Anda di halaman 1dari 33

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

DINAS PERKEBUNAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA


UPTD BALAI MEKANISASI DAN SARANA PRASARANA PERTANIAN
Jl.Raya Padang – Indarung KM.8 Bandar Buat Padang
Website : www.diperta-sumbarprov.go.id. Telp : (0751)72409
Email : info@diperta-sumbarprov-go.id. Fax : (0751)72409

SPEKSIFIKASI TEKNIS :
SEBAGAI ACUAN UNTUK PENYUSUNAN DOKUMEN PENGADAAN BARANG/JASA

PROGRAM :
PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN PRASARANA PERTANIAN

KEGIATAN :
PENATAAN PRASARANA PERTANIAN

SUB KEGIATAN :
KOORDINASI, SINKRONISASI DAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN JALAN USAHA TANI

PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN JALAN USAHA TANI/JUT LOKASI 126 – KOTA PADANG

LOKASI :
KELOMPOK TANI LAPAU MUNGGU KELURAHAN KURANJI KECAMATAN KURANJI KOTA
PADANG

PAGU : Rp. 888.300.000,- (DELAPAN RATUS DELAPAN PULUH DELAPAN JUTA


TIGA RATUS RIBU RUPIAH))

HPS : Rp. 888.299.000,- (DELAPAN RATUS DELAPAN PULUH DELAPAN JUTA


DUA RATUS SEMBILAN PULUH SEMBILAN RIBU RUPIAH)

JANGKA WAKTU : 75 (TUJUH PULUH LIMA) HARI KELENDER

1
SPESIFIKASI TEKNIS
1. PENDAHULUAN

1.1. UMUM
Kegiatan : Penataan Prasana Pertanian
Pekerjaan : Pembangunan Jalan Usaha Tani/JUT Kota Lokasi 126
Lokasi : Kelompok tani Lapau Munggu Kelurahan Kuranji Kecamatan Kuranji Padang
Nilai Pagu : Rp. 888.300.000.- (Delapan Ratus Delapan Puluh Delapan Juta Tiga Ratus Ribu
Rupiah,-)

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN


a. Spesifikasi Teknis ini merupakan arahan/petunjuk bagi Penyedia Jasa sesuai dengan
persyaratan yang diharapkan oleh Pengguna Jasa (Owner).
b. Dengan penugasan ini diharapkan Penyedia Jasa dapat melaksanakan tanggung jawabnya untuk
memberikan barang yang memenuhi persyaratan teknis sesuai Spesifikasi Teknis ini.
1.3. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA
Pengguna Jasa adalah Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Barat
Jalan Raya Indarung-Padang KM.8 bandar Buat Padang.

1.4 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dijadwalkan selama 75 (Tujuh puluh lima) hari kalender.

1.5 PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN


5.1 Dokumen Pengadaan disusun berdasarkan Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta petunjuk teknisnya.
5.2 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 28/PRT/M/2018, Tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Negara.
5.3 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1991), SK SNI T-15.1919.03
5.4 Tata cara pengadukan dan pengecoran beton SNI 03-3976-1995
5.5 Peraturan Muatan Indonesia NI. 8 dan Indonesian Loading Code 1987 (SKBI-1.2.53.1987)
5.6 Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI) NI 5
5.7 Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1984
5.8 Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja
5.9 Peraturan Semen Potland Indonesia NI 8 tahun 1972
5.10 Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
5.11 Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
5.12 Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)
5.13 Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)
5.14 SNI 03-3403-1994 tentang Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Inti Pemboran
5.15 Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang bersangkutan
dengan permasalahan bangunan.
Apabila penjelasan dalam RKS tidak sempurna atau belum lengkap sebagaimana ketentuan yang
dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
2. RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup pekerjaan sesuai dengan yang terdapat pada daftar kuantitas (form rencana anggaran
biaya) Perencanaan JUT Kota Padang 1 Lokasi 126 (Tender)perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan
didasarkan pada gambar rencana. BQ dan RKS yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari rencana kerja
dan syarat- syarat ini.

1
3. PERSIAPAN PEKERJAAN
3.1. DOKUMEN KONTRAK
1. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Penyedia Jasa Konstruksi terdiri atas :
a. Pokok Perjanjian;
b. Adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
c. surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
d. syarat-syarat khusus Kontrak;
e. syarat-syarat umum Kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
h. gambar-gambar dan
i. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.
2. Penyedia Jasa Konstruksi wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak lainnya
yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara RKS dan gambar-gambar
pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, Penyedia Jasa Konstruksi wajib untuk
memberitahukan/ melaporkannya kepada Pengawas Lapangan.
Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :
a. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka gambar detail
yang diikuti.
b. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang diikuti,
kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan menyebabkan
ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan
Pengawas lebih dahulu.
c. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali bila hal tersebut
terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan kerusakan/kelemahan konstruksi,
harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas.
d. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap sedang RKS
tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.
e. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah
mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan pekerjaan.
3. Bila akibat kekurang telitian Penyedia Jasa Konstruksi dalam melakukan pelaksanan pekerjaan,
terjadi ketidak sempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan, maka Penyedia Jasa
Konstruksi harus melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan
tersebut dan memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan Konsultan
Pengawas tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak lain.
3.2. PAPAN NAMA PROYEK
Papan nama proyek diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum. Papan nama proyek memuat:
a. Nama Proyek
b. Pengguna Jasa (Owner)Teknis/Lapangan
c. Lokasi Proyek
d. Jumlah Biaya (Kontrak)
e. Nama Pelaksana (Penyedia)
f. Masa pelaksanaan proyek : tanggal, bulan dan tahun

2
3.3. PERIZINAN
Penyedia harus segera mengurus dan memperhitungkan biaya untuk membuat izin-izin yang
diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara lain: izin penerangan, izin
pengambilan material, izin penggunaan bangunan serta izin-izin lain yang diperlukan sesuai dengan
ketentuan/ peraturan daerah setempat.
3.4. K3, ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
Berdasarkan Peraturan Mentri PUPR No. 21/PRT/M/2019 tentang K3dalam hal pekerjaan kita ini
kita hanya memakai Perlengkapan K3 Standar seperti ;
1.Alat Pelindung (Safety Helmet) SNI
2.Sarung Tangan SNI
3.Sepatu Keselamatan SNI
4. Rompi Kerja SNI
Dan setiap pekerja dilapangan diharapkan memperhatikan protokol kesehatan COVID-19

3.5. TENAGA KERJA DAN PERALATAN


A. SYARAT-SYARAT PENYEDIA (REKANAN):
1. Penyedia (Rekanan )
I. Surat izin usaha Jasa Kontruksi (SIUJK) Kualifikasi Usaha Kecil
II. SBU Klasifikasi : BangunanSipil
- Sub Klasifikasi : SI003 Jasa Pelaksana Kontruksi Jalan Raya (Kecuali Jalan Layang, Jalan
Rel Kereta Api, dan Landas Pacu Bandara)
III. Persyaratan Kualifikasi Perusahaan lainnya akan ditentukan dalam Dokumen Pemilihan
2. Penyedia (Rekanan )
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, penyedia jasa harus menyediakan tenaga-tenaga ahli
dalam suatu struktur organisasi penyedia jasa untuk menjalankan kewajibannya sesuai dengan
lingkung jasa yang tercantum dalam Spesifikasi teknis ini yang bersertifikat dan disetujui oleh
pemberi tugas.

No Jabatan Jumlah Pendidikan Pengalaman SKA/SKK


Minimal Minimal Minimal
1. Pelaksana Sipil 1 Org D3 1 Tahun Pelaksana Pekerjaan Jalan
(TS 045) atau
Pelaksana Lapangan
Pekerjaan Jalan (TS 028)
2. Petugas K3 1 Org SMA/ SMK 0 Tahun Ijazah/Sertifikat
Keterangan:
Tenaga kerja (personalia) yang didaftarkan dalam surat penawaran ikut melampirkan
 CV {Curriculum Vitae) yang ditandatangani personil ybs diketahui oleh Pimpinan/ Direktur,
atau Referensi pengalaman dan pemberi kerja
 Ijazah
 SKT
 KTP
3. Peralatan
a. Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan baik berupa alat-alat kecil maupun besar, harus
disediakan oleh Penyedia dalam keadaan baik dan siap pakai, sebelum pekerjaan fisik yang
bersangkutan dimulai antara lain:

No Alat Kapasitas Jumlah


1 Concrete Mixer 0,3 – 0,6 m3 3
2 Baby Roller - 1
3 Excavator Mini - 1
4 Concrete Vibrator - 1
 Perlengkapan penerangan untuk keamanan dan kerja lembur.
 Peralatan lainnya yang nyata-nyata diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.

3
b. Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan berhak memerintahkan untuk menambah peralatan
atau menolak peralatan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi persyaratan.
c. Disamping untuk menyediakan peralatan utama penyedia harus menyediakan alat-alat bantu
sehingga dapat bekerja pada kondisi apapun, seperti : tenda-tenda untuk bekerja pada waktu
hari hujan, perancah tambahan atau tempat lain yang memerlukan, serta peralatan lainnya.
3.6. KEWAJIBAN PENYEDIA (REKANAN) LAINYA:
1. Penyedia wajib menetapkan dan menempatkan seorang Kepala Pelaksana, yang cakap untuk
memimpin dan bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan pekerjaan, dan memiliki
pengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan sejenis (sebagaimana dituangkan dalam dokumen lelang).
2. Selain Kepala Pelaksana Penyedia harus menempatkan tenaga pelaksana yang diperlukan sesuai
dengan lingkup pekerjaan.
3. Tenaga pelaksana dimaksud tersebut harus memiliki berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan
(sebagaimana dituangkan dalam dokumen lelang).
4. Selain pelaksanaan, Penyedia diwajibkan pula memberitahu secara tertulis kepada Pengguna Jasa
(Owner) Teknis/Lapangan Susunan Organisasi Lapangan lengkap dengan nama dan jabatannya
masing-masing.
5. Bila dikemudian hari menurut team Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan, Pelaksana kurang
mampu melaksanakan tugasnya, maka Penyedia akan diberitahu secara tertulis untuk mengganti
pelaksananya.
6. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya surat pemberitahuan, Penyedia sudah harus
menunjuk pelaksana baru sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
3.7. KEAMANAN KERJA
1. Penyedia diwajibkan menjaga keamanan terhadap barang-barang milik Proyek, Pengguna Jasa
(Owner) Teknis/Lapangan dan milik pihak ketiga yang ada di lapangan baik terhadap pencurian
maupun pengrusakan.
2. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang atau pekerjaan, tetap menjadi tanggung
jawab Penyedia dan tidak dapat diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah atau pengunduran
waktu pelaksanaan.
3. Apabila terjadi kebakaran, Penyedia bertanggung jawab atas akibatnya, untuk itu Penyedia
harus menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap pakai, ditempatkan di tempat-tempat
yang strategis dan mudah dicapai.

3.8. PENYEDIAAN AIR KERJA, TENAGA LISTRIK DAN PENERANGAN


1. Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung, Penyedia harus
memperhitungkan biaya penyediaan air bersih guna keperluan air kerja, air minum untuk
pekerja dan air kamar mandi.
2. Air yang dimaksud adalah bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumber air, serta pengadaan
dan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi keperluan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
keperluan Kantor Proyek, kantor Penyedia, kamar mandi/WC atau tempat-tempat lain yang
dianggap perlu.
3. Penyedia juga harus menyediakan sumber tenaga listrik untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan,
kebutuhan kantor Proyek dan penerangan proyek pada malam hari sebagai keamanan selama proyek
berlangsung selama 24 jam penuh dalam sehari.
4. Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau dengan pengadaan Generator Set,
dan semua perijinan untuk pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia. Pengadaan
fasilitas penerangan tersebut termasuk pengadaan dan pemasangan instalasi dan armatur, stop
kontak serta saklar/panel.

