Anda di halaman 1dari 74

Bimbingan Teknis

Pengendalian Mutu Bahan dan Struktur Bangunan Gedung

Pengujian Laboratorium

ditbtpp.bbsbg@pu.go.id pupr_bahan_struktur_bangunan pupr_bbsbg Kang Batur Bbsbg Djck 081111114310


Deskripsi Singkat
Bimbingan Teknis ini memberikan informasi mengenai pengujian laboratorium,
mulai dari ketentuan sampel uji, pelaksanaan pengujian hingga analisis hasil
pengujian untuk material konstruksi bangunan gedung berdasarkan ketentuan
teknis yang berlaku.
Outline

PENDAHULUAN

PENGUJIAN AGREGAT untuk BETON

PENGUJIAN BETON MENGERAS

PENGUJIAN LOGAM (baja tulangan, baja profil, baja 
ringan untuk rangka)

PENGUJIAN BAHAN KONSTRUKSI LAINNYA
PENDAHULUAN
Bimbingan Teknis Pengendalian Mutu Bahan dan Struktur Bangunan Gedung

Seri 01 Seri 02 Seri 03 Seri 04 Seri 05

Pengendalian
Spesifikasi Pengawasan Pemeriksaan
Mutu Beton
Material untuk Pekerjaan Mutu
untuk Pengujian
Konstruksi Struktur Bangunan
Konstruksi Laboratorium
Bangunan Bangunan Gedung 
Bangunan
Gedung Gedung Eksisting
Gedung

tbc
Tujuan Pengujian

 Mengetahui karakteristik bahan baku, khususnya karakteristik fisik,


untuk digunakan dalam perencanaan
 Kontrol kualitas dan sertifikasi produk (dilakukan oleh produsen
bahan bangunan)
 Memenuhi persyaratan khusus (pemanfaatan limbah, persyaratan
B3, dan lain-lain)

 Kontrol kualitas pada saat pelaksanaan konstruksi


 Evaluasi penerimaan mutu pekerjaan
PP no. 16/2021

Pengujian meliputi:
1) Aspek bahan struktur  mengikuti ketentuan peraturan dan SNI
2) Aspek bahan bangunan dan peralatan:
a) Sertifikat uji produk
b) Sertifikat bebas B3 dan bahan yang dapat merusak ozon
3) Testing dan commissioning
PENGUJIAN AGREGAT BETON
Pengujian Agregat untuk Beton

Pengujian agregat
untuk beton

Pencampuran
Pemilihan Perancangan
dan Pengecoran Perawatan
Bahan Baku Campuran
Pengiriman

Pembuatan Perawatan
Benda Uji dan Pengujian
Pengujian Agregat untuk Beton
Spesifikasi
Agregat Kasar SNI 8321:2016 Agregat Halus

Kadar air SNI 1971:2011 Kadar air SNI 1971:2011

Berat isi dan rongga Berat isi dan rongga


SNI 03-4804-1998 SNI 03-4804-1998
udara udara

Berat jenis dan Berat jenis dan


SNI 1969:2016 SNI 1970:2016
penyerapan penyerapan

Analisis saringan SNI ASTM C136:2012 Analisis saringan SNI ASTM C136:2012

Keausan SNI 2417:2008 Kadar lumpur SNI ASTM C117:2012

Kekekalan SNI 3407:2008 Kekekalan SNI 3407:2008

Kandungan organik SNI 2816:2014


Pengambilan Contoh Uji Agregat

ACUAN: SNI 6889:2014 Tata cara pengambilan contoh uji agregat (ASTM D75/D75M-09, IDT)

PENGAMBILAN:
 dari aliran agregat
 dari ban berjalan
 dari timbunan (stockpiles) atau unit pengangkut
 dari sumber agregat: quarry
 dari sumber agregat: pasir sungai dan deposit kerikil
Pengambilan Contoh Uji Agregat
Ketentuan pengambilan contoh uji dari timbunan/ unit pengangkut:
1) Pengambilan minimal pada 3 (tiga) bagian dari timbunan, yaitu bagian atas, tengah, dan bawah
2) Bagian luar timbunan dikupas terlebih dahulu
3) Pengambilan pada masing-masing bagian dilakukan pada 5 (lima) titik yang berbeda

⅓ bagian

⅓ bagian

⅓ bagian
Pengambilan Contoh Uji Agregat
Perkiraan kebutuhan minimum contoh uji:

