BAB I
PENJELASAN UMUM
1. URAIAN UMUM
1.1. PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini adalah meliputi Pekerjaan PEMBANGUNAN GEDUNG
STFK LEDALERO;
b. Istilah ‘Pekerjaan’ mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga
ahli, tukang, buruh dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/
perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan termaksud;
c. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS,
Gambar-Gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan
serta Addendum yang disampaikan selama pelaksanaan.
1.2. BATASAN/PERATURAN
Keterangan :
a. Sertifikat kompetensi kerja untuk personil managerial dibuktikan
saat rapat penunjukan penyedia.
b. Peserta yang tidak dapat membuktikan Sertifikat Kompetensi
Kerja untuk Personil managerial yang diusulkan dalam dokumen
penawaran saat Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia (RPPP)
dikenakan sanksi sebagai berikut:
• Sanksi administrasi, berupa pembatalan penetapan pemenang;
• Sanksi daftar hitam sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2. LINGKUP PEKERJAAN
2.1. KETERANGAN UMUM
1. Pekerjaan Pembangunan Gedung STFK Ledalero, secara umum meliputi
pekerjaan standar maupun non standar.
2. Secara teknis, pekerjaan ini mencakup keseluruhan proses
pembangunan dari persiapan sampai dengan pembersihan/ pemberesan
halaman, dan dilanjutkan dengan masa pemeliharaan seperti yang
ditentukan, mencakup finishing lantai 1 dan 2;
a. Pekerjaan Persiapan;
b. Pekerjaan Struktur;
c. Pekerjaan Arsitektur;
d. Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal, Plumbing ;
e. Pekerjaan lain yang terkait dengan penyelesaian pekerjaan tersebut
diatas.
2. Laporan Mingguan
a. Laporan mingguan disusun dan disampaikan kepada Kasatker/PPK
setelah mendapat verifikasi Direksi Teknis/Konsultan Pengawas.
b. Laporan mingguan paling sedikit memuat capaian pelaksanaan
pekerjaan selama 1 (satu) minggu dan rencana capaian minggu
berikutnya yang disampaikan setiap minggu.
c. Dalam hal Kasatker/PPK melakukan rapat mingguan, laporan
mingguan yang telah diverifikasi kepada Direksi Teknis/Konsultan
Pengawas harus disampaikan sebelum pelaksanaan rapat mingguan
dan akan dibahas pada saat rapat mingguan.
d. Laporan mingguan paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:
1) Rangkuman capaian pekerjaan berupa hasil pembandingan
capaian dengan minggu sebelumnya dan capaian pada minggu
berjalan dengan rencana kegiatan dan sasaran capaian pada
minggu berikutnya;
2) Hambatan dan kendala yang dihadapi pada kurun waktu 1
(satu) minggu beserta tindakan penanggulangan yang telah
dilakukan dan potensi kendala pada minggu berikutnya;
3) Dukungan yang diperlukan dari Kasatker/PPK, Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas, dan pihak-pihak lain yang terkait;
4) Ringkasan permohonan persetujuan atas usulan dan dokumen
yang diajukan beserta statusnya;
5) Ringkasan kegiatan pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan;
6) Ringkasan aktivitas dan hasil pengendalian Keselamatan
Konstruksi, termasuk kejadian kecelakaan kerja, catatan tentang
kejadian nyaris terjadi kecelakaan kerja (nearmiss record), dan
lain-lain.
e. Dokumen asli persetujuan laporan mingguan dipelihara oleh PPK.
f. Laporan mingguan dibuat paling sedikit dalam 3 (tiga) rangkap untuk
didistribusikan kepada:
1) Asli untuk Kasatker/PPK;
2) Lembar ke dua untuk Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi; dan
3) Lembar ke tiga untuk Direksi Teknis/Konsultan Pengawas.
