Anda di halaman 1dari 40

SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN

BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN


PETERNAKAN 2023

SYARAT-SYARAT TEKNIS
BAGIAN 1
SYARAT - SYARAT UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN

1.1 Pendahuluan
Syarat-syarat umum pelaksanaan pekerjaan Sipil, Arsitektur, instalasi Mekanikal dan Elektrikal
serta instalasi Plumbing ini merupakan bagian dari Dokumen Lelang. Apabila ada klausul dari
syarat-syarat umum ini dituliskan kembali dalam Spesifikasi Teknis, berarti menuntut perhatian
khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-klausul lainnya
dari Dokumen Lelang. Gambar-gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini
merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Apabila ada suatu bagian dari
pekerjaan/bahan/peralatan yang diperlukan agar instalasi ini bekerja dengan baik dan hanya
dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau spesifikasi teknis saja, kontraktor harus
tetap melaksanakannya tanpa ada biaya tambahan.
`
1.2 Dokumen Pelaksanaan Pekerjaan
1. Dokumen Lelang dan Spesifikasi Teknis
2. Gambar-gambar Pelaksanaan
3. Bill of Quantity
4. Berita Acara Aanwijzing

1.3 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan yang tercantum dalam DPA Sarana dan Prasarana Pertanian Dinas Tanaman
Pangan Hortikultura dan Peternakan Kab Kutai timur dengan penjabaran yakni : Pembuatan Cetak
Sawah, Pembuatan Lantai Jemur , Lanjutan Pembangunan Pagar, Pembangunan Turap,
Renovasi Rehabilitasi, dan Pembangunan Gudang Alsin.
Nama Pekerjaan pekerjaan yang dilaksanakan saat ini meliputi:
1. Pembangunan Saung Tani – Kaubun ( item Pekerjaan tertuang di daftar Quantitas )
2. Pembuatan Cetak Sawah – Bengalon ( item Pekerjaan tertuang di daftar Quantitas )
3. Pembuatan Lantai Jemur - Kaliorang ( item Pekerjaan tertuang di daftar Quantitas )
4. Pembuatan Lantai Jemur – Long Masangat ( item Pekerjaan tertuang di daftar Quantitas )
5. Pembuatan Lantai Jemur – Muara Bengkal ( item Pekerjaan tertuang di daftar Quantitas )
6. Pembuatan Lantai Jemur – Karangan ( item Pekerjaan tertuang di daftar Quantitas )
7. Lanjutan Pagar BPP – Batu Ampar ( item Pekerjaan tertuang di daftar Quantitas )
8. Lanjutan Pagar BPP – Kaliorang ( item Pekerjaan tertuang di daftar Quantitas )
9. Pembangunan Kantor BPP – Sangatta Selatan
10. Pembangunan Pagar BPP – Rantau Pulung ( item Pekerjaan tertuang di daftar Quantitas )
11. Pembangunan Turap Lahan BPP - Batu Ampar ( item Pekerjaan tertuang di daftar Quantitas )
12. Rehabilitasi Rumah Dinas BPP – Sangatta Selatan ( item Pekerjaan tertuang di daftar Quantitas )
13. Timbunan Kantor BPP – Sangatta Selatan ( item Pekerjaan tertuang di daftar Quantitas )
14. Lanjutan Renovasi Rehabilitasi Kantor BPP – Muara Bengkal ( item Pekerjaan tertuang di daftar Quantitas )
15. Pembangunan Gudang Alsin – Sangatta Utara ( item Pekerjaan tertuang di daftar Quantitas )

1
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

1.4. Papan Nama Proyek


Kontraktor harus membuat papan nama proyek sesuai dengan peraturan Pemerintah Kabupaten
Kutai Timur.
1.5. Penyerahan Lapangan/ Area/ Tempat Pekerjaan
Lapangan/ Area/ tempat pekerjaan akan diserahkan kepada kontraktor terhitung sejak Berita
Acara Serah Terima lahan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya Surat Pengumuman
Pemenang (SPP) oleh Owner yang diwakili oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Timur. Dan dalam
waktu paling lambat 7 (tujuh) hari sesudah dikeluarkannya Kontrak, Kontra ktor harus sudah mulai
melaksanakan pekerjaan di tempat pekerjaan. Kontraktor dianggap sudah memahami benar-
benar mengenai letak, batas-batas maupun kondisi lapangan/tempat pekerjaan.
1.6. Penyerahan Rencana Kerja / Time Schedulle
a. Kontraktor wajib menyerahkan suatu rencana kerja/’time schedulle’ dalam bentuk ‘bar-chart’, ‘S-
Curve’ dan ‘network planning’ kepada Owner dan Konsultan Pengawas selambat- lambatnya
7 (tujuh) hari kalender setelah Kontrak dikeluarkan, untuk memperoleh persetujuan. ‘S-
Curve’ kontraktor ditanda tangani oleh penanda tangan kontrak.
b. Setelah rencana kerja disetujui, dokumen asli diserahkan kepada Owner, dua salinan dicetak
dan diserahkan pada Konsultan Pengawas, satu salinan ditempelkan di kantor Kontraktor di
tempat pekerjaan.
c. Berdasarkan Rencana Kerja tersebut, Konsultan Pengawas akan mengadakan penilaian
secara periodik terhadap prestasi kerja kontraktor.

1.7. Penyerahan Bagan Struktur Organisasi Proyek


a. Bersamaan waktunya dengan penyerahan Rencana Kerja, Kontraktor wajib pula
menyerahkan bagan struktur organisasi yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan Owner.
b. Sebagai lampiran dari bagan struktur organisasi tersebut, Kontraktor harus menyerahkan
suatu daftar nama petugas yang akan ditugaskan, lengkap dengan fungsi dan pengalaman
kerjanya.
1.8. Penyerahan Wewenang Kepada Kuasa Kontraktor
a. Kontraktor wajib menetapkan seorang petugas yang akan bertindak sebagai wakil atau
kuasanya untuk mengatur dan memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
b. Pemberian kuasa ini sama sekali tidak berarti mengurangi tanggung jawab Kontraktor
terhadap pelaksanaan pekerjaan baik sebagian ataupun keseluruhan.

1.9. Tenaga Ahli


a. Kontraktor harus menyertakan tenaga ahli yang telah ditunjuk oleh pabrik pembuat
bahan/peralatan yang dipasang untuk mengawasi, memeriksa dan menyetel pemasangan
bahan, peralatan sehingga bahan/peralatan tersebut dapat berfungsi dengan sempurna.
b. Kontraktor harus menugaskan tenaga ahli yang sesuai dengan kontrak dan harus berada di
lokasi pekerjaan selama diperlukan.
1.10. Penanggung Jawab Lapangan (Site Manager)
a. Seluruh pekerjaan yang dicakup dalam pekerjaan konstruksi bangunan ini harus diawasi oleh
seorang yang cukup berpengalaman dan diberi wewenang oleh penandatangan kontrak
(Kontraktor) untuk mengambil keputusan di lapangan. la bertanggung jawab sepenuhnya atas
segala pekerjaan pada kegiatan ini dan harus selalu berada di lapangan (‘site’). Bila ia akan
meninggalkan ‘site’ harus ada orang lain yang secara tertulis diberikan wewenang untuk
mewakilinya.
b. Nama dan Curriculum Vitae Site Manager harus disertakan oleh Kontraktor pada saat
penawaran dilakukan.

2
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

1.11. Pemberhentian Tenaga Ahli dan Site Manager


a. Bila dikemudian hari ternyata Tenaga Ahli dan Site Manager yang ditunjuk Kontraktor
dianggap kurang atau tidak mampu, maka Konsultan Pengawas berhak memerintahkan
Kontraktor untuk mengganti tenaga ahli tersebut.
b. Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sesudah Surat Perintah Konsultan Pengawas
tersebut keluar, Kontraktor harus sudah menunjuk seorang tenaga ahli yang baru.

1.12. Koordinasi Dengan Pihak Lain


a. Untuk kelancaran pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan koordinasi/penyesuaian
pelaksanaan pekerjaan dengan seluruh disiplin pekerjaan lainnya atas petunjuk ahli sebelum
pengerjaan dimulai maupun pada waktu pelaksanaan. Gangguan dan konflik diantara
Kontraktor harus dihindari. Keterlambatan pekerjaan akibat tidak adanya koordinasi menjadi
tanggung-jawab Kontraktor.
b. Kontraktor wajib bekerja sama dengan pihak-pihak lainnya, demi kelancaran pelaksanaan
pekerjaan ini.
c. Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan, atau diselesaikan oleh pihak lain atau yang
dibeli dari pihak lain dan termasuk dalam lingkup pekerjaan struktur, arsitektur maupun ME,
maka Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas segala peralatan dalam pekerjaan ini.
d. Kontraktor harus mengijinkan, mengawasi dan memberikan petunjuk kepada Sub-Kontraktornya
untuk melakukan penyambungan kabel-kabel, pemasangan sensor-sensor, perletakkan
peralatan/instalasi, pembuatan sparing pada pekerjaan Plumbing dan Elektrikal, sehingga
sistem struktur Sipil secara keseluruhan dapat berjalan dengan sempurna. Dalam hal ini
Kontraktor masih tetap bertanggung jawab penuh atas peralatan-peralatannya tersebut.
e. Kontraktor wajib melaporkan kepada Konsultan Pengawas apabila sekiranya terjadi kesulitan
atau gangguan-gangguan yang mungkin terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan.
f. Pekerjaan galian dan penimbunan tanah untuk keperluan instalasi Mekanikal dan Elektrikal,
dilaksanakan oleh Kontraktor serta harus dikoordinasikan dengan pihak lain. Kontraktor harus
sudah memperhitungkan pengangkutan tanah bekas galian/pembersihan.
g. Semua pekerjaan pembuatan lubang-lubang dan penutupan kembali pada dinding, lantai,
langit-langit, untuk jalannya pipa dan kabel, dilaksanakan oleh Kontraktor berikut perapihan/
finishing-nya kembali.
h. Untuk pipa dan kabel yang menembus dinding, lantai, langit-langit, dan lain-lain harus diberi
lapisan isolasi peredam getaran dan pipa selubung (sleeve) untuk memudahkan perbaikan dan
pemeliharaan dari segi teknis. Untuk itu Kontraktor diharuskan menyerahkan Gambar Kerja
kepada Konsultan Pengawas untuk dimintakan persetujuannya. Segala akibat pekerjaan
tersebut harus sudah diperhitungkan dalam penawaran oleh Kontraktor.

1.13. Ganti Rugi


Konsultan Pengawas dan Owner tidak bertanggung jawab atas ganti rugi atau gugatan yang
diajukan oleh pekerja/buruh Kontraktor, Sub Kontraktor, agen-agennya, Supplier atau pihak ketiga
yang berhubungan dengan kecelakaan, kerusakan, kerugian lainnya serta gugatan apapun yang
berhubungan dengan kontrak ini, semuanya adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.

1.14. Lembur
Apabila menurut Kontraktor demi untuk mencapai target waktu penyelesaian yang sudah ditentukan
diperlukan pekerjaan lembur, maka seluruh biaya yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor,
termasuk biaya personil untuk pengawasan selama kerja lembur.

1.15. Rapat Lapangan


Rapat lapangan akan diadakan secara berkala untuk maksud koordinasi, monitoring serta
mengevaluasi program pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor diharuskan mengundang semua sub
Kontraktornya serta mengadakan fasilitas yang diperlukan. Notulen rapat akan dibuat oleh
Konsultan Pengawas dan akan dibagikan kepada semua yang berkepentingan.

3
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

1.16. Buku Harian


Kontraktor harus menyediakan buku harian di lapangan untuk mencatat semua petunjuk-petunjuk,
keputusan-keputusan dan detail-detail dari pekerjaan serta kejadian-kejadian di lapangan.
Kontraktor wajib mencatat dalam buku harian ini atas semua kejadian dan kegiatan yang ada di
lokasi pekerjaan.

1.17. Pembuatan Laporan Pekerjaan


a. Kontraktor wajib membuat laporan harian dimana tertulis proses kemajuan pekerjaan setiap
hari, bahan-bahan dan peralatan-peralatan yang didatangkan ke lokasi pekerjaan, jumlah
tenaga kerja, jenis pekerjaan yang dilaksanakan serta keadaan cuaca di lapangan.
b. Perintah-perintah/Instruksi-instruksi dari Konsultan Pengawas, baru berlaku mengikat jika
ditulis dalam laporan harian dan telah dibubuhi tanda tangan dan nama jelas dari petugas
Konsultan Pengawas.
c. Pekerjaan tambah kurang harus dicatat pula dalam laporan harian ini dengan teliti.
d. Kontraktor juga wajib membuat laporan Mingguan dan Bulanan dimana tertulis rekapitulasi
segala kegiatan yang berlangsung dalam minggu atau bulan tersebut.
e. Kelalaian dalam menyusun laporan akan terkena sanksi, yaitu penundaan pembayaran
termijn. Pembayaran termijn hanya akan dilakukan, apabila Kontraktor telah melengkapi
seluruh laporan.

