Anda di halaman 1dari 220

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG, PERUMAHAN,


KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN KONSTRUKSI :

PEMBANGUNAN GEDUNG BADAN INTELIJEN NEGARA


PROVINSI RIAU

LOKASI :

KOTA PEKANBARU

SUMBER DANA :

APBD PROVINSI RIAU


TAHUN ANGGARAN 2023
I. PENDAHULUAN
1. Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi pembangunan,
pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran dan pembangunan kembali suatu bangunan.
2. Bangunan Gedung Negara selanjutnya disingkat dengan BGN adalah bangunan gedung untuk keperluan
dinas yang menjadi barang milik negara atau daerah dan diadakan dengan sumber pembiayaan yang berasal
dari dana Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara dan Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah,
dan/atau perolehan lainnya yang sah.
3. Pembangunan Bangunan Gedung Negara adalah kegiatan mendirikan Bangunan Gedung Negara yang
diselenggarakan melalui tahap perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, dan pengawasannya, baik
merupakan pembangunanan baru, perawatan bangunan gedung, maupun perluasan bangunan gedung yang
sudah ada, dan/atau lanjutan pembangunan bangunan gedung.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


Spesifikasi Teknis ini disusun bertujuan agar dapat menjadi pedoman bagi semua pihak yang terkait dengan
pelaksanaan pekerjaan konstruksi ini khususnya bagi penyedia jasa pekerjaan konstruksi dalam pelaksanaan
tugasnya sehingga dapat mewujudkan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang tertib, efektif dan efisien.
Selain itu juga sebagai pedoman bagi penyedia jasa pelaksanaan konstruksi dalam melaksanakan tanggung
jawabnya untuk menghasilkan keluaran sesuai ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

III. DASAR HUKUM


1. Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 Tentang jasa Konstruksi;
2. Undang- undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;
3. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang perikatan);
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi dan perubahannya Nomor 14 Tahun 2021;
5. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2021 Tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002
Tentang Bangunan Gedung
6. Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan perubahannya
Nomor 12 Tahun 2021;
7. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah No.12 tahun 2021 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa Melalui Penyedia;
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 10/PRT/M/2021
tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi;
9. SNI-SNI yang mengatur tentang pelaksanaan pekerjaan konstruksi;
10. Peraturan-peraturan lainnya yang berlaku terkait dengan pelaksanaan pekerjaan.

IV. LINGKUP PEKERJAAN DAN LOKASI PEKERJAAN


1. Lingkup Pekerjaan
Dalam pelaksanaan Pekerjaan, penyedia pekerjaan konstruksi melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
rincian pekerjaan yang tercantum pada Daftar kuantitas dan harga, Gambar Perencanaan dan Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS) yang telah ditentukan dalam penyusunan rancangan detail (detailed
engineering design) dan menjadi satu kesatuan dari dokumen spesifikasi teknis ini.

Secara umum lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh penyedia pekerjaan konstruksi sebagai berikut
:
1) Melakukan pemeriksaan dan penilaian dokumen untuk pelaksanaan konstruksi fisik, baik dari segi
kelengkapan maupun segi kebenarannya.
2) Menyusun program kerja yang meliputi jadwal waktu pelaksanaan, jadwal pengadaan bahan, jadwal
penggunaan tenaga kerja, dan jadwal penggunaan peralatan berat.
3) Melaksanakan persiapan di lapangan sesuai dengan pedoman pelaksanaan.
4) Menyediakan tenaga kerja, bahan material, tempat kerja, peralatan dan alat pendukung lain yang
digunakan mengacu dari spesifikasi dan gambar yang telah ditentukan dengan memperhatikan waktu,
biaya, kualitas dan keamanan pekerjaan.
5) Bertanggung jawab sepenuhnya atas kegiatan pelaksanaan konstruksi dan metode pelaksanaan
pekerjaan dilapangan.
6) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal (time schedule) yang telah disepakati.
7) Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) dalam pelaksanaan pekerjaan
sebagaimana yang tertuang dalam dokumen kontrak.
8) Melindungi semua perlengkapan, bahan dan pekerjaan terhadap kehilangan dan kerusakan sampai
pada penyerahan pekerjaan.
9) Menyusun gambar pelaksanaan (shop drawing) untuk pekerjaan-pekerjaan yang memerlukannya.
10) Melaksanakan pekerjaan konstruksi fisik di lapangan sesuai dengan dokumen pelaksanaan.
11) Melaksanakan pelaporan pelaksanaan konstruksi fisik, melalui rapat-rapat lapangan, laporan harian,
laporan mingguan, laporan bulanan, laporan kemajuan pekerjaan, laporan persoalan yang timbul atau
dihadapi, dan surat-menyurat.
12) Membuat gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (as built drawings) yang selesai
sebelum serah terima pertama, setelah disetujui oleh penyedia jasa manajemen konstruksi atau
penyedia jasa pengawasan konstruksi dan diketahui oleh penyedia jasa perencanaan konstruksi.
13) Melaksanakan perbaikan kerusakan-kerusakan yang terjadi di masa pemeliharaan konstruksi.

2. Lokasi Pekerjaan : Kota Pekanbaru

V. SUMBER DANA
Sumber dana pekerjaan dibebankan APBD Provinsi Riau Tahun Anggaran 2023 dengan Pagu sebesar
Rp. 29.400.000.000,- (Dua puluh Sembilan milyar empat ratus juta rupiah).

VI. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan dibagi 2 bagian :
1. Jangka Waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi selama 150 (Seratus lima puluh) hari kalender,
dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima Pertama pekerjaan Fisik.
2. Jangka waktu pemeliharaan pekerjaan konstruksi selama 180 (Seratus delapan puluh) hari kalender,
dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima Kedua pekerjaan Fisik.

VII. PERSYARATAN PESERTA PEMILIHAN


1. Persyaratan kualifikasi Penyedia untuk Pekerjaan Konstruksi meliputi:
a. Syarat kualifikasi administrasi/ legalitas Penyedia;
b. Syarat kualifikasi teknis Penyedia

Adapun persyaratan kualifikasi administrasi/ legalitas dan kualifikasi teknis penyedia sebagai berikut :
1) Peserta yang berbadan usaha harus memiliki perizinan usaha dibidang jasa konstruksi;

2) Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan :


• Kualifikasi Usaha : Menengah
• Klasifikasi : Bangunan Gedung
• sub bidang klasifikasi/ layanan : Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan Komersial
(BG004)
atau memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) Konstruksi oleh lembaga online single submission (OSS)
dengan :
• Kualifikasi Usaha : Menengah
• Kode KBLI : 41012/41019
• sub klasifikasi : Konstruksi Gedung Perkantoran (BG002)/ Konstruksi
Gedung Lainnya (BG009)

Persyaratan kualifikasi lainnya sebagaimana tersebut diatas mengikuti ketentuan dalam peraturan
pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah melalui Penyedia beserta aturan turunannya yang berlaku.

2. Persyaratan teknis penawaran Penyedia untuk Pekerjaan Konstruksi meliputi:


a. Peralatan Utama
No Jenis Alat Kapasitas Jumlah
1 Alat Pancang HSDP (Hydroulic Jack in Pile) Min 120 Ton 1 Unit
2 Dump Truck Min 3 Ton 3 Unit
3 Bulldozer Min 100 HP 2 Unit
4 Excavator Min 150 HP 1 Unit
5 Bar Bender Elektrik Max 32 mm 3 Unit
6 Bar Cuter Elektrik Max 32 mm 3 Unit

Peserta wajib memiliki bukti peralatan utama sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan
pengadaan barang/ jasa pemerintah yang berlaku.
b. Personel Manajerial;
Persyaratan Personel Manajerial untuk pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut:

Pengalaman
No Jabatan Jumlah Sertifikat Kompetensi Kerja
Kerja (Tahun)
Manajer Pelaksanaan/ Ahli Manajemen Proyek – Madya/ Ahli
1 1 Org 4 Tahun
Proyek Madya Manajemen Proyek Konstruksi
Ahli Teknik Bangunan Gedung –
2 Manajer Teknik 1 Org 4 Tahun Madya / Ahl Madya Teknik Bangunan
Gedung
3 Manajer Keuangan 1 Org 4 Tahun -
3 tahun (untuk SKA
Ahli K3 Konstruksi/ Ahli Ahli Muda) atau Ahli K3 Konstruksi/ Ahli Keselamatan
4 1 Org
Keselamatan konstruksi 0 tahun (Untuk SKA Konstruksi
Madya)
Keterangan :
Sesuai dengan ketentuan, sertifikat kompetensi sebagaimana yang dipersyaratkan dibuktikan
keabsahannya dengan menghadirkan personel yang bersangkutan pada saat Penyerahan Lokasi Kerja dan
Personel.

c. Bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan;

No. Jenis Pekerjaan yang wajib disubkontrakkan Persyaratan Subpenyedia


Pekerjaan Utama
Pekerjaan Pemancangan Tiang Pancang SBU SP007 / KK001
Pekerjaan Instalasi Pendingin Udara (Air Conditioner) SBU IN008 / MK001
Pekerjaan bukan Pekerjaan Utama
1. Pekerjaan Dinding ACP Subpenyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi Kecil
2. Pekerjaan Taman dan Tumbuhan Subpenyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi Kecil

d. Dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK).


Uraian pekerjaan dan identifikasi bahaya yang ditetapkan berdasarkan tingkat resiko terbesar yaitu :

Jenis/ Tipe Pekerjaan Identifikasi Bahaya


Pekerjaan Struktur Beton Terpotong/ terbaret/ tertusuk (peralatan/ material yang
berujung tajam, dll), pekerja terjatuh/ terpeleset cedera mata
(terkena beton basah, debu, dsb), robohnya bekisting,
terkena logam panas pada saat penulangan dan kecelakaan
akibat peralatan kerja
Proses/ kegiatan yang akan dilaksanakan berdasarkan jumlah lantai bangunan, nilai pekerjaan, jumlah
pekerja, penggunaan teknologi dan harga persatuan waktu maka tingkat resiko pelaksanaan proses/
kegiatan adalah resiko “Sedang”

VIII. PRODUKSI DALAM NEGERI


1. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus mengutamakan pengunaan material/ bahan produksi dalam
negeri dan tenaga kerja Indonesia. Produksi luar negeri boleh dipakai atau digunakan selama produksi dalam
negeri tidak dapat digunakan.
2. Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi dimungkinkan menggunakan bahan baku, tenaga ahli, dan
perangkat lunak yang tidak berasal dari dalam negeri (impor) dengan ketentuan:
a. pemilahan atau pembagian komponen harus benar-benar mencerminkan bagian atau komponen yang
telah dapat diproduksi di dalam negeri dan bagian atau komponen yang masih harus diimpor;
b. komponen berupa bahan baku belum diproduksi di dalam negeri dan/atau spesifikasi teknis bahan baku
yang diproduksi di dalam negeri belum memenuhi persyaratan;
c. pekerjaan pemasangan, pabrikasi, pengujian dan lainnya sedapat mungkin dilakukan di dalam negeri;
d. semaksimal mungkin menggunakan jasa pelayanan yang ada di dalam negeri, seperti jasa asuransi,
angkutan, ekspedisi, perbankan, dan pemeliharaan;
e. penggunaan tenaga ahli asing dilakukan semata-mata untuk mencukupi kebutuhan jenis keahlian yang
belum dapat diperoleh di Indonesia, disusun berdasarkan keperluan yang nyata, dan diusahakan secara
terencana untuk semaksimal mungkin terjadinya alih pengalaman/keahlian dari tenaga ahli asing
tersebut ke tenaga Indonesia; dan
f. peserta diwajibkan membuat daftar Barang yang diimpor yang dilengkapi dengan spesifikasi teknis,
jumlah dan harga yang dilampirkan pada Dokumen Penawaran.

3. Pengadaan barang/jasa impor dimungkinkan dalam hal:


a. barang/jasa tersebut belum dapat diproduksi/dihasilkan di dalam negeri;
b. spesifikasi teknis barang yang diproduksi dan/atau kualifikasi teknis tenaga ahli dalam negeri belum
memenuhi persyaratan; dan/atau
c. volume produksi dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan.

IX. PEDOMAN PENGUMPULAN DATA LAPANGAN DAN INFORMASI


1. Untuk pelaksanaan Pembangunan ini didalam perhitungan volume berpedoman kepada peraturan yang
berlaku, antara lain : Regulasi-Regulasi Nasional maupun Internasional yang mengatur, Standard Umum
Bangunan Pemerintah dan lain-lain yang disyaratkan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah/Daerah
yang berlaku.
2. Untuk pelaksanaan tugasnya penyedia jasa pekerjaan konstruksi harus mencari sendiri informasi yang
dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh Pengguna Jasa termasuk melalui spesifikasi teknis ini.
3. Penyedia jasa pekerjaan konstruksi harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam
pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari kegiatan maupun yang dicari sendiri. Kesalahan penyedia jasa
pelaksana konstruksi atau kelalaian sebagai akibat dari kesalahan informasi menjadi tanggung jawab
sepenuhnya dari penyedia jasa pekerjaan konstruksi.

X. ALIH PENGETAHUAN
Jika diperlukan, Penyedia jasa Pekerjaan Konstruksi berkewajiban untuk meyelenggarakan pertemuan dan
pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil kegiatan/Unit kerja Pengguna Jasa.

XI. PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK)


Penyedia jasa pekerjaan konstruksi wajib menerapkan system manajemen keselamatan konstruksi dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi ini. Adapun tugas, tanggung jawab dan wewenang penyedia jasa dalam
penerapan SMKK meliputi :
a. berhak meminta penjelasan kepada UKPBJ tentang Risiko Keselamatan Konstruksi termasuk kondisi dan
risiko keselamatan konstruksi yang dapat terjadi pada saat Rapat Penjelasan Pekerjaan (aanwizjing) atau
pada waktu sebelum batas akhir pemasukan penawaran;
b. menyampaikan RKK Penawaran sebagai lampiran dokumen penawaran;
c. apabila ditetapkan sebagai pemenang tender maka:
1. menyampaikan RKK yang memuat seluruh kegiatan dalam pekerjaan yang akan dilaksanakan pada
saat rapat persiapan pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi atau disebut Preconstruction Meeting
(PCM);
2. menugaskan Ahli K3 Konstruksi atau Petugas Keselamatan Konstruksi sesuai Risiko Keselamatan
Konstruksi.
d. Memasukkan biaya penerapan SMKK dalam harga penawaran pada daftar kuantitas dan harga;
e. membuat rangkuman aktifitas pelaksanaan SMKK sebagai bagian dari Dokumen Serah Terima Kegiatan
pada akhir kegiatan;
f. melaporkan kepada PPK dan Dinas yang membidangi ketenagakerjaan setempat tentang kejadian
berbahaya, kecelakaan konstruksi dan penyakit akibat kerja konstruksi dalam bentuk laporan bulanan;
g. menindaklanjuti surat peringatan yang diterima dari PPK;
h. bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan konstruksi, kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
apabila tidak menerapkan SMKK sesuai dengan RKK;
i. mengikutsertakan pekerjanya dalam program perlindungan tenaga kerja selama kegiatan Pekerjaan
Konstruksi;
j. melakukan pengendalian Risiko Keselamatan Konstruksi, termasuk inspeksi yang meliputi:
1. Tempat kerja;
2. Peralatan kerja;
3. Cara kerja;
4. Alat Pelindung Kerja;
5. Alat Pelindung Diri;
6. Rambu-rambu; dan
7. Lingkungan kerja konstruksi sesuai dengan RKK.

XII. BIAYA-BIAYA YANG TELAH DIPEHITUNGKAN DALAM PENAWARAN DAN MENJADI TANGGUNG JAWAB
PENYEDIA JASA PEKERJAAN KONSTRUKSI
Segala biaya yang ditimbulkan dalam penyelesaian pekerjaan sudah termasuk didalam perhitungan harga
penawaran yang disampaikan oleh penyedia jasa meliputi antara lain:
a. Pengadaan Air Kerja
b. Pengadaan Listrik Kerja
c. Pembuatan Barak, Direksi Keet, Gudang Material/ Barang
d. Biaya yang ditimbulkan dan peralatan yang dibutuhkan saat Commisioning test
e. Penjagaan keamanan bahan, material dan tenaga selama pelaksanaan pekerjaan fisik
f. Biaya Asuransi Tenaga Kerja yang dipekerjakan dan biaya pengobatan/ santunan bila terjadi kecelakaan di
areal pekerjaan

XIII. PELAPORAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


Dalam pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi, seluruh aktivitas dilaporkan sesuai
dengan kemajuan pekerjaan.
Laporan pelaksanaan disampaikan oleh Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi kepada Pengguna Jasa setelah
mendapat verifikasi dari pengawas pekerjaan. Laporan pelaksanaan berisi informasi kemajuan pekerjaan
sebagaimana yang ditetapkan di dalam rencana pelaksanaan pekerjaan beserta uraian kendala dan masalah yang
dihadapi Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi selama pelaksanaan pekerjaan.
Jenis Laporan pada pekerjaan konstruksi :
A. Laporan Harian
1. Laporan harian disusun berdasarkan buku harian yang berisi catatan mengenai rencana dan realisasi
pekerjaan harian.
2. Buku harian disusun untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan.
3. Buku harian paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut :
a. Kuantitas dan jenis bahan yang ada di lapangan;
b. Penempatan tenaga kerja untuk setiap macam tugas dan keterampilan yang diperlukan;
c. Jumlah, jenis dan kondisi peralatan yang tersedia;
d. Jumlah volume cadangan bahan bakar yang tersedia untuk peralatan;
e. Taksiran kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
f. Jenis dan uraian pekerjaan yang dilaksanakan;
g. Kondisi cuaca antara lain hujan, banjir dan peristiwa-peristiwa alam lainnya yang berpengaruh
terhadap kelancaran pekerjaan;
h. Catatan-catatan yang berkaitan dengan: pelaksanaan, perubahan design, gambar kerja (shop
drawing), spesifikasi teknis, keterlambatan pekerjaan dan penyebabnya dan lain sebagainya.
4. Laporan harian disusun dan disampaikan setiap hari kepada Pengguna Jsa setelah mendapat verifikasi
dari pengawas pekerjaan.
5. Laporan harian paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Capaian pekerjaan untuk setiap jenis pekerjaan dan/atau sub pekerjaan, pemenuhan kualitas dan
kuantitas bahan yang digunakan; daftar peralatan yang meliputi jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
serta penempatan tenaga kerja untuk setiap pekerjaan dan/atau sub pekerjaan;
b. Kondisi cuaca, seperti hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang berpengaruh terhadap
pelaksanaan pekerjaan;
c. Hambatan dan kendala yang dihadapi berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan di lapangan serta
kondisi khusus lainnya yang berdampak atau berpotensi berdampak pada pelaksanaan pekerjaan;
d. Informasi Keselamatan Konstruksi, seperti kejadian kecelakaan kerja, catatan tentang kejadian
nyaris terjadi kecelakaan kerja (nearmiss record), dan lain-lain sebagaimana yang disyaratkan di
dalam peraturan;
e. Informasi terkait Keselamatan Konstruksi harus diperiksa oleh Direksi Teknis/Konsultan MK. Laporan
harian Keselamatan Konstruksi dapat dapat dijadikan satu dalam format Laporan harian atau dapat
juga menggunakan format terpisah;
f. Rencana pelaksanaan pekerjaan di hari berikutnya; dan
g. Catatan-catatan yang berkaitan dengan: pelaksanaan, perubahan desain, gambar kerja (shop
drawing), spesifikasi teknis, kelambatan pekerjaan dan penyebabnya dan lain sebagainya.
6. Dalam laporan harian harus dapat diperoleh informasi terkait sebab-sebab terjadinya keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan, apakah disebabkan karena kerusakan peralatan, Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi personil/bahan/peralatan terlambat, atau disebabkan keadaan cuaca buruk.
7. Dokumen asli laporan harian dipelihara oleh Pengguna Jasa;
8. Laporan Harian tersebut dibuat dalam rangkap 3 (tiga), disusun oleh Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi, diperiksa oleh Pengawas Pekerjaan dengan distribusi sebagai berikut:
a. Asli untuk Pengguna Jasa;
b. Lembar ke dua untuk Pengawas Pekerjaan;
c. Lembar ke tiga untuk Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi.
B. Laporan Mingguan
1. Laporan mingguan disusun dan disampaikan di setiap minggu kepada Pengguna Jasa setelah
mendapat verifikasi Pengawas Pekerjaan.
2. Laporan mingguan paling sedikit memuat capaian pelaksanaan pekerjaan selama 1 (satu) minggu dan
rencana capaian minggu berikutnya yang disampaikan setiap minggu.
3. Dalam hal Pengguna Jsa melakukan rapat mingguan, laporan mingguan yang telah diverifikasi kepada
Pengaas Pekerjaan harus disampaikan sebelum pelaksanaan rapat mingguan dan akan dibahas pada
saat rapat mingguan.
4. Laporan mingguan paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Rangkuman capaian pekerjaan berupa hasil pembandingan capaian dengan minggu
sebelumnya dan capaian pada minggu berjalan dengan rencana kegiatan dan sasaran capaian
pada minggu berikutnya;
b. Hambatan dan kendala yang dihadapi pada kurun waktu 1 (satu) minggu beserta tindakan
penanggulangan yang telah dilakukan dan potensi kendala pada minggu berikutnya;
c. Dukungan yang diperlukan dari Pengguna Jsa, Pengawas Pekerjaan, dan pihak-pihak lain yang
terkait;
d. Ringkasan permohonan persetujuan atas usulan dan dokumen yang diajukan beserta statusnya;
e. Ringkasan kegiatan pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan;
f. Ringkasan aktivitas dan hasil pengendalian Keselamatan Konstruksi, termasuk kejadian
kecelakaan kerja, catatan tentang kejadian nyaris terjadi kecelakaan kerja (nearmiss record), dan
lain-lain.
5. Dokumen asli persetujuan laporan mingguan dipelihara oleh PPK.
6. Laporan mingguan dibuat paling sedikit dalam 3 (tiga) rangkap untuk didistribusikan kepada:
a. Asli untuk Pengguna Jasa;
b. Lembar ke dua untuk Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi; dan
c. Lembar ke tiga untuk Pengawas Pekerjaan.
C. Laporan Bulanan
1. Laporan bulanan disusun dan disampaikan di setiap bulan kepada Pengguna Jasa setelah mendapat
verifikasi Pengawas Pekerjaan ;
2. Periode pelaporan sesuai kesepakatan pada saat rapat persiapan pelaksanaan kontrak;
3. Laporan Bulanan paling sedikit memuat hal – hal sebagai berikut:
a. Capaian pekerjaan fisik, ringkasan status capaian pekerjaan fisik dengan membandingkan
capaian di bulan sebelumnya, capaian pada bulan berjalan serta target capaian di bulan
berikutnya;
b. Foto dokumentasi;
c. Ringkasan status kondisi keuangan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi, status pembayaran
dari Pengguna Jasa;
d. Perubahan kontrak dan perubahan pekerjaan;
e. Masalah dan kendala yang dihadapi, termasuk statusnya, tindakan penanggulangan yang telah
dilakukan dan rencana tindakan selanjutnya;
g. Hambatan dan kendala yang berpotensi terjadi di bulan berikutnya, beserta rencana pencegahan
atau penanggulangan yang akan dilakukan;
h. Status persetujuan atas usulan dan permohonan dokumen; dan
i. Ringkasan aktivitas dan hasil pengendalian Keselamatan Konstruksi, termasuk kejadian
kecelakaan kerja, catatan tentang kejadian nyaris terjadi kecelakaan kerja (nearmiss record), dan
lain-lain.
4. Laporan bulanan dibuat paling sedikit dalam 3 (tiga) rangkap untuk didistribusikan kepada:
a. 1 (satu) dokumen untuk Pengguna Jasa;
b. 1 (satu) dokumen untuk Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi; dan
c. 1 (satu) dokumen untuk Pengawas Pekerjaan.

XIV. LAIN-LAIN
Setelah menerima laporan hasil pemilihan Penyedia, Pejabat Penandatangan Kontrak melakukan reviu atas
laporan hasil pemilihan Penyedia dari Pokja Pemilihan untuk memastikan:
a. bahwa proses pemilihan Penyedia sudah dilaksanakan berdasarkan prosedur yang ditetapkan; dan
b. bahwa pemenang pemilihan/calon Penyedia memiliki kemampuan untuk melaksanakan Kontrak,
termasuk keberlakuan data isian kualifikasi.

Untuk meyakinkan pemenang pemilihan/ calon penyedia memiliki kemampuan untuk melaksanakan Kontrak,
maka Pejabat Penandatangan kontrak mengklarifikasi dan mengkonfirmasi terkait hal-hal yang diklarifikasi dan
dikonfirmasi pada saat evaluasi penawaran termasuk keberlakuan data isian kualifikasi, apabila ditemukan data
kualifikasi dan penawaran tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang berlaku, maka
Pejabat Penandatangan Kontrak tidak menerbitkan SPPBJ dan menyampaikan penolakan hasil pemilihan
kepada Pokja Pemilihan.
Selain ketentuan tersebut diatas, agar pelaksanaan pekerjaan ini dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu
yang ditetapkan, dan untuk menjamin keaslian barang dan garansi barang perlu didukung ketersediaan material
yang akan digunakan sesuai dengan RKS dan BoQ yaitu:
a. Dukungan Tiang Pancang sesuai spesifikasi teknis dari pabrik/ distributor resmi;
b. Dukungan Besi sesuai spesifikasi teknis dari pabrik/ distributor resmi
c. Dukungan Beton Ready mix sesuai spesifikasi teknis dari Bathing Plant;
d. Dukungan ACP sesuai spesifikasi teknis dari pabrik/ distributor resmi;
e. Dukungan Kunsen Pintu dan Jendela sesuai spesifikasi teknis dari pabrik/ distributor resmi;
f. Dukungan Kaca sesuai spesifikasi teknis dari pabrik/ distributor resmi

Dukungan disampaikan pada saat Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak dan merupakan persyaratan
Kontrak yang harus dipenuhi penyedia. Dukungan sudah menyampaikan kesiapan pihak pendukung dalam
pelaksanaan pekerjaan baik dari kuantitas dan mutu yang ditentukan. Pejabat penandatangan kontrak
melakukan klarifikasi terhadap dukungan yang disampaikan, apabila berdasarkan klarifikasi Pejabat
Penandatangan Kontrak dukungan tidak sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi teknis, maka Pejabat
Penadatangan Kontrak meminta penyedia mengganti dukungan sesuai waktu yang disepakati dan jika tidak
dapat memenuhi dukungan sampai waktu yang telah disepakati, maka penyedia dinyatakan gagal dalam rapat
persiapan penandatangan kontrak serta Surat Penunjukan Penyedia Barang Jasa (SPPBJ) dibatalkan.
Pelaksanaan pemilihan dilanjutkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

XV. PENUTUP
1. Segala bentuk perubahan yang terkait dengan isi dari Dokumen spesifikasi teknis ini, tidak boleh dilakukan
secara sepihak tanpa seijin Pengguna Jasa.
2. Apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam Spesifikasi Teknis ini, maka tidak tertutup kemungkinan
dilakukan perbaikan-perbaikan seperlunya

Demikianlah Spesifikasi Teknis ini dibuat untuk dijadikan acuan dan pedoman dalam melaksanakan pekerjaan
konstruksi sehingga dicapai hasil pekerjaan yang sesuai dengan ketentuan peraturan-peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Pekanbaru, 28 Juni 2023

Untuk dan Atas Nama


DINAS PUPRPKPP PROV. RIAU
Kepala Bidang Cipta Karya
Selaku KPA/PPK

THOMAS LARFO DIMEIRA, ST, MM


Pembina (IV/a)
NIP. 19790529 200604 1 006
1

BAB I
PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN

1. Persyaratan Umum Yang Berlaku

a. Yang dimaksud bahan bangunan adalah semua bahan yang dipergunakan


dalam pelaksanaan sebagai tercantum dalam Spesifikasi Teknisserta Gambar-
gambar.

b. Semua bahan bangunan adalah berkualitas baik, memenuhi segala persyaratan


yang terdapat dalam peraturan:
1) Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berisi tentang peraturan
standarisasi bahan bangunan yang berlaku dalam wilayah Indonesia.
2) Standar Industri Indonesia ( SII )
3) Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari
Dewan Teknik Pembangunan Indonesia ( DTPI ).
4) Baja tulangan beton ( SII 0136-84 ). Tata cara Merencakan struktur Beton
untuk Bangunan Gedung SK-SNI 03-1726-2002.
5) Peraturan Umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
6) Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik ( PUIL ) 1987dan
PLN setempat.
7) Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Air Minum serta Instalasi
Pembuangan dan Perusahaan Air Minum.
8) Peraturan Portland Cement Indonesia 1972/NI-8.
9) Mutu dan cara uji semen Pórtland ( SII 0013-81 )
10) Mutu dan cara uji agregat beton ( SII 0052-80 )
11) Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia ( PUBI–1982)/NI-3
12) Peraturan Pengecatan NI-12
13) Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/ Instasi
Pemerintah setempat yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.

c. Semua bahan bangunan dan peralatan kerja untuk keperluan pekerjaan ini,
seluruhnya ditanggung dan disediakan oleh Penyedia Jasa.

d. Direksi Lapangan berwenang untuk minta keterangan mengenai asal dari bahan
bangunan dan lain-lain, serta sebelum digunakan agar diperiksakan terlebih
dahulu kepada Direksi Lapangan ditempat pekerjaan.
2

e. Penyebutan suatu merk dagang pada bestek ini adalah untuk keseragaman
mutu dan melindungi Pemberi Tugas dari suatu merk lain yang belum terkenal
dan teruji kualitasnya. Apabila terdapat perselisihan tentang merk/pemeriksaan
bahan, maka Direksi Lapangan berhak mengirimkan contoh-contoh bahan ke
Balai Penelitian Bahan Bangunan dan segala biaya yang berhubungan dengan
hal tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

f. Bahan yang datang, sebelum diturunkan dari kendaraan pengangkut harus


diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi Lapangan (terutama bahan yang
bervolume besar) untuk disetujui atau ditolak/dikembalikan.

g. Dalam jangka waktu 2x24 jam, semua yang dinyatakan ditolak oleh Direksi
Lapangan supaya segera dikeluarkan dari lokasi proyek. Apabila bahan-bahan
tersebut masih tetap dipergunakan oleh Pelaksana, maka Direksi Lapangan
berhak untuk memerintahkan membongkar kembali dan segala kerugian yang
diakibatkannya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

h. Nama Pabrik/merk yang ditentukan

1) Apabila pada Spesifikasi Teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari suatu
jenis bahan/komponen, maka Penyedia Jasa menawarkan dan memasang
sesuai dengan yang ditentukan. Jadi tidak ada alasan bagi Penyedia Jasa
pada waktu pemasangan menyatakan barang tersebut sudah tidak terdapat
lagi dipasaran atau pun sukar dipasaran.

2) Untuk barang-barang yang harus diimport, segera setelah ditunjuk sebagai


pemenang. Penyedia Jasa harus sesegera mungkin memesan pada
agennya di Indonesia.

3) Apabila Penyedia Jasa telah berusaha memesan namun pada saat


pemesanan merk tersebut tidak sukar diperoleh, maka MK dengan
persetujuan tertulis dari Pemberi tugas akan menentukan sendiri alternatif
merk lain dengan spesifikasi minimum yang sama. Setelah 1 bulan
penunjukan pemenang. Penyedia Jasa harus memberikan kepada pemberi
tugas fotocopy dari pemesanan material yang diimport pada agen ataupun
importir lainnya, yang menyatakan bahwa material tersebut telah dipesan (
importir ).

i. Jaminan Kualitas
3

1) Penyedia Jasa menjamin pada pemberi tugas dan Direksi Lapangan,


bahwa semua bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama
sekali baru, kecuali ditentukan lain serta Penyedia Jasa menyetujui bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat teknis dan
estetis serta sesuai Dokumen Kontrak.

2) Apabila diminta, Penyedia Jasa sanggup memberikan bukti-bukti mengenai


hal-hal tersebut pada butir ini.

3) Sebelum mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan, bahwa pekerjaan


telah diselesaikan dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa sepenuhnya.

j. Subtitusi

1) Produk yang disebutkan nama pabriknya.

Material, peralatan, per-kakas, aksesori yang disebutkan nama pabriknya


dalam Spesifikasi Teknis, Penyedia Jasa harus melengkapi produk yang
disebutkan dalam Spesifikasi Teknis, atau dapat mengajukan produk
pengganti yang setara, disertai data-data yang lengkap untuk mendapatkan
persetujuan Direksi Lapangan sebelum pemesanan.

2) Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya.

Material, peralatan, perkakas, aksesori yang tidak disebutkan nama


pabriknya dalam Spesifikasi Teknis, Penyedia Jasa harus mengajukan
secara tertulis nama negara dari pabrik yang menghasilkan katalog dan
selanjutnya menguraikan data-data yang menunjukkan secara benar
bahwa produk-produk yang dipergunakan adalah sesuai dengan Spesifikasi
Teknis dan kondisi proyek untuk mendapatkan persetujuan pemilik/Direksi
Lapangan.

k. Material dan tenaga kerja. Seluruh peralatan, material yang dipergunakan


dalam pekerjaan ini harus baru. Seluruh peralatan harus dilaksanakan dengan
cara yang benar dan setiap pekerja harus mempunyai ketrampilan yang
memuaskan, dimana latihan khusus bagi pekerja sangat diperlukan dan
Penyedia Jasa harus melaksanakannya.

l. Koordinasi pekerjaan
4

1) Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus senantiasa berkoordinasi dengan


seluruh bagian yang terlibat didalam kegiatan proyek ini.

2) Penyedia Jasa harus melaksanakan segala pekerjaan menurut uraian dan


syarat-syarat pelaksanaan, gambar-gambar dan instruksi-instruksi tertulis
dari Direksi Lapangan.

3) Direksi Lapangan berhak memeriksa pekerjaan yang dilakukan oleh


Penyedia Jasa pada setiap waktu. Bagaimanapun juga kelalain Direksi
Lapangan dalam pengontrolan terhadap kekeliruan-kekeliruan atas
pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa, tidak berarti Penyedia
Jasa bebas dari tanggung jawab.

4) Pekerjaan yang tidak memenuhi uraian dan syarat-syarat pelaksanaan atau


gambar atau instruksi tertulis dari Direksi Lapangan harus diperbaiki atau
dibongkar. Semua biaya yang diperlukan untuk ini menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa.

m. Klausal disebutkan kembali

1) Apabila Dokumen tender ini ada klausal –klausal yang disebutkan kembali
pada butir lain, maka ini bukan berarti menghilangkan butir tersebut tetapi
dengan pengertian lebih menegaskan masalahnya.

2) Jika terjadi hal yang saling bertentangan antara gambar atau terhadap
Spesifikasi Teknis, maka diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai
bobot teknis dan atau yang mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.

3) Pemilik proyek dibebaskan dari hak patent dan lain-lain untuk segala claim
atau tuntutan terhadap hak-hak asasi manusia.

2. Agregat

Agregat untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80
”Mutu dan Cara Uji Agregat Beton” dan bila tidak tercakup dalam SII 0052-80, maka
harus memenuhi spesifikasi agregat untuk beton.

a. Agregat halus (pasir)

1) Mutu pasir untuk pekerjaan beton harus terdiri dari: butir-butir tajam, keras,
bersih, dan tidak mengandung lumpur dan bahan-bahan organis.
5

2) Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan


terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian
yang dapat melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui
5%, maka agregat halus dicuci . Sesuai SII 0051-82.

3) Ukuran butir-butir agregat halus, sisa di atas ayakan 4 mm, maka harus
minimum 2% berat; sisa di atas ayakan 2 mm, harus minimum 10% berat;
sisa di atas ayakan 0.25 mm harus berkisar antara 80% dan 90% berat.

4) Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu
beton.

5) Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga terlindung dari kotoran


(bahan-bahan lain).

b. Agregat kasar (kerikil dan batu pecah)


1) Yang dimaksud dengan agregat kasar yaitu kerikil desintegrasi alami dari
batu-batuan atau batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, dengan
besar butir lebih dari 5 mm .
2) Mutu koral: butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah
butir-butir pipih maksimum 20% bersih, tidak mengandung zat-zat alkali,
bersifat kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
3) Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (terhadap berat bening)
yang diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0.063 mm
apabila kadar lumpur melalui 1% maka agregat kasar harus dicuci.
4) Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat merusak
beton.
5) Ukuran bitu: sisa di atas ayakan 31.5 mm, harus 0% berat; sisa di atas
ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% dan 98%, selisih antara sisa-sisa
kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60% dan
minimum 10% berat.
6) Penyimpanan kerikil atau batu pecah harus sedemikian rupa agar terlindung
dari pengotoran bahan-bahan lain.

3. Bahan Campuran Tambahan (Admixture)

Admixture harus disimpan dan dilindungi untuk menjaga kerusakan dari container.
Admixture harus sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212.2R-64 segala macam
admixture yang akan digunakan dalam pekerjaan harus disetujui oleh ”Direksi
6

Lapangan yang ditunjuk”. Admixture yang mengandung chloride atau nitrat tidak
boleh dipakai.

4. Semen

a. Mutu semen

1) Semen portland harus memenuhi persyaratan standard Internasional atau


spesifikasi Bahan Bangunan bagian A SK SNI 3-04-1989-F atau sesuai SII-
0013-82, Type-1 atau Ni-8 untuk butir pengikat awal kekekalan bentuk,
kekuatan tekan aduk dan susunan kimia. Semen yang cepat mengeras
hanya boleh dipergunakan dimana jika hal tersebut dikuasakan tertulis
secara tegas oleh pihak ”yang ditunjuk”.

2) Jika mempergunakan semen portland pozolan (campuran semen portland


dan bahan pozolan) maka semen tersebut harus memenuhi ketentuan SII
0132 Mutu dan Cara Uji Semen Portland Pozoland atau spesifikasi untuk
semen hidraulis campuran.

3) Di dalam syarat pelaksanaan pekerjaan beton harus dicantumkan dengan


jelas jenis semen yang boleh dipakai dan jenis semen ini harus sesuai
dengan jenis semen yang digunakan dalam ketentuan persyaratan mutu.

b. Penyimpanan semen

1) Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan dan


dijaga agar semen tidak lembab, dengan lantai terangkat bebas dari tanah
dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen dan menurut urutan
pengiriman. Semen yang telah rusak karena terlalu lama disimpan sehingga
mengeras ataupun tercampur bahan lain, tidak boleh dipergunakan dan
harus disingkirkan dari tempat pekerjaan. Semen harus dalam zak-zak yang
utuh dan terlindung baik terhadap pengaruh cuaca, dengan ventilasi
secukupnya dan dipergunakan sesuai dengan urutan pengiriman. Semen
yang telah disimpan lebih dari 60 hari tidak boleh digunakan untuk
pekerjaan.

2) Semua semen harus baru, bila dikirim setiap pengiriman harus disertai
dengan sertifikat test dari pabrik.

3) Semen harus diukur terhadap berat untuk kesalahan tidak lebih dari 2.5%.
7

4) Penyedia jasa hanya diizinkan menggunakan satu merk semen yang telah
disetujui untuk seluruh pekerjaan. Penyedia jasa tidak boleh mengganti merk
semen selama pelaksanaan pekerjaan, kecuali ada persetujuan tertulis dari
Direksi Lapangan.

5. Pile Cap

Sebelum membahas mengenai langkah‑langkah penulangan pile cap dan tie


beam maka terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai pekerjaan penulangan
keseluruhan secara umum.

Penulangan adalah pekerjaan yang bertujuan untuk membentuk dan memasang


besi tulangan beton sebagai kerangka struktur pada konstruksi beton agar
sesuai dengan gambar rencana. Fungsi tulangan pada beton adalah untuk
menahan gaya tekan, gaya geser dan momen torsi yang timbul akibat beban
yang bekerja pada konstruksi beton tersebut. Sesuai dengan sifat beton yang
kuat terhadap tekan, tetapi lemah terhadap tarik. Oleh karena itu perencanaan
dan pelaksanaan pembesian harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis
dan gambar yang telah direncanakan oleh perencana struktur yaitu dalam hal :

a. Ukuran diameter baja tulangan.

b. Kualitas baja tulangan yang digunakan.

c. Penempatan / pemasangan baja tulangan.

Beberapa kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pembesian penulangan pada


proyek ini antara lain:

1. Pabrikasi Besi

Proses pabrikasi besi terdiri dari pekerjaan pemotongan dan pembengkokan


besi tulangan. Pemotongan dilakukan karena panjang besi dipasaran adalah
12 meter, sedangkan panjang tulangan elemen struktur yang digunakan
terdiri dari bermacam‑macam ukuran sesuai perhitungan tulangan.
Pemotongan besi digunakan dengan Bar Cutter.

Pembengkokan dilakukan untuk membentuk tulangan yang disesuaikan


dengan perencanaan. Jika terjadi kesalahan pada pembengkokan maka besi
tulangan tersebut tidak boleh dibengkokkan kembali tetapi harus dipotong,
hal ini untuk menghindari timbulnya retak‑retak ditempat pembengkokan
8

ulang tersebut karena sifat getas baja. Pembengkokan dilakukan dengan Bar
Bender dengan berbagai macam diameter ukuran.

Sebelum mengerjakan proses pabrikasi besi, bagian pembesian menyusun


daftar bengkok dan potong baja tulangan berdasarkan gambar pelaksanaan
(shop drawing) yang dibuat oleh Kontraktor Utama. Hal‑hal yang harus
diperhatikan dalam menyusun daftar bengkok dan potong baja tulangan
adalah :

a. Sambungan antar tulangan harus ditempatkan sedemikian rupa pada


daerah yang momennya nol atau dengan menggunakan sambungan
lewatan sehingga gaya dan batang yang satu dapat disalurkan ke batang
yang lain. Panjang dan bentuk baja tulangan direncanakan secara
ekonomis sehingga bagian-bagian sisi atau yang tidak terpakai didapat
seminimal mungkin.

b. Memperhitungkan teknik pemasangan tulangan sehingga tidak


menyulitkan dalam pelaksanaan di lapangan.

2. Pemasangan Tulangan

Baja tulangan dan sengkang yang telah dipotong dan dibengkokan dibawa
ke lapangan untuk dipasang pada posisi sesuai denah gambar pelaksanaan.
Kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pemasangan tulangan antara lain :

a. Pemeriksaan diameter, panjang, dan bentuk tulangan dilakukan sebelum


baja tulangan tersebut dipasang.

b. Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk tulangan lentur
maupun tulangan geser diatur sesuai gambar.

c. Sengkang dipasang secara manual. Penyambungan sengkang pada


tulangan utama dengan menggunakan kawat bendrat.

d. Memastikan daerah‑daerah dan ukuran panjang penyaluran sambungan


lewatan dan panjang penjangkaran.

e. Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang beton decking


sebagai acuan selimut beton yang akan dicor.

Setelah pekerjaan lantai kerja selesai dilaksanakan, maka dilanjutkan


dengan pembesian pile cap dan tie beam.

Langkah‑langkah pembesian pile cap :


9

1. Menentukan daftar lengkungan bengkok besi, dimana digunakan besi D


22 mm, dengan jarak antar tulangan 150 mm sama untuk semua pile cap
tetapi berbeda untuk jumlah tulangan dan tinggi pile cap sesuai dengan
gambar rencana.

2. Semua besi yang telah disediakan kemudian dibengkokkan sesuai


dengan daftar diatas kemudian dirakit diluar lokasi sesuai dengan
gambar rencana. Digunakan kawat bendrat sebagai lekatan antar
tulangan.

3. Tulangan pile cap yang telah jadi kemudian diangkat dan dipasang pada
lokasi pile cap yang telah ditentukan.

4. Tulangan pile cap dilekatkan dengan tulangan luar pondasi tiang


pancang yang telah dihancurkan betonnya dengan menggunakan kawat
bendrat sehingga tulangan pile cap tampak benar‑benar kuat dan kokoh.

6. Besi Beton

a. Besi yang digunakan harus memenuhii satandar SII yang ada

b. Besi dapat memperlihatkan karateristik besi (embos)

c. Mutu besi yang dipergunakan adalah :


• Mutu BJTD 40 untuk  dia. 10 mm
• Mutu BJTP 24 untuk < dia. 10 mm

7. Bata Merah

Persyaratan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :

• Batu bata harus memenuhi NI-10

• Semen Portland harus memenuhi NI-8

• Pasir harus memenuhi NI–3 pasal 14 ayat 2

• Air harus memenuhi PUBBI–1982 pasal 9K = 0,18 W/MoC pada kelembaban


3%.
10

8. Keramik

a. Proses pembakaran harus sedemikian rupa, sehingga tidak dapat hancur


apabila direndam dalam air.

b. Tahan terhadap zat asam dan alkasit serta zat kimia lainnya.

c. Warna harus merata, baik masing-masing maupun terhadap yang lain dan
permukaannya harus rata/licin tanpa cacat serta harus keras.

d. Penyimpangan maksimum pada panjang dan lebar yang disyaratkan + 1 mm.

e. Lantai keramik dan Dinding Keramik yang dipakai harus memenuhi syarat uji
keramik menurut SII Produksi (KW) 1 proses single firing sekualitas setara.
Dengan spesifikasi sebagai berikut:
1). Ukuran -------------------: (sesuai dengan gambar kerja)
2). Bahan dasar ------------: Kaolin dengan berkualitas baik.
3). Warna tidak luntur, tahan terhadap asam dan basa yang umum dipakai,
tahan terhadap cuaca dan perubahan suhu yang mendadak.
4). Warna keramik---------: ditentukan kemudian (dengan contoh kombinasi
warna untuk ruangan yang spesifik).

f. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan – peraturan


ASTM, Peraturan Keramik Indonesia (NI-19, PVBB 1982).

g. Bahan dinding batu alam adalah Batu Alam dengan jenis batu andesit. Warna
tekstur ditentukan kemudian.

h. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipakai terlebih dahulu harus diserahkan


contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan.

i. Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan


teknis-operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Pengawas Lapangan.

j. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/ penggantian pekerjaan dalam bagian ini harus baru, kualitas
terbaik dari jenis dan harus disetujui Pengawas Lapangan.

