SPESIFIKASI TEKNIS
CV. KARYA CENDIKIA
PEKERJAAN :
PERENCANAAN TANDON AIR
SISTEM AIR BERSIH PENGEMBANGAN IKK GENTENG
DESA TEGALARUM KECAMATAN SEMPU
SPESIFIKASI TEKNIS ( SPEKTEK )
BAB I
LINGKUP PEKERJAAN DAN TANGGUNG JAWAB
KONTRAKTOR
DATA PROGRAM
Lingkup pekerjaan pada kegiatan ini adalah pelaksanaan Fisik dari Pembangunan Sarana dan Prasarana Air
Bersih tahun anggaran 2020 yang difokuskan pada Tandon Air Sistem Air Bersih yang dilaksanakan sesuai
gambar terlampir. Uraian / jenis Pekerjaan Utama antara lain :
I. Pekerjaan Persiapan
II. Pekerjaan Tanah/galian
III. Pekerjaan Acian dan Rabatan
IV. Pekerjaan beton dan pembesian
V. Pekerjaan Besi
VI. Pekerjaan Finishing
Uraian spesifikasi bahan-bahan dan persyaratan pelaksanaan, secara umum ditentukan pada patokan dan
kualitas bahan-bahan, cara pelaksanaannya dan lain-lain petunjuk yang berhubungan dengan peraturan
pembangunan yang sah berlaku di Republik Indonesia. Selama pelaksanaan kontrak ini, harus betul-betul
ditaati dan dilaksanakan sebagai tambahan persyaratan dari semua pasal-pasal yang diuraikan. Pada
khususnya peraturan-peraturan berikut berkenaan dengan hal tersebut diatas :
a. Pedoman tata cara penyelenggaraan pembangunan Bangunan Negara yang dikeluarkan oleh
Departemen Pekerjaan Umum (Dit. Jen. CIPTA KARYA)
b. Pemeriksaan umum untuk Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan : H.I 3 PUBB—1996 ; NI 33 ; PUBB—
1996
c. Peraturan beton Indonesia ; PBI. NI—2/1955 ; PBI. NI—2/1971.
d. Peraturan Semen Portland Indonesia NI—8.
e. Peraturan perburuhan di Indonesia (tentang pengerahan tenaga Kerja) antara lain tentang larangan
mempekerjakan anak-anak dibawah umur.
f. Dan peraturan-peraturan lain yang belum tercantum diatas tetapi berkaitan dengan pekerjaan ini.
g. Peraturan tentang K.3 Keselamatan Kerja
Bilamana tidak ada lagi sumber dari standar dan ketentuan-ketentuan lain yang sah berlaku di Republik
Indonesia, maka standar internasional lainnya yang biasa diperbandingkan dapat dipergunakan sebagai
pengganti standar yang telah diperinci di atas dan harus dengan persetujuan Kuasa Pengguna Anggaran.
h. Semua bahan-bahan yang diuraikan pada pasal-pasal ini harus didatangkan dalam keadaan baru sama
sekali dan tanpa cacat sesuai spesifikasi terkecuali ditentukan lain dalam persyaratan kontrak ini.
i. Spesifikasi ini hanya menguraikan pekerjaan untuk pekerjaan struktur dan di uraikan secara terperinci
terpisah dalam spesifikasi terpisah.
a. Kontraktor yang memenangkan pelelangan dapat memulai bekerja setelah diberikan Surat Perintah Kerja
(SPK) paling lambat 14 hari setelah ditandatangani perjanjian kontrak oleh Pemberi tugas yang merupakan
permulaan pekerjaan.
b. Kontraktor yang mendapatkan SPMK harus sudah mulai bekerja paling lambat 7 hari sejak diterimanya
SPMK dapat dicabut kembali atau ditentukan lain sesuai pasal pasal didalam Surat Perjanjian Pkerjaan
(SPP).
c. Kontraktor yang akan memulai pekerjaan harus :
- memberitahukan secara tertulis terlebih dahulu kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dengan
tembusan kepada konsultan pengawas.
- membuat surat penugasan pelaksana pekerjaan ( lengkap dengan CV ) kepada PPK dan
tembusannya ke konsultan pengawas. Dalam hal ini Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) atau
Konsultan pengawas berhak menolak dan meminta ganti kalau CV dan penampilan personil yang
diajukan kurang dari kondisi yang dibutuhkan.
