TEKNIS
KEGIATAN
PEMBANGUNAN KAWASAN DERMAGA WISATA
PEKERJAAN
TALUD (TIDAK SEDERHANA)
LOKASI
KABUPATEN BANYUWANGI
TAHUN ANGGARAN
2021
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS
A. UMUM
1. LINGKUP 1.1 Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah
PEKERJAAN Pembangunan Kawasan Dermaga Wisata
(Talud)
1.2 Untuk pelaksanaan tersebut hendaknya:
1. Tenaga kerja, tenaga ahli yang memadai
sepada jenis dan lingkup pekerjaan.
2. Bahan, alat kerja dan segala keperluan yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembuatan
pembangunan.
1.3 Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai ketentuan
yang tertera dalam uraian kerja dan syarat-syarat,
gambar bestek dan detail, gambar konstruksi serta
keputusan Direksi.
1.4 Konstruksi pembuatan bangunan bersifat
permanen, struktur bangunan terdiri dari:
1. Pondasi : Batu belah 1pc : 4ps
2. Struktur: Balok B1 20/30 dan Plat Lantai
3. Dinding Penahan Tanah (Bronjong) : Batu
Belah ≥15 cm - ≤100 cm
4. Lantai : Beton Ekspose Finish Beton Ekspose
2. SITUASI Bangunan Fisik bangunan seperti pada Pasal 1.1 Lokasi
Kabupaten Banyuwangi.
3. KETENTUAN 3.1 Air yang digunakan untuk adukan dan pekerjaan
UMUM beton haruslah air yang bersih, bebas dari bahan
yang merusak atau campuran yang
mempengaruhi daya lekat semen. Apabila mutu
air yang digunakan diragukan, maka direksi dapat
meminta pemeriksaan laboratorium atas beban
biaya Kontraktor.
3.2 Pasir yang dipakai harus bersih dan bebas dari
Balok : 2.5 cm
- Tulangan utama 1.5 cm
- Sengkang
Pelat
- Tulangan utama 2.5 cm
- Tulangan pembagi 1.5 cm
Pada pengakhir 2.5 cm/
tulangan 2 x ∅ Tulangan
10.8 PEKERJAAN BEKISTING (CETAKAN)
1. Bahan
a. Bahan – bahan yang dapat dipakai untuk
bekisting adalah kayu, multiplek tego
film (tebal 12 – 16 mm), pasangan bata
dan panel logam. Sedangkan bahan –
bahan yang dapat digunakan untuk acuan
penyangga adalah kayu atau tiang / pipa
logam. Penggunaan bambu untuk acuan
tidak diijinkan. Sebelum memakai suatu
bahan sebagai bekesting atau acuan,
Kontraktor harus mengajukan ijin ke
Konsultan Pengawas terlebih dahulu,
b. Penggunaan bahan – bahan pembantu
pelepasan bekesting harus seijin dari
Konsultan Pengawas dan untuk itu
Kontraktor harus memberikan data –
data teknis dari produk tersebut ke
Konsultan Pengawas,
c. Penggunaan bahan – bahan pembantu
pelepasan bekesting harus seijin dari
Konsultan Pengawas dan untuk itu
Kontraktorharus memberikan data – data
teknis dari produk tersebut ke Konsultan
Pengawas,
3. Pengecoran beton
a. Pengecoran beton harus berlangsung
terus – menerus tanpa berhenti sampai
mencapai siar – siar pelaksanaan yang
sudah direncanakan dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas,
b. Pemadatan beton untuk struktur yang
cukup tebal harus dilaksanakan lapis per
lapis dengan tebal tiap lapisan
maksimum 40 cm atau sesuai dengan
persetujuan Konsultan Pengawas,
c. Metode Penuangan dan Pemadatan beton
harus dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga tidak akan terjadi segregasi
pada beton,
d. Tinggi jatuh vertikal pada pengecoran
tidak boleh lebih dari 150 cm. Untuk
kolom – kolom atau bagian – bagian
yang tinggi, beton tidak boleh di cor dari
atas, tetapi pengecoran harus dilakukan
memulai sisi bekesting,
e. Saluran curam tidak boleh digunakan
untuk pengecoran beton, kecuali dengan
persetujuan Konsultan Pengawas. Bila
diijinkan, saluran curam harus dibuat
dari metal yang dapat mengalirkan
adukan beton tanpa terjadinya pemisahan
bahan dan harus dicor dengan sudut
tidak lebih datar dari perbandingan 1
(satu) tegak, 2 (dua) mendatar.
