(KAK FISIK)
KEGIATAN :-
PEKERJAAN : PEMELIHARAAN HALAMAN PARKIR KANTOR INSPEKTORAT/KOMINFO
LOKASI : JAYAPURA
1. PENDAHULUAN
A. UMUM
1. Penyedia jasa pelaksanaan konstruksi atau kontraktor adalah perusahaan yang memenuhi
persyaratan yang ditetapkan untuk melakukan tugas pelaksanaan konstruksi fisik
pembangunan jalan.
3. Penyedia jasa pelaksanaan konstruksi atau kontraktor mulai bertugas sejak waktu yang
ditetapkan berdasarkan SPMK sampai dengan serah terima pekerjaan dilaksanakan
6. Biaya penyedia jasa konstruksi atau kontraktor dibebankan pada biaya komponen kegiatan
pelaksanaan konstruksi yang ditetapkan untuk
1. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi penyedia jasa pelaksanaan konstruksi
atau kontraktor yang memuat masukan, azas, kriteria, proses dan keluaran yang harus dipenuhi
dan diperhatikan serta diinterpretasikan kedalam pelaksanaan konstruksi.
2. Dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diharapkan penyedia jasa pelaksanaan konstruksi atau
kontraktor dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran
yang memenuhi stándar KAK ini.
C. Latar Belakang.
l. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah merupakan kegiatan dari lingkup Satuan Kerja
Biro Umum dan Protokol Provinsi Papua
2. Pemegang mata anggaran adalah Pemerintah RI yang dalam hal ini adalah Dana APBD.
1. Lingkup satuan kerja / Instansi Sekretariat BIRO UMUM DAN PROTOKOL PROVINSI
PAPUA.
A. Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh penyedia jasa konstruksi atau kontraktor adalah
berpedoman pada ketentuan yang berlaku, khususnya teknis Pembangunan Bangunan Jalan
Negara, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. No. 22/PRT/M/2018 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Jalan Negara.
1. Melakukan pemeriksaan dan penilaian dokumen untuk pelaksanaan konstruksi fisik, baik
dari segi kelengkapan maupun dari segi kebenarannya.
2. Menyusun program kerja yang meliputi jadwal waktu pelaksanaan, jadwal pengadaan
bahan, jadwal penggunaan tenaga kerja.
7. Membuat gambar gambar yang sesuai pekerjaan dilapangan (as built drawings) yang
selesai sebelum serah terima I (pertama), setelah disetujui konsultan pengawas konstruksi
dan diketahui oleh konsultan perencana konstruksi
2. Kinerja pelaksanaan konstruksi yang memenuhi standar sesuai rencana kerja dan syarat
teknis yang diisyaratkan, untuk setiap penggunaan peralatan atau penggunaan material.
C. Penanggung jawab profesional pelaksanaan konstruksi adalah tidak hanya penyedia jasa
konstruksi atau kontraktor sebagai suatu perusahaan, tetapi juga menjadi tanggung jawab bagi
para tenaga ahli profesionall pengawasan yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi.
IV. BlAYA
a. Sesuai Anggaran yang tersedia dalam dokumen pembiayaan pada Sekretariat Biro
Umum dan Protokol Provinsi Papua.
2. Besar biaya Pagu Fisik pekerjaan ini adalah Rp. 1.000.000.000, - (Satu Millyar Rupiah).
3. Besar biaya HPS Fisik pekerjaan ini adalah Rp. 992.618.000, - (Sembilan Ratus Sembilan
Puluh Dua Juta Enam Ratus Delapan Belas Ribu Rupiah)
4. Biaya pekerjaan fisik dan tata cara pembayaran diatur secara kontraktual, meliputi ítem
kerja sebagai berikut :
I. Pekerjaan Persiapan
II. Pekerjaan Tanah
III. Pekerjaan Drainase
IV. Pekerjaan Besi dan Pengecetan
V. Pekerjaan Taman
6. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan 30 (Tiga puluh) hari, yang di kerjakan secara 1 shift
B. SUMBER DANA
Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan Konstruksi di bebankan pada: DANA APBD Nomor :
V. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan oleh Penyedia Jasa konstruksi berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini
adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi :
A. Buku harian, yang memuat semua kejadian, perintah/petunjuk yang penting dari Kepala Satuan
Kerja, Kontraktor Pelaksana, dan Konsultan Pengawas.
F. Surat Perintah Perubahan Pekerjaan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Tambah Kurang.
G. Gambar-gambar sesuai dengan Pelaksanaan (as-built drawing) dan Manual Peralatan - peralatan
yang digunakan dalam pelaksanaan.
VI. KRlTERIA
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Pelaksanaan Konstruksi atau Kontraktor pada
Kerangka Acuan Kerja ini harus memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
Setiap bagian dari item pekerjaan pelaksanaan konstruksi harus dilaksanakan secara benar dan
tuntas sampai dengan memberi hasil yang telah ditetapkan dan diterima dengan baik oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK), dengan persetujuan PPTK, Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas
Konstruksi
B. PERSYARATAN OBYEKTIF
Pemeliharaan Halaman Parkir Kantor Inspektorat/Kominfo
Pelaksanaan pekerjaan konstruksi harus dilakukan secara obyektif untuk kelancaran
pelaksanaannya, baik yang menyangkut macam, kualitas, dan kuantitas dari setiap bagian
pekerjaan, harus sesuai standar hasil kerja yang sesuai syarat teknis dan persetujuan PPTK,
Direksi Teknis dan konsultan pengawas konstruksi.