4
3.9. GAMBAR-GAMBAR KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
1. Penyedia wajib meneliti semua Gambar dan RKS termasuk tambahan dan perubahannya yang
tercantum dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
2. Bilamana ada ketidaksesuaian antara Gambar dan RKS, maka yang mengikat adalah RKS.
Bilamana suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain, maka harus berkonsultasi dengan
Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan untuk dikoordinasikan dengan Konsultan Perencana
dan Pengawas
3. Tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan, kekurangan- kekurangan
pada gambar atau perbedaan ketentuan antara gambar rencana dan spesifikasi teknis. Apabila
ternyata terdapat kesalahan, kekurangan, perbedaan dan hal- hal lain yang meragukan, Penyedia
harus mengajukannya kepada Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan secara tertulis, dan
Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan akan mengoreksi atau menjelaskan gambar-gambar
tersebut untuk kelengkapan yang telah disebutkan dalam spesifikasi teknis. Koreksi akibat
penyimpangan keadaan lapangan terhadap gambar rencana akan ditentukan oleh Pengguna Jasa
(Owner) Teknis/Lapangan dan disampaikan secara tertulis kepada Penyedia.
4. Paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia harus menyerahkan
gambar kerja (shop drawing) kepada pihak Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan sebanyak 3
(tiga) rangkap, termasuk perhitungan-perhitungan yang berhubungan dengan gambar tersebut.
5. Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan di lapangan. Gambar- gambar
tersebut harus berada dalam kondisi baik, dapat dibaca dan merupakan hasil revisi terkahir.
Penyedia juga harus menyiapkan gambar-gambar yang menunjukan perbedaan antara gambar
rencana dan gambar kerja. Semua biaya untuk itu menjadi tanggung jawab Penyedia.
3.10. UKURAN-UKURAN
Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran sebenarnya dan gambar tersebut adalah gambar
berskala. Jika terdapat perbedaaan antara ukuran dan gambarnya, maka Penyedia harus segera meminta
pertimbangan dan persetujuan dari Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan untuk menetapkan mana
yang benar.
3.11. PENYEDIAAN MATERIAL
1. Penyedia harus menyediakan sendiri semua material seperti yang disebutkan dalam daftar
kuantitas (daftar rencana anggaran biaya) kecuali ditentukan lain di dalam dokumen kontrak.
2. Untuk material-material yang disediakan oleh Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan, Penyedia
harus mengusahakan transportasi dari gudang yang ditentukan ke lokasi pekerjaan. Penyedia harus
memeriksa dahulu material-material tersebut dan harus bertanggung jawab atas pengangkutan
sampai di lokasi pekerjaan. Penyedia harus mengganti material yang rusak atau kurang akibat
cara pengangkutan yang salah atau hilang akibat kelalaian Penyedia.
3. Semua peralatan dan material yang disediakan dan pekerjaan yang dilaksanakan harus sesuai
dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kotrak. Nama produsen material
dan peralatan yang digunakan, termasuk cara kerja, kemampuan, laporan pengujian dan informasi
penting lainnya mengenai hal ini harus disediakan bila diminta untuk dipertimbangkan oleh
Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan. Bila menurut pendapat Pengguna Jasa (Owner)
Teknis/Lapangan hal-hal tersebut tidak memuaskan atau tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang
ditentukan dalam dokumen kontrak, maka harus diganti oleh Penyedia tanpa biaya tambahan.
4. Semua peralatan dan material harus disuplai dengan urutan dan waktu sedemikian rupa sehingga
dapat menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan memperhitungkan jadwal untuk
pekerjaan lainnya.

3.12. DOKUMEN DAN JAMINAN KUALITAS


Penyedia diharuskan untuk menyerahkan jaminan kualitas dari bahan–bahan utama yang
akan dipasang dari instansi yang berwenang untuk mengeluarkan jaminan

5
3.13. CONTOH-CONTOH MATERIAL
1. Contoh-contoh material harus segera ditentukan dan diambil dengan cara pengambilan contoh
menurut Acuan Normatif yang disetujui Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan. Contoh-contoh
harus menggambarkan secara nyata kualitas material yang akan dipakai pada pelaksanaan
pekerjaan.
2. Contoh-contoh yang telah disetujui Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan harus disimpan
terpisah dan tidak tercampur atau terkotori yang dapat mengurangi kualitas material tersebut.
Penawaran Penyedia harus sudah termasuk biaya yang diperlukan untuk pengujian material.
3. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan barang/material yang disetujui sesuai dengan spesifikasi
yang ditentukan tidak tersedia di pasaran maka penyedia dapat mengajukan alternatif
barang/material dengan kualitas yang sama dengan spesifikasi yang ditentukan, dengan
persetujuan Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan.

3.14. PERLINDUNGAN TERHADAP CUACA


Penyedia dengan tanggungan sendiri dan dengan diketahui Pengguna Jasa (Owner)
Teknis/Lapangan harus mengusahakan langkah-langkah dan peralatan yang diperlukan untuk
melindungi pekerja dan bahan-bahan serta peralatan yang digunakan agar tidak rusak atau
berkurang mutunya karena pengaruh cuaca.
3.15. PENGUKURAN
1. Penyedia harus sudah memperhitungkan biaya untuk pengukuran dan penelitian ukuran tata letak
atau ketinggian/elevasi, termasuk patok-patok pendukung.
2. Pengukuran harus dilakukan oleh tenaga ahli dalam bidangnya dan berpengalaman.
3. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan agar
dapat ditentukan sebagai pedoman atau referensi dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
gambar rencana dan persyaratan teknis.
4. Jika pada saat pengukuran terjadi keraguan, maka hal ini harus ditanyakan kepada Pengguna
Jasa (Owner) Teknis/Lapangan.

3.16. PEMATOKAN
1. Penyedia harus mengerjakan pematokan untuk menentukan kedudukan dan peil bangunan
sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini seluruhnya harus mendapat persetujuan Pengguna
Jasa (Owner) Teknis/Lapangan terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan selanjutnya. Pengguna
Jasa (Owner) Teknis/Lapangan dapat melakukan revisi pemasangan patok tersebut bila
dipandang perlu. Penyedia harus mengerjakan revisi tersebut sesuai dengan petunjuk Pengguna
Jasa (Owner) Teknis/Lapangan.
2. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan patok, Penyedia harus memberitahukan kepada
Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan sekurang-kurangnya 2 (dua) hari sebelumnya,
sehingga Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan dapat mempersiapkan segala sesuatu
yang diperlukan untuk melakukan pengawasan.
3. Pekerjaan pematokan yang telah selesai, diukur oleh Penyedia untuk mendapat persetujuan
Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan. Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui Pengguna
Jasa (Owner) Teknis/Lapangan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pembayaran pekerjaan.
Penyedia wajib menyediakan alat-alat ukur dengan perlengkapannya, juru ukur serta pekerjaan
lain yang diperlukan oleh Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan untuk melakukan
pemeriksaan/pengujian hasil pengukuran.
4. Semua tanda-tanda di lapangan yang diberikan oleh Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan
atau dipasang sendiri oleh Penyedia harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik oleh
Penyedia. Apabila ada yang rusak harus segera diganti dengan yang baru dan meminta kembali
persetujuan dari Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan. Bila terdapat penyimpangan dari
gambar rencana, Penyedia harus mengajukan 3 (tiga) rangkap gambar penampang dari daerah
yang dipatok tersebut. Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan akan membubuhkan tanda

6
tangan persetujuan dari pendapat/revisi pada satu copy gambar tersebut dan mengembalikannya
kepada Penyedia. Setelah diperbaiki, Penyedia harus mengajukan kembali gambar hasil revisinya.
Gambar-gambar tersebut harus dibuat agar memungkinkan untuk direproduksi. Semua gambar-
gambar yang telah disetujui harus diserahkan kepada Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan
dalam bentuk asli dan 2 (dua) copy. Ukuran dan huruf yang digunakan pada gambar tersebut
harus sesuai dengan ketentuan Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan.

3.17. JADWAL PELAKSANAAN


1. Penyedia harus menyiapkan jadwal pelaksanaan secara detail dan harus diserahkan kepada
Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan
suatu tahapan pekerjaan dimulai. Program kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan. Jadwal pelaksanaan tersebut harus
mencakup :
a. Usulan waktu untuk pengadaan, pembuatan dan suplai berbagai bagian pekerjaan.
b. Usulan waktu untuk pengadaan dan pengangkutan bagian-bagian lain ke lapangan.
c. Usulan waktu dimulainya serta rencana selesainya setiap bagian pekerjaan dan/atau
pemasangan berbagai bagian pekerjaan termasuk pengujiannya.
d. Usulan jumlah jam kerja bagi tenaga-tenaga yang disediakan oleh Penyedia.
e. Jumlah tenaga kerja yang dipakai pada setiap tahapan pekerjaan dengan disertai latar
belakang pendidikan, pengalaman serta penugasannya.
f. Jenis serta jumlah mesin-mesin dan peralatan yang akan dipakai pada pelaksanaan
pekerja.
g. Cara pelaksanaan pekerjaan.
2. Jadwal pelaksanaan tersebut antara lain dituangkan dalam bentuk Kurva-S beserta lampiran
penjelasan.
3. Penyedia wajib memberikan salinan jadwal pelaksanaan yang telah disahkan oleh Pengguna
Jasa (Owner) Teknis/Lapangan dalam 5 (lima) rangkap kepada Pengguna Jasa (Owner)
Teknis/Lapangan, dan satu salinan harus ditempel di kantor lapangan (Pengguna Jasa (Owner)
keet) yang dilengkapi dengan grafik kemajuan pelaksanaan pekerjaan.
4. Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan akan menilai prestasi pekerjaan Penyedia berdasarkan
grafik rencana kerja dan kemajuan pelaksanaan pekerjaan tersebut.

3.18. PENGAJUAN METODE


Sebelum pelaksanaan pekerjaan penyedia harus mengajukan metode pelaksanaan pekerjaan untuk
disetujui oleh Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan. Metode kerja sekurang-kurangnya berisi :
1. Metode pelaksanaan pekerjaan,
2. Untuk komponen pekerjaan tertentu (beton, baja, komponen instalasi dll) harus
dilengkapi dengan gambar yang menjelaskan pelaksanaannya.
3. Bahan/material yang akan digunakan
4. Peralatan pendukung
5. Jumlah tenaga kerja yang akan digunakan
3.19. PEMBERITAHUAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN
1. Penyedia diharuskan untuk memberikan penjelasan tertulis selengkapnya apabila Pengguna
Jasa (Owner) Teknis/Lapangan memerlukan penjelasan tentang tempat-tempat asal mula material
yang didatangkan untuk suatu tahap pekerjaan sebelum mulai pelaksanaan tahapan tersebut.
Dalam keadaan apapun, Penyedia tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya
permanen tanpa mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pengguna Jasa (Owner)
Teknis/Lapangan.

7
2. Pemberitahuan yang jelas dan lengkap harus terlebih dahulu disampaikan kepada Pengguna
Jasa (Owner) Teknis/Lapangan sebelum memulai pekerjaan, agar Pengguna Jasa (Owner)
Teknis/Lapangan mempunyai waktu yang cukup untuk mempertimbangkan persetujuannya.
3. Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang menurut Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan
penting, harus dihadiri dan diawasi langsung oleh Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan atau
wakilnya. Untuk itu maka Penyedia harus menyampaikan permohonan ijin pelaksanaan (request)
yang harus sudah diterima oleh Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan selambat-lambatnya 2
(dua) hari sebelum pekerjaan dilaksanakan.

3.20. RAPAT-RAPAT
1. Apabila dipandang perlu, Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan dapat mengadakan rapat-
rapat dengan mengundang Penyedia dan pihak-pihak tertentu yang berkaitan dengan
pembahasan dan permasalahan pelaksanaan pekerjaan. Semua hasil/risalah rapat merupakan
ketentuan yang bersifat mengikat bagi Penyedia.
2. Keputusan rapat yang disepakati dituangkan dalam berita acara dan ditandatangani oleh Seluruh
pihak yang berkepentingan.

3.21. PRESTASI KEMAJUAN PEKERJAAN


1. Prestasi kemajuan pekerjaan ditentukan dengan jumlah prosentasi pekerjaan yang telah
diselesaikan Penyedia dan disetujui oleh Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan.
Prosentase pekerjaan ini dihitung dengan membandingkan nilai volume pekerjaan yang telah
diselesaikan terhadap nilai kontrak keseluruhan.
2. Pembayaran akan dilakukan sesuai dengan prestasi kemajuan pekerjaan berdasarkan ketentuan
yang tercantum dalam kontrak.