3. Laporan Bulanan
a. Laporan bulanan disusun dan disampaikan di setiap bulan
kepada Kasatker/PPK setelah mendapat verifikasi Direksi Teknis/
Konsultan Pengawas;
b. Periode pelaporan sesuai kesepakatan pada saat rapat persiapan
pelaksanaan kontrak/ PCM;
c. Laporan Bulanan paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:
1) Capaian pekerjaan fisik, ringkasan status capaian pekerjaan
fisik dengan membandingkan capaian di bulan sebelumnya,
capaian pada bulan berjalan serta target capaian di bulan
berikutnya;
2) Foto dokumentasi;
3) Ringkasan status kondisi keuangan Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi, status pembayaran dari Pengguna Jasa;
4) Perubahan kontrak dan perubahan pekerjaan;
5) Masalah dan kendala yang dihadapi, termasuk statusnya,
tindakan penanggulangan yang telah dilakukan dan rencana
tindakan selanjutnya;
6) Hambatan dan kendala yang berpotensi terjadi di bulan
berikutnya, beserta rencana pencegahan atau penanggulangan
yang akan dilakukan;
7) Status persetujuan atas usulan dan permohonan dokumen; dan
8) Ringkasan aktivitas dan hasil pengendalian Keselamatan
Konstruksi, termasuk kejadian kecelakaan kerja, catatan tentang
kejadian nyaris terjadi kecelakaan kerja (nearmiss record), danlain-
lain.
d. Laporan bulanan dibuat paling sedikit dalam 3 (tiga) rangkap untuk
didistribusikan kepada:
1) 1 (satu) dokumen untuk Kasatker/PPK;
2) 1 (satu) dokumen untuk Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi;
3) 1 (satu) dokumen untuk Direksi Teknis/Konsultan Pengawas.
2.5. PENUTUP
a. Segala bentuk perubahan yang terkait dengan isi dari Dokumen
spesifikasi teknis ini, tidak boleh dilakukan secara sepihak tanpa seijin
Pengguna Jasa.
b. Apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam Spesifikasi Teknis ini,
maka tidak tertutup kemungkinan dilakukan perbaikan-perbaikan
seperlunya.
Demikianlah Spesifikasi Teknis ini dibuat untuk dijadikan acuan dan pedoman
dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi sehingga dicapai hasil pekerjaan yang
sesuai dengan ketentuan peraturan-peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1 Pekerjaan terletak di Ledalero, Kelurahan Takaplager, Kecamatan Nita,
Kota Maumere, Flores 86152, Nusa Tenggara Timur dan akan diadakan
penunjukan tempat pekerjaan oleh PPK , PPTK atau Direksi Lapangan.
1.2 Pelaksanaan Pekerjaan meliputi mengadakan, mengerjakan, mengangkut
bahan-bahan, mengadakan tenaga kerja dan umumnya segala yang langsung
dan transparan serta menyatakan harus dilaksanakan akan digunakan untuk
mendapatkan penyelesaian pekerjaan dengan sempurna.
1.3 Pekerjaan harus diserahkan oleh Kontraktor ke Pemberi Tugas harus dengan
kondisi selesai sama sekali hingga memuaskan pemberi tugas. termasuk
menyingkirkan segala bahan-bahan sisa pembongkaran dan lain-lain yang
sudah tidak dipergunakan.
1.4 Pekerjaan yang dilaksanakan adalah :
2. UKURAN
2.1 Ukuran Penduga.
Ukuran penduga adalah indek ukuran yang merupakan patokan pengambilan
ukuran untuk ketinggian maupun kedalaman. Patok ukuran Penduga berupa
balok sepanjang 600 cm berpenampang 40X40 cm yang semua sisinya diketam
rata, dimeni 2 x dan ditanam / di pancang tegak lurus kedalam tanah areal
bangunan.
2.2 Ukuran pokok / peil (± 0,00) adalah tinggi lantai dasar bangunan yang
direncanakan, ditentukan +0,50 M dari permukaan jalan atau permukaan
tanah yang telah matang/ disesuaikan dengan gambar kerja. Selanjutnya
semua ketinggian dan kedalaman dalam gambar diambil dari tinggi +/- 0,00
ini.
2.3 Sebelum memulai pekerjaan pemasangan bouwplank, pemborong harus yakin
bahwa semua permukaan tanah baik kenyataan maupun garis transis dengan
gambar kerja adalah betul.
2.4 Jika merasa tidak puas dengan ketelitian permukaan tanah, pemborong harus
melaporkan secara tertulis kepada pengawas lapangan yang selanjutnya akan
dipertimbangkan dan diselesaikan bersama.
3. PEKERJAAN PERSIAPAN
3.1 Papan Nama Proyek
a. B a h a n
Tiang : Kayu kls I Ukuran 5 x 10 cm
Papan / tripleks : Kls I 2/20 atau disesuaikan
Seng : BJLS 0,20.
Pondasi : Beton Cor K 175 + Angkur besi 012 mm.
