Anda di halaman 1dari 52

PERENCANAAN CAMPURAN KERJA

Dosen :
Aan Andriawan

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JANABADRA (UJB) YOGYAKARTA

Jalan adalah prasarana transportasi
darat yang meliputi segala bagian
jalan, termasuk bangunan pelengkap
dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi lalu lintas, yang
berada pada permukaan tanah, di atas
permukaan tanah, di bawah permukaan
tanah dan/atau air, serta di atas
permukaan air

2
Pembahasan Utama
Pengertian Resep Campuran Kerja
Sifat-sifat Teknik Campuran Beraspal
Prosedur Pencampuran Aspal di Lab
Sifat – sifat Teknis Beton Untuk Perkerasan
Jalan

3
I.
DEFINISI RESEP
CAMPURAN
KERJA
4
Komposisi campuran beraspal atau beton yang
telah memenuhi persyaratan teknik disebut resep
campuran kerja. Proses perencanaan resep
campuran kerja disebut perencanaan campuran.
Resep campuran kerja herupa komposisi fraksi-
fraksiagregat yang menghasilkan spesifikasi
gradasi dan proporsi bahan ikat, dalam hal ini %
aspal atau rasio semen-air.

5
II.
SIFAT – SIFAT TEKNIS
DALAM CAMPURAN
BERASPAL

6
Campuran beraspal yang lazim digunakan untuk
perkerasan jalan di Indonesia adalah campuran
beraspal panas (hot mixed asphalt). Campuran
beraspal panas diperoleh dari pencampuran agregat
panas dan aspal keras yang dipanaskan sehingga
kondisinya cair dengan kekentalan tertentu. Agergat
perlu dipanaskan agar benar-benar kering dari air.
Persyaratan kering dari air penting sekali karena
ikatan antara aspal-agergat dapat terganggu dengan
adanya air. Persyaratan kekentalar, aspal harus
dipenuhi supaya diperoleh aspal dapat rnelapisi
agergat selama pencampuran dan pemadatan
berlangsung.

7
Perencanaan rumus campuran kerja
dilaksanakan di laboratorium dan selanjutnya
diadakan simulasi di pabrik (asphalt mixitig
plant). Simulasi di pabrik harus dilakukan
karena pencampuran di dalam pabrik tidak
sama persis dengan pencampuran beraspal yang
di lakukan di laboratorium. Setelah
pencampuran agregat dan aspal di mixing plant
selesai dilakukan selanjutnya diangkut ke lokasi
pekerjaan dan segera dihamparkan sampai
didapat lapisan yang seragam. Dalam kondisi
masih panas, lapisan tersebut segera dipadatkan
untuk mendapatkan lapisan yang rata dan padat.

8
Stability, yaitu kemampuan untuk Durability, yaitu kemampuan untuk
menahan deformasi akibat beban yang menahan disintegrasi oleh perubahan
diderita. Ketidakstabilan perkerasan cuaca maupun beban lalulintas.
ditandai dengan adanya alur perubahan cuaca bisa mengakibatkan
(rutting)dan keriting(corrugation). perubahan karakteristik aspal, antara
Stability perkerasan tergantung pada lain karena oksidasi, kerusakan oleh
kohesi dan internal friction. air dan lain-lain.

Persyaratan Teknis

Flexibility, yaitu kemampuan untuk Fatigue resistance, yaitu ketahanan


dapat mengikuti perubahan bentuk lapis perkerasan untuk menahan beban
akibat beban berulang yang diterima. roda yang berulang.

9
Skid resistance, yaitu kemampuan Impermeability, yaitu
perkerasan dalam kondisi basah untuk kemampuan lapis perkerasan
menghindari terjadinya slipping. untuk menahan masuknya air
atau udara ke dalam perkerasan.
Persyaratan
Teknis
Workability, yaitu kemudahan
dalam pelaksanaan konstruksi,
meliputi pencampuran,
pengangkutan, penghamparan
dan pemadatan.

