Anda di halaman 1dari 19

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


Jalan Soekarno - Hatta No. 104 Telp. 0752.82565 Padang Panjang - Sumatera Barat
email : dispupr@padangpanjang.go.id

SPESIFIKASI TEKNIS

PROGRAM
PROGRAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

KEGIATAN
PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI PRIMER DAN SKUNDER PADA DAERAH
IRIGASI YANG LUASNYA DIBAWAH 1000 HA DALAM 1 (SATU) DAERAH KABUPATEN/KOTA

SUB KEGIATAN
REHABILITASI JARINGAN IRIGASI PERMUKAAN

PEKERJAAN
IRIGASI DI RT 04 KOTO KATIK

SUMBER DANA
APBD KOTA PADANG PANJANG
TAHUN ANGGARAN 2022

LOKASI
KOTA PADANG PANJANG
A. SPESIFIKASI UMUM

1. Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang diajukan oleh
kontraktor, Kontraktor harus menjelaskan secara tertulis kepada Direksi pekerjaan paling
lambat 28 hari sebelum Direksi pekerjaan menetapkan setuju atau tidak.

2. Dalam hal Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa standar yang diajukan Kontraktor tidak
menjamin secara subtansif sama atau lebih tinggi dari standar yang diisyaratkan, maka
Kontraktor harus tetap memenuhi ketentuan standar yang diisyaratkan dalam dokumen
kontrak.

3. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal bagi peserta calon
penawar untuk dapat menyusun Penawaran realistis dan kompentitif, sesuai dengan
kebutuhan pemilik tanpa catatan atau persyaratan lain dalam Penawaran mereka.

4. Dalam spesifikasi agar menggunakan sebanyak mungkin Standar Nasional (SNI, SII, SKSNI,
dsb) dan norma Standar Pedoman Manual (NSPM) yang dikeluarkan Kementerian Pekerjaan
umum untuk barang, bahan dan jasa / pengerjaan / fabrikasi dari edisi atau revisi terakhir,
atau standar internasional (ISO, dsb) / Standar Negara Asing (ASTM, dsb) padanannya
(eqivalennya) yang secara substansif sama atau lebih tinggi dari standar nasional yang
diisyaratkan. Apabila standar nasional untuk barang, bahan dan pengerjaan / jasa / fabrikasi
tertentu belum ada, dapat digunakan standar internasional atau standar negara asing.

5. Standar satuan ukuran yang digunakan pada dasarnya adalah MKS, sedangkan penggunaan
standar satuan ukuran lain, dapat digunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dihindari.

6. Program Pelaksanaan Pekerjaan

a. Pengguna Jasa menyiapkan Jadwal Pelaksanaan untuk semua pekerjaan yang termasuk
dalam Kontrak. Jadwal pelaksanaan tersebut untuk membantu para penawar dan
Penyedia Jasa didalam menyiapkan jadwal pelaksanaan yang lebih terperinci.

b. Lima Belas (15) hari setelah menerima Surat Penunjukan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan Jadwal Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan berisi jadwal pelaksanaan
semua pekerjaan dan pekerjaan sementara yang harus dikerjakan berdasarkan Kontrak,
dengan metode PERT/CPM network. Jadwal Pelaksanaan ini harus sesuai dengan hari
kalender, jangka waktu yang diperlukan, tanggal mulai paling awal, tanggal selesai paling
awal dan paling lambat, lama pelaksanaan dan sebagainya.

c. Jadwal tersebut diatas diserahkan sesuai dengan modifikasi dan perubahan yang
diperlukan oleh Direksi Pekerjaan di dalam waktu yang logis. Jadwal Pelaksanaan yang
direvisi yang sudah disetujui dan sudah ditandatangani oleh Penyedia Jasa dan Direksi
Pekerjaan harus dianggap merupakan Jadwal Pelaksanaan yang mengikat dan menjadi
bagian dari Dokumen Kontrak.

d. Jika selama pelaksanaan pekerjaan, rata-rata kecepatan pekerjaan ternyata dibawah


yang disetujui menurut pendapat Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus dapat
menyelesaikan setiap bagian pekerjaan pada waktu yang disetujui, maka Direksi akan
memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah pekerja dan atau peralatan pelaksanaan
ke lokasi pekerjaan untuk mengejar ketinggalan pada bagian pekerjaan tersebut.

7. Aspek-aspek yang Perlu Diperhatikan dalam Pelaksanaan Pekerjaan

a. Aspek Keselamatan Kerja


Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memperhatikan ketentuan kesehatan dan Undang-
Undang Keselamatan Kerja. Ketentuan-ketentuan tersebut harus diadopsi oleh pelaksana
pekerjaan dalam prosedur/manual pekerjaan secara menyeluruh untuk setiap tahapan
pekerjaan, mulai dari tahap pekerjaan persiapan hingga pemeliharaan setelah
penyerahan pekerjaan
b. Aspek Administrasi
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memiliki prosedur dan tata cara administrasi
yang baku dalam bentuk surat menyurat, surat pengumuman, surat undangan dan
surat-surat lainnya untuk menunjang seluruh kegiatan pekerjaan. Seluruh dokumen
pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan, pelaksanaan, serah terima, dan pemeliharaan
harus didokumentasikan secara sistematis sesuai dengan kelompok pekerjaan, urutan
waktu, atau kategori lain yang dianggap penting. Dokumentasi ini diperlukan guna
menunjang laporan proyek (Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan)

c. Aspek Ekonomis
Penyedia Jasa pekerjaan wajib memperhatikan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan.
Termasuk dalam hal ini aspek SDM, peralatan, dan pengadaan bahan SDM yang
digunakan harus secara efektif dapat memenuhi kebutuhan jadwal dan kualitas
pekerjaan. Jumlah dan jenis peralatan-peralatan pendukung pekerjaan harus
diperhitungkan dengan seksama sesuai jadwal pekerjaan terutama bila peralatan-
peralatan tersebut diadakan dengan sewa. Pengadaan bahan/material harus
diupayakan efektif sesuai pekerjaan yang dijadwalkan.

d. Aspek Sosial dan Budaya


Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi berkewajiban memperhatikan kondisi sosial dan
budaya masyarakat di lokasi pelaksanaan pekerjaan. Hal-hal yang cukup sensitif, seperti
gangguan kebisingan pada waktu ibadah, waktu istirahat, hal-hal yang ditabukan, atau
lokasi-lokasi yang dianggap suci oleh masyarakat setempat sedapat mungkin
dihindarkan dari gangguan pekerjaan atau personil yang terlibat dalam pekerjaan.
B. SPESIFIKASI KHUSUS

BAGIAN I GAMBARAN UMUM KEGIATAN

1.1. Lokasi Pekerjaan :


Lokasi pekerjaan terletak di K e l u r a h a n K o t o K a t i k

1.2. Lingkup Pekerjaan :


Pekerjaan berupa : Pekerjaan Pendahuluan dan Pekerjaan Saluran I r i g a s i dengan
Kegiatan pekerjaan terdiri dari :

I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Uitzetten / Pengukuran Ulang
2. Pembuatan MC.O, Asbuil Drawing, & Administrasi Lainnya
3. Fasilitas Kegiatan K3