C. PERSYARATAN FUNGSIONAL
Pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik harus dilaksanakan dengan komitmen dan profesionalisme
yang tinggi, sehingga secara fungsional penugasan dapat mendorong peningkatan kinerja
kegiatan dilokasi pekerjaan.
D. PERSYARATAN PROSEDURAL
Selain kriteria umum diatas, untuk pekerjaan penyedia jasa pelaksanaan konstruksi atau
kontraktor berlaku pula ketentuan-ketentuan seperti standar, pedoman, dan peraturan yang
berlaku, antara lain :
2. Standar dan Pedoman Teknis yang berlaku di bidang penyelenggaran bangunan jalan.
1. Pekerjaan Persiapan.
b. Memeriksa Time Schedule /Bar Chart, S-Curve, dan Net Work Planning yang diajukan
oleh Kontarktor Pelaksana untuk selanjutnya diteruskan kepada Pengelola untuk
mendapatkan persetujuan.
e. Melakukan telaah, untuk mendapat persetujuan mutu bahan, sejauh tidak mengenai
pengurangan dan penambahan biaya dan waktu pekerjaan serta tidak menyimpang
dari kontrak, dimana perubahan tersebut dapat langsung direalisasikan di lapangan,
dengan pemberitahuan tertulis serta tembusan pemberitahuan kepada Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan, Diresi Teknis dan Konsultan Pengawas Konstruksi.
3. Konsultasi.
a. Melakukan konsultasi dengan Kepala Satuan kerja, PPTK, Direksi Teknis dan
Konsultan Pengawas konstruksi untuk membahas segala masalah dan persoalan
yang timbul selama masa pembangunan.
b. Mengadakan rapat lapangan secara berkala, sedikitnya dua kali dalam sebulan,
dengan Kepala Satuan Kerja, PPTK, Direksi Teknis, Konsultan Perencana Konstruksi
dan Konsultan Pengawas Konstruksi dengan tujuan untuk membicarakan masalah
dan persoalan yang timbul dalam pelaksanaan, untuk kemudian membuat risalah
rapat dan mengirimkan kepada semua pihak yang bersangkutan, serta sudah diterima
paling lambat 1 minggu kemudian.
4. L a p o r a n.
a. Memberikan laporan dan pendapat teknis administrasi dan teknis konstruksi kepada
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). mengenai volume, prosentase dan nilai bobot
bagian-bagian pekerjaan yang dilaksanakan.
c. Melaporkan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja, alat yang
digunakan, dan mutu hasil pelaksanaan.
d. Meminta persetujuan PPTK, Direksi Teknis dan Konsulta Pengawas Konstruksi untuk
setiap item pekerjaan yang mengakibatkan tambah atau berkurangnya pekerjaan,
disertai dengan data perhitungan serta gambar perubahan konstruksi yang
Pemeliharaan Halaman Parkir Kantor Inspektorat/Kominfo
dimaksud.
5. Dokumen.
b. Memeriksa dan menyiapkan daftar volume dan nilai pekerjaan, serta penambahan
atau pengurangan pekerjaan guna keperluan pembayaran.
d. Membuat as built drawing yang disetujui oleh PPTK, direksi Teknis dan Konsultan
pengawas Konstruksi.
VIII. MASUKAN
A. INFORMASI.
i. gambar-gambar pelaksanaan,
b. Bar Chart dan S-Curve serta Net Work Planning dari pekerjaan yang dibuat oleh
Pemborong (setelah disetujui).
e. Informasi lainnya.
Untuk melaksanakan tugasnya, Penyedia Jasa Pelaksanaan Konstruksi atau Kontraktor harus
menyediakan tenaga yang memenuhi kebutuhan Kegiatan, baik ditinjau dari lingkup (besar)
satuan kerja maupun tingkat kekomplekan pekerjaan.
Tenaga-tenaga ahli yang dibutuhkan dalam satuan kerja pelaksanaan konstruksi ini minimal terdiri
dari (Kuafifikasi masing-masing tenaga ahli disesuaikan berdasarkan kebutuhan / kompleksitas
satuan kerja).
B. TENAGA PENDUKUNG
C. PERALATAN
Peralatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan konstruksi ini, harus dalam kondisi baik dan layak
untuk dioperasionalkan sehingga tidak mengganggu kegiatan konstruksi yang sedang
berlangsung.
1 Excavator 1 Unit
B. Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK), setelah sebelumnya dipresentasikan Kontraktor dan mendapat pendapat teknis
dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
X. PENUTUP
A. Setelah Kerangka Acuan Kerja ini diterima, penyedia jasa pelaksanaan konstruksi atau kontraktor
hendaknya memeriksa semua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain
yang dibutuhkan.
B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut, maka selanjutnya penyedia jasa pelaksanaan konstruksi atau
kontraktor agar segera menyusun program kerja untuk dibahas dengan Kepala Satuan Kerja.
Dibuat Oleh :
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
PPK