Finishing : Cat Dasar Putih
Isi Tulisan : Minimal menyebut: Nama proyek, pemborong,
konsultan perencana, konsultan pengawas dll.
Bentuk Tulisan : Tulisan dengan huruf capital/cetak warna
hitam. Tinggi huruf disesuaikan, tebal 1 cm
untuk Pemborong, Konsultan Perencana dan
huruf yang lain disesuaikan.
b. Pelaksanaan.
1. Papan nama proyek dipasang pada saat dilaksanakannya proyek,
dipancangkan pada tempat yang mudah dilihat umum atas petunjuk
Pengawas, dan dicabut setelah mendapat perintah Pengawas.
2. Huruf harus jelas serta memperhatikan kerapihan tulisan.
3. Pemasangan harus tegak dan kokoh.
2. Pasir Pasangan
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari
bahan-bahan organis lumpur dan sebagainya dan harusmemenuhi
komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan dalam PBBI
1984. Pasir pasang harus bersih, tajamdan bebas lumpur tanah
liat, kotoran organik dan bahan yang dapat merusak pondasi.
3. Batu Gunung/Belah
Bahan batu adalah sejenis batu keras, liat, berat serta berwarna
Putih Kekuning-kuningan Bahan asal adalah batubesar yang
kemudian dibelah/dipecah menjadi ukuran normal (maksimal 25
cm). Material batu kali/belah yang keras,bermutu baik dan tidak
cacat dan tidak retak. Batu kapur, batu berpenampang bulat atau
berpori besar danterbungkus lumpur tidak diperkenankan dipakai.
4. Air
Yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang
dapat merusak beton dan harus memenuhi NI-pasal 10. Air yang
digunakan harus bersih, tawar dan bebas dari bahan kimia yang
dapat merusak pondasi, asam alkali atau bahan organic.
1. Pekerjaan Beton
5.1.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengasdaan bahan-bahan, peralatan, tenaga kerja
dan alat-alat Bantu lainnya serta pengangkutan yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton berikut pembersihan
sesuai yang tercantum dalam gambar struktur. Semua beton struktur
(Poer Plat, Balok, Kolom dan Plat, lantai/atap) menggunakan beton site
– Mix).
5.1.2. Pengendalian Pekerjaan
Kecuali disebutkan lain, maka semua pekerjaan konstruksi harus
mengikuti ketentuan-ketentuan aturan terbaru yang antara lain:
▪ SNI 2847-2013-SNI BANGUNAN GEDUNG, Persyarata Beton
Struktural Untuk Bangunan Gedung dan Non Gedung.
▪ SNI 1726-2012-SNI GEMPA, Tata Cara Perencanaan Ketahanan
Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung.
▪ SNI 1727-2013-SNI PEMBEBANAN, Beban Minimum Untuk
Perencanaan Bangunan Gedung dan Struktur Lain.
▪ SNI 1729-2015-SNI Bangunan Baja, Spesifikasi Untuk Bangunan
Gedung Baja Struktural.
▪ SNI 2052-2014- Baja Tulangan Beton
▪ Petunjuk / Tata Cara Standar lainnya yang berhubungan.
B. Pasir Beton
▪ Pasir Urugan dan Pasir Pasangan yang digunakan adalah pasir
dari jenis yangbaik serta bersih dan tidak tercampur dengan
tanah liat atau kotoran dan bahanorganis lainnya.
▪ Pasir berupa pasir alam atau pasir buatan yang dihasilkan dari
alat -alat pemecahbatu.
▪ Pasir untuk campuran Beton dipakai yang berbutir kasar dan
bersih dari lumpurserta bahan organis lainnya.
▪ Pasir harus terhindar dari batu-batu tajam dan keras. Butir-
butir halus bersifatkekal, tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh cuaca.
▪ Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan
terhadap beratkering).
▪ Pasir laut tidak boleh dipakai untuk semua mutu beton.
Selanjutnya pasir harusmemenuhi syarat-syarat PBI
E. Besi Beton
▪ Besi beton yang digunakan adalah mutu yang sesuai dengan
spesifikasi dan kekuatan konstruksi yang diperlukan yaitu Baja
dengan mutu U-24 sesuai PBI1971.
▪ Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan
bebas dari cacat-cacat seperti serpih dan sebagainya, serta
berpenampang bulat dan memenuhisyarat-syarat yang
ditentukan dalam PBI 1971.