II. PEKERJAAN SALURAN


1. Membersihkan Lapangan
2. Pek. Pemasangan Bouplank
3. Bongkaran Pasangan Lama
4. Mengangkut Bahan Material
5. Galian Tanah Biasa
6. Pek. Pas. Batu Kali, Campuran 1 SP : 4 PP (dgn memakai material bongkaran)
7. Pek. Pas. Batu Kali, Campuran 1 SP : 4 PP
8. Pek. Plesteran 1 : 3
9. Pek. Acian
10. Cor Beton K.175 (Plat Penyeberangan)
11. Pembesian
12. Bekesting / mall

1.3. Gambar
Gambar-gambar yang disediakan oleh Direksi Pekerjaan hanyalah semata-mata untuk
maksud penawaran. Setelah perjanjian Kontrak ditandatangani, berdasarkan gambar
tersebut, Penyedia Jasa dapat mempersiapkan dan membuat gambar pelaksanaan
(construction drawing). Penyedia Jasa harus bekerja berdasarkan pada gambar
pelaksanaan.

a. Gambar untuk keperluan kontrak


 Gambar kontrak merupakan gambar yang dapat dijadikan referensi.
 Gambar untuk pelaksanaan pekerjaan didasarkan atas pengukuran MC-0 yang
dibuat oleh Penyedia Jasa dan diketahui / disetujui oleh Direksi.
 Gambar-gambar kontruksi dibuat dan diukur oleh Penyedia Jasa yang diawasi
langsung oleh direksi dan harus mendapat persetujuan dari Direksi terlebih
dahulu sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.

b. Gambar-gambar yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa


 Penyedia jasa sebelum melaksanakan kegiatan harus menyerahkan kepada
direksi, gambar rencana pelaksanaan/gambar kontruksi dan penyedia jasa
harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar yang disetujui oleh
Direksi, tanpa ada tambahan pembayaran apapun.
 Jika kontraktor memperkirakan bahwa perubahan-perubahan tersebut akan
menambah tanggung jawab penyedia jasa menurut kontrak, maka Penyedia
Jasa harus menyampaikan pernyataan tertulis kepada Direksi dalam waktu 7
(tujuh) hari setelah menerima perubahan-perubahan tersebut dan harus
menentukan hal-hal khusus yang dirasakan memberatkan. Direksi akan
mempertimbangkan masalah tersebut.

c. Persetujuan atas gambar


 Pemeriksaan atau pertimbangan tentang usulan-usulan, gambar-gambar atau
dokumen yang diserahkan oleh Penyedia Jasa untuk memperoleh persetujuan
Direksi, dimana persetujuan yang berkenaan dengan hal tersebut, baik dengan
atau tanpa perubahan-perubahan, tidak boleh dibebaskan Penyedia Jasa dari
suatu tanggung jawab atas kekurangan yang dibebankan kepada penyedia jasa
sesuai ketentuan kontrak.
 Sekiranya terdapat gambar-gambar yang tidak sesuai dengan persyaratan-
persyaratan kontrak setelah persetujuan diberikan oleh Direksi terhadap
gambar-gambar yang diserahkan terdahulu, maka berbagai perubahan dan
tambahan yang diangap perlu oleh Direksi harus dilakukan Penyedia Jasa dan
pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa tanpa ada tambahan
pembayaran.

d. Gambar Pelaksanaan (Construction Drawing)


 Setelah penandatanganan kontrak, Penyedia Jasa harus membuat gambar
pelaksanaan berdasarkan gambar kontrak atau dengan perubahan-perubahan
seperlunya sesuai dengan pelaksanaan di lapangan nantinya. Penyedia Jasa
harus mengerjakan pekerjaan di lapangan sesuai/menurut gambar pelaksanaan
yang telah disetujui oleh Direksi.
 Semua gambar baik bentuk maupun ukurannya harus skalatis namun
Penyedia Jasa tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan dengan mengukur
skala pada gambar, tapi harus menggunakan dimensi/angka yang tertera
dalam gambar. Pada bagian-bagian tertentu untuk memperjelas dalam
pelaksanaan harus dibuat gambar-gambar detail dengan skala besar. Gambar-
gambar tambahan bila dirasa perlu dapat dibuat oleh Penyedia Jasa, guna
memperjelas dalam pelaksanaan. Semua biaya yang dikeluarkan untuk maksud
tersebut di atas menjadi tanggungan Penyedia Jasa.

e. Gambar Asbuilt Drawing

 Selama dalam pelaksanaan/pekerjaan berjalan, Kontraktor dapat


mempersiapkan gambar purnalaksana (asbuilt drawing) yang mencakup semua
jenis pekerjaan yang dikerjakan. Format gambar purnalaksana harus disetujui
oleh Direksi. Gambar purnalaksana dapat digunakan oleh
Direksi sebagai alat untuk memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan di
lapangan. Bila untuk semua jenis pekerjaan telah dilaksanakan oleh kontraktor
sesuai dengan gambar pelaksanaan serta sudah dapat diterima oleh Direksi,
maka Kontraktor dapat menggambar hasil pelaksanaan tersebut menjadi
gambar purnalaksana. Setelah disetujui oleh Direksi,
 Gambar (purnalaksana) ini secara bersama-sama ditandatangani oleh
Kontraktor dan Direksi. Tiga puluh hari sesudah penyerahan pekerjaan
(Penyerahan I) , Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi gambar
purnalaksana tersebut sebanyak satu set, serta copynya sebanyak satu set yang
telah ditandatangani oleh Direksi.
 Gambar asbuilt drawing dibuat rangkap 3 (tiga). Pembayaran khusus untuk
pembuatan gambar tidak ada, semua biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
pembuatan gambar-gambar tersebut diatas secara proposional sudah harus
dimasukkan dalam harga satuan pekerjaan yang dilaksanakan.

1.4. Lokasi untuk Akomodasi Tambahan


Jika Penyedia Jasa yang memanfaatkan izin jalan khusus atau sementara akomodasi
tambahan yang diperolehnya menurut persyaratan kontrak atau suatu tempat untuk
pembuangan bahan-bahan yang berlebihan, maka harus memperoleh persetujuan
tertulis dari pemilik dan pemukim atau penguasa yang berhak atas lahan tersebut.

Akomodasi/tempat pembuangan bahan-bahan yang berlebihan tersebut terdapat dan


harus membuat bukti tercatat yang harus disetujui oleh pemilik pemukim atau
penguasa sebagaimana disebutkan terdahulu mengenai kondisi permukaan lahan
tersebut memasuki daerah itu harus mengembalikanya lagi setelah selesai pelaksanaan
pekerjaan/kegiatan atas biayanya sendiri dan harus memuaskan pemilik, pemukim,
penguasa, dan Direksi sesuai persyaratan kontrak.

Sekiranya Penyedia Jasa yang memanfaatkan suatu izin jalan khusus atau sementara
akomodasi tambahan yang disediakan baginya oleh pengguna jasa untuk kepentingan
kontrak, lahan dimana tempat izin jalan atau akomodasi tambahan tersebut berada
harus dianggap menjadi bagian dari lokasi seperti ditentukan dalam persyaratan
kontrak.

