Anda di halaman 1dari 34

Quality Control Panel RISHA dan

Pemeriksaan Struktur RISHA di Lapangan

Disampaikan pada
BIMBINGAN TEKNIS TEKNOLOGI STRUKTUR RISHA
(QUALITY CONTROL PRODUKSI PANEL DAN PEMERIKSAAN STRUKTUR RISHA)

Bandung, 02 Maret 2022

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Direktorat Jenderal Cipta Karya
Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan
about me

https://linktr.ee/pupr_adhiym

2
OUTLINE

• Pendahuluan
• Pengendalian Mutu Bahan
• Pengendalian Mutu Beton
• Pengendalian Mutu Panel dan Komponen
• Pemeriksaan Lapangan

3
Pendahuluan

https://linktr.ee/pupr_adhiym
4
Pedoman Teknis RISHA

01 Spek Panel RISHA 2021 02 Spek Cetakan Panel 03 Produksi Panel RISHA 04 Rakit & Pelihara Panel
RISHA 2021 2021 RISHA 2021

5
Metode Pengambilan Sampel

Metode Sensus
 Kendali mutu oleh produsen
 Semua hasil produksi panel dicek secara lengkap

Metode Sampling
 Kendali mutu oleh pemeriksa/ Konsultan Pengawas yang
ditunjuk oleh pemilik pekerjaan
 Sampel diambil secara acak dari kelompok panel (populasi
induk)

6
Metode Pengambilan Sampel

1) Sampel diambil secara acak dari kelompok


panel (populasi induk) yang telah dinyatakan
matang dan siap pasang atau baik oleh
produsen. Panel pada populasi induk telah
dikelompokkan sesuai jenis panel
2) Kelompok panel kemudian dibagi lagi menjadi
sub kelompok sesuai dengan jumlah contoh uji
yang akan diambil, masing-masing contoh uji
ditandai sebagai wakil sub kelompok masing-
masing

7
Metode Pengambilan Sampel

3) Jumlah sampel yang diambil adalah 2% (P1 dan P2) dan 2,5% (P3) atau tergantung dari
kondisi di lapangan. Pengambilan contoh uji sepenuhnya merupakan wewenang pemeriksa
atau konsultan pengawas yang ditunjuk.
4) Pemeriksa/penguji contoh uji harus mencantumkan: Tanggal, Tempat, Nama, dan Tanda
Tangan dalam setiap berkas kendali mutu

8
Kriteria Kelulusan Produk

a. Jumlah contoh uji yang gagal ≤ 5 %  lulus,


b. 5% < Jumlah contoh uji yang gagal ≤ 20% 
harus dilakukan perbaikan pada populasi
contoh uji di sub kelompok yang dinyatakan
gagal,
c. Jumlah contoh uji yang gagal > 20 %  hasil
produk tersebut ditolak.

9
Pengendalian Mutu
Bahan

https://linktr.ee/pupr_adhiym
10
Bahan Bangunan untuk Panel RISHA

 Pasir (Agregat Halus)


 Kerikil (Agregat Kasar)
 Semen/ Material Sementisius
 Bahan Tambahan untuk Beton (Admixture)
 Baja Tulangan Beton
 Wiremesh (Kawat Ram)
 Baut Penyambung
 Pelat

11
Bahan Bangunan untuk Panel RISHA
 Pasir (Agregat Halus) Agregat Kasar Agregat Halus
 Kerikil (Agregat Kasar)
Berupa kerikil, batu belah (crushed gravel,
crushed stone), terak tanur bakar (air-
Berupa pasir alam, pasir buatan, agregat
cooled blast furnace slag), beton pecah,
daur ulang, atau kombinasi diantaranya
agregat daur ulang, atau kombinasi
diantaranya
Ukuran butiran : 4,75 mm s/d 100 mm,
Agregat screen:
dengan permukaan siku, tajam dan tidak Ukuran butiran : 0,3 mm s/d 4,75 mm
Ukuran butiran 4,75 mm s/d 10 mm
bulat (berbentuk kubikal)
Memenuhi persyaratan gradasi, dengan
Memenuhi persyaratan gradasi (SNI
modulus kehalusan 2,3 sampai dengan
8321:2016 Tabel 3)
3,1
Kadar lumpur maksimum 3%, dan tidak
Kadar lumpur maksimum 1%
memiliki kandungan organik

12
Bahan Bangunan untuk Panel RISHA
 Pasir (Agregat Halus)
Uji Agregat Kasar Uji Agregat Halus
 Kerikil (Agregat Kasar)
Kadar air SNI 1971:2011 Kadar air SNI 1971:2011

