Anda di halaman 1dari 13

KERANGKA ACUAN KERJA

( KAK )

PEMBANGUNAN KANTOR WILKER BANDARA SENTANI BALAI


KARANTINA PERTANIAN KELAS I JAYAPURA

PADA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I JAYAPURA

TAHUN 2021
KERANGKA ACUAN KERJA FISIK
(KAK FISIK)
KEGIATAN : Pembangunan Sarana dan Prasarana
PEKERJAAN : Pembangunan Kantor Wilker Bandara Sentani Balai Karantina Pertanian
Kelas I Jayapura
LOKASI : Jln. Raya Sentani, Kab. Jayapura

I PENDAHULUAN

A. UMUM

1. Setiap pelaksanaan konstruksi fisik bangunan gedung negara dilakukan oleh penyedia
jasa pelaksanaan konstruksi atau, dengan lingkup dan kompleksitas pekerjaan sebagai
berikut :

i. Penanggung jawab kegiatan


ii. Penanggung jawab dilapangan
iii. Tenaga ahli arsitektur/sipil
iv. Tenaga ahli estimasi biaya
v. Tenaga ahli K3
vi. Tenaga ahli lainnya
vii. Pelaksana lapangan
viii. Tenaga Pendukung

2. Penyedia jasa pelaksanaan konstruksi atau kontraktor adalah perusahaan yang


memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk melakukan tugas pelaksanaan konstruksi
fisik pembangunan Talud.

3. Penyedia jasa pelaksanaan konstruksi atau kontraktor berfungsi membantu pengelola


kegiatan untuk melakukan tugas pelaksanaan konstruksi.

4. Penyedia jasa pelaksanaan konstruksi atau kontraktor mulai bertugas sejak waktu yang
ditetapkan berdasarkan SPMK sampai dengan serah terima pekerjaan dilaksanakan

5. Penyedia jasa pelaksanaan konstruksi atau kontraktor dalam melaksanakan tugasnya


bertanggung jawab secara kontraktual kepada kepala satuan kerja/pejabat pembuat
komitmen

6. Pengadaan penyedia jasa pelaksanaan konstruksi atau kontraktor harus berdasarkan


ketentuan yang tercantum dalam perpres R.I tentang pedoman pengadaan barang dan
jasa pemerintah serta peunjuk teknis pelaksanaannya

7. Biaya penyedia jasa konstruksi atau kontraktor dibebankan pada biaya komponen
kegiatan pelaksanaan konstruksi yang ditetapkan untuk
B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi penyedia jasa pelaksanaan
konstruksi atau kontraktor yang memuat masukan, azas, kriteria, proses dan keluaran yang
harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterpretasikan kedalam pelaksanaan konstruksi.

2. Dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diharapkan penyedia jasa pelaksanaan konstruksi
atau kontraktor dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan
keluaran yang memenuhi stándar KAK ini.

C. Latar Belakang.

l. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah merupakan Kegiatan dari Belanja Sarana
dan Prasarana …………………………………., untuk Pekerjaan Pembangunan Kantor
Wilker Bandara Sentani Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura

2. Pemegang mata anggaran adalah Pemerintah RI yang dalam hal ini adalah
Kementerian Pertanian melalui Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura.

D. Lingkup Satuan Kerja.

1. Lingkup satuan kerja / Instansi adalah Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura.

2. Lingkup pekerjaan adalah:

a. Tahap Pekerjaan Persiapan


b. Tahap Pekerjaan Gedung Kantor
c. Tahap Pekerjaan Interior
d. Tahap Pekerjaan Fasilitas Pendukung
e. Tahap Pekerjaan Pagar Dan Halaman
f. Tahap Penyelesaian dan Pelaporan Hasil Pekerjaan

II. KEGIATAN KONSTRUKSI FISIK

A. Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh penyedia jasa konstruksi atau kontraktor adalah
berpedoman pada ketentuan yang berlaku, khususnya teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 45/KPTS/M/2007 tanggal 27
Desember 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.

B. Lingkup kegiatan konstruksi fisik terdiri atas:

1. Melakukan pemeriksaan dan penilaian dokumen untuk pelaksanaan konstruksi fisik, baik
dari segi kelengkapan maupun dari segi kebenarannya.