1.5. Pelaksanaan Keselamatan Kerja Konstruksi / K3


I. Ketentuan administrasi

A. Kewajiban umum
Kewajiban umum di sini dimaksudkan kewajiban umum bagi perusahaan Penyedia
Jasa Konstruksi, yaitu :
• Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat kerja, peralatan,
lingkungan kerja dan tata cara kerja diatur sedemikian rupa sehingga tenaga
kerja terlindungi dari resiko kecelakaan.
• Penyedia Jasa menjamin bahwa mesin-mesin peralatan, kendaraan atau alat-alat
lain yang akan digunakan atau dibutuhkan sesuai dengan peraturan
keselamatan kerja, selanjutnya barang-barang tersebut harus dapat
dipergunakan secara aman.
• Penyedia Jasa turut mengadakan pengawasan terhadap tenaga kerja, agar tenaga
kerja tersebut dapat melakukan pekerjaan dalam keadaan selamat dan sehat.
• Penyedia Jasa menunjuk petugas keselamatan kerja yang karena jabatannya di
dalam organisasi Penyedia Jasa, bertanggung jawab mengawasi koordinasi
pekerjaan yang dilakukan untuk menghindarkan resiko bahaya kecelakaan.
• Penyedia Jasa memberikan pekerjaan yang cocok untuk tenaga kerja sesuai
dengan keahlian, umur, jenis kelamin dan kondisi fisik/kesehatannya.
• Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa menjamin bahwa semua tenaga kerja
telah diberi petunjuk terhadap bahaya dari pekerjaannya masing-masing dan
usaha pencegahannya, untuk itu Penyedia Jasa dapat memasang papan-papan
pengumuman, papan-papan peringatan serta sarana-sarana pencegahan
kecelakaan yang dipandang perlu.
• Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala terhadap
semua tempat kerja, peralatan, sarana-sarana pencegahan kecelakaan,
lingkungan kerja dan cara-cara pelaksanaan kerja yang aman.
• Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam rangka penyelenggaraan
keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

B. Organisasi keselamatan konstruksi


Penyedia Jasa Konstruksi harus menugaskan secara khusus Petugas K3 Konstruksi
untuk setiap proyek yang dilaksanakan. Tenaga K3 tersebut harus masuk dalam
struktur organisasi pelaksanaan konstruksi setiap proyek, dengan ketentuan sebagai
berikut :
- Petugas keselamatan kerja harus bekerja secara penuh (full-time) untuk
mengurus dan menyelenggarakan keselamatan dan kesehatan kerja.
- Pengurus dan Penyedia Jasa yang mengelola pekerjaan dengan mempekerjakan
pekerja dengan jumlah minimal 100 orang atau kondisi dari sifat proyek
memang memerlukan, diwajibkan membentuk unit pembina K3.
- Panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja tersebut ini merupakan unit
struktural dari organisasi penyedia jasa yang dikelola oleh pengurus atau
penyedia jasa.
- Petugas keselamatan dan kesehatan kerja tersebut bersama-sama dengan panitia
pembina keselamatan kerja ini bekerja sebaik-baiknya, dibawah koordinasi
pengurus atau Penyedia Jasa, serta bertanggung jawab kepada pemimpin proyek.
- Penyedia jasa harus mekukan hal-hal sebagai berikut :
• Memberikan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja fasilitas-
fasilitas dalam melaksanakan tugas mereka.
• Berkonsultasi dengan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja
dalam segala hal yang berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan
kerja dalam proyek.
• Mengambil langkah-langkah praktis untuk memberi efek pada rekomendasi
dari panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja.
- Jika 2 (dua) atau lebih Penyedia Jasa bergabung dalam suatu proyek mereka
harus bekerja sama membentuk kegiatan kegiatan keselamatan dan kesehatan
kerja.

C. Laporan kecelakaan
Salah satu tugas pelaksana K3 adalah melakukan pencatatan atas kejadian yang
terkait dengan K3, dimana :
- Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus dilaporkan
kepada Instansi yang terkait.
- Laporan harus meliputi statistik yang akan menunjukkan hal-hal sebagai berikut
:
• Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap kegiatan kerja, pekerja
masing-masing dan
• Menunjukkan gambaran kecelakaan-kecelakaan dan sebab-sebabnya.

D. Keselamatan kerja dan pertolongan pertama pada kecelakaan.


Organisasi untuk keadaan darurat dan pertolongan pertama pada kecelakaan
harus dibuat sebelumnya untuk setiap proyek yang meliputi seluruh
pegawai/petugas pertolongan pertama pada kecelakaan dan peralatan, alat -alat
komunikasi dan alat-alat lain serta jalur transportasi, dimana :
- Tenaga kerja harus diperiksa kesehatannya :
 Sebelum atau beberapa saat setelah memasuki masa kerja pertama kali.
 Secara berkala, sesuai dengan risiko-risiko yang ada pada pekerjaan
tersebut.
- Data yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan harus dicatat dan disimpan
untuk referensi.
- Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau penyakit yang tiba-tiba, harus
dilakukan oleh Dokter, Juru Rawat atau seorang yang terdidik dalam
pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK).
- Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan yang memadai, harus disediakan di tempat
kerja dan dijaga agar tidak dikotori oleh debu, kelembaban udara dan lain-lain.
- Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan harus berisi paling sedikit dengan obat
untuk kompres, perban, antiseptik, plester, gunting dan perlengkapan gigitan
ular.
- Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus tidak berisi benda-benda lain selain
alat-alat PPPK yang diperlukan dalam keadaan darurat.
- Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus berisi keterangan-
keterangan/instruksi yang mudah dan jelas sehingga mudah dimengerti.
- Isi dari kotak obat-obatan dan alat PPPK harus diperiksa secara teratur dan harus
dijaga supaya tetap berisi (tidak boleh kosong).
- Kereta untuk mengangkat orang sakit (tandu).
- Persiapan-persiapan harus dilakukan untuk memungkinkan mengangkut dengan
cepat, jika diperlukan untuk petugas yang sakit atau mengalami kecelakaan ke
rumah sakit atau tempat berobat lainnya.
- Petunjuk/informasi harus diumumkan/ditempel di tempat yang baik dan
strategis yang memberitahukan antara lain :
• Tempat yang terdekat dengan kotak obat-obatan, alat-alat PPPK, ruang PPPK,
ambulans, tandu untuk orang sakit, dan tempat dimana dapat dicari petugas
K3.
• Tempat telepon terdekat untuk menelepon/memanggil ambulans, nomor
telepon dan nama orang yang bertugas dan lain-lain.
• Nama, alamat, nomor telepon Dokter, rumah sakit dan tempat penolong
yang dapat segera dihubungi dalam keadaan darurat.

E. Pembiayaan keselamatan dan kesehatan kerja


Biaya operasional kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja harus sudah diantisipasi
sejak dini yaitu pada saat Pengguna Jasa mempersiapkan pembuatan desain dan
perkiraan biaya suatu pekerjaan konstruksi. Sehingga pada saat pelelangan menjadi
salah satu item pekerjaan yang perlu menjadi bagian evaluasi dalam penetapan
pemenang lelang. Selanjutnya Penyedia Jasa harus melaksanakan prinsip-prinsip
kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja termasuk penyediaan prasarana,
sumberdaya manusia dan pembiayaan untuk kegiatan tersebut dengan biaya yang
wajar, oleh karena itu baik Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa perlu memahami
prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja ini agar dapat melakukan langkah
persiapan, pelaksanaan dan pengawasannya.

II. Ketentuan Teknis

A. Aspek lingkungan
Dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan K3 terutama terkait dengan aspek
lingkungan, Penyedia Jasa harus mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan.