10
III.
Prosedur Pencampuran Aspal
di Laboratorium

11
Prosedur Pencampuran Aspal di Laboratorium

Tahap Penyiapan dan Pengujian Material serta Penyiapan


Peralatan. Tahap penyiapan dan pengujian material dimaksudkan untuk
mengevaluasi agregat dan bitumen. Prosedur pengujian material
mengikuti SNI. Apabila standaryang diperlukan ternyata belum terdapat
pada SNI maka penelitian dirujukkan pada ASTM atau AASHTO.
Material yang tidak memenuhi persyaratan, tidak digunakan untuk
penibuatan briket.

12
Prosedur Pencampuran Aspal di Laboratorium

1.
2.Evaluasi
3. EvaluasiAgregat
Peralatan Bitumen
Utama

13
1. Evaluasi Agregat

Evaluasi agregat yang terdiri dari : fraksi kasar, agregat halus dan bahan
pengisi. Sifat-sifat teknis agregat yang diuji adalah :
Sifat (Satuan) Metoda Uji Nilai
Spesifikasi
Ketahanan agregat dengan alat tumbuk (%) SNI 03-4426-1997 Maksimum 30
Keausan agregat dengan mesin abrasi
SNI –03-2417-1991 Maksimum 40
LosAngeles (%)
BJ agregat kasar SNI 03-1969-1990 Minimum 2,5
Penyerapan (%) SNI 03-1969-1990 Maksimum 3
BJ agregat halus SNI 03-1970-1990 Minimum 2,5
Nilai SE abu batu (%) SNI 03-4428-1997 Minimum 60
BJ bahan pengisi SNI 15-2531-1991 -

14
 

Pemilihan agregat harus mempertimbangkan


• Ketersediaan (lokal)
• Ekononlis
• Kualitas

Setelah dievaluasi sifat-sifat teknis per fraksi agregat, selanjutnya dilakukan pencampuran
agregat. Campuran fraksi-fraksi agregat kemudian dihitung nilai BJ campuran agregat. Rumus
untuk menghitung BJ campuran agregat adalah :
dengan
Gsb
sb
: berat jenis bulkcampuran agregat
P11, P22, …, Pnn persentase berat dari komponen agr. 1, 2, ... n
G11,G22,...,Gnn : berat jenis bulk dari masing-masing agr.1, 2, ..., n

15
2. Evaluasi Bitumen

Sifat-sifat teknis aspal yang dinilai adalah


Nilai Spesifikasi
Jenis Pengujian (Satuan) Metoda Uji
pen 60/70
Penetrasi : 25°C, 5 detik, SNI-06-2456-1991 60-79
100gram(dmm)
Titik lembek, (°C) SNI-06-2434-1991 48-58
Titik nyala, (°C) SNI-06-2433-1991 Minimum 200
Kehilangan berat :163 °C, 5 jam, SNI-06-2440-1991 Maksimum SO
(%berat)
Kelarutan dalam C,HC13 (% berat) ASTM D 2041 Minimum 99
Daktilitas : 25°C, 5 cm/menit, (cm) SNI-06-2432-1991 Minimum 100
Penetrasi dari residu, (% semula) SNI-06-2456-1991 Minimum 54

16
Sifat-sifat teknis aspal dan persyaratannya (lanjutan)

Mai Spesifikasi
Jenis Pengujian (Satuan) Metoda Uji
Pen 60/70

Berat jenis (25°C) SNI-06-2441-1991 Minimum 1


SNI-06-2432-1991 Minimum 50
Daktilitas setelah kehilangan
berat25°C, 5 cm/menit, (cm)

Viskositas AASHTO T 72-90 -

Uji viskositas dirnaksudkan untuk mencari suhu pencampuran dan suhu


pemadatan. Suhu pencampuran adalah suhu pada saat viskositas aspal mencapai
170 ± 20 cSt. Suhu pemadatan adalah suhu pada saat viskositas aspal mencapai
280 ± 30 cSt.

