Anda di halaman 1dari 19

KELOMPOK 2

MAKALAH OBSERVASI

PROYEK :
EVENCIIO MARGONDA APARTEMEN

PELATIHAN DAN SERTIFIKASI AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI


BOGOR
2019

K3 Pada Pekerjaan Konstruksi Halaman 1 dari 19


KELOMPOK 2

Daftar Anggota Kelompok

No Nama Tugas Tandatangan


1 Lukas Ris Indarto Ketua
2 Rendi Nugraha A Sekretaris
3 Urip Waluyadi Anggota
4 Setyawan Anggota
5 Delis Putut Anggota

K3 Pada Pekerjaan Konstruksi Halaman 2 dari 19


KELOMPOK 2

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 4


BAB II MAKSUD DAN TUJUAN ......................................................................... 7
BAB III PERMASALAHAN ................................................................................... 8
BAB IV ANALISA DATA ...................................................................................... 11
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................... 12
BAB VI PENUTUP ............................................................................................... 13

K3 Pada Pekerjaan Konstruksi Halaman 3 dari 19


KELOMPOK 2

BAB I. PENDAHULUAN

Pekerjaan konstruksi bangunan dewasa ini banyak menggunakan peralatan,


Instalasi, pesawat dan bahan yang cenderung berkembang terus baik dalam jumlah
maupun jenisnya, dan sudah barang tentu akan menimbulkan potensi bahaya yang
berakibat kerugian bagi proyek.
Dengan penggunaan teknologi yang semakin maju dan canggih pada pekerjaan
konstruksi bangunan berarti dapat memberikan kemudahan dalam proses produksi,
meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja, serta pekerjaan pun akan dapat
diselesaikan tepat waktu. Namun, perlu diwaspadai dan diperhatikan bahwa resiko bahaya
yang mungkin akan terjadi menjadi lebih besar. Oleh karena itu perlu diimbangi dengan
peningkatan kualitas SDM K3 pada umumnya dan Ahli K3 Konstruksi pada khususnya
serta adanya kepastian kelayakan penggunaan mesin dan alat-alat kerja.
Sesuai dengan ketentuan Norma K3 maka diperlukan Pembinaan Tenaga Ahli Muda
K3 Konstruksi, dimana peserta diwajibkan melakukan Pelajaran Observasi Lapangan. Dan
dalam hal ini yang menjadi objek adalah: “PROYEK EVENCIIO MARGONDA
APARTMENT“. Oleh sebab itu, kami dari Pelatihan Ahli Muda K3 Konstruksi Kelompok 2
bersama-sama untuk memenuhi pelaksanaan ketentuan tersebut.

Data umum perihal proyek tersebut adalah sebagai berikut :

Nama Proyek : Evenciio Margonda Apartment


Pemberi Tugas : PT. Wisma Seratus Sejahtera
Lokasi Proyek : Jln. Margonda Raya No. 508 C, Pondok Cina - Depok
Nilai Kontrak : Rp. 333.224.100.000
Waktu Pelaksanaan Fisik : 1134 Hari Kalender
Lingkup Pekerjaan : Struktur dan Arsitektur
Type Proyek : Bangunan Gedung Bertingkat
Management Konstruksi : PT. Prosys Bangun Persada
Konsultan Arsitek : PT. Airmas Asri

Konsultan Struktur : PT. Davy Sukamta & Partner


Konsultan Mechanical , : PT. Skemanusa Consultama Teknik
Luas Bangunan : 61.264,70 m2

K3 Pada Pekerjaan Konstruksi Halaman 4 dari 19


KELOMPOK 2

Peraturan dan perundangan yang berlaku sebagai standar / ketentuan umum :


 UUD Dasar 1945 pasal 27 ayat 2
 UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
 UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan Kerja.
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 01/ MEN/1980, tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada konstruksi bangunan.
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. No.02/MEN/1982 tentang
kualifikasi Juru Las ditempat kerja.
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan R.I. No.05/MEN/1985, tentang Pesawat
Angkat dan Angkut.
 SKB Menteri Tenaga Kerja R.I. dan Menteri Pekerjaan Umum No.104/Kpts/1986
dan No.174/MEN/1986, tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat
Kegiatan Konstruksi.
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan R.I. No.01/MEN/1989, tentang Kualifikasi dan
Syarat-Syarat Operator Crane Angkut.
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan R.I. No.01/MEN/1992, tentang Syarat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Karbid.
 Keputusan Presiden No.22 tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul karena
Hubungan Kerja.
 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja

K3 Pada Pekerjaan Konstruksi Halaman 5 dari 19


KELOMPOK 2

Beberapa hal yang perlu kami kemukakan tentang diselenggarakannya pelatihan ini,
yakni mendidik peserta pelatihan menjadi tenaga ahli K3 Konstruksi yang handal.
Pelaksanaan Observasi yang kami lakukan dilapangan harus mengobservasi hal K3
dalam pekerjaan :
1. Pekerjaan Struktur
2. Pekerjaan Arsitek

Dan beberapa hal yang kami lakukan dalam menyiapkan penyajian bahan yang akan
kami seminarkan adalah mengadopsi data proyek dari pemaparan wakil tim proyek yang
digabungkan dengan hasil kunjungan lapangan serta hasil tanya jawab dilapangan
dituangkan dalam sistematika teori K3 yang kami dapat dikelas.

K3 Pada Pekerjaan Konstruksi Halaman 6 dari 19


KELOMPOK 2

BAB II. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Pelatihan ini adalah untuk menghasilkan tenaga Ahli Muda K3 bersertifikasi, sesuai
dengan Keputusan Dirjen Binawas No. KEP/20/DJPPK/2004 tentang sertifikasi
Kompetensi K3 Bidang Konstruksi Bangunan.
2. Peserta pelatihan dapat mengetahui dan mendalami tingkat penerapan teori K3
kedalam aplikasi K3 dilapangan.
3. Peserta pelatihan dapat melatih kejelian dan ketelitian dalam mengamati lingkungan
kerja dalam kaitannya dengan K3.
4. Para peserta mampu menyusun dan menyajikan hasil observasi lapangan kedalam
suatu makalah yang sistematis.
5. Para peserta pelatihan didorong untuk mampu dan berani tampil mempresentasikan
serta mempertahankan argumentasi atau pendapat dan analisanya dalam suatu forum
resmi dan terbuka.
6. Observasi lapangan dimaksudkan untuk mengadakan peninjauan secara langsung
terhadap suatu kegiatan proyek konstruksi, khususnya segala kegiatan yang terkait
dan berhubungan dengan K3, setelah peserta mengikuti pembekalan teori /
pengetahuan di kelas.

K3 Pada Pekerjaan Konstruksi Halaman 7 dari 19


KELOMPOK 2

BAB III. PERMASALAHAN DI LAPANGAN

Pada saat kami melaksanakan observasi lapangan pada proyek PROYEK


EVENCIIO MARGONDA APARTMENT kami menemukan banyaknya ketidaksesuaian
terhadap ketentuan K3 (keselamatan & Kesehatan Kerja) yang berlaku. Beberapa contoh
ketidaksesuaian ditunjukkan dengan banyaknya material tajam (stek) yang tidak diberi
proteksi di lapangan, penumpukan material yang kurang rapi ,kondisi lingkungan kerja
yang tidak kondusif bagi para pekerja untuk melakukan pekerjaannya, yang
mengakibatkan mutu kerja rendah dan mengakibatkan kerugian bagi proyek.
Di antara ketidak sesuaian dan kondisi lingkungan kerja yang kurang baik tersebut
yaitu :
1. Pekerjaan struktur
No Kondisi Tindakan Upaya Dasar Dasar
Kegiatan Akibat
. Berbahaya Berbahaya Pencegahan Hukum

Konstruksi
1 Pekerjaan Adanya stek Menyebabkan Melakukan SKB Menteri
Plat Lantai besi dan pipa tersandung pemotongan Tenaga Kerja
sparing yang dan terjatuh besi stek yang R.I. dan
belum muncul
Menteri
terpotong
Pekerjaan
Umum
No.104/Kpts/
1986 dan
No.174/MEN/
1986, tentang
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja pada
Tempat
Kegiatan
Konstruksi.
Bab XII
Pengerjaan
K3 Pada Pekerjaan Konstruksi Halaman 8 dari 19
KELOMPOK 2