3.22. PENYELESAIAN PEKERJAAN


1. Pekerjaan harus mencakup seluruh elemen yang diperlukan walaupun tidak diuraikan secara
khusus dalam spesifikasi teknis dan gambar-gambar, namun tetap diperlukan agar hasil
pelaksanaan pekerjaan dapat berfungsi dengan baik secara keseluruhan sesuai dengan kontrak.
2. Penyedia harus menguji hasil pekerjaan setiap tahap dan/atau secara keseluruhan sesuai dengan
ketentuan spesifikasi teknisnya. Apabila dari hasil pengujian terdapat bagian pekerjaan yang tidak
memenuhi syarat, Penyedia dengan biaya sendiri harus melaksanakan perbaikan sampai dengan
hasil pengujian ulang berhasil dan dapat diterima oleh Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan.
3. Penyedia harus bisa membagi tim pelaksanaan pekerjaan dilapangan menjadi minimal 3 kelompak
untuk menunjang waktu dan kesanggupan pelaksanaan pekerjaan agar target waktu yg telah dibuat
bisa tercapai.
3.23. LAPORAN-LAPORAN
Penyedia harus menyusun dan menyerahkan laporan pelaksanaan pekerjaan, yang terdiiri dari :
1. Laporan harian yang berisi laporan yang mencatat seluruh rencana dan realisasi aktivitas
pekerjaan harian.Laporan harian berisi
a. Tugas, penempatan dan jumlah tenaga kerja di lapangan;
b. Jenis dan kuantitas bahan di lapangan;
c. Jenis, jumlah, dan kondisi peralatan di lapangan;
d. Jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
e. Cuaca dan peristiwa alam lainnya yang mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan;
f. Hasil inspeksi/pengawasan/patroli K3 dan lingkungan;
g. Kejadian insiden/kecelakaan atau penyakit akibat kerja, jika ada, dan indak lanjutnya;
h. Catatan lain yang dianggap perlu.
2. Laporan Mingguan, yang berisi terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil kemajuan
fisik pekerjaan mingguan, hasil inspeksi K3, mutu, dan lingkungan termasuk tindak lanjutnya,
serta catatan lain yang dianggap perlu.

8
3. Laporan bulanan dibuat oleh Penyedia, terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi
hasil kemajuan fisik pekerjaan bulanan termasuk hasil pelaksanaan RK3K, program mutu dan
lingkungan.
4. Untuk kelengkapan laporan, Penyedia wajib membuat foto-foto dokumentasi pelaksanaan
pekerjaan dan evaluasi pencapaian sasaran K3, mutu dan lingkungan, termasuk rekomendasi
untuk peningkatan kinerja K3, mutu dan lingkungan.
5. Dokumentasi pelaksanaan pekerjaan minimal pada kondisi 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%
atau sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan. Dalam
pembuatan dokumentasi harus berisi informasi mengenai jenis pekerjaan, lokasi dan kondisi
kemajuan pekerjaan.

3.24. SHOP DRAWING


1. Penyedia wajib membuat shop drawing yang terdiri dari gambar kerja lengkap sesuai dengan
kondisi lapangan untuk semua pekerjaan serta detail khusus yang belum tercakup lengkap
dalam gambar rencana atau yang diminta Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan. Shop drawing
ini harus jelas mencantumkan dan menggambarkan semua data yang diperlukan.
2. Semua dokumen gambar harus dibuat dengan menggunakan software CAD.
3. Shop drawing harus disetujui dahulu oleh Pengguna Jasa (Owner)Teknis/Lapangan
sebelum pelaksanaan pekerjaan.

3.25. AS BUILT DRAWING


1. Setelah pekerjaan selesai Penyedia diharuskan menyerahkan As build drawing yang
menunjukan gambar yang terpasang disertai perubahannya bila ada paling lambat 14 (empat belas)
hari sebelum penyerahan akhir pekerjaan.
2. Semua dokumen gambar harus dibuat dengan menggunakan software CAD.
3. Dokumen pekerjaan terlaksana/terpasang (as built documents) yang diserahkan kepada pengguna
pekerjaan konstruksi pada saat serah terima akhir pekerjaan adalah termasuk dokumen hasil proses
manajemen risiko K3 Perancangan dan Pelaksanaan serta SOP K3 Pemanfaatan
Bangunan/Konstruksi.
4. Apabila penyedia terlambat menyerahkan gambar pelaksanaan, maka PPK dapat menahan
sejumlah uang sesuai ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak.
5. Apabila penyedia tidak menyerahkan gambar pelaksanaan, maka PPK dapat
memperhitungkan pembayaran kepada penyedia sesuai dengan ketentuan dalam syarat- syarat
khusus kontrak.

4. SPESIFIKASI BAHAN YANG DIGUNAKAN


a. Ruang Lingkup Pekerjaan, meliputi :
 Mendatangkan dan mengerjakan segala bahan-bahan, menyediakan tenaga kerja, menyediakan
alat-alat pekerjaan, membuat segala pekerjaan persiapan dan tambahan untuk kesempurnaan
pelaksanaan dan kemudian menyerahkan pekerjaan dalam keadaan selesai dan sempurna.
 Dalam pelaksanaan ini harus dilakukan berdasarkan gambar dan bestek, gambar-gambar detail,
peraturan dan syarat-syarat, berita acara penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) serta ketentuan-
ketentuan dan keputusan Pengguna Jasa (Owner) yang dibuat secara tertulis.
 Ketentuan dan persyaratan lebih lanjut harus diterapkan untuk semua pekerjaan, kecuali
jika ada yang secara khusus untuk jenis pekerjaan tertentu dirubah oleh Pengguna Jasa
(Owner).
b. Bahan
 Portland Cement
 Semen yang digunakan harus baru, tidak ada bagian-bagian yang membatu dan dalam zak
yang tertutup seperti yang disyaratkan dalam NI-8 atau SNI menurut ASTM memenuhi S.400
menurut Standar Semen Portland yang digariskan oleh Asosisasi Semen Indonesia. Merk

9
yang dipilih tidak ditukar-tukar dalam pelaksanaan kecuali atas pertimbangan dan
persetujuan tertulis dari Pengguna Jasa (Owner) Lapangan/Konsultan Pengawas Lapangan,
yang hanya dapat dilakukan dalam keadaan :
o Tidak adanya stock dipasaran dari merk yang tersebut di atas.
o Pemborong memberikan jaminan data-data teknis bahwa kualitas semen penggantinya
adalah dengan kualitas yang setara dengan mutu semen yang tersebut di atas.
o Batas-batas pembetonan dari penggunaan merk semen berlainan jenis harus diketahui.

 Pengujian dan Pemeriksaan


 Pengguna Jasa (Owner) setiap saat mempunyai wewenang untuk meneliti dan
memeriksa material, laporan analisa laboratorium dan mengambil sampel semen yang
sesuai untuk diperiksa.
 Penyedia Jasa harus mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk
pengambilan contoh (sampel) tersebut.
 Pengguna Jasa (Owner) dapat menerima semen yang disimpan dalam gudang setiap
waktu sebelum semen tersebut dipergunakan. Semen yang tidak memenuhi
syarat tidak akan dapat dipakai. Jika ternyata ada semen yang tidak memuaskan dan
telah terpasang maka bagian yang telah menjadi campuran beton, adukan semen
tersebut harus dibongkar dan diganti dengan semen yang baru dengan biaya dari
Penyedia Jasa.
 Semen boleh saja dapat dipakai sebagai kebijaksanaan dari Pengguna Jasa (Owner),
seandainya tidak memenuhi syarat yang dibutuhkan.

 Gudang Penyimpanan (Storage)


i. Penyedia Jasa harus menyediakan suatu tempat untuk penyimpanan (gudang) yang
memenuhi syarat untuk penyimpanan semen-semen tersebut dan setiap waktu
semen tersebut harus terlindungi dari kelembaban atau pembekuan.
ii. Tempat/rumah penyimpanan semen-semen tersebut harus benar-benar
rapat/tertutup, mempunyai jarak di atas lantai dengan ukuran minimal 30 cm di atas
tanah.
iii. Untuk menghindari penyimpanan terlalu lama atas semen-semen yang telah dikirim
tersebut, Penyedia Jasa harus mengatur penggunaan semen- semen yang ada secara
berturut-turut sesuai urutan waktu pengiriman (Chronologica Order) sampai di
lokasi.
iv. Penyedia Jasa harus mempekerjakan penjaga gudang yang baik dan mampu
menata pergudangan/tempat penyimpanan, menyimpan, mencatat dengan baik semua
pengiriman dan pemakaian semen, copy/salinan dari catatan juga harus
diberikan/diperlihatkan kepada Pengguna Jasa (Owner) bila diminta.

 Agregat Halus/Pasir (Sand)


− Sesuai dengan ketentuan-ketentuan, variasi type dan jenis pasir yang dibutuhkan dalam
pekerjaan konstruksi adalah pasir alam dan kualitas baik yang disetujui oleh Pengguna Jasa
(Owner).
− Semua pasir alam yang diperlukan dalam pekerjaan konstruksi, Penyedia Jasa harus
mengusahakan dan mendapatkannya dari sungai ataupun sumber alam lainnya yang telah
disetujui Pengguna Jasa (Owner).
− Persetujuan tentang pasir alam yang diperoleh dari sumber alam jangan ditafsirkan
sebagai suatu persetujuan yang syah untuk semua material yang diperoleh dari sumber-
sumber alam lainnya. Penyedia Jasa bertanggung jawab penuh atas semua kualitas dari
semua material yang digunakan dalam pekerjaan. Penyedia Jasa harus menyerahkan

10
kepada Pengguna Jasa (Owner) dengan contoh sebanyak 15 Kg sebagai sampel dari pasir
alam tersebut yang selambat- lambatnya 14 hari sebelum pemakaian bahan-bahan tersebut
sudah diperiksa.
− Deposit pasir alam harus dibersihkan dari vegetasi, bahan-bahan lain yang mengotori
dan yang dapat menimbulkan pasir menjadi tidak baik. Deposit harus sedemikian rupa
sehingga tidak mengurangi mutu, material-material tersebut harus diangin (srened) dan
dicuci jika memang perlu untuk memperoleh pasir sesuai dengan kebutuhan.
− Pasir dan agregat halus (fine agregat) harus benar-benar bersih dan bebas dari Clay
Lumps, Sort dan Clay Particle, Seale Alkali, Organik Matter, Logam, Mica dan Inurios
Amount yang menimbulkan pasir menjadi tidak sesuai.
− Pasir-pasir alam dan pasir-pasir campuran dapat diminta untuk dites oleh Pengguna
Jasa (Owner) untuk menentukan apakah pasir-pasir tersebut sesuai dengan apa yang telah
ditentukan dan dibutuhkan.
− Penyedia Jasa harus menyiapkan dan melaksanakan pengambilan contoh yang diperintah
oleh Pengguna Jasa (Owner) tanpa pungutan bayaran yang meliputi tenaga, material dan
operasinya.
 Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari pemecah batu dan
harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan tidak mengandung lebih
dari 50% substansi-substansi yang merusak beton.
 Pasir laut tidak diperkenankan untuk digunakan dan pasir harus terdiri dari partikel-
partikel yang tajam dan keras serta mempunyai gradasi seperti tabel berikut :

Saringan Ukuran % Lewat Saringan


3/8” 9,50 mm 100
No. 4 4,76 mm 90 - 100
No. 8 2,38 mm 80 - 100
No. 16 1,19 mm 50 - 85
No. 30 0,19 mm 25 - 65
No. 50 0,297 mm 10 - 30
No. 100 0,149 mm 5 - 10
No. 200 0,074 mm 0-5

 Split
− Split yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai yang disyaratkan PBI 1991 dan SK SNI T – 15, 1993
− Penimbunan split dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak
tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat.
− Berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan spesifikasi sesuai menurut
ASTM C-33 dan mempunyai ukuran terbesar 2,5 cm.
− Agregat keras, tidak berpori, dan berbentuk kubus. Bila ada butir yang pipih maka jumlahnya
tidak melebihi 20% dari volume dan tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi
50% kehilangan berat menurut test mesin Los Angeles Abration (LAA)
− Bahan harus bersih dari zat-zat organik, zat-zat reaktif alkali atau substansi yang merusak
beton dan mempunyai gradasi sebagai berikut :

Saringan Ukuran % Lewat Saringan


1” 25,00 mm 100

11
3/4” 20,00 mm 90-100
3/8” 95,00 mm 20-55
No. 4 4,76 mm 0-1

 Air
Semua air yang digunakan untuk pekerjaan beton, adukan dan agregat harus bebas dari
lumpur yang dapat mengganggu, bahan organik, alkali, garam dan bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton atau baja tulangan. Air yang akan digunakan di dalam semua beton, adukan dan
gruot akan ditest oleh Pengguna Jasa (Owner) untuk menentukan kecocokannya terhadap
keperluan-keperluan. Tidak diperbolehkan menggunakan air laut untuk pengadukan beton atau
spesi.

