Anda di halaman 1dari 29

ETIKA PROFESI Pertemuan ke 4

Ita Roihanah, ST, MT


UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2017
TENTANG ARSITEK
1. memberikan landasan dan kepastian hukum bagi arsitek;
2. memberikan perlindungan kepada pengguna jasa arsitek dan masyarakat dalam
praktik arsitek;
3. memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan profesi arsitek yang
berdaya saing tinggi serta memiliki keahlian dan hasil pekerjaan yang berkualitas;
4. mendorong peningkatan kontribusi arsitek dalam pembangunan nasional melalui
penguasaan dan pemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; dan
5. meningkatkan peran arsitek dalam mewujudkan pelaksanaan pembangunan yang
berwawasan lingkungan serta menjaga dan mengembangkan budaya dan
peradaban Indonesia.
LINGKUP PRAKTIK ARSITEK
1. penyusunan studi awal Arsitektur;
2. perancangan bangunan gedung dan lingkungannya;
3. pelestarian bangunan gedung dan lingkungannya;
4. perancangan tata bangunan dan lingkungannya;
5. penyusunan dokumen perencanaan teknis, yaitu:
(i) dokumen gambar perancangan,
(ii) dokumen rencana kerja dan syarat-syarat, dan
(iii) dokumen rencana anggaran biaya; dan/atau
6. pengawasan aspek Arsitektur pada pelaksanaan konstruksi bangunan gedung dan
lingkungannya, yaitu kegiatan pemeriksaan dan pengecekan pelaksanaan
konstruksi sesuai dengan rancangan Arsitektur atau rancangan bangunan yang
meliputi pengawasan berkala dan pengawasan terpadu
STANDAR KINERJA ARSITEK
1. dokumen gambar perancangan antara lain: (i) konsep rancangan, (ii)
prarancangan, (iii) pengembangan rancangan, dan (iv) gambar kerja;
2. dokumen rencana kerja dan syarat-syarat yaitu dokumen tentang spesifikasi
teknis yang menjelaskan (i) jenis, (ii) tipe, dan (iii) karakteristik material/bahan
yang dipergunakan secara detail dan menyeluruh;
3. dokumen rencana perhitungan volume pekerjaan, dokumen yang berisikan daftar
pokok pekerjaan yang harus dilakukan pada masa konstruksi bangunan berikut
perhitungan volume pekerjaannya; dan/atau
4. dokumen pengawasan berkala
PERSYARATAN ARSITEK
SURAT TANDA REGISTRASI ARSITEK
Untuk menjadi seorang Arsitek seseorang wajib memiliki Surat Tanda Registrasi Arsitek (STRA).
Kewajiban ini dikecualikan untuk seseorang yang merancang bangunan gedung sederhana
dan bagunan gedung adat.
Ketentuan STRA:
1. paling sedikit mencantumkan (i) kompetensi arsitek, dan (ii) masa berlaku;
2. berlaku selama 5 tahun dan dapat diregistrasi ulang dengan mengikuti pengembangan
keprofesian berkelanjutan;
3. tidak berlaku karena (i) berakhir masa berlakunya dan tidak diregistrasi ulang; (ii)
permintaan pemegang STRA; (iii) pemegang STRA meninggal dunia; atau (iv) pemegang
STRA berganti kewarganegaraan;
4. dicabut jika pemegang STRA (i) berstatus terpidana dalam kasus malpraktik arsitek; atau
(ii) melakukan pelanggaran berat kode etik profesi Arsitek.
LISENSI
Dalam penyelenggaraan bangunan gedung, setiap Arsitek wajib memiliki
lisensi, yaitu bukti tertulis yang berlaku sebagai surat tanda penanggung
jawab Praktik Arsitek dalam penyelenggaraan izin mendirikan bangunan dan
perizinan lain (Lisensi). Arsitek yang tidak memiliki Lisensi wajib bekerja sama
dengan Arsitek lain yang memiliki Lisensi.
Untuk memiliki Lisensi, Arsitek harus:
• memiliki STRA;
• mendapatkan rekomendasi dari organisasi profesi.
Lisensi akan diterbitkan oleh pemerintah provinsi. Tata cara penerbitan Lisensi
akan diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
HAK ARSITEK
Dalam melaksanakan Praktik Arsitek, seorang Arsitek memiliki hak berikut ini, yang
berlaku juga untuk Arsitek Asing:
❖ memperoleh jaminan perlindungan hukum sepanjang Praktik Arsitek dilakukan
sesuai dengan kode etik profesi Arsitek dan standar kinerja arsitek di Indonesia;
❖ memperoleh informasi, data, dan dokumen lain yang lengkap dan benar dari
pengguna jasa Arsitek sesuai dengan keperluan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
❖ mendaftarkan hak kekayaan intelektual atas hasil karyanya;
❖ menerima imbalan hasil kerja sesuai dengan perjanjian kerja;
❖ mendapatkan pembinaan dan kesempatan dalam meningkatkan kompetensi
profesi Arsitek.
HAK DAN KEWAJIBAN PENGGUNA JASA
Hak: Kewajiban:
1. mendapatkan layanan Praktik Arsitek sesuai dengan 1. memberikan informasi, data, dan dokumen yang
perjanjian kerja; lengkap dan benar mengenai pekerjaan yang akan
dilaksanakan;
2. mendapatkan informasi secara lengkap dan benar
atas jasa dan hasil Praktik Arsitek; 2. mengikuti petunjuk Arsitek sesuai dengan perjanjian
kerja;
3. memperoleh perlindungan hukum atas jasa dan hasil
Praktik Arsitek; 3. memberikan imbalan jasa sesuai dengan perjanjian
kerja berdasarkan standar keprofesionalan Arsitek;
4. menyampaikan pendapat dan memperoleh dan
tanggapan atas pelaksanaan Praktik Arsitek;
4. mematuhi ketentuan yang berlaku di tempat
5. menolak hasil Praktik Arsitek yang tidak sesuai pelaksanaan pekerjaan.
dengan perjanjian kerja; dan
6. melakukan upaya hukum atas pelanggaran
perjanjian kerja sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
LISENSI ARSITEK
TUGAS ORGANISASI PROFESI Berdasar UU 6/2017