B. Tempat kerja dan peralatan


Ketentuan teknis pada tempat kerja dan peralatan pada suatu proyek terkait dengan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sebagai berikut :
- Tempat Kerja
• Pintu masuk dan keluar darurat harus dibuat di tempat-tempat kerja.
• Alat-alat/tempat-tempat tersebut harus diperlihara dengan baik.
- Lampu / penerangan
• Jika penerangan alam tidak sesuai untuk mencegah bahaya, alat-alat
penerangan buatan yang cocok dan sesuai harus diadakan di seluruh tempat
kerja, termasuk pada lorong/gang-gang.
• Lampu-lampu harus aman, dan terang.
• Lampu-lampu harus dijaga oleh petugas-petugas bila perlu mencegah
bahaya apabila lampu mati/pecah.
- Ventilasi
• Di tempat kerja yang tertutup, harus dibuat ventilasi yang sesuai untuk
mendapat udara segar.
• Jika secara teknis tidak mungkin bisa menghilangkan debu, gas yang
berbahaya, tenaga kerja harus disediakan alat pelindung diri untuk
mencegah bahaya-bahaya tersebut di atas.
- Kebersihan
• Bahan-bahan yang tidak terpakai dan tidak diperlukan lagi harus
dipindahkan ke tempat yang aman.
• Semua paku yang menonjol harus disingkirkan atau dibengkokkan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan.
• Sisa-sisa barang alat-alat dan sampah tidak boleh dibiarkan bertumpuk di
tempat kerja.
• Tempat-tempat kerja dan gang-gang yang licin karena oli atau sebab lain
harus dibersihkan atau disiram pasir, abu atau sejenisnya.
• Alat-alat yang mudah dipindah-pindahkan setelah dipakai harus
dikembalikan pada tempat penyimpanan semula.

C. Pencegahan terhadap kebakaran dan alat pemadam kebakaran


Untuk dapat mencegah terjadinya kebakaran pada suatu tempat atau proyek dapat
dilakukan pencegahan sebagai berikut :
- Di tempat-tempat kerja dimana tenaga kerja dipekerjakan harus tersedia:
• Alat-alat pemadam kebakaran.
• Saluran air yang cukup dengan tekanan yang besar.
- Pengawas dan sejumlah/beberapa tenaga kerja harus dilatih untuk
menggunakan alat pemadam kebakaran.
- Alat pemadam kebakaran, harus diperiksa pada jangka waktu tertentu oleh
orang yang berwenang dan dipelihara sebagaimana mestinya.
- Alat pemadam kebakaran seperti pipa-pipa air, alat pemadam kebakaran yang
dapat dipindah-pindah (portable) dan jalan menuju ke tempat pemadam
kebakaran harus selalu dipelihara.
- Peralatan pemadam kebakaran harus diletakkan di tempat yang mudah dilihat
dan dicapai.
- Sekurang kurangnya sebuah alat pemadam kebakaran harus tersedia di tempat-
tempat sebagai berikut :
• di setiap gedung dimana barang-barang yang mudah terbakar disimpan.
• di tempat-tempat yang terdapat alat-alat untuk mengelas.
- Beberapa alat pemadam kebakaran dari bahan kimia kering harus disediakan :
• di tempat yang terdapat barang-barang/benda-benda cair yang mudah
terbakar.
- Alat pemadam kebakaran harus dijaga agar tidak terjadi kerusakan-kerusakan
teknis.

D. Perlengkapan keselamatan kerja


Berbagai jenis perlengkapan kerja standar untuk melindungi pekerja dalam
melaksanakan tugasnya antara lain sebagai berikut :
- Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda keras selama
mengoperasikan pekerjaan berlangsung.
- Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset karena licin atau
melindungi kaki dari kejatuhan benda keras dan sebagainya.
- Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi mata pada lokasi
pekerjaan yang banyak serbuk metal atau serbuk material keras lainnya.
- Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator telah
tertutup rapat, masker ini dianjurkan tetap dipakai.
- Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang berhubungan
dengan bahan yang keras, misalnya membuka atau mengencangkan baut dan
sebagainya.
- Penutup telinga, diperlukan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang berhubungan
dengan alat yang mengeluarkan suara yang keras/bising, misalnya pemadatan tanah
dengan stamper dan sebagainya.
Gambar Perlengkapan keselamatan kerja

III. Pedoman untuk pelaku utama konstruksi

A. Pedoman untuk manajemen puncak


Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian manajemen puncak untuk mengurangi biaya
karena kecelakaan kerja, antara lain :
- Mengetahui catatan tentang keselamatan kerja dari semua manajer lapangan. Informasi
ini digunakan untuk mengadakan evaluasi terhadap program keselamatan kerja yang
telah diterapkan.
- Kunjungan lapangan untuk mengadakan komunikasi tentang keselamatan kerja dengan
cara yang sama sebagaimana dilakukan pelaksanaan monitoring dan pengendalian
mengenai biaya dan rencana penjadualan pekerjaan.
- Mengalokasikan biaya keselamatan kerja pada anggaran perusahaan dan
mengalokasikan biaya kecelakaan kerja pada proyek yang dilaksanakan.
- Mempersyaratkan perencanaan kerja yang terperinci sehingga dapat memberikan
jaminan bahwa peralatan atau material yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan
dalam kondisi aman.
- Para pekerja yang baru dipekerjakan menjalani latihan tentang keselamatan kerja dan
memanfaatkan secara efektif keahlian yang ada pada masing masing divisi (bagian)
untuk program keselamatan kerja.

B. Pedoman untuk manajer dan pengawas


Untuk para manajer dan pengawas, hal-hal berikut ini dapat diterapkan untuk mengurangi
kecelakaan dan gangguan kesehatan dalam pelaksanan pekerjaan bidang konstruksi :
- Manajer berkewajiban untuk melindungi keselamatan dan kesehatan pekerja konstruksi
sehingga harus menerapkan berbagai aturan, standar untuk meningkatkan K3, juga
harus mendorong personil untuk memperbaiki sikap dan kesadaran terhadap K3 melalui
komunikasi yang baik, organisasi yang baik, persuasi dan pendidikan, menghargai
pekerja untuk tindakan-tindakan aman, serta menetapkan target yang realistis untuk K3.
- Secara aktif mendukung kebijakan untuk keselamatan pada pekerjaan seperti dengan
memasukkan masalah keselamatan kerja sebagai bagian dari perencanaan pekerjaan dan
memberikan dukungan yang positif.
- Manajer perlu memberikan perhatian secara khusus dan mengadakan hubungan yang
erat dengan para mandor dan pekerja sebagai upaya untuk menghindari terjadi
kecelakaan dan permasalahan dalam proyek konstruksi. Manajer dapat melakukannya
dengan cara
• Mengarahkan pekerja yang baru pada pekerjaannya dan mengusahakan agar
mereka berkenalan akrab dengan personil dari pekerjaan lainnya dan
hendaknya memberikan perhatian yang khusus terhadap pekerja yang baru,
terutama pada hari-harinya yang pertama.
• Melibatkan diri dalam perselisihan antara pekerja dengan mandor, karena
dengan mengerjakan hal itu, kita akan dapat memahami mengenai titik sudut
pandang pari pekerja. Cara ini bukanlah mempunyai maksud untuk merusak
(“merongrong”) kewibawaan pihak mandor, tetapi lebih mengarah untuk
memastikan bahwa pihak pekerja itu telah diperlakukan secara adil (wajar).
• Memperlihatkan sikap menghargai terhadap kemampuan para mandor tetapi
juga harus mengakui suatu fakta bahwa pihak mandor itu pun (sebagai
manusia) dapat membuat kesalahan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara
mengizinkan para mandor untuk memilih para pekerjanya sendiri (tetapi tidak
menyerahkan kekuasaan yang tunggal untuk memberhentikan pekerja).