9. Water Proofing

a. Lingkup pekerjaan
11

1). Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang
dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian syarat-syarat di bawah ini
serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.

2). Bagian yang di waterproofing antara lain sebagai berikut :


- Plat atap dan over stek
- Daerah WC, kamar mandi dan daerah basah lainnya.
- Bagian - bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.

b. Persyaratan bahan

1). Persyaratan standar mutu bahan:


Standar dari bahan dan produser yang ditentukan oleh pabrik dan
standar-standar lainnya seperti : NI.3, ASTM 828, ASTME, TAPP I 803
dan 407. Kontraktor tidak dibenarkan merubah standar dengan cara
apapun tanpa ijin dari Pemberi tugas.

2). Jaminan Pemeliharaan dan Tenaga Ahli :


Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahlinya yang ditunjuk
penyalur dan pekerjaan harus mendapat sertifikat jaminan
pemeliharaan secara cuma-cuma selama 10 (sepuluh) tahun berupa :

- Jaminan ketepatan pemakaian bahan (Producer’s Process


Performance Warranty)

- Jaminan Ketepatan Aplikasi (Aplication Workmanship Warranty)


dan

- Jaminan Kekuatan selama 5 ( lima ) Tahun

c. Waterproofing untuk atap :

1). Bagian - bagian yang diberi waterproofing adalah pelat-pelat beton yang
berfungsi sebagai atap, canopy dan sebagai talang.
12

2). Lapisan waterproofing terbuat dari membrane yang diperkuat dengan


lapisan komposit polyeethylene dengan aspal karet jenis expose yang
tahan terhadap UV.

1) Kontraktor harus mengajukan contoh bahan dan kelengkapan lainnya


untuk mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas.

4). Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus memastikan bahwa


kemiringan plat beton sudah cukup untuk mengalirkan air hujan ke pipa-
pipa pembuangan (kemiringan minimal 2%)

5). Semua cara pemasangan, cara-cara pelapisan sampai dengan


perlindungan permukaan setelah pemasangan harus mengikuti
petunjuk-petunjuk yang dikeluarkan pabrik/produsen.

6). Warna bahan waterproofing akan ditentukan kemudian oleh Pemberi


Tugas.

d. Waterproofing untuk reservoir, toilet, pantry, Teras, balkon dan bagian-bagian


yang tidak terexposed langsung pada matahari. Bahan terbuat dari campuran
semen kuarsa halus dan bahan kimia aktif, atau setara

1) Pemakaian lapisan waterproofing, dengan jenis dan konsumsi s/d 4 kg /


m2 atau sesuai dengan rekomendasi dari produsen.

2). Cara pemasangan mulai dari persiapan permukaan yang akan dilapisi,
cara pelapisan, ketebalan pelapisan sampai dengan perlindungan
permukaan setelah pemasangan harus mengikuti petunjuk yang
dikeluarkan oleh pabrik/produsen.

e. Garansi
Pekerjaan waterproofing ini harus dijamin kesempurnaanya dengan suatu
garansi yang ditentukan selama minimum 10 tahun, terhitung sejak serah
terima yang menyatakan bahwa struktur bebas bocor. Garansi tersebut
13

meliputi garansi dari pihak Kontraktor dan juga dari pihak pemasok
waterproofing yang dibuat secara legal dan jelas.

f. Pengiriman dan penyimpanan bahan


1). Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan baik dan
masih tersegel dengan segel pabrik.
2). Bahan harus disimpan ditempat terlindung, tertutup, tidak lembab,
kering dan bersih sesuai dengan persyaratan pabrik.
3). Tempat penyimpanan harus cukup, sehingga bahan ditempatkan dan
dilindungi sesuai dengan jenisnya.
4). Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang
disimpan, baik sebelum atau selama pelaksanaan dan bahan yang
rusak tersebut tidak dibenarkan untuk digunakan.

10. Plafond

a. Bahan gypsum yang dipergunakan harus rata tidak lengkung dan tidak
cacat/pecah-pecah, satu sama lain harus rata dan tidak bergelombang.
b. Jenis gypsum yang dipergunakan :
1) Type : Bevelled edges
2) Tebal : 9 mm
3) Ukuran : 1200 x 2400 mm
4) Fire rating : 2 jam (OCU-T 4262)
5) Sound rating : 40-44 dB (KC-689)

c. Rangka penggantung galvanized hollow steel ukuran 40 x 40 x 0.6 mm.

d. Penutup Plafond Kalsiboard

1) Untuk penutup plafond kalciboard menggunakan bahan kalsiboard dengan


ketebalan 4 mm;

2) Kalsiboard merupakan produksi/merek Kalsi tebal 4 mm atau setara


berkualitas baik.

3) Kalsiboard yang akan dipasang harus dalam kondisi baik, tidak cacat, tidak
melengkung. Permukaan yang halus harus bersih dari cacat/kotoran-kotoran
yang menempel dengan rangka disesuaikan gambar rencanana.
14

11. List Gypsum

List Gypsum digunakan produksi local dengan ukuran 5-10 cm. Digunakan produksi
local.

12. List Kayu

a. Bahan kayu yang dipergunakan harus rata tidak lengkung dan tidak
cacat/pecah-pecah.

b. Bidang kayu satu sama lain harus rata dan tidak bergelombang.

c. Jenis kayu yang dipergunakan :


- Tebal : sesuai gambar rencana
- Ukuran : sesuai gambar rencana
- list profil kayu : kamper 5/5 cm.

13. Pekerjaan Aluminium Compposite Panel

a. Lingkup Pekerjaan

- Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang


dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan / perbaikan
alumunium composite panel Cover ex Videotron

- Pekerjaan ini dilaksanakan sebagaiman disebutkan/ ditunjukkan dalam


petunjuk Direksi

b. Ketentuan

- Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai
dengan standar dan spesifikasi dari pabrik

- Bahan-bahan yang harus memenuhi standar-standar antara lain

1) AA The Alumunium Association

2) AAMA Architectural Alumunium Manufacts Associations

3) ASTM E.84 American Standard for The Testing Materials d. DIN 4019
Isolasi Udara

4) DIN 52212 Penyerapan suara

5) DIN 53440 Pengurangan getaran


15

6) DIN 17611 / BS 1651 Proses Anoda h. DIN 476 Panel Kerangka

7) AS. 1530 Hasil Indikatif

c. Komponen bahan

- Bracket/angkur dari materials besi fin galvanish atau material alumunium


ekstrussion

- Rangka vertikal dan horizontal dari material alumunium ekstrussion

- Rangka tepi panel alumunium composite da reinforce dari alumunium


ekstrussion

- Infill dari alumunium ekstrussion finish powder coating warna ditentukan


kemudian

- Sealant (antara panel alumunium dengan komponen lain)

d. Persyaratan bahan

- Bahan : Almunium Composite

- Tebal : 4 mm terdiri dari 0,5 mm Aluminium, 3 mm


Polyetylene dan 0,5 mm alumunium

- Berat : 5-6 Kg / 5 mm

- Bending strengh : 45-50 Kg / 5 mm

- Heat Deformation : 200 C

- Sound insulation : 24-29 dB

- Finished : Flourocarbond factory finished / PVdf Coating

- Bahan composite panel harus dalam keadaan rata, warna akan ditentukan
kemudian.

- Contoh-contoh harus diserahkan kontraktor kepada direksi lapangan untuk


mendapatkan persetujuan pemberi tugas.

- Toleransi dimensi mill finish :

Stove dipernish : + 0,2 mm Dianode : 0.4 / + 0,2 mm Lebar :-


0/+ 4 mm Panjang s/d 4 meter : - 0/+ 6 mm

14. Kusen Allumunium


a. Spesifikasi Teknis
16

1) Bahan : Dari bahan aluminium framing syetem,


aluminium extrusi sesuai SII extrusi 0695-82
dan Alloy 6063 ST-5, tidak terbuat dari
scrapt(bahan bekas),
3” untuk shop front, 4” untuk curtain wall atau
sesuai gambar kerja.
2) Aluminium Depth
3) Nilai deformasi
4) Warna profil : tebal 1,2 mm – 2 mm
: diijinkan maksimal 2 mm
: anodize dengan warna ditentukan kemudian atas
persetujuan Direksi Lapangan/MK
b Seluruh bagian aluminium berwarna harus datang di lokasi Proyek dilengkapi
dengan bahan pelindung dan baru diperkenankan dibuka sesudah mendapat
persetujuan dari Direksi Lapangan/MK.
c Untuk keseragaman warna, disyaratkan sebelum proses pabrikasi warna,
profil-profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu
pabrikasi unit-unit jendela, pintu dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi
warnanya sehinga dalam setiap unit didapatkan warna yang sama.
d Accessories
Sekrup dari galvanized steel mutu hotdeep kepala tertanam, weather strip dari
vinyl, pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus
ditutup caulking dan sealent. Ankur-ankur untuk rangka /kosen aluminium
terbuat dari steel plate tebal minimal 2 mm, dengan laipsan zink tidak kurang
dari 13 mikron sehingga tidak dapat bergeser.

1. Kaca

a. Kualitas kaca harus standard yang dikeluarkan dari pabrik yang telah disetujui
Direksi.

b. Kaca tidak boleh berbunga-bunga/bergaris-garis terdapat goresan-goresan yang


dapat mengganggu penglihatan/pandangan.

c. Jenis kaca yang dipergunakan sesuai dengan gambar kerja


17

2. Alat Penggantung Dan Pengunci

Alat-alat penggantung dan pengunci adalah segala peralatan yang merupakan


kelengkapan dari suatu bangunan, misalnya pintu, jendela, lubang udara dan lain-
lain yang digunakan untuk tujuan-tujuan penggantungan dan penutup, dengan
syarat-syarat antara lain:

a. Kualitas kunci tanam yang dipergunakan adalah kualitas baik/kuat, penguncian 2


(dua) kali.
b. Alat-alat penggantung lainnya, misalnya engsel, dan sebagainya menggunakan
kualitas yang baik dan kuat, serta barang tersebut sebelum dipasang, Kontraktor
harus menunjukkan contoh-contohnya kepada Konsultan MK/Direksi.
c. Merk penggantung dan pengunci yang digunakan adalah merk Dekkson atau
setara.

3. Cat
a. Semua bahan-bahan cat harus diperoleh dari agen resmi yang telah disetujui,
yang jika dikehendaki dapat memberikan seluk beluk keterangan mengenai
bahan tersebut dan prosesnya.
b. Semua cat harus dipergunakan dan dipulaskan betul-betul sesuai dengan
instruksi pabriknya. Juga plamir dan cat dasarnya harus dikeluarkan oleh
pabrik yang sama untuk masing-masing lapisan pemakaian. Kaleng yang diisi
cat harus diaduk benar-benar sebelum dituangkan ke ketel dan dipulaskan
menurut aturan dari pabriknya. Jangan sekali-kali mencampurkan bahan
pengering atau bahan-bahan lain ke dalam cat, jika tidak disarankan atau
dikehendaki oleh pabrik cat tersebut. Penyedia Jasa harus dapat membuktikan
bahwa bahan yang dipakai adalah asli, tidak palsu, dengan menunjukkan surat
jaminan dari pabrik, sesuai volume pekerjaan yang disupply.
c. Cat kayu dan cat tembok yang dipergunakan harus sesuai dengan ketentuan
dan berkualitas baik serta waktu tiba ditempat pekerjaan, harus masih tertutup
dalam kaleng aslinya.

1). Cat Tembok Dinding Dalam


Setelah plesteran tembok kering maka pengecatan tembok baru dapat
dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
- 1 lapis Alkali Resisting Primer - Acrylic Wall Filler untuk meratakan
permukaan tembok (plamur)
18

- 2 lapis Acrylic Emulsion untuk dinding dalam.


2). Cat Tembok Dinding Luar
Setelah plesteran tembok kering maka pengecatan tembok baru dapat
dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
- 1 lapis N.8000 Walll Sealer AMPU Primer
- 2 lapis N.1003 Based Texture
- 3 lapis Weathersield Finish
Cat tembok dinding luar menggunakan cat yang tahan cuaca
3). Cat Melamic
Semua permukaan kayu yang difinish dengan cat melamic harus
menggunakan bahan dari kualitas baik yang telah disetujui Direksi
Lapangan/MK.
Bahan tersebut meliputi :
a. Amplas;
b. Dempul;
c. Lakban sebagai alat untuk menutup bagian yang tidak akan difinish
dengan cat melamic;
d. Wood filler ultra
e. Thiner atau larutan pengencer yang sesuai.
f. Melamic impra
g. Alat-alat pengecatan yang dibutuhkan seperti mesin compressor,
spray gun, selang udara, paper tape, kain bal, pengaduk, tangga dan
lain-lain.
d. Cat yang sudah siap dan segera dipakai tidak diperbolehkan mengandung
endapan-endapan yang sudah membatu dan sesudah diaduk dengan baik,
harus menjadi homogen serta dapat dicatkan dengan mudah.
e. Warna cat adalah asli dari kalengnya dan tidak boleh mengadakan campuran
dari bermacam-macam warna. Cat yang sudah disetujui warna dan merknya
harus diberitahukan kepada Direksi Lapangan, guna melaksanakan
pemeliharaan dikemudian hari dan sebelum dilaksanakan pekerjaan pengecatan
Penyedia Jasa harus menunjukkan contoh merk, maupun jenis warnanya
kepada Direksi Lapangan/MK.
f. Pemilihan warna.
Semua warna harus setujui oleh Direksi Lapangan/MK, Penyedia Jasa harus
memasukkan dalam penawarannya biaya untuk mengadakan contoh warna-
warna untuk disetujui dalam penawarannya.
19

g. Steger.
Untuk pelaksanaan pekerjaan, steger-steger harus disediakan secukupnya,
sesuai dengan kebutuhan, sehingga pekerjaan dapat terlaksana dengan
sempurna.
h. Keahlian.
Pekerjaan mengecat hanya boleh dilakukan oleh tenaga yang sudah ahli dan
berpengalaman dalam bidang ini. Seorang mandor yang benar-benar cakap
harus selalu mengawasi di tempat tersebut selama pekerjaan dilaksanakan.

4. Perlengkapan Sanitair

a. Lingkup pekerjaan

1) Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan


tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat - alat bantu lainnya yang
digunakan dalam pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
dan sempurna dalam pemakaian/operasinya.

2) Pekerjaan pemasangan sanitair ini sesuai yang dinyatakan/ ditunjukkan


dalam detail gambar, uraian dan syarat - syarat dalam buku ini dan sesuai
dengan persyaratan dari produsen.

b. Persyaratan bahan

1) Semua material harus memenuhi ukuran, standard dan mudah didapatkan di


pasaran, kecuali bila ditentukan lain.
2) Semua peralatan dalam keadaan lengkap sesuai dengan yang telah
disediakan oleh pabrik untuk masing-masing type yang dipilih.
3) Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disediakan oleh pabrik
untuk masing-masing type yang dipilih.
4) Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian
dan syarat-syarat dalam buku ini.

5. Rangka Atap Baja Ringan

a. Jenis rangka atap baja ringan yang digunakan :


Rangka atap baja ringan yang digunakan terbuat dari baja ringan mutu tinggi
G550 yang memiliki kekakuan dan kekuatan yang baik, sehingga sulit untuk
digunting.
20

b. Baja mutu tinggi G 550Memenuhi standard :


ASTM, AS, JIS

Kekuatan Leleh Minimum 550 MPa


Tegangan Maksimum 550 MPa
Modulus Elastisitas 200.000 MPa
Modulus Geser 80.000 Mpa

Lapisan Anti Karat


Hot Dip Zic Kelas Z220
Ketebalan lapisan 220 gr/m²
Sekrup yang digunakan :
Sekrup khusus berlapis galvanis untuk struktur baja ringan dengan kelas
ketahanan korosi tingkat 2

c. Kelas ketahanan korosi minimum Kelas 2 berlapis zinc


Panjang
( tidak termasuk kepala sekrup )16 mm

Kepadatan Alur 16 mm

Diameter Badan :
Dengan Alur4.80 mm
Tanpa Alur 3.80 mm
Kekuatan Mekanikal :
Gaya Geser 1 Sekrup5.1 kN
Gaya Aksial 8.6 kN
Gaya Torsi 6.9 kN

d. Penyedia jasa wajib menyerahkan perhitungan struktur dari aplicator baja ringan,
jaminan kekuatan,dan sertifikat jaminan ketahanan minimal 15 tahun.

e. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus membuat contoh


pelaksanaan hingga hasil kerjanya.
21

6. Penutup Atap
a. Genteng Keramik
Lingkup Bagian Pekerjaan.Sama seperti halnya pada pasal sebelumnya,
bahan yang digunakan adalah genteng keramik.
b. Bahan. Bahan yang digunakan adalah;
1) Genteng keramik produksi pabrik dengan kualitas baik atau dengan
persetujuan direksi;
2) Untuk nok, digunakan nok genteng keramik produksi/merk sejenis
dengan gentingnya;
3) Pasir pasang yang memenuhi syarat;
4) Semen yang memenuhi syarat; dan
5) Koral yang memenuhi syarat.
c. Pelaksanaan Pekerjaan.
1) Pemasangan genting harus harus mendapatkan alur-alur yang rata dan
lurus;
2) Overlaping antara genting harus sesuai dengan syarat pemasangan
yang dikeluarkan oleh genting keramik tersebut;
3) Genteng yang terpasang adalah genteng yang utuh dan tidak boleh
cacat;
4) Warna genting harus sama;
5) Hubungan nok dan genting harus rapih dengan adukan kedap air dan
tidak boleh bocor;
6) Penyelesaian genting tepi menggunakan bahan untuk genting tepi; dan
7) Untuk nok digunakan nok genting keramik cara pemasangan harus
sesuai dengan syarat pemasangan yang dikeluarkan oleh perusahaan
genting keramik.
d. Setelah pekerjaan penutup atap selesai atau pekerjaan secara keseluruhan
selesai 100 %, penyedia jasa konstruksi wajib melaksanakan uji fungsi
kebocoran dengan cara menyemprotkan air ke seluruh bidang atap dan
pastikan bahwa penutup atap tidak bocor dan dibuatkan berita acara uji
fungsi.

7. Kabel Daya Tegangan Rendah

a. Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi


peraturan PUIL 2000/LMK. Semua kabel/ kawat harus baru dan harus jelas
ditandai dengan ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya.
22

b. Semua kawat dengan panampang 6 mm² keatas haruslah terbuat secara


dipilin (stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan
penampang lebih kecil 2,5 mm² kecuali untuk pemakaian remote control.

c. Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai ialah dari type

d. Untuk instalasi penerangan adalah NYM dengan conduit Hight Impact uPCV

e. Untuk kabel distribusi NYY, NYFGbY, dan penerangan luar/jalan dengan


menggunakan kabel NYFGbY.

f. Untuk kabel-kabel dari tiang ke KWH meter menggunakan kabel khusus dari
PLN atau memakai kabel SR.

g. Semua kabel NYY yang ditanam didalam perkerasan (tembok, jalan, beton,
dll) harus berada di dalam conduit Galvanis yang disesuaikan dengan
ukurannya
h. Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet,
PVC, asbes, tape sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain harus
dari type yang disetujui, untuk penggunaan, lokasi voltage dan lain-lain
tertentu itu harus dipasang memakai cara yang disetujui menurut anjuran
perwakilan Pemerintah dan atau Manufacturer.

8. Penerangan, Saklar dan Stop Kontak


a. Lampu dan Armature Lampu

Spesifikasi armature lampu dan seluruh kelengkapannya harus sesuai


dengan yang tercantum dalam rencana kerja dan syarat-syarat dan
spesifikasi dalam gambar teknis

Apabila terdapat lebih dari satu ketentuan ataupun spesifikasi didalam


rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan ini, maka dalam hal ini ketentuan
atau spesifikasi yang mengikat adalah yang mempunyai standar lebih tinggi.

Spesifikasi armature lampu :


1) Semua armatur lampu harus mempunyai terminal pentanahan
(grounding).
2) Semua lampu Fluorescent / TL dan lampu gas discharge lainnya harus
dikompensasi dengan "power factor correction capasitor" yang cukup
kuat terhadap kenaikan temperatur dan beban mekanis dari louver.
3) Reflector terutama untuk ruangan office harus memakai bahan
tertentu, sehingga diperoleh derajat pemantulan yang sangat tinggi.
23

4) Box tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal block harus
cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang
ditimbulkan tidak mengganggu kelangsungan kerja dan umur teknis
komponen lampu itu sendiri.

5) Ventilasi di dalam box harus dibuat dengan sempurna. Kabel-kabel


dalam box harus diberikan saluran atau klem-klem tersendiri, sehingga
tidak menempel pada ballast atau kapasitor.
6) Box terbuat dari pelat baja tebal minimum 0,8 mm, diproses anti korosi
proses “posphating”, dicat dasar tahan karat, kemudian di finish
dengan cat akhir dengan powder coating warna putih.

7) Pelat sisi dari armatur lampu tipe surface mounted harus mempunyai
ketebalan minimum 0,7 mm.
8) Ballast untuk lampu TL harus dari jenis "Low Loss Ballast" dan harus
pula dipergunakan single lamp ballast (satu ballast untuk satu lampu
fluorescent).

9) Tabung Fluorescent harus dari type TLD.


10) Armatur Down Light terdiri dari dudukan dan diffuser, dimana
dudukan harus dari bahan aluminium silicon aloy atau dari moulded
plastic. Diffuser harus dari bahan gelas susu atau satin etached opal
plastic. Armatur down ligh tersebut harus tahan terhadap bahan kimia
maupun gas kimia.
11) Lampu Penerangan, harus mengacu ke gambar rencana

b. Stop Kontak Biasa

1) Stop kontak dinding yang dipakai adalah stop kontak industrial 1 phasa
+ N + E, rating 250 Volt, 16 Ampere, untuk pemasangan di dinding /
kolom.

2) Stop kontak industrial yang dipakai adalah stop kontak industrial 1


phasa dengan 3 pin, untuk pemasangan pada dinding/kolom dengan
ketinggian 80 cm di atas lantai dan harus mempunyai terminal phasa,
netral dan pentanahan.

c. Isolating Switches / cam switch atau rotary switch


24

1) Isolating switches harus dipasang pada panel dan dilengkapi dengan


indicating lamp.
Rating isolating switch harus lebih tinggi dari rating MCB / MCCB pada
feeder di panelnya.

Rating tegangan adalah untuk 1 fasa 250 Volt, 3 phasa, 415 Volt.

2) Switches harus dipasang pada box.

d. Kabel Instalasi

1) .Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi stop kontak

harus kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih
(NYM, NYY).

2) Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm² kode warna
insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL 2000 sebagai berikut :

(1). Fasa R : merah

(2). Fasa S : kuning


(3). Fasa T : hitam

(4). Netral : biru


(5). Grounding : hijau/kuning

e. Pipa Instalasi Pelindung Kabel

1) Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah conduit


uPVC high impact. Pipa, elbow, socket, junction box, clamp dan
accessories lainnya harus sesuai yang satu dengan lainnya, yaitu tidak
kurang dari diameter 19 - 25 mm.
2) Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak
sambung (T-Junction box) dan armature lampu.
3) Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan stop kontak dengan
pipa conduit uPVC, high impact conduit-heavy gauge, minimum
diameter 19 - 25 mm.

f. Testing / Pengujian
25

Testing dilakukan dengan disaksikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi


yang disahkan oleh lembaga yang berwenang pengujian meliputi :
1) Test ketahanan isolasi

2) Test kekuatan tegangan impuls

3) Test kenaikan temperatur


4) Continuity test.

9. Pipa

a. Daftar Spesifikasi Bahan Perpipaan


Tekanan Tekanan Tekanan
Spesifikasi
Uraian Kerja Bahan Uji
Pipa
(Bar) (Bar) (Bar)
Air dingin dalam gedung 6 8 10 G 10
Air dingin luar gedung 6 8 10 Pvc Vp
Pipa supply dalam gedung 8 10 15 S 10
Penyiraman tanaman 6 8 10 G 10
Air limbah dapur/tenant gr 10 15 CIP
Air limbah saniter gr 10 16 Pvc Aw
(pembuangan)
Air limbah dipompakan 5 10 15 Pvc Aw
Air hujan gr 10 15 Pvc Aw

gr = Gravitasi
Catatan : pengecualian bila digambar menyebutkan material tertentu

2). Spesifikasi G.10


Penggunaan : - Pipa pengisian ke Roof Tank
- Penyiraman tanaman
Tekanan Standar 10 bar

Uraian Keterangan

Pipa Pipa PVC type S 10 untuk pengisian / supply.


Pipa class VP untuk instalasi dalam bangunan dan
26

penyiraman taman.

Sambungan/Fitting Disesuaikan dengan type pipa terpasang.

Valve & Strainer Valve-valve menggunaka type ulir atau drat.

Pipa Air Bersih Pipa air bersih menggunakan pipa PVC class S10 dan
PVC class VP.

3). Spesifikasi PVC AW

Penggunaan: Air limbah pengaliran horizontal

Tekanan Standard 10 bar

Uraian Keterangan

Pipe Polyvinyl chloride (PVC) class 10 bar

Elbow & Junction PVC Injection Moulded Sanitary Fitting Large


Radius, Solvent Cement Joint Type

Reducer PVC Injection moluded sanitary fitting concentric,


Solvent Cement Joint Type

Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik pembuat

4). Spesifikasi PVC AW

Penggunaan: - Air hujan


- Air limbah dipompakan
- Air kotor, Air bekas, dan Vent

Tekanan Standard 10 bar


27

Uraian Keterangan

Pipe Polyvinyl chloride (PVC) class 10 bar

Elbow & Junction PVC Injection Moulded sanitary Fitting Large


Radius atau Factory Made Fabricated Fitting,
Slovent Cement Joint atau Rubber Ring Type

Reducer Seperti di atas, model concentric

Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik pembuat

5). Valve Schedule

Isolating Regulating Check


Up 2” and Up to 2” and Up to 2” and
Services
to above ½” above 1 ½” above
½”
Cold water indoor ball butterfly globe butterfly swing double-disc

Cold water outdoor ball butterfly globe butterfly swing double-disc

Hydreant/Sprinkle gate butterfly globe butterfly swing double-disc

Raw water ball butterfly globe butterfly swing double-disc

Drain gate gate globe butterfly swing double-disc

Waste Water by Pump ball butterfly globe butterfly swing double-disc


28

6). Persyaratan jenis peralatan

Jenis peralatan yang boleh dipergunakan disini adalah sebagai berikut :

Fungsi Peralatan Ukuran & Joint W.O & G Steam


Katup Penutup s/d 40 mm Ball Globe
(Stop Valve) screwed Butterfly
Gate
Diaphargm

50 mm keatas Butterfly Globe


Flanged Gate

Katup Pengatur s/d 40 mm Globe Globe


(Regulating Valve) Screwed Butterfly
Diaphargm

50 mm keatas Butterfly Globe


Flanged Globe

Non Return Valve s/d 40 mm Swing check


Screwed
Globe check
50 mm keatas
Flanged Double swing check

Disk check

Strainer ”Y” Type


”Bucket” Type
29

Pressure Reducer Die and Flow Type

Pressure Indicator Dial dia. 100 mm

Note : W : Water; O : Oil: G : Gas

10. Floor Drain

a. Floor drain yang dipergunakan disini harus jenis Bucket Trap, Water Prooved
type dengan 50 mm Water Seal.

b. Floor Drain terdiri dari :


1) Stainless Steel atau Chromium plated bronze cover and ring
2) PVC Check
3) Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection dan dengan
flange untuk waterproofing

c. Floor Drain harus mempunyai ukuran utama sbb :

Outlet diameter Cover diameter


2” 4”
3” 6”
4” 8”

11. Roof Drain


a. Roof Dran yang dipergunakan disini harus dibuat dari Cast Iron dengan
konstruksi waterproof.

b. Luas laluan air pada tutup roof drain ialah minimal sebesar dua kali luas
penampang pipa buangan.

c. Roof Drain harus terdiri atas 3 bagian sebagai berikut :


1) Bitumen Coated Vast Iron body dengan waterprooved flange.
2) Bitumen Coated Neck for adjustable fixing.
3) Bitumen Coaed cover Dome type.
30

12. Pemeriksaan Bahan – Bahan

a. Semua bahan yang dipergunakan/diperlukan untuk pekerjaan ini harus disetujui


terlebih dahulu oleh Direksi Lapangan sebelum dipergunakan.

b. Apabila terdapat perselisian dengan Penyedia Jasa tentang pemeriksaan bahan-


bahan, Direksi Lapangan berhak meminta kepada Penyedia Jasa untuk
mengambil contoh-contoh yang didatangkan untuk diperiksakan ke laboratorium.

c. Selama ini Penyedia Jasa dapat melanjutkan pekerjaan, akan tetapi sama sekali
atas tanggungannya sendiri. Apabila ternyata bahwa bahan-bahan yang
diperiksakan tersebut tidak baik atau tidak memenuhi syarat-syarat, maka
bahan-bahan tersebut harus segera disingkirkan dan semua bagian pekerjaan
yang telah dikerjakan dengan bahan-bahan tersebut harus dibongkar dan
selanjutnya harus menggantikannya kembali dengan bahan lain yang memenuhi
syarat.

d. Semua biaya pemeriksaan di laboratorium tersebut dalam pasal ini seluruhnya


ditanggung oleh Penyedia Jasa.
31

BAB II
URAIAN DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

28. Sasaran Pekerjaan yang dilaksanakan

- Nama Pekerjaan : Pekerjaan Gedung BIN Daerah Riau

- Lokasi : Pekanbaru, Riau

- Sasaran Pekerjaan : Pekerjaan Persiapan ,Struktur, Pekerjaan Arsitektur,


Pekerjaan Mekanikal Elektrikal, Prasarana

29. Alat Dan Perlengkapan Pekerjaan dan Tenaga Lapangan

a. Penyedia jasa, Sub Penyedia jasa dan bagian-bagian lainnya yang


mengerjakan pekerjaan pelaksanaan didalam proyek ini, harus menyediakan
alat dan perlengkapan pekerjaannya sesuai dengan bidangnya masing-masing,
seperti :
1) Alat-alat ukur (Theodolith, waterpas, dll).

2) Alat-alat pemotong, penduga dan penarik.

3) Alat-alat pengecoran,dan
4) Alat-alat pengetesan lainnya yang diperlukan

5) Alat-alat lain yang diperlukan untuk mendukung pekerjaan.

b. Disamping itu juga harus menyediakan buku-buku laporan lapangan (harian,


mingguan), buku petunjuk alat-alat yang akan dipasang, tenaga ahli untuk
dapat memutuskan segala sesuatunya di lapangan dan bertindak atas nama
Penyedia Jasa dan Sub Penyedia Jasa yang bersangkutan.
30. Penyimpanan Barang-Barang Dan Material

a. Penyedia jasa dan Sub-sub Penyedia jasa diwajibkan untuk menempatkan


barang-barang dan material-material untuk kebutuhan pelaksanaan baik di luar
(terbuka) ataupun di dalam gudang, sesuai dengan sifat barang-barang dan
material tersebut, atas persetujuan Direksi lapangan, sehingga akan menjamin :

1) Keamanannya.

2) Terhindarnya kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh cara


penyimpanan yang salah.
32

b. Barang-barang dan material-material yang tidak akan digunakan untuk


kebutuhan langsung pada pekerjaan yang bersangkutan tidak diperkenankan
untuk disimpan di dalam site.

c. Material-material yang ditolak untuk dipakai supaya segera dikeluarkan dari


site, selambat-lambatnya 2 x 24 jam setelah pemberitahuan penolakan.

31. Kebersihan Dan Keleluasaan Halaman

Penyedia jasa dan Sub Penyedia jasa diwajibkan menjaga keleluasaan halaman
dengan menempatkan barang-barang dan material sedemikian rupa, sehingga :
a. Memudahkan pekerjaan.
b. Menjaga kebersihan dari sampah-sampah, kotoran-kotoran bangunan (puing-
puing) dan air yang menggenang.
c. Tidak menyumbat saluran-saluran air.

32. Fasilitas Lapangan

Penyedia jasa dan Sub Penyedia jasa diwajibkan menyediakan :


a. Listrik dan penerangan, untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan dan
keamanan.

b. Air minum atau air bersih dapat diminum, untuk kebutuhan pelaksanaan
pekerjaan dan semua petugas-petugas yang ada di proyek.
c. Alat-alat PPPK.

d. Kamar Mandi/ WC untuk para pekerja lapangan.


e. Dan Fasilitas Lainnya yang diperlukan untuk memperlancar pekerjaan.

33. Barang Contoh (Sample)

a. Penyedia jasa dan Sub Penyedia jasa diwajibkan menyerahkan barang-


barang contoh (sample) dari material yang akan dipakai/dipasang untuk
mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan.

b. Barang contoh (sample) tertentu harus dilampiri dengan tanda bukti/ sertifikat
pengujian dan Spesifikasi Teknis dari barang-barang/ material tersebut.

c. Untuk barang-barang dan material-material yang akan didatangkan ke site


(melalui pemesanan), maka Penyedia Jasa dan Sub Penyedia Jasa
diwajibkan menyerahkan brosur, berupa :
33

1) Katalog.
2) Gambar kerja atau shop drawing.
3) Mock up, sample dan lain-lain yang dianggap perlu oleh Direksi Lapangan
dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan.

d. Contoh–contoh bahan/material yang dikehendaki oleh Pengguna jasa atau


Direksi Lapangan, harus segera disediakan atas biaya Penyedia jasa dan
contoh-contoh tersebut diambil dengan jalan atau cara sedemikian rupa,
sehingga dapat dianggap bahwa bahan atau material contoh tersebut yang
akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan. Contoh–contoh bahan/material
tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh Pegguna jasa atau Direksi
Lapangan untuk dijadikan dasar penolakan apabila tidak sesuai dengan
contoh, baik kualitas maupun sifatnya.

34. Pengujian Atas Mutu Pekerjaan

Penyedia jasa dan Sub Penyedia jasa diwajibkan mengadakan pengujian atas
mutu pekerjaan atau atas pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai dengan
kebutuhannya masing-masing, misalnya :

a. Pengujian mutu beton

b. Pengujian tekanan untuk pipa-pipa (plumbing).

c. Pengujian kebocoran.

d. Semua biaya-biaya untuk kebutuhan tersebut di atas ditanggung oleh


Penyedia jasa yang bersangkutan. Laporan pengujian harus segera
diserahkan selambat-lambatnya 5 (lima) hari setelah tanggal pengujian,
kecuali pengujian kubus beton selambat-lambatnya 2 (dua) hari harus sudah
diserahkan, Apabila Laporan yang diterima lebih dari waktu yang telah
ditentukan setelah tanggal pengujian dianggap batal, bila dianggap perlu
oleh Direksi Lapangan, Penyedia jasa dapat diperintahkan untuk
mengadakan pengujian ulang dan untuk beton untuk dilaksanakan core
drilling atas biaya Penyedia jasa.

35. Gambar-Gambar Dokumen

a. Apabila terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar-gambar


rencana yang ada (AR, ST dan ME ) dalam buku uraian pekerjaan ini,
maupun pekerjaan yang terjadi akibat keadaan di lokasi, Penyedia jasa
34

diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Direksi Lapangan secara tertulis


untuk mendapatkan keputusan pelaksanaan di lokasi setelah Direksi
Lapangan berkoordinasi dengan . Permasalahan tersebut di atas tidak dapat
dijadikan alasan oleh Penyedia jasa untuk mencari pembenaran dalam
pelaksanaan di lapangan maupun untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.

b. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam
keadaan selesai / terpasang.

c. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Penyedia jasa diwajibkan


memperhatikan dan meneliti terlebih dahulu semua ukuran yang tercantum
seperti peil-peil, ketinggian, lebar ketebalan, luas penampang dan lain-lain
sebelum memulai pekerjaan.

d. Penyedia jasa tidak dibenarkan mengubah dan atau mengganti ukuran –


ukuran yang tercantum didalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan
Direksi Lapangan.

e. Penyedia jasa harus menyediakan dengan lengkap masing-masing dua


salinan, segala gambar-gambar, Spesifikasi Teknis, agenda rapat , berita-
berita acara perubahan dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disetujui
oleh Direksi Lapangan ditempat pekerjaan.

f. Dokumen-dokumen ini harus dapat dilihat Direksi Lapangan setiap saat


sampai dengan serah terima pertama. Setelah serah terima pertama,
dokumen-dokumen tersebut akan didokumentasikan oleh Pengguna jasa.

36. Gambar-Gambar Pelaksanaan Dan Contoh–contoh.

a. Gambar-gambar pelaksanaan ( shop drawing ) adalah gambar-gambar detail


dan hubungan material satu dengan yang lain, diagram, brosur atau data
yang disiapkan Penyedia jasa atau Sub Penyedia jasa, suplier atau produsen
yang menjelaskan tentang pelaksanaan pekerjaan dan spsifikasi bahan-
bahan yang akan digunakan.

b. Direksi Lapangan akan memeriksa, menandatangani persetujuan dan


menyerahkan kembali kepada Penyedia Jasa dengan segera gambar-gambar
pelaksanaan dan contoh-contoh bahan/material yang diisyaratkan dalam
Dokumen Kontrak.

c. Gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh bahan/material harus diberi


tanda-tanda sebagaimana ditentukan Direksi Lapangan. Penyedia Jasa harus
35

melampirkan keterangan tertulis mengenai setiap perbedaan dengan


dokumen kontrak jika ada hal-hal demikian.

d. Dengan telah diterimanya gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh


material yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan, Penyedia jasa dianggap
telah meneliti dan menyesuaikan setiap gambar atau contoh sesuai Dokumen
Kontrak.

e. Direksi Lapangan akan memeriksa dan menolak material yang diajukan


Penyedia Jasa yang tidak sesuai dengan gambar pelaksanaan dan contoh
yang telah disetujui dalam waktu sesingkat-singkatnya, sehingga tidak
menggangu jalannya pekerjaan.

f. Persetujuan Direksi Lapangan terhadap gambar-gambar pelaksanaan dan


contoh-contoh tidak membebaskan Penyedia jasa dari tanggung jawabnya
atas perbedaan tersebut apabila tidak diberitahukan secara tertulis kepada
Direksi Lapangan. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar-gambar
pelaksanaan atau contoh –contoh harus disetujui Direksi Lapangan, tidak
boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan dari Direksi Lapangan.

g. Sebutan katalog atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan apabila


menurut Direksi Lapangan hal-hal sudah ditentukan dalam katalog atau
barang cetakan tersebut sudah jelas dan tidak perlu dirubah. Barang cetakan
ini juga harus diserahkan dalam dua rangkap untuk masing-masing jenis dan
diperlukan sama seperti butir di atas.

h. Contoh-contoh yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis harus dikirimkan


kepada Direksi Lapangan.

i. Biaya pengiriman gambar-gambar pelaksanaan, contoh-contoh, katalog-


katalog kepada Direksi Lapangan menjadi tanggungan Penyedia jasa.

37. Gambar Terlaksana

a. Penyedia jasa diwajibkan untuk membuat gambar-gambar ”as build drawing”


beserta buku petunjuk manual sesuai dengan pekerjaan yang telah
dilaksanakan di lapangan secara kenyataan. Untuk kebutuhan pemeriksaan
dikemudian hari, gambar-gambar tersebut diserahkan kepada Direksi
Lapangan berupa hard copy dan soft copy.
36

b. Gambar terlaksana ini harus memberikan semua data-data yang terpasang di


lapangan termasuk keterangan produk bahan, data-data tertulis dan hal-hal
lain yang telah dilaksanakan di lapangan.

38. Pas/Sertifikat Penyedia Jasa Dan Sub-Sub Penyedia Jasa

Semua Penyedia jasa dan Sub Sub Penyedia jasa yang bertanggung jawab atas
pekerjaan pelaksanaan proyek ini harus memiliki pas/ sertifikat golongan tertinggi,
diantaranya :
a. Sertifikat sesuai keahlian yang diusulkan.
b. SIPP dari Badan Keselamatan Kerja.
c. Dan lain-lain yang berlaku di wilayah terkait.

39. Peraturan-Peraturan Dan Syarat-Syarat Yang Digunakan Dalam


Pelaksanaan.

a. Untuk pelaksanaan pekerjaan berlaku peraturan-peraturan :

1) Standar Industri Indonesia (SII).

2) Standar Nasional Indonesia (SNI).

3) Peraturan-peraturan lain yang berlaku dan dipersyaratkan berdasarkan


normalisasi di Indonesia yang belum tercantum di atas dan mendapat
persetujuan Direksi Lapangan.

b. Penyedia jasa harus melaksanakan segala pekerjaan menurut Spesifikasi


Teknis, gambar-gambar dan instruksi dari Direksi Lapangan.

c. Direksi Lapangan berhak memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh


Penyedia jasa pada setiap waktu. Bagaimanapun kelalaian Direksi
Lapangan dalam pengontrolan terhadap kekeliruan-kekeliruan atas
pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia jasa tidak berarti Penyedia jasa
bebas dari tanggung jawab.

d. Penyimpangan Pekerjaan yang tidak sesuai dalam Spesifikasi Teknis,


gambar atau instruksi tertulis dari Direksi Lapangan, Penyedia jasa harus
memperbaiki atau membongkar pekerjaan tersebut. Semua biaya yang
diperlukan untuk ini menjadi tanggung jawab Penyedia jasa. Semua bahan
yang akan dipakai harus mendapatkan persetujuan Direksi Lapangan.
37

40. Pekerjaan Persiapan

a. Lingkup Pekerjaan meliputi penyediaan penyediaan tenaga kerja, bahan-


bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya
pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.

b. Jenis pekerjaan pada tahap ini meliputi: Direksi keet, Air kerja, Listrik kerja
dan Foto dokumentasi.

c. Direksi Keet

1). Lokasi direksi keet diusahakan semaksimal mungkin berada pada lokasi
yang tidak menggangu utilitas bangunan yang lain,

2). Kontraktor Pelaksana harus membuat kantor (Direksi Keet) untuk


keperluan operasional pengawasan. Direksi Keet mempunyai ukuran
minimal 12 m2. Direksi Keet tidak boleh dibuat dari material hasil
bongkaran bangunan lama.

3). Direksi Keet minimal harus mempunyai 2 unit jendela nako dan 1 unit
pintu dengan penerangan yang cukup dan sirkulasi udara yang baik.
Lantai Direksi Keet minimal dari perkerasan beton dengan campuran 1
Sm : 2 Ps : 3 Kr dengan permukaan yang rata dan diperhalus dengan
acian beton.

4). Jika Direksi Keet harus dibuat dalam bentuk bangunan panggung maka
lantai Direksi Keet harus dibuat dari papan ukuran 2.5/25 cm dengan
jarak balok-balok lantai ukuran 5/10 cm minimal 50 cm dari kayu
dengan kelas II. Dinding Direksi Keet minimal papan ukuran 2/20 cm
dengan rangka dinding kayu ukuran 5/10 cm dari kayu kelas II. Dinding
dapat juga dibuat dari bahan multiplek tebal 6 mm. Atap Direksi Keet
dari bahan seng BJLS 0,20 mm.

5). Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah
disebutkan diatas harus dengan persetujuan Pengawas Lapangan.
Direksi keet harus dilengkapi minimal dengan satu papan tulis, dua
buah meja kerja, dan empat unit kursi duduk. Posisi dan letak Direksi
Keet ditentukan bersama antara Konraktor Pelaksana dengan
Pengawas Lapangan. Letak Direksi Keet tidak boleh berada terlalu
dengan dekat dengan posisi bangunan yang sedang dikerjakan.

d. Air Kerja.
38

1) Air untuk keperluan pekerjaan pasangan, pekerjaan beton dan


pemadatan tanah/pasir harus bersih dan tidak mengandung zat-zat
kimia (garam-garam) yang dapat merusak hasil pekerjaan.

2) Apabila tidak mungkin atau tidak cukup air kerja yang didapat dari air
minum setempat, maka Penyedia Jasa harus dapat mengusahakan dari
sumber lain yang memenuhi persyaratan di atas.

3) Khusus air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh


mengandung minyak, asam, garam-garam dan bahan-bahan organik
atau bahan-bahan lain yang dapat merusak mutu beton, baja tulangan
dan baja profil. Sebaiknya air yang dipergunakan/dipakai adalah air
bersih yang dapat diminum.

e. Listrik Kerja.
Listrik untuk bekerja harus disediakan Penyedia Jasa dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan.
Penggunaan Diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan
untuk penggunaan sementara atas persetujuan Direksi Lapangan. Daya
listrik juga disediakan untuk suplai Kantor Direksi Lapangan.

f. Foto-Foto Dokumentasi Proyek.

1) Penyedia jasa diwajibkan membuat foto-foto dokumentasi proyek


meliputi :
a) Foto-foto kegiatan proyek, antara lain kegiatan dalam uitzet,
penempatan peralatan-peralatan lapangan (beton batcher),
penempatan material, pengerasan jalan dan lain-lain.
b) Foto-foto tahapan pekerjaan yang penting antara lain galian,
pembongkaran pipa, pemasangan instalasi pipa, pengetesan pipa
dan pekerjaan lain sesuai dengan gambar rencana.
c) Dan lain-lain kegiatan yang dianggap perlu oleh Direksi Lapangan.

2) Foto kegiatan dibuat pada saat Kondisi proyek mencapai progress


pekerjaan 0%, 30%, 65% dan 100% dan selama masa pemeliharaan.

3) Foto-foto tersebut harus dicetak berwarna, dalam ukuran post card,


satu eksemplar harus ada di Direksi Keet.