2. Menyusun program kerja yang meliputi jadwal waktu pelaksanaan, jadwal pengadaan
bahan, jadwal penggunaan tenaga kerja, dan jadwal penggunaan peralatan berat.

3. Melaksanakan persiapan dilapangan sesuai dengan pedoman pelaksanaan

4. Menyusun gambar pelaksanaan (shop drawing) untuk pekerjaan pekerjaan yang


memerlukannya.

5. Melaksanakan konstruksi fisik dilapangan sesuai dengan dokumen pelaksanaannya.


6. Melaksanakan pelaporan pelaksanaan konstruksi fisik, melalui rapat-rapat laporan
harian, laporan mingguan, laporan kemajuan pekerjaan laporan persoalan yang
timbul/dihadapi dan surat menyurat.

7. Membuat gambar gambar yang sesuai pekerjaan dilapangan (as built drawings) yang
selesai sebelum serah terima I (pertama), setelah disetujui konsultan pengawas
konstruksi dan diketahui oleh konsultan perencana konstruksi

8. Melaksanakan perbaikan kerusakan-kerusakan yang terjadi dimasa pemeliharaan


konstruksi.

III. TANGGUNG JAWAB PENYEDIA JASA KONSTRUKSI ATAU KONTRAKTOR


A. Penyedia jasa konstruksi atau kontraktor bertanggung jawab secara profesional atas jasa
konstruksi yang dilakukan sesuai ketentuan dan perundang-undangan berlaku.

B. Secara umum tanggung jawab penyedia jasa konstruksi atau kontraktor adalah minimal
sebagai berikut :

1. Kesesuaian pelaksanaan konstruksi dengan dokumen pelelangan/ pelaksanaan yang


dijadikan pedoman, serta peraturan, standar dan pedoman teknis yang berlaku.

2. Kinerja pelaksanaan konstruksi yang memenuhi standar sesuai rencana kerja dan syarat
teknis yang diisyaratkan, untuk setiap penggunaan peralatan atau penggunaan material.

3. Hasil evaluasi pengawasan dan dampak yang ditimbulkan.

C. Penanggung jawab profesional pelaksanaan konstruksi adalah tidak hanya penyedia jasa
konstruksi atau kontraktor sebagai suatu perusahaan, tetapi juga menjadi tanggung jawab
bagi para tenaga ahli profesionall pengawasan yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi.

IV. BlAYA

A. BIAYA PELAKSANAAN KONSTRUKSI

1. Besarnya biaya pekerjaan pelaksanaan konstruksi mengikuti pedoman dalam Peraturan


Menteri Pekerjaan Umum No. 45/KPTS/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara yaitu :

a. Sesuai Anggaran yang tersedia dalam dokumen pembiayaan, Daftar Isian


Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kementerian Pertanian, SKPD Balai Karantina
Pertanian Kelas I Jayapura Tahun 2021

b. Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian pekerjaan jasa


pelaksanaan konstruksi yang dibuat oleh Kepala Satuan Kerja dan Penyedia jasa
pelaksanaan konstruksi atau kontraktor.

2. Besar biaya HPS Fisik pekerjaan ini adalah Rp. 3.791.025.350, - (Tiga Milyar Tujuh
Ratus Sembilan Puluh Satu Juta Dua Puluh Lima Ribu Tiga Ratus Lima Puluh Ribu
Rupiah) .
3. Biaya pekerjaan fisik dan tata cara pembayaran diatur secara kontraktual, meliputi ítem
kerja sebagai berikut :

a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Gedung Kantor
c. Pekerjaan Interior
d. Pekerjaan Fasilitas Pendukung
e. Pekerjaan Pagar Dan Halaman
f. Pekerjaan Akhir

4. Pembayaran biaya pekerjaan pelaksanaan konstruksi adalah berdasarkan laporan


prestasi kemajuan pekerjaan yang disetujui oleh konsultan pengawas konstruksi, PPTK,
dan PPK.

5. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan 4 (Empat) bulan / 120 (Seratus Dua Puluh) Hari
Kalender, yang di kerjakan secara shift

Shift I : 07.00 – 17.00

Shift II : 17.00 – 24.00 (Apabila dimungkinkan untuk mengejar waktu penyelesaian)

B. SUMBER DANA

Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan Pembangunan Kantor Wilker Bandara Sentani Balai
Karantina Pertanian Kelas I Jayapura di bebankan pada DPA Balai Karantina Pertanian Kelas
I Jayapura Nomor : …………………………Kode rekening: …………………….., tanggal
………………… sebesar Rp. ……………….., - (..........................................)

