Anda di halaman 1dari 25

KERANGKA ACUAN KERJA

PW 02 : PENGAWASAN TEKNIS JALAN DAN JEMBATAN


PEMALANG - PEKALONGAN - KENDAL - SEMARANG
DAN LOSARI - TEGAL - PEMALANG - PLELEN

TAHUN ANGGARAN 2022

Uraian Pendahuluan

1. Latar 1.1. Umum


Belakang Direktorat Jenderal Bina Marga, Balai Besar Pelaksanaan Jalan
Nasional Jawa Tengah – DI Yogyakarta Cq Satuan Kerja
Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Jawa Tengah,
bermaksud untuk melaksanakan Pengawasan Teknis PW 02 :
Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan Pemalang - Pekalongan -
Kendal - Semarang dan Losari - Tegal - Pemalang - Plelen seperti
tercantum dalam lampiran KAK, yang akan dilaksanakan oleh
Penyedia pekerjaan konstruksi.
Untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai dengan
rencana mutu, biaya, waktu dan pemenuhan kinerja jalan yang telah
ditetapkan di dalam kontrak jasa konstruksi, maka diperlukan adanya
Tim Konsultan yang bertugas sebagai pengawas pekerjaan konstruksi
yang berperan membantu Pejabat Pembuat Komitmen Pekerjaan
Konstruksi pada Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I
Provinsi Jawa Tengah, di dalam melaksanakan pengawasan teknis
dan penjaminan mutu teknis pada lokasi kegiatan yang sedang
berlangsung.
Tim Pengawas Pekerjaan dimaksud, adalah Penyedia Jasa
Konsultansi untuk pekerjaan pengawasan/supervisi pekerjaan
konstruksi jalan pada ruas Jalan seperti yang tercantum dalam
lampiran KAK.

2. Maksud dan 2.1. Maksud :


Tujuan Maksud pengadaan Penyedia Jasa Konsultansi, pengawasan
pekerjaan konstruksi ini, adalah untuk :
a. Membantu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) didalam
melakukan pengawasan pekerjaan terhadap kegiatan pelaksanaan
pekerjaan konstruksi di lapangan oleh Penyedia Pekerjaan
Konstruksi, berhubung adanya keterbatasan tenaga pada Satuan
Kerja yang bersangkutan, baik dari segi jumlah maupun dari segi
kualifikasinya.
b. Meminimalkan kendala-kendala teknis yang sering dihadapi oleh
Penyedia pekerjaan konstruksi di lapangan dalam menerapkan
desain yang memenuhi persyaratan spesifikasinya.
c. Memberi kepastian dan jaminan kepada Pengguna Jasa bahwa
pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia Pekerjaan
Konstruksi telah memenuhi persyaratan mutu teknis yang
tercantum dalam dokumen kontrak.
d. Membantu PPK dalam pengendalian pelaksanaan pekerjaan
konstruksi, apabila terdapat perbedaan interpretasi pasal-pasal
dalam dokumen kontrak dalam penerapan di lapangan.
e. Membantu menyelesaikan revisi desain / variasi kontrak,
bilamana terdapat perbedaan antara desain yang ada dengan
kondisi di lapangan.
f. Melakukan verifikasi data termasuk data kinerja jalan dan
jembatan di lapangan, yang dilaksanakan Penyedia Pekerjaan
Konstruksi.

2.2. Tujuan :
Tujuan pengadaan Penyedia Jasa Konsultansi ini adalah pengendalian
pelaksanaan pekerjaan di lapangan untuk mendapatkan hasil pekerjaan
konstruksi yang memenuhi persyaratan yang tercantum di dalam
spesifikasi (tepat mutu), dan dilaksanakan secara tepat biaya serta
tepat waktu dengan tetap menerapkan prinsip-prinsip Keselamatan
dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan (K3L).
3. Sasaran Sasaran pengadaan jasa konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi jalan
dan jembatan ini adalah tercapainya hasil pekerjaan preservasi jalan dan
jembatan sesuai dengan Spesifikasi Teknis yang telah ditetapkan, sehingga
kinerja jalan dan jembatan yang ditangani dapat memberikan layanannya
sesuai dengan umur desain yang direncanakan.
Disamping itu, sebagian tugas Pejabat Pembuat Komitmen yang
bersangkutan, khususnya dalam hal menyangkut masalah penjaminan mutu
pekerjaan, administrasi teknis, progres keluaran pekerjaan dan
pengendalian pekerjaan di lapangan dapat dilimpahkan kepada Penyedia
Jasa Konsultansi ini.

4. Lokasi Kegiatan Jasa Konsultansi ini dilaksanakan untuk pengawasan preservasi


Pekerjaan jalan dan jembatan di Kab. Kendal, Kota Semarang, Kota Tegal, Kab.
Pemalang, Kota Pekalongan, Kab. Batang - Provinsi Jawa Tengah, sebagai
berikut:
- Ruas Weleri-Kendal-Semarang sepanjang 82,48 km, dengan lingkup
penanganan efektif : Rehab Minor Jalan 3,45 km; Rehab Mayor Jalan
0,20 km, Rekonstruksi Jalan 2,42 km, Rehab Jembatan 124,0 m,
Berkala Jembatan 145,0 m.
- Ruas Losari-Tegal-Pemalang-Pekalongan-Batang-Plelen, dengan
lingkup penanganan efektif : Rehab Jembatan 325,90 m, Berkala
Jembatan 656,05 m.
5. Sumber Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBN Tahun Anggaran
Pendanaan 2022 sebesar Rp. 1.515.978.475,00 (Satu Milyar Lima Ratus Limabelas
Juta Sembilan Ratus Tujuh Puluh Delapan Ribu Empat Ratus Tujuh Puluh
Lima) termasuk PPN.

6. Nama dan Nama Pejabat Pembuat Komitmen : Pejabat Pembuat Komitmen


Organisasi Pengawasan.
Pejabat Satuan Kerja : Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional
Pembuat Provinsi Jawa Tengah.
Komitmen
Data Penunjang

7. Data Dasar Dokumen kontrak pekerjaan konstruksi yang diawasi.

8. Standar Teknis 1. Buku Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02/M/BM/2017;


2. Permen PU No. 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan
Kriteria Perencanaan Teknis Jalan;
3. Petunjuk Desain Drainase Permukaan Jalan (No. 008/T/BNKT/1990);
4. Pedoman Perencanaan Sistem Drainase Jalan (Pd.T-02-2006-B);
5. Spesifikasi umum Bina Marga Tahun 2018 beserta revisinya;
6. Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan, Maret 1992,
Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat Pembinaan Jalan Kota;
7. Spesifikasi Standar Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota,
Direktorat Jenderal Bina Marga, September 1997;
8. Tata cara perencanaan geometrik jalan antar kota, No. 038/TBM/1997,
Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga;
9. Panduan Pengawasan Pelaksanaan Jembatan, BMS Februari 1993;
10. Pembebanan Untuk Jembatan (SNI 1725:2016);
11. Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan (RSNI T-12-2004), sesuai
Kepmen PU No. 260/KPTS/M/2005;
12. Bagian 7 dengan Perencanaan Struktur Baja Untuk Jembatan (RSNI T-
03-2005), sesuai Kepmen PU No. 498/KPTS/M/2005;
13. SNI 03-6747-2002 Tata Cara Perencanaan Teknis Pondasi Tiang Untuk
Jembatan;
14. SNI 17262:012 Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung;
15. Geometrik Jalan Perkotaan, RSNI T-14-2004 Badan Standarisasi
Nasional (BSN);
16. Standar Desain Plat Injak Jembatan Jalan Raya, No. JB.09.02-Bt/96
Direktorat Jenderal Bina Marga;
17. Standar Desain Link Slab Jembatan Jalan Raya, No. JB.09.02-Bt/97
Direktorat Jenderal Bina Marga;
18. Standar Perencanaan Jalan Pendekat Jembatan, MDP 2017, Dirjen Bina
Marga 02/M/BM/2017;
19. Surat Edaran No : 05/SE/Db/2017 Tanggal 07 Juli 2017 Tentang
Perubahan Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga Nomor
Um.01.03-Db/242 Tentang Penyampaian Ketentuan Desain dan Revisi
Desain Jalan dan Jembatan, serta Kerangka Acuan Kerja Pengawasan
Teknis untuk dijadikan Acuan Di Lingkungan Ditjen Bina Marga;
20. Standar Teknis lain yang berlaku di lingkungan Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Bina Marga.