C. Pedoman untuk mandor


Mandor dapat mengurangi kecelakaan dan gangguan kesehatan dalam pelaksanaan
pekerjaan bidang konstruksi dengan :
- Memperlakukan pekerja yang baru dengan cara yang berbeda, misalnya dengan tidak
membiarkan pekerja yang baru itu bekerja sendiri secara langsung atau tidak
menempatkannya bersama-sama dengan pekerja yang lama dan kemudian
membiarkannya begitu saja.
- Mengurangi tekanan terhadap pekerjanya, misalnya dengan tidak memberikan target
produktivitas yang tinggi tanpa memperhatikan keselamatan dan kesehatan pekerjanya.

Selanjutnya manajemen puncak dapat membantu para mandor untuk mengurangi


kecelakaan kerja dengan cara berikut ini :
- Secara pribadi memberikan penekanan mengenai tingkat kepentingan dari keselamatan
kerja melalui hubungan mereka yang tidak formal maupun yang formal dengan para
mandor di lapangan.
- Memberikan penekanan mengenai keselamatan kerja dalam rapat pada tataran
perusahaan.

D. Pedoman untuk pekerja


Pedoman yang dapat digunakan pekerja untuk mengurangi kecelakaan dan gangguan
kesehatan dalam pelaksanaan pekerjaan bidang konstruksi antara lain adalah :
- Permasalahan pribadi dihilangkan pada saat masuk lingkungan kerja.
- Tidak melakukan pekerjaan bila kondisi kesehatan kurang mendukung.
- Taat pada aturan yang telah ditetapkan.
- Memahami program keselamatan dan kesehatan kerja.
- Memahami lingkup kerja yang diberikan.

BAGIAN II PEKERJAAN PENDAHULUAN

2.1. Pengukuran Ulang


 Titik tetap (bench mark) yang terdapat didekat lokasi pekerjaan adalah titik BM.
Sedangkan titik yang akan diambil ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia
Jasa boleh menentukan titik tetap tambahan untuk memudahkan pelaksanaan dan
harus sesuai dengan gambar rencana serta harus mendapat persetujuan dari
Direksi.
 Sebelum pelaksanakan pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa harus melakukan
pengukuran guna penentuan batas-batas daerah kerja, elevasi galian, elevasi
timbunan dan elevasi dasar bangunan.
 Tempat kedudukan titik-titik hasil pengukuran harus ditandai dengan kayu atau
beton pada bagian-bagian yang penting, patok tersebut harus mudah ditemukan
kembali atau dikontrol.
Pengukuran dan Pembayaran
Pembayaran pekerjaan pengukuran dihitung berdasarkan kuantitas yang sudah
dilaksanakan dalam satuan Ls.

2.2. Foto Dokumentasi


 Penyedia Jasa harus menyediakan 3 set dokumentasi berupa foto-foto berukuran
postcard selama jangka waktu kontrak yaitu sebelum (0%), sedang (50%) dan
pada akhir kegiatan (100%), dilampirkan pada laporan kemajuan pekerjaan
bulanan dilengkapi keterangan ringkas dan tanggal pengambilan.
 Semua foto kegiatan disimpan pada CD.RW dan serahkan pada akhir kegiatan,
khusus foto 0% diserahkan awal kegiatan untuk dipedomani pada saat foto
pelaksanaan dan foto pekerjaan selesai.

BAGIAN III P E K E R J A A N S A L U R A N
3.1. Pembersihan Lapangan
a. Semua tanah dalam batas pembebasan tanah yang perlu diadakan pembersihan seperti
yang ditentukan Direksi, harus dibersihkan dari pohon-pohon, semak-semak, alang-
alang, akar-akar pohon, lainnya dan semua bahan-bahan yang mengganggu, harus
dibuang dari tempat pekerjaan atas persetujuan Direksi.
b. Pada umumnya hanya pohon-pohon yang akan mengganggu konstruksi yang
dituntutoleh spesifikasi ini untuk dibuang dan pohon-pohon sepanjang batas pembebasan
tanah akan dibiarkan ditempat sampai kemungkinan perluasan maksimal pohon-pohon
yang dicabut harus dikumpulkan dilokasi-lokasi yang ditunjuk oleh Direksi dan akan
tetap merupakan milik Direksi. Pagar-pagar, dinding-dinding bangunan-bangunan,
reruntuhan-reruntuhan (puing-puing) dari tempat pekerjaan harus dibuang sesuai
persetujuan direksi, setelah semua bahan-bahan dan perlengkapan yang masih dapat
digunakan, diselamatkan dan diserahkan kepada Direksi ditempat pekerjaan.
c. Kontraktor akan diminta untuk melaksanakan pembersihan sebelum pelaksanaan
konstruksi lainnya.
d. Kerusakan tehadap pekerjaan-pekerjaan dan milik masyarakat atau pribadi yang
disebabkan pelaksanaan kontraktor dalam pembersihan, akan diperbaiki atau diganti atas
biaya kontraktor.

Jika material hasil pembersihan akan dibakar, kontraktor harus menempatkan orang
untuk mengawasinya dari kemungkinan bahaya kebakaran lingkungan alam maupun
harta benda.

3.2. Pasangan Bowplank


 Sebelum melaksanakan galian tanah terlebih dahulu memasang bouwplank untuk
menentukan elevasi dan pedoman kegiatan galian.
 Bouwplank dibuat dari papan /kayu pada bagian atas harus lurus, halus dan rata.
Papan bouwplank ini dipakukan pada tiang-tiang dari kayu kasau yang tertanam
kokoh dengan jarak maksimum 2,50 m, pengukuran/pemasangan bouwplank ini
akan dilaksanakan dengan menggunakan instrument water pass (Theodolite). Tinggi
peil bouwplank akan ditulis pada papan bouwplank dengan cat meni, demikian
juga tempat-tempat yang akan diberi tanda yang jelas pada papan bouwplank.
 Bouwplank harus dipasang pada setiap kegiatan baik bangunan air maupun kerja
saluran. Penggalian dilaksanakan sampai ukuran yang telah ditetapkan yaitu lebar
dan kedalam yang akan digali sesuai petunjuk direksi.
Pengukuran dan Pembayaran
Pembayaran pekerjaan pemasangan bouwplank dihitung berdasarkan kuantitas yang
sudah dilaksanakan dalam satuan M1.
3.3. Bongkaran Pasangan Lama
1) Uraian
a) Pekerjaan ini harus mencakup pembongkaran, baik keseluruhan ataupun sebagian,
dan pembuangan bahan hasil pembongkaran dari Pansangan Lama dan struktur lain
sehingga memungkinkan pembangunan atau perluasan atau perbaikan struktur yang
mempunyai fungsi yang sama seperti struktur yang Jama (atau bagian dari struktur)
yang akan dibongkar
b) Pekerjaan harus juga meliputi pembuangan bahan ke tempat yang ditunjuk oleh
Direski Pekerjaan, yang meliputi baik pembuangan atau pengamanan, penanganan,
pengangkutan, penyiraman dan pengamanan dari kerusakan atas bahan yang
ditentukan oleh Direksi Pekerjaan
c) Sebelum rnelakukan pekerjaan Penyedia Jasa berkewajiban menyiapkan
metode pelaksanaan kerja dan mempresentasikan kepada Direksi Pekerjaan
d) Kontraktor harus menyelidiki secara seksama kondisi existing bangunan yang
akan dibongkar.
e) Pembongkaran dilakukan pada area/bangunan yang akan dilaksanakan
bangunan baru ataupun area yang mendukung fasilitas bangunan baru tersebut
termasuk perlindungan/konstruksi sementara agar aktivitas yang ada tidak
terganggu oleh pekerjaan pembongkaran ini.
f) Lingkup pekerjaan ini termasuk pemindahan/pengadaan sementara fasilitas yang
ada sebelumnya tetapi menjadi terganggu akibat pekerjaan pembongkaran.
g) Terhadap semua sarana-sarana listrik, air, telepon, gas, maupun yang ada lainnya
harus dilakukan tindakan-tindakan pengamanan guna menjaga keutuhan
fungsinya serta tidak akan mengganggu kelancaran pemakaian yang ada dan
mengadakan tindakan-tindakan yang perlu guna menangulangi hal ini tanpa
membebani Owner.
h) Sistem pembongkaran harus sistematis hingga tidak membahayakan pekerjaan
Konstruksi-konstruksi sementara harus dibuat dimana perlu atau atas petunjuk
Konsultan Pengawas tanpa menambah biaya.
i) Semua sarana yang dapat dipakai lagi dan/atau ditambah/dikurangi harus
terpasang kembali sesuai dengan standar serta petunjuk Konsultan Pengawas,
hingga dapat berfungsi dengan baik.
j) Semua material sisa bongkaran menjadi hak Pemberi Tugas, kecuali bila Pemberi
Tugas menginstruksikan material-material tersebut diangkut ke luar lokasi.
k) Pembuangan/pengangkutan keluar lokasi semua material bongkaran termasuk di
dalam lingkup pekerjaan ini.
l) Segala resiko akibat pekerjaan pembongkaran menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

