Anda di halaman 1dari 40

SPESIFIKASI

TEKNIS

KEGIATAN
PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA

PEKERJAAN
TALUD (TIDAK SEDERHANA)

LOKASI
KABUPATEN BANYUWANGI

TAHUN ANGGARAN
2021
SPESIFIKASI TEKNIS

SPESIFIKASI TEKNIS

A. UMUM
1. LINGKUP 1.1 Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah
PEKERJAAN Pembangunan Kawasan Dermaga Wisata
(Talud)
1.2 Untuk pelaksanaan tersebut hendaknya:
1. Tenaga kerja, tenaga ahli yang memadai
sepada jenis dan lingkup pekerjaan.
2. Bahan, alat kerja dan segala keperluan yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembuatan
pembangunan.
1.3 Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai ketentuan
yang tertera dalam uraian kerja dan syarat-syarat,
gambar bestek dan detail, gambar konstruksi serta
keputusan Direksi.
1.4 Konstruksi pembuatan bangunan bersifat
permanen, struktur bangunan terdiri dari:
1. Pondasi : Batu belah 1pc : 4ps
2. Struktur: Balok B1 20/30 dan Plat Lantai
3. Dinding Penahan Tanah (Bronjong) : Batu
Belah ≥15 cm - ≤100 cm
4. Lantai : Beton Ekspose Finish Beton Ekspose
2. SITUASI Bangunan Fisik bangunan seperti pada Pasal 1.1 Lokasi
Kabupaten Banyuwangi.
3. KETENTUAN 3.1 Air yang digunakan untuk adukan dan pekerjaan
UMUM beton haruslah air yang bersih, bebas dari bahan
yang merusak atau campuran yang
mempengaruhi daya lekat semen. Apabila mutu
air yang digunakan diragukan, maka direksi dapat
meminta pemeriksaan laboratorium atas beban
biaya Kontraktor.
3.2 Pasir yang dipakai harus bersih dan bebas dari

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 1


SPESIFIKASI TEKNIS

segala macam kotoran baik organik maupun


lumpur, tanah, karang, garam dan lain-lainnya
sesuai dengan ketentuan Peraturan Beton
Bertulang Indonesia Tahun 1971. Pasir laut sama
sekali tidak boleh dipergunakan, kecuali bila
dicuci dengan air tawar sampai bersih dari garam.
Bahan pengisi harus disimpan ditempat yang
bersih, yang permukaannya keras agar tidak
terjadi percampuran satu sama lain pengotoran.
Untuk pekerjaan beton, hanya pasir beton yang
dapat digunakan adalah pasir sungai yang bersih
dari lumpur dan kotoran, ukuran pasir 0,35–1,50
mm.
3.3 Semen yang digunakan harus disetujui dan
disyahkan yang berwenang dan memenuhi
ketentuan Peraturan Beton Bertulang Indonesia
Tahun 1971. Pengangkutan harus terhindar dari
air / hujan bebas dari kelembaban. Semen harus
diletakan pada ketinggian 30 cm dari permukaan
tanah / lantai, penumpukan tidak boleh lebih dari
2 meter. Dalam pengirimannya yang baru harus
dipisahkan dengan yang lama sehingga
pemakaian semen sesuai dengan urutan
pengiriman.
3.4 Besi Beton harus memenuhi tegangan tarik
minimal 2400 kg/cm dan maksimal 3600 kg/cm.
Besi beton dalam segala hal harus memenuhi
ketentuan Peraturan Beton Bertulang Indonesia
Tahun 1971. Besi Beton harus bebas karat,
minyak kotoran, cat serta bahan-bahan lain yang
mengurangi daya lekat. Dalam pekerjaan
konstruksi harus dipasang sedemikian rupa dan
sebelum/sesudah pengecoran tidak berubah

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 2


SPESIFIKASI TEKNIS

tempat dari yang direncanakan semula. Besi


beton tidak boleh ditempatkan di tanah/udara
terbuka dalam waktu yang lama.
3.5 Batu belah, batu gunung atau batu kali yang
dibelah mempunyai permukaan tajam kasar dan
keras. Permukaan kasar adalah dengan ukuran 5 –
7 cm, 15 – 20 cm dan ≥15 cm - ≤100 cm.
3.6 Semua urugan tanah / timbunan yang digunakan
harus disetujui oleh direksi/pemberi tugas dengan
perhitungan bahwa dengan tanah urugan
diperoleh suatu kepadatan timbunan yang
direncanakan.
B. TEKNIS
4. PASANG PAPAN 4.1 Papan nama proyek akan dibuat dan dipasang
NAMA KEGIATAN pada awal pelaksanaan kegiatan. Papan nama
proyek ini dibuat dari triplek t. 6 mm dengan
ukuran 100 x 120 cm, ditopang kayu kaso (5/7)
kelas 2 dengan tinggi 250 cm dari permukaan
tanah dan dicat dasar warna yang sesuai dan
huruf cetak berwarna hitam yang berisi
informasi mengenai cakupan kegiatan yang akan
dilaksanakan, antara lain:
1. Nama Kegiatan
2. Pekerjaan yang harus dilaksanakan
3. Biaya pekerjaan/ nilai kontrak
4. Sumber dana
5. Jangka waktu
6. Nama Kontraktor
7. Papan Nama BPJS dan SMK3
4.2 Papan nama proyek dipasang pada lokasi yang
mudah dilihat oleh masyarakat, serta tidak
mengganggu lalu lintas.
5. PEMBERSIHAN & 5.1 Luasan area yang di lakukan pembersihan

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 3


SPESIFIKASI TEKNIS

PENYIAPAN LAHAN menyangkut lokasi pekerjaan utama dan lokasi


DENGAN ALAT direksi dan barak kerja serta lokasi gudang atau
BERAT lokasi lokasi tambahan yang di butuhkan
selama pekerjaan berlangsung, pekerjaan ini
melibatkan para pekerja yang menggunakan
alat bantu.
6. PEMBONGKARAN 6.1 Pembongkaran yang dilakukan tidak merusak
BANGUNAN bagian–bagian lain disekitarnya.
LAMA 6.2 Hasil pembongkaran ditempatkan pada tempat
yang tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
6.3 Kerusakan yang diakibatkan oleh pelaksanaan
pekerjaan ini tetap menjadi tanggungan
kontraktor untuk memperbaiki seperti semula
6.4 Hasil bongkaran yang tidak diperlukan atau
dimamfaatkan menjadi tanggung jawab
pelaksana atau kontraktor untuk membersihkan
atau mengeluarkan dari lapangan.
7. PEMBUATAN 7.1 Pembuatan Direksi Keet/Gudang. Direksi Keet
DIREKSI /Gudang ini adalah bangunan sementara dari
KEET/GUDANG kayu yang dibangun sebagai tempat
penyimpanan bahan/material yang akan
digunakan, tempat rapat/koordinasi lapangan
antara pelaksana, konsultan perencana,
konsultan pengawas dan instansi terkait baik
rutin ataupun koordinasi yang sifatnya
mendadak dan sebagai tempat peristirahatan
para pekerja.
8. PEKERJAAN Pekerjaan tanah meliputi :
TANAH 8.1 Galian/urugan tanah untuk meratakan tempat
bangunan sesuai dengan gambar situasi serta
petunjuk Direksi.
8.2 Dalam, bentuk serta ukuran galian pondasi
ditentukan dalam gambar dan tanah galian harus