12
 Cetakan dan acuan
− Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir
konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang ditujukan
oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan.
− Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan di dalam pasal 5.1.
SK SNI T-15.1991.03.
− Penyedia harus memeriksa setiap cetakan dan meminta persetujuan Pengguna
Jasa (Owner)/konsultan pengawas sebelum melakukan pengecoran.

 Adonan Adukan
− Cara alat yang dipakai untuk mengaduk adonan harus demikian sehingga dapat
menentukan dan mengatur banyaknya masing-masing bahan secara terpisah dengan tepat
yang dimasukan kedalam adukan dan harus mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa
(Owner).
− Jika dipakai mesin adukan, maka bentuk dan waktu lamanya pengadukan setelah
semua bahan dimasukan dalam mesin pengaduk harus tidak kurang dari 2 menit, kecuali
jika banyak mengandung air. Adukan harus dibuat hanya dalam volume yang cukup dipakai
untuk pekerjaan yang segera dilaksanakan saja. Semua adonan yang telah ditambah air
dalam adukan selama 30 menit tidak dipakai harus dibuang. Mengecerkan kembali adukan
tidak diperkenankan. Bak dan ember harus dicuci bersih sama sekali pada setiap hari selesai
bekerja.

 Bahan Bekisting
Persyaratan Bekisting :
1. Bekisting yang digunakan harus sesuai klas kuat kayu yang ditetapkan.
2. Bekisting harus bebas dari kotoran seperti serbuk gergaji, potongan-potongan kayu,
paku dan lain-lain.
3. Jenis kayu yang digunakan kayu kelas II dan III, tidak bermata, lurus, kuat dan dari toko
terdekat.
4. Jenis triplek dan polywood yang digunakan harus sesuai standar pabrik/ SNI

 Membran Kedap Air


Membran kedap air berupa lembaran plastik cor dengan tebal maksimum 0,08 mm yang
berguna agar air semen dari plat beton yang dicor tidak meresap ke dalam lapisan di
bawahnya, dan juga untuk mencegah adanya ikatan antara plat beton dengan lapis
pondasi bawah yang akan mengakibatkan terjadinya retak-retak pada plat beton setelah
terjadinya penyusutan pada waktu pengerasan beton.

5. METODE PEKERJAAN

I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Mobilisasi dan Demobilisasi
Pekerjaan ini meliputi pengadaan peralatan ke lokasi pekerjaan sampai kepada pengoperasian
peralatan dan proses pemulangan atau pengembalian alat, sumber daya manusia dan barang
keluar dari lokasi proyek, karena telah selesainya pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan
yang direncanakan. Penyedia jasa konstruksi harus memperhitungkan segala kemungkinan yang
terjadi dalam mobilisasi dan demobilisasi peralatan dari pengoperasiannya sampai
pengembalian alat. Penyedia jasa harus menyediakan peralatan minimal yang dibutuhkan dalam
pekerjaan untuk mencapai hasil pekerjaan yang diharapkan. Selain daripada itu, tenaga-tenaga

13
lapangan harus sesuai dengan profesi masing-masingnya. Untuk mengontrol hasil pekerjaan,
penyedia jasa harus menempatkan personil teknis sebagaimana yang telah disyaratkan.
Item Pembayaran
No. Jenis Pekerjaan Satuan

1. Mobilisasi dan Demobilisasi Ls

2. Sistim Manajemen Keselamatan Kontruksi ( SMKK )


Pekerjaan ini meliputi pengadaan peralatan sampai pada manajemen terhadap keselamatan
kerja. Penyedia jasa konstruksi harus menyediakan semua perlengkapan keselamatan dan
kesehatan kerja, minimal sebagaimana diuraikan dalam BoQ yang ada (lampiran : Analisa
Harga Satuan Pekerjaan). Segala bentuk perlengkapan dalam pelaksanaan, maka penyedia
harus selalu menginstruksikan kepada tenaga kerja dan personil di lapangan untuk menggunakan
perlengkapan yang dimaksudkan.
Alat pelindung diri (APD) merupakan bentuk perlengkapan K3 dalam pelaksanaan, maka
penyedia harus selalu menginstruksikan kepada tenaga kerja dan personil di lapangan untuk
menggunakan perlengkapan yang dimaksudkan seperti :
a. Alat Pelindung (Safety Helmet) SNI
b. Sarung Tangan SNI
c. Sepatu Keselamatan SNI
d. Rompi Kerja SNI
e. Masker
Selain daripada keselamatan tenaga kerja dan personil, maka penyedia jasa juga harus
memperhitungkan dan menjaga keselamatan lingkungan dan masyarakat sekitar lokasi
pekerjaan.

Item Pembayaran
No. Jenis Pekerjaan Satuan

2. Sistim Manajemen Keselamatan Kontruksi ( SMKK ) Keg

3. Manajemen Mutu
a. Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambahanbila diperlukan) harus
diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan mengecek/memeriksa bukti tertulis
yang menunjukkan bahwa bahan-bahan tersebut telah sesuai dengan ketentuan persyaratan
bahan pada Pasal 7.1.2. Apabila bahan-bahan yang dibutuhkan jumlahnya cukup banyak
dengan pengiriman yang terus menerus, maka dengan perintah Pengguna Jasa (Owner)
Pekerjaan, untuk agregat kasar dan agregat halus Penyedia Jasa harus melakukan pengujian
bahan secara berkala selama pelaksanaan dengan interval maksimum 1000 m3 untuk
gradasi dan maksimum 5000 m3 untuk abrasi, sedangkan untuk bahan semen dengan
interval setiap maksimum pengiriman 300 ton. Tetapi apabila menurut Pengguna Jasa
(Owner) Pekerjaan terdapat indikasi perubahan mutu atau sifat bahan yang akan digunakan,
maka Penyedia Jasa harus segera melakukan pengujian bahan kembali sebelum bahan
tersebut digunakan.
b. Job Mix Formula (JMF)

14
Dalam suatu perencanaan pembuatan job mix, komposisi kebutuhan dari tiap material
material pendukung akan berbeda tergantung data agregat yang digunakan, sehingga dalam
kegiatan ini diharuskan melakukan percobaan agar mutu beton yang telah ditentukan dapat
tercapai. Pelaksanaan campuran beton (Trial Mix) bertujuan untuk meyederhanakan variasi
komposisi campuran yang dilakukan dalam percobaan nanti dan menentukan penggunaan
kebutuhan air pencampur sehingga mudah nuntuk dikerjakan. Penyedia jasa harus
melampirkan data hasil Job Mix Formula (JMF) dari laboratorium yang telah ditunjuk
sebagai tempat pengujian untuk diserahkan kepada Pengguna Jasa (Owner).
c. Pengujian Untuk Kelecakan (Workability)
Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengguna Jasa
(Owner) Pekerjaan, harus dilaksanakan pada setiap adukan beton yang dihasilkan dan
dilakukan sesaat sebelum pengecoran, dan pengujian harus dianggap belum dikerjakan
terkecuali disaksikan oleh Pengguna Jasa (Owner) Pekerjaan atau wakilnya. Campuran
beton yang tidak memenuhi ketentuan kelecakan seperti yang diusulkan tidak boleh
digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Pengguna Jasa (Owner) Pekerjaan dalam
beberapa hal menyetujui penggunaannya secara terbatas dan secara teknis mutu beton tetap
bisa dijaga. Kelecakan (workability) dan tekstur campuran harus sedemikian rupa sehingga
beton dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga, celah, gelembung udara atau
gelembung air, dan sedemikian rupa sehingga pada saat pembongkaran acuan diperoleh
permukaan yang rata, halus dan padat.
d. Pengujian Kuat Tekan
 Penyedia Jasa harus mendapatkan sejumlah hasil pengujian kuat tekan benda uji beton
dari pekerjaan beton yang dilaksanakan. Setiap hasil adalah nilai rata-rata dari tiga
nilai kuat tekan benda uji dalam satu set benda uji (1 set = 3 buah benda uji), yang
selisih nilai antara keduanya 5% untuk satu umur, untuk setiap kuat tekan beton dan
untuk setiap jenis komponen struktur yang dicor terpisah pada tiap hari pengecoran.
 Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus menyediakan benda
uji beton berupa silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm atau kubus 150
x 150 x 150 mm, dan harus dirawat sesuai dengan SNI 03-4810-1998. Benda uji
tersebut harus dicetak bersamaan dan diambil dari beton yang akan dicorkan, dan
kemudian dirawat sesuai dengan perawatan yang dilakukan di laboratorium.
 Untuk keperluan evaluasi mutu beton sebagai dasar pembayaran harus menggunakan
data hasil uji kuat tekan beton sesuai dengan umur yang ditetapkan dalam Kontrak.
Hasil-hasil pengujian pada umur yang selain dari yang ditetapkan dalam Kontrak
hanya boleh digunakan untuk keperluan selain dari tujuan evaluasi mutu beton sebagai
dasar pembayaran. Nilai-nilai perbandingan kekuatan yang digunakan untuk keperluan
ini harus disesuaikan dengan grafik perkembangan kuat tekan campuran sebagai fungsi
waktu.
 Untuk pencampuran secara manual, maka pada pekerjaan beton dengan jumlah
masing-masing mutu beton 20 m3 harus diperoleh satu set hasil uji. Dalam segala hal
jumlah hasil pengujian tidak boleh kurang dari tiga benda uji untuk masing-masing
umur. Apabila pekerjaan beton mencapai jumlah 80 m3, maka untuk setiap maksimum
10 m3 beton berikutnya setelah jumlah 80 m3 tercapai harus diperoleh satu hasil benda
uji.
 Untuk pengecoran hasil produksi maka pada pekerjaan beton dengan jumlah masing-
masing mutu 20 m3 harus diperoleh satu set hasil uji. Dalam segala hal jumlah hasil
pengujian tidak boleh kurang dari tiga benda uji untuk masing-masing umur. Apabila
pekerjaan beton mencapai jumlah 80 m3, maka untuk setiap maksimum 20 m3 beton

15
berikutnya setelah jumlah 80 m3 tercapai harus diperoleh satu hasil uji. Benda Uji
Silinder 150mm - 300mm

Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan yang
disyaratkan dalam Tabel 7.1.6.(1) atau yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

Tabel. Ketentuan Kuat Tekan

Mutu Beton Kuat Tekan Karakteristik (kg/cm²)


fc’ bk Benda Uji Silinder Benda Uji Kubus
(MPa) (kg/cm²) 150mm - 300mm 150x150x150mm
50 K600 500 600
45 K500 450 500
40 K450 400 450
35 K400 350 400
30 K350 300 350
25 K300 250 300
20 K250 200 250
15 K175 150 175
10 K125 100 125

e. Pengujian Kuat Tekan Beton Inti


 Tujuan metode pengujian ini adalah untuk mendapatkan nilai estimasi kuat tekan
beton pada struktur yang sudah dilaksanakan.
 Penyedia Jasa harus mendapatkan sejumlah hasil pengujian kuat tekan beton inti dari
pekerjaan beton yang dilaksanakan. Pengambilan nilai kuat tekan beton inti dilakukan
untuk setiap jarak 50 m.
 Jumlah benda uji tidak boleh kurang dari 3 buah.
 Penanggung jawab pengujian kuat tekan benda uji beton inti disyaratkan harus ahli
dalam bidang pengujian beton.
 Hasil pengujian harus disyahkan oleh petugas yang ditunjuk sebagai penanggung
jawab pengujian, dengan mencantumkan nama, tanda tangan dan tanggal pengujian.
 Benda uji yang akan digunakan untuk kuat tekan harus diambilkan dari beton yang
umurnya tidak boleh kurang dari 14 hari.
 Benda uji yang cacat karena terlalu banyak terdapat rongga, adanya serpihan/agregat
kasar yang lepas, tulangan besi yang lepas dan ketidakteraturan dimensi, tidak boleh
digunakan untuk uji kuat tekan.
 Diameter benda uji untuk uji kuat tekan tidak boleh kurang dari 90 mm.
 Benda uji harus memenuhi ketentuan 1/φ lebih besar atau sama dengan 0,95 , dimana
1= panjang dan φ = diameter benda uji.
 Apabila ada kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti, letaknya harus tegak
lurus terhadap sumbu benda uji.
 Jumlah kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti tidak boleh lebih dari 2
batang.
 Apabila jumlah kandungan tulangan besi dalam benda uji beton inti lebih dari 2
batang, benda uji harus dikerjakan dengan gergaji beton dan gerinda, sehingga
memenuhi ketentuan SNI 03-3403-1994.
 Bila benda uji beton inti diambil dari bagian struktur beton yang ada pada masa
layannya akan selalu kering, maka benda uji yang didapat harus dikeringudarakan
sesuai dengan suhu dan kelembaban udara pada bagian struktur tersebut untuk 7 hari
sebelum diuji tekan dan harus diuji dalam keadaan kering.