▪ Dimensi dan ukuran penampang, bulat besi beton harus sesuai
dengan petunjuk gambar kerja (FULL dan sesuai standar SII)
memenuhi batas toleransi minimal seperti yang dipersyaratkan
PBI 1971.
▪ Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah
ada perintah tertulis dari Direksi dan biaya menjadi tanggungan
Kontraktor.
▪ Batang Baja/Besi Beton harus bebas dari karat dan cacat
perubahan bentuk. Harus disimpan terlepas dari tanah serta
tidak diperbolehkan ditempat terbuka untuk jangka waktu
panjang.
▪ Besi Beton harus bersih dari lapisan minyak, karat dan bebas
dari cacat seperti retak, bengkok-bengkok dan lain-lain
sebagainya serta harus berpenampang bulat dan memenuhi
syarat yang tercantum dalam PBI 1971.
2. Pekerjaan Pembesian
a. Pembesian atau rakitan besi beton dilaksanakan sesuai dengan gambar
kerja dan diukur dengan mm (milimeter) untuk besaran diameternya
ditetapkan berdasarkanalat ukur SIGMA.
b. Ikatan Besi Beton harus menjadi pembesian hingga tidak berubah tempat
selamapengecoran dan selimut betonnya harus sesuai dengan syarat yang
ditentukan dalam PBI 1971.
c. Besi beton yang dipasang lebih dari satu lapis harus diberi antara dengan
potonganbesi minimal sama dengan diameter besi tersebut.
d. Jarak pemasangan besi beton harus dapat dilalui oleh material beton
dengan standar PBI 1971 adalah minimal 2,5 CM antara besi.
e. Ketentuan-ketentuan lain adalah mengikuti syarat yang tercantum dalam
PBI 1971.
f. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lokasi pekerjaan dalam waktu 1 x 24 jam setelah adanya perintah tertulis
dari Direksi.
d. Toleransi
▪ Toleransi intuk beton kasar Bagian-bagian pekerjaan beton
harus tepat dengan toleransi hanya 1 CM dengan syarat
toleransi ini tidak boleh komulatif. Ukuran-ukuran bagian
harus dalam batas ketelitian (0,3 dan +0,5 CM2)
▪ Toleransi untuk beton dengan permukaan rata. Toleransi
untuk beton adalah 0,6 CM untuk penempatan bagian-bagian
dan antara 0,00 dan 0,2 CM untuk ukuran-ukuran bagian.
Pergeseran bekesting pada sambungan-sambungan tidak
boleh melebihi 0,1 CM penyimpangan terhadap kelurusan
bagian harus dalam batas 1% tetapi toleransi ini tidak boleh
komulatif.
h. Proses Pengerasan
Kontraktor wajib melindungi beton yang baru dicor terhadap
matahari, angin dan hujan sampai beton tersebut mengeras secara
wajar dan menghidarkan pengeringan yang terlalu cepat dengan
cara sebagai berikut :
▪ Semua bekesting yang mengandung beton yang baru dicor
harus dibas ahi secara teratur sampai dibongkar.
▪ Semua permukaan beton tidak terlindungi harus dibasahi
selama 2 (dua) minggu setelah pengecoran.
▪ Semua permukaan lantai beton harus dilindungi terhadap
pengeringan dengan memberi penutup yang basah.
▪ Tidak dibenarkan untuk menimbun barang atau mengangkut
barang diatas beton yang menurut Direksi belum cukup
mengeras.
i. Pembongkaran Bekisting
▪ Tidak dibenarkan untuk membongkar bekisting sebelum
mencapai kekuatan sesuai PBI 1977.
▪ Apabila pembongkaran bekisting menyebabkan sebagian
pekerjaan beton mendapat tekanan melebihi perhitungan, maka
tidak dibenarkan untuk membongkar bekistingnya untuk
jangka waktu selama keadaan itu berlangsung. Harus
ditekankan bahwa tanggung jawab terhadap keamanan beton
sepenuhnya pada Kontraktor serta harus memenuhi peraturan
mengenai pembongkaran bekisting pada PBI 1971.
▪ Kontraktor wajib memberitahukan Direksi pada waktu akan
membongkar bekisting bagian-bagian pekerjaan beton yang
penting serta mendapatkan persetujuan Direksi, tetapi hal ini
tidak mengurangi tanggung jawab atas hal tersebut.
