DOSEN PENGAJAR :
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “MAKALAH STRUKTUR
KOMPOSIT DENGAN METODE LRFD” sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Makalah ini disusun untuk melengkapi salah satu tugas akhir, sesuai dengan
ketentuan yang diberikan oleh Bapak WADIRIN, S.PD.,M.PD sebagai dosen pembimbing.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
dalam terselesaikannya makalah ini.
Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis
memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan dan penyampaian materi dalam
makalah ini. Selanjutnya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari para pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita.
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
LRFD (Load Resistance Factor Design). Konstruksi komposit merupakan suatu sistem
komposit dimana terdapat kerja sama monolith antara dua macam bahan yang berbeda,
yaitu beton dan baja. Pada kerja sama ini diharapkan terjadi interaksi penuh antara baja
dan beton dengan memasang alat penghubung geser atau Shear Connector. Balok
komposit dengan profil WF sudah biasa banyak digunakan dalam perencanaan suatu
gedung. Hal ini dikarenakan keuntungan yang didapat dengan menggunakan struktur
komposit pada suatu bangunan salah satunya adalah penghematan berat baja. 3
Dibandingkan dengan profil WF biasa castellated beam memiliki karakteristik yang
lebih menguntungkan. Castellated beam adalah profil baja I, H, dan U yang bagian
badannya dipotong memanjang dengan pola zigzag. Kemudian bentuk dasar profil
diubah dengan cara menggeser atau membalik setengah bagian baja profil yang telah
dipotong dan disambung dengan las pada bagian ‘gigi-gigi’- nya. Sehingga terbentuk
profil baru dengan lubang berbentuk segienam (hexagonal), segidelapan (octagonal), dan
lingkaran (circular). (Johann Grunbaeuer 2001). Keuntungan dari castellated beam ini
yaitu, dari berat profil yang sama didapatkan profil yang lebih tinggi, lebih kaku, dan
lebih kuat menahan beban yang besar daripada profil baja biasa. Castellated beam ini
cocok digunakan untuk bentang yang lebih panjang , sehingga dapat mengurangi
kebutuhan kolom dan pondasi (Jihad Dokali Meghrief, 1997 dan Johann Grunbauer,
2001). Dengan berbagai keuntungan dari struktur komposit itu sendiri dan profil
castellated beam, maka perpaduan balok komposit dengan menggunakan castellated
beam ini diharapkan dapat menghasilkan perencanaan struktur gedung baja komposit
yang rasional dan memenuhi persyaratan keamanan struktur berdasarkan peraturan-
peraturan yang berlaku dan memperoleh hasil yang efisien tanpa mengabaikan faktor
keselamatan dan fungsi dari bangunan ini.
4
1.3 Batasan Masalah
1. Perencanaan plat lantai dengan menggunakan dek baja.
2. Perencanaan balok menggunakan castellated beam komposit.
3. Perencanaan kolom menggunakan baja profil WF.
4. Perencanaan sambungan antara elemen-elemen baja dengan menggunakan baut.
5. Tidak merencanakan sloof pada pelat kaki kolom.
6. Tidak meninjau metode pelaksanaan.
7. Tidak meninjau segi arsitektural.
8. Tidak meninjau aspek biaya dan manajemen konstruksi.
1.4 Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan skripsi ini adalah:
1. Untuk merencanakan elemen-elemen struktur baja pada bangunan Rusunawa yg
meliputi: plat beton dengan spandek, balok castellated beam, dan kolom baja
2. Untuk menghitung kapasitas penampang komposit castellated beam pada struktur baja
3. Untuk merencanakan sambungan pada struktur baja di bangunan Rusunawa 5
1.5 Metode Pembahasan Konstruksi komposit adalah suatu sistem konstruksi yang
terdiri dari gabungan baja dan beton yang bekerja bersamaan dalam memikul gaya yang
timbul akibat beban yang bekerja. Dalam hal ini metode yang dipakai dalam
perencanaan adalah:
1. Evaluasi struktur berdasarkan pada jurnal ASCE (mengacu pada AISCLRFD), LRFD
dan SNI-03-1729-2002
2. Beban gempa dihitung berdasarkan pada SNI-03-1726-2012
3. Pembebanan dihitung berdasarkan pada SNI 2847-2013
4. Analisa struktur menggunakan program bantu Staad-Pro
5. Perencanaan komposit dengan metode Load Resistance Factor Design (LRFD)
5
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Kolom baja terbungkus beton / balok baja terbungkus beton (Gambar 1.a/d).
(d) (e)
Perencanaan komposit mengasumsi bahwa baja dan beton bekerja sama dalam
memikul beban yang bekerja, sehingga akan menghasilkan desain profil/elemen yang
lebih ekonomis. Dismping itu struktur komposit juga mempunyai beberapa kelebihan,
diantaranya adalah lebih kuat (stronger) dan lebih kaku (stiffer) dari pada struktur non-
komposit.