17
Sifat-sifat teknis aspal yang dinilai adalah
Nilai Spesifikasi
Jenis Pengujian (Satuan) Metoda Uji
pen 60/70
Penetrasi : 25°C, 5 detik, SNI-06-2456-1991 60-79
100gram(dmm)
Titik lembek, (°C) SNI-06-2434-1991 48-58
Titik nyala, (°C) SNI-06-2433-1991 Minimum 200
Kehilangan berat :163 °C, 5 jam, SNI-06-2440-1991 Maksimum SO
(%berat)
Kelarutan dalam C,HC13 (% berat) ASTM D 2041 Minimum 99
Daktilitas : 25°C, 5 cm/menit, (cm) SNI-06-2432-1991 Minimum 100
Penetrasi dari residu, (% semula) SNI-06-2456-1991 Minimum 54

18
19
20
No NAMA HASIL
PENELITI/TAHUN
4. Simamora, dkk (2018) Hasil simulasi menunjukan terdapat
perkiraan kerugian finansial akibat
terjadinya kerusakan dini. Hasil
penelitian menyatakan bahwa jalan yang
tidak mengalami kerusakan dini tidak
menimbulkan kerugian atau
kerugiaannya adalah nol.

21
LCCA

22
No NAMA HASIL
PENELITI/T
AHUN
6. Kurniawan, dkk Hasil penelitiaannya menyebutkan dari umur treatment
(2017) dan titik kerusakan yang sama akan diketahui potensi
penghematan biaya dengan melakukan perbandingan
terhadap overlay. Strategi pemeliharaan jalan skenario
satu dan skenario dua perpotensi hemat biaya dengan
setelah dilakukan perbandingan terhadap pemeliharaan
overlay secara terus menerus. NPV totsl perbandingan
skenario pertama terhadap pemeliharaan overlay sebesar
Rp. 744.569.067,- dan NPV total perbandingan skenario
dua terhadap overlay sebesra Rp. 1.056.275.707,-

23
No NAMA HASIL
PENELITI/T
AHUN
8. Hudaya (2018) Hasil penelitiannya menyebutkan total biaya
pemeliharaan selama 15 tahun kedepan sebesar Rp.
2.052.491.356 yang terdiri dari pemeliharaan komponen
mekanikal sebesar Rp. 386.534.267 , komponen
elektrikal sebesar Rp. 1.078.841.811 dan komponen tata
ruang luar sebesar Rp. 578.115.279. Serta biaya
pemeliharaan terbesar pada pemeliharaan seluruh
komponen yang ditinjau terdapat pada pemeliharaan
jaringan listrik dengan besar bobot rata-rata selama 15
tahun kedepan adalah 29,86%.

24
ANALISIS SENSITIVITAS
No NAMA HASIL
PENELITI/T
AHUN
9. Dewi (2014) Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa setelah
dilakukan penerapan metode simpleks, keuntungan
maksimal yang diperoleh Garmen Ls dalam sehari
meningkat sebesar Rp. 865.264, 00 dari Rp.
1.027.920,00 menjadi Rp. 1.893.184,00. Berdasarkan
hasil analisis sensitivitas, keuntungan akan tetap berada
pada kondisi optimal apabila perubahan pada model
awal.

25
No NAMA HASIL
PENELITI/T
AHUN
10. Mora (2009) Hasil penelitiannya menyatakan bobot prioritas global
diperoleh dengan mengkalikan bobot prioritas lokal dari
kriteria dengan bobot prioritas lokal dari alternatif
keputusan. Analisis sensitivitas dalam AHP dengan
mengubah bobot prioritas dari kriteria keputusan. Bobot
prioritas kriteria tersebut diubah lebih kecil dan lebih
besar dari bobot sebelumnya, sehingga diperoleh hasil
terjadinya perubahan urutan prioritas.