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 4


SPESIFIKASI TEKNIS

dibuang ke luar sehingga tidak mengganggu


kedudukan bouwplank.
8.3 Bila dalam galian pondasi terdapat Lumpur
akibat hujan atau terdapat akar/kayu, maka harus
dibersihkan dahulu sebelum pondasi dibuat.
8.4 Untuk galian pondasi, sloof, permukaan dasar
galian harus dipadatkan hingga 100% kepadatan
maximumpada kadar air optimum sesuai dengan
AASTHO T-99.
8.5 Urugan kerja penggalian harus diatur
sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
gangguan pada lingkungan tapak ataupun
menyebabkan timbulnya genangan-genangan air
untuk waktu lebih dari 24 jam.
8.6 Urugan Tanah Kembali bekas galian dan
Pinggiran lantai:
1. Pekerjaan pengurugan terdiri dari pekerjaan
mengurug tanah pada galian-galian, baik
untuk pondasi atau galian lainnya,
peninggian lantai pada kedudukan dan
kemiringan sesuai gambar rencana sesuai
dengan petunjuk Direksi.
2. Urugan kembali bekas galian dapat
dilakukan setelah pekerjaan pasangan
pondasi selesai.
3. Penimbunan dilaksanakan lapis perlapis,
kemudian dipadatkan dengan alat pemadat
yang disetujui oleh Direksi hingga elevasi
dan kedudukan seperti pada gambar rencana.
Tebal lapisan maximum 20 cm dan
dipadatkan hingga 95% kepadatan maximum
pada kadar air optimum menurut standar
AASHTO T-99.

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 5


SPESIFIKASI TEKNIS

9. PEKERJAAN 9.1 Semua pekerjaan galian harus dikerjakan hingga


PONDASI kedudukan, elevasi, dimensi, kemiringan dan
bentuk sesuai dengan Gambar Rencana dan
Spesifikasi ini serta petunjuk Konsultan
Pengawas.
9.2 Pasangan pondasi menggunakan batu belah
campuran 1SP : 4PP.
10 PEKERJAAN BETON 10.1 Pekerjaan beton untuk struktur Balok B1 20/30
menggunakan beton K-225 sedangkan untuk
plat lantai menggunakan beton K-175 sedangkan
rabat beton 1:3:5 dan menggunakan tulangan
dengan rincian sebagai berikut:
1. Balok B1 20/30 menggunakan tulangan
utama 10 ø 12 dan Sengkang ø10 jarak 150
cm
2. Plat Beton menggunakan tulangan utama
Wiremesh M8

10.2 Persyaratan dan Ketentuan:


1. Beton yang dipergunakan untuk seluruh
struktur harus sesuai dengan mutu beton
yang telah disepakati Direksi Pekerjaan,
2. Mutu baja tulangan yang dipergunakan
untuk seluruh struktur atas bangunan ini
adalah sebagai berikut:
- Mutu baja tulangan sampai dengan
diameter 11 mm adalah BJTD 24 (Mild
Steel)
- Mutu baja tulangan diameter 12 mm
keatas adalah BJTD 39 (High Tensile)
3. Bekisting untuk struktur bangunan
memakai multiplek 9 mm dan diberi
lapisan plastik bila perlu. Bikisting dari

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 6


SPESIFIKASI TEKNIS

multiplek tersebut harus diperkuat dengan


rangka kayu lokal ukuran 5/7, 6/9, 6/11 dan
sebagainya, untuk mendapatkan kekuatan
dan kekakuan yang sempurna, atau dari
bahan lain yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, sedangkan untuk bekisting
Pondasi footplate menggunakan Pondasi
batako.
4. Bonding agent dipergunakan pada elemen–
elemen beton yang harus disambungkan /
harus di cor secara terputus untuk
mendapatkan sistem struktur yang kokoh
sesuai dengan desain dan perhitungannya.
Cara pemakaiannya harus sesuai petunjuk
pabrik.
10.3 Mutu beton dan campuran rencana
1. Beton bertulang (struktur) menggunakan
beton konvensional dengan mutu terbaik.
2. Beton harus dirancang proporsi
campurannya agar menghasilkan kuat tekan
rata-rata (f'cr) minimal sebesar: f'cr = f'c +
1,64 Sr, dengan Sr adalah standar deviasi
rencana dari benda uji yang nilainya setara
dengan nilai standar deviasi statistik
dikalikan dengan faktor berikut:
Tabel Jumlah Benda Uji dengan Faktor Pengali
JMLAH BENDA UJI FAKTOR PENGALI
< 15 Dikonsultasi dengan
Konsultan MK
15 1.16
20 1.08
25 1.03
≥30 1.00

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 7


SPESIFIKASI TEKNIS

3. Benda uji yang dimaksud adalah silinder


beton dengan diameter 150 mm dan tinggi
300 mm. Tata cara pembuatan benda uji
tersebut harus mengikuti ketentuan yang
terdapat di dalam standar Metoda Pembuatan
dan Perawatan Benda Uji Beton di
Laboratorium (SK SNI M-62-1990-03).
4. Jika hasil uji kuat tekan beton menunjukkan
bahwa kuat tekan target beton yang
dihasilkan tidak memenuhi syarat, maka
proporsi campuran adukan beton tersebut
tidak dapat digunakan, dan Kontraktor
(dengan persetujuan Konsultan MK) harus
membuat proporsi campuran yang baru,
sedemikian hingga kuat tekan target beton
yang disyaratkan dapat dicapai. Pembuatan
campuran beton rencana ini hendaknya
mengikuti SNI 2847:2013 ayat 5.2 dan
dievaluasi kekuatan karakteristiknya
menurut ayat 5.6.
5. Bila sumber atau kualitas dari semen atau
agregat diganti maka harus dicari lagi
campuran rencana yang baru sehingga
tercapai mutu beton yang dipersyaratkan.
10.4 Pengujian Beton
1. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja,
material, tempat dan semua peralatan untuk
melakukan semua peralatan untuk
melakukan semua uji beton,
2. Pengujian slump beton harus dilaksanakan
setiap volume 5 m3 beton segar dengan
batasan nilai slump maksimum sebagai
berikut:

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 8


SPESIFIKASI TEKNIS

Tabel Uji Nilai Slump (SNI 7656-2012)


Konstruksi Beton Max Min
Pondasi foot plat 12.5 5.0
Kolom dan Balok 15 7.5
Pengerasan dalam 7.5 15
Pembetonan masal 7.5 2.5
*) slump dapat ditambah bila digunakan bahan
tambahan kimia, dengan syarat beton yang diberi
bahan tambahan tersebut memiliki rasio air-semen
atau rasio air-bahan bersifat semen yang sama atau
lebih kecil dan tidak menunjukkan segregasi yang
berarti atau bliding berlebihan
*) slump boleh ditambah 2,5 cm untuk metode
pemadatan selain dengan penggetar
3. Kontraktor harus membuat, merawat dan
mengadakan uji silinder beton diameter 15
cm dan tinggi 30 cm pada laboratorium
beton yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas atas biaya sendiri dan berdasarkan
atas SNI 2847-2013,
4. Jumlah pengambilan contoh untuk uji kuat
tekan dari setiap mutu beton, tidak boleh
kurang dari tiga benda uji untuk setiap umur
uji dan harus diuji pada umur 7, 14 dan 28
hari,
5. Pengujian kekuatan masing-masing mutu
beton yang dicor setiap harinya haruslah dari
satu contoh uji per hari, dan tidak kurang
dari sekali sehari, atau tidak kurang dari
sekali untuk setiap 110 m3 beton atau sesuai
dengan SNI 2847-2013,
6. Jika digunakan pompa beton (concrete
pump), akan dilakukan pengambilan khusus
dilokasi pengecoran setelah beton melewati