Beton

2 Pekerjaan Tidak ada Menyebabkan Memasang SKB Menteri


Tangga railling terjatuh, Railling tangga Tenaga Kerja
tangga terperosok. sebagai R.I. dan
proteksi
Menteri
Pekerjaan
Umum
No.104/Kpts/
1986 dan
No.174/MEN/
1986, tentang
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja pada
Tempat
Kegiatan
Konstruksi
BAB II
Tempat Kerja
dan
Peralatan.
3 Pekerjaan TIdak ada Menyebabkan Menutup area SKB Menteri
Lubang Shaft proteksi terjatuh, lubang shaft Tenaga Kerja
pada area terperosok dan memberi R.I. dan
shaft proteksi railling
Menteri
Pekerjaan
Umum
No.104/Kpts/
1986 dan
No.174/MEN/
1986, tentang
Keselamatan

K3 Pada Pekerjaan Konstruksi Halaman 9 dari 19


KELOMPOK 2

dan
Kesehatan
Kerja pada
Tempat
Kegiatan
Konstruksi
BAB II
Tempat Kerja
dan
Peralatan
4 Pekerjaan Tidak Menyebabkan Memberikan SKB Menteri
Pembesian terdapat life jatuh safety line Tenaga Kerja
Plat lantai line pada sekeliling R.I. dan
atas bangunan
Menteri
Pekerjaan
Umum
No.104/Kpts/
1986 dan
No.174/MEN/
1986, tentang
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja pada
Tempat
Kegiatan
Konstruksi
BAB II
Tempat Kerja
dan
Peralatan
5 Struktur Railing Menyebabkan Memberikan SKB Menteri
Lantai perimeter benda jatuh safety net dan Tenaga Kerja
tidak toe board R.I. dan
terdapat toe
K3 Pada Pekerjaan Konstruksi Halaman 10 dari 19
KELOMPOK 2

board dan Menteri


safety net Pekerjaan
Umum
No.104/Kpts/
1986 dan
No.174/MEN/
1986, tentang
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja pada
Tempat
Kegiatan
Konstruksi
BAB II
Tempat Kerja
dan
Peralatan
6 Pemasangan Pemasangan Potensi Membuat Persyaratan
Kabel Listrik kabel listrik tersengat gantungan Umum
tidak rapi listrik dengan Instalasi Listrik
dan proteksi 2011 (PUIL)
langsung isolator
menempel
pada
material
logam

K3 Pada Pekerjaan Konstruksi Halaman 11 dari 19


KELOMPOK 2

2. Pekerjaan Arsitektur

No Kondisi Tindakan Upaya Dasar Dasar


Kegiatan Akibat
. Berbahaya Berbahaya Pencegahan Hukum

Konstruksi
1 Pekerjaan Tidak Menyebabkan Menggunakan Permenakertra
Keramik memakai ear pengurangan ear plug pada ns No. PER.
Lantai plug pada tingkat saat 08 MEN VII
saat pendengaran pemotongan 2010 tentang
memotong Alat Pelindung
keramik Diri
2 Pekerjaan Tidak Potensi Memberi Permenakertra
Pengelasan memakai terbakar, tabung APAR ns No. PER.
APD yang tersengat dan memakai 08 MEN VII
sesuai & listrik perlengkapan 2010 tentang
tidak ada APD yang Alat Pelindung
APAR sesuai Diri

3 Pekerjaan Area becek Menyebabkan Mengeringkan SKB Menteri


Finishing dan kumuh terjatuh, area yang Tenaga Kerja
Lantai terpeleset basah dan R.I. dan
membersihkan
Menteri
area becek
Pekerjaan
Umum
No.104/Kpts/
1986 dan
No.174/MEN/
1986, tentang
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja pada
Tempat
Kegiatan
Konstruksi
BAB II

K3 Pada Pekerjaan Konstruksi Halaman 12 dari 19


KELOMPOK 2

Tempat Kerja
dan
Peralatan
4 Pekerjaan Tidak Menyebabkan Memakai APD Permenakertra
Finishing memakai sesak nafas, standar ns No. PER.
dinding APD standar iritasi kulit (sarung 08 MEN VII
tangan, 2010 tentang
masker) Alat Pelindung
Diri