Prakiraan massa minimum contoh Prakiraan volume minimum contoh


Ukuran Agregat
uji dari lapangan (kg) uji dari lapangan (liter)
Agregat halus
No. 8 (2,36 mm) 10 8
No. 4 (4,75 mm) 10 8
Agregat kasar
3/8” (9,50 mm) 10 8
½” (12,50 mm) 15 12
¾” (19,0 mm) 25 20
1” (25,0 mm) 50 40
1 ½” (37,5 mm) 75 60
2” (50,0 mm) 100 80
2 ½” (63,0 mm) 125 100
3” (75,0 mm) 150 120
3 ½” (90,0 mm) 175 140
Pengurangan Contoh Uji Agregat

ACUAN: SNI 13-6717-2002 Tata cara penyiapan benda uji dari contoh agregat

TUJUAN: mengurangi dan menyiapkan benda uji yang diambil di lapangan sesuai yang
dibutuhkan masing-masing pengujian

METODE:
1) Pemisahan mekanis (mechanical splitter)
2) Kuartil
Pengurangan Contoh Uji Agregat

1) Pemisahan mekanis (mechanical splitter):


Pengurangan Contoh Uji Agregat

2) Kuartil (quarteering):
Uji analisis saring (gradasi) agregat
ACUAN: SNI ASTM C136:2012 Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan agregat kasar (ASTM C 136-06, IDT)

PERALATAN:
1) Timbangan
2) Saringan (sesuai SNI 07-6866-2002)
3) Pengguncang mekanis
4) Oven

KEBUTUHAN SAMPEL:
Agregat halus (pasir) : minimum 300 gram
Agregat kasar (kerikil) :
Ukuran nominal maks. bukaan Massa min. contoh uji 
saringan (kg)
3/8” (9,50 mm) 1
½” (12,50 mm) 2
¾” (19,0 mm) 5
1” (25,0 mm) 10
1 ½” (37,5 mm) 15
2” (50,0 mm) 20
2 ½” (63,0 mm) 35
3” (75,0 mm) 60
3 ½” (90,0 mm) 100
4” (100,0 mm) 150
5” (125,0 mm) 300
Uji analisis saring (gradasi) agregat
PELAKSANAAN PENGUJIAN: PENGAMBILAN DAN PENGURANGAN
CONTOH UJI

PENGERINGAN CONTOH UJI

PENYUSUNAN SARINGAN

PENGGUNCANGAN
(MANUAL/MEKANIS)

PENIMBANGAN
MASSA CONTOH UJI TERTAHAN
Uji analisis saring (gradasi) agregat
LAPORAN HASIL PENGUJIAN:
1) Persentase total dari material yang lolos setiap
saringan,
2) Persentase total material yang tertahan pada setiap
saringan,
3) Persentase material yang tertahan antara saringan-
saringan yang berurutan,
4) Modulus kehalusan, jika diperlukan.

Modulus kehalusan: jumlah persentase kumulatif bahan dari


contoh uji tertahan dari saringan 0,150 mm (No.100),
0,300 mm (No.50), 0,600 mm (no. 30), 1,18 mm (no.
16), 2,36 mm (no. 8), 4,75 mm (no.4), 9,6 mm (3/8 in.),
19,0 mm (3/4 in.), 37,5 mm (1½ in.), 75 mm (3 in.), 150
mm (6 in.), dan jumlahnya dibagi dengan 100
Uji kandungan organik agregat
ACUAN: SNI 2816:2014 Metode uji bahan organik dalam agregat halus untuk beton (ASTM C40/C40M-11, IDT)

PRINSIP KERJA: Penentuan perkiraan adanya kotoran organik merugikan pada agregat halus dengan melarutkan
pada larutan NaOH, untuk selanjutnya dibandingkan terhadap larutan standar atau standar warna kaca

KEBUTUHAN SAMPEL:
Agregat halus (pasir) : 450 gram

LARUTAN PEREAKSI: Natrium hidroksida (NaOH) 3%

LARUTAN WARNA STANDAR: Kalium dikhromat (K2Cr2O7) pro analisis dalam 0,250 g/100 mL asam sulfat pekat.
Uji kandungan organik agregat
PELAKSANAAN PENGUJIAN:
Isi botol kaca dengan agregat halus
(± 130 mL)

Tambahkan NaOH hingga 200 mL

Tutup botol dengan erat, kocok kuat-


kuat, dan diamkan selama 24 jam.