9. Studi-studi 1. Untuk melaksanakan tugasnya, Konsultan Pengawas harus mencari


Terdahulu sendiri informasi yang dibutuhkan.
2. Konsultan Pengawas harus memeriksa kebenaran informasi yang
digunakan dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari proyek
maupun yang dicari sendiri (termasuk menginstruksikan
penyelidikan tanah lebih lanjut) kepada Penyedia Jasa Konstruksi
(Pemborong) jika dirasa perlu demi keamanan konstruksi.
3. Kesalahan / kelalaian pekerjaan sebagai akibat dari kesalahan informasi
menjadi tanggung jawab dari Konsultan Pengawas dan Penyedia Jasa
Konstruksi (Pemborong) ikut bertanggung jawab jika
kesalahan/kelalaian pekerjaan tersebut timbul akibat Penyedia Jasa
Konstruksi (Pemborong) yang tidak mengikuti saran yang diberikan
Konsultan Pengawas sebelumnya serta tidak memeriksa kebenaran
informasi yang digunakan dalam pelaksanaan tugasnya.
10. Referensi 1. Undang-Undang No. 02 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
Hukum 2. Undang-Undang No. 38 tahun 2004 tentang Jalan;
3. Peraturan Presiden No 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang / Jasa
Pemerintah;
4. Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 2021 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2000 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang Undang Nomor 02 Tahun 2017 tentang Jasa
Kontruksi;
5. Peraturan Menteri Perhubungan No. 96 tahun 2015 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan Manajemen dan Rekayasa Lalulintas;
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10
Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi;
7. Peraturan LKPP Nomor 12 tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan
Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia ;
8. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor :
15/SE/M/2019 tanggal 18 September 2019 tentang Tata Cara
Penjaminan Mutu dan Pengendalian Mutu Pekerjaan Konstruksi di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
9. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor:
21/SE/M/2019 tanggal 18 November 2019 tentang Standar Susunan
Tenaga Ahli untuk Pengawasan Pekerjaan Konstruksi Melalui Penyedia
Jasa;
10. Referensi hukum lainnya yang diperlukan dan dianggap penting.

Ruang Lingkup
11. Lingkup 1. Lingkup Kegiatan
Kegiatan Lingkup kegiatan ini meliputi :
1. Persiapan :
a) Menyusun Program Mutu Pengawasan Pekerjaan.
b) Mempelajari hal-hal yang terkait dokumen kontrak pekerjaan
konstruksi, termasuk pengendalian manajemen dan keselamatan
lalu-lintas serta SMK3 Konstruksi, dan Dokumen Lingkungan.
c) Membantu PPK Pekerjaan Konstruksi dalam pelaksanaan Rapat
Persiapan Pelaksanaan / Pre Construction Meeting (PCM) dan
memeriksa Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) Penyedia
Pekerjaan Konstruksi.
d) Mencatat seluruh kesepakatan dalam PCM dan dituangkan dalam
Berita Acara sebagai Dokumen Kegiatan.
e) Mempersiapkan formulir-formulir isian, antara lain:
i. Laporan Harian
ii. Laporan Mingguan
iii. Laporan Bulanan.
iv. Laporan Teknis (jika diperlukan).
v. Pengecekan kesesuaian desain dengan kondisi lapangan.
vi. Rencana monitoring pelaksanaan pekerjaan dan verifikasi
laporan kegiatan yang disiapkan oleh Penyedia pekerjaan
konstruksi.
vii. Penjaminan mutu pekerjaan termasuk kriteria pengujian dan
penerimaan hasil pekerjaan.
viii. Bentuk perhitungan-perhitungan volume data dan Sertifikat
Pembayaran.
ix. Bentuk Request Penyedia untuk memulai pekerjaan dan
pengujian bahan.
f) Menjelaskan Struktur Organisasi Direksi Teknis dan tugas dari
masing-masing personil Direksi Teknis kepada PPK Pekerjaan
Konstruksi.
g) Menjelaskan rencana kerja Pengawasan Pekerjaan Konstruksi
kepada PPK Pekerjaan Konstruksi:
h) Menyampaikan dan mempresentasikan Program Mutu kepada PPK
Pekerjaan Konstruksi pada saat PCM.
i) Membantu PPK Pekerjaan Konstruksi dalam mengkaji Rencana
Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) penyedia jasa konstruksi.
j) Menyampaikan pemahaman pasal-pasal utama dalam kontrak
terkait pelaksanaan pekerjaan.
k) Menandatangani berita acara mobilisasi dan melaporkan
pelaksanaan mobilisasi kepada Direksi Pekerjaan.
l) Melakukan pengawasan, pengujian, pengecekan kuantitas dan
kualitas serta kelayakan peralatan, fasilitas dan perlengkapan yang
dimobilisasi Penyedia Jasa.
m) Mengecek Daftar peralatan, fasilitas dan perlengkapan yang
disampaikan Penyedia Jasa.
n) Mengecek masa berlaku kalibrasi peralatan yang akan digunakan
oleh Penyedia Jasa.
o) Menyampaikan rekomendasi kepada Direksi Pekerjaan tentang
jumlah, mutu dan kelaikan peralatan, fasilitas dan perlengkapan
yang dimobilisasi Penyedia Jasa.
p) Memberikan rekomendasi terhadap konsep gambar kerja kepada
Direksi Pekerjaan dan Penyedia Jasa.
q) Memeriksa gambar kerja yang terkait dengan metode kerja yang
diajukan oleh Penyedia Jasa dan kontrol terhadap kuantitas
pekerjaan.
r) Melaporkan progres pekerjaan yang telah diselesaikan Penyedia
Jasa.
s) Membuat daftar kekurangan (Defect & Deficiencies) berdasarkan
hasil pemeriksaan lapangan.
t) Membantu PPK dalam pengecekan data administrasi dan teknis
pekerjaan.

2. Pelaksanaan Pengawasan:
a) Turut serta dalam pelaksanaan rekayasa lapangan dan membantu
memeriksa shopdrawing yang disiapkan oleh Penyedia Jasa.
b) Melaksanakan pengawasan teknis pekerjaan konstruksi jalan dan
jembatan secara profesional, efektif dan efisien sesuai dengan
spesifikasi sehingga terhindar dari resiko kegagalan konstruksi.
c) Memeriksa dan menyetujui laporan harian dan laporan mingguan
pekerjaan konstruksi.
d) Mengevaluasi dan menyetujui monthly certificate (MC).
e) Membuat laporan bulanan terkait progres pekerjaan di lapangan dan
membuat rekomendasi setiap permasalahan yang timbul di lapangan
kepada Pengguna Jasa.
f) Membuat laporan teknis (bila diperlukan) pada setiap terjadinya
perubahan kinerja pekerjaan.
g) Melakukan verifikasi dan validasi hasil pengukuran topografi yang
dilakukan Penyedia.
h) Melakukan inspeksi dan membuat laporan hasil inspeksi
pemenuhan tingkat layanan jalan.
i) Verifikasi hasil inspeksi pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia
pekerjaan konstruksi.
j) Penjaminan mutu pekerjaan di lapangan dengan menerapkan
prosedur kerja dan uji mutu pekerjaan sesuai dokumen kontrak.
k) Melaksanakan koordinasi dengan Konsultan Core Team Satker
P2JN Provinsi Jawa Tengah dan Konsultan Manajemen Proyek
(KMP) Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Tengah – D.I.
Yogyakarta.