▪ Pembongkaran bekisting /mall beton dapat dibongkar setelah
berumur 3 (tiga) minggu, kecuali beton praktis, bila dianggap
perlu dapat dibongkar setelah berumur 3-7 hari dengan
persetujuan Direksi.
6. PEKERJAAN LANTAI
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini adalah permukaan lantai seluruh bangunan sebagimana
yang dinyatakan dalam gambar kerja.
a. Bahan lantai dan dinding lainnya menggunakan tegel keramik yang
berkualitas baik, siku, rata serta tidak pecah dan warna ditentukan
kemudian.
b. Lantai ruang kelas mengunakan tegel keramik 40 X 40 CM berwarna
c. Lantai luar, teras menggunakan tegel keramik 40 x 40 permukaan kasar
d. Tangga menggunakan tegel keramik anti sip 30 x 30 CM
e. Lantai KM/WC menggunakan tegel keramik 25 X 25 CM
f. Dinding KM/WC dan Kas menggunakan tegel keramik 25 X 40 CM setinggi
200 CM
g. Untuk pemasangan lantai keramik baru menggunakan alas keramik
(screed) dari campuran 1 Pc : 5 Ps tebal 3 CM setelah pasir urug
dipadatkan.
h. Nat tegel keramik yang diizinkan adalah 1 MM harus rata dan lurus dan
pemasangann- ya harus dileveling dengan memakai waterpass.
i. Semua keramik yang digunakan adalah produksi dalam Negeri yang
sekualitas dengan produksi ASIA atau INA (KW1).
2. Cara Pemasangan
a. Sebelum pekerjaan lantai dilaksanakan, kontraktor harus mengadakan
persiapan yang baik terutama pemadatan pasir urug yang menggunakan
mesin stamper dengan baik. Permukaan yang akan dipasang kramik harus
bersih, cukup kering dan rata air dan disetujui oleh Direksi/Pengawas
Lapangan, baik kontrol rencana peil lantai yang diinginkan maupun
leveling.
b. Tentukan patokan dengan mempertimbangkan letak-letak ruang, beda
tinggi lantai yang telah direncanakan.
c. Sebelum tegel keramik dipasang, terlebih dahulu harus direndam dalam
air.
d. Setiap jalur pemasangan keramik sebaiknya ditarik benang dan rata air.
e. Adukan semen kental untuk permukaan dasar keramik harus penuh dan
rata.
f. Perbandingan adukan yang dianjurkan untuk lantai 1 Pc:3 Ps dengan
ketebalan rata-rata 0,5 – 1,5 CM diatas lantai.
g. Adukan pengisi Nat dari semen tegel spesial hingga terisi penuh dan dioles
dengan jari tangan atau dengan menggunakan bahan dari karet atau gabus
agar permukaan menjadi mulus dan mengkilap.
h. Pemasangan semen nat, dilaksanakan paling cepat 24 jam setelah
pemasangan keramik lantai.
i. Pemotongan tegel kramik sedapat mungkin dihindari, bila terpaksa harus
dipotong, maka potongan terkecil tidak boleh kurang dari ½ ukuran tegel.
Pemotongan harus dilakukan dengan hati-hati dan memakai alat pemotong
elektrik.
j. Penggunaan tegel keramik dari setiap unit bangunan berdasarkan RAB dan
Gambar
k. Apabila mutu dan cara pemasangan tegel keramik tersebut tidak memenuhi
mutu standar atau contoh yang telah disepakati, maka Direksi/Pengawas
wajib melakukan perintah pembongkaran secara tertulis kepada pelaksana
Kontraktor dilapangan.
8. PEKERJAAN PLAFON
1. Lingkup Pekerjaan
1. Rangka plafon dari bahan aluminium galfalum berkualitas baik.
2. Plafond / langit-langit dari bahan :
▪ Gypsum board tebal 9 MM, berkualitas baik, ukuran rangka 0.6 X 1.20
M.
2. Cara Pelaksanaan
1. Sebelum pemasangan rangka plafon harus dileveling terlebih dahulu
dengan menggunakan alat bantu dan diuk ur sesuai dengan ketentuan
yang digunakan.
2. Sebelum rangka plafon dipasang terlebih dahulu aluminium galvalum
tersebut dipersiapkan dan bagian bawahnya harus diserut, kemudian
diresidu pada seluruh permukaan rangka.