Bandingkan terhadap larutan Bandingkan terhadap standar warna


standar kaca

Kesimpulan
PENGUJIAN BETON MENGERAS
Jenis pengujian

Pengujian beton
untuk kontrol kualitas

Pencampuran
Pemilihan Perancangan
dan Pengecoran Perawatan
Bahan Baku Campuran
Pengiriman

Pembuatan Perawatan
Benda Uji dan Pengujian

Pengujian beton
untuk evaluasi
penerimaan
Jenis pengujian

No. Pengujian Kegunaan SNI Keterangan


1 Uji kuat tekan Memperoleh kuat tekan beton SNI 1974:2011 - Untuk beton dengan densitas > 800
(MPa) kg/m3
- SNI dilengkapi faktor koreksi untuk
berbagai diameter silinder dengan
rasio L/D = 2
2 Uji kuat tarik belah Memperoleh T (MPa) SNI 2491:2014 T = 2P / (p .l. D)
3 Uji kuat lentur dengan Memperoleh Modulus Runtuh SNI 4154:2014 R = 3 PL/ (2 . b . d2)
beban terpusat (R) (MPa)
4 Uji kuat lentur dengan 2 Memperoleh Modulus Runtuh SNI 4431:2011 Terdapat tiga kemungkinan kondisi
(dua) titik pembebanan (R) (MPa) keruntuhan
5 Uji Modulus Elastisitas Memperoleh E dan m SNI 03-4169-1996 Menggunakan kompresometer
Statis (MOE) dan rasio Mengukur tegangan dan regangan pada:
- 40% beban maksimum
Poisson
- Regangan 0,000050
6 Uji rangkak Memperoleh e SNI 4811:2016 - Untuk beton dengan ukuran agregat
kasar ≤ 50 mm
- Rangkak adalah proporsional
terhadap tegangan dari 0% sampai
40% kekuatan tekan beton.
Uji kuat tekan beton silinder
ACUAN: SNI 1974:2011 Cara uji kuat tekan beton dengan benda uji silinder

RUANG LINGKUP: pengujian kuat tekan beton benda uji berbentuk silinder yang dicetak baik di laboratorium
maupun di lapangan, serta benda uji beton inti. Cara uji ini dibatasi untuk beton yang memiliki berat isi
(unit weight) lebih besar dari 800 kg/m3.

WAKTU PENGUJIAN:

Umur uji Waktu yang diijinkan


12 jam ± 15 menit atau 2,1 %
24 jam ± 30 menit atau 2,1 %
3 hari ± 2 jam atau 2,8 %
7 hari ± 6 jam atau 3,6 %
28 hari ± 20 jam atau 3,0 %
90 hari ± 2 hari atau 2,2 %
Uji kuat tekan beton silinder
KETENTUAN ALAT UJI:
1) Alat uji tekan yang memiliki landasan kaku pada bagian bawah dan landasan yang dapat berputar pada
bagian atas. Ukuran landasan minimum 3% lebih besar dari penampang benda uji.
2) Landasan bawah memiliki tebal minimum 25 mm.
Uji kuat tekan beton silinder
KETENTUAN BENDA UJI:
1. Berpenampang bundar. Perbedaan diameter pada bagian yang sama dari benda uji adalah ≤ 2%.
2. Permukaan rata dan dan tegak lurus sumbu (≤ 0,5%). Ketidakrataan ujung benda uji < 0,050 mm.
3. Benda uji standar memiliki rasio panjang terhadap diameter (L/D) antara 1,8 – 2,2. Apabila L/D < 1,8, maka
dikalikan dengan faktor koreksi.

D1
D2
D
≤ 0,5%

L
Uji kuat tekan beton silinder
PELAKSANAAN PENGUJIAN:
1. Lakukan pembebanan secara terus menerus dan tanpa kejutan. Kecepatan pembebanan adalah 1,3
mm/menit (untuk mesin tipe ulir) atau 0,15 – 0,35 MPa/detik. Kecepatan pembebanan adalah minimum
untuk setengah terakhir dari fase pembebanan.
2. Jangan membuat perubahan pada kecepatan gerak dari dasar mendatar kapanpun saat benda uji kehilangan
kekakuan secara cepat sesaat sebelum hancur.
3. Catat beban maksimum yang diterima benda uji selama pembebanan (saat benda uji hancur).
4. Catat tipe kehancuran dan kondisi visual benda uji beton.