V. STANDAR TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN


Pedoman teknis untuk Pelaksanaan pembangunan dengan memperhatikan:
1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang Perikatan);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi


sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor
54 Tahun 2016;

3. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor ; 14/PRT/M/2020 tentang Standar dan


Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi.

5. Peraturan Presiden No. 17 Tahun 2019 Tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah
untuk Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

6. Peraturan Gubernur Papua Nomor 14 Tahun 2019 tentang Pengadaan Barang / Jasa Khusus
Papua
7. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;

VI. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan oleh Penyedia Jasa konstruksi berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini
adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi :
A. Buku harian, yang memuat semua kejadian, perintah/petunjuk yang penting dari Kepala
Satuan Kerja, Kontraktor Pelaksana, dan Konsultan Pengawas.

B. Laporan harian, berisi keterangan tentang :

1. Rencana kerja Harian/Metoda


2. Shop Drawing
3. Tenaga Kerja,
4. Bahan-bahan yang datang, diterima atau ditolak,
5. Alat-alat,
6. Pekerjaan-pekerjaan yang diselenggarakan,
7. Waktu pelaksanaan pekerjaan.
8. Laporan testing dan commisioning

C. Laporan mingguan dan bulanan sebagai resume laporan harian.

D. Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran angsuran.

F. Surat Perintah Perubahan Pekerjaan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan Tambah Kurang.

G. Gambar-gambar sesuai dengan Pelaksanaan (as-built drawing) dan Manual


Peralatan - peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan.

H. Laporan rapat di lapangan (site meeting) dan weekly instruction/weekly Request.

J. Gambar rincian pelaksanaan (shop drawing) dan realisasi Time Schedule.

K. Kelengkapan dokumen pendaftaran bangunan gedung negara lengkap dengan


lampiran - lampirannya.

L. Laporan Akhir Pekerjaan Pengawasan.

VII. K R l T E R I A
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Pelaksanaan Konstruksi atau Kontraktor
pada Kerangka Acuan Kerja ini harus memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai berikut:

A. PERSYARATAN UMUM PEKERJAAN

Setiap bagian dari item pekerjaan pelaksanaan konstruksi harus dilaksanakan secara benar
dan tuntas sampai dengan memberi hasil yang telah ditetapkan dan diterima dengan baik oleh
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), dengan persetujuan PPTK, Direksi Teknis dan Konsultan
Pengawas Konstruksi

B. PERSYARATAN OBYEKTIF

Pelaksanaan pekerjaan konstruksi harus dilakukan secara obyektif untuk kelancaran


pelaksanaannya, baik yang menyangkut macam, kualitas, dan kuantitas dari setiap bagian
pekerjaan, harus sesuai standar hasil kerja yang sesuai syarat teknis dan persetujuan PPTK,
Direksi Teknis dan konsultan pengawas konstruksi.

C. PERSYARATAN FUNGSIONAL
Pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik harus dilaksanakan dengan komitmen dan
profesionalisme yang tinggi, sehingga secara fungsional penugasan dapat mendorong
peningkatan kinerja kegiatan dilokasi pekerjaan.

D. PERSYARATAN PROSEDURAL

Penyelesaian administratif sehubungan dengan pekerjaan di lapangan harus dilaksanakan


sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.

E. PERSYARATAN TEKNIS LAINNYA

Selain kriteria umum diatas, untuk pekerjaan penyedia jasa pelaksanaan konstruksi atau
kontraktor berlaku pula ketentuan-ketentuan seperti standar, pedoman, dan peraturan yang
berlaku, antara lain :

1. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.

2. Standar dan Pedoman Teknis yang berlaku di bidang penyelenggaraon bangunan gedung.

VIII. PROSES PEKERJAAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI


A. U M U M
Penyedia jasa pelaksanaan konstruksi atau kontraktor dalam menjalankan tugasnya
diharapkan dapat mengeluarkan kemampuan terbaiknya sehingga rencana kerjanya dapat
terlaksana dengan baik, dan menghasilkan keluaran sebagaimana yang diharapkan.

