainnya, pekerjaan pembukaan bekisting
dilakukan sampai semua dibongkar secara keseluruhan.

VII. PEK. RANGKA ATAP


Selain harus kuat, atap di harapkan tampil rapi dan bagus sehingga tampilan bangunan secara
keseluruhan menarik dan enak di pandang. Oleh karena itu, pemasangan penutup atap harus
dilakukan secara cermat dan rapi agar hasilnya nampak baik.
a. Pada pemasangan atap seng metal (Sakuraroof), menggunakan paku bor, sebaiknya di beri ring
karet di bagian bawah kepala paku bornya. Untuk bagian nok atau rabung atap seng metal.
b. Untuk rangka atap digunakan rangka baja ringan (Zingkalum) pemasangan harus di lakukan
sesuai dengan spesifikasi.
c.  Bekas pengoboran pada seng metal harus di tutup dengan dempul terlebih dahulu untuk
menghindari dari kebocoran.
d. Peil / elevasi untuk rangka atap harus di sesuaikan dengan gambar detail.
e.  Rangka atap terdiri dari gording sebagai rangka pengaku dan tumpuan kaso dibagian tengah.
f. Nok sebagai rangka pengaku dan tumpuan kaso dibagian paling atas (bubungan )
  Rangka baja ringan (Zingkalum)
  Gording  rangka baja ringan (Zingkalum)
  Plat buhul ( t = 7 mm)
  Plat tumpu ( t = 10 mm)
  Baut dan mur rangka baja ringan. 1/2"
g. Atap merupakan elemen bangunan yang berfungsi sebagai penutup atau payung  bagian atas
suatu bangunan, kontruksi atap terdiri dari bagian-bagian antara lain, atap seng Metal dan
gording,
  Atap seng Metal 0,25 mm
  Gording rangka baja ringan

VIII. PEK. LANTAI


a.  Pekerjaan peninggian peil lantai dasar
Saat ini banyak bahan lantai yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan, pada pekerjaan lantai,
pemasangan bahan penutupnya harus dilakukan dengan cermat karena langsung akan
mempengaruhi kekuatan dan keindahan lantai nantinya.

Sebelum memulai pekerjaan tersebut harus terlebih dahulu dibersihkan lantai yang akan diurug,
untuk mencegah terjadinya pembusukan di dalam tanah, sehingga nantinya lantai tidak mudah
retak dan rusak, misalnya yang harus kita bersihkan adalah  sampah plastik, dan kayu-kayu kecil,
Pada bagian pintu atau bagian terbuka lainnya harus di paadang bata dan plesteram bata tapi
harus kuat, se hingga membentuk tanggul / agar urugan tidak keluar.

Urugan harus menggunkan tanah yang baik bebas dari dampai organik maupun non
organik,setelah urugan tanah selsai harus di lakukan pemadatan dengan alat stemper ato yang
lainnya, baru kemudian di urug dengan pasir urug 10 cm sesuai dengan gambat detail.

IX. PEK. KUNCI DAN PENGGANTUNG


a. Untuk pemasangan alat – alat kunci dan penggantung tersebut di sesuaikan dengan gambar
detail.
b. Gerendel dan hak angin di pasang dua buah untuk setiap daun jendela, pemasangannya harus
betul – betul rapi. Untuk melengketkan alat tersebut kedaun jendela harus menggunakan mur.
c. Engsel pintu di pasang tiga buah setiap lembaran daun pintu dengan standar merk atau yang
setara. Pemasangannya dilakukan dengan mur khusus untuk pintu, tidak di benarkan
melengketkan engsel ke pintu dan kusen dengan menggunakan paku. Penguncian mur harus
dilakukan dengan cara memutarkan mur dengan obeng sampai rapat dan kuat sehingga
seluruh mur masuk dan menempel kekayu.
d. Setiap daun pintu di pasang kunci tanam dua yang setara dan berkualitas baik.
  Pegangan pintu  Polding Gate buka dua
  Pegangan pintu buka Satu
  Pegangan jendela
  Hak angin jendela
  Kunci pintu utama
  Kunci pintu buka satu
  Kunci pintu polding gate buka dua
  Engsel pintu buka satu
  Pacok jendela
  Pacok pintu KM/WC

X. PEK. PLAFOND (GRC)


Pekerjaan plafond terdiri dari pekerjaan rangka plafond dan lembaran penutupnya. Cara
pemasangan setiap jenis penutup plafond tergantung pada bahan rangka plafond yang di
gunakan. Pada pekerjaan plafond lantai dasar, tidak di gunakan plafond penutup, tetapi
menggunakan beton expose yang di finifh cat tembok, sedangkan untuk lantai atas mengunakan
penutup triplek dengan ketebalan 6 mm
a.  Rangka plafond harus kuat sehingga tidak terjadi gelombang pada plafond.
b. Rangka plafond menggunakan kayu kelas dua, berkualitas baik yang kering. Ukuran rangka
plafond harus di sesuaikan dengan gambar detail.