1.18. Pembuatan Foto-Foto Pekerjaan


a. Kontraktor wajib membuat foto-foto pekerjaan yang menunjukkan kondisi setiap tahapan
pelaksanaan.
b. Foto-foto pelaksanaan ini akan dijadikan lampiran dalam penyusunan laporan bulanan
Konsultan Pengawas.
c. Foto harus dibuat rangkap 4 (empat) dalam ukuran standar dan berwarna, disusun rapih
dalam album.
d. Pengambilan foto dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas dan
dilaksanakan setiap 7 hari kalender dan setiap tahapan pekerjaan mulai sejak dilaksanakan
kegiatan ini.

1.19. Jaminan Terhadap Keselamatan Kerja


a. Kontraktor wajib menyediakan kotak yang berisi obat-obatan/alat-alat P3K guna pertolongan
pertama pada kecelakaan.
b. Kontraktor wajib menyediakan seluruh peralatan yang diperlukan guna menjamin
keselamatan kerja baik bagi pekerja-pekerja, pelaksana, petugas dari Kontraktor, tim dari
Konsultan Pengawas maupun dari pihak Owner.
c. Untuk keperluan Perencana dan Konsultan Pengawas, Kontraktor wajib menyediakan helm
pengaman, sepatu lapangan, sarung tangan pengaman, dan sebagainya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dalam Undang-undang Keselamatan Kerja.
d. Apabila terjadi kecelakaan kerja, Kontraktor wajib mengurus dan menyelesaikan atas biaya
dan tanggung jawab Kontraktor.

1.20. Pencegahan Bahaya Kebakaran


Kontraktor harus melindungi daerah kerja di dalam gedung/bangunan dengan portable fire
extinguisher kelas ABC (multi purpose dry chemical) ukuran 2,5 kg untuk setiap ruang sesuai
peraturan yang berlaku, atas biaya Kontraktor.

1.21. Penjagaan Keamanan dan Penerangan di Tempat Pekerjaan


a. Kontraktor harus mengusahakan adanya cukup penerangan dan penjagaan di tempat
pekerjaan untuk menghindari terjadinya kehilangan dan pencurian terutama diluar jam kerja.
b. Untuk kepentingan keamanan, Kontraktor harus mengadakan lampu kerja.
c. Kontraktor bertanggung-jawab penuh terhadap kehilangan atau kerusakan yang terjadi atas
barang-barangnya.

4
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

d. Kehilangan yang terjadi atas barang atau alat bantu tidak dapat dijadikan alasan untuk
menunda pelaksanaan pekerjaan.
e. Kontraktor bertanggungjawab atas kerusakan dan kehilangan atas barang-barang dalam
lokasi pekerjaan yang dikerjakan dan wajib menggantinya atas biaya sendiri.
f. Untuk mengantisipasi keamanan dalam area pekerjaan, baik keamanan material maupun
terhadap karyawan yang ada di lokasi, kontraktor diharuskan membuat pagar seng keliling
setinggi 2 meter dengan rangka kayu.

1.22. Penyediaan Tempat Peralatan Dan Bahan


a. Kontraktor wajib menyediakan tempat menyimpan peralatan dan bahan-bahan yang
diperlukan dengan bentuk, konstruksi dan ukuran sesuai kebutuhan sehingga memenuhi
syarat-syarat penyimpanan yang ditentukan.
b. Letak tempat peralatan ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Owner.

1.23. Penyediaan Air Untuk Kebutuhan Kerja


a. Untuk keperluan kerja, Kontraktor wajib menyediakan air yang sedapat mungkin diambil dari
sumber air yang sudah ada di lokasi tersebut dan sekualitas air dari PDAM.
b. Sumber air selama kerja harus terpisah dari yang akan dilaksanakan.
c. Pembuangan air hasil pekerjaan harus direncanakan dan disetujui oleh Direksi Pengawas.
d. Kontraktor wajib menjaga sumber air yang ada di lokasi pekerjaan dari pencemaran akibat
pekerjaan konstruksi.

1.24 Penyediaan Peralatan Kerja


a. Kontraktor harus menyediakan semua peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan dan menjamin keamanannya. Peralatan yang hilang menjadi tanggung jawab
kontraktor sepenuhnya.
b. Direksi Pengawas berhak menolak setiap peralatan yang tidak cocok untuk pelaksanaan
pekerjaan sebagaimana tercantum dalam kontrak. Tidak tersedianya peralatan yang
memenuhi persyaratan tidak dapat dijadikan alasan keterlambatan pekerjaan.
c. Adanya perubahan merek peralatan yang telah ditentukan hanya diperkenankan dengan
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Pengawas.

1.25 Penyediaan Bahan (Material Approval)


a. Bahan yang dimaksud disini adalah bahan yang hanya dipergunakan dalam pekerjaan ini yang
tercantum dalam gambar kerja dan Bill of Quantity (BQ).
b. Kontraktor harus membuat daftar bahan atau material serta jadwal pemasukan material dan
disetujui Direksi pengawas termasuk cara pengangkutannya.
c. Bahan atau material yang sudah masuk tidak boleh keluar tanpa sepengetahuan Direksi
Pengawas.
d. Bahan-bahan yang sudah didatangkan ke tempat pekerjaan tapi ditolak pemakaiannya oleh
Konsultan Pengawas harus segera disingkirkan dari tempat kerja selambat-lambatnya 24 jam
sesudah penolakan tersebut.
e. Bagian pekerjaan yang telah dimulai menggunakan bahan yang telah ditolak, harus segera
dihentikan dan dibongkar atas biaya kontraktor.
f. Bahan-bahan yang dipergunakan adalah sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar-gambar,
semua bahan harus dalam keadaan baru dan baik. Bilamana ternyata dipakai bahan/peralatan
lama, bekas pakai/cacat/rusak, Kontraktor harus menggantinya dengan bahan-bahan atau
peralatan yang baru, tetap sesuai dengan spesifikasi serta gambar-gambar atas biaya dan
tanggungan Kontraktor.
g. Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan adalah tanggung jawab
Kontraktor dan harus mengganti serta memperbaiki hal tersebut di atas.

5
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

1.26 Tata Cara Untuk Memulai Suatu Jenis Pekerjaan


a. Untuk jenis-jenis pekerjaan yang apabila dikerjakan akan mengakibatkan pada jenis pekerjaan
lain yang tidak dapat diperiksa/tertutup oleh jenis pekerjaan tersebut, maka Kontraktor wajib
meminta pada Konsultan Pengawas secara tertulis, untuk memeriksa bagian pekerjaan yang
akan tertutup itu. Setelah pekerjaan yang akan tertutup tersebut dinyatakan baik, baru
Kontraktor diperkenankan melaksanakan pekerjaan selanjutnya.
b. Apabila permohonan tertulis pemeriksaan tersebut di atas tidak dijawab oleh Konsultan
Pengawas, dalam waktu 2 x 24 jam sejak diterimanya permohonan tersebut (tidak terhitung hari
libur resmi), maka Kontraktor boleh melanjutkan pekerjaan tersebut. Kecuali apabila Konsultan
Pengawas meminta perpanjangan waktu pemeriksaan dan Kontraktor menyetujuinya.
c. Apabila ketentuan-ketentuan tersebut pada huruf a dan b di atas dilanggar oleh Kontraktor,
maka Konsultan Pengawas berhak menginstruksikan untuk membongkar bagian yang sudah
dikerjakan baik sebagian maupun seluruhnya untuk keperluan pemeriksaan atau perbaikan.
Biaya pembongkaran dan pemasangan kembali akan dibebankan kepada kontraktor.

1.27 Tata Cara Pelaksanaan Pekerjaan


Pekerjaan hendaknya dilaksanakan pada jam-jam kerja normal kecuali apabila ada jenis pekerjaan
yang akan dilaksanakan perlu dilakukan di luar jam kerja normal. Pada hari libur resmi, Kontraktor
terlebih dahulu harus mengajukan permohonan tertulis minimal 24 jam sebelumnya kepada
Konsultan Pengawas , dan segala biaya untuk itu menjadi tanggung jawab Kontraktor.

1.28 Tata Cara Penilaian Prestasi Pekerjaan


Pekerjaan-pekerjaan yang sudah terpasang dengan baik dan sudah diterima oleh Direksi
Pengawas dapat dihitung prestasinya. Bahan-bahan yang sudah didatangkan ke lokasi proyek
tetapi belum terpasang, tidak dapat dinilai prestasinya kecuali apabila ada pertimbangan-
pertimbangan khusus dari Konsultan Pengawas dan Owner.

1.29 Tata Cara Perbaikan Pekerjaan


Kontraktor wajib memperbaiki dan atau mengulangi semua pekerjaan yang tidak diterima oleh
Direksi Pengawas. Segala biaya untuk ini menjadi tanggungan Kontraktor. Kontraktor tidak
diperkenankan minta perpanjangan waktu akibat perbaikan-perbaikan ini.
1.30 Perbedaan Ukuran, Ketidak Sesuaian Antara Gambar dan Spesifikasi Teknis
a. Ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti dari pada ukuran skala dalam gambar.
Ukuran-ukuran yang ada dalam gambar harus diperiksa kembali oleh Kontraktor terhadap
keadaan/kondisi di lapangan.
b. Bila ada keragu-raguan ukuran, ketidaksesuaian dan/atau kekeliruan, maka Kontraktor wajib
memberitahukan dan meminta petunjuk pada Konsultan Pengawas untuk diselesaikan.
1.31 Tanggung Jawab Dalam Masa Pemeliharaan
a. Dalam masa pemeliharaan, Kontraktor tetap bertanggungjawab untuk memelihara pekerjaan
yang telah selesai dilaksanakan. Apabila dalam masa pemeliharaan tersebut ada pekerjaan-
pekerjaan yang cacat, rusak dan atau tidak berfungsi dengan baik sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas, maka Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan tersebut secepatnya.
b. Apabila dalam masa pemeliharaan ini Kontraktor tidak melaksanakan perbaikan-perbaikan
seperti yang diminta Konsultan Pengawas/Owner, maka prestasi pekerjaan akan dikurangi
sesuai dengan nilai pekerjaan yang belum diperbaiki tersebut dan penyerahan kedua tidak
dapat dilaksanakan.
c. Kontraktor harus memberikan service secara cuma-cuma untuk seluruh sistem pekerjaan
Sipil, Arsitektur, Elektrikal dan Plumbing selama jangka waktu 180 (seratus delapan puluh)
hari setelah pekerjaan ini diserahterimakan
1.32 Penyediaan Dokumen Pelaksanaan di Lapangan
a. Kontraktor wajib menyediakan 3 set dari seluruh dokumen pelaksanaan untuk dipegang
Kontraktor di lapangan, Konsultan Pengawas dan Owner.

6
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

b. Seluruh dokumen tersebut di atas harus dalam keadaan jelas, mudah dibaca dan sudah
mencantumkan hasil pemeriksaaan Konsultan Pengawas mengenai perubahan-perubahan
terakhir.
c. Biaya penyediaan dokumen-dokumen tersebut menjadi tanggungan Kontraktor.
1.33 Pembuatan Gambar Pelaksanaan/Gambar Kerja (Shop Drawing)
a. Kontraktor wajib membuat gambar-gambar kerja dan detail pelaksanaan (Shop Drawing)
dengan menggunakan kertas ukuran A3 – 80 Gram lengkap dengan skala dan perhitungan-
perhitungan yang diperlukan.
b. Gambar-gambar tersebut harus dikoordinasikan dengan semua disiplin pekerjaan pada
kegiatan ini dan disesuaikan dengan kondisi lapangan yang ada.
c. Gambar kerja dan perhitungannya harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) untuk diperiksa
dan disetujui Konsultan Pengawas dan Perencana. Pekerjaan baru dapat dimulai bila shop
drawing telah diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

1.34 Pembuatan Gambar-Gambar Terpasang (As Built Drawing)


a. Kontraktor wajib membuat gambar-gambar terpasang (as built drawing) yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
b. Gambar-gambar terpasang tersebut harus dibuat pada kertas ukuran A3 dan diserahkan
sebanyak 1 (satu) set asli dan 1 (satu) set copy kepada Owner dan 3 (tiga) set penggandaan
beserta soft copy dalam bentuk CD-Rom kepada Konsultan Pengawas sebelum serah terima
pekerjaan pertama.

