Pengujian Laboratorium
PENDAHULUAN
PENGUJIAN AGREGAT untuk BETON
PENGUJIAN BETON MENGERAS
PENGUJIAN LOGAM (baja tulangan, baja profil, baja
ringan untuk rangka)
PENGUJIAN BAHAN KONSTRUKSI LAINNYA
PENDAHULUAN
Bimbingan Teknis Pengendalian Mutu Bahan dan Struktur Bangunan Gedung
Pengendalian
Spesifikasi Pengawasan Pemeriksaan
Mutu Beton
Material untuk Pekerjaan Mutu
untuk Pengujian
Konstruksi Struktur Bangunan
Konstruksi Laboratorium
Bangunan Bangunan Gedung
Bangunan
Gedung Gedung Eksisting
Gedung
tbc
Tujuan Pengujian
Pengujian meliputi:
1) Aspek bahan struktur mengikuti ketentuan peraturan dan SNI
2) Aspek bahan bangunan dan peralatan:
a) Sertifikat uji produk
b) Sertifikat bebas B3 dan bahan yang dapat merusak ozon
3) Testing dan commissioning
PENGUJIAN AGREGAT BETON
Pengujian Agregat untuk Beton
Pengujian agregat
untuk beton
Pencampuran
Pemilihan Perancangan
dan Pengecoran Perawatan
Bahan Baku Campuran
Pengiriman
Pembuatan Perawatan
Benda Uji dan Pengujian
Pengujian Agregat untuk Beton
Spesifikasi
Agregat Kasar SNI 8321:2016 Agregat Halus
Analisis saringan SNI ASTM C136:2012 Analisis saringan SNI ASTM C136:2012
ACUAN: SNI 6889:2014 Tata cara pengambilan contoh uji agregat (ASTM D75/D75M-09, IDT)
PENGAMBILAN:
dari aliran agregat
dari ban berjalan
dari timbunan (stockpiles) atau unit pengangkut
dari sumber agregat: quarry
dari sumber agregat: pasir sungai dan deposit kerikil
Pengambilan Contoh Uji Agregat
Ketentuan pengambilan contoh uji dari timbunan/ unit pengangkut:
1) Pengambilan minimal pada 3 (tiga) bagian dari timbunan, yaitu bagian atas, tengah, dan bawah
2) Bagian luar timbunan dikupas terlebih dahulu
3) Pengambilan pada masing-masing bagian dilakukan pada 5 (lima) titik yang berbeda
⅓ bagian
⅓ bagian
⅓ bagian
Pengambilan Contoh Uji Agregat
Perkiraan kebutuhan minimum contoh uji:
ACUAN: SNI 13-6717-2002 Tata cara penyiapan benda uji dari contoh agregat
TUJUAN: mengurangi dan menyiapkan benda uji yang diambil di lapangan sesuai yang
dibutuhkan masing-masing pengujian
METODE:
1) Pemisahan mekanis (mechanical splitter)
2) Kuartil
Pengurangan Contoh Uji Agregat
2) Kuartil (quarteering):
Uji analisis saring (gradasi) agregat
ACUAN: SNI ASTM C136:2012 Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan agregat kasar (ASTM C 136-06, IDT)
PERALATAN:
1) Timbangan
2) Saringan (sesuai SNI 07-6866-2002)
3) Pengguncang mekanis
4) Oven
KEBUTUHAN SAMPEL:
Agregat halus (pasir) : minimum 300 gram
Agregat kasar (kerikil) :
Ukuran nominal maks. bukaan Massa min. contoh uji
saringan (kg)
3/8” (9,50 mm) 1
½” (12,50 mm) 2
¾” (19,0 mm) 5
1” (25,0 mm) 10
1 ½” (37,5 mm) 15
2” (50,0 mm) 20
2 ½” (63,0 mm) 35
3” (75,0 mm) 60
3 ½” (90,0 mm) 100
4” (100,0 mm) 150
5” (125,0 mm) 300
Uji analisis saring (gradasi) agregat
PELAKSANAAN PENGUJIAN: PENGAMBILAN DAN PENGURANGAN
CONTOH UJI
PENYUSUNAN SARINGAN
PENGGUNCANGAN
(MANUAL/MEKANIS)
PENIMBANGAN
MASSA CONTOH UJI TERTAHAN
Uji analisis saring (gradasi) agregat
LAPORAN HASIL PENGUJIAN:
1) Persentase total dari material yang lolos setiap
saringan,
2) Persentase total material yang tertahan pada setiap
saringan,
3) Persentase material yang tertahan antara saringan-
saringan yang berurutan,
4) Modulus kehalusan, jika diperlukan.