1. melakukan pembinaan anggota;


2. menetapkan dan menegakkan kode etik profesi Arsitek;
3. menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan pengembangan keprofesian berkelanjutan;
4. melakukan komunikasi, pengaturan, dan promosi tentang kegiatan Praktik Arsitek;
5. memberikan masukan kepada pendidikan tinggi Arsitektur tentang perkembangan Praktik Arsitek;
6. memberikan masukan kepada menteri di bidang pekerjaan umum mengenai lingkup layanan
Praktik Arsitek;
7. mengembangkan Arsitektur dan melestarikan nilai budaya Indonesia (termasuk melestarikan
Arsitektur tradisional nusantara); dan
8. melindungi pengguna jasa Arsitek.
KEWENANGAN ORGANISASI PROFESI Berdasar UU 6/2017

1. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi anggotanya dalam Praktik


Arsitek;
2. memberikan advokasi kepada anggotanya dalam Praktik Arsitek;
3. memberikan penghargaan kepada anggotanya;
4. mengenakan sanksi kepada anggotanya atas pelanggaran kode etik profesi
Arsitek; dan
5. menyiapkan basis data untuk proses registrasi Arsitek.
SANKSI ADMINISTRATIF
Arsitek yang melanggar ketentuan berikut ini:
memberikan layanan Praktik Arsitek tidak memenuhi standar kinerja Arsitek, dikenakan sanksi administratif
berupa:
1. peringatan tertulis;
2. penghentian sementara Praktik Arsitek;
3. pembekuan STRA; dan/atau
4. pencabutan STRA.
tidak memiliki STRA, kecuali untuk seseorang yang merancang bangunan gedung sederhana dan bangunan
adat, dikenakan sanksi administratif berupa penghentian Praktik Arsitek;
Bagi Arsitek Asing yang tidak memenuhi syarat kompetensi, dikenakan sanksi administratif berupa:
1. peringatan tertulis;
2. penghentian sementara Praktik Arsitek; dan/atau
3. pembekuan surat registrasi.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengenaan sanksi administratif akan diatur dengan peraturan pemerintah.
MENGENAL LISENSI ARSITEK: IPTB
Undang–undang No.18 Tahun 1999, Tentang
JASA KONSTRUKSI, memberlakukan perencana
konstruksi dan pengawas konstruksi perseorangan
harus memiliki sertifikat keahlian (SKA) dan mulai
berlaku (tahun 2000).
Peraturan Gubernur DKI Jakarta, Nomor 132
Tahun 2007, tentang IZIN PELAKU TEKNIS
BANGUNAN (IPTB), memberlakukan seluruh
perencana Arsitektur wajib memiliki IPTB untuk
dapat melakukan pekerjaan perencanaan
Arsitektur dan mulai berlaku Maret 2008.
IPTB adalah pengganti Surat Izin Bekerja
Perencana (SIBP) yang telah dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku, kecuali SIBP yang telah
diterbitkan dinyatakan tetap berlaku sampai
izinnya berakhir
SYARAT PERMOHONAN IPTB
Syarat permohonan IPTB 9. Fotokopi SKA yang masih berlaku
1. Mengisi Surat Permohonan dan mengisi Dokumen 10. Formulir permohonan bermaterai (formulir dari DP2B)
Permohonan IPTB diperoleh dari DP2B (Dinas
Pengawasan dan Penertiban Bangunan) 11. Formulir isian DPPB (formulir dari DP2B)