4) Pengambilan foto harus menggunakan kamera digital, sehingga hasil


pemotretan selain dicetak harus disimpan dalam CD dan diserahkan
kepada Direksi Lapangan pada saat penyerahan ke 2(kedua).
39

41. Pekerjaan Pengukuran

a. Penyedia Jasa harus sudah memulai pekerjaan dari garis-garis dasar patok-
patok yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan serta bertanggung jawab
penuh atas hasil pengukuran-pengukuran yang dibuatnya.

b. Penyedia Jasa harus menyediakan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja
termasuk para juru ukur (surveyor) yang dibutuhkan sehubungan dengan
pengukuran untuk setiap pekerjaan yang memerlukannya.
42. Pekerjaan Bouwplank

a. Patok harus ditanam dalam tanah sampai kuat/tidak goyang sehingga tidak
mudah dicabut dan menggunakan kayu ukuran 5 x 7 cm (ukuran paling kecil).

b. Jarak patok dari sisi galian pondasi minimal 30 cm sedang jarak patok yangsatu
dengan yang lain minimal 2 m.

c. Papan bouwplank menggunakan kayu kelas III dengan ukuran 2 x 20 cm


danpada bidang sebelah atas harus diserut sampai rata.

d. Penentuan ketinggian papan bouwplank dari tanah adalah 30 cm untuk seluruh


bangunan atau ditentukan lain atas persetujuan Direksi / Pengawas Lapangan.

e. Pemasangan bouwplank harus benar-benar siku (90 derajat) dan untuk


mendapatkan ketepatan yang maksimal dapat dengan menggunakan
waterpass/alat ukur theodolit atau alat lain (selang dengan air).

43. Pekerjaan Galian Tanah Pondasi

a. Tanah untuk bangunan harus diratakan lebih dahulu dan dibersihkan dari puing-
puing bekas bongkaran dan dibuang/ disingkirkan dari daerah dimana bangunan
tersebut akan didirikan/ dibangun.
b. Tinggi lantai diberi tanda + 0,00 dan peil diambil + 30 cm atau seseuai gambar
rencana, untuk seluruh bangunan dari atas tanah halaman sedangkan dalam
keadaan khusus akan ditentukan oleh Direksi Lapangan/MK.
c. Galian tanah untuk pekerjaan pondasi harus cukup lebar dan berusaha
mengambil langkah-langkah untuk mencegah kelongsoran-kelongsoran tanah,
apabila diperkirakan akan terjadi longsor pada pekerjaan galian, sehingga tidak
menyulitkan posisi bagi pekerja-pekerja dalam memasang pondasi
d. Dalamnya galian lubang pondasi harus mencapai tanah keras/ padat dan
sebelum dipasang harus mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan/MK dan
apabila bekas genangan air atau galian digenangi air yang timbul dari hujan dan
40

sebab-sebab lain, maka dasar galian harus dikeringkan terlebih dahulu.


Penyedia Jasa harus menyediakan alat-alat pengering dalam keadaan siap
pakai dengan daya dan jumlah yang bisa menjamin kelancaran pekerjaan.
e. Apabila pada galian terdapat pipa-pipa air bersih, pipa pembuangan, kabel
listrik, kabel telepon dan lain-lain yang masih digunakan, maka secepatnya
untuk memberitahukan kepada Pengawas untuk mendapatkan petunjuk lebih
lanjut.
f. Apabila galian dibuat lebih dalam dari ketentuan tanpa sepengetahuan dan
persetujuan Direksi Lapangan/MK, maka kelebihan galian itu tidak boleh diurug
dengan tanah biasa, tetapi harus diisi dengan beton tumbuk atau bahan yang
sama dengan bahan pondasi tanpa biaya tambahan dari Direksi Lapangan.
Pengukuran ketinggian/ kedalaman muka tanah dan pencetakan harus
dilakukan oleh juru ukur ahli yang disetujui oleh Direksi Lapangan/MK.
g. Urugan kembali lubang galian sesuai dengan persyaratan harus dilakukan lapis
demi lapis dengan ketebalan setiap lapis tidak lebih dari 15 cm dan setiap lapis
harus dipadatkan dengan Portable Power Compactors dan diberi siraman air
yang dilakukan tidak secara berlebihan dalam penyiramannya.
h. Pembuangan Tanah.
Sisa-sisa tanah bekas galian yang sudah tidak terpakai lagi harus segera
disingkirkan dari lokasi sesuai dengan petunjuk Direksi Lapangan/MK.

44. Pengurugan Pasir Alas Pondasi

a. Pasir urug yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung potongan-
potongan bahan keras yang berukuran lebih besar dari 1.5 cm.

b. Pemadatan dengan alat pemadat mekanis, sedemikian rupa sehingga lapisan


yang dipadatkan tersebut tidak terdapat gerakan tegak / labil pada urugan
tersebut.

c. Urugan Pasir
Urugan pasir harus dikerjakan lapis demi lapis dengan diberi air secukupnya
sampai mencapai ketebalan minimal 10 cm padat atau sesuai yang tertera
gambar rencana.

45. Lantai Kerja

a. Apabila konstruksi betol bertulang langsung terletak diatas tanah, maka


dibawahnya harus dibuat lantai kerja yang rata.
41

b. Sebelum lantai kerja ini dibuat, maka semua lapisan tanah dibawahnya harus
dipadatkan dan diratakan dengan baik sampai mendapat permukaan yang padat
rapat dan diperiksa Direksi / Pengawas Lapangan terlebih dahulu.

c. Untuk memadatkan tanah digunakan alat pemadatan tanah yang harus disetujui
oleh Direksi / Pengawas Lapangan.

d. Lantai kerja harus dibuat dari campuran semen, pasir, kerikil dengan
perbandingan 1:3:5.

e. Tabel dan peil lantai kerja haurs sesuai dengan gambar, jika tidak dinyatakan
secara khusus dalam gambar, maka tabel lantai kerja = 5 cm.

46. Pekerjaan Urugan


a. Urugan Tanah.
1) Pengurugan untuk lahan/site digunakan tanah setempat yang bebas dari
kotoran. Pelaksanaan pengurugan dilakukan secara bertahap dan setiap
lapis dengan ketebalan 20 cm dipadatkan menggunakan alat yang telah
disetujui Direksi Lapangan/MK. Dalam pelaksanaan pemadatan harus
dilakukan secara berurutan dan harus merata, setiap kali dilakukan
pemadatan tanah harus keadaan basah, untuk menjaga suatu ikatan
molekul tanah, sehingga akan didapat hasil pemadatan yang sempurna.
2) Pengurugan untuk lubang-lubang sisi-sisi pondasi dilaksanakan dengan
menggunakan tanah urugan yang telah dibersihkan dari kotoran-kotoran.
Pelaksanaan pengurugannya harus dilaksanakan secara berlapis dan
setiap tebal 20 cm dibasahi dengan air secukupnya, sehingga rongga-
rongga yang timbul akibat kurang sempurnanya pekerjaan
pemadatan/pengurugan dapat dihindari. Tanah urug yang dipergunakan
tidak diperkenankan mengambil dari halaman disekitar lokasi bangunan
kecuali telah mendapat izin dari Direksi Lapangan/MK.
3) Galian tanah untuk pekerjaan selain pondasi dilakukan sesuai dengan
gambar rencana dan petunjuk Direksi Lapangan/MK. Untuk galian yang
dalamnya lebih dari 1 meter Penyedia Jasa harus mencegah resiko yang
timbul akibat dari pekerjaan galian tersebut, sehingga Penyedia Jasa perlu
memperhitungkan langkah-langkah selanjutnya.
42

47. Pondasi Batu Kali

a. Pasangan batu belah baru boleh dilaksanakan setelah kedalaman dan lebar
galian diperiksa oleh Direksi dan sesuai ketentuan dalam gambar. Pada seluruh
pasangan pondasi batu kali harus didahului dengan urugan pasir yang
dipadatkan, dan pasangan batu kosong dengan ketebalan sesuai ketentuan
dalam gambar. Pemasangan batu belah untuk pasangan pondasi harus berdiri.

b. Jika pekerjaan pasangan batu kali terpaksa dihentikan maka permukaan


perhentian harus bergerigi agar penyambungan berikutnya terjadi ikatan yang
kokoh dan sempurna. Didalam pasangan tidak boleh ada rongga-rongga atau
celah-celah yang kosong.

c. Adukan yang dipergunakan dengan campuran 1 PC : 4 Ps. Penggunaan terlalu


banyak adukan untuk menutup rongga atau celah tidak dibenarkan. Rongga
atau celah harus diisi dengan batu yang lebih kecil. Daya dukung maksimum
yang diijinkan dari pasangan batu belah yang sudah selesai dikerjakan adalah
50 kg/cm2.

48. Pondasi Plat

a. Pelaksanaan pekerjaan pondasi foot plat baru boleh dilaksanakan setelah


kedalaman dan lebar galian untuk pondasi sesuai dengan gambar rencana dan
telah mendapat persetujuan Direksi.

b. Pelaksanaan pekerjaan ini dimulai dengan pengurugan pasir setebal 10 cm


padat kemudian diatasnya di cor beton/lantai kerja dengan campuran
1 PC : 3 Ps : 5 Kr, selanjutnya dilakukan pengecoran dengan campuran
1 PC : 3 PS : 3 Kr untuk pondasi setelah baja tulangan dan bekistingnya
terpasang dan mendapat persetujuan Direksi.

49. Pekerjaan Beton Bertulang


a. Umum

1). Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang termasuk meliputi:


a). Penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan,
instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua
pembuatan dan mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan
43

semua pekerjaan pertukangan/keahlian lain yang ada hubungannya


dengan itu, lengkap sebagaimana diperlihatkan, dispesifikasikan
atau sebagaimana diperlukannya.

b). Tanggung jawab ”Kontraktor” atas instalasi semua alat-alat yang


terpasang, selubung-selubung dan sebagainya yang tertanam
didalam beton.
c). Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang
tidak termasuk pada gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur
adalah ukuran-ukuran dalam garis besar. Ukuran-ukuran yang tepat,
begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam gambar-gambar
struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam
ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang harus
berlaku harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan perencana
atau ”Konsultan MK yang ditunjuk” guna mendapatkan ukuran yang
sesungguhnya disetujui oleh perencana.

d). Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti guna
kelangsungan pelaksanaan maka jumlah luas penampang tidak
boleh berkurang dengan memperhatikan syarat-syarat lainnya yang
termuat dalam standar dan referensi pada item a 2). Dalam hal ini
”Konsultan MK yang ditunjuk” harus segera diberitahukan untuk
persetujuannya.

e). Penyediaan dan penempatan tulangan baja untuk semua pekerjaan


beton yang berlangsung dicor ditempat, termasuk penyediaan dan
penempatan batang-batang ”dowel” ditanamkan di dalam beton
seperti terlihat dan terperinci di dalam gambar atau seperti petunjuk
”Konsultan MK yang ditunjuk” dan bila diisyaratkan, penyediaan
penulangan untuk dinding blok beton.

f). ”Kontraktor” harus bertanggung jawab untuk membuat dan


membiayai semua desain campuran beton dan test-test untuk
menentukan kecocokan dari bahan dan proposal dari bahan-bahan
terperinci untuk setiap jenis dan kekuatan beton, dari perincian
slump, yang akan bekerja/berfungsi penuh untuk semua teknik dan
kondisi penempatan dan akan menghasilkan yang diijinkan oleh
”Konsultan MK yang ditunjuk”. Kontraktor berkewajiban mengadakan
dan membiayai Test Laboratorium.
44

g). Pekerjaan-pekerjaan lain yang termasuk adalah:


▪ Semua pekerjaan beton yang tidak terperinci di luar ini.
▪ Pemeliharaan dan finishing, termasuk grouting.
▪ Mengatur benda-benda yang ditanam di dalam beton, kecuali
tulangan beton.
▪ Koordinasi dari pekerjaan ini dengan pekerjaan dari lain
bagian.
▪ Landasan beton untuk peralatan M/E.

2). Referensi dan Standar-Standar

Semua pekerjaan yang tercantum dalam bab ini, kecuali tercantum dalam
gambar atau diperinci, harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan,
standard dan spesifikasi berikut ini:
a). PBI – 1971 Peraturan Beton Bertulang Indonesia - 1971
b). SK-SNI 03-1726-2002 Tata Cara Penghitungan Struktur Beton
untuk Bangunan Gedung
c). PUBI – 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di
Indonesia
d). ACI – 304 ACI 304, IR-79, Preplaced Aggregate
Concrete for Structural and Mass Concrete,
Part 2.
ACI 304, 2R-71, Placing Concrete by
Pumping Methods, Part 2.
ACI 304, 304-71, High Density Concrete:
Measuring, Mixing, Transportation and
Placing Part 2
e). ASTM – C94 Standard Specification for Ready-Mixed
Concrete
f). ASTM – C33 Standard Specification for Concrete
Aggregats
g). ACI – 318 Building Code Requirement for Reinforced
Concrete
h). ACI – 301 Specification for Structural Concrete of
Building
i). ACI – 212 ACI 212.IR-63, Admixture for Concrete, Part
1
45

ACI 212.2R-71, Guide for Use of Admixture


in Concrete Part 1
j). ASTM – C143 Standard Test Method for Slump of Portland
Cement Concrete
k). ASTM – C231 Standard Test Method for Air Content fof
Freshly Mixed Concrete by the Pressure
Method.
l). ASTm – C171 Standard Sepecification for Sheet Materials
for Curing Concrete
m). ASTM – C172 Standard Method of Sampling Freshly Mixed
Concrete
n). ASTM – C31 Standard Method of Making and Curing
Concrete Test Speciments in the field.
o). ASTM – C42 Standard Method of Obtaining and Testing
Drilled Cores and Sawed Beams of
Concrete
p). ASTM – C309 Standard Specification for Liquid Membrane
Forming Compounds for Curing Concrete
q). ASTM – D1752 Standard Specification for Performed
Spange Rubberand Cork Expansion Joint
Fillers for Concrete Paving and Structural
Construction
r). ASTM – D1751 Standard Specification for Performed
Expansion Joint Fillers for Concrete Paving
and Structural Construction (Non-extruding
and Resilient Bituminous Types)
s). SII Standard Industri Indonesia
t). ACI – 315 Manual of Standard Practice for Reinforced
Concrete
u). ASTM – A185 Standard Specification for Welded Steel
Wire Fabric for Concrete Reinforcement
v). ASTM – A165 Standard Specification for Deformed and
Plain Billet Steek Bars for Concrete
Reinforcement, Grade 40, Deformef for
reinforcing bars, Grade 40 for stirrups and
ties
46

w). Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis yang diberikan oleh


Konsultan MK.

3). Penyerahan-penyerahan

Penyerahan-penyerahan berikut harus dilaksanakan oleh Kontraktor


kepada “Konsultan MK yang ditunjuk” sesuai dengan jadwal yang telah
disetujui untuk menyerahkan dan dengan segera sehingga tidak
menyebabkan keterlambatan pada pekerjaan sendiri maupun pada
pekerjaan Kontraktor lain.

a) Gambar pelaksanaan
Merupakan gambar tahapan pelaksanaan yang harus diserahkan
oleh Kontraktor kepada “Konsultan MK yang ditunjuk” untuk
mendapat persetujuan ijin.
Penyerahan harus dilakukan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) hari
kerja sebelum jadwal pelaksanaan pekerjaan beton.

b) Data dari pabrik/sertifikat


Untuk mendapat jaminan atas mutu beton ready-mix, maka
sebelum pengiriman; Kontraktor harus sudah menyerahkan kepada
“Konsultan MK yang ditunjuk” setidaknya 5 hari kerja sebelum
pengiriman, hasil-hasil percobaan laboratorium, baik hasil
percobaan bahan maupun hasil percobaan campuran yang
diperuntukkan proyek ini.

b. Percobaan Bahan dan Campuran Beton

1). Umum
Test bahan: sebelum membuat campuran, test laboratorium harus
dilakukan untuk test berikut, sehubungan dengan prosedur-prosedur
ditujukan kestandard referensi untuk menjamin pemenuhan spesifikasi
proyek untuk membuat campuran yang diperlukan.
2). Semen: berat jenis semen

3). Agregat:
Analisa tapis, berat jenis, prosentase dari void (kekosongan), penyerapan
kelembaban dari agregat kasar dan halus, berat kering dari agregat kasar,
modulus terhalus dari agregat halus.
47

4). Adukan/Campuran beton


▪ Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan design mix
masing-masing untuk umur 3,7,14,21 dan 28 hari yang didasarkan
pada minimum 20 hasil pengujian atau lebih sedemikian rupa
sehingga hasil uji tersebut dapat disetujui oleh “Konsultan MK yang
ditunjuk”. Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus disertakan
selambat-lambatnya 6 minggu sebelum pengerjaan dimulai, dan
selain itu mutu beton pun harus sesuai dengan mutu standard SK-
SNI 03-1726-2002, beton K-400. pekerjaan tidak boleh dimulai
sebelum diperiksa “Konsultan MK yang ditunjuk” tentang kekuatan/
kebersihannya. Semua pembuatan dan pengujian trial mix dan
design mix serta pembiayaannya adalah sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Trial mix dan design mix harus
diadakan lagi bila agregat yang dipakai diambil dari sumber yang
berlainan, merk semen yang berbeda atau supplier beton yang
lain.
▪ Ukuran-ukuran.
▪ Campuran desain dan campuran percobaan percobaan harus
proporsional semen terhadap agregat berdasarkan berat, atau
proporsi yang cocok dari ukuran untuk rencana proporsional atau
perbandingan yang harus disetujui oleh ‘Konsultan MK yang
ditunjuk”.
▪ Percobaan adukan untuk berat normal beton.
▪ Untuk perincian minimum dan maximum slump untuk setiap jenis
dan kekuatan dari berat normal beton, dibuat empat (4) adukan
campuran dengan memakai nilai faktor air-semen yang berbeda-
beda.
▪ Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah
benda uji silinder beton 15 x 30 cm sesuai SK-SNI 03-1726-2002,
atau ACI 304-73, ACI Committee-304, ASTM C 94-78a.
▪ Benda uji dari satu adukan dipilih acak yang mewakili suatu
volume rata-rata tidak lebih dari 10 m3 atau 10 adukan atau 2 truck
drum (diambil yang volumenya terkecil). Disamping itu jumlah
maximum dari beton yang dapat terkena penolakan akibat setiap
satu keputusan adalah 30 m3, kecuali bila ditentukan lain oleh
“Konsultan MK yang ditunjuk”.
48

▪ Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk


umur 14 dan 28 hari.
▪ Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan SK-SNI 03-1726-
2002, dilakukan di lokasi pengecoran dan harus disaksikan oleh
”Konsultan MK yang ditunjuk”. Apabila digunakan metoda
pembetonan dengan menggunakan pompa (concrete punp), maka
pengambilan contoh segala macam jenis pengujian lapangan
harus dilakukan dari hasil adukan yang diperoleh dari ujung pipa
concrete-pump pada lokasi yang akan dilaksanakan.
▪ Pengujian bahan dan beton harus dilakukan dengan cara yang
ditentukan dalam Standard Industri Indonesia (SII) dan PBI’71 NI-2
atau metoda uji bahan yang disetujui oleh ”Konsultan MK yang
ditunjuk”.
▪ Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus disediakan
dan disimpan dengan baik oleh tenaga Konsultan MK ahli, dan
selalu tersedia untuk keperluan pemeriksaan selama pelaksanaan
pekerjaan dan selama 5 tahun sesudah proyek bangunan tersebut
selesai dilaksanakan.
5). Pengujian slump
▪ Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump,
dimana nilai slump harus dalam batas-batas yang diisyaratkan
dalam SK-SNI 03-1726-2002, kecuali ditentukan lain oleh
”Konsultan MK yang ditunjuk”
▪ ”Kontraktor” harus menjamin bahwa ia mampu dengan slump
berikut, beton dengan mutu dan kekuatan yang memuaskan, yang
akan menghasilkan hasil akhir yang bebas keropos, ataupun
berongga-rongga. Pelaksanaan dari persetujuan kontrak adalah
bahwa ”Kontraktor” bertanggung-jawab penuh untuk produksi dari
beton dan pencapaian mutu, kekuatan dan penyelesaian yang
memenuhi syarat batas slump.
▪ Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada
pengukuran di pelepasan pipa, bukan di truk mixer. Maximum
slump harus 100 mm sampai 150 mm.

▪ Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan


atau kondisi normal:
49

Slump pada (cm)

Konstruksi Beton Maksimum Minimum

Dinding, pelat fondasi dan fondasi 12.50 5.00


telapak bertulang

Fondasi telapak tidak bertulang, 9.00 2.50


kaison dan konstruksi di bawah
tanah

Pelat, balok, kolom dan dinding 15.00 7.50

Pembetonan massal 7.50 2.50

Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizier, slump dapat dinaikkan


sampai maksimum 1.5 cm.

6). Percobaan tambahan


▪ Kontraktor, tanpa membebankan biaya kepada pemilik, harus
mengadakan percobaan laboratorium selaku percobaan tambahan
pada bahan-bahan beton dan membuat desain adukan baru bila
sifat atau pemilihan bahan diubah atau apabila beton yang ada
tidak dapat mencapai kekuatan spesfiikasi.
▪ Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan
pelaksanaan akan dilakukan, yaitu khususnya untuk pekerjaan
yang berhubungan dengan pelapasan perancah/acuan.
Sedangkan untuk pengujian di luar ketentuan pekerjaan tersebut,
harus diserahkan kepada “Konsultan MK yang ditunjuk” dalam
jangka waktu tidak lebih dari 3 hari setelah pengujian dilakukan.

c. Mutu dan Konsistensi dari Beton

Kekuatan ultimate tekan beton silinder 150 mm x 300 mm umur 28 hari, kecuali
ditentukan lain, harus seperti berikut:
50

Semua pelat dan balok di atas tanah, kolom-kolom, dinding beton di atas
pondasi, semua pelat dan balok-balok beton bertulang di atas lantai dasar :
beton K-250 dan K-300

50. Pekerjaan Beton Ready Mixed


a. Umum

1). Kecuali disetujui oleh ”Konsultan MK yang ditunjuk”, semua beton haruslah
beton ready-mixed yang didapatkan dari sumber yang disetujui ”Konsultan
MK yang ditunjuk”, dengan takaran, adukan serta cara
pengiriman/pengangkutannya harus memenuhi persyaratan di dalam
ASTM C94-78a, ACI Committe 304.
2). Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang
sesuai dengan yang telah diuji di laboratorium, serta secara konsisten
harus dikontrol bersama-sama oleh Kontraktor dan supplier beton ready-
mixed.

Kekuatan beton minimum yang dapat diterima adalah berdasarkan hasil


pengujian yang diadakan di laboratorium.
3). Pemeriksaan
Bagi ’Konsultan MK yang ditunjuk” diadakan jalan masuk ke proyek dan
ketempat pengantaran contoh atau pemeriksaan yang dapat dilalui setiap
waktu. Denah dan semua peralatan untuk pengukuran, adukan dan
pengantaran beton harus diperiksa oleh ”Konsultan MK yang ditunjuk”
sebelum pengadukan beton.

4). Persetujuan
Periksa areal dan kondisi pada mana pekerjaan di bawah bab ini yang
akan dilaksanakan. Perbaikan kondisi yang terusak oleh waktu dan
perlengkapan/penyelesaian pekerjaan. Jangan memproses sampai
keadaan perbaikan memuaskan. Jangan memulai pekerjaan beton sampai
hasil percobaan, adukan beton dan contoh-contoh benda uji disetujui oleh
”Konsultan MK yang ditunjuk”. Lagipula, jangan memulai pekerjaan beton
sampai semua penyerahan disetujui oleh ’Konsultan MK yang ditunjuk”.

5). Adukan beton dan kekuatan


Adukan beton harus didesain dan disesuaikan dengan pemeriksaan
laboratorium oleh Kontraktor dan harus diperika teratur oleh kedua pihak,
Kontraktor dan pemasok beton ready-mix. Kekuatan tercantum adalah
51

kekuatan yang diijinkan minimum dan hasil dari hasil test oleh percobaan
laboratorium adalah dasar dari yang diijinkan.
6). Temperatur beton Ready-Mix
Batas temperatur beton ready-mix sebelum dicor diisyaratkan tidak
melampaui 350C.

7). Bahan campuran tambahan


Penambahan bahan additive dalam proses pembuatan beton ready-mix
harus sesuai dengan petunjuk pabrik additive tersebut. Bila diperlukan dua
atau lebih bahan additive maka pelaksanaannya harus dilaksanakan
secara terpisah. Dalam pelaksanaannya harus sesuai ACI 212.2R-71 dan
ACI 212.IR-63.
8). Air
Dalam selang waktu yang diijinkan untuk penambahan air di dalam
adukan, harus dilaksanakan dibawah pengawasan, baik selama empat
pembuatan beton ready-mix maupun lokasi proyek. Penambahan air untuk
meningkatkan slump beton atas persetujuan dan dibawah pengawasan
”Konsultan MK yang ditunjuk”.
9). Kendaraan pengangkut
Kendaraan pengangkut beton ready-mix harus dilengkapi dengan
peralatan pengukur air yang tepat.

10). Pelaksanaan pengadukan


Pelaksanaan pengadukan dapat dimulai dalam jangka waktu 30 menit
setelah semen dan agregat dituangkan dalam alat pengaduk.
11). Penuangan beton
Proses pengeluaran beton ready-mix di lapangan proyek dari alat
pengaduk di kendaraan pengangkut harus dilaksanakan dalam jangka
waktu 1.5 jam atau sebelum alat pengaduk mencapai 300 putaran. dalam
cuaca panas, batas waktu tersebut di atas harus diperpendek sesuai
petunjuk ”Konsultan MK yang ditunjuk”. Perpanjangan waktu dapat dijinkan
sampai dengan 4 jam bila dipergunakan retarder yang harus disetujui oleh
”Konsultan MK yang ditunjuk”.

12). Keadaan khusus


Apabila temperatur atau keadaan lainnya yang menyebabkan perubahan
slump beton maka Kontraktor harus segera meminta petunjuk atau
keputusan ”Konsultan MK yang ditunjuk” dalam menentukan apakah
52

asukan beton tersebut masih memenuhi kondisi normal yang diisyaratkan.


Tidak dibenarkan untuk menambah air ke dalam adukan beton dalam
kondisi tersebut.

13). Penggetaran
Penggetaran beton agar diperoleh beton yang padat harus sesuai dengan
ACI 309-72 (Recommended Practice for Consolidation of Concrete).

b. Pengecoran dan Pemadatan Beton

1). Persiapan
▪ Kontraktor harus menyiapkan jadwal pengecoran dan menyerahkan
kepada ’Konsultan MK yang ditunjuk” untuk disetujui sebelum
memulai kegiatan pembetonan.
▪ Sebelum pengecoran beton, bersihkan benar-benar cetakannya,
semprot dengan air dan kencangkan. Sebelum pengecoran semua
cetakan, tulangan beton, dan benda-benda yang ditanamkan atau
dicor harus telah diperiksa dan disetujui oleh ”Konsultan MK yang
ditunjuk”.
▪ Pemotongan untuk pemeriksaan harus diserahkan kepada
”Konsultan MK yang ditunjuk” setidak-tidaknya 24 jam sebelum beton
dicor. Kelebihan air pengeras beton, puing, butir-butir lepasan dan
benda-benda asing lain harus disingkirkan dari bagian dalam cetakan
dan dari permukaan dalam dari pengaduk serta perlengkapan
pengangkutan.
▪ Galian harus dibentuk sedemikian sehingga daerah yang langsung
disekeliling struktur dapat efektif dan menerus di cor.
▪ Seluruh galian harus dijaga bebas dari rembesan, luapan dan
genangan air sepanjang waktu, baik di titik sumur, pompa, drainase
ataupun segala perlengkapan dari Kontraktor yang berhubungan
dengan listrik untuk pengadaan bagi maksud penyempurnaan.
▪ Dalam segala hal, beton tidak boleh ditimbun digalian manapun,
kecuali bila galian tertentu telah bebas dari air dan lumpur.
▪ Penulangan harus sudah terjamin dan diperika serta disetujui.
Logam-logam yang ditanam harus bebas dari adukan lama, minyak,
karat, besi dan pergerakan lain ataupun lapisan yang dapat
mengurangi rekatan. Kereta pengangkut adukan beton yang beroda
tidak boleh dijalankan melalui tulangan ataupun disandarkan pada
53

tulangan. Pada lokasi dimana beton baru ditempelkan ke pekerjaan


beton lama, buat lubang pada beton lama, masukkan pantek baja
dan kemas cairan tanpa adukan nonshrink.
▪ Basahkan cetakan beton secukupnya untuk mencegah timbulnya
retak, basahkan bahan-bahan lain secukupnya untuk mengurangi
penyusutan dan menjaga pelaksanaan beton.
▪ Penutup beton
▪ Bila tidak sebutkan lain, tebal penutup harus sesuai dengan
persyaratan SK-SNI 03-1726-2002.
▪ Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup
beton, untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang
terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu
beton yang akan dicor.
▪ Bila tidak ditentukan lain, maka penahan-penahan jarak dapat
berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang
sebanyak minimum 8 buah setiap meter cetakan atau lantai kerja.
Penahan-penahan jarak tersebut harus tersebar merata.

2). Pengangkutan
▪ Pengangkutan dan pengecoran beton harus sesuai dengan PBI’71,
ACI-304-73, ACI Commotte 304, ASTMC 94-78a.
▪ Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin
kecekatan akhir dalam posisi lapisan horizontal kira-kira tidak lebih
dari ketebalan 30 cm.
▪ Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 2 m bila tidak
disebutkan lain atau disetujui ”Konsultan MK yang ditunjuk”.
▪ Untuk beton expose, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh
lebih dari 1,5 m. Bila diperlukan tinggi jatuh yang lebih besar belalai
gajah, corong pipa cor, ataupun benda-benda lain yang harus
disetujui harus diperiksa, sedemikian sehingga pengeboran beton
efektif pada lapisan horizontal tidak lebih dari ketebalan 30 cm dan
jarak corong haruslah sedemikian sehingga tidak terjadi
regresi/pemisahan bahan-bahan.
▪ Beton yang telah mengeras sebagian atau yang telah dikotori oleh
bahan asing tidak boleh dituang ke dalam struktur.
▪ Tempatkan adukan beton, sedemikian sehingga permukaannya
senantiasa tetap mendatar, sama sekali tidak diijinkan untuk
54

pengaliran dari posisi ke posisi lain dan tuangkan secepatnya serta


sepraktis mungkin setelah diaduk.
▪ Bila pelaksanaan pengecoran akan dilakukan dengan cara atau
metoda di luar ketentuan yang tercantum di dalam PBI’71 termasuk
pekerjaan yang tertunda ataupun penyambungan pengecoran, maka
”Kontraktor” harus membuat usulan termasuk pengujiannya untuk
mendapatkan persetujuan dari ”Konsultan MK yang ditunjuk” paling
lambat 3 minggu sebelum pelaksanaan di mulai.

3). Pemadatan beton


▪ Segera setelah dicor, setiap lapis beton digetarkan dengan alat
penggetar/vibrator, untuk mencegah timbulnya rongga-rongga
kosong dan sarang-sarang kerikil.
▪ Alat penggetar harus type electric atau pneumatic power driven, type
immersion”, beroperasi pada 7000 RPM untuk kepala penggetar lebih
kecil dari diameter 180 m dan 6000 RPM untuk kepala penggetar
berdiameter lebih kecil dari diameter 180 mm, semua dengan
amplitudo yang cukup untuk menghasilkan kepadatan yang
memadai.
▪ Alat penggetar cadangan harus dirawat selalu untuk persiapan pada
keadaan darurat dilapangan dan lokasi penempatannya sedekat
mungkin mendekati tempat pelaksanaan yang masih mendekati
tempat pelaksanaan yang masih memungkinkan.
▪ Hal-hal lain dari alat penggetar yang harus diperhatikan adalah:
- Pada umumnya jarum penggetar harus dimasukkan ke dalam
adukan kira-kira vertikal, tetapi dalam keadaan-keadaan khusus
boleh miring sampai 45oc.
- Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan ke arah
horisontal karena hal ini akan menyebabkan pemisahan bahan-
bahan.
- harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian
beton yang sudah mulai mengeras. karena itu jarum tidak boleh
dipasang lebih dekat dari 5 cm dari cetakan atau dari beton yang
sudah mengeras. Juga harus diusahakan agar tulangan tidak
terkena oleh jarum, agar tulangan tidak terlepas dari betonnya
dan getaran-getaran tidak merambat ke bagian-bagian lain
dimana betonnya sudah mengeras.
55

- Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang


jarum dan pada umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30-50 cm.
berhubung dengan itu, maka pengecoran bagian-bagian
konstruksi yang sangat tebal harus dilakukan lapis demi lapis,
sehingga tiap-tiap lapis dapat dipadatkan dengan baik.
- Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai
nampak mengkilap sekitar jarum (air semen mulai memisahkan
diri dari agergat), yang pada umumnya tercapai setelah
maksimum 30 detik. Penarikan jarum ini dapat diisi penuh lagi
dengan adukan.
- Jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sedemikian rupa
sehingga daerah-daerah pengaruhnya saling menutupi.

c. Penghentian/Kemacetan Pekerjaan

Penghentian pengecoran hanya bilamana dan padamana diijinkan oleh


”Konsultan MK yang ditunjuk”.

Penjagaan terhadap terjadinya pengaliran permukaan dan pengecoran beton


basah bila pengecoran dihentikan, adakah tanggulan untuk pekerjaan ini.

d. Siar Pelaksanaan

1). Siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa


sehingga tidak banyak mengurangi kekuatan dari konstruksi. Siar
pelaksanaan harus direncanakan sedemikian sehingga mampu
meneruskan geser dan gaya-gaya lainnya. Apabila tempat siar-siar
pelaksanaan tidak ditunjukkan di dalam gambar-gambar rencana, maka
tempat siar-siar pelaksanaan harus disetujui oleh ”Konsultan MK yang
ditunjuk”. Penyimpangan tempat-tempat siar pelaksanaan daripada yang
ditunjukkan dalam gambar rencana, harus disetujui oleh ”Konsultan MK
yang ditunjuk”.
2). Antara pengecoran balok atau pelat dan pengakhiran pengecoran kolom
harus ada waktu antara yang cukup, untuk memberi kesempatan kepada
beton dari kolim untuk mengeras. Balok, pertebalan miring dari balok dan
kepala-kepala kolom harus dianggap sebagai bagian dari sistem lantai dan
harus dicor secara monolit dengan itu.
56

3). Pada pelat dan balok, siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan kira-kira
ditengah-tengah bentangnya, dimana pengaruh gaya melintang sudah
banyak berkurang. Apabila pada balok ditengah-tengah bentangnya
terdapat pertemuan atau persilangan dengan balok lain, maka siar
pelaksanaan ditempatkan sejauh 2 kali lebar balok dari pertemuan atau
persilangan itu.
4). Permukaan beton pada siar pelaksanaan harus dibersihkan dari kotoran-
kotoran dan serpihan beton yang rapuh.
5). Sesaat sebelum melanjutkan penuangan beton, semua siar pelaksanaan
harus cukup lembab dan air yang menggenang harus disingkirkan.

e. Perawatan Beton
1) Secara umum harus memenuhi persyaratan di dalam PBI 1971 NI-2 Bab
6.6 dan ACI 301-72/75.

2) Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang


belum saatnya dengan cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan
kelembaban adalah minimal dan suhu yang kontan dalam jangka waktu
yang diperlukan untuk proses hydrasi semen serta pengerasan beton.

3) Masa perawatan dan cara perawatan


Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran selesai dilaksanakan
dan harus berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 minggu jika
tidak ditentukan lain. Suhu beton pada awal pengecoran harus
dipertahankan tidak melebihi 350 C.

4) Bahan campuran perawatan


Harus sesuai dengan ASTM C309-80 type I dan ASTM C 171-75.

f. Toleransi Pelaksanaan
Sesuai dengan dimensi/ukuran tercantum dan ketentuan toleransi pada cetakan
Bab 1: PBI-71; ACI-301 dan ACI-347.

Toleransi Kedataran pada/untuk pelat lantai:


1) Penyelesaian akhir permukaan pelat menyatu. Keseragaman kemiringan
pelat lantai untuk mengadakan pengaliran positif dari daerah yang ditunjuk.
Perawatan khusus harus dilakukan agar halus, meskipun sambungan
57

diadakan diantara pengecoran yang dilakukan terus menerus, jangan


memakai semen kering, pasir atau campuran dari semen dan pasir untuk
beton kering.

2) Toleransi untuk pelat beton yang akan diexpose dan pelat yang akan diberi
karpet harus 7.0 mm dari 3 m dengan maksimum variasi tinggi dan rendah
yang terjadi tidak kurang dari 6 m.

3) Toleransi untuk pelat dalam menerima kepegasan lantai haruslah 7.0 mm


dalam 3 m dengan maksimum variasi tinggi dan rendah yang terjadi tidak
kurang dari 6 m.

4) Toleransi untuk pelat dalam menerima adukan biasa untuk dasar mengatur
keramik, batu, bata, ubin lain dan ”pavers” (mesin lapis jalan beton), harus
10 mm dalam 1 mm.

g. Penyelesaian dari Pelat (Finished Slab)


Pindahkan atau perbaiki, semua pelat yang tidak memenuhi peraturan ini seperti
yang dicantumkan. Kemiringan lantai beton untuk pengaliran seperti tercantum.
Apabila pelat gagal mengalir, alihkan aliran dari bagian lantai yang salah lalu
akhiri lagi dengan lapisan atas sehingga kemiringan pengaliran sesuai dengan
gambar.

Permohonan toleransi pelaksanaan dalam pengecoran beton harus tidak


mengecualikan kegagalan terhadap pemenuhan syarat-syarat ini.

Buat kesempatan untuk lendutan dari sistem lantai, pelat atau balok untuk
mengadakan pengaliran dari aliran.

h. Beton Kedap Air


1) Beton untuk tangki air, dinding penahan tanah untuk ruang di bawah tanah,
lubang halian (pit) dan pekerjaan beton lainnya yang berhubungan dengan
air harus dibuat kedap air, antara lain dengan menambahkan bahan
additive yang sesuai dan atas persetujuan ”Konsultan MK yang ditunjuk”
2) Penggunaan bahan additive tersebut harus sesuai petunjuk dari pabrik
membuat serta adanya jaminan bahwa bahan additive tersebut tidak akan
58

mempengaruhi kekuatan maupun ketahanan beton apabila digunakan


sesuai petunjuk.
3) Kontraktor harus mendapatkan persetujuan ”Konsultan MK yang ditunjuk”
dalam hal cara pengadukan, campuran beton, pengangkutan, pengecoran
dan perawatan beton serta pengawasannya untuk mendapatkan sifat-sifat
kedap air pada bagian pekerjaan itu.
4) Nilai slump beton yang diperlukan adalah minimum untuk menjamin
pengecoran dan pemadatan beton yang sesuai untuk dilaksanakan.
5) Apabila Kontraktor bermaksud menggunakan sistim lain seperti membrane
sheet, maka harus dari jenis non-wover polyester dan disetujui oleh
Engineer.
6) Kontraktor bertanggung jawab atas pekerjaan beton tersebut terhadap sifat
kedap airnya. Apabila terjadi kebocoran atau rembesan kedap air tersebut
adalah menjadi tanggung jawab ”Kontraktor”.
7) Kontraktor harus memberikan jaminan sedikitnya untuk jangka waktu 10
(sepuluh) tahun terhadap sifat kedap air hasil pekerjaannya terhitung sejak
selesainya masa pelaksanaan pekerjaan. Jaminan terhadap sifat kedap air
meliputi bahannya maupun hasil pekerjaannya.
8) Apabila terjadi kebocoran atau kerusakan-kerusakan lainnya selama
jangka waktu tersebut dalam butir f. Kontraktor atas biaya sendiri harus
segera memperbaiki bagian yang mengalami kerusakan tersebut sampai
permukaan akhir termasuk juga memperbaiki peralatan-peralatan seperti
peralatan listrik, pengaturan udara (AC) dan instalasi lainnya yang
mengalami kerusakan akibat pengaruh tesebut di atas.

i. Cacat pada Beton (Defective Work)


Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan, “Konsultan MK yang
ditunjuk” mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat
seperti berikut:
1) Konstuksi beton yang keropos.
2) Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan
atau posisinya tidak sesuai dengan gambar.
3) Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang
direncanakan.
4) Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain.
59

5) Ataupun semua konstruksi beton yang tidak memenuhi seperti yang


tercantum dalam dokumen kontrak.
6) Atau yang menurut pendapat “Konsultan MK yang ditunjuk” pada suatu
pekerjaan akhir, atau dapat mengenai bahannya atau pekerjaannya pada
bagian manapun dari suatu pekerjaan, tidak memenuhi pernyataan dari
spesifikasi.
7) Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus
dibongkar dan diganti dengan yang baru, kecuali “Konsultan MK yang
ditunjuk” atau konsultan menyetujui untuk diadakan perbaikan atau
perkuatan dari cacat yang ditimbulkan tersebut. Untuk itu Kontraktor harus
mengajukan usulan-usulan perbaikan yang kemudian akan diteliti/diperiksa
dan disetujui bila perbaikan tersebut itu dianggap memungkinkan.
8) Perluasan dari perluasan yang akan dibongkar dan metoda yang akan
dipakai dalam pekerjaan pengganti harus sesuai dengan pengarahan dari
“Konsultan MK yang ditunjuk”. Dalam hal pembongkaran dan perbaikan
pekerjaan beton harus dilaksanakan dengan memuaskan.
9) Semua pekerjaan bongkaran dan penggantian dari pekerjaan cacat pada
beton dan semua biaya dan kenaikan biaya dari pembongkaran atau
penggantian haus ditanggung sebagai pengeluaran Kontraktor.
10) Retak-retak pada pekerjaan beton harus diperbaiki sesuai dengan instruksi
“Konsultan MK yang ditunjuk”.
11) Dalam hal terjadi beton keropos atau retak yang bukan struktur (karena
penyusutan dan sebagainya) atau cacat beton lain yang nyata pada
pembongkaran cetakan, “Konsultan MK yang ditunjuk” harus diberitahu
secepatnya, dan tidak boleh diplester atau ditambal kecuali diperintahkan
oleh “Konsultan MK yang ditunjuk”. Pengisian/injeksi dengan iar semen
harus diadakan dengan poerincian atau metoda yang paling
memadai/cocok.

j. Pekerjaan Penyambungan Beton


1) Beton lama harus dikasarkan dan dibersihkan benar-benar dengan
semprotan udara bertekanan (compressed air) atau sejenisnya.
2) Sesegera mungkin sebelum beton baru dicor, permukaan dari beton lama
yang sudah dibersihkan, harus dilapisi dengan campuran air dan semen
murni dalam perbandingan 1:1 (dalam volume) yang disikatkan pada beton
lama.
60

3) Untuk struktur pelat kedap air, permukaan dari pelat beton lama harus
dilapisi dengan bahan perekat beton polyvinyl acrylic (polyvinyl acrylic
concrete bonding agent) seperti disetujui olah “Konsultan MK yang
ditunjuk”.
4) Untuk struktur balok kedap air, permukaan dari balok beton lama harus
dilapisi dengan bahan perekat beton epoxy dengan bahan dasar semen
(epoxy cement base concrete bonding agent) seperti disetujui oleh
“Konsultan MK yang ditunjuk”.
5) Pengecoran beton baru sesegera mungkin sebelum campuran air dan
semen murni atau bahan perekat beton yang dilapiskan pada permukaan
beton lama mengering.

k. Penyelesaian Struktur Beton (Concrete Structure Finishes)


Adakan variasi penyelesaian struktur beton keseluruhan pembetonan seperti
terlihat pada gambar dan perincian disini.

1). Penyelesaian beton exposed (finish of exposed concrete)


▪ Semua permukaan-permukaan beton cor/tuang (all cast place
concrete surfaces) yang tampak pada penyelesaian struktur, baik
dicat maupun tidak dicat kecuali untuk permukaan kasar yang
diselesaikan dengan permukaan disemprot pasir dengan tekanan
harus mempunyai penyelesaian halus. Buatlah permukaan halus,
seragam dan bebas dari tambahan-tambahan, sirip-sirip, tonjolan-
tonjolan, baik tonjolan keluar maupun akibat pemasangan paku,
tepian dari serat tanda (edge grain maSpesifikasi Teknis), bersihkan
cekungan-cekungan dan daerah permukaan celah semua ukuran
(clean out pockets, and areas of surface voids of any size).

▪ Semua pengikat-pengikat dari logam, termasuk yang dari spreaders,


harus dipotong kembali dan lubang-lubang dirapikan. Semua
tambalan bila diijinkan (pengisian dari cetakan yang diikat dengan
tekanan) harus diselesaikan sedemikian untuk dapat melengkapi
dalam perbedaan pada penyelesaian beton. Tambalan pada suatu
pekerjaan beton textured concrete work harus diselesaikan dengan
tangan untuk mencapai permukaan yang diperlukan.

2). Penyelesaian beton terlindung (finish of concealed concrete)


61

▪ Permukaan beton terlindung harus termasuk beton yang diberi


lapisan termasuk lapisan arsitektur, kecuali cat atau bahan lapisan
yang fleksibel dan terlindung dari tampak pada penyelesaian
struktur.
▪ Beton terlindung dan beton unexposed perlu ditambal dan diperbaiki
dari keropos dan kerusakan-kerusakan permukaan sebagaimana
semestinya sebelum ditutup permukaannya.

3). Penambalan beton


Siapkan bahan campuran (mortar) untuk penambahan beton yang terdiri
dari 1 (satu) bagian semen (yang diatur dengan semen putih atau
tambahan bahan pewarna bila diijinkan untuk menyesuaikan dengan
warna disekitarnya) dengan 21/2 (dua setengah) bagian pasir dengan air
secukupnya untuk mendapatkan adukan yang diperlukan.
Siapkan campuran percobaan (trial mixes) untuk menentukan mutu yang
sebenarnya. Siapkan panel-panel contoh (30 cm persegi) dan biarkan
sampai berumur 14 harus sebelum keputusan akhir dibuat dan
penambalan dikerjakan.
Olah lagi adukan seperti di atas seperti di atas sampai mencapai
kekentalan yang tertinggi yang diijinkan untuk pengecoran. Sikat bagian
yang akan ditambah dengan bahan perekat yang terdiri dari pasta
campuran air dan semen murni serta tambalkan adukan bila bahan
perekat masih basah. Hentikan penambalan sedikit lebih luar disekeliling
bagian yang ditambalkan, biarkan untuk kira-kira satu sampai dua jam
untuk memberi kesempatan terhadap penyusutan dan penyesuaian
penyelesaian (finish flush) dengan permukaan sekelilingnya.

l. Penyelesaian dari Beton Pelat (Concrete Slab Finished)


1) Semua penyelesaian dari lantai harus diselesaikan sampai kemiringan
yang benar seseuai dengan kemiringan untuk pengaliran.
2) Beton yang ditandai untuk mempunyai penyelesaian akhir dengan
memakai merek lain, harus bebas dari segala minyak, karet ataupun
lainnya yang dapat menyebabkan terjadinya lekatan pada penyelesaian.