3. Pengendalian Pekerjaan Fisik


a) Proses dan Pelaksanaan Kegiatan
Setiap kegiatan pekerjaan selalu memerlukan perencanaan,
proses, metode kerja, dan pelaksanaan kegiatan yang diperlukan
sehingga hasil suatu kegiatan sesuai dengan persyaratan yang
telah ditentukan. Untuk setiap unit kerja/unit pelaksana kegiatan
harus merencanakan dan melaksanakan proses dan pelaksanaan
kegiatan secara terkendali yang meliputi :
i. Memastikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan dalam rencana mutu unit
kerja dan/atau rencana mutu pelaksanaan kegiatan dan/atau
Program Mutu.
ii. Setiap kegiatan dapat diketahui ketersediaan informasi
yang menggambarkan karakteristik kegiatan dan
ketersediaan dokumen kegiatan.
iii. Setiap kegiatan memenuhi persyaratan ketersediaan
sumber daya yang diperlukan dalam proses kegiatan.
iv. Ketersediaan peralatan monitoring dan pengukuran
pelaksanaan pekerjaan serta mekanisme proses penyerahan
hasil pekerjaan.
Setiap jenis kegiatan harus mempunyai petunjuk pelaksanaan
yang merupakan dokumen standar kerja yang diperlukan guna
memastikan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian proses
dilakukan secara efektif dan efisien. Adapun Petunjuk
Pelaksanaan sekurang-kurangnya :
i. Halaman Muka berisi :
- Judul dan nomor identifikasi petunjuk pelaksanaan
- Status validasi dan status perubahan.
- Kolom pengesahan petunjuk pelaksanaan.
ii. Riwayat Perubahan;
iii. Maksud dan Tujuan Petunjuk Pelaksanaan;
iv. Ruang Lingkup penerapan;
v. Referensi atau acuan yang digunakan;
vi. Definisi (penjelasan istilah-istilah) jika diperlukan;
vii. Tahapan proses atau kegiatan (dengan bagan alir jika
perlu);
viii. Ketentuan Umum (penjelasan tentang persyaratan-
persyaratan yang harus dipenuhi dalam melaksanakan
proses);
ix. Tanggung jawab dan wewenang;
x. Kondisi khusus (penyimpangan dsb.);
xi. Rekaman/Bukti kerja (yang menjadi persyaratan)
xii. Lampiran berupa contoh format rekaman/bukti kerja.
Untuk melaksanakan validasi terhadap proses pelaksanaan
pekerjaan dalam kesesuaian antara pelaksanaan kegiatan
terhadap hasil kegiatan setelah selesai dilaksanakan harus dapat
dilakukan pada setiap tahap kegiatan, jika verifikasi tidak dapat
dilakukan secara langsung melalui monitoring atau pengukuran
secara berurutan. Validasi pada pelaksanaan kegiatan harus
mempertimbangkan ketentuan berikut:
- Sesuai dengan kriteria yang ditetapkan untuk peninjauan dan
persetujuan proses.
- Validasi ulang pelaksanaan kegiatan bila hasilnya tidak
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, setelah dilakukan
perbaikan atau penyempurnaan.
- Verifikasi kinerja hasil pekerjaan dan pemenuhan tingkat
layanan jalan dan jembatan.
- Kriteria pengujian dan penerimaan hasil pekerjaan.
Disamping itu Konsultan Pengawas harus mampu
mengidentifikasi hasil setiap tahapan kegiatan dari awal hingga
akhir kegiatan dan mengidentifikasi status hasil kegiatan
tersebut. Tujuan identifikasi untuk memastikan pada hasil
kegiatan dapat dilakukan analisis apabila terjadi ketidak-sesuaian
pada proses dan hasil keluaran pekerjaan. Rekaman hasil
identifikasi harus selalu terpelihara dalam pengendalian
rekaman/bukti kerja. Untuk memastikan bahwa bagian hasil
pekerjaan yang telah diterima harus tetap terpelihara sampai
waktu penyerahan menyeluruh. Pada proses penyerahan hasil
pekerjaan, setiap segmen pekerjaan harus mensyaratkan dan
menerapkan proses pemeliharaan hasil pekerjaan dan yang
menjadi bagian hasil pekerjaan agar kinerjanya tetap terjaga.
b) Monitoring dan Pengendalian Kegiatan
Monitoring dan pengendalian Kegiatan merupakan suatu proses
evaluasi yang harus dilaksanakan untuk mengetahui kinerja
hasil pelaksanaan kegiatan, sehingga dapat dilakukan
pengukuran atau penilaian hasil dari produk penyedia jasa
konstruksi. Monitoring merupakan bagian dari pengendalian
mutu hasil pekerjaan, agar semua hasil kegiatan yang
diserahkan dapat memenuhi persyaratan kriteria penerimaan
pekerjaan. Hal - hal yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan monitoring antara lain :
a. Penanggungjawab untuk tiap-tiap tahapan kegiatan harus
menetapkan metode yang tepat untuk monitoring dan
pengukuran hasil pekerjaan dari setiap tahapan pekerjaan.
b. Monitoring dan pengukuran dilakukan dengan cara
memverifikasi bahwa persyaratan telah dipenuhi.
c. Setiap monitoring dan pengukuran dilaksanakan pada
tahapan sesuai yang telah direncanakan.
d. Rekaman bukti monitoring dan pengukuran hasil kegiatan
harus dipelihara kedalam pengendalian rekaman/bukti kerja.
Disamping itu Konsultan Pengawas harus menentukan,
mengumpulkan dan menganalisis data yang sesuai dan
memadai. Analisis data bertujuan untuk mengevaluasi dimana
dapat dilaksanakan perbaikan berkesinambungan dan analisis
harus didasarkan pada data yang dihasilkan dari kegiatan
monitoring dan pengukuran atau dari sumber terkait lainnya.
Hasil analisis harus berkaitan dengan manfaat hasil pekerjaan,
kesesuaian terhadap persyaratan hasil pekerjaan dan
karakteristik dari proses-proses kegiatan termasuk peluang
untuk tindakan pencegahan. Sedangkan pengendalian hasil
pekerjaan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi persyaratan
harus di-identifikasi dan dipisahkan dari hasil pekerjaan yang
sesuai untuk mencegah penggunaan yang tidak terkendali.
Upaya pencegahan hasil pekerjaan yang tidak sesuai,
diperlukan tindakan korektif dan tindakan pencegahan yang
diatur dalam prosedur mutu. Prosedur tindakan korektif
minimal harus mencakup kegiatan antara lain :
a. Menguraikan ketidaksesuaian,
b. Menentukan / melakukan kajian terhadap penyebab
ketidaksesuaian
c. Menetapkan rencana penanganan untuk memastikan bahwa
ketidaksesuaian tidak akan terulang, dan jadwal waktu
penanganan.
d. Menetapkan petugas yang melaksanakan tindak perbaikan.
e. Mencatat hasil tindakan yang dilakukan.
f. Memverifikasi tindakan perbaikan yang telah dilakukan.
Tindakan pencegahan ditetapkan dalam upaya meminimalkan
potensi ketidaksesuaian yang akan terjadi termasuk
penyebabnya. Tindakan pencegahan harus mempertimbangkan
dampak potensialnya dan efek dari tindakan pencegahan
kegiatan yang lainnya. Untuk itu perlu mengidentifikasi potensi
ketidaksesuaian dan merencanakan kebutuhan tindakan untuk
mencegah terjadinya ketidaksesuaian serta melakukan
verifikasi tindakan pencegahan yang telah dilaksanakan.

12. Keluaran Kegiatan ini bertujuan untuk melengkapi administrasi laporan seluruh
kegiatan, Konsultan Pengawas diwajibkan untuk membuat laporan secara
detail dan lengkap sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Laporan-laporan / bukti kegiatan yang mendukung pekerjaan pengawasan
paket ini antara lain :
1. Laporan Program Mutu
2. Laporan Pendahuluan
3. Laporan Bulanan
4. Laporan Bulanan K3
5. Laporan Triwulan
6. Laporan Akhir
Laporan berisi kegiatan pengawasan pekerjaan konstruksi (Soft Copy dan
Hard Copy). Setiap isi laporan harus jelas dan dapat dibaca serta disusun
dalam bahasa Indonesia dengan tata bahasa yang baik dan benar. Ukuran
kertas masing-masing laporan adalah A4 (210 x 297 mm).