B. URAIAN TUGAS OPERASIONAL PENYEDIA JASA PELAKSANAAN KONSTRUKSI ATAU


KONTRAKTOR
Penyedia jasa pelaksanaan konstruksi atau kontraktor harus membuat uraian satuan kerja
secara terinci yang sesuai dengan setiap bagian pekerjaan pengawasan pelaksanaan yang
dihadapi di lapangan, yang secara garis besar adalah sebagai berikut :

1. Pekerjaan Persiapan.

a. Menyusun Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan pengawasan.

b. Memeriksa Time Schedule /Bar Chart, S-Curve, dan Net Work Planning yang
diajukan oleh Kontarktor Pelaksana untuk selanjutnya diteruskan kepada
Pengelola untuk mendapatkan persetujuan.

2. Pekerjaan Teknis di Lapangan.

a. Melaksanakan tugas pelaksanaan konstruksi secara umum, dengan melakukan


koordinasi lapangan, pejabat pelaksana teknis, direksi teknis instansi terkait,
konsultan pengawas konstruksi selama proses pelaksanaan hingga terlselesaikan
pekerjaan sampai dengan serah terima kedua pekerjaan dimaksud.

b. Melaksanakan kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas bahan atau komponen


bangunan, peralatan dan perlengkapan serta tenaga kerja selama pekerjaan
pelaksanaan di lapangan.
c. Mengusahakan kemajuan pelaksanaan dan mengambil tindakan yang tepat dan
cepat, agar batas waktu pelaksanaan dapat dipenuhi minimal sesuai dengan
jadwal yang ditetapkan.

d. Memberikan masukan/pendapat teknis tentang penambahan atau pengurangan


pekerjaan yang dapat mempengaruhi biaya dan waktu pekerjaan serta
berpengaruh pada persyaratan kontrak, yang mana perubahan tersebut harus
mendapatkan persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Konsultan
Pengawas konstruksi.

e. Melakukan telaah, untuk mendapat persetujuan mutu bahan, sejauh tidak


mengenai pengurangan dan penambahan biaya dan waktu pekerjaan serta tidak
menyimpang dari kontrak, dimana perubahan tersebut dapat langsung
direalisasikan di lapangan, dengan pemberitahuan tertulis serta tembusan
pemberitahuan kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Diresi Teknis dan
Konsultan Pengawas Konstruksi.

f. Memberikan bantuan dan petunjuk kepada owner dalam mengusahakan perijinan


sehubungan dengan pelaksanaan pembangunan.

3. Konsultasi.

a. Melakukan konsultasi dengan Kepala Satuan kerja, PPTK, Direksi Teknis dan
Konsultan Pengawas konstruksi untuk membahas segala masalah dan persoalan
yang timbul selama masa pembangunan.

b. Mengadakan rapat lapangan secara berkala, sedikitnya dua kali dalam sebulan,
dengan Kepala Satuan Kerja, PPTK, Direksi Teknis, Konsultan Perencana
Konstruksi dan Konsultan Pengawas Konstruksi dengan tujuan untuk
membicarakan masalah dan persoalan yang timbul dalam pelaksanaan, untuk
kemudian membuat risalah rapat dan mengirimkan kepada semua pihak yang
bersangkutan, serta sudah diterima paling lambat 1 minggu kemudian.

c. Mengadakan rapat diluar jadwal rutin tersebut apabila dianggap mendesak.

4. L a p o r a n.

a. Memberikan laporan dan pendapat teknis administrasi dan teknis konstruksi


kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). mengenai volume, prosentase dan
nilai bobot bagian-bagian pekerjaan yang dilaksanakan.

b. Melaporkan kemajuan pekerjaan yang nyata dilaksanakan, dan dibandingkan


dengan jadwal yang telah disetujui.

c. Melaporkan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja, alat yang
digunakan, dan mutu hasil pelaksanaan.

d. Meminta persetujuan PPTK, Direksi Teknis dan Konsulta Pengawas Konstruksi


untuk setiap item pekerjaan yang mengakibatkan tambah atau berkurangnya
pekerjaan, disertai dengan data perhitungan serta gambar perubahan konstruksi
yang dimaksud.
5. Dokumen.

a. Menerima dan menyiapkan Berita Acara sehubungan dengan penyelesaian


pekerjaan di lapangan, serta untuk keperluan pembayaran angsuran.