- membuat surat pernyataan domisili dengan alamat yang jelas kepa Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) dan tembusannya kepada konsultan pengawas.
d. Dalam waktu selambat-lambatnya 3 hari dari saat penunjukan pemenang, kontraktor harus menunjukan
rencana kerja atau action plan tertulis lengkap dengan gambar-gambar pendukung metode kerja,
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan seperti yang disebutkan dalam dokumen tender, menjelaskan
secara rinci urusan pekerjaan dan tata cara melaksanakan pekerjaan tersebut termasuk hal-hal khusus
yang diperlukan, persiapan-persiapannya, perawatan, pekerjaan sementara yang ada sejauh mana hal
tersebut mencakup lingkup dari pekerjaannya dan harus mendapatkan persetujuan dari Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK), Pengawas Lapangan, dan pihak-pihak atau instansi yang terkait dengan kelangsungan
proyek tersebut diatas.
e. Buku Harian
Pelaksana wajib menyediakan Buku Harian di tempat pekerjaan. Segala kejadian yang menyangkut
pelaksanaan pekerjaan harus dicatat setiap harinya. Catatan tersebut meliputi antara lain :
- Banyaknya pekerjaan yang dikerjakan setiap hari
- Hari - hari kerja, hari - hari tidak bekerja dan lain – lain
- Bahan - bahan bangunan yang datang, yang telah dipergunakan dan yang di tolak atau diterima
- Kemajuan dari pekerjaan
- Banyaknya tenaga kerja yang bekerja pada lokasi pekerjaan
- Kejadian - kejadian di tempat pekerjaan yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan.
Buku harian tersebut harus ditandatangani bersama antara Pelaksana dan Pengawas harian
sebagai tanda persetujuan. Apabila terjadi perbedaan pendapat, maka masing - masing dapat
mengajukan persoalan kepada Pejabat Pembuat Komitmen / Kepala Pelaksana untuk mendapat
penyelesaian.
f. Buku Direksi
Buku harian harus menyediakan Buku Direksi, dimana dicatat semua instruksi Direksi yang ditanda tangani
oleh Direksi.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor wajib memeriksa kekuatan/kualitas konstruksi yang akan
dilaksanakan dan harus berkonsultasi dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), atau Konsultan Pengawas.
Segala sesuatu kerusakan yang timbul akibat kelalaian kontraktor tidak melaksanakan pemeriksaan kekuatan
konstruksi akan menjadi tanggung jawab kontraktor. Pada keadaan apapun, dimana pekerjaan yang
dilaksanakan telah mendapat persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pengawas Lapangan tidak
berarti membebaskan kontraktor atas tanggung jawab pekerjaannya sesuai dengan isi kontrak.
a. Keamanan Proyek
Kontraktor diwajibkan:
- Menjaga keamanan dan tata tertib di tempat pekerjaan.
- Mengambil tindakan yang perlu demi untuk kepentingan keselamatan para pekerja.
- Mentaati peraturan - peraturan seternpat dan mengusahakan perijinan penggunaan jalan,
bangsal dan sebagainya.
- Mentaati semua kewajiban yang dibebankan kepadanya berhubung dengan peraturan- peraturan
pelaksanaan pula peraturan yang diadakan selama penyelenggaraan.
- Kontraktor harus membuat surat kepada instansi terkait, serta penguasa setempat, perihal
kegiatan pelaksaan dilapangan.
b. Konstruksi Pembantu / Sementara
Pernborong bertanggung jawab atas kekuatan dan penggunaan secara tepat alat pembantu ( konstruksi
penolong ). Dalam hal ini Konsultan Penqawas akan memberikan petunjuk dan Kontraktor bertanggung
jawab pada pelaksanaan dan pemeliharaannya, misalnya profil dari kayu, bouwplank, bekisting, jalan
masuk, jembatan darurat, bedeng dan lain sebagainya. Apabila Konsultan Pengawas kurang lengkap
memberikan petunjuk - petunjuk, maka Kontraktor wajib mengerjakan cara - cara penyempurnaan tanpa
mengurangi tanggung jawab.
a. Kontraktor harus membuat laporan berkala kemajuan pekerjaan untuk setiap satu minggu kegiatan
dengan mengisi formulir evaluasi kemajuan pekerjaan sesuai dengan petunjuk Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK), Pengawas Lapangan.
b. Laporan kemajuan fisik pekerjaan harus diserahkan oleh kontraktor pada setiap akhir pekan untuk
dievaluasi berupa laporan mingguan dan harian.
c. Pemilik pekerjaan, konsultan pengawas, dan Kontraktor mengadakan rapat bilamana diperlukan
sedikitnya sebulan 1 kali di kantor Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Banyuwangi.
d. Rapat rutin lapangan setiap 2 minggu sekali berdasarkan kesepakatan bersama, dan setelah rapat
Kontraktor menyiapkan notulen untuk mendapatkan persetujuan pengguna jasa dan konsultan
pengawas Semua pihak melalui wakil – wakilnya yang ditunjuk akan bertemu secara rutin sesuai jadwal
yang telah ditetapkan.
1.6. PAPAN NAMA KEGIATAN
a. Kontraktor diharuskan membuat Papan Nama Proyek sesuai dengan peraturan PEMDA setempat dengan
ukuran ( 0.8 x 1,2 ) m2, dan dipasang dilokasi pekerjaan sebelum dilakukan pekerjaan atau bersamaan
dengan surat pemberitahuan mulai kerja dikeluarkan.
