Anda di halaman 1dari 29

SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 1 LINGKUP PEKERJAAN Lingkup pekerjaan untuk paket ini adalah mengadakan Pembangunan Gedung Kantor Balai Penyuluhan semuanya ini ditentukan dalam gambar, kuantitas bahan dan material dan pendukung lainnya yang diperlukan untuk paket ini. Rekanan harus bertanggung jawab dan menyelesaikan semua pekerjaan ini, sesuai apa yang tecantum dalam ketentuan-ketentuan persyaratan dan spesifikasi teknis ini. Pasal 2 PEKERJAAAN PERSIAPAN LAPANGAN & PEKERJAAN TANAH 2. 1 PEMERIKSAAN TEMPAT-TEMPAT PEKERJAAN Sebelum memulai sesuatu pekerjaan yang ada dalam kontrak, pemborong harus mengunjungi tempat atau tempat-tempat pekrejaan dan meninjau kondisi (keadaan) serta bahan-bahan yang ditemukan. 2. 2 TEMPAT-TEMPAT PEKERJAAN YANG HARUS DI BERSIHKAN Tempat-tempat dari pekerjaan yang dimaksud harus bersih dari segala tumbuh-tumbuhan dan lain-lain rintangan yang terdapat di sekitar daerah pekerjaan tersebut dan siap untuk penggalian. 2. 3 POHON-POHON DAN PAGAR HIDUP Pemborong tidak diperkenankan membasmi, menebang, atau merusak pohon-pohon atau pagar hidup kecuali yang ada di dalam batas-batas penggalian atau yang jelas diberi tanda pada gambargambar bahwa harus mendapat izin dari pemberi tugas. 2. 4 PERMUKAAN TANAH Sebelum memulai sesuatu penggalian, pemborong harus yakin bahwa permukaan tanah baik setempat maupun garis transis yang tertera dalam Gambar Kontrak adalah benar. Jika ia tidak merasa puas dengan ketelitian permukaan tanah, maka dalam waktu 21 hari setelah tanggal SPK, ia harus memberitahukan secara tertulis kepada pemberi tugas, jika tidak, maka tuntutan mengenai ketidakseksamaan permukaan tanah tidak akan dipertimbangkan. 2. 5 TANAH YANG ADA TANAMANNYA Tanah yang ditanami harus digali terpisah dari tanah yang tidak ditanami, menggalinya rata dalam 20 cm dan tanah penggalian harus dipakai untuk bahan urugan lapisan paling atas pada sekeliling bangunan atau daerah-daerah dekatnya yang ada ditentukan oleh pemberi tugas. 2. 6 PENGGALIAN Semua penggalian harus dilaksanakan menurut apa yang diisyaratkan mengenai panjangnya, dalamnya, serongan-serongan, kelokan-kelokan yang derlukan untuk konstruksi pekerjaanpekerjaan atau seperti yang tertera dalam gambar untuk bahan apapun dan tanah kelebihnnya harus dipergunakan untuk urugan atau dibuang, menurut apa yang di instruksikan oleh pmberi tugas. Pada daerah tampak-tampak bangunan dan jalan, penggalian top soil 20 cm dari permukaan tanah. Lapisan lumpur harus diangkat dan diganti dengan tanah urug yang disetujui. Akar-akar tanaman harus diangkat sampai bebas akar.

2. 7

PERSIAPAN PENGURUGAN Lapisan tanah paling atas harus dibuang dan permukaan tanah harus digilas untuk mencapai 90 % kepadatan maksimum standard proctor atau ASTM D1557 dengan ketebalan pengurugan 15 cm sebelum menebarkan lapisan urugan berikutnya.

2. 8

BAHAN-BAHAN URUGAN DAN PENGURUGAN KEMBALI Semua bahan urugan atau pengurugan kembali harus disetujui oleh Pemberi Tugas sebelum dipakai. Bahan tanah urugan harus digranulahir dengan keadaan clay tidak lebih dari 20 %.

2. 9

PELAKSANAAN PENGURUGAN Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis yang tebalnya 15 cm tanah buyar yang dipadatkan sampai kepadatan maksimum. Jika tidak ada persetujuan sebelumnya dari Pemberi Tugas, pemadatan tersebut tidak dengan dibasahi air. Pemadatan urugan dengan dengan memakai alat penggilas bobot 8 ton, yang disetujui atau alat lainnya yang sesuai dengan persetujuan Pemberi Tugas. Daerah tapak bangunan, jalan dan tempat parkir dipadatkan sampai 90% kepadatan maksimum. Standard test ATSM D1557/Standard Proctor.

2. 10

PEMERIKSAAN, PENGGALIAN DAN PENGURUGAN Penggalian dan pengurugan harus diperiksa dan disetujui oleh Pemberi Tugas dan jika disyaratkan, oleh yang berwenang setempat sebelum tahap pembangunan seanjutnya dimulai. Dalam hal pengurugan, jika bagian-bagian yang dipadatkan sudah siap, Pember Tugas harus segera diberitahu, agar ia dapat segera mengatur untuk mengadakan pengujian kepadatan. Pengujian dengan Sand Cone test dilakukan pada setiap lapisan setelah 15 cm yang telah dipadatkan.

2. 11

GALIAN SUPAYA TIDAK DIGENANGI AIR Pemborong harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air yang berasal dari hujan, dai parit, banjir, mata air, atau lain-lain sebab, dengan jalan memompa, menimba, menyalurkan ke parit-parit atau lain-lain, dan biaya untuk pekerjaan-pekerjaan tersebut harus dianggap telah termasuk harga kontrak.

2. 12

LANJUTAN PEKERJAAN SETELAH PENGGALIAN SELESAI Pemborong tdak diperkenankan membiarkan sampai lama galian, sumuran dan sebagainya, yang tidak diperlukan, tetapi harus segera setelah galian disetujui, memulai tahap pembangunan berikutnya. Ini memerlukan koordinasi ya ng ketat antara pihak yang bersangkutan.

2. 13

GALIAN YANG DALAMNYA MELEBIHI YANG DIKEHENDAKI Bila mana sesuatu galian yang telah dilaksanakan dalamnya melebihi yang dikehendaki atau permukaan yang tertera dalam gambar untuk dasar yang kuat, Pemborong harus mengisi galian yang terlalu dalam itu dengan bahan yang sama seperti yang ditentukan untuk pondasi atau dengan beton jenis biasa (1:3:5) atas biaya Pemborong dan tidak ada penggantian pembayaran utnuk penggalian atau pengurugan seperti ini, juga tidak untuk pembuangan tanah galiannya.

2. 14

MENYANGGA PINGGIR-PINGGIR GALIAN Pemborong bertanggung jawab untuk menyangga pinggir-pinggir semua galian dan tidak ada tuntutan yang bakal dipertimbangkan untuk galian tambahan, pekerjaan menembok bahan atau cara pembuatan lainnya dalam hal ini. Pemborong harus bertanggung jawab atas kerusakan terhadap bangunan-bangunan lain di tempat pekerjaan atau jalan umum, gedung dan lain-lain yang diakibatkan oleh runtuhnya pinggir-pinggir dan tanggul galian-galian.

2. 15

PEMERIKSAAN SEBELUM PENGURUGAN TANAH Pengurugan tidak bleh dilaksanakan sebelum pondasi atau lain-lain yang dibangun yang akan ditutup atau tersembunyi oleh tanah urugan diperiksa dulu oleh Pemberi Tugas.

2. 16

KAYU YANG TERTINGGAL DALAM GALIAN Kayu-kayu atau lain-lain tidak boleh dibiarkan tertinggal pada waktu pengurugan dlaksanakan, kecuali jika ada persetujuan dari Pemberi Tugas.

2. 17

PENGURUGAN SEKITAR YANG AKAN DIBANGUN Pengurugan sekitar pondasi, septic tank, dan lain-lain yang dibangun harus dilaksanakan sekaligus berturut-turut dan tidak boleh melakukannya terpisah-pisah kecuali jika ada persetujuan Pemberi Tugas. Hanya bahan yang telah disetujui boleh dipakai untuk urugan dan itu harus diaruh lapis demi lapis yang masing-masing tebalnya 20 cm dan tidak boleh dicampur dengan air kecuali jika dikehendaki dan disetujui oleh Pemberi Tugas.

2. 18

PERATAAN TERAKHIR Daerah-daerah yang diurug digali yang tercantum didalam kontrak ini, harus diratakan hingga sama halusnya dan tidak ada permukaan yang tidak rata. Bilamana ada perubahan kemiringan yang dikehendaki, maka harus diusahakan agar terjadi peralihan penampang yang lengkung tanpa ada perubahan yang menyolok. Disekitar bangunan dan lain-lain yang didirikan dibuat suatu kemiringan yang tidak kurang dari 2%, kecuali jika ada penentuan lain atau ditunjukan pada gambar.

2. 19

PEMASANGAN SALURAN-SALURAN Paenggalian parit-parit saluran dan pengarahannya harus benar, kedalamannya harus benar, kemiringannya seperti yang diminta, pipa-pipa dan alasnnya harus sesuai dengan yang ditunjukan pada gambar. Dasar dari parit-parit itu harus cukup lebar agar pekerja-pekerja dapat bekerja dengan leluasa. Tanah galian tidak boleh ditaruh pada jarak 500 cm dari pinggir-pinggir parit yang digali dan sisa galian harus disangga dengan papan-papan dan jika dikehendaki memakai penopang agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan cepat. Bilamana penggalian telah dilakukan lebih dalam dari yang diperlukan, maka parit-parit itu harus diisi dengan beton 1:3:5 sampai kedalaman yang benar, atas biaya Pemborong. Jika diberitahukan lapisan tanah paling harus ditaruh di pinggir untuk dipakai lagi, harus diusahakan agar galian tidak digenangi air, dengan jalan memompa, menimba atau cara lain.

2.20

SALURAN DARI PASANGAN BATA Konstruksi saluran pasangan bata harus sesuai dengan bestek dan gambar-gambar kerja. Tabel dinding saluran adalah 1/2 bata. Saluran dibuat diatas pasir padat setebal minimal 20 cm, sedangkan tanah dasar dipadatkan lebih dahulu sampai mencapi angka CBR>5. Batu bata dipasang dengan adukan 1pc : 2ps. Dinding yang terliha diplester dengan adukan 1pc : 3ps.