b. Memeriksa dan menyiapkan daftar volume dan nilai pekerjaan, serta penambahan
atau pengurangan pekerjaan guna keperluan pembayaran.

c. Mempersiapkan formulir, laporan harian, mingguan dan bulanan, Berita Acara


kemajuan pekerjaan, penyerahan pertama dan kedua serta formulir-formulir
lainnya yang diperlukan untuk kebutuhan dokumen pembangunan, serta keperluan
pendaftaran sebagai bangunan gedung negara.

d. Membuat as built drawing yang disetujui oleh PPTK, direksi Teknis dan Konsultan

pengawas Konstruksi.

IX. MASUKAN

A. INFORMASI.

1. Untuk melaksanakan tugasnya, penyedia jasa pelaksanaan konstruksi atau kontraktor


harus mencari sendiri informasi yang dibutuhkan untuk menunjang kinerjanya selain
dari informasi yang diberikan oleh Kepala Satuan Kerja termasuk melalui Kerangka
Acuan Kerja ini.

2. penyedia jasa pelaksanaan konstruksi atau kontraktor harus memeriksa kebenaran


informasi yang digunakan dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Kepala
Satuan Kerja maupun yang dicari sendiri, Kesalahan pelaksanaan adalah kelalaian
pekerjaan yang akibat dari kesalahan informasi menjadi tanggung jawab sepenuhnya
dari penyedia jasa pelaksanaan konstruksi atau kontraktor.

3. Informasi pelaksanaan antara lain :

a. Dokumen pelaksanaan yaitu :

i. gambar-gambar pelaksanaan,

ii. rencana Kerja dan Syarat-syarat,

iii. Berita Acara Aanwijzing sampai dengan penunjukan Pemborong,

iv. dokumen Kontrak Pelaksanaan/Pemborongan.

b. Bar Chart dan S-Curve serta Net Work Planning dari pekerjaan yang dibuat oleh
Pemborong (setelah disetujui).

c. Kerangka Acuan Kerja (KAK) Fisik.

d. Peraturan-peraturan, standar dan pedoman yang berlaku untuk pekerjaan


pelaksanaan teknis konstruksi, termasuk petunjuk teknis simak pengawasan mutu
pekerjaan, dll.

e. Informasi lainnya.
B. TENAGA

Untuk melaksanakan tugasnya, Penyedia Jasa Pelaksanaan Konstruksi atau Kontraktor harus
menyediakan tenaga yang memenuhi kebutuhan Kegiatan, baik ditinjau dari lingkup (besar)
satuan kerja maupun tingkat kekomplekan pekerjaan.

Tenaga-tenaga ahli yang dibutuhkan dalam satuan kerja pelaksanaan konstruksi ini minimal
terdiri dari (Kuafifikasi masing-masing tenaga ahli disesuaikan berdasarkan kebutuhan /
kompleksitas satuan kerja).

No. Jabatan Keahlian Jml Kualifikasi Sertifikat Pengalaman


(org) (minimal) Keahlian Minimal
A. TENAGA AHLI

1. Site Manager Ahli Teknik Bangunan 1 S1 T. Sipil Ahli Muda 4 tahun


Gedung

2. Safety Enginner (K3) Ahli K3 Konstruksi 1 S1 Teknik Ahli Muda 4 tahun

3. Manager Keuangan Manager Keuangan 1 S1 3 Tahun


Akuntansi

4.

C. PERALATAN

Peralatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan konstruksi ini, harus dalam kondisi baik dan layak
untuk dioperasionalkan sehingga tidak mengganggu kegiatan konstruksi yang sedang
berlangsung. Dapat berupa milik dan sewa dengan di dukung oleh bukti kepemilikan atau
surat perjanjian sewa menyewa peralatan.