Pekerjaan ini harus mencakup pekerjaan pembongkaran bangunan lama pekerjaan ini juga meliputi
pemindahan yang memenuhi syarat-syarat dari material bongkaran dari pasal ini, yang meliputi
pengangkutan, penyimpanan dan pengamanan kerusakan dari material yang ditentukan oleh PPK, Pengawas
Lapangan. Kontraktor bertanggung jawab akan kebersihan dan keamanan selama proses pembongkaran.
a. Kontraktor diwajibkan menggunakan peralatan Standart keamanan diri dan menggunakan APD dan
dilakukan dengan hati hati .
b. Pembongkaran Listrik dan Air maupun bongkaran lain yang tidak tertuang dalam kontrak merupakan
tanggung jawab penuh dari Kontraktor Pelaksana meskipun tidak disebutkan didalam RAB.
c. Pengamanan barang barang di sisi sisi bongkaran merupakan tanggung jawab kontraktor dan
bilamana barang pecah belah harus dipindahkan seijin direksi atau konsultan pengawas.
d. Kontraktor bertanggung jawab atas kebersihan area bongkaran dan pembersihan pengeluaran
material bongkaran harus dilakukan sesuaai petunjuk direksi.
e. Kontraktor tidak diperkenankan menggunakan atau memanfaatkan maupun mengeluarkan sisa sisa
bongkaran tanpa seijin tertulis dari Instansi Terkait atau petugas yang ditunjuk oleh dinas tanpa
terkecuali disebutkan dalam RAB ataupun Gambar.
f. Kontraktor Bertanggung jawab atas pembersian bekas bongkaran
Kontraktor berkewajiban membuang semua sisa-sisa bongkaran dan memikul seluruh biaya, untuk
memperoleh lokasi yang sesuai dan untuk penyimpanan material yang bisa diselamatkan.
a. Kontraktor / rekanan harus menyerahkan contoh bahan / material dan data teknis kepada konsultan
pengawas untuk mendapatkan persetujuan sebelum pelaksanaan pekerjaan dilakukan.
b. Kontraktor diwajibkan memeriksa dengan seksama gambar kerja dan melihat keadaan dilokasi
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
c. Penyimpanan material harus dilakukan sedemikian rupa terhindar dari hujan dan matahari.
d. Material yang rusak tidak diperkenankan untuk dipasang dan bilamana dilakukan pemasangan tanpa
seijin tertulis dari konsultan pengawas maka kontraktor harus membongkar dan mengganti dengan
material yang baru.
e. Semua bentuk kerusakan dan kehilangan merupakan sepenuhnyya tanggung jawab kontraktor.
Untuk pekerjaan - pekerjaan yang tidak memenuhi syarat - syarat karena tidak sesuai dengan gambar atau
Spesifikasi Teknis, maka atas perintah Konsultan Pengawas pihak Kontraktor harus membongkarnya
dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas dan memperbaiki kembali atas tanggungan
biaya pihak Kontraktor.
Sesuai dengan amanat undang – undang, maka setiap ada kegiatan pembangunan maka Kontraktor harus
menyedian HSE dan juga K3 dilokasi proyek. Kontraktor harus menyediakan tenaga khusus untuk
menjalankan program HSE dan K3 agar di lingkungan proyek senantiasa berjalan dengan lancer. Tenaga
tersebut harus melakukan sosialisasi, monitoring dan juga pengawasan terhadap program HSE dan K3
yang diwajibkan, sehingga bisa tercipta keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan proyek tersebut
dan meminimalkan resiko kecelakaan.
1. Metode Keselamatan Kerja
Untuk keselamatan kerja Kontraktor melakukan langkah – langkah sebagai berikut :
Kontraktor diwajibkan memberi rambu dan tanda – tanda bahaya diarea kerja ( lokasi proyek ).
Kontraktor harus melakukan monitoring dan pengawasan secara rutin kepada pekerja di lokasi
proyek.
Kontraktor harus memberikan teguran / peringatan kepada pekerja yang tidak menaati
peraturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja ( K3 ).
Kontraktor diharuskan melakukan evaluasi rutin setiap minggu untuk meningkatkan kesadaran
dalam menciptakan dan menumbuhkan keselamatan kerja dilokasi proyek.
2. Metode Keselamatan Pemakaian Peralatan dan Mesin – Mesin
Metode yang kami lakukan dalam keselamatan pemakaian peralatan dan mesin – mesin adalah
sebagai berikut :
Kontraktor diwajibkan melakukan pemeriksaan terhadap alat / mesin yang akan dipakai /
digunakan.
Kontraktor harus engetahui cara – cara penggunaan peralatan / mesin- mesin.
Kontraktor diwajibkan menempatkan mesin / peralatan pada tempatnya selesai dipakai /
digunakan.
Kontraktor berkewajiban memperbaiki alat / mesin jika terjadi kerusakan.
3. Metode Penanggulangan Dampak Lingkungan Hidup
Metode yang kami lakukan dalam penanggulangan dampak lingkungan hidup adalah sebagai
berikut :
Kontraktor diharuskan mengenali dan mencari informasi tentang kebiasaan hidup masyarakat
setempat ( sekitar proyek ).