PRINSIP KERJA: Penentuan perkiraan adanya kotoran organik merugikan pada agregat halus dengan melarutkan
pada larutan NaOH, untuk selanjutnya dibandingkan terhadap larutan standar atau standar warna kaca
KEBUTUHAN SAMPEL:
Agregat halus (pasir) : 450 gram
LARUTAN WARNA STANDAR: Kalium dikhromat (K2Cr2O7) pro analisis dalam 0,250 g/100 mL asam sulfat pekat.
Uji kandungan organik agregat
PELAKSANAAN PENGUJIAN:
Isi botol kaca dengan agregat halus
(± 130 mL)
Kesimpulan
PENGUJIAN BETON MENGERAS
Jenis pengujian
Pengujian beton
untuk kontrol kualitas
Pencampuran
Pemilihan Perancangan
dan Pengecoran Perawatan
Bahan Baku Campuran
Pengiriman
Pembuatan Perawatan
Benda Uji dan Pengujian
Pengujian beton
untuk evaluasi
penerimaan
Jenis pengujian
RUANG LINGKUP: pengujian kuat tekan beton benda uji berbentuk silinder yang dicetak baik di laboratorium
maupun di lapangan, serta benda uji beton inti. Cara uji ini dibatasi untuk beton yang memiliki berat isi
(unit weight) lebih besar dari 800 kg/m3.
WAKTU PENGUJIAN:
D1
D2
D
≤ 0,5%
L
Uji kuat tekan beton silinder
PELAKSANAAN PENGUJIAN:
1. Lakukan pembebanan secara terus menerus dan tanpa kejutan. Kecepatan pembebanan adalah 1,3
mm/menit (untuk mesin tipe ulir) atau 0,15 – 0,35 MPa/detik. Kecepatan pembebanan adalah minimum
untuk setengah terakhir dari fase pembebanan.
2. Jangan membuat perubahan pada kecepatan gerak dari dasar mendatar kapanpun saat benda uji kehilangan
kekakuan secara cepat sesaat sebelum hancur.
3. Catat beban maksimum yang diterima benda uji selama pembebanan (saat benda uji hancur).
4. Catat tipe kehancuran dan kondisi visual benda uji beton.
Skema
pembebanan
Balok dengan penampang persegi, dengan lebar Balok dengan penampang persegi, dengan lebar 15
Dimensi benda L/3, tinggi L/3, dan jarak antar tumpuan L. Ujung cm, tinggi 15 cm dan panjang 53 cm
uji kantilever minimum 25 mm
Uji kuat lentur beton
Diagram momen
dan gaya lintang
Uji kuat lentur beton
Diagram momen
dan gaya lintang
Uji kuat lentur beton
RUANG LINGKUP: pengujian untuk menentukan kekuatan tarik belah spesimen beton silinder, seperti silinder
yang dicetak dan beton inti.
RINGKASAN: pemberian gaya tekan sepanjang diameter spesimen beton silinder pada kisaran laju yang
ditentukan sampai batas keruntuhan. Kekuatan tarik belah digunakan dalam mendesain elemen struktur
beton, untuk mengevaluasi ketahanan geser beton, dan untuk menentukan panjang penyaluran dari tulangan.
Uji kuat tarik belah beton
Hubungan hasil pengujian*)
PRINSIP KERJA: Pemberian beban tarik pada spesimen logam hingga mencapai leleh, dan putus. Titik pada saat
spesimen mulai leleh dan pada saat putus dicatat sebagai kuat leleh/ luluh dan kuat tarik.
BENDA UJI:
1. BAJA TULANGAN BETON: berbentuk batang, dengan panjang ukur (gauge length) 200 mm dan jarak antar
grip minimal 225 mm.
2. BAJA STRUKTURAL dan BAJA RINGAN untuk RANGKA: sesuai jenis profil dan ketebalan. Bentuk benda uji
dipotong secara permesinan tanpa perlakuan panas (heat treatment).