XI. PEK. PENGECATAN


a.  Dalam semua pekerjaan pengecatan, disamping kualitas catnya sendiri, hal lain yang perlu
diperhatikan adalah keadaan permukaan yang akan dicat dan cara mengecatanya. Baik
pekerjaan pengecatan mengalami kegagalan pada hasil akhirnya karena permukaan yang akan
dicat tidak disiapkan lebih dulu atau tukang cat yang kurang mahir.
b.  Alat yang dibutuhkan dalam pengecatan adalah amplas (plat tipis) yang digunakan untuk
pelamur atau duco, serta kuas untuk mengecat bidang-bidang sempit dan rol untuk bidang-
bidang yang luas.
c. Selain itu juga menggunakan spray selain cepat juga akan diperoleh hasil yang lebih baik,
penggunaan spray untuk volume besar memang akan sedikit boros pada kebutuhan cat, tetapi
dapat menghemat upah pekerja.
d. Pengecatan pada permukaan tembok/dinding semen baru, harus dipastikan bahwa tembok
tersebut telah benar-benar kering (minimal 3 hari), apabila dipandang dengan kasat mata ciri
permukaan tembok yang sudah kering adalah memutih dan bila dipegang tangan telah terasa
mengering dan tidak ada kelembaan.
  Cat dinding tembok interior
  Cat dinding tembok eksterior
e.  Pengecatan pada kusen kayu harus di meni, plamur, di gosok sampai halus/rata kemudian di
cat sebanyak tiga kali dan cat kayu yang di pakai adalah merk Avitex Wood Paint atau yang
setara dan untuk kayu yang akan di plitur harus di gosok sampai halus kemudian di plitur.
f.  Pengecatan pada plafond dilakukan maksimal dua kali dan menggunakan cat yang bermerk
Super Avitex atau yang setara. Plafond yang akan di cat terlebih dahulu harus di bersihkan,
dan di plamur, di amplas sampai halus kemidian baru dicat dengan cat Emulasi.

XII.  PEK. SANITARI


a.  Kloset duduk
b.  Kran
c.  Floor Drain

XIII. PEK. SANITASI KM/WC


a.  Instalasi air bersih
  Pipa PVC Diameter ¾ "
  Pipa PVC diameter 4
b.  Instalasi air kotor
  Pipa PVC diameter 3’’
  Pipa PVC diameter 4’’
c.  Instalasi air hujan
  Pipa PVC diameter 3’’
  Pipa PVC diameter 5’’
d.   Pompa Air (Jet Pump)
e.   Pekerjan septictank
  Pada galian tanah untuk pekerjaan septitangk, harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
gambar detail dan perencanaannya. Dalamnya semua galian harus dapat persetujuan dari
pengawas, dasarnya galian harus bebas lumpur dan air dalam keadaan bersih dan padat,
sampai dapat di berikan lapisan urug setebal ± 10 cm sebelum pondasi di kerjakan.
  Pasir urug dengan ketebalan 10 cm
  Pasangan ½ bata 1: 2 untuk satu buah septictengk
  Beton cor
  Pipa diameter 2".
  Plesteran 1 : 2

 XIV. PEK. INSTALASI LISTRIK


Instalasi listrik berupa rangkaian yang digunakan untuk menyalurkan daya listrik kelampu atau
alat elektrik dalam memenuhi kebutuhan manusia. Adapun alat-alat yang digunakan antara lain:
a.  Bok zakering
b.  Lampu hemat energi
c.  Stop Kontak
d.  Saklar tunggal 
e.  Saklar ganda
f.  Kabel listrik

XV.   PEK. LAIN-LAIN


Pekerjaan lain – lain meliputi pekerjaan akhir yang harus terselesaikan. Seperti pekerjaan
administrasi/dokumentasi , dan pekerjaan  finising yang harus terselesaikan seperti :
  Pekerjaan Pemasangan Kanopi
  Pekerjaan Relief, Plat Daag
  Finishing
  dll.

Pekerjaan administrasi/dokumentasi meliputi :


  Laporan berkala mengenai pekerjaan secara keseluruhan
  Catatan kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan
  Dokumen foto, yaitu foto sebelum pelaksanaan, sedang dilaksanakan dan foto selesai 100 %
  Gambar As Built Drawing yaitu gambar yang sesuai dengan pelaksanaan dilapangan.
  dll.

Anda mungkin juga menyukai