13. Peralatan, Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen yang
Material, dapat digunakan dan harus dipelihara oleh penyedia jasa:
Personil dan a. Laporan dan Data (Bila ada)
Fasilitas dari Kumpulan laporan dan data hasil pengawasan terdahulu serta fotografi.
Pejabat b. Staf Pengawas/Pendamping
Pembuat Dalam menjalankan tugasnya konsultan penyedia jasa harus selalu
Komitmen melakukan koordinasi dan konsultasi dengan Konsultan Core Team,
Project Officer (PO) PPK Pengawasan Satker P2JN Prov. Jateng dan
PPK Fisik dan/atau staf pengawas yang ditunjuk.
c. Akomodasi dan Ruangan Kantor (Bila ada)
Akomodasi dan Ruang Kantor harus disediakan oleh penyedia jasa
sendiri dengan cara sewa.

14. Peralatan dan Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan
Material dari peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan,
Penyedia Jasa dengan cara pembelian atau sewa sesuai dengan volume dan satuan dalam
Konsultansi perincian biaya.
Barang-barang yang harus disediakan oleh penyedia jasa dengan cara sewa
adalah sebagai berikut :
Jangka
Jumlah
No Jenis Biaya Waktu Kuantitas
(unit)
(bulan)
1 Sewa Kantor Lapangan 1 11 11
Sewa Computer, Monitor atau
2 1 11 11
Lap Top dan Printer
4 Sewa Kendaraan Roda 4 1 11 11
5 Sewa Kendaraan Roda 2 1 11 11
6 Sewa Kendaraan Roda 2 6 6 36

Untuk spesifikasi sewa, antara lain :


a. Mobil : Minibus/ MPV cc 1300, tahun minimal 2016
b. Motor : cc 125, tahun minimal 2016
c. PC/ Laptop : Prosesor minimal Intel Core i3

15. Lingkup Konsultan Pengawas akan melaksanakan pengendalian dan pengawasan


Kewenangan seluruh pekerjaan konstruksi berdasarkan dokumen kontrak, spesifikasi
Penyedia jasa teknis maupun dokumen referensi lainnya beserta seluruh peraturan
yang berlaku.

16. Jangka Waktu Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini diperkirakan 11,00 (Sebelas Koma
Penyelesaian Nol) bulan kalender Tahun Anggaran 2022.
Pekerjaan Orang-bulan (OB/MM) tenaga ahli, dan tenaga pendukung dapat dilihat
pada volume dan satuan dalam perincian biaya.

17. Personil Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan Pemalang - Pekalongan -


Kendal - Semarang dan Losari - Tegal - Pemalang - Plelen
− Preservasi Jalan Weleri - Kendal - Semarang
− Preservasi Jembatan Losari - Tegal - Pemalang - Pekalongan -
Batang - Plelen
Kualifikasi
Posisi Tingkat Keahlian Pengalaman Status
Pendidikan Tenaga
dan Ahli
Jurusan
Tenaga Ahli :
S2 :
S2/S1/D4 3 Tahun
Supervision
Teknik
Engineer Ahli
Sipil S1/D4 :
Teknik 5 Tahun
Jalan/ tetap /
Inspection & Jembatan
S1/D4 tidak
Quality Engineer 1 Madya
Teknik 4 Tahun tetap
Inspection & Sipil
Quality Engineer 2
S1/D4 Ahli K3
HSE Engineer 3 Tahun
Teknik Muda

Pembobotan untuk Tenaga Ahli :


1) Supervision Engineer, diberi bobot 45;
2) Inspection & Quality Engineer 1, diberi bobot 20;
3) Inspection & Quality Engineer 2, diberi bobot 20;
4) Health Safety Environment (HSE) Engineer, diberi bobot 15.

Kualifikasi
Posisi Tingkat Keahl Pengalaman Status
Pendidikan ian Tenaga
dan Jurusan Ahli
Tenaga Pendukung :
Inspector 1

Inspector 2 SMU/sede-
SMU/
rajat : 5
Sederajat
Inspector 3 Tahun
D3 Teknik -
Surveyor 1 D3 : 3 tetap /
Sipil
Tahun tidak
Surveyor 1 tetap
S1 Teknik
S1 : 1
Lab. Teknisi 1 Sipil
Tahun
Lab. Teknisi 2
Administrasi / SMU/
- -
Sekretaris / Opkom sederajat

Tenaga ahli yang dibutuhkan dibuktikan dengan sertifikat keahlian yang


dikeluarkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK).
Kriteria, tugas dan tanggung jawab tenaga ahli, dan tenaga pendukung yang
diperlukan adalah sebagai berikut :
a. Supervision Engineer
Mempunyai sertifikat keahlian yang dikeluarkan oleh Lembaga
Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK) dengan Klasifikasi / Subklasifikasi
Minimal Ahli Teknik Jalan/Jembatan Madya.
Supervision Engineer disyaratkan minimal seorang Sarjana
S1/D4 Teknik Sipil yang telah lulus dari suatu perguruan tinggi negeri,
perguruan tinggi swasta yang telah disamakan / terakreditasi pada saat
lulus atau perguruan tinggi internasional yang diakui oleh instansi yang
berwenang. Untuk perguruan tinggi swasta yang belum disamakan /
terakreditasi, harus telah lulus ujian Negara atau ditandasahkan oleh
Kopertis.
Supervision Engineer disyaratkan berpengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan di bidang pengawasan jalan sekurang-kurangnya selama 3 (tiga)
tahun untuk S2 dan 5 (lima) tahun untuk S1/D4 dan dibuktikan
dengan referensi pengalaman pekerjaan.
Supervision Engineer merupakan pihak atau orang yang bertugas
memimpin, mengarahkan, dan mengendalikan seluruh tenaga ahli
pengawasan konstruksi terhadap berjalannya pelaksanaan pekerjaan.
Tugas dan kewajiban Supervision Engineer mencakup sebagai berikut :
1. Mengkoordinasikan seluruh tenaga ahli pengawasan konstruksi
untuk setiap pelaksanaan pengukuran/ rekayasa lapangan yang
dilakukan Pelaksana dan menyampaikan laporan kepada PPK
sehingga dapat dilakukan dengan cepat keputusan-keputusan yang
diperlukan, termasuk untuk pekerjaan pengembalian kondisi dan
pekerjaan minor mendahului pekerjaan utama serta rekayasa
terperinci lainnya;
2. Mengkoordinasikan seluruh tenaga ahli pengawasan konstruksi
secara teratur dan memeriksa pekerjaan pada semua lokasi di
lapangan dimana pekerjaan konstruksi sedang dilaksanakan serta
memberi penjelasan tertulis kepada Pelaksana mengenai apa yang
sebenamya dituntut dalam pekerjaan tersebut, bila dalam kontrak
hanya dinyatakan secara umum;
3. Memastikan bahwa pelaksana memahami Dokumen Kontrak secara
benar, melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan spesifikasi serta
gambar-gambar, dan pelaksana menerapkan teknik pelaksanaan
konstruksi yang tepat/ cocok dengan keadaan lapangan untuk
berbagai macam kegiatan pekerjaan;
4. Membuat rekomendasi kepada PPK untuk menerima atau menolak
pekerjaan dan material;
5. Mengkoordinasikan pencatatan kemajuan pekerjaan setiap hari yang
dicapai Pelaksana pada lembar kemajuan pekerjaan (progress
schedule) yang telah disetujui;
6. Memonitor dan mengevaluasi secara seksama kemajuan dari semua
pekerjaan dan melaporkannya segera/tepat waktu kepada PPK bila
kemajuan pekerjaan terlambat sebagaimana tercantum pada buku
Spesifikasi Umum dan hal itu benar-benar berpengaruh terhadap
jadwal penyelesaian yang direncanakan. Dalam hal demikian, maka
Supervision Engineer juga membuat rekomendasi secara tertulis
bagaimana caranya untuk mengejar keterlambatan tersebut;
7. Memeriksa dengan teliti semua kuantitas hasil pengukuran setiap
pekerjaan yang telah selesai yang disampaikan Inspection & Quality
Engineer;
8. Menjamin bahwa sebelum pelaksana diijinkan untuk melaksanakan
pekerjaan berikutnya, maka pekerjaan-pekerjaan sebelumnya yang
akan tertutup atau menjadi tidak tampak harus sudah diperiksa/diuji
dan sudah memenuhi persyaratan dalam Dokumen Kontrak;
9. Memberi rekomendasi kepada PPK menyangkut mutu dan jumlah
pekerjaan yang telah selesai dan memeriksa kebenaran dari setiap
bukti pembayaran bulanan Pelaksana;
10. Mengkoordinasikan perhitungan dan pembuatan sketsa-sketsa yang
benar untuk bahan PPK pada setiap lokasi pekerjaan;
11. Mengawasi dan memeriksa pembuatan Gambar Sebenamya
Terbangun/Terpasang (as-built drawings) dan megupayakan agar
semua gambar tersebut dapat diselesaikan sebelum Penyerahan
Pertama Pekerjaan (PHO);
12. Memeriksa dengan teliti/ seksarna setiap gambar-gambar kerja dan
analisa/ perhitungan konstruksi dan kuantitasnya, yang dibuat oleh
Pelaksana sebelum pelaksanaan;
13. Melakukan inspeksi secara teratur dan memeriksa pekerjaan pada
semua lokasi pekerjaan dalam kontrak membuat laporan kepada
PPK terhadap hasil inspeksi lapangan.
14. Memberi rekomendasi kepada PPK hasil penjaminan mutu dan
keluaran hasil pekerjaan serta pemenuhan tingkat layanan jalan
terkait dengan usulan pembayaran yang diajukan Pelaksana;
15. Mengkoordinasikan pembuatan laporan-laporan mengenai
kemajuan fisik dan keuangan proyek yang ada di bawah
wewenangnya dan menyerahkan kepada PPK serta instansi lain
yang terkait tepat pada waktunya; dan
16. Menyusun/memelihara arsip korespondensi kegiatan, laporan
harian, laporan mingguan, bagan kemajuan pekerjaan, pengukuran
pembayaran, gambar desain, laporan hasil inspeksi lapangan,
laporan pemenuhan tingkat layanan jalan dan lainnya.