Berat isi dan Berat isi dan


SNI 03-4804-1998 SNI 03-4804-1998
rongga udara rongga udara

Berat jenis dan Berat jenis dan


SNI 1969:2016 SNI 1969:2016
penyerapan penyerapan

Analisis saringan SNI ASTM C136:2012 Analisis saringan SNI ASTM C136:2012

Kadar lumpur SNI ASTM C117:2012


Keausan SNI 2417:2008

Kekekalan SNI 3407:2008


Kekekalan SNI 3407:2008

Kandungan organik SNI 2816:2014


13
Bahan Bangunan untuk Panel RISHA

Material Sementisius Spesifikasi

 Semen/ Material Sementisius Semen portland ASTM C150M atau SNI 2049:2015

ASTM C595M, tidak termasuk Tipe IS (≥ 70) dan Tipe IT


Semen hidrolik campuran
(S ≥ 70) atau SNI 7064:2014 atau SNI 0302:2014 atau
SNI 8363:2017

Semen hidrolik ekspansif ASTM C845M

Semen hidrolik ASTM C1157M atau SNI 8912:2020

Abu terbang (fly ash) dan material


ASTM C618 atau SNI 2460:2014
pozzolan alami

Semen slag (slag) ASTM C989M atau SNI 6385:2016

Abu silika (silica fume) ASTM C1240

14
Bahan Bangunan untuk Panel RISHA

Tipe Tujuan

A mengurangi jumlah air campuran

 Bahan Tambahan untuk B memperlambat waktu pengikatan beton


Beton (Admixture)
C mempercepat waktu pengikatan dan menambah kekuatan awal beton

D mengurangi campuran dan untuk memperlambat waktu pengikatan beton

mengurangi jumlah air campuran, mempercepat waktu pengikatan, serta


E
menambah kekuatan awal beton

F untuk mengurangi jumlah air campuran sebesar 12% atau lebih

mengurangi jumlah air campuran sebesar 12% atau lebih, dan juga untuk
G
memperlambat waktu pengikatan beton

S untuk performa khusus (proses update SNI 03-2195-1991)

15
Bahan Bangunan untuk Panel RISHA
Diameter nominal Luas penampang Berat nominal per meter*
Penamaan 2
(mm) nominal (mm ) (kg/m)

P6 6 28 0,222
P8 8 50 0,395

Penyimpangan kebundaran maks.


Diameter (mm) Toleransi (mm)
(mm)

6 ± 0,3 0,42
 Baja Tulangan Beton
8 ≤ d ≤ 14 ± 0,4 0,56
Toleransi = d – daktual
Penyimpangan kebundaran = dmaks - dmin

Uji tarik (SNI 8389:2017) Uji lengkung (SNI 0410:2017)


Regangan dalam 200 Rasio TS/YS
Kelas baja tulangan kuat luluh/leleh (YS) kuat tarik (TS) diameter plunger Kode Warna
mm, Min. sudut lengkung (Hasil Uji)
MPa MPa % mm

Min. 280 11 (d ≤ 10 mm) 180° 3,5d (d ≤ 16 mm)


BjTP 280 Min. 350 -
Maks. 405 12 (d ≥12 mm) 180° 5d (d ≥ 19 mm)

Min. 280 11 (d ≤ 10 mm) 180° 3,5d (d ≤ 16 mm)


BjTS 280 Min. 350 Min. 1,25
Maks. 405 12 (d ≥13 mm) 180° 5d (d ≥ 19 mm)

16
Bahan Bangunan untuk Panel RISHA

 Kawat ram Ø 0,5 mm, mesh size maks. 1 in2

 Baut penyambung galvanis, ASTM A307 (fy = 400 MPa)


 Panjang dan jumlah sesuai spesifikasi pada Pedoman
Teknis
 Wiremesh (Kawat Ram)
 Baut Penyambung
 Pelat penyambung (pelat strip) galvanis, tebal min. 2,6 mm,
 Pelat
lebar 40 mm, fy = 250 MPa
 Panjang dan jumlah sesuai spesifikasi pada Pedoman
Teknis

17
Pengendalian Mutu
Beton

18
Pekerjaan Pembesian
Yang perlu diperhatikan

• Jenis dan diameter baja tulangan polos (BjTP) sesuai spesifikasi


• Jumlah tulangan untuk tiap panel (tulangan utama dan sengkang)
• Pembengkokan tulangan dan posisi tulangan harus sesuai dengan spesifikasi
• Spesifikasi tulangan sesuai dengan Pedoman Teknis Spesifikasi Panel Struktural Rumah
Instan Sederhana Sehat (RISHA)