2.20.1 Pembuatan Saluran-Saluran Drainage Saluran-saluran drainage harus dibuat dalam garis lurus dan gradasi yang ditunjuk pada gambar. Memasang dan menentukan level dari saluran harus menyediakan alat-alat yang sesuai seperti papan bidik, mistar, mistar T, titik tetap duga da sebagainya yang diperlukan untuk maksud itu. Semua saluran harus bebas dari tanah, ping-ping kelebihan semen dan lain-lain rintangan pada waktu pembuatan sampai penyelesaian kontrak, dimana pekerjaan akan diserahkan dalam keadaan bersih. 2.20.2 Pengurugan Parit-Parit Parit-parit tidak boleh diurug sebelum saluran drainage didalamnya diuji dan dinyatakan baik. Tanah urug untuk dasar parit sampai ketinggian 30 cm diatas pipa, harus dari bahan urug yang terpilih, jika perlu dipadatkan dengan tangan dan pada kedua belah pipa tersebut dipadatkan dengan baik. Sisa urugan tanah harus dilapis-lapis yang tebalnya 30 cm, tiap lapisan dibasahi, jika perlu dipadatkan dengan alat pemadat mekanis atau cara lain yang efisien untuk mencapai pemadatan yanag kukuh. 2.20.3 Pengujian Pekerjaan Drainage Dan Saluran Pembuatan Seluruh pekerjaan drainage dan seluruh pembuatan harus diuji hingga Pemberi Tugas merasa puas. Pengujian tersebut haru dilakukan dari bak kontrol riol ke bak kontrol riol yang lain, jika bak kotnrol terbut ada di tunjukan di dalam gambar. Saluran cabang yang pendek harus di uji disatukan dengan saluran induk. Cabang-cabang saluaran yang panjang harus diuji secara terpisah. Bak kontrol diperiksa secara terpisah. Pengujian harus dilakukan sebelum pipa-pipa dikelilingi dengan beton atau ditutup dan harus diulang setelah pengurugan parit-parit. Pengujian harus dilaksanakan dengan cara menyumbat ujung saluran yang rendah dan ujung sambungan, mengisi bagian tersebut dengan air, dengan tekanan paling sedikit 1.50 m dari hulu air pada titik yang tertinggi dari bagian yang diuji. Jika dikehendaki, untuk mengadakan pengujian test head, suatu ruas bengkok (knukkle bend) yang cukup panjang vertikal harus disambungkan sementara ke ujung bagian atas. Setelah ditambahkan cukup air leluasa untuk diserap, pengujian ditunggu sampai tidak kurang dari 10 menit. Bagian pekerjaan yang terbukti bocor atau terlalu banyak rembesan dari sambungan, harus dipotong dan diperbaiki. 2.20.4 Septick tank, Sumur Resapan dan Bak Kontrol Septic tank, sumur resapan dan bak kontrol harus dari jenis yang sudah ditentukan dan dilaksanakan sesuai dengan dengan detail dan ukuran yang tertera dalam gambar. Penempatannya harus seperti yang ditunjukan dalam rencana pekerjaan lapangan. 2.21 PENENTUAN PEIL BANGUNAN Untuk Peil bangunan 0.00 disesuaikan dengan yang tercantum dalam gambar.

Pasal 3 PONDASI 1. 2. 3. Ketentuan tentang pondasi harus sesuai dengan gambar bestek yang terdiri dari pondasi batu kali dan batu beton. Batu kail yang dipakai untuk pondasi batu kali adalah batu kali belah, bentuknya bersudut-sudut dan tidk boleh berukuran lebih dari 30 cm, bebas dari tanah dan lumpur. Bahan pengisi merupakan adukan dari air, pasir pasang dan semen, dengan perbandingan 1 pc : 4 ps. Pemasangan harus dengan ikatan yang baik, tidak diperbolehkan adanya rongga diantara pasangan batu kali. Campuran lantai kerja pondasi dan lainnya 1 pc : 3 ps : 5 kr dengan tebal sesuai gambar bestek. (minimum 6 cm) Dibawah lantai kerja durug dengan pasir urug dan setelah dipadatkan minimal tebal 30cm atau sesuai dengan gambar bestek. Apabila didalam galian terdapat genangan air, dan kotoran-kotoran maka pada waktu pengecoran lantai kerja maupun poor air tersebut harus dikeluarkan dengan mesin pompa sehingga betul-betul kering dan bersih. Pondasi plat beton dan sloof beton dilaksanakan dengan mutu beton K.225 dan mutu tulangan U.32. Semen campuran beton bertulang harus dibuat menurut pengujian dari hasil mix design yang telah dibuat sebelumnya. Pemakaian bahan aditive untuk keperluan kelancaran pekerjaan harus melalui persetujuan dari Direksi, setelah menunjukan brosur-brosur, serta hasil pengujian mutu akibat penambahan bahan aditive tersebut. Baja tulangan yang dipakai harus baru, bebas karat. Penyambungan tulangan harus mengikuti ketentuan yang berlaku. Penyambungan tulangan tidak boleh dilakukan pada suatu tempat melebihi sepertiga jumlah tulangan yang ada.

4. 5. 6.

7. 8. 9.

10. 11.

Pasal 4 PEKERJAAN STRUKTUR BETON DAN PEKERJAAN LAINNYA (UMUM) 4.1 LINGKUP PEKERJAAN 4.1.1 4.1.2 Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga, bahan dan peralatan untuk menyelesaikan pekerjaan ini. Pekerjaan meliputi pekerjaan konstruksi beton dan semua yang tercantum pada gambar dan persyaratan ini, maupun ketentuan-ketentuan dalam syarat-syarat dan spesifikasi khusus.

4.2

PEDOMAN PELAKSANAAN 4.2.1 4.2.2 Kecuali ditentukan lain, maka dalam ketentuan-ketentuan berikut, maka sebagai pedoman tetap dipakai PBI 1971. Pemborong diwajibkan memberi laporan mengenai perbedaan yang didapat dalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur. Hal ini harus dilaporkan kepada Management Konstruksi sebelum pekerjaan dilaksanakan.

4.3

BAHAN 4.3.1 Semen : a. Digunakan portland cement jenis I N.I. 8 1965 atau type I menurut ASTM. C. 150 dan memenuhi S.400 menurut standard cement portland yang digariskan oleh assosiasi semen Indonesia (N.I. 8-172). Merek yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan kecuali dengan persetujuan tertulis dari Direksi Pengawas. Pertimbangan Direksi Pengawas hanya dapat dilakukan dalam keadaan : Tidak adanya stock dipasarkan dari merk tersebut diatas. Kontraktor memberikan jaminan dengan data-data teknis bahwa mutu semen yang tersebut diatas. Semen yang telah mengeras sebagian tidak diperkenankan untuk dipakai sebagai bahan campuran. Tempat penyimpanan semen harus diusahakan sedemikian rupa sehingga semen bebas dari kelembaban untuk menghindarkan cepatnya semen mengeras.

b.

4.3.2

Pasir Beton Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan batu-batu yang bersih dan bebas dari bahanbahan organis, lumpur dengan sejenisnya, dan juga memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI 1971. Koral a. Koral yang digunakan harus bersih dan bermutu baik serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI 1971. b. Tempat penyimpanan / penimbunan pasir dan koral harus dipisahkan satu dengan yang lain sehingga dapat dijamin bahwa kedua jenis material tersebut tidak tercampur untuk mendapatkan adukan beton dengan komposisi material yang tepat. Air Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, garam dan bahan-bahan organis atau bahan-bahan yang dapat merusak beton. Dan dibuktikan dengan hasil test laboratorium dan semua biaya ditanggung oleh Pemborong. Besi Beton a. Mutu baja yang dipakai untuk penulangan : Struktur (Pondasi, sloof, kolom, balok) U32 Praktis (kolom, balok) U24 Plat lantai U24 b. Mutu besi beton yang digunakan harus dibuktikan oleh hasil test laboratorium. Jumlah benda uji minimum 3 buah untuk setiap ukuran penampang besi beton dan semua biaya ditanggung oleh kontraktor. c. Direksi akan diminta diadakan test laboratorium untuk setiap bahan / material yang diragukan mutunya. d. Besi beton / material yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi/Pengawas Lapangan. e. Besi beton yang akan digunakan harus bersih dari minyak dan bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat antara besi dengan adukan beton.

4.3.3

4.3.4

4.3.5

f. g.

kecuali untuk tulangan sengkang dan spiral maka semua baja tulangan harus merupakan baja ulir (deformed). Penyambungan besi tulangan dengan penjelasan, baik bahan maupun caranya, harus sesuai dengan ketetapan Draft konsensus Pedoman Beton 1988, dan harus mendapat persetujuan dari Pengawas.

4.3.6

Penempatan atau penimbunan material pasir dan koral harus diletakkan di atas suatu perkerasan dari beton tumbuk dan dilindungi dari hujan.

4.4

BEKISTING 4.4.1 Bahan yang digunakan sebagai bekisting harus dari bahan yang baik dan dipasang sesuai dengan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan yang diperlukan di dalam gambar konstruksi. Dan bahan ini harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas. Bekisting harus dipasang dengan perkuatan-perkuatan sehingga menjamin ukuran-ukuran dan jarak-jarak tidak berubah selama diadakan pengecoran. Bekisting sebelum diadakan pengecoran beton harus dibersihkan dari berbagai bentuk kotoran. Setelah pengecoran bekisting dapat dibuka/dibongkar sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI 1971.

4.4.2 a. b.

c.

4.5

MUTU BETON 4.5.1 Mutu beton yang digunakan untuk bangunan-bangunan struktural dan plat adalah K.225, sedangkan untuk kolom praktis dan balok parktis K. 175. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Kontraktor dengan percobaan hancur kubus/beton dari laboratorium. Pengambilan contoh adukan beton (benda uji) yang akan di test laboratorium harus disaksikan oleh Pengawas Lapangan. Jumlah benda uji dibuat sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Draft Konsensus Pedoman Beton 1988 dan mutu beton harus diperiksa untuk umum 3 (tiga) hari, 7 (tujuh) hari, dan 28 (dua puluh delapan) hari untuk setiap macam adukan yang diambil contohnya. Hasil dari pemeriksaan laboratorium, harus segera diserahkan kepada pengawas.

4.5.2 a. b. c.

d. 4.6

CAMPURAN BETON 4.6.1 Komposisi adukan dinyatakan dalam perbandingan berat. Untuk menghasilkan mutu beton yang ditentukan untuk masing-masing jenis konstruksi. Untuk masing-masing jenis material harus diadakan percobaan komposisi adukan (mix design) dan hsil dari perconbaan tersebut harus segera diserahkan kepada Pengawas untuk dijadikan pedoman pada waktu diadakan pengecoran. Slump untuk campuran beton harus disesuaikan dengan hasil percobaan laboratorium untuk mendapatkan mutu beton yang disyaratkan. Slump 10 cm Penunjukan laboratorium untuk pengetesan beton-beton dan percobaan untuk mutu beton, harus mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas.