Uji Kuat Tarik Logam
KETENTUAN DIMENSI BENDA UJI: baja tulangan beton
Uji Kuat Tarik Logam
Diagram tegangan – regangan untuk material logam daktail (baja tulangan beton, baja struktural)
Sumber: https://www.admet.com/effect-specimen-geometry-tensile-testing-results/
https://www.researchgate.net/publication/269981368_High-
Strength_Concrete_Columns_under_Eccentric_Load
Uji Kuat Tarik Logam
FORMULIR PENGUJIAN
KUAT TARIK BAJA TULANGAN
Keterangan:
LT : panjang total benda uji
L0 : panjang ukur awal, ditetapkan 200 mm
LC : jarak antar grip, ditetapkan 250 mm
d0 : diameter nominal (sesuai kode pada baja tulangan
Berat : berat benda uji, diukur dengan ketelitian 0,1 gram
Beban luluh dan beban tarik : hasil pembacaan alat
Lu : panjang ukur akhir, diukur pada sampel yang sudah putus
Lokasi putus: lokasi putus di dalam atau di luar panjang ukur
Uji Kuat Tarik Logam
FORMULIR PENGUJIAN
KUAT TARIK LOGAM (PELAT)
Keterangan:
L0 : panjang ukur awal, tergantung bentuk sampel
LC : panjang paralel
b0 : lebar bidang putus
a0 : tebal benda uji
Berat : berat benda uji, diukur dengan ketelitian 0,1 gram
Beban luluh dan beban tarik : hasil pembacaan alat
Lu : panjang ukur akhir, diukur pada sampel yang sudah putus
Lokasi putus: lokasi putus di dalam atau di luar panjang ukur
Uji Kuat Tarik Logam
FORMULIR PENGUJIAN
KUAT TARIK LOGAM (PELAT)
Keterangan:
L0 : panjang ukur awal, tergantung bentuk sampel
LC : panjang paralel
b0 : lebar bidang putus
a0 : tebal benda uji
Berat : berat benda uji, diukur dengan ketelitian 0,1 gram
Beban luluh dan beban tarik : hasil pembacaan alat
Lu : panjang ukur akhir, diukur pada sampel yang sudah putus
Lokasi putus: lokasi putus di dalam atau di luar panjang ukur
Uji Kuat Tarik Logam
kuat tarik
kuat leleh
NOTE: Pengujian tarik logam adalah valid apabila bidang putus berada pada panjang ukur (gauge length). Apabila
bidang putus berada diluar panjang ukur, maka pengujian adalah valid jika persen elongasi setelah putus
adalah sama dengan atau lebih besar dari yang disyaratkan (JIS Z 2241:2011 20.1 and 20.2)
Mill Certificate: baja tulangan beton
jenis dan ukuran
tebal lapisan
.....
coating (BMT)
karakteristik
mekanis (hasil uji)
Uji Lengkung Logam
ACUAN: SNI 0410:2017 Cara uji lengkung logam
PRINSIP: benda uji dilengkungkan tanpa mengubah arah beban sehingga terdeformasi plastis hingga mencapai
sudut lengkung tertentu tercapai. Kemudian ditentukan apakah ada retak atau cacat-cacat lain pada permukaan
luar lengkungan pada benda uji
Uji lentur
Dimensi 50 mm x 50 mm x 760 mm atau 25 mm x 25 mm x Tidak ditetapkan
410 mm
Jarak antar tumpuan 710 mm atau 360 mm Tidak ditetapkan. Meminimalisir overhang
Titik pembebanan Satu titik, terpusat Satu titik atau dua titik
Uji tekan sejajar serat Dimensi benda uji 50 mm x 50 mm x 200 mm atau Contoh uji pendek (rasio kerampingan efektif < 17):
25 mm x 25 mm x 100 mm sama dengan contoh kecil.
Contoh uji panjang (rasio kerampingan efektif ≥ 17):
perlu penopang lateral
Kayu untuk Konstruksi
-
Kayu untuk Konstruksi
P
Uji Bata Beton untuk Pasangan Dinding
Acuan: SNI 03-0349-1989 Bata beton untuk pasangan dinding
SNI 03-0348-1989 Bata beton pejal. Mutu dan cara uji
Dimensi Benda uji 5 (lima) buah bata beton utuh. Pengukuran dilakukan terhadap panjang, lebar, tebal bata atau
tebal dinding bata berlubang, dan dilakukan paling sedikit 3 kali pada tempat yang berbeda-beda, dan
dirata-ratakan.