4. Pekerjaan pemadatan
a. Beton harus dipadatkan dengan vibrator
mekanis yang dikerjakan oleh orang –
mulai mengeras.
f. Selama hujan pengecoran tidak boleh
dilakukan dan beton yang baru di cor
harus dilindungi dari air hujan. Selain itu
penghentian beton yang baru dicor harus
dilindungi terhadap pengikisan aliran air
hujan (terutama pada balok, kolom dan
dinding),
g. Sebelum pengecoran berikutnya
dikerjakan, seluruh beton yang kena
hujan / aliran air hujan harus diperiksa,
diperbaiki dan dibersihkan dulu terhadap
beton – beton yang tercampur / terkikis
air hujan. Pengecoran selanjutnya harus
mendapatkan ijin Konsultan Pengawas
terlebih dahulu.
5. Perawatan beton
a. Selama proses pengerasan beton,
konstruksi beton, cetakan dan
penulangan tidak boleh terganggu atau
menggalami pembebanan yang dapat
merusak struktur beton muda ini. Oleh
kerena itu Kontraktor dilarang
menggunakan struktur beton yang masih
muda umurnya untuk tempat
penimbunan material atau lalu lintas
kerja (minimal 14 hari umurnya),
b. Beton harus dilindungi dari hujan lebat,
aliran air hujan dan dari kerusakan yang
disebabkan oleh alat – alat. Dua (2) jam
setelah pengecoran beton, semua beton
harus selalu dalam keadaan basah, paling
16.2 Bahan
Bahan Lapis Pasir untuk Paving Block
a. Sumber Bahan
Kontraktor harus mencari lokasi sumber
bahan untuk lapis ini biaya dari pencarian
dan pekerjaan muat, angkut bongkar ke
lokasi pekerjaan harus sudah diperhitungkan
dalam penawaran Kontraktor. Kontrak harus
melaporkan lokasi tersebut kepada Konsultan
Pengawas secepatnya secara tertulis disertai
keterangan tentang kualitas bahan, perkiraan
kuantitas bahan dan rencana operasi
pengangkutan bahan ke lokasi proyek. Bahan
tersebut harus memenuhi persyaratan dalam
spesifikasi.
b. Bahan Pasir tersebut harus memenuhi
persyaratan gradasi limit seperti di bawah ini:
Ukuran Tapis Prosentase (%) Lolos
9,25 mm 100
4,75 mm 95-100
2,36 mm 80-100
1,18 mm 50-95
600 mm 25-60
300 mm 10-30
150 mm 5-13
75 mm 0-10
%.
e. Lubang/alur pada grass block harus diisi
dengan tanah subur hingga ke dasar block
guna penanaman rumput.
f. Toleransi
Toleransi ukuran bahan:
Bahan harus mempunyai panjang dan
lebar yang seragam dengan toleransi
maximum tidak lebih dari 3mm terhadap
tebal nominalnya.
Toleransi kerataan permukaan jalan:
Toleransi kerataan permukaan akhir level
block harus 10 mm dari permukaan yang
tercantum dalam gambar, sehubungan
dengan peil permukaan saluran air dll.
Deviasi diukur dengan jidar lurus
sepanjang 3 meter atau tempalte tidak
boleh melebihi 8 mm dan perbedaan level
dari satu block terhadap block
disebelahnya tidak boleh melebihi 2 mm.