Kontraktor diwajibkan mengenali lingkungan area proyek dan membuat laporan tertulis
(membuat data).
Kontraktor diwajibkan melakukan evaluasi dan koordinasi dengan dinas / instansi terkait demi
terjaganya lingkungan hidup di area sekitar proyek.
4. Metode Pengawasan dan Penanggulangan Kebersihan
Metode dalam pengawasan dan penanggulangan kebersihan yang Kontraktor lakukan adalah
sebagai berikut :
Kontraktor diharuskan memberi rambu / tanda larangan untuk tidak membuang sampah
disekitar lokasi pekerjaan.
Kontraktor diharuskan memberi teguran / peringatan kepada siapa saja yang membuat kotor
disekitar lokasi proyek. Jika masih ditemukan pelanggaran yang sama maka bisa diberikan
sanksi sehingga membuat jerah pelakunya.
Kontraktor diwajibkan menyediakan tempat sampah / penampungan sampah sementara
selama masa pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
Kontraktor berkewajiban mengumpulkan sampah yang ada disekitar proyek dan membuang
ketempat penampungan sampah terdekat secara rutin.
5. Metode Pengawasan dan Penanggulangan Keamanan dan Ketertiban.
Metode dalam pengawasan dan penanggulangan keamanan dan ketertiban yang Kontraktor
lakukan adalah sebagai berikut :
Kontraktor diharuskan bekerja sama dan melakukan koordinasi dengan aparat terkait disekitar
lokasi pekerjaan yang meliputi koramil, kepolisian, otoritas security bandara setempat untuk
keamanan dan ketertiban di area sekitar proyek.
Kontraktor diharuskan membuat pos jaga di depan lokasi proyek dan menempatkan tenaga
sekuriti yang terlatih dan bersertifikat untuk menjaga proyek.
Kontraktor harus memberikan kartu tanda pengenal bagi setiap pengunjung yang masuk area
proyek dan menyediakan buku tamu bagi siapa saja yang berkunjung kelokasi proyek untuk
menuliskannya dalam buku tamu tersebut.
6. Metode Pengawasan dan Penanggulangan Gangguan Debu dan Suara.
Metode dalam pengawasan dan penanggulangan gangguan debu dan suara yang Kontraktor
lakukan adalah sebagai berikut :
Untuk menanggulangi dari gangguan debu akibat adanya pekerjaan dengan cara :
a) Kontraktor diwajibkan melakukan penyiraman pada pekerjaan pembongkaran dan urugan
tanah sehingga debu bisa diminimalisirkan.
b) Kontraktor diharuskan memberi penutup terpal pada angkutan yang membuang
bongkaran dan juga material urugan yang beroperasi.
c) Kontraktor diharuskan menutup lokasi pekerjaan dengan pagar seng sehingga debu tidak
sampai keluar lokasi proyek dan mengganggu aktifitas dibandara.
d) Untuk pekerja pada pekerjaan bongkaran dan pada pemadatan tanah Kontraktor wajib
menggunakan masker penutup hidung.
Untuk menanggulangi dari gangguan suara akibat adanya pekerjaan dengan cara :
a) Kontraktor diwajibkan memberi pagar keliling disekeliling area proyek sehingga
meminimalisirkan suara bising akibat peralatan / mesin yang bekerja.
b) Untuk pekerja yang berhubungan dengan alat berat / mesin – mesin yang bising
Kontraktor diwajibkan menggunakan earphone ( penutup telinga ) sesuai dengan yang
dipersyaratkan pada keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada lingkungan proyek.
7. Metode Perlindungan Terhadap pekerjaan.
Metode yang Kontraktor lakukan dalam memberikan perlindungan terhadap pekerjaan adalah
sebagai berikut :
Kontraktor diwajibkan mengerjakan setiap pekerjaan sesuai dengan prosedur dan standar
operasional agar diperoleh mutu sesuai yang direncanakan.
Kontraktor diharuskan menempatkan tenaga ahli dan handal pada setiap pekerjaan sesuai
dengan bidang kompetensi yang dimiliki/ dipersyaratkan.
Kontraktor dwajibkan menggunakan material / bahan sesuai dengan spesifikasi teknis yang
dipersyaratkan.
Kontraktor diharuskan menggunakan peralatan yang sehat dan juga sesuai dengan yang
dipersyaratkan.
Kontraktor diwajibkan melakukan test material yang akan dipakai / digunakan, serta
melakukan test sebelum dan sesudah pekerjaan untuk mengetahui hasil yang didapat sesuai
dengan rencana atau tidak.