b. Inspection & Quality Engineer


Mempunyai sertifikat keahlian yang dikeluarkan oleh Lembaga
Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK) dengan Klasifikasi / Subklasifikasi
Minimal Ahli Teknik Jalan/Jembatan Madya.
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah minimal seorang Sarjana S1/D4
Teknik Sipil yang telah lulus dari suatuperguruan tinggi negeri,
perguruan tinggi swasta yang telah disamakan / terakreditasi pada saat
lulus atau perguruan tinggi internasional yang diakui oleh instansi yang
berwenang. Untuk perguruan tinggi swasta yang belum disamakan /
terakreditasi, harus telah lulus ujian Negara atau ditandasahkan
Kopertis. Inspection & Quality Engineer disyaratkan sekurang-
kurangnya berpengalaman melaksanakan pekerjaan di bidang
pengawasan jalan sekurang-kurangnya selama 4 (empat) tahun
dibuktikan dengan referensi pengalaman pekerjaan.
Inspection & Quality Engineer merupakan pihak atau orang yang
bertanggung jawab kepada Supervision Engineer dan berkedudukan di
lokasi pelaksana bekerja, Inspection & Quality Engineer bertanggung
jawab penjaminan mutu pekerjaan yang telah ditentukan oleh Dokumen
Kontrak dan memahami benar terhadap metode pemeriksaan bahan, tes
laboratorium yang diisyaratkan Serta melakukan pemeriksaan dan
pengendalian kegiatan yang berhubungan dengan aspek desain,
pengukuran volume bahan dan pekerjaan sebagai dasar pembayaran
prestasi pekerjaan, serta pemeriksaan kuuantitas hasil pengukuran setiap
pekerjaan dan pengendalian keluaran hasil pekerjaan yang sesuai dengan
yang telah ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
Tugas dan kewajiban Inspection & Quality Engineer mencakup sebagai
berikut :
1. Memeriksa kesesuaian antara gambar perencanaan dengan
pelaksanaan di lapangan;
2. Mengharuskan Pelaksana untuk melaksanakan peraturan tentang
keamanan dan keselamatan kerja;
3. Memantau hasil pekerjaan serta cara pelaksanaan yang dijalankan
Pelaksana;
4. Memberi instruksi kepada Pelaksana, bila cara pelaksanaan dinilai
tidak benar atau membahayakan. Dalam segala hal, semua intruksi
harus dicatat dalam buku harian (log book) serta segera memberi
tahu kepada Supervision Engineer pada hari itu juga;
5. Mencatat keadaan pekerjaan serta semua perubahan dan
penyimpangan dari perencanaan (pada lembar gambar Kemajuan
Pekerjaan);
6. Memeriksa dan menyetujui laporan harian yang dibuat oleh
Pelaksana;
7. Melakukan survei yang diperlukan untuk memeriksa pekerjaan dan
volume pekerjaan yang telah dilaksanakan;
8. Membuat catatan/ laporan harian tentang kemajuan pekerjaan di
lapangan, serta selalu memberikan informasi tentang rincian
pekerjaan kepada Supervision Engineer;
9. Menghitung kembali kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
10. Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan nasihat dari Supervision
Engineer dalam melaksanakan tugas-tugasnya untuk menyesuaikan
metoda pelaksanaan di lapangan dengan di laboratorium;
11. Melakukan pengawasan di lapangan secara terus menerus pada
semua lokasi pekerjaan konstruksi yang sedang dilaksanakan, dan
memberitahu dengan segera kepada Supervision Engineer tentang
semua pekerjaan yang tidak memenuhi/ sesuai Dokumen Kontrak;
12. Semua hasil pengamatan tersebut dilaporkan secara tertulis kepada
Supervision Engineer pada hari itu juga;
13. Secara terus menerus mengawasi, membuat catatan dan memeriksa
semua hasil pengukuran, perhitungan kuantitas dan bukti
pembayaran serta menjamin bahwa pembayaran terhadap pelaksana
sudah benar dan sesuai dengan ketentuan dalam Dokumen Kontrak;
14. Bersama-sama pelaksana setiap hari membuat ringkasan/ risalah
tentang kegiatan konstruksi, keadaan cuaca, pengadaan material,
jumlah dan keadaan tenaga kerja, peralatan yang digunakan, jumlah
pekerjaan yang telah diselesaikan, pengukuran di lapangan,
kejadian-kejadian khusus dan sebagainya dengan menggunakan
formulir laporan standar (Laporan Harian) yang harus diserahkan/
dikirim kepada Supervision Engineer dan PPK setiap hari setelah
selesai kerja;
15. Melakukan pengawasan di lapangan secara terus menerus terhadap
semua pekerjaan harian (day work), termasuk membuat catatan
mengenai peralatan, tenaga kerja dan bahan-bahan yang digunakan
pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan harian tersebut;
16. Mengevaluasi prosedur kerja yang diajukan oleh Pelaksana dan
evaluasi hasil pekerjaan (performa pekerjaan) di lapangan;
17. Melakukan inspeksi lapangan terkait keluaran hasil pekerjaan;
18. Semua hasil inspeksi dan monitoring tersebut dilaporkan secara
tertulis kepada Supervision Engineer sebagai bahan masukan yang
disampaikan kepada PPK;
19. Memeriksa dan melakukan pengukuran keluaran hasil pekerjaan,
perhitungan bobot pekerjaan terkait dengan usulan pembayaran
serta menjamin bahwa pembayaran terhadap Pelaksana sudah benar
dan sesuai dengan ketentuan dalam Dokumen Kontrak;
20. Membantu Supervision Engineer mengadakan pengukuran akhir
secara keseluruhan dari bagian pekerjaan yang telah diselesaikan
dan mutunya memenuhi syarat.
21. Memeriksa, mengawasi dan melakukan pengujian terhadap
pekerjaan, material dan peralatan yang ditempatkan di lapangan
apakah sesuai dengan gambar dan spesifikasi;
22. Melakukan pengawasan yang seksama atas pemasangan,
pengaturan dan penempatan peralatan laboratorium lapangan
pelaksana serta memantau alat-alat pengujian sebelum pekerjaan
konstruksi dimulai, peralatan laboratorium yang ada sudah siap
dioperasikan;
23. Melaksanakan pengawasan dari hari ke hari atas semua pekerjaan
pengujian yang dikerjakan oleh pelaksana dan tenaga-tenaganya
dalam rangka pengendalian mutu material serta hasil
pekerjaannya, dan memberitahukan dengan segera secara tertulis
kepada Supervision Engineer tentang kekurangan-kekurangan yang
dijumpai baik dalam prosedur pengujian yang dipakai maupun
setiap cacat yang terdapat pada material atau mutu pekerjaannya;
24. Menganalisa semua data hasil pengujian mutu pekerjaan serta
menyerahkannya kepada Supervision Engineer rekomendasi secara
tertulis tentang disetujui atau ditolaknya material dan hasil
pekerjaan yang bersangkutan;
25. Mengawasi semua pelaksanaan pengujian di lapangan yang
dilakukan oleh Pelaksana tidak kurang dari syarat minimum yang
ditetapkan spesifikasi;
26. Memeriksa semua material/bahan yang didatangkan ke lokasi
proyek sehingga sebelum material tersebut digunakan sudah sesuai
dengan spesifikasi;
27. Menyerahkan kepada Supervision Engineer laporan bulanan
mengenai semua hasil pengujian yang diperoleh selama bulan
sebelumnya, untuk diserahkan oleh Supervision Engineer kepada
PPK, Laporan tersebut berisikan semua data laboratorium serta
pengujian di lapangan berikut risalah/kesimpulan dari data yang
ada;
28. Menyiapkan format laporan penjaminan mutu pekerjaan, pengujian
hasil pekerjaan dan kriteria penerimaan pekerjaan;
29. Melakukan monitoring pekerjaan di lapangan terkait dengan
pemenuhan mutu pekerjaan;
30. Verifikasi dan validasi data mutu bahan, jumlah benda uji mutu dan
mutu keluaran pekerjaan telah memenuhi persyaratan teknis;
31. Membuat rekomendasi terhadap ketidaksesuaian mutu pekerjaan
(jika ada) dan tindak lanjut penanganannya, guna pencegahan
ketidaksesuaian; dan
32. Memberikan panduan di lapangan bagi personil pelaksana
mengenai metodologi pengujian mutu bahan dan pekerjaan (jika
diperlukan).