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 9


SPESIFIKASI TEKNIS

ujung pipa pompa beton dengan jumlah


benda uji silinder beton minimal 3 buah,
serta benda uji tersebut harus dilakukan uji
kuat tekan beton pada umur 28 hari,
7. Setiap benda uji harus diberi tanggal
pembuatan dan dari bagian struktur yang
dilakukan pengecoran,
8. Prosedur pengambilan silinder beton sesuai
dengan SNI 2847-2013,
9. Setiap benda uji tidak boleh cacat,
10. Kontraktor membuat laporan lengkap
mengenai hasil test khusus yang disertai
evaluasi perhitungan nilai karakteristiknya
dan disampaikan pada Konsultan Pengawas,
11. Kalau terjadi kegagalan dalam uji beton ini,
Kontraktor harus melakukan percobaan –
percobaan non destruktif (hammer test
dengan korelasi uji UPV) dan jika pengawas
/MK menghendaki pengujian destruktif (inti
beton), maka penyedia harus melaksanakan,
apabila masih menunjukkan kegagalan
kontraktor harus memperbaiki dan
mengganti struktur tersebut atas biaya
kontraktor sendiri,
12. Bila dianggap perlu, maka kontraktor harus
melakukan uji tambahan atas biaya Rekanan.
10.5 Beton Konvensional
1. Kontraktor tidak diijinkan memakai beton
konvensional tanpa ijin dari Konsultan
Pengawas,
2. Semua beton konvensional harus
menggunakan agregat yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas,

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 10


SPESIFIKASI TEKNIS

3. Bila tidak ditentukan lain, semua persyaratan


yang berlaku untuk beton biasa juga berlaku
untuk beton konvensional,
4. Beton konvensional harus dibuat pada saat
akan digunakan, sehingga mutu beton tetap
terjaga,
5. Mengenai lamanya waktu yang
diperkenankan ini hendaknya sesua dengan
SNI beton,
6. Semua data – data dari beton ini harus
dicatat secara lengkap oleh Kontraktor atas
sepengetahuan Konsultan Pengawas data –
data tersebut harus selalu tersedia diproyek.
7. Kontraktor bertanggung jawab atas semua
hasil pengecoran dari beton.

10.6 Baja Tulangan


1. Semua baja tulangan beton yang
didatangkan harus baru, tidak bekas, bebas
karat dan disimpan/diletakkan di tempat
yang bersih, tidak basah dan terhindar dari
segala kondisi yang dapat menyebabkan
karat,
2. Toleransi ukuran baja tulangan beton dalam
berat:
- Diameter < 13 mm : - 5 %
- Diameter ≥ 13 mm : - 4 %
3. Toleransi ukuran baja tulangan beton dalam
diameter (Dihitung dari diameter terkecil) :
- Diameter < 13 mm : - 0.4 mm
- Diameter ≥ 13 mm : - 0.5 mm
4. Mutu baja tulangan beton yang didatangkan
harus benar, yang dinyatakan dengan

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 11


SPESIFIKASI TEKNIS

surat/sertifikat keterangan dari distributor


/pabrik pembuatnya. Untuk menjamin
kualitas baja tulangan sesuai dengan
perencanaan, maka harus dilakukan
pemeriksaan pada laboratorium yang
disetujui Direksi Pekerjaan. Pengambilan
contoh bahan pada semua jenis diameter
dan diambil secara random pada setiap
datangnya material di lokasi. Biaya test
dibebankan pada kontraktor,
5. Baja tulangan beton dibengkok/dibentuk
dengan teliti sesuai dengan bentuk dan
ukuran-ukuran yang tertera pada gambar
konstruksi. Baja tulangan beton tidak
boleh diluruskan atau dibengkokkan
kembali dengan cara yang merusak
bahannya. Semua batang harus
dibengkokan dalam keadaan dingin,
pemanasan dari besi beton hanya
diperkenankan bila seluruh cara
pengerjaan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan atau Perencana,
6. Besi beton harus dipasang dengan teliti
sesuai dengan gambar rencana. Untuk
menempatkan tulangan tepat ditempatnya
maka tulangan harus diikat kuat dengan
kawat beton (bendrat) dengan bantalan
balok beton cetak (beton decking) atau
kursi- kursi besi. Dalam segala hal untuk
besi beton yang horisontal harus digunakan
penunjang yang tepat, sehingga tidak akan
ada batang yang turun,
7. Jarak bersih terkecil antara batang yang

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 12


SPESIFIKASI TEKNIS

pararel apabilla tidak ditentukan dalam


gambar rencana, minimal harus 1,5 kali
ukuran terbesar dari agregat kasar dan harus
memberikan kesempatan masuknya alat
penggetar beton,
8. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus
sesuai dengan gambar dan perhitungan
Apabila dipakai dimensi tulangan yang
berbeda dengan gambar, maka yang
menentukan adalah luas tulangan, dalam
hal ini kontraktor diwajibkan meminta
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi
Pekerjaan.

10.7 Selimut Beton


Penempatan besi beton didalam cetakan tidak
boleh menyinggung dinding atau dasar cetakan,
serta harus mempunyai jarak tetap setiap bagian
konstruksi. Apabila tidak ditentukandi dalam
gambar, maka tebal selimut beton untuk satu
sisi pada masing – masing konstruksi adalah
sebagai berikut:
Lokasi/Tipe Struktur Selimt Beton
Beton yang 7.5 cm
berhubungan dengan
tanah tanpa acuan
Beton yang 5.0 cm
berhubungan dengan
tanah dengan acuan
Kolom:
- Tulangan utama 4.0 cm
- Sengkang 2.5 cm

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 13


SPESIFIKASI TEKNIS

Balok : 2.5 cm
- Tulangan utama 1.5 cm
- Sengkang
Pelat
- Tulangan utama 2.5 cm
- Tulangan pembagi 1.5 cm
Pada pengakhir 2.5 cm/
tulangan 2 x ∅ Tulangan
10.8 PEKERJAAN BEKISTING (CETAKAN)
1. Bahan
a. Bahan – bahan yang dapat dipakai untuk
bekisting adalah kayu, multiplek tego
film (tebal 12 – 16 mm), pasangan bata
dan panel logam. Sedangkan bahan –
bahan yang dapat digunakan untuk acuan
penyangga adalah kayu atau tiang / pipa
logam. Penggunaan bambu untuk acuan
tidak diijinkan. Sebelum memakai suatu
bahan sebagai bekesting atau acuan,
Kontraktor harus mengajukan ijin ke
Konsultan Pengawas terlebih dahulu,
b. Penggunaan bahan – bahan pembantu
pelepasan bekesting harus seijin dari
Konsultan Pengawas dan untuk itu
Kontraktor harus memberikan data –
data teknis dari produk tersebut ke
Konsultan Pengawas,
c. Penggunaan bahan – bahan pembantu
pelepasan bekesting harus seijin dari
Konsultan Pengawas dan untuk itu
Kontraktorharus memberikan data – data
teknis dari produk tersebut ke Konsultan
Pengawas,