8. Penyediaan (APD, APK, Rambu dan Pengananan Covid)
a) Identifikasi Jenis Bahaya & Resiko K3
3 Papan nama proyek a) Terkena palu, paku atau a) Berhati-hati saat akan
gergaji saat membuat membuat papan nama,
papan nama > luka ringan memakai APD seperti
sarung tangan dan
b) Tertimpa papan nama yang sepatu
akan dipasang > luka b) Berhati-hati saat akan
ringan memasang papan
nama, gunakan cukup
pekerja
BAB IV PEKERJAAN BETON a) Terluka oleh alat yang a) Berhati-hati dengan alat
DAN PEMBESIAN digunakan dalam yang digunakan,
pekerjaan beton memakai APD seperti
bertulang > luka sarung tangan dan
ringan/sedang sepatu, menyediakan
b) Tertimpa molen mixer > kotak P3K
luka ringan/sedang
c) Tertimpa balok yang
mengalami kegagalan
struktur > luka berat
BAB VI PEKERJAAN POMPA a) Tertimpa pompa yang akan a) Berhati-hati dengan alat
DAN ACCESSORIES dioperasikan > luka yang digunakan,
ringan/sedang memakai APD seperti
b) Terkena sengatan listrik sarung tangan dan
saat memasang instalasi sepatu, menyediakan
listrik > luka ringan/sedang kotak P3K
b) Penanganan Covid-19
Kontraktor diwajibkan menyediakan perlengkapan standar penanganan covid-19
seperti menyediakan masker untuk tiap pekerja, hand sanitizer atau menyediakan
tempat cuci tangan sebelum dan sesudah melaksanakan pekerjaan di lapangan.
BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN
2.1. Umum
1. Bagian ini mencakup sebagai sarana pelengkap untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
- Mengadakan pengaman lokasi dari segala gangguan.
- Mengadaan peralatan, fasilitas dan mesin-mesin pembantu pekerjaan guna menjamin kelancaran
pekerjaan.
- Melaksanakan pengukuran guna menentukan duga lapangan dan ukuran-ukuran lainnya yang
berhubungan dengan.
- Menyediakan kotak P3K dan perlengkapannya
1. Secara Umum pekerjaan pembersihan lokasi adalah mempersiapkan area kerja untuk dilakukan
pembersihan terhadap barang – barang atau sampah yang mengganggu jalannya aktifitas pekerjaan
2. Memberikan Batas pengaman di sekitar are kerja agar tidak dapat atau steril dari pengunjung
3. Melakukan persiapan seperti mendatangkan peralatan serta menempatkan pada titik – titik yang telah
ditentukan guna kelancaran pekerjana tersebut diatas.
4. Karena tidak menutup kemungkinan lokasi proyek masih digunakan oleh pihak pengguna maka
kontraktor wajib merencanakan sistem/tahap pelaksanaan pekerjaan yang aman sehingga tidak
mengganggu pihak pengguna. Rencana sistem pelaksanaan pembongkaran harus disetujui oleh
Konsultan dan Direksi Teknik.
5. Pembongkaran yang harus terpaksa dilakukan dengan hati – hati dikarenakan agar tidak mengganggu
bagian yang lain tersebut harus dipindah ke lokasi lain yang telah ditentukan oleh pihak owner dimana
kondisi tanaman yang dibongkar / dipindah masih dapat dilakukan penanaman kembali oleh pihak
owner di tempat lain tersebut diatas.
BAB III
PEKERJAAN TANAH/GALIAN
3.1 Umum
1. Bagian ini mencakup sebagai pekerjaan awal untuk pekerjaan struktur bawah adapun item pekerjaan yaitu
:
- Galian tanah keras
- Pek. Lubang stross D.25 cm
- Urugan tanah kembali
- Urugan pasir bawah pondasi tebal 5 cm
2. Kontraktor diwajibkan memeriksa dengan seksama gambar kerja dan melihat keadaan dilokasi pekerjaan
yang akan dilaksanakan.
3. Semua pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan standart spesifikasi dari bahan/material yang
digunakan.
4.1 Umum
1. Bagian ini mencakup sebagai pekerjaan awal untuk pekerjaan arsitektural adapun item pekerjaan
yaitu :
- Acian include benangan
- Beton tanpa tulangan K.175
1. Semen yang digunakan Adalah Semen PC dan semen yang sudah mengeras tidak boleh
dipergunakan dalam campuran.
2. Pasir yang digunakan Pasir Pasang Pasang bersih terhindar dari alkali tanah atau material material
lain.