4.6.2

4.6.3

4.7

PELAKSANAAN 4.7.1 Pengecoran a. b. c. d. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis dari Pengawas Lapangan. pengecoran harus dilakukan dengan baik dengan menggunakan alat getar untuk menjamin kepadatan dari beton. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan dilanjutkan pada hari berikutnya, maka tempat berhenti pengecoran harus disetujui Pengawas Lapangan. Pada pengecoran berikutnya setelah pengecoran berhenti 1 hari maka pada adukan beton lama (beton yang telah mengeras) harus dicari bahan kimia untuk penyambungan pengecoran tersebut yang akan digunakan, harus dimintakan persetujuan dari Direksi. Setelah pengecoran, maka beton harus dalam keadaan basah secara terusmenerus selama tidak kurang dari 7 (tujuh) hari selama masa pengerasannya.

e.

4.7.2

Lubang-Lubang dan Pipa-Pipa Pemasangan pipa dan lubang-lubang pada beton harus tidak boleh sampai merugikan kekuatan konstruksi sesuai dengan persyaratan PBI 1971 atau Draft Konsensus Pedoman Beton 1988.

4.7.3

Siar-siar Konstruksi dan Pembongkaran Bekisting Pembongkaran bekisting dan penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan lain dalam gambar, harus mengikuti PBI 1971 atau Draft Konsensus Pedoman Beton 1988. Siar-siar tersebut harus dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat sebelum pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut harus disetujui oleh Pengawas.

4.7.3

Penggantian Besi a. b. Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang tertera dalam gambar. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman kontrakor atau pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada, maka : Kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang tertera dalam gambar, secepatny hal ini diberitahukan kepada perencanaan. Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan tersebut hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari perencanaan konstruksi. Jika kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat dengan catatan : Harus ada persetujuan dari Direksi Pengawas. Jumlah besi per satuan panjang atau jumlah besi di tempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksudkan adalah jumlah luas).

c.

d.

Penggantian tersebut tiak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian di tempat tersebut atau di daerah overlapping sambungan yang dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian penggetar. Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran diameter adalah menjadi tanggung jawab kontraktor.

4.7.5

Perawatan Beton a. b. c. beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan. Beton harus dibasahi paling sedikit 10 hari setelah pengecoran.

4.7.6

Tanggung Jawab Kontraktor Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan ketentuanketentuan diatas dan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi yang diberikan. Adanya atau kehadiran Direksi Pengawas selaku Wakil Bouwheer atau perencana yang sejauh mungkin melihat/mengawasi/menegur atau memberi nasihat tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh tersebut.

4.8

PEKERJAAN WATERPROOFING BETON 4.8.1 Umum Waterproofing harus dipasang pada seperti tersebut pada pasal 4.9.5 dengan syarat-syarat serta spesifikasi khusus. Pemakaian Waterproofing Waterproofing harus dilipat selebar paling sedikit 80 cm, kesekeliling dinding. Atau kalau terdapat pipa-pipa conduit dan macam-macam benda yang menembus bidang yang tetrwaterproofing, atau kalau drain dari lantai keluar dari bidang membrane maka waterproofing harus dipasang setelah fleshing sekeliling benda-beda yang sudah dipasang itu. Flashing itu dengan waterproofing harus sedemikian rupa penyambungannya sehingga sambungan-sambungan (joint) tersebut betul-betul keap air (waterproof). (sekualitas MTCM). 4.8.2 Persiapan Bidang-bidang Permukaan Bidang-bidang permukaan beton yang akan ditempeli waterproofing, haruslah kering dan bersih sekali. Lubang-lubang dar celah-celah ditambali terlebih dahulu. Tonjolan-tonjolan harus diratakan/digerinda lebih dahulu. Sebelum waterproofing dipasang permukaan yang telah ditambal dan dihaluskan itu harus dicuci dengan baik, untuk menghilangkan kotoran dan benda-benda asing, harus diperiksa management konstruksi dan mendapatkan persetujuan untuk dipasangi waterproofing.

4.8.3

Perbaikan Permukaan yang Rusak Setip permukaan waterproofing yang rusak harus diperbaiki dengan cara-cara yang dianjurkan dan tidak akan mengganggu pemasangan lapisan finish.

4.8.4

Bahan Kedap Air / Waterproofing a. b. Membrane waterproof jenis yang disetujui setara Aqua mastic 0300 atau bituthene 2.000. Untuk campuran dalam adukan rapat air setaraf polymer pozzolith 300 R dengan dosis rata-rata 125-150 cc untuk tiap 40 kg semen atau calcite atau sejenis yang disetujui management konstruksi.

4.8.5

Bagian Pekerjaan yang harus kedap air a. Bak Reservoir : Untuk bak air dibawah tanah air pada penyambungan pengecoran antara pelat dasar dengan dinding harus diberi water stop untuk mencegah kebocoran yang mungkin terjadi. Lantai toilet dan washing facility. Septic tank. Bagian-bagian yang kontak dengan air dan tanah.

b. c. d. 4.8.6

Pekerjaan Floor Hardener Diatas permukaan lantai slab beton bangunan-bangunan kamar mandi / WC diberi bahan pengeras lantai / floor hardener dengan bahan agregat besi non metalic kualitas (mac plate, nittoflor, ferrocon NM) atau lainnya yang setaraf yang disetujui dengan warna yang ditentukan oleh Management Konstruksi / Pimpro dengan kadar jumlah agregat minimum 50 kg /10m2 luas lantai. Curing floor hardener dengan bahan wax yang disetujui dengan pemakaian 1 pound per sq feet (1 lb/ft2). Untuk pelaksanaan Pemborong harus mengikuti petunjuk-petunjuk pabrik dan memint akan technical assistance dari pabrik.

4.8.7

Penolakan Konstruksi Beton Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Pemberi Tugas / Management Konstruksi mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti beikut : Konstruksi beton yang keropos. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisinya tidak seperti yang ditunjukan dalam gambar. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain. Konstruksi beton yang mutu / kekuatnnya tidak mencapai syarat yang telah ditentukan.

4.8.8

Bahan-bahan contoh untuk Persetujuan 1. Floor hardener. 2. Bahan water proofing. 3. Design mix beton untuk K.225 Biaya-biaya untuk contoh, design mix, pemeriksaan laboratorium dan penggantianpenggantian besi menurut pasal 4.7.4. seluruhnya menjadi tanggung jawab pemborong.

4.8.9

Beton Fair Face (Exposs Concrete) Yang dimaksud dengan beton fair face ialah semua pekerjaan beton yang akan tampak dan tidak tertutup dengan bahan lain. Permukaan beton ini tidak diplester. Bekisting Bahan untuk bekisting beton fair face harus dipakai multiplex tebal min. 12 mm. Bekisting tidak boleh dipakai 2x untuk beton fair face, kecuali jika keadaannya baik setelah disetujui direksi. Pelaksanaan : Bekisting untuk beton fair face (khusus kolom struktur dan kolom praktis yang expose) tingginya bagian maksimum 2 m, agar adukan beton tidak terurai waktu di cor. Sambungan dengan bagian atasnya harus dilaksanakan dengan rapih. Toleransi untuk beton fair face : Toleransi untuk beton dengan permukaan rata (fair face) adalah 0.6 cm untuk penempatan bagian-bagian dan andara 0 dan 0.2 cm untuk ukuran-ukuran bagian. Pergeseran bekisting pada sambungan tidak boleh melebihi 0.1 cm dan penyimpangan terhadap kelurusan bagian harus dalam batas 1 o/oo (satu per mil), tetapi toleransi ini tidak boleh kumulatip.

Pasal 5 PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN 5.1 LINGKUP PEKERJAAN 5.1.1 Pekerjaan baja meliputi penyediaan dan pendayagunaan tenaga keja, bahan-bahan, instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk seluruh pembuatan (dengan mesin) pembangunan dan pengecatan seluruh pekerjaan baja, termasuk alat-alat dan benda-benda yang melekat padanya. 5.1.2 Persyaratan pekerjaan Rangka atap baja ringan berlaku untuk semua bagian-bagian yang ada dalam gambar .

5.2

KETENTUAN UMUM 5.2.1 5.2.2 5.2.3 5.2.4 5.2.5 Pelaksanaan pekerjaan Rangka atap baja ringan dan hasilnya harus bermutu baik, dimana semua pekerjaan harus bebas dari puntiran, tekanan atau hubungan terbuka. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam pemasangan tidak memerlukan bahan pengisi, kecuali tercantum dalam gambar untuk itu. Semua detail harus dilaksanakan dengan teliti sesui dengan gambar itu. Syarat umum pekerjaan baja sepenuhnnya mengikuti peraturan mengenai baja yang berlaku. Rangka atap baja ringan adalah produk pabrikasi maka harus memilki Garansi pabrik dan distributor agar terjamin kekuatan hasil terpasang di lapangan.

5.3 BAHAN BAKU DAN JENIS PROFIL Rangka atap Baja ringan dari Light Gauge High Tensile Steel ( baja ringan dengan mutu tinggi ) 5.3.1.Spesifikasi bahan dan material 55% aluminium AZ 100 43% zinc 1,5% silicon alloy 5.3.2 Ukuran produk material harus presisi agar selain didapat bentukkan atap yang sesuai juga menjamin kekuatan dari rangka atap baja ringan yang terpasang 5.3.1. Sifaf kekuatan rangka atap baja ringan Minimum Yield strength : 550 MPa Ultimate Tensile Strenght ; 550 MPa Modulus of elasticity : 200.000 MPa Shear Modulus ; 80.000 MPa 5.3.3 Jenis profil rangka atap baja ringan . L braket ;Pengikat sambungan rangka atap baja ringan. Dengan lapisan anti karat, ketebalan 1,5 mm . Kanal U ;berfungsi sebagai komponen reng, lapisan zincalum tint blue. bertegang tarik tinggi 550 MPa ketebalan profil : 0,6 mm dan 0,4 mm . Kanal C :salah satu komponen rangka atap baja ringan dengan tebal 1 mm dan 0,75 mm 5.3 PERATURAN PELAKSANAANNYA 5.3.1 5.3.2 Baja sebelum dilaksanakan harus diluruskan dengan toleransi yang diizinkan standard yang berlakudan atau oleh Management Konstruksi. Sebelum pelaksanaan penyambungan dimulai, pihak pelaksana harus memberikan contoh hasil pekerjaan tersebut kepada Direksi Pengawas untuk dilakukan pengujian (test di laboratorium test), dan biaya untuk ini menjadi tanggungan pihak pelaksana (kontraktor). Setelah pemasangan, tempat-tempat yang tergores atau berkarat harus disikat bersih dengan sikat dan di cat dengan Galvanizing repair pants, yang disetujui Direksi Pengawas.