BAGIAN 2
SYARAT-SYARAT TEKNIS STRUKTUR

PASAL 1
UMUM

1.1. Jenis dan uraian pekerjaan dan persyaratan teknis khusus gambar-gambar rencana adalah merupakan
satuan dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini.
1.2. Adapun standar yang dipakai untuk pekerjaan tersebut di atas ialah berdasarkan:
- Standar Normalisasi Indonesia
- ASTM ( Amerika Society for Testing & Materials )
1.3. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor harus mengukur kembali semua titik elevasi dan
koordinat - koordinat. Dan apabila terjadi perbedaan-perbedaan di lapangan, kontraktor wajib membuat
gambar-gambar penyesuaian dan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

PASAL 2
SYARAT-SYARAT UMUM

Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam spesifikasi teknis ini, berlaku dan mengikat
ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya:
a. Keppres 80 / 2003 dengan lampiran – lampirannya.
b. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau Algemene Voorwaarden voor de
Uitvoering bij Aaneming van Openbare Warken ( AV ) 1941.
c. Keputusan - keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari Dewan Teknik Pembangunan
Indonesia ( DTPI ).
d. Tata Cara Perencanaan Struktur untuk Bangunan Gedung SNI 03 - 2847 – 2002.
e. Peraturan Umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
7
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

f. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979 dan PLN setempat.
g. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Air Minum serta Instalasi Pembuangan dan Perusahaan
Air Minum Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI - 1961).

8
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

h. Peraturan Semen Portland Indonesia NI – 08.


i. Peraturan Bata Merah sebagai Bahan Bangunan.
j. Peraturan Muatan Indonesia.
k. Peraturan Pengecatan NI – 12.
l. Peraturan dan Ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Instansi Pemerintah setempat, yang bersangkutan
dengan permasalahan bangunan.
m. Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh Pemberi Tugas, termasuk
juga gambar-gambar detail yang diselesaikan oleh Kontraktor dan sudah disahkan/disetujui Direksi.
n. Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan.
o. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
p. Surat Perintah Kerja (SPK)
q. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
r. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedulle) yang telah disetujui.
s. Kontrak/Surat Perjanjian Pemborongan.

PASAL 3
PEKERJAAN PERSIAPAN/PENDAHULUAN

3.1. Pembersihan Lokasi Pekerjaan


a. Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari sisa-sisa material yang tidak terpakai.
b. Sebelum pekerjaan dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan rata.

3.2. Pengukuran Tapak Kembali


a. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan gambaran kembali lokasi pembangunan dengan
dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak saluran air dan batas-batas
tanah dengan alat yang sudah ditera kebenarannya.
b. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya harus
segera dilaporkan kepada Perencana/Konsultan Pengawas untuk dimintakan keputusannya.
c. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat Theodolit yang ketepatan-
nya dapat dipertanggungjawabkan.
d. Kontraktor harus menyediakan Theodolit beserta petugas yang mengoperasikannya untuk
kepentingan pemeriksaan Perencanaan/Konsultan Pengawas selama pelaksanaan pekerjaan.
e. Pengurusan sudut siku dengan prisma secara asas segitiga Phytagoras hanya diperkenankan untuk
bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Perencana/Konsultan Pengawas.
f. Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.

3.3. Papan Dasar Pelaksanaan (Bouwplank)


a. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kasau Meranti 5/7, tertancap di tanah sehingga
tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak maksimum 2 m satu sama lain.
b. Papan patok ukur dibuat dari kayu Meranti, dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut
rata pada sisi sebelah atasnya (waterpass).
c. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan yang lainnya , kecuali dikehendaki lain
oleh Perencana/Konsultan Pengawas.
d. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh kurang lebih 200 cm dari as pondasi terluar.
e. Setelah pemasangan papan dasar pelaksanaan, Kontraktor harus melaporkan kepada Perencana/
Konsultan Pengawas.
f. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan bouwplank termasuk tanggungan Kontraktor.

9
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

PASAL 4
PEKERJAAN PENGUKURAN

4.1. Pengukuran dan pemasangan bouwplank titik duga (peil + 0.00) ditentukan bersama-sama Konsultan
Pengawas. Papan patok harus kayu keras dan tidak berubah posisinya, tanda -tanda dan sumbu harus
teliti dan jelas, dicat dengan cat menie.
4.2. Kontraktor harus memasang dan mengukur secara teliti patok monumen (BM) pada lokasi tertentu
sepanjang pekerjaan untuk memungkinkan perancangan kembali, pengukuran sipat datar dari
perkerasan atau penentuan titik dari pekerjaan yang akan dilakukan. Patok monumen permanen harus
dibangun di atas tanah yang tidak akan terganggu selama pekerjaan berlangsung/dipindahkan.
4.3. Untuk pekerjaan halaman parkir, Kontraktor harus menentukan titik patok konstruksi yang menunjukkan
garis dan kemiringan untuk lebar perkerasan dan drainase saluran samping sesuai dengan penampang
melintang standar yang diberikan dalam gambar rencana dan harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas sebelum memulai konstruksi. Jika terjadi perubahan dari garis dan kemiringan, baik sebelum
maupun sesudah penentuan patok, perlu persetujuan lebih lanjut dari Konsultan Pengawas.

PASAL 5
PEKERJAAN TANAH

5.1. Pekerjaan Galian


5.1.1. Seluruh lapangan pekerjaan harus diratakan/digali dan semua sisa-sisa tanaman dan sisa
material bongkaran bangunan, seperti: kalang, sunduk, akar-akaran, rumput-rumput dan
sebagainya harus dihilangkan.
5.1.2. Pekerjaan penggalian tanah, perataan tanah, harus dikerjakan lebih dahulu sebelum kontraktor
memulai pekerjaan. Pekerjaan galian tersebut disesuaikan dengan kebutuhannya sesuai
dengan peil-peil (level), pada lokasi yang telah ditentukan di dalam gambar, dan mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas.
5.1.3. Daerah yang akan digali harus dibersihkan dari semua benda penghambat seperti: sampah-
sampah, tonggak, bekas-bekas pohon dan semak-semak.
Pohon-pohon yang ada, hanya boleh disingkirkan setelah mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas. Tunggak-tunggak pepohonan dan jalinan-jalinan akar harus dibersihkan dan
disingkirkan sampai pada kedalaman sampai 1,5 m di bawah permukaan tanah.
Segala sisa dan kotoran yang disebabkan oleh pekerjaan tersebut, harus disingkirkan dari
daerah pembangunan oleh Kontraktor, sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.

5.2. Pekerjaan Galian Pondasi


5.2.1. Galian untuk pondasi harus dilakukan menurut ukuran yang sesuai dengan peil-peil yang
tercantum dalam gambar rencana pondasi. Semua bekas-bekas akar dan pohon-pohon harus
dibongkar dan dibuang.
5.2.2. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik/telepon dan lain-lain yang masih
digunakan, maka secepatnya memberitahukan kepada Konsultan Pengawas atau kepada
instansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggung
jawab atas segala kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut.
5.2.3. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka kontraktor harus
mengisi/mengurug daerah galian tersebut dengan bahan-bahan pengisian untuk pondasi yang
sesuai dengan spesfikasi.
5.2.4. Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas dari longsoran
tanah di kiri dan kanannya (bila perlu dilindungi oleh alat-alat penahan tanah dan bebas dari
genangan air) sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan
spesifikasi.
Pemompaan, bila diperlukan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu struktur
bangunan yang ada di sekitarnya.

10
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

5.2.5. Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan selapis demi selapis dan ditumbuk
sampai padat. Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan
pemeriksaan dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan bagian yang akan diurug
kembali harus diurug dengan tanah dan memenuhi standar sebagai tanah urug.

5.3. Pekerjaan Urugan


5.3.1. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran, sampai ketinggian yang
direncanakan.
5.3.2. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan 20 cm material
lepas, dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum dengan alat pemadat dan mencapai
peil permukaan yang direncanakan.
5.3.3. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian maupun pengurugan adalah  10
mm terhadap kerataan yang ditentukan.
5.3.4. Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus disebar dalam lapisan-lapisan yang rata
dalam ketebalan yang tidak melebihi 200 mm pada kedalaman gembur.
Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus dicampur dengan
cara menggaru atau cara sejenisnya sehingga diperoleh lapisan yang kepadatannya sama.
5.4. Pekerjaan Pengurugan Pasir Alas Pondasi
5.4.1. Pengurugan pasir untuk alas pondasi dengan ketebalan pengurugan sesuai dengan gambar.
5.4.2. Pasir urug yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung potongan-potongan bahan
keras yang berukuran diameternya lebih dari 1,5 cm.
5.5. Pembuangan Material Hasil Galian
5.5.1. Pembuangan material hasil galian menjadi tanggung jawab kontraktor. Material hasil galian
harus dikeluarkan paling lambat dalam waktu 1 x 24 jam, sehingga tidak mengganggu
penyimpanan material lain.
5.5.2. Material dari hasil galian tersebut atas persetujuan Konsultan Pengawas telah diseleksi bagian -
bagian yang dapat dimanfaatkan sebagai material timbunan dan urugan. Sisanya harus dibu ang
ke luar site atau tempat lain atas persetujuan Konsultan Pengawas.

PASAL 6
PEKERJAAN BETON

6.1. Semen
a. Semua semen yang digunakan adalah semen portland lokal kelas 1 atau setara yang sesuai dengan
syarat-syarat :
- Peraturan Semen Portland Indonesia ( NI.8 – 1972 )
- Peraturan Beton Indonesia ( NI.2 – 1971 )
- Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Gedung SNI 03–2847-2002
- Mempunyai sertifikat Uji (test sertificate)
- Mendapat Persetujuan Konsultan Pengawas.
b. Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama (tidak diperkenankan
menggunakan bermacam-macam jenis/merk semen untuk suatu konstruksi/struktur yang sama),
dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam kantong-kantong semen yang masih disegel dan tidak
pecah.
c. Dalam pengangkutan semen harus terlindungi dari hujan. Harus diterimakan dalam zak (kantong)
asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat, dan harus disimpan di gudang yang cukup
ventilasinya serta tidak terkena air, diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari
lantai. Zak-zak semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m atau
maksimal 10 sak, setiap pengiriman baru harus ditandai dan dipisahkan dengan maksud agar
pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.

11
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

d. Untuk semen yang diragukan mutunya dan kerusakan-kerusakan akibat salah penyimpanan
sehingga dianggap rusak dan membatu, dapat ditolak penggunaannya tanpa melalui test lagi. Bahan
yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam.

6.2. Agregat
a. Semua pemakaian koral (kerikil), batu pecah (agregat kasar) dan pasir beton, harus memenuhi
syarat-syarat :
- Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3 - 1996)
- Peraturan Beton Indonesia (NI.2 - 1971)
- Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Gedung SNI 03-284-2002
- Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak porous
- Bebas dari tanah/ tanah liat (tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau kotoran-
kotoran lainnya).
b. Koral (kerikil) dan batu pecah (agregat kasar) yang mempunyai ukuran lebih besar dari 30 mm, untuk
penggunaannya harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
c. Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu beton
yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan semen dan air, dalam proporsi
campuran yang dipakai.
d. Konsultan Pengawas dapat meminta kepada Kontraktor untuk mengadakan test kualitas dari
agregat-agregat tersebut dari tempat penimbunan yang ditunjuk oleh Konsultan Pengawas, setiap
saat dalam laboratorium yang diakui atas biaya Kontraktor.
e. Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana agregat tersebut disupply, maka Kontraktor
diwajibkan memberitahukan Konsultan Pengawas.
f. Agregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras permukaannya dan dicegah supaya tidak
terjadi pencampuran dengan material lain yang tidak sejenis dan terkotori.

6.3. Air
a. Air yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan di lapangan adalah air bersih, tidak
berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam alkali) dan tidak mengandung organisme
yang dapat memberikan efek merusak beton, minyak atau lemak. Memenuhi syarat-syarat
Peraturan Beton Indonesia SNI 03-2847-2002 dan uji oleh Laboratorium yang diakui sah oleh
laboratorium industri dengan biaya ditanggung pihak Kontraktor.
b. Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.

6.4. Besi Beton


a. Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :
- Peraturan Beton Indonesia (NI.2 - 1971).
- Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak-minyak, karat dan tidak cacat (retak-retak,
mengelupas, luka dan sebagainya).
- Dari jenis baja mutu U-24
- Bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan SNI 03–2847–2002.
- Mempunyai penampang yang sama rata.
- Ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar.
b. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan di atas, harus mendapat
persetujuan perencana/Konsultan Pengawas.
c. Besi beton harus disupply dari satu sumber (manufacture) dan tidak diperkenankan untuk
mencampur-adukkan bermacam-macam sumber besi beton tersebut untuk pekerjaan konstruksi.
d. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar kerja atau mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.
Hubungan antara besi beton satu dengan yang lain harus menggunakan kawat beton, diikat
dengan teguh, tidak bergeser selama pengecoran beton dan tidak menyentuh lantai kerja atau
papan acuan.

12
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

Sebelum beton dicor, besi beton harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karet lepas, kulit giling atau
bahan-bahan lain yang merusak. Semua besi beton harus dipasang pada posisi yang tepat.
e. Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kualitasnya tidak sesuai dengan spesifikasi
(RKS) di atas, harus segera dikeluarkan dari site setelah menerima instruksi tertulis dari Konsultan
Pengawas, dalam waktu 2 x 24 jam.