Cetakan panel RISHA

• Cetakan panel harus bersih dari kotoran


• Cetakan panel sesuai dengan Pedoman Teknis Spesifikasi Cetakan Panel Struktural
Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA)

19
Desain Campuran Beton (Mix Design)

 Menggunakan acuan f’cr (kekuatan tekan rata-rata yang diperlukan) sesuai SNI 6880:2016
 Acuan metode mix design: SNI 7656:2012; SE Menteri PUPR No. 07/SE/M/2016; atau
acuan lain yang dilakukan oleh perencana bersertifikat
 Komposisi campuran hasil mix design berlaku untuk 24 bulan*) (SNI 2847:2019 Pasal
26.4.3.1.b))
 Hasil trial mix dievaluasi terhadap f’cr

20
Pemeriksaan Beton Segar

No. Pengujian Kegunaan Standar


Menentukan nilai workabilitas dari beton
1 Slump SNI 1972:2008
semen hidrolis plastis

2 Temperatur Temperatur beton segar SNI 4807:2015

3 Bliding Tingkat homogenitas, prediksi porositas SNI 4156:2008

Pembuatan dan Perawatan Prosedur pembuatan dan perawatan benda uji


4 SNI 2493:2011
Benda Uji di Laboratorium di laboratorium
Pembuatan dan Perawatan Prosedur pembuatan dan perawatan benda uji
5 SNI 4810:2018
Benda Uji di Lapangan di lapangan

21
Uji kuat tekan beton silinder

 Dinyatakan dalam f’c (kekuatan beton yang disyaratkan)


 f’c : kekuatan tekan pada umur 28 hari yang ditentukan dari spesimen silinder (150 x 300) mm atau (100 x
200) mm yang dibuat dan dirawat standar sesuai SNI 4810:2013, serta diuji sesuai SNI 1974:2011.
Sebuah uji kekuatan pada umur yang ditunjuk adalah rata-rata dari minimal dua silinder (150 x 300) mm
atau rata-rata dari minimal tiga silinder (100 x 200) mm yang dibuat dari sampel beton yang sama.
 Frekuensi sampling:
- Setidaknya sekali sehari.
- Setidaknya sekali untuk setiap 110 m3 beton.
- Setidaknya sekali untuk setiap 460 m2 luas permukaan pelat atau dinding.
 Dilakukan oleh laboratorium uji yang independen

22
Pengecoran Panel
Pencampuran/ Pengangkutan Pengecoran Pemadatan Perawatan Awal Pembongkaran
Pengadukan Cetakan

• Kontraktor akan • Beton akan • Beton akan dicor Seluruh beton akan Beton akan dijaga Jangka waktu
menggunakan alat diangkut dengan kurang dari 30 dipadatkan dengan dalam kondisi pembukaan
pengaduk beton segera dari tempat menit setelah alat vibrator, lembap, perubahan bekisting harus
yang sesuai pencampuran ke dikeluarkan dari penusukan atau temperatur yang berdasarkan pada
dengan tempat adukan, dan tidak pukulan sesuai tinggi, getaran, dan kekuatan beton
persetujuan pengecoran lebih dari 90 menit kondisi lapangan gangguan lainnya yang telah dicapai,
konsultan. sambil terus setelah air sehingga yang akan kondisi cuaca dan
• Mixer langsung diaduk sesuai dituangkan dalam didapatkan beton mempengaruhi mendapat
dibersihkan ketentuan, untuk adukan. yang padat, bebas mutu beton. persetujuan dari
selambat- menghindari • Maksimum tebal dari keropos dan konsultan.
lambatnya 15 terjadinya lapisan tidak lebih rongga udara.
menit setelah segregasi dan dari 25 cm dan
digunakan. bliding serta dijaga tinggi jatuh tidak
keseragamannya. lebih dari 2 m.