5.3.3

5.4

PENYAMBUNGAN Sambungan Baut a. Baut yang digunakan adalah baut hitam engan kekuatan minimum sama dengan kekuatan baut profil yang digunakan (BJ-37). b. Lubang untuk sambungan baut harus di bor. c. Baut pengikat ; self drilling srew (SDS) -.lapisan anti karat setebal 5 micron yang mencegah karat akibat kelembaban dan polusi -. pembuatan mata bor dengan produksi pembentukan dibawah titik beku agar lebih kuat dan tajam untuk menghindari kemungkinan terjadinya kerusakan pada permukaan baja ringan. . bentuk ulir dirancang agar dapat mengikuti alur baja ringan, sehingga dapa memikul beban yang besar d. Dynabolt : sebagai pengikat foot plate ke ring balok -. Terbuat dari baja grade 8,8 dengan minimum tensile 550 MPa -. Pemekaran angkur didalam beton harus cukup besar sehingga menjamin kekuatan -. Lapisan galvanis 5 micron TUMPUAN BATU BETON Foot plat : berfungsi sebagai tumpuan batang struktur kuda kuda, dipasang menumpu di atas balok Pada bagian-bagian dimana konstruksi baja menumpu atau hubungan langsung dengan beton, maka bagian beton tersebut harus sudah terpasang sekurang-kurangnya 28 hari setelah pengecoran dan dinyatakan kering oleh Management Konstruksi. PENGHITUNGAN KONSTRUKSI Menggunakan Software yang mampu menganalisa pembebanan baik beban mati, beban sendiri beban hidup,beban angin, beban plafond secara akurat sehingga memberikan output Jumlah screw setiap join atau buhul kuda kuda, besarnya beban tumpuan tiap kuda kuda, jenis dan ketebalan profil, besar beban penutup atap dan beban plafond, besarnya lendutan yang terjadi. Sehingga kekuatan dari rangka atap baja ringan yang terpasang dapat dijamin kekuatan strukturnya. PENGECATAN DAN LAIN-LAIN 5.10.1 Bagian-bagian baja yang tertanam dalam beton harus dibersihkan sebelumnya dan tidak diperkenankan untuk dicat.Baja-baja konstruksi harus diberi lapisan cat sesuai dengan persyaratan pengerjaan pengecatan pasal 12. Pekejaan baja y ang sulit harus dicat sebelum pemasangan. 5.10.2 Sebelum pengecatan dilakukan, profil baja harus disikat dengan sikat kawat baja sehingga dalam keadaan bersih, kering, bebas ari karat, bebas dari minyak dan debu-debu halu Pasal 6 PEKERJAAN KAYU

5.8

5.9

5.10

6.1

LINGKUP PEKERJAAN 6.1.1 Meliputi penyediaan secara lengkap akan tenaga, alat-alat dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan kayu (kasar dan halus) dalam hubungannya dengan gambar dan spesifikasi. Pekerjaan yang behubungan : a. Pekerjaan atap genteng kaso, reng / lata. b. Pekerjaan pintu dan pratisi kayu. c. Pekerjaan dinding. d. Pekerjaan langit-langit.

6.1.2

6.2

KUALITAS, KELEMBABAN DAN JENIS KAYU 6.2.1 Kualitas Semua kayu untuk jenis yang ditentukan harus dari kualitas yang baik, tidak ada getah, celah, mata kayu yang lepas atau mati, susut pinggir-pinggirnya, bekas dimakan bubuk dan cacat-cacat lainnya. Kelembaban (Moisture Contents) Kelembaban kayu yang dipakai untuk pekerjaan kayu yang didalam dan pekerjaan kayu halus, harus kurang dari 15% dan untuk pekerjaan kayu kasar harus kurang dari 20% (dengan wood moisture tester). Kelembaban tersebut ditentukan untuk kayu yang dikirim ketempat pekerjaan dan harus konstan sampai bangunan selesai.

6.2.2

6.2.3

Jenis Kayu Daftar kayu yang dipakai sesuai dengan macam-macam pekerjaan disusun dalam syaratsyarat dan spesifikasi khusus. Jenis kayu selain yang ditentukan dalam daftar tersebut akan dipertimbangkan jika jenisnya memenuhi syarat dan mutu untuk penggunaan yang dimaksud. Contoh-contoh harus dikirimkan lebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan Pengawas Lapangan / Management Konstruksi. Untuk pemakaian-pemakaian khusus yang tidak tercantum dalam daftar, harus digunakan jenis yang ditentukan untuk pekerjaan yang sebanding.

6.3

UKURAN Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish), yaitu ukuran kayu setelah selesai dikerjakan dan terpasang. Kayu kasar diketam, dibor, atau jika tidak, dikerjakan dengan mesin menurut ukuran-ukuran dan bentuk yang tertera dalam gambar. Ukuran-ukuran nominal telah disebutkan untuk kayu yang sudah dikerjakan, maka potongan pengurangan (kekurangan) sebanyak 3 mm diperbolehkan untuk tiap permukaan yang sudah dikerjakan.

6.4

PERMUKAAN LUAR Semua permukaan kayu yang halus akan kelihatan permukaannya bila sudah jadi (finish), harus dikerjakan dengan baik kecuali jika ada penentuan lain. Semua kayu untuk pekerjaan kayu kasar dibiarkan bekerja gergajinya kecuali jika di tentukan untuk dihaluskan. Jika terdapat mata kayu yang mulus (keras) pada salah satu permukaan kayu yang akan dicat, dan mata kayu itu diameternya tidak lebih dari 4 cm dan tidak memenuhi lebih dari setengah permukaan kayu tersebut, maka kayu itu dapat diterima. Bagi permukaan-permukaan yang akan dipelitur/di teak oil hany mata kayu yang kecil (2 mm), mulus dan keras yang dapat diterima.

6.5

PENGAWETAN / PERLINDUNGAN KAYU Pada semua pekerjaan kayu, bahan kayu diberi lapisan pengawet / pelindung. Untuk kayu yang akan dicat dengan bahan soligum/creosot, untuk kayu halus yang akan di cat dengan lapisan meni memenuhi ketentuan pasal 10. Untuk kayu halus yang tidak dicat diberi lapisan pelitur transparan dan memakai ketentuan pasal 10.

6.6

SUSUT (MENGKERUT) Persiapan penyambungan dan pemasangan semua pekerjaan kayu halus sedemikian rupa, hingga susut dibagian mana saja dan kearah manapun tidak akan mengurangi (mempengaruhi) kekuatan dan bentuk dari pekerjaan kayu yang sudah jadi. Juga tidak menyebabkan rusaknya bahan-bahan yang tidak bersentuhan.

6.7

PEMBUATAN Pemorong harus melaksanakan semua pekerjaan-pekerjaan seperti : mampasak, memahat, menyetel (memasang), membuat lidah-lidah, lobang pasak, sponing dan lain-lain pekerjaan yang diperlukan untuk penyambungan kayu dengan baik. Pemborong juga harus melakukan segala pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan untuk konstruksi semua rangka-rangka, lapis-lapis dan sebagainya dan pasangan-pasangan serta penyangganya pada bangunan.

6.8

DAFTAR KAYU YANG DIPAKAI 6.8.1 6.8.2 6.8.3 6.8.4 6.8.5 6.8.6 6.8.7 6.8.8 6.8.9 Usuk/kaso Reng/lata Rangka plafon Kusen kayu Rangka daun pintu kayu Rangka partisi Konsol kayu List plafon Penutup daun pintu : : : : : : : : : Kayu Kuat Kelas II Kayu Kuat Kelas II Kayu Kuat Kelas II Kayu Kuat Kelas II Kayu Kuat Kelas II Kayu Kuat Kelas II Kayu Kuat Kelas II Kayu Kuat Kelas II Teaxwood 6 mm

Pasal 7 PEKERJAAN PENUTUP ATAP, LISPLANG DAN TALANG 7.1 LINGKUP PEKERJAAN DAN KETENTUAN UMUM 7.1.1 7.1.2 Menyediakan bahan, tenaga, dan peralatan untuk pekerjaan ini. Pekerjaan meliputi pembuatan penutup atap, lisplang dan talang, seperti disebut dalam persyaratan ini atau dala syarat-syarat dan spesifikasi khusus.

7.2

PENUTUP ATAP DENGAN GENTENG 7.2.1 Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan meliputi pemasangan penutup atap, kaso, reng, bubungan nok, gording, dan lain-lain pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan ini. b. Pekerjaan yang behubungan dengan ini: Pekerjaan konstruksi, atap, pekerjaan kerangka kayu untuk penutup atap, pekerjaan talang, pekerjaan lisplang, pekerjaan listrik dan penangkal petir/pelindung petir. Atap Genteng Bahan: Genteng metal Mulus bentuknya, warna merata, berukuran sama dan utuh. Bila dipukul nyaring bunyinya. Saling menutup dengan baik dan rapat.

7.2.2

7.2.3

Bubungan Atap dan Genteng Pinggul Bubungan atap dan genteng pinggul serta pertemuan-pertemuan lainnya, harus khusus dari produksi yang sama dengan daun gentengnya, begitupun warnanya. Bentuknya harus teratur menurut fungsi penempatannya, dipasang pada kedudukannya harus memakai adukan 1pc:2ps dengan tambahan campuran pewarna khusus yang di keluarkan pabrik agar sesuai dengan warna gentengnya.

7.2.4

Pemasangan Atap Genteng Atap genteng harus dipasang menurut keahlian dan sedemikian rupa sehingga betul-betul tersusun rapih dalam segala arah, kaitan dan saling menutupnya harus cocok dan rapat. Kaitan dan kedudukan genteng pada reng dan kaso masing-masing berjarak sesuai dengan ketentuan pabrik. Teknik pemasangan dan penyelesaian detail-detail yang belum jelas dalam gambar, harus diikuti ketentuan dari pabrik genteng tersebut. Tidak boleh memotong genteng kearah pinggir atau ujungnya untuk disesuaikan dengan ukuran atap tapi ukuran atap dan bagianbagian atap harus diatur supaya cocok dengan ukuran-ukuran genteng. Genteng-genteng hanya boleh dipotong pada pinggul-pinggul atau lembah-lembah tapi harus sedemikian rupa, sehingga untuk menempatkan kedudukannya tidak boleh dibuang.