2. Fotokopi Kartu Anggota IAI yang masih berlaku 12. Surat kuasa (jika diurus oleh orang lain)

3. Foto ukuran 3 x 4 cm (dua) lembar latar belakang 13. SIPTB/SIBP yang akan diperpanjang (untuk
merah perpanjangan dan kenaikan golongan)

4. Tidak sedang dalam kasus atau sanksi DPPB, DKD, 14. Mengisi lembar monitoring (formulir dari DP2B)
DKA
Rekomendasi dari IAI diberikan kepada pemohon,
5. Fotokopi KTP yang masih berlaku dengan menyampaikan fotokopi SKA ke kantor
sekretariat IAI Jakarta dengan membawa, mengisi, dan
6. Fotokopi NPWP melengkapi persyaratan Dokumen Permohonan IPTB yang
diperoleh dari DP2B (Dinas Pengawasan dan Penertiban
7. Fotokopi ijasah yang dilegalisir asli Bangunan)
8. Surat keterangan bekerja
MENGENAL LISENSI ARSITEK: SKA
Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) merupakan
Asosiasi Profesi terakreditasi di Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional
(LPJKN) untuk memproses sertifikat keahlian
(SKA). Setiap anggota IAI harus memiliki
Sertifikat Keahlian Arsitek (SKA) IAI.
Standar ini untuk merumuskan kemampuan
yang harus dimiliki seseorang untuk
melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang
didasari atas pengetahuan, ketrampilan, dan
sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang
disyaratkan.
PERSYARATAN SKA
MENGENAL LISENSI ARSTEK: PKB
Selain itu, para anggota IAI juga mengikuti Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB). Para Arsitek yang telah memiliki SKA dituntut untuk selalu
mengembangkan dirinya secara rutin dan konsisten demi meningkatkan wawasan dan
pendalaman keprofesiannya. IAI menetapkan sistem nilai kumulatif (KUM) sebagai parameter
penilaian subjektif atas setiap metode kegiatan yang dilakukan peserta PKB. Anggota
profesional wajib mengisi LogBook kegiatan yang telah dilaluinya, yang bisa didapat dari
Sekretariat IAI atau mengunduh dari situs www.iai.or.id.
TUJUAN PROGRAM PKB
1.Mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan dasar arsitek
profesional,
2.Meningkatkan penguasaan arsitek pada pengetahuan dan keterampilan baru
seiring kemajuan teknologi ilmu pengetahuan,
3.Meningkatkan tanggung jawab arsitek pada profesinya sebagai penyedia jasa
pada masyarakat,
4.Menempatkan arsitek Indonesia dalam tingkat kompetensi yang diakui secara
internasional
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN -
IAI
LATAR BELAKANG TUJUAN DAN SASARAN
• Menjamin kompetensi secara terus menerus • Mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan
dalam teknologi mutakhir, metoda praktek dan kemampuan dasar arsitek profesional.
masalah-masalah sosial serta ekologi yang
terbaru demi menjaga kepentingan masyarakat • Meningkatkan penguasaan arsitek pada pengetahuan
umum. dan ketrampilan baru seiring kemajuan teknologi ilmu
pengetahuan.
• Arsitek Utama (AU), Arsitek Madya (AM) dan
Arsitek Pratama (AP) untuk mengikuti Program • Meningkatkan tanggung jawab arsitek pada
PKB yang menjadi syarat untuk perpanjangan profesinya sebagai penyedia jasa pada masyarakat
Registrasi Sertifikat Keahlian. • Menempatkan arsitek profesional Indonesia dalam
tingkat kompetensi yang diakui secara internasional.
TATA LAKSANA PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN (PKB)
Ketentuan Umum
"IAI", Ikatan Arsitek Indonesia
"PKB", Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, adalah Program IAI untuk memelihara dan
meningkatkan kompetensi anggotanya
"Badan" adalah Badan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).
"SKA" adalah Sertifikat Keahlian (SKA) dengan kualifikasi Arsitek Pratama, Arsitek Madya, Arsitek
Utama.
"Nilai KUM" adalah satuan nilai kumulatif untuk kegiatan PKB
"Peserta" adalah peserta kegiatan PKB.
"Kegiatan PKB" adalah kegiatan yang mendapat pengakuan dari Badan