23
Perawatan, Penyimpanan dan Pengepakan Panel

Perawatan Akhir Pengangkutan Pengepakan

 Cetakan panel RISHA dapat dibuka  Panel RISHA disimpan agar terlindung  Sesuai Pedoman Teknis Produksi Panel
setelah 24 jam dari waktu pengecoran dari cuaca, benturan dll Struktural Rumah Instan Sederhana
(minimal 6 jam apabila menggunakan  Jika lahan yang tersedia tidak cukup luas, Sehat (RISHA) Bab 8
bahan tambah). penyimpanan panel boleh dilakukan
 Panel tidak boleh dipindahkan selama 1 dengan cara ditumpuk ke atas dengan
(satu) hingga 2 (dua) hari. titik tumpu penyangga yang segaris.
 Perawatan dilakukan dengan cara Penyangga dapat berupa kayu kaso yang
menutupi permukaan beton dan dijaga lurus (tidak bergelombang).
kelembapannya selama minimum 7  Penumpukan harus memperhatikan
(tujuh) hari untuk beton normal dan 3 urutan penggunaan panel.
(tiga) hari untuk beton dengan kekuatan  Panel yang disimpan harus ditandai
awal tinggi. dengan sistem kode tertentu agar tidak
 Panel dapat diposisikan seperti wadah, tertukar dengan panel lainnya
sehingga dapat dilakukan penggenangan
air

24
Pengendalian Mutu Panel
dan Komponen

https://linktr.ee/pupr_adhiym
25
Peralatan Pemeriksaan
a. Alat ukur:
 Meteran
 Penggaris baja
 Jangka sorong/ sigmat dengan ketelitian min. 0,1 mm
b. Siku baja/ pasekon,
c. Waterpass,
d. Cat/pilox, spidol, dan alat tulis
e. Lembaran Daftar Simak
Alat bantu lain:
a) Kunci momen
b) Tangga
c) Laser level meter
d) Alat dokumentasi (kamera, handphone)

26
Pemeriksaan Panel

Dimensi dan Dimensi dan jarak


Umum
Kesikuan Panel lubang baut/ angkur

 Tidak bergelombang  Panjang, lebar dan  Diameter lubang 16 ±


atau melengkung tebal panel 2 mm
 Tidak ada retak  Kesikuan diperiksa  Jarak antar lubang
 Tidak gompal menggunakan sesuai spesifikasi
 Tidak ada benjolan pasekon pada Pedoman
Teknis

27
Pemeriksaan Fondasi

 Jenis fondasi, kedalaman dan elevasi sesuai gambar kerja


 Material dan metode kerja sesuai Pedoman Teknis
 Posisi, dimensi dan mutu angkur sesuai spesifikasi pada Pedoman Teknis
 Angkur terpasang dengan baik dan sesuai ketentuan pada balok sloof (panel
P1)

28
Pemeriksaan Penyambung Mekanis

 Jumlah, dimensi dan mutu baut sesuai spesifikasi


 Jumlah, dimensi dan ketebalan, jarak lubang serta mutu pelat penyambung
sesuai spesifikasi
 Jumlah dan dimensi angkur fondasi (BjTP 12 atau baut full drat) sesuai
spesifikasi
 Ring baut dan mur terpasang semua, dan dikencangkan sesuai spesifikasi
(tidak ada celah antara baut dengan pelat penyambung)
 Angkur dinding terpasang sesuai ketentuan (panjang angkur yang masuk ke
dinding ± 400 mm)

29
Pemeriksaan Perakitan Panel

 Jumlah panel yang terpasang sesuai dengan spesifikasi/ gambar kerja 


RISHA T36 = 78 P1 + 30 P2 + 30 P3
 Posisi panel sesuai gambar kerja. Gambar kerja harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas.

30
Pemeriksaan Komponen Dinding

 Jenis dinding pengisi sesuai spesifikasi teknis. Dapat menggunakan pasangan


bata merah, bata ringan, bata beton (batako), papan semen, dll.
 Apabila menggunakan dinding pengisi bata merah/ bata ringan/ batako, harus
diangkur sesuai ketentuan Pedoman Teknis
 Dinding pengisi dapat diplester dan diaci menggunakan mortar.

31
Pemeriksaan Komponen Atap

 Direkomendasikan menggunakan material penutup atap yang ringan


 Rangka atap dan kuda-kuda dapat berupa kayu atau baja ringan. Ketebalan
baja ringan minimum 0,75 mm
 Jarak antar kuda-kuda sesuai jenis material kuda kuda dan penutup atap yang
digunakan
 Memastikan kuda-kuda terikat/ terangkur dengan baik pada ring balok (panel
P1). Sebaiknya dilengkapi dengan gambar kerja untuk menjelaskan detil ikatan
antara kuda-kuda dengan ring balok.

32
Pemeriksaan NDT pada RISHA

 Tidak direkomendasikan menggunakan pengujian NDT untuk


penerimaan mutu material terpasang, khususnya beton

33
TERIMA KASIH

https://linktr.ee/pupr_adhiym

34

Anda mungkin juga menyukai