6.5. Pengecoran Beton


a. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-bagian utama dari pekerjaan,
Kontraktor harus memberitahukan Konsultan Pengawas minimal 2 x 24 jam dan mendapatkan
persetujuannya. Jika tidak ada persetujuan, maka kontraktor dapat diperintahkan untuk
menyingkirkan/membongkar beton yang sudah dicor tanpa persetujuan, atas biaya kontraktor
sendiri.
b. Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan menggunakan cara
(metode) yang se-praktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan agregat
dan tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan lain dari luar. Penggunaan alat-alat pengangkutan
mesin haruslah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, sebelum alat-alat tersebut
didatangkan ke tempat pekerjaan. Semua alat-alat pengangkutan yang digunakan pada setiap
waktu harus dibersihkan dari sisa-sisa adukan yang mengeras.
c. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi beton selesai
diperiksa dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
d. Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor terlebih dahulu harus
dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan kayu, batu, tanah dan lain-lain) dan dibasahi
dengan air semen.
e. Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapis maksimum 30 cm dan tidak
dibenarkan menuangkan adukan dengan manjatuhkan dari suatu ketinggian, yang akan
menyebabkan pengendapan agregat.
f. Untuk menghindari keropos pada beton, maka pada waktu pengecoran digunakan internal concrete
vibrator.
g. Pengecoran dilakukan secara terus menerus (kontinyu/tanpa berhenti). Adukan yang tidak dicor
(ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit setelah keluar dari mesin adukan beton, dan juga
adukan yang tumpah selama pengangkutan, tidak diperkenankan untuk dipakai lagi.

6.6. Pembongkaran Cetakan


a. Pembongkaran dilakukan sesuai dengan SNI 03-2847-2002, dimana bagian struktur yang
dibongkar cetakannya harus dapat memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaannya.
b. Pekerjaan pembongkaran cetakan harus dilaporkan dan disetujui sebelumnya oleh Konsultan
Pengawas.

13
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

BAGIAN 3
SYARAT-SYARAT TEKNIS ARSITEKTUR
PASAL 1
PEKERJAAN BETON NON STRUKTUR

1.1. PEKERJAAN RABAT BETON


1.1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang diperlukan dalam terlaksananya pekerjaan ini sehingga dapat diperoleh
hasil pekerjaan yang baik.
b. Pekerjaan rabat beton meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar,
yaitu: sebagai alas lantai finishing, rabat bawah lantai bangunan.

1.1.2. Persyaratan Bahan


a. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan SKSNI T-15-1991-03,
PVBB 1956 dan Nl-8.
b. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.

1.1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Untuk pasangan yang langsung di atas tanah, tanah yang akan dipasang rabat beton harus
dipadatkan untuk mendapatkan permukaan yang rata dan padat sehingga diperoleh daya
dukung tanah yang maksimum, pemadatan mempergunakan alat timbris.
b. Pasir urug bawah rabat beton yang disyaratkan harus merupakan permukaan yang keras,
bersih dan bebas alkali, asam maupun bahan organik lainnya yang dapat mengurangi mutu
pasangan. Tebal lapisan pasir urug yang disyaratkan minimum 10 cm atau sesuai gambar,
disiram air dan ditimbris sehingga diperoleh kepadatan yang maksimal.
c. Di atas pasir urug dilakukan pekerjaan rabat beton setebal 5 cm atau sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar detail dengan campuran 1 PC : 3 pasir : 5 koral.
d. Untuk pasangan di atas pelat beton (lantai tingkat), pelat beton diberi lapisan plester
(screed) campuran 1 PC : 4 pasir setebal minimum 2 cm dengan memperhatikan
kemiringan lantai, terutama di daerah teras.
e. Rabat beton di atas lantai dasar permukaannya harus dibuat benar-benar rata, dengan
memperhatikan kemiringan lantai di daerah basah dan teras.

14
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

PASAL 2
PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATU BATA

1.1. Lingkup Pekerjaan


a. Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar
atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

2.2. Persyaratan Bahan


- Batu bata harus memenuhi Nl-10.
- Semen Portland harus memenuhi Nl-8.
- Pasir harus memenuhi Nl-3 Pasal 14 ayat 2.
- Air harus memenuhi PVBI-1982 Pasal 9.

1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Pasangan batu bata/batu merah, dengan menggunakan aduk campuran 1 PC : 4 pasir pasang.
b. Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan sloof sampai ketinggian
(sesuai yang tertera di lampiran Quantitas ) cm di atas permukaan lantai dasar, serta semua dinding
yang pada gambar menggunakan simbol aduk trasraam/kedap air digunakan aduk rapat air dengan
campuran 1 PC: 2 pasir pasang.
c. Batu bata merah yang digunakan batu bata merah ex lokal dengan kualitas terbaik yang disetujui
Konsultan Pengawas, siku dan sama ukurannya 6,5 x 8 x 21 Cm.
d. Setelah bata terpasang dengan baik, nad diisi siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan
dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
e. Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar
telah dikerok serta dibersihkan.
f. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 20 lapis setiap
harinya, diikuti dengan cor kolom praktis pada luasan dinding lebih dari 12 m2.
g. Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari 12 m 2 ditambahkan kolom dan balok penguat
(kolom dan balok praktis) dengan ukuran (sesuai yag di isyaratkan di lampiran quantitas cm), dengan
4 tulangan pokok diameter 12 mm, beugel diameter 10 mm jarak 15 cm.
h. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak diperkenankan.
i. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton
(kolom) harus diberi penguat/stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu
ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan
sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
j. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5%. Bata yang patah le bih
dari 2 tidak boleh digunakan.
k. Pasangan batu bata untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish setebal 13 cm untuk
dinding 1 batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak
lurus.

15
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

PASAL 3
PEKERJAAN PELAPIS DINDING DAN PLAFOND

1.1. PEKERJAAN PLESTERAN DINDING


1.1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik.
b. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam dan luar
serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

1.1.2. Persyaratan Bahan


a. Semen portland harus memenuhi Nl-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh pekerjaan).
b. Pasir harus memenuhi Nl-3 pasal 14 ayat 2.
c. Air harus memenuhi Nl-3 pasal 10.
d. Penggunaan adukan plesteran:
1) Adukan M1 yaitu: 1 PC : 2 pasir, dipakai untuk plesteran rapat air.
2) Adukan M2 yaitu: 1 PC : 4 pasir, dipakai untuk seluruh plesteran dinding lainnya.
3) Adukan M3 yaitu: 1 PC : 3 pasir, dipakai untuk plesteran beton yang terlihat.
4) Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC.

1.1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Plesteran dilaksanakan sesuai standard spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas, dan persyaratan tertulis dalam
Uraian dan Syarat Pekerjaan ini.
b. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau pasangan
dinding batu bata telah disetujui oleh Konsultan Pengawas sesuai uraian dan Syarat
Pekerjaan yang tertulis dalam spesifikasi teknis ini.
c. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar
Arsitektur terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran tebal/
tinggi/peil dan bentuk profilnya.
d. Campuran adukan perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume, cara
pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1) Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata yang berhubungan
dengan udara luar, dan semua pasangan batu bata di bawah permukaan tanah
sampai ketinggian 40 cm dari muka lantai dipakai aduk plesteran 1 PC : 2 pasir.
2) Untuk aduk kedap air, harus ditambah dengan Daily bond, dengan perbandingan
1 bagian PC : 1 bagian Daily Bond.
3) Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 PC : 4 pasir.
4) Untuk bidang-bidang beton yang terlihat, diperlukan campuran 1 PC : 3 pasir.
5) Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari
(kering benar), untuk adukan plesteran finishing harus ditambah dengan additive
plamix dengan dosis 200 - 250 gram plamix untuk setiap 40 Kg semen.
6) Semua jenis aduk perekat tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan baik dan belum mengering. Diusahakan agar jarak
waktu pencampuran aduk perekat tersebut dengan pemasangannya tidak melebihi
30 menit terutama untuk adukan kedap air.

e. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi


pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.

16
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

f. Untuk beton sebelum diplester, permukaannya harus dibersihkan dari sisa -sisa bekisting
dan kemudian diketrek (scratch) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang bekas pengikat
bekisting atau form tie harus tertutup plesteran.
g. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinish dengan
cat dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan plesterannya).
h. Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diplester dengan memakai spesi kedap air.
i. Semua bidang yang akan menerima bahan finishing, pada permukaannya diberi alur-alur
garis horizontal (scratch) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan
finishingnya.
j. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 M’, dipasang tegak dan menggunakan
keping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan kerataan bidang.
k. Ketebalan pelesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang
dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar. Tebal plesteran
minimum 2,5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu
dan memperkuat daya lekat dari plesterannva pada bagian pekerjaan yang diizinkan
Konsultan Pengawas.
l. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya dan bertemu dalam satu bidang
datar, harus diberi naat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5 cm, kecuali bila
ada petunjuk lain di dalam gambar.
m. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung bidang
tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi, Kontraktor berkewajiban
memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.
n. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu
tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi
dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penguapan
air secara cepat.
o. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus
dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan
Pengawas dengan biaya tanggungan Kontraktor. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian
selesai Kontraktor harus selalu menyiram dengan air sampai jenuh sekurang-kurangnya 2
kali setiap hari.
p. Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang belum difinish, Kontraktor wajib
memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan lain.
Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor dan waiib diperbaiki.
q. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran berumur
lebih dari 2 (dua) minggu.

1.2. PEKERJAAN PARTISI CALSIUM SILICATE BOARD DAN PLAFOND ACOUSTIC BOARD DENGAN
RANGKA ALUMINIUM

1.2.1. Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan dimaksud, sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik.
b. Meliputi seluruh pekerjaan dinding partisi calcium silicate board, plafond acoustic board,
rangka aluminium sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.

1.2.2. Persyaratan Bahan


a. Bahan rangka:
1) Dari aluminium hollow framing system produk dalam negeri yang disetujui Perencana/
Konsultan Pengawas .
2) Ukuran hollow 4/4 cm untuk rangka utama dan hollow 2/4 untuk rangka pembagi,
bentuk sesuai shop drawing yang disetujui Perencana/Konsultan Pengawas.

17
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

3) Warna profil aluminium framing adalah colour anozed 14 micron. Warna ditentukan
kemudian.
4) Tebal bahan minimum 1,80 mm.
5) Nilai batas deformasi yang diizinkan 2 mm.
6) Bahan yang diproses pabrikan harus diseleksl terlebih dahulu dengan seksama sesuai
dengan toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan perwarnaan yang
disyaratkan.
7) Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi ketentuan-ketentuan/persyaratan
dari pabrik yang bersangkutan.

b. Bahan pelapis:
1) Dari bahan calcium silicate board produk yang disetujui Perencana/Konsultan
Pengawas , tebal bahan 8 mm untuk dinding partisi dan tebal 6 mm untuk plafond
(sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar kerja). Pemasangan harus difinish
dengan cat tembok.
2) Accessories
- Angker, sekrup, pelat, baut jika ada harus digalvanis.
- Untuk rangka induk/pokok. angker dipakai galvanis steel plate ketebalan 2 mm.
- Bahan pelengkap lain harus sesuai persyaratan, dan sesuai dengan ukuran panel
dan material rangka panel yang dipasang.

c. Bahan finishing
1) Semua sambungan antar lembar calcium silicate board terlebih dahulu harus diberi
plaster khusus kemudian dilapisi dengan compound dan diamplas hingga rata serta
menyatu.
2) Setelah nat sambungan tidak terlihat, dilanjutkan dengan cat tembok.
3) Finishing gypsum board menggunakan cat tembok yang disetujui Perencana dan sama
dengan kualitas cat pada dinding tembok.

1.2.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan


a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang), termasuk mempelajari bentuk,
pola lay-out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
b. Diwajibkan Kontraktor untuk membuat shop drawing sesuai ukuran/bentuk/mekanisme
kerja yang telah ditentukan oleh Perencana.
c. Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan dimulai dan
dipasang.
d. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan/material yang lain di tempat pekerjaan harus
diletakkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
e. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angker-angker
dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/
menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang
atau cacat bekas penyetelan.
f. Desain dan produksi dari sistem partisi harus mendapat persetujuan dari Perencana/
Konsultan Pengawas.
g. Pemasangan partisi tidak boleh menyimpang dari ketentuan gambar rencana untuk itu.
h. Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan dan ketentuan Perencana / Konsultan
Pengawas.
i. Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam gambar dan lurus (tidak
melebihi batas toleransi kemiringan yang diizinkan dari masing-masing bahan yang
digunakan.

18
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

j. Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan dengan


bidang lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam gambar, Kontraktor wajib menanyakan
hal ini kepada Perencana/Konsultan Pengawas .
k. Semua ukuran modul yang dianut berkaitan dengan modul lantai dan langit-langit.
l. Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-
benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, semua kerusakan
yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor sampai pekerjaan selesai.