Metode Load and Resistance Factor Design (LRFD) sebenarnya merupakan suatu
metode yang baru dan telah lama diperkenalkan, namun di Indonesia relatif masih jarang
disentuh oleh kalangan akademisi maupun praktisi di lapangan, Oleh sebab itu pada
makalah ini mencoba sedikit membahas penggunaan metode LRFD.
B. Metode LRFD.
Dalam perencanaan struktur baja dikenal dua macam filosofi desain yang sering
digunakan, yaitu desain tegangan kerja (oleh AISC diacu sebagai Allowable Stress
Design, ASD) dan desain keadaan batas (oleh AISC diacu sebagai LRFD). LRFD
merupakan suatu perbaikan terhadap perencanaan sebelumnya, yang memperhitungkan
secara jelas keadaan batas, aneka ragam faktor beban dan faktor resistensi, atau dengan
kata lain LRFD menggunankan konsep memfaktorkan, baik beban maupun resistensi.
Desain ASD telah lama dikenal dan digunakan sebagai filosofi utama dalam
perencanaan struktur baja selama + 100 tahun. Dalam desain tegangan kerja, fokus
perencanaan terletak pada kondisi-kondisi beban layanan (tegangan-tegangan unit yang
mengasumsikan struktur elestis) yang memenuhi persyaratan keamanan (kekauatan yang
cukup) bagi struktur tersebut.
Jika tanpa pendukung, balok baja akan mendukung beban mati primer selama beton
belum mengeras. Beban mati sekunder serta beban-beban lain akan didukung oleh balok
komposit yang akan berfungsi jika beton telah mengeras dan menyatu dengan baja.
Dengan pendukung, selama beton belum mengeras beban mati primer akan dipikul
oleh pendukung. Setelah beton mengeras dan penunjang dilepas maka seluruh beban akan
didukung oleh balok komposit.
beff beff
L1 L2 L3
Dalam struktur komposit, konsep lebar effektif slab dapat diterapkan sehingga akan
memudahkan perencanaan. Spesifikasi AISC/LRFD telah menetapkan lebar effektif
untuk slab beton yang bekerja secara komposit dengan balok baja, sebagai berikut :
Kekuatan batas penampang komposit bergantung pada kekuatan leleh dan sifat
penampang balok baja, kekuatan ‘slab’ beton dan kapasitas interaksi alat penyambung
geser yang menghubungkan balok dengan ‘slab’.
Kekuatan batas yang dinyatakan dalam kapasitas momen batas memberi pengertian
yang lebih jelas tentang kelakuan komposit dan juga ukuran faktor keamanan yang tepat.
Faktor keamanan yang sebenarnya adalah rasio kapasitas momen batas dengan momen
yang sesungguhnya bekerja.
t a C g.n Cc
Cs
g.n. d1 d”2 d’2
d T T
Fy Fy Fy
Dengan menyamakan antara harga C dan T maka didapat harga a, yaitu sebesar :
As Fy
0,85. f 'c .beff
a= <t
d1 = d/2 + t - a/2
Contoh 1
Tentukan kapasitas momen batas penampang komposit pada gambar 4. Jika diketahui,
‘slab’ dari beton dengan f’c = 3 Ksi, dan profil baja W21x44 (dengan As = 13 in2, d =
20.66 in, bf = 6.5 in, dan tf = 0.45 in2) dengan Fy = 36 Ksi, dan n = 9.
b. Hitung dan gambarkan tegangan yang terjadi, jika momen beban hidup = 560 Kft.
30’
3 x 10’
4.5” a C
d1
W21x44 T
Fy
Penyelesaian :
Lebar effektif :
beff = 30 . 12 / 4 = 90 in.
As Fy 13.36
0,85. f 'c .beff
a= = 0.85.3.90 = 2,06 in < t = 4,5 in.
I s 886,78
Sa = Sb = ya = 10,33 = 85,845 inc3.
M D 70,03112
.
S
fa = fb = a = 85,845 = 9,789 Ksi.
Is = 886,7800
13 . 12,792 = 2126,5933
Ic = 3041,6695 inc4
Is 3041,6695
Sa = ya = 2 ,04 = 1491,014 inc3.
Is 3041,6695
St = yt = 2 ,46 = 1236,452 inc3.
Is 3041,6695
Sb = yb = 23,12 = 131,560 inc3.
MD 56012
.
fa = nSa = 9.1491,014 = 0,501 Ksi.
MD 56012
.
ft = St = 1236,452 = 5,435 Ksi.
MD 56012
.
S
fb = b = 131,56 = 51,079 Ksi.
Dengan dukungan (setelah terjadi komposit, MD + ML = 630,031 Kft)
MD 630,03112
.
fa = nSa = 9.1491,014 = 0,563 Ksi.
MD 630,03112
.
S
ft = t = 1236,452 = 6,115 Ksi.
MD 630,03112
.
fb = Sb = 131,56 = 57,467 Ksi.