Perkiraan durasi pengujian (detik)


fc' (MPa)
min. maks.
17 81 113
20 95 133
25 119 167
30 143 200
35 167 233
40 190 267
Uji kuat tekan beton silinder
PELAKSANAAN PENGUJIAN:
Uji kuat tekan beton silinder
LAPORAN HASIL PENGUJIAN:
a) Nomor identifikasi;
b) Diameter (dan panjang, jika di luar rentang 1,8 D dan 2,2 D) dalam mm;
c) Luas penampang melintang, dalam mm2;
d) Beban maksimum, dalam kN;
e) Kuat tekan yang dihitung mendekati 0,1 MPa;
f) Bentuk kehancuran, jika berbeda dari kerucut biasa;
g) Cacat pada benda uji atau pada lapisan perata permukaan tekan;
h) Umur benda uji.
Uji kuat tekan beton silinder
LAPORAN HASIL PENGUJIAN:
Uji kuat tekan beton silinder
LAPORAN HASIL PENGUJIAN:

Dimensi (mm) Luas


*)
Tanggal Tanggal Umur Densitas Beban maks. Kuat Tekan
No. Kode *) penampang 3
Cetak Uji (hari) diameter tinggi (kg/m ) (N) (N/mm 2)
(mm2)
1 1A 21/05/2021 18/06/2021 28 150,36 301,19 17.756,4 2.312,4 596.448,0 33,59

2 1B 21/05/2021 18/06/2021 28 149,77 300,92 17.616,1 2.338,7 591.543,0 33,58

3 2A 20/05/2021 18/06/2021 29 149,46 302,83 17.543,3 2.341,3 711.225,0 40,54

4 2B 20/05/2021 18/06/2021 29 151,84 303,41 18.106,5 2.277,2 642.555,0 35,49

5 3A 20/05/2021 18/06/2021 29 150,05 301,22 17.683,2 2.255,3 728.883,0 41,22

6 3B 20/05/2021 18/06/2021 29 151,49 301,77 18.023,1 2.245,5 450.279,0 24,98

7 3C 20/05/2021 18/06/2021 29 151,77 300,82 18.089,8 2.233,8 685.719,0 37,91


Uji kuat tekan beton silinder
KESALAHAN saat PENGUJIAN:
1. Benda uji tidak rata atau miring
2. Pengujian terlalu cepat/ terlalu lambat
3. Lapisan kaping terlalu tebal
4. Benda uji cacat/ retak
5. Kesalahan saat preparasi (pada beton inti)
Uji kuat lentur beton

Metode Satu titik pembebanan Dua titik pembebanan


Acuan SNI 4154:2014 Metode uji kekuatan lentur beton SNI 4431:2011 Cara uji kuat lentur beton normal
(menggunakan balok sederhana dengan beban terpusat di dengan dua titik pembebanan
tengah bentang) (ASTM C293/C293M-10, IDT)

Skema
pembebanan

Balok dengan penampang persegi, dengan lebar Balok dengan penampang persegi, dengan lebar 15
Dimensi benda L/3, tinggi L/3, dan jarak antar tumpuan L. Ujung cm, tinggi 15 cm dan panjang 53 cm
uji kantilever minimum 25 mm
Uji kuat lentur beton

Metode Satu titik pembebanan Dua titik pembebanan

Diagram momen
dan gaya lintang
Uji kuat lentur beton

Metode Satu titik pembebanan Dua titik pembebanan

Diagram momen
dan gaya lintang
Uji kuat lentur beton

Metode Satu titik pembebanan Dua titik pembebanan


Kecepatan
0,9 – 1,2 MPa/menit 8 – 10 kg/cm2/menit
pembebanan

Kuat lentur (σl)


bidang patah terletak di daerah pusat (daerah 1/3
jarak titik perletakan bagian tengah):
𝑃·𝐿
𝜎
𝑏·ℎ
Modulus runtuh (R)
Perhitungan 3𝑃𝐿 Bidang patahnya ada diluar pusat (daerah 1/3 jarak titik
𝑅
2𝑏𝑑 perletakan bagian tengah), dan jarak antara titik pusat
dan titik patah kurang dari 5% dari jarak antara titik
perletakan:
𝑃·𝑎
𝜎
𝑏·ℎ
dengan a: jarak rata-rata antara tampang lintang patah
dan tumpuan luar yang terdekat, diukur pada 4 tempat
pada sudut dari bentang (mm)
Uji kuat lentur beton