3.4. Pekerjaan Galian Tanah


 Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran
ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian lain,
yang mungkin akan diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang berdasarkan atau
berhubungan dengan ketinggian tanah, atau jarak terusan harus ditunjukkan kepada
Direksi lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan tanah pada setiap tempat. Yang
dimaksud dengan “ketinggian tanah” dalam spesifikasi adalah tinggi “permukaan
tanah” sesudah pembersihan lapangan dan sebelum pekerjaan tanah dimulai.
 Galian tanah biasa dan berlumpur adalah pekerjaan galian dengan material hasil
galian berupa tanah pada umumnya, yang dengan mudah dapat dilakukan dengan
manual. Seluruh galian dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan bidang-bidang
yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam
gambar kerja atau sesuai dengan yang diarahkan/ditunjukkan oleh Direksi. Galian
tanah biasa dimaksudkan untuk daerah yang bahan hasil galiannya terdiri dari tanah,
pasir dan kerikil.
 Galian tanah berbatu adalah pekerjaan galian dengan material hasil galian berupa
batuan besar dan kecil pada umumnya (termasuk kerikil besar dan cadas), yang
dengan mudah dapat dilakukan dengan manual ataupun dengan alat bantu sederhana.
Seluruh galian dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan bidang-bidang yang
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar kerja
atau sesuai dengan yang diarahkan / ditunjukkan oleh Direksi.
 Semua galian untuk pondasi bangunan/struktur akan dilaksanakan dalam kondisi
kering. Tidak ada tambahan biaya terhadap harga satuan dalam BoQ untuk galian
yang disebabkan material menjadi basah. Galian akan dibuat sepenuhnya sesuai
dengan ukuran yang diperlukan dan akan diselesaikan terhadap garis dan ketinggian
yang ditentukan kecuali terdapat batu menonjol sendiri akan diijinkan untuk melebar
dalam garis yang telah ditentukan tidak lebih dari 20 (dua puluh) centimeter dimana
permukaan tidak dilindungi dengan beton. Jika permukaan dilindungi dengan beton
secara umum harus rata seperti ditentukan oleh Direksi.
 Sebelum melaksanakan galian tanah terlebih dahulu memasang bouwplank untuk
menentukan elevasi dan pedoman kegiatan galian.
 Bila ada galian yang perlu disempurnakan seharusnya diinformasikan ke Direksi untuk
ditinjau. Tidak ada galian yang langsung/ditutupi dengan tanah/ beton tanpa diperiksa
terlebih dahulu oleh Direksi. seluruh proses pekerjaan menjadi tanggung-jawab
Penyedia Jasa. Kemiringan yang rusak atau berubah, karena kesalahan pelaksanaan
harus diperbaiki oleh dan atas biaya Penyedia Jasa.
 Apabila pada saat pelaksanaan penggalian terdapat batu-batu besar dengan diameter
lebih besar dari 1.00 m yang tidak dapat disingkirkan dengan alat bantu sederhana,
maka pembayaran volume ini akan termasuk kedalam pembayaran item Galian Batu
atas sepengetahuan Direksi pekerjaan. Pengukuran untuk pembayaran pada galian
tanah biasa akan dibuat dalam meter kubik dimana tanah galian dari permukaan
kupasan sampai yang sesuai ditunjukan dalam garis-garis bidang yang sesuai dalam
gambar.
 Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan ditumpuk pada
suatu tempat yang disetujui Direksi, material yang layak/bisa dipakai untuk timbunan
dan material yang tidak layak. Material yang layak selanjutnya akan dipakai untuk
timbunan tanah biasa dan timbunan kembali, sedangkan material yang tidak layak
selanjutnya akan dibuang keluar daerah irigasi atau kesuatu tempat yang tidak akan
mengganggu areal pertanian dan fungsi jaringan.
 Harga satuan termasuk upah buruh, bahan dan peralatan yang diperlukan untuk
penggalian, perapihan dan kemiringan talud temasuk usaha pencegahan bahaya
longsor, pembuatan tanggul kecil pada bahu galian dan timbunan kecil apabila
dianggap perlu oleh Direksi. Peralatan pengangkutan diperhitungkan terhadap
pemindahan material hasil galian ke suatu tempat penimbunan sementara yang
disetujui Direksi sejauh ± 1 km.
 Khusus untuk pekerjaan di jaringan irigasi yang dimensinya relatif kecil dan berada di
daerah persawahan, agar diperhitungkan terhadap tingkat kesukaran penggalian atau
alternatif lain berupa galian secara manual.

Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran dan Pembayaran dihitung dan diukur berdasarkan kuantitas yang sudah
dilaksanakan dalam satuan M³.

3.5 Pasangan Batu Kali Camp 1: 4


Persyaratan Bahan
Batu
Batu yang digunakan untuk pasangan harus bersih, keras, tanpa bagian yang
tipis atau retak dan harus dari jenis yang diketahui awet. Bila perlu, batu harus
dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah. Batu yang digunakan
adalah j e n i s batu kali yang j i k a dipecah salah satu sisinya tidak rapuh tidak
keropos, tidak berpori. Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat
ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-sama.
Untuk batu dari hasil galian, harus dibersihkan dari lapisan tanah yang
menyelimuti agar permukaan batu bersih. Berat jenis batu yang digunakan tidak
boleh kurang dari 2,5 t/m3. Batu bulat atau batu kali hanya boleh digunakan
setelah salah satu sisinya dipecah atau sesuai persetujuan Direksi Pekerjaan dan
digunakan bersama- sama dengan batu belah. Terkecuali diperintahkan lain oleh
Direksi Pekerjaan, batu harus memiliki ketebalan yang tidak kurang dari 15 cm,
lebar tidak kurang dari satu setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak
kurang dari satu setengah kali lebarnya.
Semua batu tersebut dikumpulkan sesuai tempat sedemikian rupa diusahakan
menjadi sedikit basah pada scat akan digunakan dan berukuran hampir satu sama
lain agar tidak ada rongga yang besar diantara batu – batu tersebut.