7.2.5

Contoh Genteng Pemborong jauh sebelum waktu pemasangan harus menyerahkan contoh dari bahan tersebut diatas, untuk mendapatkan persetujuan Management Konstruksi.

7.3

PEKERJAAN LISPLANG 7.3.1 Lingkup Pekerjaan a. Meliputi penyediaan secara lengkap tenaga alat dan bahan untuk pekerjaan ini. b. Pekerjaan meliputi pemasangan penutup lisplang, kerangka lisplang, penyangga dan lain-lain pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan ini. c. Pekerjaan yang berhubungan dengan ini: pekerjaan konstruksi atap, pekerjaan penutup atap, pekerjaan talang, penangkal petir, pengecatan. 7.3.2 Bahan Lisplang a. Lisplang GRC yang warna dan jenisnya sama dengan penutup atapnya dengan ukuran sesuai gambar.

b. GRC ( Glassfiber reinforced Cement ) Kadar kandungan semen dan agregat halus dalam adukan GRC adalah 1 : 1, sedangkan kandungan serat fiberglass adalah 4 s/d 5 % dari jumlah berat adukan.tidak mengandung asbes, tidak lapuk dan berkarat, tahan terhadap cuaca, jamur dan serangga.

7.4

PEKERJAAN TALANG 7.4.1 Lingkup Pekerjaan a. Meliputi penyediaan secara lengkap tenaga alat dan bahan untuk pekerjaan ini. b. Pekerjaan meliputi pemasangan saluran talang jurai dalam serta kerangka talang berikut pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan ini. c. Pekerjaan yang berhubungan dengan ini : pekerjaan konstruksi atap. 7.4.2 Bahan a. Bahan untuk saluran talang jurai dalam digunakan seng baja diglavanisir yang ketebalannya sebagai berikut : BJLS Tebal Pelat (mm) Berat (gr/m2) 50 0.56 534 Pemasangan Talang Semua pekerjaan dari pelat baja yang diglavanisir harus dibuat dan dipasang menurut standard yang paling baik. Pembuatan lengkung talang harus dilakukan dengan mesin. Pinggiran dan gulungan harus lurus dan tidak ada lekukan, klem dan patriannya harus betulbetul kedap air, tidak ada patrian yang tercecer atau berlimpah. Satuan-satuan yang dibuat dari pelat galvanis harus dipasang memakai pakupaku sekrup galvanis atau dengan memakai lembaran penutup (holder bats) yang bentuk dan ukurannya tertera dalam gambar. Mamateri Solder patri harus yang mutunya paling baik yang terdiri dari 1/2 timah hitam dan 1/2 timah putih muriatic acid harus dipergunakan untuk zat peleburnya. 7.4.3 Bahan Talang a. Bahan untuk saluran talang gantung digunakan baja berlapis seng BJLS 50, machine presed. b. Pemasangan talang : 7.4.2.b. Sambungan dengan soder/ patri harus menggunakan bahan khusus untuk patrian baja berlapis seng pengerjaan memenuhi kelas pertukangan terbaik. Pasal 8 PEKERJAAN PENYELESAIAN LANGIT-LANGIT

b.

c.

8.1

LINGKUP PEKERJAAN DAN KETENTUAN UMUM 8.1.1 8.1.2 Pekerjaan meliputi alat, bahan dan tenaga untuk keperluan pekerjaan ini. Pekerjaan meliputi pembuatan langit-langit dengan bahan yang disebut dalam persyaratan ini atau dalam syarat-syarat dan spesifikasi khusus.

8.2

PEKERJAAN PENYELESAIAN LANGIT-LANGIT 8.2.1 Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan meliputi penutup langit, penggantung langit-langit dan segala pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan ini. b. Pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan ini :

Konstruksi atap, konstruksi beton, pekerjaan pasangan/dinding, pekerjaan listrik, pengecatan. 8.2.2 Bahan Lembaran triplex dengan tebal tidak kurang dari 3 mm, serta lembaran asbes semen datar, harus dari mutu terbaik tidak kurang dari 3 mm. Ukuran terpsang disesuaikan dengan rencana. Asbes semen tersebut harus mempunyai satu permukaan yang halus, mulus dan tidak bengkok dan cukup keras. Permukaannya yang halus tidak boleh cacat. 8.2.3 Rangka Penggantung Rangka langit-langit dari bahan kayu ukuran penampang 5 x 7 cm dengan rangka penggantung utama 6 x 12 cm. Bahan kayu harus dalam keadaan kering dan tidak berubah bentuk (lihat persyaratan pekerjaan kayu). Rangka langit-langit digantung pada konstruksi utama (beton, kontruksi kuda-kuda, gording dan lain-lain) dengan besi strip atau batang-batang besi. 8.2.4 Pemeriksaan Sebelum memasang langit-langit, pemborong harus memeriksa kerangka-kerangka kayu yang harus sesuai dengan tinggi permukaan, cocok dengan ukuran yang tercantum dalam gambar. Semua bagian-bagiannya harus saling menyambung dengan seksama dan struktur keseluruhannya merupakan penampang yang baik dari kerangka atap atau konstruksi utama lainnya dikokohkan pada tembok. Kerangka tersebut tidak boleh bengkok, harus lurus kesegala arah. 8.2.5. Pemasangan Pemotongan (sesuai ukuran) ketetapan jalur detail sesuai rencana perlu mendaptkan penyelesaian yang sempurna. Plat dipaku ke kerangka dengan hati-hati dan cukup untuk menghindari lengkungan s. Kepala dipaku dari pinggir sejarak 1 cm dengan paku 1.5 mm. Paku uyang terlihat harus dibenamkan pada lembar asbestos tetapi tidak menibulkan cacat / rusak.

Pasal 9 PEKERJAAN DINDING DAN PASANGAN LAINNYA 9.1 LINGKUP PEKERJAAN DAN KETENTUAN UMUM 9.1.1 9.1.2 Menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini. Meliputi pekerjaan pemasangan dengan bahan yang disebut dalam persyaratan ini atau dalam syarat-syarat dan spesifikasi khusus.

9.1

BAHAN ADUKAN UNTUK PASANGAN DINDING 9.2.1 Bahan a. Semen Semen seperti untuk pekerjaan menembok harus sama kualitasnya seperti semen yang ditentukan untuk pekerjaan struktur beton, lihat pasal 4. Pasir

b.

c.

Pasir untuk pekerjaan menembok harus kuaitasnya baik dan sesuai untuk pekerjaan tersebut. Air Air yang dipakai untuk pekerjaan menembok harus memenuhi syarat-syarat dalam pekerjaan struktur beton, lihat pasal 4.

9.2.2

Jenis Adukan Komposisi Jenis adukan berikut harus dipakai sesuai dengan yang diinstruksikan dalam gambargambar atau dalam spesifikasi ini. 1 pc : 2 ps : pasangan dinding trasram plesteran trasram plesteran beton spesi keramik / pelapis dinding spesi lantai KM/WC pasangan dinding biasa plesteran dinding biasa pasangan pondasi batu gunung/kali plesteran pondasi batu gunung/kali spesi lantai (selain KM/WC)

1 pc : 3 ps 1 pc : 4 ps

: :

1 pc : 5 ps

9.2.3

Mengatur Adukan Adukan harus dicampur dalam alat tempat pencampuran yang telah disetujui atau dicampur dengan tangan, diatas permukaan yang keras. Sangat dilarang memakai adukan yang sudah mulai mengeras atau membukanya untuk dipakai lagi.

9.3

DINDING PASANGAN BATA 9.3.1 Bata : Bata harus bata biasa dari tanah liat, hasil produksi lokal dengan ukuran nominal 6 cm x 12 cm x 24 cm yang dibakar dengan baik dan bersudut runcing dan rata, tanpa cacat atau mengandung kotoran. Meskipun ukuran bata yang biasa diperoleh di suatu daerah mungkin berbeda dengan ukuran tersebut diatas harus diusahakan supaya tidak terlalu menyimpang dari ukuranukuran tersebut. Sesuai dengan pasal 81 dari A.V 1984, minimum daya tekanan ultimate harus 100 kg/cm. Bata yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : - kualitas baik - pembakaran matang - warna merata (merah merata) - sisi dengan permukaan rata, tegak lurus runcing - keras dan tidak mudah patah - harus satu ukuran dan satu kualitas (kalau ada perbedaan tidak boleh lebih dari 3 mm) - penyerahan di tempat pekerjaan hanya diizinkan maksimum 5% yang patah.

9.3.2

Adukan : Semua dinding mulai dari ujung atas balok pondasi beton sampai 20 cm diatas lantai dasar yang sudah jadi harus dibuat dari adukan 1 pc : 2 ps. Seperti ditunjukan dalam gambar dinding untuk kamar mandi, WC, dan sebagainya. Jika tidak ada penentuan lain, harus memakai adukan jenis yang sama, sampai ketinggian 1.50 m diatas lantai jadi. Untuk dinding lain dipakai adukan 1 pc : 4 ps.

9.3.3

Pelaksanaan Dinding harus dipasang (uitzet) dan didirikan menurut masing-masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang diisyaratkan seperti yang di tunjukan pada gambar, dan pemborong harus memasang piket (uitzet), lobang-lobang dan sebagainya dengan alat uitzet yang disetujui. Blok-blok atau bata dipasang dengan adukan pengikat sambungan 10 mm didiasari dengan baik dan sambungan-sambungan yang terus lurus dan rata. Dalam pemasangan tembok tidak boleh meneruskan di suatu bagian lebih dari satu meter tingginya.

9.3.4

Perlindungan dan Perawatan a. Perlindungan dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka selama waktu-waktu hujan lebat, harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok bahan penutup yang sesuai. Perawatan Dinding tembok harus dibasahi terus-menerus selama paling sedikit 7 hari setelah didirikan.

b.

9.3.5

Angker-angker dan Pengikat-pengikat lainnya Antara sambungan dinding dengan kolom, pondasi dan lain-lain harus dipasang angker pengikat, besi harus dipasang pada sambungan-sambungan dinding tersebut setelah dibersihkan dari kulit ozid besi, karat dan debu bangunan. Beton harus dikasarkan dengan alat yang sesuai pada sambungan vertikal dengan dinding agar adukan tembok dapat merekat.