c. Health Safety Environment (HSE) Engineer


Mempunyai sertifikat keahlian yang dikeluarkan oleh Lembaga
Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK) dengan Klasifikasi / Subklasifikasi
Minimal Ahli K3 Konstruksi Muda.
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah minimal seorang Sarjana S1/D4
Teknik. Health Safety Environment (HSE) Engineer disyaratkan
sekurang-kurangnya berpengalaman melaksanakan pekerjaan di bidang
K3 Konstruksi sekurang-kurangnya selama 3 (tiga) tahun dibuktikan
dengan referensi pengalaman pekerjaan.
Health Safety Environment (HSE) Engineer pihak atau orang yang
bertugas memastikan bahwa aspek Keamanan, Kesehatan, Keselamatan,
dan Lingkungan sudah tersedia dan ditetapkan dalam pelaksanaan
pekerjaan Konstruksi.
Tugas dan kewajiban Health Safety Environment (HSE) Engineer
mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi dan memetakan potensi bahaya yang mungkin
terjadi di lingkungan kerja. Hal ini termasuk membuat tingkatan
dampak dari bahaya (impact) dan kemungkinan terjadinya bahaya
tersebut (probability);
2. Menyusun rencana program keselamatan dan kesehatan kerja yang
meliputi upaya preventif dan upaya korektif. Upaya preventif
bertujuan untuk mengurangi terjadinya bahaya atau kecelakaan di
lingkungan kerja. Upaya korektif bertujuan untuk menanggulangi
kecelakaan yang terjadi di lingkungan kerja;
3. Membuat dan memelihara dokumen terkait kesehatan dan
keselamatan kerja. Dokumentasi yang baik termasuk faktor penting
dalam mencegah dan menanggulangi bahaya. Hal ini termasuk
merancang prosedur baku dan memelihara barang atau catatan
terakhir kesehatan dan keselamatan kerja; dan
4. Mengevaluasi insiden kecelakaan yang mungkin terjadi, serta
menganalisis akar masalah termasuk tindakan preventif dan
korektif yang diambil.

Tenaga ahli dibantu oleh beberapa tenaga pendukung yang diperlukan


untuk melaksanakan Pekerjaan ini adalah :
a. Inspector
Inspector minimal lulusan SMU/sederajat, dan harus mempunyai
pengalaman pekerjaan sejenis (jalan) minimal 5 (lima) tahun, lulusan
D3 Teknik Sipil dengan pengalaman pekerjaan sejenis (jalan) minimal 3
(tiga) tahun dan S1 Teknik Sipil dengan pengalaman pekerjaan sejenis
(Jalan) minimal 1 (satu) tahun.
Tugas utama Inspector adalah pengendalian kegiatan yang berhubungan
dengan aspek desain, pengukuran volume bahan dan volume hasil
pekerjaan sebagai dasar pembayaran prestasi pekerjaan.
Inspector bertanggung jawab kepada Inspection & Quality Engineer dan
akan bekerjasama dengan baik dengan Kepala Satuan Kerja Fisik/ PPK
Pekerjaan Konstruksi dimana dia ditempatkan. Inspector berkedudukan
di lapangan (site) dimana dia ditugaskan.
Tugas dan tanggung jawab Inspector mencakup, tapi tidak terbatas pada
hal-hal sebagai berikut :
1) Membantu Inspection & Quality Engineer mengawasi pelaksanaan
pekerjaan dari aspek prosedur dan kuantitas pekerjaan berdasarkan
dokumen kontrak;
2) Bertanggungjawab kepada Inspection & Quality Engineer untuk
mengawasi kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan Penyedia;
3) Melaksanakan pengawasan harian, agar pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh Penyedia sesuai dengan desain yang ditentukan /
ditetapkan.
4) Setiap saat mengikuti petunjuk teknis dan spesifikasi yang
tercantum dalam Dokumen Kontrak.
5) Membantu menyiapkan data terinci serta rekomendasi teknis
sehubungan dengan variasi volume kontrak.
6) Membantu mengecek dan mengukur volume bahan dan hasil
pekerjaan yang dihasilkan oleh Penyedia, untuk dipakai sebagai
dasar pembuatan pembayaran bulanan (Monthly Certificate).
7) Melaporkan segera kepada Supervision Engineer dan atau
Inspection & Quality Engineer apabila ternyata pelaksanaan
pekerjaan akan mengakibatkan terlampauinya volume pekerjaan
yang tercantum dalam Dokumen Kontrak.