Semen
Semen yang digunakan adalah Semen Padang
Penyedia jasa harus menginformasikan secara periodik setiap tanggal 1 awal bulan
data-data sebagai berikut :
1. Jumlah persediaan semen yang ada di lapangan sampai hari terakhir bulan
lalu.
2. Rencana pengadaan semen yang baru selama bulan yang akan jalan.
3. Jumlah semen yang dipakai selama periode 1 (satu) bulan lalu.
4. Penerimaan pengadaan semen selama bulan yang lalu
5. Penggunaan atau kehilangan selama bulan yang lalu dengan alasan
6. Data lain yang dibutuhkan/dianggap perlu oleh Direksi
Pasir
Pasir yang dimaksud disini lebih diutamakan pasir alam yang diambil dari sungai
atau sumber lain yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Tempat penimbunan
penyimpanan harus bersih dari sampah organik, sampah kimia, bebas dari banjir
serta tidak terkontaminasi dengan bahan lainnya, seperti air laut/garam dan lain-
lainnya yang akan menurunkan mutu pasangan batu.
Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus
bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam,
basa, gula atau organis. Air harus diuji sesuai dengan dan harus memenuhi
ketentuan. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan.
Jika timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti di
atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat
tekan mortar semen dan pasir dengan memakai air yang diusulkan dan dengan
memakai air suling. Air yang diusulkan dapat digunakan jika kuat tekan mortar
dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan
mortar dengan air suling pada periode perawatan yang sama.

Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan Batu


Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan pasangan harus memuat :

 Pengaturan Lokasi Pembuatan Adukan


Lokasi pembuatan adukan perlu diatur sedemikian rupa agar dapat menjamin
kelancaran pekerjaan. Memudahkan bagi pengawas dan menjamin tercapainya
mutu adukan yang baik dan terlindung. Pengadukan dilakukan sedekat mungkin
dengan lokasi konstruksi yang akan dibangun. Pasir dan semen disiapkan terpisah
ditempat kering (lebih tinggi dari tanah sekitarnya).

Kotak pengaduk dipasang ditempat datar dilokasi yang memudahkan bagi


petugas pengaduk dan pengangkutan adukan ke lokasi bangunan. Drum air
ditempatkan didekat kotak pengaduk kotak-kotak takaran disiapkan secukupnya
dilokasi timbunan pasir dan semen. Gerobak pengangkutan adukan dan ember
disiapkan dekat kotak adukan kearah konstruksi yang akan dibangun.

 Pelaksanaan Kotak Adukan


Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan
dalam waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik
jenuh. Landasan yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan
selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan
dengan batu yang akan dipasang. Adukan dibuat dengan perbandingan 1 bagian
semen dan 4 bagian pasir (1 Pc : 4 Ps).

Masukkan dan ratakan 2 takar pasir dalam kotak pengaduk, disusul 1 takar
semen dan 2 takar pasir berikutnya. Adukan campuran kering (tanpa air) dengan
cangkul sampai rata (homogen) . Tuangkan air sedikt demi sedikit sambil diaduk
terus sampai diperoleh adukan homogen. Adukan sudah baik apabila sudah
terlihat lengket dan tidak terurai saat dituang serta tidak ada yang tersisa diplat
cangkul saat dituang tidak terlalu kering, sehingga mudah digunakan.

Pembuatan adukan harus mengimbangi kecepatan pelaksanaan pasangan batu.


Tidak terlambat dan tidak boleh di buat terlalu banyak, adukan harus sudah
dipasang paling lama 1 jam setelah selesai diaduk. Tebal dari landasan adukan
harus pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan merupakan kebutuhan
minimum untuk menjamin bahwa seluruh rongga antara batu yang dipasang terisi
penuh. Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu
haruslah dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan baru yang belum
mengeras. Jika batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai
pengerasan awal, maka batu tersebut harus dibongkar, dan adukannya
dibersihkan dan batu tersebut dipasang lagi dengan adukan yang baru.

 Persiapan Pondasi Pasangan Batu


Pondasi untuk struktur pasangan batu harus disiapkan sesuai dengan syarat
untuk Bagian Galian pada Spesifikasi ini. Terkecuali disyaratkan lain atau
ditunjukkan pada Gambar, dasar pondasi untuk struktur dinding penahan harus
tegak lurus, atau bertangga yang juga tegak lurus terhadap muka dari dinding.
Untuk struktur lain, dasar pondasi harus mendatar atau bertangga yang juga
horisontal.

Lapis landasan yang rembes air (permeable) dan kantung penyaring harus
disediakan jika disyaratkan sesuai dengan ketentuan. Jika ditunjukkan dalam
Gambar, atau yang diminta lain oleh Direksi Pekerjaan, suatu pondasi beton
mungkin diperlukan. Beton yang digunakan harus memenuhi ketentuan dari Bagian
Beton dari Spesifikasi ini.

 Pelaksanaan Pemasangan Batu


Lakukan dan periksa persiapan yang meliputi penyediaan batu, pasir dan air di
lokasi kerja, kelengkapan peralatan dan alat bantu seperti kotak penampung
adukan, penampung air, plastik pelindung hujan, tukang batu dan buruh pembantu,
tenaga dan sarana pengangkutan adukan.

Ratakan dasar galian, pasang profil sesuai gambar design pasangan dan
hamparkan serta ratakan pasir setebal 5 - 10 cm sebagai lantai kerja. Periksa
dimensi dan elevasi profil dengan alat ukur (oleh juru ukur) dan minta
persetujuan Direksi bila telah sesuai gambar kontrak. Sebelum dipasang, batu
harus dibersihkan dari lumpur atau tanah yang melekat serta basahi dengan air
agar ikatan dengan adukan menjadi kuat.

Pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan menghamparkan adukan setebal


3 - 5 cm, kemudian menyusun batu diatas hamparan dengan jarak 2 - 3 cm
(tidak bersinggungan) pukul atau ketok-ketok batu tersebut agar terikat kuat
dengan adukan. Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai
penuh/mampat dengan menggunakan sendok adukan.

Bila memerlukan suling-suling resapan sesuai design/kontrak (pada dinding


penahan, sayap bendung dan sebagainya). Suling dari pipa paralon yang dibungkus
ijuk diujung pipa bagian dalam dipasang bersamaan dengan pasangan batu. Letak
suling resapan merupakan barisan dalam arah horizontal dengan jarak tertentu
sesuai gambar kontrak. Baris pipa suling berikutnya (diatasnya) dipasang berselang-
seling arah vertikal. Apabila hujan atau setelah selesai, pasangan diitutup plastik agar
pasangan yang masih baru tersebut tidak rusak karena air hujan.
Untuk pelapisan selokan dan saluran air, profil permukaan rata-rata selokan dan
saluran air yang dibentuk dari pasangan batu dengan mortar tidak boleh berbeda
lebih dari 2 cm dari profil permukaan lantai saluran yang ditentukan atau
disetujui, juga tidak bergeser lebih dari 5 cm dari profil penampang melintang
yang ditentukan atau disetujui. Tebal minimum setiap pekerjaan pasangan batu
dengan mortar 10 cm. Profil akhir untuk struktur kecil yang tidak memikul beban
seperti lubang penangkap dan lantai golak tidak boleh bergeser lebih dari 2 cm
dari profil yang ditentukan atau disetujui.
Pasangan batu kali yang dipakai adalah dengan menggunakan perbandingan
campuran 1 : 4.

Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk pekerjaan pasangan batu dibuat dalam volume yang sesuai
ukuran dalam gambar atau petunjuk Direksi. Pembayaran pasangan batu dibuat
dalam harga satuan per m³ seperti yang ada pada gambar dan tercantum dalam
Rencana Anggaran Biaya.

Harga satuan mencakup semua biaya upah pekerjaan, material dan peralatan
pelaksanaan pekerjaan termasuk pengadaan, pengangkutan, pasir, semen dan
pembuatan mortal berikut pasangan dan pekerjaan finishing.

3.6 Plesteran Camp 1 : 3 di aci

Bagian atas pasangan batu kali, pada dinding luar, dan bagian lain yang Nampak harus
diplester dengan campuran 1 : 3 spesifikasi bahan semen, pasir dan air yang digunakan.
Bagian-bagian tertentu dari pasangan batu sesuai gambar design/kontrak harus di
plester.

Plesteran dibuat dari campuran 1 bagian semen dan tiga bagian pasir yang disaring
atau sesuai dengan ketentuan dalam gambar kontrak. Tebal plesteran dibuat 1,5 - 2 cm
dari permukaan batu, sebelum plesteran dipasang diantara batu- batu harus dikorek
sampai kedalaman 1 - 2 cm dibawah permukaan batu. Kemudian permukaan pasangan
dibersihkan dan disiram air agar terjadi ikatan yang kuat antara pasangan dan
plesteran.
Jika ada pelaksanaan plester siar, Bagian permukaan pasangan batu yang terlihat,
sesuai kontrak atau petunjuk Direksi harus disiar. Siar dibuat dari campuran 1 bagian
semen dan 2 bagian pasir yang disaring atau sesuai dengan ketentuan dalam gambar.
Sebelum siar dipasang adukan pasangan diantara batu–batu halus dikorek sampai
kedalaman 1-2 cm dibawah permukaan batu untuk jenis siar rata dan siar timbul,
dan 2-3 cm untuk jenis siar tenggelam, kemudian pasangan dibersihkan dan disiram
air agar terjadi ikatan yang kuat antara pasangan siaran.

Pengukuran dan Pembayaran


Pembayaran dihitung berdasarkan volume pekerjaan plesteran dan acian yang sudah
dilaksanakan dalam satuan ukuran per m².

3.7 Pekerjaan Beton K-175


Pekerjaan beton harus terdiri dari semen, agregat halus dan kasar dengan
perbandingan 1 bagian semen, 2 bagian agregat halus, 3 bagian agregat kasar dan
bahan tambahan (additive) yang diijinkan, kesemuanya dicampur untuk mendapatkan
kekentalan yang layak.
Semua pekerjaan beton yang akan dilaksanakan harus mendapat persetujuan Direksi
Pekerjaan. Tidak lebih dari 2 (dua) bulan setelah pengadaan peralatan
untuk pelaksanaan beton, Penyedia jasa/Pelaksana harus mengirim Diagram Alir,
Gambar dan Rencana Kerja untuk pekerjaan dan penempatan beton/mortar dengan
mengacu pada Dokumen ini.

Apabila spesifikasi peralatan yang akan dipergunakan pada pelaksanaan pekerjaan di


lapangan tidak sesuai dengan yang dianjurkan oleh Direksi, maka Penyedia
jasa/Pelaksana harus memberikan alternatif jenis peralatan atau metode kerja yang
menghasilkan produk yang setara dengan yang diusulkan oleh pihak Direksi.
Penyedia jasa harus memberi perhatian khusus terhadap akibat yang mungkin timbul
karena pengaruh pencucian material yang bisa mengakibatkan tercemarnya air di
perairan umum, dengan membangun kolam- kolam tampungan atau bangunan lainnya.

Bahan-bahan konstruksi beton yang akan dipakai adalah sebagai berikut :

3.7.1 Semen
Semen yang digunakan adalah Semen Padang
Penyedia jasa harus menginformasikan secara periodik setiap tanggal 1 awal
bulan data-data sebagai berikut :
1. Jumlah persediaan semen yang ada di lapangan sampai hari terakhir
bulan lalu.
2. Rencana pengadaan semen yang baru selama bulan yang akan jalan.
3. Jumlah semen yang dipakai selama periode 1 (satu) bulan lalu.
4. Penerimaan pengadaan semen selama bulan yang lalu
5. Penggunaan atau kehilangan selama bulan yang lalu dengan alasan
6. Data lain yang dibutuhkan/dianggap perlu oleh Direksi

3.7.2 Bahan Additive


Jika Penyedia jasa akan menggunakan zat pelambat atau zat tambahan lain
yang berfungsi untuk membantu pengecoran sesuai metodenya atau dibutuhkan
beberapa zat tambahan lainnya yang bertujuan untuk memperoleh hasil yang
sesuai tuntutan spesifikasi, Penyedia jasa harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi tentang komposisi dan metode dari penggunaan zat tambahan.

3.7.3 Agregat Halus


Pengertian material halus yang dipergunakan adalah material dengan
ukuran maksimum 5 mm. Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir.
Penambahan bahan lain seperti pasir dari batu pecah akan diijinkan, apabila
menurut pendapat Direksi, pasir yang ada tidak memenuhi gradasinya.
Penyedia jasa harus melengkapi hasil tes agregat halus untuk beton dan spesi
(mortar) untuk type yang dihasilkan atau selain yang disetujui oleh Direksi.

3.7.4 Aggregat Kasar


Pengertian material kasar yang dipergunakan adalah material dengan ukuran
lebih besar dari 5 mm dan mempunyai gradasi yang baik dari 5 mm sampai
ukuran maksimum yang dibutuhkan dan tergantung dari klas betonnya. Agregat
kasar untuk beton adalah batu pecah/split kecuali jika diinstruksikan lain
oleh Direksi dan harus disediakan oleh Penyedia jasa Pelaksana.

3.7.5 Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus
bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam,
basa, gula atau organis. Air harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi
ketentuan. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan.
Jika timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air
seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan
pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir dengan memakai air yang
diusulkan dan dengan memakai air suling. Air yang diusulkan dapat digunakan
jika kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari
minimum 90 % kuat tekan mortar dengan air suling pada periode perawatan
yang sama.

Metoda Pelaksanaan
a. Pencampuran
1. Beton dicampur dengan menggunakan Molen dan tenaga manusia, mengingat
volume yang dikerjakan relatif kecil disamping itu lokasi kerja sangat sulit untuk
mobilisasi mesin molen.
b. Pengecoran
1. Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan
konstruksi yang telah disetujui atau sampai pekerjaan selesai.
2. Pengecoran tidak boleh dilaksanakan ditempat terbuka selama ada badai atau
hujan lebat. Semua material dan peralatan pengecoran harus dilindungi
terhadap pengaruh hujan lebat dan badai.

Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran dan Pembayaran dihitung berdasarkan volume yang terpasang dalam
satuan ukuran per - m³.

Padang Panjang, 26 Mei 2023


Pejabat Pembuat Komitmen

( ANDRI PUTRA, ST)


NIP. 19830922 200802 1 001

Anda mungkin juga menyukai