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 14


SPESIFIKASI TEKNIS

d. Penggunaan bekesting lebih dari 1 kali


tidak diijinkan kecuali kondisi bekesting
masih sangat baik dan mampu
menghasilkan permukaan beton yang
sesuai dengan spesifikasi. Penggunaan
bekesting lebih dari 1 kali harus
mendapatkan ijin dari Konsultan
Pengawas Perkerjaan.
2. Pembuatan dan Pemasangan Bekesting
a. Sistem bekesting harus diajukan dan
disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan
Pengawas, khususnya yang menyangkut
jenis / dimensi – dimensi bekesting dan
jarak – jarak acuan penyangga, Khusus
bekesting “kolom lengkung” agar
ditambahkan rangka pengaku yang
jaraknya sudah diperhitungkan kuat
menahan curah beton dan mendapatkan
hasil sempurna,
b. Bekesting tidak boleh bocor dan cukup
kaku untuk mencegah perpindahan
tempat atau kelongsoran dari penyangga.
Permukaan bekesting harus halus dan
rata, tidak boleh ada lekukan, lubang –
lubang dan tidak boleh melendut.
Sambungan - sambungan pada bekesting
harus diusahakan lurus dan rata dalam
arah horisontal dan vertical,
c. Khusus untuk bekesting – bekesting
kolom pada tepi bawah kolom pada 2
sisi harus dibuatkan bukaan untuk
mengeluarkan kotoran – kotoran yang
terdapat pada dasar kolom dan bukaan

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 15


SPESIFIKASI TEKNIS

ini boleh ditutup setelah dasar kolom


diperiksa kebersihannya dan disetujui
oleh Konsultan Pengawas,
d. Hal yang sama juga harus dikerjakan
pada balok – balok yang tinggi atau
dinding – dinding beton,
e. Tiang – tiang penyangga vertikal harus
dibuat sebaik mungkin untuk
memberikan penunjang seperti yang
dibutuhkan tanpa adanya kerusakan atau
overstress atau perpindahan tempat
pada beberapa bagian konstruksi yang
dibebani,
f. Struktur tiang – tiang penyangga harus
ditempatkan pada posisi sedemikian rupa
sehingga konstruksi ini benar – benar
stabil, kuat dan kaku untuk menunjang
berat sendiri dan beban – beban yang
berada diatasnya selama pelaksanaan
beton,
g. Semua tiang – tiang penyangga tidak
boleh ditempatkan langsung diatas tanah,
tetapi harus berpijak diatas balok kayu
rata atau lantai kerja dengan kokoh.
Selain itu semua tanah dasar di
sekitar daerah penyangga harus
dipadatkan sampai cukup kuat untuk
menahan beban diatasnya,
h. Bila tidak dinyatakan lain, maka semua
bekesting balok dan pelat lantai harus
diberi anti lendut ke atas di tengah –
tengah bentang sebesar 0,2 % dari lebar
bentang Khusus untuk balok maka

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 16


SPESIFIKASI TEKNIS

besarnya anti lendut yang harus diambil


adalah 0,4 % dari bentang,
i. Tiang-tiang penyangga harus
direncanakan sedemikian rupa agar dapat
memberikan penunjang seperti yang
dibutuhkan tanpa adanya "overstress"
atau perpindahan tempat pada beberapa
bagian konstruksi yang dibebani.
Struktur dari tiang penyangga harus
cukup kuat dan kaku untuk menunjang
berat sendiri dan beban-beban yang ada
di atasnya selama pelaksanaan,
j. Sebelum penulangan, cetakan harus
diteliti untuk memastikan kebenaran
letaknya, kekuatannya dan tidak akan
terjadi penurunan dan pengembangan
pada saat beton dituang. Semua
bekesting yang akan dipergunakan harus
dalam keadaan bersih dan tidak tercemar
oleh bahan – bahan yang dapat
menurunkan mutu beton.
3. Pembongkaran Bekesting
a. Semua pekerjaan pembongkaran
bekesting baru dapat dimulai setelah ijin
tertulis dari Konsultan Pengawas
b. Bila pada saat pembuatan beton tidak
digunakan suatu bahan pencampur
(admixture/additive) khusus, maka
waktu minimum pembongkaran
bekesting harus didasarkan pada PBI –
1971 dan hasil uji tekan beton dengan
umur beton telah melampaui waktu
sebagai berikut:

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 17


SPESIFIKASI TEKNIS

− Bagian sisi balok 48 jam (setara dengan


35 % f‟c)
− Balok tanpa beban konstruksi 7 hari
(setara dengan 70 % f‟c)
− Balok dengan beban konstruksi 21 hari
(setara dengan 95 % f‟c)
− Pelat lantai/atap/tangga 21 hari (setara
dengan 95 % f‟c)
c. Dengan adanya pembongkaran bekesting
dan / atau acuan pada beton, struktur –
struktur bangunan tidak mengalami
perubahan bentuk, kerusakan ataupun
pembebanan yang melebihi beban
rencana.
d. Pertanggung jawaban atas keselamatan
semua pihak pada pembongkaran
bekesting atau acuan berada di pihak
Kontraktor.
10.7 PENGECORAN
1. Persiapan
a. Sebelum melaksanakan pengecoran,
Kontraktor harus membersihkan seluruh
area pengecoran memeriksa dan
memperbaiki lagi bekesting dan
pembesian yang masih kurang sempurna,
memeriksa dan mengkoordinasikan lagi
gambar struktur dengan desain gambar
lain berikut segala pipa, konduit atau
barang – barang lain yang akan tertanam
dalam beton dan mengajukan ijin tertulis
dari Konsultan Pengawas.
b. Sebelum pengecoran, semua alat – alat
pembuatan beton dan pengangkutan

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 18


SPESIFIKASI TEKNIS

beton harus dalam keadan baik dan


bersih.
c. Sebelum pengecoran beton, Kontraktor
membasahi cetakan
d. Sebelum pengecoran beton, Kontraktor
harus membersihkan / membuang air
yang tergenang pada bekesting atau area
pengecoran.
2. Pengangkutan beton
a. Metoda pengangkutan yang akan
digunakan Kontraktor haruslah metoda
pengangkutan yang sudah dievaluasi dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Kecepatan pengangkutan harus
sedemikian rupa dan cukup cepat
sehingga beton tidak kering
atau kehilangan workabilitas atau
plastisitas selama waktu yang digunakan
antara mencampur dan mencetak
(mengecor),
c. Sistem pengangkutan beton tidak boleh
sampai menimbulkan segregasi pada
adukan beton ataupun kehilangan semen
dan air,
d. Pengangkutan harus diorganisir
sedemikian rupa sehingga selama
pengecoran pada bagian tertentu, tak
terjadi keterlambatan pada bidang cor
dan sambungan dingin (cold joint),
e. Semua peralatan yang digunakan untuk
pengangkutan harus dibersihkan dan
dicuci bila pekerjaan terhenti lebih lama
dari 30 menit.