KATEGORI KEGIATAN PKB
1. Penyerapan, yakni kegiatan pengembangan keprofesian berupa pemahaman yang diperoleh dari
hasil proses belajar yang diberikan pihak lain.
2. Pengolahan, yakni kegiatan pengembangan keprofesian yang dilakukan secara bersama-sama
dengan pihak lain yang memungkinkan terjadinya interaksi sejajar dan menghasilkan suatu kegiatan
atau pemahaman.
3. Pendayagunaan, yakni kegiatan pengembangan keprofesian yang merupakan hasil dari
pendayagunaan kemampuan, keahlian dan pengetahuan yang menghasilkan suatu pemahaman yang
dapat dibagikan kepada orang lain.
4. Ragam kegiatan lain yang tidak tertulis dalam ketiga kategori beserta klasifikasi dan tipe-tipenya
serta tidak dapat dimasukkan ke salah satu klasifikasi tersebut akan dibicarakan dan ditetapkan
kemudian oleh Badan PKB.
PESERTA PROGRAM PKB
✓ Peserta adalah anggota IAI dan bukan anggota IAI
✓ Pemegang SKA wajib mengikuti Program PKB
✓ Pemegang SKA dapat melaporkan kegiatan PKB yang diikuti setiap selesai kegiatan.
✓ Pemegang SKA wajib mengumpulkan salinan Buku Kegiatan PKB (logbook) sebagai salah
satu syarat memperpanjang SKA
KETENTUAN NILAI KUM
1. Pemegang SKA wajib mengumpulkan 105 KUM untuk memperpanjang sertifikatnya.
2. Apabila nilai KUM yang dikumpulkan Pemegang SKA lebih dari 105, maka kelebihan nilai
KUM tersebut dapat diakumulasi untuk hanya 1 (satu) periode berikutnya.
3. Nilai KUM tersebut di poin (a) diperoleh melalui 3 kategori kegiatan yaitu Penyerapan,
Pengolahan, dan Pendayagunaan.
4. Nilai KUM yang dikumpulkan oleh Pemegang SKA harus mencakup ketiga kategori
kegiatan.
5. Setiap 1 jam efektif kegiatan PKB dinilai sama dengan KUM sebesar 1 (satu).
6. Masing-masing kategori kegiatan memiliki indeks untuk dikalikan dengan nilai KUM yang
disebut dalam poin (d).
7. Indeks Kategori Penyerapan = 1,
Indeks Kategori Pengolahan = 1,5
Indeks Kategori Pendayagunaan = 2
PENYELENGGARA KEGIATAN PKB
1. Penyelenggara Kegiatan PKB adalah institusi di dalam organisasi IAI dan/atau
institusi lain di luar organisasi IAI.
2. Setiap kegiatan PKB yang diselenggarakan baik oleh IAI maupun bukan IAI harus
mendapat pengakuan dari Badan.
3. Kegiatan PKB yang diakui oleh Badan mendapat nilai KUM sesuai dengan
ketentuan Lampiran 1.
4. Kegiatan-kegiatan diluar kegiatan PKB dapat memperoleh nilai KUM sepanjang
sesuai dengan ketentuan Badan.
5. Besarnya nilai KUM untuk kegiatan diluar Kegiatan PKB ditentukan oleh Badan,
dengan besaran yang lebih kecil daripada Kegiatan PKB.
6. Tata cara pengakuan kegiatan PKB akan ditentukan tersendiri oleh Badan.
PROSEDUR PELAPORAN KEGIATAN PKB
1. Laporan Kegiatan PKB diserahkan kepada Badan.
2. Peserta dapat menyerahkan laporan setiap selesai kegiatan dengan mengirim
salinan lembar logbook (lihat Lampiran 2).
3. Badan akan memverifikasi laporan tersebut dan mengirimkan hasilnya pada
Peserta.
4. Badan akan memasukkan hasil verifikasi dalam Database Kegiatan PKB.
5. Jumlah nilai KUM yang dikumpulkan Peserta adalah nilai KUM yang sudah
diverifikasi oleh Badan.
TUGAS KELOMPOK
PAPER DAN RESENTASI KELOMPOK
PROFIL ORGANISASI PROFESI, KAIDAH KODE ETIK
PROFESI, PROSES SERTIFIKASI DAN KEANGGOTAAN
KELOMPOK 1:
BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI (BNSP)
PENTING:
AUSTRALIAN INSTITUTE OF ARCHITECTS (AIA)
• PAPER DIKUMPULKAN 23 OKT 2019
KELOMPOK 2: PUKUL 24.00 DI EMAIL
HIMPUNAN DESAINER INTERIOR INDONESIA (HDII) • PRESENTASI DI KELAS 24 OKT 2019
AUSTRALIAN INSTITUTE OF LANDSCAPE ARCHITECTS (AILA)
KELOMPOK 3:
IKATAN ARSITEK LANSEKAP INDONESIA (IALI)
AMERICAN INSTITUTE OF ARCHITECT (AIA)
KELOMPOK 4:
DASAR PENGADAAN DAN PENGELOLAAN JASA DI INDONESIA (BY BEKRAF – ADGI, ADPII, AIDIA, HDII, HDMI)
MALAYSIAN INSTITUTE OF ARCHITECTS
TERIMA KASIH ☺

Anda mungkin juga menyukai