3) Pemeliharaan dari penyelesaian beton harus dimulai sedini mungkin


setelah selesai pengerjaan.
62

▪ Penyelesaian menyatu (monolith finish)


- Penyelesaian yang monilit harus diadakan untuk lantai benton
expose, dimana permukaan agregat dikehendaki.
- Penyelesaian lantai beton yang monilit harus mencapai level dan
kemiringan yang tepat yang dapat dilakukan dengan atau tanpa
screed dengan power floating yang dilakukan secara merata.
Permukaan harus dapat bertahan sampai semua air permukaan
menghilang dan beton telah mngeras serta bekerja. Permukaan
yang diperbolehkan harus ditrowel dengan besi untuk mencapai
permukaan yang halus.
- Apabila permukaan menjadi keras, harus ditrowel dengan besi
untuk kedua kalinya untuk mendapatkan kekerasan, kehalusan tapi
tidak berlapis, padat bebas dari segala tanda-tanda/bekas trowel
dan kerusakan-kerusakan lain.
▪ Perkerasan beton (concrete hardener)
Untuk keperluan pelat lantai beton expose dengan beton beban
berta, perkerasan beton harus diadakan dengan kepadatan
sebagai berikut:
- Lantai parkir/sirkulasi lalu lintas normal, kepadatan sedang 4.5
kg/m2
- Ruang M/E: kepadatan normal 3 kg/m2.
- Loading dock/sirkulasi lalu lintas berat, kepadatan berat 6 kg/m2.

m. Percobaan Beton

1) Gudang/tempat penyimpanan contoh benda uji


2) Gudang penyimpanan yang terjamin atau ruangan harus disediakan oleh
”Kontraktor” untuk menyimpan benda-benda uji silinder beton, selama
pemeliharaan. Gudang harus mempunyai ruang yang cukup untuk
menampung semua fasilitas yang diperlukan dan semua benda uji silinder
yang dimaksudkan. Kontraktor harus menyerahkan detail dari gudang
kepada ”Konsultan MK yang ditunjuk” untuk persetujuan. Gudang harus
dilengkapi dengan pintu yang kuat dan kunci yang bermutu baik.
”Konsultan MK yang ditunjuk” berhak untuk langsung meninjau
ruang/guang penyimpanan contoh benda uji silinder tersebut.
3) Percobaan laboratorium
63

4) Contoh-contoh untuk test kekuatan harus diambil sesuai dengan PBI-71


NI-2, ASTM C-172, ASTM C-31.
5) Penyelidikan dari hasil percobaan dengan kekuatan rendah
6) Apabila mutu benda uji berdasarkan hasil percobaan kekuatan silinder
ternyata lebih rendah dari yang diisyaratkan, maka harus dilakukan
percobaan-percobaan dengan tahapan sebagai berikut :

▪ Hammer Test, percobaan palu beton, harus sesuai dengan ASTM C-


805-79. Apabila hasi dari percobaan ini masih lebih rendah dari yang
diisyaratkan, maka harus dilakukan percobaan tahap berikut dibawah
ini.
▪ Drilled Core Test, harus sesuai dengan ASTM C42-77. Apabila hasil
dari percobaan drilled core ini masih lebih rendah dari yang
diisyaratkan, maka harus dilakukan percobaan tahap berikut di bawah
ini.
▪ Loading test/percobaan pembebanan harus sesuai dengan PBI-71 dan
ACI-318-89. Apabila hasil dari percobaan pembebanan ini masih lebih
rendah dari yang diisyaratkan, maka beton dinyatakan tidak layak
dipakai.

n. Pembongkaran bekisting

Pembongkaran bekisting hanya boleh dilaksanakan dengan ijin tertulis dan


Konsultan dimana bagian struktur beton vertikal disanggah dengan
penopangan boleh dibongkar setelah 3 hari dengan syarat bahwa betonnya
telah cukup keras dan tidak cacat akibat pembongkaran tersebut. Bagian
struktur beton yang disanggah dengan penumpu tidak boleh dibongkar sebelum
betonnya mencapai kekuatan yang minimal untuk menyanggah beratnya sendiri
dan beban-beban pelaksanaan, dalam hal apapun bekisting dalam jenis struktur
ini tidak boleh dibongkar sebelum berumur 14 hari / tergantung hasil kubus test
laboratorium.
Setelah bekisting dibuka, tidak diizinkan mengadakan perubahan apapun pada
permukaan beton tanpa persetujuan tertulis dari Konsultan, dimana
kemungkinan harus dibobok bila terdapat sarang kerikil / keropos dan diadakan
perbaikan bidang beton.
64

51. Pekerjaaan Pembesian

a. Percobaan dan Pemeriksaan (Test and Inspection)


Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui dan harus disertai
surat keterangan percobaan dari pabrik.
Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian
periodik minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji tarik, dan 1 benda untuk
uji lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh
baja tulangan akan ditentukan oleh ”Konsultan MK yang ditunjuk”.
Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang
merugikan terhadap kekuatan rekatan harus dibersihkan.
Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat dengan
kawat dari baja lunak.
Sambungan mekanis harus ditest dengan percobaan tarik.
Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan dari
pembesian termasuk jumlah, ukuran, jarak, selimut, lokasi dari sambungan dan
panjang pejangkaran dari penulangan baja oleh ”Konsultan MK yang ditunjuk”.
Sertifikat:
Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada
saat pemesanan baja tulangan Kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi
dari Laboratorium. Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.

b. Jaminan Mutu
Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah disetujui oleh
”Konsultan MK yang ditunjuk”.
Sertifikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya) harus diperlihatkan
untuk semua tulangan yang dipakai. Percobaan-percobaan ini harus
memperlihatkan hasil-hasil dari semua komposisi kimia dan sifat-sifat fisik.

c. Persiapan Pekerjaan/Perakitan Tulangan


Pembengkokan dan pembentukan
Pemasangan tulangan dan pembengkokan harus sedemikian rupa sehingga
posisi dari tulangan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami perubahan
bentuk maupun tempat selama pengecoran berlangsung.
Pembuatan dan pemasangan tulangan sesuai dengan standar dan referensi
pada pasal 1.1.2.
65

Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan


persyaratan PBI 1971 atau ACI. 315.

d. Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganannya


Pengiriman tulangan ke lapangan dalam kelompok ikatan ditandai dengan
etiket/label yang mencantumkan ukuran batang, panjang dan tanda pengenal.
Pemindahan tulangan harus hati-hati untuk menghindari kerusakan. Gudang di
atas tanah harus kering, daerah yang bagus saluran-salurannya dan terlindung
dari lumpur, kotoran karat dan sebagainya.

e. Mutu baja tulangan

Mutu besi yang dipergunakan adalah :


• Mutu BJTD 40 untuk  dia. 10 mm
• Mutu BJTP 24 untuk < dia. 10 mm

f. Pemangan Tulangan

1). Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan SNI T-15-03-1991
koordinasi dengan bagian lain dan kelancaran pengadaan bahan serta
tenaga perlu diadakan untuk menghindari keterlambatan. Adakan/berikan
tambahan tulangan pada lubang-lubang (openings)/bukaan.

2). Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja,
hingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
▪ Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang pada
posisi yang benar dan untuk menjaga jarak bersih digunakan
spacers/penahan jarak.
▪ Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untuk
memperoleh lokasi yang tepat selama pengecoran beton dengan
penjaga jarak, kursi penunjang dan penunjang lain yang diperlukan.
▪ Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas agregat
(seperti pasir, kerikil) dan pada lapisan kedap air harus
dipasang/ditunjang hanya dengan tahu beton yang mutunya paling
sedikit sama dengan beton yang akan dicor.
66

▪ Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup


beton. Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak
yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan
mutu beton yang akan dicor. Penahan-penahan jarak dapat
berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang
sebanyak minimum 4 buah setiap m2 cetakan atau lantai kerja.
Penahan-penahan jarak ini harus tersebar merata.

3). Toleransi pada pemasangan tulangan


▪ Terhadap selimut beton (selimut beton) + 6 mm
▪ Jarak terkecil pemisah antara batang + 6 mm
▪ Tulangan atas pada pelat dan balok:
- Balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari 200 mm : + 6 mm
- Balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600 mm :
+ 12 mm
- Balok dengan tinggi lebih dari 600 mm : + 12 mm
- Panjang batang : + 50 mm
▪ Toleransi pada pemasangan lainnya sesuai PBI’71
4). Pembengkokan tulangan, sesuai dengan PBI’71
▪ Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-
cara yang merusak tulangan itu.
▪ Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan
kembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari
bengkokan sebelumnya.
▪ Batang tulangan yang tertanam sebagai di dalam beton tidak boleh
dibengkokkan atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila
ditentukan di dalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh
perencana.
▪ Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan
dalam keadaan dingin, kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh
perencana.
▪ Apabila pemanasan dijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos
atau diproflkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam
tetapi tidak boleh mencapai suku lebih dari 8500 C.
▪ Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan
dingin dalam pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan di atas
1000 C yang pada waktu las, maka dalam perhitungan-perhitungan
67

sebagai kekuatan baja harus diambil kekuatan baja tersebut yang


tidak mengalami pengerjaan dingin.
▪ Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan tidak boleh
didinginkan dengan jalan disiram dengan air.
▪ Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan
dalam jarak 8 kali diameter (diameter pengenal) batang dari setiap
bagian dari bengkokan.

5). Toleransi pada pemotongan dan pembengkokan tulangan.


Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana dengan toleransi-toleransi
yang diisyaratkan oleh perencana. Apabila tidak ditetapkan oleh
perencana, pada pemotongan dan pembengkokan tulangan ditetapkan
toleransi-toleransi seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut:
▪ Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menuru ukuran
dan terhadap panjang total dan ukuran intern dari batang yang
dibengkok ditetapkan toleransi sebesar + 25 mm.
▪ Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan
toleransi sebesar + 12 mm untuk jarak lebih dari 60 cm.
▪ Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan
ditetapkan toleransi sebesar + 6 mm.

52. Pekerjaaan Pasangan Dinding


a. Semua pasangan dinding yang menggunakan adukan instan harus mengikuti
prosedur yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya;
b. Pemasangan dinding dilakukan bertahap, setiap tahapan/lapis setiap harinya
harus mengikuti prosedure yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya, diikuti
dengan cor kolom praktis.
c. Semua pasangan bata harus rata (horizontal) dan tiap-tiap kali diukur dari
lantai, dengan menggunakan benang. Pemasangan benang tidak boleh lebih
dari 30 cm di atas pasangan di bawahnya.
d. Bidang dinding yang luasnya maksimal dari 12 m² ditambahkan kolom dan balok
penguat (kolom praktis) dengan ukuran sesuai ketebalan dinding, dengan
tulangan pokok 4 diameter 10 mm, beguel diameter 8 mm jarak 20 cm.
e. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/ steiger sama sekali tidak
diperkenankan.
68

f. Pembuatan lubang pada pasangan dinding yang berhubungan dengan setiap


bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton
diameter 8 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada
bagian pekerjaan beton dan pada bagian yang ditanam dalam pasangan bata
ringan sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
g. Tidak diperkenankan memasang bata ringan yang patah dua melebihi dari 5%.
bata ringan yang patah lebih dari dua tidak boleh digunakan.

h. Pasangan bata ringan untuk dinding harus menghasilkan dinding finish setebal
11 cm untuk bata beton ringan dengan ketebalan 7,5 cm, sedangkan untuk
ketebalan bata beton ringan 10 cm harus menghasilkan dinding finish setebal 13
cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.

53. Pekerjaan Plesteran

a. Seluruh permukaan yang akan diplester harus bersih dan bebas dari cat,
minyak, lumut dan lainnya yang mengganggu penempelan plesteran. Sebelum
diplester, semua permukaan harus dikasarkan dan disemprot dengan air hingga
jenuh.

b. Plesteran dengan campuran 1 pc : 2 ps digunakan untuk seluruh dasar dinding


sampai 20 cm di atas permukaan lantai dan dinding-dinding trasram kamar
mandi. Plesteran dengan campuran 1 pc : 3 ps digunakan untuk pondasi yang
lebih tinggi dari tanah / halaman yang harus diplester. Plesteran dengan
campuran 1 pc : 4 ps digunakan untuk dinding / tempat selain yang tersebut di
atas. Untuk Plesteran dinding Bata Hebel Menggunakan Mortar utama Mu
301dan untuk acian Mu 200.

c. Sebelum dimulai pekerjaan plesteran pasangan dinding tembok harus disiram/


dibasahi dengan air terlebih dahulu sampai basah selanjutnya dibuat kepala
plesteran terlebih dahulu setiap jarak 100 cm dari bawah ke atas diplester untuk
memperoleh kerataan dan kelurusan plesteran.

d. Setelah plesteran cukup kering, dilapis sampai licin dengan campuran air dan
PC (diaci).

e. Penggunaan alat baik untuk plesteran maupun acian menggunakan alat (jidar
dan roskam) dari aluminium, tidak diperkenankan menggunakan kertas semen
untuk menghaluskan acian.
69

f. Plesteran retak, melepuh, berlubang atau kekurangan-kekurangan lainnya harus


diganti dengan plesteran yang baru. Penambahan tersebut harus rapi dan sama
terhadap plesteran disebelahnya.

54. Pekerjaan Lantai dan Dinding Keramik

a. Persiapan pemasangan

1). Persiapan lokasi dan bahan.

Bahan keramik yang dipakai untuk pasangan dinding maupun lantai harus
dipilih/disortir terlebih dahulu sebelum dipasang pada lokasi yang telah
diterntukan. Lokasi pasangan harus dibersihkan dari kotoran atau puing-
puing yang dapat menghambat pemasangan keramik untuk lantai maupun
dinding.

2). Bidang lantai sebelum dipasang harus diukur terlebih dahulu khususnya
pada ketinggian lantai finish (level akhir) yang ditentukan dalam gambar
rencana.

3). Bidang lantai yang akan dipsang keramik harus dipersiapkan sedemikian
rupa sehingga keramik tidak akan mengelupas akibat kurang baiknya
persiapan bidang lantai. Penyedia jasa harus memperhatikan dengan baik
bila dipandang perlu melakukan inovasi-inovasi baru dalam pemasangan
keramik pada bidang lantai yang sebelumnya telah dipasang keramik.

4). Bidang lantai yang akan dipasang keramik harus benar-benar bersih dari
spesi/adukan-adukan lama untuk menghindarkan terjadinya pengelupasan
keramik di kemudian hari.

5). Pola pasangan lantai keramik harus mengikuti gambar rencana.

6). Pemasangan lantai keramik menggunakan perekat/adukan dari bahan


semen pasir dengan perbandingan 1PC : 4 pasir dan naad atau celah
pasangan lantai keramik 2 – 3mm.

7). Pedoman pasangan lantai adalah berupa pasangan satu buah keramik
yang membentuk jalur-jalur kearah membujur dan melintang, selanjutnya
jalur-jalur tersebut digunakan sebagai pedoman untuk pemasangan
lanjutan.

8). Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam terlebih dahulu di dalam
air sampai jenuh.
70

9). Pengisian naad lantai keramik setelah kondisi lantai cukup keras minimal
satu hari (24 jam) dengan bahan khusus dari produk AM.

b. Pengukuran

1). Pelaksanaan pemasangan keramik harus disertai pengukuran-pengukuran


guna kecermatan dan ketepatan pemasangan.

2). Pengukuran untuk menentukan letak-letak pasangan dan jumlah jajaran


keramik yang dipasang, sehingga antara pasangan dinding dengan
pasangan lantai menjadi satu kesatuan.

c. Pemasangan Keramik

1). Keramik kepala

Guna penentuan awal garis-garis siar pasangan yang berfungsi sebagai


pedoman pola pasangan, perlu dipasang "keramik kepala" berupa lajur
pasangan yang meliputi bidang pasangan dinding.

2). Pemasangan keramik

Keramik dipasang pada permukaan dinding yang telah disiapkan lokasinya


dengan plester kasar atau pada permukaan dinding beton yang sudah
dikasarkan.

3). Pemasangan keramik harus dilakukan dengan peralatan dan tata-cara yang
benar sehingga didapat hasil pasangan yang baik.

4). Untuk mendapatkan kelurusan dan kedataran bidang pasangan, proses pe-
masangan harus dikontrol dengan menggunakan benang dan selang ukur.

5). Pola pasangan keramik berdasarkan petunjuk dalam gambar rencana.

Celah/Siar Pemasangan dan Pengisiannya.

▪ Siar/celah pasangan keramik, adalah antara 2mm sampai 3 mm.

▪ Pasangan keramik yang telah stabil atau kuat, celah/siar pasangan


harus segera diisi dengan bahan pengisi khusus produk AM.

▪ Pengisian siar paling cepat 24 jam setelah keramik dipasang, celah


antara keramik harus bersih dari debu dan kotoran sebelum diisi.
71

▪ Pelaksanaan pengisian celah-celah pasangan keramik harus


menutupi semua celah dengan padat/penuh, permukaan bidang
pasangan yang sudah baik dan sempurna pengisiannya harus
segera dibersihkan.

6). Pembersihan

Kelambatan membersihkan semen pengisi celah yang mengakibatkan


kotornya permukaan keramik, pembersihan, perbaikan ataupun penggantian
yang diperlukan menjadi beban dan tanggung jawab Penyedia Jasa
sepenuhnya.

55. Pekerjaan Waterproofing

a. Syarat - syarat pelaksanaan


1). Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan Pemberi Tugas untuk
mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan / persyaratan pabrik
yang bersangkutan.

2). Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan
ini dibersihkan sampai keadaannya dapat disetujui oleh Pemberi Tugas dan
Konsultan Perencana, Peil dan ukuran harus sesuai gambar.

3). Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan


dari pabrik yang bersangkutan dan atas petunjuk Pemberi Tugas dan
Konsultan Perencana.

4). Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan
lainnya Kontraktor harus segera melaporkan kepada Pemberi Tugas dan
Konsultan Perencana sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor tidak
dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat dalam hal ada kelainan
/perbedaan ditempat itu, sebelum kelainan tersebut dibuatkan putusannya
oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Perencana.
72

b. Gambar detail pelaksanaan


1). Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar detail kontrak dan telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan.
2). Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang
belum tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak.
3). Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk , cara pemasangan atau persyaratan khusus
yang belum tercakup secara lengkap didalam gambar kerja/ dokumen
kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
4). Sebelum dilaksanakan shop drawing harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Pemberi Tugas dan Konsultan Perencana.

c. Contoh
1). Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur secara
lengkap.
2). Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum
pekerjaan dimulai.

d. Cara pelaksanaan
Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli berpengalaman (ahli dari
pihak pemberi garansi pemasangan) dan terlebih dahulu harus mengajukan
“metode pelaksanaan” sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan MK. khusus untuk bahan waterproofing yang
dipasang ditempat yang berhubungan langsung dengan matahari tetapi tidak
mempunyai lapis pelindung terhadap ultra violet atau apabila disyaratkan dalam
gambar pelaksanaan atau spesifikasi arsitektur, maka di bagian lapisan atas dari
lembar water proofing ini harus diberi lapisan pelindung sesuai gambar
pelaksanaan, dimana lapisan ini dapat berupa screed maupun material finishing
lain.

1) Pelaksanaan Waterproofing sistim Coating di Reservoir atau KM/WC


a) Bersihkan dinding beton/plesteran dari sisa-sisa bekisting dan
kotoran-kotoranlainnya.
b) Sikat dengan sikat ijuk/baja kotoran-kotoran/debu di dinding tersebut.
c) Bersihkan dengan kain agar betul-betul bebas dari debu.
73

d) Lakukan lagi coating kedua dengan kuas secara merata dan arah
kuas berlawanan dengan yang pertama dan tunggu sampai
kering/berubah warna(arah melintang).
e) Demikian sampai coating yang ketiga (arah memanjang).
f) Penutup akhir dari coating ini bisa dengan plesteran, keramik,
marmer, porselindan lain-lain.
2) Waterproofing sistim Coating di Atap Beton
a) Bersihkan atap beton dari segala kotoran yang menempel, sikat
dengan sikatbaja/ijuk sampai bersih.
b) Lakukan pembersihan debu dengan kain pel.
c) Laksanakan coating pertama secara merata, tunggu sampai
kering (arahmemanjang).
d) Lakukan coating kedua secara merata sampai kering (arah melintang).
e) Lakukan coating ketiga (terakhir) secara merata dan taburkan pasir
yang telahdiayak dan diratakan hingga menutup lapisan coating
tersebut (arahmemanjang).

3) Cara waterproofing membrane

a) bersihkan lokasi struktur beton yang akan dilapisi waterproofing


membrane dengan alat- alat kerja yang sudah disiapkan sebelumnya,
pastikan setiap bidang dan permukaan sudah benar-benar bersih.
b) labur permukaan atau bidang yang akan dipasang dengan primer
coating secara merata serta pada bidang dinding naik sekitar 20 cm
dari lantai rencana.
c) cek kembali laburan primer coating apakah sudah benar-benar rapi
dan menutup semua permukaan.
d) pasang waterproofing membrane secara merata keseluruh permukaan
beton dengan sambungan overlap kurang lebih 10 centi meter.
e) memeriksa dan mengecek kembali waterproofing membrane yang
sudang dipasanga sebelumnya.
f) melakukas tes penggenangan dengan air selama satu hari atau 1×24
jam
g) jika ketinggian air tidak berkurang maka bisa dipastikan tidak terjadi
kebocoran, jika belum maka perlu diperbaiki bagian yang bocor.
h) melaksanakan pekerjaan screed penutup waterproofing, untuk toilet
langsung saja ditutup dengan screed setinggi 2 s/d 5 cm, sedangkan
74

untuk wilayang gutter atau saluran air sebaiknya dilapisi terlebih


dahulu dengan kawat ayam kemudian baru screed 2 s/d 3 cm
dilanjutkan finish acian.

e. Pengamanan pekerjaan
1). Kontraktor wajib memberikan perlindungan pada pemasangan yang telah
dilakukan, terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau
kerusakan lainnya.

2). Kalau terdapat kerusakan yang terlihat maupun yang tersembunyi bukan
disebabkan oleh tindakan Pemilik atau pemakai maka Kontraktor harus
memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat diterima oleh Pemberi
Tugas dan Konsultan Perencana. Biaya yang timbul akibat pekerjaan ini
adalah tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

56. Pekerjaan Plafond/Langit-Langit

a. Pekerjaan pemasangan plafond gypsum


1). Bahan gypsum harus rata, tidak melengkung, tidak cacat/pecah-pecah,
harus sesuai dengan bahan yang sudah ada dengan memberi tahu Direksi.

2). Gypsum harus dipasang kuat pada rangkanya, menggunakan sekrup


dengan jarak 20 cm.

3). Naat harus rapat, dikompon, dipasang kasa dan dikompon kembali.

4). Sekrup harus masuk melebihi permukaan gypsum untuk kemudian


dikompon sampai halus.

5). Pada pertemuan antara dinding dengan plafond gypsum dipasang list
gypsum dan dilaksanakan sesuai gambar rencana.

6). Bidang gypsum satu sama lain harus rata dan tidak bergelombang

7) Kompon dihaluskan sehingga permukaannya rata dengan gypsum.


75

8). Setelah gypsum terpasang semua, kemudian dilakukan pemberian obat anti
rayap khusus untuk gypsum, dengan cara disemprotkan langsung ke
plafond atau sesuai petunjuk Direksi.

Setelah pekerjaan finishing plafond selesai, segera dilanjutkan dengan


pemasangan list plafond.

b. Pekerjaan langit-langit kalsiboard


1). Rangka yang digunakan rangka hollow.

2). Jarak rangka yang dianjurkan bisa 610 x 610mm atau 610 x 1220mm.

3). Sistem Aplikasi bisa nat terbuka/open nat atau flushjoint/tanpa nat.

4). Pemasangan panel ke rangka bisa menggunakan sekrup atau paku


(disesuaikan rangka yang digunakan) sebagai penguat dengan jarak 50mm
dari sudut dan 15mm dari sisi panel, kemudian jarak antar sekrup atau paku
200mm untuk sisi panel dan 300mm untuk tengah panel.

5). Beri celah antar panel ± 3mm untuk penempatan compound A+B
(pemakaian 1:1).

6). Tutup compound A+B dengan GRC Tape yang sudah diolesi tipis
compound A+B, kemudian GRC Tape diratakan agar keluar gelembung
udaranya sampai rata dan tunggu kering ± 24 jam.

7). Tahap terakhir gunakan cornice adheisive untuk finishing sambungan


flushjoint (tanpa nat).

8). Untuk finishing bisa langsung dicat tanpa harus diplamir terlebih dahulu.

c. Plafond terbuka /Pelat -beton


1). Pelaksanaan penyelesaian plafond dari pelat beton dilaksanakan langsung
pada pelat beton lantai dengan memberikan plesteran terlebih dahulu
sebelum dihaluskan.
76

2). Dalam hal hasil cetakan beton sudah rapi, rata dan sempurna dengan ijin
dari Perencana, dan beton dapat langsung di Aci.

3). Kontraktor harus memeriksa permukaan-permukaan beton bagian bawah


tersebut. Keropos dan retak-retak harus diperbaiki dengan grouting khusus
terlebih dahulu.

4). Sebelum diaci/dihaluskan permukaan beton atau plesteran harus rata, halus
dan rapi. Acian untuk mendapatkan permukaan yang halus, tahan aus dan
siap di plamir dan di cat.

5). Hasil akhir yang dikehendaki:


1) Permukaan harus halus, licin dan tidak retak-retak.
2) Warna cat harus rata untuk semua bidang.
3) Tidak diijinkan terlihat bekas paku pada bidang plafond.

d. Plafond spandrill

1). Sebelum memulai pelaksanaan pemasangan, Kontraktor agar meneliti


gambar-gambar dan kondisi/keadaan di lapangan, dan diwajibkan kepada
kontraktor untuk membuat shop drawing menggambarkan mengenai system
pemasangan dan juga pola pemasangan plafond.
2). Pada pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain
yang dalam pelaksanaannya sangat berkaitan.
3). Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang
terletak diatas langit-langit tersebut harus sudah terpasang dengan
sempurna antara lain elektrikal, AC, sound system, fire alarm dan
perlengkapan instalasi lain yang diperlukan.
4). Apabila pekerjaan – pekerjaan tersebut diatas tidak tercantum dalam gambar
rencana plafond, maka harus diteliti terlebih dahulu pada gambar instalasi
yang lain. Untuk detail pemasangan, penyedia jasa harus berkonsultasi
dengan pengguna jasa /pengawas lapangan / perencana.
5). Langit-langit harus sesuai dengan pola gambar kerja dan wajib diperhatikan
terhadap peil rencana. Rangka yang datar harus rata air.
77

57. Pekerjaan Partisi


Untuk bahan gypsum board yang masuk ke lapangan harus selalu dalam keadaan
kering. Pemasangan harus menggunakan rangka. Penyambungan antara 2 panel
dan pemotongan panel harus rata ( flush joint ). Jarak pemasangan rangka
vertikal adalah 60 cm. Setiap pelubangan untuk jendela/pintu harus diberi rangka.
Pemasangan rangka horisontal dan vertikal harus presisi mengikuti pola plafond
atau lantai sesuai gambar rencana.

58. Pekerjaan Kusen, Pintu/Jendela


a. Persiapan
1) Sebelum dimulai pekerjaan ini, Penyedia Jasa wajib meneliti kembali
bentuk, letak ukuran dari masing-masing pintu dan jendela serta yang akan
dikerjakan. Pemasangannya agar dilaksanakan dengan baik dan rapi,
sehingga menghasilkan pekerjaan yang tegak lurus menurut lod dan
mendatar menurut waterpass.
2) Penyedia Jasa harus menyiapkan gambar-gambar pelaksanaan dibengkel/
shop drawing dengan ukuran disesuaikan di lapangan.
b. Kusen :
1) Pekerjaan kusen pintu dengan bahan aluminium, untuk type dan jenisnya
sesuai dengan gambar rencana.
2) Pembuatan kusen aluminium harus sesuai dengan gambar rencana, setiap
hubungan harus benar-benar siku-siku, rapat serta pemasangan tiang harus
vertikal.
3) Pembuatan dan pemasangan harus dilakukan oleh tenaga kerja/tukang
yang ahli.
4) Penguat kusen pintu jendela dengan angker besi minimum 3 atau 2 buah
sesuai petunjuk Direksi Lapangan/MK.
5) Hasil pembuatan dan pemasangan kusen harus siku-siku, rata dan rapi
serta tidak cacat.
6) Setiap pemasangan kusen harus disertai dengan beton latai sebagai
pegangan kusennya.
7) Hubungan antar rangka aluminium pada sambungan harus ditutup dengan
cara coulking
8) Pada waktu pemasangan aluminium harus dilindungi dengan lanosol
protective coating.
78

9) Hubungan pertemuan opening kusen dengan aluminium dibagian luar dan


dalam harus disealent hingga rapat.
10) Penyelesaian pertemuan antara rangka kusen aluminium dengan dinding
bata, untuk menghindari rembesan harus digunakan pelapis karet dan
sealent.
c. Daun pintu kayu :
1) Perletakan/ tempat daun pintu dan jendela adalah sesuai petunjuk gambar,
bingkai pintu dari kayu Kamper Samarinda dengan ukuran seperti dibawah
ini.
a) Ukuran bingkai daun pintu lebar, tebal, dan bingkai daun pintu
bagian bawah lebar, sesuai gambar.
b) Ukuran bingkai daun jendela lebar dan tebal sesuai gambar kerja.
2) Untuk daun pintu dalam ruang (sesuai gambar) menggunakan double
teakwood finishing cat melamic.
3) Untuk daun pintu luar ruang (sesuai gambar) menggunakan panel kayu
dengan finishing cat melamic.
4) Untuk daun pintu KM/ WC menggunakan teakwood finishing melamic
bagian luar dan pada sisi bagian dalam dilapisi formika.
5) Ukuran dan ketebalan daun pintu sesuai gambar.

d. Perlengkapan pintu dan jendela :


1) Setiap daun pintu dipasang dengan 3 buah engsel untuk jendela 2 buah
engsel bagian dalam dipasang klos kayu untuk dudukan engsel.
2) Daun pintu dipasang dengan kunci tanam 2 (dua) kali penguncian. Untuk
kamar mandi ditambah dengan kunci spesial grendel sistem putar.
3) Sebelum alat-alat perlengkapan tersebut dipasang, maka Penyedia Jasa
diharuskan menyerahkan contoh-contoh untuk mendapatkan persetujuan
dari Direksi Lapangan/MK

e. Kaca.
1) Kaca yang dipergunakan dengan ketebalan sesuai gambar kerja jenis kaca
yang dipergunakan adalah kaca bening/rayben (penempatan sesuai
gambar rencana).
79

2) Tepi kaca (bekas pemotongan) harus diasah/ dihaluskan sebelum


dipasang. Pemasangan harus rapih dan cukup rapat dengan mengingat
kemungkinan mengembang dan menyusut akibat perubahan temperatur.

59. Pekerjaan Kunci dan Penggantung

a. Semua pemasangan harus dikerjakan dengan peralatan yang sesuai serta


secara baik dan memenuhi syarat teknis pabrik. Pemasangannya harus
mengikuti gambar rencana tata letak.

b. Selama pekerjaan berlangsung harus dijaga agar peralatan kunci terlindung dari
goresan, kerusakan dan cipratan cat.

c. Selama masa pelaksanaan, anak-anak kunci tidak boleh dipergunakan dan


semuanya harus tersimpan didalam almari Direksi Lapangan. Penggunaan anak
kunci harus seizin Direksi Lapangan.

d. Sekrup-sekrup harus ditanam rapih tanpa merusak daun pintu, kusen maupun
alat-alat penggantung dan pengunci itu sendiri.

e. Pemasangan yang tidak rapih dan menimbulkan cacat-cacat harus diperbaiki


dan diganti atas beban Penyedia Jasa sendiri.

60. Pekerjaan Pengecatan


a. Semua bagian dinding yang akan dicat harus dalam keadaan bersih dari segala
macam kotoran. Sebelum pekerjaan dimulai lubang-lubang dan retak-retak
ditutup dengan dempul terlebih dahulu dan kemudian digosok amplas sampai
rata serta baru dipulas, minimal 3 (tiga) kali dan untuk contoh plitur dan atau teak
oil Penyedia Jasa harus menunjukan kepada Direksi Lapangan/MK.
b. Semua bagian yang akan dicat harus dalam keadaan bersih dari segala macam
kotoran.
c. Pekerjaan cat ini harus dikerjakan/dilaksanakan dengan tenaga yang sudah ahli
dan apabila diperlukan Penyedia Jasa wajib menambah lapisan pengecatan,
sehingga dianggap sempurna oleh Direksi Lapangan/MK , serta diharuskan
menyerahkan contoh-contoh cat untuk mendapatkan persetujuan.
d. Persiapan dan pengecatan dasar untuk kayu.
Retak, celah-celah dan lobang-lobang harus digosok, dicat dasar dan diperbaiki
dengan jalan menambal keras dan meratakannya. Penambalannya yang keras
harus dari merk yang disetujui.
80

Mata kayu harus dipotong dan diganti dengan kayu yang mulus atau dipotong
dan permukaannya diperbaiki dengan tambalan.
Mata kayu yang kecil-kecil harus diberi 2 lapisan plamir yang tipis. Pekerjaan
kayu halus yang sudah digabungkan, harus dicat dasar sintetis. Pekerjaan kayu
halus yang dikirim setelah dicat dasar dan menjadi bergores harus dicat lagi.
Tambal semua lobang paku dan lain-lain cacat dengan penambalan yang keras.
Sebelum merangkai pekerjaan kayu halus, semua pekerjaan tersembunyi harus
dicat dengan 1 lapis cat dasar. Segera setelah segalanya siap, baru pengecatan
lapisan pertama dilaksanakan.
e. Persiapan dan pengecatan dinding
Plesteran harus diberi waktu secukup-cukupnya untuk mengering dan jangan
dipulas (dicat) sampai permukaannya betul-betul kering ( minimal 2 hari /
tergantung cuaca ) dan kondisinya cukup mengering, karena akan
mengakibatkan kegagalan pengecatan ( cat meleleh ) dan sebagian dari cat
yang belum kering tersebut akan tertarik oleh roll atau kuasnya. Semua
pekerjaan plesteran atau semen yang cacat harus dipotong dan diperbaiki
dengan plesteran dari jenis yang sama. Retak-retak sedikit harus ditambal
dengan penambal keras. Metode pengecatan dan schedulenya harus dibuat
oleh Penyedia Jasa.
Retak-retak yang lebar harus dipotong dengan pinggirannya dan ditambal
dengan plesteran baru, hingga pinggir-pinggirnya bersambung menjadi rata
dengan plester sekelilingnya. Sebelum permukaan plesteran diberi 1 lapisan cat
dasar yang tahan alkali, debu yang menempel pada permukaannya harus
dibersihkan dengan lap yang dibasahi dengan air bersih, lalu dikeringkan. Antara
cat dasar dengan cat harus sejenis tidak boleh dicampur
Penggunaan plamur tidak disarankan untuk diaplikasikan di seluruh permukaan
tembok luar maupun dalam. Karena akan mengurangi daya rekat cat terhadap
tembok. Bila plamur terpaksa harus digunakan untuk memperbaiki permukaan
tembok yang tidak rata atau menutupi retak-retak halus, gunakan plamur
seminimal mungkin dan tempatkan plamur diantara dua lapisan sealer.
Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh,
rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap
pengotoran-pengotoran.
f. Persiapan dan pengecatan plafond
Yang termasuk dalam pekerjaan cat plafond adalah plafond gypsum,
calsiboard atau bagian lain yang ditentukan dalam gambar. Pastikan permukaan
81

plafon sudah bersih, bebas dari gangguan debu dan minyak,kering, halus dan
rata.Tutupi area yang kemungkinan akan terkena cipratan cat dengan plastik,
seperti lantai dan kusen.
Siapkan alat-alat pengecatan yang dibutuhkan seperti kuas, roller, ember,
pengaduk, tangga dan lain-lain. Encerkan cat sesuai dengan petunjuk pabrik,
umumnya untuk lapis pertama pengeceran dapat dilakukan maksimal 20 %
sedangkan untuk lapis kedua dan ketiga pengenceran dapat dilakukan maksimal
10 %. Pengenceran cat jangan langsung di dalam kaleng, kecuali kalau dapat
habis saat itu juga.
Lakukan pengecatan dengan cat berbahan dasar air 2 hingga 3 lapis atau
sesuai petunjuk pabrik. Berikan selang waktu 2-4 jam untuk setiap lapisnya.
Terlebih dahulu cat bagian pinggir dan sudut plafon serta list plafon dengan
menggunakan kuas 2,5“ dengan adukan cat kental (maksimal penambahan air
10 %). Lalu gunakan rol pada bidang lainnya.

61. Pekerjaan Sanitair

a. Sebelum pekerjaan ini dimulai, maka Penyedia Jasa diwajibkan meneliti dan
memeriksa kembali pekerjaan-pekerjaan yang ada hubungannya dengan
pekerjaan sanitair, misalnya ; tentang seluruh pembuangan dan lain-lain.

b. Pemasangan dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana dan petunjuk Direksi


Lapangan dan dilakukan dengan baik, sehingga menghasilkan pekerjaan yang
rapi. Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa harus menyerahkan contoh-
contoh barang yang dipergunakan untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan.

c. Kloset duduk/Kloset jongkok dipasang sesuai gambar dengan tipe warna akan
ditentukan kemudian.

d. Kran air digunakan dalam kondisi baik, tidak mudah patah dan ”drat” dapat
berputar dengan sempurna.

e. Washtafel yang digunakan tidak mudah kotor, dan mudah dibersihkan apabila
ada kotoran tersangkut pada selang/salurannya..

f. Saringan air untuk setiap pembuangan air kotor dari KM kedalam riool dipasang
saringan air dari kuningan berengsel.
82

g. Untuk mengalirkan air kotor di KM/ WC dibuat riool dari pipa dengan ukuran
sesuai gambar kerja dipasang terpisah dengan kemiringan  1,5% dan tertanam
dalam tanah minimal 20 cm.

h. Perlengkapan Toilet

1). Perlengkapan toilet yang dipasang adalah sesuai dengan gambar dan / atau
sesuai dengan Gambar detali.
2). Perlengkapan-perlengkapan tersebut harus dalam keadaan baik tanpa ada
cacat-cacat, sudah mendapat persetujuan Pemberi Tugas dan Konsultan
Perencana Letak pemasangan disesuaikan gambar-gambar untuk itu, dan
cara-cara pemasangan mengikuti petunjuk-petunjuk dari produsen seperti
diterangkan dalam brosur-brosur yang bersangkutan.

62. Pekerjaan Railing Tangga

a. Konstruksi : bentuklah perubahan arah dalam rel dengan menggunakan stok


batang solid atau lengkungan. Sambungan harus dilas dibengkel dan halus dan
rata, kecuali sambungan lapangan dan sambungan mulai disyaratkan.
Sambungan lapangan dapat dengan dilas, sambungan las dengan kait internal
( internal sleeve and plug weld ), atau sambungan kait internal dengan baut
( internal sleeve and set screw ).

b. Sambungan rel tangan ke dinding dengan bracket untuk dinding. Sediakan


bracket dari besi cetak lunak. Borlah dengan rapi plat dindingnya pada bagian
untuk bracket ke dalam beton atau pasangan batu untuk pemasangan baut
untuk pengikatan tersembunyi. Untuk instlasi pada dinding kering ( drywall ),
bahan dinding harus menyediakan plat dinding yang dapat dipasangkan bracket
dan angkur atau baut plat dinding yang menembus dinding untuk menahan plat
baja pendukungnya. Tempatkan bracket tidak lebih dari 1500 mm dari pusatnya
kecuali dinyatakan lain.

c. Sediakan fitting pengembali dinding ( wall return fitting ) dari besi cetak, tipe rata,
dengan proyeksi yang sama dengan yang dispesifikasikan untuk bracket
dinding.
83

d. Bagian – bagian longitudinal harus pararel satu dengan yang lainnya dan
dengan permukaan lantai atau bentuk tangga dengan toleransi 3.0 mm setiap
3000 mm. Garis pusat bagiannya dalam jalur relnya harus rata.

e. Untuk tiang baja pipa yang diindikasikan, tiang angkur dalam beton dengan
menggunakan pemasangan pipa yang masuk dan diangkurkan didalam beton.
Sediakan sleeve dari pipa baja galvanis, tidak kurang dari 150 mm panjangnya
dan memiliki diameter dalam tidak kurang dari 12 mm lebih besar dari diameter
luar dari pipa yang disisipkan/dimasukkan.
Sediakan penutup plat baja yang diikatkan dibawah sleeve dan dengan lebar
dan panjang yang tidak kurang dari 25 mm lebih besar dari diameter luar
sleevenya. Setelah tiang disisipkan kedalam sleeve, isilah ruang annular antara
tiang dengan sleeve rapat dengan bahan grout yang tidak mengerut, tidak
berpori-pori. Tutuplah sambungan angkur dengan flange baja bulat yang dilas
ditiangnya. Tiang harus dipasang tegak dengan toleransi kevertikalan 3.2 mm.

f. Railling tangan pipa baja harus dapat menahan gaya 90 kg yang bekerja pada
rel dari arah manapun dan beban yang didistribusikan merata sebesar 25 kg per
300 mm linear yang bekerja ke arah bawah maupun horisontal, beban tidak
bekerja secara simultan.

63. Pekerjaan Atap

a. Rangka Atap baja ringan


Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas struktur pendukungnya (kolom
atau ringbalk) harus dilaksanakan secara benar dan cermat, agar rangka atap
baja ringan terpasang sesuai dengan persyaratannya.

Persyaratan teknis rangka atap baja ringan di antaranya adalah:


1). Kuda-kuda terpasang kuat dan stabil, dilengkapi dengan angkur
(dynabolt) pada kedua tumpuannya.
2). Semua kuda-kuda tegak-lurus terhadap ringbalk.
3). Ketinggian apex untuk pemasangan nok di atas setiap kuda-kuda rata.
4). Sisi miring atap rata (tidak bergelombang).
5). Tidak ada kerusakan lapisan pelindung.
6). Tidak terjadi deformasi (perubahan bentuk) akibat kesalahan
pelaksanaan pekerjaan.
84

Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas kedua tumpuannya dapat


dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1). Dipasang langsung di atas ringbalk.
2). Dipasang di atas ringbalk dengan perantara wall-plate. Penggunaan
sistem tumpuan dengan wall-plate sedapat mungkin harus dihindari,
karena tumpuan dengan wall-plate hanya ditujukan untuk meratakan
(leveling) ringbalk, jika ringbalk tidak rata. Penggunaan wall-plate akan
berakibat kedalaman dynabolt yang tertanam di dalam ringbalk
menjadi berkurang. Selain itu, juga terdapat ruang kosong di dalam
wall-plate yang dapat mengakibatkan perletakan kuda-kuda menjadi
kurang stabil.

Pemasangan kuda-kuda harus mengikuti beberapa langkah kerja


sebagai berikut:

1). Langkah 1: Persiapan kerja

a). Menyiapkan gam bar rencana atap dan perletakkan kuda-kuda,


dan tidak diperkenankan menggunakan gambar draft sebagai
panduan.

b). Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatan dan


kesehatan kerja, dan memperhatikan petunjuk tentang
persyaratan melakukan pekerjaan di atas ketinggian (lihat bagian
keselamatan kerja).

c). Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-kuda,


antara lain: bor dan hexagonal socket, meteran, selang air
(waterpass), alat penyiku, mesin pemotong, gergaji besi, palu, dan
sebagainya.

2). Langkah 2: Leveling dan marking


a). Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan
rata dan siku, dengan menggunakan selang air (waterpass) dan
penyiku sebagai alat bantu.
b). Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua
bagian bangunan dan tersambung secara benar (monolith)
85

dengan kolom yang ada di bawahnya.


c). Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai
dengan gambar rencana atap.
d). Mengukur jarak antar kuda-kuda.