3. Rangka plafond harus kuat dan tidak mudah melendut terutama pada
bagian tengah, untuk menghindari hal tersebut maka gantungan rangka
plafond harus diperhatikan dengan menggantungkan pada gording dan
kuda-kuda atau pada stek besi bila pemasangan plafond dibawah plat
beton.
4. Pemasangan plafond harus rata dan rapih, bentuk dan ukuran sesuai
gambar.
9. PEKERJAAN SANITASI
1. Sanitair
1. KM/WC menggunakan Closet Duduk dan Closet Jongkok yang berkualitas
baik setara dengan Merk KIA / American Standar, Kran-kran air kamar
mandi menggunakan Stainless Steel lengkap dengan floor
drain/pembuangan pada sisi dalam. Kemudian pada sisi luar dibungkus
dengan pasangan batu bata, sesuai gambar detail.
2. Nat sambungan kramik baik vertikal maupun horizontal memakai ukuran
serapat mungkin sekitar 2 MM agar memberi kesan bersih.
3. Washtafel, yang berkualitas baik setara dengan Merk Toto atau
KIA/American Standar warna ditentukan kemudian dan sistim
pemasangannya berdasarkan gambar detail dan petunjuk teknis
pemasangan dari pabrik.
4. Septiktank memakai bahan pasangan batu bata, yang diplester licin dengan
campuran kedap air dan menggunakan perembesan/peresapan sesuai
penjelasan pada gambar detail.
5. Saluran keliling bangunan menggunakan bahan dari pasangan batu bata
campuran 1 Pc : 3 Ps yang diplester licin, bentuk dan ukurannya sesuai
gambar kerja.
Jika dibutuhkan penutup saluran, maka digunakan plat beton cor dengan
campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr. tebal 10 CM ketinggian peil disesuaikan dengan
kebutuhan.
2. Instalasi Air
1. Air Bersih
▪ Semua Instalasi air bersih maupun sambungan-sambungannya
menggunakan Pipa PVC yang berkualitas AW, dan setara dengan
produksi Maspion atau Wavin.
▪ Pipa PVC diameter ½ “ untuk daerah KM/WC dan tertanam, Untuk pipa
PVC diameter ¾” dan 1 “ digunakan pada pipa distribusi dan suplay air
bersih.
▪ Sedangkan untuk pembuangan washtafel, dan air kotor cair
menggunakan pipa PVC diameter 2” dengan sistim sambungan Lem.
▪ Penggunaan lem pada sambungan pipa PVC memakai bahan EX
Jepang dalam kaleng.
3. Seluruh instalasi tersebut diatas harus ditempatkan pada jalur yang telah
ditetapkan (Shap) dan memperhatikan kemiringan serta arah buangan air
tersebut sesuai petunjuk Direksi/Pengawas.
1. Pekerjaan Kusen
10.1.1. Lingkup pekerjaan :
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat- alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan
sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
2. Pekerjaan pembuatan kosen Aluminium meliputi seluruh detail yang
dinyatakan dalam gambar.
10.1.2. Bahan-bahan :
1. Bahan kusen dari Aluminium berkualitas baik.
2. Ukuran kosen sesuai dengan gambar rencana.
3. Mutu dan kualitias Aluminium yang dipakai sesuai persyaratan
dalam SNI, lurus, siku dan permukaan rata, bebas dari cacat seperti
retak-retak maupun cacat lainnya.
10.1.3. Pelaksanaan
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini pelaksana wajib meneliti gambar
rencana.
2. Sambungan Aluminium harus kuat sesuai dengan detail sambungan
yang ada pada gambar rencana.
3. Kusen Aluminium harus siku serta sambungan-sambungan harus
rapat.
4. Kontraktor harus meneliti perletakan dan bukaan-bukaan
pintu/jendela pada gambar kerja sebelum melaksanakan pekerjaan
baik perakitan, pengadaan maupaun pemasangan kusen tersebut
dan bila terdapat kelainan/kesalahan seperti perletakan, bukaan
serta ukuran-ukuran segera dikonsultasikan dengan
Direksi/Pengawas Lapangan. Atas kelalaian Kontraktor maka
kontraktor diwajibkan memperbaiki atau mengganti sesuai dengan
gambar kerja atau kebutuhan.
5. Pemasangan kusen harus siku baik Horizontal maupun Vertikal
dengan memakai alat Waterpass dan Benang serta harus
dikontrol dengan dinding untuk mendapatkan hasil yang rata
setelah dinding diplester.