9.4

PASANGAN PONDASI BATU KALI / GUNUNG 9.4.1 Bahan Batu yang dipakai harus bahan yang dapat diperoleh setempat yang bermutu tinggi, kuat bersih, tidak pech-pecah dan tidak ada cacat yang mempengaruhi mutunya. Batu pecah atau batu kali dapat diterima, dengan ketentuan harus dari jenis basalt atau granit yang keras. 9.4.2 Adukan Semua pekerjaan pondasi harus memakai adukan 1 pc : 4 ps. 9.4.3 Pelaksanaan Pondasi pasangan batu harus dimulai dan didirikan menurut masing-masing ukuran dan ketinggian yang dikehendaki sesuai dengan gambar.

Pasal 10

PEKERJAAN DINDING PARTISI, KUSEN, PINTU/JENDELA KACA DAN PERLENGKAPAN KUNCI DAN PENGGANTUNG
10.1 PEKERJAAN KOSEN, DAUN PINTU ALUMUNIUM 10.1.1 Lingkup pekerjaan meliputi pengadaan bahan, alat dan tenaga kerja untuk pekerjaan alumunium sesuai dengan gambar dan syarat-syarat serta spesifikasi khusus. 10.1.2 Bahan Alumunium profil : ukuran sesuai dengan gambar ketebalan profil 1,8 2 mm, warna coklat. Accessories : Wide-vinyl Glassing Glazingbead Neoprene Screw Asembled Stainless steel Bahan pengikat lain dipakai bahari Baja lapis zinc 20 micron

Kaca

Flat Clear glass : 5mm Wire glass : 6mm Sesuai dengan kebutuhan (misalnya keamanan)

10.1.3 Persiapan Pemasangan Main Shop Drawing : Pemborong yang bersangkutan wajib membuat shop drawings intuk persutujuan perencanaan yang dibuat berdasarkan gambar-gambar rencana yang tersedia. Shop Drawing menggambarkan detail hubungan-hubungan dan sambungan-sambungan pengangkeran, konstruksi dan pemasangan semua komponen lengkap dengan ukuranukuran. Pemborong harus memeriksa kualitas bahan yang dipakai apakah dimensi yang ditunjukan dalam gambar rencana memenuhi ketentuan strukturan dan ketahanan. Pemborong harus memeriksa semua permukaan yang berhubungan dengan pekerjaan tembok, dan memberitahukan Pengawas Lapangan seandainya permukaanpermukaan yang bersangkutan dalam keadaan tidak memungkinkah untuk mendapatkan pembetulan-pembetulan, Pemborong harus mengukur in situ semua dimensi yang mempengaruhi pekerjaannya. Ukuran lapangan yang berbeda dengan Shop Drawing, harus dikoreksi/diselesaikan bersama dengan perencana, untuk mendapatkan kepastian. Pemborong harus memberikan perhitungan kekuatan atas syarat-syarat yang ditentukan.

10.1.4 Fabrikasi dan Pemasangan Bahan-bahan yang disertahkan ke lapangan untuk dipasang harus sesuai benar dengan contoh-contoh yang disetujui dan dalam keadaan terpelihara baik. Bahan-bahan ini harus dijaga dan dilindungi sebaik-baiknya sewaktu penyimpanan, pemasangan samapi diserahkan danga baik. Pemasangan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang terlatih/berpengalaman untuk pekerjaan yang serupa dan dipimpin oleh tenaga ahli. Pemotongan dan penyambungan harus dilaksanakan dengan gergaji mesin, untuk menjamin mutu sambungan. Hubungan antara alumunium dengan alumunium pada sambungannya harus dikberi lapsian mestic dan pada bagian-bagian dalam sambungannya harus ditutup dengan caulking. Kaca harus dipasang lurus dan tegak lurus dan harus disetel ditengah-tengah dengan hati-hati samapai keranggangan (clearance) yang sama. Sebelum pemasangan kaca, semua kotoran dan bekas minyak harus dibersihkan, sehingga tidak mengganggu pekerjaan perekatan. Metal/alumunium harus dilindungi kemungkinan cacat misalnya dengan clearvinyl protective-coating. Kaca diidentifisir dengan tanda-tanda peringatan menggunakan tape atau dengan cara lain yang tidak memebekas pada kaca setelah dibersihkan. Semua pekerjaan terpasang harus dilindungi pengaruh-pengaruh pekerjaan lain seperti cipratan cat, plesteran, noda teraso waktu memoles atau percikan las. Mmenjelang penyerahan pekerjaan, dilakukan pembersihan-pembersihan semua alatalat pelindung, tanda-tanda label-label dibersihkan dan kaca-kaca dicuci dengan larutan acid (acid solution) ringan atau sesuai yang dianjurkan oleh manufacturer kaca. Pekerjaan yang selesai, harus bebas dari noda atau cacat dan kerusakan baik pada bahan maupun cara pengerjaannya dan adalah water-tight, dan perlu jaminan pemeliharaan.

10.2

PEKERJAAN PEMASANGAN KACA 10.2.1 Lingkup pekerjaan, pengadaan bahan, alat dan tenaga kerja untuk pemasangan kaca-kaca jendela, pintu dan lain-lain. 10.2.2 Bahan : Kaca (floated glass) harus standard yang jernih, dari pabrik yang disetujui dan tebalnya seperti disebut dalam gambar atau syart dan spesifikasi khusus. Dempul untuk memasang kaca ke kosen-kosen kayu harus diperoleh dari liveransir yang terkenal dan disetujui. Dempul untuk pemasangan kaca pada waktu diterima, dikaleng, tidak boleh kering atau mengeras. 10.2.3 Memasang Kaca pada Kosen Kayu Alur kayu harus dibersihkan dan dicat denga lapis cat minyak sebelum kacanya dipasang. Kaca harus dipotong menurut ukuran kosen, denga kelonggaran sedikit, lalu dipasang dan dikukuhkan memakai dempul kaca dan alat-alat kayu dan dipaku dengan sekrup kuningan. Kaca dipotong harus menurut panjang yang dikehendeki dengan memberi longgar sedikit lalu dimasukkan kedalam jalur kosen yang sebelumnya sudah diberi dempul kaca. Daun-daun kaca tersebut harus dipasang dengan kokoh memakai lis-lis kayu kecil yang keras. 10.2.4 Memasang kaca pasa kosen alumunium Kaca harus dipasangtegak lurus dan harus disetel ditengah-tengah dan dipasang dengan glassingbead/gasket sesuai dengan persyaratan pabrik alumunium.

10.2.5 Membersihkan dan Memperbaiki Setelah selesai dipasang, kaca dibersihkan. Dan yang retak, pecah atau gores-gores harus diganti. 10.3 PEKERJAAN KUNCI-KUNCI DAN ALAT PENGGANTUNG 10.3.1 Lingkup pekerjaan meliputi penyediaan bahan, alat dan tenaga kerja untuk pekerjaan ini. Pekerjaan meliputi kunci, engsel, rel, dan kelengkapan pintu, jendela lainnya. 10.3.2 Kunci-kunci Kunci-kunci berkotak baja dengan finish anamel hitam type cylinder lock heavy duty dengan system instalansi masterkey untuk tiap shop. Baut dan unkit dari bahan kuningan. Tiap kunci harus mempunyai 3 buah anak kunci. Sebagai petunjuk kualitas kunci yang dimaksud adalah antara lainnya yang setaraf. Pemborong harus memperlihatkan contohnya terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan Pemberi Tugas/Management Konstruksi. 10.3.3 Pegangan-pegangan dan Engsel-engsel Pegangan-pegangan dan engsel-engsel harus dari baja yang digalvanisir dengan memakai ring nylon. Engsel-engsel menerus atau engsel-engsel piano untuk pekerjaan kayu halus harus dari kuningan (brass). 10.3.4 Pemasangan barang-barang dari besi Sekrup-sekrup dalam pemasangannya harus cocok dengan barang besi yang dipasang. Tidak diperbolehkan memukul sekrup pada barang-barang besi., pengokohan sekrup harus dengan memutar. Sekrup yang rusak pada waktu dipasang harus dicabut kembali dan diganti. Semua kunci-kunci, pegangan, engsel dan lain-lain harus terpasang dengan baik, persis dan tidak cacat. Semua bagian yang cacat, rusak harus diganti. 10.3.5 Perlindungan terhadap barang-barang dari besi Semua barang-barang dari besi harus disingjkirkan dan dibungkus dengan plastik atau tempat aslinya setelah dicoba. Pemasangannya dilakukan setelah bangunan selesai dan dicat. 10.4 PINTU-PINTU, JENDELA, KOSEN-KOSEN KAYU DAN PARTISI 10.4.1 Pintu-pintu dan Partisi Pintu yang rata (flush) harus berongga (semu solid core) dan dituutp pada kedua belah permukaannya dengan teak-pywood yang tebalnya paling sedikit 6 mm sedangkan partisi kedua permukaannya ditutup dengan plywood/triplex, tebal 6 mm. Pintu-pintu tersebut harus dibuat dengan ukuran dan detail-detail yang diberikan dalam gambar-gambar yang bersangkutan 10.4.2 Kosen-kosen Kosen-kosen yang kokoh harus dibuat dari rangka-rangka dengan pasak dan 1 lobang sedemikian rupa hingga diperoleh rangka yang mulus dan kaku. Kosen-kosen tersebut harus diberi angker-angker baja yang digalavnisir sekurangkurangnya 6 buah tiap pemasangan kosen (2 x 3 10 mm). Kosen-kosen yang bertemu dengan klom beton harus dipasang dengan sekrup-sekrup yang digalvanisir kedalam blok-blok kayu setempat. Semua permukaan vertical yang bersambungan dengan dinding atau klom harus diberi alur-alur adukan. Bagian bawah dari kosen pintu, dilengkapi dengan dook besi yang kokoh yang ditanam dalam neut beton (locis). 10.4.3 Penyempurnaan (finish) Pintu-pintu, jendela-jendela, dan kosen-kosen harus betul-betul persegi dan datar. Permukaan-permukaan yang kelihatan harus lurus, tidak ada bekas-bekas mesin dan selesai siap untuk dicat atau penyelesaian lainnnya . permukaan yang bersentuhan dengan adukan tembok harus dicat dengan meni alkali atau cat meni besi.