3). Langkah 3: Pengangkatan dan pemasangan kuda-kuda


a). Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak
mengakibatkan kerusakan pada rangkaian kuda-kuda yang telah
selesai dirakit.
b). Memasang kuda-kuda sesuai dengan nomornya di atas ring balok
atau wall-plate, berdasarkan gambar kerja.
c). Memastikan posisi kiri dan kanan kuda-kuda tidak terbalik. Sisi
kanan dan kiri kuda-kuda dapat ditentukan dengan acuan posisi
saat pekerja melihat kuda-kuda, dengan mulut web dapat dilihat
oleh pekerja. Bagian di sebelah kiri pekerja disebut sisi kiri,
sedangkan yang berada di sebelah kanannya adalah sisi kanan.
d). Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus dengan
ringbalok menggunakan benang dan lot (unting-unting) .
e). Mengencangkan kuda-kuda dengan plat, dengan menggunakan 4
buah screw.
f). Mengencangkan plat dengan ring balok menggunakan dynabolt,
dan menambahkan balok penopang sementara, agar posisi kuda-
kuda tidak berubah.
g). Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua
kudakuda, sesuai dengan posisinya dalam gambar kerja.
h). Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as (maksimum
1,2 meter).
i). Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (Apex),
dan memastikan garis nok memiliki ketinggian yang sama (datar).
j). Memasang balok nok.
k). Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja
bebanangin. Bracing dipasang di atas top-chord dan di bawah
reng.
l). Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih
dahuludi atas truss, jurai dan rafter.
86

m). Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis


penutup atap yang digunakan. Setiap pertemuan reng dengan
kudakuda diikat memakai screw ukuran 10-16x16 sebanyak 2
(dua) buah.
n). Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda
terakhir yang menumpu ringbalk). Pada atap jenis pelana,
outrigger dapat dipasang sebagai overhang dengan panjang
maksimal 120 cm dari kuda-kuda terluar, dan jarak antar outrigger
120 cm. outrigger harus diletakkan dan di-screw dengan dua buah
kuda-kuda yang terdekat.
o). Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing
ceilling battens adalah 120 cm. Komponen ini dipasang pada
permukaan bagian atas bottom chord kuda-kuda dan di-screw.
Untuk pertemuan ceilling battens dengan ring balok di beri
bantalan bracket yang diikat memakai 2 (dua) buah dynabolt.
Fungsi ceilling battens adalah untuk memperkuat ikatan antar
kuda-kuda. Jika diperlukan, sambungan memanjang ceilling
battens sebaiknya tepat diatas bottom chord. Setiap sambungan
harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan dengan bottom chord
harus di-screw. Ceiling battens selanjutnya dapat difungsikan
untuk menahan plafond dan penggantungnya.

b. Penutup Atap
a. Genteng Keramik
Lingkup Bagian Pekerjaan.Sama seperti halnya pada pasal sebelumnya,
bahan yang digunakan adalah genteng keramik.
b. Bahan. Bahan yang digunakan adalah;
1) Genteng keramik produksi pabrik dengan kualitas baik atau dengan
persetujuan direksi;
2) Untuk nok, digunakan nok genteng keramik produksi/merk sejenis
dengan gentingnya;
3) Pasir pasang yang memenuhi syarat;
4) Semen yang memenuhi syarat; dan
5) Koral yang memenuhi syarat.
c. Pelaksanaan Pekerjaan.
87

1) Pemasangan genting harus harus mendapatkan alur-alur yang rata dan


lurus;
2) Overlaping antara genting harus sesuai dengan syarat pemasangan
yang dikeluarkan oleh genting keramik tersebut;
3) Genteng yang terpasang adalah genteng yang utuh dan tidak boleh
cacat;
4) Warna genting harus sama;
5) Hubungan nok dan genting harus rapih dengan adukan kedap air dan
tidak boleh bocor;
6) Penyelesaian genting tepi menggunakan bahan untuk genting tepi; dan
7) Untuk nok digunakan nok genting keramik cara pemasangan harus
sesuai dengan syarat pemasangan yang dikeluarkan oleh perusahaan
genting keramik.
d. Setelah pekerjaan penutup atap selesai atau pekerjaan secara keseluruhan
selesai 100 %, penyedia jasa konstruksi wajib melaksanakan uji fungsi
kebocoran dengan cara menyemprotkan air ke seluruh bidang atap dan
pastikan bahwa penutup atap tidak bocor dan dibuatkan berita acara uji fungsi.

c. Lisplank.
Pelaksanaan pemasangan lisplank memakai bahan GRC, Pemasangan harus
lot, rapi dan sesuai dengan gambar rencana. List plank difinish dengan cat
weathershield dengan warna akan ditentukan kemudian.
88

Lampiran
BAHAN dan MATERIAL
NO MATERIAL PRODUK/MERK/PABRIK
I. STRUKTUR
1. Beton non struktur setempat
2. Beton Struktur
- pasir beton Lokal
- kerikil Lokal
- semen Holcim
3. Beton ready mix Adhimix
4. Besi beton Mutu BJTD 40 untuk  dia. 10 mm
Mutu BJTP 24 untuk < dia. 10 mm
5. Baja profil Standar SNI

II. ARSITEKTUR
1. Bata merah Lokal
2. Perekat pasangan dinding bata Mortar Utama MU 380
3. Plesteran Mortar Utama MU 301
4. Acian Mortar Utama MU 200
5. Kusen Alexindo
6. Kaca Asahimas
7. Teakwood Lokal
8. Keramik lantai ,dan lantai keramik Granitile, Roman
Km/wc , dan dinding Pemasangan dilengkapi perekat (
tile adhesive )
Ukuran sesuai dengan gambar
rencana
9. Gypsum board Jaya board
10. Calsiboard Gresik
11. Cat tembok interior Jotun
12. Cat tembok exterior Weather shield Jotun Jotashield
13. Cat kayu/besi Glotex
14. Engsel Deckson
15. Kunci Deckson
89

16. Waterproofing coating Sika Top


17. Waterproofing membran Sika Bitumat Polyflame
18. Baja ringan Ketebalan baja ringan 0.75 mm
19. Atap genteng keramik Kanmuri
20. Sanitair
Kloset duduk TOTO type CW 421 J
Urinoir TOTO type U 57 M
Hand Shower TOTO type 474 SFM
Jet washer TOTO type THX 20 PIV
Kran air TOTO type T23 B13V7NB
Wastafel lengkap TOTO type LW 660 CJ
Floor drain TOTO type TX 1 BN
Kitchen zink Royal
Kran kitchen zink TOTO type T30 AR13V7N
Lantai Parkit Kayu Solid merbau
ACP SEVEN
Besi Holloww Black Steel
HPL TACO
AllumuniumFoil Enerlife
1

BAB V
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

Pasal 1
PERATURAN UMUM

a. Peraturan dan Acuan


Listrik

Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-


peraturan sebagai berikut :
1).Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000
2).Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
Per.05/MEN/1982
3).Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985
4).Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang seperti
PPLN, Perumtel, Ditjen Bina Lindung dari Pusat maupun Daerah
5).Pedoman Plambing Indonesia
6).Peraturan dan standar kebakaran SNI 03

Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh :


1).Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instansi yang berwenang dan telah
biasa mengerjakannya.
2).Khusus untuk ijin dari Instansi PLN (PAS PLN dengan kelas yang sesuai)
diperkenankan bekerja sama dengan perusahaan lain yang telah memiliki
PAS PLN yang dimaksud).

VAC
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-
peraturan sebagai berikut :
• PUIL & PUIPP
• AVE
• ASHARE, ARI ASTM dan SMACNA
• National Fire Association (NFPA)
• Petunjuk dari Pabrik Pembuat Peralatan
V-1
2

• Fire Office Committe (FOC)


• Pedoman Plumbing Indonesia
• Keputusan Gubernur Kepala Daerah Ibukota Jakarta No. 1173 tahun
1979
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.
05/MEN/1982
• Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang,
seperti PLN, Dinas Kebakaran dan lain-lain.

Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh Perusahaan yang


memiliki Surat Ijin Pemasangan Instalasi Tata Udara dan Instansi yang
berwenang dan telah biasa mengerjakannya. Suatu daftar referensi harus
dilampirkan dalam surat penawaran.
Pekerjaan instalasi listrik yang termasuk pekerjaan ini adalah sistem instalasi
listrik secara lengkap sehingga instalasi ini dapat berjalan dengan baik dan
aman, sehingga pada waktu serah terima pertama instalasi tersebut harus
sudah dapat dipergunakan oleh Pemilik (Penyedia Jasa listrik menyediakan
daya hingga kabel feeder, selanjutnya penyambungan dan pengadaan panel
AC menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa VAC)

Seluruh peralatan yang direncanakan dalan instalasi ini adalah untuk bekerja
pada frekuensi 50 Hz + 2 Hz tegangan 220/380 volt + 10%

b. Gambar-gambar
1). Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu
kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya
2). Gambar-gambar sistem ini menunjukan secara umum tata letak dari
peralatan. Sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan
memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan mempertimbangkan
juga kemudahan service / maintenance jika peralatan-peralatan sudah
dioperasikan
3). Gambar-gambar Arsitek dan Struktur / Sipil harus sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail finishing instalasi
4). Sebelum pekerjaan dimulai, pemborong harus mengajukan gambar kerja
dan detail kepada Direksi untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu.

V-2
3

Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut, pemborong dianggap telah


mempelajari situasi dan instalasi yang berhubungan dengan instalasi ini

5). Pemborong instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang


yang disertai dengan operating dan maintenance instruction serta harus
diserahkan kepada Direksi pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 4
(empat) terdiri 1 (satu) kalkir dan 3 (tiga) blue print, dijilid serta dilengkapi
dengan daftar isi dan data notasi, berikut gambar CD Rom

c. Koordinasi

1). Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan pemborong


instalasi lainnya, agar seluruh pekerjaan berjalan dengan lancar sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan

2). Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan

3). Apabila pelaksanaan instalasi ini menghadapi instalasi yang lain, maka
semua akibatnya menjadi tanggung jawab pemborong

d. Pelaksanaan Pemasangan

1). Sebelum peralatan dipaang Penyedia Jasa harus mengajukan Approval


material yang harus dietujui oleh Pemberi Tugas / Direksi / Pengawas
Lapangan / Konsultan Perencana
2). Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, pemborong harus
menyerahkan gambar kerja dan detailnya dalam rangkap 3 (tiga) untuk
disetujui oleh Direksi. Yang dimaksud gambar kerja disini adalah gambar
yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan, lengkap dengan dimensi
peralatan, jarak peralatan satu dengan lainnya, jarak terhadap dinding, jarak
pipa terhadap lantai, dinding dan peralatan dimensi accessories yang
dipakai. Direksi berhak menolak gambar kerja yang tidak mengikuti
ketentuan tersebut diatas.

V-3
4

3). Penyedia Jasa harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran
dan kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang
diragukan, Penyedia Jasa harus segera menghubungi Direksi. Pengambilan
ukuran atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi
tanggung jawab performancenya
4). Beberapa peralatan tertentu (antara lain seperti Fan dll) ada asumsi yang
diambil konsultan perencana dalam menentukan performancenya.
Asumsi-asumsi ini harus diganti oleh Penyedia Jasa sesuai aktual dari
peralatan yang dipilih maupun kondisi yang tidak memungkinkan. Untuk itu
Penyedia Jasa wajib menghitung kembali performance dari peralatan
tersebut dan memintakan persetujuan Direksi sebelum dilakukan
pemasangan.

e. Testing dan Commissioning


1). Penyedia Jasa instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran
yang dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat
berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang
diminta.

2). Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan


testing tersebut merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa.

f. Masa Pemeliharaan dan serah Terima Pekerjaan

1). Peralatan instalasi ini harus digaransi selama 1 (satu) tahun terhitung sejak
saat penyerahan pertama.

2). Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama 12 (dua belas) bulan
terhitung sejak saat penyerahan pertama.

3). Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini diwajibkan


mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan
biaya.

V-4
5

4) Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai


dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa
sepenuhnya.

5). Selama masa pemeliharaan ini, apabila Penyedia Jasa instalasi ini tidak
melaksanakan teguran dari Direksi atas perbaikan / penggantian /
penyetelan yang diperlukan, maka Direksi berhak menyerahkan perbaikan /
penggantian / penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya Penyedia
Jasa instalasi ini.

6). Selama masa pemeliharaan ini, Penyedia Jasa instalasi ini harus melatih
Petugas-petuga yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas sehingga dapat
mengenali sistim instalasi dan dapat melaksanakan pemeliharaannya.

7). Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada
bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditandatangani bersama
oleh Penyedia Jasa dan Pemberi Tugas serta dilampiri Surat Ijin Pemakaian
dari Instansi Keselamatan Kerja & Garansi-garansi.

8). Serah terima kedua setelah masa pemeliharaan instalasi ini dapat
dilaksanakan setelah :
a). Berita Acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini
dalam keadaan baik, ditanda tangani bersama pemborong dan
pemberi tugas
b). Penyedia Jasa telah menyerahkan semua Surat Ijin Pemakaian dari
instansi pemerintah yang berwenang, misalnya instansi keselamatan
kerja, hingga instalasi yang telah terpasang dapat dipakai tanpa
menyalahi peraturan instansi yang bersangkutan
c). Semua gambar instalasi terpasang beserta buku operating, instruction,
technical dan maintenance manual rangkap 4 (empat), termasuk 1
(satu) set asli + CD Rom telah diserahkan kepada Pemberi Tugas.

9). Penyedia Jasa harus menyerahkan dokumen-dokumen lengkap pada saat


serah terima pekerjaan pertama berupa :
a). As built drawing
b). Brosur-brosur peralatan dan kontrol yang berisi antara lain :

V-5
6

- Brosur teknis (performance, curva)


- Operational manual
- Elektrikal wiring / kontrol
c). Nama-nama suplier peralatan dan kontrol yang terlibat dalam proyek
ini lengkap dengan alamat dan nomor telepon
d). Data test report
e). Sertifikat jaminan dan instalasi
f). Spare parts dan tools

Semua point a s/d f harus dibundel dalam satu bundel dan diserahkan
sebanyak 3 (tiga) set

g. Laporan-laporan
1). Laporan Harian dan Mingguan
Pemborong wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang
memberikan gambaran mengenai :
- Kegiatan fisik
- Catatan dan perintah Direksi yang disampaikan secara lisan maupun
secara tertulis
- Jumlah material masuk / ditolak
- Jumlah tenaga kerja
- Keadaan cuaca dan
- Pekerjaan tambah / kurang

Laporan mingguan merupakan rigkasan dari laporan harian dan setelah


ditandatangani oleh Manager proyek harus diserahkan kepada Direksi untuk
diketahui / disetujui

2). Laporan Pengetesan


Pemborong instalasi ini harus menyerahkan kepada Direksi laporan tertulis
mengenai hal-hal sebagai berikut :
-Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi
-Hasil pengetesan peralatan
-Hasil pengetesan kabel, dan lain-lain

V-6
7

Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus


disaksikan oleh pihak Direksi

h. Penanggung Jawab Pelaksanaan

1). Penyedia Jasa instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab
pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada
dilapangan, yang bertindak sebagai wakil dari Penyedia Jasa dan
mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan yang
bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang akan
diberikan oleh pihak pemberi tugas / Direksi

2). Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan
pada saat diperlukan / dikehendaki oleh Pemberi Tugas / Direksi

i. Penambahan / Pengurangan / Perubahan Instalasi

1). Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan


dengan kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari
pihak Direksi

2). Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang
ada kepada pihak Direksi dalam rangkap 3 (tiga)

3). Perubahan material, dan lain-lainnya harus diajukan oleh Penyedia Jasa
kepada Pemberi Tugas secara tertulis dan pekerjaan tambah / kurang /
perubahan yang ada harus disetujui oleh Direksi secara tertulis.

j. Ijin-ijin

Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh
biaya yang diperlukan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa

V-7
8

k. Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran

1). Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam
pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya pada kondisi semula,
menjadi lingkup pekerjaan instalasi ini.

2). Pembobokan / pengelasan / pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila


ada persetujuan dari pihak Direksi secara tertulis.

l. Persetujuan Material, Peralatan & Dokumen yang Diserahkan

1). Umum

Dalam jangka waktu 7(tujuh) hari setelah menerima SPK, dan sebelum
memulai pekerjaan instalasi peralatan ataupun material, Penyedia Jasa
harus menyerahkan shop drawing, daftar peralatan dan bahan yang akan
digunakan pada proyek ini untuk disetujui oleh Direksi / Konsultan
Perencana. Direksi tidak bertanggung jawab atas contoh bahan yang akan
dipakai dan semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan
pengambilan contoh / dokumen ini.

2). Shop Drawings

Penyedia Jasa harus mengajukan gambar kerja berikut detail dan potongan
yang diperlukan untuk diperiksa dan disetujui

Dengan mengajukan gambar-gambar kerja ini berarti Penyedia Jasa sudah


mempelajari keadaan setempat lapangan, gambar-gambar struktur, arsitek
maupun gambar-gambar instalasi lainnya.

3). Daftar Peralatan dan Bahan

Suatu daftar yang lengkap untuk peralatan dan bahan yang akan digunakan
pada proyek ini harus diserahkan untuk mendapat persetujuan MK /
Konsultan Perencana dengan dilampiri brosur-brosur yang lengkap dengan

V-8
9

data-data teknis, performance dari peralatan. Daftar peralatan dan bahan


yang diajukan harus memenuhi sesuai dengan spesifikasi.

4). Seleksi Data

Untuk persetujuan bahan dan peralatan Penyedia Jasa harus melengkapi


dengan seleksi data dan menyerahkan dalam rangkap 4. Penyedia Jasa
harus menunjukan dalam brosur unit yang dipilih dengan memberikan tanda.
Data-data tersebut meliputi :

 Manufacturer Data

Meliputi brosur-brosur, spesifikasi dan informasi-informasi yang


tercetak jelas cukup detail sehubungan dengan pemenuhan
spesifikasi.

 Performance Data

Data-data kemampuan unit yang terbaca dari suatu tabel atau curva
yang meliputi informasi yang diperlukan dalam menyeleksi
peralatan-peralatan lain yang ada kaitannya dengan unit tersebut.

 Quality Asurance

Suatu pembuktian dari pabrik atau supplier setempat terhadap


kualitas dari unit berupa produk dari unit sudah diproduksi beberapa
tahun, telah terpasang dibeberapa lokasi, dan telah beroperasi
dalam jangka waktu tertentu dengan baik.

m. Peralatan & Bahan


1). Umum
Semua peralatan dari bahan maupun komponennya harus baru dan sesuai
dengan brosur yang dipublikasikan dan sesuai dengan spesifikasi sebagai
yang diuraikan maupun pada gambar-gambar rencana dan merupakan
produk yang masih beredar dan diproduksi secara teratur.

V-9
10

2). Peralatan dan Bahan Sejenis


Untuk peralatan dan bahan sejenis yang fungsi penggunaannya sama harus
diproduksi pabrik (merek), sehingga memberikan kemungkinan saling dapat
dipublikasikan.

3). Penggantian Peralatan dan Bahan


Semua peralatan dan bahan yang diajukan dalam tender harus sudah
memenuhi spesifikasi walaupun dalam pengajuan saat tender kemungkinan
ada peralatan dan bahan belum memenuhi spesifikasi, tetapi tetap harus
dipenuhi sesuai spesifikasi bila sudah ditunjuk sebagai Penyedia Jasa
Pelaksana Pekerjaan.
Untuk peralatan dan bahan yang sudah memenuhi spesifikasi, karena
sesuatu hal yang tidak bisa dihindari harus diganti maka sebagai
penggantinya harus dari jenis setaraf atau lebih baik (equal or better) yang
disetujui. Bila pihak Direksi membuktikan bahwa penggantinya itu setaraf
atau lebih baik, maka biaya yang menyangkut pembuktian tersebut harus
ditanggung oleh Penyedia Jasa.

n. As Built Drawing (Gambar Instalasi terpasang)


1). Penyedia Jasa harus menyerahkan 1 (satu) set as built drawings berupa
gambar transparan (sepia) dan 4 set gambar cetak birunya. Gambar as built
drawing ini lengkap untuk seluruh instalasi terpasang pada proyek ini, berikut
gambar-gambar detail dan gambar potongan. As built ini harus menunjukan
lokasi dan posisi yang tepat dari seluruh bagian-bagian instalasi referensi
yang digunakan seperi kolom, dinding dan lain sebagainya.
2). Penyedia Jasa harus menunjukan kepada Direksi 1 (satu) set gambar cetak
biru dari gambar kontrak terhadap deviasi-deviasi pengembangan dan revisi-
revisi yang terjadi semasa pelaksanaan untuk disetujui Direksi.
3). Pada setiap gambar ”as built” harus tercantum :
 Nama pemilik
 Nama konsultan perencana
 Nama konsultan Direksi / Pengawas Lapangan
 Judul gambar / dan bagian dari bangunan
 Nama Penyedia Jasa
 Nomor gambar
 Nomor lembar gambar dan jumlah lembar gambar
V - 10
11

 Tanggal

o. Pemeriksa Rutin dan Khusus


1). Pemeriksaan rutin harus dilaksanakan oleh pemborong instalasi secara
periodik dan tidak kurang dari tiap 2 (dua) minggu

2). Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa instalasi ini,
apabila ada permintaan dari pihak Direksi / Pemberi tugas atau bila ada
gangguan dalam instalasi ini.

3). Teknis pelaksana pekerjaan ini harus sudah tiba dilapangan dalam waktu
1x24 jam sejak waktu dipanggil. Bila tidak, maka perbaikan dapat diberikan
kepada orang lain dengan beban biaya ditanggung oleh Penyedia Jasa yang
bersangkutan.

p. Penggunaan Air dan Listrik Kerja


1). Kebutuhan air kerja dan listrik kerja yang diperlukan dalam pekerjaan
instalasi ini harus disediakan oleh Penyedia Jasa. Yang dimaksud air kerja
dan listrik kerja adalah air untuk pengetesan pipa dan liistrik untuk
pengelasan dan penerangan daerah kerja.

2). Secara prinsip untuk running test dari semua peralatan instalasi yang
memerlukan daya listrik disediakan oleh Penyedia Jasa sendiri. Kecuali bila
saat pengetesan dilakukan, listrik dari Pemilik sudah tersedia dan dapat
digunakan atas seijin Pemilik dengan diperhitungkan biaya pemakaian kWh-
nya.

q. Garansi
Semua peralatan, bahan dan mutu hasil pekerjaan harus digaransi selama
1 (satu) tahun terhitung semenjak tanggal penyerahan pertama.
Semenjak penyerahan pertama tersebut sampai masa garansi berakhir, bila
terjadi kerusakan atau kegagalan pekerjaan instalasi, Penyedia Jasa wajib
mengganti atau memperbaiki kerusakan atas biaya sendiri.
Bila terjadi kerusakan pada peralatan sehingga perlu diperbaiki atau diganti,
maka garansi berlaku semenjak penggantian atau perbaikan tersebut. Bila terjadi

V - 11
12

kerusakan pada peralatan utama (contoh : motor compressor, chiller terbakar),


maka motor tersebut harus diganti baru dan tidak boleh digulung baru.

r. Rapat Lapangan

Wakil Penyedia Jasa harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek yang diatur
oleh Direksi/Pemberi Tugas dengan catatan bahwa personil yang hadir harus
yang dapat memberi keputusan atas nama perusahaannya.

V - 12
13

Pasal 2
SPESIFIKASI TEKNIK INSTALASI MEKANIKAL
SPESIFIKASI PERPIPAAN

a. SPESIFIKASI PERPIPAAN
b. Umum
Lingkup pekerjaan meliputi :
1). Pipa
2). Sambungan
3). Katup
4). Strainer
5). Sambungan Fleksibel
6). Penggantung an Penumpu
7). Sleeve / Pelindung
8). Lubang Pembersihan
9). Bak Kontrol
10). Blok Beton
11). Galian
12). Pengecatan
13). Pengakhiran
14). Pengujian
15). Peralatan Bantu

1) Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak
serta arah dari masing-masing sistem pipa.
2) Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan atau spesifikasi dipasang
terintegrasi dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan
bagian lainnya.
3) Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air, karat
dan tekanan mekanis sebelum, selama dan sesudah pemasangan.
4) Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut di atas
harus juga terlindung dari cahaya matahari.
5) Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik
pembuat.

V - 13
14

c. Spesifikasi Bahan Perpipaan


1). Daftar Spesifikasi Bahan Perpipaan
Tekanan Tekanan Tekanan
Spesifikasi
Uraian Kerja Bahan Uji
Pipa
(Bar) (Bar) (Bar)
Air dingin dalam gedung 8 10 15 G 10
Air dingin luar gedung 6 10 15 Pvc Vp
Hydrant dalam gedung 10 20 30 B 20
Hydrant luar gedung 10 20 30 B 20
Penyiraman tanaman 5 10 15 G 10
Air limbah dapur/tenant gr 10 15 CIP
Air limbah saniter gr 10 16 Pvc Aw
(pembuangan)
Air limbah dipompakan 5 10 15 Pvc Aw
Air hujan gr 10 15 Pvc Aw

gr = Gravitasi
Catatan : pengecualian bila digambar menyebutkan material tertentu
2). Spesifikasi G.10
Penggunaan : - Pipa pengisian ke Roof Tank
- Penyiraman tanaman
Tekanan Standar 10 bar

Uraian Keterangan

Pipa Galvanized steel pipe BS 1387/1967, class medium


hanya untuk pengisian ke Roof Tank lantai atap.

Sambungan/Fitting  40 mm kebawah malleable iron


ANSI B 16.3 class 150 lb, screwed end
 50 mm keatas, wrought steel butt weld fitting ANSI
B 16.9, sch 40

Falnge  40 mm kebawah Galvanized malleable cast iron RF

V - 14
15

class 150 lb, screwed


 5 mm keatas Forged steel F class 150 lb, welding
joint

Valve & Strainer  40 mm kebawah, bronze atau A-metal body class 150
lb sambungan ulir, BS 21/ ANSI B 2.1
 50 mm keatas, cast iron body class 150 dengan
sambungan flanges.

Pipa Air Bersih PVC class VP/Standard JIS 10 bar

3). Spesifikasi PVC AW

Penggunaan: Air limbah pengaliran horizontal

Tekanan Standard 10 bar

Uraian Keterangan

Pipe Polyvinyl chloride (PVC) class 10 bar

Elbow & Junction PVC Injection Moulded Sanitary Fitting Large


Radius, Solvent Cement Joint Type

Reducer PVC Injection moluded sanitary fitting concentric,


Solvent Cement Joint Type

Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik pembuat

4). Spesifikasi CIP

Penggunaan: - Pipa air limbah dapur

V - 15
16

Tekanan Standard 10 bar

Uraian Keterangan

Pipe Hub and Spigot Coated Cast Iron

Fitting Hub and Spigot Coated Cast Iron Sanitary Type


Fitting
Joint
Dipakai dengan tali goni dan timah.

5). Spesifikasi PVC AW

Penggunaan: - Air hujan


- Air limbah dipompakan

Tekanan Standard 10 bar

Uraian Keterangan

Pipe Polyvinyl chloride (PVC) class 10 bar

Elbow & Junction PVC Injection Moulded sanitary Fitting Large


Radius atau Factory Made Fabricated Fitting,
Slovent Cement Joint atau Rubber Ring Type

Reducer Seperti di atas, model concentric

Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik pembuat

V - 16
17

6). Valve Schedule

Isolating Regulating Check


Up 2” and Up to 2” and Up to 2” and
Services
to above ½” above 1 ½” above
½”
Cold water indoor ball butterfly globe butterfly swing double-disc

Cold water outdoor ball butterfly globe butterfly swing double-disc

Hydreant/Sprinkle gate butterfly globe butterfly swing double-disc

Raw water ball butterfly globe butterfly swing double-disc

Drain gate gate globe butterfly swing double-disc

Waste Water by Pump ball butterfly globe butterfly swing double-disc

7). Persyaratan jenis peralatan

Jenis peralatan yang boleh dipergunakan disini adalah sebagai berikut :

Fungsi Peralatan Ukuran & Joint W.O & G Steam


Katup Penutup s/d 40 mm Ball Globe
(Stop Valve) screwed Butterfly
Gate
Diaphargm

50 mm keatas Butterfly Globe


Flanged Gate

Katup Pengatur s/d 40 mm Globe Globe


(Regulating Valve) Screwed Butterfly

V - 17
18

Diaphargm

50 mm keatas Butterfly Globe


Flanged Globe

Non Return Valve s/d 40 mm Swing check


Screwed
Globe check
50 mm keatas
Flanged Double swing check

Disk check

Strainer ”Y” Type


”Bucket” Type

Pressure Reducer Die and Flow Type

Pressure Indicator Dial dia. 100 mm

Note : W : Water; O : Oil: G : Gas

V - 18
19

d. Persyaratan Pemasangan

1). Umum
a). Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin
kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar, serta memperkecil
banyaknya penyilangan.

b). Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak
kurang dari 50 mm diantara pipa-pia atau dengan bangunan dan
peralatan.
c). Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti
sebelum dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda
tajam/runcing serta penghalang lainnya.

d). Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup


yang diperlukan, antara lain katup penutup, pengatur,katup balik dan
sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem yang diperlihatkan pada
gambar.

e). Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus


dilengkapi dengan union atau flange.

f). Sambungan lengkung, reducer dan sambungan-sambungan cabang


pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan
pabrik.

g). Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus


seperti berikut, kecuali seperti diperlihatkan pada gambar.
i. Di bagian dalam bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 %
ii. Di bagian luar bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1%

h). Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun ke arah


titik buangan. Drains dan vents harus disediakan guna
mempermudah pengisian maupun pengurasan.

V - 19
20

i). Katup (Valves) dan saringan (strainers harus mudah dicapai untuk
pemeliharaan dan penggantian.
Pegangan katup (valve handle) tidak boleh menukik.

j). Sambungan-sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupa


dan angkur pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah
tegangan pada pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya yang
bekerja ke arah memanjang.

k). Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke
arah pompa dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagian
penyempitan. Katup-katup dan fitting pada pemipaan demikian harus
ukuran jalur penuh.

l). Kecuali jika tidak terdapat dalam spesifikasi, pipe sleeves harus
disediakan dimana pipa-pipa menembus dinding-dinding, lantai,
balok kolom atau langit-langit.
Dimana pipa-pipa melalui dinding tahan api, ruang-ruang kosong
diantara sleeves dan pipa-pipa harus dipakai dengan bahan rock-
wool selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang
terbuka dalam pekerjaan perpipaan yang tersisa pada setiap tahap
pekerjaan, harus ditutup dengan menggunakan caps atau plug untuk
mencegah benda-benda lain.

m). Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali serta


pemadatan

n). Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.

2). Penggunaan dan Penunjang Pipa

a). Perpipaan harus ditunjang atau digantung dengan hanger, brackets


atau sadel dengan tepat dan sempurna agar memungkinkan
gerakan-gerakan pemuaian atau perenggangan pada jarak yang
tidak boleh melebihi jarak yang diberikan dalam tabel berikut ini :

V - 20
21

Jenis Pipa Ukuran Pipa Batas Maximum Ruang


(mm) Interval Interval
Mendatar (m) Tegak (m)

Sampai 20 1.8 2
s/d 40 2.0 3
50 s/d 80 3.0 4
100 s/d 150 atau lebih 4.0 4

200 atau lebih 5.0 4


50 0.6 0.9
Pipa PVC 80 0.9 1.2
100 1.2 1.5
150 1.8 2.1

1. Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada


pipa berikut ini :
 Perubahan-perubahan arah
 Titik percabangan
 Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain
yang sejenis.
2. Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai
berikut :

Diameter batang

Ukuran Pipa Batang


Sampai 20 mm 6 mm
25 mm s/d 50 mm 10 mm
65 mm s/d 150 mm 12 mm
200 mm s/d 300 mm 16 mm
300 mm atau lebih besar Dihitung dengan faktor
Gantungan ganda keamanan 5
Penunjang pipa lebih dari 2 1 ukuran lebih kecil dari tabel di
atas
dihitung dengan faktor
V - 21
22

keamanan 5
terhadap kekuatan puncak

3. Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa


tegak.
4. Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar
zinchromat sebelum dipasang.
3). Cara Pemasangan Pipa Air Limbah dalam Tanah

a). Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup

b). Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda-benda


keras/tajam

c). Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar
galian dengan adukan semen

d). Urugan pasir setinggi dasar pipa dan dipadatkan

e). Pipa yang telah tersambung diletakkan di atas dasar pipa

f). Dibuat blok beton setiap interval 2 meter

g). Pengurugan bertahap dengan pasir 10 cm, tanah halus, kemudian


tanah kasar.
4). Pemasangan Katup-Katup

Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar,


spesifikasi dan untuk bagian-bagian berikut in :
a). Sambungan masuk dan keluar peralatan
b). Sambungan ke saluran pembuangan pada titik-titik rendah.

i. Di ruang mesin

Ukuran PipaUkuran Katup


Sampai 75 mm 20 mm

V - 22
23

100 mm s/d 200 mm 40 mm


200 mm atu lebih besar 50 mm

ii. Lain-lain, ukuran katup 20 mm

c). Ventilasi udara otomatis


d). Katup kontrol aliran ke atas dan ke bawah
e). Katup pengurang tekanan (pressure reducing valves) untuk aliran ke
atas dan ke bawah
f). Katup by-pass
5). Pemasangan Strainer
Strainer harus disediakan sesuai gambar, spesifikasi dan untuk alat-alat
berikut ini :
a). Katup-katup pengontrol
b). Pipa hisap pompa
6). Pemasangan Katup-katup Pelepasan Tekanan
Katup-katup pelepasan tekanan harus disediakan di tempat-tempat yang
mungkin timbul kelebihan tekanan
7). Pemasangan Katup-katup Pengaman
Katup-katup pengaman harus disediakan di tempat-tempat dekat dengan
sumber tekanan.
8). Pemasangan Vent Udara Otomatis
Vent udara otomatis harus disediakan di tempat-tempat tertinggi dan
kantong udara.
9). Pemasangan sambungan Fleksibel
Sambungan fleksibel harus disediakan untuk menghilangkan getaran dari
sumber getaran.
10). Pemasangan Pengukur Tekanan
Pengukur tekanan harus disediakan ditempatkan yang perlu untuk
mengukur, antara lain :
a). Titik tertinggi dan terjauh dari sumber tekanan
b). Katup-katup pengontrol.
c). Setiap Pompa
d). Setiap Bejana Tekan
11). Sambungan Ulir

V - 23
24

a). Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan


ulir berlaku untuk ukuran sampai dengan 40 mm

b). Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk
pada pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir

c). Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat henep dan


zinkwite dengan campuran minyak

d). Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau
roda

e). Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter
dengan reamer

f). Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.
12). Sambungan Las
a). Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum

b). Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las

c). Kawat las atau elektrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa
yang di las

d). Sebelum pekerjaan las dimulai, Pemborong harus mengajukan kepada


Direksi contoh hasil las untuk mendapat persetujuan tertulis

e). Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja
sesudah mempunyai surat ijin tertulis dari Direksi

f). Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus
untuk itu Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang
berkondisi baik menurut penilaian Direksi.

V - 24
25

13). Sambungan Lem

a). Penyambungan antara Pipa dan Fitting PVC, mempergunakan lem


yang sesuai dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa

b). Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus
dipergunakan alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus
menggunakan alat pemotong khusus agar pemotongan pipa dapat
tegak lurus terhadap batang pipa
c). Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti
spesifikasi dari pabrik pipa.
14). Sambungan yang mudah dibuka
Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat saniter sebagai berikut :
 Antara lavatory faucet dan supply valve
 Pada waste fitting dan Siphon
Pada sambungan ini kerapatan diperoleh oleh adanya paking dan bukan
seal threat.
15). Sleeves
a). Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa
tersebut menembus konstruksi beton

b). Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan


kelonggaran di luar pipa ataupun isolasi

c). Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tulang ataupun baja.
Untuk yang mempunyai kedap air harus digunakan sayap

d). Untuk pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang


mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis
”Flushing Sleeves”

e). Rongga antara pipa dan sleeves harus dibuat kedap air dengan rubber
sealed atau ”Caulk”.

V - 25
26

16). Pembersihan

Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan,


pemipaan di estipa service harus dibersihkan dengan seksama,
menggunakan cara-cara/metoda-metoda yang disetujui sampai semua
benda-benda asing disingkirkan.

e. Pengujian

1). Sistem Air Bersih


a). Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan
tekanan air dibawah tekanan tidak kurang dari tekanan kerja ditambah
50% atau 10 kg/cm2 dan tidak lebih tinggi lagi dalam jangka waktu 3
jam.
b). Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus
diuji kembali.
c). Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus dilepas
(diputus) dari hubungan-hubungannya selama uji tekanan
berlangsung.

2). Sistem Air Limbah


a). Pipa-pipa bertekanan harus diuji dengan tekanan air sebesar tekanan
kerja ditambah 50% selama 1 jam.
b). Pipa-pipa gravitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar 3 meter
diatas titik tertinggi selama 1 jam.
f. Pengecatan
1). Umum
Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut :
a). Pipa servis
b). Support pipa dan perlatan konstruksi besi
c). Flens
d). Peralatan yang belum dicat dari pabrik
e). Peralatan yang catnya harus diperbarui

V - 26
27

2). Persyaratan Pengecatan

Pengecatan harus dilakukan seperti berikut :


Lokasi Pengecatan Pengecatan

Pipa & peralatan dalam plafond Zinchromate primer 2 lapis dan


cat akhir 2 lapis

Pipa & peralatan expose Zinchromate primer 2 lapis dan


cat akhir 2 lapis

Pipa dalam tanah 2 lapis flincote

g. Label Katup (Valve Tag)


1). Tags untuk katup harus disediakan ditempat-tempat penting guna operasi dan
pemeliharaan.
2). Fungsi-fungsi seperti ”Normally Open” atau ”Normally Close” harus ditunjukan
ditags katup.
3). Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai atau
kawat.

h. Kode Warna Pengecatan

Jenis PipaWarna
-----------------------------------------------------------------------------------------
Pipa Air Bersih (Supply)- biru
Pipa Hydrant / Sprinkler- merah
Pipa Drain & Waste- coklat
Pipa Hanger & Support- coklat
Panah Pengarah Aliran- putih
Bahan Bakar Solar- kuning
Air Hujan- sesuai warna pipa PVC

Setiap pipa harus diberi tanda panah sesuai dengan alur air.

V - 27
28

Pasal 3
SPESIFIKASI TEKNIK INSTALASI MEKANIKAL
LINGKUP PEKERJAAN MEKANIKAL

a. Umum

Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal plambing secara


keseluruhan adalah pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan,
peralatan-peralatan bahan-bahan utama dan pembantu serta pengujian, sehingga
diperoleh instalasi yang lengkap dan baik sesuai dengan spesifikasi, gambar dan
bill of quantity.

b. Uraian Pekerjaan

Lingkup pekerjaan secara garis besar sebagai berikut :


1) Sistem Air Bersih
2) Sistem Air Limbah
3) Sistem Air Hujan

c. Gambar Kerja

Sebelum Penyedia Jasa melaksanakan suatu bagian pekerjaan lapangan, harus


menyerahkan gambar kerja antara lain sebagai berikut :

- Denah tata ruang dan detail pemasangan dari peralatan utama,


perlengkapan dan fixtures.
- Detail denah perpipaan.
- Detail denah perkabelan.
- Detail penempatan sparing, sleeve yang menembus lantai, atap, tembok, dll.
- Detail lain yang diminta oleh Pemberi Tugas.

d. Gambar Instalasi Terpasang


Setiap tahapan penyelesaian pekerjaan, Penyedia Jasa harus memberi tanda
sesuai jalur terpasang pada re-kalkir gambar tender maupun gambar kerja,
sehingga pada akhir penyelesaian pemasangan sudah tersedia gambar
terpasang yang mendekati keadaan sebenarnya.

V - 28
29

Pasal 4
SPESIFIKASI TEKNIK INSTALASI MEKANIKAL
SISTEM AIR LIMBAH

a.Lingkup Pekerjaan

Uraian singkat lingkup pekerjaan dalam sistem air kotor dan air bekas disini antara
lain adalah sebagai berikut :
1)Pan Plambing
2)Manhole
3)Sumur periksa
4)Bak air bekas / Bak air kotor
5)Pompa air bekas / Pompa air kotor
6)Pompa Grease Trap
7)Grease Trap
8)Floor Drain
9)Floor Clean Out / Celling Clean Out
10)Roof Drain

b.Perpipaan

1)Umum
a)Macam perpipaan air limbah adalah pemipaan untuk Air Hujan, Air Limbah
Saniter, Air Limbah Dapur, dan vent.
b)Jenis pipa lihat ‘SPESIFIKASI PERPIPAAN’.

2)Limbah Air Hujan

Perpipaan air hujan mulai dari Roof Drain diatap sampai selokan halaman,
Pada daerah beberapa bagian dari selokan dipasang Resapan.
3)Limbah Saniter dan Vent

V - 29
30

Perpipaan Limbah Saniter mulai dari Alat Saniter antara lain Kloset, Urinal
Lavatory, Shower dan Floor Drain, dibuang ke saluran terdekat. Untuk lokasi
toilet yang memungkinkan air limbah secara grafitasi maka pengaliran air
limbah secara grafitasi.

4)Limbah Dapur (Kitchen Sink)

Perpipaan air limbah dapur mulai dari kitchen sink disetiap lantai sampai
menuju grease trap. Dari grease trap air limbah dapur di alirkan ke saluran
terdekat. Untuk lokasi limbah dapur yang memungkinkan air limbah secara
grafitasi maka pengaliran air limbah secara gravitasi.

c.Sumur Periksa

1) Sumur periksa harus dipasang pada setiap perubahaan arah maupun setiap
jarak maksimum 20 meter pada pipa air limbah utama dalam tanah dan atau :
a)Ukuran pipa 100 mm jarak antara sumur periksa 15 m.
b)Ukuran pipa 150 s/d 200 mm jarak antara sumur periksa 30 m.
c)Ukuran pipa 250 s/d 1000 jarak antara sumur periksa 45 m.

2) Sumur periksa harus dibuat dari konstruksi beton.

3) Dasar sumur bagian dalam berukuran minimal 500 x 1000 mm serta harus
dibuat beralur sesuai fungsi saluran yaitu, lurus, cabang atau belokan.

4) Sumur periksa harus dilengkapi dengan tangga monyet, manhole dan pipa
vent.
d.Manhole

1) Manhole terdiri dari rangka dantutup dibuat dari besi tuang serta dilapisi cat
bitumen.

2) Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah diisi


grease/lemak akan terbentuk penahan bau.

V - 30
31

3) Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 550 mm sedangkan


untuk laluan peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut.

4) Finishing permukaan manhole harus disesuaikan dengan peruntukkan lokasi.

e.Bak Air Kotor ( Sewage Pit )


1) Apabila ditentukan dalam gambar perencanaan, maka harus dibuat bak air
kotor seperti diuraikan disini.
2) Bak air limbah harus dibuat dari konstruksi beton bertulang dibuat oleh bagian
sipil/konstruksi, badan rapat air sedangkan tutup harus rapat untuk laluan
pompa.
3) Setiap bagian bak air kotor harus dapat dipompa, maka dasar bak harus miring
1 : 10 kearah pompa sedangkan semua ujung sudut sudah dibuat 135 oC.
4)Bak air kotor (Sewage Pit) harus dilengkapi sebagai berikut :
a)Sleeve untuk pipa sewage masuk dan keluar
b)Sleeve untuk pipa vent
c)Sleeve untuk kabel-kabel
d)Level switch untuk fire alarm banjir
e)Level switch untuk kendali pompa
f)Tangga monyet
g)Manhole untuk laluan pompa
f.Pompa Air Kotor (Sewage Pump)
Untuk Gedung Ini Tidak Memakai Sewage Pump

1)Setiap bak air kotor minimum harus dipasang dua buah pompa air kotor.

2)Type pompa harus Submersible Centrifugal dengan komponen sebagai berikut :


a)Cast iron casing
b)Cast iron vortex type impeller
c)Stainless steel shaft
d)Doble Mechanical seal
e)Heavy dutty grease lubricated bearing
f)Stainless steel casing guide rail support
g)Quick discharge coupling / Connector

3)Spesifikasi motor sebagai berikut :


V - 31
32

a)Squirrel cage induction type


b)Winding insulation class F
c)Water tight
d)Vereticaly mouted

4)Sistem kendali motor pompa Sewage


a)Start dan stop diatur secara otomatis oleh level switches yang berada di bak
sewage.
b)Pompa bekerja secara bergantian dan bersamaan.
c)Apabila beban aliran kecil, maka satu pompa bekerja secara bergiliran.
d)Apabila beban aliran besar maka pompa bekerja bersamaan.

g.Floor Drain

1) Floor drain yang dipergunakan disini harus jenis Bucket Trap, Water Prooved
type dengan 50 mm Water Seal.

2) Floor Drain terdiri dari :

a)Stainless Steel atau Chromium plated bronze cover and ring


b)PVC Check
c)Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection dan dengan flange
untuk waterproofing

3)Floor Drain harus mempunyai ukuran utama sbb :

Outlet diameter Cover diameter


2” 4”
3” 6”
4” 8”

h.Floor Clean Out / Ceiling Clean Out

1) Floor Clean Out / Ceiling Clean Out yang dipergunakan disini adalah Surface
Opening Water Proofed Type.

V - 32
33

2) Floor Clean Out / Ceiling Clean Out terdiri dari :

a) Stainless Steel plated atau Chromium plated bronze cover and ring heavy
duty type
b) PVC neck
c) Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection with flange for
waterproofing

3) Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat karet
sehingga mudah dibuka dan ditutup.
i.Roof Drain

1) Roof Dran yang dipergunakan disini harus dibuat dari Cast Iron dengan
konstruksi waterproof.

2) Luas laluan air pada tutup roof drain ialah minimal sebesar dua kali luas
penampang pipa buangan.

3) Roof Drain harus terdiri atas 3 bagian sebagai berikut :


a)Bitumen Coated Vast Iron body dengan waterprooved flange.
b)Bitumen Coated Neck for adjustable fixing.
c)Bitumen Coaed cover Dome type.
j.Canopy Drain
Canopy drain yang dipergunakan disini adalah floor Drain Bucket Trap Type. (lihat
“SPESIFIKASI FLOOR DRAIN”)

V - 33
34

Pasal 5

SPESIFIKASI TEKNIS PEK. PEMADAM KEBAKARAN

a.Lingkup Pekerjaan

Uraian singkat lingkup pekerjaan sistem Pemadam Kebakaran antara lain adalah
sbb :

1) Fire Water Tank / Storage Tank.


2) Valved connection to main water supply source.
3) Hydrant pump set.
4) Hydrant boxes.
5) Pillar hydrant.
6) Sprinkler Control Valve Set.
7) Sprinkler Heads.
8) Fire Brigade connections.
9) Pemadam Api Ringan.
10) Piping.
11) Pekerjaan Elektrikal yang terkait seperti Panel Kontrol, pengabelan dan lain
sebagainya.
12) Pekerjaan Sipil yang terkait seperti pondasi, blok beton, pengecatan dan lain
sebagainya.

b.Fire Water Tank

1) Fire water tank berfungsi untuk menyediakan air dengan volume tertentu
setiap saat.

2) Fire water tank harus dibuat minimum menjadi dua bagian untuk
memungkinkan pengurasan dan perbaikan

3) Suction Well
Untuk memperkecil volume air mati setebal 1000 mm pada pipa isap pompa,
maka harus dibuat suction pit sedalam 1000 mm untuk setiap tangki.

V - 34
35

4) Fire water tank dapat dibuat dari konstruksi beton, fibreglass reinforced plastic
atau Coated carbon steel.

5) Fire water tank harus mempunyai perlengkapan sbb :


a)Manhole.
b)Tangga monyet.
c)Pipe vent penghubung maupun vent ke udara luar.
d)Pipa peluap.
e)Water level indicator.
f)Sleeve untuk laluan pipa masuk, pipa isap, pipa penguras, kabel listrik dsb.

c.Hydrant Pump Set Electrical Driven

1) Hydrant pump set harus mampu memasok kebutuhan air pemadam


kebakaran sampai batas maksimum kemampuan pompa pada setiap saat
secara otomatis.