26
KRMS
atau Kabupaten Road
Management System, memiliki 2
input utama yaitu:
⊷ Kondisi perkerasan (on
pavement)
⊷ Kondisi di luar perkerasan
(off pavement)

27
1. Kondisi perkerasan
(on Pavement)
Tipe Kerusakan  Metode penilaian visual digunakan dengan mengukur
Kode
(Satuan)
luas kerusakan dan mengecualikan Ketidakrataan yang
1 IRI (m/km)
diukur terpisah.
2 Kegemukan (m2)
3 Butir Lepas (m2)  Sistem KRMS mampu menganalisis data jaringan jalan
4 Disintegrasi (m2) dengan dan tanpa data ketidakrataan jalan (IRI Jalan)
5 Retak Depresi (m2)
6 Tambalan (m2)
7 Retak Lain (m2)
8 Lubang (m2)
9 Jejak Roda (mm)
10 Rusak Tepi (m2)
28
Contoh Kerusakan

Kegemukan Butir Lepas

29 Disentigrasi Retak Depresi


Contoh Kerusakan

Tambalan Retak

30
Lubang Rusak Tepi
2. Kondisi diluar perkerasan
(off Pavement)
 Data kondisi diluar perkerasan saat ini tidak digunakan
pada KRMS
Kode Inventarisasi  data inventarisasi jalan non aspal tetap dicatat dan
peningkatan jalan menjadi jalan aspal dilakukan di luar
Kondisi Bahu Jalan dan sistem
1
Trotoar
2 Saluran
3 Kondisi Lereng
Kondisi Pelengkapan
4
Jalan (Rambu)
31
OUTPUT KRMS
1. Peta Lapis Jalan
STRIKING KONDISI JALAN PROVINSI JAWA TIMUR
SEKSI PERENCANAAN JALAN BIDANG BINA MARGA DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR

NOMOR RUAS : 7
NAMA RUAS : Sekapuk - Ujung Pangkah

0+000 0+500 1+000 1+500 2+000 2+500 3+000 3+500 4+000 4+500 5+000

5 3.5 4.5 4 3.5 3

0+000 1+000 2+000 3+000 4+000

5+000 5+500 6+000 6+500 7+000 7+500 8+000 8+500 9+000 9+500 10+000

3 5

5+000 6+000 7+000 8+000 8+900

Keterangan

: Existing Jalan HRS : Baik : Committed project

: Existing Jalan Lapen : Rusak Ringan

: Existing Jalan Kerikil / Tanah : Sedang

: Rusak Berat

32
OUTPUT KRMS
2. Programming Rencana Anggaran Biaya

33
LCCA (Life Cycle Cost Analysis)
LCCA adalah sebuah teknik analisa dalam
menetapkan pembiayaan yang baik dengan
prinsip analisis ekonomi dalam
mengevalusai sebuah kegiatan proyek secara
efesien dan ekonomis, membandingkan
antara alternatif satu terhadap lainnya
sebagai pilihan investasi, untuk itu dalam
hal ini tidak membicarakan kesamaan atau
persamaan sebagai masukaan

34
INPUT LCCA

1. Detail Proyek

No Aitem Deskripsi Sat

1 State Route Menentukan rute pengamatan Nama jalan


2 Project name Nama paket -
3 region Provinsi, kota, kabupaten -
4 Analyzed by Dikerjakan oleh -
5 Mil-posts Dari STA. 0.00 – STA. 0.00 m/km
6 Catatan Memberikan keterangan -