1.3. PANEL ALUMINIUM PELAPIS DINDING LUAR

1.3.1. Lingkup Pekerjaan


a. Pengadaan dan pemasangan panel-panel aluminium pada selubung fasade bangunan sisi
depan serta samping (yang terlihat dari jalan), sesuai dengan gambar untuk itu.
b. Pengadaan dan pemasangan panel-panel aluminium sebagai 'caping' pada perapat-
perapat pembatas ruang dalam dengan curtain wall untuk itu.
c. Pengadaan dan pengempaan sealant pada naad penghubung antar panel, pada pertemuan
panel dengan bidang-bidang lain yang akan terkena air hujan, dan hubungan-hubungan
panel lainnya, sesuai dengan gambar untuk itu.
d. Pengadaan dan pemasangan rangka-rangka penggantung dan rangka-rangka pengaku
panel.

1.3.2. Bahan
1.3.2.1. Panel aluminium type tray panel atau setara, tebal 4 mm composite panel.
1.3.2.2. Sealant yang digunakan type Silicone Building Sealant atau sesuai dengan yang
direkomendasikan oleh pabrik panel tersebut.
1.3.2.3. Panel yang dipakai harus bebas dari cacat dan pada saat pemasangan,
permukaan yang difinish harus dilindungi dengan lapisan PVC yang melekat pada
permukaan panel.
1.3.2.4. Penyambungan panel dengan rangkanya ataupun dengan panel lainnya hanya
dilakukan pada naad-naad yang telah disediakan. Pada permukaan panel sama
sekali tidak diperkenankan diadakan pelubangan-pelubangan.
1.3.2.5. Rangka panel terdiri dari profil-profil besi siku yang dipasang sehingga
memungkinkan penyetelan panel secara vertikal maupun horizontal.
1.3.2.6. Sealant dipasang setelah permukaan-permukaan yang akan dilapisi telah
dibersihkan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pembersihan yang dikeluarkan
pabrik.
1.3.2.7. Pemasangan sealant, back-up material dan lain-lain semua harus mengikuti
ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan pabrik pembuat bahan sealant.
1.3.2.8. Sebelum pemasangan panel, pemborong harus menyerahkan shop drawing
kepada Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana untuk diperiksa.
1.3.2.9. Shop drawing tersebut minimal harus memperlihatkan:
1) Type-type panel yang akan dipasang, lengkap dengan dimensi dan bentuk-bentuk
lipatannya serta tempat-tempat dimana tiap type panel tersebut akan dipasang.
2) Bagian-bagian dari hubungan panel yang akan dilapisi sealant, naad-naad,
hubungan dengan kusen aluminium dan lain-lain.
3) Profil-profil besi yang akan dipakai untuk memegang panel serta cara
hubungannya dengan panel.
4) Profil-profil penguat pengaku panel.
5) Pertemuan panel dengan bidang-bidang lainnya.

1.3.2.10. Gambar-gambar tersebut dibuat dengan skala yang cukup besar sehingga
memudahkan pemeriksaan.
1.3.2.11. Pemasangan panel tidak boleh dilaksanakan sebelum shop drawing di atas
mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.

19
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

PASAL 5
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI DAN DINDING

5.1. PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING KERAMIK


5.1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lain untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pasangan lantai dan keramik ini dipasang pada seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan
dalam gambar.

5.1.2. Persyaratan Bahan


a. Lantai dan dinding keramik yang digunakan:
• Jenis Homogenius Tile (Polish dan Unpolish)
• Ketebalan minimum 6 mm atau sesuai gambar
• Daya resap 1%
• Kekerasan minimum 6 skala Mohs
• Kekuatan tekan minimum 900 kb per cm2
• Daya tanah lengkung minimum 350 kg/cm2
• Mutu tingkat 1 (satu), Extruded Single Firing, tahan asam dan basa
• Chemical Resistance konsisten terhadap PVBB 1970 (NI-3) pasal 33 D ayat17-
23
• Bahan pengisi semen berwarna
• Bahan perekat adukan spesi 1 pc : 3 pasir pasang ditambah bahan perekat
• Warna akan ditentukan kemudian.

b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM,


Peraturan Keramik Indonesia (NI-19). PVBB 1970 dan PVBI 1982.
c. Semen Portland harus memenuhi Nl-8, pasir dan air harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam PVBB 1970 (NI-3) dan SK SNI T-15-1991-03 (Nl-2) dan ASTM.
d. Untuk batu alam dipakai jenis batu alam warna hitam. Lokasi pemasangan batu sisir pada
bagian sisi luar kolom lantai 01 bangunan. Bahan-Bahan yang digunakan sebelum dipasang
terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan Pengawas.

5.1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing mengenai pola
lantai.
b. Keramik tile dan batu alam yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat dan
bernoda. Batu alam harus terpasang serta dilapis coating transparan.
c. Adukan pasangan/pengikat dengan aduk campuran 1 PC : 3 pasir pasang dan ditambah
bahan perekat seperti yang disyaratkan atau dapat pula digunakan acian PC murni dan
ditambah bahan perekat.
d. Bahan keramik tile dan batu alam sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak
mengandung asam alkali) sampai jenuh.
e. Hasil pemasangan lantai dan dinding harus merupakan bidang permukaan yang benar-benar
rata, tidak bergelombang, dengan memperhatikan kemiringan di daerah basah dan teras.
f. Pola, arah dan awal pemasangan lantai harus sesuai gambar detail atau sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas.
g. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik dan batu alam satu sama lain (siar-siar), harus
sama lebarnya, maksimum 2 mm, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama
lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku
yang saling berpotongan tegak lurus sesamanya.

20
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

h. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar yang bermutu baik, dari bahan seperti yang telah
disyaratkan di atas dan disesuaikan dengan warna keramik yang dipasang.
i. Pemotongan unit-unit keramik tiles dan batu alam harus menggunakan alat pemotong
keramik khusus sesuai persyaratan dari pabrik.
j. Keramik dan batu alam yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda
pada permukaan keramik, hingga betul-betul bersih. Terutama untuk batu alam, karena akan
dilapisi coating.
k. Keramik dan batu alam yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3 x
24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.

PASAL 6
PEKERJAAN KACA

6.1. Lingkup Pekerjaan


a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan kaca meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.

6.2. Persyaratan Bahan


a. Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mempunyai ketebalan
yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tarik, gilas
dan pengambangan (Float glass).
b. Toleransi lebar dan panjang
Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti yang ditentukan oleh
Pabrik.
c. Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi potongan yang
rata dan lurus, toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.
d. Cacat-cacat
1) Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari pabrik.
2) Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas yang
terdapat pada kaca).
3) Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu
pandangan.
4) Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau
seluruh tebal kaca ).
5) Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar ke arah
luar/masuk).
6) Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave). Benang adalah cacat garis
timbul yang tembus pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang berobah
dan mengganggu pandangan.
7) Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch). Bebas
lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
8) Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA.
9) Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang
ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm kira-kira 0.3 mm.
e. Bahan kaca
Bahan kaca polos, kaca blue green untuk cladding fasade dan cermin, harus sesuai Sll
0189178 dan PBVI 1982. Semua bahan kaca dan cermin sebelum dan sesudah terpasang
harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
f. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus digurinda/
dihaluskan, agar tidak tajam.

21
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

6.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat-syarat
pekerjaan dalam spesifikasi teknis ini.
b. Pekerjaan ini memerlukan keakhlian dan ketelitian.
c. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
d. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi tanda
untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh menggunakan kapur. Tanda-tanda harus
dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci.
e. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong kaca
khusus.
f. Untuk kaca blue green pada cladding fasade bangunan, pemotongan dilakukan di pabrik dan
diterima di lokasi pekerjaan sesuai ukuran yang diperlukan.
g. Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm masuk ke dalam alur
kaca pada kusen.
h. Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan menggunakan
cairan pembersih kaca.
i. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak dan pecah
pada sealant/tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.

PASAL 7
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

7.1. Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan daun pintu dan
jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan pada
daun pintu kayu dan daun jendela kayu seperti yang ditujukan/disyaratkan dalam detail
gambar.

7.2. Persyaratan Bahan


a. Semua 'hardware' yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam buku
Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian 'hardware' akibat dari pemilihan
merek, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
b. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat aluminium berukuran 3 x
6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin nikel ke setiap anak
kunci.

7.3. Perlengkapan Pintu dan Jendela


a. Pekerjaan Kunci, Pegangan Pintu dan jendela
1) Semua pintu menggunakan peralatan kunci sebagai berikut:
• Lockcase (swing atau roller)
• Cylinder Lock
• Handle
• Back Plat
• Engsel (Butt Hinges)
• Flush Bolt
• Rambuncis
• Window Casement
• Toilet Bolt
• Engsel pintu 4’’

22
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

2) Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu. Dipasang
setinggi 90 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas .
b. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan Direksi.

7.4. Persyaratan Pelaksanaan


a. Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
Engsel bawah dipasang + 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
b. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang + 28 cm dari permukaan pintu, engsel
tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
c. Penarik pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.
d. Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Apabila hal tersebut
tidak tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
e. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian
secara kasar dan halus.
f. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
g. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan Gambar
Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Di dalam shop
drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk,
cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam
Gambar Dokumen Kontrak, sesuai dengan Standar Spesifikasi pabrik.
h. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Konsultan Pengawas.

PASAL 8
PEKERJAAN PENGECATAN

8.1. Lingkup Pekerjaan


1) Persiapan permukaan yang akan diberi cat, meliputi cat dinding tembok, cat plafond dan cat
listplank. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan.
2) Pengecatan semua permukaan dan area yang ada gambar tidak disebutkan secara khusus,
dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.

8.2. Standar Pengerjaan (Mock Up)


1) Sebelum pengecatan yang dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu bidang
untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh
pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai
mock up ini akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.
2) Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi Lapangan, bidang-bidang ini
akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.

8.3. Contoh dan Bahan untuk Perawatan


1) Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada bidang -bidang
transparan ukuran 30 x 30 cm2 Dan pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan
jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir).
2) Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Direksi Lapangan. Jika contoh-
contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh Direksi Lapangan,
8.4. Pekerjaan Cat Dinding
1) Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran bangunan dan/atau
bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
2) Untuk dinding-dinding luar bangunan digunakan cat khusus luar, jenis Weathershield, warna
ditentukan Direksi Lapangan.

23
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

3) Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan cat jenis Emulsi Acrylic dengan lapisan
dasar, warna ditentukan Direksi Lapangan.
4) Plamur yang digunakan adalah plamur tembok.
5) Sebelum dinding plamur, plesteran sudah harus betul-betul kering, tidak ada retak-retak dan
Pemborong meminta persetujuan kepada Konsultan Pengawas.
6) Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan lapisan plamur
dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
7) Sesudah 7 hari plamur terpasang dan percobaan warna, kemudian dibersihkan dengan bulu
ayam sampai bersih betul. Selanjutnya dinding dicat dengan menggunakan Roller.
8) Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali resistance sealer yang
dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis acrylic emulsion dengan kekentalan cat sebagai berikut:
- Lapis I encer (tambahan 20% air).
- Lapis II kental.
- Lapis III encer.
9) Untuk warna, Kontraktor diharuskan menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor percampuran
(batch number) yang sama.
10) Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, licin, tidak ada
bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

24
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

BAGIAN 4
SYARAT-SYARAT TEKNIS MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
PASAL 1
PERATURAN UMUM

1.1. Peratuan dan Acuan


Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai berikut :
1. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000
2. Standard Nasional Indonesia (SNI) 03-6481-2000 tentang Sistem Plumbing
3. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
4. Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-6390-2000 tentang Konversi Energi Sistem Tata
Udara pada Bangunan Gedung
5. Peraturan lainnya yang dikeluarkan instansi yang berwenang (PLN)
6. Pedoman Plumbing Indonesia
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh:
a. Perusahaan yang mempunyai Surat Izin Instalasi dari Instansi yang berwenang dan telah biasa
mengerjakan.
b. Khusus untuk izin dari Instansi PLN (PAS PLN dengan kelas yang sesuai atau bekerja sama
dengan perusahaan lain yang telah memiliki PAS PLN yang dimaksud).
1.2. Gambar-gambar
1. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang saling
melengkapi dan sama mengikatnya.
2. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan, sedangkan
pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan
mempertimbangkan juga kemudahan service/maintenance jika instalasi sudah dioperasikan.
3. Gambar-gambar Arsitek dan Struktur harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan
detail finishing instalasi.
4. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan shop drawing dan detail kepada
Konsultan Pengawas untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan
gambar-gambar tersebut, Pemborong dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang
berhubungan dengan instalasi ini.
5. Pemborong instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang serta harus diserahkan
kepada Konsultan Pengawas pada saat serah terima pertama dalam rangkap 4 (empat) terdiri dari
Autocad Soft Copy, Original Printed Out dan 3 set Copy yang dijilid dan dilengkapi dengan daftar isi
dan data notasi.
1.3. Pelaksanaan Pemasangan
1. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong harus menyerahkan shop
drawing dan detailnya kepada Direksi dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui.
2. Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas per alatan
yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Pemborong harus segera menghubungi
Direksi. Pengambilan ukuran dan atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi
tanggung jawab Pemborong.
1.4. Testing dan Commisioning
1. Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap perlu
untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi
semua persyaratan yang diminta.
2. Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut
merupakan tanggung jawab Pemborong.