2) Hydrant pump set terdiri dari satu pompa utama, satu pompa joki dan Diesel
Pump.

3) Unit pompa harus Horizontal Split Case type dengan flanged connection dan
komponen sbb :

a)Cast iron casing.


b)Bronze impeller.
c)Heavy duty steel shaft.
d)Gland seal.
e)Heavy ducty grease lubricated.
4) Motor pompa

a) Motor pompa harus mendapat sumber daya dari PLN dan genset
otomatis.
b) Sumber daya dari PLN harus diambil dari switch khusus sebelum main
switch.

V - 35
36

5)Hydrant pump set antara lain harus terdiri dari peralatan sbb :

a)Jockey pump with motor.


b)Main pump with motor.
c)Diesel pump with engine.
d)Pressure tank membrane pre-charge type.
e)Inlet and outlet headers.
f)Inlet and outlet valve.
g)Check valve against water hammer.
h)Inlet strainers.
i)Power and control panels.
j)Flow regulators.
k)Pressure switch.
l)Pressure gauges.
m)Hydraulic conections.
n)Electric connections.
o)Base frame.
p)Announciating pump status :
• Jockey pump ON, indicating lamp.
• Main pump ON, alarm horn & indicating lamp.
• Water level drop, alarm horn & indicating lamp.
• Water level too low, alarm horn, indicating lamp.

6)Pengaturan hydrant pump set adalah sbb :


a) Apabila tekanan air dalam jaringan turun disebabkan adanya kebocoran,
sampai ambang batas yang telah ditentukan maka pompa joki akan start
dan akan stop otomatis diambang batas tekanan yang juga telah
ditentukan.
b) Apabila tekanan air dalam jaringan terus turun karena dibukanya satu atau
lebih katup hidran maka satu atau dua main pump start sampai stop
secara manual oleh operator apabila uji coba atau pemadaman telah
selesai.

V - 36
37

7) Unit Jockey Pump harus NFPA 20 Listed dengan type Vertical In-line
Centrifugal pump dengan flanzed connection dan terdiri dari :

a)Cast iron casing.


b)Bromze impeller.
c)Heavy duty grease lubricated bearings.
d)Controller to NFPA 20.
e)Putaran 3000 rpm/3 ph/50 Hz.

8) Unit Electric Fire Pump harus NFPA 20 Listed dengan type Horizontal Split
Case dengan flanzed connection dan terdiri dari :

a)Cast iron casing.


b)Bromze impeller.
c)Heavy duty steel shaft.
d)Gland seal.
e)Heavy duty grease lubricated bearings.
f)Controller to NFPA 20.
g)Putaran 3000 rpm/3 ph/50 Hz.

d.Engine Driven Fire Pump

1) Engine driven pump berfungsi untuk memasok kebutuhan air pemadam


kebakaran pada saat pompa listrik gagal atau diperlukan lebih banyak air
untuk pemadaman.

2) Engine driven pump harus diuji coba maksimal sekali seminggu selama satu
jam.

3) Engine driven pump harus merupakan paket yang dirancang khusus untuk
keperluan pemadam kebakaran yang antara lain terdiri dari :

a)Horizontal split case pump.


b)Gasoline or diesel engine.
c)Starting device with pully or motor starter.
d)Battery starter and outside battery charger.

V - 37
38

e)Chimney.
f)Fuel oil tank.
g)Hydraulic connections.
h)Electric connections.
i)Control board.
j)Instrumentations.
k)Controller to NFPA-20.
l)Putaran 3000 rpm.

e.Wet Sprinkler Control Valve Set (sementara belum/ tidak dipasang)

1) Sprinkler control valve set terdiri dari dua keperluan yaitu main control valve
dan branch control vale set

2) Main control Valve Set

a) Main control valve set harus dipasang setiap maksimum 500 kepala
sprinkler untuk bahaya kebakaran ringan dan 1000 kepala sprinkler untuk
bahaya kebakaran sedang .
b) Main control valve set harus dipasang setiap maksimum 500 kepala
sprinkler untuk bahaya kebakaran ringan dan 1000 kepala sprinkler untuk
bahaya kebakaran sedang .
c) Main control valve set harus mampu memberikan signal listrik kepada
control alarm system maupun dengan mechanical alarm gong apabila
terjadi suatu aliran air sebesar satu kepala sprinkler.
d) Main control valve set antara lain harus terdiri dari peralatan sebagai
berikut :
• Main stop valve lockable
• Wet alarm valve
• Alarm gong set
• Flow switch
• Pressure indicators
• Test valve set

V - 38
39

3)Branch Control Valve Set

a)Branch control valve set harus dipasang seperti tertera dalam gambar
perencanaan
b)Branch control valve set harus mampu memberikan signal listrik kepada
control alarm system apabila terjadi aliran air sebesar satu kepala sprinkler
c)Branch controlvalve set antara lain harus terdiri dari peralatan sebagai berikut
:
• Branch stop valve lockable
• Flow switch, calibrated
• Test valve lockable
• Drain valve lockable

4) Sprinkler Flushing
a)Sprinkler flushing harus dipasang di bagian ujung dari branch main pipe atau
branch sub main pipe
b)Sprinkler flushing dimaksud untuk membuang air mati dalam jaringan pipa
sprinkler
c)Sprinkler flushing terdiri dari pipa drain diameter 25 mm yang di tiap ujung
branch main atau submain ke sprinkler drain riser melalui valve.

5) Sprinkler Head
Sprinkler head yang dipergunakan disini dari jenis glass bulb dengan
temperatur pecah 680C, dibuat dari chromium plated brass yang dilengkapi
dengan flushing flange, kecuali daerah gudang dan parkir boleh
mempergunakan bronze finish.

6)Sprinkler Test Valve & Drain (STV & C)

a) STV & D dipasang seperti tertera dalam gambar perencanaan


b) Test valve harus di set pada aliran sebesar satu kepala sprinkler terkait
c) Drain valve harus dapat mengalirkan air mati dalam jaringan pipa sprinkler
d) STV & D terdiri dari lockable Tes Valve dan Lockable Drain Valve

V - 39
40

f.Hydrant Boxes

1) Indoor Hydrant Box (Class III NFPA) harus terdiri dari peralatan sebagai berikut
:
a)Steel box recessed type, ukuran 800 mm & 300 mm dicat duco warna merah
dengan tulisan warna putih HYDRANT pada tutup yang dapat dibuka 180 o
dan dilengkapi slopper.
b)Box harus dilengkapi alarm push button, alarm lamp dan alarm bell.
c) Hose rack untuk slang 40 mm, chromium plated bronze dengan jumlah gigi
disesuaikan dengan lebar box.
d) Hydrant valve, chronium plated diameter 40 mm dan 65 mm
sambungan dan bentuk valve disesuaikan dengan posisi pipa.
e) “JET” Firehouse A-one type size 40 mm x 30 meter termasuk couplings.
f) Hydrant nozzle variable spray type size 40 mm.

2) Outdoor Hydrant Box (Class I NFPA) harus terdiri dari peralatan sebagai
berikut :
a) Fire box oudoor type C, ukuran disesuiakan dengan yang ada di pasaran,
dicat Duco warna merah dengan tulisan warna putih HYDRANT pada tutup
yang dapat dibuka 1800 dan dilengkapi stopper.
b) Hose rack untuk selang 40 mm, chronium plated bronze dengan jumlah
gigi disesuaikan dengan lebar box.
c) Hydrant valve, chronium plated 40 mm dan 65 mm sambungan dan bentuk
valve disesuaikan dengan posisi pipa.
d) “JET” Firehouse A-one type size 40 mm x 30 meter termasuk couplings.
e)Hydrant nozzle variable spray type size 40 mm.

g.Pilar Hydrant
Pilar Hydrant yang dipergunakan disini adalah jenis short type two way dengan
main valve dan branch valves ukuran 100 x 65 x 65 mm.
Jenis coupling harus disesuaikan dengan model yang dipergunkaan oleh Mobil
Dinas Kebakaran Kota. Pilar Hydrant dilengkapi Outdoor Hydrant Box yang
dipasang berdekatan dengan Pilar. Dengan isi Outdoor Hydrant Box sesuai
gambar.

V - 40
41

h.Fire Brigade Connection


1)File Pilar Hydrant yang dipergunakan disini adalah jenis short type two way
dengan main valve dan branch valves ukuran 100 x 65 x 65 mm.

2)Siamese connection dibuat dari bronze lengkap dengan built in check valve dan
outlet coupling yang sesuai dengan standard yang dipergunakan oleh Dinas
Pemadam Kebakaran Kota.

i.Pemadam Api Ringan (PAR/PFE)


1) PAR disediakan sebagai sarana pemadam awal yang dapat dilakukan oleh
setiap penghuni bangunan.

2) Untuk daerah umum dalam bangunan disediakan 1 bh PAR jenis bubuk kering
kapasitas minimal 3 kg setiap luas 100 m2.

3) Untuk ruangan mesin disediakan 1 bh PAR jenis BCF 1211 kapasitas 5 kg


untuk setiap luas 100 m2, sedangkan untuk ruang pompa dan Gen set dengan
type CO2 kapasitas 23 Kg.

4) Perletakan alat ini dan kapasitasnya lihat pada gambar perencanaan.

V - 41
42

Pasal 6

SPESIFIKASI TEKNIK INSTALASI TATA UDARA


INSTALASI TATA UDARA

a. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan instalasi ini meliputi seluruh pekerjaan pengadaan dan pemasangan


Instalasi Tata Udara (Air Conditioning), Ventilasi Mekanikal (Mechanical
Ventilation) secara lengkap termasuk semua perlengkapan dan sarana
penunjangnya, sehingga diperoleh suatu instalasi yang lengkap dan baik serta
diuji dengan seksama dan siap untuk dipergunakan.

Lingkup pekerjaan instalasi ini secara garis besarnya adalah sebagai berikut :

1) Pengadaan dan pemasangan semua peralatan Air Conditioning seperti : Fan


Air Cooled Split, Thermostat, Control, dan lain-lain.

2) Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi Ducting (air conditioning dan


ventilasi).

3) Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi daya listrik termasuk Panel AC


dan instalasi kabel kontrol untuk, Air Cooled Split, FAN, katup, thermostat,
dan lain-lain.

4) Melaksanakan pekerjaan Testing Adjusting dan Balancing dari semua


instalasi yang terpasang, sehingga instalasi bekerja dengan sempurna, sesuai
dengan ketentuan design.

5) Pengadaan dan pemasangan semua pekerjaan sipil yang diperlukan untuk


instalasi ini seperti yang tercantum dan diuraikan dalam dokumen ini.

6) Pebaikan kembali semua kerusakan dan finishing yang diakibatkan oleh


pekerjaan instalasi ini.

V - 42
43

7) Mendidik petugas-petugas yang ditunjuk oleh Pemilik mengenai cara-cara


menjalankan dan memelihara instansi ini, sehingga petugas tersebut betul-
betul dapat menjalankan dan memelihara instalasi dengan benar.

8) Menyerahkan gambar-gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan


memlihara serta data teknis lengkap peralatan instalasi yang terpasang.

9) Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa


pemeliharaan.

10) Memberikan garansi terhadap mesin/peralatan yang terpasang.

11) Melakukan pekerjaan atau ketentuan lain yang tercantum dalam dokumen ini
beserta addendumnya.

b. Air Cooled Split

1) Lingkup Pekerjaan

Pengadaan dan Pemasangan Air Cooled Split yang terdiri atas Indoor Unit
dan Outdoor Unit berikut pemipaan refrigerant dari kedua unit tersebut.
Kapasitas masing-masing unit seperti tertera pada gambar perencanaan.

2) Umum

Spesifikasi teknik yang diuraikan berikut ini adalah sebagai kebutuhan dasa
yang harus dipenuhi. Sedang ketentuan spesifik dari kemampuan unit
(performance) dapat dilihat pada gambar rencana yang melengkapi
dokumen ini.

3) Spesifikasi Teknis

a) Unit memakai Refrigerant 22 yang bekerja pada saturated discharge


temperature kira-kira 40,50C (1050 F)
Kapasitas unit berdasarkan kepada :
• Udara pendingin kondensor minimum 35 0 C

V - 43
44

• Temperatur ruang 24 ± 10C

b) Outdoor Unit
Kompressor dari jenis Scroll.
Masing-masing kompresor dilengkapi dengan spring vibrator isolators”
crankcase, automatic revesible oil pump, crankcase heater untuk
pengaturan kelarutan minyak selama shutt down.
Cassing dari outdoor unit waterproof galvanized steel yang difinishing
memakai baked enamel. Semua pipa suction hendaknya diisolasi
dengan “close fitting celcular insulation”. Masing-masing unit dilengkapi
dengan factory wired panel control pengamanan terhadap overload,
pembatas arus. Control pengamanan terdiri atas low pressure switch,
high prssure switch, oil pressure safety switch, compressor motor
protector, heater control relay, accumulator.

Fan dari condensing unit adalah propeller dengan hubungan langsung


dan dilengkapi dengan pelindung pengaman.

c) Indoor Unit
Blower dari indoor fan dari type centrifugal backward curve dengan
penggerak tidak langsung memakai belt. Refrigerant (liquid) line
memakai combination moisture indicator dan sight glass, referigerant
filter drier, liquid line solenoid valve.
Casing dari indoor unit, seluruh permukaan harus diisolasi.
Suatu Drain Pan yang cukup dapat menampung air kondensasi pada
keadaa maximum.

d) Peralatan Pengaturan
Suatu room thermostat yang dilengkapi dengan switch off, Fan Coil dan
room temperature setting akan mengfungsikan unit beroperasi.

e) Tambahan electronic relay / switch untuk On/Off dan monitoring status


compressor, fan dan lain-lain pada setiap unit agar sistem ini bisa
diintegasikan ke BAS gedung (untuk sementara tidak disambungkan ke
BAS gedung).

V - 44
45

c. Fan

1) Lingkup Pekerjaan
Pengadaan dan pemasangan peralatan ventilasi (fan) untuk proyek ini
seperti yang ditunjukan dalam gambar-gambar rencana yang melengkapi
dokumen ini.

2) Umum
Spesifikasi tekhnis yang diuraikan di bawah ini, adalah sebagi kebutuhan
dasar yang harus diikuti. Sedangkan ketentuan-ketentuan sepsifik terhadap
type, kemampuan (performance) peralatan, kelengkapan dan lainnya dapat
dilihat pada lembar gambar rencana “Daftar Peralatan” yang menyertai
dokumen ini.

a) Fan harus sudah mendapatkan sertifikat, sesuai standard yang berlaku di


negara dimana fan tersebut dibuat untuk testing dan rating (performance)
seperti sebagai contoh AMCA standard 210-74 di Amrika.

b) Sound power level harus dilengkapi dalam dB engan Re-10E12 watt


pada octave band mid freq. 63 s/d 400 Hz.

c) Dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang rendah dalam
operasinya, dan dalam batas yang normal.

3) Spesifikasi Teknis
a) Axial Fan
• Impeller fan dary type airfoil blade, adjustable pitch.
• Material Fan – long casing, hot dipped galvanized steel, impeller
allumunium diecast, shaft dari bahan carbon steel – pelumasan
grease ball bearing.
• Fan dilengkapi dengan accessories bell mouth (inlet cone) bila
inlet suction tidak disambungkan ke duct (seperti ditunjukan
dalam gambar atau dijelaskan pada daftar peralatan.
• Rating daya motor fan harus mampu pada kedudukan blade
pada sudut paling besar.

V - 45
46

b) Propeller Fan (Wall fan)


• Untuk fan dinding (exhaust wall fan) yang berhubungan dengan
udara luar, harus dilengkapi dengan automatic shutter dari jenis
allumunium (bila ditunjukan dalam gambar rencana atau
disebutkan pada daftar peralatan).
• Untuk fan dinding dengan kapasitas besar dan statik pressure
tinggi (high pressure fan), rangka fan dari baja yang dicat anti
karat dengan impeller dari aluminium diecast.
• Untuk intake fan, bila diperkirakan akan kena air (tempias),
harus dipasang canopy lengkap dengan galvanis wire mesh.
Bahan canopy dari galvanis sheet BJLS 80.
• Rangka untuk dudukan fan pada dinding bata dari kayu jati,
dengan baut-baut yang tahan karat.

g. Pekerjaan Ducting

1) Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan untuk butir ini adalah pengadaan dan pemasangan
(termasuk fabrikasi) pekerjaan duct lengkap dengan isolasi/tanpa isolasi,
damper, grilles, register, berikut alat-alat bantu yang menunjang pekerjaan
tersebut seperti ditunjukan dalam gambar rencana yang melengkapi
dokumen ini.

2) Publikasi, standard yang digunakan


• ASHARE, the Guide and Data Book.
• SMANCA (Sheet Metal and Air Conditioning Contractors National
Association).
• ANI 07 – 2053 – 1995 – Baja Lembaran Lapis Seng (BJLS).

3) Umum
a) Jika tidak diterangkan secara khusus istilah ducting secara umum
berarti pekerjaan duct, fitting, support dan lain-lain
komponen/accessories yang diperlukan untuk melengkapi instalasi ini.

b) Jalur-jalur ducting yang terlihat pada gambar rencana adalah gambar


dasar yang menunjukan rout dan ukuran ducting.
V - 46
47

Pemborong wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop


drawing) dan dengan jalur-jalur instalasi lainnya, berikut detail atau
potongan-potongan yang diperlukan dan mendapatkan persetujuan
dari Direksi/Konsultan sebelum dilaksanakan.

c) Ukuran seperti yang ditunjukan pada gambar adalah ukuran bersih dari
penampang laluan udara. Jika diperlukan untuk ukuran duct tersebut,
berarti penampang harus diperbesar sesuai ketebalan lining.

d) Bahan duct dari BJLS dengan Lockforming Quality, Bending Celah “0”
(Nol).

e) Material.
Material ducting adalah Baja Lembaran Seng (BJLS) kelas ( L ),
kwalitet 1 (satu) sesuai standard SNI 07-2053 – 1995 dengan berat
nominal lapisan seng 183 gram/m2.

f) Konstruksi Duct.
• Konstruksi duct adalah untuk low velocity (medium pressure duct)
dengan static pressure di dalam duct sampai 2” WG.
• Konstruksi duct harus mengikuti standard SMACNA, kecuali kalau
ditentukan hal-hal yang harus dipenuhi di luar standard tersebut.
• Hubungan antara dimensi duct dengan pemakaian sheet metal
adalah sebagai berikut : (kecuali bila dinyatakan lain pada gambar)
• Pembuatan ducting harus memakai mesin lockform
• Ukuran sisi terpanjang Galvanized sheet metal

Konstruksi Duct dengan tekanan 2” positive/negative dalam duct.

Type intermediate
Reinforcement dan jarak
Sisi Duct Ukuran Type Sambungan
antara Transvare joint
Terlebar BJLS (Transvere joint)
dan intermediate
reinforcement

0” – 12” 50 Sambungan slip Jarak antara 8’


V - 47
48

13” – 20” 50 Sambungan slip Jarak antara 5’

21” – 30” 50 Sambungan flens Jarak antara 5’


Besi siku 1” x 1/8”
31 – 48 “ 60 Sambungan flens Jarak antara 4’
Besi siku 1” x 1/8”
49 – 60” 60 Sambungan flens Jarak antara 4’
Besi siku 11/4” x 1/8”
61 – 7” 80 Sambungan flens Jarak antara 4’
Besi siku 11/4” x 1/8”

Notes : - Ukuran BJLS yang digunakan adalah sama untuk semua sisi.
- Jarak antara intermediate reinforcement adalah jarak antara
sambungan ke sambungan, atau sambungan ke intermediate
atau intermediate ke intermediate.

•Semua sambungan ducting (sambungan flange, slip joint, pitsburg lock


seam, dan lain-lain) harus betul-betul rapat udara dengan
menggunakan sealant untuk mencegah terjadinya kebocoran udara.
Untuk itu diharuskan penggunaan mesin lockform dalam pembuatan
duct.
•Percabangan (take off) harus memakai splilter damper yang dapat
diatur dan dikunci pada kedudukannya, sedangkan percabangan ke
masing-masing shop/retail harus memakai volume damper dari type
opposed blade damper. Yang dapat dikunci kuat (locking quadrant)
yang tidak akan berubah kedudukan damper karena pengaruh aliran.
Kondisi ini sangat diperlukan untuk mengatur jumlah aliran udara ke
masing-masing shop/retail sesuai deign.
•Reducer (transition), kemiringan duct dibuat tidak lebih dari 14 0.
•Jika dimensi dari kedua ujung duct berlainan maka untuk ketebalan
ducting (jenis BJLS) diambil berdasarkan ukuran ujung terbesar.
•Lubang Pengetesan
Pada main supply dan return duct pada posisi yang diperlukan harus
dibuat lobang pengetesan untuk mengukur temperatur serta static
V - 48
49

dan velocity pressure, dan yang ditutup kembali selesai pengetsan,


dengan plastic probe.
•Penguatan Duct
Semua duct yang berukuran lebih besar 20” permukaannya harus
dibuat cross broken (patah silang)
•Penggantung Duct
Cara penggantungan duct harus sedemikian rupa sehingga praktis
tidak terjadi lendutan-lendutan getaran-getaran dan deformasi.
•Persyaratan Penggantungan harus mengikuti :

Ukuran Penggantung Trapeze Jarak


duct besi siku

s/d 12” iron rod 25 x 25 x 3 2m


 5/16”

s/d 30” iron rod 30 x 30 x 3 2m


 5/16”

s/d 54” iron rod 40 x 40 x 3 1,5 m

 3/8”

s/d 84 “ iron rod 40 x 40 x 3 1,5 m

 1/12”

85 s/d keatas 40 x 40 x 5 1,5 m

• Elbow, dibuat sesuai gambar spesifikasi atau gambar detail.


• Semua elbow harus dari type full radius elbow, jari-jari dalam (R t)
sama dengan lebar duct.
Untuk keadaan dimana harus menggunakan short radius elbow (R t
lebih kecil dari lebar duct) harus memakai turning vanes.
Turning vanes jumlah dan posisinya ditentukan dengan chart
logaritma atas dasar (RT)/(RH).

V - 49
50

Untuk elbow tegak lurus memakai guide vanes double thickness,


sesuai gambar detail. Untuk mengikat konstruksi penggantung ke
beton dipergunakan ramset/dynabolt.
• Sambungan flexible
- Pemborong harus memasang sambungan flexible connection dari
bahan double sheet glass cloth tebal min. 0,65 mm fire resistant
ke duct yang masuk/keluar dari fan atau AHU.
- Panjang flexible connection tak lebih dari 15 cm dan tidak
menimbulkan kebocoran pada sambungan.
- Cara pemasangan harus dalam satu garis lurus sedemikian rupa,
sehingga tidak menyebabkan pengecilan luas penampang.
• Alumunium Flexible Round Duct
Alumunium flexible round duct dari type 2 lapis alumunium laminate
incapsulating dengan steel spring helix dan wire spacing 2 mm jenis
fires resistance. Tekanan kerja max. 5 inch H2O.
Flexible duct ke diffuser memakai klem khusus(quick klem) dari
bahan plastic.

g) Grille, Register, Diffuser


• Diffuser, Grille dan Register harus terbuat dari bahan alumunium
anodized. Pemasangan diffuser/grille ke plafond harus memakai
rubber sponge tebal 6 mm.
• Warna untuk Diffuser, Grille dan Register di-anodized dengan
warna akan ditentukan kemudian oleh Arsitek/Interior Design.
• Register adalah grille yang dilengkapi dengan volume damper.
Semua register atau grille dilengkapi dengan blade 2 arah kecuali
bila diterangkan lain. Grille tanpa memakai volume damper.
• Damper dari diffuser/register adalah galvanized iron sheet BJLS 60
type : “Oppesed blade damper”.
Finishing : dicat hitam
Konstruksi hendaknya cukup kaku dan tidak bergetar karena aliran
udara, serta dapat dikunci pada kedudukan yang dikehendaki.
• Tidak dibenarkan memakai baut pada permukaan dari
diffuser/grille/register.

V - 50
51

h) Plenum
• Plenum sesuai dengan dimensinya harus menggunakan material
(BJLS) sesuai dengan ketentuan yang tersebut terdahulu.
• Seluruh sisi plenum harus diperkuat dengan besi siku 40 x 40 x 3
dankalau perlu memakai bracing pada sisi yang paling panjang.

i) Dampers
• Volume dampers harus type opposed multi blade damper.
• Volume damper yang terpasang di-duct, konstruksi damper dari
bahan BJLS 140 untuk ukuran duct diatas 36” dan BJLS 120 untuk
duct diatas 20” s/d 36”, BJLS 80 untuk duct s/d 20”. Untuk volume
damper yang berada pada terminal udara ( diffuser), dari
bahan BJLS 60. Poros damper pada duct terikat pada baja bulat
diameter 10 mm.
• Volume damper yang terpasang di-duct harus dilengkapi dengan
petunjuk besarnya bukaan damper dan dapat dikunci kuat pada
kedudukan yang diinginkan. Konstruksi petunjuk bukaan damper
ini demikian rupa sehingga tidak mengganggu pemasangan isolasi
dan tidak tertutup oleh isolasi.

j) Louver
• Louver dari bahan galvanized atau allumunium sesuai seperti
ditentukan pada gambar, dengan ketebalan 1 mm.
• Setiap pemasangan louver harus dilengkapi dengan bird (insect)
screen pada bagian dalamnya. Luas efektif louver harus lebih
besar dari 50% luas permukaan.

k) Pembersihan Saluran Ducting


• Dinding bagian dalam saluran ducting harus dibersihkan dari debu
yang melekat atau menempel dengan alat pembersih yang
dibasahi (alat pembersih harus dari jenis yang tidak meninggalkan
debu atau serat kapas/benang/debu) dengan cara membersihkan
lembar per lembar sebelum dibentuk menjadi saluran ducting.

V - 51
52

h. Pekerjaan Pemipaan

1)Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan pada butir ini adalah pengadaan dan pemasangan


instalasi pemipaan lengkap dengan fitting-fitting, alat-alat bantu, dengan
isolasi atau tanpa isolasi sesuai seperti yang ditunjukkan pada gambar
rencana yang melengkapi dokumen ini.

2)U m u m

Seperti apa yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur-jalur pipa yang
tercantum adalah gambar dasar yang menunjukkan route dan ukuran pipa.
Pemborong wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing)
dan dengan jalur-jalur instalasi lainnya, berikut detail atau potongan-
potongan yang diperlukan dan mendapat persetujuan dari MK/Pengawas
sebelum dilaksanakan.

a) Material

• Pipa condensasi  PVC class AW


• Pipa refrigerant  Copper, Tipe Hard Drawn / ASTM B280

b) Konstruksi Pemasangan Pipa

Konstruksi Pemipaan Refrigerant & Drain

i. Menyediakan dan memasang instalasi pemipaan untuk seluruh


system AC (refrigerant dan drain/kondensasi termasuk fitting-
fitting dan alat-alat bantu).
ii. Hendaknya semua pipa refrigerant harus dikerjakan secara hati-
hati dan sebaik mungkin, sebelum dipasang semua bagian
harus sudah bersih, kering dan bebas dari debu dan kotoran dan
hendaknya dipasang sependek mungkin.
iii. Pipa tembaga dari jenis L yang dehydrated dan sealed.

V - 52
53

Diameter pipa yang dipakai harus disesuaikan kembali dengan


kapasitas pendingin mesin dan panjang ekuivalen pipa.
iv. Perbedaan tinggi antara condensing dan evaporator dan
panjang pipa tidak melebihi yang ditentukan oleh pabrik
pembuat.
v. Sambungan pipa memakai solder perak denagn meniupkan gas
mulia seperti nitrogen kering kedalam pipa yang sedang
disambung untuk menghindarkan terbentuknya kerak oksida
didalam pipa.
vi. Solder lunak “tinlead 50-50” tidak boeh dipergunakan “solder
tinlead 95-5” dapat dipergunakan kecuali padapipa discharge
gas panas.
vii. Pipa refrigerant harus disangga dan digantung dengan baik
untuk mencegah melentur dan meneruskan getaran mesin
kepada bangunan.

i. Pekerjaan Isolasi

1) Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan untuk isolasi ini adalah pengadaan dan pemasangan


isolasi untuk pipa, ducting dan peralatan yang ditentukan, lengkap dengan
material lainnya yang menunjang bagi keperluan isolasi ini.

2) Material
a) Isolasi luar (ducting)
• Glasswoll tebal 1” atau 2, density 24 kg m3, thermal cond. 0.26 Btu/h

b) Isolasi dalam (ducting/plenum) :


• Glasswoll tebal 1” atau 2, density 32 kg m3, thermal cond. 0.26 Btu/h
c) Isolasi pipa :
• Closed cell nitrile ruber, density 80 kg/m3, thermal cond. 0.26
Btu.in/hr.ft2.0F

d) Isolasi alat bantu pipa :

V - 53
54

• Closed cell nitrile ruber, density 80 kg/m3, thermal cond. 0.26


Btu.in/hr.ft2.0F

e) Isolasi peralatan :
• Closed cell nitrile ruber, density 80 kg/m3, thermal cond. 0.26
Btu.in/hr.ft2.0F

f) Allumunium foil :
•Double sided, reinforced, fire resistant.

g) Adhesive tape :
•Adhesive aluminium foil, fire resistant

3) Isolasi Luar ( Gedung ini hanya Ducting tanpa Isolasi )

a) Ducting supply dan return yang berada dibawah roof (atap) diisolasi
dengan ketebalan 2”.

b) Ducting supply dan return yang berada dibawah roof (atap) diisolasi
dengan ketebalan 1”.

c) Ducting yang aliran udaranya bersuhu sama dengan udara sekitarnya


tidak perlu diisolasi.

d) Ducting berhubungan dengan udara luar diisolasi dengan ketebalan 2”.

e) Cara melekatkan isolasi dengan memakai adhesive klip dan tidak


dibenarkan memakai tali plastik. (lihat gambar detail).

f) Sambungan antara dengan overlap 3”.

g) Selanjutnya dibalut dengan alluminium foil sambungan antara overlap


3”.
h) Semua sambungan alluminium foil menggunakan alluminium foil
adhesive tape, sehingga betul-betul kedap udara.

V - 54
55

i) Di bawah roof (atap) harus diisolasi fibre glass tebal 2” dan dilapisi
dengan alluminium foil dan seperti yang ditunjukkan pada gambar detail
perencanaan yang menyertai dokumen ini.

4) Isolasi Dalam (Duct & Plenum)

a) Isolasi dalam untuk duct dan plenum baik supply maupun return adalah
dimaksudkan untuk menurunkan noise level yang ditimbulkan oleh
peralatan, duct, fitting, dan lain-lain, sehingga tercapai NC ruang yang
dikehendaki.

b) Ukuran ducting dan plenum yang ditunjukkan dalam gambar adalah


ukuran lobang laluan udara setelah diisolasi dalam.

c) Isolasi dalam dari ducting adalah fibre glass tebal 1” atau 2” dan dilapisi
dengan glass cloth seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau dari
jenis yang khusus untuk isolasi dalam dimana salah satu sisi dilapisi
dengan black neoprane compound atau dilapisi dengan glass cloth fire
resistant.

d) Isolasi dalam dari plenum sama seperti dengan isolasi dalam dari
ducting, dengan kekecualian tebal isolasi 2” untuk plenum supply dan 1”
untuk plenum return atau seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
5) Wiring

a) Wiring untuk instalasi listrik dan control harus dipasang dalam metal
conduit JIS standard.
b) Wiring diagram hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan peralatan AC
yang bersangkutan.
c) Kabel yang dipasang didalam tanah, jenis NYFGbY harus dipasang
sekurang-kurangnya sedalam 75 cm dengan pasir sebagai alas dan
pelindung, lalu dilindungi dengan batu pelindung sebelum diurug kembali.
d) Pada route kabel, tiap-tiap 50 m dan setiap belokan supaya diberi tanda
adanya galian kabel dan tanda arah kabel.
e) Untuk kabel yang menyeberangi selokan, jalan raya atau instalasi
lainnya, harus dilindungi dengan pipa galvanis.

V - 55
56

f) Ditiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan.


g) Jari-jari pembelokan kabel, hendaknya minimum 15 kali diameter kabel.
h) Menghubungkan kabel pada terminal harus menggunakan “kabel
schoen” harus kabel 25 mm keatas pemasangan “kabel schoen” harus
menggunakan timah pateri lalu di-pres hydraulis.
i) Ukuran-ukuran lebih kecil cukup dengan tang press tangan.
j) Setiap kabel yang menuju terminal peralatan harus dilindungi memakai
metal flexible conduit.
k) Kabel yang dipasang pada dinding luar harus memakai metal conduit
dan diklem rapi ke dinding memakai klem pipa.
l) Kabel-kabel yang digantung pada plat beton harus memakai klem
penggantung dan wire rod yang diramset ke beton.
m) Kabel yang dapat digunakan adalah buatan Kabel metal, Kabelindo dan
Supreme.
n) Semua panel star delta dilengkapi dengan :
• Pilot lamp - red, green, white
• Ampere meter-untuk 3 ph dengan selector phase switch.
• Voltemeter - untuk 3 ph dengan selector phase switch.
• Disconnecting switch untuk remote star stop.

j. Kontrol Kebisingan & Getaran

1) Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan meliputi pengadaan atau fabrikasi dilapangan,


pemasangan dan testing dari semua sarana yang berfungsi dalam peredam
suara/getaran yang ditimbulkan oleh peralatan yang mengeluarkan
suara/getaran baik melalui saluran udara (ducting) udara sekitarnya, pipa
ataupun struktur sehingga tercapai tingkat kebisingan dalam ruang yang
sesuai dengan kriteria perencanaan.

2) Umum

a) Kontraktor harus melengkapi sarana untuk peredam suara/getaran dari


peralatan yang menimbulkan sumber suara/getaran yang berlebihan

V - 56
57

sesuai seperti ditunjukkan pada gambar ataupun mungkin tidak terlihat


pada gambar tapi mutlak diperlukan.

b) Kontraktor harus berkoordinasi dengan Kontraktor lainnya dalam


pelaksanaan agar mencegah terjadinya kontak langsung dengan
instalasi lainnya maupun struktur yang bisa menjadi sumber penyebar
suara/getaran.

c) Kontraktor bertanggung jawab memperbaiki tanpa adanya biaya


tambahan bila dalam pemasangannya sarana tersebut rusak karena
salah dalam pemasangan ataupun pemilihan jenis, maupun ukuran.

d) Kontraktor bertanggung jawab dalam memilih ukuran, type dan jenis


dari sound attenuator (bila ditunjukkan dalam gambar) sehingga
penentuan dynamic insertion loss sesuai dengan kebutuhan demikian
juga dengan isolasi getaran untuk masing-masing peralatan yang akan
dipasang.

Untuk itu Kontraktor harus memberikan data-data kepada Pabrik atau


Supplier baik itu data-data teknis dan kemampuan yang berasal dari
peralatan maupun data-data dari lokasi peralatan dan data-data
struktur.

3) Spesifikasi Teknis

i. Isolasi Dalam Duct (Internal Duct Lining)


1). Isolasi dalam dari duct (Internal Duct Lining) dimaksudkan untuk
menurunkan noise level yang ditimbulkan oleh sumber suara seperti
Fan, AHU, sehingga noise level yang didistribusikan ke ruang-ruang
mencapai kriteria perencanaan.
2). Isolasi dalam dari material fibre glass dengan density 48 kg/m 3.
Permukaan bagian luar isolasi dalam dilapis dengan glass cloth
dengan memakai adhesive pin atau dari jenis yang sisi luarnya
dilapis dengan black neoprene compund.
3). Material isolasi adalah inorganic, non hygroscopie dan
noncombustible.

V - 57
58

ii. Isolasi Luar Duct


Jalur duct supply maupun exhaust yang menuju atau dari area yang
ditempati dimana kemungkinan bisa terjadi noise breakout dan noise
breakin harus diberi isolasi luar tebal 1” dengan density 32 kg/m 3 dan
selanjutnya dilapis aluminium foil.
iii. Ventilasi (Fan)

1). Sound power level sesuai seperti yang ditentukan dan berada pada
batas-batas yang normal, untuk kapasitas dan static pressure yang
ditentukan.
2). Bila dalam pemilihan peralatan, ketentuan tersebut terbukti melebihi
dari rating Sound Power Level (SPL) yang ditentukan atau diminta
maka Kontraktor wajib mengganti type fan terpasang tanpa ada
tambahan biaya.

iv. Isolasi Getaran


1). Peralatan
• Semua peralatan yang menimbulkan getaran harus dinamis
balance antara lain seperti fan dan sejenisnya.
• Semua peralatan yang menimbulkan getaran harus
menggunakan anti vibration spring mounting yang dipasang seri
dengan neoprane pad.
• Pemilihan type, jenis dan static defleksi dari anti vibration
mounting haruslah sesuai dengan jenis peralatan, berat, jumlah
tumpuan, dll.
• Bila terjadi kerusakan karena pemilihan yang tidak benar dari anti
vibration mounting akan menjadi tanggung jawab Kontraktor
tanpa adanya tambahan biaya.

2). Pemipaan
• Semua pipa-pipa yang berhubungan dengan peralatan yang
dilengkapi dengan anti vibrasi dan berada di ruang mesin harus
ditumpu/digantung memakai anti vibrasi spring mounting dan
neoprane pada. Jika tidak dispesifikasi, anti vibrasi ini minim
mempunyai static defleksi 25 mm.

V - 58
59

Minimal 3 penggantung/penunjang pertama dari pipa yang dari/ke


chiller harus dilengkapi dengan anti vibration (spring mounting
dan neoprene)
• Semua penggantung/penunjang pipa baik vertical maupun
horizontal harus dilengkapi dengan neoprene gasket dengan
minimum ketebalan 6 mm.

3). Inertia Concrete Block


• Inertia concrete block terdiri dari coran beton dengan berat
minimum 2 x berat peralatan diatasnya yang diperkuat memakai
besi beton dan rangka besi siku 50x50x5 sekeliling sisi-sisi block.
Penguatan besi beton (reinforced bar) dan rangk menjamin
kekuatan blokc terhadap beban peralatan diatasnya serta
tumpuan dari anti spring vibration.
• Tebal minimum inertia block 150 mm, dengan minimum clearance
75 mm antara bawah inertia block dengan dudukan beton
penyangga.

j. Pekerjaan Lain-lain
1) Pondasi
a) Semua pondasi beton yang diperlukan untuk mesin-mesin pendingin,
kipas angin (fan), motor-motor listrik, panel-panel listrik termasuk
dalam pekerjaan pemborong AC.

b) Pemborong AC harus menyerahkan gambar layout beserta ukuran


pondasi atau ukuran concrete house keeping pad untuk masing-
masing peralatan sebelum dilaksanakan kepada MK untuk diperiksa
dan disetujui.

c) Pondasi peralatan-peralatan lainnya harus mengikuti petunjuk-


petunjuk / pedoman pabrik pembuat peralatan-peralatan tersebut.

d) Termasuk pekerjaan pemborong AC untuk menyediakan inertia


concrete block (seperti ditunjukkan gambar rencana) untuk dipasang
dibawah peralatan yang ditentukan.

V - 59
60

e) Pemborong AC harus menyediakan dan memasang peredam getaran


(vibration eliminators) untuk melindungi, bangunan dari suara berisik
dan getaran yang ditimbulkan oleh mesin-mesin.

f) Pemborong AC harus menyediakan dan memasang (sesuai dengan


gambar rencana, atau gambar kerja yang disetujui) semua dudukan
(support) atau penggantung (hanger) untuk mesin-mesin, alat-alat,
pipa kabel dan duct yang diperlukan.

g) Untuk menyesuaikan dengan kondisi-kondisi setempat, dudukan-


dudukan atau penggantung-penggantung tersebut harus dibuat dari
konstruksi pipa, profil, batang (rod) atau strip sesuai dengan gambar
rencana atau kerja yang disetujui.

h) Semua support yang menumpu pada lantai harus mempunyai pelat-


pelat (flanges) yang kuat pada titik tumpuannya pada lantai.

i) Semua penggantung harus dipasang pada balok atau pada rangka


baja dan harus berkonsultasi dengan MK dan Pemborong Sipil.

j) Pembebanan pada balok atau pelat struktur yang ditimbulkan oleh


dudukan-dudukan atau penggantung tersebut hendaknya dijaga agar
dapat terbagi cukup merata sehingga tidak menimbulkan tegangan-
tegangan yang tidak wajar.

k) Pemborong AC harus menjamin bahwa instalasi yang dipasangnya


tidak akan menyebabkan penerusan suara dan getaran (vibration &
noise transmission) kedalam ruangan-ruangan yang dihuni.

l) Dalam hal ini dilakukan oleh ahli atau tenaga ahli yang ditunjuk.

m) Pemborong harus bertanggung jawab atas modifikasi-modifikasi yang


perlu untuk memenuhi syarat tersebut.

V - 60
61

2) Pengecatan
Untuk penggantungan/penyangga setelah dicat dasar harus dicat dengan
cat aluminium.

k. Testing Adjusting dan Balancing


1) Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan ini adalah pelaksanaan testing, adjusting dan balancing


untuk seluruh sistem tata udara dan ventilasi mekanis sehingga didapatkan
besaran-besaran pengukuran yang sesuai seperti yang terlihat dalam
gambar-gambar rencana sehingga sistem betul-betul dapat berfungsi
dengan baik dan sesuai dengan rencana.

2) Umum

Pelaksanaan TAB (Testing Adjusting & Balancing) secara mendasar


maksimal harus mengikuti standard petunjuk NEBB, ASHRAE & SMACNA
dengan menggunakan peralatan-peralatan ukur yang memenuhi untuk
pelaksanaan TAB tersebut.

3) Peralatan Ukur

Minimal peralatan ukur seperti dibawah ini harus dimiliki oleh Kontraktor
yang bersangkutan antara lain :

a) Pengukuran laju aliran udara


• Pitot Tube dengan inclined manometer pada ducting.
• Anemometer dan sejenisnya.
• Hood untuk mengukur udara pada diffuser

b) Pengukuran tenperatur udara/air


• Sling psychrometic
• Thermometer
c) Pengukuran putaran (rpm)
• Tachometer atau sejenisnya

V - 61
62

d) Pengukuran listrik
• Voltmeter
• Ampermeter/ampertang
e) Pengukuran tekanan
• Barometer /pressure gauge

f) Pengukuran laju aliran air (portable field flow meter)


• Tool (alat-alat kerja) yang diperlukan dalam merubah setting/
kedudukan dari peralatan balancing.

4) Pelaksanaan TAB
a) Secara detail TAB harus dilaksanakan terhadap seluruh sistem dan
bagian-bagiannya, sehingga didapatkan besaran-besaran pengukuran
yang sesuai atau mendekati besaran-besaran yang ditentukan dalam
rencana.

b) Dalam pelaksanaan TAB, disamping pengukuran yang dilakukan


terhadap besaran-besaran yang ditentukan dalam desain, juga
diwajibkan melaksanakan pengukuran terhadap besaran-besaran yang
tidak tercantum dalam gambar rencana, tapi besaran ini sangat
diperlukan dalam penentuan kondisi dan kemampuan peralatan dan
juga sebagai data-data yang diperlukan bagi pihak Maintenance dan
Operation.

c) Semua pelaksanaan TAB maupun pengukuran-pengukuran terhadap


besaran-besaran lainnya yang tidak tercantum dalam gambar rencana
harus dituangkan dalam suatu laporan yang bentuknya/formnya sudah
disetujui oleh Konsultan MK.

d) Pelaksanaan TAB dilakukan oleh tenaga engineer yang betul-betul


sudah berpengalaman dalam pelaksanaan TAB ini.

e) Dalam pelaksanaan TAB, harus selalu didampingi oleh tenaga


Konsultan MK, dimana hasil-hasil pengukuran dan pengamatan yang
dilakukan juga disaksikan oleh Konsultan MK tersebut dan dalam
laporannya ikut menandatangani.
V - 62
63

f) Sebelum melaksanakan TAB, Kontraktor harus membuat suatu rencana


kerja, mengenai prosedur pelaksanaan TAB untuk masing-masing
bagian pekerjaan, dan prosedur ini agar dibicarakan dengan pihak MK
untuk mendapatkan persetujuannya.

g) Sebelum melaksanakan TAB, Kontraktor sudah harus menyiapkan


suatu bentuk formulir (format) untuk masing-masing jenis pengukuran
yang berisi item-item yang akan dilakukan untuk masing-masing sistem
yang akan dilakukan pengetesan/pengukuran.

5) Balancing System Distribusi Udara


Prosedur Testing dan Adjusting

a) Test dan disesuaikan putaran blower sesuai kebutuhan design.


b) Test dan catat motorfull load amper.
c) Lakukan pengukuran dengan pitot tube (tube traverse) untuk
mendapatkan cfm dan fan sesuai design. Lokasi titik pengukuran
harus berada pada jarak yang memungkinkan.
d) Test dan catat static pressure pada inlet dan outlet dari fan.
e) Test dan disesuaikan cfm untuk sirkulasi udara.
f) Test dan disesuaikan kebutuhan udara luar untuk masing-masing
Indoor Unit
g) Test dan catat temp. db dan wb dari udara masuk dan keluar dari coil
dan yang keluar sesudah fan.
h) Ukur dan sesuaikan cfm yang dibutuhkan pada semua cabang-cabang
utama.
i) Ukur dan sesuaikan kebutuhan cfm supply dan cfm return masing-
masing ruang di diffuser ataupun grille return dalam batas-batas
toleransi yang diizinkan dengan memakai alat ukur Hood dan
Anemometer.
j) Identifikasi ukuran, type, masing-masing performance dari jenis
diffuser untuk merek yang digunakan.

6) Balancing System Aliran Air ( Tidak diperlukan karena hanya AC Cassette


dan AC Wall Mounted ).