16
 Bila bagian beton tersebut pada masa layannya ternyata lebih dari sekedar basah
permukaan saja, maka benda uji beton inti yang didapat harus direndam didalam air
pada suhu 23°C ± 2°C selama tidak boleh kurang dari 40 jam sebelum diuji tekan;
setelah benda uji dikeluarkan dari tempat perawatan benda uji tersebut harus segera
diselimuti dengan kain penyerap yang basah, agar benda uji dapat diuji dalam keadaan
lembab.
 Tata cara pengujian kuat tekan beton inti sesuai dengan SNI 03-3403-1994.

Item Pembayaran
No. Jenis Pekerjaan Satuan

3. Manajemen Mutu Ls

4. Pengukuran dan Penggambaran Ulang


a. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia didampingi PPK, Tim Teknis dan Tim
Pendukung harus melakukan pengukuran ulang rencana pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Pengukuran ini harus dilakukan dengan teliti, sesuai dengan ukuran-ukuran
yang tercantum dalam gambar.
b. Posisi patokan stasioner 0+000 disesuaikan dengan Gambar atau ditetapkan oleh PPK.
c. Semua hasil pengukuran dituangkan dalam shop drawing (Gambar Pelaksanaan), dan
dibuatkan daftar mutual check nol.

Item Pembayaran
No. Jenis Pekerjaan Satuan

4. Pengukuran Ulang dan Penggambaran M1

5. Penyiapan Badan Jalan


Penyiapan Badan Jalan adalah pekerjaan yang terdiri dari pembersihan lahan dari semua pohon,
halangan-halangan, semak-semak, dan bahan lainnya yang tidak dikehendaki atau menggangu
keberadaaan nya sesuai yang diperintahkan oleh Pengguna Jasa (Owner) pekerjaan. Adapun
tahapan pekerjaan penyiapan badan jalan adalah sebagai berikut :
a. Setelah melakukan pekerjaan pengukuran untuk menentukan batas-batas daerah yang akan
dibersihkan menggunakan peralatan survey, batas-batas daerah yang kan dibersihkan dapat
diberi tanda dengan menggunakan patok dari kayu atau dengan menggunakan tali
pembatas, atau dengan cara lain yang disetujui Pengguna Jasa (Owner) pekerjaan. Jika
pekerjaan pembersihan lahan tersebut dalam skala yang lebih besar atau diperlukan
pengupasan lapisan permukaan tanah dasar maka ketersediaan data elevasi (ketinggian)
merupakan salah satu hal yang harus terpenuhi.
b. Pekerjaan pembersihan dan pengupasan lahan semua pepohonan dan semak-semak
dibersihakan dengan menggunakan Excavator Mini untuk pohon yang relative besar
dengan diameter lebih dari 15 Cm, dilakukan pemotongan dengan mesin potong dari bagian
atas pohon sevara bertahap hingga kebagian bawah secara bertahap. Semua tunggul dan
sisa pemotongan dibuang ke tempat lainyang disetujuio Pengguna Jasa (Owner) pekerjaan
menggunakan alat angkut.
c. Menutup dan meratakan lubang bekas pembongkaran akar atau tunggul dengan bahan
timbunan yang disetujui Pengguna Jasa (Owner) pekerjaan dan kemudian dipadatkan
dengan alat pemadat yang telah disetujui.

17
Item Pembayaran
No. Jenis Pekerjaan Satuan

5. Penyiapan Badan Jalan M2

d. Pekerjaan dinyatakan seslesai dan dapat diterima apabila telah dinyatakan sesuai dengan
ketentuan dan disetujui oleh Pihak Konsultan Pengawas.

II. PEKERJAAN PERKERASAN JALAN


1. Pengurugan dan Pemadatan Sirtu
a. Pengurugan didahului dengan pekerjaan penggaruan dan perataan material permukaan
eksisting, termasuk pengupasan dan pembuangan rumput. Perataan dilakukan pada
kemiringan sesuai desain dengan metoda cut and fill yaitu dengan melakukan pengupasan
pada bagian badan jalan. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini pihak penyedia jasa dapat
melakukan secara manual jika lokasi memungkinkan, kemudian material kupasan tersebut
dimobilasasi ke bagian yang lebih rendah untuk dijadikan material penimbunan pada bagian
yang lebih rendah tersebut.
b. Penghamparan timbunan dapat dilaksanakan setelah permukaan eksisting bersih (sesuai
dengan petunjuk inspektor supervisi) dan membentuk kemiringan / punggung sapi yang
teratur, sehingga dimungkinkan untuk menerima timbunan dengan ketebalan seragam.
c. Kemudian material timbunan dihampar dengan ketebalan sesuai desain dengan
memperhatikan angka indeks kepadatan, selanjutnya dilakukan pemadatan timbunan
diwajibkan dengan menggunakan mesin pemadat (baby roller).
d. Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 1,5% di
bawah kadar air optimum sampai 1,5% di atas kadar air optimum.
e. Operasi penggilasan dengan Baby Roller harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak
sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian yang
ber”super elevasi”, penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak sedikit
demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Operasi penggilasan harus dilanjutkan sampai
seluruh bekas roda Baby Roller dan lapis tersebut terpadatkan secara merata dan dibentuk
sedemikian rupa menghasilkan kemiringan/punggung sapi badan jalan. Bahan sepanjang
kerb, tembok, dan tempat-tempat yang tak terjangkau mesin gilas harus dipadatkan dengan
alat pemadat lainnya yang disetujui.
f. Pada ruas jalan yang tidak dapat dimasuki peralatan berat, dapat diganti dengan
metoda pengerjaan pemadatan lainnya, dan hal ini harus diperhitungkan pada biaya
pekerjaan.
Item Pembayaran
No. Jenis Pekerjaan Satuan

1. Pengurugan dan Pemadatan Sirtu M3

g. Pekerjaan dinyatakan selesai dan dapat diterima apabila telah dinyatakan sesuai dengan
ketentuan dan di setujui oleh Pihak Konsultan Pengawas.
h. Pembayaran dapat dilakukan berdasarkan hasil berita acara pengukuran bersama antara
Kontraktor dan Konsultan Pengawas.

18
2. Pekerjaan Bekisting Cor Jalan
Hasil pengecoran tergantung kepada kekuatan dan kekohan cetakan dan bekisting, maka
daripada itu Penyedia Jasa Konstruksi harus sedemikian rupa membuat cetakan dan bekisting
ini dengan baik dan teliti serta secara umum harus diperlakukan sama pada setiap pekerjaan
yang dilaksanakan.
a. Acuan, baik yang sementara maupun yang permanen, dimaksudkan untuk membentuk
struktur- sturktur beton dengan segala detailnya. Acuan yang dibuat harus dapat
dipertahankan bentuknya, baik selama pemasangan tulangan maupun pengecorannya.
b. Perancah termasuk segala jenis unsur-unsurnya seperti pengaku, balok, pengikat dan tiang,
juga termasuk pondasi sementara yang diperlukan untuk memikul acuan tanpa
menimbulkan settlement. Baik acuan maupun perancah harus dilaksanakan oleh Penyedia
Jasa Konstruksi, untuk menyangga berat maupun tekanan dari beton dalam keadaan basah
dan peralatan yang mungkin ada diatasnya, serta beban-beban kejut dan getaran.
Kesemuanya ini harus direncanakan dengan metoda ereksi dan pembongkaran yang
sederhana sehingga memudahkan pemasangan, penambahan maupun pembongkarannya.
c. Deflekasi (lendutan) yang diijinkan terjadi adalah 1/900 bentang dan balok kantilever,
lendutan yang diijinkan adalah 1/300 bentang.
d. Brancing-brancing harus dipasang untuk meghindari pergerakan horizontal, transversal
maupun longitudinal yang terjadi.
e. Gambar-gambar yang menunjukkan detail dari acuan maupun perancah, perhitungan
perancah, elevasi dari acuan maupun perancah harus diajukan oleh Penyedia Jasa
Konstruksi untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Item Pembayaran
No. Jenis Pekerjaan Satuan

2. Pekerjaan Bekisting Cor Jalan M2

f. Pekerjaan dinyatakan selesai dan dapat diterima apabila telah dinyatakan sesuai dengan
ketentuan dan di setujui oleh Pihak Konsultan Pengawas.

3. Pek. Plastik Kedap Air Alas Cor Jalan ( Polytene 125 Micro )
Plastik cor yang digunakan harus sesuai dengan standar pabrik. Penggunaan plastik cor untuk
menjaga air semen tetap didalam adukan cor beton.
Pelaksanaan pekerjaan :
a. Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
b. Plastik hitam dipasang pada area yang telah dipasang bekisting, fungsi plastik hitam ini
agar adukan semen yang akan dicor nantinya tidak keluar dari acuan/bekisting.
c. Pemasangan plastik hitam dilakukan secara merata dan penuh, tidak ada bagian yang tidak
ditutupi plastik hitam ini
d. Agar plastik alas tidak bergerak dan kaku, pada bagian permukaan digunakan pemberat
berupa batu atau pemberat yang lainnya, untuk sisi samping digunakan paku yang
ditempelkan ke dinding bekisting.
e. Plastik alas dipasang hingga mengeluarkan sisa pada ujung bekisting.

Item Pembayaran
No. Jenis Pekerjaan Satuan

3. Pekerjaan Plastik Kedap Air Alas Cor Jalan M2

19
f. Pekerjaan dinyatakan selesai dan dapat diterima apabila telah dinyatakan sesuai dengan
ketentuan dan di setujui oleh Pihak Konsultan Pengawas.