10.4.4 Memasang dan menggantung pintu-pintu dan jendela-jendela Tiap daun pintu dan jendela harus berukuran pas sekali dengan kosennya, dengan diperhitungkan untuk table cat dan kemungkinan pengembangan atau mengkerutnya kayu. Kunci-kuci, engsel-engsel dan sebagainya harus tepat pada kedudukannya, rongga pada rangka vertikal, pada kunci dan penggantung dan di atas rel tidak boleh melebihi 3mm. 10.4.5 Perlindungan terhadap pekerjaan kayu halus. Pekerjaan kayu halus tidak boleh diangkut ketempat pekerjaan kecuali jika sudah dipasang. Bahan untuk pekerjaan kayu halus yang harus dibuat, kalau belum selesai sama sekali, tidak boleh diangkut setempat pekerjaan, juga tidak boleh disetel-setel jika bangunan belum siap untuk menerima pemasangan-pemasangan kayyu tersebut. Kepada Pemberi Tugas/Management Konstruksi harus diberikana fasilitas untuk memeriksa semua pekerjaan yang sedang dilaksnakan dibengkel-bengkel dan lapangan. Seterusnya pemborong harus menyediakn pintu-pintu sementara dan penutup semua lobang-lobang yang diperlukan untuk melindungi pekerjaan kayu halus selama dalam pelaksanaan. Juga ia harus menyediakan pembunkus-pembungkus atau penutup-pentup semenatar yang diperlukan untuk pekerjaan-pekerjaan kayu halus yang sudah selesai seperti ambangambang pelindung dan sebagainya yang mungkin dapat rusak selama pelaksanaan pekerjaan. 10.4.6 Pemasangan pekerjaan kayu halus Jika pekerjaan kayu halus akan dipasang setelah rangka pada bangunan sekelilingnya telah selesai, pemborong harus menjamin bahwa segala pekerjaan kayu halus yang harus dipasang telah disetel dalam rangka yang telah disediakan. Rongga yang dibuat pada pekerjaan lantai di belakang pekerjaan-pekerjaan kayu halus harus dibuat lurus dan tegak. Tempat sambunga yang vertikal antara kosen-kosen dengan rangka bangunan harus diisi padat dengan adukan, tetapi rongga dibagian atas dibiarkan. Pekerjaan kayu halus tidak boleh dipasang dahulu dalam kedudukannya, hingga pada lanatai, dinding dan langitlangit telah selesai. 10.4.7 Memperbaiki Pekerjaan yang tidak sempurna Semua pintu dan jendela harus dapat ditutup dan dibuka dengan bebas tapi tidak longgar, tanpa terjadi macet atau tertambat dan semua kunci-kunci dan engsel-engsel cocok, dapat bekerja dengan wajar. Bilamana terjadi bahwa pekerjaan-pekerjaan kayu tersebut menjadi mengkerut atau bengkok, atau kelihatan ada cacat-cacat lainnya pada pekerjaan kayu halus atau kasar sebelum masa pemeliharaan berakhir, maka pekerjaan yang cacat tersebut harus dibongkar dan diganti hingga Pemberi Tugas/Management Konstruksi merasa puas, dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang terganggu akibat pembongkaran tersebut harus dibetulkan atas biaya pemborong. 10.4.8 Pembersihan Semua bekas pekerjaan kayu, punting-puntung kayu dan kayu-kayu bekas dari semua bangunan harus disingkirkan sampai bersih. 10.4.9 Plywood (triplex) dan Teak-Plywood Plywood harus setaraf kualitas baik dengan jenis perekat terbaik. Tebal plywood sesuai dengan gambar. Teak-Plywood, dalam perdagangan terdapat istilah teakwood, yang dimaksud adalah polywood (triplex) yang telah diberi lapisan venner jati (Teak veneered). Pola serat tidak boleh terlalu menyolok, tetapi dipilih yang alami.

Pasal 11

PEKERJAAN PENYELESAIAN LANTAI


11.1 LINGKUP PEKERJAAN DAN KETENTUAN UMUM 11.1.1 Menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini. 11.1.2 Pekerjaan meliputi pemasnagan ubin dan lain-lain pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan ini. 11.2 PENYELESAIAN LANTAI 11.2.1 Lingkup pekerjaan meliputi lantai tegel keramik, seperti tertera pada gambar atau pada syarat-syarat dan spesifikasi khusus. 11.2.2 Bahan - ukuran tegel lantai 30x30 cm2 dan plint 10x30cm2, tebal 3 cm. Tebal lapis permukaan tidak kurang dari 1,2 cm. Gradasi bingkai, warna dan disain akan ditentukan dengan contoh yang disetujui oleh Pemberi Tugas dan bahan yang diserahkan akan dipasang harus serupa dan konsisten satu sama alin dan sesuai contoh. - tegel cor campuran dari 1.5 agregat dengan satu bagian semen warna, dicor/diplesterkan setempat. Desain dan warna ditentukan dengan contoh yang tercorkan, demikian pula harus konsisten campuran dan sesuai dengan contoh. Tebal lapis yang dilaksanakan tidak kurang dari 2 cm. 11.2.3 Persiapan Pemasangan Lantai dasar harus dibuat serata mungkin. Koreksi dilaksanakan pada adukan perekat yang tebal rata 2 cm namun tidak diperkenankan adanya adukan perekat yang akan kurang dari 1 cm. Permukaan lantai dasar harus dibersihkan. Meletakkan ukuran pemasangan sesuai pada pola gambar dengan cara mengambil garisgaris yang menyeluruh. Pokok-pokok meletakkan ukuran ini perlu mendapatkan persetujuan pengawas lapangan sebelum memulai pemasangan. Tegel yang dipakai harus disortir dan dipoles, berada dalam keadaan baik dan sisi tidak bergerigi atau pecah. Demikian pula tegel-tegelyang memerlukan pemotongan setempat. 11.2.4 Pemasangan Tegel-tegel harus dipasang pada adukan perekat setengah kering dengan campuran 1 pc:5 pasir. PC, pasir dan air harus memenuhi ketentuan sebelmunya. Tebal adukan perekat ini ratarata 2 cm dan tidak kurang dari 1 cm, dipadatkan dampai dasar dan dibiarkan lembab untuk mengurangi penghisapan. Sambungan-sambungan antar ubin harus lurus dan sama lebar (3mm). Sambungan ini diisi dengan adukan kering dan di atasnya adukan 1 semen (warna sesuai) : 1 pasir sudah menunggu isian pertama menjadi kuat. cor dilaksanakan dengan cara-cara yang dapat menghasilkan pekerjaan yang baik. 11.2.5 Memoles Setelah tegel terpasang maka pekerjaan harus dibersihkan. Demikian harus dipelihara agar pekerjaan yang belum mongering benar dan kuat tidak dipakai utuk lalu lintas yang dapat merusak dan tegel terpasang harus dilindungi dari kemungkinan-kemungkinan noda-noda yang membekas pada tegel. Setelah cukup stabil maka pekerjaan pemolesan dengan mesin menurut tahapan ploesnya diselenggarakan dengan sebaik-baiknya oleh pemolesan yang ahli, sehingga terjamin pekerjaan pemolesan yang baik dan rata/datar. Pada pekerjaan pemolesan terakhir, permukaan tegel dipoles mengkilap dengan wax yang sesuai. tegel yang diketahui berbeda, kurang sempurna rata harus diganti.

Pasal 12

PEKERJAAN PENYELESAIAN DINDING (Plesteran, Pengecatan, Penempelan)

12.1

LINGKUP PEKERJAAN DAN KETENTUAN UMUM 12.1.1 Pekerjaan meliputi penyediaan alat, bahan dan tenaga untuk keperluan pekerjaan ini 12.1.2 Pekerjaan meliputi penyelesaian permukaan dinding dengan bahan yang disebut dalam persyaratan ini atau dalam syarat-syarat dan spesifikasi khusus.

12.2

PENYELESAIAN DENGAN PLESTERAN 12.2.1 Lingkup Pekerjaan Plesteran pada semua tembok-tembok, klom, bidang vertikal lainnya yang dikerjakan dengan pasangan bata, yang tidak dinyatakan dalam gambar sebagai penyelesaian dengan bahan lain, tembok tersebut terselesaikan dengan plesteran yang kemudian dicat emulsi vinyl kecuali disebut lain dalam gambar ataupun dalam syarat-syarat dan spesifikasi khusus. 12.2.2 Bahan Portland cement, pasir, dan air sesuai dengan pasal pekerjaan beton. 12.2.3 Komposisi adukan plesteran - 1 pc : 2 pasir : - plesteran dinding tasram. - Plesteran beton - 1 pc : 4 pasir : - Plesteran dinding biasa 12.2.4 Pengolahan Permukaan Plesteran Untuk mengeringkan dinding beta dan permukaan beton harus diberikan cukup waktu. Tidak boleh memulai pekerjaan plesteran sampai tembok dinding betul-betul kering. Permukan-permukaan beton darus dikasarkan dengan jalan dicetok atau dipalu. Lemak atau minyak yang melekat harus dibersihkan sebelum persiapan permulaan. Semua permukaan harus dibersihkan dengan sebelum persiapan permulaan. Semua permukaan harus dibersihkan dengan disikat dengan memakai sikat yang kaku, untuk membersihkan dari bintik-bintik, semua bahan-bahan dan laipasn-lapisan yang lepas. Tempat-tempat yang rendah harus dogosok sampai halus dan untuk menghaluskan ini terus diberikan cukup waktu sampai kering, sebelum diberi lapisan plesteran pertama. Untuk mencegah plesteran menjadi kering sebelum waktunya, permukan-permukaannya harus dibasahi dengan air sehingga tetap lembab. 12.2.5 Pelaksanaan Guna penyelesaian muka beton, seharusnya diberikan dua lapisan adukan, tapi satu lapisan juga bias diterima asalkan tebal lapisannya tidak lebih dari 1.5 cm dan diberi lapisan finish yang diberi oleh Pemberi Tugas. Lapisan harus dibentuk sedemikian rupa hingga merupakan yang rata. Hasil permukaan plesteran harus benar-benar merupakan bidang rata dan halus. Plesteran harus dibiarkan basah paling lama sedikit dua hari setelah dipasang. Mulailah membasahinya, begitu plesteran telah mengeras secukupnya untuk menghindari kerusakan. Waktu udara kering dan panas, plesteran harus dijaga agar tidak terjadi penguapan terlalu banyak dan tidak rata. 12.2.6 Memperbaiki dan Membersihkan Memperbaiki semua pekerjaan yang cacat, harus dilaksanakan dengan membongkar bagian tersebut sampai berbentuk bujur sangkar. Pekerjaan yang sudah selesai, tidak boleh ada retak, noda dan cacat-cacat lainnya. Sewaktu-waktu dengan secara teratur, selama pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan, semua permukaan-peemukaan yang menjadi kotor dalam pelaksanaan pekerjaan, harus dibersihkan.