25
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

1.6. Masa Pemeliharaan dan Serah Terima Pekerjaan


1. Peralatan instalasi ini harus bergaransi selama satu tahun terhitung sejak saat penyerahan pertama.
2. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama 180 hari terhitung sejak saat penyerahan
pertama.
3. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini diwajibkan mengatasi segala kerusakan
yang akan terjadi tanpa adanya biaya tambahan.
4. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih merupakan
tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
5. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pemborong instalasi ini tidak melaksanakan teguran dari
Direksi atas perbaikan/penggantian/penyetelan yang diperlukan, maka Direksi berhak menyerahkan
perbaikan/penggantian/penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya Pemborong instalasi ini.
6. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini harus melatih petugas-petugas yang
ditunjuk oleh Pemilik sehingga dapat mengenali sistem instalasi dan dapat melaksanakan
pemeliharaannya.
7. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti pemeriksaan
dengan hasil yang baik yang ditanda tangani bersama oleh Pemborong dan Direksi serta dilampiri
Surat Ijin Pemakaian dari Jawatan Keselamatan Kerja.
8. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah :
a. Berita Acara Serah Terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam keadaan baik,
ditanda tangani bersama Pemborong dan Konsultan Pengawas.
b. Pemborong telah menyerahkan semua Surat Izin Pemakaian dari Instansi Pemerintah yang
berwenang, misalnya Instalasi Keselamatan Kerja dan lain-lain, hingga instalasi yang telah
terpasang dapat dipakai tanpa menyalahi peraturan instansi yang bersangkutan.
c. Semua gambar instalasi terpasang beserta operating, instruction, technical dan maintenance
manual rangkap 6 (enam) termasuk 1 (satu) set asli telah diserahkan kepada Konsultan
Pengawas.
1.7. Laporan-Laporan
1. Laporan Harian dan Mingguan
Pemborong wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang memberi gambaran
mengenai :
- Kegiatan fisik pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
- Catatan dan perintah Direksi yang disampaikan dengan lisan maupun secara tertulis
- Jumlah material masuk/ditolak
- Jumlah tenaga kerja
- Keadaan cuaca
- Pekerjaan tambah/ kurang
Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan sudah ditanda tangani oleh Project
Manager harus diserahkan kepada Direksi untuk diketahui/disetujui.
2. Laporan Pengetesan.
Pemborong instalasi ini harus menyerahkan kepada Direksi laporan tertulis mengenai hal-hal
sebagai berikut :
- Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.
- Hasil pengetesan kabel
- Dan lain-lainnya
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh pihak Direksi.
1.8. Penanggungjawab Pelaksanaan
Pemborong instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan
berpengalaman yang harus selalu berada di lapangan, yang bertindak sebagai wakil dari Pemborong
serta mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan bertanggung jawab penuh
dalam menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh pihak Konsultan Pengawas. Penanggung
jawab tersebut juga harus berada di tempat pekerjaan pada saat diperlukan/dikehendaki oleh pihak
Konsultan Pengawas.

26
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

1.9. Penambahan/Pengurangan/Perubahan Instalasi


1. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi
lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari pihak Konsultan Perencana
dan Konsultan Pengawas.
2. Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada pihak
Direksi dalam rangkap 3 (tiga).
3. Perubahan material, dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Pemborong kepada Konsultan
Pengawas secara tertulis dan pekerjaan tambah/kurang/perubahan yang ada harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas secara tertulis.

1.10. Izin-Izin
Pengurusan Izin-Izin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang
diperlukan menjadi tanggung jawab Pemborong.

1.11. Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran


1. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan
instalasi ini serta mengembalikannya ke kondisi semula, menjadi lingkup pekerjaan instalasi ini.
2. Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada persetujuan dari
Konsultan Pengawas secara tertulis.

1.12. Pemeriksaan Rutin dan Khusus


1. Pemeriksaan rutin harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi secara periodik dan tidak kurang
dari tiap dua Minggu.
2. Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi ini, apabila ada permintaan
dari pihak Direksi/Pemilik dan atau bila ada gangguan dalam instalasi ini.

1.13. Rapat Lapangan


Wakil Kontraktor harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek yang diatur oleh Pemberi Tugas.

PASAL 2
PEKERJAAN PEMIPAAN

2.1. Umum
Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi :
- Pipa
- Sambungan
- Katub
- Peralatan bantu

a. Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter nominal dari pipa dan letak serta arah dari masing-
masing sistem pipa.
b. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan/atau spesifikasi dipasang terintegrasi dengan kondisi
bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian yang lainnya.
c. Bahan pipa maupun perlengkapannya harus terlindung dari kotoran, air karat dan stress sebelum,
selama dan sesudah pemasangan.
d. Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut di atas harus juga terlindung dari
cahaya matahari.
e. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik pembuat dan bukan
barang bekas pakai atau barang palsu.

27
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

2.2. Spesifikasi PV 10
Penggunaan untuk pipa air bersih grafitasi, air limbah saniter grafitasi dan condensate drain, dengan
standard tekanan bahan 10 bar (AW).

Uraian Keterangan
Pipa Polyvinyl chloride (PVC) class 10 bar
Elbow & Junction PVC Injection Moulded Sanitary Fitting large radius, Solvent
cement joint type
Reducer PVC Injection Moulded Sanitary Fitting large radius, Solvent
cement joint type
Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik pembuat

Spesifikasi PV 8
Penggunaan untuk pipa air hujan grafitasi, dengan tekanan standard bahan 8 bar.
Uraian Keterangan
Pipa Polyvinyl chloride (PVC) class 8 bar
Elbow & Junction PVC Injection Moulded Sanitary Fitting large radius, Solvent
cement joint type
Reducer PVC Injection Moulded Sanitary Fitting large radius, Solvent
cement joint type
Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik pembuat

2.3. Persyaratan Pemasangan


2.3.1. Umum
1. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan, kerapihan,
ketinggian yang benar, serta memperkecil banyaknya penyilangan.
2. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50 mm di
antara pipa-pipa atau dengan bangunan dan peralatan.
3. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang,
membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/runcing serta penghalang lainnya.
4. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katub-katub yang diperlukan antara lain
katub penutup, pengatur, katub balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang
diperlihatkan dalam gambar.
5. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan UNION
atau FLANGE.
6. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang pada
pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
7. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun ke arah titik buangan. Drain dan
vents harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun pengurasan.
8. Katub (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan
penggantian. Pegangan katub (valve handled) tidak boleh menukik.
9. Sambungan-sambungan flexible harus dipasang sedemikian rupa dan angkur pipa
secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau alat-alat yang
dihubungkan oleh gaya yang bekerja ke arah memanjang.

28
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

10. Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa dengan
proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan. Katub-katub dan fitting pada pemipaan
demikian harus ukuran jalur penuh.
11. Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarah-pengarah pipa harus
secukupnya disediakan agar pemuaian serta perenggangan terjadi pada alat-alat tersebut,
sesuai dengan permintaan & persyaratan pabrik.
12. Kecuali jika tidak terdapat dalam spesifikasi, pipa sleeve harus disediakan dimana pipa-pipa
menembus dinding-dinding, lantai, balok, kolom atau langit-langit. Selama pemasangan bila
ada terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan perpipaan yang tersisa pada
setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan menggunakan caps atau plugs untuk mencegah
masuknya benda-benda lain.
13. Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali serta pemadatannya.
14. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.

2.3.2. Penggantung dan Penunjang Pipa


1. Perpipaan harus ditunjang atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel dengan tepat
dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau perenggangan pada
jarak yang tidak boleh melebihi jarak yang diberikan dalam tabel berikut ini kecuali ada
keterangan lain:
Ukuran Pipa Batas max Ruang

Jenis pipa ( inchi ) Interval mendatar Interval tegak


(m) (m)
Pipa PVC sampai 2” 0.6 0.9
2½” s/d 3” 0.9 1.2
4” 1.2 1.5

2. Penunjang atau penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini:
a. Perubahan-perubahan arah
b. Titik percabangan
c. Beban-beban terpusat karena katub, saringan dan hal-hal yang sejenis.

2.3.3. Ketentuan pemasangan pipa air limbah dalam tanah


1. Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.
2. Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda-benda keras/tajam.
3. Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar galian dengan adukan
semen.dengan kemiringan 1%.
4. Urugan pasir setinggi dasar pipa dan dipadatkan.
5. Pipa yang telah tersambung diletakkan di atas dasar pipa.
6. Dibuat blok beton setiap interval 2 meter.
7. Pengurugan kembali dengan pasir 10 cm, tanah halus, kemudian tanah kasar.

2.3.4. Sambungan Ulir


1. Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir berlaku untuk
ukuran sampai 1½”.
2. Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan
diputar tangan sebanyak 3 ulir.
3. Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat henep dan zinkwite dengan campuran
minyak.
4. Semua pemotongan pipa harus memakai cutter pipe dengan pisau roda.
5. Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan reamer.
6. Semua pipa harus bersih dari bekas perapat sambungan.

29
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

2.3.5. Sambungan Lem


1. Penyambungan antara pipa dan fitting PVC mempergunakan lem yang sesuai dengan jenis
pipa atau sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.
2. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakan alat press
khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat pemotong khusus agar
pemotongan pipa dapat tegak lurusterhadap batang pipa.
3. Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari pabrik pembuat
pipa.

2.3.6. Sambungan yang mudah dibuka


1. Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat saniter sebagai berikut :
a. Antara Lavatory Faucet dan Supply Valve
b. Pada waste fitting dan Siphon.
2 Pada sambungan ini kerapatan diperoleh oleh adanya packing dan bukan seal threat.

2.3.7. Sleeve
1. Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus
konstruksi beton.
2. Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran di luar pipa
ataupun isolasi.
3. Sleeve untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang kedap air harus
digunakan sayap.
4. Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunanyang mempunyai lapisan kedap
air (water proofing) harus dari jenis “Flushing Sleeves”.
5. Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber sealed atau “Caulk”.

2.3.8. Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum diuji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di setiap
service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-cara/metode-metode yang
disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.
2.4. Pengujian
2.4.1. Sistem Air Bersih
1. Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan tekanan air di bawah
tekanan tidak kurang dari tekanan kerja ditambah 50% atau 10 kg/cm2 dan tidak lebih tinggi
lagi dalam jangka waktu 1 jam.
2. Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji kembali.
3. Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus dilepas (diputus) dari hubungan -
hubungannya selama uji tekanan berlangsung.

2.4.2. Sistem Air Limbah


1. Pipa-pipa bertekanan harus diuji dengan tekanan air sebesar tekanan kerja ditambah 50%
atau 8 kg/cm2 selama 1 jam.
2. Pipa-pipa grafitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar 3.0 meter di atas titik tertinggi
selama 1 jam.

2.5. Pengecatan
2.5.1. Umum
Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut :
- Pipa service

30
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

- Support pipa dan peralatan Konstruksi besi


- Flenges
- Peralatan yang belum dicat dari pabrik
- Peralatan yang catnya harus diperbaiki

2.5.2. Persyaratan Pengecatan


Pengecatan harus dilakukan seperti berikut :

Lokasi Pengecatan Pengecatan


1. Pipa dalam plafon Zinchromate primer 2 lapis
2. Pipa dalam tanah 2 lapis flincote

2.6. Label Katub (Valve Tag)


1. Tags untuk katub harus disediakan di tempat-tempat penting guna operasional dan pemeliharaan.
2. Fungsi-fungsi seperti “Normally Open” atau “Normally Close” harus ditunjukkan di tags katub.
3. Tags untuk katub harus terbuat dari pelat metal dan di ikat dengan rantai atau kawat.

PASAL 3
PEKERJAAN SANITASI DAN PERPIPAAN

3.1. Peraturan dan Acuan


1. Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai berikut:
a. Standard Nasional Indonesia (SNI) No. 03-6373-2000 tentang tata cara pemilihan dan
pemasangan vent pada sistem plumbing.
b. Standard Nasional Indonesia (SNI) No. 036-0162-1987 tentang Pipa PVC untuk saluran
air buangan di dalam dan di luar bangunan.
c. Pedoman Plumbing Indonesia.
2. Pekerjaan instalasi ini harus dikerjakan oleh perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari
Instansi yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya.
3. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang saling
melengkapi dan sama mengikatnya.
4. Gambar-gambar Arsitektur dan Struktur harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan
detail finishing instalasi.
5. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar kerja dan detail kepada
Konsultan Pengawas dalam rangkap 3 (tiga) untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu.
Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut, Pemborong dianggap telah mempelajari situasi dari
instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini.
6. Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang disertai dengan
Operating dan Maintenance Instruction serta harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas pada
saat penyerahan pertama dalam rangkap 4 (empat), dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi dan
data notasi.
7. Kontraktor instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pemborong instalasi lainnya, agar seluruh
pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
8. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi yang
lain.
9. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibatnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
10. Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan yang
akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Kontraktor harus segera menghubungi Direksi.
Pengambilan ukuran dan/atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggung
jawab Pemborong.