+ =
Jika tinggi blok tegangan a yang diperoleh melampaui tebal plat (t) distribusi tegangan
akan seperti Gambar 3.c, dengan demikian didapat gaya tekan batas pada plat beton
sebesar :
Gaya tekan pada balok baja diatas garis netral sebesar Cs = As . Fy , dengan demikian
berdasarkan prinsip kesetimbangan didapat gaya tarik batas T’ sebesar :
C’ = Cc + Cs
dan juga T’ = As . Fy - Cs
Cc + Cs = As . Fy - Cs
As Fy Cc
maka Cs = 2
Dengan menyertakana gaya tekan Cc dan Cs kapasitas batas Mu pada kasus ini dapat
ditentukan yaitu sebesar :
Mu = Cc . d’2 + Cs . d”2
Contoh 2
Jika soal pada nomor 1 dirubah profil bajanya dengan W21x111 (A s = 32,7 inc2, d =
21,51 inc, bf = 12,34 inc, dan tf = 0,875 inc), maka :
Penyelesaian :
Lebar effektif :
beff = 30 . 12 / 4 = 90 in.
As Fy 32 ,7.36
0,85. f 'c .beff
a= = 0.85.3.90 = 5,13 in > t = 4,5 in.
Gaya desak beton Cc = 0,85 . f’c . beff . t = 0,85 . 3 . 90 . 4,5 = 1032,75 Kips.
Letak garis netral baja tarik terhadap sisi bawah, misal = y, maka :
35,8617 y = 355,4563
y = 9,91 inc.
Is 2862 ,767
y
Sa = Sb = a = 10,755 = 266,180 inc3.
M D 78,1312
.
S
fa = fb = a = 266,180 = 3,522 Ksi.
Is = 2862,767
Ic = 6664,214 inc4
Is 6664 ,214
Sa = ya = 5,31 = 1299,067 inc3.
Is 6664 ,214
St = yt = 0,63 = 10578,117 inc3.
Is 6664 ,214
Sb = yb = 20,88 = 319,167 inc3.
MD 56012
.
fa = nS a = 9.1299 ,067 = 0,575 Ksi.
MD 56012
.
ft = St = 10578,117 = 0,6353 Ksi.
MD 56012
.
fb = Sb = 319,167 = 21,055 Ksi.
+ =
MD 638,1312
.
fa = nSa = 9.1299 ,067 = 0,652 Ksi.
MD 638,1312
.
S
ft = t = 10578,117 = 0,724 Ksi.
MD 638,1312
.
fb = Sb = 319 ,167 = 23,992 Ksi.
Gaya geser horisontal yang timbul antara ‘slab’ beton dan balok baja selama
pembebanan harus ditahan agar penampang komposit bekerja secara monolit, atau
dengan kata lain agar terjadi interaksi antara ‘slab’ beton dan balok baja. Untuk
menjamin adanya lekatan antara beton dan balok baja maka harus dipasang alat
penyambung geser mekanis (shear Connector) diatas balok yang berhubungan dengan
‘slab’ beton. Disamping itu fungsi dari pada shear Connector adalah untuk menahan /
menghindari terangkatnya ‘slab’ beton sewaktu dibebani.
dipilih yang terbesar sehingga menghasilkan jumlah alat sambung geser yang lebih
banyak. Banyaknya alt sambung geser yang dibutuhkan dapat dihitung dengan rumus :
Cmax Tmax
N = Qn = Qn
Macam-macam shear Connector yang ada dipasaran sampai dengan saat ini sangat
banyak macam dan bentuknya, diantaranya adalah :
dengan, Qn = Kekuatan satu stud, kips. Fbu = Kuat tarik stud, ksi
Asc = Luas penampang stud, inci2. f’c = Kuat tekan beton, ksi.
dengan, Qn = Kekuatan satu stud, kips. Fbu = Kuat tarik stud, ksi
Contoh 3
Gunakan soal nomor 2, kemudian rencanakan ‘shear connector’ nya, jika diketahui E c
= 29000 Ksi.
Penyelesaian :
Gaya Geser Beton : Tmax = 0,85 . f’c . beff . t = 0,85 . 3 . 90 . 4,5 = 1032,75 Kips
Misal dipakai ‘stud’ diameter 3/4 “ dengan panjang 3”, maka h/d = 3/0,75 = 4
= 82,96 Kips
Cmax 1177 ,2
Jumlah ‘stud’ yang dibutuhkan = Qu = 82 ,96 = 14,19 buah 15 buah.
Untuk sebuah balok komposit berlaku Mp > Mu dengan = 0,85. Secara umum,
desain harus dimulai dengan mengasumsikan letak garis netral berada pada ‘slab’ beton,
dengan demikian luas As yang dibutuhkan untuk penampang baja tersebut adalah :
Mu
d a
. Fy ts
As = 2 2
Daftar Pustaka
http://eprints.umm.ac.id/21068/2/jiptummpp-gdl-nevofahmir-42407-2-babi.pdf