K3 Pada Pekerjaan Konstruksi Halaman 13 dari 19


KELOMPOK 2

BAB IV. ANALISA

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada PROYEK EVENCIIO


MARGONDA APARTMENT DEPOK, dapat dilihat bahwa proyek tersebut telah
menerapkan kegiatan berbudaya K3 dengan adanya usaha-usaha untuk menerapkan
K3L. Dari obeservasi yang telah dilakukan tersebut, kebanyakan ditemukan kesesuaian
yang telah memenuhi standar K3, tetapi ditemukan pula beberapa ketidak sesuaian (Non-
Comformance) yang belum memenuhi standar K3 yang berlaku (sesuai identifikasi bahaya
diatas). Ketidaksesuaian ini berpotensi menyebabkan bahaya (Hazardous) yang dapat
mengakibatkan kecelakaan kerja mulai dari near-miss sampai dengan kematian (Fatality).
Sesuai paket pekerjaan Proyek Evenciio Margonda Apartment, terdapat dua
pembagian Non-Conformance (NC) yaitu NC pekerjaan struktur dan NC pekerjaan
Arsitektur. Pekerjaan Struktur memiliki jumlah NC yang lebih banyak daripada NC
Pekerjaan Arsitektur. Hal ini dikarenakan Pekerjaan Struktur lebih kompleks dibandingkan
Pekerjaan Arsitektur.

NC pada Pekerjaan Struktur kebanyakan berkaitan dengan penggunaan Alat


Pengaman Kerja (APK) yang belum dipasang di tempat yang seharusnya dipasang.
Seperti tidak adanya railing tangga pada struktur tangga, tidak adanya railing dan safety
net pada lubang shaft, tidak adanya life line pada perimeter pekerjaan plat lantai serta
tidak adanya toe board dan safety net pada perimeter plat yang sudah selesai dicor.
Kelalaian pemasangan Alat Pengaman Kerja (APK) ini, memiliki bermacam-macam
bahaya diantaranya:

 Tidak adanya railing yang dilengkapi jaring dan toeboard pada struktur tangga dapat
mengakibatkan seseorang terjatuh. Dalam keadaan jam kerja yang sudah melewati 8
jam, pekerja akan mengalami kelelahan atau tidak dapat bekerja normal. Sehingga
diperlukan proteksi untuk mengurangi dampak bahaya yang akan terjadi dari kelelahan
tersebut
 Selanjutnya pada area lubang shaft dan lubang lift, wajib diberikan proteksi standar
railing, toeboard dan rambu yang menjelaskan bahaya apa yang ada disekitar area
kerja tersebut. Sebelum di proteksi railing, area lubang lift maupun shaft juga harus
ditutupi agar tidak ada kemungkinan benda jatuh dari pekerjaan yang sedang
berlangsung di area atas.
 Standar alat pengaman kerja lainnya yang harus di perhatikan adalah pada area
perimeter dinding. Perimeter merupakan area dengan tingkat bahaya yang tinggi
K3 Pada Pekerjaan Konstruksi Halaman 14 dari 19
KELOMPOK 2

karena posisi yang berada ditepian gedung. Proteksi lifeline wajib ada di semua area
perimeter dinding, dan semua pekerja yang bekerja di area ini diwajibkan menggunakan
APD Fullbodyharness.

Ketidaksesuaian penggunaan APD sering terjadi di area ini karena kurangnya


kesadaran pekerja dan sebagian besar pekerja menganggap diri mereka sudah biasa
melakukan kegiatan di area tepi bangunan sehingga mereka tidak mau menggunakan
APD yang benar.

Diperlukan pengawasan yang tinggi di area perimeter ini dan pengawas lapangan
diharapkan memiliki kesadaran untuk mengingatkan serta memberi pengarahan akan
bahaya yang terjadi, pengarahan ini dapat disampaikan setiap hari melalui toolbox
meeting dan kegiatan K3 lainnya dan menyampaikan udah terjadi akan merugikan diri
mereka sendiri, bukan orang lain.