5.1 Umum
1. Bagian ini mencakup sebagai pekerjaan awal untuk pekerjaan struktur utama adapun item pekerjaan
yaitu :
Pondasi stroos 25 cm
a. Beton K-225
b. Pembesian
Pondasi footplat
a. Beton K-225
b. Pembesian
c. Bekisting 1x pakai
Sloof SL 20 x 30
a. Beton K-225
b. Pembesian
c. Bekisting 1x pakai
Balok induk B.3 20 x 45
a. Beton K-225
b. Pembesian
c. Bekisting 2 x pakai
Balok induk B.2 20 x 35
a. Beton K-225
b. Pembesian
c. Bekisting 2 x pakai
Balok induk B.1 15 x 25
a. Beton K-225
b. Pembesian
c. Bekisting 2 x pakai
Kolom struktur K.2 40 x 40
a. Beton K-225
b. Pembesian
c. Bekisting 2 x pakai
Kolom struktur K.1 30 x 30
a. Beton K-225
b. Pembesian
c. Bekisting 2 x pakai
Plat lantai beton t = 12 cm
a. Beton K-225
b. Pembesian
c. Bekisting 2 x pakai
Dinding beton t = 10 cm
a. Beton K-225
b. Pembesian
c. Bekisting 1 x pakai
Plat beton t = 10 cm
a. Beton K-225
b. Pembesian
c. Bekisting 2 x pakai
2. Persyaratan-persyaratan konstruksi Beton, istilah teknik serta syarat-syarat pelaksanaan beton secara
umum menjadi satu kesatuan dalam bagian dokumen ini.Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi ini
maka semua pekerjaan beton harus sesuai dengan standart dibawah ini:
Standart Industri Indonesia.
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (SKSNI T15 - 1991 - 03).
Peraturan Muatan Indonesia tahun 1970 NI – 18
Peraturan Tahan Gempa 1982.
American Society For Testing & Material (ASTM).
3. Semua material yang digunakan harus mendapat persetujuan dari direksi lapangan.
1. Air.
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-
bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam
hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang bisa diminum.
2. Semen.
Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI-8 tahun 1972 dan memenuhi S-400. menurut
Standart Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).
Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak di
perkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran. Penyimpanan harus sedemikian rupa
sehingga terhindar dari tempat yang lembab agar semen tidak mengeras. Tempat
penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 cm. Setiap semen
baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat
dilakukan menurut urutan pengiriman.
3. Pasir Beton.
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis, lumpur
dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat
yang tercantum dalam PBI-1971.
4. Agregat
Agregat yang digunakan harus bersih yaitu batu pecah 1 -2 / 2 – 3 dan bermutu baik, serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI 1971. Penimbunan
kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak tercampur untuk
menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat.
Tabel 5-1 Ketentuan Gradasi Agregat
5. Mutu beton
Mutu beton yang digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam kontrak harus
seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau sebagaimana diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.
7. Pembetonan
Kontraktor harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara tertulis paling
sedikit 24 (dua puluh empat) jam sebelum memulai pengecoran beton, atau
meneruskan pengecoran beton apabila pengecoran beton telah ditunda
lebih dari 6 (enam) jam (final setting). Pemberitahuan harus meliputi lokasi,
kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta waktu pencampuran beton.
Direksi Pekerjaan akan memberi tanda terima atas pemberitahuan tersebut
dan akan memeriksa perancah, acuan, tulangan dan mengeluarkan
persetujuan tertulis untuk memulai pelaksanaan pekerjaan seperti yang
direncanakan.
Penyedia Jasa tidak boleh melaksanakan pengecoran beton tanpa
persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan. Walaupun persetujuan untuk
memulai pengecoran sudah diterbitkan, pengecoran beton tidak boleh
dilaksanakan apabila Direksi Pekerjaan atau wakilnya tidak hadir untuk
menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran secara keseluruhan.
Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan
air atau diolesi pelumas di sisi dalamnya agar didapat kemudahan
pembukaan acuan tanpa menimbulkan kerusakan pada permukaan beton.
Pengecoran beton ke dalam acuan harus selesai sebelum terjadinya
pengikatan awal beton seperti ditunjukkan dalam hasil pengujian beton dari
laboratorium, atau dalam waktu yang lebih pendek sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan berdasarkan pengamatan
karakteristik waktu pengerasan (setting time) semen yang digunakan,
kecuali digunakan bahan tambahan untuk memperlambat proses
pengerasan (retarder) yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Pengecoran beton harus berkesinambungan tanpa berhenti sampai
dengan lokasi sambungan pelaksanaan (construction joint) yang telah
disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.
Pengecoran beton harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak
terjadi segregasi antara agregat kasar dan agregat halus dari campuran.
Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan yang dapat
dicapai pada posisi akhir beton.
Pengaliran beton tidak boleh melampaui satu meter dari tempat awal
pengecoran.
Pengecoran beton ke dalam acuan struktur yang berbentuk rumit dan
penulangan yang rapat harus dilaksanakan secara lapis demi lapis dengan
tebal yang tidak melampaui 150 mm. Untuk dinding beton, tebal lapis
pengecoran dapat sampai 300 mm menerus sepanjang seluruh keliling
struktur.
Tinggi jatuh bebas beton ke dalam cetakan tidak boleh lebih dari 1,5 m.