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 19


SPESIFIKASI TEKNIS

3. Pengecoran beton
a. Pengecoran beton harus berlangsung
terus – menerus tanpa berhenti sampai
mencapai siar – siar pelaksanaan yang
sudah direncanakan dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas,
b. Pemadatan beton untuk struktur yang
cukup tebal harus dilaksanakan lapis per
lapis dengan tebal tiap lapisan
maksimum 40 cm atau sesuai dengan
persetujuan Konsultan Pengawas,
c. Metode Penuangan dan Pemadatan beton
harus dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga tidak akan terjadi segregasi
pada beton,
d. Tinggi jatuh vertikal pada pengecoran
tidak boleh lebih dari 150 cm. Untuk
kolom – kolom atau bagian – bagian
yang tinggi, beton tidak boleh di cor dari
atas, tetapi pengecoran harus dilakukan
memulai sisi bekesting,
e. Saluran curam tidak boleh digunakan
untuk pengecoran beton, kecuali dengan
persetujuan Konsultan Pengawas. Bila
diijinkan, saluran curam harus dibuat
dari metal yang dapat mengalirkan
adukan beton tanpa terjadinya pemisahan
bahan dan harus dicor dengan sudut
tidak lebih datar dari perbandingan 1
(satu) tegak, 2 (dua) mendatar.
4. Pekerjaan pemadatan
a. Beton harus dipadatkan dengan vibrator
mekanis yang dikerjakan oleh orang –

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 20


SPESIFIKASI TEKNIS

orang yang berpengalaman dan terampil.


Pekerjaan beton yang telah selesai harus
merupakan suatu massa yang bebas dari
lubang – lubang, segregasi dan keropos,
b. Vibrator yang dipakai haruslah vibrator
yang mempunyai frekuensi tidak kurang
dari 6000 siklus per menit dan
mempunyai lengan sepanjang 6 meter
atau lebih,
c. Selama pemadatan beton, Kontraktor
harus menjaga agar tidak terjadi “over
vibration” yang akan mengakibatkan
segregasi. Selain itu Kontraktor juga
harus menjaga agar tulangan – tulangan
(terutama tulangan yang telah masuk
pada beton) tidak mengalami getaran
langsung dari vibrator,
d. Kontraktor harus menyediakan vibrator –
vibrator dengan kondisi yang baik dan
jumlah yang cukup,
e. Pemadatan ini harus dilakukan
sedemikian rupa hingga beton yang
dihasilkan merupakan massa yang utuh,
bebas dari lubang-lubang, segregasi atau
keropos,
f. Pada daerah penulangan yang rapat,
penggetaran dilakukan dengan alat
penggetar yang mempunyai frekuensi
tinggi untuk menjamin pengisian beton
dan pemadatan yang baik,
g. Alat penggetar tidak boleh disentuhkan
pada tulangan terutama pada tulangan
yang telah masuk pada beton yang telah

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 21


SPESIFIKASI TEKNIS

mulai mengeras.
f. Selama hujan pengecoran tidak boleh
dilakukan dan beton yang baru di cor
harus dilindungi dari air hujan. Selain itu
penghentian beton yang baru dicor harus
dilindungi terhadap pengikisan aliran air
hujan (terutama pada balok, kolom dan
dinding),
g. Sebelum pengecoran berikutnya
dikerjakan, seluruh beton yang kena
hujan / aliran air hujan harus diperiksa,
diperbaiki dan dibersihkan dulu terhadap
beton – beton yang tercampur / terkikis
air hujan. Pengecoran selanjutnya harus
mendapatkan ijin Konsultan Pengawas
terlebih dahulu.

5. Perawatan beton
a. Selama proses pengerasan beton,
konstruksi beton, cetakan dan
penulangan tidak boleh terganggu atau
menggalami pembebanan yang dapat
merusak struktur beton muda ini. Oleh
kerena itu Kontraktor dilarang
menggunakan struktur beton yang masih
muda umurnya untuk tempat
penimbunan material atau lalu lintas
kerja (minimal 14 hari umurnya),
b. Beton harus dilindungi dari hujan lebat,
aliran air hujan dan dari kerusakan yang
disebabkan oleh alat – alat. Dua (2) jam
setelah pengecoran beton, semua beton
harus selalu dalam keadaan basah, paling

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 22


SPESIFIKASI TEKNIS

sedikit 10 hari dengan cara dibasahi


dengan air terus menerus, direndam air
atau dengan sistem disiram air dari pipa
yang berhubungan atau sistem lain yang
dapat membuat kondisi beton basah,
untuk kolom beton dapat digunakan
karung basah yang dililitkan.
c. Bekesting kayu tetap dibiarkan tinggal
agar beton itu tetap basah selama
perawatan untuk mencegah retak pada
sambungan dan pengeringan beton yang
terlalu cepat,
d. Air yang dipergunakan untuk perawatan
harus air dan sama sekali bebas dari
unsur–unsur kimia yang mungkin
menyebabkan perubahan warna beton.
12 PEKERJAAN 12.1 Semua pasangan batu bata dinding dibuat
PASANGAN dengan campuran 1 pc : 5 ps.
12.2 Dinding harus tegak lurus, rata dan tidak boleh
ada retak-retak dengan maksimum pecah dari
batu bata 20%. batu bata harus berukuran sama
menurut ukuran normal dan sebelum dipasang
direndam air dahulu.
12.3 Batu bata yang digunakan harus berkualitas baik
dengan ukuran sama, tidak pecah-pecah dan
lain-lain menurut pemeriksaan Direksi. batu bata
bekas pernah digunakan tidak diperkenanknan
untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
13. PEKERJAAN 13.1 Pekerjaan Pasang Cobblestone meliputi semua
LANTAI PARKIR pekerjaan pasang Cobblestone pada lantai
parkir sesuai dengan yang tertera dalam bidang
Gambar kerja atau sesuai petunjuk Direksi
Pekerjaan.

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 23


SPESIFIKASI TEKNIS

13.2 Toleransi Dimensi


Kemiringan bidang untuk keperluan drainase
dibuat rata-rata 1 % ke arah pembuangan.
Alur naad sesuai gambar kerja yang telah
disepakati.
13.3 PELAKSANAAN
Pemasangan Cobblestone menggunakan
campuran beton setebal 10 cm yang sebelumnya
dilakukan pengurugan tanah dan pemadatan
untuk Area parkir.
Setiap lapis harus dilakukan pemadatan dengan
alat pemadat mekanis yang disetujui Direksi,
sehingga kepadatan paling sedikit 100 % dari
kepadatan kering maksimum modifikasi seperti
yang ditentukan oleh SNI 03 -1743 – 1989.
Semua bidang pasang harus bersih dari kotoran-
kotoran dan telah dihampar pasir padat setebal
minimal 5 cm / sesuai gambar rencana.
Semua bidang pasang telah direncanakan sistem
drainasenya dengan derajat kemiringan
ketempat pembuangan sebesar 1 %.
14. PEKERJAAN 14.1 Kawat bronjong Galvanis adalah kotak yang
PENAHAN OMBAK terbuat dari anyaman kawat baja berlapis seng
yang pada penggunaannya diisi batu-batu untuk
pencegah erosi yang dipasang pada tebing
tebing, tepi-tepi sungai, yang proses
penganyamannya menggunakan mesin.
Acuannya adalah SNI 03-0090-1987 tentang
Mutu dan Cara Uji Bronjong Galvanis dan
Kawat Bronjong Galvanis, dan syarat bahan
baku mengacu pada SNI 03-6154-1999 tentang
Kawat Bronjong. Pekerjaan ini harus mencakup
penyediaan baik batu yang diisikan ke dalam