b. Surveyor
Surveyor minimal lulusan SMU/sederajat, harus mempunyai
pengalaman pekerjaan sejenis (jalan) minimal 5 (lima) tahun, lulusan
D3 Teknik Sipil dengan pengalaman pekerjaan sejenis (Jalan) minimal
3 (tiga) tahun dan S1 Teknik Sipil dengan pengalaman pekerjaan sejenis
(Jalan) minimal 1 (satu) tahun.
Tugas utama Surveyor adalah pengendalian kegiatan yang berhubungan
dengan aspek desain dan pengukuran di lapangan sepanjang waktu
pelaksanaan proyek. Surveyor bertanggung jawab kepada Inspection &
Quality Engineer dan akan bekerjasama dengan baik dengan Kepala
Satuan Kerja Fisik dimana dia ditempatkan. Surveyor berkedudukan di
lapangan (site) di mana dia ditugaskan.
Tugas dan kewajiban Surveyor adalah mencakup, tapi tidak terbatas hal-
hal sebagai berikut :
1) Membantu Supervision Engineer dalam kegiatan survey/
pengukuran diantaranya pengukuran topografi lapangan dan
melakukan penyusunan dan penggambaran data-data lapangan.
2) Mengawasi survei lapangan yang dilakukan Penyedia untuk
memastikan metode pengukuran dilaksanakan dengan prosedur
yang benar dan menjamin data yang diperoleh akurat sesuai dengan
kondisi lapangan untuk keperluan detail desain.
3) Membantu Inspection & Quality Engineer mengawasi pelaksanaan
pekerjaan dari aspek kuantitas pekerjaan berdasarkan dokumen
kontrak.
4) Bertanggungjawab pada Inspection & Quality Engineer untuk
mengawasi kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan Penyedia;
5) Memeriksa dimensi gambar kerja Penyedia berdasarkan gambar
rencana.
6) Mengawasi dan memberi pengarahan dan pelaksanaan pengukuran
pekerjaan agar sesuai prosedur berdasarkan spesifikasi teknis.
7) Mengawasi survei lapangan yang dilakukan Penyedia untuk
memastikan pengukuran dilaksanakan dengan akurat telah mewakili
kuantitas untuk pembayaran sertifikat bulanan untuk pembayaran
terakhir;
8) Mengawasi pelaksanaan staking out, penetapan elevasi sesuai
dengan gambar rencana.

c. Lab. Teknisi
Lab. Teknisi minimal lulusan SMU/ sederajat, harus mempunyai
pengalaman pekerjaan sejenis (jalan) minimal 5 (lima) tahun, lulusan
D3 Teknik Sipil dengan pengalaman pekerjaan sejenis (jalan) minimal 3
(tiga) tahun dan S1 Teknik Sipil dengan pengalaman pekerjaan sejenis
(jalan) minimal 1 (satu) tahun.
Tugas utama Lab. Teknisi adalah pengendalian kegiatan yang
berhubungan dengan aspek mutu bahan dan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi berdasarkan
ketentuan dan persyaratan yang telah ditentukan dalam Dokumen
Kontrak
Lab. Teknisi bertanggung jawab kepada Inspection & Quality Engineer
dan akan bekerjasama dengan baik dengan Kepala Satuan Kerja Fisik/
PPK Pekerjaan Konstruksi di mana dia ditempatkan. Lab. Teknisi
berkedudukan di lapangan (site) di mana dia ditugaskan.
Tugas dan tanggung jawab Lab. Teknisi mencakup, tapi tidak terbatas
pada hal-hal sebagai berikut :
1) Mengikuti petunjuk teknis dan instruksi dari Inspection & Quality
Engineer, serta mengusahakan agar Supervision Engineer dan PPK
Pekerjaan Konstruksi selalu mendapat informasi yang diperlukan
sehubungan dengan pengendalian mutu.
2) Membantu melakukan pengawasan dan pemantauan ketat atas
pengaturan personil dan peralatan laboratorium Penyedia, agar
pelaksanaan pekerjaan selalu didukung tersedianya tenaga dan
peralatan pengendalian mutu sesuai dengan persyaratan dalam
Dokumen Kontrak.
3) Melakukan pengawasan setiap hari terhadap semua kegiatan
pemeriksaan mutu bahan dan pekerjaan, serta memberikan laporan
kepada Inspection & Quality Engineer setiap timbul permasalahan
sehubungan dengan pengendalian mutu bahan dan pekerjaan.
4) Melakukan pengawasan atas pelaksanaan uji mutu pekerjaan yang
dilakukan oleh Penyedia sehingga baik jumlah benda uji mutu dan
mutu keluaran pekerjaan telah memenuhi persyaratan teknis.
Selain itu diperlukan tenaga pendukung untuk membantu kelancaran
kegiatan yakni Administrasi / Sekretaris/ Opkom. Administrasi / Sekretaris/
Opkom minimal lulusan SMU/sederajat dan harus menguasai adminstrasi
perkantoran, menguasai aplikasi software computer. Tugas utama Operator
Komputer adalah membantu dalam membuat laporan-laporan dan
memasukkan data-data.

18. Jadwal
Tahapan
Pelaksanaan
Pekerjaan

Laporan
19. Program Mutu Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi dan Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor : 15/SE/M/2019 Tentang Tata Cara Penjaminan Mutu dan
Pengendalian Mutu Pekerjaan Konstruksi di Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat, Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi
wajib menyusun Program Mutu setelah dilaksanakan penandatanganan
kontrak dan Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi menerima Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK). Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi
wajib mempresentasikan dan menyerahkan Program Mutu sebagai
penjaminan mutu dan pengendalian mutu pelaksanaan pekerjaan pada rapat
persiapan pelaksanaan pekerjaan untuk dibahas dan disetujui oleh PPK
Pengawasan dan Kepala Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan
Nasional Provinsi Jawa Tengah. Program Mutu yang telah disetujui
menjadi acuan pelaksanaan pekerjaan konsultansi konstruksi.
Program Mutu dibuat sebanyak 5 (lima) buku yang terdiri dari 1 (satu) asli
dan 4 (empat) copy yang harus disampaikan tidak lebih dari 30 (tiga puluh)
hari setelah dimulainya pekerjaan dan disertakan dengan laporan RKK
Pengawasan dibuat sebanyak 5 (lima) buku yang terdiri dari 1 (satu)
asli dan 4 (empat) copy, Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi wajib
memutakhirkan Program Mutu apabila terdapat perubahan persyaratan
dalam pelaksanaan pekerjaan agar tetap memenuhi persyaratan hasil
pekerjaan.
Bentuk Program Mutu tersusun sebagai berikut:
− Lembar Pengesahan
− Sejarah dokumen
− Daftar Isi
1. Umum
2. Informasi Kegiatan
3. Sasaran Mutu Kegiatan
4. Persyaratan Teknis dan Administrasi
5. Struktur Organisasi
6. Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang
7. Bagan Alir Pelaksanaan Kegiatan
8. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
9. Jadwal Peralatan
10. Jadwal Material
11. Jadwal Personil
12. Jadwal Arus Kas
13. Rencana & Metoda Verifikasi, Validasi, Monitoring, Evaluasi,
Inspeksi dan Pengujian & Kriteria Penerimaannya
14. Jadwal Kriteria Penerimaan
15. Daftar Induk Dokumen
16. Daftar Induk Rekaman / Bukti Kerja
17. Lampiran

20. Laporan Tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari setelah dimulainya pekerjaan,
Pendahuluan Konsultan Pengawas harus menyerahkan 5 (lima) rangkap/buku laporan
pendahuluan (Soft Copy dan Hard Copy) yang isinya melaporkan mengenai
jadwal rencana kerja dan tahapan pelaksanaan pekerjaan secara lengkap
dan terperinci termasuk kuantitas masing-masing pekerjaan serta personil-
personil pendukung Konsultan yang telah disetujui aktif dilapangan.