Peralatan yang dibutuhkan meliputi :

No Nama Peralatan Jumlah Kapasitas / Output

1. Dump Truck 2 Unit 4 m3

2. Mesin Molen 2 Unit 1 m3

3. Tangki Air 1 Unit 1100 liter

4. Genset Kerja 2 Unit Minimal 3Kva

5. Excavator 1 Unit 138 hp

6. Gerobak Dorong 10 Buah

7. Scafolding 50 set
X. PROGRAM KERJA
A. Sebelum melaksanakan tugasnya, penyedia jasa pelaksanaan konstruksi atau kontraktor harus
segera menyusun :

1. Program kerja, termasuk jadwal satuan kerja secara detail.


2. Alokasi tenaga ahli yang lengkap (disiplin dan jumlahnya).
Tenaga-tenaga yang diusulkan oleh penyedia jasa pelaksanaan konstruksi atau
kontraktor, harus sesuai dengan kontrak atau persetujuan dengan Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK).
3. Konsep penanganan pekerjaan menurut konsep penyedia jasa pelaksanaan konstruksi
atau kontraktor.
4. Sesuai PERPRES 084 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Dalam Rangka Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat, Pasal 2
poin g, untuk pengadaan barang / pekerjaa konstruksi/ jasa lainnya bernilai diatas rp.
5.000. 000.000., (lima milyar rupiah), kelompok kerja ULP / Pejabat Pengadaan tidak
boleh melarang, menghambat, dan membatasi keikutsertaan calon penyedia barang /
jasa dari luar provinsi dan / atau kabupaten / kota, dengan memprioritaskan yang
bekerjasama dengan pengusaha lokal.

C. Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK)., setelah sebelumnya dipresentasikan ke PPTK, Direksi Teknis, Konsultan
Pengawas Konstruksi

XI. RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)

NO URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA

- Iritasi Kulit Terpapar radiasi sinar


matahari
1 Pekerjaan Tanah
- Mata Kemasukan serbuk material
- Jatuh Terperosok
- Iritasi Kulit Terpapar radiasi sinar
matahari
- Mata Kemasukan serbuk material
2 Pekerjaan Cerucuk
- Jatuh Terperosok
- Kejatuhan material
- Tangan Tertusuk serpihan kayu
- Iritasi Kulit Terpapar radiasi sinar
matahari
- Mata Kemasukan serbuk material
3 Pekerjaan Beton / Struktur - Jatuh Terperosok
- Iritasi Kulit terkena campuran
beton
- Tangan Tertusuk serpihan kayu
- Iritasi Kulit Terpapar radiasi sinar
matahari
- Mata Kemasukan serbuk material
4 Pekerjaan Pasangan Batu
- Jatuh Terperosok
- Iritasi Kulit terkena campuran
beton
- Iritasi Kulit Terpapar radiasi sinar
matahari
- Mata Kemasukan serbuk material
4 Pekerjaan Plesteran dan Aci
- Jatuh Terperosok
- Iritasi Kulit terkena campuran
beton
- Iritasi Kulit Terpapar radiasi sinar
matahari
- Mata Kemasukan serbuk material
5 Pekerjaan Atap dan Plafond
- Jatuh Terperosok
- Kehirup debu material
- Tangan terkena serpihan
- Mata Kemasukan serbuk material
- Jatuh Terperosok
6 Pekerjaan Elektrikal - Kehirup debu material
- Tangan terkena serpihan
- Kesetrum listrik
- Mata Kemasukan serbuk material
- Jatuh Terperosok
7 Pekerjaan Mekanikal
- Kehirup debu material
- Tangan terkena serpihan
- Iritasi Kulit Terpapar radiasi sinar
matahari
- Mata Kemasukan serbuk material
8 Pekerjaan Alumunium dan Besi
- Jatuh Terperosok
- Kehirup debu material
- Tangan terkena serpihan
-

XII. METODE PELAKSAAAN

Metode Pelaksanaan menguraikan tahap-tahapan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan ítem


pekerjaan yang terdapat pada ítem RAB, tentunya sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
XIII. PENUTUP
A. Setelah Kerangka Acuan Kerja ini diterima, penyedia jasa pelaksanaan konstruksi atau
kontraktor hendaknya memeriksa semua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan
masukan lain yang dibutuhkan.

B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut, maka selanjutnya penyedia jasa pelaksanaan konstruksi


atau kontraktor agar segera menyusun program kerja untuk dibahas dengan Kepala Satuan
Kerja.

Jayapura, Januari 2021

Menyetujui : Dibuat :
KEPALA BALAI KARANTINA PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN
PERTANIAN KELAS I JAYAPURA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I
JAYAPURA

Drh. MUHLIS NATSIR, M.Kes


NAMA
NIP. 19750530 200112 1 003
NIP. ………………………….

Anda mungkin juga menyukai