35
INPUT LCCA

2. Pemilihan Analisis
No Aitem Deskripsi Sat

Jumlah tahun yang akan dianalisis dan alternatif-alternatif-nya


1 Analysis Period Tahun
sebagai pembanding.

Nilai Rata-rata pengeluaran kedepan yang sudah diprediksi tingkat


2 Discount rate 3%-5%
inflasi dan bunga rata Bank (interest bank)
Beginning of Menentukan analisa periode tahunan Awal
3
Analysis period awal pelaksanaan
Apapun nilai sisa umur layan akan
Include Agency Cost Remaining
4 dimasukan dalam anggaran, shingga masa pemeliharaan akan  
Service Life
memperbaikai dan memperpanjang analisis masa periode tersebut
Dua Arah lalu lintas keluar kota dan
5 Traffic Direction 1 atau 2
masuk kota
36
ANALISIS SENSITIVITAS
Analisis sensitivitas merupakan analisis yang digunakan untuk
mengetahui akibat (pengaruh) dari perubahan yang terjadi pada
parameter-parameter model linear programming terhadap solusi
optimal yang telah dicapai.
Analisa yang digunakan dalam analisis sensitivitas dalam
penelitaian adalah sebagai berikut
1. Net Present Value (NPV)
2. IRR (Internal Rate of Return)
3. Net B/C (Net Benefit Cost Ratio)
4. Payback Period
37
LOKASI PENELITIAN

Lokasi Penelitian dilakukan pada


ruas Jalan Kabupaten Takalar di
Kecamatan Polombangkeng
Utara dan Mangarabombang,
Provinsi Sulawesi Selatan

38
RUAS JALAN TINJAUAN
1. Ruas Jalan Maradekaya - Lantang, panjang 6,7 km,
2. Ruas Jalan Damme - Lanyara, panjang 7,7 km,
3. Ruas Jalan Bantinoto - Cakura, panjang 6 km,
4. Ruas Jalan Bantinoto - Rajaya, panjang 7,3 km.
5. Ruas Jalan Cikoang - Puntondo, panjang 11,1 km
6. Ruas Jalan Mangngadu - Jonggowa, panjang 6,2 km
7. Ruas Jalan Malolo - Towata, panjang 11,5 km
8. Ruas Jalan Moncong Komba – Parrappunganta, panjang
7,6 km
9. Ruas Jalan Jl. Pabrik Gula - Perkebunan Tebu, panjang
32,3 km
10. Ruas Jalan Jl. Biring Balang/Bajeng/Salaka, panjang
3,24 km
39
PARAMETER DAN
VARIABEL
NO URAIAN KETERKAITAN ANALISIS SUMBER DATA
I Parameter
Perhitungan pemeliharaan
1 Penilaian Kondisi Jalan Data Sekunder
biaya
Perbandingan KRMS dan
2 Estimasi Biaya Data Sekunder
LCCA
II Variabel
1 Ruas Jalan Kondisi Fungsional Data Sekunder
2 Panjang Jalan Kondisi Fungsional Data Sekunder
Jenis dan Tingkat Kerusakan
3 Kondisi Jalan Data Primer
Jalan
Tingkat Kerusakan Komponen
4 Kondisi Fisik Komponen Jalan Data Primer
Jalan
40
DATA DAN SUMBER
DATA

DATA PRIMER
Data Data lalu Data
inventaris lintas kerusakan
asi jalan dengan jalan dan
menggunak kelengkapan
guna jalan melalui
an kamera video rekaman
memasuk yang survei, setelah
kan ke terpasang itu kerusakan
program di jalan disketsa
dengan skala
KRMS tinjauan

41
DATA DAN SUMBER DATA

DATA SEKUNDER
Data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait, dalam hal ini
adalah dari Dinas PUPRPKP Kabupaten Takalar. Data sekunder
yang diperlukan dalam penelitian ini adalah peta ruas Jalan
Kabupaten Takalar, data lalu lintas harian rerata 5 tahun terakhir,
dan daftar harga bahan bangunan Kabupaten Makasar

42
ALAT YANG DIGUNAKAN
Meteran

Program Form
LCCA KRMS

ALAT

Program Form
KRMS LCCA

Kamera

43
ANALISIS

Programming
Penilaian
KRM Inventarisasi
Jalan (on
pavement dan
S
Kondisi Jalan
KRMS
off pavement)