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 24


SPESIFIKASI TEKNIS

kawat bronjong Galvanis maupun pasangan batu


kosong pada landasan yang disetujui sesuai
dengan detil yang ditunjukkan dalam pada
Gambar dan memenuhi Spesifikasi ini.
Sifat tampak bronjong kawat harus kokoh,
bentuk anyaman heksagonal dengan lilitan
ganda dan berjarak maksimum 40 mm serta
harus simetri. Lilitan harus erat, tidak terjadi
kerenggangan hubungan antara kawat sisi dan
kawat anyaman dililit minimum 3 kali sehingga
kawat mampu menahan beban dari segala
jurusan.
Ukuran anyaman bronjong Galvanis yang
digunakan adalah 400 x 100 x 100 cm, Mesh
8x10 diameter kawat anyaman 2,70 mm atau
3,00 mm, kawat sisi 3.40 mm atau 4.00 mm dan
diameter kawat pengikat 2.0 mm. Toleransi
ukutan kotak (lebar, tinggi dan panjang) sebesar
5%.
14.2 Bahan
1. Kawat Bronjong Galvanis
a. Haruslah baja berlapis seng yang
memenuhi SNI 03-0090-1999. Lapisan
galvanisasi minimum haruslah 0,26
kg/m2,
b. Karakteristik kawat bronjong Galvanis
adalah:
Tulangan tepi, diameter: 3,4 atau 4 mm,
Jaringan, diameter : 2,7 atau 3 mm,
Pengikat, diameter : 2 mm,
Kuat Tarik : 4200 kg/cm2
Perpanjangan diameter : 10% (minimum)
c. Anyaman: Anyaman haruslah merata

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 25


SPESIFIKASI TEKNIS

berbentuk segi enam yang teranyam


dengan tiga lilitan dengan lubang kira-
kira 80 mm x 60 mm yang dibuat
sedemikian rupa hingga tidak lepas-lepas
dan dirancang untuk diperoleh
kelenturan dan kekuatan yang
diperlukan. Keliling tepi dari anyaman
kawat harus diikat pada kerangka
bronjong Galvanis sehingga sambungan-
sambungan yang diikatkan pada
kerangka harus sama kuatnya seperti
pada badan anyaman,
d. Keranjang haruslah merupakan unit
tunggal dan disediakan dengan dimensi
yang disyaratkan dalam Gambar atau
sesuai petunjuk Direksi dan dibuat
sedemikian sehingga dapat dikirim ke
lapangan sebelum diisi dengan batu.
2. Batu
Pengadaan batu kali dan atau batu Gunung
melibatkan penduduk setempat, dengan
ukuran φ≥15 cm – ≤100 cm. Usahakan agar
volumenya 1½ x volume rencana bending
bronjong Galvanis. Batu untuk pasangan
bronjong Galvanis harus terdiri dari batu
yang keras dan awet dengan sifat sebagai
berikut:
a. Keausan agregat dengan mesin Los
Angeles harus kurang dari 35 %,
b. Berat isi kering oven lebih besar dari 2,3,
c. Peyerapan Air tidak lebih besar dari 4 %,
d. Kekekalan bentuk agregat terhadap
natrium sulfat atau magnesium sulfat

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 26


SPESIFIKASI TEKNIS

dalam pengujian 5 siklus (daur)


kehilangannya harus kurang dari 10 %.
3. Landasan
Landasan haruslah dari bahan drainase
porous (dalam hal ini digunakan geotekstil
non woven dan geotekstil woven) seperti
yang disyaratkan dengan gradasi yang
dipilih sedemikian hingga tanah pondasi
tidak dapat hanyut melewati bahan landasan
dan juga bahan landasan tidak hanyut
melewati bronjong Galvanis. Penambahan
bahan sesek digunakan sebagai saringan
untuk mencegah hilangnya bahan dasar
halus dan adanya trucuk bambu sepanjang
3m berfungsi sebagai pondasi,
4. Material Timbunan
Material tanah timbunan yang digunakan
pada pemasangan bronjong Galvanis harus
memenuhi Spesifikasi yang telah ditetapkan
dalam desain. Idealnya tanah timbunan yang
digunakan adalah SIRTU atau dapat juga
menggunakan timbunan pilihan.
14.3 Landasan harus dipasang sesuai dengan
Spesifikasi ini. Seluruh permukaan yang
disiapkan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan
sebelum penempatan pasangan batu kosong atau
bronjong Galvanis. Pemborong harus membuat
bronjong Galvanis dan matras serta memasang
ditempatnya termasuk penyiapan permukaan
tanahnya, seperti diuraikan di bawah. Batu
bronjong harus seperti yang ditentukan dengan
ukuran tidak kurang dari 100 mm dan tidak
lebih dari 250 mm. Batu yang dipakai berbentuk

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 27


SPESIFIKASI TEKNIS

bulat. Pabrik harus mengikuti Pasal 79 Standard


Nasional Indonesia, PUBI.
Bronjong Galvanis dan matras harus mempunyai
diafragma di sebelah dalam dibuat dari anyaman
dari pabrik yang sama. Batas pemisah itu
ditempatkan sedemikian sehingga berjarak tidak
lebih dari 1,0 m dan membentuk matras
berukuran 4,00 m x 1,00 m. Hubungan antar
bronjong atau matras harus diikat erat dengan
kawat menjadi satu kesatuan. Semua bronjong
Galvanis harus ditempatkan pada geotextile.
1. Pemasangan Sekat Semi Kedap Air
Sekat semi kedap air dari bahan sintetis
dipasang bersamaan dengan pemasangan
bronjong kawat. Sekat semi kedap air
dilipatkan masuk di bawah pasangan
bronjong kawat ± 0,25 m, untuk menjaga
kerapatan antara bronjong kawat dan lantai
bawah. Selanjutnya, sekat semi kedap air
ditekuk selebar 1,00 m. Pemasangan
bronjong kawat pada lapisan kedua
dilakukan dengan mengikuti pola yang telah
direncanakan. Penyusunan bendung pada
lapisan ketiga juga mengikuti pola tertentu
dengan meletakkan sekat semi kedap air
sejajar dan tegak lurus dengan bawah. Posisi
sekat semi kedap air berada ditengah-tengah
lebar bendung dan kelebihan lapisan ditekuk
ke dalam dan diusahakan sesuai dengan
bendung.
Penempatan Bronjong Galvanis Keranjang
bronjong Galvanis harus dibentangkan
dengan kuat untuk memperoleh bentuk serta

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 28


SPESIFIKASI TEKNIS

posisi yang benar dengan menggunakan


batang penarik atau ulir penarik kecil
sebelum pengisian batu ke dalam kawat
bronjong. Sambungan antara keranjang
haruslah sekuat seperti anyaman itu sendiri.
Setiap segi enam harus menerima paling
sedikit dua lilitan kawat pengikat dan
kerangka bronjong Galvanis antara segi
enam tepi paling sedikit satu lilitan. Paling
sedikit 15 cm kawat pengikat harus
ditinggalkan sesudah pengikatan terakhir
dan dibengkokkan ke dalam keranjang.
a. Batu harus dimasukkan satu demi satu
sehingga diperoleh kepadatan maksimum
dan rongga seminimal mungkin.
Bilamana tiap bronjong telah diisi
setengah dari tingginya, dua kawat
pengaku horinzontal dari muka ke
belakang harus dipasang. Keranjang
selanjutnya diisi sedikit berlebihan agar
terjadi penurunan (settlement). Sisi luar
batu yang berhadapan dengan kawat
harus mempunyai permukaan yang rata
dan bertumpu pada anyaman,
b. Setelah pengisian, tepi dari tutup harus
dibentangkan dengan batang penarik
atau ulir penarik pada permukaan
atasnya dan diikat,
c. Bilamana keranjang dipasang satu di atas
yang lainnya, sambungan vertikal harus
dibuat berselang seling.
14.4 Pemeliharaan
1. Rutin

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 29


SPESIFIKASI TEKNIS

a. Bersihkan sampah yang menyangkut.


