(KAK)
A. LATAR BELAKANG
Kabupaten Kediri merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Timur yang
memiliki banyak komoditas unggulan, salah satunya adalah tembakau. Dengan
membawahi sekitar 26 wilayah kecamatan dan sebanyak 343 desa, pada sektor
perkebunan tembakau kurang lebih menyumbang luasan wilayah 195 hektar kepada
seluruh luasan Kabupaten Kediri.
Meskipun luas wilayah Kabupaten Kediri hanya sekitar 5% dari luas
keseluruhan Provinsi Jawa Timur. Namun potensi bisnis tembakau di daerah tersebut
cukup menjanjikan, sehingga perlahan-lahan perekonomian masyarakat setempat juga
mulai ikut terangkat.
Dengan adanya potensi pada sektor perkebunan tembakau dan usaha ikutannya,
maka dianggap penting untuk melakukan perencanaan dalam rangka menunjang dan
melindungi industri tembakau yang tetap berpedoman kepada peraturan perundangan
yang berlaku, sehingga kesejahteraan masyarakat dan perlindungan lingkungan
sekitar tetap terjaga.
Melihat potensi dan permasalahan yang kemungkinan bisa ditimbulkan dari
sektor perkebunan tembakau dan ikutannya, maka Pemerintah melalui Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 21/PMK.04/2020 tentang Kawasan Industri Hasil
Tembakau mengamanahkan untuk melakukan optimasi dalam pengembangan industri
tembakau dalam bentuk Kawasan Industri Hasil Tembakau (KIHT). Berdasarkan
beleid tersebut KIHT adalah kawasan yang dijadikan sebagai tempat pemusatan
kegiatan industri hasil tembakau. Sebagai kawasan pemusatan kegiatan industri,
KIHT dilengkapi prasarana, sarana serta fasilitas penunjang industri hasil tembakau.
KIHT disediakan, dikembangkan, dan dikelola, oleh pengusaha kawasan industri
hasil tembakau atau disebut juga dengan pengusaha kawasan.
KIHT sendiri diperuntukan bagi pengusaha pabrik dengan skala Industri Kecil
dan Menengah (IKM). Pengertian IKM dalam beleid ini merujuk pada ketentuan
yang diterbitkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
perindustrian.
B. MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN
Maksud dari kegiatan ini adalah:
1) Mendapatkan gambaran umum mengenai kawasan industri hasil tembakau (KIHT)
yang merupakan kawasan yang dijadikan sebagai tempat pemusatan kegiatan
industri hasil tembakau;
2) Mendapatkan informasi mengenai kondisi kawasan industri hasil tembakau
(KIHT) yang ada di Kabupaten Kediri saat ini.
3) Mendapatkan informasi terkait kewenangan lahan untuk kawasan industri hasil
tembakau (KIHT) di Kabupaten Kediri yang akan direncanakan untuk kesesuaian
dengan tata ruang dan kepatuhan terhadap peraturan-peraturan perundangan yang
berlaku.
4) Mendapatkan usulan lahan prioritas untuk Kawasan Industri Hasil Tembakau
(KIHT) di Kabupaten Kediri.
5) Mendapatkan informasi dan kajian terkait dengan diperlukannya keterlibatan
pemangku kepentingan, termasuk lingkup dan isu-isu penting yang perlu
diperhatikan untuk melibatkan pemangku kepentingan.
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan rekomendasi kelayakan lahan
untuk kawasan industri hasil tembakau (KIHT) di daerah.
D. LOKASI KEGIATAN
Lokasi kegiatan ini dilakukan di Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur.
E. SUMBER PENDANAAN
Sumber dana pekerjaan ini adalah DBHCHT Dinas Perdagangan Kabupaten Kediri
Tahun Anggaran 2021 pada kode rekening 3.07.3.06.01.15.03 Kegiatan Koordinasi,
Sinkronisasi, dan Pelaksanaan Sumber Daya Industri sebesar Rp 130.000.000,-
(Seratus Tiga Puluh Juta Rupiah).
F. WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan ini akan dilakukan selama 45 (empat puluh lima) hari kalender setelah SPK
ditandatangani, yaitu bulan Oktober – Desember 2021
H. REFERENSI HUKUM
Dasar hukum untuk melaksanakan penyusunan Studi Kelayakan Kawasan Industri
Hasil Tembakau Kabupaten Kediri antara lain :
1) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1995
Tentang Cukai;
2) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007
Tentang Penataan Ruang;
3) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014
Tentang Perindustrian;
4) Peraturan Pemerintah RI No. 142 Tahun 2015 Tentang Kawasan Industri;
6) Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 40/MIND/PER/6/2016 tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Kawasan Industri;
7) Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 21/PMK.04/2020 tentang Kawasan
Industri Hasil Tembakau;
8) Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 206/PMK.07/2020 tentang Penggunaan,
Pemantauan, dan Evaluasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau;
9) Peraturan lainnya yang berlaku di Indonesia
4. Rekomendasi
1) Memberikan alternative rekomendasi kelayakan lahan untuk pengembangan
kawasan industri hasil tembakau (KIHT).
2) Memberikan gambaran peluang kelayakan lahan untuk pengembangan
kawasan industri hasil tembakau (KIHT) seiring dengan Pembangunan
Bandara di Kabupaten Kediri.
Pengguna Anggaran
drh.TUTIK PURWANINGSIH
PembinaTk.I
NIP. 197408072003122004