Metode Satu titik pembebanan Dua titik pembebanan


1) Nomor identifikasi, 1) Tanggal pembuatan dan tanggal pengujian.
2) Lebar rata-rata di daerah runtuh, 2) Identifikasi benda uji.
3) Tinggi rata-rata di daerah runtuh, 3) Hasil uji:
4) Panjang bentang, a) Umur benda uji
5) Beban maksimum yang diterapkan, b) Panjang benda uji
6) Modulus runtuh (dalam MPa), c) Berat benda uji
7) Catat kondisi perawatan dan kelembapan d) Volume benda uji
spesimen pada waktu pengujian, e) Berat volume
Pelaporan 8) Jika spesimen menggunakan kaping, diratakan, f) Beban maksimum
atau jika bantalan (shim) kulit digunakan, g) Jarak bentang
9) Cacat pada spesimen, dan h) Lebar tampak lintang (b)
10) Umur spesimen. i) Tinggi tampak lintang (h)
j) Kuat lentur uji (MPa)
k) Kuat lentur rata-rata (MPa)
4) Nama petugas uji, pengawas dan penanggung
jawab pengujian dengan dibubuhkan tanda
tangan.
Uji kuat tarik belah beton
ACUAN: SNI 2491:2014 Metode uji kekuatan tarik belah spesimen beton silinder (ASTM C496/C496M-04, IDT)

RUANG LINGKUP: pengujian untuk menentukan kekuatan tarik belah spesimen beton silinder, seperti silinder
yang dicetak dan beton inti.

RINGKASAN: pemberian gaya tekan sepanjang diameter spesimen beton silinder pada kisaran laju yang
ditentukan sampai batas keruntuhan. Kekuatan tarik belah digunakan dalam mendesain elemen struktur
beton, untuk mengevaluasi ketahanan geser beton, dan untuk menentukan panjang penyaluran dari tulangan.
Uji kuat tarik belah beton
Hubungan hasil pengujian*)

Kuat lentur Kuat lentur


Kuat tarik Kuat tarik belah dengan 2 titik dengan 1 titik Kuat tekan
pembebanan pembebanan

~10% > 10 – 15% ~ 15% ~ 15 – 20% 100%

belum ada acuan


standar metode uji

*) Berdasarkan nilai perkiraan, untuk beton dengan agregat normal


Uji kuat lentur tiang beton square pile
Uji kuat lentur tiang beton spun pile
Uji kuat lentur tiang beton spun pile
PENGUJIAN BAJA untuk KONSTRUKSI
Jenis Pengujian untuk Baja Tulangan Beton

Dilakukan secara visual tanpa bantuan alat untuk memeriksa


Uji sifat tampak
adanya cacat

BjTP: diameter dan kebundaran


Uji ukuran, berat dan
BjTS: jarak sirip, tinggi sirip, lebar sirip membujur, sudut sirip
bentuk
melintang, berat

Uji sifat mekanis Uji tarik dan uji lengkung


Jenis Pengujian untuk Baja Ringan untuk Rangka

Dilakukan secara visual tanpa bantuan alat untuk memeriksa


Uji sifat tampak
keseragaman bentuk dan adanya cacat

Uji sifat mekanis Uji tarik

Mengetahui berat lapisan pada baja ringan, sesuai SNI 07-0311-


Uji berat lapisan
1989
Uji dimensi terhadap Pengukuran dimensi profil (tebal, lebar, dan tinggi), panjang
profil profil, uji twist, uji bow, dan uji camber
Uji Kuat Tarik Logam
ACUAN: SNI 8389:2017 Cara uji tarik logam

PRINSIP KERJA: Pemberian beban tarik pada spesimen logam hingga mencapai leleh, dan putus. Titik pada saat
spesimen mulai leleh dan pada saat putus dicatat sebagai kuat leleh/ luluh dan kuat tarik.