44
ANALISIS
Melakukan
Memperkirakan
Menentukan
biaya konstruksi
perhitungan LCCA
LCC Menetapkan

waktu
dan biaya
menghasilkan
terhadap
desain
perencanaan dan

A
spesifikasi
pekerjaan

pengguna
Output berupa
pelaksanaan jasa jalan
raya
simulasi
45
Analisis Sensitivitas
⊷ Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat dampak yang ditimbulkan dari
perubahan-perubahan kondisi di luar jangkauan asumsi yang telah dibuat pada saat
perencanaan. Pada penelitian ini analisis sensitivitas dilakukan dengan pendekatan
perubahan akibat kenaikan biaya dan penurunan biaya pemeliharaan sebesar 20
persen. Penentuan kenaikan biaya pemeliharaan sebesar 20 persen merujuk pada
pemeliharaan dan perbaikan. Sedangkan penentuan penurunan harga produksi
sebesar 20 persen merupakan tingkat toleransi yang dianggap wajar untuk
kebutuhan pasokan bahan baku yang disebabkan oleh faktor-faktor non teknis
46 yang mungkin terjadi.
TAHAPAN Mulai

PENELITIAN Studi Pustaka

Pengumpulan Data

Pengumpulan Data Sekunder:


Pengumpulan Data Primer:
• Data Ruas Jalan
• Inventarisasi Jalan
• Panjang Jalan
• Data Lalu Lintas
• Peta Jalan Kabupaten Makasar
• Jenis dan Lebar Kerusakan Jalan
• Harga bahan bangunan

47 A
TAHAPAN
PENELITIAN A

(LANJUTAN)

Analisis Data:
• Analisis kondisi fungsional jalan berdasarkan KRMS
• Analisis kondisi fungsional jalan berdasarkan LCCA
• Estimasi biaya menggunakan program KRMS dan LCCA
• Perbandingan estimasi biaya KRMS dan LCCA
• Analisis Sensitivitas KRMS dan LCCA

Selesai

48
DAFTAR PUSTAKA
• Bolla, M.E., 2012, Perbandingan Metode Bina Marga dan Metode PCI
(Pavement Condition Index) dalam Penilaian Kondisi Perkerasan Jalan,
Tesis, Universitas Nusa Cendana, Kupang.
• Dian Agung Saputro, 2015, Penentuan Jenis Pemeliharaan Jalan
dengan menggunakan Metode Bina Marga (Studi Kasus: Kecamatan
Jabung Kabupaten Malang). Jurnal Ilmu-ilmu Taknik Sistem. Vol.10 No

• Isyanto, 2005, Pengaruh Kendaraan Parkir Terhadap Kinerja Pelayanan
Ruas Jalan Pada Jalan Pada Jalan Antar Kota Dua lajur Dua Arah .
Universitas Diponegoro Prorgam Pasca Sarjana Magister Teknik Sipil 
49
DAFTAR PUSTAKA
• Joko Tri Haryanta, 2018, Penilaian Kinerja Ruas Jalan Kabupaten
Magetan Berdasarkan Kabupaten Road Management System (KRMS).
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2018 Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta
• Khoirul Hudaya, 2018, Identifikasi Life Cycly Cost Pada Pemeliharaan
Gedung (Studikasus: Gedung Kantor Badan Pengelola Keuangan
Daerah Patangsiantar). Universitas Sumatera Utara Repositori Institusi
USU Departemen Teknik Sipil 
• Marsinta Simamoro, dkk, 2018, Dampak Kerusakan Dini Perkerasan
Jalan terhadap Kerugian Aspek Finansial. Mediab Komunikasi Teknik
Sipil Volume 24, No 2, 2018, 184-191 
50
DAFTAR PUSTAKA
• Nyoman Karnata Matam, 2011 , Analisis Kinerja Ruas Jalan Akibat
Bangkitan Pergerakan di Pasar Pandak Gede, Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
Vol. 15, No.1, Januari 2011 
• Richson Kareth, , 2015, Penggunan Life Cycle Cost Analysis (LLCA)
Dalam Menentukan Biaya Ekonomis Untuk Penanganan Perkerasan
Jalan Kabupaten Sorong Selatan, Tugas Akhir Tesis Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

51
Terimak
asih
52

Anda mungkin juga menyukai