31
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

3.2. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan sistem plumbing meliputi :
- Sistem Air Bersih
- Sistem Air Kotor
- Pengolahan Limbah
3.2.1. Sistem Air Bersih
Lingkup pekerjaan air bersih meliputi :
- Perpipaan
- Penyambungan ke peralatan penunjang
- Penyambungan ke peralatan pemakai
3.2.2. Sistem Air Limbah
Lingkup pekerjaan sistem air limbah meliputi :
- Perpipaan
- Penyambungan dengan peralatan plumbing
- Bak sewage/bak penampung
- Floor Drain
2.3. Spesifikasi Bahan dan Peralatan
3.3.1. Pipa dan Fitting
Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter nominal dari pipa dan letak serta arah dari
masing-masing sistem pipa.
3.3.2. Sistem Air Limbah
1. Perpipaan
a. Perpipaan yang dimaksud adalah perpipaan air limbah saniter dan air hujan.
b. Jenis pipa yang digunakan dapat dilihat dalam gambar kerja.
c. Perpipaan air hujan mulai dari dak beton atap atau kanopi sampai dengan saluran luar.
d. Perpipaan air limbah saniter mulai dari alat saniter antara lain kloset, urinair, lavatory,
floor drain dan roof drain sampai ke pipa utama yang menuju peralatan pengolahan
limbah.
2. Floor Drain
a. Floor drain yang digunakan di sini harus dari jenis Bucket Trap, water proofed type,
dengan 50 mm water seal.
b. Floor drain terdiri dari :
- Chromium plate bronze cover and ring
- PVC Neck
- Bitumen coated cast iron body screwed outlet connection dan dengan flnge untuk
water proofing
c. Floor drain harus mempunyai ukuran:

Outlet diameter Cover diameter


2” 4”
3” 6”
4” 8”

3.4. Pengujian
3.4.1. Sistem Air Bersih
1. Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan tekanan air tidak kurang
dari tekanan kerja ditambah 50% atau 10 kg/cm 2 dan tidak lebih tinggi lagi dalam jangka
waktu 1 jam.
2. Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji kembali.
3. Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus dilepas (diputus) dari hubungan -
hubungannya selama uji tekanan berlangsung.

32
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

3.4.2. Sistem Air Limbah


1. Pipa-pipa bertekanan harus diuji dengan tekanan air sebesar tekanan kerja ditambah 50%
atau 8 kg/cm2 selama 1 jam.
2. Pipa-pipa grafitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar 3.0 meter di atas titik tertinggi
selama 1 jam.

3.5. Produk, Bahan & Peralatan


1. Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan
alternative lain yang setara dengan yang di spesifikasikan ke Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
Kontraktor baru bias mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari Pemberi Tugas/
Konsultan Pengawas.
2. Adapun produk dan bahan yang akan diganti pada dasarnya adalah sesuai dengan daftar material.

PASAL 4
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

4.1. Peraturan dan Persyaratan


Uraian dan syarat-syarat ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan cara pemasangan
Instalasi Listrik Tegangan Rendah, meliputi pekerjaan secara lengkap dan sempurna mulai dari
penyediaan bahan sampai di site, upah pemasangan, penyimpanan, transpotasi, pengujian,
pemeliharaan dan jaminan.
1. Dalam melaksanakan instalasi ini, Kontraktor wajib mengikuti semua persyaratan yang ada seperti
Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000), VDE, ISO, BS, Konsultan Pengawas dan lain -
lain.
2. Kontraktor harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang ada seperti :
a. Persyaratan Umum
b. Spesifikasi Teknik
c. Gambar Rencana
d. Berita Acara Aanwijzing.
3. Sumber daya listrik berasal dari Perusahaan Umum Listrik Negara.
4. Fasilitas instalasi listrik tersebut digunakan untuk penerangan dalam dan stop kontak biasa.
5. Persyaratan Kontraktor Listrik:
a. Harus mempunyai SIKA golongan D yang masih berlaku
b. Harus disetujui oleh Pemberi Tugas.
6. Semua instalasi penerangan dan stop kontak menggunakan sistem 3 core dimana core yang ketiga
merupakan jaringan pentanahan yang disatukan di panel listrik.
7. Sedangkan panel listrik harus diberi pentanahan dengan kawat BC atau core yang ke 5 dari toevoer
yang digunakan.
8. Semua pipa dari bahan metalyang terpasang dalam tanah harus diberi pelindung anti karat.
9. Sistem tegangan 220 V / 380 V – 3 phase – 50 Hz, untuk instalasi penerangan dan stop kontak 220
V – 1 phase – 50 Hz.
4.2. Lingkup Pekerjaan Listrik
Secara garis besar lingkup pekerjaan listrik adalah seperti yang tertera spesifikasi ini, namun Kontraktor
tetap diwajibkan untuk melaksanakan pekerjaan yang tertera di dalam gambar-gambar perencanaan
dan dokumen tambahan seperti yang tertera dalam berita acara Aanwijzing.
1. Melaksanakan seluruh instalasi penerangan dan stop kontak dalam bangunan.
2. Menyediakan dan memasang semua toevoer (kabel utama) listrik.
3. Membuat gambar kerja dan menyerahkan as-built drawing.
4. Melakukan pengetesan.
5. Melaksanakan pemeliharaan dan memberi jaminan.

33
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

6. Memasang nama-nama panel dan nama-nama MCB berupa tulisan yang jelas (marking) dari bahan
yang tahan lama.
7. Pengurusan ijin-ijin (untuk penangkal petir).

4.3. Persyaratan Umum Bahan dan Peralatan


Syarat-syarat dasar/umum bahan dan peralatan adalah sebagai berikut :
1. Bahan atau peralatan dari kualifikasi atau type yang sama, diminta merek atau dibuat oleh pabrik
yang sama.
2. Dalam setiap hal atau suku-suku dari peralatan yang jumlahnya jelas ditentukan, maka jumlah
tersebut harus tetap lengkap setiap kali peralatan tersebut diperlukan, sehingga merupakan unit
yang lengkap. Apabila suatu bahan atau peralatan disebutkan pabrik pembuatnya atau mereknya,
hal ini dimaksud untuk mengikat mutu, type perencanaan dan karakteristik.
3. Kapasitas yang tercantum dalam gambar atau spesifikasi adalah minimum.
4. Kontraktor boleh memilih kapasitas yang besar dari yang diminta dengan syarat sebagai berikut :
a. Mengajukan persetujuan dari Pemberi Tugas.
b. Tidak menyebabkan sistem menjadi sulit.
c. Tidak menyebabkan pertambahan bahan.
d. Tidak meminta pertambahan ruang.
e. Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya.
f. Tidak menurunkan waktu pelaksanaan.

4.4. Spesifikasi Teknik Bahan dan Peralatan


4.4.1. Kabel Listrik Tegangan Rendah
1. Kabel instalasi
a. Kelas tegangan 1000 volt dan 600 / 1000 volt
b. Inti penghantar tembaga
c. Isolasi PVC, sheated dan lain-lain
d. Jumlah inti satu atau banyak (single core / multicore)
e. Jenis kabel NYM
f. Produksi dalam negeri standard PLN dan SII
2. Kabel Feeder (toevoer)
a. Kelas kabel 1000 volt
b. Inti penghantar tembaga
c. Isolasi PVC, sheated dan lain-lain
d. Jumlah inti satu atau banyak (single core / multicore)
e. Jenis kabel : NYY, NYFGBY atau sesuai gambar
f. Produksi dalam negri standard PLN dan SII
3. Kabel grounding
a. Inti tembaga
b. Jenis kabel : BC atay NYY
c. Produksi dalam negeri standard PLN dan SII

4.4.2. Kabel Tegangan Menengah


Jenis kabel tegangan menengah yang digunakan jenis multicore dan single core inti tembaga
sesuai dengan gambar yaitu: XLPE cable 20 kV tipe N2XSY 1 x 50 mm2 dan N2XSEbY 3 x 70
mm2.

4.4.3. Pipa conduit dan Fitting


1. Seluruh pengabelan untuk instalasi penerangan dan stop kontak dilaksanakan dalam pipa
dan fitting-fitting: PVC High Impact Conduit, kecuali instalasi yang tertanam dalam tanah
menggunakan kabel NYFGBY.
2. Untuk instalasi kabel feeder dilaksanakan di atas rak kabel, kecuali yang menyeberang
dalam tanah harus dilindungi dengan pipa galvanis klas medium.

34
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

3. Sparing kabel menggunakan pipa galvanized yang ukurannya disesuaikan dengan jumlah
kabel yang digunakan, untuk satu kabel ukurannya 2 tingkat di atas ukuran kabel.
4. Semua kabel yang menuju ke armature lampu harus menggunakan PVC flexible conduit.
5. Semua percabangan (tee dus) dan sambungan (socked) harus menggunakan fitting yang
sama dari merk pipa conduit yang digunakan.
6. Sistem sambungan instalasi penerangan dan stopkontak harus di dalam tee dus dengan
menggunakan sambungan peluntir dan las dop dari produk 3 M atau setara, dan tidak
diijinkan menggunakan isolasi lakban.
7. Pipa yang tidak tertanam dalam cor-coran atau tertanam dalam tanah harus diberi marker
dengan warna yang akan ditentukan kemudian pada ujung-ujung pipa dan kabel setiap jarak
10 meter.
8. Inbow dus dari bahan metal atau plastic harus digunakan untuk pemasangan saklar dan stop
kontak.
9. Kabel dan pipa conduit yang keluar/masuk panel harus menggunakan cable gland, begitu
pula untuk PVC flexible conduit yang masuk ke armature lampu.
10. Instalasi penerangan dan stop kontak yang tertanam dalam plat lantai, harus dikerjakan
dengan baik dan benar. Untuk pemasangan pipa-pipa conduit dan fittingnya, harus
menggunakan lem PVC untuk seluruh pemasangan sambungan (dimaksudkan agar semen
cor tidak masuk kedalam pipa atau fitting) dan diikat kuat pada pembesian plat lantai paling
atas.
11. Pemasangan kabel instalasi listrik tidak dibenarkan bersamaan dengan pemasangan sparing
kabel.

4.4.4. Cable Tray, Cable Ladder dan Hanger


1. Cable Tray (rak kabel)
a. Bahan yang digunakan dari hotdeep galvanized perforated steel plate dengan ketebalan
tidak kurang dari 2 mm.
b. Ukuran tray diperuntukkan instalasi penerangan dan stop kontak.
c. Penyambungan, percabangan dan belokan cable tray harus keluaran pabrik dan bukan
hasil rekayasa lapangan.
d. Mur dan baut yang digunakan untuk jointing harus dari bahan besi anti karat atau
hotdeep galvanized finishing.
e. Semua instalasi vertical dalam cable tray harus ditutup dengan penutup plat galvanized
2. Cable Ladder (tangga kabel)
a. Tangga kabel digunakan untuk instalasi kabel feeder.
b. Bahan yang digunakan dari hotdeep galvanized perforated steel plate dengan ketebalan
tidak kurang dari 2 mm sebelum proses hotdeep.
c. Penyambungan, percabangan dan belokan cable ladder harus keluaran pabrik dan bukan
hasil rekayasa lapangan.
d. Mur dan baut yang digunakan untuk jointing harus dari bahan besi anti karat atau
hotdeep galvanized finishing.
3. Hanger
a. Gantungan cable tray/cable ladder dari bahan besi siku atau besi canal dan besi beton
yang dicat dengan bahan cat almunium.
b. Konstruksinya sedemikian rupa sehingga kokoh dan dapat diatur naik turun untuk
mendapatkan elevasi yang sama.
c. Kontraktor harus membuatkan contoh-contoh gantungan untuk mendapatkan persetujuan
tertulis dari Direksi sebelum dilakukan pemasangan.
d. Ukuran/jarak gantungan dan pemakaian besi siku/canal/besi beton untuk keperluan ini
harus memperhatikan ukuran dari cable try/ladder sehingga pada item b di atas dapat
terpenuhi.

35
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

4.4.5. Alat Bantu Instalasi


1. Cable Ties
Semua kabel terpasang di dalam cable tray atau cable ladder harus diikat dengan
menggunakan cable ties dengan jarak setiap 50 cm atau ditentukan kemudian oleh Direksi.
2. Sepatu Kabel (cable scoen) dan Pembungkus Kabel
Koneksi kabel ke semua Terminal, Busbar, MCB, MCCB dan lain-lain harus menggunakan
sepatu kabel dan pembungkus kabel. Warna pembungkus kabel harus disesuaikan dengan
standard warna dari PLN, Kontraktor tidak diijinkan menggunakan isolasi lakban atau
sejenisnya untuk menggantikan fungsi pembungkus tersebut.
3. Terminal Pentanahan
Semua panel penerangan dan daya harus mempunyai terminal pentanahan yang jumlah
pemakaiannya tidak kurang dari jumlah MCB/MCCB yang ada dalam panel tersebut. Semua
kabel pentanahan dari instalasi harus di-connect pada terminal tersebut dan kontraktor tidak
diijinkan membuat penyambungan lain.

