Anda di halaman 1dari 4

Pemanfaatan Limbah Bahan Padat Sebagai Agregat Kasar

Pada Pembuatan Beton Normal


1

Hendy Febriyatno
1

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Tekik Sipil dan Perencanaan, Universitas


Gunadarma
(
hendyfebriyatno@yahoo.co.id
)
ABSTRAK
Pengunaan material
recycle
untuk digunakan dalam campuran beton di Indonesia
masih belum umum namun sudah mulai banyak digunakan antara lain untuk
pengurukan, lapisan pondasi jalan dll. Hal ini mungkin disebabkan bahan baku
seperti semen dan agregat kasar maupun halus mudah didapat. padahal cepat atau
lambat material akan semakin
habis sehingga menyebabkan material dari tahun ke
tahun akan semakin mahal. Terutama agregat kasar atau kerikil yang hampir 78 %
menjadi bahan pengisi utama campuran beton Melihat dari fenomena di atas maka
disini perlu untuk melakukan pemanfaatan kembali
atau daur ulang material bekas
bongkaran bangunan atau puing
puing. Maka dari itu perlu dilakukan suatu
penelitian dari berbagai jenis material seperti ubin, genteng, dan batu alam yang
sudah digunakan sebagai pengganti agregat kasar. Tujuan dari penulisan
ini

adalah untuk mengetahui karakteristik kualitas beton yang dibuat dengan


memanfaatkan bahan
bahan
recycle
agregat yaitu; pecahan ubin, pecahan
genteng, pecahan batu alam andesit sebagai agregat kasar kemudian juga untuk
memberikan pemahaman dan informa
si kepada masyarakat mengenai
pemanfaatan limbah konstruksi yang ternyata bisa digunakan lagi sebagai
pengganti agregat kasar yang umum digunakan yaitu kerikil untuk pembuatan
beton normal. Beton cam
puran agregat kerikil dan pecahan batu alam andesit
mencapai kuat tekan karakteristik yang diisyaratkan yaitu 225 kg/ cm
2

. Beton
dengan campuran pecahan ubin dan pecahan genteng tidak mencapai kuat tekan
karakteristik yang telah di isyaratkan. Dari 2 (dua)
perbandingan yang digunakan
yaitu perbandingan volume dan perbandingan mix design, ternyata kuat tekan
yang dihasilkan lebih besar perbandingan volume untuk pembuatan beton normal.
Kata Kunci :
recycle
, beton, pecahan, kuat tekan, agregat,
PENDAHULUAN
Dal
am perkembangan dunia yang semakin maju dan serba canggih, teknologi
beton mempunyai potensi yang luas dalam bidang konstruksi. Hal ini
menyebabkan beton banyak digunakan untuk konstruksi bangunan gedung,
jembatan, dermaga dan lain
lain. Banyaknya jumlah p
enggunaan beton dalam
konstruksi tersebut mengakibatkan peningkatan kebutuhan material beton,
sehingga memicu penambangan batuan sebagai salah satu bahan pembentuk beton
secara besara
besaran yang menyebabkan turunnya jumlah sumber alam yang
tersedia untuk
keperluan pembetonan. (Suharwanto, 2005)
Pengunaan material
recycle
untuk digunakan dalam campuran beton di Indonesia
masih belum umum namun sudah mulai banyak digunakan antara lain untuk
pengurukan, lapisan pondasi jalan dll. Hal
ini mungkin disebabkan bahan baku
seperti semen dan agregat kasar maupun halus mudah didapat. padahal cepat atau
lambat material akan semakin habis sehingga menyebabkan material dari tahun ke
tahun akan semakin mahal. Terutama agregat kasar atau kerikil y
ang hampir 78 %

menjadi bahan pengisi utama campuran beton (Astanto, 2001).


Beton normal adalah beton yang mempunyai kuat tekan berkisar antara 200

500
kg/cm
2

, beton ini mempunyai porsi terbesar produksi beton di Indonesia dan


sering dijumpai misalkan, d
i pabrik beton precast dan balok
balok beton pratekan,
serta pembuatan gedung bertingkat (Hanafiah, 2003)
Fungsi penggunaan agregat dalam beton adalah;, menghasilkan kekuatan yang
besar pada beton, mengurangi susut pengerasan beton dan dengan gradasi yang
baik maka akan didapatkan beton yang baik. Agregat yang digunakan dalam beton
berfungsi sebagai bahan pengisi, namun karena prosentase agregat yang besar
dalam volume campuran, maka agregat memberikan kontribusi terhadap kekuatan
beton (Mulyono, 2003). Mak
a dari itu agregat kasar pada campuran beton
mempunyai peranan penting, walaupun hanya sebagai pengisi akan tetapi agregat
kasar sangat berpengaruh terhadap sifat
sifat mortar/ beton. Sehingga pemilihan
agregat merupakan suatu bagian penting dalam pembuata
n mortar/ beton (
Triwidati,2002).
Limbah secara umum didefenisikan sebagai substansi atau suatu objek dimana
pemilik punya keinginan untuk membuang. Sedangkan limbah konstruksi
didefenisikan sebagai material yang sudah tidak digunakan yang dihasilkan dari
proses konstruksi, perbaikan atau perubahan (Franklin,1998).
Data dari Bappeda DKI Jakarta pada tahun 2004, limbah padat yang dihasilkan
setiap hari mencapai 10.220 ton. Limbah tersebut berupa limbah padat yang
dihasilkan dari aktifitas industri, perumaha
n dan pertanian dimana didalamnya
termasuk limbah hasil dari pelaksanaan pembangunan konstruksi.
Melihat dari fenomena di atas maka disini perlu untuk melakukan pemanfaatan
kembali atau daur ulang material bekas bongkaran bangunan atau puing
puing.
Maka da
ri itu perlu dilakukan suatu penelitian dari berbagai jenis material seperti
ubin, genteng, dan batu alam andesit yang sudah digunakan, sebagai pengganti
agregat kasar kerikil. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui kuat
tekan karakteristik beto
n yang dibuat dengan memanfaatkan bahan
bahan
recycle
agregat yaitu; pecahan ubin, pecahan genteng, pecahan batu alam andesit sebagai
campuran agregat kasar.

TINJAUAN PUSTAKA
Beton
Beton merupakan bahan bangunan yang dihasilkan dari campuran atas semen
Portland, pasir, kerikil dan air. Beton ini biasanya di dalam praktek dipasang
bersama
sama dengan batang baja, sehingga disebut beton bertulang (batang baja
berada di dalam beton). Pada saat ini sebagian besar bangunan dibuat dari beton
bertulang, disampi
ng kayu dan baja.

Anda mungkin juga menyukai