b. Melakukan pengencangan ikatan antara
bronjong Galvanis yang kendor satu
dengan yang lain.
c. Melakukan pembersihan bendung dari
hal-hal yang dapat mengganggu
pengaliran.
2. Berkala
a. Melakukan pengecekan terhadap
bronjong Galvanis yang letaknya
bergeser, selanjutnya tempatkan
bronjong ke posisi semula.
b. Melakukan pengecekan awal musim
kemarau terhadap sekat semikedap air,
apakah ada bocoran atau tidak.
c. Melakukan penggantian sekat semikedap
air bila terjadi kebocoran yang melebihi
ketentuan (k > 1 x 10-4 cm/s).
15. PEKERJAAN 15.1 Pengadaan U-Ditch 60.60.120 tebal 8 cm
SANITASI dengan beban gandar 5 Ton + Cover 66.60 tebal
12 cm dengan beban gandar 5 ton atau setara
dengan mutu K-350. U-Ditch menggunakan
beban gandar 5 ton sesuai Fabriksi Kontraktor
harus memesan untuk pembuatan U-Ditch
Precast tersebut pada sebuah pabrik, yang telah
disetujui oleh pihak Direksi Mutu, Dimensi serta
Detail U-Ditch Precast yang dipesan harus
sesuai dengan gambar perencanaan yang sudah
disetujui oleh Direksi Syarat diterimanya beton
precast, pihak penyedia diwajibkan mengundang
pihak pengguna untuk melakukan inspeksi /
tinjauan ke produsen melihat tahapan dan
pemakaian bahan pabrikasi Bila mutu pabrikasi

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 30


SPESIFIKASI TEKNIS

dibawah / tidak sesuai dengan spesifikasi teknis,


maka pihak pengguna berhak menolak produk
beton precast Kontraktor diharuskan dapat
memberikan Jaminan Spesikasi Pemesanan U-
Ditch Precast ( yang berisi Job Mix Formula )
serta Surat Dukungan dari Pabrik ( dengan
melampirkan analisa harga satuan pabrikasi)
yang dikeluarkan oleh Pabrik, kepada Direksi
dan Pengawas. Sebelum dipasang pada galian
Konstruksi yang sudah disiapkan, Kontraktor
harus memastikan bahwa galian Konstruksi
tersebut telah diisi dengan Beton B0 di bawah
K-350. Biaya transportasi U-Ditch Precast yang
sudah dipesan, sepenuhnya ditanggung oleh
Kontraktor.
16. PEKERJAAN 16.1 Lingkup Pekerjaan
PAVING Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan,
pengangkutan dan pelaksanaan yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan jalan untuk
paving block. Ada beberapa hal yang terkait
dalam pekerjaan ini yaitu:
a. Pembersihan lahan
b. Persiapan tanah untuk timbunan
c. Pekerjaan pemadatan
d. Pembuatan lapis pasir
e. Pemasangan paving block
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pemborong
harus mengukur kembali semua titik elevasi dan
koordinat-koordinat. Dan apabila terjadi
perbedaan-perbedaan di lapangan, Kontraktor
wajib membuat gambar-gambar penyesuaian
dan harus mendapat persetujuan Pengawas.

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 31


SPESIFIKASI TEKNIS

16.2 Bahan
Bahan Lapis Pasir untuk Paving Block
a. Sumber Bahan
Kontraktor harus mencari lokasi sumber
bahan untuk lapis ini biaya dari pencarian
dan pekerjaan muat, angkut bongkar ke
lokasi pekerjaan harus sudah diperhitungkan
dalam penawaran Kontraktor. Kontrak harus
melaporkan lokasi tersebut kepada Konsultan
Pengawas secepatnya secara tertulis disertai
keterangan tentang kualitas bahan, perkiraan
kuantitas bahan dan rencana operasi
pengangkutan bahan ke lokasi proyek. Bahan
tersebut harus memenuhi persyaratan dalam
spesifikasi.
b. Bahan Pasir tersebut harus memenuhi
persyaratan gradasi limit seperti di bawah ini:
Ukuran Tapis Prosentase (%) Lolos
9,25 mm 100
4,75 mm 95-100
2,36 mm 80-100
1,18 mm 50-95
600 mm 25-60
300 mm 10-30
150 mm 5-13
75 mm 0-10

c. Bahan Pasir dapat berbentuk runcing lebih


baik karena memberikan hasil yang stabil,
tetapi juga memerlukan pengontrolan kadar
air yang lebih ketat pada saat pemadatan.
Butir pasir yang berbentuk runcing lebih baik
karena membersihkan hasil yang stabil, tetapi

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 32


SPESIFIKASI TEKNIS

juga memerlukan pengontrolan kadar air


lebih ketat pada saat pemedatan. Untuk
menghindarkan karakteristik pemadatan
yang berbeda-beda harus diusahakan agar
sumber dari pasir tersebut adalah satu.
d. Bahan Paving Blok
Paving Block dengan tebal 6 mm, warna,
untuk area parkir. Dengan type sesuai dengan
gambar arsitektur dan memiliki mutu K-300.
16.3 Pelaksanaan
1. Pekerjaan Timbunan Tanah
Bahan timbunan harus baik untuk pekerjaan
lapisan jalan, jika dipadatkan harus dapat
mencapai hasil nilai CBR 90 %. Jika
digunakan bahan timbunan yang tidak atau
kurang baik dan tidak tercapai nilai CBR
minimal tersebut, ini harus dibongkar dan
diganti dengan bahan yang baik tanpa adanya
tambahan pembiayaan untuk itu. Kontraktor
harus melaporkan kepada Konsultan
Pengawas tentang tahapan-tahapan persiapan
untuk pekerjaan subgrade dan Kontraktor
harus mengulangi pekerjaan pemadatan, jika
dianggap perlu, untuk tercapainya derajat
kepadatan yang diinginkan atau disyaratkan.
Sebelum dipadatkan, dalamnya suatu lapisan
yang akan dipadatkan tidak boleh lebih dari
20 cm. Setiap lapisan lepas harus dipadatkan
dengan stamper yang ukurannya telah
ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
Pemadatan harus dimulai dari tepi timbunan
dengan arah longitudinal, kemudian
menggeser kearah sebelah dalam (ketengah

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 33


SPESIFIKASI TEKNIS

jalan). Lapisan terakhir harus diselesaikan


dalam keadaan rata atau halus sampai pada
suatu lapisan dengan kerataan yang
diinginkan. Lereng-lereng urugan harus
dibuat serapih mungkin dan tidak longsor.
Adapun hal yang harus diperhatikan adalah:
a. Pemerliharaan terhadap bagian pekerjaan
yang telah selesai. Bagian lapisan
timbunan yang telah selesai harus dijaga
terhadap kemungkinan retak-retak akibat
pengeringan yang cepat atau akibat
“traffic” kendaraan proyek atau hal-hal
lain yang menyebabkan lapisan tersebut
rusak dan terganggu strukturnya
b. Test atau pengujian
Test akan dilakukan baik di laboratorium
maupun di lapangan, untuk mengetahui
kepadatan maksimum, derajat kepadatan
lapangan, nilai CBR lapangan dan lain-
lain yang dianggap perlu pada lapisan ini.
Pembiayaan test-test ini menjadi
tanggungan Kontraktor.
2. Pekerjaan Lapis Pasir untuk Paving Block
a. Penyimpanan
Bedding sand harus disimpan sedemikian
rupa sehingga tidak tercampur dengan
tanah/kotoran disekitarnya. Tempat
penimbunan harus mempunyai drainase
yang baik dan harus terlindung dari hujan
sehingga air tetap merata.
b. Penghsmpsrsn Pasir
Pasir harus dihamparkan dengan rata
diatas lapisan dasar (base course) sampai