Beton tidak boleh dicor langsung ke dalam air. Apabila beton dicor di dalam
air dan tidak dapat dilakukan pemompaan dalam waktu 48 (empat puluh
delapan) jam setelah pengecoran, maka beton harus dicor dengan metode
tremi atau metode Drop- Bottom-Bucket, dimana pengggunaan bentuk dan
jenis yang khusus untuk tujuan ini harus disetujui terlebih dahulu oleh
Direksi Pekerjaan. Dalam hal pengecoran dibawah air dengan menggunakan
beton tremi maka campuran beton tremi tersebut harus dijaga sedemikian
rupa agar campuran tersebut mempunyai slump tertentu, kelecakan yang
baik dan pengecoran secara keseluruhan dari bagian dasar sampai atas
tiang pancang selesai dalam masa setting time beton.
Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga
campuran beton yang telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu
dengan campuran beton yang baru.
Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton baru yang
akan dicor, harus terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-
bahan yang lepas dan rapuh dan dilapisi dengan bonding agent yang
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam setelah pengecoran permukaan
pekerjaan beton, tidak boleh ada air yang mengalir di atasnya. Untuk
perawatan dengan pemberian air di atas permukaan, dapat dilakukan
sebelum 24 (dua puluh empat) jam setelah pengecoran dengan
persetujuan Direksi Pekerjaan.
Apabila dilakukan pengecoran beton yang menggunakan pompa beton
dari alat Ready Mix, maka perlu diperhatikan kapasitas, daya pemompaan,
kelecakan beton untuk mendapatkan hasil pengecoran yang sesuai
dengan ketentuan.
8. Sambungan pelaksanaan
Jadwal pengecoran beton yang berkaitan harus disiapkan untuk setiap
jenis struktur yang diusulkan beserta lokasi sambungan pelaksanaan
seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana untuk disetujui oleh
DireksiPekerjaan. Sambungan pelaksanaan tidak boleh ditempatkan pada
pertemuan elemen-elemen struktur kecuali ditentukan demikian.
Sambungan pelaksanaan pada tembok sayap tidak diizinkan.
Semuasambungan konstruksi harus tegak lurus terhadap sumbu
memanjang dan pada umumnya harus diletakkan pada titik dengan gaya
geser minimum.
Apabila sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan harus menerus
melewati sambungan sedemikian rupa sehingga membuat struktur tetap
monolit.
Pada sambungan pelaksanaan harus disediakan lidah alur dengan
kedalaman paling sedikit 40 mm untuk dinding, pelat serta antara dasar
fondasi dan dinding. Untuk pelaksanaan pengecoran pelat yang terletak di
atas permukaan dengan cara manual, sambungan konstruksi harus
diletakkan sedemikian rupa sehingga pelat-pelat mempunyai luas maksimum
40 m2.
Penyedia Jasa harus menyediakan pekerja dan bahan-bahan yang
diperlukan untuk kemungkinan adanya sambungan pelaksanaan
tambahan apabila pekerjaan terpaksa mendadak harus dihentikan akibat
hujan atau terhentinya pemasokan beton atau penghentian pekerjaan oleh
Direksi Pekerjaan.
Atas persetujuan Direksi Pekerjaan, bonding agent yang dapat digunakan
untuk pelekatan pada sambungan pelaksanaan dan cara pelaksanaannya
harus sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.
Pada lingkungan air asin atau korosif, sambungan pelaksanaan tidak
diperkenankan berada pada 750 mm di bawah muka air terendah atau 750
mm di atas muka air tertinggi kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja.
9. Beton tanpa tulangan
Beton siklop adalah beton yang terdiri dari campuran mutu beton fc’=15 MPa
dengan batubatu pecah ukuran maksimum 250 mm. Batu-batu ini diletakkan
dengan hati-hati dan tidak boleh dijatuhkan dari tempat yang tinggi
atau ditempatkan secara berlebihan yang dikhawatirkan akan merusak
bentuk acuan atau pasangan-pasangan lain yang berdekatan.
Semua batu-batu pecah harus cukup dibasahi sebelum ditempatkan.
Volume total batu pecah tidak boleh melebihi sepertiga dari total volume
pekerjaan beton siklop.
Untuk dinding penahan tanah dan pilar yang lebih tebal dari 600 mm, tiap
batu harus dilindungi dengan adukan beton setebal 150 mm; jarak antar batu
pecah maksimum 300 mm dan jarak terhadap permukaan minimum 150
mm. Permukaan bagian atas dilindungi dengan beton penutup (caping)
10. Kontraktor harus menyediakan sample sample dan melaksanakan percobaan
percobaan tersebut sebagaimana diperintahkan oleh konsultan pengawas sebelum
ijin penggunaan admixture di ijinkan dipakai pada pelaksanaan. seluruh pengambilan
sample dan pelaksanaan test menjadi tanggungan Kontraktor.
Kontraktor harus mengirimkan rancangan campuran untuk masing- masing mutu
beton yang akan digunakan, 30 (tiga puluh) hari sebelum pekerjaan pengecoran
beton dimulai.
Kontraktor harus menyerahkan secara tertulis seluruh hasil pengujian pengendalian
mutu sesuai dengan ketentuan kepada Direksi Pekerjaan sehingga data tersebut
selalu tersedia apabila diperlukan.