6. Semua pengujian kosen harus dipastikan kokoh sebelum pekerjaan
selesai.
2. Macam Pekerjaan.
Konstruksi dan macam-macam pekerjaan lainnya menggunakan jenis Kayu
dan Aluminium seperti dibawah ini.
a. Semua kusen-kusen yang ditentukan dalam gambar
b. Daun pintu Kaca
c. Bingkai jendela kaca
d. Semua ukuran yang terdapat dalam gambar kerja adalah ukuran jadi.
3. Pekerjaan Kaca
a. Kaca Bening tebal 5 MM digunakan semua pemakaian kaca pintu dan
jendela bagian luar.
b. Kaca Bening tebal 5 MM digunakan untuk pemakaian kaca pintu dan
jendela bagian dalam.
4. Pekerjaan Penguncian dan Penggantung
10.4.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun
pintu dan jendela, selanjutnya pada jendela dipasang grendel dan hak
angin.
10.4.2. Persyaratan Bahan
a. Engsel-engsel dari Kuningan H – 777, POMEL 4” atau 5”
b. Kunci pintu dipasang merek Yale, Union 2 (dua) slaag (dua kali
putar) atau yang setara.
c. Grendel (sloot), tarikan jendela dan hak angin berkwalitas baik.
d. Grensel panjang merek alpha atau setara
10.4.3. Pedoman Pelaksanaan
a. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 (dua) slaag merk yale,
yang berkwalitas baik.
b. Engsel pintu dipasang 3 (tiga) buah setiap lembaran daun pintu.
Pemasangan dilakukan dengan mur khusus untuk pintu, tidak
dibenarkan melengketkan engsel ke pintu dan kozen dengan
menggunakan paku. Penguncian mur harus dilakukan dengan
memutarnya dengan obeng, sehingga seluruh batang masuk dan
menempel kuat ke kayu yang dipasang.
c. Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang, Kontraktor
wajib memperlihatkan contoh terlebih dahulu untuk dimintakan
persetujuan Konsultan pengawas.
d. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai
dengan yang disyaratkan, maka Konsultan pengawas berhak
untuk menyuruh bongkar kembali dan diganti dengan alat-alat
yang disyaratkan atas biaya Kontraktor.
e. Grendel dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun
jen dela. Pasangan harus rapi dan dapat bekerja dengan baik.
Untuk melengketkan alat tersebut ke daun jendela harus
menggunakan mur.
f. Grendel panjang dipasang pada daun pintu buka dua (dua lembar
daun pintu pada satu pintu.
1. Rangka atap.
1. Konstruksi rangka atap terbuat dari bahan baja ringan.
2. Perencanaan konstruksi mengikuti rencana yang dibuat oleh pihak
penjual dengan mengikuti bentuk atap yang ada pada gambar rencana
dan disetujui oleh Direksi.
3. Pengerjaan konstruksi dilaksanakan oleh pihak penjual atau pihak
kontraktor dengan syarat pekerja pelakasana memenuhi kualifikasi yang
ditentukan oleh pihak penjual dan disetujui oleh Direksi.
4. Papan tepi/listplang digunakan material GRC sesuai dengan gambar.
5. Kemudian papan listplank ini dimeni serta dicat mengkilat.
2. Penutup Atap.
Penutup atap menggunakan jenis atap Zincalume atap Spandek. Pihak
Kontraktor/pelaksana harus menunjukkan contoh material atap yang akan
digunakan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuannya. Pemasangan
penutup atap Spandek harus rata, rapi dan lurus dengan menggunakan
ukuran atau menggunakan benangan agar gelombang menjadi satu garis
lurus.
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan
dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.
b. Garis besar lingkup pekerjaan listrik yang dimaksud adalah :
▪ Sekring Kast dan MCB serta kelengkapannya.
▪ Pengadaan dan Pemasangan kabel-kabel serta instalasi yang tertanam
dalam tembok, plat beton, plafond dan lain-lain.
▪ Pengadaan dan Penyambungan Daya Listrik termasuk intalasi luar
c. Pelaksanaan pekerjaan ini adalah menyala.