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 34


SPESIFIKASI TEKNIS

ketebalan 4 cm padat dengan


memperhatikan kadar air ketebalan 4 cm
padat dengan memperhatikan kadar air
dan karakteristik gradasinya. Permukaan
yang dihasilkan harus rata. Bila concrete
block telah selesai dipasang dan terlihat
permukaan yang tidak rata maka paving
block tersebut harus diangkat kembali
pasir diratakan lagi sampai diperoleh
hasil yang rata. Bedding sand ini harus
mempunyai kepadatan dan ketebalan
yang sama sehingga pemampatan akibat
pemadatan merata. Lapisan yang lepas/
belum dipadatkan biasanya mempunyai
ketebalan 5 sampai 15 mm lebih tebal
dari ketebalan padat yang disyaratkan.
Selama penghamparan kadar air harus
uniform dan pasir yang belum dipadatkan
tersebut harus dilindungi terhadap segala
bentuk pemadatan dan lalu lintas, sampai
paving block selesai dipasang dan
bersama-sama. Bila ada bagian lapisan
pasir yang tidak sengaja terkompaksi
sebelum paving digaruk dan diratakan.
Waktu penghamparan harus
diperhitungkan dengan baik sehingga
tidak terdapat lapisan pasir lepas yang
tidak sempat ditutup dengan paving block
pada hari yang sama.
3. Pekerjaan Lapis Permukaan untuk Paving
Block
a. Paving Block harus diletakkan
berhimpitan satu dengan lainnya dengan

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 35


SPESIFIKASI TEKNIS

pola sesuai dengan gambar lansekap di


atas bedding sand yang belum dipadatkan
tapi sudah selesai diratakan. Lebar celah
antar block tidak boleh lebih dari 4 mm,
celah ini harus merupakan garis lurus dan
saling tegak lurus, untuk itu diperlukan
pemasangan snar pada 2 arah yang saling
tegak lurus untuk mengontrol letak dan
ikatan antar block.
b. Cara meletakkan block dan pengisian
celah antara:
Dalam memasang block harus
diusahakan agar untuk pengisian celah
antara block dengan elemen-elemen lain
seperti pinggiran saluran, bingkai jalan,
bak kontrol dan lain-lain, dipergunakan
block dengan ukuran idak dari 25 % dari
ukuran utuh. Ruang antara yang masih
tersisa harus diisi setelah pemadatan awal
dari paving block. Untuk celah lebih
besar dari 25 mm tetapi kurang dari 50
mm, dipergunakan aggregate halus
dengan ukuran 10 mm dan mortar kering
untuk celah yang lebih kecil. Untuk
bagian-bagian jalan yang menanjak,
menurun, pemasangan block harus
dilakukan dari bagian terendah kebagian
yang lebih tinggi. Pola pemasangan dan
warna agar dibuat sesuai gambar,
Kontraktor wajib membuat gambar kerja
untuk pola di daerah-daerah khusus.
c. Pemadatan Awal
Alat kompaksi untuk keperluan ini harus

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 36


SPESIFIKASI TEKNIS

merupakan "mechanical flat plate


vibrator", dengan karekteristik sebagai
berikut:
- Plat dasar mempunyai luas: 0,25 - 0,50
m2.
- Gaya pemadatan yang dapat diberikan
sebesar 1,5 ton sampai 2,0 ton.
- Frekuensi getaran : 75 - 100 Hz.

Paving Block harus terletak dengan


mantap diatas bedding sand. Pemadatan
harus dilakukan segera setelah
pemasangan paving block dengan
minimal 2 passes. Jarak antara bagian
yang dipadatkan sampai bagian dimana
sedang dilakukan pemasangan block
tidak boleh kurang dari 1,50 m. Adalah
sangat penting untuk memadatkan
bedding sand segera setelah
pemasangan block sehingga dapat
dihindari berpindahnya pasir yang masih
dalam keadaan lepas karena bergeraknya
block yang tidak diletakkan dengan baik
atau adanya air yang mengalir ketempat
tersebut. Pemadatan harus diulangi pada
daerah selebar 1,00 m diukur dari akhir
pemasangan/pemadatan yang dilakukan
pada hari sebelumnya melanjutkan
dengan pekerjaan selanjutnya. Semua
block yang rusak selama pemadatan dan
selama masa pemeliharaan harus segera
diganti dengan yangbaru tanpa adanya
biaya tambahan. Pejalan kaki boleh

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 37


SPESIFIKASI TEKNIS

menggunakan jalan concrete block ini


setelah pemadatan awal sebelum
penghamparan pasir pengisi, tetapi
sebiknya setelah sambungan atau celah
antar block terisi pasir dan dipadatkan.
d. Pasir pengisi (Join Filling)
Pasir yang dipergunakan untuk mengisi
celah antar block harus mempunyai
gradasi sedemikian rupa sehingga 90 %
dari berat lolos dari tapis 1,18 mm (BS-
410).
Pasir ini harus cukup kering sehingga
dapat mengisi celah-celah dengan baik.
Bahan ini bebas dari garam dan zat-zat
lain yang dapat merusak material paving
block.
Segera setelah pemadatan awal dan
pengisian akhiran-akhiran, pasir pengisi
harus segera dihamparkan dan diratakan
dengan sapu sepanjang permukaan jalan
atau trotoar dan dimasukkan ke dalam
celah-celah antara dengan bantuan
kompaktor. Celah harus benar-benar
terisi oleh pasir kasar.
Kompaktor ari jenis lain boleh
dipergunakan setelah mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Sebagai langkah pemadatan terakhir,
permukaan jalan/trotoar harus dipadatkan
dengan mechanical flat plate vibrator,
sehingga diperoleh permukaan yang
padat dan rata dengan kemiringan
terhadap kedua arah tepi jalan sebesar 2

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 38


SPESIFIKASI TEKNIS

%.
e. Lubang/alur pada grass block harus diisi
dengan tanah subur hingga ke dasar block
guna penanaman rumput.
f. Toleransi
Toleransi ukuran bahan:
Bahan harus mempunyai panjang dan
lebar yang seragam dengan toleransi
maximum tidak lebih dari 3mm terhadap
tebal nominalnya.
Toleransi kerataan permukaan jalan:
Toleransi kerataan permukaan akhir level
block harus 10 mm dari permukaan yang
tercantum dalam gambar, sehubungan
dengan peil permukaan saluran air dll.
Deviasi diukur dengan jidar lurus
sepanjang 3 meter atau tempalte tidak
boleh melebihi 8 mm dan perbedaan level
dari satu block terhadap block
disebelahnya tidak boleh melebihi 2 mm.

DAFTAR SPESIFIKASI BAHAN


NO NAMA KOMPONEN ALAT DAN MATERIAL MERK
1 Semen PC Semen Gresik/Tiga Roda
2 Semen warna Semen Gresik/Tiga Roda
3 Besi beton polos HIJ/Krakatau Steel
4 Paving 12,5 x 12,5 tebal 6 cm warna Mutu K-300
5 U-Ditch 60.60.120 Tebal 8 Mutu K-350
6 Cover U-Ditch CU 66.60 tebal 12 Mutu K-350

PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA 39

Anda mungkin juga menyukai