4.4.6. Saklar dan Stop Kontak


1. Mekanisme saklar rocker dengan rating 10 A – 250 volt dengan warna dasar putih, jenis
pemasangan recessed mounted atau suface mounted.
2. Stop kontak biasa dengan rating 10 A – 250 volt, mempunyai 2 kutup ditambah 1 kutub untuk
pentanahan, dengan pemasangan recessed mounted atau surface mounted.
3. Stop kontak AC dengan rating 16 A – 250 volt, mempunyai 2 kutup ditambah 1 kutub
pentanahan dengan British Standard dengan plug yang mempunyai fuse 13 Amp.
4. Warna dasar dari ke 3 item diatas adalah warna standard putih.
5. Untuk pemasangan recessed mounted harus menggunakan box inbow dari bahan metal atau
plastic atau sejenis.
6. Untuk Stop Kontak 3 phase dengan rating 16 A – 380 volt, dengan pemasangan surface
mounted.

4.5. Persyaratan Pemasangan


4.5.1. U m u m
1. Kontraktor harus meneliti semua dimensi-dimensi secepatnya sesudah mendapat Surat
Perintah Kerja (SPK) dan bisa mengajukan usulan-usulan kepada Konsultan Pengawas,
apa-apa yang perlu dirubah atau diatur kembali agar semua instalasi dan peralatan dalam
sistem ini dapat ditempatkan dan dapat bekerja sebaik-baiknya.
a. Sebelum melakukan pemasangan bahan dan peralatan lekukan pengukuran dan
meneliti peil-peil dalam proyek menurut keadaan sebenarnya.
b. Apabila ada perbedaan antara lapangan dan gambar, ajukan data-data tersebut ke
Konsultan Pengawas untuk ditindak lanjuti.
c. Membuat foto dokumentasi pada prestasi fisik : 0% - 25% - 50% - 75% dan 100%
2. Kontraktor harus membuat gambar kerja (shop drawing) yang memuat gambar denah,
potongan dan detail sesuai keadaan sebenarnya di lapangan, dan diajukan untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
3. Kontraktor harus berkonsultasi dengan kontraktor lain, sehingga pemasangan instalasi dan
peralatan dapat dilakukan tanpa terjadi tabrakan.
4. Semua bahan instalasi dan peralatan sebelum dibeli, dipesan, masuk site atau dipasang
harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

4.5.2. Pemasangan Instalasi dan Peralatan


1. Pada daerah langit-langit dengan plafon, instalasi terpasang sebagai berikut :
a. Untuk 1 (satu) atau 2 (dua) jalur saja, instalasi diklem di plat beton atau diklem ke
hanger besi plat.
b. Untuk jalur kabel lebih dari 2 (dua), instalasi harus lewat kabel tray.
c. Untuk persiapan kabel perangkap disiapkan kabel ladder.
2. Semua kabel feeder di dalam bangunan tidak menggunakan pipa pelindung.

36
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

3. Di bawah plafon atau langit-langit, instalasi terpasang sebagai berikut :


a. Untuk saklar dan stop kontak terpasang recessed mounted di kolom maupun di
tembok.
b. Semua saklar terpasang 150 cm dari finish lantai kecuali untuk peralatan tertentu.
c. Untuk stop kontak 30 cm di atas finish lantai, sedangkan stop kontak partisi yang jauh
dari tembok menggunakan under floor atau conduit.
4. Di dalam shaft riser instalasi kabel feeder terpasang pada cable ladder dan di klem setiap
jarak 75 cm atau diikat dengan cable ties setiap jarak sama denagn jaraknya anak tangga
cable ladder.
5. Setiap sambungan cable tray dan cable ladder dilengkapi kabel BC diameter 35 mm.
6. Penyambungan dalam doos-doos percabangan (tee dus) memakai pelindung las dop 3 M
kemudian doos tersebut ditutup.
7. Akhir dari instalasi exhaust fan berupa stop kontak 1 phase atau 3 phase.
8. Semua pipa di dalam plafon atau langit-langit harus diberi tanda atau marker setiap jarak 10
m dengan warna akan ditentukan kemudian.
9. Ramset, dynabolt atau fisherplug harus terpasang ke plat beton dengan kokoh.
10. Pemasangan angkur harus dikerjakan sebelum pengecoran dan diikat pada besi beton.
11. Setiap belokan kabel feeder harus mempunyai radius minimal R = 30 D (diameter kabel).
12. Tidak diijinkan penyadapan atau penyambungan ditengah jalan, kecuali pada tempat
penyambungan.
13. Semua koneksi kabel feeder harus menggunakan sepatu kabel dan sarung kabel dengan
warna sesuai standard warna yang berlaku.
14. Armature lampu :
a. Pemasangan armarture lampu pada plafon harus mempunyai penggantung tersendiri,
agar tidak membebani rangka plafon.
b. Kabel instalasi yang masuk ke armature lampu harus menggunakan PVC flexible
conduit dengan cable gland dan di-conect pada terminal lampu yang tersedia.
Kontraktor tidak diijinkan melakukan penyambungan dengan isolasi lakban.
15. Panel Listrik:
a. Panel listrik yang menempel pada dinding (wall mounted) harus menggunakan
dynabolt minimal diameter 10 mm (3/8”) dengan jumlah dynabolt disesuaikan dengan
besarnya panel.
b. Semua kabel power dan kabel instalasi yang keluar/masuk panel harus menggunakan
cable gland.
c. Kontraktor harus menyiapkan gambar panel sesuai dengan keterangan
peruntukkannya di semua panel listrik dan diletakkan di dalam panel (untuk keperluan
operasional dan maintenance).
d. Panel-panel listrik harus dalam kondisi baik dan tidak terkena goresan-goresan pada
saat pemasangan, apabila terjadi goresan atau karatan atau menurut Direksi harus
diperbaiki, maka Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali sampai kondisinya
dapat diterima.
e. Kontraktor diwajibkan mengamankan semua panel-panel dari kerusakan atau
pencurian pada saat masih dalam tanggung jawab Kontraktor.

4.5.3. Gali dan Urug


1. Semua galian dan urugan untuk keperluan pekerjaan listrik menjadi tanggung jawab
Kontraktor listrik dan Kontraktor wajib berkoordinasi dengan Kontraktor lain agar tidak terjadi
tabrakan dengan instalasi lain.
2. Sebelum melakukan pekerjaan galian, kontraktor wajib mengajukan ijin kepada Konsultan
Pengawas.
3. Setelah selesai melakukan galian, kemudian diurug kembali dan dipadatkan sehingga padat
seperti keadaan semula.
4. Segala akibat dari pekerjaan galian yang merusak atau merugikan pihak lain, sepenuhnya
menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor.

37
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

4.5.4. Pentanahan
1. Sistem pentanahan untuk pekerjaan ini dibagi menjadi 3 bagian kepentingan yaitu sebagai
berikut :
a. Sistem pentanahan instalasi listrik (penerangan, stop kontak dan tenaga)
b. Sistem pentanahan instalasi elektronik
c. sistem pentanahan penangkal petir.
2. Untuk pentanahan instalasi listrik menggunakan jaringan plat tembaga atau kabel mulai dari
titik pemakaian, ke panel-panel sampai dengan grounding pool.

4.6. Produk, Bahan & Peralatan


Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif
lain yang setara dengan yang dispesifikasikan ke Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas. Kontraktor baru
bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.

Adapun produk dan bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sesuai dengan daftar material.

BAGIAN 5
GAMBAR-GAMBAR

38
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

BAGIAN 6
DAFTAR KUANTITAS, ANALISA HARGA SATUAN

1. Daftar kuantitas terdiri dari:


a. Rekapitulasi daftar kuantitas dan harga;
b. Daftar kuantitas dan harga.

Daftar kuantitas dan harga satuan setiap jenis/item pekerjaan diisi lengkap. Harga satuan yang tidak diisi
oleh penyedia jasa tidak akan dibayar tetapi harus dilaksanakan dan dianggap termasuk dalam harga
satuan mata pembayaran lainnya dalam daftar kuantitas dan harga yang ditawarkan.

2. Analisa harga satuan terdiri dari:


a. Analisa harga satuan mata pembayaran utama;
b. Daftar upah;
c. Daftar harga bahan;
d. Daftar harga peralatan.

Analisa harga satuan mata pembayaran item pekerjaan harus lengkap dengan persyaratan teknis:
▪ Satuan mata pembayaran setiap item pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.
▪ Kuantitas bahan, tenaga dan peralatan didasarkan pada analisa dan waktu pelaksanaan
dengan memperhitungkan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan serta menjamin
pemenuhan spesifikasi teknis.

3. Metode pelaksanaan pekerjaan terdiri dari:


a. Metoda pelaksanaan pekerjaan;
▪ Menggambarkan penguasaan penyediaan jasa untuk menyelesaikan pekerjaan
berdasarkan spesifikasi teknis dalam dokumen lelang.
▪ Metode pekerjaan untuk jenis-jenis pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang atau
pekerjaan sementara yang ikut menentukan keberhasilan pekerjaan harus
menggambarkan penguasaan penyediaan jasa untuk melaksanakan pekerjaan.
▪ Menjelaskan penyediaan tahapan dan cara pelaksanaan yang menggambarkan
pelaksanaan pekerjaan dan dalam analisa harga satuan serta berdasarkan volume
pekerjaan.
▪ Perhitungan jenis, jumlah dan produktifitas tenaga kerja setiap item/jenis pekerjaan sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan dan dalam analisa harga
satuan serta berdasarkan volume pekerjaan.
▪ Perhitungan jenis, jumlah kapasitas dan produktifitas setiap item/jenis pekerjaan sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan dan dalam analisa harga
satuan serta berdasarkan voume pekerjaan.

b. Jadual pelaksanaan pekerjaan;


• Jadual pelaksanaan penyelesaian pekerjaan keseluruhan adalah 390 (tiga ratus Sembilan
puluh) hari kalender (tidak boleh melebihi dari jangka waktu pelaksanaan yang ditetapkan).
• Rincian waktu pelaksanaan untuk setiap item/jenis pekerjaan harus ada dan berdasarkan
jumlah dan produktifitas tenaga/pekerja serta perhitungan jumlah dan kapasitas peralatan
sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan dalam metode pelaksanaan dan dalam analisa
harga satuan serta volume pekerjaan.
• Apabila rincian waktu pelaksanaan untuk setiap item/jenis pekerjaan tidak sesuai dengan
kebutuhan yang diperlukan dalam metode pelaksanaan dan dalam analisa harga satuan
serta volume pekerjaan, maka penyedia jasa dianggap tidak responsive terhadap dokumen
lelang dan dinyatakan tidak memenuhi persyaratan teknis (gugur).

39
SYARAT-SYARAT TEKNIS & METODE PELAKSANAAN
BID PSP – DINAS TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN
PETERNAKAN 2023

c. Daftar personil inti (minimal);


1. Tenaga Manager Pelaksana
• Teknik Sipil atau Arsitek (1 orang)
Seorang Sarjana Teknik Sipil atau Arsitek (S1) berpengalaman dalam Konstruksi Bangunan
Gedung atau sejenis minimal 3 tahun dan dibuktikan dengan sertifikasi Pelaksana Struktur
Bangunan Gedung dari lembaga/asosiasi yang berwenang serta ijazah akademis.
• Pelaksana Eletrikal (1 orang)
Seorang SMK Elektro berpengalaman minimal 3 tahun dan dibuktikan dengan Pelaksana
ME dari lembaga/asosiasi yang berwenang serta ijazah akademis.
• Petugas K3
d. Daftar peralatan utama
Jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal harus berdasarkan perhitungan kebutuhan
alat dalam metode pelaksanaan serta spesifikasi teknis pekerja.
Peralatan minimal yang harus dimiliki oleh Kontraktor adalah:
1) Mobil Truk (1 buah)
2) Concrete Molen (1 buah)
3) Alat pengangkut material ke lantai atas
4) Peralatan tukang lengkap
e. Sertifikat Badan Usaha dan KBLI untuk rekanan pelaksana di sesuaikan dengan jenis pekerjaan di
lapangan adalah :
1. SBU Kode ................................... ( di sesuaikan kegiatan / pekerjaan )
2. KBLI ......................................... ( di sesuaikan kegiatan / pekerjaan )
3. Serta rekanan melampirkan keterangan Aktif Pajak ( KSWP ) dan Fiskal
Perusahaan.

40

Anda mungkin juga menyukai