4. Pekerjaan Perkerasan Jalan Beton K – 175 (Site Mix + Groving + Delatasi 2 cm)
Pengecoran dilakukan menggunakan beton dengan hasil mutu yang akan dicapai adalah beton
sesuai dengan uraian masing-masing item pekerjaan. Pelaksanaan pekerjaan menggunakan
peralatan Concrete mixer pada tempat-tempat yang telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan
dan/atau jika diperlukan penyesuaian dengan lokasi pekerjaan. Perbandingan bahan dalam
campuran harus ditetapkan dan konsisten untuk setiap pekerjaan yang sama. Besarnya
perbandingan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi untuk mendapatkannya, baik
dengan Job Mix ataupun ataupun manual dengan hasil pembetonan harus mencapai atau dapat
melebihi karakteristik beton yang diminta.
a. Selama pelaksanaan pengecoran beton berlangsung, harus diperhatikan letak penulangan (jika
ada) agar tidak berubah tempatnya. Jika kelalaian akan hal ini terjadi sehingga menyebabkan
perubahan kekuatan konstruksi maka segala resiko yang timbul akibatnya sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
b. Pengecoran tidak diperkenankan selama hujan turun, air semen atau spesi tidak boleh
dihamparkan pada siar-siar pelaksanaan. Air semen atau spesi yang hanyut dan terhampar
harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan. Pengecoran yang sudah dimulai
pada suatu bagian tidak boleh terputus sebelum selesai.
c. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton, pemasangan
instalasi-instalasi yang harus ditanam, penyokongan dan pengikatan serta penyiapan
permukaan-permukaan yang berhubungan dengan pengecoran harus mendapat persetujuan
dari Pengguna Jasa (Owner) Lapangan/Konsultan Pengawas.
d. Sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran harus bersih dari zat-
zat asing yang akan mempengaruhi/emngurangi kekuatan hasil pengecoran. Beton tidak
diperkenankan berhubungan dengan air yang mengalir sebelum beton tersebut cukup keras.
e. Penyedia Jasa Konstruksi harus memasang lantai kerja (blinding course) yang merata di atas
permukaan tanah, yang terdiri dari lapisan beton setebal 5 cm dan mempunyai sifat menyerap
(absorptive), hal ini diperlukan untuk mempermudah pemasangan tulangan dan pengecoran
beton di atas dasar permukaan tanah.
f. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton, untuk itu tulangan
harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama
dengan mutu beton yang akan dicor. Bila tidak ditentukan lain, maka penahan-penahan jarak
dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum
8 buah setiap meter cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak tersebut adalah bagian
pekerjaan itu.
g. Pengguna Jasa (Owner) Lapangan/Konsultan Pengawas akan memeriksa hasil pekerjaan
pembetonan terhadap kemungkinan adanya cacat-cacat. Apabila terdapat cacat pada pekerjaan
pembetonan maka Penyedia Jasa Konstruksi harus memperbaikinya kembali atas biaya
Penyedia Jasa Konstruksi.
h. Bentuk atau cara-cara perbaikan cacat pada pekerjaan pembetonan tersebut adalah menjadi
wewenang Pengguna Jasa (Owner) Lapangan/Konsultan Pengawas dan Penyedia Jasa
Konstruksi wajib melaksanakannya.
Dalam hal pengecoran untuk jalan lingkung ini yang harus diperhatikan meliputi :
a. Permukaan jalan harus dibuat miring sesuai gambar rencana kerja, minimal kemiringan yang
dipakai adalah 1,5 %.
b. Pengecoran harus dilakukan dengan baik dan benar secara berkelanjutan.

20
c. Setiap pengecoran harus dipadatkan dengan menggunakan alat vibrator beton.
d. Setelah mendapatkan ketebalan yang disyaratkan, maka harus diratakan sedemikian rupa.
e. Grooving/Pembentukan Permukaan Beton.
 Permukaan perkerasan beton yang akan digunakan sebagai permukaan jalan harus
diberi alur (groove) atau disikat dalam arah tegak lurus terhadap garis sumbu jalan
yang bersangkutan. Pembuatan alur dapat diciptakan pada perkerasan beton dengan
menyikat permukaan, atau menggores dengan sisir kawat, atau metode lainnya
yang disetujui Konsultan Supervisi. Kedalaman tekstur rata-rata tidak boleh kurang
dari 0,75 mm.
 Kekesatan yang sangat tinggi diperlukan untuk mendapatkan keamanan tambahan
pada daerah-daerah kritis, misalnya sekitar persimpangan padat, atau lokasi lain
dimana frekuensi pengereman, percepatan, atau pembelokan sering terjadi. Hal ini
dapat diatasi dengan pembentukan tekstur yang lebih dalam dibandingkan daerah
biasanya.
 Grooving harus segera dilakukan 3 jam setelah pengecoran atau sebelum beton
mengeras.
f. Delatasi Beton
 Pembuatan delatasi pada pekerjaan jalan beton dilakukan menggunakan bilah kayu
sesuai dengan ukuran dan lokasi yang ditentukan.
 Pembuatan dilatasi beton dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
penggumpalan pada beton muda dan harus dilakukan pada saat belum terjadinya retak-
retak susut, waktu pembuatan dilatasi beton terbaik yaitu antara 4 - 6 jam setelah
pengecoran atau sebelum beton mengeras.
g. Semua hasil pengecoran harus dilakukan perawatan sebelum dan sesudah pembukaan cetakan.
h. Beton harus dilindungi selama berlangsung proses pengerasan terhadap matahari, pengeringan
oleh angin, hujan atau aliran air dan pengrusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum
waktunya.
i. Semua permukaan beton yang terbuka harus dijaga tetap basah, selama 4 hari dengan
penyiraman dengan air pada permukaan beton tersebut.
j. Metode pemeliharaan beton harus diajukan oleh Penyedia Jasa Konstruksi pada Konsultan
Pengawas untuk disetujui. Selain menggunakan air, pemeliharaan beton juga dapat dilakukan
dengan menggenangi permukaan beton dengan air atau menutupi permukaan beton dengan
karung goni basah. Apabila diperlukan pemeliharaan beton dapat dilakukan dengan campuran
kimia untuk pemeliharaan beton. Campuran kimia ini harus benar-benar telah dibersihkan pada
saat pekerjaan finishing dimulai.
k. Finishing Pekerjaan Beton
Selain daripada perawatan, maka hasil beton harus difinishing dengan baik sebagaimana
pekerjaan yang diuraikan dalam BOQ yang ada.
Item Pembayaran
No. Jenis Pekerjaan Satuan
Pekerjaan Perkerasan Jalan Beton K - 175 (Site Mix +
4. M3
Groving + Delatasi 2 cm)

21
l. Pekerjaan Perkerasan Jalan Beton K - 175 ( Site Mix + Groving + Delatasi ) dinyatakan selesai
dan dapat diterima apabila telah dinyatakan sesuai dengan Pengujian Kuat Tekan Beton (SNI
03-1974-1990) dan Hasil Opname Pekerjaan sesuai dengan Volume Final Quantity yang
disetujui oleh Pihak Konsultan Pengawas.
5. Pekerjaan Pemadatan Beton Pada Saat Pengecoran Menggunakan Concrete Mixer
Tujuan dari pemadatan beton ini adalah untuk menghilangkan rongga-rongga udara dan untuk
mencapai kepadatan yang maksimal pada saat dilakukannya penghamparan beton. Pemadatan
beton dilakukan dengan menggunakan alat vibrator beton.
Item Pembayaran
No. Jenis Pekerjaan Satuan

5. Pemadatan beton pada saat pengecoran M3

6. Pekerjaan Menyirami Permukaan Beton (Curing Beton)


Dalam metode ini dilakukan menutupi permukaan beton dengan karung goni basah minimal 3 jam
setelah selesai dilakukan pengecoran. Perawatan beton dilakukan selama 4 hari agar menghambat
penguapan air dan mencegah terjadinya retak pada permukaan beton.
Selain itu, tujuan dari perawatan (Curing) Beton ini adalah:
a. Menjaga beton dari kehilangan air semen ketika setting time concrete.
b. Menjaga perbedaan suhu beton.
c. Stabilitas dari dimensi struktur.
d. Mendapatkan kekuatan beton yang tinggi.
e. Menjaga beton dari kehilangan air yang diakibatkan adanya penguapan pada awal proses.
f. Menjaga dari adanya potensi keretakan.
Item Pembayaran
No. Jenis Pekerjaan Satuan

6. Menyirami Permukaan Beton (Curing Beton) M2

g. Pekerjaan dinyatakan selesai dan dapat diterima apabila telah dinyatakan sesuai dengan
ketentuan dan di setujui oleh Pihak Konsultan Pengawas.
SATUAN PEMBAYARAN
1. Satuan pembayaran disesuaikan dengan masing-masing item pekerjaan yang diuraikan dalam BOQ
pada pekerjaan ini;
2. Penilaian penyelesaian pekerjaan diatur dalam kontrak kerja nantinya;
3. Pekerjaan yang dinilai adalah pekerjaan terpasang untuk item pekerjaan pabrikasi dan sesuai
kuantitas untuk pelaksanaan pekerjaan lainnya.

III. PEKERJAAN PASANGAN BATU


1. Pekerjaan Profil Melintang
a. Sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan pasangan profil melintang yang diikuti
bersama-sama untuk menentukan feil ataupun elevasi pelaksanaan pekerjaan.
b. Profil melintang terbuat dari papan yang bagian atasnya dipakukan pada patok kayu persegi
5/7 cm yang tertanam dalam tanah cukup kuat.
c. Untuk menentukan ketinggian papan secara rata bagian atasnya dari papan harus di waterpass
(horizontal dan siku), sedangkan untuk mengukur dari titik As ke As antar titik digunakan
meteran.

22
d. Setiap titik pengukuran ditandai dengan paku dan dicat dengan cat merah dan ditulis ukuran
pada papan profil agar mudah di cek kembali.
e. Pemasangan papan dilaksanakan pada jarak setiap 5m dan setiap titik-titik kritis yang
diperlukan. Dikerjakan dan dipakukan pada patok-patok yang terlebih dahulu ditancapkan ke
dalam tanah.
f. Pekerjaan dilakukan sebaik dan seteliti mungkin untuk mengurangi resiko kesalahan
pelaksanaan nantinya.
g. Pasangan profil dibuat sesuai ketentuan pemasangannya. Ketetapan elevasi ditentukan
bersama Pengawas Lapangan dan Direksi Pekerjaan yang berpedoman pada Gambar Rencana
Kerja yang ada.
h. Pekerjaan dilakukan sebaik dan seteliti mungkin untuk mengurangi resiko kesalahan
pelaksanaan nantinya.

Item Pembayaran
No. Jenis Pekerjaan Satuan

1. Pemasangan Profil Melintang Galian M'

2. Pekerjaan Galian Tanah Biasa


a. Gambar kerja menjadi acuan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Baik dimensi maupun bentuk
penampang galian nantinya mengacu kepada gambar termasuk juga kedalaman galian
nantinya.
b. Lingkup pekerjaan galian ini diantaranya :
 Pembersihan lokasi galian
 Pengukuran dan penentuan titik serta elevasi yang hendak dicapai yang dituangkan dalam
gambar kerja
 Sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan pasangan profil melintang yang diikuti
bersama-sama untuk menentukan feil ataupun elevasi pelaksanaan pekerjaan
c. Penggalian dilakukan menggunakan peralatan excavator mini sesuai dengan gambar rencana
dan telah mendapat persetujuan dari pengawas. Bidang horizontal galian tanah harus
mempunyai jarak yang lebih besar dari lebar pasangan, hal ini berfungi untuk memungkinkan
pemasangannya, penopangan dan lain-lain. Kedalaman galian sesuai dengan gambar rencana.
Tanah hasil galian ditumpuk di tempat yang telah ditentukan oleh pengawas, bilamana tanah
tersebut akan dipakai kembali.
d. Galian tanah dilaksanakan untuk perletakan pasangan dam dan meratakan tanah sekeliling
pasangan dan lain-lain sebagainya untuk kesempurnaan pekerjaan.
e. Bentuk dan ukuran masing-masing galian harus sesuai menurut gambar dan bestek serta
disesuaikan dengan keadaan lapangan.
Item Pembayaran
No. Jenis Pekerjaan Satuan

2. Pekerjaan Galian Tanah M³

3. Pekerjaan Pemasangan Batu Kali untuk Dinding Penahan Tanah/Turap


a. Pemasangan
 Batu yang dipakai dalam pasangan batu kali harus bersih sebelum dipasang dan setelah
disetujui oleh Direksi.
 Batu tidak boleh dipasang pada waktu hujan lebat atau yang dapat mengikis adukan dari
pasangan batu. Adukan yang telah dapat dipasang yang menjadi encer karena kehujanan
harus dibongkar dan diganti sebelum melanjutkan pekerjaan. Tukang batu tidak