NC pada Pekerjaan struktur selanjutnya adalah ketidaksesuaian yang berkaitan dengan


metode pekerjaan di lapangan. Seperti adanya stek besi dan pipa sparing yang belum
terpotong pada pekerjaan plat lantai dan pemasangan kabel listrik tidak rapi dan langsung
menempel pada material logam. Bahaya yang ditimbulkan karena kesalahan pekerjaan
yang tidak mengikuti metode pekerjaan diantaranya:

 Pada pekerjaan plat lantai, pastikan di area kerja tidak ada alat listrik yang tercecer
dilantai atau pastikan semua alat kerja terproteksi dengan benar.
 Instalasi listrik lapangan harus sesuai dengan BDE-SH-2015-005 tentang alat listrik,
dan pastikan semua kabel tergantung, tidak diikat menggunakan kawat bendrat, tidak
menempel di material besi, dan panel listrik harus dalam keadaan terkunci. Diperlukan
seorang inspektor dengan keahlian khusus dan bersertifikat untuk memonitoring
semua instalasi listrik yang ada di lapangan maupun kantor proyek berada dalam
keadaan sesuai dengan standar.

Selain paket struktur, proyek ini juga mengerjakan paket arsitek. Sama halnya dengan
paket struktur, akan banyak sekali ditemukan ketidaksesuaian paket pekerjaan arsitek,
baik ketidaksesuaian yang terjadi akibat kurangnya Alat Pengaman Kerja (APK) maupun
ketidaksesuaian yang diakibatkan oleh lengahnya pengawasan terhadap penggunaan
Alat Pelindung Diri (APD). Oleh sebab itu, kegiatan berbudaya K3 dan membudayakan K3
di suatu proyek kontruksi merupakan kewajiban semua anggota dan element yang terlibat
didalamnya.

K3 Pada Pekerjaan Konstruksi Halaman 15 dari 19


KELOMPOK 2

Adapun berbagai macam bahaya yang dapat timbul dari ketidaksesuaian yang di
temukan pada pekerjaan arsitektur di proyek ini, diantaranya :

 Pada saat melakukan pekerjaan keramik lantai, ditemukan pekerja yang tidak
menggunakan APD yang lengkap sesuai dengan item pekerjaan yang sedang
dilakukan. Kegiatan pemotongan keramik yang menimbulkan suara bising mewajibkan
pekerja menggunakan APD penutup telinga seperti ear plug / earmuff agar pekerja tidak
mengalami gangguan pendengaran apabila pekerjaan tersebut telah selesai. Hal ini
sudah di perintahkan pada Permenakertrans No. PER. 08 MEN VII 2010 tentang Alat
Pelindung Diri, dan semua pekerja wajib mematuhi aturan tersebut.
Gangguan pendengaran awal yang di derita oleh seorang pekerja akibat kebisingan di
area kerja dapat menyebabkan ketulian permanen apabila pekerja tersebut tidak
mengawasi dirinya sendiri dan sadar akan pentingnya keselamatan kerja.

 Selanjutnya pada pekerjaan pengelasan, seorang pekerja yang melakukan pengelasan


wajib melengkapi diri dengan APD standar pekerjaan pengelasan seperti sarung tangan
kulit yang berguna melindungi tangan pekerja dari panas, kedok las untuk melindungi
mata, apron untuk melindungi bagian tubuh dari percikan gram dan 1 (satu) buah APAR
yang digunakan untuk memadamkan api jika terjadi kebakaran.

Namun pada saat observasi, pada proyek ini ditemukan ketidaksesuaian bahwa pekerja
tidak menggunakan kedok las, sarung tangan las dan apron las serta di area kerja
tersebut tidak tersedia APAR yang digunakan jika ada bahaya kebakaran. Pekerjaan
yang tidak memenuhi standar K3 wajib di berhentikan oleh pengawas lapangan atau
siapa pun yang berada di sekitar karena akan menimbulkan bahaya seperti tersengat
listrik, kebakaran dan terkena percikan gram dari hasil pengelasan.

Untuk mengurangi dampak, diharapkan pengawas lapangan selalu memastikan alat


kerja yang digunakan selalu di cek dan dipastikan aman dan area kerja juga harus
terproteksi dengan standar yang berlaku.

 Adapun ketidaksesuaian juga kembali ditemukan pada pekerjaan finishing lantai,


housekeeping area kerja ditemukan berantakan, basah dan becek sehingga dapat
menimbulkan potensi bahaya seperti terpeleset. Berdasarkan SKB Menteri Tenaga
Kerja R.I. dan Menteri Pekerjaan Umum No.104/Kpts/1986 dan No.174/MEN/1986,
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi BAB II,
area kerja harus bersih dan rapi serta terjaga kesehatan. Material finishing yang

K3 Pada Pekerjaan Konstruksi Halaman 16 dari 19


KELOMPOK 2

sebagian besar juga termasuk bahan B3 dapat menyebabkan penyakit bagi pekerja dan
orang sekitar yang berada di area kerja.