12.3

PENYELESAIAN DENGAN UBIN KERAMIK 12.3.1 Lingkup Pekerjaan Menyediakan alat, bahan dan tenaga kerja ahli untuk menyelenggarakan pekerjaan pada dinding dalam seperti tersebut dalam gambar atau dalam syarat-syarat dan spesifikasi khusus. 12.3.2 Bahan-bahan Dipakai keramik yang kualitas baik, ukuran, warna yang serupa, mekanis kuat dan mengikat sedikit saja air. Bahan dan contoh yang disetujui Pimpro. Ubin Keramik disini bukan yang lazim disebut Ubin Proseles dari bahan dasar kaolin. 12.3.3 Pemasangan Pemasangan Keramik pada dinding-dinding dipergunakan bahas pasta khusus, adukan 1 pc + 2 pasir atau perekat yang lain sesuai (bahan khusus yang ditentukan pabrik yang memproduksi keramik tersebut). Dalam hal menggunakan pasta perekat atau perekat lain, diselenggarakan sesuai intruksi pabrik.

Pemasangan jalur / joint yang teratur harus dipertahankan dengan sempurna. Jalur-jalur diisi adukan pasta semen (warna sesuai). Rata permukaan harus menjadi perhatian yang penuh, sesudah cukup kering dicuci, dilap dengan air atau bahan lain yang ditentukan oleh pabrik, bagian-bagian yang terlepas segera diperbaiki. Bila terjadi pemotongan-pemotongan dalam pemasangan, diperhatikan agar potonganpotongan tersebut sempurna dan teratur rapi. Selama pemasangan, dan sebelum waktu penyerahan dijaga dari benturan-benturan atau hal-hal yang dari benturan-benturanatau hal-hal yang menyebabkan rusak/cacat keramik tersebut. 12.4 PENGECATAN 12.4.1 12.4.2 Lingkup pekerjaan meliputi pengecatan untuk semua permukaan baja, kayu plesteran dan lain-lain permukaan yang tersebut dalam Dokumen Tender. Bahan-bahan Semua bahan-bahan cat harus diperoleh dari Liveransir yang telah disetujui setaraf dengan Danapaint yang jika dikehendaki, dapat memberikan keterangan lengkap mengenai bahan tersebut dan prosesnya. Semua cat harus dipergunakan dan dipulaskan betul-betul sesuai dengan instruksi pabriknya. Juga sama untuk masing-masing lapisan pemakaian. Kaleng yang diisi cat harus diaduk benar-benar sebelum dituangkan keketel dan dipulaskan menurut aturan dari pabirknya. Jangan sekali-kali mencampurkan bahan pengering atau bahan-bahan lain ke dalam cat. Jika tidak disarankan atau dikehendaki oleh pabrik cat tersebut. Bahan, Ktentuan-ketentuan Khusus Pekerjaan kayu Cat dipakai untuk pekerjaan kayu, harus yang mengandung bahan syintesis (synteticresin) Pekerjaan Baja : Lapisan cat dasar untuk pekerjaan baja, harus yang mengandung oxid merah. Lapisan penyelesaian (finish) harus yang mengandung synthetic resin, dan yang khusus sesuai untuk pekerjaan baja. Dinding : Cat untuk dinding luar dan dalam, kolom, langit-langit dan sebagainya harus memakai cat emulsi, berdasarkan alkyd resin, dengan cat dasarnya yang tahan alkali seperti yang telah ditentukan. Daftar Bahan-bahan Setelah kontrak ditanda tangani, pemborong harus secepatnya, tidak kurang dari 2 bulan sebelum memulai pekerjaan-pekerjaan pengecatan, mengajukan daftar dari semua bahan-bahan yang akan ia pakai untuk pengecatan dan dekorasi, kepada Pimpro. Semua bahan-bahan harus disetujui oleh Pimpro. Pemilihan Warna

12.4.3

12.4.4

12.4.5

Semua warna harus dipilih oleh Management Konstruksi /Pimpro dan pemborong harus memasukkan dalam penawaran biaya untuk mengadakan contoh-contoh warna-warna yang disetujui. 12.4.6 Persiapan Umum Sebelum meneruskan pekerjaan pengecatan dan pelituran, lantai harus dicuci seluruhnya dan agar tidak ada debu berterbangan. Semua permukaan yang akan dicat harus dipersiapkan dalam bab-bab yang relavan. Persiapan dan Pengecatan Dasar untuk Kayu Retak, celah-celah, lobang-lobang harus dogosok, dicat dasar dan diperbaiki dengan jalan memakai dengan bahan keras tersebut harus dari merek yang disetujui. Mata kayu harus dipotong dan diganti dengan kayu yang mulus atau dipotong dan permukaannya diperbaiki dengan tambalan. Mata kayu yang kecil-kecil harus diberi 2 lapisan plamir yang tipis. Pekerjaan kayu yang sudah digabungkan, harus dicat dasar sintetis. Pekerjaan kayu halus lainnyaharus dicat begitu dipotong dan sebelum dipasang harus dicat dasar dahulu seperti yang sudah diuraikan. Pekerjaan kayu yang halus yang dikirimkan setelah dicat dasar menjadi bergores, harus dicat kembali. Tambal semua lobang-lobang paku dan lain-lain cacat, dengan penambahan bahan keras. Sebelum merangkaikan pekerjaan kayu halus namun permukaan-permukaan yang tersembunyi harus dicat dengan 1 lapis cat dasar. Pekerjaan kayu halus yang akan dipelitur harus digosok dan diamplas hingga permukaannya lembut dan tidak ad cacat, segera setelahnya siap, baru pengecatan lapisan pertama dilaksanakan. 12.4.8 Persiapan dan Pengecatan Pekerjaan Baru Segera setelah pekerjaan selesai, baja harus dibersihkan permukaannya harus dicat dasar dengan meni besi (red oxide) yang tebalnya 30-35 micron. Pekerjaan baja yang diberi cat dasar sebelum dikirmkan ketempat pekerjaan harus diperiksa. Cat dasar yang tidak baik harus dibersihkan sama sekali, semua cat-catnya dibuang dengan digosok dan semua karat-karat disikat kawat hingga kelihatan lagi logamnya yang bersih. Lalu dengan segera semua permukaan luarnya diberi cat dasar seperti tersebut diatas semua persiapan dan pengecatan dasar ini dianjurkan segera dengan penyelesaian pengecatan yang sudah ditentukan. Jika ini tidak dapat dilaksanakan, cat dasar harus dilindungi dengan lapisan pelindung. Persiapan dan Pengecatan Dasar Plesteran Plesteran harus diberi waktu secukupnya untuk mengeringkan dan jangan dipulas (dicat)samapai permukaanya benar-benar kering. Semua pekerjaan plesteran atau semen yang dicat harus dipotong dan diperbaiki dengan plesteran dari jensi yang sama. Retak-retak yang lebar harus dipotong dengan pinggir-pinggirnya bersambungan menjadi rata dengan plesteran sekelilingnya. Sebelum permukaan plesteran diberi satu lapisan cat dasar yang tahan alkali, debu-debu yang menempel pada permukaan-permukaanya harus dibersihkan dengan lap yang kering dan kasar lalu dilanjutkan dengan menyekanya memakai lap yang dibasahi dengan air bersih, lalu dikeringkan. Lapisan cat akhir (finishing) Lapisan cat akhir harus dipulaskan menurut ketentuan-ketentuan beriktu : Pekerjaan Kayu (dicat): Diberi 2 lapis cat dasar synthetic resin yang mengkilap, kalau sudah kering. Pekrjaa kayu (dipolitur) : Diberi 2 lapis polituran pada dasar synthetic resin yang dof kalau sudah kering Dinding dan Kolom :Bagian dalam diberi 2 lapis cat emulsi. Bagian luar diberi 3 lapis cat emulsi. Kayu yang memakai finish aslinya Permukaan kayu yang dibiarkan seperti aslinya, harus halus diamplas dengan hati-hati dan tidak boleh ada cacat, diberi sealer dan diampelas. Segala kotoran (debu) harus

12.4.7

12.4.9

12.4.10

12.4.11

dibersihkan sebelum lapisan pertama yang kedua, permukaan tersebut harus diamplas lagi dengan ampelas halus. Akhirnya diberi 2 lapis melamin untuk finish agar permukaan tertutup rapat. Wood stain dan melamine yang dipakai harus disetujui oleh Pemberi Tugas. 12.4.12 Bahan yang harus disediakan untuk masa pemeliharaan Setelah pekerjaan praktis selesai, pemborong harus menyimpan sejumlah bahan-bahan dan ca yang terpilih untuk persediaan jika ada perbaikan-perbaikan waktu penyerahan pekerjaan kedua kalinya (finish). Pemborong harus menyerahkan kepada Pemberi Tugas cat-cat untuk menyelesaikan menurut jumlah-jumlah daftar berikut : Jumlah yang dibutuhkan untuk tiap warna yang dipakai : Cat Tembok Bangunan yang luas permukaannya 5 lt sampai 2000m2 Bangunan yang luas permukaannya 10lt 4000m2 Bangunan yang luas permukaan 15lt seluruhnya > 4000m2 12.4.13 Daftar Persyaratan Pengecatan / Penyelesaian Daftar berikut ini menunjukkan dimana finish dekorasi-dekorasi yang ditentukan dalam bab yang sudah disebut harus dipakai. Di dalam Cata dasar alkyd +2 lapis cat emulsi Langit-langit Cata dasar alkyd +2 lapis cat emulsi Pekerjaan Baja 2 lapis cat dasar oxide merah+2 lapis cat emulsi Pintu Kayu Datar 1 kalki amplas 1 kali sealer 1 kali amplas 2 lapis wood stain 2 lapis melamine finish Pintu-pintu kayu datar yang Cat dasar berwarna +2 lapis cat ditentukan dalam gambar enamel memakai cat enamel Pekerjaan Baja galvanis Plesteran Di luar Cat dasar alkydi +3 lapis cat emulsi Cat dasar alkydi +2 lapis cat emulsi Seperti didalam Seperti didalam Cat Kayu 2 kg 5 kg 10 kg Cat Logam 1 kg 1 kg 2 kg

a. b. c. d.

E.

Seperti didalam

f.

Dibersihkan dulu dengan larutan pembersihan (mordant), 1 lapis cat dasar zinc chromate +2 lapis cat enamel.

Anda mungkin juga menyukai