23
diperkenankan melaksanakan pekerjaan pemasangan batu atau batu kosong sebelum hal ini
dipersiapkan dengan seksama.
 Batu yang dipakai untuk pasangan batu kali dengan perekat adukan harus dibasahi dengan
air antara 3-4 jam sebelum dipakai, dengan cara yang dapat menjamin bahwa tiap batu telah
menjadi basah dengan merata.
b. Susunan Adukan
Susunan adukan untuk pasangan batu kali terdiri dari PC : Ps dalam volume dan air
secukupnya sehingga dihasilkan kepekatan yang sesuai dengan keperluan yang diinginkan.
Adukan spesi untuk pasangan dilaksanakan dalam perbandingan berat atau yang telah
dikonversikan ke dalam perbandingan volume yang pelaksanaannya harus selalu diawasi
dengan baik.
c. Perawatan
 Semua pasangan batu termasuk siaran/plesteran harus dirawat dengan memakai terpal atau
cara lain yang dapat diterima dan disetujui oleh Direksi.
 Bila dirawat dengan air maka pasangan batu kali harus dijaga supaya tetap basah sekurang-
kurangnya 14 hari, dengan cara tertentu kecuali bila tidak, maka caranya dengan menutupi
dengan bahan yang penuh dengan air atau dengan cara memakai pipa yang berlubang-
lubang, merendam dalam bak air atau dengan cara lain yang dapat disetujui yang dapat
menjaga keseluruhan permukaan menjadi selalu terawat basah. Air yang digunakan untuk
perawatan harus memenuhi persyaratan untuk air yang dipakai untuk adukan.
d. Perbaikan Pasangan Batu Kali
Setelah pekerjaan pasangan batu selesai dikerjaan, maka jika pasangan batu keluar jalur atau
tidak mendatar dan/atau tidak sesuai dengan garis dan arah yang ditunjukan dalam gambar,
maka harus dibongkar dan diganti atas biaya Penyedia Jasa kecuali bila petugas teknik
memberi jaminan secara tertulis untuk menambal dan memperbaiki bagian yang rusak.
Item Pembayaran
No. Jenis Pekerjaan Satuan
Pekerjaan Pemasangan Batu Kali 1 : 3 untuk Dinding Penahan
3. M³
Tanah/Turap

4. Pekerjaan Plesteran dan Acian


a. Pek. Plesteran Dinding Ad. 1 : 3 Tbl. 15 mm
 Susunan adukan untuk plesteran harus terdiri dari campuran 1 PC : 3 Ps dalam volume
dan air cukup untuk menghasilkan kekentalan untuk keperluan yang diinginkan.
 Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, air celah-celah diantara batu harus dikorek sebelum
adukan diaplikasikan (atau dicungkil untuk pasangan batu yang sudah lama) dan
permukaannya harus dibersihkan dengan sikat kawat dan dibasahi.
 Pelaksanaan harus serapi dan sebersih mungkin untuk kesempurnaan hasil pekerjaan.
Semua bentuk, ukuran dan posisi penempatannya sesuai gambar rencana pelaksanaan.

No. Jenis Pekerjaan Satuan

4. Pemasangan Plesteran 1SP : 3PP tebal 15mm M2

b. Pek. Acian Kepala Pasangan


 Pekerjaan dilakukan pada kepala pasangan dan/atau sesuai dengan gambar rencana kerja
yang dilaksanakan dengan bersih, rapi dan teliti.

24
Item Pembayaran
No. Jenis Pekerjaan Satuan

5. Pemasangan 1 m2 Acian M2

5. Pekerjaan Urugan Tanah Kembali


Setelah Pekerjaan pasangan batu kali dan plesteran selesai, maka tahap selanjutnya yaitu pekerjaan
urugan tanah. Material yang digunakan untuk urugan adalah tanah bekas galian. Apabila tanah
bekas galian jumlahnya melebihi volume urugan maka sisanya akan dibuang sesuai kesepakatan
dengan direksi/Pengawas Lapangan. Demikian sebaliknya jika tanah bekas galian jumlahnya
kurang dari volume urugan, maka kekurangannya harus di datangkan.
Item Pembayaran
No. Jenis Pekerjaan Satuan

6. Pekerjaan Urugan Kembali Tanah M³

6. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO, PENETAPAN PENGENDALIAN RESIKO K3


Penyedia harus menyusun Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (RK3K). Penyedia
bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan semua pihak di lokasi kerja. Penyedia setiap saat
harus mengambil langkah-langkah yang patut diambil untuk menjaga keselamatan dan kesehatan
para personilnya. Penyedia harus memastikan bahwa staf kesehatan, fasilitas pertolongan pertama
pada kecelakaan, dan layanan ambulance dapat disediakan setiap saat di lapangan bagi personil
penyedia termasuk subpenyedia maupun personil PPK dan telah dibuat perencanaan yang sesuai
dengan semua persyaratan kesehatan dan kebersihan untuk mencegah timbulnya wabah penyakit.
Penyedia harus menunjuk petugas keselamatan kerja yang bertanggung jawab untuk menjaga
keselamatan dan mencegah terjadinya kecelakaan. Petugas yang bersangkutan harus memenuhi aturan
dan persyaratan K3 Konstruksi.

Deskripsi Resiko
Identifikasi Jenis
No. Pengendalian Resiko
Uraian Pekerjaan Bahaya (Skenario Jenis Bahaya
Bahaya)
A. PEKERERJAAN PENDAHULUAN
1. Mobilisasi dan Kecelakaan akibat Lecet/Patah 'Pergunakan Alat Pelindung Diri
Demobilisasi operasional alat berat Tulang / Luka- ( APD ) seperti sarung tangan,
ditempat lokasi Luka masker, helmet, safety shoes.
pembersihan, Siapkan kotak P3K
tranportasi maupun di
lokasi pekerjaan
Terjadi kecelakaan lalu Patah Tulang/ '- Pergunakan Alat Pelindung
lintas dengan Luka/Meninggal Diri ( APD ) seperti sarung
pengguna jalan umum tangan, masker, helmet, safety
shoes. Siapkan kotak P3K
- Pengadaan rambu peringatan
bahaya dilokasi pekerjaan,
- Memahami peraturan lalu lintas
Tabrakan antar Kerusakan dan '- Pengadaan rambu peringatan
kendaraan saat keluar kecelakaan kerja bahaya dilokasi pekerjaan,
masuk pekerjaan - Memahami peraturan lalu lintas
Terpapar debu/asap Kerusakan dan '- Pergunakan Alat Pelindung
kendaraan terhirup kecelakaan kerja Diri ( APD ) seperti sarung
oleh pekerja tangan, masker, helmet, safety
shoes. Siapkan kotak P3K

25
B. PEKERERJAAN PERKERASAN JALAN
1. Pekerjaan Bekisting Cor Tangan Lecet Cidera / Luka- Penyuluhan tentang bahaya
Jalan Terkena Alat Tajam Luka kecelakaan kerja sebelum
bekerja, menggunakan ADP
standar, menyusun instruksi
kerja, bekerja dengan hati-hati
Penyuluhan tentang bahaya
kecelakaan kerja sebelum
bekerja, menggunakan ADP
standar, menyusun instruksi
kerja, bekerja dengan hati-hati
2. Pekerjaan Plastik Kedap Air Terpeleset Saat Cidera / Patah Penyuluhan tentang bahaya
Alas Cor Jalan Pemasangan Tulang / Luka- kecelakaan kerja sebelum
Terkena Alat Tajam Luka bekerja, menggunakan ADP
standar, menyusun instruksi
kerja, bekerja dengan hati-hati
Penyuluhan tentang bahaya
kecelakaan kerja sebelum
bekerja, menggunakan ADP
standar, menyusun instruksi
kerja, bekerja dengan hati-hati
3. Pek. Perkerasan Jalan Beton Terpeleset Cidera / Patah Pergunakan Alat Pelindung Diri
K - 175 ( Site Mix + Tertimpa Material Tulang / Luka - ( APD ) seperti sarung tangan,
Groving + Delatasi 2 cm ) Tangan Lecet Luka / Meninggal rompi keamanan, masker,
Terkena Percikan Terkena Percikan helmet, safety shoes. Siapkan
Campuran Beton Campuran Beton kotak P3K
Terjatuh Sewaktu Pergunakan Alat Pelindung Diri
Membawa ( APD ) seperti sarung tangan,
Campuran Beton rompi keamanan, masker,
helmet, safety shoes. Siapkan
kotak P3K
4. Pekerjaan Pemadatan Beton Terpeleset Cidera / Patah Pergunakan Alat Pelindung Diri
dengan Concrete Vibrator Tertimpa Material Tulang / Luka - ( APD ) seperti sarung tangan,
Tangan Lecet Luka / Meninggal rompi keamanan, masker,
Terkena Percikan Terkena Percikan helmet, safety shoes. Siapkan
Campuran Beton Campuran Beton kotak P3K
Pergunakan Alat Pelindung Diri
( APD ) seperti sarung tangan,
rompi keamanan, masker,
helmet, safety shoes. Siapkan
kotak P3K
5. Pekerjaan Curring Beton Terpeleset Cidera / Luka- Penyuluhan tentang bahaya
dengan menggunakan Luka kecelakaan kerja sebelum
karung goni bekerja, menggunakan ADP
standar, menyusun instruksi
kerja, bekerja dengan hati-hati
Penyuluhan tentang bahaya
kecelakaan kerja sebelum
bekerja, menggunakan ADP
standar, menyusun instruksi
kerja, bekerja dengan hati-hati

C. PEKERERJAAN PASANGAN BATU KALI


1. Pekerjaan Pemasangan Profil Terpeleset, Cidera/Luka-Luka Menggunakan alat pelindung diri
Melintang Terkena Alat Tajam (APD) standar sebelum bekerja,
bekerja dengan hati-hati,
Penyuluhan tentang bahaya
kecelakaan kerja sebelum
bekerja,
2. Pekerjaan Galian dan Terpeleset, Cidera/Patah Menggunakan alat pelindung diri
Urugan Kembali Tanah Tertimpa Tanah Galian Tulang/Luka-Luka (APD) standar sebelum bekerja,
bekerja dengan hati-hati,
Penyuluhan tentang bahaya
kecelakaan kerja sebelum
bekerja,

26
3. Pekerjaan Pemasangan Batu Terkena Alat, Cidera/Luka-Luka Menggunakan alat pelindung diri
Kali Kaki tertimpa material (APD) standar sebelum bekerja,
bekerja dengan hati-hati,
Penyuluhan tentang bahaya
kecelakaan kerja sebelum
bekerja,
4. Pekerjaan Plesteran dan Terpeleset Cidera/Luka-Luka Menggunakan alat pelindung diri
Acian Tangan Lecet (APD) standar sebelum bekerja,
Terkena Percikan bekerja dengan hati-hati,
Campuran Beton Penyuluhan tentang bahaya
kecelakaan kerja sebelum
bekerja,

A. Analisa Biaya K3
Dalam Lampiran III PM PUPR No. 14 Tahun 2020 disebutkan, perkiraan biaya penerapan SMKK memuat:
a. Penyiapan RKK;
b. Sosialisasi, promosi, dan pelatihan;
c. Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri;
- Topi Pelindung (Safety Helmed)
- Sarung Tangan (Safety Gloves)
- Sepatu Keselamatan Kerja (Safety Shoes)
- Rompi Keselamatan (Safety Vest)
d. Asuransi dan perizinan;
e. Personel Keselamatan Konstruksi;
f. fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan;
- Peralatan P3K
g. Rambu-rambu yang diperlukan;
h. Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi, dan
i. Kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian Risiko Keselamatan Konstruksi.
Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi sebagaimana dimaksud pada huruf h tidak
diharuskan bagi Pekerjaan Konstruksi dengan Risiko Keselamatan Konstruksi kecil.

Penetapan Tingkat Keparahan

Skala Konsekuensi
Keselamatan
Tingkat Keparahan
Lingkungan
Manusia (Pekerja
Peralatan Material
& Masyarakat)

5 Timbulnya fatality lebih Terdapat peralatan Material rusak dan Menimbulkan pencemaran udara/
dari 1 orang meninggal utama yang rusak perlu mendatangkan air/ tanah / suara yang
unia;atau Lebih dari 1 total lebih dari material baru yang mengakibatkan keluhan dari pihak
orang cacat tetap satu dan membutuhkan waktu masyarakat;atau
mengakibatkan lebih dari
pekerjaan berhenti 1 minggu dan Terjadi kerusakan lingkungan di
selama lebih dari mengakibatkan Taman Nasional yang berhubungan
1 minggu pekerjaan berhenti dengan flora dan fauna;atau

Rusaknya aset masyarakat sekitar


secara keseluruhan Terjadi kerusakan
yang parah terhadap akses jalan
masyarakat.