BENDA UJI:
1. BAJA TULANGAN BETON: berbentuk batang, dengan panjang ukur (gauge length) 200 mm dan jarak antar
grip minimal 225 mm.
2. BAJA STRUKTURAL dan BAJA RINGAN untuk RANGKA: sesuai jenis profil dan ketebalan. Bentuk benda uji
dipotong secara permesinan tanpa perlakuan panas (heat treatment).
Uji Kuat Tarik Logam
KETENTUAN DIMENSI BENDA UJI: baja tulangan beton
Uji Kuat Tarik Logam

KETENTUAN benda uji:

benda uji proporsional


benda uji dengan bentuk sama secara geometris dan menentukan
ukuran-ukuran yang penting sehingga proporsional dengan luas
penampang bagian paralel

benda uji tidak proporsional


benda uji yang memiliki bentuk tetap tidak tergantung dari luas
penampang bagian paralel
Uji Kuat Tarik Logam
KETENTUAN benda uji:

No. 1 No. 2 No. 4 No. 5

No. 8 No. 9 No. 10 No. 11

No. 12 No. 13 No. 14A dan 14B No. 14C


Uji Kuat Tarik Logam

Diagram tegangan – regangan untuk material logam daktail (baja tulangan beton, baja struktural)

Sumber: https://www.admet.com/effect-specimen-geometry-tensile-testing-results/
https://www.researchgate.net/publication/269981368_High-
Strength_Concrete_Columns_under_Eccentric_Load
Uji Kuat Tarik Logam
FORMULIR PENGUJIAN
KUAT TARIK BAJA TULANGAN

Keterangan:
LT : panjang total benda uji
L0 : panjang ukur awal, ditetapkan 200 mm
LC : jarak antar grip, ditetapkan 250 mm
d0 : diameter nominal (sesuai kode pada baja tulangan
Berat : berat benda uji, diukur dengan ketelitian 0,1 gram
Beban luluh dan beban tarik : hasil pembacaan alat
Lu : panjang ukur akhir, diukur pada sampel yang sudah putus
Lokasi putus: lokasi putus di dalam atau di luar panjang ukur
Uji Kuat Tarik Logam
FORMULIR PENGUJIAN
KUAT TARIK LOGAM (PELAT)

Keterangan:
L0 : panjang ukur awal, tergantung bentuk sampel
LC : panjang paralel
b0 : lebar bidang putus
a0 : tebal benda uji
Berat : berat benda uji, diukur dengan ketelitian 0,1 gram
Beban luluh dan beban tarik : hasil pembacaan alat
Lu : panjang ukur akhir, diukur pada sampel yang sudah putus
Lokasi putus: lokasi putus di dalam atau di luar panjang ukur
Uji Kuat Tarik Logam
FORMULIR PENGUJIAN
KUAT TARIK LOGAM (PELAT)

Keterangan:
L0 : panjang ukur awal, tergantung bentuk sampel
LC : panjang paralel
b0 : lebar bidang putus
a0 : tebal benda uji
Berat : berat benda uji, diukur dengan ketelitian 0,1 gram
Beban luluh dan beban tarik : hasil pembacaan alat
Lu : panjang ukur akhir, diukur pada sampel yang sudah putus
Lokasi putus: lokasi putus di dalam atau di luar panjang ukur
Uji Kuat Tarik Logam

Alat uji : UTM merek Hung Ta


Kapasitas : 1.000 kN
Benda uji : BJTS 16

kuat tarik

kuat leleh

regangan saat putus


Uji Kuat Tarik Logam
Alat uji : UTM merek Tokyosokki
Kapasitas : 200 tf
Benda uji : BJTS 25
Uji Kuat Tarik Logam
Diagram tegangan – regangan untuk material logam non daktail
(baja ringan untuk rangka)

Kuat leleh dihitung dengan metode offset 0,2%


Uji Kuat Tarik Logam
KESALAHAN saat PENGUJIAN:
1. Kesalahan saat preparasi (cacat/ retak mikro pada benda uji dan penggunaan panas pada pembuatan benda
uji)
2. Benda uji tidak lurus/ sejajar arah pembebanan
3. Grip tidak menjepit dengan baik atau grip menjepit terlalu kuat

NOTE: Pengujian tarik logam adalah valid apabila bidang putus berada pada panjang ukur (gauge length). Apabila
bidang putus berada diluar panjang ukur, maka pengujian adalah valid jika persen elongasi setelah putus
adalah sama dengan atau lebih besar dari yang disyaratkan (JIS Z 2241:2011 20.1 and 20.2)
Mill Certificate: baja tulangan beton

jenis dan ukuran

hasil uji tarik hasil uji lengkung


Mill Certificate: baja tulangan beton
Mill Certificate: baja ringan untuk rangka
jenis bahan baku
dan tebal coating 
(spesifikasi)

tebal logam dasar


(BMT)

tebal lapisan

.....
coating (BMT)

karakteristik
mekanis (hasil uji)
Uji Lengkung Logam
ACUAN: SNI 0410:2017 Cara uji lengkung logam