V - 63
64

Prosedur Testing dan Balancing


i. Tahap 1
1). Buka semua katup-katup pada posisi membuka penuh, termasuk
katup-katup yang berada disekitar cooling coil.
2). Periksa semua pembuangan udara (air vent) yang terdapat pada
circuit apakah masih ada udara yang terperangkap dalam sistem.
3). Periksa apakah ada sistem circuit yang pemipaannya mungkin bisa
menyebabkan terperangkapnya udara, dan jika ada agar dipasang
air vent.
4). Set semua temperatur kontrol sehingga cooling coil akan bekerja
pula beban penuh (dalam arti kata katup kontrol akan membuka
penuh).
5). Sebelum sistem balancing dari aliran udara ini dilaksanakan aliran
udara sebelumnya sudah dibalancing dengan cormat.

ii. Tahap 2
Setelah tahap 1 dilakukan secara lengkap, lanjutkan tindakan sebagai
berikut :
1). Sesudah melakukan penyesuaian-penyesuaian pada cooling coil,
lakukan penyesuaian kembali bila diperlukan.
2). Periksa dan catat keadaan-keadaan berikut pada masing-masing
cooling coil seperti :
* Temperatur udara masuk dan keluar cooling coil.
* Pressure drop pada masing-masing coil.

7) Laporan TAB

Kontraktor harus membukukan laporan hasil testing adjusting dan


balancing (TAB) serta pengukuran ini,dalam suatu buku yang berisi
masing-masing laporan pengetesan berupa suatu bentuk format yang
tertata baik yang isinya detail dan jelas. Isi laporan ini harus diketahui oleh
Petugas MK yang mendampingi Kontraktor M&E selama TAB.

V - 64
65

Pasal 7
SPESIFIKASI TEKNIK INSTALASI LISTRIK

a. Uraian Persyaratan Dan Peraturan Umum


1). Uraian pesyaratan ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan
cara pemasangan instalasi listrik dan penangkal petir, meliputi pekerjaan
secara lengkap dan sempurna mulai dari penyediaan bahan sampai di
site, upah pemasangan, penyimpanan, transportasi, pengujian,
pemeliharaan dan jaminan.

2). Dalam melaksanakan instalasi ini, Penyedia Jasa harus mengikuti semua
persyaratan yang ada seperti :
a). Persyaratan umum instalasi listrik 2000
b). VDE, ISO, BS, LMK, Perda dan lain-lain

3). Pemborong harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang
tercantum dalam :
a). Persyaratan umum
b). Spesifikasi teknis
c). Gambar rencana
d). Berita acara anwijizing

4). Sumber daya listrik bersumber dari Perusahaan Umum Listrik Negara dan
Diesel Generator Set bilamana daya dari PLN mengalami gangguan.

5). Fasilitas intalasi listrik tersebut digunakan untuk :


a). Penerangan dalam dan luar bangunan
b). Penerangan halaman / jalan
c). Stop kontak biasa
d). Pompa air bersih
e). Air conditioning dan exhaust fan ventilating
f). Pompa kebakaran
g). Peralatan-peralatan lain

6). Persyaratan pemborong listrik


a). Harus berdomisili di Jakarta (Jabotabek)

V - 65
66

b). Harus mempunyai SIKA-PLN golongan C yang masih berlaku


c). Harus dapat disetujui oleh pemberi tugas / direksi

7). Semua intalasi menerangan dan stop kontak menggunakan sistem


3 core dimana core yang ketiga merupakan jaringan pertanahan disatukan
ke panel listrik

8). Semua panel listrik harus diberi pentanahan dengan kawat BC atau core
ke 5 dari toevour yang digunakan

9). Semua pipa dari bahan metal yang terpasang dalam tanah harus diberi
pelindung anti karat.

10). Semua pipa intalasi diluar cor-coran pelat beton dan yang tidak tertanam
dalam tanah harus diberi maker dengan warna yang akan dientukan
kemudian pada ujung-ujung pipa atau kabel dan setiap jarak 10 meter.

11). Sistem tegangan listrik 380 volt – 3 fasa – 50 Hz atau 220 volt – 1 fasa –
50 Hz.

b. Lingkup Pekerjaan Listrik

Secara garis besar lingkup pekerjaan listrik adalah seperti yang tertera
spesifikasi ini, namun Penyedia Jasa tetap diwajibkan untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai yang tertera didalam gambar-gmbar perencanaan dan
dokumen tambahan seperti yang tertera didalam berita acara rapat penjelasan
lelang (Anwijzing)

1). Melaksanakan
Seluruh intalasi penerangan & stop kontak dalam bangunan.

2). Menyediakan dan memasang :


a). Panel SDP sementara
b). Seluruh panel penerangan dan stop kontak
c). Seluruh panel peralatan

V - 66
67

3). Menyediakan dan memasang : Semua armature lampu

4). Membantu menyiapkan dokumen untuk pengurusan permintaan daya


listrik dan proses penyambungan daya listrik dengan pihak PLN sehingga
dapat digunakan oleh pemilik bangunan

5). Membuat gambar kerja (shop drawing) dan menyerahkan gambar as-built

6). Melakukan pengetesan

7). Menyerahkan surat pernyataan jaminan intalasi listrik

8). Melaksanakan pemeliharan dan jaminan

9). Memasang nama-nama panel dan hubungan circuit breaker berupa tulisan
yang jelas dari bahan yang tahan lama

10). Melaksanakan pemeliharaan selama 1 (satu) tahun dan memberikan


jaminan peralatan selama 1 (satu) tahun. Sejak seluruh sistem yang
terpasang didalam bangunan berfungsi dengan baik

c.Persyaratan Umum Bahan Dan Peralatan

1). Syarat-syarat Dasar


a). Semua bahan atau peralatan harus baru dalam arti bukan barang
bekas atau hasil perbaikan
b). Material atau peralatan harus mempunyai kapasitas atau rating yang
cukup
c). Harus sesuai dengan spesifikasi / persyaratan
d). Kapasitas yang tercantum dalam gambar atau spesifikasi adalah
minimum Penyedia Jasa boleh memilih kapasitas yang lebih besar
dari yang diminta dengan syarat :
- Tidak menyebabkan sistem menjadi lebih sulit
- Tidak menyebabkan pertambahan bahan
- Tidak meminta pertambahan ruang
- Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya

V - 67
68

- Tidak menurunkan mutu


2). Syarat-syarat Fisik
a). Semua bahan atau peralatan dari kualifikasi atau tipe yang sama,
diminta merek atau dibuat oleh pabrik yang sama
b). Dalam setiap hal, suatu bagian atau suku-suku dari peralatan yang
jumlahnya jelas ditentukan, maka jumlah tersebut harus tetap
lengkap setiap kali peralatan tersebut diperlukan, sehingga
merupakan unit yang lengkap
c). Apabila suatu bahan atau peralatan disebutkan pabrik pembuatnya
atau mereknya, hal ini dimaksud untuk mengikat mutu, tipe
perencanaan dan karakteristiknya

d. Spesifikasi Teknis Bahan Dan Peralatan

1). Listrik
a). Kabel penerangan dan power
- Kelas tegangan 1000 volt dan 600 / 1000 volt
- Inti penghantar tembaga
- Isolasi PVC, sheated dan lain-lain
- Jumlah inti satu atau banyak
- Jenis kabel : NY, NYM, NYY, NYFGBY, BC dan lain-lain sesuai
gambar rencana
- Produksi dalam negeri diantara merk 4 besar
- Standar PLN / LMK dan SII

b). Kabel Tahan Api


- Standard IEC – 331
- Tahan terhadap api minimum 3 jam pada suhu 750oC
- Sifat : low smoke emission, non toxic effect, mudah dipasang
tanpa alat bantu khusus
- Isolasi : Mineral fire proof layer sheated

2). Pipa dan Fitting


a). Seluruh pengkabelan untuk penerangan, stop kontak dan fan
dilaksanakan dalam pipa dan fitting-fitting High Impact Conduit PVC

V - 68
69

merk Clipsal atau EGA untuk dalam bangunan kecuali untuk feeder
dan NYY tanpa pipa galvanis kelas light.
b). Sparing pipa menggunakan pipa menggunakan pipa Galvanis yang
ukurannya 2 tingkat di atas pipa instalasi.
c). Penyambungan dari jalur instalasi ke armateur lampu menggunakan
pipa fleksible jenis PVC merk EGA atu clipsal.
d). Semua teknik pelaksanaan yaitu percabangan, pembelokan,
pengetapan dan sebagainya harus menggunakan fitting-fitting yang
sesuai, yaitu socket, elbow, T-doos, cross-doos, terminal 3 M/Panduit
e). Semua pipa yang tidak dalam cor-coran atau tertanam dalam tanah
harus diberi marker dengan warna merah pada ujung-ujung pipa dan
kabel setiap jarak 10 m.

3). Saklar dan Stop Kontak


a). Saklar dari produksi ex. Clipsal, MK, Legrand, Merten, ABB type
standard warna putih. Mekanisme saklar bentuk persegi dengan ratin
13 A – 250 volt dengan warna dasar putih, jenis pasangan
recessmounted. Dalam supply skalar harus lengkap dengan box
tempat dudukannya dari bahan metal.
b). Stop kontak dari produksi ex. Clipsal, MK, Legrand, Merten, ABB type
standard warna putih. Stop kontak biasa dengan rating 13 A – 250
Volt. 2 katub ditambah 1 untuk pentanahan. Stok kontak tenaga
dengan rating 16 A – 250 Volt. 2 katub ditambah 1 untuk pentanahan.
Dalam supply stop kentak harus lengkap dengan box dudukannya
dari bahan metal jenis pasangan recesemounted.

4). Armature Lampu


a). TL Balok 1 x 18 watt (TL batten)
- Bahan kotak lampu dari sheet steel tebal 0,7 mm
- Cat dasar anti karat, dengan finish cat bakar warna broken white
- Ballast : Philips, Vosloh Swabe, ATCO
- Ballast 40 watt, 220 volt, 50 Hz dengan losses tidak boleh lebih
besar dari 6,5 watt (low losses)
- Fitting dan Starter holder Philips, type H04, Vossloh
- Tabung TL 18 watt, 36 watt merk Philips, diameter 25 mm, warna
84

V - 69
70

- Terminal grounding pada kotak lampu jenis fleksible 1 mm2


- Tiap tube dengan trafo (ballast)
- Starter Philips 20 & 40 watt

b). Fixture Lamp TKI 2 x 36 watt + Reflector


- Idem TL Balok 1 x 36 watt
- Reflektor lampu dari sheet steel painted tebal 0,7 mm (Spesifikasi
komponen sama dengan di atas)
c). Lampu baret 20 W

d). Lampu Downlight isi PLC 1 x 18 watt


- Kotak lampu bentuk bulat ukuran diameter 20 cm
- Steel body, reflektor aluminium & box koneksi dari polyamide
- Cat luar putih
- Bola lampu PLC 18 watt

e). Semua jenis bentuk lampu yang terdapat dalam gambar harus
terlebih dahulu mendapat persetujuan dari pihak Pemberi Tugas dan
Direksi sebelum pengadaan danpemasangan
Proses pembuatan rumah lampu (armature) adalah sebagai berikut :
sebelum rumah lampu di cat, harus dibersihkan terlebih dahulu
dengan proses greasing, baru diberi anti karat dengan sistem
pretreatment phospating minimal menggunakan zinchromate.

5). Panel Listrik

Terdiri atas :
a). Panel Utama PUTR
Berfungsi untuk menerima daya listrik dari Transformator sisi
tegangan rendah. Main breaker dan branch breaker menggunakan
ACB dan MCCB sebagai pengaman sesuai gambar rencana.

Umum
- Tegangan kerja : 380 Volt – 3 fase – 50 Hz
- Interupting capacity untuk main breaker dan cabang-cabangnya
minimal 10 kA

V - 70
71

- Jenis panel indoor frestanding lengkap dengan pintu


- Lalu lintas kabel : * masuk dari bawah
* keluar dari atas
- Gambar detail harus dibuat oleh Penyedia Jasa dan disetujui
oleh Direksi sebelum pembuatan
- Standard konstruksi dan ketebalan plat mengikuti standard Nobi

Pemutusan Daya
- Rated breaking capacity pada 380 volt – 3 fase tidak kurang dari
26 kA
- Breaker jenis MCCB
- Release harus mengandung :
❖ Thermal overload release
❖ Mgnetic short circuit release (mempunyai sistem range)
❖ Under voltage & over voltage release khusus untuk main
breaker dari transformaer & genset dengan motor dan
mechanism
❖ Erth fult protection

Rumah panel dan busbar


- Ukuran rumah panel harus dapat mencakup semua peralatan
dengan penempatan yang cukup secara elektris dan fisik
- Pasangan semua komponen harus dapat dicapai dari bagian
depan dengan mudah tanpa pintu terkunci
- Rumah panel dari besi pelat dengan tebal tidak kurang dari
2 mm
- Semua permukaan pelat baja sebelum dicat harus mendapat
pengolahan pembersihan sejenis “phospatizing treatment” atau
senilai
- Ruang pencapaian harus cukup untuk memudahkan kerja
- Label-label tterbuat dari bahan trafolite yang tersusun berlapis
putih hitam putih dan digravir sesuai kebutuhan dalam bahasa
Indonesia
- Bukaan ventilasi dari bagian sisi panel
- Semua pengabelan didalam panel harus rapih terdiri atas kabel-
kabel berwarna, mudah diusut dan sudah dalam pemeliharaan

V - 71
72

Busbar dan teknik penyambungan harus menurut PUIL dan DIN.


Bahan dari tembaga yang berdaya hantar tinggi, bentuk persegi
panjng dipasang pada pole-pole isolator dengan kekuatan dan
jarak sesuai ketentuan untuk menahan tekanan-tekanan elektris
dan mekanis pada label hubung singkat.
- Busbar dalam panel hahrus disusun sebaik-baiknya sampai
semua terminal kabel atau bar lainnya tidak menyebabkan
lekukan yang tidak wajar
- Busbar harus dicat secara standar untuk membedakan fasa-
fasanya
- Batang penghubung antara busbar dengan breaker harus
mempunyai penampang yang cukup dengan rating harus tidak
kurang dari 125% dari rating breaker.
- Pada sambungan-sambungan busbar harus diberi bahan
pelindung (Tinned)
- Ujung kabel harus memakai sepatu kabel dari bahan tembaga
Instrumen dan peralatan penunjuk lainnya
- Ammeter AC
❖ Jenis moving iron, range 600 volt, sudut 900o, kelas 2,5
hubungan langsung
❖ Rangkaian memakai fuse
❖ Bentuk persegi empat pasangan masuk
❖ Selector switch dapat mengukur : - fase / fasa
- fase / fasa
- Ammeter AC
❖ Jenis moving iron, range sesuai kebutuhan 90o hubungan
langsung dengan trafo arus kelas 2,5
❖ Bentuk persegi empat, pasangan masuk

- Lampu pilot
- kW meter
- kWh meter lengkap current transformer
- Frekuensi meter

b). Panel Pembagi


Persyaratan Umum

V - 72
73

- Type breaker main dan branch breaker sesuai gambar rencana


terdiri atas MCCB dan MCB

Persyaratan Pembuatan
- Badan panel dari sheet steel dengan ketebalan minimal 2 mm
- Persyaratan anti karat dan pengecetan luar 2 kali seperti panel
utama
- Type panel indoor untuk yang terletak dalam ruang dan type
panel outdoor untuk yang diluar ruang
- Jenis panel freestanding dan surface mounted dengan pintu
terkunci
- Pentanhan harus mempunyai bar bagi fasilitas pentanahan
peralatan
- Busbar dari bahan tembaga dengna kapasitas tidak boleh
kurang dari kabel feeder yang masuk, boleh telanjang asal
dipasang secara kuat dan aman
- Jarak-jarak bar antara yang ktif dan antara aktif dan tidak aktif
sesuai PUIL
- Breaking capacity sesuai dengan gambar
6). Material Pentanahan
- Pentanahan sistem intalasi listrik menggunakan sistem pembumian
netral pengaman (PN) menurut PUIL 2000
- Penggunaan kawat netral atau pentanahan menurut pasal 3.16-1 &
16-2.2, tbel 3.16-1 luas penampang minimum penghantar proteksi

Luas penampang penghantar fase Luas penampang minimum


intalasi S penghantar proteksi yang berkaitan
2
mm Sp mm2
S < 16 S
16 < S < 35 16
S > 35 S/2

Penghantar netral harus mempunyai luas penampang yang sama seperti


penghantar fase :
a). Pada sirkit fase tunggal du kawat

V - 73
74

b). Pada sirkit fase banyak dan fase tunggal tiga kawat, jika ukuran
penghantar fase lebih kecil dari atau sama dengan 16 mm2
tembaga atau 25 mm2 aluminium

e. Persyaratan Pemasangan
1). Persyaratan Instalasi dan Peralatan

a). Penyedia Jasa harus meneliti semua dimensi-dimensi secepatnya


sesudah mendapat Surat Perintah Kerja (SPK). Ajukan usul-usul
kepada Pemeri Tugas, apa yang perlu dirubah atau diatur kembali
agar semua instalasi dan peralatan dalam sistem dapat
ditempatkan dan bekerja sebaik-baiknya.
- Sebelum melakukan pemasangan bahan dan peralatan,
lakukanlah pengukuran, meneliti peil-peil dalam proyek
menurut keadaan sebenarnya.
- Apabila ada perbedaan antara pengukuran di lapangan, ajukan
data-data kepada Direksi.
b). Penyedia Jasa harus membuat gambar kerja yang memuat
gambar denah, potongan dan detail sesuai dengan keadaan
sebenarnya di lapangan, dengan mendpat persetujuan dari Direksi.
c). Penyedia Jasa harus berkonsultasi dengan Penyedia Jasa lain,
sehingga pemasangan instalasi dan peralatan dapat dilakukan
tanpa terjadi tabrakan.
d). Semua bahan instalasi dan peralatan sebelum dibeli, dipesan,
masuk site atau dipasang harus mendapat persetujuan dari
Pemberi Tugas/Direksi.

2). Pemasangan Instalasi dan Peralatan


a). Pada daerah langit-langit tanpa plafond instalasi terpasang dalam
cor-coran pelat beton pelindung pipa lengkap fitting-fittingnya.
b). Pada daerah langit-langit dengan plafond instalasi terpasang
sebagai berikut :
Untuk 1 dan 2 jalur kabel saja, instalasi diklem kepelat beton atau
diklem ke hanger besi pelat.
c). Semua instalasi feeder dalam bangunan tidak menggunakan pipa
pelindung.

V - 74
75

d). Dibawah plafond atau langit-langit instalasi terpasang sebagai


berikut :
Untuk sakelar dan stopkontak instalasi terpasang recessmounted
kekolom atau tembok. Sakelar terpasang 150 cm diatas lantai
finish dan stopkontak setinggi 30 cm diatas lantai kecuali peralatan
tertentu.
e). Dalam shaft riser instalasi feeder terpasang dan diklem ke rak
kabel shaft riser setiap jarak 150 cm tanpa pipa.
f). Di halaman instalasi terpasang sebagai berikut :
feeder dan instalasi lampu halaman terpasang minimal 60 cm di
bawah permukaan tanah dengan memakai pelindung pipa galvanis
untuk yang melintas jalan.
g). Penyambungan dalam doos-doos percabangan memakai
pelindung terminal 3 M puntir kemudian doos tersebut ditutup.
h). Akhir dari instalasi exhaust fan berupa stop kontak 1 fasa atau 3
fasa.
i). Semua pipa instalasi di plafond, dilangit-langit dan di shaft harus
diberi marker setiap jarak 10 m dengan warna sbb :
- Pipa Penerangan dan stop kontak putih, tanpa marker (pipa
standard)
- Pipa Telepon biru
j). Ramset/Dynabolt atau fisherplug harus terpasang ke plat beton
denga kokoh
k). Kelos kayu kamer harus terpasang ke plat beton
l). Pemasangan angkur harus dikerjakan sebelum pengecoran dan
diikat ke besi beton. Dapat juga dilakukan dengan tembakan
ramset atau fisherplug
m). Rackriser atau rak kabel atau cable tray bersama penggantung di
mur baut ke angkur
n). Setiap belokan kabel terutama feeder yang besar harus
diperhatikan radiusnya, minimal R = 30 D
Dimana D adalah diameter kabel
o). Tidak diperkenankan melakukan penyadapan atau penyambungan
di tengah jalan kecuali pada tempat penyambungan
p). Terminasi kabel harus selalu menggunakan sepatu kabel

V - 75
76

3). Pentanahan
Semua instalasi, peralatan dan panel-panel listrik harus diberi
pentanahan sebagai berikut :
a). Pentanahan Sistem
Yang dimaksud dengan pentanahan sistem adalah pentanahan
kawat netral (Mp), yang harus ditanahkan adalah titik netral
Grounding Electroda berupa pentanahan buatan dari pantekan
batangan tembaga masip 1”, sehingga diperoleh tanah lebih kecil
dari 2 ohm
b). Pentanahan Badan Peralatan dilakuakn sebagai berikut :
- Untuk pentanahan sistem dimana penampang kawat fasanya
lebih besar atau sama dengan 16 mm2 dilakukan pentanahan
ke kawat netral (Mp)
Kawat penghubung antara badan dengan tanah (Mp) diberi
kode SL
Sistem pentanahan ini mempunyai sifat Mp = SL
Busbar dalam panel hanya 4
- Untuk sistem dimana penampang kawat fasa lebih kecil dari 16
mm2 dianut pentanahan ke kawat pengaman SL
Pada panel ini keluar 2 kawat pentanahan yaitu Mp dan SL
Jumlah Busbar 5 buah atau berarti sistem 3 fasa punya kawat
5 inti

V - 76
77

Pasal 8
SPESIFIKASI TEKNIS INSTALASI TEGANGAN MENENGAH

a.Umum

1) Uraian dan syarat-syarat ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan
cara pemasangn transformator daya, peralatan trafo dan pengabelan tegangan
menengah beserta alat bantu sehingga dapat bekerja sempurna sebagai
pembangkit, mulai dari penyediaan bahan sampai di site, upah pemasangan,
penyimpanan, transportasi, pengetesan supervisi, pemeliharaan dan memberi
jaminan.

2) Pembangunan Gedung BIN Daerah Riau.

3) Peraturan-peraturan atau code kontraktor harus mematuhi / mengikuti


peraturan-peratran pemasangan yang berlaku serta berbagai prosedur
perizinan dari instansi-instansi yang ada
Peraturan dari instansi tersebut antara lain aalah :
a)PUIL 2000
b)VDE
c)LMK
Apabila kontraktor mendapatkan gambar atau spesifikasi bertentangan dengan
peraturan-peraturan tersebut agar segera memberi usulan perubahan kepada
pemberi tugas.

4) Persyaratan Kontraktor
a)Harus dikenal oleh Pemberi Tugas / Perencana
b)Harus mempunyai SIKA-PLN golongan c yang masih berlaku
c)Harus disetujui oleh Pemberi Tugas / Perencana

5) Persyaratan merk trafo daya dan peralatan


a)Harus mempunyai keagenan di Indonesia dengan surat penunjukan dari
pabrik
b)Harus disetujui oleh Pemberi Tugas

V - 77
78

6) Transformator daya dan kubikel tegangan menengah serta ruang trafo harus
diberi pertanahan dengan tahanan tanah tidak boleh lebih besar dari 2 ohm

b.Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang termasuk di dalam tugas dan tanggung jawab kontraktor adalah
pemasangan peralatan trafo daya lengkap alat bantu. Pemasangan panel utama
tegangan menengah (PUTM) dan instalasi pengabelan tegangan menengah mulai
dari cubicle TM sampai dengan sisi sekunder trafo daya.

1)Menyediakan dan memasang jaringan tegangan menengah


a)Dari gardu PLN (outgoing TM) ke kubikel tegangan menengah incoming TM
(Incoming cubicle) pemberi tugas termasuk terminasi disisi pemberi tugas
b)Dari kubikel outgoing PUTM kesisi primer trafo daya. Pekerjaan-pekerjaan
tersebut harus sudah termasuk peralatan sealing di incoming / outgoing
cubicle TM & sisi primer trafo daya peralatan bantu serta peralatan
penyambungan pada sisi sekunder trafo daya

2) Memasang kubikel tegangan menengah (PUTM) incoming dan outgoing


cubicle.

3) Melaksanakan pentanahan peralatan trafo daya, kubikel tegangan menengah,


cable tray, pintu dan jalusi besi serta pentanahan titik bintang pada sisi
sekunder trafo daya lengkap dengan pentanahan ruangan.

4) Menyediakan dan memasang trafo daya lengkap bas plate dan alat bantu.

5) Melakukan pengetesan (dipabrik) .

6) Membuat gambar kerja dan menyerahkan shop drawing dan as-built drawing
sebanyak masing-masing 4 (empat) set.

7) Menyerahkan sertifikat LMK atau PLN.

8) Menyerahkan operation dan maintenance manual 3 (tiga) copy selambat-


lambatnya ada saat serah terima pertama.

V - 78
79

9) Melakukan pemeliharaan selama 6 (enam) bulan dan memberi jaminan selama


1 (satu) tahun.

c.Persyaratan Umum dan Peralatan

1)Syarat-syarat Dasar
a)Semua bahan dan peralatan harus baru dalam arti bukan barang bekas
b)Bahan atau material harus mempunyai kapasitas atau rating cukup dan
dalam pemilihannya harus efisien / ekonomis serta tidak berlebihan
c)Harus sesuai dengan persyaratan RKS atau gambar
d)Dalam hal ukuran fisik harus cukup dan meminta ruangan lebih besar dari
pada yang telah disediakan. Kecukupan dalam arti telah termasuk segala
peralatan yang perlu untuk operasi sampai jalan sempurna
e)Kapasitas yang tercantum baik dalam gambar atau spesifikasi merupakan
kapasitas minimum
f)Penyesuaian dalam pemilihan boleh dilakukan kontraktor dengan syarat
sebagai berikut :
g)Tidak menyebabkan pertambahan peralatan
h)Sistem tidak menjadi lebih sulit
i)Tidak meminta pertambahan ruang
j)Tidak menyebabkan pertambahan biaya operasi dan pemeliharaan
k)Tidak menurunkan mutu

2)Syarat-syarat Fisik
a)Bahan atau peralatan dari klasifikasi atau type yang sama, diminta merek
atau dibuat oleh pabrik yang sama
b)Apabila suatu unit peralatan terdiri dari bagian-bagian komponen, maka
seluruh bagian-bagiannya sebaiknya dari merk yang sama untuk
mengihindarkan kesulitan maintenance dan menjaga mutu karakteristik

d.Spesifikasi Teknik Bahan dan Peralatan

Jenis dan mutu material serta alat-alat yang akan digunakan adalah sebagai berikut
:
1)Kabel Teganan Menengah
V - 79
80

Jenis multicore atau single core inti tembaga sesuai gambar


XLPE cable 20 kV type N2XSY dan N2XSEbY untuk 1 x 95 mm 2 an 3 x 120
mm2
2)Sealing ens sesuai jenis dan kelas tegangan kabel

e.Spesifikasi Panel Tegangan Menengah

1)Karateristik Switchgear :
a)Type: Indoor
b)Tegangan nominal : 24 kV
c)Tegangan kerja : 20 kV
d)Jumlah fase : 3
e)Frekwensi : 50 Hz
f)Tegangan uji isolasi: 50 kV / menit
g)Tegangan implus (BIL) : 125 kV
h)Arus nominal busbar : 400 A
i)Kapasitas hubung singkat busbar : 14,5 kA / detik
j)Tegangan kontrol : 24 VDC
k)Suhu ruang maximum : 40 deg. C
l)Kelembaban relatif maximum : 90 %

Konstruksi
Konstruksi panel terbuat dari lembaran baja dengan ketebalan minimum 2 mm
untuk penggunaan didalam gedung (Indoor). Panel dibuat mengikuti standar
persyaratan yang disebutkan pada paragraf 1.03.0. Semua alat-alat ukur, relay
pengaman, peralatan kontrol dan terminal ditempatkan didalam box tegangan
rendah yang terletak pada bagian atas panel tegangan menengah. Busbar
tembaga diisolasi dan diatur satu atas yang lainnya dibagian belakang panel
disangga oleh isolator yang terbuat dari bahan cast-resin.

2)Syarat-syarat Pembuatan

Switchgear harus dibuat demikian rupa sehingga cara penyerasian sistem


pengamanan dan perawatan mudah. Sistem operasi switchgear harus dapat
dilakukan dengan satu gerakan dengan sebuah handle mekanis maupun push
button.

V - 80
81

3)Komposisi Panel Switchear (Metl Enclosure Construction)


a)Komposisi panel terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut :
b)Ruang busbar yang dilengkapi penutup yang dapat dilepaskan dengan mur /
skrup setelah switchgear dimatikan
c)Ruangan peralatan dilengkapi dengan seluruh handle pembuka peralatan,
sehingga peralatan hanya dapat dibuka bila bagian dalam ruangan
tersebut telah mati atau terputus dari sumber tegangan. Bagian muka dari
panel dilengkapi dengan lubang / jendela untuk mengamati posisi alat-alat
didalamnya kabel incoming lewat bawah dan kabel outgoing lewat bawah
d)Penyangga kabel untuk incoming dan outgoing dan lembaran baja yang
dapat dilepaskan untuk koneksi cable gland.

4)Peralatan Panel Utama (PUTM)


a)Incoming & Outgong Cubicle
Tiap kubikel panel tegangan menengah dilengkapi dengan peralatan-
peralatan sebagai berikut :
• 630 ampere busbar chamber
• Busbar harus dicat sesuai code warna dalam PUIL 2000
• Phase: merah, kuning, hitam
• Ground: hijau-kuning
b)Incoming Cubicle
• LBS SP 630 A, 20 kV, 14,5 kA + Earthing switch, door interlock
• Capacity voltage indicator
• MCB 1P6A, 8 kA
• Thermostat + heater AC 220 V, 50 watt
• Lightning

c)Outgoing Cubicle
• LBS SP 630 A, 20 kV, 14,5 kA + Earthing switch, door interlock +
Shunt trip + Aux switch
• Fuse link 100 A, 20kV
• Capacity voltage indicator
• Meter Arus (AM) & Trafo Arus (CT)
V - 81
82

• MCB 1P 6A, 8 kA
• Thermostat + Heater AC 220 V, 50 watt
• Free standing (metal enclosure)

5)Pad Locking
Pad locking harus disesuaikan untuk Switch pembumian dalam keadaan
terbuka dan tertutup Load Break switch dalam keadaan terbuka.

a)Switchgear Tegangan menengah


Switchgear Tegangan menengah terdiri dari rumah, panel, busbar high
voltage, earthingswitch dan lain-lain harus memenuhi spesifikasi sebagai
berikut :
• Rumah Panel Lengkap
• Produksi lokal dengan ukuran standar yang memenuhi persyaratan
VDE, ISO, IEC dan lain-lain.
• Jenis metal-enclosed dengan tebal minimal 2,4 mm.
• Buka tutup pintu depan memakai kunci yang dihubungkan interlock ke
pemutus arus.
• Jenis pasangan switchgear tetap dengan single busbar.
• Tahanan isolasi 20 N atau 20 S – Peak withstand current 36 KA/20kV.
• Busbar current 1.250 A.
• Untuk jenis kubikel yang dipilih harus disertakan gambar kerja.
• Busbar
• Jenis single bar
• Rated capacity 1.250 A
• Bentuk persegi panjang
• Bahan tembaga
• Pada sisi outgoing cubicle harus ada shunt trip untuk diihubungkan
dengan kabel ke pengaman dari tranformer, sehingga apabila terjadi
gangguan di trafo, switch atau CB akan trip.
• Dilengkapi dengan heater.
b)Transformator Daya
Data-data teknis adalah sebagai berikut :
• Step-down transformator

V - 82
83

• Jumlah : 3 unit
• Jenis trafo : oil immersed, radiator type
• Power rating : 800 kVA
• Sisi tegangan primer : 20 kV, 3 ohm, pakai elastimold
• Sisi sekunder : 400 volt – 3 fase
• Tapping sisi tegangan
menengah: + 2,5 + 5 %
• Group vektor : dyn 5, impedansi 6%
• Frequensi : 50 Hz
• Temperatur keliling : 40 deg. C
• Derajat pengaman : IP-10
• Pendingin: ONAN
• Insulation class : Standar pabrik
• Material koduktor : Tembaga
• Pengaman : DGPT2 atau setara yang lebih baik
• Accessories: Thermometer  10 cm, name plate, roda, lifting plug,
terminal grounding conservator

c)Pekerjaan lain
• Besi pelat sebagai pengikat
• Angkur
• Base plate (plat baja) untuk kaki trafo

d)Pentanahan
• Penghantar kawat BC 70 mm2 untuk pentanahan peralatan (body)
• Yang diberi pentanahan peralatan adalah transformator daya, kubikel
TM, base plate, pintu-pintu besi, cable tray dan jalusi besi
• Penghantar NYA 70 mm2 untuk pentanahan netral pada sisi sekunder
trafo (hubungan bintang)

f.Spesifikasi Pemasangan

1)Persyaratan Instalasi dan Peralatan

V - 83
84

a)Kontraktor harus meneliti semua dimensi-dimensi secepatnya sesudah


mendapat surat perintah kerja (SPK). Ajukan usul-usul kepada pemberi
tugas, apa yang perlu dirubah atau diatur kembali agar semua instansi dan
peralatan dalam sistem dapat ditempatkan dan bekerja sebaik-baiknya.
b)Kontraktor harus membuat kerja yang memuat gambar denah, potongan dan
detail serta dengan ukuran yang jelas dan harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari pemberi tugas
c)Kemudian kontraktor harus melakukan dan memberi tanda pada tempat-
tempat yang akan dipasang sesuai ukuran sebenarnya dengan mendapat
persetujuan dari Pemberi Tugas
d)Kontraktor harus berkonsultasi dengan kontraktor-kontraktor lain dan
pemberi tugas sebelum memulai pekerjaan pemasangan kabel / konduit,
hanger peralatan dan sebagainya. Aturlah sedemikian rupa sehingga
kabel-kabel listrik dan peralatan tidak bertabrakan dengan pemasangan
pekerjaan lain. Apabila ada perselisihan paham antara kontraktor, maka
keputusan akhir pada pemberi tugas.
e)Semua bahan instalasi dan peralatan sebelum dipesan / dibeli harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari pemberi tugas.

2)Pemasangan Instalasi dan Peralatan


a)Setiap belokan kabel harus diperhatikan radisunya yang minimal R = 14 D
dimana D adalah diameter kabel tersebut.
b)Ujung penyambung kabel dengan trafo primer atau kubikel tegangan
menengah memakai sealing end sedang ke terminal trafo sekunder
memakai cable shoes (lengkap sepatu kabel)
c)Kubikel tegangan menengah, terpasang berdiri bebas diatas lantai kerja
d)Trafo daya terpasang diatas base plate dengan angkur ke pelat lantai supaya
tidak bergerak.
3)Pentanahan
a)Transformator daya body dan star conection
b)Semua kubikel tegangan menengah
c)Base plate / angkur transfomator daya
d)Pintu besi
e)Jalusi besi
f)Cable tray dan cable ledder

V - 84
85

g.Pengujian (Testing)
1) Umum
Semua pelaksanaan pengabelan dan peralatan trafo serta kubikel harus diuji
sehingga memenuhi persyaratan PLN / LMK dan RKS serta bekerja sempurna.

2) Tahap-tahap Pengujian
a) Pengujian transformator sebelum diberi daya
• Dalam hal trafo tersimpan cukup lama harus diuji nilai tegangan dan
isolasinya apakah masih memenuhi persyaratan
• Periksa pentanahan trafo, terpasang dengan baik dan ukur tahanan
tanahnya
• Periksa pengaman TM dalam kalibrasi yang betul
• Periksa sambungan-sambungan dalam keadaan benar dan terpasang
kuat
• Sebelum sisi sekunder dihubungkan periksa tegangan sekunder tanpa
beban
• Periksa keadaan minyak trafo

b) Energizing Test
Energizing test di pabrik dilakukan pada pengaman dengan mengkalibrasi
menurut standar pabrik, dengan bukti sertifikat.

c) Pengujian panel kubikel tegangan menengah


• Sebelum diberi aliran listrik periksa semua peralatan panel dalam
keadaan lengkap dan semua sambungan benar terpasang secara
mantap
• Bersihkan bagian dalam panel dan periksa agar barang-barang yang
tidak diperlukan disingkirkan
• Periksa dan test semua isolasi

d) Pengujian kabel feeder


Semua kabel feeder harus ditest tegangan dan tanahan isolasi yang
memenuhi persyaratan PUIL 2000

V - 85
86

e) Tahanan tanah harus diuji sehingga tanahan tanah lebih kecil dari 2 ohm
diukur dalam keadaan tanah kering

f) Semua pengujian harus disaksikan oleh pemberi tugas dan dibuat laporan
tertulis.

h.Penyerahan, Pemeliharaan dan Jaminan


1) Penyerahan dilakukan dengan Berita Acara disertai lampiran-lampiran sebagai
berikut :
a)Gambar “As Built” sebanyak :
b)1 set ukuran AO cipia
c)1 set ukuran AO kalkir
d)set ukuran AO cetak biru
e)set ukuran A3 cetak biru
f)1 set CD
g)Surat pemeriksaan dari PLN
h)Laporan hasil pengukuran
i)Surat jaminan
j)Brosur, operation dan maintenance manual

2) Setelah penyerahan kontraktor berkewajiban melakukan masa peeliharaan


secara Cuma-Cuma sesuai jangka waktu yang ditetapkan dalam persyaratn
umum terhadap hasil pekerjaannya tetap dalam keadaan bekerja sempurna
dalam waktu itu kontraktor wajib melatih operator dari pihak pemberi tugas

3) Kontraktor berkewajiban memberikan jaminan peralatan selama 1 (satu) tahun,


terhitung sejak Serah Terima Pertama.

4) Kontraktor berkewajiban melakukan masa pemeliharaan selama 6 (enam)


bulan, terhitung sejak serah terima pertama sejak seluruh sistem yang
terpasang di dalam bangunan berfungsi dengan baik.

V - 86
87

Pasal 9
SPESIFIKASI TEKNIS INSTALASI FIRE ALARM

a.Peraturan Standard

Pelaksanaan instalasi fire alarm system dan pemilihan serta penempatan jenis
detector didasarkan pada :

1) KEPMENEG PU No. 10/KPTS/2000 dan KEPMENEG PU No. 11/KPTS/2000


2) SK Depnaker No. 17 tahun 1980 dan No. Per-02/DP/1983
3) Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000
4) Data Teknis dari product di bidang peralatan fire alarm system yang dibuat oleh
approval yang disetujui yaitu : ULC, JIS, MEA, LPCB, CSFM, dan CoC serta
sesuai dengan NFPA standard 72
5) Petunjuk dari Pemilik
6) SNI 03 – 3985 - 2000

b.Lingkup Pekerjaan

1)U m u m

Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik


dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana
bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada
spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan
atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada
pasal ini, merupakan kewajiban Pemborong untuk mengganti bahan atau
peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa
adanya ketentuan tambahan biaya.

2)Uraian Lingkup (Scope) Pekerjaan Fire Alarm

Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, Pemborong pekerjaan


instalasi Fire Alarm System ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan
serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.

V - 87
88

Garis besar scope pekerjaan Instalasi Fire Alarm yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
a)Pengadaan, pemasangan dan pengujian Panel Kontrol MCPFA (di ruang
Kontrol/letak sesuai gambar)
b)Pengadaan,pemasangan dan pengujian semua jenis detector, manual station
dan flasher lamp dan sisten Fire Intercom
c)Pemasangan dan penyambungan kabel ke kontaktor (relay) pada panel-
panel listrik untuk kontrol panel listrik AC
d)Pengadaan, pemasangan dan pengujian Junction Box di setiap lantai
e)Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel untuk keperluan
Monitor
f)Pemasangan,penyambungan dan pengadaan kabel ke kontaktor (relay) pada
Panel Kontrol, Panel Lift (PL)
g)Pemasangan, penyambungan dan pengadaan kabel ke alat-alat control fire
fighting antara lain Flow Switch (FS), Temper Switch (TS), dan Pressurize
Fan
h)Pemasangan, penyambungan dan pengadaan kabel ke sentral tata suara
i)Menyerahkan dokumen yang diperlukan dalam sistem fire alarm antara lain :
• System Description dan prinsip operasi
• Installation and Instructions
• Connection Diagram
• Testing and Commissioning instructions
j)Garansi :
Pabrik harus memberikan garansi, baik hardware maupun software selama
1 tahun minimum tanpa ada tambahan biaya.
k)Mengurus dan menyelesaikan perijinan Instalasi Fire Alarm dari instansi yang
berwenang.
l)Melakukan testing dan commissioning
m)Melakukan training dan menyerahkan 4 (empat) set buku technical manual.
n)Menyerahkan 3 (tiga) set gambar kerja (shop drawing) instalasi fire alarm
untuk diberikan kepada :
• Pihak pemilik gedung (owner) sebanyak 1 (satu) set
• Pihak Perencana sebanyak 1 (satu) set
• Didistribusikan ke Kontaktor terkait sebanyak 1 (satu) set

V - 88
89

• 4 (empat) set gambar as built dan 1 (satu) set gambar as built


(berbentuk CD)
o)Menyerahkan sertifikat peralatan yang terpasang (untuk menjaga keaslian
peralatan yang terpasang di lapangan) 1 (satu) set perencana dan 1 (satu)
set Pemilik Gedung (owner).
p)Jaminan masa pemeliharaan sistem yang terpasang 6 (enam) bulan,
terhitung sejak serah terima.
q)Menyerahkan fotocopy sertifikat standard approval :
• Pihak Pemilik Gedung (owner) sebanyak 1 (satu) set
• Pihak Perencana sebanyak 1 (satu) set diserahkan waktu Approval
Material
r)Kontraktor harus melaksanakan pengujian pada lampu-lampu kontrol yang
ada pada panel MCFA sampai berfungsi dengan baik dan sesuai dengan
fungsi lampu-lampu tersebut.
s)Yang menyediakan kabel tray adalah Kontaktor Fire Alarm.

c.Uraian Sistem Kerja Fire Alarm


1) Bilamana salah satu detector,manual push button atau flow switch bekerja,
maka lampu kontrol pada MCPFA dan Annunciator akan menyala, serta
syntetic sound (berupa suara manusia) sebagai main secunder sehingga
trouble event dan fire event dapat diketahui dengan mudah tanpa harus melihat
terlebih dahulu tampilan pada display MCPFA dan secara otomatis MCPFA
akanmengirimkan tegangan 24 Vdc tersebut dan juga pada satu lantai di
atasnya. Selain itu MCPFA juga mengirimkan tegangan 24 Vdc ke kontaktor
(relay) yang terdapat pada panel-panel listrik unit AC untuk mematikan unit
tersebut serta ke panel litrik pressurize air fan untuk menghidupkan dan ke
panel lift untuk memerintahkan turun ke lantai terdekat, sedangkan untuk lift
kebakaran memerintahkan turun ke lantai Lower Ground. Flasher lamp akan
tetap mneyala/flashing biarpun Alarm Bell dimatikan untuk sementara, supaya
tidak terjadi kepanikan dalam penanganan kejadian sampai sistem riset di
MCPFA ditekan oleh Operator atau Security pertanda keadaan teratasi. Alarm
Bell akan hidup kembali apabila pemicu terjadinya Alarm tidak segera ditangani
dengan benar.

V - 89
90

2) Apabila keadaan Fire Alarm tidak bisa teratasi, maka kita dapat mengaktifkan
general alarm secara manual, dimana seluruh Flasher Lamp akan menyala,
serta mematikan unit AC dan Fan.

d.Ketentuan Bahan dan Peralatan

Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau mendekati
persyaratan teknis sebagai berikut :
1) Conventional Smoka Detector
a)Unique flat response technology
b)Improved noise immunity
c)Custom designed steel mesh
d)Removable chamber
e)Twin LED indication lamp
f)Anti temper locking mechanism
g)Rated voltage: 24 Vdc
h)Working voltage range: 15 Vdc – 30 Vdc
i)Current consumption: 35 A at 30 Vdc
j)Light source: Infra red LED
k)Operating ambient temperature range: -10oC - + 50oC

2) Conventional Rate of Rise Heat Detector


a)LED indication lamp
b)Operation voltage: 15 Vdc ~ 30 V dc
c)Maximum switching current: 100 mA
d)Heat sensing : Thermistor/ electronic type
e)Operating ambient temperature range: 550 C
f)Temperature Rate of Rise: 100C / minute

3) Conventional Fixed Temeparature Heat Detector


a)LED indication lamp
b)Operation voltage: 15 Vdc ~ 30 V dc
c)Maximum switching current: 300 mA
d)Heat sensing : bi – metal element
e)Operating ambient temp. range: 550 C
f)Temperature Rate of Rise: 100C / minute
V - 90
91

4) Manual Station (manual Push Button)


a)Type: Recessed mounting complete with outlet fire3 intercom
b)Operating voltage: 24 Vdc
c)Current consumption: 200 mA
d)Ambient Temperature: -100 C – 500 C
e)Intensitas: 4,75 Candela. sec
f)Colour: Red

5) Fire Alarm Bell


a)Operating voltage: 24 Vdc
b)Current consumption: 10 mA
c)Sound Pressure:  90 dB ( at distance of 1 m from the fron)
d)Ambient Temperature: -200 C – + 600 C
e)Colour: Red

6) Flasher Lamp
a)Type: Surface mounting
b)Operating voltage: 20  24 Vdc
c)Current comsumption : 25 A at 24 Vdc
d)Maximum switching current : 45 mA max
e)Intensitas: 4,75 Candela.sec
Flash rate: 45 (20% flasher minutes)
f)Colour: Red

7) Annunciator
a)Type: back – lit LCD
b)Sound: synthetic sound, electronic sound and buzzer
c)Remote phone jack facility
d)User friendly switch / keypad
e)Battery and charger

e.Panel Kontrol / Main Control Fire Alarm (MCFA)

Panel kontrol ini harus jenis conventional. Panel kontrol harus dilengkapi dengan
fasilitas general alarm yang dapat dioperasikan secara manual. Selain itu panel
control harus mempunyai gas leakage system dan printer.
V - 91
92

Panel control harus mempunyai fasilitas 2 loop yang masing-masing loop


berkapasitas 159 detector. Dengan system conventional yang dilengkapi dengan
perlengkapan lainnya.