27
4 Timbulnya fatality 1 Terdapat satu Material rusak dan Menimbulkan pencemaran
dara/air/tanah
orang meninggal dunia; peralatan utama perlu mendatangkan
/suara namun tidak adanya keluhan
atau yang rusak total material baru yang
dari pihak masyarakat;atau
dan membutuhkan waktu
1 orang cacat tetap mengakibatkan 1 minggu dan
Terjadi kerusakan lingkungan yang
pekerjaan berhenti mengakibatkan
berhubungan dengan flora dan
selama 1 minggu pekerjaan berhenti
fauna;atau Rusaknya sebagian aset
masyarakat sekitar
Terjadi kerusakan sebagian akses
jalan masyarakat
3 Terdapat insiden yang Terdapat lebih dari Material rusak dan Menimbulkan pencemaran
mengakibatkan lebih dari
1 pekerja dengan satu peralatan yang perlu mendatangkan udara/ air/ tanah / suara yang
penanganan perawatan rusak dan material baru yang mempengaruhi lingkungan
medis rawat inap,
kehilangan waktu kerja memerlukan membutuhkan waktu kerja;atau
perbaikan dan lebih dari
mengakibatkan 1 minggu dan tidak Terjadi kerusakan lingkungan
mengakibatkan
pekerjaan berhenti yang berhubungan dengan
pekerjaan berhenti
selama kurang tumbuhan di lingkungan
dari tujuh hari kerja;atau

2 Terdapat insiden Terdapat satu Material rusak dan Menimbulkan pencemaran udara/
yangmengakibatkan peralatan yang perlu air/ tanah / suara yang
1 pekerja dengan mempengaruhi sebagian lingkungan
penanganan rusak, memerlukan mendatangkan kerja;atau
perawatan medis perbaikan dan material baru yang
rawat inap, mengakibatkan membutuhkan waktu
kehilangan waktu pekerjaan berhenti kurang dari 1
kerja selama lebih dari minggu, namun Terjadi kerusakan sebagian akses jalan
1 hari tidak di lingkungan kerja
mengakibatkan
pekerjaan berhenti

1 Terdapat insiden yang Terdapat satu Tidak Tidak mengakibatkan


penanganannya hanya peralatan yang mengakibatkan gangguan lingkungan
melalui P3K, tidak rusak, kerusakan material
kehilangan waktu kerja memerlukan
perbaikan dan
mengakibatkan
pekerjaan berhenti
selama kurang
dari 1 hari

28
SPESIFIKASI TEKNIS

A. Penilaian Tingkat Resiko Pekerjaan Jalan

No Uraian Kegiatan Identifikasi Bahaya Dampak/Resiko Penetapan Pengendalian Resiko


Kecelakaan akibat operasional alat berat di Lecet/Patah Tulang/Luka Penggunaan APD dan APK
tempat lokasi pembersihan, transportasi Kerusakan dan kecelakaan kerja Pemasangan rambu-rambu K3
maupun di lokasi pekerjaan
Terjadi kecelakaan lalu lintas dengan
1 Mobilisasi penggunan jalan umum
Tabrakan antar kendaraan saat keluar
masuk pekerjaan
Terpapar debu/asap kendaraan terhirup
oleh pekerja
Terpeleset Luka, cidera Penggunaan APD dan APK
Terjatuh ke dalam galian Pekerjaan tertunda Pemasangan rambu-rambu K3
2 Galian Tanah
Terkena alat

Tertimpa material bekisting Luka, cidera Penggunaan APD dan APK


Terpeleset saat pemasangan Pekerjaan tertunda Pemasangan rambu-rambu K3
3 Pekerjaan Bekisting
Tertusuk benda tajam saat pemasangan Penyakit akibat kerja Pembuatan, sosialisasi dan evaluasi
Material rusak SOP/ WI
4 Plastik Hitam untuk Alas BetonTerpeleset saat pemasangan Luka, cidera Penggunaan APD dan APK
Tertimpa material Luka, cidera Penggunaan APD dan APK
5 Timbunan Sirtu Terpeleset Pekerjaan tertunda Pemasangan rambu-rambu K3
Terkena alat berat Waktu pelaksanaan terlambat
Iritasi kulit akibat kontak dengan material Luka, cidera Penggunaan APD dan APK
Pengecoran Beton Mutu fc’14,5 Percikan beton terkena mata Pekerjaan tertunda Pemasangan rambu-rambu K3
6
Mpa (K-175) (Site-Mixed) Terpapar bahan B3 Penyakit akibat kerja Pembuatan, sosialisasi dan evaluasi
SOP/ WI
Terpeleset Luka, cidera Penggunaan APD dan APK
7 Pasangan Batu Kali Tertimpa material Pekerjaan tertunda Pemasangan rambu-rambu K3
Tangan lecet
Pemasangan 1 m2 Plesteran 1SP Terpapar debu Luka, cidera Penggunaan APD dan APK
8
: 3PP tebal 15mm Tertimpa material Pekerjaan tertunda Pemasangan rambu-rambu K3
Terpapar debu Luka, cidera Penggunaan APD dan APK
9 Pemasangan Acian
Tertimpa material Pekerjaan tertunda Pemasangan rambu-rambu K3
Terkena alat kerja Luka, cidera Penggunaan APD dan APK
10 Penulangan Pelat Duiker Terbentur, tertimpa, tertusuk dan terjepit Pekerjaan tertunda Pemasangan rambu-rambu K3
saat unloading dan pemasangan
29
SPESIFIKASI TEKNIS

B. Penilaian Tingkat Resiko Pekerjaan Pasangan Batu Kali

Penilaian Tingkat Resiko


No. Jenis/Tipe Pekerjaan Identifikasi Bahaya
Kekerapan Keparahan Nilai Resiko Tingkat
(F) (A) (FxA) Resiko (TR)
1 Penyiapan Badan Jalan Rawan Kecelakaan Akibat Alat 2 1 2 K
2 Galian Tanah Biasa Rawan Kecelakaan Akibat Alat 2 1 2 K
Rawan Kecelakaan Akibat Material
3 Pekerjaan Bekisting 2 1 2 K
dan Alat
Rawan Kecelakaan Akibat Material
4 Plastik Hitam Untuk Alas Beton 2 1 2 K
dan Alat
Rawan Kecelakaan Akibat Material
5 Timbunan Sirtu 2 2 4 K
dan Alat
Rawan Kecelakaan Akibat Material
6 Pengecoran Beton Mutu K-175 (Site-Mixed) 2 1 2 K
dan Alat
7 Pasangan Batu Kali Rawan Kecelakaan Akibat Alat 2 2 1 K
Pemasangan 1 m2 Plesteran 1SP : 3PP tebal
8 Rawan Kecelakaan Akibat Alat 2 1 1 K
15mm
9 Pemasangan Acian Rawan Kecelakaan Akibat Alat 2 1 1 K
Rawan Kecelakaan Akibat Material
10 Penulangan Pelat Duiker 2 2 4 K
dan Alat

30
C. Penetapan Tingkat Risiko

Berdasarkan tabel diatas pekerjaan timbunan sirtu memiliki risiko 4 dan dapat disimpulkan Resiko yang
bisa terjadi Kecil.
1) Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, maka Penyedia Jasa
diwajibkan segera mengambil segala tindakan guna kepentingan si korban atau para korban, serta
melaporkan kejadian tersebut kepada Instansi yang bersangkutan/berwenang dan mempertanggung
jawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2) Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan pertolongan pertama harus
selalu ada di tempat pekerjaan
D. Penerapan SMKK Penerapan Umum
Penerapan secara umum SMKK pada tahap pelaksanaan pekerjaan ini, antara lain:
b) Apabila terjadi kecelakaan kerja, Penyedia Jasa wajib membuat laporan kecelakaan kerja kepada
PPK, paling lambat 1x24 jam.
c) Dokumentasi hasil pelaksanaan K2 dibuat oleh Penyedia Jasa dan dilaporkan kepada PPK
secara berkala, yang menjadi bagian dari pelaporan pelaksanaan pekerjaan.
d) Penyedia Jasa wajib melaksanakan perbaikan dan peningkatan kinerja sesuai hasil evaluasi K2,
dalam rangka menjamin kesesuaian dan efektifitas penerapan K2.
e) Penyedia Jasa bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja,
apabila tidak menyelenggarakan K2 sesuai dengan K2;
1. Penerapan pada Pekerja
Setiap pekerja diwajibkan melakukan hal-hal dibawah ini, untuk menunjang penerapan K2. Hal-
hal tersebut, antara lain:
a) Melaksanakan SMKK disetiap pekerjaan.
b) Memakai alat pelindung diri (APD), berupa:
- Pelindung kepala (helm);
- Pelindung kaki (safety shoes/boot);
- Rompi keselamatan
- Sarung tangan
2. Penerapan pada Lingkungan kerja
Penyedia Jasa berkewajiban terhadap K2 pada lingkungan kerja yang sedang berlangsung,
penerapan tersebut antara lain:
a) Melakukan safety talk setiap sebelum melakukan pekerjaan memberitahukan resiko yang
terjadi pada setiap pekerjaan yang dilakukan.
b) Memberikan pengawasan terhadap pekerja terkait penerapan K2 pada pekerjaan konstruksi;

1
c) Memberikan rambu-rambu peringatan dan peralatan keselamatan seperti safety line
terhadap bahaya yang timbul akibat pekerjaan tertentu;
8. PENUTUP

1. Penyedia Jasa dalam melaksanakan pekerjaan harus melengkapi dan menyediakan peralatan- peralatan
tambahan yang di perlukan, walaupun tidak digambar atau disebutkan dalam RKS ini, sehingga dapat
bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan.
2. Jika masih ada pos-pos pekerjaan yang belum masuk/terlupakan menurut analisa konsultan perencana
dalam BQ (lampiran buku RKS), maka Penyedia Jasa berhak menambahkan atau merubahnya karena
BQ yang dibuat hanya sebagai acuan penelitian penawaran.
3. Penyedia Jasa diwajibkan membuat gambar-gambar sesuai pelaksanaan di lapangan (as built
drawing) yang disetujui Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas, Gambar-gambar ini sudah harus
diserahkan sebanyak 4 (empat) rangkap kepada Pemberi Tugas selambat-lambatnya pada saat Serah
Terima Kedua dan akan tercantum di dalam Berita Acara Serah Terima Kedua.
4. Apabila ada hal-hal yang tercakup dalam dokumen lelang ini yang harus dikerjakan, dibuat dengan
ketentuan-ketentuan yang telah ada dan kelaziman-kelaziman pekerjaanyang nantinya akan diatur
dan dimuat dalam Berita Acara atau addendum pekerjaan, merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari dokumen lelang ini.
5. Pada pekerjaan yang kurang sempurna berdasarkan pemeriksaan PPK/Tim Pendukung/Tim Teknis,
Penyedia harus memperbaiki ataupun mengulangi perkerjaan tersebut hingga memenuhi syarat. Biaya
perbaikan pengulangan pekerjaan ini menjadi tanggungan Penyedia.
6. Ketika pekerjaan-pekerjaan menurut kontrak telah diselesaikan, Penyedia harus memindahkan semua
fasilitas alat kerja dan perlengkapan dari tempat kerjayang tidak menjadi bagian dari pekerjaan-
pekerjaan yang permanen. Tempat pekerjaan harus dibersihkan dari segala sampah, bahan-bahan yang
tidak digunakan dan fasilitas sementara harus ditinggalkan dalam keadaan rapi dan bersih yang dapat
diterima oleh PPK.
7. Apabila pekerjaan yang tidak tersebutkan dalam uraian ini, yang tenyata pekerjaan tersebut harus
ada agar mendapatkan hasil akhir yang sempuma, maka pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh
Penyedia Jasa atas perintah tertulis Pejabat Pembuat Komitmen.
8. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan akan dibicarakan
dan diatur oleh Konsultan Pengawas dengan Penyedia Jasa dan bila diperlukan akan dibicarakan
bersama Konsultan Perencana dan mendapat persetujuan dari Pihak Proyek.

Padang, Agustus 2023

Dibuat Oleh
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
UPTD BMSSP
Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan
Holtikultura Provinsi Sumatera Barat

DEDEK SRI AULIA, S.P., M.M.


NIP. 19730829 199903 2 001

Anda mungkin juga menyukai