PRINSIP: benda uji dilengkungkan tanpa mengubah arah beban sehingga terdeformasi plastis hingga mencapai
sudut lengkung tertentu tercapai. Kemudian ditentukan apakah ada retak atau cacat-cacat lain pada permukaan
luar lengkungan pada benda uji

JENIS BENDA UJI:


1) Baja tulangan beton
2) Baja lembaran/ pelat, batang, dan pipa
3) Sambungan las (dalam proses updating SNI)

Sumber gambar: https://www.youtube.com/watch?v=_Dl4mbtTCs0


Uji Lengkung Logam
CARA PENGUJIAN:
Cara tekan lengkung (press bending) Cara lengkung kontak rapat (close contact bending)

Cara lilit (winding) Cara V‐Block


PENGUJIAN BAHAN KONSTRUKSI LAINNYA
Kayu untuk Konstruksi
ACUAN:
SNI 8853:2019 Metode uji untuk contoh kecil kayu bebas cacat (ASTM C143-14, IDT)
SNI 8854:2019 Metode uji untuk uji statis kayu dalam ukuran struktural (ASTM D198-15, IDT)

Parameter uji Contoh kecil Contoh ukuran struktural

Lentur SNI 8853:2019 Pasal 8 SNI 8854:2019 Pasal 4 - 12


Tekan sejajar serat SNI 8853:2019 Pasal 9 SNI 8854:2019 Pasal 13 – 20
SNI 8854:2019 Pasal 21 – 28
Tekan tegak lurus serat SNI 8853:2019 Pasal 12 -
Geser sejajar serat SNI 8853:2019 Pasal 14 -
Tarik sejajar serat SNI 8853:2019 Pasal 16 SNI 8854:2019 Pasal 29 – 36
Tarik tegak lurus serat SNI 8853:2019 Pasal 17 -
Torsi - SNI 8854:2019 Pasal 37 – 44
Kuat cabut paku SNI 8853:2019 Pasal 18 -
Berat jenis SNI 8853:2019 Pasal 19 -
Penyusutan (radial dan tangensial) SNI 8853:2019 Pasal 20 -
Kadar air SNI 8853:2019 Pasal 21 -
Kayu untuk Konstruksi

Parameter uji Contoh kecil Contoh ukuran struktural

Uji lentur
 Dimensi 50 mm x 50 mm x 760 mm atau 25 mm x 25 mm x Tidak ditetapkan
410 mm

 Jarak antar tumpuan 710 mm atau 360 mm Tidak ditetapkan. Meminimalisir overhang

 Titik pembebanan Satu titik, terpusat Satu titik atau dua titik
Uji tekan sejajar serat Dimensi benda uji 50 mm x 50 mm x 200 mm atau Contoh uji pendek (rasio kerampingan efektif < 17):
25 mm x 25 mm x 100 mm sama dengan contoh kecil.
Contoh uji panjang (rasio kerampingan efektif ≥ 17):
perlu penopang lateral
Kayu untuk Konstruksi

Parameter uji Contoh kecil Contoh ukuran struktural


Uji tekan tegak lurus Dimensi benda uji 50 mm x 50 mm x 150 mm
serat

Pembebanan dilakukan hingga kedalaman kompresi


25 mm
Uji geser sejajar serat Benda uji bertakik berukuran 50 mm x 50 mm x 63
mm

-
Kayu untuk Konstruksi

Parameter uji Contoh kecil Contoh ukuran struktural


Uji tarik sejajar serat Benda uji memiliki ketebalan minimum 19 mm.
Jarak antar grip = 8 x dimensi penampang terbesar

Uji tarik tegak lurus serat

P
Uji Bata Beton untuk Pasangan Dinding
Acuan: SNI 03-0349-1989 Bata beton untuk pasangan dinding
SNI 03-0348-1989 Bata beton pejal. Mutu dan cara uji

Parameter uji Ketentuan

Dimensi Benda uji 5 (lima) buah bata beton utuh. Pengukuran dilakukan terhadap panjang, lebar, tebal bata atau
tebal dinding bata berlubang, dan dilakukan paling sedikit 3 kali pada tempat yang berbeda-beda, dan
dirata-ratakan.