Kontraktor harus menyerahkan hasil pengujian percobaan campuran beton (trial
mix) berdasarkan kuat tekan beton yang harus dilaksanakan untuk umur 3 (tiga) hari,
7 (tujuh) hari, 14 (empat belas) hari, dan 28 (dua puluh delapan) hari setelah
tanggal pencampuran sesuai dengan SNI 03-1974-1990 tentang Metode
pengujian kuat tekan beton.
Kontraktor harus mengirimkan gambar detail dan perhitungan terinci untuk
seluruh perancah yang akan digunakan, dan harus memperoleh persetujuan dari
Direksi Pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.
Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis mengenai
rencana pelaksanaan pencampuran atau pengecoran setiap jenis beton untuk
mendapatkan persetujuannya paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam sebelum
pelaksanaan, seperti yang disyaratkan disertai dengan metode pengecoran,
kapasitas peralatan yang digunakan, tanggung jawab personil dan jadual
pelaksanaannya.
11. Selimut beton
Toleransi untuk Penutup/Selimut Beton Tulangan :
Selimut beton sampai 30 mm : - 5 mm , + 5 mm (2)
Selimut beton (30 - 50) mm : - 10 mm , + 10 mm
Selimut beton (50 - 100) mm : - 10 mm , + 10 mm
Tabel 5-5 Tebal Selimut Beton Dari Baja Tulangan Untuk Beton Yang Tidak
Terekspos Tetapi Mudah Dicapai
6.1 Umum
1. Bagian ini mencakup sebagai pekerjaan struktur, adapun item pekerjaan yaitu :
Pekerjaan Railling Tangga Pipa galvanis 1,5 " 1,8mm
Pekerjaan Railling Tangga Pipa galvanis 1 " 1,6mm
Pembuatan Tutup Tandon ( besi )
Pengelasan
1. Semua bahan / alat yang tertulis dibawah ini harus seluruhnya baru, kualitas baik,
buatan pabrik yang dikenal dan disetujui.
2. Semua bahan harus anti karat untuk semua tempat yang memiliki nilai kelembapan
lebih dari 70%.
7.1 Umum
1. Bagian ini mencakup sebagai pekerjaan arsitektural dan finishing akhir adapun item
pekerjaan yaitu :
Pek. Cat Dinding Exterior
Pengecatan besi
1. Bahan cat dinding bagian luar memakai cat yang sama setara catylac / produksi pabrik
yang direkomendasikan atau bisa menggunakan cat jenis lain yang khusus exterior.
2. Bahan cat dasar,
Bahan cat dasar alkali resistance sealer dari jenis acrylic emulsion dan tidak
mengandung timah hitam, produksi pabrik sama dengan cat tembok yang dipergunakan.
Cat dasar / meni kayu menggunakan merk yang sama dengan cat kayu yang
dipergunakan. Cat dasar / meni besi dipakai cat logam pencegah karat jenis zink
chromat yang tidak mengandung timah, berwarna hijau, kualitas baik, merk sama
dengan cat logam.
3. Bahan plamur tembok
Bahan plamur dan dempul untuk pekerjaan cat tembok digunakan merk yang sama
dengan merk cat tembok yang dipilih.
PERATURAN PENUTUP
Apabila terdapat pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan yang tercantum dalam
Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( Spesifikasi Teknis ), tidak sesuai dengan Gambar
atau tidak sesuai dengan Petunjuk petunjuk Konsultan Pengawas atau Staf Teknik baik
secara lisan maupun tertulis didalam buku lapangan / buku direksi / Kuasa Pemegang
Anggaran, maka pekerjaan tersebut harus dibongkar dan pembuatannya kembali
seluruhnya menjadi tanggungan Kontraktor. Jika dalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat ( Spesifikasi Teknis ) ini belum tercakup beberapa jenis pekerjaan ataupun
persyaratan lainnya, maka hal tersebut akan diatur dalam Addendum - addendum
Spesifikasi Teknis dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan ( Aanwijzing ) serta Perintah
Tertulis dari Konsultan Pengawas atas persetujuan Kuasa Pemegang Anggaran pada
waktu pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
- Apabila dalam ( Spesifikasi Teknis ) untuk uaraian bahan-bahan,
pekerjaan tidak disebutkan dan dilaksanakan oleh kontraktor, maka hal ini
dianggap seperti disebutkan.
- Apabila terjadi perbedaan antara gambar ( Spesifikasi Teknis ) dan
Kontrak maka yang diambil adalah berdasarkan Kontrak atau berdasarkan
risalah rapat bersama.
- Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih
lanjut oleh pihak direksi / pemberi tugas, bilamana perlu diadakan
perbaikan dalam peraturan ini.
- Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih
lanjut oleh Direksi, bilamana perlu diadakan perbaikan dalam Spesifikasi
Teknis ini.
Banyuwangi, 2020
KONSULTAN PERENCANA
CV. KARYA CENDIKIA