Kuat tekan Benda uji 5 (lima) buah bata beton utuh. Bidang tekan diratakan/ diterap terlebih dahulu. Arah penekanan
sesuai aplikasi di lapangan. Apabila aplikasi bata pejal dalam kondisi “tidur”, maka benda uji berbentuk
kubus. Kuat tekan dihitung menggunakan luas bidang tekan bruto.
Penyerapan air Benda uji 5 (lima) buah bata beton utuh. Nilai penyerapan air adalah selisih berat benda uji setelah
direndam dan setelah dikeringkan oven, yang dibandingkan terhadap berat benda uji kering oven. Nilai
penyerapan dinyatakan dalam persen.
Uji Bata Ringan untuk Pasangan Dinding
Acuan: SNI 8640:2018 Spesifikasi bata ringan untuk pasangan dinding
Bobot isi dan Sebanyak empat buah benda uji dipotong dari kedua ujung bata utuh dengan ukuran 200 mm × 200 mm ×
penyerapan air tebal bata ringan yang ada. Benda uji dikeringkan dalam oven terlebih dahulu dan ditimbang, untuk
kemudian direndam selama 24 jam ± 30 menit, diangkat dan diseka permukaannya, lalu ditimbang.
Kuat tekan Benda uji 10 buah yang diperoleh dari 5 bata ringan utuh, dipotong berbentuk kubus sesuai ketebalan bata
ringan. Pengujian tekan dilakukan setelah benda uji direndam dalam air selama 24 jam ± 30 menit.
Susut pengeringan Benda uji empat buah dipotong dari 2 bata ringan pada bagian tengahnya. bata beton utuh. Pada masing-
masing benda uji ditempelkan kancing pelokasi dengan menggunakan titik acuan sesuai jarak batang
acuan. Perlu ditempelkan empat kancing pada satu bidang permukaan untuk setiap benda uji sehingga
didapatkan dua nilai pengukuran paralel untuk setiap benda uji. Nilai susut pengeringan dihitung dengan
membandingkan selisih panjang sebelum dan sesudah dioven terhadap panjang acuan alat.
Uji Paving Block
Acuan: SNI 03-0691-1996 Bata beton (paving block)
Ukuran Benda uji 10 buah, diukur ketebalan masing-masing pada tiga tempat yang berbeda.
Kuat tekan Benda uji 10 buah yang dipotong berbentuk kubus sesuai ketebalan paving block. Pengujian tekan
dilakukan setelah benda uji direndam dalam air selama 24 jam ± 30 menit.
Penyerapan air Benda uji 5 buah direndam hingga jenuh dan ditimbang. Kemudian benda uji dikeringkan dalam oven
hingga berat tetap dan ditimbang.
Ketahanan terhadap Benda uji 2 buah dikeringkan oven hingga berat tetap dan ditimbang. Selanjutnya benda uji direndam
natrium sulfat dalam larutan natrium sulfat jenuh dan dikeringkan oven. Siklus ini dilakukan 5 kali berturut turut. Pada
siklus terakhir, benda uji dicuci hingga tidak ada natrium sulfat yang tertinggal. Benda uji dikeringkan hingga
berat tetap dan ditimbang, untuk kemudian dihitung selisihnya dengan hasil penimbangan awal.
Uji Fibreglass Reinforced Plastic untuk IPA
Parameter uji Metode Uji Ketentuan
Kuat tarik ASTM D638-14 Standard Test Dimensi tergantung ketebalan benda uji.
Method for Tensile Properties of Jumlah benda uji 5 buah
Plastics
Kuat lentur ASTM D790-17 Standard Test Rasio jarak tumpuan terhadap tebal adalah 16:1.
Methods for Flexural Properties of Jumlah benda uji 5 buah
Unreinforced and Reinforced Plastics
and Electrical Insulating Materials
Kuat tekan ASTM D695-15 Standard Test Untuk tebal ≤ 6,4 mm, rasio L/W = 1
Method for Compressive Properties Untuk tebal > 6,4 mm, rasio L/W = 2
of Rigid Plastics Jumlah benda uji 5 buah
Tautan kuesioner bimtek: https://forms.gle/bk3wWGQA5A84vyuN8
Terima Kasih
ditbtpp.bbsbg@pu.go.id Kang Batur
pupr_bbsbg 081111114310
ciptakarya.pu.go.id/satupintu/balaibsbg