1)Lampu-Lampu
a)Lampu alarm (merah) dan lampu trouble (kuning) pada MCFA
b)Lampu Power ON yang menyatakan sistem mendapat supply daya listrik
yang sesuai
c)Lampu manual call point (merah) yang mengidentifikasikan adanya manual
call point yang bekerja.
d)Lampu time delay yang mengidentifikasikan proses time delay sedang
berlangsung
e)Lampu AC Power failure yang menyatakan adanya gangguan dari jala-jala
listrik yang ada
f)Lampu low battery yang menyatakan bahwa tegangan back up battery sudah
berada pada level dc yang rendah
g)Lampu Bell Circuit Trouble yang menyatakan adanya ketidak beresan pada
rangkaian bell.
h)Lampu common alarm yang menyatakan terjadinya alarm di sistem tersebut.
i)Common trouble yang menyatakan terjadinya trouble di sistem tersebut.

2)Master Fire Intercom

Unit ini bersatu di dalam Panel Control (MCFA) untuk mempermudah


pemeliharaan. Hand set Fire Intercom dapat dipindah-pindah sesuai kebutuhan

3)Built in printer sehingga memudahkan maintenance service

4)Tombol-tombol/switch

a)Reset Switch yang berfungsi untuk menormalkan sistem setelah terjadi


trouble atau alarm.
b)Silence Switch yang berfungsi untuk mematikan Buzzer atau Bell bila Buzzer
itu berbunyi.
c)Alarm Lamp Test Switch yang berfungsi untuk mengadakan pengecekan
apakah lampu-lampu alarm masih berfungsi baik.

V - 92
93

5)Fasilitas Interkoneksi untuk keperluan :

Mematikan mesin-mesin AC, shut down power memerintahkan turun lift


Penumpang ke lantai Satu dan terbukanya pintu lift penumpang ke lantai
terdekat dan mengontrol bekerjanya Flow Switch.
Kontraktor fire alarm harus sudah melengkapi relay untuk keperluan fasilitas
interkoneksi ke panel AC, Panel Listrik.

6)Battery Charger

a)Sistem harus menyediakan sumber charger (pengisi battery yang dengan


otomatis mengisi battery setelah terpakai dan mempertahankan tegangan
battery bilamana battery tidak terpakai.
b)Besarnya arus pengisian disesuaikan dengan nilai rating battery yang
digunakan.

7)Battery

a)Battery harus disediakan sebagai sumber tenaga cadangan agar bila


sewaktu-waktu sumber utama (PLN) mati, sistem alarm masih berfungsi
dengan baik.
b)Jenis yang digunakan harus jenis dry cell rechargerable type NI-Cad Battery
(24Vdc).
c)Battery ini harus bertegangan normal sesuai dengan tegangan sistem (24
Vdc) dengan kapasitas kebutuhan (ampere hour) sedemikian sehingga
battery ini sanggup memberikan supply secara normal dan terus menerus
kepada sistem minimum 8 jam dalam keadaan standby dan 4 jam dalam
keadaan general alarm. Alarm Bell dan Flasher Indicator dalam keadaan
bekerja, dimana supply listrik berasal dari Genset sudah terputus.
f.Zone Adaptor module (ZAM)

Zone Adaptor Module digunakan untuk memonitor flow switch, gas, detector,
konvensional detector dan untuk mengontrol panel listrik AC, dll.
Zam-zam dipasang pada box panel (junction box) dan memakai daya 24 Vdc dari
dua pasang kawat yang disambungkan ke Back Up battery yang berada di central
MCFA.

V - 93
94

g.Detector

1) Smoke Detector
Smoke detector harus menggunakan photoelectric smoke detector.
Photoelectric smoke detector harus memiliki prinsip kerja berdasarkan “flat
response” technology, sehingga kemampuan sensing terhadap partikel asap
benar-benar sempurna, karena partikel asap yang kecil (biasanya
menggunakan ionization smoke detector sebagai sensornya) maupun partikel
asap yang besar (biasanya menggunakan photoelectric smoke detector
sebagai sensornya) dan dideteksi dengan tingkat sensivitas yang sangat baik.

2) ROR Heat Detector


Heat sensing element/Thermistor dari ROR heat detector harus menggunakan
sistem “air chamber compressed with diafragma”, sehingga detector tersebut
dapat digunakan berulang kali. Hal tersebut dapat mengurangi maintenance
cost.

3) Manual Call Point

Manual call point harus diengkapi dengan fasilitas jack intercom.

4) LCD Annunciator

5) CD annunciator harus dilengkapi dengan fasilitas jack intecom, sehingga


operator MCFA dapat berkomunikasi dengan security (LCD annunciator
dipasang pada guard house).

h.Kotak Hubung Bagi (Junction Box)

Kotak hubung bagi harus type surface mounting dan dibuat dari plat besi setebal
minimum 2 mm dan seleuruhnya harus dicat powder coating warna abu-abu. Kotak
hubung bagi ini harus dilengkapi dengan kabel gland sebanyak kabel yang keluar /
masuk dan tanda untuk mengidentifikasikan, jalur kabel dengan memakai “cable
marking”. Kotak hubung harus dilengkapi kunci yang seragam untuk semua kotak
hubung bagi dan terminal penyambungan kabel. Semua kotak hubung bagi harus
ditanahkan dengan tahanan max. 0,5 ohm Amp.
V - 94
95

i.Kabel

Kabel yang dipakai untuk instalasi dari model ke modul harus dari jenis NYA
dengan ukuran 2 x (1x1,5 mm2) dan dipasang dalam pipa konduit.
Kabel yang dipakai instalasi masing-masing detector adalah jenis NYA dengan
ukuran 2 x (1x1,5 mm2) dipasang dalam PVC Conduit  ¾” dengan saddle klem.
Kabel untuk outlet Fire intercom menggunakan NYA dengan ukuran 3 x (1x1,5
mm2) yang dipasang dalam PVC Conduit  ¾”
Kabel powder untuk masing-masing modul menggunakan kabel NYA dengan
ukuran 2 x (1x1,5 mm2) dipasang dalam PVC Conduit  ¾”.
Kabel yang dipakai untuk instalasi manual push button, alam bell, flasher lamp, flow
switch, tamper switchm pressurize fan, panel AC, dan kontrol lainnya menggunakan
kabel NYA dengan ukuran 2 x (1x1,5 mm2) yang dipasang dalam PVC conduit 
¾”. Kabel yang dipakai untuk instalasi grounding ke setiap terminal box yang ada
disetiap lantai menggunakan kabel NYA 4 mm2. Kabel yang dipakai untuk ke
sentral tata suara adalah NYA dengan ukuran 2 x (1x1,5 mm2)
j.Konduit

Konduit yang dipakai adalah konduit PVC dengan diameter dalam minimal 1 ½ kali
diameter kabel (konduit 20 mm).

k.Persyaratan Teknik Pemasangan

1) Peralatan
Koordinat tempat setiap peralatan akan ditentukan kemudian. Manual push
button dan flasher dipasang bersatu dengan hydrant box dan bilamana ada
yang berada diluar hydrant box maka dipasang pada ketinggian 1,5 m dari
lantai.
Alarm bell dipasang + 0,5 m dibawah plafond atau disesuaikan dengan
keadaan lapangan. Peralatan sistem fire alarm ini harus ditanahkan
(grounding) dengan hambatan max. 0,5 ohm Amp
Supply listrik untuk peralatan ini dimasukan dalam kelompok emergency load
dari genset
System pengkabelan untuk fire alarm harus meloop tidak boleh tidak karena
apabila kabel ada yang putus disisi loop yang satu system masih bisa berfungsi
dengan baik.
V - 95
96

2) Kabel dan Konduit


Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di kabel tray dan
instalasinya tidak memakai pipa konduit akan tetapi yang diluar kabel tray
harus memakai PVC conduit persyaratan ini berlaku apabila kabel tray
memakai cover.
Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland dan
memakai plexible conduit
Semua kabel yang keluar masuk kabel tray harus memiliki flexible conduit.

l.Kabel Tray / Trunking dan Tangga Kabel

1) Kabel tray harus terbuat dari galvanis finishing lebarnya sesuai dengan
gambar rencana, penyangga terbuat dari bahan besi siku yang digalvanis

2) Ukuran Tray
a)Ketebalan plat kabel tray 2 mm (diluar hot dip galvanis)
b)Ketebalan hot dip galvanis = 60-70 micron
c)Jarak hanger ke hanger untuk kabel tray 1 m

3) Semua kabel yang keluar/masuk ke kabel trunking harus memakai fleksibel


conduit.

4) Cara pemasangan kabel trunking/tray harus digantung pada rak beton dengan
bunder berulir (iron rod diameter 10 mm) jarak 1½ m.

5) Pada setiap belokan atau pencabangan bentuk trunking harus dibuat


sedemikian rupa, sehingga belokan kabel sesuai dengan banding yang
diperkenankan.

6) Trunking kabel dan tangga harus dipasang horizontal dan satu garis vertikal
dilengkapi dengan cover atau penutup.

7) Kabel yang dipasang di atas trunking pada cable ladder harus diklem (diikat
dengan klem-klem kabel (pengikat/kabel tile).

V - 96
97

8) Sebelum pemasangan kabel truking harus dikoordinasikan terlebih dahulu


dengan instalasi lainnya (AC dan Listrik).

9) Jarak minimum antara cable tray elektrikal dan elektronik adalah 300 mm.

10) Trunking kabel digunakan di lantai bangunan dengan dynabolt berukuran


½’ x 2”.

m.Pengujian

Pengujian terhadap sistem kerja peralatan harus dilakukan oleh pihak agen tunggal
(authorized) penjualan peralatan tersebut di Indonesia minimal 5 tahun dan pihak
tersebut harus menyiapkan setifikat pemasangan yang baik dari instansi yang
berwenang serta menjamin tersedianya spare part minimal 5 tahun ke depan.
Pengujian terhadap tahanan isolasi kabel kontrol harus dilakukan sesuai dengan
PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik).

n.Produk

Semua peralatan dalam sistem Fire Alarm ini harus diuji oleh perusahaan
pemegang keagenan peralatan terebut, dimana perusahaan tersebut harus
memberikan surat jaminan atas bekerjanya sistem setelah ternayta hasil
pengujiannya adalah baik.

Semua peralatan utama maupun accessoriesnya harus mendapatkan sertifikat


keaslian dari pemegang keagenan peralatan tesebut.

V - 97
98

Pasal 10
SPESIFIKASI TEKNIK INSTALASI TELEPHONE

a. Lingkup Pekerjaan

1). Umum

Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik


dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gamar-gambar, dimana
bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara
spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban pemborong untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan
pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

2). Uraian Lingkup (Scope) Pekerjaan Telephone

Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan


instalasi telepon ini harus pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan
dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.

Garis besar lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a). Pemasangan dan pengadaan peralatan utama telephone berikut alat


bantu lainnya dan spesifikasi teknis sehingga alat dapat berfungsi
dengan baik.

b). Pengadaan dan pemasangan instalasi kabel feeder ke peralatan


telephone dipasang berikut alat bantu lainnya dan spesifikasi teknis
sehingga alat dapat berfungsi.

b. Persyaratan Teknis Pemasangan

1). Kotak Hubung

V - 98
99

a). Penyambungan kabel di dalam kotak hubung harus mempergunakan


LSA konektor (model tekan sisip). Lengkap dengan sertifikat keaslian,
dilampirkan waktu approval material.

b). Kabel yang masuk dan keluar ke/dari kotak hubung dan atau central
exchange harus memakai kabel gland dan tanda, untuk
mengidentifikasikan, rute kabel dengan memakai “cable marking”

c). Semua kotak hubung harus ditanahkan, tahanan max. 0,5 ohm Amp

d). Kotak hubung diperkuat ke lantai bangunan dengan 4 buah dynabolt


ukuran 5/8” x 2” dan antara lain dengan kotak hubung harus dipasang
karet setebal 2 mm.

e). Kotak hubung bagi dipasang ke dinding dengan memakai dynabolt ½” x


2 “ sebanyak 4 buah pada ketinggian 150 cm.

f). Kotak Hubung Bagi ini harus dibuat dari plat besi setebal min. 2 mm
minimum dan seluruhnya harus di cat anti karat dengan zinchromat
sebelum di cat akhir dengan cat bakar acrylic ICI warna kelabu. Kotak
hubung bagi ini harus dilengkapi dengan kunci yang seragam untuk
semua kotak hubung bagi dan terminal penyambung kabel.

2). Kabel
a). Instalasi outlet telephone menggunakan TITC 2 x 2 x 0,6 mm

b). Instalasi kabel feeder telephone yang berada di riser menggunakan TITC
multicore dia. 0,6 mm.

c). Semua kabel harus mempunyai isolasi 0,5  A terhadap gedung

d). Semua kabel dipasang mendatar di dalam Trunking kabel

e). Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus dipasang pada
tangga kabel.

V - 99
100

f). Konduit harus diklem ke struktur bangunan tengah sadle klem

g). Semua kabel yang keluar / masuk ke kabel trunking harus memakai
flexible conduit

h). Semua kabel yang berada didalam trunking memakai conduit tetapi
diluar conduit

i). Semua kabel yang berada didalam trunking tidak memakai conduit tetapi
diluar trunking harus memakai conduit baik flexible maupun PVC

j). Kabel yang dipasang diatas trunking atau pada kabel ledder harus diklem
(diikat) dengan klem-klem kabel (pengikat / kabel tie)

3). Trunking Kabel dan Tangga Kabel

a). Kabel tray harus terbuat dari Galvanized finishing lebarnya sesuai
dengan gambar rencana, penyangga terbuat dari bahan besi siku yang
digalvanis

b). Ketebalan plat kabel tray 2 mm (diluar hot dip galvanis). Ketebalan hot
dip galvanis = 60 micron. Jarak hanger ke hanger untuk kabel tray 1 m.

c). Trunking kabel dan tangga kabel harus dipasang horisontal dan satu
garis vertikal dilengkapi dengan cover atau penutup

d). Tangga kabel dipasang ke dinding shaft dengan memakai 3 buah


dynabolt berukuran ½” x 2” pada jarak 75 cm

e). Trunking kabel digantung dilantai dengan dynabolt berukuran ½” x 2”

f). Jarak trunking kabel elektrikal dengan elektornik minimal 300 mm.

4). Terminal pesawat telephone (MDFTP, IDFTP, JBTP)


Terminal ini dipasang pada ketinggian 150 m dari lantai dan harus di
grounded dengan tahanan 0,5  A. terminal untuk tenant yang berada di

V - 100
101

koridor diletakan diatas, cailling dipasang ke dinding dengan memakai 3 buah


dynabolt berukuran ½” x 2” pada jarak 75 cm.

5). Konduit
Konduit harus diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem. Jenis konduit
yang bisa dipakai adalah PVC konduit dengan diameter dalam minimal 1 ½ x
diameter kabel.

c. Pengujian

Instalasi ini harus mendapatkan sertifikat pengujian yang baik dari TELKOM dan
pabrik pembuat. Semua peralatan dalam sistem telepon ini harus diuji oleh
perusahaan pemegang keagenan peralatan tersebut, dimana perusahaan tersebut
harus memberikan surat jaminan atas bekerjanya sistem setelah ternyata pengujian
adalah baik.
Semua peralatan yang terpasang dalam sistem telepon ini, baik peralatan utama
maupun accessoriesnya harus mendapatkan sertifikat keaslian dari pemegang
keagenan peralatan tersebut.

d. Produk
Bahan dan peralatan harus memiliki spesifikasi
Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan
yang dispesifikasikan.
Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis.

V - 101
102

Pasal 11
SPESIFIKASI GENSET

1.1.URAIAN PERSYARATAN DAN PERATURAN UMUM

B.Uraian persyaratan ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan cara
pemasangan Instalasi Diesel Genset, meliputi pekerjaan secara lengkap dan
sempurna mulai dari penyediaan bahan sampai di site, upah pemasangan,
penyimpanan, transportasi, pengujian, pemeliharaan dan jaminan.

C.Dalam melaksanakan instalasi ini, Kontraktor harus mengikuti semua


persyaratan yang ada seperti :

a.Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000.


b.IEC, ISO, BS, LMK dan lain-lain.

D.Kontraktor harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang tercantum
dalam

a.Persyaratan Umum.
b.Spesifikasi Teknis.
c.Gambar Rencana.
d.Berita Acara.

E.Syarat-syarat Kontraktor :

a.Harus memegang keagenan dari merek yang ditawarkan atau bekerja


sama dengan pemegang keagenan atau instalatir listrik yang bekerja
sama dengan pemegang keagenan.
b.Harus mempunyai SIKA-PLN minimal golongan C yang masih berlaku
atau bekerja sama dengan pemegang SIKA-PLN.
c.Harus mendapat persetujuan dari panitia lelang.
d.Kontraktor harus mempunyai SIUJK.

V - 102
103

F.Fasilitas instalasi listrik Diesel Generator Set dipakai sebagai stand by


power, apabila sumber utama PLN mengalami gangguan.

G.Syarat-syarat mensupply Diesel Genset :

a.Harus mempunyai keagenan di Indonesia dengan Penunjukan dari Pabrik.


b.Mempunyai tenaga akhli yang menguasai teknis Genset yang diageni

1.2.Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan tersebut terurai di bawah adalah


menyediakan dan memasang seluruh peralatan dan material berikut material
pembantu yang diperlukan sehingga seluruh sistem bekerja dengan sempurna.

H.Pengkabelan

a.Dari Diesel Generator set ke Panel Kontrol Genset ( PKG )


b.Dari Diesel generator set ke battery dan dari battery ke automatic charger.
c.Dan semua kabel kontrol

I.Pentanahan

a.Penghantar BC  70 mm2 untuk pentanahan peralatan (body). Yang diberi


pentanahan adalah body dan neutral point generator, panel PKG, daily
tank,dan lain-lain.
b.Penghantar NYA  1 x 70 mm2 untuk pentanahan netral pada sistem
hubungan bintang dari generator.
c.Semua pentanahan harus terpisah dari pentanahan lain.

J.Pemipaan

a.Pipa bahan bakar


b.Pipa gas buang ( knalpot ).

V - 103
104

K.Peralatan Lain

a.Pompa tangan bahan bakar


b.Penyangga daily tank
c.High quality rubber matt dipasang dibawah mesin Diesel Genset

L.Diesel Generator Set.

Diesel generator set frame mounted radiator tipe silent proof housing lengkap
dengan :
a.Battery accu.
b.Automatic battery charger.
c.Daily tank.
d.Residential type Silencer.
e.Radiator.
f.Panel Kontrol Genset (PKG), dengan sistem PLC – AMF
g.Diesel Generator Set dengan kapasitas 640 Kva, type prime rating, 1 unit

M.Modifikasi Koneksi Kabel Feeder dan Tambahan Kontaktor dan system


kontrolnya di panel MSB Existing sesuai gambar

N.Pengetesan Diesel Genset dengan beban sesuai uraian butir 1.05.0 J.

1.3.Persyaratan Umum Bahan dan Peralatan

O.Syarat-syarat Dasar

a.Semua bahan atau peralatan harus baru dalam arti bukan barang bekas
atau hasil perbaikan.
b.Bahan atau peralatan harus mempunyai kapasitas atau rating yang cukup.
c.Harus sesuai dengan spesifikasi / persyaratan.
d.Dalam hal ukuran fisik harus cukup dan tidak meminta ruangan lebih besar
dari pada yang telah disediakan. Kecukupan dalam arti telah termasuk
segala peralatan yang perlu untuk operasi sampai jalan sempurna.

V - 104
105

e.Kapasitas yang tercantum baik dalam gambar atau spesifikasi merupakan


kapasitas minimum. Penyesuaian dalam pemilihan boleh dilakukan
Kontraktor dengan syarat-syarat sebagai berikut :
1)Tidak menyebabkan pertambahan peralatan.
2)Sistem tidak menjadi lebih sulit.
3)Tidak meminta pertambahan ruang
4)Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya operasi dan
pemeliharaan.
5)Tidak mengurangi mutu

P.Syarat-syarat Fisik

a.Semua bahan atau peralatan dari kualifikasi atau tipe yang sama, diminta
merek atau dibuat oleh pabrik yang sama.
b.Apabila suatu unit peralatan terdiri dari bagian-bagian komponen, maka
seluruh bagian-bagian sebaiknya dari merek yang sama untuk
menghindarkan kesulitan perawatan dan menjaga mutu karakteristiknya

1.4.Spesifikasi Teknik Bahan dan Peralatan

Q.Kabel Tegangan Rendah dan Pentanahan

a.Kabel ini bekerja pada sistem tegangan 400 volt, 3 fasa 50 Hz.
b.Jenis kabel :
1)NYY untuk kabel daya dan kabel kontrol
2)Kabel khusus berinti banyak untuk accu.
3)BC untuk pentanahan peralatan (body)
4)NYA single core untuk pentanahan netral (titik netral hubungan
bintang)
c.Inti kabel tembaga.
d.Kelas tegangan 600 / 1000 volt.
e.Isolasi sesuai jenis kabel.
f.Rating dan ukuran menurut kebutuhan atau sesuai gambar.

V - 105
106

R.Sepatu Kabel

Untuk terminasi kabel pada busbar, circuit breaker atau peralatan lainnya harus
menggunakan sepatu kabel.

S.Pemipaan Gas Buang ( Knalpot )

a.Pipe ASTM A 53/ A. 120


1)Black Steel Pipe ERW
2)Class medium
3)Tanpa diisolasi
b.Sambungan/ Fitting
1)ø 50 mm ke atas plain end
2)ø 50 mm ke atas,wrought steel but weld
3)Fitting ANSI B 16.9, sch 40.
c.Flange ø 50 mm ke atas Forged steel RF class 300 lb, welding joint.

T.Diesel Generator Set

a.Umum
Unit diesel genset diminta untuk menghasilkan daya listrik pada net
power output pada power factor 0,8 tegangan 400 Volt, 3 fasa 50 Hz
dengan 1500 rpm dan pada ambient temp. 38 C.

Format tersebut dibawah harus diisi oleh Kontraktor sesuai unit mesin
yang ditawarkan dan harus disertai brosur serta penjelasan detail.

V - 106
107

PERALATAN ITEM / REQUIREMENT


MANUFACTURE
Model No. -
M Speed Rpm 1500
E Power Faktor 0,8
K Rated BHP -
A Overload Capacity -
N Number of Cylinder -
I Bore and Stroke -
S (mm)
Displacement -
E Compression Ratio -
N Rated BMEP (PSI) -
G Combustion Air -
I Required – CFM
N
Engine Sump Oil Cap -
E
Governor Regulation Electronic
And Manual

PERALATAN ITEM / REQUIREMENT


MANUFACTURE
M Fuel Fuel connection Size
E System Max. Engine Fuel
K Pump Lift
A Fuel Consumption
N Heat Heat Dissipation to
I Jacket Water
S Dissipation Heat Dissipation to
Inter Cooler Water
G Engine Room Air
E Change – CFM
N Cooling Type Radiator
E Exhaust Exhaust Gas Temp.

V - 107
108

R Exhaust Pipe Diameter


A System Silincer
T Muffler
O Flexible joint
R

PERALATAN ITEM / REQUIREMENT


MANUFACTURE
Cap. KVA Net Output Lihat gambar
E G Continuous Rating
L E Voltage 400 V – 3 fasa
E N Frequency – Hz 50 Hz
C E Power Factor 0,8
T R Nominal Ampere Lihat gambar
R A Reegulation 1%
I T Efficiency 0,8
C O Connection Y
A R Telephone Influence Less Than 100
L Factor
(TIF)

b.Daily Tank
1)Tangki harian dibuat dari plat baja dengan sambungan las menerus.
2)Tangki harus berbentuk silinder horisontal dipasang diatas rangka baja
berdiri langsung ke lantai.
3)Tangki antara lain harus dilengkapi peralatan sbb :
a)Top handhole
b)Inlet nozzle
c)alved outlet nozzle
d)Valved drain nozzle
e)Vent with wire mesh
f)Level indicator
g)Lifting eyes
h)Name plate

V - 108
109

c.Battery dan Automatic Battery Charger.


1)Battery 12 Volt.DC – AH atau sesuai kebutuhan dan standard pabrik.
2)Automatic battery charger 5A – 24 Volt.
3)Peralatan over current charger.
d.Residential type Silencer.
e.Pompa Tangan
Pompa yang dipergunakan disini harus jenis gear dengan bahan sbb :
1)Cast iron casing
2)Cast iron or bronze gear
f.Automatic Diesel Generating Set Control Panel (PKG).
Berfungsi untuk pengendalian dan pemindahan daya pada MSB ( Main
Switch Board ) dan mengatur start-stop mesin secara otomatis.
Pengendalian ini dilaksanakan setelah menerima data salah satu dari
tegangan PLN yang turun dan besarannya dapat disetel dengan
memakai sistem PLC.
1)Peralatan tersebut mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
2)Kapasitas breaker sesuai gambar rencana.
3)Dapat menstart diesel generator set bila tegangan PLN turun sampai
360 volt dan memindahkan main breaker secara automatic.
4)Dapat menyetop diesel generator set bila tegangan PLN normal
kembali secara otomatis.
5)Mempunyai pemutusan daya yang mentrip semua pole dan
mempunyai pengaman thermis dan magnetis (untuk beban lebih dan
hubung singkat).
6)Dilengkapi motor, timer untuk program on & off dan peralatan mekanis
untuk menutup CB kembali secara otomatis.
7)Kerangka dan rumah terbuat dari pelat baja yang tebalnya minimum
2mm.
8)Mempunyai alat-alat kontrol dan ukur antara lain :
a)Battery charger
b)Ammeter kelas 2,5
c)AC voltmeter kelas 2,5 dengan selector switch
d)Frequency meter – lidah getar
e)Power factor meter
f)Instrument trafo arus menurut kebutuhan
g)Speed adjusting device
V - 109
110

h)Battere voltmeter
i)Trafo arus
j)Alarm
9)Signal
a)Mains On
b)Alternator on
c)Starting failure
d)Alternator overload
e)Engine temperature high
f)Oil pressure low
g)Automatic system block
h)Starting control and possibly glowplug control
i)Overspeed
10)Radiator
11)Mempunyai Switch dengan 3 kedudukan sebagai berikut :
a)Auto-mesin bekerja otomatis
b)Manual start / stop dikehendaki
c)Off-tidak bisa jalan
12)Setiap engine harus mempunyai Protective Device (NFPA 37)
sebagai berikut :
a)Automatic engine speed governor tipe electronic
b)Automatic engine shut down device for high jacket temprature.
c)Automatic engine shut down device for low lubricating oil pressure
or, in the case of a splash lubricated engine, for low oil level.
d)If an engine is intended for emergency use only or is contantly
attended, an alarm is permissible in lieu of the devices specified in
above ).
e)Automatic engine shut down device for engine over speed.
f)Automatic engine shut down device for high lubricating oil
temperature.
g)Some means of shutting down the engine at a readily accessible
location remote from the engine.
h)A remote means of shutting off the fuel supply.
13)Harus disertai cara-cara reset bila kesalahan sudah diatasi.
14)Starting mesin mempunyai time delay yang dapat diatur antara 10 –
15 detik.

V - 110
111

15)Kembali ke sumber normal mempunyai time delay yang dapat diatur


maksimal 3 menit.
16)Harus ada time delay untuk pendinginan mesin kira-kira 5 menit.
17)Mempunyai sensor under frequency, ialah apabila frequency sumber
normal turun sampai 90% atau dapat distel, sumber otomatis pindah
ke Diesel Genset.
1)Mempunyai cara by-pass time delay dalam mengembalikan sumber
genset ke normal untuk mempersingkat waktu dalam testing.
2)Mempunyai cara testing secara simulasi yaitu tanpa melepas CB
sumber normal, dapat dilakukan testing seolah-olah sumber tersebut
mendapat gangguan.
3)Mempunyai lampu pilot bahwa :
a)Beban terhubung ke sumber normal.
b)Beban terhubung ke sumber genset.
c)Semua signal bekerja sesuai yang diminta.
4)Rumah Panel dan Busbar
a)Ukuran rumah panel harus dapat mencakup semua peralatan
dengan penempatan yang cukup secara elektris dan fisik.
b)Peralatan instrument, switches dan sebaginya harus dipasang
dalam pasangan masuk dari muka melalui bukaan-bukaan yang
telah tersedia pada rumah panel.
c)Bahan rumah panel dari besi pelat dengan tebal tidak kurang dari 2
mm.
d)Semua permukaan pelat baja sebelum dicat harus mendapat
pembersihan sejenis “phosphatizing treatment”. Bagian dalam dan
luar harus mendapat paling sedikit satu lapis cat penahan karat.
Untuk lapisan akhir cat finish bagian luar dasarnya abu-abu.
e)Ruangan pencapaian harus cukup untuk memudahkan kerja
f)Pintu harus dengan engsel yang tersembunyi dan interlock dengan
breaker untuk pengaman.
g)Label-label terbuat dari bahan “Trafolite” yang tersusun berlapis
putih-hitam-putih dan digravir seesuai kebutuhan dalam bahasa
Indonesia.
h)Bukaan ventilasi dari kedua sisi panel

V - 111
112

i)Semua pengabelan didalam harus rapih terdiri atas kabel-kabel


warna, dipasang memakai terminal, mudah diusut dan mudah
dalam pemeliharaan.
j)Busbar dan teknik penyambungan harus menurut peraturan.
k)Bahan terbuat dari tembaga yang berdaya hantar tinggi, bentuk
persegi panjang dipasang pada pole-pole isolator dengan
kekuatandan jarak yang telah diperhitungkan untuk menahan
tekanan elektris dan mekanis pada level hubung singkat yang ada
di titik tersebut (PUIL 2000).
l)Busbar dalam panel harus disusun sebaik-baiknya sampai semua
terminasi kabel atau bar lainnya tidak menyebabkan lekukan-
lekukan yang tidak wajar. Busbar harus dicat secara standard
untuk membedakan fasa-fasanya.
m)Pengeboran pada busbar tidak diperkenankan.
n)Batang-batang penghubung antara busbar dengan breaker harus
mempunyai penampang yang cukup dengan rating arus tidak
kurang dari 125% rating breaker tersebut.
o)Pada sambungan-sambungan busbar harus diberi bahan pelindung
(tinned).
5)Pondasi dan Angkur
a)Bahan pondasi berupa semen dan besi beton,dan untuk angkur
besi beton ulir atau hasil tembakan ramset dengan kekuatan yang
cukup.
b)Harus dilakukan bersama Kontraktor Sipil.
6)Material Pentanahan
a)Semua sistem listrik menggunakan pentanahan menurut apa yang
ditentukan dalam PUIL 2000.

V - 112
113

Persyaratan Pemasangan

A.Persyaratan Instalasi dan Peralatan

a.Kontraktor harus meneliti semua dimensi-dimensi secepatnya sesudah


mendapat Surat Perintah Kerja (SPK). Ajukan usul-usul kepada
Manajemen Konstruksi (MK), apa yang perlu dirubah atau diatur kembali
agar semua instalasi dan peralatan dalam sistem dapat ditempatkan dan
bekerja sebaik-baiknya.
b.Kontraktor harus membuat gambar kerja yang memuat gambar denah,
potongan dan detail serta dengan ukuran yang jelas dan harus mendapat
persetujuan dari Manajemen Konstruksi (MK).
c.Kemudian Kontraktor harus melakukan pengukuran dan memberi tanda
pada tempat-tempat yang akan dipasang sesuai ukuran sebenarnya
dengan mendapat persetujuan dari Manajemen Konstruksi ( MK )
d.Kontraktor harus berkonsultasi dengan Pemborong lain dan Manajemen
Konstruksi ( MK )sebelum membuat pekerjaan pemasangan kabel,
peralatan dan sebagainya.
1)Aturlah sedemikian rupa sehingga kabel-kabel, pipa dan peralatan
tidak bertabrakan dengan pemasangan pekerjaan lain.
2)Apabila ada perselisihan paham antara Kontraktor maka keputusan
akhir ada pada Manajemen Konstruksi.
e.Semua bahan instalasi dan peralatan sebelum dibeli, dipesan masuk ke
site atau dipasang harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Pemberi Tugas dan MK Bila diperlukan dengan memberi contoh-contoh.

B.Pemasangan Instalasi dan Peralatan

a.Kabel feeder dari Genset ke Panel Kontrol Genset (PKG).


b.Kebel untuk battery, battery charger dan jaringan stop kontak teratur rapih
didinding dengan dilindungi pipa PVC.
c.Kabel feeder masuk dalam pipa PVC diklem secara teratur ( modul ) dan
diklem kedinding dengan klem besi yang digalvanized.
d.Setiap belokan kabel harus diperhatikan radiusnya yang minimal R = 20 D,
dimana D adalah diameter kabel TR tersebut (TR = Tegangan Rendah)
e.Kabel yang terpasang dalam tanah harus dimasukkan dalam pipa.
V - 113
114

f.Pentanahan terpasang surfacemounted dalam rumah Genset tertanam


minimal 60 cm dibawah permukaan dan dilindungi pipa PVC. Tahanan
tanah harus lebih kecil dari 2 ohm.
g.Pemipaan Exhaust (Knalpot)
1)Sambungan antara Diesel Generator Set ke pipa exhaust memakai
pipa baja ( black steel ).
2)Pipa exhaust digantung memakai isolator peredam.
h.Daily tank terpasang ke rangka besi secara kokoh.
i.Battery dan automatic battery charger terpasang didalam rumah Genset.
j.Panel PKG berdiri bebas diatas lantai diberi penyangga dari besi UNP 10.
C.Pentanahan

a.Pentanahan peralatan (Body) menggunakan sistem Pembumi


Pengamanan (PP) PUIL 2000 dengan menggunakan penghantar BC 
70 mm2. Yang diberi pentanahan adalah :
1)Diesel Generator.
2)Panel Kontrol Genset.
3)Panel COS Baru
4)Daily tank beserta rangkanya.
b.Pentanahan sistem instalasi listrik menggunakan SISTEM PEMBUMIAN
NETRAL PENGAMAN (PNP) PUIL 2000 dengan menggunakan
penghantar NYA  1 x 35 mm2 untuk pentanahan titik bintang (netral)
generator.
c.Lain-lain
1)Besarnya tahanan tanah  2 ohm.
2)Pentanahan dengan cara pantekan batangan tembaga masip.
3)Kawat tembaga dari jaringan pentanahan dihubungkan kebatangan
tembaga dan diikat dengan kencang.
4)Tempat penyambungan antara kawat pentanahan dengan pantekan
dalam bak kontrol beton bertulang yang diberi tutup.

Pengujian (Testing) & Commissioning

A.Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji, sehingga diperoleh yang
baik dan bekerja sempurna sesuai persyaratan PLN atau Pabrik.

V - 114
115

Bilamana diperlukan, bahan-bahan instalasi dan peralatan dapat diminta oleh


Manajemen Konstruksi (MK) untuk diuji ke Laboratorium atas tanggungan biaya
Kontraktor. Sebelum dilaksanakan pengujian maka harus diserahkan dulu
prosedur test ke Manajemen Konstruksi (MK) untuk disetujui.

B.Tahap-tahap Pengujian adalah sebagai berikut :

a.Setiap bagian instalasi pemipaan harus diuji sehingga dicapai hasil baik
menurut persyaratan PLN. Untuk bagian-bagian yang akan tertutup
instalasi harus diuji sebelum dan sesudah bagian tersebut tertutup.
b.Panel kontrol genset harus diuji dalam kondisi baik dengan pengujian
tegangan dan tahanan isolasi serta bekerjanya sistem sesuai dengan
ketentuan.
c.Daily tank harus diperiksa tidak bocor.
d.Battery dan automatic battery charger harus diperiksa cocok dengan
ketentuan RKS dan brosur serta bekerja baik.
e.Polaritas penyambung kabel harus benar dan terpasang dengan kencang.
f.Tahanan tanah harus cocok dengan RKS yang diminta.
g.Dalam pengetesan Diesel Generator Set harus diperhatikan hal-hal berikut
ini :
1)Frequency harus 50 Hz
2)Tegangan fasa-fasa 380 Volt
3)Tegangan fasa-netral 220 Volt
4)Power factor = 0,8
5)Pengetesan dilakukan sebagai berikut :
a)Pengetesan dengan beban memakai Load Bank (Domplar)
b)Pengetesan beban 25%, 50%, 100% dan 110% dari net out put
yang diminta, sbb :
•0 %, dengan waktu 0,5 jam
•25 %, dengan waktu 0,5 jam
•50 %, dengan waktu 1 jam
•75 %, dengan waktu 1 jam
•100 %, dengan waktu 1 jam
•110 %, dengan waktu 0,5 jam

V - 115
116

c)Keseluruhan pengetesan selama 5 jam.


d)Selain beban yang harus diteliti adalah temperatur, tekanan olie
dan lain-lain sesuai standard pabrik.
6)Pengetesan bunyi dari rumah Genset tidak boleh lebih dari 65 dBA
dengan jarak 3 meter dari rumah Genset
h.Semua pengujian harus disaksikan oleh Manajemen Konstruksi (MK)
dengan membuat laporan tertulis.
i.Kontraktor sebelum mengadakan testing dan commissioning harus
menyerahkan program load sharing & load shadding kepada Manajemen
Konstruksi (MK) untuk diperiksa & disetujui.
j.Konsumsi bahan bakar dan minyak pelumas selama pengetesan genset
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Penyerahan, Pemeliharaan dan Jaminan

A.Penyerahan dilakukan dengan Berita Acara proyek disertai lampiran-lampiran


sebagai berikut :

a.Gambar as-built sebanyak.


1)1 set ukuran A1 kalkir
2)3 set ukuran A1 cetak biru
3)1 set CD Rom
b.Laporan hasil pengetesan.
c.Brosur, operation dan maintenance manual dalam bahasa Indonesia 3
(tiga) set.
d.Surat jaminan dari pabrik yang ditujukan kepada pemilik bangunan.

B.Setelah penyerahan pertama, Kontraktor wajib melakukan masa pemeliharaan


secara cuma-cuma selama 6 ( enam ) bulan dan peralatan tetap dalam
keadaan bekerja sempurna.

C.Setelah penyerahan pertama, Kontraktor wajib memberikan jaminan Diesel


Generator Set tetap baik selama 12 (dua belas) bulan.

V - 116
117

D.Setelah penyerahan pertama, kontraktor wajib melatih operator pemilik


bangunan selama 14 hari kalender pada jam kerja dan sebelum
melaksanakan pelatihan Kontraktor wajib menyerahkan bahan-bahan
pelatihan dan time schedule-nya dan dokumen tersebut diserahkan kepada
Direksi.
Produk Bahan dan Peralatan
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan
untuk mengajukan alternatif lain yang setara dengan yang dispesifikasikan ke
Manajemen Konstruksi (MK).

Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Manajemen Konstruksi (MK)

64. Perubahan-perubahan
Apabila ada perubahan dari ketentuan tersebut di atas karena sesuatu hal harus
seizin Pejabat Pembuat Komitmen.

V - 117
118

NO. KOMPONEN MERK KETERANGAN

A PEMADAM KEBAKARAN

1 Indoor Hydrant Box ( IHB ) Sri, Hooseki, Zeki


2 Outdoor Hydrant Box ( OHB ) Sri, Hooseki, Zeki
3 Pillar Hydrant (PH) Sri, Hooseki, Zeki
4 Seamesse Connection (SC) Sri, Hooseki, Zeki
5 Pemadam Api Ringan ( PAR ) Tigris Fire, Gunebo, Yamato
6 Gate Valve Kitz, Toyo, Fivalco
7 Check Valve Kitz, Toyo, Fivalco
8 Check Valve khusus untuk pompa Kitz, Toyo, Fivalco
9 " Y " Strainer Kitz, Toyo, Fivalco
10 Savety Valve Danfos, Singer, Tozen
11 Automatic Air Vent Yoshitake, Cla-Val, Tozen, Valmatic
12 Flow Meter Presso, Gerand, Watts, Socla
13 Pipa Black Steel Bakrie, SPS, Spindo
14 Fitting Black Steel Ricon, ML, TGP, CS TSP
15 Flexible Joint Tozen,Proco,Muraflex
16 Kabel FRC Fuji, Pirelly

B PLAMBING

I SISTEM AIR BERSIH

1 Pompa Transfer Phoenix, Ebara, SPP, Grundfos


2 Pompa Distribusi Phoenix, Ebara, SPP, Grundfos
3 Meter Air Barindo, Actaris, Amico
4 Roof Tank Biotech International, Bestindo, Bio Panel
5 Katup Pelampung /Floater Valve KKK,San-ei,Socla
6 Katup Hisap / Foot Valve Mizu,Ebara,Socla
7 Gate Valve Toyo, Kitz, Socla
8 Check Valve Toyo, Kitz, Socla
9 Y' Strainer Toyo, Kitz, Socla
10 Flexible Joint Tozen,Proco,Muraflex
11 Pressure Gauge Nagano, VPG, Daichi - Keiki, Wise
12 Pipa PVC AW Wavin,Pralon,Vinilon
13 Fitting Pipa PVC AW Rucika,PPI,TSK
14 Pipa Galvanis Bakrie, SPS, Spindo
15 Fitting Pipa Galvanis Ricon, ML, TGP, CS TSP

V - 118
119

NO. KOMPONEN MERK KETERANGAN

II SISTEM AIR KOTOR

1 Perangkap Lemak Kharisma, Nayati, Gastro, Aquanor


2 Pipa PVC dan Fitting Pralon, Wavin, Rucika
3 Pipa Cast Iron Duker, Tyler, Pont A Mouson
4 Fitting Pipa Cast Iron Duker, Tyler, Pont A Mouson
5 Floor Drain Kharisma, San Ei Austindo
6 Roof Drain Kharisma, San Ei Austindo
7 Clean Out Kharisma, San Ei Austindo
8 P' Trap Kharisma, San Ei Austindo
9 Septic tank / STP Biotech International, Bestindo, Bio Panel

III SISTEM ELEKTRIKAL

1 Panel Maker Panelindomas, Simetri, Jaya Listrikindo Mandiri


2 Komponen Utama Schneider, MG, ABB, Telemekaniquei, Fuji Elektrik
Perlenngkapan Komponen Utama Schneider, MG, ABB, Telemekaniquei, Fuji Elektrik
3 Kabel Metal Kabel Metal, Kabelindo, Tranka, Supreme.

C ELEKTRIKAL

1 Kabel Feeder & Instalasi Kabelmetal, Kabelindo, Supreme, Tranka


2 Kabel Tahan Api Kabelmetal,Maxfoh,Wilson,Betaflam
3 Cable Ladder / Tray Mitra, Tri abadi Prima, Three Star,
4 PVC Conduit Fire Retardant EGA, Paralon, Clipsal
5 Saklar / Stop Kontak ABB, Panasonic, Hager
6 Sambungan Kabel 3M, Legrand
7 Armature Lampu Indoor / Outdoor Spectra, Artolite, Lelco
8 Lampu Philips, Osram, GE
9 Starter Philips
10 Ballast Philips (electronic), GL, Atco,
11 Fitting Philips
12 Capacitor Philips
13 Kit Emergency Nicad Battery Artolite, Hits, Alley Bright, Power Light.
14 Pembuat Panel TR Panelindomas, Simetri, Jaya Listrikindo Mandiri
15 Komponen Panel TR ABB, LG, Moeller, Schneider
16 Metering AEG, Fuji
17 Surge Arrestor Prevectron
18 Inbow Doos Saklar / Stop Kontak MK, Legrand, Clipsal
19 Komponen Panel ( TM ) Schneider, Alsthom
20 Penangkal Petir Prevectron, EF, Kurn
21 Metal Conduit Elpro, National
22 Fire Stop Material Hitachi, Flamastic, Promat
23 Inverter Fuji

V - 119
120

NO. KOMPONEN MERK KETERANGAN

D ELEKTRONIK

I SISTEM FIRE ALARM

1 Peralatan Simplex, Nohmi, Notifier, Hochiki


2 Kabel Kabel Metal, Kabelindo, Supreme, Tranka
3 Kabel Tahan Api Max-foh, Helikabel, Betaflam
4 Konduit EGA, Paralon, Clipsal

II SISTEM TELEPON

1 Outlet Telephone AMP, Systimax, Clipsal, Panasonic


2 Konduit EGA, Clipsal
3 Kabel Tray Three Star, Tri Abadi Prima, Mitra
4 Terminal untuk Telephone Systimax, AMP, Clipsal
5 Kabel Data UTP dan Multipair Systimax, Nexan, AMP
6 Kabel Fiber Optic Systimax, Nexan, AMP
7 Outlet Data Systimax, Nexan, AMP, Panasonic
8 Patch Panel & Accessories Systimax, Nexan, AMP
9 Switch dan Core Switch Cisco, Level 1, Nortel
10 Firewall & IPS Nortel, Cisco, Level 1
11 Rack Patch Panel Ciscom, Soluna, V series

III SISTEM DATA

1 Kabel Belden, Commscope, Beefe


2 Konduit PVC EGA, Paralon, Clipsal
3 Outlet Clipsal, MK, Legrand, Merten

E TATA UDARA

1 Peralatan Utama ( AC) Daikin, York, Samsung,


2 Fan Kruger, GreenHeck, Vanco, Fantech
3 Grille, Diffuser, Damper Catura, Modul, Primawangi, Starr

V - 120
121

65. Penutup
a. Semua peraturan dan persyaratan mengenai pekerjaan konstruksi, mekanikal/
elektrikal serta mengenai bahan-bahan yang berlaku namun belum tercantum,
tetap mewajibkan Penyedia Jasa untuk mematuhinya.
b. Apabila terdapat perbedaan penafsiran pengertian mengenai pasal-pasal pada
Spesifikasi Teknis ini akan dilakukan penetapan di lapangan oleh Direksi
Lapangan.
c. Demikian Spesifikasi Teknis ini dibuat untuk menjadi pedoman bagi
pelaksanaan pekerjaan : PEMBANGUNAN GEDUNG BINDA RIAU

Jakarta, 2022

Konsultan Perencana
_______________, PT. Cipta Daya Teratai Emas,

____________ Ir. Yudha Wijaya Ar, MBA


___________________ Direktur Utama
Mengetahui,

V - 121
122

V - 122

Anda mungkin juga menyukai