 Sama halnya yang terjadi pada pekerjaan finishing dinding, pada item pekerjaan ini
pekerja berhadapan dengan bata ringan dan lem perekat yang mengandung bahan
kimia tinggi. Sehingga pekerja wajib menggunakan APD sarung tangan. Tapi
berdasarkan observasi yang dilakukan, sebagian besar pekerja tidak menggunakan
sarung tangan. Potensi bahaya yang timbul dari tidak patuhnya pekerja-pekerja
tersebut adalah dapat menimpulkan iritasi kulit berupa gatal gatal dan sebagainya.

Segala kegiatan berbudaya K3 yang sudah ada di proyek ini dapat sesuai rencana
dan target yang telah dibuat jika semua elemen-elemen melakukan tanggung jawab
masing-masing tanpa adanya paksaan dan pentingnya kepedulian antar element. Oleh
sebab itu, untuk memperbaiki kondisi ini, diperlukan kerjasama dari semua pihak. K3
bukan hanya milik Safety Officer saja, tapi harus didukung dan diterapkan oleh semua
bagian yang terlibat di proyek, mulai dari pimpinan sampai pekerja harian, dan
memerlukan pengawasan lembaga eksternal seperti Disnaker atau lembaga audit
independen untuk memastikan semua sistem berjalan dengan baik sesuai dengan
peraturan dan persyaratan yang berlaku, serta memberikan teguran / sanksi bagi pihak
pemilik proyek dan kontraktor agar memperbaiki kondisi lingkungan kerja dan
memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek tersebut.

K3 Pada Pekerjaan Konstruksi Halaman 17 dari 19


KELOMPOK 2

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisa atas hasil observasi pada PROYEK EVENCIIO MARGONDA


APARTMENT DEPOK, tim kami menyimpulkan bahwa :
 Keberhasilan pelaksanaan K3 dalam suatu proyek lebih tergantung pada komitmen
dan kepedulian dari pihak pemilik proyek dan para kontraktor yang terlibat dalam
pekerjaan proyek. Sedangkan para pekerja lebih cenderung mengikuti ketentuan yang
diberlakukan oleh pihak pemilik proyek dan kontraktor tersebut.
 Pihak pengawas K3 dari Disnaker setempat memiliki peran penting untuk
terlaksananya program K3 pada suatu proyek yang berada di daerah wewenang
Disnaker tersebut.
 Ahli K3 dari pemilik dan kontraktor sangat dibutuhkan guna terlaksananya program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja karenanya, Ahli K3 konstruksi yang bersertifikat
menjadi modal penting.

Saran :
 Pemilik dan kontraktor harus lebih sering memberikan kampanye dan pengarahan
Kepada para pekerja agar menyadari apa arti pentingnya keselamatan dan kesehatan
kerja.
 Petugas K3 agar mengikuti sertifikasi keahlian K3 untuk meningkatkan
kompetensinya.
 Perlunya peran Pemilik bangunan untuk mendukung pelaksanaan K3 terhadap
sesama kontrktor yang ditunjuk (direct contractor) dalam pelaksanaan proyek.

K3 Pada Pekerjaan Konstruksi Halaman 18 dari 19


KELOMPOK 2

BAB VI. PENUTUP

Demikian hasil laporan observasi lapangan, mudah-mudahan bermanfaat bagi


peserta seminar. Disamping itu ucapan terima kasih kami kepada bapak-bapak instruktur
yang telah memberikan ilmunya kepada kami, mudah-mudahan dapat kami manfaatkan di
tempat kerja kami. Terkait itu, kami ucapkan pula terima kasih kepada bapak-napak
manajer yang telah mempercayakan kepada kami untuk mengikuti pelatihan Ahli Muda K3
Konstruksi di PROYEK EVENCIIO MARGONDA APARTMENT DEPOK Jakarta, serta
instruktur dari Depnakertrans RI. Terima kasih.

K3 Pada Pekerjaan Konstruksi Halaman 19 dari 19

Anda mungkin juga menyukai