2. Bahan
a. Kabel NYM dan NYY hasil produksi Kabelindo, Metalindo atau produksi
lain yang telah mendapat pengakuan PLN dengan tulisan LMK pada kabel
tersebut.
b. Instalasi penerangan dan stop kontak menggunakan kabel ukuran 2,5 mm
atau ditentukan lain berdasarkan kebutuhan daya pada beberapa stop
kontak khusus.
c. Peralatan stop kontak dan titik lampu menggunakan produksi kualitas
baik atau setara, sedangkan sekeringkast/MCB menggunakan produksi
dengan kwalitas baik.
d. Ukuran kabel toevoer dari tempat meter PLN kekotak Panel listrik induk
dan dari panel induk ke panel pembagi menggunakan kabel menurut
perhitungan instalatur yang mengerjakan pemasangan instalasi listrik
tersebut dan disetujui PLN.
5. Sekring kas/MCB
a. Sekring kas/MCB berisi 3 (tiga) grup dengan kapasitas masing-masing
sakering 6 Ampere ditempatkan dalam ruang yang ditentukan dalam
gambar rencana.
b. Kotak sakering dilengkapi dengan sakelar induk berkapasitas 50 Ampere.
c. Kabel toevoer dari meter PLN ke kotak panel/sekring menggunakan jenis
NYY dengan ukuran yang sesuai menurrut perhitungan Instalatur listrik
yang bersangkutan.
d. Arde sekring terdiri dari pipa galvanised yang ditanam dalam tanah sampai
mencapai air tanah yang dihubungkan dengan kabel BC ukuran 6 mm
sampai kekotak sekring.
1. Pekerjaan Pengecatan
13.1.1. Ketentuan Umum
a. Sebelum memulai pekerjaan, bidang-bidang yang akan dilapisi/
dicat terlebih dahulu disiapkan dengan baik. Bidang harus
mempunyai permukaan yang rata dan lurus atau mempunyai
kemiringan sesuai dengan gambar rencana, bebas dari segal
macam kotoran, tidak retak atau pecah dan tidak lembab.
b. Pelaksanaan pekerjaan baru dapat dilaksanakan setelah bagian
tersebut diperiksa oleh Pengawas dan diizinkan
pelaksanaannya.
c. Pelaksana harus mengajukan contoh-contoh bahan untuk
disetujui oleh Pengawas. Bahan yang digunakan harus sesuai
dengan contoh yang telah disetujui dan dalam keadaan baru,
dikemas dalam kaleng-kaleng yang masih disegel serta tidak
pecah atau bocor.
d. Penggunaan bahan-bahan harus sepengetahuan pengawas dan
pelaksana bertanggung jawab atas keaslian dari warna dan
bahan yang digunakan.
e. Pelaksana harus memberikan jaminan tertulis bahwa hasil
pekerjaan pengecatan tidak menggelembung, mengelupas dan
cacat-cacat lainnya selama 2 tahun sesudah penyerahan
pekerjaan.
1. Laporan - Laporan.
Kontraktor/Pelaksana diharuskan membuat/mempersiapkan dan
menandatangani laporan-laporan yang berupa :
a. Laporan harian.
▪ Jumlah dan macam bahan/barang yang ada dilapangan dan belum
dipakai/ dipergunakan.
▪ Jumlah dan jenis peralatan yang masih dapat digunakan dan yang
rusak.
▪ Jenis bagian pekerjaan & pekerjaan permanen yang dilaksanakan.
▪ Taksiran volume pekerjaan permanen yang dilaksanakan.
▪ Keadaan cuaca termasuk hujan, angin, banjir dan peristiwa-peristiwa
alam lain yang mempengaruhi kelangsungan pelaksanaan pekerjaan.
▪ Catatan lain yang berkenaan dengan pekerjaan, perubahan design
dan lain-lain.
Laporan harian tersebut harus diserahkan kepada Direksi untuk diperiksa
dan disahkan. Laporan harian yang disahkan yang merupakan rekaman
kejadian dan kenyataan disekitar pelaksanaan pekerjaan harus disimpan
dengan baik oleh Direksi dan Kontraktor.
b. Laporan mingguan.
Dalam hubungannya dengan pasal ini juga, Kontraktor berkewajiban untuk
mempersiapkan dan menyediakan :
▪ Laporan mingguan yang mencatat perihal macam pekerjaan dan
laporan kemajuan pekerjaan.
▪ Laporan bulanan yang mencatat perihal hasil pelaksanaan pekerjaan.
▪ Buku harian yang setiap saat harus tersedia dikantor lapangan dimana
sewaktu-waktu Direksi dapat memberikan perintah dan catatan-
catatan dan sebagainya dalam buku harian tsb.