Kuat tekan Benda uji 5 (lima) buah bata beton utuh. Bidang tekan diratakan/ diterap terlebih dahulu. Arah penekanan
sesuai aplikasi di lapangan. Apabila aplikasi bata pejal dalam kondisi “tidur”, maka benda uji berbentuk
kubus. Kuat tekan dihitung menggunakan luas bidang tekan bruto.

Penyerapan air Benda uji 5 (lima) buah bata beton utuh. Nilai penyerapan air adalah selisih berat benda uji setelah
direndam dan setelah dikeringkan oven, yang dibandingkan terhadap berat benda uji kering oven. Nilai
penyerapan dinyatakan dalam persen.
Uji Bata Ringan untuk Pasangan Dinding
Acuan: SNI 8640:2018 Spesifikasi bata ringan untuk pasangan dinding

Parameter uji Ketentuan

Bobot isi dan Sebanyak empat buah benda uji dipotong dari kedua ujung bata utuh dengan ukuran 200 mm × 200 mm ×
penyerapan air tebal bata ringan yang ada. Benda uji dikeringkan dalam oven terlebih dahulu dan ditimbang, untuk
kemudian direndam selama 24 jam ± 30 menit, diangkat dan diseka permukaannya, lalu ditimbang.

Kuat tekan Benda uji 10 buah yang diperoleh dari 5 bata ringan utuh, dipotong berbentuk kubus sesuai ketebalan bata
ringan. Pengujian tekan dilakukan setelah benda uji direndam dalam air selama 24 jam ± 30 menit.

Susut pengeringan Benda uji empat buah dipotong dari 2 bata ringan pada bagian tengahnya. bata beton utuh. Pada masing-
masing benda uji ditempelkan kancing pelokasi dengan menggunakan titik acuan sesuai jarak batang
acuan. Perlu ditempelkan empat kancing pada satu bidang permukaan untuk setiap benda uji sehingga
didapatkan dua nilai pengukuran paralel untuk setiap benda uji. Nilai susut pengeringan dihitung dengan
membandingkan selisih panjang sebelum dan sesudah dioven terhadap panjang acuan alat.
Uji Paving Block
Acuan: SNI 03-0691-1996 Bata beton (paving block)

Parameter uji Ketentuan

Ukuran Benda uji 10 buah, diukur ketebalan masing-masing pada tiga tempat yang berbeda.

Kuat tekan Benda uji 10 buah yang dipotong berbentuk kubus sesuai ketebalan paving block. Pengujian tekan
dilakukan setelah benda uji direndam dalam air selama 24 jam ± 30 menit.

Penyerapan air Benda uji 5 buah direndam hingga jenuh dan ditimbang. Kemudian benda uji dikeringkan dalam oven
hingga berat tetap dan ditimbang.

Ketahanan terhadap Benda uji 2 buah dikeringkan oven hingga berat tetap dan ditimbang. Selanjutnya benda uji direndam
natrium sulfat dalam larutan natrium sulfat jenuh dan dikeringkan oven. Siklus ini dilakukan 5 kali berturut turut. Pada
siklus terakhir, benda uji dicuci hingga tidak ada natrium sulfat yang tertinggal. Benda uji dikeringkan hingga
berat tetap dan ditimbang, untuk kemudian dihitung selisihnya dengan hasil penimbangan awal.
Uji Fibreglass Reinforced Plastic untuk IPA
Parameter uji Metode Uji Ketentuan

Kuat tarik ASTM D638-14 Standard Test Dimensi tergantung ketebalan benda uji.
Method for Tensile Properties of Jumlah benda uji 5 buah
Plastics

Kuat lentur ASTM D790-17 Standard Test Rasio jarak tumpuan terhadap tebal adalah 16:1.
Methods for Flexural Properties of Jumlah benda uji 5 buah
Unreinforced and Reinforced Plastics
and Electrical Insulating Materials

Kuat tekan ASTM D695-15 Standard Test Untuk tebal ≤ 6,4 mm, rasio L/W = 1
Method for Compressive Properties Untuk tebal > 6,4 mm, rasio L/W = 2
of Rigid Plastics Jumlah benda uji 5 buah
Tautan kuesioner bimtek: https://forms.gle/bk3wWGQA5A84vyuN8

Terima Kasih
ditbtpp.bbsbg@pu.go.id Kang Batur

pupr_bahan_struktur_bangunan Bbsbg Djck

pupr_bbsbg 081111114310

ciptakarya.pu.go.id/satupintu/balaibsbg

Anda mungkin juga menyukai