21. Laporan Pada setiap akhir bulan kalender, konsultan harus membuat laporan
Bulanan bulanan sebanyak 5 (lima) rangkap/buku (Soft Copy dan Hard Copy) setiap
paket pekerjaan.
Laporan ini merupakan laporan singkat mengenai kemajuan kegiatan
Penyedia Pekerjaan Konstruksi, keadaan cuaca, juga permasalahan yang
dialami oleh Penyedia Pekerjaan Konstruksi / Penyedia Jasa Konsultansi
bila ada (menyangkut administrasi, teknik atau keuangan) dan memberikan
rekomendasi atau saran-saran bagaimana menanggulangi/ menyelesaikan
permasalahan tersebut.
Jadwal pengiriman laporan paling lambat setiap tanggal 5 pada bulan
berikutnya. Pengiriman laporan ke instansi-instansi lain melalui PPK
Pengawasan, Satker Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi
Jawa Tengah.
Laporan Teknis
Laporan ini hanya dibuat bila ada perubahan (revisi) desain yang
memerlukan justifikasi teknis pada setiap perubahan desain atau setiap
terjadinya perubahan kinerja pekerjaan. Laporan ini dimasukkan /
dijadikan satu dengan laporan bulanan.
Laporan Pengujian Mutu
Laporan ini dibuat bilamana terdapat kegiatan pengujian bahan dan/atau
mutu hasil pekerjaan, baik di laboratorium maupun di lapangan yang
dilaksanakan pada bulan sebelumnya.
Isi laporan ini berupa kesimpulan yang disertai dengan rekapitulasi dari
semua hasil pengujian tersebut di atas, sedangkan data otentik/bukti
pengujian pada formulir laboratorium / lapangan cukup disertakan
beberapa lembar yang mewakili. Laporan ini dimasukkan / dijadikan satu
dengan laporan bulanan.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


22. Laporan Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Bulanan K3 Konstruksi, penerapan SMKK dilakukan dengan melaksanakan RKK yang
dilaporkan secara berkala kepada Pengguna Jasa. Konsultan harus
membuat laporan bulanan K3 sebanyak 5 (lima) rangkap/ buku setiap paket
pekerjaan (Soft Copy dan Hard Copy).
Format Laporan Bulanan K3 pada Konsultan Konstruksi Pengawasan
sudah harus mengikuti persyaratan dalam SMKK, yaitu sebagai Informasi
Terdokumentasi. Susunan dokumen terdiri dari:
- Cover Dokumen
- Halaman Pengesahan
- Halaman Daftar Isi
- Halaman Uraian dan Penjelasan RKK
Identifikasi bahaya untuk masing-masing jenis pekerjaan adalah sebagai
berikut :
A. Identifikasi Bahaya Pekerjaan Jalan
No. Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Pengendalian
Risiko
1. Pekerjaan Drainase 1. Pengendalian
secara
administrasi,
posedur dan
instruksi kerja,
penggunaan
1. Terkena swing APD saat
excavator, alat sedang
2. Pekerjaan Tanah berat terguling atau bekerja.
bertabrakan. 2. Penempatan
2. Terkena pecahan petugas lalu
batu/tergelincir/ lintas.
tertimbun. 3. Pemasangan
rambu
peringatan dan
3. Pekerjaan barikade.
Perkerasan Berbutir 4. Pemasangan
dan Perkerasan pagar
Beton Semen pengaman.
5. Penempatan
lampu rotary
4. Pekerjaan Aspal 1. Terkena aspal dan traffic
panas. cone.
2. Tertabrak/menabrak 6. Penerangan
alat berat. yang cukup
3. Terjatuh/tergelincir. untuk
pekerjaan
5. Pekerjaan Struktur 1. Tertimpa batu. yang
2. Luka akibat dilaksanakan
terpukul palu, pada malam
terpotong gergaji, hari.
tertusuk paku.
B. Identifikasi Bahaya Pekerjaan Jembatan
No. Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Pengendalian
Risiko
1. Beton Mutu 1. Tertimpa beton. 1. Terhindar dari
Sedang timpaan beton.
2. Cairan beton dapat 3. Terhindar
menyebabkan dari bahan
iritasi kulit. kimia yang
berbahaya.
2. Baja Tulangan 1. Tertusuk besi pada 1. Terhindar dari
saat memotong, kecelakaan
membengkok, berbahaya.
mengikat,
menumpuk.
2. Terbentur/tertimpa 2. Zero accident.
besi, terkena mesin
bar cutter,
tersandung
3. Terjatuh dari 2. Zero accident.
ketinggian saat
pemasangan
pembesian.
3. Menghirup karat 4. Terhindar dari
besi pada saat bahan kimia
pembongkaran. berbahaya.
3. Baja Struktur 1. Terbentur/tertimpa 1. Terhindar dari
baja, tersandung. kecelakaan.
4. Pengelasan pada 1. Terkena api las. 1. Terhindar dari
Baja luka bakar.
2. Iritasi mata. 2. Zero accident.

23. Laporan Laporan ini dibuat secara berkala setiap akhir triwulan sebanyak 5 (lima)
Triwulan buku (Soft Copy dan Hard Copy). Isi laporan ini lebih lengkap dari laporan
kemajuan bulanan karena termasuk ringkasan atau risalah mengenai variasi
dan perintah perubahan (change order) kontrak bila ada, risalah hasil
pengendalian mutu, status tuntutan-tuntutan Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi dan hal-hal lain yang menyangkut isi kontrak pada periode
laporan yang bersangkutan.
Jadwal pengiriman laporan paling lambat setiap tanggal 5 pada awal
triwulan berikutnya. Pengiriman laporan ke instansi-instansi lain melalui
PPK Pengawasan, Satker Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional
Provinsi Jawa Tengah.

24. Laporan Akhir Pada akhir masa layanan, Konsultan Pengawas harus menyerahkan laporan
akhir sebanyak 5 (lima) set, untuk setiap paket fisik dilengkapi dengan as
built drawing dan foto dokumentasi proyek (Soft Copy dan Hard Copy).
Isi laporan akhir secara garis besarnya harus menceritakan secara ringkas
dan jelas mengenai metoda pelaksanaan konstruksi, realisasi biaya
pekerjaan dan perubahan-perubahan kontrak yang terjadi, lokasi-lokasi
sumber material dan hasil pengujian mutu pekerjaan, personil konsultan
dan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi yang terlibat, pelaksanaan
pengawasan konstruksi yang telah dilaksanakan, rekomendasi tentang cara
pemeliharaan dikemudian hari dan segala permasalahan yang kemungkinan
besar akan timbul pada pekerjaan yang baru saja dilaksanakan, serta saran-
saran tentang perbaikan yang perlu dilakukan pada proyek-proyek
berikutnya untuk pekerjaan yang serupa/sejenis yang akan ditangani oleh
Direktorat Jenderal Bina Marga. Untuk memudahkan penjilidan dan
penggunaannya, laporan akhir ini dapat dibuat menjadi beberapa buku
yang terpisah.

Hal-Hal Lain
25. Pendayagunaa 25.1 Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus
n Tenaga Ahli dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali
dan Produksi ditetapkan lain dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan
Dalam Negeri keterbatasan kompetensi dalam negeri.
25.2 Peserta berkewajiban untuk menyampaikan penawaran yang
mengutamakan tenaga ahli dalam negeri.
25.3 Dalam pelaksanaan pekerjaan jasa konsultansi konstruksi
dimungkinkan menggunakan komponen berupa tenaga ahli dan
perangkat lunak yang berasal dari luar negeri (impor) dengan
ketentuan:
a) penggunaan tenaga ahli asing dilakukan semata-mata untuk
mencukupi kebutuhan jenis keahlian yang belum dapat
diperoleh di Indonesia, disusun berdasarkan keperluan yang
nyata, dan diusahakan secara terencana untuk semaksimal
mungkin terjadinya alih pengalaman/keahlian dari tenaga ahli
asing tersebut ke tenaga Indonesia;
b) komponen berupa perangkat lunak yang diproduksi di dalam
negeri belum memenuhi persyaratan; dan/atau
c) semaksimal mungkin menggunakan jasa pelayanan yang ada di
dalam negeri, seperti jasa asuransi, angkutan, ekspedisi,
perbankan, dan pemeliharaan.
26. Persyaratan Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk
Kerjasama pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut harus
dipatuhi yaitu membuat perjanjian kemitraan kerja sama operasi (KSO)
yang ditanda tangani kedua belah pihak di atas meterai Rp 10.000,-.
27. Pedoman Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berupa Standar
Pengumpulan Teknis yang memenuhi persyaratan di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Data Perumahan Rakyat.
Lapangan
28. Alih Apabila dipandang perlu oleh Pejabat Pembuat Komitmen, maka penyedia
Pengetahuan jasa dapat mengadakan pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar
terkait dengan substansi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih
pengetahuan kepada staf di lingkungan organisasi Pejabat Pembuat
Komitmen.

Semarang, 27 Oktober 2021


Pejabat Pembuat Komitmen
Pengawasan

ADISTA ARDI BAHADURI, ST, MT.


NIP. 19831214 201012 1 002

Anda mungkin juga menyukai